Meningkatkan Keterampilan Siswa Menulis Surat Dinas Melalui Metode Pemberian Tugas di Kelas V SD Inpres 12 Bajawali | Sri Artamiati | Jurnal Kreatif Tadulako Online 3882 12345 1 PB

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 6
ISSN 2354-614X

Meningkatkan Keterampilan Siswa Menulis Surat Dinas
Melalui Metode Pemberian Tugas di Kelas V
SD Inpres 12 Bajawali
Ni Luh Putu Sri Artamiati, Efendi, dan Yusdin Gagaramusu
Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako
ABSTRAK
Penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan di SD Inpres 012 Bajawali.
Tujuan penelitian ini untuk meningkatkan keterampilan siswa menulis surat dinas
di kelas V SD Inpres 12 Bajawali dengan menerapkan metode pemberian tugas.
Permasalahan pada penelitian ini adalah bagaimana penerapan metode pemberian
tugas dapat meningkatkan keterampilan siswa menulis surat dinas. Penelitian ini
dilakukan bersiklus, setiap siklus terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan,
pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Subyek penelitian ini adalah siswa
kelas V SD Inpres 12 Bajawali berjumlah 20 orang yang terdiri dari 10 orang
siswa laki-laki dan 10 orang siswa perempuan. Data dikumpulkan melalui lembar
aktivitas siswa dan guru (observasi). Hasil penelitian menunjukkan bahwa
aktivitas siswa dan guru mengalami peningkatan yang cukup berarti dari siklus I

ke siklus II. Tes hasil tindakan siklus I diperoleh ketuntasan klasikal 55% dan
pada siklus II terjadi peningkatan yang signifikan pada ketuntasan belajar yaitu
95%, hal ini menunjukkan persentase peningkatan dari siklus I ke siklus II sebesar
40%. Hasil daya serap klasikal pada siklus I adalah 68,6% dan siklus II daya serap
klasikal adalah 85,4%, hal ini menunjukkan persentase peningkatan pemahaman
siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia dari siklus I ke siklus II sebesar
16,8%. Berdasarkan indikator kinerja, maka dapat disimpulkan bahwa
penggunaan pendekatan pemberian tugas menulis surat dinas yang diterapkan
dalam pembelajaran Bahasa Indonesia dapat meningkatkan keterampilan pada
siswa kelas V SD Inpres 12 Bajawali.
Kata kunci: Keterampilan Siswa, Menulis Surat Dinas, Metode Pemberian
Tugas.
I.

PENDAHULUAN
Penyelenggaraan pendidikan di Indonesia menunjukkan fenomena yang

cukup

memprihatinkan


diantaranya

ketidakmampuan

proses

pendidikan

menghasilkan lulusan yang berkualitas. Melihat kenyataan ini, pemerintah dan
praktisi pendidikan tidak berpangku tangan, berbagai usaha untuk meningkatkan
kualitas pendidikan telah dilakukan antara lain pengembangan dan perbaikan
kurikulum, pengembangan metode pembelajaran dan sistem penilaian, perbaikan
sarana pendidikan, penyediaan fasilitas belajar. Namun usaha itu belum mencapai
91

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 6
ISSN 2354-614X

hasil yang maksimal. Hal ini dapat dilihat dari masih rendahnya keterampilan

siswa terhadap mata pelajaran tertentu.
Guru sebagai faktor utama berperan dalam kegiatan pembelajaran di kelas
dan penentu keberhasilan proses pembelajaran tersebut dituntut agar selalu
mencari inovasi, cara baru untuk membuat para siswa dapat memperoleh
pengetahuan dan pemahaman terhadap pelajaran dengan sebaik-baiknya.
Selanjutnya sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai baik secara
khusus yang menyangkut keterampilan siswa menulis, maupun secara umum
untuk pemahaman siswa terhadap materi ajar.
Sabaruddin Ahmad (1999:23) mengemukakakan:
“surat dinas merupakan surat dengan segala formalitasnya, misalnya
kop surat, bagian surat, nomor surat, bahasa surat, dan cap dinas.
Kop surat memuat informasi tentang nama lembaga/instansi; alamat
lengkap, tetapi secara umum, isi surat dinas adalah bagian
pembukaan, bagian inti, dan bagian penutup. Surat dinas dibagi:
Kepala surat (kop surat dinas), nomor surat; lampiran; perihal;
tanggal surat; alamat yang dituju; salam pembuka; isi surat; salam
penutup; tanda tangan”.
Masalah yang sering dihadapi siswa SD Inpres 12 Bajawali khususnya
kelas V adalah siswa tidak bisa menulis surat dinas dan hasil ulangan tidak
memuaskan padahal guru telah memberikan remedial, pujian, pekerjaan rumah

