Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Program Pendidikan Karakter di SD Negeri Prampelan Kecamatan Sayung Kabupaten Demak T2 942014049 BAB IV
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian
SD
Negeri
Prampelan
yang
berstatus
sekolah negeri ini berdiri sejak tahun 1922.
Mempunyai NPSN (Nomor Pokok Sekolah Negeri):
20319069,
NSS
101032104002,
(Nomor
NIS
Statistik
(Nomor
Induk
Sekolah):
Sekolah):
100020. SD Negeri Prampelan beralamat di Jalan
Onggorawe-Mranggen Km. 4, masuk wilayah desa
Prampelan Kecamatan Sayung Kabupaten Demak.
Sesuai dengan Keputusan Bupati Demak Nomor:
421.2/232/2012,
tanggal
14
Agustus
2012
mendapat mejer atau gabungan dari SD Negeri
Prampelan 2. Sekolah dengan Akreditasi A sesuai
dengan SK Badan Akreditasi Nasional Nomor: Dd
044663 tanggal 27 Oktober
2011. Sekolah
ini
menempati lahan pemerintah dengan luas + 1.500
M2.
4.1.1 Visi, Misi, dan Tujuan SD Negeri Prampelan
1. Visi
Visi SD Negeri
dalam
Prestasi,
Prampelan adalah Unggul
Berkarakter,
Terampil
dalam
Bertindak, berlandaskan Iman dan Takwa.
2. Misi
Adapun misi sekolah adalah :
1) Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan
secara efektif untuk menggali potensi anak.
61
2) Menumbuhkembangkan pengalaman terhadap
ajaran agama guna membentuk budi pekerti
yang baik.
3) Menciptakan suasana yang kondusif untuk
memperlancar kegiatan sekolah.
4) Mengutamakan
kerjasama
dalam
menye-
lesaikan tugas kependidikan dan keguruan.
5) Melestarikan seni dan budaya bangsa.
3. Tujuan
Tujuan sekolah SDN Prampelan Sayung
Demak Tahun pelajaran 2015/ 2016 yang tertuang
dalam
Kurikulum
Tingkat
Satuan
Pendidikan
(KTSP) buku 1 adalah :
1) Siswa beriman dan bertaqwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa dan berakhlak mulia.
2) Siswa sehat jasmani dan rohani.
3) Siswa
memiliki
kemampun
dasar-dasar
dan
pengetahuan,
ketrampilan
untuk
melanjutkan pendidikan pada jenjang yang
lebih tinggi.
4) Mengenal dan mencintai bangsa, masyarakat
dan kebudayaannya.
5) Siswa kreatif, terampil, dan bekerja untuk
dapat
mengembangkan
diri
secara
terus
menerus.
4.1.2 Tenaga Pendidik dan Kependidikan.
Tenaga pendidik dan tenaga kependidikan di
SD Negeri Prampelan tahun pelajaran 2015/ 2016
berjumlah 20 orang. Terdiri atas 12 PNS dan 8 Non
62
PNS. Kepala Sekolah 1 orang, 12 Guru Kelas, 2
orang guru mata pelajaran Pendidikan Agama, 2
orang guru Pendidikan Jasmani dan Olahraga
Kesehatan, 1 orang Tenaga Administrasi, 1 orang
penjaga
sekolah,
dan
1
orang
Tenaga
Perpustakaan.
Tabel : 4.1
Data Guru SDN Prampelan Tahun Pelajaran
2015/2016
Pend
No
Nama Lengkap
L/
i
Jurusan
Guru
P
dika
/Prodi
Golru
Status
Pegawai
Jabatan
n
1
Muayatun
P
S1
PPKn
IV/B
PNS
KS
2
Sri Hastuti
P
S1
PGSD
IV/A
PNS
Gr. Kls
3
Sugiarti
P
S1
Penjas
IV/A
PNS
Gr. Kls
4
Istikomah
P
S1
PGSD
IV/A
PNS
Gr. Kls
5
Wakirah
P
S1
PGSD
III/D
PNS
Gr. Kls
6
Tri Handayani
P
S1
PSD
III/D
PNS
Gr. Kls
7
Siti Rokhanah
P
S1
PGSD
III/B
PNS
Gr. Kls
8
Sutarni
P
S1
PGSD
III/A
PNS
Gr. Kls
9
Agustina N
P
S1
PGSD
III/A
PNS
Gr. Kls
10
Sejatiningsih
P
S1
PGSD
III/A
PNS
Gr. Kls
11
Umi Malichah
P
S1
PGSD
-
Non PNS
Gr. Kls
12
Khimayah
P
S1
PGSD
-
Non PNS
Gr. Kls
13
Siti Khoiriyah
P
S1
PAI
-
Non PNS
Gr. Kls
14
Sumiyatun
P
S1
PGSD
-
Non PNS
Gr. Kls
15
Ardi Akhmad N
P
S1
Olahraga
-
Non PNS
Gr. Kls
16
Sumarni
P
S1
PGSD
-
Non PNS
Gr. Kls
17
Mar'atul Afiyah
P
S1
PAI
-
Non PNS
Gr. Kls
18
Bawono Esti P
L
S1
PGSD
-
Non PNS
Adm
19
Sholikhin
L
SLTA
-
II/B
PNS
Penjaga
20
Jakfar Shodik
L
SLTA
PERPT
Non PNS
Perpust
Sumber : Dokumen Data SDN Prampelan Tahun 2015/2016
4.1.3 Data Rombongan Belajar dan Peserta Didik
SDN Prampelan memiliki 12 (dua belas)
rombongan belajar (rombel) masing kelas ada 2
rombel yaitu 2 rombel untuk kelas 1, 2 rombel
kelas 2, 2 rombel kelas 3, 2 rombel kelas 4, 2
63
rombel kelas 5, dan 2 rombel kelas 6. Jumlah
siswa pada tahun pelajaran 2015/ 2016 adalah
352 (lihat Tabel 4.2).
Tabel 4.2
Data siswa SD Negeri Prampelan Tahun 2015/2016
Jumlah
No
Kelas
Wali Kelas/
siswa
L
Jumlah
Guru Kelas
P
1
I/A
17
14
31
Sri Hastuti
2
I/B
15
15
30
Wakirah
3
II/A
17
13
30
Sumarni
4
II/B
14
12
26
Umi Marikah
5
III/A
20
11
31
Siti Rokhanah
6
III/B
18
12
30
Agustina N
7
IV/A
17
8
25
Istikomah
8
IV/B
18
9
27
Ardi Ahmad N
9
V/A
17
13
30
Tri Handayani
10
V/B
20
12
32
Sumiyatun
11
VI/A
20
10
30
Sutarni
12
VI/B
22
8
30
Sejatiningsih
215
137
352
Jumlah
Sumber : Data Siswa SDN Prampelan tahun 2015/2016
4.1.4 Sarana dan Prasaran
Sarana dan prasarana yang berupa ruang
yang dimiliki SDN Prampelan sebagaimana dalam
tabel 4.1.4 di bawah ini:
64
Tabel 4.3
Sarana dan Prasarana Ruang
No
Ruang
Jumlah
Kondisi
B
RS
RB
1
Kepala Sekolah
1
1
-
-
3
Ruang guru
1
1
-
-
4
Perpustakaan
1
1
-
-
5
Kelas
12
6
6
-
7
UKS
1
1
-
-
8
WC
Jumlah
6
-
6
-
22
10
12
-
Sumber : Data Sarana dan Prasarana SDN Prampelan
tahun 2015/2016.
4.2 Hasil Penelitian
Dalam hasil penelitian ini disajikan dari
aspek
konteks,
input,
proses,
produk,
dan
dampaknya evaluasi program pendidikan karakter
di
SD
Negeri
Prampelan
Kecamatan
Sayung
Kabupaten Demak.
4.2.1 Konteks program pendidikan karakter di
SD Negeri Prampelan.
Pendidikan
karakter
merupakan
bagian
integral yang sangat penting dari pendidikan di
Indonesia. Pendidikan ini dapat dimaknai sebagai
suatu
pendidikan
pendidikan
nilai,
pendidikan
moral,
budi pekerti, dan pendidikan watak.
Program pendidikan tersebut mempunyai tujuan
untuk mengembangkan kemampuan siswa untuk
65
memberikan
keputusan
baik
serta
buruk,
memelihara apa saja yang baik dan mewujudkan
kebaikan tersebut
ke dalam kehidupan sehari-
hari mereka dengan sepenuh hati. Sehingga akan
terbentuk manusia seutuhnya yang berkarakter
dalam dimensi raga, pikir, hati, rasa, dan karsa.
Karakter adalah kumpulan tata nilai yang
menuju
pada
suatu
sistem,
yang
melandasi
pemikiran, sikap, dan perilaku yang ditampilkan.
Karena pada dasarnya karakter ini melandasi
setiap perilaku dari manusia, jadi pembangunan
karakter yang baik dari setiap elemen pendidikan
merupakan hal yang amat penting. Akhlak yang
mulia,
mempunyai
tanggungjawab,
toleransi,
peduli, disiplin adalah sebagian dari dan sifat yang
harus
dimiliki
agar
pembangunan
sistem
pendidikan yang berorientasi pada pendidikan
karakter siswa dan segala elemennya bisa berjalan
dengan maksimal.
Karakter tidak diwariskan, tetapi sesuatu
yang dibangun secara berkesinambungan hari
demi hari melalui pikiran dan perbuatan, pikiran
demi
pikiran,
tindakan
demi
tindakan.
Pembangunan karakter adalah proses membentuk
karakter, dari yang kurang baik menjadi yang
lebih baik. Karakter yang telah dibangun tersebut
nantinya
akan
menjadi
sumber
dari
objek
pembelajaran untuk menerapkan suatu sistem
pendidikan yang tepat yaitu sistem pendidikan
berbasis
66
karakter.
Walaupun
dalam
implementasinya masih ditemui berbagai kesulitan
dan tantangan, namun dengan keseriusan untuk
membangun sistem pendidikan yang lebih baik hal
itu akan menjadi lebih ringan untuk diwujudkan.
Sistem pendidikan berbasis karakter ini
akan menekankan kepada aspek perilaku atau
akhlak siswanya, bukan hanya sekedar penilaian
kognitif
akademik
semata.
Jadi
siswa
akan
memiliki budi pekerti yang luhur di samping
prestasi akademik yang nantinya juga akan dapat
di capai pula. Tentu saja porsi dari pendidikan
karakter ini juga harus ditambahi dalam sebuah
mata pelajaran atau maksimal seimbang dengan
mata
pelajaran
efektifitas
dan
yang
lain,
sehingga
keseimbangan
antara
tercapai
karakter
dengan pendidikan.
Sekolah
ini
memerlukan
karakter.
Pemahaman
pendidikan
karakter
mengenai
tersebut
pendidikan
konsep
dijelaskan
oleh
Kepala Sekolah SD Negeri Prampelan Kecamatan
Sayung Kabupaten Demak Ibu Muayatun, S.Pd
sebagai berikut:
“Sekolah memerlukan sekali. Sebab program
pendidikan karakter sebagai pedoman sekolah
(Kepala Sekolah, Guru, Siswa, atau warga
sekolah tanpa kecuali) dalam bertingkah laku
atau dalam amal perbuatan sesuai apa yang
dimanatkan UU sistem pendidikan nasional
yaitu tentang tujuan pendidikan nasional.”
Demikian juga apa yang dijelaskan oleh
Ketua Tim Pelaksana Pembinaan Karakter, bahwa
pendidikan karakter itu penting sebagai pedoman
67
guru dn anak sekolah.
Pendidikan karakter itu
sangat penting seperti juga dikemukakan oleh
Ketua Komite SDN Prampelan, bahwa kalau di
sekolah tidak ada pendidikan karakter, maka
negara akan jadi rusak.
Tujuan pendidikan karakter seperti apa yang
telah dicanangkan oleh Pusat Kurikulum Badan
Penelitian
Pegembangan
Kemendiknas
sebagai
pedoman di sekolah yaitu membentuk bangsa
yang
tangguh,
kompetitif,
berakhlak
mulia,
bermoral, bertoleran, bergotong royong, berjiwa
patriotik, berkembang dinamis, berorientasi ilmu
pengetahuan dan teknologi yang semuanya dijiwai
oleh iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa berdasarkan Pancasila. Karena pentingnya
maka tiap sekolah wajib menerapkan program
karakter.
yang
Pendidikan
karakter
kaitannya
dengan
nasional.
Sedangkan
apa
dijadikan
tujuan
Lebih
lanjut
pendidikan
sebenarnya
mendasari pendidikan karakter di
Prampelan?
pedoman
ibu
SD Negeri
kepala
sekolah
menjelaskan sebagai berikut
“Anak adalah aset bangsa yang harus dikelola
dengan benar, keteladan dalam bertindak,
berfikir, dan bertingkah laku orang dewasa
seperti kelasa sekolah, guru, orangtua harus
selalu ditanamkan sejak sedini mungkin.
Sehingga harapkan kami anak-anak nanti
dapat hidup di masyarakat dengan normal dan
menjadi warga masyarakat yang baik, dalam
arti selalu menjunjung tinggi nilai-nilai/
norma-norma yang berlalu di masyarakat.”
68
yang
Seperti yang dijelaskan kepala sekolah juga
juga dijelaskan oleh guru Pendidikan Agama dan
ketua komite, bahwa yang mendasari pendidikan
karakter
supaya
anak-anak
dapat
hidup
di
masyarakat dengan berkelakuan baik.
Jelaslah bahwa anak adalah aset bangsa
maka diperlukan pendidikan yang tepat, sehingga
berguna di masyrakat nantinya. Kemudian apakah
relevansi program pendidikan karakter dengan
tujuan di sekolah SDN Prampelan? Dijelaskan oleh
Kepala Sekolah:
“Relevansi
atau
kesinambungannya.
Pendidikan karakter adalah program nasional
yang harus diwujudkan di setiap satuan
pendidikan termasuk SD kami. Lihat saja
dalam tujuan SD kami yang pertama, yaitu
menjadikan warga sekolah beriman dan
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, serta
berakhlak mulia.”
Lebih lanjut ibu kepala sekolah menjelaskan
“Sedang dalam program pendidikan karakter
yang jumlahnya ada 18 butir semuanya
mengajarkan, mendidik, dan mengem-bangkan
aklak mulia. Sebagai contoh dalam religius,
kami mengembangkan sholat jamaah.”
Relevansi
pendidikan
karakter
termasuk
dalam materi yang harus diajarkan dan juga
dikuasai serta direalisasikan oleh siswa dalam
kehidupan sehari-hari seperti halnya kehidupan
religius sehingga mampu mendidik, mengajarkan,
dan mengembangkan akhlak mulia. Penjelasan
tersebut sejalan dengan yang disampaikan oleh
69
Ibu guru kelas empat (Ibu Istikomah) sebagai
berikut:
“Pada dasarnya konsep pendidikan karakter
diintegrasikan ke dalam mata pelajaran yang
sudah ada di samping lewat pembiasaan dalam
budaya sekolah. Guru mengarahkan peserta
didik
terbiasa
memetik
nilai-nilai
dari
pelajaran tersebut dan
direalisasikan oleh
peserta didik dalam kehidupan sehari-hari.”
