Multi Level Marketing ( Studi Deskriptif tentang Strategi Pemasaran Produk dan Perekrutan Anggota pada PT. Global Media Nusantara Stocist Parbina, Pematang Siantar)

(1)

MULTI LEVEL MARKETING

( Studi Deskriptif tentang Strategi Pemasaran Produk dan Perekrutan Anggota pada PT. Global Media Nusantara Stocist Parbina, Pematang

Siantar) SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana

D

I

S

U

S

U

N

OLEH

HELENA T. DAMANIK

060905039

DEPARTEMEN ANTROPOLOGI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2010


(2)

KATA PENGANTAR

Rasa sukacita penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus. Karena berkat kasih karunia dan penyertaanNya penulis mampu menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul “ MULTI LEVEL MARKETING “. Setiap perkara yang terjadi dalam hidup penulis, tidak luput dari campur tangan Allah Bapa sang pemberi kehidupan. Terima kasih Tuhan untuk setiap hari yang Kau berikan untuk anak mu ini, hingga penulis bisa selalu mengucap syukur atas setiap rancanganMu yang dahsyat dan luar biasa.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada sang super hero dalam hidup penulis. Papa Drs. Jasarman Damanik dan mama Nursinta Purba. Terima kasih untuk setiap dukungan doa, materi, semangat, yang penulis terima selama ini. Penulis bangga memiliki kalian yang telah membesarkan penulis dengan penuh cinta, kasih sayang, didikan tentang disiplin. Kedua adik penulis Ichi Sabrina Damanik dan Jefta Mayesti Damanik. Kalian menjadi sumber semangat untuk penulis agar dapat memberikan yang terbaik untuk semuanya.

Di kesempatan ini penulis juga tak lupa mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Baddaruddin Rangkuti sebagai Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Zulkifli Lubis, MA sebagai ketua Departemen Antropologi Sosial FISIP USU.

3. Ibu Dra. Sabariah Bangun M. Soc.Sc sebagai dosen penasehat akademik dan juga sebagai dosen pembimbing, yang telah membimbing penulis


(3)

selama masa perkuliahan dan juga selama dalam masa pengerjaan skripsi ini.

4. Bapak Drs. Irfan Simatupang Msi, sebagai ketua penguji pada saat penulis melaksanakan ujian komprehensif. Terima kasih untuk semua saran yang diberikan dalam penyempurnaan skripsi ini.

5. Ibu Dra. Mariana Makmur, MA selaku dosen penguji pada saat penulis melaksanakan ujian komprehensif. Terima kasih untuk semua saran yang diberikan dalam penyempurnaan skripsi ini.

6. Seluruh dosen di Departemen Antropologi yang telah memberikan ilmu yang mereka miliki selama penulis mengikuti perkuliahan.

7. Pimpinan PT. Global Media Nusantara stocict Parbina dan para member yang telah membantu penulis dalam melakukan penelitian skripsi ini. 8. Teman satu rumahku Ruli Hariati Tumanggor, terima kasih untuk

dukungan semangat yang diberikan.

9. Teman-teman seperjuangan antro'06 yaitu Rebecca Hanattri Suastika, Mardiana Harahap, Pika, Desy (Bejo),Firman Tambunan, M.Ziad Ananta, Rikk y, Looksun Wellman Pakpahan, Alfian Azis (kibo), Sidriani Handayani Desky, Melda Simanjuntak, Hendra Gunadi, Evi Triana, Hendra Silaban, Elamanuala Pasaribu (Ucil), Eny Sitanggang, Denny Nitra Silaen, Wilfrid Silitonga, Badai Adra, Feber Sihotang, Arnold Sibarani, Erika Nadeak, Inggrid. Teman-teman antro'06 yang telah terlebih dahulu meraih gelar sarjana yaitu Alloynina Ginting S.Sos, Atika Rizkiana S.Sos,


(4)

Benny Pardosi S.Sos, Lasmi Yanti S.Sos, Lisnawati Tinendung S.Sos, Sari Ariesta Ginting S.Sos.

10.Adik-adik penulis yang selama ini selalu memberikan dukungan yaitu Helen Luchen Silalahi (Lencung), Maria Silalahi, Harni Siboro, Ervina Pinem. Genk ibu persit yaitu Duma Rosdiana, Beathrin Saragih, Putri Ananda, Santa Panjaitan.

11.Komunitas rumah pohon tempat penulis sering menghabiskan waktu yaitu Bang Alles Turnip,Bang Arnovandala Tampubolon, Bang Hizkia Alfred Sagala, Carles Diken Sulaiman Gultom(Lehman), Noprianto (aa'toto), Heksanta Novitasari Bangun (Santut), Hemalea Ginting, Imanuel Kevin Ginting (Cak ipin).

12.IMPERATIF, sebagai wadah tempat penulis melayani. Untuk teman-teman KTB penulis yaitu Asni Pasaribu, Sonia Lumbanraja, Sulastri Siburian. Nyak KTB penulis Nyak Manda, Nyak Olin, Nyak Dian. Terima kasih untuk dukungan doa yang diberikan. Mami Angelina Siagian yang selama ini selalu mendukung penulis, tempat penulis berkeluh kesah. Generasi 06 yaitu Anna, Cristian, Daniel, Yuni. Ayo sama-sama meraih visi kita.

13.Keluarga Bapatua Horasman Damanik dan Inangtua K. Saragih. abang Andro Damanik, abang Reonaldo Damanik, Rudolvo Damanik, Sri Maya Sari Damanik. Terima kasih untuk dukungan doa, semangat yang selalu diberikan pada penulis.


(5)

kecil yang lucu Putri Patricia Manalu. Terima kasih untuk dukungan yang diberikan.

15.Sidriani Handayani Desky, Coriza Irhamna, Zumria, Bangkit Libra Sanjaya, Asfi Ariyadi, Jaya Kembeng, Bayu Kumbara, Putri Au Manuhutu, Syarullah Sanusi, Ahmad Buhaji. Terima kasih untuk persahabatan dan petualangan yang kita lakukan selama ini. Ayo semangat untuk melanjutkan petualangan selanjutnya di tempat yang lebih fantastik lagi. 16.Komunitas eks 2-7 SMAN 3 P. Siantar (Novet, Meyan miu-miu, Astrok,

Crimbat, Om Fred, Fitrok, Dwie, Dikky Rabiest, si kecil Syaril, kuteng) GMKI koms FISIP USU, INSAN, JKAI terima kasih.

17.Abang Gokli Sautma Jaya Manalu (si Gokil, Golijay Lemot) , terima kasih untuk dukungan doa dan motivasi yang di berikan untuk penulis selama ini. Terima kasih juga penulis ucapkan untuk setiap waktu yang kita lewati bersama.

Akhir kata, skripsi ini jauh dari sempurna. Segala daya dan upaya telah penulis lakukan, dan inilah yang terbaik yang dapat penulis perbuat.

Medan, 2010 Penulis


(6)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR ……... i

DAFTAR TABEL ………...v

ABSTRAK ……...viii

BAB I PENDAHULUAN …...1

1.1 Latar Belakang …... 1

1.2 Perumusan Masalah …...9

1.3 Lokasi Penelitian …... 9

1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian …...10

1.5 Tinjauan Pustaka …...10

1.6 Metode Penelitian …...17

1.7 Analisa Data …...19

BAB II GAMBARAN UMUM MULTI LEVEL MARKETING DAN LOKASI PENELITIAN ...20

2.1 Sejarah Singkat Lahirnya Multi Level Marketing ...20

2.2 Sejarah Muti Level Marketing di Indonesia …...25

2.3 Flexter Sebagai Salah Satu Multi Level Marketing di Indonesia ……….………...26

2.3.1Sejarah Berdirinya Flexter ...26

2.3.2Keorganisasian Flexter………... 27

2.3.3Suber Pendapatan Flexter……….………..31

2.3.4Kode Etik Keanggotaan Flexter ……… 36

2.4 Letak Geografis Lokasi Penelitian …...39

2.5 Pola Pemukiman …...39

2.6 Kependudukan dan Sistem Kemasyarakatan ……… 40

2.6.1 Komposisi Penduduk Menurut Umur ... 41

2.6.2 Komposisi Penduduk Menurut Jenis Kelamin ... 42

2.6.3 Komposisi Penduduk Menurut Agama ... 42


(7)

2.7 Sarana Fisik ……...45

2.7.1 Sarana Pendidikan ... 45

2.7.2 Sarana Peribadah ... 46

2.7.3 Sarana Tranportasi dan Komunikasi ... 47

BAB III Stategi Pemasaran Produk dan Perekrutan Anggota PT Global Media Nusantara ...49

3.1 Hal-hal pendukung dalam penjualan produk dan perekrutan member...50

3.2 Sistem yang Berlaku pada Flexter …...56

3.3 Pemasaran pulsa Flexter ……...57

3.3.1 Sistem Pembelian Deposit di Flexter ………... 57

3.3.2 Pembentukan Agen Non Member Oleh Member ……… 67

BAB IV Motivasi dan Hubungan Sosial yang Terjalin Antara Para Member …...71

4.1 Motivasi Menjadi Member Flexter …...71

4.2 Karekteristik dari Member Flexter …...75

4.3 Hubungan Sosial Diantara Para Member ... 76

4.4 Member sebagai wirausahawan …... 78

BAB V KESIMPULAN ……... 81

DAFTAR PUSTAKA ... 84 LAMPIRAN


(8)

ABSTRAK

Helena T. Damanik, 2010. Judul Skripsi: Multi Level Marketing (Studi Deskriptif tentang pemasaran produk dan perekrutan anggota pada PT. Global Media Nusantara stocist Parbina P. Siantar). Sikripsi ini terdiri dari 5 Bab, 83 halaman, 10 daftar tabel, 3 daftar pustaka, lampiran dan surat penelitian.

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji lebih dalam tentang multi level marketing khususnya dalam bidang pulsa elektrik oleh sebuah PT. Global Media Nusantara atau biasa dikenal dengan nama Flexter. Lokasi penelitian ini dilakukan di daerah P. Siantar. Adapun yang menjadi fokus permasalahan dalam skripsi ini adalah bagaimana pemasaran produk yang dilakukan oleh anggota MLM tersebut, strategi perekrutan anggota yang dilakukan, hubungan yang terjalin antara atasan (upline) dan bawahan (downline). Adapun metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif yang bersifat deskriptif. Untuk mendapatkan data, peneliti menggunakan teknik wawancara dan observasi.

PT. Global Media Nusantara atau yang disebut juga dengan Flexter mempunyai produk yang dinamakan Flexter pulsa. Sistem pemasaran yang dilakukan oleh member di Flexter ini kebanyakan memgunakan jasa seorang agen pulsa lagi. Pembagian keuntungannya sesuai dengan kesepakatan dengan member tersebut. Selain itu banyak juga member yang menggunakan pulsa tersebut untuk konsumsi pribadi, karena lebih untung dan lebih ekonomis. Sebelum seorang member melakukan perekrutan anggota mereka dibekali dengan stategi-strategi seperti membuat rencana kerja, mencatat prospek dan mempersiapkan diri. Hubungan yang antara upline dan downline terjalin sangat baik. Mereka sering melakukan pertemuan yang membahas tentang jaringan, dan juga saling memotivasi. Hubungan yang terjalin juga bukan hanya sebatas rekan kerja saja, tetapi berlanjut menjadi hubungan persahabatan.


(9)

ABSTRAK

Helena T. Damanik, 2010. Judul Skripsi: Multi Level Marketing (Studi Deskriptif tentang pemasaran produk dan perekrutan anggota pada PT. Global Media Nusantara stocist Parbina P. Siantar). Sikripsi ini terdiri dari 5 Bab, 83 halaman, 10 daftar tabel, 3 daftar pustaka, lampiran dan surat penelitian.

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji lebih dalam tentang multi level marketing khususnya dalam bidang pulsa elektrik oleh sebuah PT. Global Media Nusantara atau biasa dikenal dengan nama Flexter. Lokasi penelitian ini dilakukan di daerah P. Siantar. Adapun yang menjadi fokus permasalahan dalam skripsi ini adalah bagaimana pemasaran produk yang dilakukan oleh anggota MLM tersebut, strategi perekrutan anggota yang dilakukan, hubungan yang terjalin antara atasan (upline) dan bawahan (downline). Adapun metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif yang bersifat deskriptif. Untuk mendapatkan data, peneliti menggunakan teknik wawancara dan observasi.

