Analisi strategi Pemasaran Multi Level Marketing (MLM) Terhadap Pendapatan Anggota Pada PT.K-LINK Cabang Medan

(1)

FAKULTAS EKONOMI PROGRAM STRATA-1 MEDAN

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN MULTI LEVEL

MARKETING (MLM) TERHADAP PENDAPATAN

ANGGOTA PADA PT.K-LINK

CABANG MEDAN

SKRIPSI

OLEH BAYU FRANS P

050502185 MANAJEMEN

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Universitas Sumatera Utara Medan


(2)

ABSTRAK

Bayu Frans P (2010). 050502185. Analisi strategi Pemasaran Multi Level Marketing (MLM) Terhadap Pendapatan Anggota Pada PT.K-LINK Cabang Medan. Ketua Departemen Manajemen; Ibu Prof. DR. Hj. Ritha F.Dalimunthe, SE, MSi. Sekretaris Departemen Manajemen; Ibu Dra. Nisrul Irawati, MBA. Dosen Pembimbing; DR. Yeni Absah SE, Msi; Dosen Penguji I; Ibu Dra. Lucy Anna, M.Si. Dosen Penguji II; Ibu Dra. Komariah Pandia. Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Tujuan penulis melakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah strategi pemasaran multi level marketing (MLM) berpengaruh terhadap pendapatan anggota pada PT.K-LINK cabang Medan ditinjau dari strategi pemasaran pada multi

level marketing (MLM). Penulis menarik hipotesis bahwa strategi pemasaran multi level

marketing (MLM) berpengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan anggota pada

PT.K-LINK cabang Medan.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode analisis deskriptif dan analisis kuantitatif. Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Maka dari itu penelitian mengarah pada sebuah perusahaan dimana populasi yang sekaligus menjadi sampel adalah anggota PT.K-LINK cabang Medan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa jika ditinjau dari strategi pemasaran multi

level marketing (MLM), berpengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan

anggota pada PT.K-LINK cabang Medan. Ini berarti hipotesis diterima.


(3)

KATA PENGANTAR

Puji Tuhan penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang senantiasa mencurahkan rahmat dan karunianya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “ Analisi Strategi Pemasaran Multi Level Marketing (MLM) Terhadap Pendapatan Anggota Pada PT.K-LINK Cabang Medan”.

Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi dari Departemen Manajemen, Fakultas Ekomoni, Universitas Sumatera Utara Medan.

Penulis mengucapkan kepada terkhusus orang tua tercinta Bapak N.S.Sembiring Pelawi dan Ibu Ernita Sinuhaji yang senantiasa memberikan moril, spiritual, materil serta kasih sayang yang tiada hingga dan perhatian penuh selama penulis kuliah dan dalam penyusunan skripsi ini di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Penulis menyelesaikan skripsi dan juga mengikuti pendidikan di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara banyak menerima tuntunan, bantuan dan petunjuk serta motivasi dari berbagai pihak. Menyadari hal tersebut, maka pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa penghargaan dan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Drs. Jhon Tabu Ritonga. MEc., selaku dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Prof. Dr. Hj. Ritha F. Dalimunthe, SE, M.Si., selaku Ketua Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dra. Nisrul Irawati, MBA., selaku sekretaris Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

4. Ibu DR. Yeni Absah SE, MSi., selaku dosen pembimbing yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. ii


(4)

5. Ibu Dra. Lucy Anna, M.Si selaku penguji I yang memberikan kritik dan masukan yang membangun demi kesempurnaan skripsi ini.

6. Ibu Dra. Komariah Pandia, selaku penguji II yang memberikan kritik dan saran demi kesempurnaan skripsi ini.

7. Segenap para dosen dan staf pengajar Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan bekal dan ilmu pengetahuan guna menghadapi tantangan/perubahan di masa mendatang.

8. Bang Jumadi, Kak Dani, Kak Susi, Kak Vina selaku staf Departemen Manajemen, terima kasih bantuan dan kerja samanya selama mengikuti perkuliahaan.

9. Untuk Bapak dan Mamak yang telah memberikan segalanya dalam hidupku baik dukungan materi dan moril. Terima kasih telah menjadi orang tua terbaik dalam hidupku.

10.Adikku tercinta Tari dan Yeye yang selalu memberikan dukungan dan doa selama ini sehingga bisa menyelesaikan skripsi ini.

11.Teman-temanku seperjuangan di Departemen Manajemen 2005 seperti Bombom, Topik, Wendy, Reza, Apank, Fly, Lufti, Dedy, Bobby, Afif, Melly, Ade Florent, Ade Bolqi, Ijul, Andika, Si Jul, Rizky, Oki, Tika, Vira, Uca, Desefty, Thomas, Wira, Arip, Qonni, Aad, Rama, Ibal, Pamela, Iin, Selvi, Fada, Vebi, Cita, Hany, Lydia, dan yang tidak tersebut namanya, terima kasih atas dukungannya selama ini.

12.Sahabat sejati yang mengajarkan tentang hidup, saat-saat terberat dan terindah seperti Rio, Sula, Vici, Fika, Ipo, Yosep, Yunus, Titit, Budi, Prisnok, Wiwid,


(5)

Jonk, Aseng, Ucil, Bakeng, Randy, Nesya, Wenda, Kodok, Inal, Nasan, Bie, Ddea, Jakon, Dedi, Eca, Galih.

13.Teman-teman angkatan 2006, 2007, 2008 dan abang kakak senior yang telah banyak membantu penulis selama ini.

14.Untuk Anisa Fitriati Harahap yang selalu hadir dan menyemangati hidupku mau pun dalam pengerjaan skripsi ini. Terima kasih telah menjadi tumpuan harapanku selama ini.

15.Untuk Christin Beatrix Samu-samu, tidak ada kata-kata yang cukup untuk menggambarkan bagaimana penulis berterima kasih untuk semua yang telah kau berikan. Thank you and I love you my whole life.

16.Semua pihak, rekan, sahabat yang namanya tidak penulis sebutkan satu-persatu, terima kasih atas kerjasamanya selama ini.

Akhir kata, penulis memohon maaf atas setiap kekurangan yang ada dalam penulisan skripsi ini. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak dan bagi peneliti selanjutnya yang akan menulis topik yang sama demi perkembangan dan kemajuan Civitas Akademika.

Medan, ___ Juni 2010 Penulis


(6)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Perumusan Masalah ... 4

C. Kerangka Konseptual ... 4

D. Hipotesis ... 5

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 6

F. Tujuan Penelitian ... 6

G. Manfaat Penelitian ... 6

H. Metode Penelitian ... 6

1. Batasan Operasional ... 6

2. Definisi Operasional Variabel ... 7

3. Pengukuran Variabel ... 7

4. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 8

5. Jenis dan Sumber Data ... 8

6. Populasi dan Sampel ... 8

7. Teknik Pengumpulan Data ... 9

8. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 9

9. Teknik Analisis Data ... 10

BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu ... 12

B. Pemasaran ... 13

C. Strategi Pemasaran ... 15

D. Multi Level Marketing (MLM) ... 17

E. Strategi Pemasaran Multi Level Marketing (MLM) ... 20

a. Membangun Jaringan (Network) ... 21

b. Melakukan Pembinaan Pada Setiap Distributor ... 22

c. Melakukan Langkah-langkah Pembangunan dan Pembangunan Jaringan (kelompok) Dalam Jaringan ... 23

d. Presentasi ... 23

F. Pendapatan ... 24

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN A. Sejarah Perusahaan ... 25

B. Struktur Organisasi ... 29

C. Produk PT.K-LINK Indonesia ... 30

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 33

1. Uji Validitas ... 33


(7)

B. Analisis Data ... 40

1. Analisis Deskriptif ... 41

2. Deskriptif Variabel ... 42

3. Analisis Regresi Sederhana ... 47

C. Pembahasan ... 50

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 53

B. Saran ... 53 DAFTAR PUSTAKA


(8)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1. : Perusahaan yang Menggunakan Sistem MLM ... 2

Tabel 1.2. : Data Perolehan Pendapatan Anggota Berdasarkan Peringkat ... 3

Tabel 1.3. : Defenisi Operasional Variabel, Indikator dan Skala Pengukuran . 7 Tabel 1.4. : Alternatif Jawaban Responden ... 8

Tabel 4.1. : Uji Validitas ... 36

Tabel 4.2. : Validitas Instrumen ... 37

Tabel 4.3. : Validitas Instrumen II ... 38

Tabel 4.4. : Uji Validitas II... 39

Tabel 4.5. : Reliability Statistics ... 39

Tabel 4.6. : Reliabilitas Instrumen ... 40

Tabel 4.7. : Identitas Responden... 42

Tabel 4.8. : Skor Pertanyaan... 43

Tabel 4.9. : Strategi Pemasaran ... 43

Tabel 4.10. : Pendapatan Anggota ... 45

Tabel 4.11. : Uji Regresi Sederhana ... 47

Tabel 4.12. : Uji F ... 48

Tabel 4.13. : Reliability Statistics Anova ... 49


(9)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1. : Kerangka konseptual ... 5 Gambar 3.1. : Struktur organisasi PT.K-LINK ... 29


(10)

ABSTRAK

Bayu Frans P (2010). 050502185. Analisi strategi Pemasaran Multi Level Marketing (MLM) Terhadap Pendapatan Anggota Pada PT.K-LINK Cabang Medan. Ketua Departemen Manajemen; Ibu Prof. DR. Hj. Ritha F.Dalimunthe, SE, MSi. Sekretaris Departemen Manajemen; Ibu Dra. Nisrul Irawati, MBA. Dosen Pembimbing; DR. Yeni Absah SE, Msi; Dosen Penguji I; Ibu Dra. Lucy Anna, M.Si. Dosen Penguji II; Ibu Dra. Komariah Pandia. Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Tujuan penulis melakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah strategi pemasaran multi level marketing (MLM) berpengaruh terhadap pendapatan anggota pada PT.K-LINK cabang Medan ditinjau dari strategi pemasaran pada multi

level marketing (MLM). Penulis menarik hipotesis bahwa strategi pemasaran multi level

marketing (MLM) berpengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan anggota pada

PT.K-LINK cabang Medan.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode analisis deskriptif dan analisis kuantitatif. Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Maka dari itu penelitian mengarah pada sebuah perusahaan dimana populasi yang sekaligus menjadi sampel adalah anggota PT.K-LINK cabang Medan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa jika ditinjau dari strategi pemasaran multi

level marketing (MLM), berpengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan

anggota pada PT.K-LINK cabang Medan. Ini berarti hipotesis diterima.


(11)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perusahaan yang menggunakan sistem pemasaran berupa MLM (Multi level

Marketing) banyak sekali ditemukan dewasa ini. Sistem pemasaran MLM (Multi level Marketing) yaitu sebuah sistem pemasaran modern melalui jaringan distribusi yang

dibangun secara permanen dengan memposisikan pelanggan perusahaan sekaligus sebagai tenaga pemasaran (distributor). Para anggota sesuai level masing-masing akan mendapatkan bonus jika dapat menjual produk dalam jumlah tertentu dan melakukan berbagai upaya positif dalam memperluas jaringannya. Bonus merupakan pendapatan yang diterima anggota setiap bulannya berdasarkan prestasi kerjanya. Multi Level

Marketing (MLM) sebagai metode pemasaran merupakan suatu fenomena yang

dilaksanakan oleh beberapa perusahaan yang menghasilkan produk tertentu.

Metode yang digunakan pada perusahaan Multi Level Marketing (MLM) pada dasarnya adalah Direct Selling (Penjualan Langsung). Direct Selling (Penjualan Langsung) adalah metode penjualan barang atau jasa tertentu kepada konsumen dengan cara tatap muka di luar lokasi eceran tetap oleh jaringan pemasaran yang dikembangkan oleh mitra usaha dan bekerja berdasarkan komisi penjualan, bonus penjualan dan iuran keanggotaan yang wajar. Metode Direct Selling (Penjualan Langsung) yang digunakan dalam perusahaan Multi Level Marketing (MLM) merupakan metode pemasaran barang dan/atau jasa dari sistem Penjualan Langsung melalui program pemasaran berbentuk lebih dari satu tingkat, dimana mitra usaha mendapatkan komisi penjualan dan bonus


(12)

penjualan dari hasil penjualan barang atau jasa yang dilakukannya sendiri dan anggota jaringan di dalam kelompoknya (www.apli.or.id).

