TINJAUAN HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP HUKUMAN BAGI PELAKU TINDAK PIDANA PENANGKAPAN IKAN DENGAN POTASIUM CIANIDA : STUDI PUTUSAN No. 433/Pid.Sus/2015/PN Bwi.

TINJAUAN HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP HUKUMAN
BAGI PELAKU TINDAK PIDANA PENANGKAPAN IKAN
DENGAN POTASIUM CIANIDA
(Studi Putusan No. 433/Pid.Sus/2015/PN Bwi)

SKRIPSI

Oleh :
Choirun Nisa
NIM. C03212008

Universitas Islam Negeri Sunan Ampel
Fakultas Syariah dan Hukum
Jurusan Hukum Publik Islam Prodi Hukum Pidana Islam
Surabaya
2016

TINJAUAN HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP HUKUMAN
BAGI PELAKU TINDAK PIDANA PENANGKAPAN IKAN
DENGAN POTASIUM CIANIDA
(Studi Putusan No. 433/Pid.Sus/2015/PN Bwi)


SKRIPSI
Diajukan kepada
Universitas Islam Negeri Sunan Ampel
untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan
dalam Menyelesaikan Program Sarjana Strata Satu
Ilmu Syariah dan Hukum

Oleh :
Choirun Nisa
NIM. C03212008

Universitas Islam Negeri Sunan Ampel
Fakultas Syariah dan Hukum
Jurusan Hukum Publik Islam Prodi Hukum Pidana Islam
Surabaya
2016

PERNYATAAN KEASLIAN
Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama

: Choirun Nisa

NIM

: C03212008

Fakulta/Jurusan/Prodi : Syariah dan Hukum/Hukum Publik Islam/Hukum Pidana
Islam
Judul Skripsi

: Tinjauan Hukum Pidana Islam Terhadap Hukuman Bagi
Pelaku Tindak Pidana Penangkapan Ikan Dengan Potasium
Cianida (Studi Putusan No. 433/Pid.sus/2015/PN Bwi)

Menyatakan bahwa skripsi ini secara keseluruhan adalah hasil penelitian/karya saya
sendiri, kecuali pada bagian-bagian yang dirujuk sumbernya.

Surabaya, 11 Juni 2016

Saya yang menyatakan,

Choirun Nisa
NIM. C03212008

PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi yang ditulis oleh Choirun Nisa NIM. C03212008 ini telah diperiksa dan
disetujui untuk dimunaqasahkan.

Surabaya, 30 Juni 2016
Pembimbing,

ABSTRAK
Skripsi ini adalah hasil penelitian library research untuk menjawab
pertanyaan: Bagaimana pertimbangan hukum hakim dalam putusan No.
433/Pid.Sus/2015/PN Bwi tentang hukuman bagi pelaku tindak pidana
penangkapan ikan dengan Potasium Cianida? Bagaimana analisis hukum pidana
Islam terhadap sanksi hukum dalam putusan No. 433/Pid.Sus/2015/PN Bwi
tentang hukuman bagi pelaku tindak pidana penangkapan ikan dengan Potasium
Cianida?

Data penelitian diperoleh melalui sumber-sumber data dari website
Pengadilan Negeri Banyuwangi dan bentuk dokumen berupa buku-buku literatur
yang berkaitan dengan masalah yang penulis bahas. Setelah data-data tersebut
terkumpul, kemudian dianalisis dengan cara deskriptif dan verifikatif, yaitu
mendiskripsikan dan menganalisis dengan kesesuaian fakta mengenai putusan No.
433/Pid.Sus/2015/PN Bwi tentang hukuman bagi pelaku tindak pidana
penangkapan ikan dengan Potasium Cianida.
Hasil penelitian menyimpulkan bahwa pertimbangan hukum hakim dalam
putusan No. 433/Pid.Sus/2015/PN Bwi tentang hukuman bagi pelaku tindak
pidana penangkapan ikan dengan potasium cianida bahwa sebelum majelis hakim
menjatuhkan pidana kepada para terdakwa, terlebih dahulu dipertimbangkan halhal yang memberatkan dan meringankan bagi para terdakwa. Hal-hal yang
memberatkan: 1. Perbuatan para terdakwa dapat merusak ekosistem laut, 2.
Perbuatan para terdakwa mengakibatkan kerugian bagi masyarakat yang
berprofesi sebagai nelayan. Sedangkan Hal-hal yang meringankan: 1. Para
terdakwa mengaku terus terang atas perbuatannya, 2. Para terdakwa tulang
punggung keluarga, 3. Para terdakwa menyesali perbuatannya dan berjanji tidak
akan mengulangi lagi perbuatannya. Majelis hakim Pengadilan Negeri
Banyuwangi menjadikan undang-undang No. 45 tahun 2009 tentang Perikanan
sebagai dasar dalam memberikan putusan. Majelis hakim menjatuhkan sanksi
hukum kepada para terdakwa, dengan hukuman pidana penjara masing-masing

selama 10 bulan dan pidana denda masing-masing sebesar Rp 5.000.000,00 dengan
ketentuan apabila denda tersebut tidak dibayar maka diganti dengan menjalani
kurungan masing-masing selama 2 bulan. Hukum pidana Islam terhadap sanksi
hukum dalam putusan No. 433/Pid.Sus/2015/PN Bwi tentang hukuman bagi
pelaku tindak pidana penangkapan ikan dengan Potasium Cianida merupakan
termasuk dalam jari>mah ta’zi>r karena dalam jari>mah ta’zi>r tersebut telah terpenuhi
unsur-unsurnya yang diserahkan sepenuhnya oleh keputusan hakim. Terdakwa
diberi hukuman dengan tujuan agar para terdakwa menjadi jera melakukan
perbuatan itu dan tidak menggulanginya lagi.
Sejalan dengan kesimpulan di atas, maka kepada majelis hakim dalam
memutuskan perkara diharuskan sesuai dengan perbuatan yang dilakukan oleh
para terdakwa dan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku serta tidak melanggar kode etik agar kemaslahatan dan keadilan dalam
penegakkan hukum terlaksana dengan baik.

vi

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

DAFTAR ISI


Halaman
SAMPUL DALAM ....................................................................................

i

PERNYATAAN KEASLIAN ....................................................................

ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ..............................................................

iii

PENGESAHAN ........................................................................................

iv

MOTTO ....................................................................................................


v

ABSTRAK ................................................................................................

vi

KATA PENGANTAR ...............................................................................

vii

DAFTAR ISI .............................................................................................

ix

DAFTAR TRANSLITERASI ...................................................................

xii

BAB I


PENDAHULUAN ...................................................................