(PR) yang telah dipelajari, namun kenyataan yang terjadi siswa tetap saja tidak
memahami konsep tersebut dan hasil ulangannya tidak sesuai dengan apa yang
diinginkan guru. Sehingga hal ini membuat pelajaran Bahasa Indonesia menjadi
membosankan karena tidak adanya perhatian dari siswa.
Hal ini dapat dilihat dari hasil belajar SD Inpres 12 Bajawali Kecamatan
Lariang Kabupaten Mamuju Utara diperoleh data hasil belajar Bahasa Indonesia
pada siswa kelas V tergolong rendah pada semester I tahun pelajaran 2013/2014
yaitu rata-rata 62,48% yang masih jauh dari nilai rata-rata ketuntasan kriteria
minimal yaitu 65%.
Upaya mengatasi permasalahan tersebut dapat diterapkan metode
pemberian tugas agar siswa secara aktif mencari sendiri pengetahuan-pengetahuan
yang belum mereka dapatkan sebelumnya. Pembelajaran ini memberi kesempatan
92

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 6
ISSN 2354-614X

pada siswa untuk berlatih mandiri dan percaya pada keterampilan mereka sendiri
sehingga akan berdampak pada hasil pembelajaran yang berkualitas tinggi.
Adapun pembaharuan yang terjadi dewasa ini seperti pembaharuan tentang

konsep pendidikan. Pembaharuan ini membawa pula perubahan dalam cara
belajar mengajar di sekolah.
Kajian Pustaka
Keterampilan Menulis
Menurut Saleh Abbas (dalam Siti Rukiyah 2006:125) “keterampilan
menulis adalah kemampuan mengungkapkan gagasan, pendapat, dan perasaan
kepada pihak lain dengan melalui bahasa tulis. Ketepatan pengungkapan gagasan
harus didukung dengan ketepatan bahasa yang digunakan, kosakata dan
gramatikal dan penggunaan ejaan”. Menurut Ahmad Rofi’uddin dan Darmiyati
Zuhdi (2008:159) “keterampilan menulis merupakan suatu keterampilan
menuangkan pikiran, gagasan, pendapat tentang sesuatu, tanggapan terhadap
suatu pernyataan keinginan, atau pengungkapan perasaan dengan menggunakan
bahas tulis”. Berdasarkan beberapa pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa
keterampilan menulis adalah agar menulis sebagaimana berbicara, merupakan
keterampilan yang produktif dan ekspresif. Perbedaannya, menulis merupakan
komunikasi tidak bertatap muka (tidak langsung), sedangkan berbicara merupakan
komunikasi tatap muka (langsung). Untuk itu jika Anda engan berkomunkasi
langsung maka tulisan dapat dijadikan sarana berkomunikasi.
Menurut Henry Guntur (dalam Tarigan 2008:3)” keterampilan menulis
adalah salah satu keterampilan berbahasa yang produktif dan ekspresif yang

dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung dan tidak secara tatap
muka dengan pihak lain”. Sedangkan menurut Byrne (dalam Haryadi dan
Zamzani, 2006:77) “keterampilan menulis adalah menuangkan buah pikiran ke
dalam bahasa tulis melalui kalimat yang dirangkai secara utuh dan jelas sehingga
dapat dikomunikasikan kepada pembaca dengan berhasil”.
Menurut pendapat Burhan Nurgiyantoro (dalam Mustasia 2001:273)
“menulis adalah aktivitas mengungkapkan gagasan melalui media bahasa.
Menulis merupakan kegiatan produktif dan ekspresif sehingga penulis harus
93

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 6
ISSN 2354-614X

memiliki kemampuan dalam menggunakan kosakata, tata tulis, dan struktur
bahasa”. Atar Semi (1993:47) “mengartikan keterampilan menulis sebagai
tindakan memindahkan pikiran dan perasaan ke dalam bahasa tulis dengan
menggunakan lambang-lambang”. Senada dengan pendapat tersebut, menurut
Harris (dalam Ahmad Rofi’uddin dan Darmiyati Zuhdi, 1999:276) “keterampilan
menulis diartikan sebagai kemampuan menggunakan bahasa untuk menyatakan
ide, pikiran atau perasaan kepada orang lain dengan menggunaan bahasa tulis”.

Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa keterampilan
menulis adalah keterampilan itu sendiri. Artinya, seseorang mempunyai
kemampuan menulis karena dia terampil. Sementara untuk dapat terampil dalam
menulis, maka dia harus melakukannya secara langsung atau melatih dirinya
sehingga terampil. Dengan demikian, maka dapat dikatakan pengertian
keterampilan menulis adalah kemampuan yang didapat dan dimiliki oleh
seseorang setelah melalui proses pelatihan secara intens, khusus dalam bidang
menulis. Untuk dapat melakukan kegiatan menulis secara intens, maka Anda
harus melakukan secara sadar dan tidak ada keengganan. Anda harus membuang
jauh-jauh rasa enggan dalam hati. Karena menulis itu sebuah keterampilan, maka
semua orang mempunyai kesempatan untuk dapat memiliki keterampilan tersebut.
Untuk mengkondisikan hal tersebut, maka salah satu cara yang dapat dilakukan
adalah dengan melatih diri. Mereka menerapkan pengertian keterampilan menulis
secara langsung dengan melakukan kegiatan menulis dan mempublikasikanya
tanpa rasa enggan. Mereka tidak takut gagal sebab mereka yakin telah berlatih
secara intens dan pasti berhasil, kenyataannya mereka memang berhasil.
Menulis ialah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang
menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang sehingga orang lain
dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa
dan gambaran grafik itu (Tarigan, 2008:21). Menurut Djibran (2008:17)

menyatakan bahwa
“menulis adalah mengungkapkan pikiran, perasaan, pengalaman,
dan hasil bacaan dalam bentuk tulisan, bukan dalam bentuk tutur.
Menulis dipergunakan sesorang untuk mencatat atau merekam,
meyakinkan,
melaporkan
atau
memberitahukan,
dan
94

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 6
ISSN 2354-614X

mempengaruhi orang lain. Maksud dan tujuan seperti itu hanya
dapat dicapai dengan baik oleh orang-orang yang dapat menyusun
pikirannya dan mengutarakannya dengan jelas, kejelasan ini
tergantung pada pikiran, organisasi, dan pemakaian kata-kata
yang jelas dan baik”.
Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa menulis adalah

suatu kegiatan seseorang dalam mengungkapkan ide, gagasan atau buah pikiran
melalui tulisan. Buah pikiran tersebut dapat berupa pendapat, pengetahuan,
pengalaman, keinginan, atau pun perasaan seseorang. Menulis tidak hanya
mengungkapkan gagasan melalui bahasa tulis melalui media bahasa tulis saja
tetapi meramu tulisan tersebut agar dapat dipahami pembaca. Setiap penulis harus
mempunyai tujuan yang jelas dari tulisan yang akan ditulisnya.
Menurut Suriamiharja (1997:10) “tujuan dari menulis adalah agar tulisan
yang dibuat dapat dibaca dan dipahami dengan benar oleh orang lain yang
mempunyai kesamaan pengertian terhadap bahasa yang dipergunakan”.
Keterampilan menulis seperti halnya keterampilan berbahasa yang lain
perlu dimiliki oleh siswa. Keterampilan menulis sudah mulai dilatihkan di tingkat
Sekolah Dasar. Sebelumnya, pada kelas rendah ditanamkan dasardasar menulis.
Jika dasarnya sudah kuat dan dikuasai dengan benar maka siswa dapat menulis
dengan baik dan benar. Sabarti Akhadiah (1993:64) mengemukakan bahwa
“keterampilan menulis sangat kompleks karena menuntut siswa
untuk menguasai komponen-komponen di dalamnya, misalnya
penggunaan ejaan yang benar, pemilihan kosakata yang tepat,
penggunaan kalimat efektif, dan penyusunan paragraf yang baik.
Membelajarkan menulis harus memperhatikan perkembangan
menulis anak. Perkembangan anak dalam menulis terjadi secara

perlahan-lahan. Anak perlu mendapatkan bimbingan dalam
memahami dan menguasai cara mentransfer pikiran ke dalam
tulisan”.
Abbas (dalam Rukiyah 2006:127-137) upaya yang dapat dilakukan guru
agar siswa senang menulis adalah dengan memberi kebebasan kepada siswa untuk
menulis apa yang disenanginya sesuai dengan tema pembelajaran yang akan
dilaksanakan. Dalam pembelajaran keterampilan menulis ini guru harus
menciptakan kondisi pembelajaran yang kondusif. Di samping itu guru juga harus