Distributor MLM dalam menjalankan strategi pemasaran secara bertingkat dituntut memiliki kemampuan untuk mempengaruhi orang lain agar mau bergabung bersama-sama dalam menjalankan usaha MLM. Semakin banyak mitra kerja (downline) yang direkrut atau semakin besar jaringan yang dibangun maka semakin besar bonus yang akan diterima oleh anggota. Jadi, apabila anggota benar-benar bekerja keras, maka bonus yang diperoleh bisa sampai puluhan bahkan ratusan juta per bulan. Dapat dilihat beberapa perusahaan yang menggunakan sistem MLM di Indonesia

Tabel 1.1

Perusahaan yang menggunakan sistem MLM

Sumber : www.endonesia.com

PT. K-LINK Indonesia merupakan salah satu perusahaan yang berasal dari Malaysia. Produk Universe Induced Energy (UIE) adalah produk-produk yang dipasarkan oleh PT. K-LINK Indonesia yang masuk ke Indonesia pada tahun 2000 dan

No. Nama Multi Level Marketing Nama Perusahaan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Amway Indonesia Auto Sinergi Bracini Italy Chi Indonesia

Duta Business School Ixora Network

PT. K-LINK Indonesia Kokopeli

Luxor

Melia Nature Indonesia Tianshi

PT Amindoway Jaya PT Citra Bumi Sinergi

PT Tangguh Sakti Pondasi Megah New Era Health Industy Co Ltd PT Duta Future International CV.Ixora Berjalin Mitra K-LINK International

PT Kokopeli Multinasional Ind PT Luxor Inma

Mother Nature Health Products Pty Tianshi Indonesia


(13)

PT.K-LINK langsung berperan sebagai agen tunggal pendistribusian produk-produk Universe Induced Energy (UIE) di Indonesia.

Sistem pemasaran yang diterapkan oleh PT.K-LINK dibuat dengan jelas, relatif sederhana, mudah, rasional dalam pelaksanaannya. PT. K-LINK memberikan bonus kepada setiap anggota yang berhasil melakukan penjualan produk-produk dan memenuhi target poin tentunya bonus yang diberikan kepada anggota berbeda-beda sesuai dengan peringkat yang mereka raih. Untuk mendapatkan bonus tersebut, maka setiap anggota/ distributor harus memenuhi Personal Bonus Value (PBV) dan Group Bonus Value ( GBV). Untuk memenuhi Group Bonus Value (GBV), maka setiap anggota PT.K-LINK harus berusaha melakukan perekrutan sebanyak-banyaknya dan juga melakukan follow up terhadap member baru agar tercapai Group Bonus Value

(GBV) yang diinginka

pendapatan anggota.

Tabel 1.2

Data Perolehan Pendapatan Anggota Berdasarkan Peringkat NO Peringkat Personal

BV

Group BV

Pendapatan ( Rp ) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Manager Sapphire Manager Ruby Manager Emerald Manager Diamond Manager Crown Manager Crown Ambassador Senior CrownAmbassador Royal Crown Ambassador

400 400 400 400 400 400 400 400 400 8000 11.000 16.000 18.000 33.000 46.000 96.000 137.300 206.000

3.000.000 - 5.000.000 5.000.000 - 8.000.000 8.000.000 - 15.000.000 10.000.000 – 20.000.000 20.000.000 – 30.000.000 30.000.000 – 70.000.000 70.000.000 – 150.000.000 100.000.000 –180.000.000 150.000.000 -1.000.000.000 Sumber : PT. K-LINK Indonesia cabang Medan ( September 2009 )


(14)

Sukses dalam bisnis MLM dalam hal ini PT.K-LINK, tentunya ditentukan oleh banyaknya jumlah produk yang terjual, akan tetapi banyaknya anggota Down-Line (anggota yang direkrut atau disponsori oleh anggota lain yang mendapat sebutan

Up-Line) yang bergabung sebagai mitra bisnisnya akan berpengaruh didalam penjualan

produk, sehingga memudahkan para anggota untuk mendapatkan Bonus Value yang akan meningkatkan pendapatan dari anggota tersebut. Banyaknya anggota downline yang ikut bergabung, ditentukan oleh luas dan intensifnya hubungan antara mereka yang biasanya disebut dengan follow up.. Dengan banyaknya anggota, berarti mempercepat sukses usaha bisnis. Dengan sukses usaha yang dijalani rezeki akan datang dengan mudah dan kehidupanpun menjadi makmur (Faisol : 2003,139). Berdasarkan uraian pada latar belakang, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul : " Analisis Strategi Pemasaran Multi Level Marketing (MLM) Terhadap Pendapatan Anggota pada PT. K-LINK Indonesia Cabang Medan.”

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan sebelumnya maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut: “Apakah strategi pemasaran Multi Level

Marketing (MLM) berpengaruh terhadap pendapatan anggota pada PT.K-LINK

Indonesia Cabang Medan?”

C. Kerangka Konseptual

Strategi pemasaran dari setiap perusahaan merupakan suatu rencana keseluruhan untuk mencapai tujuan. Salah satu tujuan dari diterapkannya suatu strategi pemasaran adalah untuk meningkatkan volume penjualan. Kebijakan strategi pemasaran yang baik


(15)

dan tepat diharapkan dapat membantu perusahaan untuk mencapai tingkat penjualan yang telah ditetapkan.

Strategi pemasaran dengan menggunakan sistem MLM dapat meningkatkan pendapatan seseorang hal ini sesuai dengan pendapat dari Kiyosaki dalam Faisol, (2003:29) yaitu dengan bergabungnya seseorang dalam bisnis MLM berarti ia adalah seorang “investor” yang mengendalikan sepenuhnya investasi yang dimilikinya. Investasinya adalah ia sendiri dan orang-orang yang berada di bawah jaringannya. Dengan keberadaannya dengan orang-orang yang berada di bawah jaringannya, orang tersebut akan memperoleh bonus yang akan semakin bertambah sehingga dapat meningkatkan pendapatannya dan begitulah seterusnya yang berlaku juga bagi orang-orang yang berada di bawah jaringan orang-orang tersebut.

Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah yang ada maka dapat digambarkan model kerangka konseptual pengaruh strategi pemasaran MLM terhadap peningkatan pendapatan anggota sebagai berikut :

Gambar 1.1 : Kerangka Konseptual Sumber : Faisol (2003)

D. Hipotesis

Berdasarkan perumusan masalah, maka penulis merumuskan hipotesis sebagai berikut: ”Strategi pemasaran Multi Level Marketing (MLM) berpengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan anggota pada PT.K-LINK Indonesia Medan”.

Strategi Pemasaran MLM (X) Pendapatan Anggota (Y)


(16)

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh strategi pemasaran MLM terhadap pendapatan anggota pada PT.K-LINK Indonesia Medan.

2. Manfaat Penelitian

Manfaat dalam penelitian ini adalah: a. Bagi Perusahaan

Sebagai informasi bagi perusahaan untuk mengetahui keefektifan strategi pemasaran yang dijalankan dalam meningkatkan pendapatan anggota.

b. Bagi Penulis

Penelitian ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan penulis dalam bidang pemasaran terutama dalam memahami seberapa besar pengaruh strategi pemasaran MLM terhadap peningkatan pendapatan anggota.

c. Bagi Pihak Lain/Peneliti Selanjutnya

Dapat digunakan sebagai referensi, masukan, dan perbandingan dalam melakukan penelitian bidang yang sama.

F. Metode Penelitian 1. Batasan Operasional

Batasan operasional dalam penelitian ini adalah anggota yang telah secara resmi menjadi anggota pada PT.K-LINK Indonesia cabang Medan. yang telah mencapai peringkat Diamond Manager sampai dengan Royal Crown Ambasador yang berdomisili di Medan yaitu sebesar 87 distributor ( per Oktober 2009 ).


(17)

2. Defenisi Operasional Variabel

Strategi pemasaran MLM (X) merupakan program pemasaran yang dijalankan oleh PT.K-LINK Indonesia dengan menggunakan sistem pemasaran berjenjang. Pendapatan anggota (Y) merupakan penghasilan yang diperoleh anggota (distributor) setiap bulannya dari jaringan yang dibangun dan jumlah produk yang terjual pada PT.K-LINK Indonesia Medan.

Tabel 1.3 menunjukkan defenisi operasional variabel, indikator, dan skala pengukuran.

Tabel 1.3

Defenisi Operasional Variabel, Indikator dan Skala Pengukuran

Variabel Definisi Indikator Skala

Pengukuran Strategi pemasaran

MLM (X)

Langkah dan cara yang digunakan untuk mencapai tujuan dan target perusahaan

1. Membangun jaringan 2. Melakukan pembinaan

pada setiap distributor (anggota)

3. Kemampuan presentasi

Skala Likert

Pendapatan anggota (Y)

Sistem reward

yang diberikan oleh perusahaan kepada anggota

1. Bonus

2. Down-Line (anggota yang direkrut atau disponsori oleh anggota lain)

3. volume penjualan

Skala Likert

3. Pengukuran Variabel (Parameter

3. Pengukuran Variabel ( Parameter Variabel )

Pengukuran variabel dilakukan dengan mengukur variabel strategi pemasaran MLM dan variabel pendapatan anggota dengan menggunakan

Skala Likert yaitu suatu alat ukur yang digunakan untuk mengukur sikap,

pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial.(Sugiyono,2005:86). Mekanisme skala pengukuran dapat dilihat pada Tabel 1.4


(18)

Tabel 1.4

Alternatif Jawaban Responden

NO SKALA PENGUKURAN SKOR

1 Sangat Setuju (SS) 5

2 Setuju (ST) 4

3 Kurang Setuju ( KS ) 3

4 Tidak Setuju (TS) 2

5 Sangat Tidak Setuju (STS) 1

Sumber : Sugiyono, 2005:88

4. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di PT.K-LINK Indonesia Medan, Komplek Tomang Elok Blok E, Jl. Gatot Subroto, Medan. Waktu penelitian berlangsung sejak bulan April 2010 sampai Juni 2010.

5. Jenis dan Sumber Data

Penelitian ini menggunakan dua jenis sumber data yakni:

a. Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari responden pada lokasi penelitian. Data primer dalam penelitian ini berupa jumlah anggota MLM, hasil dari pengisian kuesioner yang berhubungan dengan variabel yang diteliti dan hasil wawancara kepada pihak manajemen perusahaan.

b.Data sekunder adalah data yang telah dikumpulkan oleh lembaga pengumpulan data dan publikasikan kepada masyarakat pengguna data. Data sekunder pada penelitian ini adalah volume penjualan perusahaan dan studi dokumentasi yang berasal dari buku, majalah, dan internet yang mendukung penelitian.

6. Populasi dan Sampel a. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh anggota yang telah resmi terdaftar pada PT.K-LINK Indonesia Medan yang telah mencapai peringkat Diamond


(19)

Manager sampai dengan Royal Crown Ambasador yang berdomisili di Medan yaitu sebesar 87 anggota ( per Oktober 2009 ).

b.Sampel

Sampel pada penelitian ini adalah semua populasi yang ada yang penarikannya adalah diambil secara sensus yakni 100% dari jumlah populasi (Sugiyono, 2004:74). Alasan dilakukannya penarikan sampel secara sensus adalah karena kecilnya jumlah populasi yang ada ditempat dimana diadakan pengujian dan cenderung heterogen.

7. Teknik Pengumpulan Data

a. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawab.

b. Studi dokumentasi yaitu pengumpulan data dengan mengumpulkan data dari buku-buku dan literature yang berhubungan dengan penelitian.