1

A. Latar Belakang ....................................................................

1

B. Identifikasi dan Batasan masalah .......................................

6

C. Rumusan Masalah ................................................................

7

D. Kajian Pustaka ....................................................................

7


E. Tujuan Penelitian ................................................................

9

F. Kegunaan Hasil Penelitian ..................................................

10

G. Definisi Operasional ...........................................................

11

H. Metode Penelitian ...............................................................

11

I.

15


Sistematika Pembahasan ....................................................

ix

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB II

BAB III

PENANGKAPAN IKAN DENGAN POTASIUM CIANIDA
DALAM KAJIAN HUKUM PIDANA ISLAM ......................
18
A. Potasium Cianida ................................................................

18

1. Pengertian Potasium Cianida ........................................

18


2. Bahaya Potasium Cianida yang dikonsumsi Manusia…

19

3. Bahaya Potasium Cianida bagi Ikan ………………….

23

B. Lingkungan dalam Perspektif Islam ..................................

24

1. Pemeliharaan Lingkungan dalam Islam ........................

24

2. Fiqh Pelestarian Lingkungan ........................................

26

C. Hukuman Tindak Pidana dalam Hukum Pidana Islam …. .

27

1. Pengertian Hukuman .....................................................

27

2. Tujuan Hukuman ...........................................................

29

3. Pengertian Ta’zi>r ...........................................................

31

4. Sanksi Ta’zi>r .................................................................

34

5. Syarat-syarat Penetapan Ta’zi>r .....................................

36

PUTUSAN PENGADILAN NEGERI BANYUWANGI TENTANG
PENANGKAPAN IKAN DENGAN POTASIUM CIANIDA .
.................................................................................................
39
A. Deskripsi Pengadilan Negeri Banyuwangi .........................

39

B. Deskripsi Kasus Tindak Pidana Penangkapan Ikan dengan
Potasium Cianida yang Dilakukan Oleh Para Nelayan Di
Banyuwangi ........................................................................
C. Pertimbangan

Hukum

Hakim

tentang

Tindak

Penangkapan Ikan dengan Potasium Cianida .....................

40
Pidana
64

D. Amar Putusan Tindak Pidana Penangkapan Ikan dengan
Potasium Cianida dalam Putusan No. 433/Pid.Sus/2015/PN
Banyuwangi .........................................................................

67

x

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB IV

ANALISIS HUKUM PIDANA ISLAM ATAS PUTUSAN HAKIM
PENGADILAN NEGERI BANYUWANGI TERHADAP TINDAK
PIDANA PENANGKAPAN IKAN DENGAN POTASIUM
CIANIDA ................................................................................
69
A. Analisis Putusan Hukum Hakim Tentang Tindak Pidana
Penangkapan Ikan dengan Potasium Cianida dalam Putusan No.
433/pid.sus/2015/PN Banyuwangi ......................................

69

B. Analisis Hukum Pidana Islam Terhadap Sanksi Hukum tentang
Tindak Pidana Penangkapan Ikan dengan Potasium Cianida
Dalam Putusan No. 433/pid.sus/2015/PN Banyuwangi … .

77

PENUTUP ...............................................................................

83

A. Kesimpulan .........................................................................

83

B. Saran ....................................................................................

84

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................

86

BAB V

LAMPIRAN

xi

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Manusia dimanapun ia berada sangat bergantung dan ditentukan
kehidupannya oleh lingkungan alam, akan tetapi ketergantungan manusia
tidak selalu bersifat satu arah, manusia harus menunggu apa yang diberikan
alam. Sebaliknya, manusia juga dapat memanipulasi alam dan memperoleh
hasil dari alam. Hasil perbuatan manusia memanipulasi alam bisa jadi
menjamin kelestarian alam, dan bisa pula menimbulkan dampak rusaknya
kelestarian alam itu sendiri, karena semakin besar kemampuan manusia
memanipulasi lingkungan hidupnya, maka semakin besar pula tanggung jawab
yang harus dipikulnya.1
Potasium Cianida merupakan zat padat bahan kimia yang digunakan
untuk menangkap ikan yang dapat merugikan atau membahayakan kelestarian
sumber daya ikan dan atau lingkungannya, bahan kimia jenis Natrium Cianida
(NacN) tersebut sebagai sarana untuk mendapatkan ikan yang dapat
membahayakan sumber daya ikan dan lingkungan yaitu rusaknya ekosistem
perairan, ikan-ikan, terumbu karang, sebagai tempat berkembang biaknya
akan mati/rusak serta lingkungan perairan tercemar. Dalam penangkapan ikan
yang dilakukan oleh para nelayan seharusnya dilakukan sesuai ketentuan yang

1

Ali Yafie, Merintis Fiqh Lingkungan Hidup, (Jakarta Selatan: Ufuk Press, 2006), 28-29.

1

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

2

berlaku serta dapat melestarikan ataupun mengelola lingkungan perairan
lautan.
Akibat yang ditimbulkan dari penangkapan ikan dengan menggunakan
Potasium Cianida ataupun bahan kimia lainnya dapat berpengaruh juga
terhadap kesejahteraan dan perekonomian nasional bangsa yang akan semakin
menambah kerawanan sosial karena lahan mata pencaharian nelayan menjadi
hilang dan yang lebih menghawatirkan lagi daerah yang perairannya subur
menjadi kritis dan pemulihannya butuh waktu yang sangat lama dan biaya
yang mahal untuk mengembalikan perairan lautan menjadi seperti semula.
Kekayaan sumber daya ikan merupakan kekayaan alam yang termasuk dalam
ketentuan Pasal 33 UUD 1945, dinyatakan bahwa bumi dan air dan kekayaan
alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan
untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Ketentuan ini merupakan
landasan konstitusional dan sekaligus arah bagi pengaturan berbagai hal yang
berkaitan dengan sumber daya alam, khususnya perikanan.2
Lingkungan itu perlu diolah dan dimanfaatkan manusia sebaik-baiknya.
Maka, kita harus mencintai lingkungan, artinya memperlakukan bermacam
ragam benda, baik biotik (sumber alam yang dapat diperbaharui), maupun
abiotik (sumber alam yang tidak dapat diperbaharui), agar lingkungan hidup
itu dapat berfungsi sebagaimana mestinya sesuai dengan kodratnya masing-

