KOMUNIKASI PEMASARAN ISLAM DALAM PEREKRUTAN ANGGOTA BARU DI PERUSAHAAN MULTI LEVEL MARKETING K-LINK SURABAYA.
KOMUNIKASI PEMASARAN ISLAM DALAM PEREKRUTAN
ANGGOTA BARU DI PERUSAHAAN
MULTI LEVEL
MARKETING
K-LINK SURABAYA
SKRIPSI
Oleh :
IKRIMATUL WAHYU NIM: C04212017
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH
SURABAYA
(2)
(3)
(4)
(5)
ABSTRAK
Skripsi yang berjudul “Komunikasi Pemasaran Islam Dalam Perekrutan Anggota Baru Di Perusahaan Multi Level Marketing K-Link Surabaya” ini merupakan hasil penelitian kualitatif yang bertujuan menjawab pertanyaan tentang bagaimana mekanisme pemasaran Islam di perusahaan multi level marketing K-Link Surabaya dan bagaimana analisis komunikasi pemasaran dalam perekrutan anggota baru di perusahaan multi level marketing K-Link Surabaya dalam perspektif etika bisnis Islam.
Metodologi penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif deskriptif dengan jenis penelitian studi kasus pada objek. Studi kasus merupakan suatu penelitian kualitatif yang berusaha menemukan makna, menyelidiki proses, dan memperoleh pengertian dan pemahaman yang mendalam dari individu, kelompok, atau situasi. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara dengan informan dalam penelitian ini yaitu manager, pegawai dan beberapa member
multi level marketing K-Link Surabaya.
Hasil penelitian yang diperoleh Komunikasi pemasaran Islam di perusahan multi level marketing K-Link surabaya dengan bekerja sama dengan K-System sudah terkonsep dengan baik. Dalam komunikasi pemasarannya mereka menerapkan komunikasi pemasaran yang dilakukan oleh nabi SAW dahulu yakni mengutamakan kejujuran, tanggung jawab, kecerdasan dan komunikatif. Dan Dalam praktik perekrutan anggota baru, para pelaku multi level marketing
K-Link Surabaya sangat memperhatikan etika sebagai modal utama dalam menjalankan bisnisnya. Beberapa etika dalam komunikasi pemasaran yang dilakukan adalah Memiliki kepribadian spiritual, berperilaku baik dan simpatik, berperilaku adil dalam bisnis, bersikap melayani dan rendah hati, Menepati janji dan tidak curang.
Sejalan dengan kesimpulan di atas, para pelaku bisnis multi level marketing K-Link harus bisa mempertahankan citra perusahaan yang merupakan perusahaan multi level marketing
syariah nomor satu yang selalu mengedepankan etika bisnis dalam menghadapi persaingan yang semakin kompetitif.
(6)
DAFTAR ISI
Halaman
SAMPUL DALAM ...……… i
PERNYATAAN KEASLIAN ………... ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ………. iii
PENGESAHAN ……….……… iv
ABSTRAK ………..………... v
KATA PENGANTAR …………..……… vi
DAFTAR ISI ………..………..………. viii
DAFTAR TABEL... x
DAFTAR GAMBAR ... xi
DAFTAR TRANSLITERASI ………..……….... xii
BAB I : PENDAHULUAN ………... 1
A. Latar Belakang Masalah ..………... 1
B. Identifikasi dan Batasan Masalah... 7
C. Rumusan Masalah ………….………. 8
D. Kajian Pustaka ………... 9
E. Tujuan Penelitian ……….….……….. 13
F. Kegunaan Hasil Penelitian …….……… 13
G. Definisi Operasional …...………... 14
H. Metode Penelitian ………….……… 15
(7)
BAB II KOMUNIKASI PEMASARAN ISLAM……… 24
A. Pengertian Komunikasi Pemasaran Islam…...……… 24
B. Bentuk-Bentuk Komunikasi Pemasaran……… 25
C. Etika Bisnis Dalam Komunikasi Pemasaran Islam... 29
D. Multi Level Marketing Syariah……... 37
BAB III : PELAKSANAAN KOMUNIKASI PEMASARAN ISLAM DAN PEREKRUTAN ANGGOTA BARU DI PERUSAHAAN MLM K-LINK……..………... 45
A. Gambaran Umum MLM K-Link... B. Komunikasi Pemasaran Islam MLM K-Link Surabaya……… C. Bentuk-Bentuk Komunikasi Pemasaran MLM K-Link Surabaya... 45 50 53 D. Komunikasi Pemasaran Dalam Perekrutan Anggota Baru Di Perusahaan MLM K-Link Surabaya...………. 54
BAB IV ANALISIS KOMUNIKASI PEMASARAN ISLAM DALAM PEREKRUTAN ANGGOTA BARU DI PERUSAHAAN MLM K-LINK SURABAYA………...…… 62
A. Analisis Komunikasi Pemasaran Islam Di Perusahaan MLM K-Link Surabaya...………... 62
B. Analisis Komunikasi Pemasaran Dalam Perekrutan Anggota Baru Di Perusahaan MLM K-Link Dalam Perspektif Etika Bisnis Islam ………...…….. 67
BAB V : PENUTUP ……… 73
A. Kesimpulan……….. …………... 73
B. Saran………... 74
DAFTAR PUSTAKA ………...
LAMPIRAN
(8)
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
(9)
Daftar Gambar
Gambar Halaman
(10)
DAFTAR TRANSLITERASI
Di dalam naskah skripsi ini banyak dijumpai nama dan istilah teknis (technical term) yang berasal dari bahasa Arab ditulis dengan huruf Latin. Pedoman transliterasi yang digunakan untuk penulisan tersebut adalah sebagai berikut:
A. Konsonan
No Arab Indonesia Arab Indonesia 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. ا ب ت ث ج ح خ د ذ ر ز س ش ص ’ b t th j h} kh d dh r z s sh shot ط ظ ع غ ف ق ك ل م ت و ه ء ي Tho dzo ‘ gh f q k l m n w h ’ y
(11)
15. ض dhot
Sumber: Kate L.Turabian. A Manual of Writers of Term Papers, Disertations (Chicago and London: The University of Chicago Press, 1987).
B. Vokal
1. Vokal Tunggal (monoftong) Tandadan
Huruf Arab
Nama Indonesia
ــــــــ fath}ah A
ــــــــ Kasrah I
ــــــــ d}ammah U
Catatan:Khusus untuk hamzah, penggunaan apostrofhanya berlaku jika hamzah berh}arakat sukun atau didahului oleh huruf yang berh}arakat sukun. Contoh: iqtid}a’(ءاضتقا)
(12)
2. Vokal Rangkap (diftong)
Tanda dan Huruf Arab
Nama Indonesia Ket.
يــــ fathah dan ya’ Ay a dany
وـــــ fathah dan wawu Aw a dan w
Contoh : bayna ( نيب ) :mawd}u>‘ ( ومعوض ) 3. Vokal Panjang (mad)
Tanda dan Huruf Arab
Nama Indonesia Keterangan
اــــ fath}ah dan alif a> a dan garis di atas
يـــ Kasrah dan ya’ i> i dan garis di atas
وــــ d}ammah dan
wawu
u> u dan garis di atas
Contoh :al-jama>‘ah ( ةعامجلا ) : takhyi>r ( رييخت )
(13)
: yadu>ru ( رودي )
C. Ta’ Marbut}ah
Transliterasi untuk ta>’ marbu>t}ah ada dua :
1. Jikahidup (menjadi mud}a>f) transliterasinya adalah t. 2. Jikamati atau sukun, transliterasinya adalah h.
Contoh :shari>‘at al-Isla>m (اساا ةعيرشم) :shari>‘ah isla>mi>yah ( ةيماسإ ةعيرش) D. Penulisan Huruf Kapital
Penulisan huruf besar dan kecil pada kata, phrase (ungkapan) atau kalimat yang ditulis dengan transliterasi Arab-Indonesia mengikuti ketentuan penulisan yang berlaku dalam tulisan. Huruf awal (initial latter) untuk nama diri, tempat, judul buku, lembaga dan yang lain ditulis dengan huruf besar.
(14)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Landasan filosofi yang harus dibangun pada pribadi muslim dalam kaitannya dengan paradigma Islam adalah adanya konsepsi hubungan manusia dengan Tuhannya dan manusia dengan manusia (h}ablum minan nas}, h}ablum minallah). Dengan berpegang pada landasan tersebut maka setiap muslim yang berbisnis atau beraktivitas apapun akan merasa ada kehadiran Allah SWT disetiap aspek hidupnya.
Agama Islam sangat menganjurkan setiap umat untuk bekerja, yakni salah satunya dengan berbisnis. Secara bahasa, bisnis mempunyai beberapa arti yakni usaha dagang, usaha komersial dalam dunia perdagangan.1 Bisnis merupakan suatu kegiatan usaha individu yang terorganisasi untuk menghasilkan (laba) atau menjual barang dan jasa guna mendapatkan keuntungan dalam memenuhi kebutuhan masyarakat.2 Sedangkan Bisnis
Islami ialah serangkaian aktivitas bisnis yang dalam berbagai bentuknya tidak dibatasi oleh jumlah kepemilikan (barang/jasa) termasuk profitnya namun dibatasi dalam cara memperolehnya dan pendayagunaan hartanya karena aturan halal dan haram, sebagaimana Firman Allah SWT:
1
Budiono, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, (Surabaya:Karya Agung,2005), 103. 2
Hughes dan Kapor dalam buku Buchori Alma, Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa (Bandung: Alfa Beta, 2000), 16.
(15)
2
Dan janganlah sebahagian kamu memakan harta sebahagian yang lain di antara kamu dengan jalan yang bathil dan (janganlah) kamu membawa (urusan) harta itu kepada hakim, supaya kamu dapat memakan sebahagian daripada harta benda orang lain itu dengan (jalan berbuat) dosa, Padahal kamu mengetahui.(Q.S Al-Baqarah :188)3
Perusahaan dalam menjalankan kegiatan bisnisnya pada umumnya memiliki tujuan utama untuk mencari keuntungan sebesar-besarnya. Pencarian profit dilakukan dengan cara memproduksi dan menjual prodaknya kepada konsumen. Promosi dilakukan oleh bagian penjualan yang berada didalam divisi pemasaran. Proses pemasaran ditunjukkan kepada konsumen untuk mengajak konsumen membeli produk yang ditawarkan perusahaan.
Bagian penting dari sebuah bisnis ialah pemasaran. Pemasaran dapat didefinisikan sebagai strategi bisnis yang mengarahkan proses penciptaan, penawaran dan perubahan values dari inisiator kepada stakeholder-nya. Menurut prinsip syariah, kegiatan pemasaran harus dilandasi semangat beribadah kepada Tuhan Sang Maha Pencipta, berusaha semaksimal mungkin untuk kesejahteraan bersama, bukan untuk kepentingan golongan apalagi kepentingan sendiri.4
Hal penting lain yang perlu diperhatikan dalam bisnis adalah komunikasi. Tanpa komunikasi yang baik dalam pemasaran, konsumen maupun
3Kementrian Agama RI, Al-Qur’an Tajwid dan Terjemahannya Dilengkapi Dengan Asbabun Nuzul dan Hadits Sahih (Bandung: PT. Sygma Examedia Arkanleema, 2010), 29.