8. Uji Validitas dan Reliabilitas

a. Sebelum instrumen digunakan maka terlebih dahulu dilakukan uji validitas dan reliabilitas. Menurut Arikunto (2002:14), validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan kevalidan atau kesahihan suatu instrument. Sebuah instrument dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan serta mampu mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat. Uji validitas akan dilakukan pada anggota Multi Level Marketing (MLM) Tianshi sebanyak 30 orang. Pengujian validitas instrumen dilakukan dengan menggunakan program SPSS 14.0 for window dengan kriteria sebagai berikut


(20)

Jika r hitung < r tabel, maka pernyataan tersebut dinyatakan tidak valid

b. Uji Reliabilitas menurut Arikunto (2002:15), menunjuk pada suatu pengertian bahwa suatu instrumen dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen itu sudah baik. Pengujian dilakukan dengan SPSS 14.0 for

windo ws.

Butir pertanyaan yang sudah dinyatakan valid dalam uji validitas akan ditentukan reliabilitasnya dengan kiteria sebagai berikut

a. Jika r alpha positif atau > r tabel maka pernyataan reliabel. b. Jika r alpha negative atau < r table maka pernyaan tidak reliabel. 9. Teknik Analisis Data

a. Metode Analisis Deskriptif

Metode analisis deskriptif adalah metode penganalisaan yang dilakukan dengan menentukan data, mengumpulkan data, dan menginterpretasikan data sehingga dapat memberikan gambaran masalah yang dihadapi.

b.Metode Analisis Kuantitatif 1. Analisis Regresi Sederhana

Metode regresi linier sederhana digunakan untuk mengukur pengaruh strategi pemasaran MLM terhadap variabel pendapatan anggota.

Y = a + bX + e

Dimana:

Y = Pendapatan anggota a = Konstanta


(21)

X = Strategi pemasaran MLM e = Standart eror

2. Uji Signifikansi (Uji t)

Untuk melihat pengaruh variabel strategi pemasaran MLM (X) terhadap variabel pendapatan anggota (Y) digunakan uji t.

Bentuk pengujiannya adalah sebagai berikut: H0 : µ = 0

Artinya tidak terdapat hubungan antara variabel X dengan variabel Y. Ha : µ = 0

Artinya terdapat hubungan antara variabel X dengan variabel Y.

Kriteria pengambilan keputusan dengan tingkat kesalahan sebesar 5%(α): H0 diterima apabila t hitung < t tabel dan Ha diterima apabila t hitung > t tabel 3. Koefisien Determinasi (R2)

Pengujian kontribusi pengaruh dari variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y) dapat dilihat dari koefisien determinasi (R2) dimana 0< R2<1. Jika R2 semakin dekat dengan 1 maka pengaruh variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y) semakin kuat. Sebaliknya jika R2 semakin dekat dengan 0 maka pengaruh variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y) semakin lemah.


(22)

BAB II

URAIAN TEORITIS

A. Penelitian Terdahulu

Fahmi (2005) melakukan penelitian yang berjudul “Strategi Pemasaran Multi

Level Marketing (MLM) Syariah Terhadap Peningkatan Pendapatan pada PT.

Surcoindo Medan”. Tujuan dari penelitian tersebut adalah untuk mengetahui sejauh mana tingkat keberhasilan perusahaan dengan diterapkannya strategi pemasaran berdasarkan syariah terhadap peningkatan pendapatan perusahaan dan juga membukt ikan bahwa strategi pemasaran dapat menjadi stimulan dalam pemasaran. Metode analisis yang digunakan adalah metode analisis deskriptif dan metode deduktif. Hasil dari penelitian membuktikan bahwa strategi pemasaran MLM Syariah (X) yang diterapkan perusahaan mempunyai hubungan yang positif dan signifikan terhadap pendapatan PT. Surecoindo (Y). Dari data satu tahun terakhir jumlah penjualan produk 156.847 kotak, jumlah mitra niaga 7198 orang dan jumlah penjualan sebesar Rp.4.940.680.500,00. berdasarkan realisasi volume penjualan, jumlah mitra niaga dan tingkat pendapatan perusahaan bahwa prospek MLM Syariah cukup baik dimasa mendatang karena masih terbukanya peluang pasar walaupun tingkat persaingan di antara berbagai perusahaan MLM cukup kuat di pasar.

Fhitri (2006) melakukan penelitian yang berjudul “Strategi Pemasaran Multi

Level Marketing (MLM) Syariah Terhadap Peningkatan Volume Penjualan pada

PT. Surecoindo Medan”. Tujuan dari penelitian tersebut adalah untuk mengetahui sejauh mana tingkat keberhasilan perusahaan dengan diterapkannya strategi pemasaran berdasarkan syariah terhadap peningkatan pendapatan perusahaan dan juga


(23)

membukt ikan bahwa strategi pemasaran dapat menjadi stimulan dalam pemasaran. Metode analisis yang digunakan adalah metode analisis deskriptif dan metode deduktif. Hasil dari penelitian membuktikan bahwa strategi pemasaran MLM Syariah (X) yang diterapkan perusahaan mempunyai hubungan yang positif dan signifikan terhadap pendapatan PT. Surecoindo (Y). Dari data satu tahun terakhir jumlah penjualan produk 156.847 kotak, jumlah mitra niaga 7198 orang dan jumlah penjualan sebesar Rp.4.940.680.500,00. berdasarkan realisasi volume penjualan, jumlah mitra niaga dan tingkat pendapatan perusahaan bahwa prospek MLM Syariah cukup baik dimasa mendatang karena masih terbukanya peluang pasar walaupun tingkat persaingan di antara berbagai perusahaan MLM cukup kuat di pasar.

B. Pemasaran

Secara umum pengertian manajemen pemasaran adalah sebagai analisis kebutuhan dan keinginan konsumen, perencanaan, implementasi, dan pengendalian program yang dirancang untuk menciptakan barang dan jasa, membangun keunggulan dan nilai serta mempertahankan pertukaran yang menguntungkan dengan target pembeli demi mencapai sasaran organisasi. Jadi, manajemen pemasaran termasuk menata olah permintaan yang akhirnya termasuk menata olah hubungan dengan pelanggan.

Pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial di mana individu dan kelompok mendapatkan kebutuhan dan keinginan mereka dengan menciptakan, menawarkan dan bertukar sesuatu yang bernilai satu sama lain. Definisi ini berdasarkan pada konsep inti, yaitu : kebutuhan, keinginan dan permintaan; produk, nilai, biaya dan kepuasan; pertukaran, transaksi dan hubungan; pasar, pemasaran dan pemasar. Adapun tujuan pemasaran adalah mengenal dan memahami pelanggan sedemikian rupa sehingga


(24)

produk cocok dengannya dan dapat terjual dengan sendirinya. Idealnya pemasaran menyebabkan pelanggan siap membeli sehingga yang tinggal hanyalah bagaimana membuat produknya tersedia. Sedangkan proses pemasaran terdiri dari analisa peluang pasar, meneliti dan memilih pasar sasaran, merancang strategi pemasaran, merancang program pemasaran, dan mengorganisir, melaksanakan serta mengawasi usaha pemasaran.

Pemasaran telah didefenisikan dalam berbagai pengertian. Untuk lebih memahami pengertian pemasaran, penulis akan menguraikan pengertian pemasaran yang dikemukakan dalam berbagai cara yang berbeda oleh beberapa ahli pemasaran:

Pemasaran menurut Kotler dan Amstrong (2001:7) adalah suatu proses sosial dan manajerial yang membuat individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan, lewat penciptaan dan pertukaran timbal balik produk dan nilai dengan orang lain.

Pemasaran menurut Stanton (2000:7) adalah suatu sistem keseluruhan dari kegiatan–kegiatan usaha yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan haraga, mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa yang dapat memuaskan kebutuhan, baik pembeli yang ada maupun pembeli potensial.

Pemasaran menurut American Marketing Association (AMA) adalah suatu proses perencanaan dan menjalankan konsep, harga, promosi dan distribusi sejumlah ide, barang, dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang mampu memuaskan tujuan individu dan organisasi. (Lamb, Hair, Mc Daniel : 2001,6)

Pemasaran menurut Miller dan Layton dalam Tjiptono (2005:2) adalah sistem total aktivitas bisnis yang dirancang untuk merencanakan, menetapkan harga,


(25)

mempromosikan, dan mendistribusikan produk, jasa, dan gagasan yang mampu memuaskan keinginan pasar sasaran dalam rangka mencapai tujuan organisasional.

C. Strategi Pemasaran

Tjiptono (2003:3) mengatakan bahwa: Istilah strategi berasal dari kata Yunani strategi (stratos = militer; dan ag = memimpin), yang artinya seni atau ilmu untuk menjadi seorang Jenderal. Strategi juga bisa diartikan sebagai suatu rencana untuk pembagian dan penggunaan kekuatan militer dan material pada daerah-daerah tertentu untuk mencapai tujuan tertentu. Strategi militer didasarkan pada pemahaman akan kekuatan dan penempatan posisi lawan, karakteristik fisik medan, kekuatan dan karakter sumber daya yang tersedia, sikap orang-orang yang menempati teritorial tertentu, serta antisipasi terhadap setiap perubahan yang mungkin terjadi.

Konsep strategi militer di atas jika diadaptasi dan diterapkan dalam dunia bisnis seperti yang dilakukan oleh Tzu, Hannibal, dan Clausewitz menggambarkan arah bisnis yang mengikuti lingkungan yang dipilih dan merupakan pedoman untuk mengalokasikan sumber daya dan usaha suatu organisasi. Sedangkan konsep yang mendasari perencanaan strategi muncul pada tahun 1970-an sebagai tanggapan atas kejutan beruntun yang menghantam industri Amerika Serikat dimana pada waktu itu terjadi krisis, inflasi, stagnasi perekonomian, keunggulan kompetitif perusahaan Jepang, dan deregulasi industriindustri penting.

Kolter (2002:74) mengemukakan bahwa: Perencanaan strategis yang berorientasi pasar adalah proses manajerial untuk mengembangkan dan menjaga agar tujuan, keahlian, dan sumber daya organisasi sesuai dengan peluang pasar yang terus berubah. Tujuan perencanaan strategis adalah untuk membentuk serta menyempurnakan


(26)

usaha bisnis dan produk perusahaan sehingga memenuhi target laba dan pertumbuhan. Lebih lanjut Kotler (2002:74) mengemukakan bahwa: Perencanaan strategis memerlukan tiga kegiatan kunci. Pertama, pengelolaan unit-unit bisnis perusahaan sebagai portofolio investasi. Kedua, mengevaluasi kekuatan masing-masing unit bisnis secara tepat dengan mempertimbangkan tingkat pertumbuhan pasar dan posisi serta kesesuaian masing-masing perusahaan dan kegiatan kunci ketiga adalah strategi.

Berdasarkan perspektif yang pertama, strategi dapat didefinisikan sebagai program untuk menentukan dan mencapai tujuan organisasi serta mengimplementasikan misinya. Untuk itu manajer memiliki peran aktif, sadar dan rasional dalam merumuskan strategi organisasi, strategi ini lebih banyak diterapkan dalam lingkungan yang turbulen dan selalu mengalami perubahan. Sedangkan berdasarkan perspektif kedua, strategi didefinisikan sebagai pola tanggapan atau respon organisasi terhadap lingkungannya sepanjang waktu. Pandangan ini lebih cocok diterapkan pada manajer yang bersifat reaktif, yaitu manajer yang hanya menanggapi dan menyesuaikan diri terhadap lingkungan secara pasif manakala dibutuhkan.