PT. Global Media Nusantara atau yang disebut juga dengan Flexter mempunyai produk yang dinamakan Flexter pulsa. Sistem pemasaran yang dilakukan oleh member di Flexter ini kebanyakan memgunakan jasa seorang agen pulsa lagi. Pembagian keuntungannya sesuai dengan kesepakatan dengan member tersebut. Selain itu banyak juga member yang menggunakan pulsa tersebut untuk konsumsi pribadi, karena lebih untung dan lebih ekonomis. Sebelum seorang member melakukan perekrutan anggota mereka dibekali dengan stategi-strategi seperti membuat rencana kerja, mencatat prospek dan mempersiapkan diri. Hubungan yang antara upline dan downline terjalin sangat baik. Mereka sering melakukan pertemuan yang membahas tentang jaringan, dan juga saling memotivasi. Hubungan yang terjalin juga bukan hanya sebatas rekan kerja saja, tetapi berlanjut menjadi hubungan persahabatan.


(10)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pemasaran bertingkat atau yang biasa kita kenal dengan nama Multi Level

Marketing adalah sistem penjualan yang memanfaatkan

penyalur secara langsung. Clothier (1996:33) merumuskan bahwa MLM adalah suatu cara atau metode menjual barang secara langsung kepada pelanggannya melalui jaringan yang dikembangkan oleh para distributor lepas yang memperkenalkan pada distributor berikutnya1

1

Istilah distributor lepas dan distributor berikutnya dalam bisnis MLM dikenal dengan sebutan

upline dan downline. Upline ialah orang yang mengajak dan mendaftarkan seseorang menjadi

anggota atau distributor sebuah perusahaan MLM. Orang yang direkrut untuk bergabung dan memasarkan produk inilah yang dikenal dengan sebutan downline, untuk seterusnya downline akan bergerak naik menjadi upline setelah dia memiliki anggota jaringan.

. Harga barang yang ditawarkan di tingkat konsumen adalah harga produksi ditambah komisi atau bonus dari hasil penjualan. Laba yang dihasilkan terdiri dari laba eceran dan laba grosir ditambah dengan laba yang diterima dari hasil penjualan anggota yang dibentuk oleh distributor. Untuk memperkenalkan produk MLM biasanya diperkenalkan tanpa harus beriklan di media cetak maupun elektronik dan juga tanpa harus mengeluarkan anggaran yang cukup besar. Melainkan menggunakan keahlian distributor untuk mengiklankan kepada konsumen dan merekrut anggota baru.


(11)

Dalam dunia penjualan langsung, baik di Indonesia maupun di tingkat Internasional, terdapat 3 sistem yang telah berjalan sangat lama, yaitu sistem konvensional atau Single Level Marketing (termasuk party plan), sistem Limited Level dan sistem Multi Level atau Multi Level Marketing.

• Semuanya sama-sama membuka peluang berpenghasilan bagi siapa saja yang mau berusaha berdasarkan kerjasama kemitraan.

• Landasan bisnisnya sama-sama terdiri dari 3 hal, yaitu merekrut, mendidik, dan memotivasi para mitra usaha yang lazim disebut distributor atau dealer. Semuanya sama-sama mengenakan biaya pendaftaran keanggotaan kepada para distributor/dealernya dengan nilai yang pantas sesuai dengan starter kit yang diperoleh.

• Semuanya sama-sama memiliki sejumlah produk (barang atau jasa) dengan harga yang masuk akal untuk dijual melalui para distributor/dealer sampai ke tangan konsumen. Berdasarkan volume penjualan yang dicapai, para distributor/dealer memperoleh imbalan berupa komisi beserta insentif dan berbagai hadiah yang menarik yang jumlah dan besarnya tidak terbatas.

• Semuanya sama-sama memberlakukan sistem dimana seorang anggota hanya mendapatkan satu keanggotaan dan tidak boleh lebih.

Bagi distributor/dealer yang aktif bekerja peluang berpenghasilan sudah pasti ada.


(12)

Dalam MLM ada unsur jasa, artinya seoran yang bukan miliknya dan ia mendapatkan upah dari prosentasi harga barang dan jika dapat menjual sesuai target dia mendapat bonus yang ditetapkan MLM banyak sekali macamnya dan setiap perusahaan memiliki spesifikasi tersendiri. Sampai sekarang sudah ada sekitar 200 perusahaan yang mengatas namakan dirinya menggunakan sistem MLM

Di era globalisasi ini bisnis MLM ini telah menjelma menjadi sebuah industri besar yang menguntungkan. Dimana produk-produk di dunia, mulai dari produk kebutuhan rumah tangga sampai produk elektronik semua dipasarkan menggunakan jalur pemasaran bertingkat. Hal ini dikarenakan tuntutan dan kebutuhan akan pelayanan ekstra yang bersifat pribadi. Tidak salah jika dikatakan bahwa bisnis ini adalah bisnis yang memiliki prospek yang cerah. Hal ini bisa dilihat dengan kenyataan yang terjadi saat ini dimana MLM merupakan salah satu alternatif yang diminati oleh produsen untuk memasarkan produknya dengan meminimalkan campur tangan pihak perusahaan.

Bisnis MLM ini pertama kali ditemukan pada tahun 1940-an, oleh dua orang profesor pemasaran dari Universitas Chicago pada tahun 1940-an. Produk pertama yang dijual adalah vitamin dan makanan tambahan Nutrilite. Saat itu, Nutrilite Products Inc. merupakan salah satu perusahaan di Amerika yang dikenal telah menggunakan metode penjualan secara bertingkat. Dengan modal awal yang relatif tidak besar, seorang tenaga penjual biasa mendapatkan penghasilan melalui dua cara. Pertama, keuntungan diperoleh dari setiap program makanan tambahan


(13)

yang berhasil dijual ke konsumen. Kedua, dalam bentuk potongan harga dari jumlah produk yang berhasil dijual oleh distributor yang direkrut dan dilatih oleh seorang tenaga penjual dari perusahaan. Seperti halnya semua bentuk penjualan langsung, metode ini membawa manfaat yang luar biasa bagi pasar dengan memberikan kesempatan kepada ribuan orang yang mungkin terabaikan atau tidak terserap di pasar tenaga kerja. MLM merupakan cara yang cukup sederhana dan tidak mahal bagi siapa saja yang ingin belajar tentang dasar bisnis dan manajemen penjualan.

Di Indonesia, MLM berkembang pada tahun 1986. Perusahaan yang pertama memasarkan produknya dengan cara MLM adalah PT. Nusantara Sun Chlorella atau yang biasa di kenal dengan CNI. Setelah itu di ikuti dengan masuknya perusahaan Amway, Sophie Martin, Herbalife dan lain-lainnya.

MLM memang memberikan kesempatan kepada setiap orang, yang semula tidak diperhitungkan di dunia perdagangan. Bisnis ini menawarkan kemudahan bagi setiap orang, dengan cara yang sederhana, untuk menambah penghasilan mereka. MLM memperbolehkan orang berbisnis dengan produk atau jasa yang unik dan inovatif, membawa mereka ke pasar tanpa mengeluarkan biaya iklan di media massa yang sangat besar, dan tanpa harus bersaing di toko-toko pengecer. Suatu metode distribusi eceran dengan sentuhan pribadi yang sudah menyebar ke seluruh pelosok dunia. Industri ini akan terus berkembang seiring dengan berkembangnya kesadaran masyarakat untuk memperoleh kebebasan finansial


(14)

tanpa harus terikat oleh waktu, yang tidak dijumpai di pasar kerja dalam industri tradisional.

Saat ini bisnis ini sudah mengalami perkembangan yang sangat pesat. Kehadiran MLM ini di Indonesia memungkinkan bisnis ini menjadi jembatan untuk memperbaiki perekonomian masyarakat di tengah-tengah himpitan ekonomi yang banyak menimbulkan pengangguran. Di Indonesia sudah bukan berita baru lagi bahwa salah satu masalah yang masih belum bisa diselesaikan adalah tingginya tingkat pengangguran.

Dampak ekonomis dari sebuah MLM bagi masyarakat luas adalah tersedianya lapangan kerja yang berarti dapat mengurangi jumlah pengangguran, memberikan penghasilan tambahan bagi masyarakat, serta peluang belajar untuk berbisnis. Pada masa krisis, MLM dapat menjadi substitusi pekerjaan bagi para karyawan yang terimbas korban pemutusan hubungan kerja atau PHK di perusahaan tempatnya bekerja.

Banyak orang yang tidak memperhatikan fakta, bahwa di Amerika Serikat industri MLM yang dikenal sejak lahir tahun 1940-an ini terus berkembang pesat setiap tahunnya. Pertumbuhan penduduk atau angka kelahiran bayi di Indonesia masih jauh lebih tinggi dibanding jumlah orang yang mendaftar sebagai distributor MLM setiap hari. Ditambah dengan pengangguran yang meningkat tajam karena berbagai krisis dan teknologisasi alat-alat produks i, oleh sebab itu perkembangan industri pemasaran jaringan/MLM di Indonesia masih menjanjikan keajaiban yang luar biasa.


(15)

Akan tetapi pada fakta yang berkembang di lapangan, bisnis MLM ini ada yang disalahgunakan untuk kepentingan pihak-pihak tertentu yang bertujuan untuk memperoleh keuntungan yang sangat besar dalam waktu yang sangat singkat. Salah satu contoh yang ber kedok MLM di Indonesia yang telah menipu atau yang biasa di sebut dengan money game2

Bisnis MLM yang booming dan mulai menjadi bagian dalam masyarakat tentu akan dimanfaatkan oleh orang yang tidak bertanggung jawab untuk menjual produk yang berkualitas buruk dengan harga tinggi namun memberikan insentif yang tinggi pada anggota sistem MLMnya. Sebaiknya para pecinta MLM mempelajari produk yang ditawarkan sebelum bergabung pada suatu bisnis MLM. Terjebak dalam money game akan sangat merugikan anda karena perkembangan ke depannya, produk yang kurang baik akan ditinggalkan konsumen. Di negara masyarakat adalah PT.Banyumas Mulia Abadi (BMA) Medan yang mengatas namakan MLM pada tahun 1998, hal ini lah kadang yang membuat masyarakat menjadi enggan atau takut untuk melakukan bisnis ini. Kejadian ini tentu telah membuat citra MLM di mata masyarakat Indonesia menjadi jelek. Terjebak dalam money game akan sangat merugikan bagi anggota karena perkembangan ke depannya, produk yang kurang baik akan ditinggalkan konsumen. Pada kasus money game yang terjadi di Medan membuat triliunan uang masyarakat hilang, dan juga menyebabkan hilangnya kepercayaan masyarakat.

2

Money Game adalah sejenis MLM yang bertindak melipat gandakan uang dan sudah menyimpang dari aturan.


(16)

lain pun seperti Malaysia, Singapura dan Amerika Serikat, money game dilarang oleh pemerintah.

Terlepas dari peyimpangan tersebut, prospek bisnis MLM di tanah air diyakini masih menjanjikan. Salah satu ciri yang membedakan MLM murni dengan MLM money game menurut Royan (2002:29) adalah : biaya mendaftar sebagai distributor murah, ada produk yang di jual, komisi dapat diambil dengan mudah, perhitungan komisi dan poin penjualan dilakukan secara adil, terbukti ada yang sukses, tergabung dalam APLI (Assosiasi Penjualan Langsung Indonesia). MLM murni akan selalu mengadakan seminar atau training. Saat ini banyak MLM yang terus berkembang, diantaranya Centra Nusa Insan Cemerlang (CNI), Tupperware Indonesia, Sophie Martin, Avon, Oriflame. Dan ini adalah beberapa MLM yang juga bergerak di bidang pulsa elektrik diantaranya:

Sekarang banyak MLM yang bergerak di bidang pulsa. Bisnis pulsa elektrik berkembang pesat. Bisnis ini dapat berkembang dengan baik seiring dengan pertumbuhan jumlah pengguna telepon seluler di dunia dan di Indonesia. Sampai dengan tahun 2010 ini sudah tercatat hampir setengah dari penduduk Indonesia sudah mennggunakan telepon seluler atau Handphone sebagai alat komunikasi. Perkembangan model bisnis pulsa memasuki era sistem multi level


(17)

marketing dimana setiap pebisnis dimungkinkan membangun jejaring untuk memperluas bisnisnya. Beragam bentuk sistem penjualan bertingkat diterapkan untuk bisnis pulsa elektrik ini. Melihat saat ini hampir semua masyarakat dari berbagai kalangan sudah menggunakan telepon seluler atau Handphone sebagai alat komunikasi.