4
(16)
3
masyarakat secara keseluruhan tidak akan pernah mengetahui keberadaan produk di pasar. Dalam marketing, barang yang berkualitas sedang jika dipasarkan dengan komunikasi yang hati-hati dan jurus yang jitu, biasanya akan lebih laku dibandingkan dengan barang yang berkualitas super tetapi tanpa sentuhan marketing. Agar suatu bisnis dapat mencapai tujuannya maka manajemen perusahaan harus menjaga efektifitas interaksi yang berlangsung antara perusahaan, konsumen serta stakeholder-nya dengan cara-cara berdasarkan nilai dan norma etika bisnis.
Etika sangat diperlukan dalam kegiatan ekonomi secara keseluruhan, lebih khusus lagi etika dalam komunikasi pemasaran kepada masyarakat dari sudut pandang Islam. Kegiatan komunikasi pemasaran seharusnya dikembalikan pada karakteristik yang sebenarnya. Yakni beretika dan menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan. Inilah yang dinamakan marketing syariah, konsep terbaik untuk sekarang dan masa depan. Prinsip marketing yang beretika harus diterapkan. Jika nilai-nilai etika sudah diabaikan, sangat dikhawatirkan dapat berpengaruh dengan kultur masyarakat.
Sebagai pelaku bisnis, terutama sebagai muslim seharusnya memandang urgensi tentang masalah-masalah etika dunia bisnis. Dengan kata lain, profesionalitas dalam bisnis dituntut juga adanya kompetensi yang memadai dalam memecahkan tantangan etika bisnis yang sekarang ditengarai mulai longgar (permissive). Kemampuan untuk menentukan sikap-sikap etis yang tepat, termasuk kompetensi sebagai usahawan atau manajer. “Begitupula
(17)
4
sebuah perusahaan hanya akan berhasil dalam waktu panjang apabila berpegang pada standar-standar etis yang berlaku”.5
Islam dalam pedomannya yakni Al-Qur’an dan As-Sunnah telah memberikan tuntunan-tuntunan etika dalam menjalankan bisnis, termasuk didalamnya etika dalam mempromosikan suatu produk kepada konsumen dan mengajak konsumen untuk ikut serta dalam keanggotaannya. Nabi Muhammad SAW adalah suri teladan dalam segala hal, termasuk dalam berdagang. Beliau menjalankan bisnisnya dengan sangat fair dan profesional, tidak pernah ada pelanggan yang mengeluh atau komplain. Beliau selalu memegang janji,berperilaku baik dan simpatik, berperilaku adil dalam bisnis, bersikap melayani dan rendah hati, Menepati janji dan tidak curang.
Etika bisnis yang dianjurkan oleh Rasulullah SAW memberikan inspirasi baru dan mengunggah para tokoh dan pelaku bisnis Islam untuk mengembangkan bisnis tersebut sesuai dengan syariat yang diajarkan oleh Rasul. Sehingga muncullah berbagai model bisnis yang Islami seperi multi level marketing syariah.
Multi level marketing adalah sebuah metode pemasaran barang dan atau jasa dari sistem penjualan langsung melalui program pemasaran berbentuk lebih dari satu tingkat, dimana mitra usaha mendapatkan komisi penjualan dan bonus penjualan dari hasil penjualan barang dan atau jasa yang dilakukannya sendiri dan anggota jaringan didalam kelompoknya.6
5
Djafar, Etika Bisnis Islam Tataran Teoritis dan Praksis(Malang: UIN-Malang Press,2008), 31. 6
Kuswara, Mengenal Multi level marketing Syariah dari Halal-Haram, Kiat Berwirausaha, Sampai Dengan Pengelolahannya(Depok: Qultum Media, 2005), 19.
(18)
5
Dewan Syariah Nasional (DSN) MUI menjelaskan bahwa penjualan langsung berjenjang adalah cara penjualan barang atau jasa melalui jaringan pemasaran yang dilakukan oleh perorangan atau badan usaha kepada sejumlah perorangan atau badan usaha lainnya secara berturut-turut.7Ketentuan mengenai penyelenggaraan penjualan langsung di Indonesia diatur dalam Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia (Permendag) No. 32/M-DAG/PER/8/2008, yang mengatur secara jelas mengenai tata cara beroprasi usaha penjualan berjenjang di Indonesia mencangkup ketentuan, rambu-rambu dan sanksi-sanksi bagi yang melanggar dan ditambah dengan fatwa DSN-MUI Nomor 75/DSN-MUI/VII/2009 tentang Penjualan Langsung Syari’ah (PLBS).
Saat ini multi level marketing citranya sangat buruk, masyarakat menganggap bahwa multi level marketing itu money game dan hanya menguntungkan dan memperkaya orang yang diatasnya (upline). Anggapan seperti itu sudah melekat erat dimasyarakat sehingga sulit terlepas dari pandangan tersebut, multi level marketing meskipun multi level marketing
tersebut adalahyang berlabel syariah.
Passive Income demikian jargon yang biasa dikumandangkan demi menarik sebanyak mungkin keanggotaan bisnis tanpa investasi modal yang besar tapi bisa menghasilkan akumulasi kapital karena jaringan pemasaran tersebut. Sehingga para pelaku multi level marketing bisa sedemikian agresif untuk bisa meyakinkan dan melakukan persuasi terhadap calon kliennya.
7
Fatwa DSN-MUI Nomor 75/DSN-MUI/VII/2009 tentang Pedoman Penjualan Langsung Syari’ah (PLBS) (Jakarta: DSN-MUI, 2009).
(19)
6
Justru agresifitas inilah yang menjadi bumerang bagi bisnis ini sendiri. Kerapkali trik atau siasat yang dipakai oleh pelaku bisnis multi level marketingmenimbulkan rasa jengahdari orang yang sedang atau akan
diprospek. Si sponsor bersikeras dan “keukeuh” agar orang yang
diprospeknya itu turut berhimpun dan menjadi downline-nya di jaringan pemasaran tersebut.8
K-Link merupakan salah satu perusahaan penjualan langsung terkemuka di Indonesia. Pusat stockistnya dapat ditemukan hampir disetiap kota besar dan kota–kota diseluruh negeri ini. K-Link memiliki Surat Izin Usaha Penjualan Langsung (SIUPL) dan telah menjadi anggota dari Asosiasi Penjualan Langsung Indonesia (APLI) serta memiliki sertifikat dari MUI.9
Dalam aplikasinya, seorang yang akan menjadi member pada K-Link sebagai perusahaan pemasaran dengan sistem jaringan multi level marketing, haruslah melalui ketentuan-ketentuan tertentu yang telah ditetapkan oleh pimpinan K-Link. Ia harus menyetorkan uang dengan jumlah tertentu sebagai setoran pertama pertanda ia sudah menjadi member .10 Uang pendaftaran tersebut sebenarnya adalah sebagai pengganti formulir, petunjuk pelaksanaan, kaset, folder, brosur, pembuat member card dan kadang-kadang produk perdana yang dimiliki anggota baru sebagai sample. Kemudian dalam tahap berikutnya ia yang semula masih menjadi downline bisa menjadi upline
tatkala sudah mengajak orang lain untuk menjadi member di K-Link.
8
Moch Fachrur Rozi, Kontroversi Bisnis multi level marketing(Yogyakarta: Pilar Media, 2005). 9Barir Cahyono, “Welcome to K-Link Indonesia” , www.k-link.co.id/, “diakses pada 03-11-2015” 10Tarmizi Yusuf, multi level marketingTempat Mewujudkan Impian Anda (Jakarta: Elex Media Komputindo, 2001), 67.
(20)
7
Selanjutnya sampai tingakatan tertentu seorang upline bisa memperoleh jutaan uang ketika ia sudah mempunyai banyak downline, karena dari sekian
downline apabila berhasil menjual produk tertentu maka ia akan memperoleh intensif /rabat tertentu tergantung produk apa dan jumlah yang dijual.11
Masyarakat sering menganggap secara sederhana bahwa upline menerima uang dari keringat downline, akan tetapi sebenarnya filosofi multi level marketing adalah pengawasan yang benar-benar atas kinerja dan struktur
multi level marketing dalam pemasaran sebuah produk. Artinya bahwa seorang upline dalam hal ini umpamanya sudah pada tingakat Diamond harus menjaga keseimbangan dalam usaha pemasaran. Mana yang pincang maka akan digenjot agar mendapat hasil yang maksimal. Jadi seluruh struktur harus bergerak sinergis, bukan berarti seorang Diamond diam akan tetapi harus inovatif dalam pemasarannya.
Sesuai dengan latar belakang yang telah dipaparkan pada paragraf-paragraf sebelumnya, penelitian ini diarahkan untuk meneliti komunikasi pemasaran Islam dalam perekrutan anggota baru di perusahaan multi level marketing K-Link Surabaya.
11
Umar Hasan, MLM Murni Peluang Usaha Modal Kecil Tanpa Resiko (Jakarta: Yayasan Caaraka Modioatama, 2000), 34.
(21)
8
B. Identifikasi dan Batasan Masalah
Masalah komunikasi pemasaran Islam dalam perekrutan anggota baru di perusahaan multi level marketing K-Link Surabaya ini sangat luas dan banyak pro dan kontra, sehingga perlu di identifikasi sebagai berikut:
1. Bagaimana etika bisnis Islam dalam pemasaran produk di perusahaan K-Link Surabaya?
2. Bagaimana mekanisme pemasaranIslam di perusahaan multi level marketing K-Link Surabaya?
3. Bagaimana pemahaman komunitas K-Link Surabaya tentang etika bisnis Islam dalam perekrutan anggota baru?
4. Bagaimana komunikasi pemasaran pada perekrutan anggota baru di perusahaan multi level marketing K-Link Surabaya dalam perspektif etika bisnis Islam?
Dari identifikasi masalah dapat ditentukan fokus masalah penelitian sebagai berikut :
1. Mekanisme pemasaran Islam di perusahaan multi level Marketing K-Link Surabaya
2. Komunikasi pemasaran pada perekrutan anggota baru di perusahaan multi level marketing K-Link Surabaya dalam perspektif etika bisnis Islam
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dari penelitian ini adalah :
(22)
9
1. Bagaimana mekanisme pemasaran Islam di perusahaan multi level marketing K-Link Surabaya?
2. Bagaimana komunikasi pemasaran padaperekrutan anggota baru di perusahaan multi level marketing K-Link Surabaya dalam perspektif etika bisnis Islam?