95

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 6
ISSN 2354-614X

melakukan penilaian proses yang bertujuan untuk mengetahui perkembanga
belajar siswa, kesulitan yang dialami dan pola strategi belajar yang tepat.
Surat dinas merupakan surat yang dikeluarkan oleh lembaga atau instansi
untuk diberikan kepada lembaga atau instansi lain/perorangan. Menurut Agus
Sugiarto (2005:2) “surat dinas adalah surat yang bersifat resmi yang kegunaannya
adalah untuk menyampaikan informasi tentang kedinasan, surat jenis ini dibuat

oleh pejabat dalam sebuah organisasi atau instansi pemerintah”. Sedangkan
menurut Sabaruddin Ahmad (1999:23)
“surat dinas merupakan surat dengan segala formalitasnya,
misalnya kop surat, bagian surat, nomor surat, bahasa surat, dan
cap dinas. Kop surat memuat informasi tentang nama
lembaga/instansi; alamat lengkap, tetapi secara umum, isi surat
dinas adalah bagian pembukaan, bagian inti, dan bagian penutup.
Surat dinas dibagi: Kepala surat (Kop surat dinas), nomor surat;
lampiran; perihal; tanggal surat; alamat yang dituju; salam
pembuka; isi surat; salam penutup; tanda tangan. Bentuk dan
susunan surat dinas adalah sebagai berikut. 1) Kepala atau Kop
surat dinas terdiri atas nama instansi diikuti nama unit eselon I
yang menerbitkan surat”.
Surat sebagai suatu sarana komunikasi yang digunakan

untuk

menyampaikan informasi tertulis oleh suatu pihak kepada pihak lain. Dengan
lebih jelasnya “surat adalah alat komunikasi tertulis untuk menyampaikan pesan
kepada pihak lain yang memiliki persyaratan khusus yaitu penggunaan kertas,
model/bentuk, penggunaan kode dan notasi, pemakaian bahasa yang khas, serta
pencantuman tandatangan” (Agus Sugiarto, 2005:5).
Metode pemberian tugas adalah suatu metode mengajar yang diterapkan
dalam proses belajar mengajar, yang biasa disebut dengan metode pemberian
pekerjaan atau tugas. Biasanya guru memberikan tugas itu sebagai pekerjaan
rumah. Akan tetapi sebenarnya ada perbedaan antara pekerjaan rumah dan
pemberian tugas seperti halnya yang dikemukakan. Roestiyah (1996:75).
mengatakan: “Untuk pekerjaan rumah, guru menyuruh membaca dari buku di
rumah, dua hari lagi memberikan pertanyaan di kelas. Tetapi dalam pemberian
tugas guru menyuruh membaca. Juga menambah tugas (1) cari buku lain untuk
membedakan (2) pelajari keadaan orangnya.

96

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 6
ISSN 2354-614X

Roestiyah juga mengatakan teknik pemberian tugas memiliki tujuan agar
siswa menghasilkan keterampilan yang lebih mantap, karena siswa melaksanakan
latihan-latihan selama melakukan tugas, sehingga pengalaman siswa dalam
mempelajari sesuatu menjadi lebih terintegrasi. Pekerjaan rumah atau yang lazim
disebut PR dalam bahasa Inggris “Homework” yang artinya mengerjakan
pekerjaan rumah. Dalam hasil penelitian ini yang dimaksudkan dengan PR adalah
sebuah tugas atau pekerjaan tertentu baik tertulis atau lisan yang harus dikerjakan
di luar jam sekolah