Situasi di atas membuat peneliti tertarik untuk mengkaji lebih dalam tentang peran MLM yang bergerak di bidang pulsa terhadap masyarakat. Sehingga mau tidak mau masyarakat pasti akan membutuhkan pulsa. Saat ini untuk beberapa kalangan masyarakat Indonesia pulsa sudah menjadi suatu kebutuhan pokok yang harus di penuhi. Hampir setengah dari penduduk Indonesia sudah menggunakan handphone. Hal ini terkait dengan semakin berkembangnya teknologi yang bisa di akses melalui handphone, dan tentu saja membutuhkan pulsa. Dan salah satu MLM yang bergerak di bidang dealer pulsa ini adalah PT. Global Media Nusantara atau yang biasa disebut dengan Flexter, dan memiliki produk pulsa yang disebut Flexter pulsa. PT. Global Media Nusantara, yaitu sebuah perusahaan yang bergerak di bidang dealer pulsa dan internet teknologi berbasis ecommerce yang didukung dengan Managemen dan IT yang Profesional.

Hilmawan menyimpulkan bahwa mempopulerkan merek lokal lewat jalur MLM memang cocok untuk kondisi pasar Indonsia saat ini. Pasalnya, tingkat kekerabatannya relatif tinggi, sehingga promosi dari mulut ke mulut masih cukup efisien (informasi Peluang Bisnis swasembada, 2002:9). Jadi hal tersebutlah yang


(18)

menjadi salah satu faktor mengapa bisnis ini cepat diterima oleh masyarakat di Indonesia.

1.2 Perumusan Masalah

Mengacu dari keadaan yang telah di jelaskan pada latar belakang di atas, maka masalah yang hendak dikaji dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana strategi pemasaran produk yang di lakukan oleh anggota MLM tersebut, sebagai ujung tombak pemasaran produk?

2. Bagaimana cara perekrutan anggota baru sehingga bisnis ini bisa cepat berkembang?

3. Bagaimana hubungan antara setiap upline (atasan) dengan downline (bawahan)?

1.3 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian dilakukan di daerah kota Pematang Siantar. Yaitu terletak di Jl. Ahmad Yani No.86 yang berada di Kelurahan Merdeka, Kecamatan Siantar Timur. Stocist3

3

Stocist adalah kantor cabang flexter yang di bentuk sendiri oleh membernya untuk memudahkan downline di bawahnya bila melakukan pertemuan, membeli pulsa dan lain-lain.

ini di pilih peneliti menjadi tempat penelitiannya karena merupakan salah satu stokist yang paling banyak membernya di kota Pematang Siantar.


(19)

1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran tentang strategi pemasaran yang dilakukan oleh para anggota MLM dan usaha yang dilakukan dalam merekrut anggota baru sebagai ujung tombak berkembangnya bisnis ini.

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk menambah literatur, khususnya dalam bidang Antropologi dan tentang dunia bisnis MLM. Di samping itu juga diharapkan dapat memberi masukan atau sumbangan pemikiran kepada pihak yang berkepentingan tentang dunia bisnis MLM, khususnya tentang strategi pemasaran produk dan perekrutan anggota MLM tersebut.

1.5 Tinjauan Pustaka

Maraknya bisnis multi level marketing di Indonesia saat ini tidak lepas dari bias kapitalis dari Negara kapitalis seperti Amerika Serikat, karena masuknya Amway ke Indonesia merupakan awal berkembangnya bisnis MLM ini di Indonesia. Kehadiran bisnis ini tentu dimanfaatkan oleh seluruh masyarakat karena pada dasarnya setiap manusia mempunyai harapan dan cita-cita untuk dapat hidup layak, sehingga secara normal dapat menjalani hidup, dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari tanpa ada gangguan ekonomi.

Prilaku ekonomi suatu masyarakat tidak terlepas dari bagaimana sikap dasar suatu masyarakat, struktur suatu masyarakat, cara berpikir,cara pandang, dan sebagainya (Wiranata 2002:22). Oleh karena itu, hubungan ekonomis antara


(20)

tindakan tersebut didasarkan atas tata nilai sebagai hasil dari proses kebudayaan. Dengan kata lain, nilai budaya suatu masyarakat akan berperan terhadap hubungan ekonomis.

Spreadly (1997:5) mendefenisikan kebudayaan sebagai pengetahuan yang diperoleh yang digunakan orang untuk menginterpretasikan pengalaman dan melahirkan tingkah laku sosial. Seseorang yang memutuskan untuk bergabung dalam bisnis MLM mempunyai tujuan yang ingin diraihnya. Rich de Vos (Harefa, 1999:1-2) mengatakan :

“kita percaya bahwa sukses hanya datang dari orang-orang yang menetapkan tujuan dan kemudian bekerja dengan giat untuk mencapainya”

cita-cita, impian, obsesi adalah merupakan salah satu penggerak motivasi manusia. Motivasi adalah mekanisme kejiwaan untuk melakukan suatu tindakan ataupun tingkah laku atas dasar keinginan dan harapan. Harapan dan keinginan yang menyebabkan tingkah laku individu menjadi dinamis dan kreatif. Oleh karena itu, dalam melakukan suatu tindakan setiap individu mempunyai motivasi tertentu untuk melakukannya. Motivasi adalah kekuatan batin yang mendorong seseorang untuk mencapai sasaran mereka. Motivasi adalah soal pribadi, karena faktor pendorong setiap orang berbeda-beda. Oleh karena itu, motivasi juga bisa berubah setiap waktu. Hasil penelitian yang di lakukan oleh Clifford Geertz yaitu

penjaja dan raja tahun 1976. Geertz melihat bahwa motivasi kewiraswastaan

dikalangan santri di Mojokuto tidak di dasari oleh kepentingan bisnis, melainkan oleh kesadaran golongan santri untuk mendapatkan gengsi dalam kehidupan social


(21)

di masyarakat. Demikian pula motivasi golongan bangsawan di Tabanan Bali yang memilih hidup sebagai wiraswastawan. Para bangsawan Bali ini memilih pekerjaan tersebut sebagai alternatif untuk mempertahankan statusnya sebagai orang yang terpandang dikalangan masyarakat (Sairin dkk,2002:117).

Drucker (1999:9) meyakinkan bahwa hampir setiap orang bisa menjadi wirausahawan, asalkan organisasinya disusun untuk mendorong kewirausahaan. Sebaliknya, setiap wirausahawan bisa berubah menjadi birokrat, andaikan organisasinya disusun untuk mendorong perilaku birokratis. “Orang yang paling berjiwa wirausaha dan inovatif akan berprilaku seperti birokrat yang menggunakan waktu paling buruk atau politisi yang haus kekuasaan enam bulan setelah mengambil alih manajemen suatu lembaga pelayanan masyarakat”.

Clothier (1996:12) mengatakan bahwa bisnis MLM tidak hanya keuntungan materi saja yang diperoleh, melainkan juga masih banyak manfaat non materi yang dapat diperoleh. Misalnya persahabatan yang terjalin, pengembangan pribadi dan peluang untuk membantu orang lain. Dengan kata lain penjualan yang dilakukan door to door atau face to face mempunyai peluang untuk mengembangkan hubungan persahabatan dengan pelanggannya.

Dalam MLM, hubungan antara downline dan upline yang menyatu dalam satu jaringan pada dasarnya sama dengan hubungan antara pelanggan dengan penjual. Hubungan langganan adalah hubungan yang pada intinya ekonomi namun didasari juga oleh hubungan sosial dan juga hubungan pribadi. Keberhasilan sebuah Multi Level Marketing, tidak lepas dari peranan para anggota-anggotanya dalam membentuk jaringan yang aktif dan juga solid.


(22)

Membangun jaringan penjualan merupakan cara untuk memperoleh penghasilan besar dalam bisnis multi level marketing. Artinya, pendapatan distributor tergantung pada besar kecilnya jaringan dan produktivitas setiap anggota jaringan dalam memasarkan dan merekrut anggota. Seperti yang diungkapkan oleh Harefa (1999:114) bahwa untuk mendapatkan penghasilan, seseorang harus membangun jaringan atau network. Maka dengan demikian kesempatan untuk mendapatkan uang akan bertambah serta akan terjadi peningkatan penjualan kelompok jaringan yang di bangunnya. Firth dalam Sairin (2002:94) melihat bahwa aktivitas ekonomi sangat tergantung dari peran individu dalam suatu jaringan ekonomi.

Mengenai beberapa bisnis yang memakai sistem multi level marketing atau hanya berkedok multi level marketing yang masih meragukan ataupun yang sudah jelas ketahuan tidak sehatnya bisnis tersebut baik dari segi kehalalan produknya, sistem marketing fee, legalitas formal, pertanggung jawaban, tidak terbebasnya dari unsur-unsur permainan bunga ataupun penggandaan uang, merugikan nasabah dengan money game, perjudian, seperti kasus New Era 21, BMA, Solusi Centre.

Menurut Clothier (1996:234), bahwa cara yang paling efektif untuk membina suatu bisnis MLM adalah pertama sekali menjaring keluarga, sahabat-sahabat, saudara-saudara bahkan semua orang yang pernah menolak kita. Sehingga dapat dikatakan bahwa bisnis multi level marketing ini merupakan bisnis keluarga yang mempersatukan keluarga, bukan memisahkannya.

Untuk dapat mewujudkan maksud dan tujuannya maka setiap orang akan berusaha untuk menerapkan strategi-strategi tertentu. Strategi menurut Tregoe


(23)

(1980:15) didefenisikan sebagai suatu kerangka yang membimbing serta mengendalikan pilihan yang menetapkan sifat dan arah suatu organisasi. Pilihan-pilihan tersebut berkaitan dengan ruang lingkup produk/jasa, pasar-pasar, kemampuan inti, pertumbuhan, laba/untung, dan pembagian-pembagian sumber suatu organisasi.

Dalam penelitian ini strategi yang di maksudkan yaitu cara atau upaya yang dilakukan seseorang atau anggota untuk mencapai suatu tujuan. Dalam hal ini tujuannya yaitu berhasil memasarkan produk multi level marketing dan berhasil merekrut anggota baru atau yang biasa disebut dengan downline. Strategi yang di maksudkan misalnya saja hubungan pertemanan yang tentu bisa membuat anggota dengan mudah bisa mempersentasikan tentang multi level marketing ini. Di samping hubungan pertemanan, Hubungan kekerabatan serta penggunaan bahasa daerah adalah alternatif lain yang dinilai juga cukup efektif. Biasanya anggota suatu MLM akan melakukan pendekatan untuk merekrut anggota di mulai dari keluarganya terlebih dahulu. Sehingga anggota tersebut akan dengan mudah memberi tahu segala hal yang menyangkut multi level marketing tersebut.

Pada hahekatnya, hubungan kekerabatan merupakan aksioma kesetiakawanan yang mengacu pada kebiasaan saling memberi bantuan antara kerabat yang satu dengan yang lain. Saling hubungan antar individu bisa merupakan dasar yang memungkinkan masyarakat mencapai tujuan mereka atau mendapatkan keuntungan dalam situasi-situasi tertentu.

Robert T Kiyosaki mengatakan fokus utama bisnis multi level marketing ini adalah membawa makin banyak orang di kuadran business owner menuju


(24)

puncak keunggulan besar bisnis multi level marketing atau pemasaran jaringan adalah seorang member tetap bisa bekerja dan sekaligus membangun bisnis sendiri secara paruh waktu dan bisa bekerja dari rumah meluangkan banyak waktu bersama keluarga. Modal investasi kecil dan resikonya juga jauh lebih kecil serta tersedia pendidikan dan dukungan yang membimbing member meraih kesuksesan. Selain itu, sistem pemasaran jaringan adalah piramida terbalik sehingga puncak sistemnya terbuka bagi siapa saja. Tidak seperti sistem korporat tradisional yang berbentuk piramida, yang hanya mengijinkan satu orang mencapai puncak perusahaan.