D. Kajian Pustaka
Kajian pustaka selain bertujuan untuk mendapatkan bahan perbandingan dan acuan, serta untuk menghindari anggapan kesamaan dengan penelitan ini, juga bertujuan untuk memberikan gambaran dan penjelas kerangka berfikir dalam pembahasan. Maka dalam landasan teori ini peneliti mencantumkan hasil-hasil penelitihan terdahulu.
Skripsi karya Helin Rizka Amanati, yang membahas tentang Analisis Pelaksanaan Fatwa DSN–MUI tentang Sistem Penjualan Langsung Berjenjang Syariah di AHAD Net Internasional. Dalam karya skripsi ini penulis menjelaskan titik permasalahan mengenai bagaimana pemenuhan syarat dan rukun jual beli pada sistem Penjualan Langsung Berjenjang Syariah Di AHAD Net Internasional Semarang dan bagaimana penerapan kriteria fatwa DSN MUI pada sistem penjualan langsung berjenjang syariah di Ahad Net Internasional Semarang, dalam karya ilmiah tersebut dijelaskan bahwa praktek jual beli di multi level marketing pada Ahad Net dalam pemenuhan rukun dan syarat jual beli tidak melanggar syariat Islam. Adanya pihak penjual, pembeli, dan obyeknya telah memenuhi persyaratan berdasarkan hukum Islam dan sistem yang dijalankan oleh Ahad Net
(23)
10
Internasional Semarang tidak bertentangan dengan kriteria yang telah ditentukan dalam fatwa MUI No.75/DSN-MUI/VII/2009.12
Persamaan dengan penelitian ini adalah objeknya sama-sama multi level marketing syariah dan menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan diskriptif. Adapun perbedaan adalah penelitian tersebut baik dari segi aspek tema maupun lokasi objek penelitian. Skripsi diatas tema yang diangkat bersifat umum dengan membahas tentang pemenuhan syarat dan rukun jual beli.
Wasilatur Rahma yang membahas tentang Internalisasi Etika Bisnis Islam dalam Komunikasi Pemasaran (Studi pada PT. TELKOM Kendatel Malang). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pemahaman komunitas PT. TELKOM Kendatel Malang terhadap Etika Bisnis Islam dalam komunikasi pemasaran serta mengetahui implementasi Etika Bisnis Islam dalam komunikasi pemasaran PT. TELKOM Kendatel Malang. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan diskriptif. Kesimpulan dari penelitian ini menunjukan bahwa PT. TELKOM Kendatel Malang, dalam melaksanakan kegiatan bisnisnya sangat mengedepankan dan menerapkan etika bisnis. Hal itu dibuktikan dalam komunitas perilaku di lingkungan PT.TELKOM Kendatel Malang dalam komunikasi pemasaran.13
12 Herlin Rizka Amanati, Analisis Pelaksanaan Fatwa-MUI Tentang Sistem Penjualan Langsung Berjenjang Syariah Di AHAD Net Internasional Semarang, (Skripsi-- IAIN Walisongo, Semarang, 2006)
13Wasilatur Rahma, Internalisasi Etika Islam Dalam Komunikasi Pemasaran (Studi Pada PT Telkom Kendatel Malang), (Skripsi-- UIN Malang, Malang, 2008)
(24)
11
Persamaan dengan penelitian ini adalah sama-sama didalamnya mencangkup etika dalam berbisnis, serta menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan diskriptif. Adapun perbedaan tersebut dengan penelitian ini terletak pada variabel yang dibahas serta objek penelitian yang berbeda dimana dalam penelitian tersebut objek penelitiannya merupakan objek tanpa berlabel Islam, sedangkan dalam penelitian ini objek penelitiannya bergerak dalam bidang bisnis yang syariah.
Sunarno yang membahas tentang tinjauan hukum Islam terhadap sistem penetapan harga pada multi level marketing syariah di AHAD Net Internasional. Dari judul skripsi tersebut penulis menjelaskan pandangan hukum Islam tentang sistem penetapan harga pada multi level marketing
syari'ah PT. AHAD-Net Internasional. Secara umum, harga produk yang diberlakukan oleh PT. AHAD-Net Internasional sesuai dengan keinginan mitra niaga dan tidak mahal, dengan kata lain harga tersebut adalah adil dengan tidak memberatkan konsumen dan pengambilan keuntungan yang wajar. Namun jenis produk ditergen dinilai tidak adil karena harga produk tersebut dinilai mahal menurut mitra niaga. Secara keseluruhan, sistem penetapan harga pada PT. AHAD-Net Internasional sudah tidak ditemukan kebijakan yang bertentangan dengan hukum Islam.14
Persamaan dengan penelitan ini adalah objeknya sama-sama multi level marketing syariah dan menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan
14Sunarno, Tinjauan Hukum Islam Terhadap Sistem Penetapan Harga Pada Multi Level Marketing Syariah PT AHAD Net Internasional (Skripsi-- Universitas Muhammadiyah Surakarta, Surakarta 2010)
(25)
12
pendekatan diskriptif. Adapun perbedaannya adalah dari segi aspek tema penelitiannya adalah tentang sistem penetapan harga sedangkan skripsi yang saya tulis ini adalah tentang komunikasi pemasasarnnya.
Kamaruddin dengan judul Sistem Gold Quest Dalam perspektif Etika Bisnis Islam. Dalam penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif dengan pendekatan library research, hasil yang didapat adalah dalam sistem Gold Quest kurang sesuai dengan etika bisnis Islam karena sistem Gold Quest
sama dengan multi level marketing dimana syarat-syarat untuk mencapai level sangat berat dan disini kedzaliman terjadi karena level yang diatas yang diuntungkan. Perbedaan dengan penelitian ini adalah penulis sekarang fokus pada mekanisme pemasaran Islam pada perekrutan anggota baru di perusahan
multi level marketing yang syariah. Dan persamaan dari penelitian ini adalah sama-sama menggunakan penelitian kualitatif.
Puspita Rachmawati yang membahas tentang multi level marketing pada Perusahaaan TIANSHI Solo ditinjau dari Hukum Islam. Karena disinyalir dalam praktek bisnis ini nampakmenyalahi ketentuan dalam hukum Islam. Seperti halnya dalam hal pembagianpoint keuntungan yang terkesan eksploitasi, melalui pemanfaatan posisi yangdilakukan oleh upline terhadap
downline. Dan kebanyakan masyarakat yanglangsung terjun menekuni bisnis
multi level marketingini belum memahami karakteristikbisnis multi level marketing secara utuh, bahkan pelaku dan pengelola bisnis multi level marketing ini puntidak mengetahui perbedaan tersebut. Mereka menganggap bisnis multi level marketing dapat menjangkau kendala-kendala seperti
(26)
13
fleksibilitas dalam waktu, biaya, tenaga kerja, dan lain-lain, meskipun tetap mempunyai kesulitan dalam mencari downline dan memasarkan barang yang diperdagangkan.15
Persamaan dari penelitian ini sama-sama objeknya adalah multi level marketing dan menggunakan jenis penelitian kualitatif yang diskriptif. Ada perbedaan yang mendasar dari karya skripsi ini, dari segi aspek tema. Peneliti meneliti tentang pembagian point keuntungan pada perusahaan multi level marketing THIANSHI di Solo.
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui mekanisme pemasaran Islam di perusahaan multi level
marketing K-Link Surabaya.
2. Untuk menganalisis komunikasi pemasaran pada perekrutan anggota baru di perusahaan multi level marketing K-Link Surabaya dalam perspektif etika bisnis Islam.
F. Kegunaan Hasil Penelitian
Kegunaan dari hasil penelitian ini diantaranya: 1. Manfaat praktis
15Puspita Rachmawati, Multi Level Marketing pada Perusahaan Tianshi Solo Ditinjau dari Hukum Islam (Skripsi-- Universitas Muhammadiyah Surakarta, Surakarta 2008)
(27)
14
a. Mengetahui implementasi konsep agama (Islam) ketika diterapkan pada organisasi/perusahaan.
b. Bagi perusahaan K-Link dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam rangka menjadi perusahaaan syariah nomor satu.
2. Manfaat teoritis
a. Bagi Penulis dapat dijadikan sebagai salah satu sarana penulis dalam mempraktekkan ilmu-ilmu pengetahuan (teori) yang telah penulis dapatkan selama di institusi tempat penulis belajar.
b. Bagi Pembaca dapat digunakan sebagai referensi serta informasi mengenai multi level marketing yang bersistem syariah.
G. Definisi Operasional
Definisi operasional dimaksudkan untuk menghindari kesalahan pemahaman dan perbedaan penafsiran yang berkaitan dengan istilah-istilah
dalam judul skripsi. Sesuai dengan judul penelitian yaitu “Komunikasi
Pemasaran Islam Dalam Perekrutan Anggota Baru Di Perusahaan multi level marketing K-Link Surabaya”, maka definisi operasional yang perlu dijelaskan, yaitu :
1. Komunikasi pemasaran Islam dalam perekrutan anggota baru yang dimaksud dalam penelitian ini adalah usaha untuk menyampaikan pesan yang sesuai dengan ketentuan etika bisnis dalam Islam kepada publik terutama konsumen sasaran mengenai keberadaan produk di pasar dan
(28)
15
mengajak serta orang-orang untuk ikut bergabung dalam bisnis multi level marketing K-Link.
2. Perusahaan multi level marketing K-Link adalah perusahaan multi level marketing syariah yang mensuplai produk-produk kesehatan dan bekerja sama dengan K-System (perusahaan yang mengorganisir kurikulum pelatihan bisnis secara lengkap dan berkala serta menyediakan peralatan pendukung bagi usahawan.
H. Metode Penelitihan
Metode penelitian adalah strategi umum yang dianut dalam pengumpulan data dan analisis data yang diperlukan sebagai rencana pemecahan masalah terhadap permasalahan yang diselidiki.16 Jenis penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Disebut kualitatif karena datanya bersifat verbal dan disebut deskriptif karena mendeskripsikan keadaan objek penelitian pada saat sekarang berdasarkan fakta dan data yang tampak atau sebagaimana adanya. Dalam rangka menjawab pertanyaan yang telah dirumuskan diatas maka penulis perlu membuat tahapan-tahapan dalam metode penelitian ini guna menghasilkan kesimpulan dan analisis yang tepat bertanggung jawab. Tahapan–tahapan dalam metode penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Data yang dikumpulkan
(29)
16
Data adalah segala fakta dan angka yang dapat dijadikan bahan menyusun suatu informasi, sedangkan informasi adalah hasil pengolahan data yang dipakai untuk suatu keperluan.Berdasarkan definisi tersebut, data yang dipergunakan dalam penelitian ini diantaranya:
a. Data tentang sejarah dan struktur organisasi K-Link Surabaya.
b. Data tentang mekanisme komunikasi pemasaran di perusahaan multi level marketing K-Link Surabaya.