Dari beberapa penjelasan di atas dapat
diketahui
bahwa
konsep
pendidikan
karakter
diintegrasikan ke dalam mata pelajaran yang
sudah ada di samping lewat pembiasaan dalam
budaya sekolah. Guru dituntut untuk tidak hanya
berusaha memenuhi standar kompetensi yang
didasarkan pada standar kurikulum nasional,
akan tetapi guru juga mengarahkan peserta didik
untuk terbiasa memetik nilai-nilai dari mata
pelajaran tersebut. Pembinaan karakter termasuk
dalam materi yang harus diajarkan dan juga
dikuasai serta direalisasikan oleh siswa dalam
kehidupan sehari-hari. Apakah sekolah ini sudah
siap? Ibu kepala sekolah menjelaskan:
“Tentang
kesiapan
SD
kami
untuk
melaksanakan program pendidikan ini ya,
tentu kami buat program yang menjadikan
pedoman. Karena semua warga sekolah dan
stokeholder terlibat tentu sebelum program
dilaksanakan harus disosialisasikan kepada
semuanya. Baik melalui pengumuman lewat
upacara hari Senin, pemasangan poster-poster
atau kata-kata mutiara di setiap kelas. Itu
mungkin kesiapan kami. Di samping itu juga
komunikasi yang baik dengan orangtua/ wali
murid, dan instansi yang dipandang bisa
70
membantu berjalannya program pendidikan
karakter itu.”
Pendidikan
karakter
adalah
investasi
mengenai nilai kultural yang membangun watak,
moralitas serta
kepribadian masyarakat yang
dilakukan dengan proses yang memakan waktu
yang panjang, berkelanjutan, intens, konstan dan
tentunya konsisten. Oleh sebab itu pendidikan
karakter
mengenai
memberikan
ilmu,
kepada
pengetahuan,
peserta
didik
praktik-praktik
budaya perilaku yang berorientasi kepada nilainilai ideal dikehidupan, yang bersumber dari
budaya lokal (kearifan lokal) dan juga budaya luar.
Mengenai seberapa pentingkah diberikannya
pendidikan karakter di sekolah, dijelaskan oleh
Kepala sekolah SDN Prampelan Sayung Demak Ibu
Muayatun sebagai berikut:
“Program pendidikan karakter di SD kami
penting, karena sebagai pedoman sekolah
(Kepala Sekolah, Guru, Siswa, atau warga
sekolah tanpa kecuali) dalam bertingkah laku
atau dalam amal perbuatan sesuai apa yang
dimanatkan UU sistem pendidikan nasional
yaitu mengem-bangkan manusia Indonesia
seutuhnya. Selain itu sekolah bertanggung
jawab mendidik moral anak-anak.”
Pengembangan
karakter
bangsa
pendidikan
telah
budaya
dicanangkan
dan
oleh
Kementrian Pendidikan Nasional (Kemendiknas)
sejak tahun 2010. Hal ini tentu sesuai dengan
tujuan pendidikan nasional yang tercantum dalam
Undang-undang nomer 20 tahun 2003 mengenai
sistem pendidikan nasional (Sisdiknas). Tujuan
71
pendidikan karakter lebih mengarahkan pada
pembentukan kualitas manusia, bukan hanya
kecerdasan intelektual belaka. Ibu guru Agama
Islam menambahkan mengenai tujuan pemberian
pendidikan karakter di sekolah sebagai berikut.
“Pembentukan karakter merupakan salah satu
tujuan pendidikan nasional. Pasal I UU
Sisdiknas tahun 2003 tujuan pendidikan
nasional
adalah
untuk
mengembangkan
potensi peserta didik untuk dapat memiliki
kepribadian, kecerdasan serta akhlak mulia.
Individu yang berkarakter baik adalah individu
yang bisa membuat keputusan dan siap
mempertanggungjawabkan tiap akibat dari
keputusan yang ia buat.”
Dari beberapa penjelasan di atas dapat
dievaluasikan bahwa pengembangan pendidikan
budaya dan karakter bangsa telah dicanangkan
oleh
Kementrian
Pendidikan
Nasional
(Kemendiknas) sejak tahun 2010. Yang sesuai
dengan
tujuan
pendidikan
nasional
yang
tercantum dalam Undang-undang nomer 20 tahun
2003
mengenai
sistem
pendidikan
nasional
(Sisdiknas). Tujuan pendidikan karakter lebih
mengarahkan
pada
pembentukan
kualitas
manusia, bukan hanya kecerdasan intelektual
belaka,
tujuan
mengembangkan
pendidikan
potensi
nasional
peserta
didik
adalah
untuk
mempunyai kecerdasan, kepribadian serta akhlak
mulia. Individu yang berkarakter baik adalah
individu yang bisa membuat keputusan dan siap
mempertanggungjawabkan tiap akibat dari keputusan yang dibuat.
72
4.2.2 Input Program Pendidikan Karakter Di SD
Negeri Prampelan.
Mengenai input pendidikan karakter pastilah
dipengaruhi dengan kurikulum sebagai unsur
penting yang digunakan dalam perencanaan serta
pengorganisasian dalam pelaksanaan pendidikan
karakter. Hal tersebut
dijelaskan oleh Kepala
sekolah SDN Prampelan Sayung Demak sebagai
berikut.“Kurikulum yang kami gunakan saat ini adalah
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). SD kami
mempunyai program pendidikan karakter.”
Pendidikan karakter yang berjalan di SDN
Prampelan
kurikulum
Sayung
KTSP
Demak
(Kurikulum
mengacu
Tingkat
pada
Satuan
Pendidik). Pengembangan nilai-nilai pendidikan
karakter
diintegrasikan
dalam
setiap
pokok
bahasan dari setiap mata pelajaran. Nilai-nilai
tersebut dicantumkan dalam silabus dan RPP.
Mengenai
pencantuman
nilai-nilai
pendidikan
karakter dalam RPP dijelaskan oleh ibu guru PAI
dan guru kelas IV di SDN Prampelan Sayung
Demak sebagai berikut.
“Pengembangan nilai-nilai yang terdapat pada
silabus
dan
Rencana
Pelaksanaan
Pembelajaran
ditempuh melalui langkahlangkah
berikut:
1)
mengkaji
Standar
Kompetensi serta Kompetensi Dasar yang
terdapat pada Standar Isi untuk menentukan
apakah nilai-nilai budaya dan karakter dibuat
sudah sesuai atau belum dengan yang
dicantumkan; 2) Melihat keterkaitan antara
Standar Kompetensi serta Kompetensi Dasar
dengan nilai dan Indikator pendidikan
karakter; 3) Mencantumkan nilai-nilai karakter
73
ke dalam silabus; 4) mencantumkan nilai-nilai
yang sudah tertera dalam silabus ke dalam
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran.”
Pengembangan nilai-nilai dalam silabus dan
RPP yang ada di SDN Prampelan Sayung Demak
ditempuh melalui langkah-langkah berikut: 1)
mengkaji Standar Kompetensi serta Kompetensi
Dasar yang terdapat pada Standar Isi untuk
menentukan
apakah
nilai-nilai
budaya
dan
karakter sudah sesuai atau belum dengan yang
dicantumkan;
Standar
2)
Melihat
Kompetensi
keterkaitan
serta
antara
Kompetensi
Dasar
dengan nilai dan Indikator pendidikan karakter; 3)
Mencantumkan
nilai-nilai
karakter
ke
dalam
silabus; 4) mencantumkan nilai-nilai yang sudah
tertera
dalam
silabus
ke
dalam
Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran.
Dalam perencanaan dan pengorganisasian
pembelajaran pendidikan karakter. Ibu kepala
sekolah
di
SDN
Prampelan
Sayung
Demak
menjelaskan sebagai berikut.
“Karena ini adalah program sekolah, tentu
dalam perencanaan selalu melibatkan seluruh
warga sekolah yaitu kepala sekolah, guru, staf
sekolah, komite, serta unsur dari Dinas.
Setelah program tersusun disosialisasikan
kepada orangtua/ wali murid melalui rapat
pleno
atau
waktu
pengambilan
rapor.
Sosialisasi kepada warga sekolah terutama
anak-anak melalui upacara dan pembelajaran
di kelas.”
Lebih lanjut ibu kepala sekolah menjelaskan,
bahwa, dalam mengorganisasikan program kerja
74
ini dilaksanakan melalui rapat bersama, antara
sekolah, komite (wakil orangtua/ wali murid), dan
UPTD Pendidikan Pemuda dan Olahraga.
Diketahui ternyata perencanaan yang sudah
tersusun melalui yang dilakukan kepala sekolah
dengan
melibatkan
disosialisasikan
pembelajaran
pada
saat
di
pengorganisasian
bersama.
seluruh
sekolah
upacara
kelas.
dilaksakan
Kemudian
warga
dan
Kemudian
melalui
sebenarnya
siapa
rapat
yang
menjadi sasaran pendidikan karakter tersebut,
lebih lanjut ibu kepala sekolah menjelaskan:
“Yang menjadi sasaran pendidikan karakter di
sekolah kami adalah semua warga sekolah
tanpa kecuali. Kepala sekolah, Guru, staf dan
siswa semua menjadi sasaran program
pendidikan
karakter.
Termasuk
penjual
makanan di sekitar sekolah juga menjadi
sasaran program kami. Demikian juga dengan
masyarakat sekitar juga menjadi sasarannya.”
Penjelasan kepala sekolah SDN Prampelan
Sayung Demak di atas memberikan informasi
bahwa yang menjadi sasaran dalam menerapkan
pendidikan karakter di sekolah semua warga
sekolah dan masyarakat yang menjadi sasaran
program tersebut.
Mengenai contoh pengintegrasian pendidikan
karakter dalam kegiatan sehari-hari dijelaskan
oleh Guru Pendidikan Agama sekaligus Ketua Tim
Pengembang
Pendidikan
Karakter
di
SDN
Prampelan Sayung Demak sebagai berikut:
75
“Pengintegrasian dalam kegiatan sehari-hari
dapat dilakukan melalui cara-cara seperti 1)
Keteladanan/ contoh: kegiatan pemberian
contoh/teladan ini bisa dilakukan oleh kepala
sekolah, guru, atau staf administrasi di
sekolah yang dapat dijadikan model bagi
peserta didik 2) Kegiatan spontan Kegiatan ini
biasanya
dilakukan
pada
saat
guru
mengetahui sikap/ tingkah laku peserta didik
yang kurang baik, seperti meminta sesuatu
dengan berteriak, mencoret dinding. 3)
Teguran: Guru perlu menegur peserta didik
yang
melakukan
perilaku
buruk
dan
mengingatkannya agar mengamalkan nilainilai yang baik sehingga guru dapat membantu
mengubah
tingkah
laku
mereka.
4)
Pengkondisian lingkungan suasana sekolah
dikondisikan
sedemikian
rupa
dengan
penyediaan sarana fisik. Contoh: penyediaan
tempat sampah, jam dinding, slogan-slogan
mengenai budi pekerti yang mudah dibaca oleh
peserta didik, aturan tata tertib sekolah yang
ditempelkan pada tempat yang strategis
sehingga
setiap
peserta
didik
mudah
membacanya. 5) Kegiatan rutin: Kegiatan rutin
merupakan kegiatan yang dilakukan peserta
didik secara terus-menerus dan konsisten
setiap saat. Contoh kegiatan ini adalah
berbaris masuk ruang kelas, berdoa sebelum
dan sesudah kegiatan, mengucapkan salam
bila bertemu dengan orang lain, membersihkan
kelas/belajar.”
Penjelasan guru PAI di atas memberikan
informasi mengenai contoh-contoh pengintegrasian
pendidikan karakter dalam kegiatan sehari-hari
seperti pendidik sebagai contoh/ teladan, kegiatan
spontan yang dilakukan oleh guru, teguran jika
ada peserta didik yang melakukan tindakan/
perbuatan
yang
tidak
lingkungan, kegiatan rutin.
76
sesuai,
pengkondisian
Pendidikan
karakter
merupakan
bagian
integral yang sangat penting dari pendidikan di
Indonesia, yang dapat dimaknai sebagai suatu
pendidikan nilai,
pendidikan moral, pendidikan
budi pekerti, pendidikan watak yang mempunyai
tujuan untuk mengembangkan kemampuan siswa
untuk memberikan keputusan baik serta buruk,
memelihara apa saja yang baik dan mewujudkan
kebaikan tersebut kedalam kehidupan sehari-hari
mereka dengan sepenuh hati, sehingga akan
terbentuk manusia seutuhnya yang berkarakter
dalam dimensi raga, pikir, hati, rasa serta karsa.
Namun kesemuanya itu pastilah memerlukan juga
sarana dan prasarana yang mendukung.
Mengenai
sarana
dan
prasarana
yang
mendukung program pendidikan karakter di SD
Pramplean, di jelaskan oleh Kepala sekolah SDN
Prampelan sebagai berikut
“Sarana prasarana yang mendukung program
pendidikan karakter di sekolah kami misalnya
ruang kelas yang nyaman dan bersih, lapangan
olahraga,
halaman
tempat
upacara,
perpustakaan, kamar mandi/ WC/ cuci tangan,
ruang ibadah, ruang kegiatan, poster-poster
mengenai nilai-nilai karakter dan alat-alat
kegiatan yang lain.”
Penjelasan
dan
uraian
Input
Program
Pendidikan Karakter Di SD Negeri Prampelan di
atas
dapat
diambil
evaluasi,
bahwa
SDN
Prampelan Sayung Demak melibatkan berbagai
pihak dalam perencanaan dan pengorganisasian
serta
pelaksanaan
pendidikan
karakter.
Di
antaranya adalah sosialisasi dan sarana prasarana
77
yang
memadai
pembelajaran
sehingga
yang
menghasilkan
sesuai
dan
input
diharapkan,
terutama tauladan dan karakter yang baik di
sekolah dan lingkungan belajar siswa.
4.2.3 Proses pelaksanaan pendidikan karakter di
SD Negeri Prampelan.
Dalam
karakter
proses
pastilah
pelaksanaan
melibatkan
pendidikan
berbagai
unsur,
karena penyusunan program esensinya ditujukan
pada berbagai pihak yang terlibat. Siapa sajakah
yang
terlibat
dalam
penyusunan
program
pendidikan karakter di SDN Prampelan. Kepala
sekolah menjelaskan:
“Seperti apa yang telah kami jelaskan di atas,
bahwa setiap program yang sifatnya umum
yang menyangkut sekolah selalu kami libatkan
semua
pihak.
Demikian
juga
dalam
penyusunan program pendidikan karakter ini.
Yaitu pihak sekolah, komite (wakil dari
orangtua/ wali), pemerintahan desa, serta
dinas.”
Lebih lanjut adakah Pertisipasi Stokeholder
(Komite/ Orangtua/ Orang lain) yang terlibat
dalam penyusunan program kapan pelaksanaanya
dan adakah tim khusus yang menanganinya,
kepala sekolah menerangkan:
“Ya, pasti. Urun rembug atau partisipasi dari
semua unsur selalui ada. Buktinya Kurikulum
di SD kami juga diketahui atau ditanda
tangani ketua komite dan Kepala Dinas (UPTD
Dikpora). Penyusunan program sekolah kami
laksanakan pada awal tahun pelajaran, setelah
evaluasi program selama satu tahun.”
78
Diterangkan bahwa terjadi musyawarah atau
urun rembug dengan ketua komite dan kepala
dinas
yang
dilaksanakan
pada
awal
tahun
pelajaran, lebih lanjut kepla sekolah menjelaskan:
“Setiap program apapun di sekolah kami selau
ada penanggung jawabnya. Demikian juga
program pendidikan karakter ini ada tim
khusus
yang
bertanggung
jawab
dari
perencanaan
(Planing),
pengorganisasian
(Organizing),
pengarahan
(Leading),
pemotivasian (Motivating), Pengkoordanasian
(Coordinating),
penganggaran
(Budgeting),
pelaporan
(Reporting),
dan
pengendalian
(Controling).”