2

Supriadi, Hukum Perikanan di Indonesia, (Jakarta: Sinar Grafika, 2011), 31.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

3

masing, sehingga terwujud kesejahteraan dan kebahagiaan hidup manusia
lahir dan batin.3
Dalam perbuatan para nelayan yang melakukan tindak pidana
penangkapan ikan dengan Potasium Cianida menurut ulama-ulama

Muta’akhiri>iqh
Jinayah, yang dikenal dengan istilah Hukum Pidana Islam. 4 Dalam hukum
pidana Islam terdapat pembahasan mengenai jenis pelanggaran atau kejahatan
manusia dengan berbagai sasaran, termasuk juga terdapat tentang lingkungan
hidup. Islam memberikan panduan yang cukup jelas bahwa sumber daya alam
dan lingkungan merupakan daya dukung lingkungan bagi kehidupan manusia.5
Pengertian jari>mah secara harfiah sama halnya dengan pengertian Jinayah.
Adapun pengertian jari>mah sebagai berikut:
‫محْ ظوْ را ٌ ش ْ عيّ ٌ ج ه ع ْن ا بحد ا ْ ت ْعز ْي‬
Artinya: ‘‘Larangan-larangan syara’ (yang apabila dikerjakan) diancam
Allah dengan hukuman h{ad atau ta’zi>r’’.6
Dalam perbuatan yang dilakukan oleh para nelayan tersebut melanggar
aturan ataupun ketentuan-ketentuan yang berlaku menimbulkan dampak yang
dapat merugikan bagi lingkungan lautan dan para nelayan lainnya untuk mata
pencahariannya dalam mencari ikan yang disebabkan oleh penggunaan
nelayan dalam penangkapan ikan itu menggunakan bahan kimia (Potasium

Kaelany, Islam dan Aspek-aspek Kemasyarakatan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2005), 197.
Rahmat Hakim, Hukum Pidana Islam (Fiqh Jinayah), (Bandung: Pustaka Setia, 2000), 11.
5
Mujiono Abdillah, Fikih Lingkungan Panduan Spiritual Hidup Berwawasan Lingkungan ,
(Yogyakarta: Akademi Manajemen Perusahaan YKPN, 2003), 11.
6
Rahmat Hakim, Hukum Pidana Islam..., 13-14.
3

4

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

4

Cianida). Kemudian dalam Islam juga terdapat larangan yang mengakibatkan
kerusakan lingkungan, karena seharusnya lingkungan itu dilestarikan dan
memelihara kekayaan alam itu dengan sebaik-baiknya.
Larangan-larangan tersebut berasal dari ketentuan syara’ sehingga
hanya ditujukan kepada orang yang berakal sehat karena memahami maksud
ketentuan tersebut dan sanggup menerimanya.

7

Jika kerusakan yang

dilakukan tidak sampai mengakibatkan bahaya besar, maka hukuman yang
bisa diterima cukup dengan dita’zi>r. Artinya pemerintah bisa memberikan
sanksi sesuai dengan kadar kejahatannya.8 Dalam perspektif Islam, salah satu
pendekatan yang digunakan adalah dengan membangun paradigma fiqh
lingkungan yaitu membangun suatu pemahaman yang komprehensif, utuh dan
terpadu terhadap ajaran Islam yang berbicara tentang pelestarian lingkungan
hidup.9
Substansi hukum lingkungan mencakup sejumlah ketentuan-ketentuan
hukum tentang dan berkaitan dengan upaya-upaya mencegah dan mengatasi
masalah-masalah lingkungan hidup. 10 Bagian yang tidak ditentukan jenis
pelanggarannya atau juga jenis hukumannya, dalam terminologi fiqh disebut
dengan ta’zi>r. Suatu jenis jari>mah dan sanksi hukuman yang menjadi
wewenang ulil amri dalam pengaturannya. 11 Hukuman bagi pelaku tindak

7

Ibid., 50.
Gufron, Rekonstruksi Paradigma Fikih Lingkungan, (Surabaya: IAIN Sunan Ampel Press, 2012),
9.
9
Ibid., 10.
10
Takdir Rahmadi, Hukum Lingkungan di Indonesia, (Jakarta: Rajawali Pers, 2012), 26.
11
Rahmat Hakim, Hukum Pidana Islam…, 140.
8

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

5

pidana penangkapan ikan dengan Potasium Cianida dalam hukum pidana
Islam termasuk dalam jari>mah ta’zi>r, karena dalam jari>mah ta’zi>r tersebut
telah terpenuhi unsur-unsurnya secara menyeluruh, bukan termasuk dalam

jari>mah h{udu>d ataupun jari>mah qisa>s di>yat> karena dalam kedua jari>mah
tersebut terdapat unsur yang tidak terpenuhi sehingga tidak termasuk jari>mah

h{udu>d ataupun jari>mah qisa>s di>yat>.
Tindak pidana penangkapan ikan dengan Potasium Cianida yang
dilakukan oleh para nelayan telah melanggar ketentuan pidana yang berlaku
untuk melakukan tindakan yang lebih lanjut dalam penangkapan ikan juga
telah diatur dalam ketentuan yang berlaku dengan upaya pelestarian
lingkungan baik menurut undang-undang yang berlaku maupun menurut Islam
yang bertujuan untuk mencegah perusakan lingkungan lautan terhadap hewan
maupun tumbuhan di laut.
Tindak pidana penangkapan ikan dengan potasium cianida telah
dilakukan oleh beberapa orang seperti yang terjadi di kabupaten Banyuwangi
dalam pertimbangan hukum hakim bahwa majelis hakim, telah menyatakan
terdakwa I Aida Romandai, terdakwa II Nursewan, terdakwa III Nanang
Irwanto, telah terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak
pidana turut serta melakukan penangkapan ikan dengan menggunakan bahan
kimia di wilayah Pengelolaan Perikanan Republik Indonesia.
Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti terdorong untuk melakukan
penelitian lebih lanjut dengan judul ‘‘Tinjauan Hukum Pidana Islam terhadap

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

6

Hukuman bagi Pelaku Tindak Pidana Penangkapan Ikan dengan Potasium
Cianida (Studi Putusan No. 433/Pid.Sus/2015/PN Bwi)’’.

B. Identifikasi dan Batasan Masalah
Berdasarkan yang telah diuraikan pada latar belakang masalah di atas,
maka penulis mengidentifikasikan beberapa masalah yang timbul sebagai
berikut:
1.