Subjek dalam penelitian ini adalah bapak Satrijo selaku manager stokist K-Link Surabaya dan beberapa anggota member K-Link Surabaya terkait komunikasi pemasaran Islam pada perekrutan anggota baru di perusahaan multi level marketing K-Link Surabaya.
2. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data dapat diperoleh yakni di stockis K-Link yang berlokasi di Jl. Bengawan no.32 Surabaya.Secara umum dalam sebuah penelitian biasanya sumber data dibedakan antara data primer dan data sekunder.
a. Sumber Data Primer
Sumber data primer adalah data yang diperoleh langsung dari subyek penelitian dengan menggunakan alat pengukuran atau alat pengambilan data langsung pada subjek sebagai sumber informasi yang dicari. Adapun sumber data primer meliputi:
1) Diperoleh melalui wawancara kepada manager dan pegawai stockis K-Link.
(30)
17
2) Diperoleh melalui wawancara kepada beberapa anggota member K-Link.
b. Sumber Data Sekunder
Sumber data sekunder adalah data yang diperoleh lewat pihak lain, tidak langsung diperoleh oleh penulis dari subyek penelitiannya. Data sekunder itu merupakan sumber yang mampu memberikan informasi tambahan yang dapat memperkuat data pokok. Sumber sekunderdalam penelitian ini diperoleh dari berbagai sumber yang berhubungan dengan penelitian berupa Starter Kit K-Link Internasiaonal, buku kerja Fondation Pack, buku tentang multi level marketing syariah, majalah K-Link dan website resmi K-Link. 3. Teknik Penentuan Subyek
Teknik penentuan subyek akan dilakukan dengan metode
purposive sampling. Purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu.17 Pertimbangan pada penelitian ini disesuaikan dengan fokus penelitian. Pertimbangan tersebut adalah Subjek adalah pegawai yang bekerja di stockis K-Link Surabaya dan para member K-K-Link yang sudah bergabung lebih dari 3 bulan.
Pengumpulan data merupakan bagian dari proses pengujian data yang berkaitan dengan sumber dan cara untuk memperoleh data penelitian. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah:
17Sugiono, Metodelogi Penelitian Kuantitatif, kualitatif dan R&D, Cetakan ke 11 (Bandung: Alfa Beta, 2012), 85.
(31)
18
a. Observasi
Observasi diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematik fenomena yang diselidiki.18 Penulis melakukan observasi partisifatif (Observasi berperan serta) yaitu penulis terlibat dengan kegiatan sehari-hari orang yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian.19Dan peninjauan awal terhadap para pegawai stockis dan para member yang sudah bergabung lebih dari 3 bulan dengan K-Link Surabaya terkait dengankomunikasi pemasaran Islam dalam perekrutan anggota baru di perusahaan multi level marketing K-Link Surabaya.
b. Interview
Interview yakni percakapan dengan maksud tertentu, percakapan dilakukan oleh dua pihak orang, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu. 20 Penulis melakukan wawancara dengan pihak-pihak terkait seperti manager stockist K-Link Surabaya, pegawai stockis K-Link Surabaya dan beberapa member K-Link dengan maksud untuk melengkapi data yang diperoleh melalui observasi. Data ini berupa komunikasi pemasaran Islam dalam perekrutan anggota baru di perusahaan K-Link Surabaya.
18
Sutrisno Hadi, Metodelogi Research II (Yogyakarta: Andi Offset, 1980), 136. 19Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif...,145
(32)
19
c. Dokumenter (dokumentasi)
Dokumenter adalah salah satu teknik pengumpulan data yang digunakan dalam metodelogi penelitian ilmu sosial. Pada intinya metode dokumenter adalah metode yang yang digunakan untuk menelusuri data dilapangan penelitian. Dengan demikian pada penelitian ini, dokumentasi sangat berperan penting.Sebagian data yang tersedia adalah berbentuk surat-surat, catatan, buku, agenda dan sebagainya. Sifat utama data ini tidak terbatas dari ruang dan waktu sehingga memberi peluang kepada peneliti untuk mengetahui hal-hal yang pernah terjadi. Kumpulan data dalam bentuk tulisan ini disebut dokumen dalam arti luas. Adapun barang-barang yang termasuk dokumen diantaranya adalah foto, surat-surat, catatan, transkip, buku, agenda dan sebagainya.21 Penulis mengumpulkan data dari catatan kegiatan ketika ada seminar-seminar dan pelatihan setiap selasa malam di setiap stockis yang diadakan oleh K-Link Surabaya terkait dengan mekanisme pemasarannya dalam perekrutan anggota baru. Selain itu, dokumen tentang multi level marketing K-Link yakni tentang sejarah, visi dan misi perusahaan K-Link.
4. Teknik Pengolahan Data
Dalam teknik pengolahan data ini dilakukan dengan tahapan sebagai berikut:
a. Editing, yaitu pemeriksaan kembali dari semua data yang diperoleh dari segi kelengkapan, kejelasan makna, kesesuaian dan keselarasan antara data yang ada relevansinya dengan penelitian.22
21Burhan Bungin, Penelitian Kuantitatif(Jakarta: Kencana, 2008), 115.
(33)
20
b. Organizing, yaitu pengaturan dan penyusunan data sedemikian rupa yang diperoleh dalam kerangka yang sudah direncanakan sebelumnya.
c. Penganalisaan, yaitu bahan-bahan hasil pengorganisasian data dengan menggunakan metode deskripsi yaitu dengan cara memaparkan hasil penelitian.
5. Teknik Analisis Data
Analisis data adalah sebagai bagian dari proses pengujian data yang hasilnya digunakan sebagai bukti yang memadai untuk menarik kesimpulan penelitian.23 Analisis data adalah proses mencari dan menyusun sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara. Analisa data dapat dilakukan setelah memperoleh data-data, baik dengan observasi, wawancara, serta dokumentasi. Kemudian data-data tersebut diolah dan dianalisis untuk mencapai tujuan akhir penelitian.
Model analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif kualitatif yaitu cara analisis yang cendrung menggunakan kata- kata untuk menjelaskan fenomena atau data yang diperoleh.24 Data kualitatif digunakan untuk menganalisa data yang tidak berbentuk angka dan digunakan untuk analisa data deskriptif kualitatif dengan menggunakan metode induktif. Metode
23Indriantoro, Metodelogi Penelitian Bisnis Untuk Akuntansi dan Manajemen (Yogyakarta: BPFE, 2002), 11.
24Drajat Suharjo, Metode Penelitian dan Penulisan Laporan Ilmiah (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1993), 178.
(34)
21
induktif adalah bermula dari fakta-fakta khusus, peristiwa konkrit yang kemudian ditarik generalisasi-generalisasi yang bersifat umum.25
Pada saat wawancara penulis sudah melakukan analisis terhadap jawaban yang diwawancarai. Bila jawaban yang diwawancarai setelah dianalisa terasa belum memuasakan, maka penulis akan melanjutkan pertanyaan lagi sampai tahap tertentu hingga diperoleh data yang dianggap kredibel yang disebut data collection . Aktivitas dalam analisis data yaitu data reduction, data display, dan conclusion drawing or verification.26
Data-data yang sudah dikumpulkan yakni data collection akan direduksi yaitu dilakukan dengan cara mengurangi data yang tidak sesuai dengan fokus penelitian. Setelah data direduksi, data didisplay
yaitu dibedakan berdasarkan jenis klasifikasi yang telah ditentukan. Data yang direduksi dan didisplay, maka tahap selanjutnya adalah
verification data yang ada dengan kebenarannya setelah itu penarikan kesimpulan.
25Sutrisno Hadi, Metodelogi Research, jilid 1 (Yogyakarta: Andi Offset, 2001), 42.
26Sugiono, Metodelogi Penelitian Kuantitatif, kualitatif dan R&D, Cetakan ke 11 (Bandung: Alfa Beta, 2012), 246.
(35)
22
I. Sistematika Pembahasan
Rangkaian penulisan penelitian ini disusun dengan menggunakan uraian yang sistematis, yang diharapkan dapat mempermudah proses pengkajian dan pemahaman terhadap persoalan yang akan diteliti. Adapun sistematika penelitian secara terperinci dapat diuraikan sebagai berikut:
Bab pertama, mengemukakan pendahuluan yang mendeskripsikan latar belakang masalah, identifikasi dan batasan masalah, rumusan masalah, kajian pustaka, tujuan penelitian, kegunaan hasil penelitian, definisi operasional, metodelogi penelitian dan sistematika pembahasan.
Bab kedua, berisikan tentang kerangka teoretis atau kerangka konseptual, tentang teori-teori yang berkaitan dengan objek penelitian dan yang ada kaitannya dengan judul skripsi yakni komunikasi pemasaran Islam dan multi level marketing syariah.
Bab ketiga, berisikan tentang hasil dari lapangan yakni sejarah perusahaan, lokasi perusahaan, visi misi perusahaan, mekanisme pemasaran Islam di perusahaan multi level marketing K-Link surabaya dan mekanisme perekrutan anggota baru di perusahaan K-Link Surabaya.
Bab keempat, merupakan analisis yang berisikan mekanisme pemasaran Islam di perusahaan multi level marketing K-Link Surabaya dan hasil analisis komunikasi pemasaran pada perekrutan anggota baru di perusahaan K-Link Surabaya dalam perspektif etika bisnis Islam.
(36)
23
Bab kelima, merupakan pembahasan terakhir yaitu berupa kesimpulan yang didapat dari hasil penelitian, beserta saran yang hendak disampaikan oleh penulis.
(37)
BAB II
KOMUNIKASI PEMASARAN ISLAM
A. Pengertian Komunikasi Pemasaran Islam
Dalam menguraikan komunikasi pemasaran dapat diambil dua unsur, yaitu komunikasi dan pemasaran. Komunikasi menurut carl I. Holvand dalam bukunya Nugroho J Setiadi yaitu proses dimana seorang individu (komunikator) mengoperkan perangsang (biasanya lambang-lambang bahasa) untuk mengubah tingkah laku individu yang lain (komunikan).1
Menurut Philip Kotler, pemasaran adalah sebuah proses sosial dan manajerial, yang dengannya individu-individu dan kelompok-kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan mereka inginkan, dengan menciptakan dan saling mempertukarkan produk-produk dan nilai satu sama lain.2
Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa komunikasi pemasaran merupakan usaha untuk menyampaikan pesan kepada publik terutama konsumen sasaran mengenai keberadaan produk di pasar.
Sedangkan menurut Fandy Tjiptono dalam bukunya yang berjudul Strategi Pemasaran, komunikasi pemasaran adalah aktivitas pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi/membujuk, dan/atau mengingatkan pasar sasaran atas perusahaan dan produknya agar bersedia menerima, membeli, dan loyal pada produk yang ditawarkan perusahaan yang bersangkutan.3
Pakar marketing Indonesia Hermawan Kartajaya bersama dengan Syakir Sula dalam bukunya Marketing Syariah mengatakan bahwa
1Nugroho J Setiadi, Prilaku Konsumen (Jakarta: Kharisma Putra Utama, 2010), 163. 2Philip Kotler, Prinsip-prinsip pemasaran (Jakarta: PT. Raja Grafindo persada, 1999), 3. 3Fandy Tjiptono, Strategi Pemasaran (Yogyakarta: ANDI, 2008), 219.