Strategi secara eksplisit merupakan kunci keberhasilan dalam menghadapi perubahan lingkungan bisnis, strategi memberikan kesatuan arah bagi semua anggota organisasi, bila konsep strategi tidak jelas maka keputusan yang diambil akan bersifat subyektif atau berdasarkan intuisi belaka dan mengabaikan keputusan yang lain. Strategi pemasaran adalah serangkaian tindakan terpadu menuju keunggulan kompetitif yang berkelanjutan. Faktor-faktor yang mempengaruhi strategi pemasaran adalah faktor mikro, yaitu perantara pemasaran, pemasok, pesaing dan masyarakat, faktor makro, yaitu demografi/ekonomi, politik/hukum, teknologi/fisik dan sosial/budaya.


(27)

D. Multi Level Marketing ( MLM)

Clothier dalam Faisol (2003:26) mengemukakan rumusan dasar dari MLM adalah suatu cara atau metode menjual barang secara langsung kepada pelanggan melalui jaringan yang dikembangkan oleh para distributor lepas yang memperkenalkan para distributor berikutnya, pendapatan yang dihasilkan terdiri dari laba eceran dan laba grosir ditambah dengan pembayaran-pembayaran berdasarkan penjualan total kelompok yang dibentuk oleh sebuah distributor.

Multi level marketing adalah jalur alternatif bagi perusahaan untuk

mendistribusikan produk dan jasanya ke pasaran (jalur distribusi yang lain termasuk supermarket, toko retail, door to door sales dan lain-lain). Ada beberapa alasan perusahaan memilih MLM untuk mendistribusikan produknya yaitu:

1. Biaya overhead yang rendah

Perusahaan MLM tidak seperti perusahaan retail, tidak perlu mengalokasikan dana yang besar dalam advertising untuk menarik customer. Sebagai penggantinya, dana dialihkan untuk memberikan komisi bagi distributor untuk memasarkan produk ke

customer. Selain itu, perusahaan hanya perlu memberikan komisi bagi distributor

berdasarkan hasil, yaitu dari persentasi dari produk yang terjual. 2. Biaya overhead distribusi yang rendah

Typical distribusi melalui retail menggunakan serangkaian regional, negara,

kota, dan retailer lokal untuk mendistribusikan barang-barang. Masing-masing perlu mendapatkan keuntungan dan melakukan mark up harga dari barang.

Jalur distribusi yang tidak menggunakan sistem MLM adalah:

manufacturer –> transporter –> wholesaler –> retailer –> advertisers –> customers


(28)

manufacturer –> representative –> customer

3. Tingkat pertumbuhan yang tinggi

Perusahaan MLM yang diatur dengan baik bisa berkembang dengan tingkat pertumbuhan 20%, 50%, bahkan 100% tiap bulan.

4. Tim sales dan marketing yang termotivasi.

Ada banyak sekali produk yang membanjiri pasaran. Dibutuhkan dana marketing yang besar untuk bisa memperoleh tempat di customer. Selain itu banyak produk yang membutuhkan penjelasan yang rinci dibandingkan dengan yang dapat dilakukan di iklan TV selama 30 detik.

MLM bagi perorangan bisa memberikan kesempatan untuk mempunyai sumber penghasilan tambahan yang jika disertai dengan kerja keras, bisa menjadi sumber penghasilan yang cukup signifikan. MLM adalah tentang “banyak orang melakukan bagiannya masing-masing yang sedikit”. Dalam MLM, komisi tidak hanya didapatkan hasil penjualan secara langsung namun juga secara tidak langsung yaitu didapatkan juga dari hasil penjualan orang yang dibawa ke perusahaan. Dengan mendapatkan persentasi hasil dari banyak orang, penghasilan akan berkembang sampai hasil yang sangat besar.

Faisol (2003:8) ada beberapa sistem pemasaran yang diterapkan oleh perusahaan yang menggunakan sistem Multi Level Marketing (MLM). Namun, sistem ini melanggar norma bisnis dan kemanusiaan diantaranya adalah:

1. Skema Piramida dan Investasi Berantai

Ciri-ciri khusus dari sistem piramida dan investasi berantai yang mudah dikenali adalah sebagai berikut:

a. Pungutan biaya pendaftaran anggota relatif jauh lebih besar dan sebagian dipergunakan untuk memberikan kompensasi (bonus atau komisi) kepada


(29)

orang-orang yang merekrut anggota baru. Akibatnya, anggota perusahaan yang nenggunakan skema piramida ini lebih sibuk melakukan perekrutan dan melalaikan tanggung jawab untuk melakukan penjualan produk dan memberikan pelayanan kepada pelanggan.

b. Setiap anggota diharuskan untuk melakukan pembelian produk dalam jumlah besar dan dengan potongan harga setinggi mungkin sebelum (sementara harga produk umumnya telah “disesuaikan” secara tidak wajar) menerima pesanan dari pelanggan atau distributor lainnya.

c. Ketidakpedulian perusahaan dan distributor independennya terhadap kualitas produk dan kepuasan pelanggan, sehingga konsumen cenderung menjadi korban. Ketidakpedulian ini juga tampak nyata karena banyak distributor yang telah memesan produk dengan syarat menjadi anggota semata, kemudian tidak pernah mengambil produk tersebut dari perusahaan. Sementara perusahaan acap kali kehabisan stock produk tertentu dan lalai untuk menyediakannya dalam kurun waktu yang dijanjikan.

d. Tidak adanya perjanjian atau kontrak tertulis antara perusahaan dengan distributornya.

e. Tidak adanya pelatihan dan sistem pendidikan yang sistematis dan berkesinambungan untuk para distributor. Perusahaan dan para pemimpin jaringan tidak menunjukkan tanggung jawab moral untuk mengembangkan sumber daya manusianya secara sungguh-sungguh.

f. Dilanggarnya prinsip umum MLM yakni semua anggota memiliki peluang yang sama untuk mendapatkan keuntungan dari penjualan produk atau jasa. Dalam skema piramida, mereka yang mendaftar belakangan kurang ataupun tidak


(30)

memiliki sama sekali peluang untuk mendapatkan keuntungan. Setiap keberhasilan seseorang harus dibayar dengan kegagalan sejumlah orang lain yang bergabung belakangan.

2. Sistem Binari

Sistem binari dapat dikatakan anak kembar dari sistem pemasaran berskema piramida dan investasi berantai yaitu dikembangkan berdasarkan pola perekrutan dua orang (dua kaki) yang diduplikasi terus menerus, termasuk “kreativitas” pengusaha-pengusaha tak bermoral dalam merekayasa sistem MLM. Dengan jelas perusahaan yang menggunakan sistem ini memberikan keuntungan kepada distributornya dari hasil perekrutan semata. Suatu hal yang jelas-jelas melanggar aturan World Federation of Direct Selling Association (WFDSA).

E. Strategi Pemasaran Multi Level Marketing (MLM)

Faisol (2003:61) seorang distributor/peniaga MLM yang menghendaki kesuksesan harus memiliki strategi MLM. Strategi yang bagaimana dan sejauh mana suatu strategi dapat menghantarkan peniaga menuju suatu kesuksesan? Berkenaan dengan strategi tersebut berikut ini berbagai hal yang harus diperhatikan yaitu:

1. Bagaimana membina diri seorang distributor agar menjadi orang yang ahli dalam perniagaan MLM.

2. Tumbuhkan pemahaman dan pengetahuan bahwa seorang distributor adalah pemimpin untuk dirinya sendiri.

3. Bagaimana dan apa saja yang harus direncanakan dalam merancang pembentukan dan pembinaan jaringan.


(31)

4. Bagaimana melakukan pembinaan untuk melahirkan pemimpin-pemimpin dalam setiap rangkaian/jaringan/kumpulan.

5. Apa yang harus diupayakan agar pembinaan dapat dilakukan hingga ke rangkaian/jaringan/kumpulan yang terbawah.

6. Bagaimana mengupayakan penjualan secara terencana serta menetapkan sasaran atau target penjualan dari bulan ke bulan.

Setelah memahami pemaparan di atas, berikut ini sekurang-kurangnya terdapat empat langkah kongkret yang harus direalisasikan sebagai strategi pemasaran MLM:

a. Membangun jaringan (network)

b. Melakukan pembinaan pada setiap distributor

c. Melakukan langkah-langkah pembangunan dan pembinaan jaringan (kelompok) dalam jaringan

d. Presentasi

a. Membangun jaringan (network)

Membangun jaringan dapat diwujudkan dengan proses penggandaan/duplikasi yang pelaksanaannya dapat melalui dua cara atau bentuk yaitu:

1. Mendalam 2. Melebar

Membangun jaringan secara mendalam apabila proses penggandaan/duplikasi dilakukan secara mendalam (ke bawah). Jaringan yang terbentuk dengan cara ini bonus yang diterima hanya sekedar royalti. Sedangkan untuk memperoleh hasil maksimal, selain cara mendalam tadi, juga dilakukan melalui cara atau bentuk melebar. Melebar merupakan prestasi murni, dimana semakin besar omset penjualan


(32)

maka semakin besar komisi yang diterima. Sebab komisi ini diambil dari keuntungan produk, bukan dari uang pendaftaran.

b. Melakukan pembinaan pada setiap distributor

Ibarat suatu tanaman, agar tumbuh dengan subur dan cepat berbuah perlu dipupuk dan menyiangi rumput liar yang dapat mengganggu proses pertumbuhannnya. Begitupun dengan jaringan yang dibangun, mereka adalah orang-orang yang perlu terus dibina agar mereka “tumbuh dan berbuah.”

Kuatnya hubungan diantara mereka menjadi modal dasar kemitraan yang saling menguntungkan serta menjadi salah satu ciri keberhasilan dalam menjalankan bisnis ini. Pembinaan ini dapat dilakukan melalui berbagai cara diantaranya:

1. Melakukan hubungan atau komunikasi secara terus-menerus, menanyakan kendala yang dihadapi dan memberikan solusinya, serta menawarkan bantuan yang sekiranya diperlukan dan memungkinkan.

2. Monitoring, yaitu melakukan pengamatan, penilaian, evaluasi, dan memberikan

suntikan motivasi.

3. Reward, atau menunjukkan penghargaan terhadap keberadaan mereka serta hasil

atau upaya yang telah mereka lakukan.

Seorang distributor dalam melakukan pembinaan tentunya perlu menunjukkan sikap kepemimpinan. Sedikitnya ada sembilan sikap yang harus dimiliki:

1. Bersikap positif

2. Senantiasa memiliki semangat yang berkobar 3. Memiliki rasa percaya diri dan optimisme 4. Berani menghadapi kendala dan rintangan 5. Kooperatif atau senang diajak kerjasama


(33)

6. Mampu memberikan solusi bagi jaringannya 7. Kreatif dan inovatif

8. Mampu memotivasi

9. Simpatik, berwibawa dan bisa dipercaya

c. Melakukan langkah-langkah pembangunan dan pembinaan jaringan (kelompok) dalam jaringan.

Langkah-langkah pembangunan jaringan dalam jaringan dan pembinaan adalah hal yang sangat menentukan keberhasilan seorang distributor dalam bisnis ini terutama sekali dikaitkan dengan keberhasilannya dalam mencapai peringkat dan tentunya bonus yang akan diterimanya.

d. Presentasi

Presentasi dalam dunia bisnis MLM merupakan salah satu bagian dari strategi MLM. Setiap distributor yang ingin membangun, membina dan terus mengembangkan jaringannya, maka pada gilirannya ia dituntut untuk mampu melakukan presentasi.

Secara umum hal yang sangat mendasar untuk menjadi seorang presenter bisnis MLM yang berhasil dalam melakukan presentasinya sekurang-kurangnya meliputi:

1. Memiliki kemampuan dalam berkomunikasi dan menerapkan teknik komunikasi yang baik dan benar.

2.Menguasai persoalan bisnis MLM secara umum dan bisnis MLM yang dipresentasikan (yang dimasuki)

3.Tidak kaku dan tegang serta sesekali menunjukkan sikap humoris 4.Memahami siapa saja audiens.