Perkembangan akhir ini, dagang (jual beli) menjadi fenomena yang sering ditemui karena bisa merubah seseorang menjadi kaya, tapi bila orang itu tidak menjalankan dengan konsisten maka yang ditemui adalah kebangkrutan. Robert T. Kiyosaki (2006: 31) membagi wilayah kinerja manusia menjadi empat yaitu kuadran kiri ada E (employe) dan S (self employe). Dan kuadran kanan ada I

(investor) dan B (bussines owner). Di wilayah E (employ) yaitu wilayah yang

mencakup orang-orang yang bekerja dengan orang lain atau dengan instansi lain, seperti pekerja, guru, dokter di rumah sakit, dan lain-lain. Sedangkan di wilayah S

(self employe) yaitu wilayah yang mencakup orang-orang yang sudah memiliki

usahanya sendiri atau tidak bekerja dengan orang lain maupun instansi yang lain, seperti wiraswasta, pemilik toko, dokter yang sudah buka praktek sendiri, dan lain-lain. Sedangkan di wilayah I (investor) yaitu wilayah orang-orang yang memiliki modal yang cukup besar sehingga mampu membeli saham perusahaan lain seperti Mac Donal, Friend Chicken, dan lain-lain. Sedangkan wilayah B


(25)

(bussines owner) yaitu wilayah orang-orang yang berinvestasi sehingga lebih

banyak dikenal dengan nama "menanam asse” seperti network marketing, multi level marketing, dan lain-lain.

Robert T. Kiyosakhi (2006: 66) mengatakan bahwa “bila ingin kaya maka ambilah kuadran kanan sebagai jalur usahamu karena di wilayah tersebut uang yang bekerja untuk kita sedangkan di kuadran kiri, kita yang bekerja untuk uang.”

Struktur MLM penjualan pulsa secara garis besar serupa dengan struktur MLM lain yang terdiri dari root, upline, dan downline. Root adalah anggota utama yang berinisiatif dalam membangun sistem. Anggota level 1 adalah downline dari

root dan sekaligus upline dari anggota level 2. Setiap anggota dapat memiliki downline dengan jumlah tak terbatas.

Beberapa MLM di Indonesia banyak juga yang mengalami jatuh bangun dalam mendirikan perusahaannya. Misalnya saja PT. Avon Indonesia yang sangat terkenal sejak tahun 1988 mengalami kebangkrutan sejak awal februari 2006 lalu. Padahal MLM ini sudah termasuk salah satu MLM yang cukup mapan di bidang ini. Hal ini disebabkan oleh semakin kuatnya persaingan penjualan produk di pasaran. Adanya MLM baru di pasaran yang menjual produk-produk yang serupa membuat Avon semakin kalah bersaing. Dan tidak menutup kemungkinan member di Avon ini juga menjadi member di perusahaan yang serupa tersebut. terkadang memang member banyak yang memiliki MLM lebih dari satu karena mereka melihat potensi atau peluang di mana kira-kira bisa mendapatkan bonus yang lebih besar.


(26)

1.6 Metode Penelitian

Tipe penelitian ini bertipekan deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif untuk mengungkapkan suatu keadaan atau masalah atau pun peristiwa sebagaimana adanya, sehingga bersifat untuk mengungkapkan fakta.

Dalam penelitian ini data dikategorikan atas 2 (dua) jenis, yaitu :

a. Data Primer

Data primer merupakan data yang diperoleh melalui observasi dan wawancara. Observasi yang dilakukan oleh peneliti adalah observasi non partisipasi4

Wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini adalah wawancara mendalam (depth interview)

dimana peneliti hanya melakukan pengamatan sehingga peneliti dapat menjawab permasalahan penelitian. Observasi yang dilakukan peneliti adalah seluruh aktivitas anggota, situasi dalam memasarkan produk dan perekrutan calon anggota, proses pendaftaran menjadi anggota, mengamati kegiatan seminar atau

launching produk, dan mengamati hubungan yang terjalin pada saat para anggota

berkumpul atau bertemu.

5

4

Observasi non partisipasi adalah si peneliti hanya melakukan pemeriksaan tanpa melibatkan diri dengan yang diamati. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai orang luar yang melihat gejala yang diamati tersebut dengan menggunakan kacamata atau refrensi dengan standart tertentu. Seorang peneliti misalnya menggunakan konsep-konsep dan teori yang digunakan dalam penelitian (Lubis 2007:10).

5

Wawancara mendalam (depth Interview) yaitu wawancara yang biasa digunakn dalam penelitian kualitatif.karena informasi yang didapat akan lebih akurat dibandingkan wawancara terstruktur atau biasanya menggunakan kuesioner dalam proses pengumpulan datanya di lapangan. Wawancara mendalam ini biasanya menggunakan pedoman wawwancara (interview guide) sebagai panduan yaitu, berisi sekumpulan pertanyaan sesuai dengan aspek yang ingin di dapatkan informasinya.

. Dan dilakukan dengan bantuan pedoman wawancara (interview guide). Wawancara ditujukan kepada informan. Informan dalam


(27)

penelitian ini ada 3 (tiga) yaitu informan pangkal, informan biasa dan informan kunci. Informan pangkal penelitian ini adalah pimpinan PT. Global Media Nusantara Cabang P.Siantar. Informan biasa dalam penelitian ini adalah anggota yang tergabung di dalam PT. Global Media Nusantara. Kemudian yang menjadi informan kunci yang akan menjawab masalah dalam penelitian ini adalah anggota dari PT. Global Media Nusantara ini yang sudah mencapai tahap Bintang I, Bintang II, dan Bintang III.

Wawancara ini juga dilengkapi dengan alat perekam yaitu tape recorder sebagai alat bantu peneliti untuk merekam segala informasi saat melakukan wawancara pada informan. Peneliti sadar bahwa peneliti juga mempunyai keterbatasan, namun dengan adanya tape recorder akan lebih memudahkan peneliti untuk merekam percakapan di lapangan dengan informan.

b. Data sekunder

Data sekunder adalah data pendukung yang dapat menyempurnakan hasil observasi dan wawancara yang diperoleh antara lain : jumlah anggota, cara menghitung bonus yang diperoleh anggota, peringkat keanggotaan, syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk dapat mencapai posisi yang tinggi. Oleh karena itu, data sekunder di peroleh melalui studi kepustakaan, arsip-arsip perusahaan, buku panduan keanggotaan Flexster, artikel, jurnal, majalah, dan internet.

1.7 Analisa Data

Dalam penelitian ini teknik analisa data yang digunakan adalah analisis data kualitatif, sesuai dengan jenis penelitian yang dilakukan oleh penulis. Selain


(28)

data yang diperoleh dari lapangan, analisis data juga meliputi pengumpulan hasil pemberitaan yang berasal dari media massa, buku-buku yang berkaitan dengan multi level marketing.

Selain itu analisis data juga akan berkelanjutan kepada pengelompokan data yang diperoleh di lapangan nantinya. Sehingga dapat memudahkan peneliti untuk menyajikan data berupa informasi yang terpaparkan secara terperinci dan mendalam. Dengan melakukan cara di atas, peneliti berharap dapat menyajikan hasil penelitian yang jelas tentang multi level marketing tersebut.


(29)

BAB II

GAMBARAN UMUM MULTI LEVEL MARKETING DAN

LOKASI PENELITIAN

2.1. Sejarah Singkat Lahirnya Multi Level Marketing

Multi level marketing adalah industri khusus yang agak berbeda dengan cara penjualan konvensional. Dalam dunia penjualan langsung, baik di Indonesia maupun di tingkat internasional, terdapat 3 sistem yang telah berjalan sangat lama, yaitu sistem konvensional atau Single Level Marketing (termasuk party plan), sistem Limited Level dan sistem Multi Level atau Multi Level Marketing yang mempunyai cirri-ciri aebagai berikut :

• Semuanya sama-sama membuka peluang berpenghasilan bagi siapa saja yang mau berusaha berdasarkan kerjasama kemitraan.

• Landasan bisnisnya sama-sama terdiri dari 3 hal, yaitu merekrut, mendidik, dan memotivasi para mitra usaha yang lazim disebut Distributor atau Dealer. Semuanya sama-sama mengenakan biaya pendaftaran keanggotaan kepada para Distributor/Dealernya dengan nilai yang pantas sesuai dengan starter kit yang diperoleh.

• Semuanya sama-sama memiliki sejumlah produk (barang atau jasa) dengan harga yang masuk akal untuk dijual melalui para. Distributor/Dealer sampai ke tangan konsumen. Berdasarkan volume penjualan yang dicapai, para Distributor/Dealer memperoleh imbalan


(30)

berupa komisi beserta insentif dan berbagai hadiah yang menarik yang jumlah dan besarnya tidak terbatas.

• Semuanya sama-sama memberlakukan sistem dimana seorang anggota hanya mendapatkan satu keanggotaan dan tidak boleh lebih.

• Bagi Distributor/Dealer yang aktif bekerja peluang berpenghasilan sudah pasti ada.

• Program pemasaran (Marketing Plan) sederhana dan transparan.

Perbedaannya yaitu bisnis ini memperbolehkan pengusaha memuaskan pelanggan dengan keuntungan lewat jalur yang tidak ada habis-habisnya, sedangkan dalam bisnis konvensional pelanggan hanya mendapat keuntungan dari barang yang mereka jual, sedikit komisi, padahal barang yang mereka jual hanya memberikan selisih keuntungan yang tidak begitu besar. Sistem multi level marketing tidak banyak berpengaruh kepada biaya produksi dan harga jual produk yang dipasarkan, sebab yang dikelola sesungguhnya hanyalah biaya pemasaran dan biaya produksi. Hal ini disebabkan multi level marketing yang benar dan sah tidak memasang harga jual yang tinggi atas produk-produknya. Karena bagaimanapun mereka tetap bersaing dengan perusahaan yang bukan multi level marketing dalam memasarkan produk.

Keunikan lain dari sistem multi level marketing ini yaitu pada cara pendistribusian produknya. Karena produk yang dijual oleh multi level marketing ini tidak dapat di beli ditempat umum seperti di toko, swalayan dan tempat lainnya. Produk-produk tersebut hanya bisa diperoleh dari distributornya langsung. Produsen melalui distributor dapat langsung menjual produk ke pasar


(31)

tanpa harus mengeluarkan biaya iklan yang sangat besar di media massa. Dengan demikian biaya distribusi menjadi rendah. Jadi bisa dikatakan kalau pelaku iklan dan yang mempromosikan bisnis multi level marketing ini adalah para distributornya dan konsumen yang kemudian direkrut menjadi anggota. Dengan demikian biaya promosi bisa dialihkan dalam bentuk bonus untuk setiap anggotanya.

Bagan 1

Perbedaan sistem penjualan MLM dengan pasar konvensional Penjualan dengan Sistem MLM Penjualan Konvensional

Sistem multi level marketing berawal dari adanya cara direct selling atau yang dikenal dengan penjualan langsung. Direct selling ini dimulai setelah adanya revolusi Inggris pada tahun 1789 yang ditandai dengan lahirnya pabrik-pabrik yang memproduksi barang-barang dalam jumlah yang besar dan dijual melalui saluran distribusi yang rumit, melintasi batas wilayah dan Negara di mana pabrik itu berada. Masalahnya dengan menggunakan berbagai saluran distribusi tersebut, penjualan tidak dilakukan secara langsung dari produsen kepada konsumen. Pihak

Pengecer Distributor

Independen

Produsen Produsen

Grosir / Sub Agen

Konsumen Distributor / Agen Tunggal


(32)

produsen menggunakan jasa sales person sebagai karyawan di bidang penjualan. Sebagai karyawan yang menerima gaji, apabila ia tidak berhasil menjual produk tersebut pun, sales tersebut tetap mendapatkan penghasilan.

Cara tersebut, kemudian disempurnakan melalui multi level marketing yang ditemukan oleh dua orang professor pemasaran dari universitas chicago pada tahun 1940-an. Produk pertama yang mereka jual adalah vitamin dan makanan tambahan Nutrilite. Saat itu, Nutrilite Product Inc merupakan salah satu perusahaan yang menggunakan cara penjualan bertingkat di Amerika. Dengan modal yang tidak besar, seorang penjual bisa mendapatkan penghasilan melalui dua cara. Pertama, keuntungan diperoleh dari setiap produk makanan tambahan yang berhasil dijual kepada konsumen. Kedua, dalam bentuk potongan harga dari jual produk yang berhasil dijual oleh distributor yang berhasil direkrut dan dilatih oleh seorang tenaga penjual dari perusahaan. Pola ini pun terus menerus disempurnakan, salah satunya dengan memberikan komisi tambahan kepada distributor baru yang menjual Nutrilite.

