PENYUSUNAN KPJM DAN REVIU ANGKA DASAR 2019

1
PENYUSUNAN PRAKIRAAN MAJU & REVIU
ANGKA DASAR

JAKARTA, JANUARI 2018

PENDAHULUAN


Dalam rangka penerapan Kerangka Pengeluaran Jangka Menengah, konsep
penyusunan prakiraan maju dan reviu angka dasar, termasuk dukungan
sistem aplikasinya terus disempurnakan.



Penyusunan prakiraan maju dilakukan oleh Kementerian/Lembaga.
Sedangkan reviu angka dasar dilakukan oleh Direktorat teknis mitra kerja K/L
di Direktorat Jenderal Anggaran.




Sosialisasi ini dimaksudkan untuk memberi panduan bagi DJA untuk:
 membantu KL melakukan perbaikan angka dasar, dan
 melakukan reviu angka dasar 2019 dalam rangka penyusunan Pagu
Indikatif TA 2019.

LANGKAH UTAMA PENERAPAN KPJM
3

1

Penyusunan KPJM (prakiraan maju 1,2,3 ) pada saat penyusunan RKA-KL Pagu Anggaran dan
Alokasi Anggaran;
Pengguliran Anggaran Tahun Rencana dan prakiraan maju pada awal tahun dan
penyusunan prakiraan maju tahun ketiga (PM3);

2
3
4
5
6


Penyesuaian angka dasar dan prakiraan maju dengan kinerja realisasi per kegiatan;
Penyesuaian angka dasar dan prakiraan maju dengan parameter ekonomi dan nonekonomi;
Perbaikan Angka Dasar;

Reviu angka dasar *)

Catatan:
 Langkah 1 dilakukan oleh K/L pada bulan Juli atau November tahun t-2;
 Langkah 2 sd langkah 5 dilakukan oleh K/L pada bulan Februari tahun t-1
 Langkah 6 dilakukan oleh mitra K/L di DJA untuk bahan penyusunan Pagu Indikatif pada bulan Februari-Maret tahun t-1.

PENYUSUNAN ULANG PRAKIRAAN MAJU 2019, 2020, DAN 2021
UNTUK PENYUSUNAN ANGKA DASAR
4








Pasal 3 ayat (5) PMK No. 94 Tahun 2017 tentang Petunjuk Penyusunan
dan Penelaahan RKA-K/L dan Pengesahan DIPA menyebutkan bahwa
Prakiraan maju yang telah dimutakhirkan oleh K/L menjadi bahan bagi
Kementerian Keuangan untuk melakukan reviu angka dasar dalam
rangka menyusun pagu tahun anggaran yang direncanakan.
Untuk melakukan reviu angka dasar, diperlukan data detil. Di lain pihak,
prakiraan maju yang telah disusun pada bulan November 2017 hanya
sampai dengan level komponen.
Untuk mendapatkan informasi yang lebih detil, aplikasi KPJM telah
disesuaikan untuk mengakomodir keinginan tersebut.
Untuk keperluan reviu angka dasar dalam rangka penyusunan Pagu
Indikatif 2019, K/L diminta menyusun ulang prakiraan maju pada level
detil dengan bantuan aplikasi KPJM yang baru.

LANGKAH-LANGKAH PENYUSUNAN ULANG PRAKIRAAN MAJU
2019, 2020, DAN 2021 UNTUK PENYUSUNAN ANGKA DASAR
5




Instalasi aplikasi KPJM:





Uninstall aplikasi KPJM lama
Install aplikasi KPJM baru

Penyusunan Prakiraan Maju TA 2019, 2020, 2021
1. Log In & Setting Pengguna
2. Unggah Data RKA-KL TA 2018
3. Validasi Data RKA-KL 2018 dan Penyusunan
Prakiraan Maju
4. Pemutakhiran Parameter

PENYUSUNAN ANGKA DASAR
6


Setelah penyusunan ulang prakiraan maju, dilakukan penyusunan Angka Dasar TA
2019 dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Pengguliran Prakiraan Maju Tahun 1 Menjadi Angka Dasar Dan Penyusunan
Prakiraan Maju Tahun Ketiga;
2. Penyesuaian Angka Dasar Dan Prakiraan Maju Dengan Kinerja Realisasi Per
Kegiatan;
3. Penyesuaian Angka Dasar Dan Prakiraan Maju Dengan Parameter Ekonomi Dan
Non-ekonomi;
4. Perbaikan Angka Dasar;
5. Pengajuan usulan Kebijakan Baru (jika ada).

