Pemberian Pupuk P Dan Zn Untuk Meningkatkan Ketersediaan P Dan Zn Di Tanah Sawah

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Penerapan teknologi pertanian melalui program intensifikasi yang semakin
meningkat memerlukan penerapan teknik budidaya pertanian yang tepat.
Penerapan teknik budidaya terutama pemupukan masih memerlukan perhatian
karena peningkatan mutu intensifikasi belum mampu mencapai tingkat produksi
yang ditargetkan untuk komoditas pangan. Sejak tahun 1985 terjadi gejala
penurunan produksi atau levelling off, yang merupakan petunjuk adanya
penurunan efisiensi pupuk (Adiningsih et al., 1993 dalam Juliati, 2008).
Padi sawah merupakan konsumen pupuk terbesar di Indonesia, sehingga
efisiensi pemupukan berperan penting dalam meningkatkan pendapatan petani.
Saat ini rekomendasi pemupukan masih bersifat umum, sehingga belum rasional
dan belum berimbang sesuai dengan status hara tanah maupun kebutuhan
tanaman. Fenomena gejala leveling off produksi padi pada masing-masing lokasi
tertentu mengindikasikan efisiensi penggunaan pupuk semakin menurun sehingga
mendorong perlunya rekomendasi teknologi spesifik lokasi, terutama pupuk
(Abdulrachman et al., 2009).
Doberman

dan


Fairhurst

(2000)

menjelaskan

bahwa

meskipun

pengelolaan hara dan pengelolaan tanaman telah dilaksanakan dengan baik,
capaian produksi gabah aktual di lahan petani hanya 80 % dari potensi hasil padi
atau terjadi kehilangan hasil sebesar 20 %. Pengelolaan hara yang tidak
berimbang akan menurunkan hasil padi hingga 40 %. Oleh karena itu, faktor
pengelolaan hara dan produksi tanaman harus mendapat perhatian yang serius.

Universitas Sumatera Utara

Menurut Subiksa et al., (2007) berdasarkan PUTS (Perangkat Uji Tanah
Sawah) rekomendasi pemupukan fosfat (P) (dalam bentuk SP-36) untuk padi

sawah pada status P tanah rendah sebesar 100 kg/Ha, sedang sebesar 75 kg/ha,
dan tinggi sebesar 50 kg/ha. Pemupukan P terus menerus pada sawah intensifikasi
menyebabkan kejenuhan P dan ketidakseimbangan hara di dalam tanah.
Pemupukan P tidak lagi memberikan peningkatan hasil tanaman yang nyata.
Efisiensi pemupukan menjadi rendah, dan kemungkinan unsur hara lain seperti Zn
menjadi tidak tersedia.
Penggenangan tanah sawah terus-menerus dapat menurunkan ketersediaan
hara mikro terutama Zn. Pemupukan P dengan takaran tinggi pada lahan sawah
intensifikasi secara terus menerus juga akan mempercepat penurunan ketersediaan
hara Zn. Terjadinya kekahatan Zn di lahan sawah sangat bersifat spesifik lokasi
tergantung dari kandungannya dalam bahan induk, pH tanah, drainase, kadar
bahan organik serta keadaan redoks tanah (Setyorini et al., 2004).
Di samping itu, serapan Zn oleh tanaman merupakan proses berkelanjutan
yang

mengakibatkan

penurunan

kadar


hara

Zn

di

daerah

perakaran

(Dang et al., 1994). Kondisi ini juga didukung oleh adanya pengaruh antagonistik
antara P dan Zn, di mana dengan bertambahnya serapan P akan dapat mengurangi
penyerapan Zn dari tanah oleh akar (Havlin et al.,1999). Hasil penelitian Juliati
(2008) pada tanaman jeruk di tanah Inceptisol, menyatakan bahwa pemberian Zn
nyata meningkatkan serapan Zn total tanaman. Sebaliknya pemberian P
menurunkan serapan Zn total tanaman. Semakin tinggi taraf pemberian P,
efisiensi penggunaan pupuk Zn akan semakin menurun.

Universitas Sumatera Utara


Rekomendasi pemupukan Zn belum dapat dimantapkan, karena respons
tanaman padi sawah terhadap Zn bersifat spesifik lokasi dan sangat bergantung
pada sifat tanah (Al Jabri, 2007). Pemupukan Zn kurang menjadi perhatian,
sehingga petani sangat jarang sekali mengaplikasikan pupuk Zn namun menurut
Doberman and Fairhurst (2000) rekomendasi pemupukan Zn adalah sebesar
5 - 10 kg Zn ha-1 dalam bentuk ZnO, ZnCl, atau ZnSO 4.
Menurut Al – Jabri (2013) titik kritis untuk P pada tanah sawah
berdasarkan PUTS dengan pendekatan kurva erapan P yang menjelaskan
hubungan antara P larutan tanah dan P yang diadsorpsi dengan batas kritis P
larutan tanah 0,01 ppm P, sedangkan menurut Doberman and Fairhurst (2000)
batas kritis Zn tersedia dalam tanah sawah adalah 1 ppm Zn Kg-1 (DTPA).
Ketersediaan hara Zn di dalam tanah rendah diduga karena pemupukan P
yang tinggi secara terus menerus menyebabkan Zn diikat oleh P dalam bentuk
senyawa ZnP. Permasalahan penelitian ini adalah berapakah dosis pemupukan P
dan Zn untuk mencapai ketersediaan hara P dan Zn di dalam tanah yang seimbang
untuk pertumbuhan tanaman padi.
Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah :
-


Untuk mengetahui efek pemupukan P pada berbagai dosis terhadap
ketersediaan P dan Zn serta pertumbuhan tanaman padi di tanah sawah.

-

Untuk mengetahui efek pemupukan Zn pada berbagai dosis terhadap
ketersediaan P dan Zn serta pertumbuhan tanaman padi di tanah sawah.

Universitas Sumatera Utara

-

Untuk mengetahui efek interaksi pemupukan P dan Zn pada berbagai dosis
terhadap ketersediaan P dan Zn serta pertumbuhan tanaman padi di tanah
sawah.

-

Untuk menentukan dosis berimbang pemupukan P dan Zn pada tanaman

padi di tanah sawah.

Hipotesis Penelitian
-

Perbedaan dosis pemupukan P menyebabkan perbedaan penyerapan P dan
Zn serta pertumbuhan tanaman padi di tanah sawah.

-

Perbedaan dosis pemupukan Zn menyebabkan perbedaan penyerapan P
dan Zn serta pertumbuhan tanaman padi di tanah sawah.

-

Perbedaan dosis pemupukan P dan Zn menyebabkan perbedaan
penyerapan P dan Zn serta pertumbuhan tanaman padi di tanah sawah.

-


Ada dosis pemupukan P dan Zn yang berimbang dalam meningkatkan P
dan Zn pada tanaman padi di tanah sawah.

Kegunaan Penelitian
Sebagai dasar arahan rekomendasi pemupukan P dan Zn untuk manajemen
lahan sawah dan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana dari
Program Studi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara.

Universitas Sumatera Utara