Rancangan yang dibangun oleh perusahaan ini kemudian menarik minat Rich de Vos dan Jay Van Andel yaitu dua orang pemuda yang berasal dari Michigan untuk bergabung sebagai tenaga penjual. Dalam waktu kurang lebih sembilan tahun mereka sudah mendapatkan keuntungan yang banyak dari penjualan produk nutrilite ini. Selanjutnya konsep penjualan yang mereka dapatkan tersebut dipakai untuk membentuk sebuah perusahaan baru yang dikenal dengan nama Amway Corporation. Dengan sistem yang ditawarkan seperti itu,


(33)

para distributor menjadi lebih antusias menjual dan sekaligus merekrut anggota baru yang pada umumnya adalah anggota keluarga, kenalan dekat mereka sendiri.

Setelah nutrilite bangkrut, dua sekawan ini mengambil alihnya sehingga perusahaan tersebut menjadi besar. Mereka mendirikan Amway berdasarkan suatu keyakinan, bahwa kesuksesan memasarkan produk adalah dengan menjualnya secara langsung kepada pelanggan. Produk pertama yang mereka pasarkan adalah cairan pembersih yang aman untuk lingkungan. Selanjutnya perusahaan ini menjadi perusahaan besar dan sudah berskala internasional yang tersebar di 80 negara. Kemudian pada tahun 1972 Amway membeli Nutrilite Inc yang memproduksi vitamin dan makanan tambahan bermutu. Selanjutnya tahun 1969 muncullah perusahaan serupa yang bernama Kleeneze yang disebut sebagai penyempurna pembagian komisi dan bonus yang menjadi cikal bakal perusahaan multi level marketing pertama di Eropa. Empat tahun kemudian, Amway masuk ke Inggris yang kemudian di ikuti oleh Kleeneze dua tahun berikutnya.

2.2. Sejarah Multi Level Marketing Di Indonesia

Di Indonesia pada tahun 1986, didirikan perusahaan pertama yang memasarkan produknya dengan cara multi level marketing adalah PT. Nusantara Sun Chlorella yang kemudian dikenal dengan nama CNI. Setelah itu di ikuti dengan masuknya Amway ke Indonesia dan selanjutnya perusahaan multi level marketing lain seperti Shopie Martin, Herbalife dan lain-lain. Dalam perjalanannya di Indonesia bisnis multi level marketing ini banyak mengalami tantangan dari pihak-pihak yang ingin meraup keuntungan besar dalam waktu


(34)

yang singkat. Misalnya banyak perusahaan yang didirikan memakai sistem yang sama dengan perusahaan multi level marketing murni. Untuk mangatasi masalah tersebut, pada tahun 1992 didirikanlah suatu asosiasi yang melindungi bisnis multi level marketing ini yaitu Asosiasi penjualan langsung Indonesia (APLI). Seluruh multi level marketing murni di Indonesia harus mendaftarkan dirinya kepada APLI, hingga tahun 2004 sudah ada 62 multi level marketing yang tergabung di dalamnya. Pemerintah juga mengeluarkan peraturan tertulis yang berlaku di dalam bisnis multi level marketing ini yaitu dalam SK menprindag No. 73.MPP/Kep/3/2000 pada tanggal 20 maret 2000. peraturan inilah yang mengatur tentang seluruh hal yang menyangkut penjualan berjenjang.

Multi level marketing terus berkembang di Indonesia hingga masuk ke kota medan sekitar tahun 1990-an. Perusahaan yang pertama yaitu PT. Avon Indonesia atau Avon, yang kemudian disusul oleh multi level marketing lainnya. Peningkatan yang begitu terasa terlihat pada saat krisis moneter. Dimana banyak orang yang terkena PHK dan merasa sangat sulit untuk mendapatkan penghasilan. Pada saat inilah orang merasa bahwa bisnis multi level marketing ini dapat dijadikan solusi untuk mendapatkan penghasilan.

2.3. Flexter Sebagai Salah Satu Multi level marketing di Indonesia

2.3.1. Sejarah Berdirinya Flexter

Saat ini sudah banyak multi level marketing yang berkembang di Indonesia. Masing-masing multi level marketing ini muncul dengan segala


(35)

penawaran produk yang berbeda-beda. Hal ini menyebabkan masyarakat bisa dengan bebas memilih ke multi level marketing mana yang mereka sukai. Dengan semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi perkembangan multi level marketing juga semakin pesat. Sekarang produk yang ditawarkan oleh multi level marketing bukan hanya barang-barang yang berwujud saja. Misalnya baju, tas, cosmetic, dan lain-lainnya. Melainkan sudah ada juga multi level marketing yang bergerak dibidang dealer pulsa. Karena masyarakat saat ini sudah hampir dari semua kalangan menggunakan handphone. Dan tentu saja akan membutuhkan pulsa.

Salah satu perusahaan multi level marketing yang bergerak di bidang pulsa saat ini adalah PT. Global Media Nusantara, yang mempunyai produk dengan nama flexter kita. Pendiri flexter ini adalah H. Wira Pradana ST. Beliau merupakan alumnus dari Universitas Teknologi Bandung. Saat ini beliau merupakan Direktur Utama PT. Global Media Nusantara. Perusahaan ini pertama sekali didirikan di Bandung yaitu pada tahun 2005. pertama sekali perusahaan ini membuka usaha dealer pulsa semua operator. Sampai tahun 2006, perusahaan ini sudah memiliki ± 200 counter pulsa. Selanjutnya H. Wira Pradana melihat bahwa peluang pasar sangat memungkinkan sehingga beliau terfikir untuk membuat produk-produk terbaru dari perusahaan beliau. Produk yang ditawarkan oleh perusahaan ini juga bukan hanya flexter pulsa saja, melainkan masih ada beberapa produk lain seperti: Hut-hut, Web for instant, Flexter pay, Utones, The hijau jepang, Emr shield.


(36)

2.3.2. KEORGANISASIAN FLEXTER Identitas

Nama PT.Global Media Nusantara

Alamat Jl. Antapani No.10 Sukapura Bandung Badan Hukum SIUP : 510/2-0602-DISINDAG/2005

TDP : 101115211277

Pengesahan Hakim:C01590HT.01.01.TH 2006

TDP : 101115211277

Pengesahan Hakim:C01590HT.01.01.TH 2006

Sertifikat halal MUI : No.525/SK/MUI-JBR/X/2009

Struktur kepengurusan PT. Global Media Nusantara yaitu : Direktur utama : H. Wira Pradana,ST

Divisi operasional : S. Yusantio R. Divisi support system : H. Firdaus Divisi marketing : ---

Divisi product&development : Hendrayana Manager HRD&GA : M. Ridwantoro Manager keuangan : Eli rohayati


(37)

Manager administrasi : Ela rohayati Manager IT : Andy nurhadi

Visi dan Misi Visi

Menjadikan peluang usaha terbaik di dunia dengan memanfaatkan teknologi

Misi

• Membentuk SDM yang profesional, mandiri dan sejahtera.

• Menciptakan lapangan kerja baru.

• Memberikan sumber penghasilan baru bagi masyarakat luas.

• Memberikan pengetahuan tentang teknologi internet.

• Mensejahterakan semua member flexter.

Strategi Bisnis

Menciptakan produk yang inovatif, menarik, dan bermanfaat bagi komunitas pengguna telepon seluler di dunia dengan memanfaatkan jaringan teknologi informasi.

Kini, PT. Global Media Nusantara berkembang terus dengan produk-produknya yang semakin inovatif. Pemasaran produk mereka lakukan melalui distributor-distributor yang berada disetiap daerah. Selain itu juga dilakukan juga pengiklanan produk melalui internet. Bagi PT. Global Media Nusantara yang merupakan sebuah perusahaan yang sangat bergantung pada hubungan antar manusia, maka kepercayaan dan kepuasan konsumen adalah tujuan bersama dalam mewujudkan sebuah kelompok masyarakat yang terlatih dan tanggap dalam menjalankan usahanya.


(38)

Di Indonesia sendiri produk flexter ini sudah sampai ke wilayah bagian timur Indonesia. Cabang-cabang dari multi level marketing ini juga sudah ada di kota-kota besar seperti : Bandung, Jakarta, Bali, Medan, Makassar, Surabaya dan kota-kota lainnya. Bahkan saat ini Flexter tidak hanya dikenal di Indonesia, tapi sudah sampai ke Negara Malaysia, Singapura, Hongkong bahkan Arab Saudi. Untuk cabang yang di buka di kota-kota kecil seperti di Pematang Siantar di sebut

stokist. Tapi memang tidak semua kota-kota yang ada di Indonesia ini memiliki

stokist. Stokist yang ada di Pematang Siantar ini ada 3 yaitu stocist Megaland yang berada di Jl. Sangnawaluh No. 61.

Sebenarnya sebelum perusahaan ini membuka stocist di Pematang Siantar, sudah banyak warga di daerah ini yang menjadi anggota. Mereka di rekrut oleh saudara atau kerabatnya yang ada di kota lain. Tapi hanya sebatas itu saja sehingga tidak ada perkembangannya. Kemudian setelah J.L.Nainggolan bergabung di multi level marketing pada tahun 2009, beliau berinisiatif untuk membuat suatu kantor dimana para anggota dari flexter ini bisa berkumpul. Dengan menyisihkan sebagian dari keuntungan yang di dapatnya dari Flexter ini beliau membuka suatu kantor, dan mengaji beberapa orang pegawai untuk di pekerjakan di kantor tersebut. Setelah itu, tepatnya tanggal 05 Mei 2009 dibukalah kantor cabang flexter di Pematang Siantar yang beralamat di Jl. Ahmad Yani No.86. sampai saat ini anggota yang tercatat sudah mencapai ± 16.000 orang. Stokist IAS Club yang berada di Perumahan Beringin Indah Permai Blok D no.10 (Sinaksak) P. Siantar. Kemudian stokist yang berada di Jl. Ahmad yani bernama Parbina stokist yang merupakan tempat penelitian peneliti.


(39)

Karena bisnis ini adalah bisnis online, jadi anggota dari flexter ini tidak hanya masyarakat yang berdomisili di kota Pematang Siantar saja, tetapi juga ada yang dari Jayapura. Tapi mereka tetap tercatat sebagai anggota di flexter cabang Pematang Siantar karena upline yang merekrut mereka tercatat dicabang ini. Dan bila mitra hendak melihat sudah berapa banyak jaringannya mereka bisa melihat di website Flexter, karena disana data-data tentang mitra jaringan yang baru sangat lengkap.

Level yang ada pada bisnis Flexter ini di sebut dengan bintang. Kriterianya yaitu apabila seorang mitra sudah bisa memperoleh penghasilan ± Rp. 5.000.000 s/d Rp. 14.000.000 maka levelnya ada di bintang 1. seorang mitra yang berpenghasilan Rp.15.000.000 s/d Rp. 29.000.000 berada di bintang 2. dan bintang 3 adalah mitra yang berpenghasilan Rp. 30.000.000 ke atas. Di stokist Parbina sendiri, mitra yang berada pada bintang 1 ada sekitar 12 orang, bintang 2 ada 3 orang dan bintang 3 ada 1 orang.

2.3.3. Sumber Pendapatan di Flexter

Tujuan utama seorang anggota untuk bergabung dalam sebuah MLM adalah untuk memperoleh bonus yang besar. Setiap MLM pasti berbeda dalam hal pemberian bonus dari hasil penjualan produknya. Flexter dalam hal ini memperhitungkan bonus atau pandapatan yang diterima anggota dari keuntungan penjualan pulsa dan dari persenan perekrutan anggota baru. Pembayaran bonus dibagi dua, yaitu 80% masuk ke rekening Bank anggota yang tertera di formulir pendaftaran. Sedangkan 20% lagi masuk ke handphone anggota dalam wujud


(40)

pulsa deposit. Bonus tersebuut bisa di jual kembali dan juga bisa dipakai untuk kebutuhan sendiri.

Ada 2 hal yang menjadi sumber pendapatan para anggota di flexter yakni :

Bonus perekrutan anggota baru

• Bonus Refrensi/sponsor

Flexter memberikan bonus refrensi sebesar Rp. 50.000/ hak usaha. Jumlah yang di sponsori juga tidak terbatas sehingga setiap anggota bisa merekrut anggota baru dengan bebas.

• Bonus Pasangan

Flexter memberikan bonus pasangan sebesar Rp. 27.500 setiap terjadi pertumbuhan pasangan baru di kiri dan di kanan.