SIMULASI PENYUSUNAN KPJM
7

LANGKAH-LANGKAH PENYUSUNAN ANGKA DASAR
8

1. PENGGULIRAN PRAKIRAAN MAJU TAHUN 1 MENJADI ANGKA DASAR DAN
PENYUSUNAN PRAKIRAAN MAJU TAHUN KETIGA;

2. PENYESUAIAN ANGKA DASAR DAN PRAKIRAAN MAJU DENGAN KINERJA
REALISASI PER KEGIATAN;
3. PENYESUAIAN ANGKA DASAR DAN PRAKIRAAN MAJU DENGAN PARAMETER
EKONOMI DAN NON-EKONOMI;
4. PENYESUAIAN LANJUT/TIDAK BERLANJUT;
5. PERBAIKAN ANGKA DASAR;
6. PENYESUAIAN KEBIJAKAN BARU;

PENYUSUNAN ANGKA DASAR:
LANGKAH 1

9

Pengguliran Anggaran Tahun Rencana dan prakiraan maju pada awal
tahun dan penyusunan prakiraan maju tahun ketiga (PM3).
setiap awal TA, prakiraan maju yang sudah disusun pada tahun sebelumnya
(PM1) digulirkan atau dipindahkan posisinya menjadi anggaran Tahun Rencana,
PM2 menjadi PM1, PM3 menjadi PM2, dan membuat PM3 yang baru.

PENYUSUNAN ANGKA DASAR:

LANGKAH 2
Penyesuaian Anggaran Tahun Rencana dan prakiraan
maju dengan kinerja realisasi per Kegiatan
10

11

PENYUSUNAN ANGKA DASAR:
LANGKAH 3
Penyesuaian Anggaran Tahun Rencana dan prakiraan
maju dengan parameter ekonomi dan non-ekonomi.

Pada Aplikasi yang baru, sudah ditambahkan parameter Kurs untuk
menyesuaikan KPJM dengan sumber dana PHLN

SIMULASI PENYUSUNAN ANGKA DASAR:
LANGKAH 1 s.d. 3
12

PENYUSUNAN ANGKA DASAR:

LANGKAH 4 S.D. 6
13

Setelah langkah 1 sd langkah 3 selesai dilakukan:




Cetak Laporan Penyesuaian Angka Dasar dan
Kertas Kerja Perbaikan serta Usulan Kebijakan
Baru, atau share softcopy (backup) hasil
perhitungan KPJM untuk menjadi bahan
pembahasan bersama (tatap muka) dengan
Satker-Satker terkait, untuk membahas langkah
4 s.d. 6:
 Lanjut/Tidak berlanjut
 Perbaikan angka dasar dan prakiraan maju
 Penyesuaian dengan kebijakan baru.
Input perbaikan angka dasar hasil pembahasan
ke dalam aplikasi KPJM


LANGKAH 4 PENYUSUNAN ANGKA DASAR:
Lanjut/Tidak Berlanjut

1

2

3

Tahap Lanjut/Tidak Berlanjut dilakukan untuk menghilangkan ‘lemak-lemak’ dalam angka dasar,
meliputi:


Output Cadangan



Dana Optimalisasi dari DPR


□ belanja transito

□ gaji ke-14

□ output/komponen non-muliyears dan tidak berulang.
14

LANGKAH 5 PENYUSUNAN ANGKA DASAR:
PERBAIKAN ANGKA DASAR

Perbaikan angka dasar dilakukan dalam hal:

Perubahan volume output teknis (pada komponen utama);
Perubahan alokasi output generik (pada komponen pendukung);

Perubahan alokasi output teknis pada komponen utama (bukan

perubahan volume output).
15


ILUSTRASI PERBAIKAN ANGKA DASAR (3)

Perubahan Output.... (1/3)

Misalkan, berdasarkan pencapaian kinerja tahun sebelumnya, KL bermaksud
mempercepat pencapaian kinerja output dengan mempercepat progress
output 111, yaitu output 111 akan diberhentikan pada tahun PM3 dan semua
output PM3 akan dilaksanakan pada tahun PM2.
Angka Dasar dan Prakiraan Maju akan disesuaikan oleh unit perencanaan
K/L dengan memutakhirkan volume output dan alokasi komponen pendukung
dalam Aplikasi KPJM sebagai berikut:
 memutakhirkan volume output dari 8 (delapan) menjadi 14 (empat belas)
pada PM2, dan dari 6 (enam) menjadi 0 (nol) pada PM3;
 memutakhirkan alokasi komponen pendukung dari Rp60 juta menjadi
Rp120 juta pada PM2, dan dari Rp60 juta menjadi Rp120 juta pada PM3.

Perubahan Output.... (2/3)
SEMULA
AD

PM1

PM2

PM3

(TR)

(t+1)

(t+2)

(t+3)

(Rp juta)

(Rp juta)

(Rp juta)

(Rp juta)

Output 111

410

800

560

450

- komponen utama 1

260

500

300

230

- komponen utama 2

120

250

200

160

30

50

60

60

- komponen pendukung 1

Output 1

AD

PM 1

PM 2

PM 3

(volume)

(volume)

(volume)

(volume)

5

10

8

6

Perubahan Output.... (3/3)
18

MENJADI:
AD

PM1

PM2

PM3

(TR)

(t+1)

(t+2)

(t+3)

(Rp juta)

(Rp juta)

(Rp juta)

(Rp juta)

Output 1

410

800

995

0

- komponen utama 1

260

500

300 / 8 * 14 =

230 / 6 * 0 = 0

525
- komponen utama 2

120

250

200 / 8 * 14 =

160 / 6 * 0 = 0

350
- komponen pendukung 1

Output 1

30

50

60 + 60 = 120

AD

PM 1

PM 2

PM 3

(volume)