Pengertian tindak pidana penangkapan ikan dengan Potasium Cianida.

2.

Akibat yang ditimbulkan dari adanya tindak pidana penangkapan ikan
dengan Potasium Cianida.

3.

Unsur-unsur yang terdapat pada tindak pidana penangkapan ikan dengan
Potasium Cianida.

4.

Bentuk hukuman yang diberikan pada pelaku tindak pidana penangkapan
ikan dengan Potasium Cianida.

5.

Pertimbangan hukum hakim dalam tindak pidana penangkapan ikan
dengan Potasium Cianida.

6.

Tinjauan hukum pidana Islam terhadap hukuman bagi pelaku
penangkapan ikan dengan Potasium Cianida dalam putusan No.
433/Pid.sus/2015/PN.Bwi.
Dari identifikasi masalah di atas, maka penulis membatasi ruang lingkup

permasalahan yang hendak dikaji atau diteliti yaitu seputar:

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

7

1.

Pertimbangan hukum hakim dalam putusan No. 433/Pid.Sus/2015/PN
Bwi tentang hukuman bagi pelaku tindak pidana penangkapan ikan
dengan Potasium Cianida.

2.

Analisis hukum pidana Islam terhadap sanksi hukum dalam putusan No.
433/Pid.Sus/2015/PN Bwi tentang hukuman bagi pelaku tindak pidana
penangkapan ikan dengan Potasium Cianida.

C. Rumusan Masalah
1.

Bagaimana

pertimbangan

hukum

hakim

dalam

putusan

No.

433/Pid.Sus/2015/PN Bwi tentang hukuman bagi pelaku tindak pidana
penangkapan ikan dengan Potasium Cianida?
2.

Bagaimana analisis hukum pidana Islam terhadap sanksi hukum dalam
putusan No. 433/Pid.Sus/2015/PN Bwi tentang hukuman bagi pelaku
tindak pidana penangkapan ikan dengan Potasium Cianida?

D. Kajian Pustaka
Kajian pustaka adalah deskripsi tentang kajian atau penelitian yang
sudah pernah dilakukan, sehingga terlihat jelas bahwa kajian yang sedang dan
akan dilakukan ini tidak merupakan pengulangan atau duplikasi dari kajian
atau penelitian terdahulu.
Penelitian tentang tindak pidana penangkapan ikan memang cukup
banyak

dan

beragam,

namun

keberagaman

tema

tersebut

justru

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

8

mereferensikan suatu yang berbeda, baik mengenai objek maupun fokus
penelitian. Hal ini dapat dipahami dalam beberapa penelitian berikut ini:
Pertama, penelitian yang dilakukan oleh Nurul Putriyana Yusuf pada
tahun 2015 jurusan Hukum Pidana dengan judul ‘‘Tinjauan Kriminologi

terhadap Kejahatan Penangkapan Ikan secara Ilegal (illegal fishing) oleh
Nelayan (Studi Kasus di Kabupaten Kepulauan Selayar Tahun 2011-2014)’’
dalam penelitian ini titik fokusnya adalah faktor-faktor yang mempengaruhi
terjadinya penangkapan ikan secara illegal (illegal fishing) dan untuk
mengetahui upaya yang dilakukan Polair Polres Kepulauan Selayar dalam
meminimalisir terjadinya penangkapan ikan secara illegal (illegal fishing) di
Kabupaten Kepulauan Selayar.12
Kedua, penelitian yang berjudul ‘‘Analisis Hukum Islam terhadap

Putusan Mahkamah Agung Nomor: 84 Pk/Pid/2005 tentang Pembuktian
Illegal Fishing’’ oleh Fifin Inbatun Hasanah yang dalam pembahasannya
penelitian tersebut dalam hal persoalan tentang pembuktian perkara illegal

fishing yang ada dalam putusan Mahkamah Agung No. 84 PK/Pid/2005.13
Ketiga, penelitian yang berjudul ‘‘Tinjauan Kriminologis terhadap

Penggunaan Bahan Peledak dalam Penangkapan Ikan (Studi Kasus di Provinsi

Nurul Putriyana Yusuf, ‘‘Tinjauan Kriminologi Terhadap Kejahatan Penangkapan Ikan Secara
Ilegal (illegal fishing) Oleh Nelayan (Studi kasus di Kabupaten Kepulauan Selayar Tahun 20112014)’’ (Skripsi--Universitas Hasanuddin, Makassar, 2015), vi.
12

Fifin Inbatun Hasanah, ‘‘Analisis Hukum Islam Terhadap Putusan Mahkamah Agung Nomor: 84
Pk/Pid/2005 Tentang Pembuktian Illegal Fishing’’ (Skripsi--Institut Agama Islam Negeri Sunan
Ampel, Surabaya, 2013), 9.
13

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

9

Sulawesi Selatan)’’ oleh Shaffly A Shadiq Kawu yang dalam pembahasannya
mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya tindak pidana
penggunaan bahan peledak dalam penangkapan ikan di Provinsi Sulawesi
Selatan untuk mengetahui sejauh mana upaya DIT Polair Polda Sulawesi
Selatan dalam menanggulangi tindak pidana penggunaan bahan peledak dalam
penangkapan ikan di Provinsi Sulawesi Selatan.14
Dengan demikian, penelitian ini bukan merupakan pengulangan kata
dari penelitian sebelumnya dan menjadi alasan yang cukup kuat bagi penulis
bahwa ‘‘Tinjauan Hukum Pidana Islam terhadap Hukuman bagi Pelaku

Tindak Pidana Penangkapan Ikan dengan Potasium Cianida (Studi Putusan
No. 433/Pid.Sus/2015/PN Bwi)’’ mengkaji tentang hukum pidana Islam
terhadap hukuman serta penerapan sanksi bagi pelaku tindak pidana dalam
penangkapan ikan dengan Potasium Cianida yang perlu dianalisis lebih lanjut.

E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka secara garis besar penelitian
ini dilakukan dengan berbagai tujuan antara lain sebagai berikut:
1. Mengetahui

pertimbangan

hukum

hakim

dalam

putusan

No.

433/Pid.Sus/2015/PN Bwi tentang hukuman bagi pelaku tindak pidana
penangkapan ikan dengan Potasium Cianida.