(38)
25
pemasaran Islam merupakan suatu proses bisnis yang keseluruhan prosesnya menerapkan nilai-nilai Islam, kejujuran dan keadilan. Pemasaran Islam adalah sebuah disiplin bisnis strategis yang mengarahkan proses penciptaan,penawaran dan perubahan value dari suatu inisiator kepada
stakeholdersnya yang dalam keseluruhan prosesnya sesuai akad dan prinsip-prinsip bisnis dalam Islam.
Dari definisi diatas, tampak bahwa komunikasi pemasaran Islam adalah interaksi antara pihak konsumen dan pemberi jasa, aktivitas penyebaran informasi, mempengaruhi konsumen agar bisa menerima dan loyal terhadap produk yang ditawarkan dengan menerapkan nilai-nilai Islam, kejujuran dan keadilan.
B. Bentuk-Bentuk Komunikasi Pemasaran
Shimp memaparkan bentuk-bentuk utama dari komunikasi pemasaran antara lain:4
1. Penjualan Perorangan (Personal selling)
Personal selling adalah komunikasi langsung (tatap muka) antara penjual dan calon pelanggan untuk memperkenalkan suatu produk kepada calon pelanggan dan membentuk pemahaman pelanggan terhadap produk sehingga kemudian akan mencoba dan membelinya. Fungsi dari aktivitas personal selling antara lain:5
4
Shimp, Periklanan dan PromosiAspek Tambahan Komunikasi Pemasaran Terpadu, Jilid 1(Jakarta: Erlangga, 2003), 5.
(39)
26
a) Prospecting, yaitu mencari pembeli dan menjalin hubungan dengan mereka
b) Targeting, yaitu mengalokasikan kelangkaan waktu penjual demi pembeli
c) Communicating, yaitu memberi informasi mengenai produk perusahaan kepada pelanggan.
d) Selling, yaitu mendekati, mempresentasikan dan mendemonstrasikan, mengatasi penolakan, serta menjual produk kepada pelanggan.
e) Servicing, yakni memberikan berbagai jasa dan pelayanan kepada pelanggan.
f) Information gathering, melakukan riset dan intelijen pasar. g) Allocating, yaitu menentukan pelanggan yang akan dituju.6 2. Iklan (Advertising)
Iklan adalah bentuk komunikasi pemasaran yang dibayar, iklan bukan hanya menampilkan pesan mengenai kehebatan produk yang ditawarkan, tapi sekaligus menyampaikan pesan agar konsumen sadar mengenai perusahaan yang memproduksi produk yang ditawarkan itu, sehingga kita sering mendengar atau melihat iklan yang selain menawarkan produknya tapi juga menyampaikan siapa produsennya.7
Fungsi utama dari iklan adalah menginformasikan khalayak mengenai seluk beluk produk (informative), meempengaruhi khalayak untuk
6Ibid.
7
Sutisna, Prilaku Konsumen dan Komunikasi Pemasaran (Bandung: PT. Remaja Rosdekarya Offset, 2002), 276.
(40)
27
membeli (persuading), dan menyegarkan informasi yang telah diterima khalayak (reminding), serta menciptakan suasana yang menyenangkan sewaktu khalayak menerima dan mencerna informasi (entertainment).8
3. Promosi Penjualan (Sales Promotion)
Promosi penjualan merupakan kegiatan-kegiatan promosi yang bersifat khusus, biasanya berjangka pendek, yang dilakukan diberbagai tempat atau titik-titik penjualan atau titik-titik pembelian.9
Promosi penjualan secara umum dapat dibedakan menjadi dua bagian, yaitu:10
a. Promosi penjualan yang beorientasi kepada konsumen
Ditunjukan kepada pengguna akhir suatu barang atau jasa yang mencakup pemberian kupon, pemberian sampel produk, potongan harga, undian berhadiah, kontes dan sebagainya. Instrumen promosi semacam ini dapat menarik minat konsumen untuk membeli sehingga meningkatkan penjualan perusahaan dalam jangka pendek.11
b. Promosi penjualan yang berorientasi pada pelanggan
Ditujukan pada pihak-pihak yang menjadi perantara pemasaran, seperti pemberian bantuan dana promosi, pengaturan atau penyesuaian harga produk, kompetisi penjualan, pameran dagang dan sebagainya.Yang semuanya bertujuan untuk mendorong pedagang
8Shimp, Periklanan dan PromosiAspek Tambahan Komunikasi...,5. 9Frank Jefkins, Periklanan (Jakarta: Erlangga, 1997), 151.
10Morisson, Periklanan Komunikasi Pemasaran Terpadu (Jakarta: Kencana, 2010),25. 11Ibid.
(41)
28
untuk mempersiapkan stok dan mempromosikan produk bersangkutan.12
4. Pemasaran Sponsorship (Sponsorship Marketing)
Pemasaran sponsorship adalah aplikasi dalam mempromosikan perusahaan dan merek mereka dengan mengasosiasikan perusahaan atau salah satu merek dengan kegiatan tertentu, misalnya kompetisi besar seperti World Cup dalam olahraga sepakbola.13
5. Publisitas (Publicity)
Publisitas adalah kegiatan menempatakan berita mengenai seseorang, organisasi, atau perusahaan di media massa. Dengan kata lain, publisitas adalah upaya orang atau organisasi agar kegiatannya diberitakan media massa.14
Keberhasilan kegiatan publisitas suatu organisasi akan bergantung dari nilai berita dari informasi yang disampaikan yang dapat menarik redaktur media massa (gatekeepers). Informasi yang disampaikan melalui siaran pers hendaknya dilengkapi dengan foto, video, dan kutipan pernyataan pengurus organisasi atau pejabat perusahaan.15
12Ibid.
13Shimp, Periklanan dan Promosi Aspek Tambahan Komunikasi..., 6. 14Morisson, Periklanan Komunikasi Pemasaran...,29.
(42)
29
6. Komunikasi di tempat pembelian (Point of Purchase Communication)
Komunikasi di tempat pembelian melibatkan peraga, poster, tanda dan berbagai materi lain yang didesain untuk mempengaruhi keputusan untuk membeli dalam tempat pembelian.16
C. Etika Bisnis Dalam Komunikasi Pemasaran Islam
Etika bisnis dapat diartikan sebagai pengetahuan tentang tata cara ideal pengaturan dan pengelolahan bisnis yang memperhatikan norma dan moralitas yang berlaku secara universal dan secara ekonomi/sosial, dan penerapan norma dan moralitas itu menunjang maksud dan tujuan kegiatan bisnis.17
Etika dalam pemikiran Islam dimasukkan dalam filsafat praktis (al hikmah al-amaliyah) bersama politik dan ekonomi. Berbicara tentang bagaimana seharusnya etika berlawanan dengan moral. Moral sama dengan nilai baik dan buruk dari setiap perbuatan manusia (praktiknya akhlak).18Dari
pengertian tersebut etika bisnis dapat diartikan sebagai pemikiran atau refleksi tentang moralitas dalam ekonomi dan bisnis.
Kamaluddin dalam buku Rahasia Bisnis Rasulullah SAW mengemukakan etika berasal dari kata “ethos” yang mempunyai arti adat istiadat atau
16Shimp, Periklanan dan Promosi Aspek Tambahan Komunikasi..., 7.
17Amirullah dan Imam Hardjanto, Pengantar bisnis (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2005), 37.
18Hermawan Kartajaya dan Muhammad Syakir Sula, Syariah Marketing (Bandung: Mizan, 2006), 22.
(43)
30
kebiasaan. Sedangkan etika bisnis Islam adalah aspek terjang dan sifat yang dicontohkan nabi Muhammad SAW dalam berdagang.19
Ada delapan etika (akhlak) pemasar, yang akan menjadi prinsip-prinsipbagi syariah marketer dalam menjalankan fungsi-fungsipemasaran, yaitu:20
1. Memiliki kepribadian spiritual (takwa)
2. Berperilaku baik dan simpatik (shidq)
3. Berperilaku adil dalam bisnis (al-‘adl)
4. Bersikap melayani dan rendah hati (khidmah)
5. Menepati janji dan tidak curang 6. Jujur dan terpercaya (al-amanah)
7. Tidak suka berburuk sangka (su’uddan) 8. Tidak suka menjelek-jelekkan (gibah).21
Pemasaran Islam adalah sebuah disiplin bisnis strategi yang mengarahkan proses penciptaan, penawaran, dan perubahan value dari suatu inisiator kepada stakeholders-nya, yang dalam keseluruhan prosesnya sesuai dengan akad dan prinsip-prinsip bisnis dalam Islam.22
Ada empat karakteristik yang terdapat pada pemasaran Islam:23 1. Ketuhanan (rabbaniyyah)
Salah satu ciri khas pemasaran syariah adalah sifatnya yang religius. Jiwa seorang syariah marketer meyakini bahwa
hukum-hukum syari’at yang bersifat ketuhanan merupakan hukum-hukum yang
paling adil, sehingga akan mematuhinya dalam setiap aktivitas pemasaran yang dilakukan. Dalam setiap langkah, aktivitas dan
19Laode Kamaluddin, Rahasia Bisnis Rasulullah (Jakarta: Wisata Ruhani, 2007), 65. 20
Hermawan Kartajaya dan Muhammad Syakir Sula, Syariah Marketing..., 67. 21Ibid.
22Ibid..., 62. 23Ibid..., 64.
(44)
31
kegiatan yang dilakukan harus selalu menginduk kepada syariat Islam.24
Seorang syariah marketer meskipun ia tidak mampu melihat Allah, ia akan selalu merasa bahwa Allah senantiasa mengawasinya. Sehingga ia akan mampu untuk menghindar dari segala macam perbuatan yang menyebabkan orang lain tertipu atas produk-produk yang dijualnya. Sebab seorang syariah marketer akan selalu merasa bahwa setiap perbuatan yang dilakukan akan dihisab.25
2. Etis (akhlaqiyyah)
Keistimewaan lain dari syariah marketer adalah mengedepankan masalah akhlak dalam seluruh aspek kegiatannya. Pemasaran syariah adalah konsep pemasaran yang sangat mengedepankan nilai-nilai moral dan etika tanpa peduli dari agama apapun, karena hal ini bersifat universal.26
3. Realistis (al-waqi’iyyah)
Pemasaran syariah bukanlah konsep yang eksklusif, fanatis, antimodernitas, dan kaku, melainkan konsep pemasaran yang fleksibel Syariah marketer bukanlah berarti para pemasar itu harus berpenampilan ala bangsaArab dan mengharamkan dasi. Namun syariah marketer haruslah tetapberpenampilan bersih, rapi, dan bersahaja apapun model atau gayaberpakaian yang dikenakan.27
4. Humanistis (insaniyyah)
Keistimewaan yang lain adalah sifatnya yang humanistis universal. Pengertian humanistis adalah bahwa syariah diciptakan untuk manusia agar derajatnya terangkat, sifat kemanusiaannya terjaga dan terpelihara, serta sifat-sifat kehewanannya dapat terkekang dengan panduan syariah. Syariah Islam adalah syariah humanistis, diciptakan untuk manusia sesuai dengan kapasitasnya tanpa memperdulikan ras, warna kulit, kebangsaan, dan status. Sehingga pemasaran syariah bersifat universal.28
Menurut Syakir Sula dan Kartajaya dalam Syariah Marketing ada empat hal yang menjadi key succes factor (KSF) dalam mengelola suatu bisnis adalah sebagai berikut:29
24Ibid.