(volume)

(volume)

(volume)

5

10

8 + 6 = 14

6–6=0

60 – 60 = 0

SIMULASI PERBAIKAN ANGKA DASAR:
PERUBAHAN VOLUME OUTPUT TEKNIS
19

ILUSTRASI PERBAIKAN ANGKA DASAR (1)
Kekurangan belanja pegawai
20

Berdasarkan realisasi anggaran tahun sebelumnya, GAJI UNTUK PEGAWAI BARU sebesar 50 belum
direalisasikan dan menjadi tunggakan tahun berjalan.
AD

PM1

PM2

PM3

(TR)

(t+1)

(t+2)

(t+3)

(Rp juta)

(Rp juta)

(Rp juta)

(Rp juta)

Output 1

380

450

530

610

- komponen pendukung 1

260

300

350

410

- Komponen pendukung 2

120

150

180

200

GAJI UNTUK PEGAWAI BARU sebesar 50 tersebut ditambahkan dalam AD dan PM1, PM2, dan PM3,
dengan terlebih dahulu disesuaikan dengan acress:

Output 1
- komponen pendukung 1

- Komponen pendukung 2

AD

PM1

PM2

PM3

(TR)

(t+1)

(t+2)

(t+3)

(Rp juta)

(Rp juta)

(Rp juta)

(Rp juta)

431,55

503,15

584,8

666,49

260 + (50*1,031)

300 +(50*1,0312)

350 +(50*1,0313)

410 +(50*1,0314)

= 311,55

= 353,15

=404,8

=466,49

120

150

180

200

ILUSTRASI PERBAIKAN ANGKA DASAR (1)
Kekurangan belanja pegawai Kemenlu
21

Berdasarkan data terkini, terdapat perubahan nilai tukar dolar (USD) terhadap rupiah (IDR) sebagai berikut:
TR

PM 1

PM 2

PM 3

Nilai Kurs (Lama)

13000

13500

13200

13600

Nilai Kurs (Baru)

13500

13000

13500

14000

Sedangkan data output layanan perkantoran untuk unit Kemenlu yang berada di luar negeri adalah sebagai berikut:
AD

PM1

PM2

PM3

Layanan Perkantoran

260

300

350

410

- Pembayaran Gaji dan Tunjangan

260

300

350

410

Dikarenakan perubahan nilai kurs tersebut, diperlukan penyesuaian terhadap alokasi gaji pada Kemenlu menjadi
sebagai berikut:
AD
Layanan

PM1

PM2

PM3

270

300

357,95

431,65

(260*13500)/(13000)

(300*13500*13000)/

(350*13500*13000*13500)/

(350*13500*13000*13

(13000*13500)

(13000*13500*13200)

500*14000)/(13000*

= 300

= 357,95

Perkantoran
- Pembayaran Gaji
dan Tunjangan

= 270

13500*13200*13600)
= 431,65

SIMULASI PERBAIKAN ANGKA DASAR:
PERBAIKAN ALOKASI OUTPUT GENERIK
22

ILUSTRASI PENYESUAIAN ATAS KEBIJAKAN BARU –
OUTPUT BARU MULAI PADA PM2 ... (1/2)
23



K/L mengusulkan output baru (=Output X) dengan volume output =4
mulai tahun PM2 dengan anggaran Rp 5 miliar.



K/L mengidentifikasikan bahwa output X ini adalah output teknis yang
akan dihasilkan dengan 1 komponen utama dan 1 komponen pendukung
dengan biaya masing-masing Rp4 miliar dan Rp1 miliar.



Angka Dasar dan Prakiraan Maju akan disesuaikan oleh unit
perencanaan K/L dengan memutakhirkan volume output dan alokasi
komponen pendukung di dalam Aplikasi KPJM seperti berikut:
 membuat output baru pada program/kegiatan bersangkutan;
 memutakhirkan volume output dengan meng-input nilai 0 (nol) pada
AD dan PM1; serta nilai 4 (empat) pada PM2 dan PM3;
 memutakhirkan alokasi komponen pendukung dengan meng-input
nilai 0 (nol) pada AD dan PM1; serta Rp 1 (satu) miliar pada PM2 dan
PM3;

ILUSTRASI PENYESUAIAN ATAS KEBIJAKAN BARU –
OUTPUT BARU MULAI PADA PM2 ... (2/2)
24

Dengan volume Output sebagai berikut:

Output X

AD

PM 1

PM 2

PM 3

(volume)

(volume)

(volume)

(volume)

0

0

4

4

Anggaran Tahun Rencana dan Prakiraan Maju akan dimutakhirkan secara
otomatis sebagai berikut:
AD

PM1

PM2

PM3

(TR)

(t+1)

(t+2)

(t+3)

(Rp juta)

(Rp juta)

(Rp juta)

(Rp juta)

Output X

0

0

5.000

5000

- komponen utama 1

0

0

4.000/4*4 = 4.000

4.000/4*4 = 4.000

- komponen pendukung 1

0

0

1.000

1.000

Catatan: output baru dan alokasi akan muncul dalam laporan setelah disetujui oleh mitra K/L