(34)

5.Mengetahui kondisi ruangan atau tempat dimana presentasi diadakan 6.Mengetahui alat bantu apa saja tyang dibutuhkan

7.Menunjukkan sikap yang menarik dan simpati

F. Pendapatan

Pengertian pendapatan menurut Simanora (2000 : 24) adalah kenaikan aktiva perusahaan atau penurunan kewajiban perusahaan (atau kombinasi antara keduanya) selama periode tertentu yang berasal dari pengiriman barang-barang, penyerahan jasa, atau kegiatan-kegiatan lainnya yang merupakan kegiatan sentral perusahaan. Pada intinya pendapatan merupakan arus masuk sumberdaya yang berasal dari kegiatan-kegiatan usaha perusahaan dan umumnya diakibatkan oleh penyelesaian pertukaran ekonomi, manakala sebuah perusahaan menjualprodukproduknya atau menyerahkan suatu jasa kepada pihak lainnya, perusahaan menerima aktiva. Pendapatan adalah peningkatan jumlah aktiva atau penurunan kewajiban yang timbul dari penyerahan jasa / barang atau aktivitas usaha lainnya dalam suatu periode. Pendapatan merupakan jumlah yang dibebankan kepada langganan atas penjualan barang atau penyerahan jasa yang dilakukan (Soemarso,1999 : 274).

Sedangkan menurut Sugiri (2002 : 90) pendapatan adalah tiap-tiap tambahan aktiva atau pengurangan kewajiban yang timbul karena usaha perusahaan, baik berupa penyerahan jasa-jasa maupun penjualan barang. Pendapatan adalah uang yang diterima oleh segenap orang yang merupakan balas jasa untuk faktor-faktor produksi (Kaslan A. Tohir, 1982:236).

Biro pusat statistik (BPS), merinci pendapatan dalam kategori sebagai berikut: 1. Pendapatan berupa uang yaitu pendapatan :


(35)

a. Dari gaji dan upah yang diperoleh dari kerja pokok, kerja sampingan, kerja lembur dan kerja kadang-kadang.

b. Dari hasil usaha sendiri berupa hasil bersih dari usaha sendiri dan penjualan dari kerajinan rumah.

c. Dari hasil investasi yakni pendapatan yang diperoleh dari hak milik tanah. d. Dari keuntungan sosial yakni pendapatan yang diperoleh dari kerja sosial. 2. Pendapatan berupa barang yaitu pendapatan berupa :

a. Bagian pembayaran upah dan gaji yang berbentuk beras, pengobatan, transportasi, perumahan dan rekreasi.

b. Barang yang diproduksi dan dikonsumsi dirumah antara lain pemakaian barang yang diproduksi dirumah dan sewa yang seharusnya dikeluarkan terhadap rumah sendiri yang ditempati.

Menurut BPS hasil survei tahun 1990 menggolongkan pendapatan penduduk dalam 4 golongan, yaitu :

a. Golongan berpendapatan rendah, bila rata-rata pendapatannya kurang dari Rp 150.000,00 perbulan

b. Golongan berpendapatan sedang, bila rata-rata pendapatannya Rp 150.000,00 sampai Rp 450.000,00 perbulan

c. Golongan yang berpendapatan menengah, bila rata-rata pendapatannya Rp 450.000,00 sampai Rp 900.000,00 perbulan

d. Golongan berpendapatan tinggi, bila rata-rata pendapatannya lebih dari Rp 900.000,00 perbulan (BPS, 1990:181).


(36)

Penggolongan pendapatan dalam masyarakat ada tiga, yaitu:

a. Pendapatan pokok diartikan sebagai pendapatan yang diperoleh dari upah sebagai kerja pokok.

b. Pendapatan tambahan yaitu pendapatan yang diperoleh selain dari pendapatan pokok.

c. Pendapatan lain-lain yaitu pendapatan yang diperoleh selain dari pendapatan pokok dan pendapatan sambilan.

Pendapatan masyarakat pada umumnya tidak hanya berasal dari satu sumber saja, melainkan dari beberapa sumber. Adapun sumber-sumber pendapatan masyarakat itu dapat dikelompokkan menjadi :

a. Penghasilan dari pekerjaan yaitu penghasilan dari pekerjaan dalam hubungan kerja dan pekerjaan bebas seperti penghasilan dari praktek dokter atau guru. b. Penghasilan dari kegiatan usaha melalui sarana perusahaan.

c. Penghasilan dari modal yaitu penghasilan yang dikerjakan sendiri, misal dari penghasilan yang diperoleh dari pengerjaan tanah.


(37)

BAB III

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

A. Sejarah Perusahaan

PT.K-LINK Indonesia didirikan di saat-saat pada transisi antara era lama dan era baru. Selain membawa tradisi pengetahuan tentang kasih sayang dan perikemanusiaan dari abad terakhir yang telah berlalu, K-LINK bertujuan untuk membantu para distributor/anggota untuk mengembangkan pengetahuan ekonomi dari kedua abad yang telah bergabung bersama dan menghasilkan jumlah keuntungan yang sangat menakjubkan. Inilah harapan dan prinsip kerja yang diterapkan oleh PT.K-LINK Indonesia.

Pertimbangan perusahaan dalam membina bisnis global adalah jelas. Perusahaan ini memberi arahan dan dukungan penuh kepada para usahawan untuk mengembangkan K-LINK Indonesia ke pasar internasional. Selain memberikan kesadaran tentang arti kesehatan dan kecantikan, perusahaan juga berharap K-LINK dapat memainkan peranan penting dalam bisnis penjualan langsung secara global untuk memenuhi wawasan menjadi perusahaan penjual langsung yang bertaraf internasional. K-LINK perlu menanamkan semangat bermurah hati, keberanian, ketekunan dan perencanaan yang baik kepada setiap anggotanya.

Sebagai perusahaan penjual langsung yang bersemangat kuat, unggul dan berstrategi, K-LINK Indonesia juga dilengkapi dengan wawasan yang luas dan manajemen yang berkonsepkan profesionalisme. Perusahaan yang telah berdiri sejak 8 tahun yang lalu ini mempunyai visi, yaitu “Mari kita melangkah bersama. Dengan kerjasama dan peluang global, kita akan meraih masa depan yang cerah dan menikmati


(38)

gaya hidup sehat bersama K-LINK”, dan misi, yaitu: Untuk mewujudkan jaringan usaha di tingkat internasional dalam memenuhi komitmen serta bertanggung jawab terhadap para pengguna, usahawan, karyawan, pemegang saham dan rekan usaha dalam menjalankan kewajiban dan tanggung jawab kepada masyarakat dan negara”.

PT.K-LINK Indonesia mempunyai wawasan, antara lain: 1. Terdaftar di bursa saham

2. Pabrik berstatus GMP 3. . Bisnis bersifat Global

4. . Menguasai sebagian besar pasar 5. Memiliki gedung sendiri

6. Melahirkan jutawan-jutawan “Crown Ambassador”.

Falsafah K-LINK Indonesia akan diselaraskan berdasarkan budaya, bangsa, adat, agama, usia dan latar belakang pendidikan. K-LINK membangun budaya saling mengasihi di antara para usahawan dan pihak manajemen dengan menanamkan sifat keikhlasan, keyakinan dan kemauan. Perusahaan yang berpusat di Jl.Prof DR.Saharjo No 161, Tebet, Jakarta ini mempunyai falsafah, yaitu:

1. Memberikan sumbangsih kepada masyarakat dan negara

2. Mengutamakan para pengguna. Semua rencana dan kebijakan adalah demi kebaikan semua pihak

3. Mempererat hubungan di kalangan rekan usaha, pelanggan, usahawan adalah asas dalam menjalankan usaha jangka panjang

4. Kami yakin bahwa memasarkan produk yang berkualitas tinggi adalah faktor penggerak utama


(39)

6. Berilmu adalah asas dalam meraih kesuksesan 7. Strategi "Win-win" adalah tujuan operasi kita

Perusahaan ini juga telah banyak menerima penghargaan dan pengakuan dari dunia internasional. Ini membuktikan bahwa PT.K-LINK Indonesia adalah perusahaan yang berkomitmen dan tidak perlu diragukan lagi. Beberapa penghargaan yang telah diterima oleh PT.K-LINK Indonesia, antara lain:

1. 10 Influential System in Asia Pacific Regional Award 2. Best Global Network Company Award

3. Honesty Enterprise Award 4. Economic Conference

B. Struktur Organisasi

STRUKTUR ORGANISASI PT.K-LINK

Gambar 3.1 : Struktur Organisasi PT.K-LINK Sumber : www.k-link.co.id (diolah, 2010)

PRESIDENT DIRECTOR

GROUP FINANCE DIRECTOR

GROUP EXECUTIVE

DIRECTOR

GROUP MANAGING

DIRECTOR

GROUP GENERAL DIRECTOR

SENIOR MANAGER SENIOR

MANAGER SENIOR

MANAGER

SENIOR MANAGER


(40)

C.Produk PT.K-LINK Indonesia

PT.K-LINK Indonesia mempunyai bermacam-macam produk yang bermutu baik sebagai makanan dan minuman kesehatan, produk-produk UIE (Universe Induced

Energy), produk perawatan kecantikan, produk perawatan kesehatan, maupun beragam

produk-produk handal lainnya. Berikut adalah beberapa contoh produk yang diproduksi oleh PT.K-LINK Indonesia:

1. Makanan Kesehatan

a. Gamat Extract Emulsion

Prof. Madya DR. Hassan Yaacob dan tim dari Universitas Kebangsaan Malaysia selama 7 tahun telah melakukan penelitian terhadap khasiat ekstrak gamat. Penelitian dilanjutkan dengan kerja sama dengan Universitas Kyoto dan Universitas Nihon, Tokyo. Gamat telah terbukti banyak sekali manfaatnya bagi kesehatan.

b. K-Omega Squa

K-OmegaSqua merupakan suplemen yang sangat bermanfaat untuk membantu menjaga kesehatan jantung, kulit dan otak manusia. K-OmegaSqua mengandung tiga unsur yang bekerja secara maksimal dan sinergis untuk menjaga kesehatan jantung, kulit dan otak.

c. Organic K-Biogreen

Organic K-BioGreen merupakan makanan organik khusus yang mengandung 58 jenis bahan yang unik seperti kacang, biji-bijian, sayur-sayuran, rumput laut dan bifido-bacteri serta enzim makanan. Manfaat Organic K-Biogreen adalah meningkatkan sistim imunitas dan sistim endokrin, membersihkan system pencernaan dan menjaga


(41)

organ dalam, menurunkan kadar kolesterol dan mencegah penyakit jantung, mencegah sel kanker dan mengaktifkan sel tubuh, meningkatkan metabolisme tubuh, mengurangi stress dan meningkatkan daya ingat, memberikan kelembaban bagi kulit dan mencegah alergi kulit, menurunkan berat badan, serta mengembalikan kecantikan secara alami.