Dari keterangan kepala sekolah diketahui
ada penangungjawab program bahkan secara rinci
setiap tahap dalam proses manajemen. Kemudian
yang tak kalah penting adalah, adakah dana
untuk menunjang program pendidikan karakter?
Kalau ada dari mana dana itu. Kembali kepala
sekolah menjelaskan secara jelas:
“Untuk program pendidikan karakter ini ada
dananya namun dana itu teritegrasi dengan
program lain dan sifatnya fleksibel, artinya
penggunaan dana disesuaikan dengan RKAS.
Dana itu dari BOS dan sumbangan yang tidak
mengikat. Sebagi contoh dalam program nilai
religius pada indikator merayakan hari besar
keagamaan (Maulud Nabi), sekolah hanya
menyediakan dana dari bos untuk pembicara
dari luar, selebihnya dana lain-lain dari
swadaya bersama dan sumbangan dari
orangtua). Contoh lagi pada nilai semangat
kebangsaan pada indikator memperingati harihari besar nasional (HUT Proklamasi) dalam
BOS tidak boleh dianggarkan, ya, dana
swadaya bersama.”
Ternyata
dana
yang
digunakan
untuk
program masih terintregrasi dengan dana-dana
79
lainnya namun tak menutup pemasukan dari
dana-dana lain seperti dari swadaya bersama dan
sumbangan orang tua. Setelah panjang lebar
dijelaskan, adakah hambatan dalam pelaksanaan
program
tersebut,
berikut
penuturan
kepala
sekolah:
“Untuk hambatan pasti ada baik dari internal
maupaun eksernal. Hambatan dari dalam yang
berasal dari kesiapan dan konsistensi warga
sekolah sendiri sedangkan dari luar bisa,
kondisi lingkungan dan unsur lain yang
menghambat program seperti beragamnya
kepentingan dan keperluan yang belum tentu
bisa disatukan.”
Mengenai
pelaksanaan
hambatan
pendidikan
yang
terjadi
karakter
dalam
dalam
pembelajaran di SDN Prampelan Sayung Demak
dijelaskan oleh guru kelas tiga sebagai berikut.
“Pelaksanaan pendidikan karakter memiliki
permasalahan
tersendiri,
yaitu
adanya
ketidaksinkronan antara konsep pendidikan
karakter,
yang
bertujuan
untuk
mengembalikan budaya dan karakter bangsa
yang semakin merosot dengan realita yang
dihadapi. Pada saat di sekolah ditanamkan
nilai-nilai karakter baik, tidak ditunjang
dengan
kondisi
lingkungan
yang
mencontohkan nilai-nilai yang berseberangan.
Dengan semakin mudahnya dalam mengakses
informasi baik dari internet, televisi dan
lainnya, tidak semua informasi yang didapat
siswa adalah informasi yang baik, itu
merupakan salah satu hambatan dalam
pelaksanaan pendidikan karakter.”
Dari Penjelasan dan observasi di atas dapat
dievaluasikan
bahwa
pelaksanaan
pendidikan
karakter SDN Prampelan Sayung Demak memiliki
permasalahan tersendiri, yaitu adanya ketidak
80
sinkronan pada saat di sekolah ditanamkan nilainilai karakter baik, tidak ditunjang dengan kondisi
lingkungan yang mencontohkan nilai-nilai yang
berseberangan. Dengan semakin mudahnya dalam
mengakses informasi baik dari internet, televisi
dan lainnya, tidak semua informasi yang di dapat
siswa adalah informasi yang baik seperti adanya
berita
mengenai
kekerasan,
kasus-kasus
kejahatan yang dipublikasikan oleh media, situssitus porno
itu semua dapat
hambatan dalam
pelaksanaan pendidikan karakter.
4.2.4 Produk program pendidikan karakter di SD
Negeri Prampelan.
Sebuah produk atau hasil akhir sebuah
program seperti pendidikan karakter ini dapat
diketahui, maka keputusan apakah yang telah
dihasilkan dari Program pendidikan karakter di
SDN Prampelan? Berikut penjelasan ibu kepala
sekolah:
“Keputusan yang telah dihasilkan dan
dilaksanakan antara lain adalah: Program
pendidikan karakter SDN Prampelan Tahun
pelajaran 2015/2016. Kemudian penggalian
dana swadaya baik dari siswa maupun
pembiayaan dari pihak luar bisa sebagai
donatur
atau
sponsor
sebatas
tidak
bertentangan dengan visi dan misi sekolah.
Contoh produk misalnya Penggalian dana
swadaya baik dari siswa.(jum’at amal),
Peringatan Hari besar Nasional ( HUT
Kemerdekaan, Hadiknas, Sumpah Pemuda,
dan Harlah SD), Peringatan Hari Besar Agama
misalya maulud nabi, hari raya idul Fitri, Isro’
mi’raj, Penggalian dana dari Warung di sekitar
81
sekolah, Upacara hari senin dan hari besar
nasional.”
Dari hasil penjelasan diketahui keputusan
yang
sudah
diambil
dilaksanakan
seperti
pelaksanaan program pendidikan karakter dan
penggalian
sumber
pendanaan.
Kemudian
bagaimanakah sebenarnya hasil dari pelaksanaan
program pendidikan karakter di SDN Prampelan?
Seperti yang dijelaskan kepala sekolah berikut:
“Hal dari pelaksanaan program pendidikan
karakter antara lain adalah: Pendidikan
karakter telah diintegrasikan dalam setiap
mata pelajaran melalui silabus maupun RPP.
Secara
umum
program
yang
telah
dilaksanakan dengan baik, laporan tim
pelaksana.”
Penjelasan tersebut sejalan dengan apa yang
disampaikan oleh Khimayah selaku guru PAI di
SDN Prampelan sebagai berikut.
“Pelaksanaan
pendidikan
karakter
tidak
semudah mendesain pendidikan karakter itu
sendiri. Sebagai contoh, pendidikan karakter
di sekolah menanamkan nilai-nilai disiplin,
jujur, dan toleran sehingga pendidikan
karakter menjadi salah satu solusi kultural
untuk mengurangi korupsi, namun di luar
sekolah, stuktur masyarakat menampilkan
sosok pemimpin yang korup, tidak jujur,
terjadi
ketidakadilan.
Guru
mempunyai
persepsi bahwa dengan adanya program
pendidikan karakter, maka bertambahlah
beban
mereka
dalam
mempersiapkan
perangkat
pembelajaran,
mereka
harus
merubah
administrasi
dan
orang
tua
menganggap
pendidikan
karakter
akan
membutuhkan biaya yang mahal.”
82
Penjelasan guru SDN Prampelan Demak
memberikan
informasi
bahwa
pelaksanaan
pendidikan karakter tidak semudah mendesain
pendidikan karakter itu sendiri. Sebagai contoh,
pendidikan karakter di sekolah menanamkan nilainilai
disiplin,
jujur,
dan
toleran
sehingga
pendidikan karakter menjadi salah satu solusi
kultural untuk mengurangi korupsi, namun di
luar sekolah, stuktur masyarakat menampilkan
sosok pemimpin yang korup, tidak jujur, terjadi
ketidakadilan.
Dari hasil observasi yang kami himpun,
untuk
mendukung
semua
kegiatan
tersebut
diberlakukan peraturan tata tertib sekolah sebagai
berikut:
1. Tata Tertib Siswa
Peraturan Siswa untuk kelas I s.d kelas II
Semua warga kelas berusaha meningkatkan
keimanan dan ketakwaan kepada Allah.
Setiap
anak
harus
dapat
bersenang
–
senang.
Setiap anak harus belajar.
Setiap anak harus melakukan tugasnya.
Setiap anak harus saling menghargai.
Peraturan Kelas III s.d kelas VI
Semua warga kelas berusaha meningkatkan
keimanan dan ketakwaan kepada allah.
Semua warga kelas berusaha meningkatkan
disiplin diri.
83
Semua warga
kelas menciptakan suasana
aman di kelas.
Semua warga kelas membudayakan hidup
bersih, indah dan sehat.
Semua warga kelas aktif dan kreatif dalam
belajar
2 Tata Tertib Perpustakaan
Siswa, guru, karyawan serta pengunjung
lain yang memasuki ruangan perpustakaan
diharap melapor kepada pengelola/ petugas
perpustakaan
dan
mengisi
daftar
perpustakaan
harap
pengunjung.
Di
dalam
ruangan
menjaga ketertiban dan kesopanan supaya
tidak mengganggu orang lain yang sedang
membaca atau sedang belajar.
Setiap
peminjam
buku,
majalah
harus
memiliki kartu anggota perpustakaan.
Di dalam perpustakaan dilarang merokok.
Guru mempunyai persepsi bahwa dengan
adanya
program
bertambahlah
pendidikan
beban
karakter,
mereka
maka
dalam
mempersiapkan perangkat pembelajaran, mereka
harus
merubah
menganggap
administrasi
pendidikan
dan
orang
karakter
tua
akan
membutuhkan biaya yang mahal.
Menurut Undang-Udang No 20 Tahun 2003
Tentang Sistem Pendidikan Nasional pada Pasal 13
Ayat 1 mengatakan Jalur pendidikan terdiri atas
84
pendidikan formal, nonformal, serta informal yang
dapat saling melengkapi satu sama lainnya
memperkaya.
jalur
Pendidikan
pendidikan
Pendidikan
informal
keluarga
informal
merupakan
dan
memiliki
dan
lingkungan.
peran
serta
kontribusi yang sangat besar dalam keberhasilan
pendidikan.
Pada
umumnya
siswa
mengikuti
kegiatan belajar mengajar di sekolah hanya sekitar
kurang lebih
30%,
7 jam untuk setiap harinya atau
(70%), peserta didik/siswa kembali pada
keluarga dan lingkungan sekitarnya. Jika dilihat
dari aspek kuantitas waktu, pendidikan di sekolah
mempunyai peranan hanya sebesar 30% terhadap
hasil pendidikan peserta didik/ siswa.
Ibu Khimayah, guru Pendidikan Agama
Islam
menjelaskan
mengenai
hambatan
pelaksanaan pendidikan karakter yang berasal
dari pendidikan pendidikan dari keluarga sebagai
berikut.
“Kita tidak tahu persis bagaimana pendidikan
yang diterima siswa setelah mereka pulang
kerumahnya
masing-masing,
bagaimana
sebenarnya peran serta orang tua siswa dalam
mendidik putra-putrinya sesampai mereka
pulang dari sekolah.”
Penjelasan guru SDN Prampelan Demak
memberikan
Prampelan
informasi
mempunyai
bahwa
guru
keterbatasan
SDN
dalam
memantau perkembangan pengajaran pendidikan
peserta didik ketika mereka pulang dari sekolah
dan
kembali
ke
keluarganya
masing-masing.
85
Bagaimana sebenarnya pendidikan yang diterima
siswa, bagaimana peran serta orang tua siswa
dalam mendidik dalam mereka setelah pulang dari
sekolah.
Kepala
sekolah
SDN
Prampelan
Demak
menambahkan sebagai berikut:
“Peran serta orang tua siswa sangatlah penting
dalam
memberikan
pendidikan
yang
sebenarnya. Siswa mengikuti kegiatan belajar
mengajar di sekolah hanya sekitar kurang
lebih
7 jam untuk setiap harinya dan
selebihnya peserta didik/siswa kembali pada
keluarga dan lingkungan sekitarnya dimana
dia tinggal sehari-harinya.”
Dari beberapa penjelasan di atas dapat
diketahui bahwa guru SDN Prampelan Demak
mempunyai
keterbatasan
perkembangan
dalam
pengajaran
memantau
pendidikan
peserta
didik ketika mereka pulang dari sekolah dan
kembali ke keluarganya masing-masing.
Dari
uraian
dievaluasikan
di
bahwa
atas
hasil
maka
dari
dapat
program
pendidikan karakter di SDN Prampelan telah
menghasilkan
keputusan
yang
harus
dilaksanakan, dengan pendanaan yang terbatas.
Kendala dan hambatan baik dari luar maupun
dalam
seperti
lingkungan,
pembiyaan
dan
keseharian siswa, mengharuskan semua pihak
untuk mengatasinya termasuk orang tua siswa itu
sendiri.
Sementara
siswa
mengikuti
kegiatan
belajar mengajar di sekolah hanya sekitar kurang
lebih 7 jam untuk setiap harinya dan selebihnya
86
peserta didik/siswa kembali pada
keluarga dan
lingkungan sekitarnya dimana dia tinggal sehariharinya.Peran
serta
orang
tua
siswa
juga
sangatlah penting dalam memberikan pendidikan
yang sebenarnya.