LANGKAH 6 PENYUSUNAN ANGKA DASAR:
PENGAJUAN USULAN KEBIJAKAN BARU





K/L diperkenankan mengajukan usul kebijakan baru berupa
program/kegiatan/ouput/komponen baru melalui aplikasi KPJM.
Usul kebijakan baru harus disertai dengan dasar hukum pengalokasiannya beserta
TOR dan RAB.
Input dalam aplikasi KPJM sampai level detil.
Usulan kebijakan baru akan masuk dalam perhitungan angka dasar setelah
disetujui oleh mitra kerja di DJA

25

SIMULASI PERBAIKAN ANGKA DASAR:
USULAN OUTPUT BARU
26

PENYAMPAIAN ANGKA DASAR KE DJA
27

Setelah menyusun angka dasar menggunakan aplikasi KPJM, K/L
menyampaikan angka dasar kepada mitra kerja di DJA sebagai berikut:
I. Backup data/adk aplikasi KPJM
adk aplikasi KPJM format .dny (backup KPJM untuk aplikasi KPJM);
II. Laporan
a) Laporan Anggaran dan PM tingkat Kegiatan;
b) Laporan KPJM per Kelompok Belanja;
c) Laporan Reviu Angka Dasar; dan
d) Laporan Perbaikan dan Kebijakan Baru.

28

PENELAAHAN RKA-K/L DAN KPJM


Setelah K/L menyampaikan RKA-KL dan KPJM, DJA akan melakukan
penelaahan terhadap RKA-KL dan KPJM.



Dalam prakteknya, KPJM belum dilakukan penelaahan sesuai dengan
ketentuan.



Pada saat ini, Tim TIP dan AIPEG akan memasukkan database KPJM ke
dalam aplikasi RKA-KL DIPA online, agar untuk RKA-KL 2019 KPJM dapat
ditelaah bersama-sama dengan RKA-KL.



Mengingat penelaahan KPJM belum dilakukan, dalam melakukan reviu angka
dasar, dapat menggunakan ketentuan penelaahan KPJM.

PENELAAHAN RKA-K/L & KPJM
30

1

2

Dokumen
Penelaahan

Kemenkeu c.q DJA

RKA-K/L

Tindak Lanjut Penelaahan
Himpunan
RKA-KL
Nota Keuangan
dan RAPBN

Instrumen
Penelaahan

Kemen PPN/Bappenas

K/L

Catlah

5

3

Validasi ADK
RKA-K/L
4

Instrumen
Penelaahan

Forum Penelaahan
1. Penelaahan kriteria adminstratif
2. Penelaahan kriteria subtantif.
a. Kementerian Keuangan c.q. DJA
1) kebijakan Efisiensi dan efektivitas belanja
Kementerian/Lembaga;
2) kesesuaian pencapaian sasaran RKA-KL dengan Renja K/L
dan RKP;
3) pencantuman penandaan anggaran (pada level Keluaran)
4) konsistensi pencantuman prakiraan maju untuk 3 (tiga)
tahun ke depan.
b. Kementerian Perencanaan/Bappenas
1) konsistensi sasaran kinerja K/L dengan Renja K/L dan RKP
2) Meneliti ketepatan penandaan anggaran (pada level
Keluaran),
3) Meneliti kualitas GBS (jika ada).

PENELAAHAN KPJM (1/5)
31

Penelaahan konsistensi pencantuman prakiraan maju untuk 3 (tiga) tahun kedepan
dilakukan untuk mengetahui:
1. Apakah angka prakiraan maju sangat berbeda dengan anggaran tahun yang
direncanakan, dilakukan dengan langkah-langkah:


Pastikan pencantuman volume Keluaran (output) tidak ada yang salah (terlalu
besar atau kecil) dibandingkan tahun yang direncanakan dan sesuai dengan
Renja K/L;



Pastikan formula dan indeks (realisasi dan parameter) penghitungan KPJM
sudah benar;



Dalam hal terdapat kesalahan pencantuman volume keluaran (output) atau
kesalahan formula dan indeks KPJM, dilakukan perbaikan data dalam Aplikasi
KPJM;



Penelaahan dapat dilanjutkan dan hasil penelaahan dituangkan dalam Catatan
Hasil Penelaahan.

PENELAAHAN KPJM (2/5)
32

2. Memastikan kebutuhan anggaran untuk biaya operasional dihitung cukup
dengan pendekatan flat policy, terutama untuk belanja barang operasional
untuk 3 (tiga) tahun ke depan, dilakukan dengan langkah-langkah:


Pastikan apakah perbedaan karena adanya perubahan database pegawai;



Dalam hal tidak ada perubahan database pegawai, angka prakiraan maju
diperbaiki dengan asumsi:
 volume keluaran (output) sama dengan tahun yang direncanakan;
 alokasi anggaran sama dengan tahun yang direncanakan; dan
 tambahan/pengurangan yang diusulkan untuk TA+1, TA+2, dan TA+3 dapat
dipertimbangkan dalam reviu Angka Dasar TA+1.