25Ibid. 26Ibid..., 68. 27Ibid..., 70. 28Ibid..., 74. 29Ibid...,160.
(45)
32
1. Siddiq (benar dan jujur)
Siddiq artinya benar dan jujur, jika seorang pemasar, sifat Siddiq
(benar dan jujur) haruslah menjiwai seluruh perilakunya dalam melakukan pemasaran, dalam berhubungan dengan konsumen, ia senantiasa mengedepankan kebenaran informasi yang diberikan dan jujur dalam menjelaskan keunggulan produk-produk yang dimiliki.30Sekiranya ada kekurangan dari produk tersebut, dia harus menyampaikan dengan jujur kelemahannya. Sebagaimana dalam marketing syariah jujur adalah salah satu sifat para nabi.Hal ini tercemin, sebagaiman firman Allah SWT dalam surat Yusuf
(Setelah pelayan itu berjumpa dengan Yusuf Dia berseru): "Yusuf, Hai orang yang Amat dipercaya, Terangkanlah kepada Kami tentang tujuh ekor sapi betina yang gemuk-gemuk yang dimakan oleh tujuh ekor sapi betina yang kurus-kurus dan tujuh bulir (gandum) yang hijau dan (tujuh) lainnya yang kering agar aku kembali kepada orang-orang itu, agar mereka mengetahuinya.”31
Nabi Yusuf adalah seorang yang memiliki sifat jujur jadi beliau senantiasa dipercaya oleh siapa saja. Hal ini ditegaskan oleh hadits Rasulullah SAW:
: َمَلَسَو ِهْيَلَع ُها ىَلَص ِها ُلْوُسَر َلاَق : َلاَق ُهْنَع ُها َيِضَر دْوُعْسَم ِنب ِها ِدْبَع ْنَع
اَزَ ي اَمَو ، ِةَنَْْا ََِإ ْيِدْهَ ي َِِْلا َنِإَو ، ِِِْلا ََِإ ْيِدْهَ ي َقْدِصلا َنِإَف ، ِقْدِصلاِب ْمُكْيَلَع
ُل
30Ibid...,161.
31Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya (Jakarta: PT Insan Media Pustaka, 2012), 240.
(46)
33
ْصَي ُلُجَرلا
َنِإَف ، َبِذَكْلاَو ْمُكاَيِإَو ، اًقْ يِدِص ِها َدْنِع َبَتْكُي َََح َقْدِصلا ىَرَحَتَ يَو ُقُد
ُبِذْكَي ُلُجَرلا ُلاَزَ ي اَمَو ، ِراَنلا ََِإ ْيِدْهَ ي َرْوُجُفْلا َنِإَو ، ِرْوُجُفْلا ََِإ ْيِدْهَ ي َبِذَكْلا
ُي َََح َبِذَكْلا ىَرَحَتَ يَو
اًباَذَك ِها َدْنِع َبَتْك
Hendaklah kalian jujur dan (benar) kejujuran mengantarkan kepada kebaikan. Dan kebaikan akan mengantarkan kedalam surga. Seseorang yang selalu berusaha untuk jujur akan dicatat oleh Allah SWT sebagi orang yang jujur dan jauhilah oleh kamu sekalian dusta (kidzib). Karena dusta itu akan mengantarkan kedalam neraka. Seseorang yang selalu berdusta akan dicatat oleh Allah sebagai pendusta.(HR Al Bukhori)32
Sungguh hal yang luar biasa jika kita bisa menjalankan bisnis dengan sifat Siddiq dan mempengaruhi lingkungan kita dengan sifat Siddiq, tidak ada kebohongan dalam promosi dan transaksi.
Menurut Didin Hafidhuddin dan Henri Tanjung, dalam dunia bisnis sifat siddiq bisa juga ditampilkan dalam bentuk keunggulan dalam ketepatan, baik ketepatan waktu, janji, pelayanan, pelaporan,mengakui kelemahan dan kekurangan yang kemudian diperbaiki secara terus-menerus serta menjauhkan diri dari berbuat bohong dan menipu.33
Sesungguhnya konsep kesuksesan dalam Islam adalah kesetaraan antara muslim satu dengan yang lain, yakni menjalankan bisnis secara jujur sebagaimana menjalankan aktivitas sehari-harinya secara jujur pula.34
32Diriwayatkan oleh Ahmad (I/384); al-Bukhâri (no. 6094) dan dalam kitab al-Adabul Mufrad (no. 386); Muslim (no. 2607 (105)); Abu Dawud (no. 4989); At-Tirmidzi (no. 1971); Ibnu Abi Syaibah dalam al-Mushannaf (VIII/424-425, no. 25991); Ibnu Hibban (no. 272-273-at-Ta’lîqâtul Hisân); Al-Baihaqi (X/196); Al-Baghawi (no. 3574); At-Tirmidzi berkata, “Hadits ini hasan shahih.” 33Didin Hafidhuddin dan henri Tanjung, Manajemen Syariah dalam Praktik (Jakarta: Gema Insani, 2003),73.
(47)
34
2. Amanah (Terpecaya,tanggungjawab, kredibel)
Amanah artinya dapat dipercaya, bertanggung jawab dan kredibel. Amanah juga diartikan keinginan untuk memenuhi sesuatu sesuai dengan ketentuan. Seorang pembisnis haruslah memiliki sifat amanah, karena Allah menyebutkan sifat orang-orang mukmin yang beruntung adalah yang dapat memelihara amanat yang diberikan kepadanya, Allah SWT berfirman:35
Dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat (yang dipikulnya) dan janjinya. (QS Al-Mu’minun: 8)36
Sifat amanah akan membentuk kredibilitas yang tinggi dan sikap penuh tanggung jawab pada setiap individu Muslim. Kumpulan individu dengan kredibilitas yang tinggi akan melahirkan masyarakat yang kuat, karena dilandasi oleh saling percaya antar anggotanya. Sehingga sifat amanah memaininkan peranan yang fundamental dalam ekonomi dan bisnis, karena tanpa kredibilitas dan tanggung jawa, kehiduopan bisnis dan ekonomi akan hancur.37
3. Fathonah (cerdas)
Fathonah dapat diartikan sebagai intelektual, kecerdikan atau kebijaksanaan. Dalam bisnis, implikasi ekonomi sifat fathonah adalah bahwa segala aktivitas dalam manajemen suatu perusahaan harus dengan
35Hermawan Kartajaya dan Muhammad Syakir Sula, Syariah Marketing...,165. 36Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya...,342.
37Adiwarwan Karim, Ekonomi Mikro Islami (Jakarta: The Internasional Institute of Islamic Thought Indonesia (IIITI), 2002), 19.
(48)
35
kecerdasan, dengan mengoptimalkan semua potensi akal yang ada untuk mencapai tujuan. Memiliki sifat jujur, benar dan bertanggung jawab saja tidak cukup dalam mengelola bisnis secara profesional.38
Para pelaku bisnis syari’ah juga harus memiliki sifat fathonah, yaitu
cerdas, cerdik dan bijaksana agar usahanya bisa lebih efektif dan efisien serta mampu menganalisis situasi persaingan (competitive setting) dan peubahan-perubahan (change) dimasa yang akan datang.39
Sifat Fathonah perpaduan antara’alim dan hafidz telah
mengantarkan Nabi Yusuf a.s dan tim ekonominya berhasil membangun kembali negeri Mesir. Salah satu sifat Fathonah dalam Al-Qur’an adalah sebagai berikut:40
Berkata Yusuf: "Jadikanlah aku bendaharawan negara (Mesir); Sesungguhnya aku adalah orang yang pandai menjaga, lagi berpengetahuan". (QS Yusuf: 55)41
Kemudian beliau diberi jabatan sebagai menteri keuangan Mesir. Dengan tim ekonominya, dia kemudian membangun kembali Mesir yang sudah dijurang kehancuran karena krisis ekonomi, sehingga Mesir kembali menjadi negara yang surplus dan makmur.42
Sifat fathanah akan menumbuhkan kreatifitas dan kemampuan untuk melakukan berbagai macam inovasi yang bermanfaat. Kreatif dan
38Hermawan Kartajaya dan Muhammad Syakir Sula, Syariah Marketing...,169. 39Ibid...,170.
40Ibid.
41Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya..., 242.
(49)
36
inovatif hanya mungkin dimiliki ketika seorang selalu berusaha untuk menambah berbagai ilmu pengetahuan dan informasi, baik yang berhubungan dengan pekerjaan maupun perusahaan secara umum.43 4. Tabligh
Tabligh artinya komunikatif dan argumentatif, jika merupakan seorang pemimpin dia harus menjadi seorang yang mampu mengkomunikasikan visi dan misi dengan benar kepada karyawan dan
stakeholder.44
Seorang pemasar harus memiliki gagasan-gagasan segar, juga harus mampu mengkomunikasikan gagasan-gagasannya secara tepat dan mudah difahami oleh siapapun yang mendengarnya. Dalam Al-Qur’an disebut dengan bil Al-Hikmah. Allah berfirman:
Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.(QS An-Nahl: 125)45
Berbicara dengan orang lain haruslah dengan sesuatu yang mudah difahami dan mudah diterima oleh akal, bukan berbicara dengan sesuatu yang sulit dimengerti.
43Ibid...,172.
44Ibid...,174.