Shaffly A Shadiq Kawu, ‘‘Tinjauan Kriminologis Terhadap Penggunaan Bahan Peledak Dalam
Penangkapan Ikan (studi kasus di provinsi sulawesi selatan)’’ (Skripsi--Universitas Hasanuddin,
Makassar, 2012), v.
14

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

10

2. Mengetahui sanksi hukum dalam putusan No. 433/Pid.Sus/2015/PN Bwi
tentang hukuman bagi pelaku tindak pidana penangkapan ikan dengan
potasium cianida dalam perspektif tindak pidana Islam.

F. Kegunaan Hasil Penelitian
Sesuai dengan tujuan penelitian, penulis ingin mempertegas kegunaan
hasil penelitian yang ingin dicapai dalam skripsi ini sekurang-kurangnya
dalam dua aspek yaitu:
1. Aspek Teoritis (Keilmuan)
Secara umum hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan
pedoman serta pengetahuan yang bermanfaat untuk penelitian selanjutnya
yang berkaitan tentang hukum pidana Islam terhadap hukuman bagi pelaku
tindak pidana penangkapan ikan.
2. Aspek Praktis (Terapan)
Dari segi praktis hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan
acuan melakukan penelitian yang akan datang serta diharapkan dapat
menjadi pertimbangan bagi hakim dalam memutus perkara pidana
khususnya dalam menerapkan hukuman bagi pelaku tindak pidana
penangkapan ikan.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

11

G. Definisi Operasional
Untuk memperoleh gambaran yang lebih jelas dalam memahami agar
menghindari kesalahpahaman mengartikan judul skripsi ini, maka diperlukan
untuk dijelaskan maksud beberapa istilah-istilah atau kata-kata di dalam judul
di atas:
1. Hukum Pidana Islam: hukum pidana Islam atau fiqh jinayah adalah aturanaturan/hukuman yang berkaitan dengan perbuatan/kejahatan yang
dilakukan oleh subyek (pelaku), maka dalam tindak pidana penangkapan
ikan menurut hukum pidana Islam merupakan termasuk dalam jari>mah

ta’zi>r.
2. Hukuman bagi Pelaku Tindak Pidana Penangkapan Ikan dengan Potasium
Cianida: Hukuman (sanksi) bagi pelaku penangkapan ikan harus dihukum
sesuai ketentuan yang berlaku hingga membuat pelaku jera melakukan
perbuatan tersebut. Hukuman dari putusan pertimbangan hakim telah
dikenai dengan hukuman penjara masing-masing selama 10 Bulan dan
pidana denda masing-masing sebesar Rp 5.000.000,00 dengan ketentuan
apabila denda tersebut tidak dibayar maka diganti dengan menjalani
kurungan masing-masing selama 2 bulan.

H. Metode Penelitian
Data dalam penelitian studi analisis putusan tentang penangkapan ikan
dengan potasium cianida:

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

12

1.

Data yang Dikumpulkan
Berdasarkan

masalah

yang

dirumuskan, maka

data

yang

dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi:
a.

Data tentang tindak pidana penangkapan ikan dengan Potasium
Cianida.

b.

Data tentang hukuman bagi pelaku tindak pidana penangkapan ikan
dengan Potasium Cianida dalam kajian fiqh jinayah (hukum pidana
Islam).

2.

Sumber Data
Sumber data merupakan bagian dari skripsi yang akan menentukan
keotentikan skripsi, berkenaan dengan skripsi ini, sumber data yang
dihimpun antara lain:
a.

Sumber Data Primer
Sumber

data

primer

berupa

putusan

No.

433/Pid.sus/2015/PN.Bwi. Dimana data tersebut diperoleh dari
website direktori Pengadilan Banyuwangi.
b.

Sumber Data Sekunder
Data yang digunakan peneliti dalam bentuk dokumen berupa
buku-buku literatur dan dokumen yang ada hubungannya dengan
masalah yang penulis bahas. Diantaranya:
1) Ali Yafie, Merintis Fiqh Lingkungan Hidup, Jakarta: Ufuk Press,
2006.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

13

2) Kaelany, Islam & aspek-aspek kemasyarakatan, Jakarta: Bumi
Aksara, 2005.
3) Rahmat Hakim, Hukum pidana Islam (Fiqh Jinayah), Bandung:
Pustaka Setia, 2000.
4) Supriadi, Hukum Perikanan di Indonesia, Jakarta: Sinar Grafika,
2011.
5) Gufron, Rekonstruksi Paradigma Fikih Lingkungan (Analisis

Problematika Ekologi di Indonesia dalam perspektif fiqh albi’ah), Surabaya: IAIN Sunan Ampel Press, 2012.
6) Takdir Rahmadi, Hukum Lingkungan di Indonesia, Jakarta:
Rajawali Pers, 2012.
7) Ahmad Wardi Muslich, Pengantar dan Asas Hukum Pidana

Islam, Jakarta: Sinar Grafika, 2004.
8) Mujiono Abdillah, Fikih Lingkungan Panduan Spiritual Hidup

Berwawasan Lingkungan, Yogyakarta: Akademi Manajemen
Perusahaan YKPN, 2003.
3.

Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik dokumentasi,
yakni cara yang digunakan adalah dengan pengumpulan data, yaitu dari
dokumen putusan No. 433/Pid.Sus/2015/PN Banyuwangi yang dilengkapi
dengan penggalian bahan-bahan pustaka yang berhubungan dengan
bahasan hukuman bagi pelaku tindak pidana penangkapan ikan dengan
potasium cianida. Bahan-bahan pustaka yang digunakan di sini adalah

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

14

buku-buku yang ditulis oleh para pakar atau ahli hukum, terutama dalam
bidang hukum pidana dan hukum pidana Islam.
4.

Teknik Pengolahan Data
Semua data yang terkumpul kemudian diolah dengan cara sebagai
berikut:
a.

Editing, yaitu pemeriksaan kembali terhadap semua data yang telah
diperoleh terutama dari segi kelengkapan, kevalidan, kejelasan
makna, keselarasan dan kesesuaian antara data primer maupun data
sekunder,15 yang berkaitan dengan tindak pidana penangkapan ikan
dengan potasium cianida.

b.

Organizing, yaitu menyusun dan mensistematikan data yang
diperoleh dalam kerangka uraian yang sudah direncanakan tentang
hukum Islam.

c.

Analyzing, yaitu analisis dari data yang telah dideskripsikan terhadap
hukuman bagi pelaku tindak pidana penangkapan ikan dengan
potasium cianida dalam putusan No. 433/Pid.sus/2015/PN.Bwi.