Penelaahan dapat dilanjutkan dan hasil penelaahan dituangkan dalam Catatan
Hasil Penelaahan.

PENELAAHAN KPJM (3/5)
33

3. Memastikan anggaran untuk biaya operasional terkait
pelaksanaan tugas fungsi unit, termasuk yang sudah menjadi
komitmen seperti multiyears contract masuk dalam Prakiraan
Maju, langkah-langkah yang dilakukan:


Angka prakiraan maju diperbaiki dengan asumsi:
 volume keluaran (output) untuk kegiatan tugas fungsi unit
sama; dan
 alokasi anggaran untuk multiyears contract dihitung sesuai
kebutuhan rencana tahunan.



Penelaahan dapat dilanjutkan dan hasil penelaahan dituangkan
dalam Catatan Hasil Penelaahan.

PENELAAHAN KPJM (4/5)
34

4. Memastikan kegiatan/keluaran (output) dan/atau komponen
kegiatan yang tidak berlanjut tidak masuk dalam prakiraan maju,
langkah-langkah yang harus dilakukan:


Angka prakiraan maju diperbaiki dengan cara keluaran (output)
dan/atau komponen kegiatan yang tidak berlanjut dengan
menghilangkan tanda centang pada tahun pelaksanaan; dan



Penelaahan dapat dilanjutkan dan hasil penelaahan dituangkan
dalam Catatan Hasil Penelaahan.

PENELAAHAN KPJM (5/5)
35

5. Memastikan dasar hukum atau kebijakan yang mendasari
pengalokasian anggaran yang masih berlanjut, masih efektif
berlaku. Langkah-langkah yang dilakukan yaitu:


Angka prakiraan maju diperbaiki dengan cara volume pada
kegiatan/Keluaran (output) disesuaikan dengan target/indikator
yang tercantum dalam dokumen yang berlaku; dan



Penelaahan dapat dilanjutkan dan hasil penelaahan dituangkan
dalam Catatan Hasil Penelaahan.

REVIU ANGKA DASAR
36



Terhadap usulan perbaikan dari K/L, Direktorat Anggaran selaku mitra K/L
akan melakukan pembahasan secara tatap muka bersama Biro
Perencanaan/Unit Perencana K/L, untuk menyetujui atau menolak usulan
perbaikan bersangkutan;



Hal-hal yang perlu dibahas dalam forum perbaikan Angka Dasar, antara lain:






Pencapaian keluaran (output) tahun sebelumnya untuk menyetujui atau
menolak perubahan volume output;
Pemenuhan belanja operasional: pagu minus, belanja transito, tunggakan,
penyesuaian kurs, perubahan indikator;
Kegiatan kontrak tahun jamak : keluaran (output) berlanjut atau berhenti;
Output yang berasal dari dana Optimalisasi hasil pembahasan dengan
DPR;
Kebijakan baru.

DOKUMEN YANG DIPERLUKAN


Data APBN TA 2018 dan prakiraan maju 2019, 2020, 2021 yang memuat
alokasi anggaran program
(sumber: data base RKA-K/L);



Data realisasi TA 2017
(sumber: Direktorat Jenderal Perbendaharaan);



Proyeksi asumsi dasar ekonomi makro dan parameter non-ekonomi untuk
tahun 2019 s.d. 2022
(sumber: Direktorat Penyusunan APBN, Direktorat Jenderal Anggaran);



Dokumen pendukung lain yang diperlukan untuk perbaikan Angka Dasar
dan Prakiraan Maju
(sesuai kebutuhan).

REVIU BELANJA OPERASIONAL
38

 Untuk melakukan reviu belanja operasional, mohon diperiksa OUTPUT LAYANAN
PERKANTORAN yang tercantum dalam aplikasi KPJM;
 Output Layanan Perkantoran terdiri atas 2 komponen:
1) Komponen 001 (Belanja Pegawai) :
a. Gaji pokok, tunjangan yg melekat dg gaji, termasuk uang makan PNS (mengacu pd
GPP);
b. Tunjangan kinerja (Remunerasi);
c. Tambahan pegawai baru;
d. Lembur;
e. Honor Non PNS;
f. Tunjangan lain yg sah;
2) Komponen 002 (Belanja Barang Penyelenggaraan Satker) :
a. Belanja barang kebutuhan sehari-hari perkantoran;
b. Belanja barang Operasional kantor;
c. Belanja langganan daya dan jasa;
d. Belanja Sewa;
e. Belanja pemeliharaan sarana dan prasarana kantor;
f. Belanja perjalanan dinas biasa/tetap.