• Bonus Duplikasi

Anggota akan Mendapatkan Rp.1000 dari setiap pasangan Generasi I – VI yang direkrutnya.

• Gen – I adalah orang yang di sponsori langsung oleh anggota.

• Gen – II adalah orang yang disponsori oleh Gen – I

• Gen – III adalah orang yang disponsori oleh Gen – II

• Gen – IV adalah orang yang disponsori oleh Gen III, dan demikian seterusnya.

Jadi misalkan seorang anggota flexter menjalankan duplikasi empat dan kemudian masing-masing dari generasinya hanya memiliki satu pasangan saja maka bonus yang akan di dapatkan oleh anggota tersebut adalah :


(41)

Tabel 1 Bonus Duplikasi

Posisi anggota Jumlah anggota Bonus / pasangan Total bonus

Generasi I 4 Rp. 1000 4.000

Generasi II 16 Rp. 1000 16.000

Generasi III 64 Rp. 1000 64.000

Generasi IV 256 Rp. 1000 256.000

Generasi V 1024 Rp. 1000 1.024.000

Generasi VI 4096 Rp. 1000 4.096.000 Total bonus duplikasi Rp.5.450.000 Sumber : Kantor Stokist Flexter, 2010

Semua bonus rekrutmen ini di amankan dengan tiga metode agar suatu perusahaan itu tidak rugi yaitu :

Sharing Loss : pembatasan pembayaran bonus berdasarkan tingkat omzet perusahaan. Jika bonus lebih besar dari keuntungan yang akan di bagikan kepada member.

Bonus member Total bonus member

X Over Paid

Contoh : Total Bonus Member : 100 Juta. Uang Yang Masuk : 90 Juta. Sehingga OverPaid : 10 Juta. Bonus anda seharusnya : 1 Juta.

Rp.1 Juta Rp. 100 Juta

X Rp. 10 Juta = Rp 100 ribu (sharing loss) Jadi total bonus dari member tersebut adalah : 1 Juta – 100 ribu = 900 ribu

Flush Out : maksimum pembayaran bonus pasangan dalam satu hari tutup buku (maksimum dua belas pasang di kanan dan di kiri).


(42)

Auto Maintance : Belanja pulsa otomatis 20%.

Sistem sharing loss yang di jalankan oleh Flexter ini sudah mendapat hak paten dari dirjen HAKI untuk seluruh perhitungan MLM sistem Binary di dunia.

Bonus Repeat Order

• Bonus Royalty

Member mendapatkan Rp. 5 sampai Rp. 25 dari setiap transaksi pulsa yang dilakukan oleh member sendiri atau para member di bawahnya.

• Bonus cash back

Bonus yang di dapatkan sebesar 0,025% - 0,05% dari total belanja pulsa atau deposit yang dilakukan oleh seluruh member dalam garis jaringan. Dihitung berdasarkan besarnya omzet pada generasi

Cash back 0,025 % Omzet 0 – 100 jt Cash back 0,0375 % Omzet 100 – 500 jt Cash back 0,05 % Omzet > 500 jt

• Bonus SMS murah

Member mendapatkan Komisi dari setiap Transaksi Pembelian pulsa Fs-20/hut-hut yang dilakukan oleh Member Pribadi beserta seluruh member dibawahnya.

Transaksi Pribadi : Rp. 500,- / trx Transaksi Gen 1 – 10 : Rp. 100,- / trx


(43)

• Bonus Tahunan

Bonus Tahunan diperoleh dari perpanjangan kartu Diskon CCI, yang setiap tahunnya di perpanjang dengan biaya sebesar Rp 90.000,- setiap kartunya yang akan di debet dari statement bonus sebesar Rp 300,- selama 300 hari (auto maintenance). Sehingga pada tahun depan, member akan mendapat kartu diskon tanpa perlu harus membayar lagi, dan member akan mendapatkan Rp.6.000,- dari setiap perpanjangan kartu diskon tersebut.

• Bonus pensiun

Seorang anggota flexter dikatakan pensiun jika telah mencapai Blue Ribbon yaitu1000 pasang di kiri dan kanan. Silver Ribbon yaitu jika anggota tersebut telah mencapai 5000 pasang di kiri dan kanannya. Dan Gold Ribbon mencapai 15.000 pasang di kiri dan kanan.

2.3.4. Kode Etik Keanggotaan Flexter

Guna melindungi maksud dan tujuan Rencana Pemasaran dan Penjualan Flexter, PT. Global Media Nusantara memiliki hak tunggal mengambil, mengubah, memperbaharui, menambah atau menghapuskan sebagian atau semua Peraturan yang telah ditetapkan, bilamana diperlukan untuk pelaksanaan kasus-kasus yang berhubungan dengan penerapan Kode Etik dan Peraturan-peraturan ini. Beberapa point penting dalam kode etik ini adalah :


(44)

1. Flexter dalam hal ini merujuk kepada PT.Global Media Nusantara, selanjutnya disebut "Flexter”.

2. Member Flexter adalah seorang yang diperkenalkan kepada produk Flexter dan menjadi seorang member Flexter. Member telah menyetujui secara sadar dan tanpa paksaan dari siapapun untuk membeli fasilitas sebagai member flexter sesuai harga yang ditetapkan oleh Flexter. Jual beli ini bersifat jual beli putus dan tidak ada jaminan Refund dikarenakan member telah resmi memiliki semua fasilitas member yang diberikan oleh Flexter. Garansi diskon bisa diajukan jika member tidak mendapatkan fasilitas diskon dari merchants yang secara resmi telah di umumkan di web Flexter maupun web CCI dengan syarat :

• Memiliki kartu member Flexter Card yang masih berlaku saat transaksi

• Memiliki bukti transaksi

• Menunjukkan nama kasir yang melayani transaksi

• Klaim diajukan (baik secara lisan maupun tertulis) selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari terhitung mulai tanggal transaksi.

• Penggantian klaim diskon besarnya sama dengan besar diskon yang seharusnya diperoleh dari merchant dan dibayar dalam bentuk uang tunai oleh Flexter dimana sebagai penyalur atau perantara penggantian dari pihak Card Connection International.

3. Para member Flexter yang mau ikut memasarkan produk Flexter akan menerima komisi yang telah ditetapkan oleh program pemasaran produk Flexter, dan status mereka adalah usahawan mandiri, yang menjalankan bisnis


(45)

ini secara bebas dan tidak memiliki hubungan kekaryawanan, keagenan atau hubungan hubungan serupa dengan Flexter.

4. Garis Sponsorisasi (Line of Sponsorship) adalah garis dengan urutan naik, meliputi Sponsor dari seorang member Flexter (Up line

8. Bonus member yang belum mencapai limit transfer (Rp. 65.000 untuk bonus cash jika termasuk pemotongan biaya transfer dan pajak dan Rp. 30.000 untuk bonus deposit pulsa jika termasuk pemotongan biaya kirim deposit dan pajak) pada hakekatnya masih menjadi milik PT.Global Media Nusantara sebagai

), Sponsornya sponsor, dan seterusnya sampai berakhir pada Flexter.

5. "Komisi Member adalah pembayaran uang setiap hari oleh Flexter kepada Member Flexter yang besarnya ditentukan oleh nilai penjualan produk yang dilakukan oleh member Flexter bersangkutan sesuai dengan skala persentase bonus yang dijelaskan dalam Rencana Pemasaran dan Penjualan Flexter. Tidak ada bonus yang didapatkan tanpa adanya penjualan produk. Sistem bonus member bisa berubah-ubah menyesuaikan kondisi pasar dan persaingan bisnis dan merupakan hak dari Flexter untuk merubahnya dengan pemberitahuan sebelumnya.

6. Limit pentransferan bonus member adalah Rp. 50.000,- (untuk cash) dan Rp. 25.000,- (untuk bonus deposit pulsa), jumlah limit ini adalah jumlah yang masuk kepada rekening / no HP member setelah dipotong biaya transfer.


(46)

jaminan perpanjangan kartu (automaintenance kartu), jika pada suatu saat bonus tersebut sudah melebihi limit transfer, maka komisi tersebut sepenuhnya sudah menjadi hak member, dan akan segera dikirim kepada member.

9. Diberitahukan kepada semua member, dari awal Flexter menetapkan bonus harian dengan skema "posting hari ini, direkap besok, lusa ditransfer, paling telat masuk hari berikutnya" contoh : posting tgl 15, direkap tgl 16, ditransfer tgl 17,paling telat masuktgl18" rekening yang dimasukkan harus rekening yang online, jika tidak perusahaan akan mengenakan biaya RP. 17.500,-dan tidak menjamin lama sampainya bonus.

Tujuan dari kode etik keanggotaan Flexter ini adalah untuk menegaskan hubungan yang mengikat berdasarkan perjanjian antara perusahaan dengan member. Serta menegaskan hubungan antara member Flexter demi kerukunan hubungan. Selain itu, kode etik dan peraturan member Flexter ini juga untuk menjaga dan melindungi semua kepentingan dan keuntungan yang tersedia bagi member Flexter berdasarkan Rencana Pemasaran dan Penjualan Flexter.

2.4. Letak Geografis Lokasi Penelitian

Kota Madya Pematang Siantar merupakan salah satu kota madya yang ada di Propinsi Sumatera Utara. Kota Madya ini memiliki luas yaitu 2

97 ,

79 km ,

terletak 400 meter diatas permukaan laut. Secara geografis kota madya ini terletak pada garis3°01'99"−2°54'40" Lintang Utara dan 99°6'23"−99°1'10" Bujur Timur.

Kota Madya Pematang Siantar memiliki 6 kecamatan. Salah satunya adalah Kecamatan Siantar Timur. Di Kecamatan Siantar Timur ini ada 4


(47)

kelurahan, yaitu: Kelurahan Pahlawan, Kelurahan Siompat Suhu, Kelurahan Pantoan, Dan Kelurahan Merdeka. Kelurahan Merdeka merupakan kelurahan tempat pusat penelitian peneliti. Kelurahan Merdeka mempunyai luas 23 ha/m². adapun yang menjadi batas-batas wilayah kelurahan ini adalah:

• Sebelah timur berbatasan dengan Kelurahan Siompat Suhu

• Sebelah barat berbatasan dengan Kelurahan Pahlawan

• Sebelah utara berbatasan dengan Kelurahan Asuhan

• Sebelah selatan berbatasan dengan Kelurahan Pantoan.

2.5. Pola Pemukiman

Penduduk di kelurahan Merdeka mempunyai keaneka ragaman etnis yang beragam. Dimana etnis-etnis yang berdomisili di kelurahan ini terdiri dari etnis pribumi yaitu : etnis Batak, Jawa, Simalungun. Sedangkan non pribumi adalah etnis Cina. Tetapi etnis yang paling mendominasi adalah etnis Simalungun.

Dari uraian di atas, mengenai keanekaragaman etnis yang bermukim di kelurahan ini dapat dikatakan bahwa masyarakatnya hidup mengelompokkan diri. Dimana masyarakat pribumi yaitu antara etnis Batak, Jawa Dan Simalungun hidup mengelompok. Sedangkan etnis Cina lebih memilih bertempat tinggal di rumah toko yang berada di pinggir jalan raya.

Jika dilihat dari bentuk rumahnya, pola pemukiman masyarakat dapat di kategorikan menjadi 3 tipe rumah. Ketiga tipe rumah itu adalah tipe sederhana, setengah permanen dan permanen. Rumah tipe sederhana ini terbuat dari tiang kayu, atapnya dari bahan seng dan lantai rumah tersebut terbuat dari semen. Rumah tipe setengah permanen terbuat dari sepertiga badan rumah sudah terbuat


(48)

dari bahan bata atau semen dan dua pertiga badan rumah terbuat dari papan yang baik, sedangkan atapnya sudah memakai seng. Tipe rumah permanen ditandai dengan seluruh dinding rumah terbuat dari bahan batu bata dan semen dan beratap seng, serta lantainya dapat terbuat dari semen atau keramik. Jarak antara rumah sekitar 0, 1-5 meter. Seluruh rumah yang ada di kelurahan merdeka ini sudah memakai listrik.

2.6. kependudukan dan sistem kemasyarakatan

Berdasarkan data yang di dapat peneliti dari kantor kelurahan, diketahui bahwa jumlah penduduk pada kelurahan merdeka berjumlah 4.870 jiwa dan terdiri dari 625 KK.