(50)
37
D. Multi Level Marketing (MLM)
1. Definisi dan Sejarah Multi Level Marketing
Di era global, dunia bisnis semakin maju dan banyak trobosan yang dilakukan, utamanya dalam mengantisipasi kompetisi dan dinamika aktivitas usaha para pembisnis. Arah bisnis yang pada awalnya tertuju pada berbagai pola dan strategi raihan laba yang sebesar-besarnya berganti menjadi maksimalisasi kepuasan pelanggan. Salah satu bidang yang memainkan peran menonjol dalam peraturan dunia bisnis adalah bidang pemasaran. Pemasaran adalah merupakan bagianpenting dalam manajemen perusahaan dalam memperkenalkan produk guna merebut pangsa pasar. Media pemasaran suatu produkpun banyak ragam jenis dan metodenya, dari yang bersifat konvensional baku seperti promosi dan periklanan sampai dengan yang modern fenomenal seperti TV shopping dan multi level marketing. Namun dari beberapa model pemasaran diatas, yang banyak dan sering menjadi berita menarik dan perbincangan umum, baik positif maupun negatif adalah model pemasaran multi level marketing.46
Multi level marketing atau yang terkadang juga disebut dengan Networking Selling (jaringan penjualan) atau direct selling (penjualan langsung) adalah bentuk pemasaran suatu produk atau jasa dari suatu perusahaan yang dilakukan secara perorangan atau berkelompok yang membentuk jaringan secara berjenjang, lalu dari hasil penjualan pribadi dan jaringan tersebut, setiap bulannya perusahaan akan memperhitungkan bonus atau komisi sebagai hasil usahanya.47
Multi level marketing adalah merupakan sebuah sistem pemasaran modern melalui jaringan distribusi yang dibangun secara permanen dengan memposisikaan pelanggan perusahaan sekaligus sebagai tenaga pemasaran. Singkatnya, bahwa multi level marketing adalah suatu konsep penyaluran (distribusi) barang berupa produk dan jasa tertentu, yang memberi kesempatan kepada para konsumen untuk turut terlibat sebagai penjual dan memperoleh keuntungan didalam garis kemitraannya.48
46
Peter J Cloither, Meraup Uang dengan Multi Level Marketing (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1994),10.
47Ibid.
(51)
38
Sistem multi level marketing sesungguhnya sudah ada semenjak tahun 1930 di Amerika Serikat, dengan perusahaan pertamanya yang memasarkan produk – produk makanan tambahan (nutrilite) yang didistribusikan dengan penjualan langsung. Kemudian pada tahun 1959 muncul perusahaan multi level marketing lain, diantaranya Amway yang merupakan perusahaan multi level marketing terbesar didunia.49
Di Indonesia, bisnis multi level marketing mulai ada sejak tahun 1992 ketika bisnis multi level marketing Amway diperkenalkan. Namun sebenarnya, pada tahun 1986 sebuah perusahaan multi level marketing telah didirikan di Bandung dengan nama Nusantara Sun Chorelatama yang kemudian berubah nama menjadi CNI.50
2. Konsep Dasar dan Sistem Kerja Multi Level Marketing Secara Umum
Mekanisme oprasional pada multi level marketing yaitu, seorang distributor mengajak orang lain untuk ikut juga sebagai distributor. Kemudian, orang lain itu dapat pula mengajak orang lain untuk ikut bergabung. Begitu seterusnya, semua yang diajak dan ikut merupakan kelompok distributor yang bebas mengajak orang lain lagi sampai level tanpa batas.51
Biaya distribusi dari barang yang dijual atau dipasarkan tersebut sangat minim atau bahkan sampai ketitik nol yang artinya bahwa
49Peter J Cloither, Meraup Uang dengan Multi Level Marketing..., 11. 50Ibid.
(52)
39
dalam bisnis multi level marketing ini tidak diperlukan biaya produksi.52
Multi level marketing juga menghilangkan biaya promosi dari barang yang hendak dijual, karena distribusi dan promosi ditangani langsung oleh distributor yang bebas mengajak orang lain lagi sampai level yang tanpa batas. Inilah salah satu perbedaan multi level marketing dengan pendistribusian secara konvensional yang bersifat
single level.53 Pada pendistribusian konvensional, seorang agen mengajak beberapa orang bergabung kedalam kelompoknya menjadi penjual atau sales atau disebut juga dengan wiraniaga. Pada sistem
single level, para wiraniaga tersebut meskipun mengajak temannya, hanya sekedar memberi refrensi yang secara organisasi tidak dibawah keordinasinya melainkan terlepas. Mereka berada sejajar sama-sama sebagai distributor. Dalam multi level marketing terdapat unsur jasa, hal ini dapat dilihat dengan adanya seorang distributor yang menjualkan barang yang bukan miliknya dan ia mendapatkan upah dari presentasi harga barang. Selain itu jika dia dapat menjual barang tersebut sesuai dengan target yang telah ditetapkan, maka ia mendapatkan bonus yang ditetapkan perusahaan.54
Banyaknya perusahaan memasarkan produksinya menggunakan sistem multi level marketing karena sudah terbukti bahwa penerapan sistem multi level marketing dapat melonjakkan omset suatu perusahaan. Sebagaimana bisnis-bisnis yang telah
52Andreas Harefa, 10 Kiat Sukses Distributor MLM, Belajar dari Amway, CNI, dan Herbalife (Jakarta: PT Gramedia Utama, 1999), 12.
53Ibid.,6. 54Ibid.
(53)
40
ada, multi level marketing tidak akan menghasilkan hasil yang maksimal jika tidak dikerjakan dengan profesional.Untuk itu, dalam menjalankan multi level marketing harus dengan profesionalitas dan ketekunan. Bagi orang yang bekecimpung dalam bisnis multi level marketing ini maka ada tugas pokok yang harus dilakukan, yaitu:55
a. Menjual
Dalam multi level marketing menjual bukan hanya bertujuan untuk mendapatkan keuntungan langsung, akan tetapi menyebarkan informasi tentang produk. Dengan menjual produk, maka semakin banyak orang yang mengenal produk tersebut. Orang yang sudah mengenal produk tersebut, pada akhirnya akan diajak untuk bergabung menjalankan bisnis ini. Jadi, penjual dalam multi level marketing mempunyai fungsi ganda, yaitu selain mendapatkan keuntungan langsung juaga sebagai sarana persponsoran (mengajak orang untuk bergabung). Pada tahap penjualan ini, semua unsur dari jual beli sangat jelas, yaitu adanya produk, harga, kesepakatan, pembayaran dan penjual dan pembeli yang sah menurut hukum.56
Untuk pencapaian target penjualan, maka dalam bisnis multi level marketing ini ada strategi-strategi khusus dalam memasarkan produk yang dapat diklasifikasikan dalam tiga tahapan, yaitu:57
1) Segmentasi, yaitu membagi pasar menjadi tiga kelompok pembeli yang terbedakan dengan kebutuhan, karakteristik, dan bauran pemasaran terpisah. Segmentasi dilakukan dengan cara geografis (berdasarkan daerah), demografis (berdasarakan penduduk), psikolografis (berdasarkan pada karakteristik kelas sosial, gaya hidup, kepribadian, dan lain-lain)
2) Targeting, yaitu memilih satu atau beberapa segmen untuk dilayani.
55Ibid.,56.
56Ibid.
57Singgih Santoso, Produk Multi Level Marketing dan Money Game di Indonesia (Yogyakarta: Duta Wacana University Press, 2000), 9.
(54)
41
3) Positioning, yaitu kegiatan untuk menempatkan produk pada pemikiran konsumen.58
b. Mengajak dan mengajarkan
Dalam multi level marketing penjualan 1000 unit lebih baik dilakukan oleh 100 orang dari pada 10 orang untuk itu, distributor mengajak orang sebanyak-banyaknya untuk menjual produk. Semakin banyak anggota maka akan semakin baik. Mengajak dalam multi level marketing biasa disebut dengan mensponsori. Setelah mengajak, maka kewajiban selanjutnya adalah mengajarkan bagaimana menjalankan bisnis multi level marketing mini, mulai dari pengenalan produk, tehnik mendemokan produk kepada calon pendistributor baru.59
c. Membangun organisasi
Tahapan ketiga adalah membangun organisasi yang sesuai dengan rencana bisnis multi level marketing yaitu dibangun secara mendalam dan melebar. Mendalam berarti membangun organisasi seperti akar tunggang yaitu semakin dalam akar organisasi maka akan semakin kuat berdirinya. Sedangkan melebar artinya supaya jangkauannya semakin jauh.
d. Membina dan memotivasi
Pembinaan dalam multi level marketing dapat diaplikasikan dalam tiga cara yaitu memberi perhatian, menjaga hubungan, memberikan aprisiasi (reward) semuanya ini bisa dilakukan dengan mengadakan pertemuan baik secara kecil-kecilan yang berupa rapat, diskusi yang bertujuan untuk memecahkan masalah dan membuat rencana baru.60
Setelah mengetahui tugas pokok dalam menjalankan bisnis multi level marketing ini, maka jika ingin bergabung dengan bisnis ini, ada
58Ibid.,10.
59Andreas Harefa, 10 Kiat Sukses Distributor..., 56. 60Ibid.
(55)
42
beberapa ciri yang patut diketahui oleh orang yang ingin masuk dalam jaringan ini, antara lain:61
a. Adanya uang pendaftaran yang tidak mahal, uang pendaftaran hanya sebagai pengganti biaya formulir, kartu identitas, brosur dan sebagainya.
b. Adanya pelatihan yang teratur, baik dilakukan oleh kelompok maupun dibawah koordinasi perusahaan.
c. Perusahaan dan alamatnya jelas
d. “Business Plan” atau perencanaan bisnisnya yang mengatur cra
kerja, perhitungan komisi dan persyaratan kenaikan posisi jelas. Transparan dan dapat diketahui oleh semua distributor.
e. Adanya produk yang dijual dan merupakan produk yang berkualitas.
f. Harga produk wajar maksudnya sesuai dengan kwalitasnya.62
Multi level marketing yang baik biasanya bergabung dengan APLI (Asosiasi Penjualan Langsung Indonesia). Karena setiap perusahaan yang ingin masuk menjadi anggota APLI diteliti terlebih dahulu apakah memenuhi persyaratan sebagai perusahaan yang bergerak dalam penjualan langsung.
3. Multi Level Marketing Syariah
Secara realitas, kini perusahaan multi level marketing sudah banyak tumbuh didalam dan diluar negeri. Bahkan, di Indonesia sudah ada yang secara terang-terangan menyatakan bahwa multi level marketing tersebut sesuai dengan syariat, seperti Ahad Net, MQ Net, PT K-link, dan lain-lain. Produk dan usaha multi level marketing yang menjalankan prinsip syariah, memperoleh sertifikasi halal dari Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI). Untuk multi
61Ibid.,57.
(56)
43
level marketing yang berdasarkan prinsip syariah ini, hingga sejauh ini memang diperlukan akuntabilitas dari MUI.