5.

Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
a.

Deskriptif analisis, yaitu dengan cara memaparkan mengenai
hukuman yang diputuskan dalam kasus penangkapan ikan dengan
potasium cianida oleh Pengadilan Negeri Banyuwangi secara
keseluruhan, mulai dari deskripsi kasus, sampai dengan isi putusan.

15

Bambang Waluyo, Penelitian Hukum dalam Praktek, (Jakarta: PT. Sinar Grafika, 1996), 50.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

15

b.

Contentiosa, yaitu diawali dengan mengemukakan kajian dan
pendapat yang bersifat umum mengenai tindak pidana penangkapan
ikan dengan potasium cianida untuk dijadikan bahan analisis
terhadap data yang dikumpulkan sehingga dapat ditarik kesimpulan
yang bersifat khusus.

I.

Sistematika Pembahasan
Untuk memudahkan pembahasan masalah yang ada dalam penelitian ini
dan agar dapat dipahami permasalahannya secara sistematis, maka
pembahasannya disusun dalam setiap bab yang masing-masing bab
mengandung sub bab, sehingga menggambarkan keterkaitan yang sistematis,
untuk selanjutnya sistematika pembahasannya disusun sebagai berikut:
Bab I

: Menjelaskan tentang gambaran apa bagaimana, dan untuk apa studi
ini disusun, oleh karena itu dalam bab pertama ini dipaparkan
tentang: latar belakang masalah, identifikasi dan batasan masalah,
rumusan masalah, kajian pustaka, tujuan penelitian, kegunaan hasil
penelitian, definisi operasional, metode penelitian, dan sistematika
pembahasan.

Bab II

: Kerangka teoritis menguraikan penangkapan ikan dengan potasium
cianida dalam kajian hukum pidana Islam tentang potasium cianida
meliputi: pengertian potasium cianida, bahaya potasium cianida
yang dikonsumsi manusia, dan bahaya potasium cianida bagi ikan,
serta lingkungsn dslsm perspektif Islam meliputi: pemeliharaan

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

16

lingkungan dalam Islam, fiqh pelestarian lingkungan, dan hukuman
bagi pelaku perusak lingkungan dalam hukum pidana Islam yang
meliputi: pengertian hukuman, tujuan hukuman dan sekilas tentang
hukuman ta’zīr yang terdiri dari: pengertian ta’zīr, sanksi ta’zīr,
dan syarat-syarat penetapan ta’zi>r.
Bab III : Memuat gambaran singkat tentang deskripsi Pengadilan Negeri
Banyuwangi, deskripsi kasus tindak pidana penangkapan ikan
dengan potasium cianida, pertimbangan hukum hakim tentang
tindak pidana penangkapan ikan dengan potasium cianida, amar
putusan Pengadilan Negeri Banyuwangi No. 433/Pid.Sus/2015/PN
Banyuwangi tentang hukuman bagi pelaku tindak pidana
penangkapan ikan.
Bab IV : Tentang analisis hukum pidana Islam atas putusan hakim
Pengadilan Negeri Banyuwangi terhadap hukuman bagi pelaku
tindak pidana penangkapan ikan dengan potasium cianida yang
meliputi: analisis pertimbangan hukum hakim tentang tindak
pidana penangkapan ikan dengan potasium cianida dalam putusan
No. 433/Pid.Sus/2015/PN Banyuwangi, dan analisis hukum pidana
Islam terhadap sanksi hukum tentang tindak pidana penangkapan
ikan

dengan

potasium

cianida

dalam

Putusan

No.

433/Pid.Sus/2015/PN Banyuwangi.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

17

Bab V : Penutup yang berisi tentang kesimpulan dari pembahasan yang
telah diuraikan, serta saran-saran yang dapat penulis kemukakan
terkait dengan pembahasan penelitian ini.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB II
PENANGKAPAN IKAN DENGAN POTASIUM CIANIDA
DALAM KAJIAN HUKUM PIDANA ISLAM

A. Potasium Cianida
1. Pengertian Potasium Cianida
Potasium Cianida merupakan jenis bahan kimia yang digunakan oleh
para nelayan untuk penangkapan ikan yang berdampak kerusakan
ekosistem lautan. Potasium Cianida juga disebut dengan KCN yang
merupakan senyawa paling beracun.
Potasium adalah bahan kimia yang digunakan petani untuk
membasmi hama tanamannya. Bahan kimia berupa potasium tersebut

untuk menangkap ikan yaitu bahan kimia potasium yang berbentuk
padat. Cianida adalah senyawa kimia yang mengandung kelompok siano
C≡N, dengan atom karbon terikat tiga ke atom nitrogen. Kelompok CN
dapat ditemukan dalam banyak senyawa. Beberapa adalah gas, dan lainnya
adalah padat atau cair. Beberapa seperti garam, beberapa kovalen.
Beberapa molekular, beberapa ionik, dan banyak juga polimerik. Senyawa
yang dapat melepas ion cianida CN sangat beracun. Cianida telah
digunakan sejak ribuan tahun yang lalu. Efek dari cianida ini sangat cepat

18

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

19

dan dapat mengakibatkan kematian dalam jangka waktu beberapa menit.1
Bentuk-bentuk cianida bisa berupa:2
1. Inorganic cyanide: hidrogen sianida (HCN)
2. Cyanide salts (garam sianida): potasium sianida (KCN), sodium sianida
(NaCN), calcium sianida (Ca(CN)2)
3. Metal cyanide (logam sianida): potasium silver cianida (C2AgN2K),
gold(I) cianida (AuCN), mercury cianida (Hg(CN)2), zinc cyanide
(Zn(CN)2), lead cyanide (Pb(CN)2)
4. Metal cyanide salts: sodium cyanourite
5. Cyanogens halides: cyanogen klorida (CClN), cyanogen bromide
(CBrN)
6. Cyanogens: cyanogen (CN)2
7. Aliphatic nitriles: acetonitrile (C2H3N), acrylonitrile (C3H3N),
butyronitrile (C4H7N), propionitrile (C3H5N)
8. Cyanogens

glycosides:

amygdalin

(C20H27NO11),

linamarin

(C10H17NO6)
2. Bahaya Potasium Cianida yang Dikonsumsi Manusia
Cianida merupakan salah satu racun yang sangat mematikan, karena
zat ini mengacaukan sel dalam menerima oksigen di dalam tubuh. Racun
cianida ini dapat berbentuk gas seperti hidrogen cianida atau dalam bentuk
kristal seperti Potasium Cianida atau Sodium Cianida. Secara Ilmiah, racun