DOKUMEN YANG HARUS DIPERSIAPKAN
UNTUK REVIU BELANJA OPERASIONAL
39

1) Data realisasi pembayaran Gaji dan tunjangan bulanan (dalam Rp dan
valas);
2) Data tambahan pegawai baru yang telah diangkat pada tahun
sebelumnya (T-1)
3) SK penetapan pemberian tunjangan termasuk Perpres penetapan
Remunerasi;
4) Daftar inventaris BMN meliputi : gedung bangunan, peralatan,
kendaraan bermotor dan yang sejenis yang perlu pemeliharaan;
5) Dokumen tagihan langganan daya dan jasa;
6) Kontrak-kontrak dalam rangka operasional kantor seperti cleaning
service, Satpam, sopir atau out sourcing, sewa mesin foto copy atau
kendaraan oprasional;
7) Kontrak dalam rangka sewa kantor, khusus bagi Satker yang belum
punya gedung kantor.
39

LANGKAH-LANGKAH REVIU BIAYA OPERASIONAL (1/2)
40

1)

Secara nasional, apakah kebutuhan biaya operasional untuk masing-masing Satker mendapat
alokasi anggaran yang cukup untuk 1 tahun?
 Periksa realisasi penyerapan anggaran s.d akhir Tahun Anggaran sebelumnya (T-1);
 Laporan saldo pagu minus;
 Tunggakan tahun berjalan.

2)

Dalam hal terjadi kekurangan alokasi pagu, apakah penyebabnya dapat diidentifikasi dengan
jelas?
 Tambahan pegawai baru;
 Pembayaran remunerasi/tunjangan kinerja;
 Rencana pengadaan aset/tambahan BMN baru;
 Penyesuaian kurs.

3)

Dalam hal terdapat perubahan database pegawai, tunjangan baru, data BMN dan hal lain terkait
biaya operasional, apakah dokumen pendukung tersedia dengan lengkap dan benar?
 Periksa kelengkapan dokumen;
 Periksa realisasi pembayaran s.d. tahun anggaran berjalan;
 Periksa rencana pengadaan aset/BMN di tahun berjalan dan perlu biaya pemeliharaan pada
40
tahun selanjutnya.

LANGKAH-LANGKAH REVIU BIAYA OPERASIONAL (2/2)
41

4) Pastikan angka Prakiraan Maju tahun anggaran berikutnya(T+1)
untuk Biaya Operasional tidak memuat unsur-unsur :
 Belanja pegawai transito;
 Gaji ke-14;
 Belanja barang transito;
5) Periksa apakah pada tahun anggaran sebelumnya (T-1), terdapat:
 Tambahan anggaran dari BA 999.08 untuk Biaya Operasional;
 Revisi anggaran untuk memenuhi Biaya Operasional;
 Tunggakan/kekurangan yang harus dibayar di T+1;
6) Dalam rangka menjaga konsistensi dan efisiensi kebutuhan Biaya
Operasional, perlu diperhatikan:
 Komponen 001, hanya digunakan mendanai kebutuhan belanja
pegawai satker (akun 51);
 Komponen 002, hanya digunakan mendanai kebutuhan belanja
operasional satker (akun 52).
41

TINDAK LANJUT HASIL REVIU BIAYA OPERASIONAL
42

1) Apabila secara nasional alokasi anggaran yg disediakan jumlahnya
cukup, namun dlm pelaksanaannya ada Unit yg menyatakan kurang,
maka perlu segera dilakukan perbaikan pola distribusi antar Program
atau antar Unit/Satker dalam K/L yang bersangkutan.
2) Dalam hal terjadi kekurangan alokasi pagu, sepanjang penyebabnya telah
diidentifikasi dengan jelas dan dilengkapi dokumen pendukung yang
benar, maka kebutuhan anggarannya harus dihitung menjadi baseline
K/L yang bersangkutan. Jumlah kekurangan alokasi yang dibutuhkan
ditambahkan dalam “Perbaikan Angka Dasar”.
3) Dalam hal terdapat alokasi pagu yang nyata-nyata berlebih dibandingkan
dengan realisasinya, maka selisih lebihnya harus dikeluarkan dari
penghitungan baseline K/L yang bersangkutan.

42

SIMULASI REVIU ANGKA DASAR:
BELANJA OPERASIONAL
43

REVIU OUTPUT LAYANAN
PERKANTORAN:
- DPD
- KEMENLU

REVIU BELANJA NON-OPERASIONAL
44

Angka dasar kebutuhan Biaya Non Operasional yang harus direviu
menyangkut antara lain:
1) Kegiatan/Output terkait pelaksanaan tugas fungsi layanan
birokrasi;

2) Kegiatan/Output terkait pelaksanaan tugas fungsi pelayanan
kepada publik;
3) Kegiatan/Output terkait pelaksanaan kebijakan prioritas
pembangunan nasional atau penugasan;
4) Kegiatan/Output terkait multi-years contract.

44

DOKUMEN YANG HARUS DIPERSIAPKAN
UNTUK REVIU BELANJA non-OPERASIONAL
45

1) Data realisasi anggaran dan kinerja (output) untuk masing-masing
Satker, Program, dan Kegiatan TA sebelumnya (T-1);

2) Surat ijin persetujuan Menteri Keuangan atau Menteri/Pimpinan
Lembaga yang bersangkutan terkait multi-years contract;

3) Dokumen Loan/Grant Agreement;

4) Dokumen RPJMN berjalan (5 tahunan);
5) Dokumen RKP tahun berjalan (T);

6) Renstra K/L dan Renja K/L yang bersangkutan;

7) Dokumen Hasil Retreat Presiden, Sidang Kabinet atau Kebijakan
Pemerintah lainnya terkait adanya tambahan penugasan.