(terutama di rumah) berkaitan dengan pelajaran yang telah

disampaikan guru untuk meningkatkan keterampilan atau keterampilan dan
sekaligus memberikan pengembangan serta kemandirian.
Pemberian tugas ini jauh lebih luas dari pekerjaan rumah karena metode
pemberian tugas diberikan dari guru kepada siswa untuk diselesaikan dan
dipertanggungjawabkan. Siswa dapat menyelesaikan di sekolah, atau di rumah
atau di tempat lain yang kiranya dapat menunjang penyelesaian tugas tersebut,
baik secara individu atau kelompok. Tujuannya untuk melatih atau menunjang
terhadap materi yang diberikan dalam kegiatan intra kurikuler, juga melatih
tanggung jawab akan tugas yang diberikan. Lingkup kegiatannya adalah tugas
guru bidang studi di luar jam pelajaran tatap muka. Menurut Roestiyah (1996:76)
dalam memberikan tugas keadaan siswa, guru harus memperhatikan hal-hal
berikut ini: a). tujuan penugasan b). bentuk pelaksanaan tugas c). manfaat tugas
d). bentuk Pekerjaan e). tempat dan waktu penyelesaian tugas f). memberikan
bimbingan dan dorongan g). memberikan penilaian
Menurut Roestiyah (1996:76) adapun jenis-jenis tugas yang dapat
diberikan kepada siswa untuk dapat membantu berlangsungnya proses belajar
mengajar: a). tugas membuat rangkuman b). tugas membuat makalah c).
menyelesaikan soal d). tugas mengadakan observasi e). tugas mempraktekkan
sesuatu f). tugas mendemonstrasikan observasi.
Pendapat Roestiyah dapat disimpulkan bahwa Pemberian tugas kepada
siswa dilatih untuk belajar, mengerjakan tugas dan melaksanakan kegiatan belajar
siswa diharapkan memperoleh suatu hasil ialah perubahan tingkah laku tertentu
sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Tahap terakhir dari pemberian tugas
97

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 6
ISSN 2354-614X

ini adalah resitasi yang berarti melaporkan atau menyajikan kembali tugas yang
telah dikerjakan atau dipelajari. Jadi metode pemberian tugas merupakan suatu
metode mengajar dimana guru memberikan suatu tugas, kemudian siswa harus
mempertanggung jawabkan hasil tugas tersebut.
II.

METODE PENELITIAN
Penelitian ini akan dilaksanakan di SD Inpres 12 Bajawali Kecamatan

Lariang Kabupaten Mamuju Utara Provinsi Sulawesi Barat. Subyek penelitian ini
adalah siswa kelas V tahun ajaran 2013/2014 dengan jumlah siswa 20 orang yang
terdiri dari 10 orang siswa laki-laki dan 10 orang siswa perempuan. Penelitian
Tindakan Kelas ini dilakukan dua siklus secara berkelanjutan. Setiap siklus
dilakukan perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi untuk mengetahui
efektifitas

tindakan.

Pelaksanaan

tindakan

terintegrasi

melalui

proses

pembelajaran.
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:1)
Observasi Langsung; 2) Tes; dan 3) Analisis Dokumen. Prosedur yang digunakan
untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap materi tentang menulis
surat dinas maka diadakan evaluasi dengan menggunakan tes. Tes yang digunakan
berupa menulis surat dinas yang dilaksanakan pada awal pembelajaran maupun
akhir pembelajaran.
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
interaktif. Model analisis interaktif mempunyai 3 komponen yaitu: (1) Reduksi
data, (2) Penyajian data, (3) Penarikan kesimpulan atau verifikasi data.
Aktivitasnya dilakukan dalam bentuk interaktif selama proses pengumpulan data
masih berlangsung.
Indikator keberhasilan dalam penelitian tindakan ini meliputi indikator
proses dan hasil dalam menggunakan media visual untuk meningkatkan hasil
belajar siswa memahami tentang kebebasan berorganisasi. Kriteria yang
digunakan untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam memahami materi
adalah sesuai dengan kriteria standar yang diungkapkan