Dari sudut multi level marketing itu sendiri, pada dasarnya multi level marketing syariah adalah bentuk usaha atau jasa yang dijalankan berdasarkan syariat Islam. Sebagi contoh dalam menjalankan usahanya, multi level marketing syariah harus memenuhi hal-hal sebagai berikut.63
a. Apresiasi distributor haruslah apresiasi yang sesuai dengan prinsip-prinsip Islam, misalnya tidak melakukan pemaksaan, tidak berdusta, jujur dan tidak merugikan pihak lain, serta berakhlaq mulia (akhlakul karimah).
b. Penetapan harga, kalupun keuntungan (komisi dan bonus) yang akan diberikan kepada para anggota berasal dari keuntungan penjualan barang, bukan berarti harga barang yang dipasarkan harus tinggi. Hendaknya semakin besar jumlah anggota dan distributor, maka tingkat harga makin menurun, yang pada akhirnya kaum muslimin dapat merasakan system pemasaran tersebut.
c. Jenis produk yang ditawarkan haruslah produk yang benar-benar terjamin kehalalan dan kesucianya, sehingga kaum muslimin merasa aman untuk menggunakan/ mengkonsumsi produk yang dipasarkan.64
4. Ketentuan Umum Fatwa DSN-MUI
Dalam ketentuan umum Fatwa DSN-MUI No. 75/DSN-MUI/VII/2009 tentang Penjualan Langsung Berjenjang Syariah menyebutkan diantaranya:65
a. Penjualan Langsung Berjenjang adalah cara penjualan barang atau jasa melalui jaringan pemasaran yang dilakukan oleh
63Suhrawardi K Lubis, Hukum Ekonomi Islam (Jakarta: Sinar Grafika, 2000), 174. 64Ibid.
65Fatwa DSN-MUI Nomor 75/DSN-MUI/VII/2009 tentang Pedoman Penjualan Langsung
(57)
44
perorangan atau badan usaha kepada sejumlah perorangan atau badan usaha lainnya secara berturut-turut.
b. Barang adalah setiap benda berwujud, baik bergerak maupun tidak bergerak, dapat dihabiskan maupun tidak dapat dihabiskan, yang dapat dimiliki, diperdagangkan, dipakai, dipergunakan, atau dimanfaatkan oleh konsumen.
c. Produk jasa adalah setiap layanan yang berbentuk pekerjaan atau pelayanan untuk dimanfaatkan oleh konsumen.
d. Perusahaan adalah badan usaha yang berbentuk badan hukum yang melakukan kegiatan usaha perdagangan badan dan atau produk jasa dengan sistem penjualan langsung yang terdaftar menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku.
e. Konsumen adalah pihak pemakai barang dan atau jasa, dan tidak untuk diperdagangkan.
f. Komisi adalah imbalan yang diberikan oleh perusahaan kepada mitra usaha atas penjualan yang besaran maupun bentuknya diperhitungkan berdasarkan prestasi kerja nyata, yang terkait langsung dengan volume atau nilai hasil penjualan barang dan atau produk jasa.
g. Bonus adalah tambahan imbalan yang diberikan oleh perusahaan kepada mitra usaha atas penjualan, karena berhasil melampaui target penjualan barang dan atau produk jasa yang ditetapkan perusahaan.
h. Ighra’ adalah daya tarik luar biasa yang menyebabkan orang
lalai terhadap kewajibannya demi demi melakukan hal atau transaksi dalam rangka memperoleh bonus atau komisi yang dijanjikan.
i. Money game adalah kegiatan penghimpunan dana masyarakat atau penggandaan uang dengan praktik memberikan komisi dan bonus dari hasil perekrutan/pendaftaran mitra usaha yang baru/bergabung kemudian dan bukan dari hasil penjualan produk, atau dari hasil penjualan produk namun produk yang dijual tersebut hanya sebagai kamuflase atau tidak mempunyai mutu/ kualitas yang dapat dipertanggung jawabkan.
j. Excessive mark-up adalah batas marjin laba yang berlebihan yang dikaitkan dengan hal-hal lain diluar biaya.
k. Member get member adalah strategi perekrutan keanggotaan baru PLB yang dilakukan oleh anggota yang telah terdaftar sebelumnya.
l. Mitra usaha/stockist adalah pengecer/retailer yang menjual/memasarkan produk-produk penjualan langsung.66
66Ibid.
(1)
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan berupa data-data dari observasi, wawancara, serta dokumentasi sehingga diperoleh hasil seperti yang dikemukakan pada bab sebelumnya dan dapat ditarik kesimpulan sebagi berikut:
1. Komunikasi pemasaran Islam di perusahan multi level marketing K-Link surabaya dengan bekerja sama dengan K-System sudah terkonsep dengan baik. Dalam komunikasi pemasarannya mereka menerapkan komunikasi pemasaran yang dilakukan oleh nabi SAW dahulu yakni mengutamakan kejujuran, tanggung jawab, kecerdasan dan komunikatif.
2. Dalam praktik perekrutan anggota baru, para pelaku multi level marketing K-Link Surabaya sangat memperhatikan etika sebagai modal utama dalam menjalankan bisnisnya. Beberapa etika dalam komunikasi pemasaran yang dilakukan adalah Memiliki kepribadian spiritual, berperilaku baik dan simpatik, berperilaku adil dalam bisnis, bersikap melayani dan rendah hati, Menepati janji dan tidak curang.
(2)
74
B. Saran
1. Mempertahankan citra perusahaan yang merupakan perusahaan multi level marketing syariah nomor satu yang selalu mengedepankan etika bisnis dalam menghadapi persaingan yang semakin kompetitif.
2. Multi level marketing K-Link Surabaya sudah menerapkan etika pemasaran dalam bisnis Islam dengan baik, namun perlu ditingkatkan agar mampu bersaing dengan multi level marketing -multi level marketing lainnya.
(3)
DAFTAR PUSTAKA
Buku:
Agama RI, Departemen. Al-Qur’an dan Terjemahnya. Jakarta: PT Insan Media Pustaka, 2012
Agustino. Prospek MLM syariah di Indonesia. Jakarta: Republika, 2002.
Alma, Buchori. Manajemen Pemasaran Dan Pemasaran Jasa. Bandung: Alfa Beta, 2000.
Amirullah. Imam Hardjanto. Pengantar bisnis. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2005. Badroen, Faisak. Etika Bisnis Dalam Islam. Jakarta: Kencan, 2006.
Bekun, Rafik Issa. Etika Bisnis Islami. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004. Budiono. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia.Surabaya:Karya Agung, 2005. Bungin, Burhan. Penelitian Kuantitatif . Jakarta: Kencana, 2008.
Dewi, Gamala, et al. Hukum Perikatan Islam di Indonesia. Jakarta: Prenada Media, 2005.
Fachrur Rozi, Moch. Kontroversi Bisnis MLM. Yogyakarta: Pilar Media, 2005.
Fatwa DSN-MUI Nomor 75/DSN-MUI/VII/2009. Pedoman Penjualan Langsung
Syari’ah (PLBS). Jakarta: DSN-MUI, 2009.
Hadi, Sutresno.Metodelogi Research II. Yogyakarta: Andi Offset, 1980.
Harefa, Andreas. 10 Kiat Sukses Distributor MLM, Belajar dari Amway, CNI, dan Herbalife. Jakarta: PT Gramedia Utama, 1999.
Hasan Umar. MLM Murni Peluang Usaha Modal Kecil Tanpa Resiko. Jakarta: Yayasan Caaraka Modioatama, 2000.
Indriantoro, Nur dan Bambang Supomo. Metodelogi Penelitian Bisnis Untuk Akuntansi dan Manajemen. Yogyakarta: BPFE, 2002.
(4)
76
J Cloither, Peter. Meraup Uang dengan Multi Level Marketing. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1994.
J Setiadi, Nugroho. Prilaku Konsumen. Jakarta: Kharisma Putra Utama, 2010. Jefkins, Frank. Periklanan. Jakarta: Erlangga, 1997.
Kamaluddin, Laode. Rahasia Bisnis Rasulullah. Jakarta: Wisata Ruhani, 2007. Karim, Adiwarwan. Ekonomi Mikro Islami. Jakarta: The Internasional Institute of
Islamic Thought Indonesia (IIITI). 2002.
Kartajaya Hermawan. Muhammad Syakir Sula. Syariah Marketing. Bandung: Mizan, 2006.
Koentjaraningrat.Metode Penelitian Masyarakat. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,1994.
Kuswara. Mengenal MLM Syariah Dari Halal-Haram, Kiat Berwirausaha, sampai dengan Pengelolahannya. Depok: Qultum Media, 2005.
Lexy, Moleong J. Metodelogi Penelitian Kuantitatif . Bandung: Remaja Rosdekarya, 2007.
Morisson. Periklanan Komunikasi Pemasaran Terpadu. Jakarta: Kencana, 2010. Prisgunanto. Komunikasi Pemasaran Strategi & Taktik. Bogor: Ghalia Indonesia,
2006.
Rachmawati, Puspita. Multi Level Marketing pada Perusahaan Tianshi Solo Ditinjau dari Hukum Islam. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2008.
Rahma, Wasilatur. Internalisasi Etika Islam Dalam Komunikasi Pemasaran (Studi Pada PT Telkom Kendatel Malang). Malang:UIN Malang, 2008.
Rizka Amanati, Herlin. Analisis Pelaksanaan Fatwa-MUI Tentang Sistem Penjualan Langsung Berjenjang Syariah Di AHAD Net Internasional Semarang. Semarang: IAIN Walisongo,2006.
(5)
77
Soejono,dkk. Metodelogi penelitian dan Suatu Pemikiran dan Penerapan. Jakarta: Gema Insani Press, 1999.
Sugiono. Metodelogi Penelitian Kuantitatif, kualitatif dan R&D, Cetakan ke 11 Bandung: Alfa Beta, 2012.
Sunarno, Tinjauan Hukum Islam Terhadap Sistem Penetapan Harga Pada Multi Level Marketing Syariah PT AHAD Net Internasional. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2010.
Sutisna. Prilaku Konsumen Dan Komunikasi Pemasaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2001.
Tarmidzi, Yusuf. MLM Tempat Mewujudkan Impian Anda. Jakarta: Elex Media Komputindo, 2001
Tjiptono, Fandy. Strategi Pemasaran. Yogyakarta: ANDI, 2008.
Wawancara:
Achmad Soyuz Yamis (Emerald Manager).Produk-produk K-Link didemokan langsung. stockist K-Link Surabaya. 14-Desember-2015.
Ahmad Muzamil (Manager).Di K-Link istilah mengajak.stockist K-Link Surabaya. 16-Desember-2015
Ali (Manager).Tidak susah menjalankan bisnis K-Link ini. Stockist K-Link Surabaya. 12-Desember-2015.
Bisri Mustofa.Menjadi ustadz itu ibadah, Stockist K-Link Surabaya. 12-Desember-2015.
Miftakul Mafrukhin (Ruby Manager). Bisnis k-Link ini bukan bisnis Matematika. Stoclist K-Link Surabaya. 14-Desember-2015.
Rizal Mustofa Aris (Pegawai Stockist)). Struktur organisasi pada stockis. Stockist K-Link Surabaya. 16-Desember-2015.
Satrijo (Manager stockist).K-Link Surabaya ada sejak tahun 2006. Di Stockist K-Link Surabaya. 10-Desember-2015.
(6)
78
Dokumen K-Link:
Buku Kerja Foundation Pack Kaset Foundation Pack