2.6.1. Distribusi Penduduk Berdasarkan Umur

Distribusi penduduk berdasarkan umur, banyak digunakan sebagai dasar beberapa jenis kebijakan pemerintah. Misalnya kebijakan dalam penyediaan lapangan kerja, pengembangan pendidikan.

Tabel 2

Distribusi penduduk berdasarkan umur

No Umur Jumlah Persen (%)

1 0-03 Tahun 185 3,79

2 04-06 Tahun 717 14,7

3 07-12 Tahun 632 12,9

4 13-15 Tahun 318 6,52

5 16-18 Tahun 426 8,74


(49)

Jumlah 4.870 100 Sumber : Kantor Kelurahan Merdeka, 2010.

Pengelompokkan berdasarkan umur ini di buat supaya disuatu wilayah itu bisa dengan mudah diketahui berapa orang penduduk yang usia balita, penduduk usia sekolah dan penduduk usia kerja. Dan dari pengelompokan berdasarkan umur ini, diketahui bahwa di kelurahan ini penduduk usiaa produktif cukup banyak.

2.6.2. Distribusi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin

Jumlah penduduk di kelurahan Merdeka bila dilihat berdasarkan jenis kelamin. Maka, bisa dilihat bahwa jumlah penduduk dengan jenis kelamin perempuan lebih besar dari pada laki-laki. Adapun lebih jelasnya bisa dilihat pada table 2 dibawah ini.

Tabel 3

Distribusi penduduk berdasarkan jenis kelamin

No Jenis kelamin Jumlah Persen (%)

1 Laki-laki 2.356 48,36

2 Perempuan 2.514 51,64

Total 4.870 100

Sumber : Kantor Kelurahan Merdeka, 2010.

2.6.3. Distribusi Penduduk Berdasarkan Agama

Mayoritas penduduk di kelurahan merdeka beragama Kristen protestan dengan jumlah 3.173 orang, khatolik 1.076 orang, islam 343 orang, dan budha 279 orang. Ini menandakan bahwa semua penduduk kelurahan merdeka sudah memiliki agama. Adapun lebih jelasnya bisa dilihat pada table 3 di bawah ini.


(50)

Tabel 4

Distribusi penduduk berdasarkan agama

No Agama Jumlah Persen (%)

1 Islam 343 7,04

2 Kristen Protestan 3.173 65,15

3 Khatolik 1.076 22,09

4 Hindu __ __

5 Budha 279 5,72

Jumlah 4870 100

Sumber : Kantor Kelurahan Merdeka, 2010.

Umat beragama yang tinggal di kelurahan ini hidup saling menghargai dan rukun. Hal ini bisa dilihat bila ada upacara pernikahan atau kematian pada umat Kristen, maka mereka biasanya juga menyediakan makanan dan minuman bagi umat islam yang di undang. Kegiatan keagamaan lainnya yang terlihat adalah kebaktian minggu yang dilakukan setiap hari minggu oleh umat Kristen,

partonggoan atau kebaktian rumah, dan wirit atau pengajian.

2.6.4. Distribusi Penduduk Berdasarkan Jenis Mata Pencaharian

Mata pencaharian merupakan hal yang penting bagi manusia. Karena tanpa bekerja manusia akan kesulitan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Penduduk kelurahan merdeka memiliki mata pencaharian/pekerjaan masing-masing untuk bertahan hidup. Jenis pekerjaan penduduk di kelurahan ini juga bervariasi. Pada tabel di atas mayoritas mata pencaharian dari penduduk di


(51)

kelurahan merdeka adalah sebagai wiraswasta/pedagang yang berjumlah 472 orang. Untuk lebih jelasnya, ada di table 4 berikut.

Tabel 5

Distribusi penduduk berdasarkan jenis mata pencaharian

No Mata Pencaharian Jumlah Persen(%)

1 Pegawai negeri sipil 135 13,48

2 Pegawai swasta 2 0,19

3 ABRI 3 0,29

4 Petani 13 1,29

5 Buruh tani 38 3,78

6 Pensiunan 93 9,26

7 Jasa 248 24,70

8 Wiraswasta/pedagang 472 47,01

Jumlah 1004 100

Sumber : Kantor Kelurahan Merdeka, 2010 2.7. Sarana Fisik

2.7.1. Sarana Pendidikan

Di kelurahan merdeka ini sudah mempunyai sarana pendidikan tetapi tidak lengkap. Selain itu, penduduk kelurahan ada juga yang bersekolah di kelurahan lain tetapi masih di sekitar Kecamatan Siantar Timur. Untuk data yang lebih jelas ada pada tabel 5 berikut.


(52)

Tabel 6 Sarana Pendidikan

No Jenis Pendidikan Jumlah Persen (%)

1 TK __ __

2 SD 3 42,85

3 SMP __ __

4 SMA 3 42,85

5 Universitas 1 14,30

Total 7 100

Sumber : Kantor Kelurahan Merdeka, 2010.

Bidang pendidikan adalah merupakan salah satu kunci untuk mempersiapkan generasi muda yang dikemudian hari menjadi sumber daya manusia yang bisa diandalkan. Karena itulah sudah berdiri beberapa sekolah di kelurahan merdeka.

2.7.2. Sarana Peribadatan

Jumlah tempat peribadatan yang ada di kelurahan merdeka adalah 5 buah. Letak dari tempat peribadatan ini tidak terlalu jauh dari tempat pemukiman penduduk. Sehingga masih bisa di jangkau dengan berjalan kaki. Di bawah ini dapat dilihat tabel yang menjelaskan tentang sarana peribadatan.

Tabel 7 Sarana Peribadatan

No Jenis Jumlah Persen (%)


(53)

2 Gereja GKPS 1 20

3 Gereja HKBP 1 20

4 Gereja GMI 1 20

5 Gereja GPdI 1 20

Total 5 100

Sumber : Kantor Kelurahan Merdeka, 2010.

2.7.3. Sarana Perhubungan Transportasi Dan Komunikasi

Sarana transportasi di kelurahan ini cukup lancar. Bila kita hendak bepergian, hanya menunggu beberapa menit saja di pinggir jalan raya angkutan umum akan segera datang. Sarana transportasi di kelurahan ini bermacam-macam mulai dari angkutan umum ( yang biasa disebut masyarakat mopen ), becak, sepeda motor dan mobil. Adapun untuk lebih jelasnya tentang sarana transportasi dapat dilihat pada tabel 7 di bawah ini.

Tabel 8 Sarana transportasi

No Jenis Keterangan

1 Angkutan Umum Ada

2 Mobil Bus Ada

3 Sepeda Motor Ada

4 Becak Ada


(54)

Sarana komunikasi di kelurahan ini sudah cukup baik. Hampir semua penduduk sekarang sudah menggunakan handphone sebagai sarana komunikasi. Selain karena mudah di bawa kemana saja mereka pergi, juga karena sekarang handphone sudah bervariasi dan harganya juga bisa di jangkau oleh penduduk kelurahan ini. Sinyal untuk komunikasi handphone juga baik. Penduduk di kelurahan ini lebih banyak yang menggunakan kartu GSM untuk handphonenya dari pada kartu CDMA. Karena menurut mereka sinyal yang di tangkap oleh kartu GSM lebih baik.


(55)

BAB III

STRATEGI PEMASARAN PRODUK DAN PEREKRUTAN

ANGGOTA PADA PT. GLOBAL MEDIA NUSANTARA

Bisnis pulsa elektrik berkembang pesat. Bisnis ini dapat berkembang dengan baik seiring dengan pertumbuhan jumlah pengguna telepon seluler di Indonesia. Perkembangan model bisnis pulsa memasuki era sistem multi level marketing (MLM) dimana setiap pebisnis dimungkinkan membangun jejaring untuk memperluas bisnisnya. Pemasaran produk dan perekrutan anggota merupakan dua hal yang sangat mendasar dalam suatu bisnis jaringan yang akan sangat membantu dalam penjualan suatu produk. Kedua hal ini sangat berkaitan dan tidak bisa dipisahkan.

Suatu jaringan yang besar, tanpa melakukan penjualan atau pemasaran tidak akan membawa manfaat apapun bagi suatu grup pemasaran multi level marketing. Maksudnya apabila seseorang bergabung dengan sebuah multi level marketing dan telah berhasil membentuk suatu jaringan yang besar tapi tidak pernah melakukan kegiatan penjualan produk, maka hal tersebut tidak akan memiliki arti bagi perkembangan financial anggota atau grup tersebut. Sebuah multi level marketing akan sukses bila setiap anggotanya melakukan penjualan produk. Selain penjualan produk, anggota juga diharapkan dapat merekrut anggota baru atau downline. Semakin banyak downline yang berhasil direkrut, maka semakin banyak pula bonus yang di dapat oleh upline dan beban penjualan produk akan semakin ringan. Dalam sistem ini, calon distributor semacam “membeli” hak


(56)

untuk mencari anggota baru, menjual produk, dan mendapatkan kompensasi dari hasil penjualan mereka sendiri maupun dari hasil penjualan anggota yang direkrut (downline) di dalam organisasi jaringannya. Sedangkan sponsor adalah sebutan bagi orang yang memperkenalkan orang lain untuk ikut bergabung dengan MLM tersebut dan telah memenuhi persyaratan untuk menjadi distributor, juga disebut sebagai Upper Line.

3.1. Hal-hal Pendukung Dalam Penjualan Produk dan Perekrutan Member

Untuk melakukan aktivitas pemasaran produk dan perekrutan member sangat di perlukan strategi-strategi untuk persiapan yang lebih matang. Setiap multi level marketing tentu mempunyai strategi tersendiri dalam hal ini. Biasanya seorang member baru dalam bisnis jaringan ini akan dilatih oleh uplinenya bagaimana cara merekrut member dan cara-cara pembelian produk-produk dari multi level marketing tersebut. Hal-hal yang perlu di persiapkan antara lain :

• Membuat Rancangan Kerja

Hal yang pertama yang perlu dilakukan dalam tahap pra penjualan adalah membuat rencana kerja. Seorang member sebaiknya mempunyai rencana kerja untuk menentukan celah-celah dari seorang konsumen. Rencana kerja ini akan memandu seseorang untuk menelusuri suatu area yang menjadi ladang penjualan. Bila seorang member yang hendak menjual produknya memiliki waktu yang terbatas, maka rute yang ditelusuri adalah seputar keluarga dahulu. Selanjutnya dari keluarga tersebut akan menyebar kepada keluarga yang lainnya, tetangga, teman kantor, teman-teman gereja dan bahkan kepada orang yang tidak dikenal.


(57)

Apabila member jaringan di bawahnya sudah banyak, tentulah akan lebih mudah dalam merekrut member baru. Perekrutan member bisa dilakukan berkelompok.

• Catat Prospek Kerja

Hal kedua yang dilakukan adalah mencatat prospek. Karena dalam bisnis multi level marketing ini kekuatan awal seorang member adalah relasi dan referensi. Untuk lebih mudah dalam perekrutan dan penjualan produk, ada baiknya seorang member terlebih dahulu mencatat siapa-siapa saja orang yang berpotensi untuk memasarkan produknya dan bisa direkrut menjadi member.

Dengan catatan ini member akan terbantu untuk mencapai apa yang di inginkannya yaitu target penjualan dan juga perekrutan member baru. Dengan catatan ini member akan dengan mudah bisa melihat siapa-siapa saja yang sudah di hubungi dan belum dihubungi sama sekali. dalam hal ini, jangan memilih-milih orang yang akan di hubungi atau yang hendak di prospek. Karena kadang mereka yang sukses banyak orang yang di anggap tidak mungkin bisa, justru dia lah yang berhasil dalam bisnis ini. bakat, keahlian, pengalaman dan kepandaian semata tidaklah cukup untuk mecetak sebuah keberhasilan. Sebaliknya, justru hubungan dan kontak dengan orang lainlah yang akan mendorong seorang member untuk menuju kesuksesan. Karena teman adalah asset yang penting dalam bisnis jaringan ini.