Hasil kuesioner dari siswa kelas VI yang
dianggap bisa mewakili siswa yang dianggap sudah
bisa
menilai
suatu
program
diperoleh
hasil
sebagaimana dalam tabel 4. 4 berikut ini:
Tabel 4.4
Hasil kuesioner Pelaksanaan Program pendidikan
Karakter di SDN Prampelan
NILAI / PERNYATAAN
NO
1
2
3
45
Berdoa sebelum dan sesudah belajar
60
Melaksanakan ibadah keagamaan (sholat
5 waktu)
Merayakan hari besar keagamaan (Idul
Fitri, Idul Adha, Isyro' mikroj, nyepi,
maulud Nabi, dll)
Jujur
Membuat dan mengerjakan tugas secara
benar
Tidak menyontek atau memberi sontekan
Toleransi
Memperlakukan orang lain dengan cara
yang sama dan tidak membeda-bedakan
agama, suku, ras, dan golongan
TP
KRETERIA
93
Mengucapkan salam
11
4
92
100
30
25
5
85
15
41
4
80
40
15
5
13
24
20
13
47
14
36
10
15
34
10
1
76
46
13
1
69
80
90
3
70
79
80
77
Disiplin
Guru dan siswa hadir tepat waktu
5
JAWABAN
S
K
J
Religius
Menghargai perbedaan yang ada tanpa
melecehkan kelompok lain
4
SS
81
Menegakkan prinsif dengan memberikan
punishment bagi yang melanggar dan
reward yang berprestasi
Menjalankan tata tertib sekolah
Kerja Keras
Mendorong semua warga sekolah untuk
berprestasi
56
4
98
82
56
4
98
Berkopetisi secara fair
6
52
2
Memberikan penghargaan kepada siswa
berprestasi
14
32
5
77
9
71
87
6
Kreatif
Menghargai setiap karya yang unik dan
berbeda
Membangun suasana belajar yang
medorong munculnya kreativitas siswa
7
Mandiri
Melatih siswa agar mampu bekerja secara
mandiri
Membangun kemandirian siswa melalui
tugas-tugas yang bersifat individu
8
Demokrasi
Tidak memaksakan kehendak kepada
orang lain
System pemilihan ketua kelas dan
pengurus kelas secara demokratis
Mendasarkan setiap keputusan pada
mjusyawarah mufakat
9
10
11
12
13
14
Rasa Ingin Tahu
Sekolah memberi fasilitas, baik melalui
media cetak maupun elektronik, agar
siswa dapat mencari informasi yang baru
Semangat Kebangsaan
Memperingati hari-hari besar nasional
14
35
8
55
13
12
34
1
65
75
5
25
27
36
18
6
3
63
88
74
15
15
56
4
5
16
17
13
63
98
36
3
60
74
16
28
53
7
Meneladani para pahlawan nasional
15
27
18
Berkunjung ketempat-tempat bersejarah
2
12
42
4
Melaksankan upacara rutin sekolah
Mengikutsertakan kegiatan-kegiatan
kebangsaan
57
3
13
14
25
8
Memajang gamar tokoh-tokoh bangsa
14
2
24
30
6
74
78
97
74
55
99
63
83
Cinta Tanah Air
77
Menanamkan nasionalisme dan persatuan
dan kesatuan bangsa
25
32
3
84
Menggunakan bahasa Indonesia dengan
baik dan benar
13
26
21
72
26
34
12
15
31
Mengabadikan dan memajang hasil karya
siswa di sekolah
32
24
4
Memeberikan reward setiap warga sekolah
yag berprestasi
15
26
11
8
70
2
35
15
8
63
Saling menghargai dan menghormati
46
12
2
Guru menyanyangi siswa dan siswa
mengghormati guru
49
7
2
2
93
Tidak menjaga jarak
14
28
8
10
69
Tidak mebeda-bedakan dalam
berkomunikasi
15
28
9
8
71
Memajang bendera Indonesia, Pancasila,
gambar presiden serta sismbol-simbol
negara lainnya
Melestarikan seni dan budaya bangsa
Menghargai Prestasi
Melatih dan membina generasi penerus
untuk mencontoh hasil atau prestasi
generasi sebelumnya
Bersahabat/Komunikatif
86
2
65
73
87
82
Cinta Damai
Menciptakan suasana kelas yang tentram
88
60
3
93
95
51
6
3
95
Tidak menoleransi segala bentuk tindak
kejahatan
Mendorong terciptakan harmonisasi kelas
dan sekolah
15
51
7
2
95
49
8
3
94
15
30
12
3
74
3
15
38
4
57
Adanya ruang baca, baik diperpustakaan
maupun ruang khusus tertentu
25
30
4
1
83
Menyedian buku-buku sesuai dengan
tahap perkembangan siswa
23
33
4
83
Menyediakan buku-buku yang dapat
menarik minat baca siswa
23
31
6
82
Menjaga lingkungan kelas dan sekolah
51
8
1
Memelihara tumbuh-tumbuhan dengan
baik tanpa menginjak atau merusaknya
43
8
7
1
89
15
35
8
2
76
25
33
2
85
25
33
2
85
Gemar Membaca
76
Mendorong dan memfasilitasi siswa untuk
gemar membaca
Setiap pembelajaran didukung dengan
sumber bacaan atau referensi
16
Peduli Lingkungan
86
Mendukung program go grees
(penghijauan) di lingkungan sekolah
Tersedianya tempat untuk membuang
sampah organic dan sampah non organic
Menyediakan kamar mandi, air bersih,
dan tempat cuci tangan
17
18
96
Peduli Sosial
74
Sekolah memberikan bantuan kepada
siswa yang kurang mampu
27
21
Melakukan kegiatan bakti social
36
24
Melakukan kunjungandi daerah atau
kawasan marginal
3
5
38
12
2
48
Memberi bantuan kepada lingkungan
masyarakat yang kurang mampu
10
15
30
2
3
61
Menyediakan kotak amal atau sumbangan
49
5
6
9
3
80
90
93
Tanggung Jawab
74
Mengerjakan tugas dan pekerjaan
rumahdengan baik
Bertanggung jawab terhadap setiap
perbuatan
Melakukan piket sesuai dengan jadwal
yang telah ditentukan
Mengerjakan tugas kelompok secara
bersama-sama
5
19
25
6
5
26
28
1
56
4
23
23
5
55
65
98
12
2
78
Sesuai data yang diperoleh dari tabel 4.1
siswa kelas VI yang berjumlah 60 orang anak
memilih
jawaban
berdasarkan
kondisi
yang
mereka lakukan selama 1 tahun terakhir ini. Dari
89
jawaban siswa pada kuesioner terdapat 5 pilihan
yang harus dipilih yaitu jawaban SS (sering sekali)
memperoleh skor 4, S (sering) skor 3, K (kadangkadang) skor 2, J (jarang) skor 1, dan TP (tidak
pernah) skor 0.
Dari data tersebut, skor nilai pendidikan
karakter sesuai dengan tabel 4.5 berikut :
Tabel 4.5
Skor Perskoran Interpretasi
NO NILAI
1
Religius
2
Jujur
3
Toleransi
4
Disiplin
5
Kerja Keras
6
Kreatif
7
Mandiri
8
Demokratis
9
Rasa Ingin Tahu
10 Semangat Kebangsaan
11 Cinta Tanah Air
12 Menghargai Prestasi
13 Bersahabat/ Komunikatif
14 Cinta Damai
15 Gemar Membaca
16 Peduli Lingkungan
17 Peduli Sosial
18 Tanggung Jawab
Rata-Rata
SKOR
93
80
79
81
82
60
75
74
78
78
77
73
82
95
76
86
74
74
79
KATEGORI
Baik Sekali
Baik
Baik
Baik Sekali
Baik Sekali
Cukup
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik Sekali
Baik Sekali
Baik
Baik Sekali
Baik
Baik
Baik
Sumber : Data diolah.
Pada tabel 4.5
karakter
cinta
damai
tersebut di atas. Nilai
menduduki
peringkat
pertama dengan hasil 95, religius 93, peduli
90
lingkungan 86 dengan kategori Baik Sekali (BS).
Dan pada nilai kreatif menduduki pertingkat
paling bawah dengan skor 60 kreteria cukup (C).
Ke-18 nilai karakter yang ditanamkan kepada
siswa-siswa SD Negeri Prampelan rata-rata dengan
skor 79 dengan kategori baik (B).
4.2.5 Dampak evaluasi program.
Pada
akhirnya
sebuah
program
pasti
berdampak. Dampak itu bisa positif maupun
negatif.
akibat
Bagaimanakah
dari
pelaksanaan
sebenarnya
program
dampak/
pendidikan
karakter bagi sekolah, Kepala sekolah, Guru,
siswa, karyawan lainnya, dan bagi lingkungan
sekitar? Berikut penjelasan kepala sekolah dan
guru kelas.
”Dampak atau akibat dari pelasakaan program
pendidikan karakter di sekolah kami sangat
seginifikan. Bagi Sekolah, tingkat kepercayaan
masyarakat meningkat, ini dibuktikan dengan
banyaknya orangtua yang menyekolahkan
anaknya di SD kami. Beberapa perguruan
Tinggi yang telah mengadakan kerjasama PPL
(Unisulla
Semarang,
UPGRI
Semarang,
Politekes Semarang). Bantuan dari warga/
pemerintah desa ketika sekolah kebanjiran
tahun ini dengan memberikan dana untuk
peninggian
halaman.
Kemudian Sekolah
menjadi tertip, bersih, rapi, aman, dan
rindang. Bantuan dari pemerintah berupa
rehab ringan gedung sekolah yang telah rusak
dimakan usia. Dan lain sebagainya. Sedangkan
bagi Kepala Sekolah adalah Kenyamanan
bekerja dan betah di sekolahan.”
Kemudian dampak bagi guru, siswa dan
lingkungan menurut ibu guru kelas tiga sebagai
berikut:
91
“Guru atau staf jadi nyaman di sekolah karena
ada kekeluargaan yang harmonis antara ks,
guru, murid dan stokelhorder, Kerasan di
sekolah, Pembinaan dan pembimbingan siswa
dalam pembelajaran lebih tertib Pekerjaan
merasa lebih ringan. Sedangkan bagi Bagi
siswa, Siswa lebih tertib, sopan, jujur, toleran,
hormat
kepada
orangtua.
Siswa
rajin
beribadah. Siswa lebih ramah pada lingkungan
dengan membuang sampah pada tempatnya
dan selalau menjaga milik sekolah dengan
baik. Kemudian bagi masyarakat sekitar
terciptanya kondisi yang kondusif, tenang dan
nyaman meski tetap dinamis dan aktif.”
Setelah
adapula
mengambil
hambatannya
pemecahannya
dan
manfaatnya
tentu
bagaimana
solusi
seperti yang diutaran ibu kepala
sekolah berikut:
“Hambatan dalam setiap pelaksaan program
tentu ada. Hambatan ini tidaklah seberapa jika
dibanding dengan hasil dari program itu
sendiri. Hambatan ini yang kami alami ini ada
dari dalam sekolah dan luar sekolah.
Hambatan dari luar misalnya Masih ada anakanak yang bermain di halaman sekolah pada
waktu
sore
hari
membuang
sampah
sembarang. Ada juga pengambilan barangbarang milik sekolah, misalnya buah pisang,
buah mangga tanpa ijin yang dilakukan orang
luar. Solusinya, sekolah kerjasama dengan
pemerintahan desa. Masih ada sebagian kecil
orangtua, mereka
merasa pendidikan itu
tanggung jawab sekolah. Solusinya
ada
program kunjungan rumah oleh guru dan atau
kepala sekolah.”
Lebih lanjut dijelaskan sebagai berikut:
“Hambatan dari dalam seperti dari guru, ada
sebagai kecil guru yang masih belum
memahami program pendidikan karakter,
misalnya datang masih sering terlambat tanpa
ada alasan yang jelas. Solusinya diajak bicara
secara kekeluargaan, hasilnya jika datang
terlambat selalu ada informasi yang jelas. Dari
92
siswa, masih ada anak yang suka berkelai
hanya alasan yang sepele. Perpustakaan belum
dimanfaatkan untuk menjadikan anak gemar
membaca, solusinya guru selalu membawa
buku perpustakaan untuk dibaca di rumah
pada waktu libur dan siswa membuat
rangkuman.”
Dari uraian di atas dapat diambil evaluasi
dari
dampak
dan
faktor-faktor
yang
mempengaruhi program pendidikan karakter di SD
Prampelan mulai dari konteks, input, proses dan
produk.
Dapat
pendidikan
dilanjutkan.
mengacu
disimpulkan
karakter
masih
Pendidikan
pada
bahwa
dan
karakter
proses
program
harus
di
penanaman
bisa
sekolah
nilai,
pemahaman-pemahaman, tata cara merawat dan
menghidupi nilai-nilai itu, serta bagaimana jika
seorang siswa memiliki kesempatan untuk dapat
melatihkan nilai-nilai tersebut secara nyata dalam
kehidupan yang dikembangkan di sekolah belum
terjabarkan dalam indikator yang representatif.
4.3 Pembahasan
4.3.1 Konteks program pendidikan karakter.
Stufflebeam
evaluasi
konteks
menjelaskan
bahwa
tujuan
yang
adalah
untuk
utama
mengetahui kekuatan dan kelemahan yang dimiliki
evaluan (Hamid Hasan, 1983: 128). Berkaitan
dengan
merencanakan
mengidentifikasi
kebutuhan,
keputusan,
dan
merumuskan
tujuan program, maka kontek program pendidikan
karakter di SDN Prampelan dapat diketahui dari
keputusan
sekolah
yang
menjadikan
program
93
pendidikan karakter sebagai pedoman sekolah
(Kepala Sekolah, Guru, Siswa, atau warga sekolah
tanpa kecuali) dalam bertingkah laku atau dalam
amal perbuatan sesuai apa yang dimanatkan UU
sistem pendidikan nasional yaitu tentang tujuan
pendidikan nasional.
Kesiapan pelaksanaan pendidikan karakter
di SDN Prampelan Sayung Demak mengakar pada
salah satu tujuan pendidikan nasional. Pasal I UU
Sisdiknas tahun 2003 menyatakan bahwa di
antara
tujuan
mengembangkan
memiliki
pendidikan
potensi
kecerdasan,
nasional
peserta
kepribadian
adalah
didik
untuk
dan
akhlak
mulia. Individu yang berkarakter baik adalah
individu yang bisa membuat keputusan dan siap
mempertanggungjawabkan
tiap
akibat
dari
keputusan yang ia buat.
Pendidikan karakter yang dijalankan di SDN
Prampelan Sayung Demak diintegrasikan ke dalam
mata pelajaran dan juga melalui pembiasaan
dalam
budaya
berusaha
sekolah.
memenuhi
Guru
standar
tidak
hanya
kompetensi
sebagaimana diamanatkan oleh kurikulum, tetapi
juga mengarahkan peserta didik terbiasa memetik
nilai-nilai
dari
pelajaran
tersebut
serta
direalisasikan oleh peserta didik dalam kehidupan
sehari-hari.
Pendidikan karakter yang dijalankan di SDN
Prampelan diintegrasikan ke dalam mata pelajaran
94
dan
juga
melalui
pembiasaan
dalam
budaya
sekolah. Guru tidak hanya berusaha memenuhi
standar kompetensi sebagaimana diamanatkan
oleh kurikulum, tetapi juga mengarahkan peserta
didik terbiasa memetik nilai-nilai dari pelajaran
tersebut serta direalisasikan oleh peserta didik
dalam
kehidupan
sehari-hari.
Hal
ini
sesuai
dengan penelitian yang dilakukan oleh Retno
Saptowati Kawuryan (2015) yang salah satu hasil
penelitiannya adalah, mengembangkan nilai-nilai
pendididkan karakter yang diitegrasikan dalam
setiap
mata
pelajaran.
Jelaslah
bahwa
perlu
adanya intregrasi yang nyata pada setiap mata
pelajaran agar program pendidikan karakter dapat
berjalan dengan efektif.
Sesuai wawancara dengan kepala sekolah
yang telah divalidasi dengan guru dan komite,
bahwa konsep
pendidikan karakter itu sangat
penting.
4.3.2 Input program pendidikan karakter.
Berdasarkan komponen evaluasi masukan
(input) meliputi : 1) Sumber daya manusia, 2)
Sarana dan peralatan pendukung, 3) Dana atau
anggaran, dan 4) Berbagai prosedur dan aturan
yang diperlukan. Maka dari itu dapat diketahui
sumber
daya pendukung program
pendidikan
karakter di sekolah ini dari visi dan misi serta
tujuan sekolah. Karateristik guru dan warga
sekolah harus melingkupi visi dan misi serta
tujuan sekolah.
95
Sementara itu pendidikan karakter yang
dijalankan
mengacu
SDN
pada
Prampelan
kurikulum
Sayung
KTSP
Demak
(Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidik). Pengembangan nilainilai pendidikan karakter diintegrasikan dalam
setiap pokok bahasan dari setiap mata pelajaran.
Nilai-nilai tersebut dicantumkan dalam silabus
dan RPP. Pengembangan nilai-nilai itu dalam
silabus dan RPP ditempuh melalui cara-cara
berikut: 1) mengkaji Standar Kompetensi (SK) dan
Kompetensi Dasar (KD) pada Standar Isi (SI) untuk
menentukan
apakah
nilai-nilai
budaya
dan
karakter yang tercantum itu sudah atau belum
tercakup di dalamnya; 2) Melihat keterkaitan
antara Standar Kompetensi SK dan Kompetensi
Dasar KD dengan nilai dan Indikator untuk
menentukan nilai-nilai pendidikan karakter yang
akan dikembangkan; 3) Mencantumkankan nilainilai karakter ke dalam silabus; 4) mencantumkan
nilai-nilai yang sudah tertera dalam silabus ke
dalam RPP.
Guru dituntut untuk tidak hanya berusaha
memenuhi standar kompetensi yang didasarkan
pada standar kurikulum nasional, akan tetapi
guru juga mengarahkan peserta didik untuk
terbiasa memetik nilai-nilai dari mata
pelajaran
tersebut. Pembinaan karakter termasuk dalam
materi yang harus diajarkan dan juga dikuasai
serta direalisasikan oleh siswa dalam kehidupan
sehari-hari.
96
Kemudian
sarana
prasarana
pendukung
kegiatan program pendidikan karakter di SDN
Prampelan cukup memadai, begitu juga yang tak
kalah penting adalah anggaran dan pendanaan
yang diperoleh dari sumber luar dan dalam,
melalui
berbagai
sumbangan
dan
bantuan
donator
pemerintah,
bahkan
iuran
sponsorship
sebatas tak menyalahi dan sesuai dengan visi misi
serta tujuan sekolah.