2. Minuman Kesehatan a. UIE Liquid Chlorophyl

K-Liquid Chlorophyll adalah minuman kesehatan (Herbal Drink) yang bahan utamanya adalah sari klorofil dari daun Alfalfa (Medicago sativa), suatu herbal bernilai nutrisi tinggi.

b. K-Link Liquid Organic Spirulina

Spirulina adalah tumbuhan Mikro Ganggang yang telah hidup sejak 3,6 milyar tahun yang lalu. Spirulina merupakan sumber nutrisi alami yang paling lengkap dibandingkan dengan sumber nutrisi lain yang pernah ada.

c. K-Link Teh Rooibos SOD

K-Link Teh Rooibos SOD berfungsi untuk menguatkan tulang dan gigi, memperlancar metabolisme, meningkatkan oksigen dan memperlancar peredaran darah, meningkatkan kesuburan pria dan wanita (Beta Gamat

Emulsion), menyegarkan system syaraf, serta meningkatkan kesehatan


(42)

3. Perawatan Kesehatan a. K-Link Kino

K-LINK KINO adalah koyo yang berfungsi untuk menyerap racun dalam tubuh yang beredar bersama aliran darah. K-LINK KINO merupakan suatu inovasi yang mengagumkan dalam metode penyembuhan Fisioterapi praktis, yang menggabungkan aneka ramuan berkhasiat dengan penerapan titik-titik akupuntur dibagian telapak kaki. K-LINK KINO dapat mengatasi berbagai gangguan kesehatan secara tuntas dan efektif tanpa efek samping.

b. Gamat Vitagel

Bahan tradisional yang dapat melembutkan kulit, membantu menyembuhkan luka-luka ringan, cedera, bengkak (peradangan), menghilangkan jerawat.

c. K-Link Riddance

Manfaat-manfaat K-Link Riddance adalah sebagai berikut:

Pembersihan dan melancarkan aliran darah, membersihkan usus dan memperbaiki sifat peristaltik usus,meningkatkan daya detoksifikasi alami pada tubuh kita, penyeimbang fungsi organ, meningkatkan daya serap nutrisi, serta memperlambat proses penuaan.

d. K-Link Propolis Platinum

K-Link Propolis Platinum memiliki keunggulan berupa mencegah berbagai jenis penyakit (Antibiotik Alami), mengurangai rasa sakit peradangan dan demam, membantu mengatasi masalah infeksi pada telinga, mempercepat proses pertumbuhan sel dan penyembuhan,


(43)

membantu proses penyerapan makanan, mengatasi iritasi kulit, memiliki aktifitas sebagai antibakteri, serta menurunkan tekanan darah dan memulihkan efek radiasi.

e. K-Sauda VCO

Manfaat K-Sauda VCO adalah meningkatkan daya tahan tubuh, berfungsi sebagai antivirus influenza, hepatitis, lupus dan herpes, antibakteri Pneumonia , radang tenggorokan, gonorrhoe, antiparasit dan jamur penyebab cacingan, eksim, diare, melindungi tubuh dari serangan tumor dan kanker, membantu penyembuhkan prostat dan tiroid, serta menjaga kesehatan kulit dan rambut.

4. Perawatan Kecantikan

a. K BEAUCARELINE Bioxy Super Essence

K-BeauCareline seri perawatan kulit adalah formulasi khusus dari bahan alam untuk menjaga keindahan dan kesehatan kulit. Merupakan suatu pilihan yang tepat untuk kulit sehat, kencang dan kelihatan awet muda b. K BEAUCARELINE Foam Cleander

Diformulasikan khusus dari asam amino protein gandum, mengandung tinggi kadar gliserin dan xylitol untuk memberikan kelembaban pada kulit.

5. Perawatan Pribadi

a. K-Chlorophyll Care Transparant Soap

K-Chlorophyll Care Transparant Soap adalah produk sabun untuk perawatan kecantikan kulit wajah dan tubuh dengan formulasi yang sesuai untuk kulit orang Asia. Memberikan zat-zat gizi dan nutrisi yang


(44)

sangat diperlukan kulit dan membantu memelihara kulit dengan mempertahankan kelembaban kulit serta membantu pertumbuhan sel-sel baru jika terjadi kerusakan sel kulit.

b. All White Blue Toothpaste Cool Mint

All White Blue Toothpaste Cool Mint merupakan produk pasta gigi yang diciptakan dengan teknologi tinggi abad 21 yang diformulasikan secara ilmiah untuk perlindungan terhadap kebersihan gigi.

c. K-Link Puyikang

Manfaat K-Link Puyikang diantaranya adalah mengatasi berbagai masalah keputihan, mengatasi masalah iritasi, mengurangai nyeri, mengurangai infeksi jamur pada vagina, serta mengatur siklus bulanan. 6. Produk-Produk Lain

a. K-Link Elegance Tudung

Manfaat K-Link Elegance Tudung adalah melegakan sakit kepala, mengurangi kesulitan tidur, mengurangi bau pada kepala, mengurangi perasaan yang tidak enak, menghilangkan kelesuan, menghilangkan keletihan dan lemah anggota badan, serta menjaga kesegaran rambut dan kepala bagi yang berjilbab.

b. K-Energy Socks

K-Energy Socks berfungsi sebagai anti bakteri penyebab bau kaki, anti kuman dan anti jamur, memperbaiki sirkulasi udara dalam kaki, serta memperlancar aliran darah di kaki.


(45)

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Penulis dalam menganalisis dan mengevaluasi data menggunakan 2 (dua) metode yaitu metode deskriptif dan metode kuantitatif. Analisis deskriptif digunakan untuk melihat persepsi responden dan karakteristik responden penelitian, sedangkan analisis statistik digunakan untuk melihat pengaruh strategi pemasaran multi level marketing (MLM) terhadap pendapatan anggota pada PT K-LINK Cabang Medan.

A. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas

Kualitas hasil penelitian yang baik sudah semestinya diperoleh jika rangkaian penelitian dilakukan dengan baik. Perencanaan yang matang mutlak dengan alat penelitian seperti daftar pertanyaan yang digunakan harus dalam kondisi baik. Valid artinya data-data yang diperoleh dengan penggunaan instrumen penelitian dapat menjawab tujuan penelitian. Reliabel artinya data yang diperoleh konsisten atau stabil. Agar data yang diperoleh valid dan reliabel maka dilakukan uji validitas dan reliabilitas.

1. Uji Validitas

Uji validitas dilakukan dengan menggunakan program SPSS 15 for windows dengan kriteria sebagai berikut :

a. Jika rhitung positif atau rhitung > rtabel, maka butir pertanyaan tersebut valid. b. Jika rhitung negatif atau rhitung < rtabel, maka butir pertanyaan tersebut tidak valid. c. Nilai rhitung dapat dilihat pada kolom Corrected Item Total Correlation.

Penyebaran kuisioner khusus dalam uji validitas dan reliabilitas diberikan kepada 30 orang diluar responden penelitian. Nilai tabel r dengan ketentuan df = jumlah kasus = 30 dan tingkat signifikansi sebesar 5%, angka yang diperoleh = 0,361.


(46)

Ite m-Total Sta tisti cs

73.2667 27.306 .154 .820 72.8333 25.316 .581 .790 72.6667 26.989 .438 .800 72.6333 26.930 .364 .803 72.8000 26.648 .535 .796 72.9333 27.926 .113 .819 72.7333 24.823 .665 .785 72.6333 25.895 .492 .795 73.4667 29.292 -.074 .832 72.9000 25.334 .642 .787 72.9000 28.162 .286 .807 73.2000 27.407 .166 .817 72.6000 25.490 .625 .789 72.8333 26.626 .409 .800 72.8333 25.523 .617 .789 72.9000 25.886 .538 .793 73.2000 27.752 .120 .820 72.8333 26.006 .525 .794 72.6333 24.516 .740 .780 VA R00001 VA R00002 VA R00003 VA R00004 VA R00005 VA R00006 VA R00007 VA R00008 VA R00009 VA R00010 VA R00011 VA R00012 VA R00013 VA R00014 VA R00015 VA R00016 VA R00017 VA R00018 VA R00019

Sc ale Mean if Item Deleted Sc ale Variance if Item Deleted Correc ted Item-Total Correlation Cronbach's Alpha if Item

Deleted Tabel 4.1

Uji Validitas

Sumber: Hasil pengolahan data primer (Kuesioner, SPSS versi 15.0, 2010)

Corrected item total correlation menunjukkan korelasi antara skor item dengan

skor total item yang dapat digunakan untuk menguji validitas instrumen. Untuk mengetahui validitas pada setiap pertanyaan, maka nilai pada kolom Corrected item

total correlation yang merupakan nilai rhitung dibandingkan dengan rtabel. Adapun pada α = 0,05 dengan derajat bebas df = 30, sehingga r (0,05;30), diperoleh rtabel adalah 0,361.

Tabel 4.1 juga menunjukkan bahwa butir pertanyaan 1, 6, 9, 11, 12, dan 17 tidak valid karena Corrected Item-Total Correlation lebih kecil dari 0,361. Maka ketiga pernyataan tersebut harus dikeluarkan dan dilakukan pengujian kembali, dapat dilihat pada Tabel 4.2 berikut.


(47)

Item-Total Statistics

50.2000 19.752 .618 .893 50.0333 21.551 .408 .901 50.0000 20.759 .495 .899 50.1667 21.316 .487 .899 50.1000 19.128 .742 .887 50.0000 20.000 .582 .895 50.2667 19.582 .725 .888 49.9667 20.171 .609 .894 50.2000 20.579 .519 .898 50.2000 19.821 .684 .890 50.2667 20.133 .604 .894 50.2000 19.890 .669 .891 50.0000 19.310 .724 .888 VAR00002 VAR00003 VAR00004 VAR00005 VAR00007 VAR00008 VAR00010 VAR00013 VAR00014 VAR00015 VAR00016 VAR00018 VAR00019

Scale Mean if Item Deleted Scale Variance if Item Deleted Corrected Item-Total Correlation Cronbach's Alpha if Item Deleted Tabel 4.2

Validitas Instrumen

Sumber: Hasil pengolahan data primer (Kuesioner, SPSS versi 15.0, 2010) Interpretasi item total statistic adalah:

1. Scale mean if item deleted menerangkan nilai rata-rata total jika variabel

tersebut dihapus, misalnya jika pernyataan (item) 2 dihapus maka rata-rata variabel sebesar 50,2 ; jika pernyataan (item) 3 dihapus maka rata-rata variabel bernilai 50,0 dan seterusnya.

2. Scale variance if item deleted menerangkan besarnya variance total jika variabel

(butir) tersebut dihapus. Misalnya item 2 dihapus maka besarnya adalah 19,7 sedangkan jika variabel (butir) item 3 dihapus adalah 21,5 dan seterusnya.

3. Corrected item-total correlation merupakan korelasi antar skor item dengan skor total item yang dapat digunakan untuk menguji validitas instrumen. Nilai pada kolom Corrected Item-Total Correlation merupakan nilai rhitung yang akan dibandingkan dengan rtabel untuk mengetahui validitas pada setiap butir


(48)

pernyataan. Jumlah kasus adalah 30; nilai tabel r dengan tingkat signifikansi sebesar 5% adalah 0,361.

Tabel 4.3

Validitas Instrumen II No. Butir

Instrumen

Corrected item total correlation

R tabel Keputusan

2 .618 0,361 Valid

3 .408 0,361 Valid

4 .495 0,361 Valid

5 .487 0,361 Valid

7 .742 0,361 Valid

8 .582 0,361 Valid

10 .725 0,361 Valid

13 .609 0,361 Valid

14 .519 0,361 Valid

15 .684 0,361 Valid

16 .604 0,361 Valid

18 .669 0,361 Valid

19 .724 0,361 Valid

Sumber: Hasil pengolahan data primer (Kuesioner, SPSS versi 15.0, 2010)

Ketentuan untuk pengambilan keputusan:

1. Jika rhitung > rtable, maka pertanyaan dinyatakan valid. 2. Jika rhitung < rtable, maka pertanyaan dinyatakan tidak valid.

3. rhitung dapat dilihat pada kolom Corrected Item-Total Correlation.

Penulis melakukan pengujian validitas kembali terlihat pada Tabel 4.3, seluruh pernyataan telah valid yaitu nilai Corrected item total correlation seluruhnya telah bernilai lebih besar dari 0,361. Maka seluruh pernyataan dalam penelitian dinyatakan valid.

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas diartikan sebagai keterpercayaan, keterandalan atau konsistensi. Hasil suatu pengukuran dapat dipercaya apabila dalam beberapa kali pelaksanaan pengukuran terhadap subjek yang sama diperoleh hasil yang relatif sama, artinya


(49)

Item-Total Statistics

50.2000 19.752 .618 .893

50.0333 21.551 .408 .901

50.0000 20.759 .495 .899

50.1667 21.316 .487 .899

50.1000 19.128 .742 .887

50.0000 20.000 .582 .895

50.2667 19.582 .725 .888

49.9667 20.171 .609 .894

50.2000 20.579 .519 .898

50.2000 19.821 .684 .890

50.2667 20.133 .604 .894

50.2000 19.890 .669 .891

50.0000 19.310 .724 .888

VAR00002 VAR00003 VAR00004 VAR00005 VAR00007 VAR00008 VAR00010 VAR00013 VAR00014 VAR00015 VAR00016 VAR00018 VAR00019

Scale Mean if Item Deleted Scale Variance if Item Deleted Corrected Item-Total Correlation Cronbach's Alpha if Item Deleted

Reliability Statistics

.901 13

Cronbach's

Alpha N of Items

mempunyai konsistensi pengukuran yang baik, dan suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel.