45

LANGKAH UMUM REVIU BIAYA NON-OPERASIONAL
46

1)

Secara nasional, apakah realisasi penyerapan anggaran T-1 dan target kinerja dapat
dicapai?
 Periksa realisasi penyerapan anggaran s.d. akhir T-1;
 Periksa hasil spending review DJPBN s.d. akhir T-1;

2)

Pastikan angka Prakiraan Maju TA T+1 untuk Biaya Non Operasional tidak memuat
unsur-unsur :
 Alokasi anggaran Output Cadangan;
 Alokasi anggaran yg berasal dari Dana Optimalisasi DPR TA berjalan (T);

3)

Periksa apakah pada TA T-1, terdapat :
 Tambahan anggaran dari BA 999.08 ke BA K/L untuk biaya non-operasional;
 Revisi anggaran antar Output;
 Tunggakan/kekurangan yang harus dibayar di TA berjalan (T);

4)

Periksa apakah pada TA berjalan (T), terdapat :
 Output yg dilaksanakan secara multi years contract?;
 Rekomposisi pendanaan antar tahun atau perpanjangan ijin multi years contract
46
dari Menteri Keuangan;

LANGKAH SPESIFIK REVIU BIAYA NONOPERASIONAL (1/2)
47

1)

Kegiatan/Output terkait Tugas Fungsi Layanan Birokrasi:

2)

Kegiatan/Ouput terkait Pelayanan Kepada Publik :

 Apakah Output sudah ditetapkan sebagai SBK?
 Apakah pelaksanaan di TA T-1 menghasilkan efisiensi atau Hasil
Optimalisasi?
 Apakah target kinerja yang direncanakan untuk TA T+1 berbeda dengan
target TA T-1 dan TA berjalan (T)?
 Untuk TA berjalan (T), apakah ada usulan perubahan komponen?
 Apakah Output sudah ditetapkan sebagai SBK atau mempunyai Standar
Pelayanan Minimum (SPM)?
 Apakah pelaksanaan di TA T-1 menghasilkan efisiensi atau Hasil
Optimalisasi?
 Apakah target kinerja yang direncanakan untuk TA T+1 berbeda dengan
target TA T-1 dan TA berjalan (T)?
 Untuk TA berjalan (T), apakah ada usulan perubahan komponen?
47

LANGKAH SPESIFIK REVIU BIAYA NONOPERASIONAL (2/2)
48

3) Kegiatan/Ouput terkait Prioritas Nasional/Penugasan :
 Periksa realisasi penyerapan anggaran dan capaian Ouput s.d.
akhir Desember (T-1);
 Apakah pelaksanaan di TA (T-1) menghasilkan efisiensi atau Hasil
Optimalisasi?
 Apakah target kinerja yang direncanakan untuk TA T+1 berbeda
dengan target TA T-1 dan TA berjalan (T)?
4) Kegiatan/Ouput terkait Multiyears :
 Periksa realisasi penyerapan anggaran s.d. akhir Desember T-1;
 Periksa kebutuhan anggaran sesuai cost table.
 Apakah ada perubahan/rekomposisi pendanaan antar tahun?
 Apakah target kinerja yang direncanakan untuk TA T+1 sesuai
dengan rencana?
 Apakah ada perpanjangan ijin multi-years contract atau proyek
berhenti?

48

SIMULASI REVIU ANGKA DASAR:
BELANJA NON-OPERASIONAL
49

SIMULASI LANJUT/TIDAK
BERLANJUT

PENYESUAIAN ANGKA DASAR DAN PRAKIRAAN MAJU
DENGAN OUTPUT BARU (1/3)
50


Selain perbaikan, K/L juga dapat mengusulkan penambahan/penggantian Output
Baru, baik yang berlaku untuk perbaikan Angka Dasar tahun yang direncanakan
dan/atau untuk Prakiraan Maju, yang di-input dalam Aplikasi KPJM oleh Biro
Perencanaan/Unit Perencanaan K/L.



Langkah yang dilakukan unit perencanaan K/L dalam mengusulkan Output Baru
dalam Aplikasi KPJM, adalah sebagai berikut:
 Mengidentifikasi program/kegiatan yang dipengaruhi Output Baru tersebut;
 Mengidentifikasi sifat output (output generik, output internal atau output
teknis);
 Menyusun komponen utama dan/atau komponen pendukung;
 Menginput volume keluaran (output) untuk keluaran (output) teknis;
 Mengindentifikasi apakah output baru tersebut bersifat menambah output
baru atau menggantikan output lama yang sudah berhenti.

Catatan:
K/L juga dapat menyampaikan usulan program/kegiatan baru, yang harus diinput
juga dalam aplikasi KRISNA, dan harus mendapat persetujuan mitra K/L di DJA dan
di Kementerian PPN/Bappenas.