Sesuai dengan observasi dan wawancara
bahwa input pendidikan karakter telah sesuai
dengan
teori
C
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian
SD
Negeri
Prampelan
yang
berstatus
sekolah negeri ini berdiri sejak tahun 1922.
Mempunyai NPSN (Nomor Pokok Sekolah Negeri):
20319069,
NSS
101032104002,
(Nomor
NIS
Statistik
(Nomor
Induk
Sekolah):
Sekolah):
100020. SD Negeri Prampelan beralamat di Jalan
Onggorawe-Mranggen Km. 4, masuk wilayah desa
Prampelan Kecamatan Sayung Kabupaten Demak.
Sesuai dengan Keputusan Bupati Demak Nomor:
421.2/232/2012,
tanggal
14
Agustus
2012
mendapat mejer atau gabungan dari SD Negeri
Prampelan 2. Sekolah dengan Akreditasi A sesuai
dengan SK Badan Akreditasi Nasional Nomor: Dd
044663 tanggal 27 Oktober
2011. Sekolah
ini
menempati lahan pemerintah dengan luas + 1.500
M2.
4.1.1 Visi, Misi, dan Tujuan SD Negeri Prampelan
1. Visi
Visi SD Negeri
dalam
Prestasi,
Prampelan adalah Unggul
Berkarakter,
Terampil
dalam
Bertindak, berlandaskan Iman dan Takwa.
2. Misi
Adapun misi sekolah adalah :
1) Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan
secara efektif untuk menggali potensi anak.
61
2) Menumbuhkembangkan pengalaman terhadap
ajaran agama guna membentuk budi pekerti
yang baik.
3) Menciptakan suasana yang kondusif untuk
memperlancar kegiatan sekolah.
4) Mengutamakan
kerjasama
dalam
menye-
lesaikan tugas kependidikan dan keguruan.
5) Melestarikan seni dan budaya bangsa.
3. Tujuan
Tujuan sekolah SDN Prampelan Sayung
Demak Tahun pelajaran 2015/ 2016 yang tertuang
dalam
Kurikulum
Tingkat
Satuan
Pendidikan
(KTSP) buku 1 adalah :
1) Siswa beriman dan bertaqwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa dan berakhlak mulia.
2) Siswa sehat jasmani dan rohani.
3) Siswa
memiliki
kemampun
dasar-dasar
dan
pengetahuan,
ketrampilan
untuk
melanjutkan pendidikan pada jenjang yang
lebih tinggi.
4) Mengenal dan mencintai bangsa, masyarakat
dan kebudayaannya.
5) Siswa kreatif, terampil, dan bekerja untuk
dapat
mengembangkan
diri
secara
terus
menerus.
4.1.2 Tenaga Pendidik dan Kependidikan.
Tenaga pendidik dan tenaga kependidikan di
SD Negeri Prampelan tahun pelajaran 2015/ 2016
berjumlah 20 orang. Terdiri atas 12 PNS dan 8 Non
62
PNS. Kepala Sekolah 1 orang, 12 Guru Kelas, 2
orang guru mata pelajaran Pendidikan Agama, 2
orang guru Pendidikan Jasmani dan Olahraga
Kesehatan, 1 orang Tenaga Administrasi, 1 orang
penjaga
sekolah,
dan
1
orang
Tenaga
Perpustakaan.
Tabel : 4.1
Data Guru SDN Prampelan Tahun Pelajaran
2015/2016
Pend
No
Nama Lengkap
L/
i
Jurusan
Guru
P
dika
/Prodi
Golru
Status
Pegawai
Jabatan
n
1
Muayatun
P
S1
PPKn
IV/B
PNS
KS
2
Sri Hastuti
P
S1
PGSD
IV/A
PNS
Gr. Kls
3
Sugiarti
P
S1
Penjas
IV/A
PNS
Gr. Kls
4
Istikomah
P
S1
PGSD
IV/A
PNS
Gr. Kls
5
Wakirah
P
S1
PGSD
III/D
PNS
Gr. Kls
6
Tri Handayani
P
S1
PSD
III/D
PNS
Gr. Kls
7
Siti Rokhanah
P
S1
PGSD
III/B
PNS
Gr. Kls
8
Sutarni
P
S1
PGSD
III/A
PNS
Gr. Kls
9
Agustina N
P
S1
PGSD
III/A
PNS
Gr. Kls
10
Sejatiningsih
P
S1
PGSD
III/A
PNS
Gr. Kls
11
Umi Malichah
P
S1
PGSD
-
Non PNS
Gr. Kls
12
Khimayah
P
S1
PGSD
-
Non PNS
Gr. Kls
13
Siti Khoiriyah
P
S1
PAI
-
Non PNS
Gr. Kls
14
Sumiyatun
P
S1
PGSD
-
Non PNS
Gr. Kls
15
Ardi Akhmad N
P
S1
Olahraga
-
Non PNS
Gr. Kls
16
Sumarni
P
S1
PGSD
-
Non PNS
Gr. Kls
17
Mar'atul Afiyah
P
S1
PAI
-
Non PNS
Gr. Kls
18
Bawono Esti P
L
S1
PGSD
-
Non PNS
Adm
19
Sholikhin
L
SLTA
-
II/B
PNS
Penjaga
20
Jakfar Shodik
L
SLTA
PERPT
Non PNS
Perpust
Sumber : Dokumen Data SDN Prampelan Tahun 2015/2016
4.1.3 Data Rombongan Belajar dan Peserta Didik
SDN Prampelan memiliki 12 (dua belas)
rombongan belajar (rombel) masing kelas ada 2
rombel yaitu 2 rombel untuk kelas 1, 2 rombel
kelas 2, 2 rombel kelas 3, 2 rombel kelas 4, 2
63
rombel kelas 5, dan 2 rombel kelas 6. Jumlah
siswa pada tahun pelajaran 2015/ 2016 adalah
352 (lihat Tabel 4.2).
Tabel 4.2
Data siswa SD Negeri Prampelan Tahun 2015/2016
Jumlah
No
Kelas
Wali Kelas/
siswa
L
Jumlah
Guru Kelas
P
1
I/A
17
14
31
Sri Hastuti
2
I/B
15
15
30
Wakirah
3
II/A
17
13
30
Sumarni
4
II/B
14
12
26
Umi Marikah
5
III/A
20
11
31
Siti Rokhanah
6
III/B
18
12
30
Agustina N
7
IV/A
17
8
25
Istikomah
8
IV/B
18
9
27
Ardi Ahmad N
9
V/A
17
13
30
Tri Handayani
10
V/B
20
12
32
Sumiyatun
11
VI/A
20
10
30
Sutarni
12
VI/B
22
8
30
Sejatiningsih
215
137
352
Jumlah
Sumber : Data Siswa SDN Prampelan tahun 2015/2016
4.1.4 Sarana dan Prasaran
Sarana dan prasarana yang berupa ruang
yang dimiliki SDN Prampelan sebagaimana dalam
tabel 4.1.4 di bawah ini:
64
Tabel 4.3
Sarana dan Prasarana Ruang
No
Ruang
Jumlah
Kondisi
B
RS
RB
1
Kepala Sekolah
1
1
-
-
3
Ruang guru
1
1
-
-
4
Perpustakaan
1
1
-
-
5
Kelas
12
6
6
-
7
UKS
1
1
-
-
8
WC
Jumlah
6
-
6
-
22
10
12
-
Sumber : Data Sarana dan Prasarana SDN Prampelan
tahun 2015/2016.
4.2 Hasil Penelitian
Dalam hasil penelitian ini disajikan dari
aspek
konteks,
input,
proses,
produk,
dan
dampaknya evaluasi program pendidikan karakter
di
SD
Negeri
Prampelan
Kecamatan
Sayung
Kabupaten Demak.
4.2.1 Konteks program pendidikan karakter di
SD Negeri Prampelan.
Pendidikan
karakter
merupakan
bagian
integral yang sangat penting dari pendidikan di
Indonesia. Pendidikan ini dapat dimaknai sebagai
suatu
pendidikan
pendidikan
nilai,
pendidikan
moral,
budi pekerti, dan pendidikan watak.
Program pendidikan tersebut mempunyai tujuan
untuk mengembangkan kemampuan siswa untuk
65
memberikan
keputusan
baik
serta
buruk,
memelihara apa saja yang baik dan mewujudkan
kebaikan tersebut
ke dalam kehidupan sehari-
hari mereka dengan sepenuh hati. Sehingga akan
terbentuk manusia seutuhnya yang berkarakter
dalam dimensi raga, pikir, hati, rasa, dan karsa.
Karakter adalah kumpulan tata nilai yang
menuju
pada
suatu
sistem,
yang
melandasi
pemikiran, sikap, dan perilaku yang ditampilkan.
Karena pada dasarnya karakter ini melandasi
setiap perilaku dari manusia, jadi pembangunan
karakter yang baik dari setiap elemen pendidikan
merupakan hal yang amat penting. Akhlak yang
mulia,
mempunyai
tanggungjawab,
toleransi,
peduli, disiplin adalah sebagian dari dan sifat yang
harus
dimiliki
agar
pembangunan
sistem
pendidikan yang berorientasi pada pendidikan
karakter siswa dan segala elemennya bisa berjalan
dengan maksimal.
Karakter tidak diwariskan, tetapi sesuatu
yang dibangun secara berkesinambungan hari
demi hari melalui pikiran dan perbuatan, pikiran
demi
pikiran,
tindakan
demi
tindakan.
Pembangunan karakter adalah proses membentuk
karakter, dari yang kurang baik menjadi yang
lebih baik. Karakter yang telah dibangun tersebut
nantinya
akan
menjadi
sumber
dari
objek
pembelajaran untuk menerapkan suatu sistem
pendidikan yang tepat yaitu sistem pendidikan
berbasis
66
karakter.
Walaupun
dalam
implementasinya masih ditemui berbagai kesulitan
dan tantangan, namun dengan keseriusan untuk
membangun sistem pendidikan yang lebih baik hal
itu akan menjadi lebih ringan untuk diwujudkan.
Sistem pendidikan berbasis karakter ini
akan menekankan kepada aspek perilaku atau
akhlak siswanya, bukan hanya sekedar penilaian
kognitif
akademik
semata.
Jadi
siswa
akan
memiliki budi pekerti yang luhur di samping
prestasi akademik yang nantinya juga akan dapat
di capai pula. Tentu saja porsi dari pendidikan
karakter ini juga harus ditambahi dalam sebuah
mata pelajaran atau maksimal seimbang dengan
mata
pelajaran
efektifitas
dan
yang
lain,
sehingga
keseimbangan
antara
tercapai
karakter
dengan pendidikan.
Sekolah
ini
memerlukan
karakter.
Pemahaman
pendidikan
karakter
mengenai
tersebut
pendidikan
konsep
dijelaskan
oleh
Kepala Sekolah SD Negeri Prampelan Kecamatan
Sayung Kabupaten Demak Ibu Muayatun, S.Pd
sebagai berikut:
“Sekolah memerlukan sekali. Sebab program
pendidikan karakter sebagai pedoman sekolah
(Kepala Sekolah, Guru, Siswa, atau warga
sekolah tanpa kecuali) dalam bertingkah laku
atau dalam amal perbuatan sesuai apa yang
dimanatkan UU sistem pendidikan nasional
yaitu tentang tujuan pendidikan nasional.”
Demikian juga apa yang dijelaskan oleh
Ketua Tim Pelaksana Pembinaan Karakter, bahwa
pendidikan karakter itu penting sebagai pedoman
67
guru dn anak sekolah.
Pendidikan karakter itu
sangat penting seperti juga dikemukakan oleh
Ketua Komite SDN Prampelan, bahwa kalau di
sekolah tidak ada pendidikan karakter, maka
negara akan jadi rusak.
Tujuan pendidikan karakter seperti apa yang
telah dicanangkan oleh Pusat Kurikulum Badan
Penelitian
Pegembangan
Kemendiknas
sebagai
pedoman di sekolah yaitu membentuk bangsa
yang
tangguh,
kompetitif,
berakhlak
mulia,
bermoral, bertoleran, bergotong royong, berjiwa
patriotik, berkembang dinamis, berorientasi ilmu
pengetahuan dan teknologi yang semuanya dijiwai
oleh iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa berdasarkan Pancasila. Karena pentingnya
maka tiap sekolah wajib menerapkan program
karakter.
yang
Pendidikan
karakter
kaitannya
dengan
nasional.
Sedangkan
apa
dijadikan
tujuan
Lebih
lanjut
pendidikan
sebenarnya
mendasari pendidikan karakter di
Prampelan?
pedoman
ibu
SD Negeri
kepala
sekolah
menjelaskan sebagai berikut
“Anak adalah aset bangsa yang harus dikelola
dengan benar, keteladan dalam bertindak,
berfikir, dan bertingkah laku orang dewasa
seperti kelasa sekolah, guru, orangtua harus
selalu ditanamkan sejak sedini mungkin.
Sehingga harapkan kami anak-anak nanti
dapat hidup di masyarakat dengan normal dan
menjadi warga masyarakat yang baik, dalam
arti selalu menjunjung tinggi nilai-nilai/
norma-norma yang berlalu di masyarakat.”
68
yang
Seperti yang dijelaskan kepala sekolah juga
juga dijelaskan oleh guru Pendidikan Agama dan
ketua komite, bahwa yang mendasari pendidikan
karakter
supaya
anak-anak
dapat
hidup
di
masyarakat dengan berkelakuan baik.
Jelaslah bahwa anak adalah aset bangsa
maka diperlukan pendidikan yang tepat, sehingga
berguna di masyrakat nantinya. Kemudian apakah
relevansi program pendidikan karakter dengan
tujuan di sekolah SDN Prampelan? Dijelaskan oleh
Kepala Sekolah:
“Relevansi
atau
kesinambungannya.
Pendidikan karakter adalah program nasional
yang harus diwujudkan di setiap satuan
pendidikan termasuk SD kami. Lihat saja
dalam tujuan SD kami yang pertama, yaitu
menjadikan warga sekolah beriman dan
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, serta
berakhlak mulia.”
Lebih lanjut ibu kepala sekolah menjelaskan
“Sedang dalam program pendidikan karakter
yang jumlahnya ada 18 butir semuanya
mengajarkan, mendidik, dan mengem-bangkan
aklak mulia. Sebagai contoh dalam religius,
kami mengembangkan sholat jamaah.”
Relevansi
pendidikan
karakter
termasuk
dalam materi yang harus diajarkan dan juga
dikuasai serta direalisasikan oleh siswa dalam
kehidupan sehari-hari seperti halnya kehidupan
religius sehingga mampu mendidik, mengajarkan,
dan mengembangkan akhlak mulia. Penjelasan
tersebut sejalan dengan yang disampaikan oleh
69
Ibu guru kelas empat (Ibu Istikomah) sebagai
berikut:
“Pada dasarnya konsep pendidikan karakter
diintegrasikan ke dalam mata pelajaran yang
sudah ada di samping lewat pembiasaan dalam
budaya sekolah. Guru mengarahkan peserta
didik
terbiasa
memetik
nilai-nilai
dari
pelajaran tersebut dan
direalisasikan oleh
peserta didik dalam kehidupan sehari-hari.”