Pengujian dilakukan dengan menggunakan SPSS 15 for windows dengan kriteria sebagai berikut :

a. Jika ralpha positif atau lebih besar dari rtabel maka dinyatakan reliabel.

b. Jika ralpha negatif atau ralpha lebih kecil dari rtabel maka dinyatakan tidak reliabel. Hasil pengolahan dari uji reliabilitas dapat dilihat pada Tabel 4.4.

Tabel 4.4. Uji Validitas II

Sumber: Hasil pengolahan data primer (Kuesioner, SPSS versi 15.0, 2010)

Tabel 4.4. memperlihatkan bahwa semua variabel reliabel karena nilai Cronbach’s

Alpha diatas 0,361.

Tabel 4.5


(50)

Dari Tabel 4.5 dapat diketahui bahwa nilai ralpha sebesar 0,901 dan rtabel sebesar 0,80. Sehingga dapat disimpulkan bahwa nilai ralpha positif dan lebih besar dari rtabel (0,901 > 0,80) maka kuisioner tersebut dinyatakan reliabel dan dapat digunakan untuk penelitian.

Tabel 4.6

Reliabilitas Instrumen No.Butir

Instrumen

Cronbach's Alpha if Item Deleted

Cronbach's Alpha Keputusan

2 .893 0.80 Reliabel

3 .901 0.80 Reliabel

4 .899 0.80 Reliabel

5 .899 0.80 Reliabel

7 .887 0.80 Reliabel

8 .895 0.80 Reliabel

10 .888 0.80 Reliabel

13 .894 0.80 Reliabel

14 .898 0.80 Reliabel

15 .890 0.80 Reliabel

16 .894 0.80 Reliabel

18 .891 0.80 Reliabel

19 .888 0.80 Reliabel

Sumber: Hasil pengolahan data primer (Kuesioner, SPSS versi 15.0, 2010)

Ketentuan untuk pengambilan keputusan yaitu menurut Kuncoro, (2008:40) menyatakan instrumen dapat dikatakan reliabel (andal) bila memiliki nilai Cronbach

Alpha > 0,80. Tabel 4.6 dapat dilihat nilai Cronbach Alpha > 0,80. maka setiap variabel

dinyatakan reliabel.

B. Analisis Data

Analisis deskriptif dalam penelitian ini merupakan uraian atau penjelasan dari hasil pengumpulan data primer berupa kuisioner yang telah diisi oleh responden penelitian.


(51)

1. Analisis Deskriptif

a. Deskriptif Responden

Metode ini merupakan suatu metode analisis dimana data yang dikumpulkan pertama disusun, diklasifikasikan dan dianalisis sehingga akan memberikan gambaran yang jelas mengenai masalah yang sedang diteliti. Analisis deskriptif dalam penelitian ini merupakan uraian atau penjelasan dari hasil pengumpulan data primer berupa kuesioner yang telah diisi oleh responden penelitian. Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini diukur dalam Skala Likert untuk menanyakan pengaruh strategi pemasaran multi level marketing (MLM) terhadap pendapaan anggota pada PT.K-LINK cabang Medan. Jumlah seluruh pertanyaan adalah 19 butir . Responden penelitian adalah anggota PT.K-LINK cabang Medan.

Berdasarkan Tabel 4.7 di bawah, dapat dilihat bahwa :

a. Total responden adalah sebanyak 87 orang, berdasarkan jenis kelamin responden maka dapat diketahui 63 orang atau 72,41% responden adalah laki-laki dan 24 orang atau 27,59% responden adalah perempuan.

b. Berdasarkan usia dari responden diketahui bahwa responden yang berusia antara 21-32 tahun sebanyak 12,64%, responden yang berusia antara 33-44 sebanyak 52,87% dan responden yang berusia 45-56 sebanyak 34,49%. Hal ini menunjukan bahwa sebagian besar responden telah memasuki usia yang tua.

c. Berdasarkan masa kerja responden, dapat diketahui lama bekerja responden kurang dari 2 tahun sebanyak 24 orang dengan presentase 27,58%, kurang dari 5 tahun sebanyak 5 orang dengan presentase 51,73%, dan kurang dari 8 tahun sebanyak 1 orang dengan presentase sebesar 20,69%.


(52)

Tabel 4.7 Identitas Responden

No. Karakteristik Jumlah

Responden (mahasiswa)

%

1. Jenis Kelamin

Laki-laki 63 72,41

Perempuan 24 27,59

Jumlah 87 100

2. Usia (tahun) 21-32 11 12,64

33-44 46 52,87

45-56 30 3449

Jumlah 87 100

3. Lama Bekerja (tahun)

<2 24 27,58

<5 45 51,73

<8 18 20,69

Jumlah 87 100

Sumber : Hasil Penelitian, Juni 2010 (data diolah)

2. Deskriptif Variabel

Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan skala likert untuk menanyakan tanggapan responden mengenai strategi pemasaran muti level marketing (MLM) terhadap pendapatan anota pada PT.K-LINK cabang Medan.

Secara deskriptif persentase hasil penelitian dengan variabel-variabel yang diteliti terdiri dari variabel independen : Strategi Pemasaran (X) dan variabel dependen : Pendapatan Anggota (Y). Tanggapan responden diukur dengan menggunakan Skala Likert dengan 5 skor jawaban sebagai berikut:

Tabel 4.8 Skor Pertanyaan

No. Pernyataan Skor

1. Sangat Setuju 5


(53)

Sumber : (Sugiyono, 2006 : 86)

Secara keseluruhan, hasil jawaban dari butir-butir instrumen kuesioner dari variabel yang diteliti adalah sebagai berikut:

a. Strategi Pemasaran (X)

Tabel 4.9 Strategi Pemasaran

Butir Frekuensi

STS % TS % KS % S % SS %

1 0 0 0 0 0 0 34 39 53 61

2 0 0 0 0 0 0 45 51 42 49

3 0 0 0 0 0 0 60 68 27 32

4 0 0 0 0 0 0 54 62 33 38

5 0 0 0 0 0 0 45 51 42 49

6 0 0 0 0 0 0 37 42 50 58

7 0 0 0 0 0 0 32 36 55 64

8 0 0 0 0 0 0 58 66 29 34

9 0 0 0 0 0 0 65 74 22 26

10 0 0 0 0 0 0 43 49 44 51

Sumber: Hasil Penelitian Diolah, Juni 2010

Hasil jawaban kuesioner yang diperoleh dari 87 orang responden untuk variabel strategi pemasaran pada Tabel 4.9, yaitu:

a. Pada butir 1 (membentuk jaringan yang kuat) 39% Setuju, dan 61% menjawab Sangat Setuju. Pada butir ini tidak ada yang memilih jawaban Sangat Tidak Setuju, Tidak Setuju dan Kurang Setuju.

b. Pada butir 2 (jaringan menentukan peringkat) 68% Setuju, dan 32% menjawab Sangat Setuju. Pada butir ini tidak ada responden yang memilih jawaban Sangat Tidak Setuju, Tidak Setuju dan Kurang Setuju.

3. Kurang Setuju 3

4. Tidak Setuju 2


(54)

c. Pada butir 3 (distributor menjalin tali persaudaraan) 54% menjawab Setuju, dan 32% menjawab Sangat Setuju. Pada butir ini tidak ada responden yang memilih jawaban Sangat Tidak Setuju, Tidak Setuju dan Kurang Setuju..

d. Pada butir 4 (pembinaan membentuk peniaga yang handal) 62% menjawab Setuju, dan 38% menjawab Sangat Setuju. Pada butir ini tidak ada responden yang memilih jawaban Sangat Tidak Setuju, Tidak Setuju dan Kurang Setuju.

e. Pada butir 5 (pembinaan melahirkan pemimpin disetiap jaringan) 51% menjawab Setuju, dan 49% menjawab Sangat Setuju. Pada butir ini tidak ada responden yang memilih jawaban Sangat Tidak Setuju, Tidak Setuju dan Kurang Setuju.

f. Pada butir 6 (pembinaan untuk mampu melakukan presentasi) 42% menjawab Setuju, dan 58% menjawab Sangat Setuju. Pada butir ini tidak ada responden yang memilih jawaban Sangat Tidak Setuju, Tidak Setuju dan Kurang Setuju.

g. Pada butir 7 (pembinaan untuk memahami dan mengenal produk serta bisnis) 36% menjawab Setuju, dan 64% menjawab Sangat Setuju. Pada butir ini tidak ada responden yang memilih jawaban Sangat Tidak Setuju, Tidak Setuju dan Kurang Setuju.

h. Pada butir 8 (presentasi membuat banyak orang bergabung) 66% menjawab Setuju, dan 34% menjawab Sangat Setuju. Pada butir ini tidak ada responden yang memilih jawaban Sangat Tidak Setuju, Tidak Setuju dan Kurang Setuju.

i. Pada butir 9 (anda sering diminta untuk mengisi acara seminar) 74% menjawab Setuju, dan 26% menjawab Sangat Setuju. Pada butir ini tidak ada responden yang memilih jawaban Sangat Tidak Setuju, Tidak Setuju dan Kurang Setuju.


(55)

j. Pada butir 10 (anda sering merasa gugup saat melakukan presentasi) 49% menjawab Setuju, dan 51% menjawab Sangat Setuju. Pada butir ini tidak ada responden yang memilih jawaban Sangat Tidak Setuju, Tidak Setuju dan Kurang Setuju.

b. Pendapatan Anggota (Y)

Tabel 4.10 Pendapatan Anggota

Butir Frekuensi

STS % TS % KS % S % SS %

1 0 0 0 0 0 0 54 62 33 38

2 0 0 0 0 0 0 32 37 55 63

3 0 0 0 0 0 0 39 45 48 55

4 0 0 0 0 0 0 35 40 52 60

5 0 0 0 0 0 0 58 66 30 34

6 0 0 0 0 0 0 20 23 67 77

7 0 0 0 0 0 0 31 35 56 65

8 0 0 0 0 0 0 23 26 64 74

9 0 0 0 0 0 0 32 37 55 63

Sumber: Hasil Penelitian Diolah, Juni 2010

Hasil jawaban kuesioner yang diperoleh dari 87 orang responden untuk variabel media komunikasi pada Tabel 4.10, yaitu:

a. Pada butir 1 (bonus dilakukan secara adil) 62% menjawab setuju, dan 38% menjawab sangat setuju. Pada butir ini tidak ada responden yang memilih jawaban Sangat Tidak Setuju, Tidak Setuju dan Kurang Setuju.

b. Pada butir 2 (bonus dilakukan secara terbuka) 37% menjawab setuju, dan 63% menjawab sangat setuju. Pada butir ini tidak ada responden yang memilih jawaban Sangat Tidak Setuju, Tidak Setuju dan Kurang Setuju.