di SD Inpres 012

Bajawali. Seorang siswa dikatakan tuntas belajar secara individu bila diperoleh

98

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 6
ISSN 2354-614X

persentase daya serap individu sama dengan 65% dan tuntas belajar secara
klasikal bila diperoleh persentase daya serap klasikal lebih dari atau sama dengan
80%.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil tes pra tindakan menunjukkan bahwa dari 20 orang siswa, sebanyak
13 siswa memperoleh nilai di bawah 65% dan 7 siswa memperoleh nilai di atas
65. Nilai rerata 62,8% dengan tingkat ketuntasan klasikal sebesar 35%. Data ini
menunjukkan bahwa pembelajaran dikelas belum memenuhi batas tuntas yang
ditetapkan. Dengan demikian pada kondisi awal pembelajaran ini, dikatakan
belum mencapai tujuan yang diharapkan. Penyebabnya hasil belajar siswa kurang
yaitu kurang terjadi interaksi antara guru dan siswa atau sebaliknya karena hanya
menggunakan metode ceramah.
Hasil observasi terhadap pelaksanaan tindakan dapat dideskripsikan bahwa
masih ada siswa yang kurang memperhatikan yang di ajarkan guru di kelas.
Ketika guru menjelaskan pembelajaran kepada siswa banyak yang tidak
memperhatikan karena metode yang digunakan masih kurang, siswa terlihat
kurang aktif terhadap pembelajaran yang disampaikan guru.
Berdasarkan hasil observasi aktivitas siswa dan guru, hasil analisis tes
formatif dan hasil wawancara pada siklus I dan siklus II tampak terjadi
peningkatan yang cukup baik. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan metode
pemberian tugas cukup efektif diterapkan dalam proses pembelajaran yang
dilakukan untuk meningkatkan daya nalar siswa, kreatifitas dan kemampuan
mengkaitkan satu konsep dengan konsep yang lain sehingga berdampak pada hasil
belajar yang baik.
Pada pembelajaran yang menggunakan metode pemberian tugas, siswa
dilatih

untuk

mengingat

mengerjakan

tugas,

mengungkapkan

kembali

pengetahuan, membandingkan dan mengambil keputusan. Dalam proses belajar
mengajar siswa dibantu untuk mengungkapkan idenya secara jelas melalui
kegiatan yang dilakukan sehari-hari. Siswa dapat menulis surat dinas sesuai tugas
yang diberikan . Siswa menemukan konsep-konsep baru sehingga mereka menjadi

99

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 6
ISSN 2354-614X

lebih paham dan bersemangat

dalam belajar karena mereka mengalaminya

sendiri.
Berdasarkan hasil observasi aktivitas siswa dan guru, hasil analisis
kemampuan siswa menulis surat dinas pada siklus I dan siklus II tampak terjadi
peningkatan yang cukup baik. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan metode
pemberian tugas cukup efektif diterapkan dalam proses pembelajaran yang
dilakukan untuk meningkatkan keterampilan siswa siswa dalam menulis surat
dinas, sesuai dengan isi surat, kop surat, lamp, hal, salam pembuka dan penutup
dan tanda tangan yang tepat sehingga berdampak pada hasil belajar yang baik.
Pembelajaran siswa siklus I terdapat sembilan orang siswa yang tidak
tuntas, penyebabnya adalah siswa masih banyak yang bingung dan tidak mengerti
dengan tahap-tahap pembelajaran. pemanfaatan metode pemberian tugas belum
optimal sehingga siwa belum sepenuhnya memperhatkan pelajaran dengan baik.
Adapun hal lain yaitu dalam menulis surat dinas masih kurang tepat pada isi surat,
kop surat, lamp, salam pembuka dan penutup, dan tanda tangan siswa.
Pembelajaran siklus II terdapat 1 orang siswa yang tidak tuntas Hal ini
disebabkan karena siswa tersebut sulit untuk memahami pelajaran atau materi
yang diajarkan walaupun pada setiap pertemuan guru sudah memberikan
bimbingan dan pengarahan dalam proses pembelajaran namun hal tersebut belum
mampu meningkatkan keterampilan dan pemahaman terhadap materi menulis
surat dinas. Guru telah berusaha memberikan waktu tambahan untuk membimbing
siswa tersebut (I Nyoman Prayoga) dengan berbagai keterampilan menulis dan
pertanyaan-pertanyaan secara lisan, diberikan pekerjaan rumah tetapi belum
berhasil karena terbatasnya waktu penelitian dan persentase ketuntasan belajar
klasikal telah memenuhi standar kriteria ketuntasan minimal di sekolah.
Pembelajaran yang menggunakan metode pemberian tugas, siswa dilatih
untuk mengingat, mengungkapkan kembali pengetahuan, membandingkan dan
mengambil

keputusan.