Dari beberapa penjelasan di atas dapat
diketahui
bahwa
konsep
pendidikan
karakter
diintegrasikan ke dalam mata pelajaran yang
sudah ada di samping lewat pembiasaan dalam
budaya sekolah. Guru dituntut untuk tidak hanya
berusaha memenuhi standar kompetensi yang
didasarkan pada standar kurikulum nasional,
akan tetapi guru juga mengarahkan peserta didik
untuk terbiasa memetik nilai-nilai dari mata
pelajaran tersebut. Pembinaan karakter termasuk
dalam materi yang harus diajarkan dan juga
dikuasai serta direalisasikan oleh siswa dalam
kehidupan sehari-hari. Apakah sekolah ini sudah
siap? Ibu kepala sekolah menjelaskan:
“Tentang
kesiapan
SD
kami
untuk
melaksanakan program pendidikan ini ya,
tentu kami buat program yang menjadikan
pedoman. Karena semua warga sekolah dan
stokeholder terlibat tentu sebelum program
dilaksanakan harus disosialisasikan kepada
semuanya. Baik melalui pengumuman lewat
upacara hari Senin, pemasangan poster-poster
atau kata-kata mutiara di setiap kelas. Itu
mungkin kesiapan kami. Di samping itu juga
komunikasi yang baik dengan orangtua/ wali
murid, dan instansi yang dipandang bisa
70
membantu berjalannya program pendidikan
karakter itu.”
Pendidikan
karakter
adalah
investasi
mengenai nilai kultural yang membangun watak,
moralitas serta
kepribadian masyarakat yang
dilakukan dengan proses yang memakan waktu
yang panjang, berkelanjutan, intens, konstan dan
tentunya konsisten. Oleh sebab itu pendidikan
karakter
mengenai
memberikan
ilmu,
kepada
pengetahuan,
peserta
didik
praktik-praktik
budaya perilaku yang berorientasi kepada nilainilai ideal dikehidupan, yang bersumber dari
budaya lokal (kearifan lokal) dan juga budaya luar.
Mengenai seberapa pentingkah diberikannya
pendidikan karakter di sekolah, dijelaskan oleh
Kepala sekolah SDN Prampelan Sayung Demak Ibu
Muayatun sebagai berikut:
“Program pendidikan karakter di SD kami
penting, karena sebagai pedoman sekolah
(Kepala Sekolah, Guru, Siswa, atau warga
sekolah tanpa kecuali) dalam bertingkah laku
atau dalam amal perbuatan sesuai apa yang
dimanatkan UU sistem pendidikan nasional
yaitu mengem-bangkan manusia Indonesia
seutuhnya. Selain itu sekolah bertanggung
jawab mendidik moral anak-anak.”
Pengembangan
karakter
bangsa
pendidikan
telah
budaya
dicanangkan
dan
oleh
Kementrian Pendidikan Nasional (Kemendiknas)
sejak tahun 2010. Hal ini tentu sesuai dengan
tujuan pendidikan nasional yang tercantum dalam
Undang-undang nomer 20 tahun 2003 mengenai
sistem pendidikan nasional (Sisdiknas). Tujuan
71
pendidikan karakter lebih mengarahkan pada
pembentukan kualitas manusia, bukan hanya
kecerdasan intelektual belaka. Ibu guru Agama
Islam menambahkan mengenai tujuan pemberian
pendidikan karakter di sekolah sebagai berikut.
“Pembentukan karakter merupakan salah satu
tujuan pendidikan nasional. Pasal I UU
Sisdiknas tahun 2003 tujuan pendidikan
nasional
adalah
untuk
mengembangkan
potensi peserta didik untuk dapat memiliki
kepribadian, kecerdasan serta akhlak mulia.
Individu yang berkarakter baik adalah individu
yang bisa membuat keputusan dan siap
mempertanggungjawabkan tiap akibat dari
keputusan yang ia buat.”
Dari beberapa penjelasan di atas dapat
dievaluasikan bahwa pengembangan pendidikan
budaya dan karakter bangsa telah dicanangkan
oleh
Kementrian
Pendidikan
Nasional
(Kemendiknas) sejak tahun 2010. Yang sesuai
dengan
tujuan
pendidikan
nasional
yang
tercantum dalam Undang-undang nomer 20 tahun
2003
mengenai
sistem
pendidikan
nasional
(Sisdiknas). Tujuan pendidikan karakter lebih
mengarahkan
pada
pembentukan
kualitas
manusia, bukan hanya kecerdasan intelektual
belaka,
tujuan
mengembangkan
pendidikan
potensi
nasional
peserta
didik
adalah
untuk
mempunyai kecerdasan, kepribadian serta akhlak
mulia. Individu yang berkarakter baik adalah
individu yang bisa membuat keputusan dan siap
mempertanggungjawabkan tiap akibat dari keputusan yang dibuat.
72
4.2.2 Input Program Pendidikan Karakter Di SD
Negeri Prampelan.
Mengenai input pendidikan karakter pastilah
dipengaruhi dengan kurikulum sebagai unsur
penting yang digunakan dalam perencanaan serta
pengorganisasian dalam pelaksanaan pendidikan
karakter. Hal tersebut
dijelaskan oleh Kepala
sekolah SDN Prampelan Sayung Demak sebagai
berikut.“Kurikulum yang kami gunakan saat ini adalah
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). SD kami
mempunyai program pendidikan karakter.”
Pendidikan karakter yang berjalan di SDN
Prampelan
kurikulum
Sayung
KTSP
Demak
(Kurikulum
mengacu
Tingkat
pada
Satuan
Pendidik). Pengembangan nilai-nilai pendidikan
karakter
diintegrasikan
dalam
setiap
pokok
bahasan dari setiap mata pelajaran. Nilai-nilai
tersebut dicantumkan dalam silabus dan RPP.
Mengenai
pencantuman
nilai-nilai
pendidikan
karakter dalam RPP dijelaskan oleh ibu guru PAI
dan guru kelas IV di SDN Prampelan Sayung
Demak sebagai berikut.
“Pengembangan nilai-nilai yang terdapat pada
silabus
dan
Rencana
Pelaksanaan
Pembelajaran
ditempuh melalui langkahlangkah
berikut:
1)
mengkaji
Standar
Kompetensi serta Kompetensi Dasar yang
terdapat pada Standar Isi untuk menentukan
apakah nilai-nilai budaya dan karakter dibuat
sudah sesuai atau belum dengan yang
dicantumkan; 2) Melihat keterkaitan antara
Standar Kompetensi serta Kompetensi Dasar
dengan nilai dan Indikator pendidikan
karakter; 3) Mencantumkan nilai-nilai karakter
73
ke dalam silabus; 4) mencantumkan nilai-nilai
yang sudah tertera dalam silabus ke dalam
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran.”
Pengembangan nilai-nilai dalam silabus dan
RPP yang ada di SDN Prampelan Sayung Demak
ditempuh melalui langkah-langkah berikut: 1)
mengkaji Standar Kompetensi serta Kompetensi
Dasar yang terdapat pada Standar Isi untuk
menentukan
apakah
nilai-nilai
budaya
dan
karakter sudah sesuai atau belum dengan yang
dicantumkan;
Standar
2)
Melihat
Kompetensi
keterkaitan
serta
antara
Kompetensi
Dasar
dengan nilai dan Indikator pendidikan karakter; 3)
Mencantumkan
nilai-nilai
karakter
ke
dalam
silabus; 4) mencantumkan nilai-nilai yang sudah
tertera
dalam
silabus
ke
dalam
Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran.
Dalam perencanaan dan pengorganisasian
pembelajaran pendidikan karakter. Ibu kepala
sekolah
di
SDN
Prampelan
Sayung
Demak
menjelaskan sebagai berikut.
“Karena ini adalah program sekolah, tentu
dalam perencanaan selalu melibatkan seluruh
warga sekolah yaitu kepala sekolah, guru, staf
sekolah, komite, serta unsur dari Dinas.
Setelah program tersusun disosialisasikan
kepada orangtua/ wali murid melalui rapat
pleno
atau
waktu
pengambilan
rapor.
Sosialisasi kepada warga sekolah terutama
anak-anak melalui upacara dan pembelajaran
di kelas.”
Lebih lanjut ibu kepala sekolah menjelaskan,
bahwa, dalam mengorganisasikan program kerja
74
ini dilaksanakan melalui rapat bersama, antara
sekolah, komite (wakil orangtua/ wali murid), dan
UPTD Pendidikan Pemuda dan Olahraga.
Diketahui ternyata perencanaan yang sudah
tersusun melalui yang dilakukan kepala sekolah
dengan
melibatkan
disosialisasikan
pembelajaran
pada
saat
di
pengorganisasian
bersama.
seluruh
sekolah
upacara
kelas.
dilaksakan
Kemudian
warga
dan
Kemudian
melalui
sebenarnya
siapa
rapat
yang
menjadi sasaran pendidikan karakter tersebut,
lebih lanjut ibu kepala sekolah menjelaskan:
“Yang menjadi sasaran pendidikan karakter di
sekolah kami adalah semua warga sekolah
tanpa kecuali. Kepala sekolah, Guru, staf dan
siswa semua menjadi sasaran program
pendidikan
karakter.
Termasuk
penjual
makanan di sekitar sekolah juga menjadi
sasaran program kami. Demikian juga dengan
masyarakat sekitar juga menjadi sasarannya.”
Penjelasan kepala sekolah SDN Prampelan
Sayung Demak di atas memberikan informasi
bahwa yang menjadi sasaran dalam menerapkan
pendidikan karakter di sekolah semua warga
sekolah dan masyarakat yang menjadi sasaran
program tersebut.
Mengenai contoh pengintegrasian pendidikan
karakter dalam kegiatan sehari-hari dijelaskan
oleh Guru Pendidikan Agama sekaligus Ketua Tim
Pengembang
Pendidikan
Karakter
di
SDN
Prampelan Sayung Demak sebagai berikut:
75
“Pengintegrasian dalam kegiatan sehari-hari
dapat dilakukan melalui cara-cara seperti 1)
Keteladanan/ contoh: kegiatan pemberian
contoh/teladan ini bisa dilakukan oleh kepala
sekolah, guru, atau staf administrasi di
sekolah yang dapat dijadikan model bagi
peserta didik 2) Kegiatan spontan Kegiatan ini
biasanya
dilakukan
pada
saat
guru
mengetahui sikap/ tingkah laku peserta didik
yang kurang baik, seperti meminta sesuatu
dengan berteriak, mencoret dinding. 3)
Teguran: Guru perlu menegur peserta didik
yang
melakukan
perilaku
buruk
dan
mengingatkannya agar mengamalkan nilainilai yang baik sehingga guru dapat membantu
mengubah
tingkah
laku
mereka.
4)
Pengkondisian lingkungan suasana sekolah
dikondisikan
sedemikian
rupa
dengan
penyediaan sarana fisik. Contoh: penyediaan
tempat sampah, jam dinding, slogan-slogan
mengenai budi pekerti yang mudah dibaca oleh
peserta didik, aturan tata tertib sekolah yang
ditempelkan pada tempat yang strategis
sehingga
setiap
peserta
didik
mudah
membacanya. 5) Kegiatan rutin: Kegiatan rutin
merupakan kegiatan yang dilakukan peserta
didik secara terus-menerus dan konsisten
setiap saat. Contoh kegiatan ini adalah
berbaris masuk ruang kelas, berdoa sebelum
dan sesudah kegiatan, mengucapkan salam
bila bertemu dengan orang lain, membersihkan
kelas/belajar.”
Penjelasan guru PAI di atas memberikan
informasi mengenai contoh-contoh pengintegrasian
pendidikan karakter dalam kegiatan sehari-hari
seperti pendidik sebagai contoh/ teladan, kegiatan
spontan yang dilakukan oleh guru, teguran jika
ada peserta didik yang melakukan tindakan/
perbuatan
yang
tidak
lingkungan, kegiatan rutin.
76
sesuai,
pengkondisian
Pendidikan
karakter
merupakan
bagian
integral yang sangat penting dari pendidikan di
Indonesia, yang dapat dimaknai sebagai suatu
pendidikan nilai,
pendidikan moral, pendidikan
budi pekerti, pendidikan watak yang mempunyai
tujuan untuk mengembangkan kemampuan siswa
untuk memberikan keputusan baik serta buruk,
memelihara apa saja yang baik dan mewujudkan
kebaikan tersebut kedalam kehidupan sehari-hari
mereka dengan sepenuh hati, sehingga akan
terbentuk manusia seutuhnya yang berkarakter
dalam dimensi raga, pikir, hati, rasa serta karsa.
Namun kesemuanya itu pastilah memerlukan juga
sarana dan prasarana yang mendukung.
Mengenai
sarana
dan
prasarana
yang
mendukung program pendidikan karakter di SD
Pramplean, di jelaskan oleh Kepala sekolah SDN
Prampelan sebagai berikut
“Sarana prasarana yang mendukung program
pendidikan karakter di sekolah kami misalnya
ruang kelas yang nyaman dan bersih, lapangan
olahraga,
halaman
tempat
upacara,
perpustakaan, kamar mandi/ WC/ cuci tangan,
ruang ibadah, ruang kegiatan, poster-poster
mengenai nilai-nilai karakter dan alat-alat
kegiatan yang lain.”
Penjelasan
dan
uraian
Input
Program
Pendidikan Karakter Di SD Negeri Prampelan di
atas
dapat
diambil
evaluasi,
bahwa
SDN
Prampelan Sayung Demak melibatkan berbagai
pihak dalam perencanaan dan pengorganisasian
serta
pelaksanaan
pendidikan
karakter.
Di
antaranya adalah sosialisasi dan sarana prasarana
77
yang
memadai
pembelajaran
sehingga
yang
menghasilkan
sesuai
dan
input
diharapkan,
terutama tauladan dan karakter yang baik di
sekolah dan lingkungan belajar siswa.
4.2.3 Proses pelaksanaan pendidikan karakter di
SD Negeri Prampelan.
Dalam
karakter
proses
pastilah
pelaksanaan
melibatkan
pendidikan
berbagai
unsur,
karena penyusunan program esensinya ditujukan
pada berbagai pihak yang terlibat. Siapa sajakah
yang
terlibat
dalam
penyusunan
program
pendidikan karakter di SDN Prampelan. Kepala
sekolah menjelaskan:
“Seperti apa yang telah kami jelaskan di atas,
bahwa setiap program yang sifatnya umum
yang menyangkut sekolah selalu kami libatkan
semua
pihak.
Demikian
juga
dalam
penyusunan program pendidikan karakter ini.
Yaitu pihak sekolah, komite (wakil dari
orangtua/ wali), pemerintahan desa, serta
dinas.”
Lebih lanjut adakah Pertisipasi Stokeholder
(Komite/ Orangtua/ Orang lain) yang terlibat
dalam penyusunan program kapan pelaksanaanya
dan adakah tim khusus yang menanganinya,
kepala sekolah menerangkan:
“Ya, pasti. Urun rembug atau partisipasi dari
semua unsur selalui ada. Buktinya Kurikulum
di SD kami juga diketahui atau ditanda
tangani ketua komite dan Kepala Dinas (UPTD
Dikpora). Penyusunan program sekolah kami
laksanakan pada awal tahun pelajaran, setelah
evaluasi program selama satu tahun.”
78
Diterangkan bahwa terjadi musyawarah atau
urun rembug dengan ketua komite dan kepala
dinas
yang
dilaksanakan
pada
awal
tahun
pelajaran, lebih lanjut kepla sekolah menjelaskan:
“Setiap program apapun di sekolah kami selau
ada penanggung jawabnya. Demikian juga
program pendidikan karakter ini ada tim
khusus
yang
bertanggung
jawab
dari
perencanaan
(Planing),
pengorganisasian
(Organizing),
pengarahan
(Leading),
pemotivasian (Motivating), Pengkoordanasian
(Coordinating),
penganggaran
(Budgeting),
pelaporan
(Reporting),
dan
pengendalian
(Controling).”
Dari keterangan kepala sekolah diketahui
ada penangungjawab program bahkan secara rinci
setiap tahap dalam proses manajemen. Kemudian
yang tak kalah penting adalah, adakah dana
untuk menunjang program pendidikan karakter?