(56)

c. Pada butir 3 (bonus sesuai kerja keras anda) 45% menjawab sangat setuju, dan 55% menjawab sangat setuju. Pada butir ini tidak ada responden yang memilih jawaban Sangat Tidak Setuju, Tidak Setuju dan Kurang Setuju.

d. Pada butir 4 (insentif tidak menguranngi hak down line) 40% menjawab setuju, dan 60% menjawab sangat setuju. Pada butir ini tidak ada responden yang memilih jawaban Sangat Tidak Setuju, Tidak Setuju dan Kurang Setuju.

e. Pada butir 5 (jumlah down line menentukan pendapatan) 66% menjawab setuju, dan 34% menjawab sangat setuju. Pada butir ini tidak ada responden yang memilih jawaban Sangat Tidak Setuju, Tidak Setuju dan Kurang Setuju.

f. Pada butir 6 (memiliki kerja sama yang baik) 37% menjawab setuju, dan 63% menjawab sangat setuju. Pada butir ini tidak ada responden yang memilih jawaban Sangat Tidak Setuju, Tidak Setuju dan Kurang Setuju.

g. Pada butir 7 (produk yang dijual menentukan bonus) 35% menjawab setuju, dan 65% menjawab sangat setuju. Pada butir ini tidak ada responden yang memilih jawaban Sangat Tidak Setuju, Tidak Setuju dan Kurang Setuju.

h. Pada butir 8 (meningkatnya volume penjualan meningkatkan pendapatan) 26% menjawab setuju, dan 74% menjawab sangat setuju. Pada butir ini tidak ada responden yang memilih jawaban Sangat Tidak Setuju, Tidak Setuju dan Kurang Setuju.

i. Pada butir 9 (volume penjualan stabil) 50% menjawab setuju, dan 31% menjawab sangat setuju. Pada butir ini tidak ada responden yang memilih jawaban Sangat Tidak Setuju, Tidak Setuju dan Kurang Setuju.


(57)

Analisis regresi berganda dilakukan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y) pada anggota PT.K-LINK cabang Medan.

Tabel 4.11 Uji Regresi Sederhana

Coeffi cientsa

28.302 3.973 7.123 .000

.251 .091 .286 2.751 .007

(Const ant) SP Model 1

B St d. E rror Unstandardized

Coeffic ients

Beta St andardiz ed

Coeffic ients

t Sig.

Dependent Variable: PA a.

Sumber: Hasil pengolahan data primer (2010)

Berdasarkan hasil pengolahan regresi sederhana yang ditunjukkan dalam Tabel 4.11, maka diperoleh hasil regresi berganda sebagai berikut:

Y = 28,302 + 0,251 Strategi Pemasaran + e a.) Uji F (Uji Secara Serempak/ Simultan)

Uji F dilaksanakan untuk menguji apakah nilai pelanggan yang terdiri dari variabel strategi pemasaran multi level marketing (MLM) (X) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pendapatan anggota (Y).

Langkah- langkah pengujiannya adalah sebagai berikut: 1. Menentukan model hipotesis Ho dan Ha.

2. Mencari nilai Ftabel dengan cara menentukan tingkat kesalahan (α) dan menentukan derajat kebebasan.

3. Menentukan kriteria pengambilan keputusan.

4. Mencari nilai Fhitung dengan menggunakan bantuan aplikasi SPSS 15.0 5. Kesimpulan


(58)

Hasil pengujian:

1. Model hipotesis yang digunakan adalah:

Ho: bi = 0, artinya variabel bebas secara bersama- sama tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel terikat.

Ha: bi = 0, artinya variabel bebas secara bersama- sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel terikat.

2. Ftabel dapat dilihat pada α = 0,05

Dengan derajat pembilang = k-1 = 2 – 1 = 1

Derajat penyebut = n – k = 87 – 2 = 85, Ftabel 0,05 (3, 85) = 2,60

3. Mencari nilai Ftabel dengan menggunakn Tabel ANOVA dari hasil pengolahan

SPSS versi 15.0

Tabel 4.12 Uji F ANOV Ab

27.382 1 27.382 7.570 .007a 307.469 85 3.617

334.851 86 Regres sion Residual Total Model 1 Sum of

Squares df Mean S quare F Sig.

Predic tors: (Constant), SP a.

Dependent Variable: PA b.

Sumber: Hasil pengolahan data primer (Kuesioner, SPSS versi 15.0, 2010) Fhitung =

residual square mean regression square mean = 3,617 27,382 = 7,570

1. Kriteria pengambilan keputusan

Ho diterima jika Fhitung < Ftabel pada α = 0,05 Ha diterima jika Fhitung > Ftabel pada α = 0,05 2. Dari tabel ANOVA diperoleh Fhitung sebesar 7,570

Tabel 4. 13 Reliability Statistics


(1)

Menurut Sugiri (2002:90) pendapatan adalah tiap-tiap pertambahan aktiva atau pengurangan kewajiban yang timbul karena usaha perusahaan, baik berupa penyerahan jasa maupun penyerahan barang. Pendapatan adalah uang yang diterima oleh segenap orang yang merupakan balas jasa untuk faktor-faktor produksi (Kaslan A. Tohir, 1982:236).

Strategi pemasaran multi level marketing (MLM) mempunyai suatu tujuan yaitu merekrut sebanyak-banyaknya anggota dan membentuk suatu jaringan berdasarkan level atau pun tingkatan yang berbeda. Semakin banyak orang yang direkrut oleh seorang anggota, maka jaringan yang dibentuk oleh anggota tersebut akan semakin kuat (tabel 4.9). Strategi yang dimiliki oleh multi level marketing dapat pula menjaring orang-orang yang berbakat, misalnya di dalam hal presentasi, melakukan seminar-seminar, menjual produk-produk, dan menjadi seorang pemimpin dalam setiap jaringan yang dibentuknya. Semakin berbakat anggota tersebut biasanya ditunjukkan oleh semakin tinggi pula peringkatnya di perusahaan multi level marketing tersebut (tabel 4.9).

Sistem pemasaran multi level marketing juga menerapkan bahwa jaringan yang dibentuk oleh anggota-anggotanya akan menentukan pendapatan yang akan diterima, begitu juga dengan semakin banyak produk yang dijual oleh anggota dan jaringannya maka akan semakin besar pula pendapatan yang diperoleh anggota tersebut. Banyak dari anggota perusahaan lain mempunyai pendapat bahwa adanya ketidakadilan yang mereka terima dari tempat mereka bekerja, misalnya kontribusi yang mereka berikan tidak sesuai dengan hasil yang didapatkan, namun untuk penelitian ini responden menjawab bahwa pendapatan yang mereka terima dilakukan secara adil dan terbuka sesuai kontribusi yang diberikan (tabel 4.10).


(2)

BAB V


(3)

A. Kesimpulan

1. Strategi Pemasaran berpengaruh positif dan signifikan terhadap Pendapatan Anggota dengan koefisien regresi r = 0,281. Hal ini berarti bahwa dengan adanya Strategi Pemasaran yang baik maka akan meningkatkan Pendapatan Anggota.

2. Secara parsial Strategi Pemasaran mempunyai pengaruh dominan terhadap Pendapatan Anggota, dengan tingkat signifikansi 0,025, ini berarti Strategi Pemasaran sudah terbangun dengan baik sehingga menghasilkan Pendapatan Anggota pada PT.K-LINK cabang Medan.

B. Saran

1. Perusahaan perlu mempertahankan Strategi Pemasaran yang sudah baik dan terus ditingkatkan. Ada beberapa hal yang harus selalu diperhatikan yaitu, pembinaan untuk mampu melakukan presentase bisnis, pembinaan untuk mampu memahami dan mengenal produk serta bisnis, serta mampu membentuk jaringan bisnis yang kuat.

2. Demi meningkatkan Pendapatan Anggota, maka perusahaan harus selalu memperhatikan beberapa hal yaitu, mampu meningkatkan volume penjualan yang mengakibatkan meningkatnya pendapatan anggota, memiliki kerja sama yang baik serta produk yang dijual akan menentukan banyaknya bonus yang didapat oleh anggota.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi.2003. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Rineka 53


(4)

Charles W. Lamb, Joseph F. Hair, Carl McDaniel. 2001. Pemasaran, Edisi I, Salemba Empat, Jakarta.

Fahmi, Ismail.2005. Strategi Pemasaran Multi Level Marketing (MLM) Syariah Terhadap Peningkatan Pendapatan pada PT. Surcoindo Medan,

Faisol, Muhammad.2003. MLM Ideal Antara Konsep dan Strategi, Bahana Mandiri Sentosa, Jakarta.

Kotler, Philip dan Gary Amstrong.2001. Prinsip-Prinsip Pemasaran, Edisi 8, Erlangga, Jakarta.

Kuncoro, Mudrajat. 2003. Metode Riset Untuk Bisnis dan Ekonomi, Erlangga, Jakarta.

Simanora, Henry. 2000. Akuntansi Basis Pengambilan Keputusan Bisnis, Salemba Empat, Jakarta.

Soemarso. 1999. Akuntansi Suatu Pengantar, Rineka cipta, Jakarta. Sugiyono, 2005. Metode Penelitian Bisnis. Alfabeta, Bandung.

Sugiri, Slamet dan Agus riyono, Bogat. 2002. Akuntansi Pengantar I. Yogyakarta.

Tjiptono, Fandy. 2005. Pemasaran Jasa, Bayumedia Publishing, Malang. Tjiptono, Fandy. 2003. Strategi Pemasaran, Penerbit Andi, Yogyakarta.

www.k-link.co.id Company Profile PT.K-LINK Indonesia, Diakses oleh Bayu. 13 September 2009. Pukul 23.40 wib.

Indonesia, Diakses oleh Bayu. 28 Oktober 2009. Pukul 22.10 wib.

15.21 wib.

LEMBAR KUESIONER A. UMUM


(5)

Pertanyaan dalam kuesioner ini sebagai data untuk penyusunan skripsi saya dengan judul "Analisis Strategi Pemasaran Multi Level Marketing (MLM) Terhadap Pendapatan Anggota pada PT. K-LINK Indonesia Cabang Medan” pada Program Sarjana Ekonomi Universitas Sumatera Utara (USU). Dan saya mengharapkan kesediaan saudara untuk menjawabnya dengan baik. Terima kasih atas kerja samanya.

B. IDENTITAS RESPONDEN

Nama :

Jenis Kelamin :a. Pria b. Wanita

Lama bergabung dengan K-LINK : Keterangan :

SS = Sangat Setuju ST = Setuju

KS = Kurang Setuju TS = Tidak Setuju

STS = Sangat Tidak Setuju

Isilah kuesioner ini dengan tanda checklist (√ ) pada kolom yang tersedia. Variabel Strategi Pemasaran MLM

No Variabel Strategi Pemasaran MLM Syariah

SS ST KS TS STS

1 Strategi MLM mengharuskan Anda membentuk jaringan yang kuat. 2 Jaringan yang Anda bangun

menentukan peringkat Anda sebagai distributor.

3 Dalam membangun jaringan, Anda sebagai distributor harus dapat menjalin tali persaudaraan.

4 Pembinaan yang dilakukan kepada distributornya dapat membentuk distributor menjadi peniaga yang handal.


(6)

5 Pembinaan yang dilakukan PT K-LINK kepada distributornya, dapat melahirkan pemimpin-pemimpin dalam setiap jaringan.

6 PT K-LINK membina Anda untuk mampu melakukan presentasi. 7 Pembinaan yang dilakukan oleh up

line atau leader pada PT K-LINK, menjadikan Anda lebih memahami dan mengenal produk serta bisnis yang dijalankan oleh perusahaan. 8 Setelah Anda melakukan presentasi,

banyak orang yang tertarik bergabung dengan PT.K-LINK.

9 Anda sering diminta untuk mengisi acara seminar dari PT.K-LINK. 10 Anda sering merasa gugup saat

melakukan presentasi.

Variabel Pendapatan Anggota

No Variabel Pendapatan Anggota SS ST KS TS STS 1 Bonus yang diberikan oleh PT

K-LINK, dilakukan secara adil. 2 Bonus yang diberikan oleh PT

K-LINK, dilakukan secara terbuka. 3 Bonus yang Anda terima sesuai

dengan hasil kerja keras Anda. 4 Insentif yang diterima seorang

upline tidak mengurangi hak down line-nya.

5 Jumlah down line menentukan pendapatan Anda.

6 Anda memiliki kerja sama yang baik dengan down line Anda

7 Jumlah produk yang dijual menentukan bonus yang Anda dapatkan.

8 Meningkatnya volume penjualan perusahaan dapat meningkatkan pendapatan Anda.

9 Volume penjualan Anda stabil pada setiap bulannya.