Proses

belajar

mengajar

siswa

dibantu

untuk

mengungkapkan idenya secara jelas melalui tugas-tugas berupa penyelesaian soal.
Pengetahuan Siswa dibentuk berdasarkan interaksi dengan pengalamanpengalaman, salah satunya adalah dengan melakukan penyelidikan (eksperimen),
100

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 6
ISSN 2354-614X

dengan cara beberapa orang siswa dan siswa lainnya diminta untuk
memperhatikan dengan baik. Hasil dari penyelidikan ini menjadi suatu beban
bagi siswa dan guru dalam menyusun kesimpulan menjadi sebuah konsep. Proses
pembelajaran siswa dibimbing untuk menemukan jawaban yang tepat kemudian
dimasukkan kedalam lembar kerja siswa yang telah disediakan dengan
memperhatikan keterkaitan antar soal.
Berdasarkan hasil observasi aktivitas siswa siklus I pertemuan 1 diperoleh
hasil dalam kategori cukup. Hal ini disebabkan karena motivasi siswa dalam
mengikuti pembelajaran masih kurang sehingga siswa masih terihat pasif dan
belum berani untuk menyampaikan kesulitan-kesulitan pada lembar kerja yang di
bagikan. Pada pertemuan 2 diperoleh kategori baik, dan mengalami peningkatan
dari pertemuan sebelumnya. Peningkatan aktivitas siswa disebabakan siswa
sedikit lebih aktif dibanding pertemuan sebelumnya walaupun secara keseluruhan
proses pembelajaran masih didominasi oleh guru.
Siklus II pertemuan 1 diperoleh persentase nilai rata-rata aktivitas siswa
dalam kategori baik. Hal ini disebabkan karena siswa sudah mulai termotivasi
untuk aktif dalam pembelajaran. Pada pertemuan 2 diperoleh persentase nilai ratarata aktivitas siswa dalam kategori sangat baik. Peningkatan aktivitas siswa dari
pertemuan 1 ke pertemuan 2 disebabkan karena siswa lebih termotivasi dalam
mengikuti kegiatan pembelajaran, hal ini terlihat pada saat mengerjakan tugas
yang diberikan oleh peneliti, siswa lebih aktif dalam proses pengambilan data dan
dalam menjawab pertanyaan yang terdapat pada LKS. Selain itu, siswa menjadi
lebih paham bagaimana cara mengambil keputusan dan menyimpulkan
pembelajaran sesuai dengan tujuan.
Berdasarkan hasil observasi aktivitas guru pada siklus I pertemuan 1
diperoleh kategori baik dan pertemuan 2 diperoleh peningkatan dari pertemuan
sebelumnya, ini menunjukkan aktivitas guru dalam pembelajaran pada siklus I
terjadi peningkatan pada tiap pertemuan. Pada siklus II pertemuan 1 diperoleh
kategori baik dan pertemuan 2 diperoleh nilai rata-rata aktivitas guru dengan
kategori sangat baik, ini menunjukkan kenaikan aktivitas guru pada tiap
pertemuan. Berdasarkan persentase nilai rata-rata aktivitas guru siklus I dan siklus
101

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 6
ISSN 2354-614X

II menunjukkan kenaikan yang cukup signifikan. Kenaikan aktivitas guru dari
siklus I ke siklus II disebabkan karena guru terus berusaha untuk meningkatkan
motivasi dan bimbingan kepada siswa dengan berbagai perlakuan agar siswa aktif
dalam kegiatan pembelajaran.
Hasil analisis tes formatif siklus I diperoleh persentase nilai rata-rata
sebesar 68,6. Analisis tes formatif diperoleh ketuntasan siswa secara klasikal
sebesar 55% dan daya serap klasikal 68,6% dengan jumlah siswa yang tidak
tuntas sebanyak 9 orang. Persentase ketercapaian siswa ini masih jauh dari
indikator keberhasilan yaitu sebesar 70%. Rendahnya persentase daya serap
klasikal pada siklus I ini disebabkan karena kemampuan siswa dalam
pembelajaran masih kurang sehingga pemahaman siswa terhadap tugas yang
diberikan belum maksimal. Berdasarkan hasil evaluasi siklus I dilakukan
perbaikan pada siklus II dengan penggunaan metode pemberian tugas dan
bimbingan kepada siswa. Perlakuan ini memberikan dampak yang baik, ini
terlihat dari peningkatan hasil belajar siswa pada siklus II dengan persentase
ketercapaian siswa mencapai 95% dengan 19 siswa yang tuntas dari 20 siswa.
Persentase peningkatan keterampilan siswa menulis surat dinas pada tiap
siklus dapat dilihat dari persentase ketercapaian siswa yang diperoleh pada siklus
I dan siklus II. persentase ketercapaian siswa yang diperoleh pada siklus I sebesar
55 dan persentase ketercapaian siswa yang diperoleh pada siklus II sebesar 95
dengan menggunakan persamaan diperoleh persentase peningkatan kemampuan
belajar sebesar 40%. Ini menunjukkan terjadinya peningkatan keterampilan
menulis surat dinas siswa pada tiap siklus.
Penerapan metode pemberian tugas