1
2

Irwan, ‘‘Sianida’’, http://www.sianida.html, diakses pada 15 April 2016.
Ibid.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

20

cianida dapat memasuki tubuh kita melalui sistem pernapasan (terutama
paru-paru), pencernaan sehingga didistribusikan ke seluruh bagian tubuh.
Jika zat ini masuk ke dalam tubuh bisa menghambat kinerja sel dalam
tubuh, mengganggu penggunaan oksigen oleh sel dan dapat menyebabkan
kematian sel. Pada dosis tertentu, zat ini dapat menyebabkan kematian
dalam waktu 15 menit saja akibat kekurangan oksigen.3
Sodium Cianida ataupun Potasium Cianida, sama-sama mengandung
racun yang berbahaya bagi lingkungan maupun makhluk hidup termasuk
manusia. Kedua racun ini akan menyerang pembuluh darah jantung,
kemudian menutup aliran darah yang mengakibatkan korban kolaps hingga
akhirnya mati. Masa reaksinya sangat cepat, hanya berkisar 3-4 jam saja.
Sodium cianida yang merupakan turunan potasium cianida bahkan diklaim
lebih berbahaya dengan masa reaksi yang lebih cepat.4
Bahan kimia cianida berbahaya terhadap kesehatan manusia menjadi
semakin tinggi pula. Kondisi ini apabila dibiarkan terjadi terus menerus
tentu akan mengancam kelangsungan makhluk hidup didalamnya. Senyawa
yang dapat melepas ion cianida CN− ini sangat beracun. Cianida dapat
terbentuk secara alami maupun dengan buatan manusia, seperti HCN
(Hidrogen Cianida) dan KCN (Kalium Cianida).5

Geniones, ‘‘sianida (cyanide)’’, http://www.sianida-cyanide.html. Diakses pada 16 April 2016.
Robertus Rimawan, ‘‘Bahaya Sianida bagi Manusia dan Lingkungan’’, http://www.bahayasianida-bagi-manusia-dan-lingkungan.html, diakses pada 15 April 2016.
3
4

5

Ibid.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

21

Cn dalam air minum akan mempengaruhi pH dari air. Semakin tinggi
pH air semakin rendah daya toksis dari cianida di dalam air.6 Keracunan
cianida sangat berbahaya sebab menghambat proses oksidasi dengan dosis
sekecil-kecilnya mengakibatkan gangguan otak, menyebabkan koma dan
konvulasi lalu meninggal. Dengan dosis 50-60 mg dapat mematikan
manusia.7
Potasium cianida merupakan bahan beracun yang bisa menyebabkan
kematian seperti yang dijelaskan di atas, apabila masuk ke dalam tubuh
dalam dosis berlebihan. Akibat racun cianida tergantung pada jumlah
paparan dan cara masuk tubuh, lewat pernapasan atau pencernaan. Racun
ini menghambat sel tubuh mendapatkan oksigen sehingga yang paling
terpengaruh adalah jantung dan otak. Paparan dalam jumlah kecil
mengakibatkan napas cepat, gelisah, pusing, lemah, sakit kepala, mual dan
muntah serta detak jantung meningkat. Paparan dalam jumlah besar
menyebabkan kejang, tekanan darah rendah, detak jantung melambat,
kehilangan kesadaran, gangguan paru serta gagal napas hingga korban
meninggal.8

6
Mangkoe sitepoe, Air untuk Kehidupan Pencemaran Air dan Usaha Pencegahannya, (Jakarta: PT
Grasindo, 1997), 62.
7
Ibid., 63.
8
Agung abadai, ‘‘transport dan efek sianida terhadap tubuh’’, http://www.transport-dan-efek
sianida-terhadap-tubuh-Forsi-Himmpas_Indonesia.html, diakses pada 15 April 2016.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

22

Masuknya senyawa cianida ke tubuh jalur masuk cianida atau bahan
kimia umumnya ke dalam tubuh berbeda menurut situasi paparan. Metode
kontak dengan racun secara umum melalui cara berikut:9
a) Melalui mulut karena tertelan (ingesti).
Sebagian keracunan terjadi melalui jalur ini anak-anak sering menelan
racun secara tidak sengaja dan orang dewasa terkadang bunuh diri
dengan menelan racun. Saat racun tertelan dan mulai mencapai
lambung, racun dapat melewati dinding usus dan masuk kedalam
pembuluh darah, semakin lama racun tinggal di dalam usus maka jumlah
yang masuk ke pembuluh darah juga semakin besar dan keracunan yan
terjadi semakin parah.
b) Melalui paru-paru karena terhirup melalui mulut atau hidung (inhalasi).
Racun yang berbentuk gas, uap, debu, asap atau spray dapat terhirup
melalui mulut dan hidung dan masuk ke paru-paru. Hanya partikelpartikel yang sangat kecil yang dapat melewati paru-paru. Partikelpartikel yang lebih besar akan tertahan dimulut, tenggorokan dan hidung
dan mungkin dapat tertelan.
c) Melalui kulit yang terkena cairan.
Orang yang bekerja dengan zat-zat kimia seperti pestisida dapat
teracuni jika zat kimia tersemprot atau terciprat ke kulit mereka atau
jika pakaian yang mereka pakai terkena pestisida.

9

Ibid.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

23

3. Bahaya Potasium Cianida bagi Ikan
Dalam penangkapan ikan dengan menggunakan bahan kimia berupa
potasium ciri-cirinya adalah mata ikan rabun (kabur) dan kulit ikan
berwarna kusam (pucat). Pengaruh langsung terhadap ikan penggunaan
bahan kimia berupa potasium terhadap ekosistem laut menimbulkan
kerusakan pada ekosistem perairan dimana ikan-ikan, terumbu karang
sebagai tempat berkembang biaknya ikan dan biota lainya akan mati/rusak
serta lingkungan perairan tercemar.
Kerugian dari yang ditimbulkan dalam penangkapan ikan dengan
menggunakan bahan kimia berupa potasium yaitu kerugiannya sangat besar
sekali meskipun secara nominal belum dapat dihitung, namun secara fakta
yang ada dampaknya sudah kelihatan yaitu mengingat penggunaan bahan
kimia yang berupa potasium yang berakibat akan matinya ikan-ikan kecil
maupun besar termasuk telur-telurnya dan hancurnya terumbu karang.
Akibat bahan kimia berupa potasium cianida tersebut menimbulkan
pendapatan masyarakat yang berprofesi sebagai nelayan juga ikut
berkurang, sehingga berpengaruh juga terhadap kesejahteraan dan
perekonomian nasional bangsa yang semakin menambah kerawanan sosial
karena lahan mata pencaharian nelayan menjadi hilang dan yang lebih
menghawatirkan lagi daerah yang perairannya subur menjadi kritis dan
pemulihanya butuh waktu yang sangat lama dan biaya yang mahal.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