PENYESUAIAN ANGKA DASAR DAN PRAKIRAAN MAJU
DENGAN KEBIJAKAN BARU (2/3)
51

Untuk menilai kelayakan usulan perbaikan Angka Dasar dan Prakiraan
Maju, Direktorat Anggaran melakukan penelaahan pada level detil.
Penelaahan terhadap usulan perbaikan Angka Dasar dan Prakiraan Maju
dilakukan untuk meneliti:
 kelayakan anggaran untuk menghasilkan suatu keluaran;

 kepatuhan dalam penerapan kaidah-kaidah penganggaran, antara lain:
 penerapan SBM, SBK, dan SSB (tahun sebelumnya)




Untuk keluaran yang telah ditetapkan oleh Menteri Keuangan sebagai
SBK, reviu RKA-K/L dilakukan hanya untuk mencocokkan besaran
uang pencapaian Keluaran yang tercantum dalam RKA satker dengan
SBK. Untuk Keluaran yang non SBK, reviu RKA-K/L dilakukan sampai
dengan level detil;
penggunaan akun;
hal-hal yang dibatasi, termasuk dalam hal ini adalah penggunaan

PENYESUAIAN ANGKA DASAR DAN PRAKIRAAN MAJU
DENGAN KEBIJAKAN BARU (3/3)
52







pengalokasian anggaran untuk kegiatan yang didanai dari
penerimaan negara bukan pajak, pinjaman/hibah luar negeri,
pinjaman/hibah dalam negeri, dan surat berharga syariah negara;
penganggaran badan layanan umum;
kontrak tahun jamak (multi years contract); dan
pengalokasian anggaran yang akan diserahkan menjadi penyertaan
modal negara pada badan usaha milik negara.

 kelengkapan dokumen pendukung RKA-K/L antara lain RKA Satker,
TOR/RAB dan/atau dokumen pendukung terkait lainnya; dan

 rincian anggaran yang digunakan untuk mendanai usulan Output Baru:
menambah alokasi baru atau memanfaatkan alokasi Output lama yang
sudah berhenti.

SIMULASI REVIU ANGKA DASAR:
USULAN OUTPUT BARU
53

DOKUMEN HASIL REVIU ANGKA DASAR
54


Setelah reviu Angka Dasar telah selesai dilakukan, laporan hasil reviu tersebut
dapat dilihat dengan menggunakan aplikasi KPJM.



Pembahasan Angka Dasar harus dapat menghasilkan angka yang akan
digunakan untuk menyusun Pagu Indikatif. Dalam hal ini, Angka Dasar yang
akan menjadi bahan lampiran surat Pagu Indikatif dirinci menurut K/L, menurut
program, dan menurut belanja operasional dan non-operasional.



Dalam proses reviu Angka Dasar, aplikasi KPJM memfasilitasi penyusunan
Angka Dasar menurut belanja operasional dan non-operasional. Demikian juga,
aplikasi KPJM menyediakan fasilitas penyusunan Angka Dasar menurut sumber
dana.



Pereviu di Direktorat Jenderal Anggaran melakukan reviu terhadap perbaikan
Angka Dasar dan reviu terkait dengan usul kebijakan baru. Dalam
pelaksanaannya, pereviu di Direktorat Jenderal Anggaran disarankan untuk
melakukan reviu terhadap perbaikan Angka Dasar terlebih dahulu, dan setelah
selesai barulah kemudian melakukan reviu terkait dengan usul kebijakan baru.



Laporan Reviu Angka Dasar tersebut dicetak dan ditandatangani oleh Unit
Perencana K/L serta Kementerian Keuangan c.q. DJA dan Kementerian

HASIL REVIU ANGKA DASAR:
LAPORAN REVIU ANGKA DASAR.
55

HASIL REVIU ANGKA DASAR:
BELANJA OPERASIONAL DAN NON-OPERASIONAL.
56

HASIL REVIU ANGKA DASAR:
BELANJA K/L PER SUMBER DANA
57

HASIL REVIU ANGKA DASAR:
LAPORAN PERBAIKAN DAN KEBIJAKAN
BARU
58

PENYESUAIAN ATAS KETERSEDIAAN RESOURCE
ENVELOPE
(JIKA ADA)
59


Dalam hal angka dasar konsolidasi lebih tinggi dari resource envelope, dan rapat
pimpinan Direktorat Jenderal Anggaran, Kementerian Keuangan memutuskan
untuk melakukan penyesuaian ke bawah terhadap angka dasar konsolidasi
yang dihasilkan, maka penyesuaian ke bawah angka dasar tersebut dilakukan
dengan membandingkan pagu yang diperoleh dari penyesuaian angka dasar
dengan pagu RE per Program, kemudian melakukan perbaikan angka dasar
(seperti proses perbaikan pada saat penyusunan angka dasar) hingga alokasi
angka dasar sesuai dengan alokasi RE.

SIMULASI PENYESUAIAN ANGKA DASAR
DENGAN RESOURCE ENVELOPE
60

KEMENTERIAN KEUANGAN
DIREKTORAT JENDERAL ANGGARAN
DIREKTORAT SISTEM PENGANGGARAN
61

TERIMA KASIH
Email: tsp.dsp@kemenkeu.go.id