dapat menghidupkan suasana

belajar karena siswa terlibat aktif dalam setiap proses belajar mengajar. Suasana
belajar yang mendukung merupakan salah satu motivasi siswa dalam belajar.
Metode pemberian tugas, bukan saja membelajarkan siswa tapi juga
membelajarkan guru. Guru dituntut untuk bisa sabar dan peka terhadap kesulitankesulitan yang berbeda dari setiap siswa. Guru harus menguasai bahan secara luas
dan mendalam sehingga dapat lebih fleksibel menyusun soal dan dapat menerima
gagasan siswa yang berbeda. Pembelajaran ini cukup efektif untuk meningkatkan
102

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 6
ISSN 2354-614X

hasil balajar karena dapat mangubah kebiasaan siswa belajar yang hanya
mendengarkan dan menerima informasi dari guru menjadi belajar dengan banyak
berpikir.
IV.

PENUTUP

Kesimpulan
Penerapan metode pemberian tugas dapat meningkatkan keterampilan
siswa menulis surat dinas pada siswa kelas V SD Inpres 12 Bajawali. Hal ini
dibuktikan dengan tercapainya indikator kinerja dari siklus I diperoleh persentase
ketuntasan klasikal 55% dan ketuntasan klasikal pada siklus II sebesar 95%. Hal
ini menunjukkan terjadinya peningkatan ketuntasan belajar pada siklus I ke siklus
II sebesar 40%. Daya serap klasikal siklus I mencapai 68,6% dan siklus II sebesar
85,4%. Hal ini menunjukkan terjadinya peningkatan daya serap klasikal pada
siklus I ke siklus II sebesar 16,8%. Hasil observasi aktivitas siswa dan guru
mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II mencapai kategori sangat baik.
Saran
Upaya meningkatkan keterampilan siswa pada pembelajaran Bahasa
Indonesia menggunakan metode pemberian tugas disarankan; melaksanakan
pembelajaran yang kreatif dan inovatif dalam kelas dan mampu mengembangkan
penyusunan tugas agar siswa tidak merasa bosan. Guru hendaknya menempatkan
dimana saatnya siswa diberi kebebasan berargumen untuk mempertanggung
jawabkan hasil pekerjaannya (tugas) dan dimana guru lebih dibutuhkan untuk
membuka wawasan siswa.

103

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 6
ISSN 2354-614X

DAFTAR PUSTAKA
Abas

Saleh, 2006. Membina Keterampilan
Pengembangannya. Bandung:Angkasa.

Menulis

Paragraf

dan

Depdiknas, 2003. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta:Departemen Pendidikan
Nasional.
Haryadi, Zamzani, 2006. Evaluasi Pendidikan. Jakarta:Bina Aksara.
Milles dan Huberman, 1992. Analisis Data kualitatif. Terjemahan Rohendi
Rohidi. Jakarta:Universitas Indonesia.
Nurgiantoro, 2001. Psikolog Pendidikan. Bandung:Remaja Rosda Karya.
Rofiuddin Ahmad, dkk, 2008. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta:
Raja Grafindo Persada.
Rosidi, 2009. Metode Belajar dan Kesulitan-Kesulitan Belajar. Bandung:
CV.Tarsito.
Sabaruddin Ahmad, 1999. Pembelajaran Surat Dinas. Bandung:Remaja Rosda
Karya.
Sugiarto Agus, 2005. Pembelajaran Bahasa untuk SD/MI. Bandung:Remaja
Rosda Karya.
Suriamiharja, 1997. Media pengajaran (Penggunaan dan Pembuatannya).
Bandung:Sinar Baru Algensindo.
Suwarto, 2012. Meningkatkan Hasil Belajar pada Pelajaran Bahasa Indonesia
melalui Metode Pemberian Tugas di Kelas III SDN 10 Palu. Skripsi tidak
dipublikasikan. Palu: Universitas Tadulako.
Tarigan, 2008. Manajemen Bahasa. Jakarta:PT. Gramedia Pustaka Utama.
The

Liang Gie, 2002. Keterampilan Dasar Menulis.
(http://www.lianggie.go.id/.htm, diakses 16 Maret 2014).

(Online),

104