Kalau ada dari mana dana itu. Kembali kepala
sekolah menjelaskan secara jelas:
“Untuk program pendidikan karakter ini ada
dananya namun dana itu teritegrasi dengan
program lain dan sifatnya fleksibel, artinya
penggunaan dana disesuaikan dengan RKAS.
Dana itu dari BOS dan sumbangan yang tidak
mengikat. Sebagi contoh dalam program nilai
religius pada indikator merayakan hari besar
keagamaan (Maulud Nabi), sekolah hanya
menyediakan dana dari bos untuk pembicara
dari luar, selebihnya dana lain-lain dari
swadaya bersama dan sumbangan dari
orangtua). Contoh lagi pada nilai semangat
kebangsaan pada indikator memperingati harihari besar nasional (HUT Proklamasi) dalam
BOS tidak boleh dianggarkan, ya, dana
swadaya bersama.”
Ternyata
dana
yang
digunakan
untuk
program masih terintregrasi dengan dana-dana
79
lainnya namun tak menutup pemasukan dari
dana-dana lain seperti dari swadaya bersama dan
sumbangan orang tua. Setelah panjang lebar
dijelaskan, adakah hambatan dalam pelaksanaan
program
tersebut,
berikut
penuturan
kepala
sekolah:
“Untuk hambatan pasti ada baik dari internal
maupaun eksernal. Hambatan dari dalam yang
berasal dari kesiapan dan konsistensi warga
sekolah sendiri sedangkan dari luar bisa,
kondisi lingkungan dan unsur lain yang
menghambat program seperti beragamnya
kepentingan dan keperluan yang belum tentu
bisa disatukan.”
Mengenai
pelaksanaan
hambatan
pendidikan
yang
terjadi
karakter
dalam
dalam
pembelajaran di SDN Prampelan Sayung Demak
dijelaskan oleh guru kelas tiga sebagai berikut.
“Pelaksanaan pendidikan karakter memiliki
permasalahan
tersendiri,
yaitu
adanya
ketidaksinkronan antara konsep pendidikan
karakter,
yang
bertujuan
untuk
mengembalikan budaya dan karakter bangsa
yang semakin merosot dengan realita yang
dihadapi. Pada saat di sekolah ditanamkan
nilai-nilai karakter baik, tidak ditunjang
dengan
kondisi
lingkungan
yang
mencontohkan nilai-nilai yang berseberangan.
Dengan semakin mudahnya dalam mengakses
informasi baik dari internet, televisi dan
lainnya, tidak semua informasi yang didapat
siswa adalah informasi yang baik, itu
merupakan salah satu hambatan dalam
pelaksanaan pendidikan karakter.”
Dari Penjelasan dan observasi di atas dapat
dievaluasikan
bahwa
pelaksanaan
pendidikan
karakter SDN Prampelan Sayung Demak memiliki
permasalahan tersendiri, yaitu adanya ketidak
80
sinkronan pada saat di sekolah ditanamkan nilainilai karakter baik, tidak ditunjang dengan kondisi
lingkungan yang mencontohkan nilai-nilai yang
berseberangan. Dengan semakin mudahnya dalam
mengakses informasi baik dari internet, televisi
dan lainnya, tidak semua informasi yang di dapat
siswa adalah informasi yang baik seperti adanya
berita
mengenai
kekerasan,
kasus-kasus
kejahatan yang dipublikasikan oleh media, situssitus porno
itu semua dapat
hambatan dalam
pelaksanaan pendidikan karakter.
4.2.4 Produk program pendidikan karakter di SD
Negeri Prampelan.
Sebuah produk atau hasil akhir sebuah
program seperti pendidikan karakter ini dapat
diketahui, maka keputusan apakah yang telah
dihasilkan dari Program pendidikan karakter di
SDN Prampelan? Berikut penjelasan ibu kepala
sekolah:
“Keputusan yang telah dihasilkan dan
dilaksanakan antara lain adalah: Program
pendidikan karakter SDN Prampelan Tahun
pelajaran 2015/2016. Kemudian penggalian
dana swadaya baik dari siswa maupun
pembiayaan dari pihak luar bisa sebagai
donatur
atau
sponsor
sebatas
tidak
bertentangan dengan visi dan misi sekolah.
Contoh produk misalnya Penggalian dana
swadaya baik dari siswa.(jum’at amal),
Peringatan Hari besar Nasional ( HUT
Kemerdekaan, Hadiknas, Sumpah Pemuda,
dan Harlah SD), Peringatan Hari Besar Agama
misalya maulud nabi, hari raya idul Fitri, Isro’
mi’raj, Penggalian dana dari Warung di sekitar
81
sekolah, Upacara hari senin dan hari besar
nasional.”
Dari hasil penjelasan diketahui keputusan
yang
sudah
diambil
dilaksanakan
seperti
pelaksanaan program pendidikan karakter dan
penggalian
sumber
pendanaan.
Kemudian
bagaimanakah sebenarnya hasil dari pelaksanaan
program pendidikan karakter di SDN Prampelan?
Seperti yang dijelaskan kepala sekolah berikut:
“Hal dari pelaksanaan program pendidikan
karakter antara lain adalah: Pendidikan
karakter telah diintegrasikan dalam setiap
mata pelajaran melalui silabus maupun RPP.
Secara
umum
program
yang
telah
dilaksanakan dengan baik, laporan tim
pelaksana.”
Penjelasan tersebut sejalan dengan apa yang
disampaikan oleh Khimayah selaku guru PAI di
SDN Prampelan sebagai berikut.
“Pelaksanaan
pendidikan
karakter
tidak
semudah mendesain pendidikan karakter itu
sendiri. Sebagai contoh, pendidikan karakter
di sekolah menanamkan nilai-nilai disiplin,
jujur, dan toleran sehingga pendidikan
karakter menjadi salah satu solusi kultural
untuk mengurangi korupsi, namun di luar
sekolah, stuktur masyarakat menampilkan
sosok pemimpin yang korup, tidak jujur,
terjadi
ketidakadilan.
Guru
mempunyai
persepsi bahwa dengan adanya program
pendidikan karakter, maka bertambahlah
beban
mereka
dalam
mempersiapkan
perangkat
pembelajaran,
mereka
harus
merubah
administrasi
dan
orang
tua
menganggap
pendidikan
karakter
akan
membutuhkan biaya yang mahal.”
82
Penjelasan guru SDN Prampelan Demak
memberikan
informasi
bahwa
pelaksanaan
pendidikan karakter tidak semudah mendesain
pendidikan karakter itu sendiri. Sebagai contoh,
pendidikan karakter di sekolah menanamkan nilainilai
disiplin,
jujur,
dan
toleran
sehingga
pendidikan karakter menjadi salah satu solusi
kultural untuk mengurangi korupsi, namun di
luar sekolah, stuktur masyarakat menampilkan
sosok pemimpin yang korup, tidak jujur, terjadi
ketidakadilan.
Dari hasil observasi yang kami himpun,
untuk
mendukung
semua
kegiatan
tersebut
diberlakukan peraturan tata tertib sekolah sebagai
berikut:
1. Tata Tertib Siswa
Peraturan Siswa untuk kelas I s.d kelas II
Semua warga kelas berusaha meningkatkan
keimanan dan ketakwaan kepada Allah.
Setiap
anak
harus
dapat
bersenang
–
senang.
Setiap anak harus belajar.
Setiap anak harus melakukan tugasnya.
Setiap anak harus saling menghargai.
Peraturan Kelas III s.d kelas VI
Semua warga kelas berusaha meningkatkan
keimanan dan ketakwaan kepada allah.
Semua warga kelas berusaha meningkatkan
disiplin diri.
83
Semua warga
kelas menciptakan suasana
aman di kelas.
Semua warga kelas membudayakan hidup
bersih, indah dan sehat.
Semua warga kelas aktif dan kreatif dalam
belajar
2 Tata Tertib Perpustakaan
Siswa, guru, karyawan serta pengunjung
lain yang memasuki ruangan perpustakaan
diharap melapor kepada pengelola/ petugas
perpustakaan
dan
mengisi
daftar
perpustakaan
harap
pengunjung.
Di
dalam
ruangan
menjaga ketertiban dan kesopanan supaya
tidak mengganggu orang lain yang sedang
membaca atau sedang belajar.
Setiap
peminjam
buku,
majalah
harus
memiliki kartu anggota perpustakaan.
Di dalam perpustakaan dilarang merokok.
Guru mempunyai persepsi bahwa dengan
adanya
program
bertambahlah
pendidikan
beban
karakter,
mereka
maka
dalam
mempersiapkan perangkat pembelajaran, mereka
harus
merubah
menganggap
administrasi
pendidikan
dan
orang
karakter
tua
akan
membutuhkan biaya yang mahal.
Menurut Undang-Udang No 20 Tahun 2003
Tentang Sistem Pendidikan Nasional pada Pasal 13
Ayat 1 mengatakan Jalur pendidikan terdiri atas
84
pendidikan formal, nonformal, serta informal yang
dapat saling melengkapi satu sama lainnya
memperkaya.
jalur
Pendidikan
pendidikan
Pendidikan
informal
keluarga
informal
merupakan
dan
memiliki
dan
lingkungan.
peran
serta
kontribusi yang sangat besar dalam keberhasilan
pendidikan.
Pada
umumnya
siswa
mengikuti
kegiatan belajar mengajar di sekolah hanya sekitar
kurang lebih
30%,
7 jam untuk setiap harinya atau
(70%), peserta didik/siswa kembali pada
keluarga dan lingkungan sekitarnya. Jika dilihat
dari aspek kuantitas waktu, pendidikan di sekolah
mempunyai peranan hanya sebesar 30% terhadap
hasil pendidikan peserta didik/ siswa.
Ibu Khimayah, guru Pendidikan Agama
Islam
menjelaskan
mengenai
hambatan
pelaksanaan pendidikan karakter yang berasal
dari pendidikan pendidikan dari keluarga sebagai
berikut.
“Kita tidak tahu persis bagaimana pendidikan
yang diterima siswa setelah mereka pulang
kerumahnya
masing-masing,
bagaimana
sebenarnya peran serta orang tua siswa dalam
mendidik putra-putrinya sesampai mereka
pulang dari sekolah.”
Penjelasan guru SDN Prampelan Demak
memberikan
Prampelan
informasi
mempunyai
bahwa
guru
keterbatasan
SDN
dalam
memantau perkembangan pengajaran pendidikan
peserta didik ketika mereka pulang dari sekolah
dan
kembali
ke
keluarganya
masing-masing.
85
Bagaimana sebenarnya pendidikan yang diterima
siswa, bagaimana peran serta orang tua siswa
dalam mendidik dalam mereka setelah pulang dari
sekolah.
Kepala
sekolah
SDN
Prampelan
Demak
menambahkan sebagai berikut:
“Peran serta orang tua siswa sangatlah penting
dalam
memberikan
pendidikan
yang
sebenarnya. Siswa mengikuti kegiatan belajar
mengajar di sekolah hanya sekitar kurang
lebih
7 jam untuk setiap harinya dan
selebihnya peserta didik/siswa kembali pada
keluarga dan lingkungan sekitarnya dimana
dia tinggal sehari-harinya.”
Dari beberapa penjelasan di atas dapat
diketahui bahwa guru SDN Prampelan Demak
mempunyai
keterbatasan
perkembangan
dalam
pengajaran
memantau
pendidikan
peserta
didik ketika mereka pulang dari sekolah dan
kembali ke keluarganya masing-masing.
Dari
uraian
dievaluasikan
di
bahwa
atas
hasil
maka
dari
dapat
program
pendidikan karakter di SDN Prampelan telah
menghasilkan
keputusan
yang
harus
dilaksanakan, dengan pendanaan yang terbatas.
Kendala dan hambatan baik dari luar maupun
dalam
seperti
lingkungan,
pembiyaan
dan
keseharian siswa, mengharuskan semua pihak
untuk mengatasinya termasuk orang tua siswa itu
sendiri.
Sementara
siswa
mengikuti
kegiatan
belajar mengajar di sekolah hanya sekitar kurang
lebih 7 jam untuk setiap harinya dan selebihnya
86
peserta didik/siswa kembali pada
keluarga dan
lingkungan sekitarnya dimana dia tinggal sehariharinya.Peran
serta
orang
tua
siswa
juga
sangatlah penting dalam memberikan pendidikan
yang sebenarnya.