• Mempersiapkan Diri

Hal yang paling perlu dipersiapkan adalah mempersiapkan mental. Persiapan mental sangat penting karena dalam merekrut orang untuk masuk dalam


(58)

jaringan bisnis ini tentu tidak lepas dari penolakan. Hanya saja, perlu diketahui adalah bagaimana seseorang bisa mengatasi penolakan menjadi suatu keputusan untuk ikut membeli. Semakin banyak penolakan yang terjadi, maka akan semakin banyak pula strategi yang harus dibuat. Penolakan yang terus menerus akan menjadi cambuk menuju kesuksesan. Seperti pengakuan salah satu informan :

“Saya pertama sekali menawarkan produk pulsa flexter ini, mengalami banyak penolakan. Karena banyak sekali orang beranggapan gak benar dengan bisnis MLM ini. Bahkan saya sering sambil memprospek dia mengirimkan pulsa cuma-cuma juga. Tapi tetap saja ditolak karena mereka menganggap sebelah mata dengan bisnis jaringan ini”.

Seorang member harus siap bila mengalami kegagalan. Karena biasanya orang akan belajar dan bangkit kembali dari kegagalannya. Menghadapi resiko, adalah gabungan kerja keras, kecerdikan, kehati-hatian, kecermatan, membaca peluang dan kesiapan menghadapi kegagalan maupun keberhasilan. Setiap kegagalan adalah pelajaran yang mendorong pengusaha untuk mencoba pendekatan baru yang belum di coba sebelumnya. Mengalami kegagalan berarti berani belajar. Dengan kegagalan seorang member akan tumbuh menjadi orang yang lebih baik dan menciptakan kekayaan sejati.(Valentino Dinsi,2005:96).

Selain itu, kesan yang baik dari member juga diperlukan dalam penjualan produk ini. Karena dengan memberikan kesan yang baik terhadap orang yang membeli sesuatu kepada kita akan membuat si pembeli merasa nyaman. Dan tidak menutup kemungkinan orang tersebut nantinya bisa direkrut menjadi member. Menghargai pendapat orang lain juga penting. seorang member dalam merekrut dan menjual produk harus bertindak arif dengan apa yang menjadi pendapat konsumennya. Menyela pendapat orang lain tidak akan bisa menyelesaikan suatu


(59)

masalah. Berbeda bila seorang member memberikan solusi akan pendapat dari konsumennya. Mungkin solusi tersebut akan mendapat sambutan. Tetapi semua itu tergantung dari bagaimana cara menggapinya. Memberi solusi adalah langkah terbaik bagi pendapat orang lain yang menbutuhkan pertimbangan. Merekrut

member terkadang dihadapkan pada suatu pilihan yang tidak akan diputuskan oleh

seorang mitra, melainkan oleh seorang calon konsumen yang berhak memilih. Ada beberapa teknik-teknik testimoni yang baik untuk membujuk konsumen :

• Memakai produk

Hampir semua multi level marketing menganjurkan kepada membernya untuk mengkonsumsi atau menggunakan produk yang mereka jual sebelum memberi testimony. Setelah merasakan sendiri keuntungan dan manfaatnya, maka member akan dengan mudah memberikan testimony atau komentar. Menceritakan pengalaman pribadi memang lebih mudah dilakukan daripada menceritakan pengalaman orang lain.

• Perbandingan

Testimoni sebaiknya menyertakan perbandingan dengan produk lain yang dulu pernah digunakan. Perbandingan ini ditekankan kepada sisi kelebihan kualitas produk, kecepatan hasil dan lain-lain. Sehingga akan lebih membuat konsumen tertarik.

• Menceritakan kejujuran dan pengalaman yang mengesankan.

Pengalaman sederhana bisa terdengar sangat mengesankan jika pengalaman tersebut nyata dan diceritakan dengan penuh kejujuran. Kejujuran


(60)

disini bukan hanya menyangkut pengalaman saja, tetapi juga mengenai produk yang menyebabkan pengalaman tersebut.

• Mengalami Sendiri

Setelah testinomi menarik perhatian calon konsumen, langkah selanjutnya adalah member kesempatan kepada konsumen untuk mencoba sendiri. Setelah merasakan sendiri produk tersebut, maka konsumen akan memutuskan membeli atau tidak.

Dalam merekrut member baru, biasanya mitra akan memulainya dari orang-orang yang mereka kenal terlebih dahulu. Tapi memang tidak semuanya dari mereka yang melakukan hal seperti itu. Bahkan ada yang menawarkan kepada teman-teman arisannya untuk ikut bergabung di Flexter. Saat mempersentasikan tentang Flexter, apabila mitra masih kurang memahami, mereka akan dibantu langsung oleh upline yang diatasnya.

Di Flexter ini ada beberapa pertemuan yang di adakan untuk melatih calon-calon mitra baru, dan untuk memantapkan marketing plan nya. Pertemuan-pertemuan tersebut antara lain :

• GBO (Global Business Opportunity)

Persentasi ini rutin dilakukan seminggu sekali. Di bawakan oleh orang-orang yang memang sudah berpengalaman menjalankan bisnis ini. Manfaat pertemuan ini adalah untuk meyakinkan orang untuk belajar melakukan persentasi, dan juga menambah motivasi mitra baru.


(61)

• Training Profast

Training produk dan fasilitas terbaru Flexter dan juga pemantapan marketing plan.

• The Secret Of Success

Training yang berisi manfaat rahasia alam semesta dalam meraih kesuksesan, bagaimana membangun jaringan yang solid.

• To Infinity Club Meeting

Pertemuan ini berisi tentang pelatihan-pelatihan bagaimana membangun bisnis ini pada tingkat yang lebih lanjut, sehingga target penghasilan 77juta/bulan bisa di raih oleh mitra.

• Success Seminar

Seminar yang menghadirkan bukti-bukti sukses Flexter yang nantinya dapat menginspirasi mitra untuk bisa sukses.

3.2. Sistem yang berlaku pada flexter

Seorang mitra baru yang mendaftar menjadi anggota pada flexter harus memilih hak usaha yang akan di ambilnya. Hak usaha pada Flexter ini terdiri dari tiga bagian yaitu :

• 1 hak usaha dengan modal Rp. 175.000 dengan potensi bonus pasangan Rp. 330.000/hari.

• 3 hak usaha dengan modal Rp. 525.000. Dengan potensi bonus pasangan Rp. 660.000/hari


(1)

Dimana mereka sering melakukan pertemuan untuk membahas tentang perkembangan jaringan ke generasi selanjutnya, member dukungan atau motivasi dan juga membantu member yang masih mengalami kesulitan untuk menhadapi calon member baru yang hendak di rekrutnya.

Dari hasil penelitian di lapangan, di peroleh hasil bahwa member sebelum melakukan perekrutan member baru dan penjualan produk dilengkapi dengan strategi-strategi. Di antaranya dengan melakukan persiapan pra penjualan produk yang meliputi membuat rencana kerja, memcatat prospek, membuat janji, mempersiapkan mental, member kesan yang baik, belajar pengetahuan produk.

Jika diamati, nilai budaya akan berperan dalam hubungan ekonomi sehingga tidak hanya prinsip ekonomi saja yang perlu di perhatikan. Dalam bisnis multi level marketing khususnya Flexter sebagaimana yang telah diuraikan pada skripsi ini, kesuksesan seorang member di dukung juga oleh modal secara ekonomi. Karena dengan modal yang cukup, member bisa membeli deposit pulsa yang banyak dan menyebarkannya kepada agen untuk di jual. Dari hal ini member juga akan mendapatkan keuntungan lebih karena selain member menjual sendiri pulsa tersebut, member juga di bantu oleh para agennya yang biasanya lebih dari satu orang. Dan keuntungan yang di dapatkannya akan tercatat sebagai transaksi member tersebut.

Salah satu faktor budaya yang turut berperan dalam strategi penjualan dan perekrutan anggota dilakukan oleh member Flexter adalah dengan mengaktifkan hubungan kekerabatan pada saat melakukan proses merekrut member untuk


(2)

menjadi downline. Cara ini mungkin tidak akan terpikir jika di pandang dari ilmu ekonomi, akan tetapi alternatif yang diambil para member adalah sangat membantu mereka dalam mencapai maksud dan tujuannya yaitu memperoleh keuntungan dari hasil penjualan langsung dan mencapai bonus yang sebesar-besarnya.

Dari data yang di peroleh dapat disimpulkan bahwa ada tiga bentuk tingkah laku yang ditampilkan para member Flexter yaitu : pertama, pelaku yang memanfaatkan hubungan-hubungan social budaya sebagai strategi untuk meraih keuntungan ekonomi. Kedua, pelaku yang mengandalkan hubungan social budaya walaupun dari sisi ekonomi kurang menguntungkan. Ketiga, pelaku yang mengandakan hubungan-hubungan social budaya untuk memperoleh keuntungan ekonomis sekaligus mempertahankan ikatan kekerabatannya.

Hal terpenting lainnya yang di dapat adalah bahwa urusan bisnis multi level marketing bukanlah hanya ruang lingkup ekonomi saja, melainkan factor social budaya juga turut berperan didalam suatu kesuksesan sebuah bisnis multi level marketing. Untuk itu perlu adanya perhatian yang serius terhadap pengembangan bisnis multi level marketing ini.


(3)

DAFTAR PUSTAKA

Clothier, Peter J. 1996. Meraup Uang Dengan Pedoman MLM-Pedoman Praktis

Menuju Network Selling yang Sukses, Jakarta: Gramedia Pustaka

Umum.

Cahndra, Robby I. 1995. Etika Dunia Bisnis. Yogyakarta: Kanisius.

Dinsi, Valentino. 2005. Jangan Mau Seumur Hidup Jadi Orang Gajian, Jakarta : Let’s GO Indonesia.

Ginting, Alloynina.2010. Aktivitas Kehidupan Sosial Ekonomi Perias Pengantin

Waria (Kajian Deskriptif tentang Kehidupan Waria Wirausahawan Perias Pengantin di Kelurahan Perdamaian, Kecamatan Stabat, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara) Skripsi

FISIP USU. Medan : Tidak diterbitkan.

Hamilton, Gary. 1996. Menguak Jaringan Bisnis Cina di Asia Timur dan

Tenggara. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Nusantara.

Harefa, Andrias.1999. Multi Level Marketing, alternatif karir dan Usaha

Menyongsong Melenium Ketiga. Jakarta: Gramedia Pustaka

Utama.

_____________ 2003. MLM dan Pengandaan Uang. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.

Imelda, Marlina S.2005. Multi Level Marketing (Studi Deskriptif tentang peranan

Aspek-Aspek Sosial Budaya dalam Strategi Pemasaran Produk dan Perekrutan Member PT. Capriasi Multinasional Sejahtera


(4)

DA BK-02 Medan) Skripsi FISIP USU. Medan : Tidak

diterbitkan.

Manullang, Ekayani R.M. 1999. Konsep Keluarga Jepang Dewasa Ini (Suatu

Kajian Tentang Pelestarian dan Perubahan dalam Sistem Keluarga Jepang). Disertasi UI. Jakarta: Tidak diterbitkan.

Moleong, Lexy J.1988. Metodologi Penelitian Kualitatif, Edisi Revisi, Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

Niam, Muiz. 2006. Enterpreneur Milenium : Berbisnis : Mengilas atau Digilas

Ketidakpastian, Bogor : Ghalia Indonesia.

Osborne, David dan Ted Gaebler. 1999. Mewirausahakan Birokrasi, Jakarta : Pustaka Binaman Pressindo.

Royan, Frans M.2002. Rahasia Sukses Menjual (Sumber Inspirasi Distributor dan

Salesman). Yogyakarta : Andi.

Sairin, dkk.2002. Pengantar Antropologi Ekonomi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Simanjuntak, Ratna. 1994. Motivasi Kerja Penarik Becak (Suatu Studi Deskriptif

terhadap Motivasi Kerja Penarik Becak di Kelurahan Padang Bulan Medan). Skripsi FISIP USU. Medan : Tidak diterbitkan.

Trogoe, Benjamin.1980. Strategi Manajemen Apakah Itu dan Bagaimanakah

Caranya agar dapat berjalan sebagaimana mestinya.

Diterjemaahkan oleh R.A. Rivai.Jakarta: Erlangga. Wiranata, I. Gede.2002. Antropologi Budaya. Bandung : Aditya.


(5)

Yanna, Russeny T. 1991. Motivasi Masuk ke Perguruan Tinggi Negeri pada

Masyarakat Jawa (Studi Antropologi di Kel. Timbang Deli Kec. Medan Johor Kodya Medan)Skripsi FISIP USU. Medan: Tidak


(6)

Sumber Internet

http:/

http:/ www.Flexterkita.com

http:// http://www.endonesia.com/mod.php?mod

http://organisasi.org/rahasia-dampak-buruk-bisnis-mlm-multi-level-marketing-sisi-efek-negatif-mlm