Hasil kuesioner dari siswa kelas VI yang
dianggap bisa mewakili siswa yang dianggap sudah
bisa
menilai
suatu
program
diperoleh
hasil
sebagaimana dalam tabel 4. 4 berikut ini:
Tabel 4.4
Hasil kuesioner Pelaksanaan Program pendidikan
Karakter di SDN Prampelan
NILAI / PERNYATAAN
NO
1
2
3
45
Berdoa sebelum dan sesudah belajar
60
Melaksanakan ibadah keagamaan (sholat
5 waktu)
Merayakan hari besar keagamaan (Idul
Fitri, Idul Adha, Isyro' mikroj, nyepi,
maulud Nabi, dll)
Jujur
Membuat dan mengerjakan tugas secara
benar
Tidak menyontek atau memberi sontekan
Toleransi
Memperlakukan orang lain dengan cara
yang sama dan tidak membeda-bedakan
agama, suku, ras, dan golongan
TP
KRETERIA
93
Mengucapkan salam
11
4
92
100
30
25
5
85
15
41
4
80
40
15
5
13
24
20
13
47
14
36
10
15
34
10
1
76
46
13
1
69
80
90
3
70
79
80
77
Disiplin
Guru dan siswa hadir tepat waktu
5
JAWABAN
S
K
J
Religius
Menghargai perbedaan yang ada tanpa
melecehkan kelompok lain
4
SS
81
Menegakkan prinsif dengan memberikan
punishment bagi yang melanggar dan
reward yang berprestasi
Menjalankan tata tertib sekolah
Kerja Keras
Mendorong semua warga sekolah untuk
berprestasi
56
4
98
82
56
4
98
Berkopetisi secara fair
6
52
2
Memberikan penghargaan kepada siswa
berprestasi
14
32
5
77
9
71
87
6
Kreatif
Menghargai setiap karya yang unik dan
berbeda
Membangun suasana belajar yang
medorong munculnya kreativitas siswa
7
Mandiri
Melatih siswa agar mampu bekerja secara
mandiri
Membangun kemandirian siswa melalui
tugas-tugas yang bersifat individu
8
Demokrasi
Tidak memaksakan kehendak kepada
orang lain
System pemilihan ketua kelas dan
pengurus kelas secara demokratis
Mendasarkan setiap keputusan pada
mjusyawarah mufakat
9
10
11
12
13
14
Rasa Ingin Tahu
Sekolah memberi fasilitas, baik melalui
media cetak maupun elektronik, agar
siswa dapat mencari informasi yang baru
Semangat Kebangsaan
Memperingati hari-hari besar nasional
14
35
8
55
13
12
34
1
65
75
5
25
27
36
18
6
3
63
88
74
15
15
56
4
5
16
17
13
63
98
36
3
60
74
16
28
53
7
Meneladani para pahlawan nasional
15
27
18
Berkunjung ketempat-tempat bersejarah
2
12
42
4
Melaksankan upacara rutin sekolah
Mengikutsertakan kegiatan-kegiatan
kebangsaan
57
3
13
14
25
8
Memajang gamar tokoh-tokoh bangsa
14
2
24
30
6
74
78
97
74
55
99
63
83
Cinta Tanah Air
77
Menanamkan nasionalisme dan persatuan
dan kesatuan bangsa
25
32
3
84
Menggunakan bahasa Indonesia dengan
baik dan benar
13
26
21
72
26
34
12
15
31
Mengabadikan dan memajang hasil karya
siswa di sekolah
32
24
4
Memeberikan reward setiap warga sekolah
yag berprestasi
15
26
11
8
70
2
35
15
8
63
Saling menghargai dan menghormati
46
12
2
Guru menyanyangi siswa dan siswa
mengghormati guru
49
7
2
2
93
Tidak menjaga jarak
14
28
8
10
69
Tidak mebeda-bedakan dalam
berkomunikasi
15
28
9
8
71
Memajang bendera Indonesia, Pancasila,
gambar presiden serta sismbol-simbol
negara lainnya
Melestarikan seni dan budaya bangsa
Menghargai Prestasi
Melatih dan membina generasi penerus
untuk mencontoh hasil atau prestasi
generasi sebelumnya
Bersahabat/Komunikatif
86
2
65
73
87
82
Cinta Damai
Menciptakan suasana kelas yang tentram
88
60
3
93
95
51
6
3
95
Tidak menoleransi segala bentuk tindak
kejahatan
Mendorong terciptakan harmonisasi kelas
dan sekolah
15
51
7
2
95
49
8
3
94
15
30
12
3
74
3
15
38
4
57
Adanya ruang baca, baik diperpustakaan
maupun ruang khusus tertentu
25
30
4
1
83
Menyedian buku-buku sesuai dengan
tahap perkembangan siswa
23
33
4
83
Menyediakan buku-buku yang dapat
menarik minat baca siswa
23
31
6
82
Menjaga lingkungan kelas dan sekolah
51
8
1
Memelihara tumbuh-tumbuhan dengan
baik tanpa menginjak atau merusaknya
43
8
7
1
89
15
35
8
2
76
25
33
2
85
25
33
2
85
Gemar Membaca
76
Mendorong dan memfasilitasi siswa untuk
gemar membaca
Setiap pembelajaran didukung dengan
sumber bacaan atau referensi
16
Peduli Lingkungan
86
Mendukung program go grees
(penghijauan) di lingkungan sekolah
Tersedianya tempat untuk membuang
sampah organic dan sampah non organic
Menyediakan kamar mandi, air bersih,
dan tempat cuci tangan
17
18
96
Peduli Sosial
74
Sekolah memberikan bantuan kepada
siswa yang kurang mampu
27
21
Melakukan kegiatan bakti social
36
24
Melakukan kunjungandi daerah atau
kawasan marginal
3
5
38
12
2
48
Memberi bantuan kepada lingkungan
masyarakat yang kurang mampu
10
15
30
2
3
61
Menyediakan kotak amal atau sumbangan
49
5
6
9
3
80
90
93
Tanggung Jawab
74
Mengerjakan tugas dan pekerjaan
rumahdengan baik
Bertanggung jawab terhadap setiap
perbuatan
Melakukan piket sesuai dengan jadwal
yang telah ditentukan
Mengerjakan tugas kelompok secara
bersama-sama
5
19
25
6
5
26
28
1
56
4
23
23
5
55
65
98
12
2
78
Sesuai data yang diperoleh dari tabel 4.1
siswa kelas VI yang berjumlah 60 orang anak
memilih
jawaban
berdasarkan
kondisi
yang
mereka lakukan selama 1 tahun terakhir ini. Dari
89
jawaban siswa pada kuesioner terdapat 5 pilihan
yang harus dipilih yaitu jawaban SS (sering sekali)
memperoleh skor 4, S (sering) skor 3, K (kadangkadang) skor 2, J (jarang) skor 1, dan TP (tidak
pernah) skor 0.
Dari data tersebut, skor nilai pendidikan
karakter sesuai dengan tabel 4.5 berikut :
Tabel 4.5
Skor Perskoran Interpretasi
NO NILAI
1
Religius
2
Jujur
3
Toleransi
4
Disiplin
5
Kerja Keras
6
Kreatif
7
Mandiri
8
Demokratis
9
Rasa Ingin Tahu
10 Semangat Kebangsaan
11 Cinta Tanah Air
12 Menghargai Prestasi
13 Bersahabat/ Komunikatif
14 Cinta Damai
15 Gemar Membaca
16 Peduli Lingkungan
17 Peduli Sosial
18 Tanggung Jawab
Rata-Rata
SKOR
93
80
79
81
82
60
75
74
78
78
77
73
82
95
76
86
74
74
79
KATEGORI
Baik Sekali
Baik
Baik
Baik Sekali
Baik Sekali
Cukup
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik Sekali
Baik Sekali
Baik
Baik Sekali
Baik
Baik
Baik
Sumber : Data diolah.
Pada tabel 4.5
karakter
cinta
damai
tersebut di atas. Nilai
menduduki
peringkat
pertama dengan hasil 95, religius 93, peduli
90
lingkungan 86 dengan kategori Baik Sekali (BS).
Dan pada nilai kreatif menduduki pertingkat
paling bawah dengan skor 60 kreteria cukup (C).
Ke-18 nilai karakter yang ditanamkan kepada
siswa-siswa SD Negeri Prampelan rata-rata dengan
skor 79 dengan kategori baik (B).
4.2.5 Dampak evaluasi program.
Pada
akhirnya
sebuah
program
pasti
berdampak. Dampak itu bisa positif maupun
negatif.
akibat
Bagaimanakah
dari
pelaksanaan
sebenarnya
program
dampak/
pendidikan
karakter bagi sekolah, Kepala sekolah, Guru,
siswa, karyawan lainnya, dan bagi lingkungan
sekitar? Berikut penjelasan kepala sekolah dan
guru kelas.
”Dampak atau akibat dari pelasakaan program
pendidikan karakter di sekolah kami sangat
seginifikan. Bagi Sekolah, tingkat kepercayaan
masyarakat meningkat, ini dibuktikan dengan
banyaknya orangtua yang menyekolahkan
anaknya di SD kami. Beberapa perguruan
Tinggi yang telah mengadakan kerjasama PPL
(Unisulla
Semarang,
UPGRI
Semarang,
Politekes Semarang). Bantuan dari warga/
pemerintah desa ketika sekolah kebanjiran
tahun ini dengan memberikan dana untuk
peninggian
halaman.
Kemudian Sekolah
menjadi tertip, bersih, rapi, aman, dan
rindang. Bantuan dari pemerintah berupa
rehab ringan gedung sekolah yang telah rusak
dimakan usia. Dan lain sebagainya. Sedangkan
bagi Kepala Sekolah adalah Kenyamanan
bekerja dan betah di sekolahan.”
Kemudian dampak bagi guru, siswa dan
lingkungan menurut ibu guru kelas tiga sebagai
berikut:
91
“Guru atau staf jadi nyaman di sekolah karena
ada kekeluargaan yang harmonis antara ks,
guru, murid dan stokelhorder, Kerasan di
sekolah, Pembinaan dan pembimbingan siswa
dalam pembelajaran lebih tertib Pekerjaan
merasa lebih ringan. Sedangkan bagi Bagi
siswa, Siswa lebih tertib, sopan, jujur, toleran,
hormat
kepada
orangtua.
Siswa
rajin
beribadah. Siswa lebih ramah pada lingkungan
dengan membuang sampah pada tempatnya
dan selalau menjaga milik sekolah dengan
baik. Kemudian bagi masyarakat sekitar
terciptanya kondisi yang kondusif, tenang dan
nyaman meski tetap dinamis dan aktif.”
Setelah
adapula
mengambil
hambatannya
pemecahannya
dan
manfaatnya
tentu
bagaimana
solusi
seperti yang diutaran ibu kepala
sekolah berikut:
“Hambatan dalam setiap pelaksaan program
tentu ada. Hambatan ini tidaklah seberapa jika
dibanding dengan hasil dari program itu
sendiri. Hambatan ini yang kami alami ini ada
dari dalam sekolah dan luar sekolah.
Hambatan dari luar misalnya Masih ada anakanak yang bermain di halaman sekolah pada
waktu
sore
hari
membuang
sampah
sembarang. Ada juga pengambilan barangbarang milik sekolah, misalnya buah pisang,
buah mangga tanpa ijin yang dilakukan orang
luar. Solusinya, sekolah kerjasama dengan
pemerintahan desa. Masih ada sebagian kecil
orangtua, mereka
merasa pendidikan itu
tanggung jawab sekolah. Solusinya
ada
program kunjungan rumah oleh guru dan atau
kepala sekolah.”
Lebih lanjut dijelaskan sebagai berikut:
“Hambatan dari dalam seperti dari guru, ada
sebagai kecil guru yang masih belum
memahami program pendidikan karakter,
misalnya datang masih sering terlambat tanpa
ada alasan yang jelas. Solusinya diajak bicara
secara kekeluargaan, hasilnya jika datang
terlambat selalu ada informasi yang jelas. Dari
92
siswa, masih ada anak yang suka berkelai
hanya alasan yang sepele. Perpustakaan belum
dimanfaatkan untuk menjadikan anak gemar
membaca, solusinya guru selalu membawa
buku perpustakaan untuk dibaca di rumah
pada waktu libur dan siswa membuat
rangkuman.”
Dari uraian di atas dapat diambil evaluasi
dari
dampak
dan
faktor-faktor
yang
mempengaruhi program pendidikan karakter di SD
Prampelan mulai dari konteks, input, proses dan
produk.
Dapat
pendidikan
dilanjutkan.
mengacu
disimpulkan
karakter
masih
Pendidikan
pada
bahwa
dan
karakter
proses
program
harus
di
penanaman
bisa
sekolah
nilai,
pemahaman-pemahaman, tata cara merawat dan
menghidupi nilai-nilai itu, serta bagaimana jika
seorang siswa memiliki kesempatan untuk dapat
melatihkan nilai-nilai tersebut secara nyata dalam
kehidupan yang dikembangkan di sekolah belum
terjabarkan dalam indikator yang representatif.
4.3 Pembahasan
4.3.1 Konteks program pendidikan karakter.
Stufflebeam
evaluasi
konteks
menjelaskan
bahwa
tujuan
yang
adalah
untuk
utama
mengetahui kekuatan dan kelemahan yang dimiliki
evaluan (Hamid Hasan, 1983: 128). Berkaitan
dengan
merencanakan
mengidentifikasi
kebutuhan,
keputusan,
dan
merumuskan
tujuan program, maka kontek program pendidikan
karakter di SDN Prampelan dapat diketahui dari
keputusan
sekolah
yang
menjadikan
program
93
pendidikan karakter sebagai pedoman sekolah
(Kepala Sekolah, Guru, Siswa, atau warga sekolah
tanpa kecuali) dalam bertingkah laku atau dalam
amal perbuatan sesuai apa yang dimanatkan UU
sistem pendidikan nasional yaitu tentang tujuan
pendidikan nasional.
Kesiapan pelaksanaan pendidikan karakter
di SDN Prampelan Sayung Demak mengakar pada
salah satu tujuan pendidikan nasional. Pasal I UU
Sisdiknas tahun 2003 menyatakan bahwa di
antara
tujuan
mengembangkan
memiliki
pendidikan
potensi
kecerdasan,
nasional
peserta
kepribadian
adalah
didik
untuk
dan
akhlak
mulia. Individu yang berkarakter baik adalah
individu yang bisa membuat keputusan dan siap
mempertanggungjawabkan
tiap
akibat
dari
keputusan yang ia buat.
Pendidikan karakter yang dijalankan di SDN
Prampelan Sayung Demak diintegrasikan ke dalam
mata pelajaran dan juga melalui pembiasaan
dalam
budaya
berusaha
sekolah.
memenuhi
Guru
standar
tidak
hanya
kompetensi
sebagaimana diamanatkan oleh kurikulum, tetapi
juga mengarahkan peserta didik terbiasa memetik
nilai-nilai
dari
pelajaran
tersebut
serta
direalisasikan oleh peserta didik dalam kehidupan
sehari-hari.
Pendidikan karakter yang dijalankan di SDN
Prampelan diintegrasikan ke dalam mata pelajaran
94
dan
juga
melalui
pembiasaan
dalam
budaya
sekolah. Guru tidak hanya berusaha memenuhi
standar kompetensi sebagaimana diamanatkan
oleh kurikulum, tetapi juga mengarahkan peserta
didik terbiasa memetik nilai-nilai dari pelajaran
tersebut serta direalisasikan oleh peserta didik
dalam
kehidupan
sehari-hari.
Hal
ini
sesuai
dengan penelitian yang dilakukan oleh Retno
Saptowati Kawuryan (2015) yang salah satu hasil
penelitiannya adalah, mengembangkan nilai-nilai
pendididkan karakter yang diitegrasikan dalam
setiap
mata
pelajaran.
Jelaslah
bahwa
perlu
adanya intregrasi yang nyata pada setiap mata
pelajaran agar program pendidikan karakter dapat
berjalan dengan efektif.
Sesuai wawancara dengan kepala sekolah
yang telah divalidasi dengan guru dan komite,
bahwa konsep
pendidikan karakter itu sangat
penting.
4.3.2 Input program pendidikan karakter.
Berdasarkan komponen evaluasi masukan
(input) meliputi : 1) Sumber daya manusia, 2)
Sarana dan peralatan pendukung, 3) Dana atau
anggaran, dan 4) Berbagai prosedur dan aturan
yang diperlukan. Maka dari itu dapat diketahui
sumber
daya pendukung program
pendidikan
karakter di sekolah ini dari visi dan misi serta
tujuan sekolah. Karateristik guru dan warga
sekolah harus melingkupi visi dan misi serta
tujuan sekolah.
95
Sementara itu pendidikan karakter yang
dijalankan
mengacu
SDN
pada
Prampelan
kurikulum
Sayung
KTSP
Demak
(Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidik). Pengembangan nilainilai pendidikan karakter diintegrasikan dalam
setiap pokok bahasan dari setiap mata pelajaran.
Nilai-nilai tersebut dicantumkan dalam silabus
dan RPP. Pengembangan nilai-nilai itu dalam
silabus dan RPP ditempuh melalui cara-cara
berikut: 1) mengkaji Standar Kompetensi (SK) dan
Kompetensi Dasar (KD) pada Standar Isi (SI) untuk
menentukan
apakah
nilai-nilai
budaya
dan
karakter yang tercantum itu sudah atau belum
tercakup di dalamnya; 2) Melihat keterkaitan
antara Standar Kompetensi SK dan Kompetensi
Dasar KD dengan nilai dan Indikator untuk
menentukan nilai-nilai pendidikan karakter yang
akan dikembangkan; 3) Mencantumkankan nilainilai karakter ke dalam silabus; 4) mencantumkan
nilai-nilai yang sudah tertera dalam silabus ke
dalam RPP.
Guru dituntut untuk tidak hanya berusaha
memenuhi standar kompetensi yang didasarkan
pada standar kurikulum nasional, akan tetapi
guru juga mengarahkan peserta didik untuk
terbiasa memetik nilai-nilai dari mata
pelajaran
tersebut. Pembinaan karakter termasuk dalam
materi yang harus diajarkan dan juga dikuasai
serta direalisasikan oleh siswa dalam kehidupan
sehari-hari.
96
Kemudian
sarana
prasarana
pendukung
kegiatan program pendidikan karakter di SDN
Prampelan cukup memadai, begitu juga yang tak
kalah penting adalah anggaran dan pendanaan
yang diperoleh dari sumber luar dan dalam,
melalui
berbagai
sumbangan
dan
bantuan
donator
pemerintah,
bahkan
iuran
sponsorship
sebatas tak menyalahi dan sesuai dengan visi misi
serta tujuan sekolah.
Sesuai dengan observasi dan wawancara
bahwa input pendidikan karakter telah sesuai
dengan
teori
C