24

B. Lingkungan dalam Perspektif Islam
1. Pemeliharaan Lingkungan dalam Islam
Manusia yang beriman dituntut untuk memfungsikan imanya dengan
meyakini bahwa pemeliharaan (penyelamatan dan pelestarian) lingkungan
hidup adalah juga bagian dari iman itu sendiri. Itulah wujud nyata dari
statusnya sebagai khalifah di bumi mengemban amanat dan tanggungjawab
atas keselamatan lingkungan hidup. Lingkungan hidup harus terpelihara
dengan baik dan terlindungi dari pengrusakan yang berakibat mengancam
hidupnya sendiri.10
Prinsip dasar yang merupakan tujuan syari’at adalah berbuat
kebajikan dan menghindari kemungkaran yang terformulasikan dalam

Kulliat al-Khamsah (lima kemaslahatan dasar) yang menjadi tegaknya
kehidupan umat manusia terkait dengan konservasi lingkungan diuraikan
oleh Yusuf al-Qardhawi sebagai berikut:11
1. Menjaga lingkungan sama dengan Hifd al-din
Segala usaha pemeliharaan lingkungan sama dengan menjaga
agama, karena perbuatan dosa pencemaran lingkungan sama dengan
menodai subtansi keberagaman yang benar secara tidak langsung
meniadakan eksistensi manusia sebagai khalifah fil ardhi.

Ali Yafie, Merintis Fiqh Lingkungan Hidup, (Jakarta Selatan: Ufuk Press, 2006), 162.
Gufron, Rekonstruksi Paradigma Fifih Lingkungan, (Surabaya: IAIN Sunan Ampel Press, 2012),
45-49.
10

11

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

25

2. Menjaga lingkungan sama dengan Hifd al-Nafs
Menjaga lingkungan dan melestarikannya sama dengan menjaga
jiwa dalam artian perlindungan terhadap kehidupan psikis manusia dan
keselamatan mereka dalam rusaknya lingkungan merupakan perusak
terhadap

prinsip-prinsip

keseimbangannya

yang

mengakibatkan

timbulnya ancaman dan bahaya bagi kehidupan manusia.
3. Menjaga lingkungan sama dengan Hifd al-Nasl
Menjaga

lingkungan

termasuk

dalam

kerangka

menjaga

keturunan, yaitu keberlangsungan hidup generasi manusia di bumi.
perbuatan yang menyimpang terkait dengan perlakuan terhadap
lingkungan hidup akan berakibat pada kesengsaraan generasi
berikutnya.
4. Menjaga lingkungan sama dengan Hifd al-Aql
Menjaga lingkungan sama dengan menjaga akal mengandung
pengertian bahwa beban taklif untuk menjaga lingkungan dikhithabkan
untuk manusia yang berakal, hanya orang yang tidak berakal saja yang
tidak terbebani untuk menjaga dan melestarikan lingkungan. Terkait
dalam persoalan tersebut Khalifah Umar Bin Khattab memberikan
wejangan: ‘‘Barang siapa yang melindungi lingkungan sama dengan
menjaga keseimbangan dalam berfikir, keseimbangan antara hari ini dan
hari esok, antara yang maslahat dan mafsadat, antara kenikmatan dan
kesengsaraan, antara kebenaran dan kebatilan….’’

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

26

5. Menjaga Lingkungan sama dengan Hifd al-Maal
Allah SWT telah menjadikan harta sebagai bekal dalam kehidupan
manusia di atas bumi, sebagaimana yang ada dalam al-Qur’an:
ّ ‫ف هاء أ مْوالكم الّتي جعل‬
ْ ‫ّلك ْمقياما وارْ زقو ه ْمفي ها وا‬
‫كسو ه ْم وقولوال ه ْمق ْوا‬
‫س‬
ّ ‫وات ْؤتوا ال‬
‫فا‬
‫معْ رو‬
Artinya: ‘‘Dan janganlah kamu serahkan kepada orang-orang yang belum
sempurna akalnya, harta (mereka yang ada dalam kekuasaanmu) yang
dijadikan Allah sebagai pokok kehidupan. Berilah mereka belanja dan
pakaian (dari hasil harta itu) dan ucapkanlah kepada mereka kata-kata
yang baik’’. (Qs: An-Nisa>: 5)
2. Fiqh Pelestarian Lingkungan
Secara etimologis, kata pelestarian merupakan kata yang diserap dari
bahasa Jawa dari akar kata lestari yang berarti tetap selama-lamanya, kekal,
tidak berubah sebagai sediakala, melestarikan berarti menjadikan dan
membiarkan sesuatu tetap tak berubah. Kemudian, kata lestari diberi
imbuhan pe-an yang berarti membuat jadi atau menjadikan seperti pada
kata dasarnya. Oleh karena itu, pelestarian berarti membuat jadi atau
menjadikan sesuatu lestari, tetap selama-lamanya, kekal, dan tidak
berubah.

Dengan

ungkapan

lain,

pelestarian

merupakan

upaya

mengabdikan, memelihara dan melindungi sesuatu dari perubahan.12
Melestarikan lingkungan hidup merupakan kebutuhan yang tidak
bisa ditunda lagi dan bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah
atau pemimpin negara saja, melainkan tanggung jawab setiap insan di
bumi, dari balita sampai manula. Setiap orang harus melakukan usaha

Mujiono Abdillah, Fikih Lingkungan Panduan Spiritual Hidup Berwawasan Lingkungan ,
(Yogyakarta: Akademi Manajemen Perusahaan YKPN, 2003), 60-61.
12

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

27

untuk menyelamatkan lingkungan hidup disekitar kita sesuai dengan
kapasitasnya masing-masing.13
Apabila manusia mengurus dan mengelola alam lingkungan dan
berbagai kekayaan yang tersedia ini dengan sebaik-baiknya, seadil-adilnya
maka kebaikan itu akan dinikmati manusia secara awet dan lestari. Tetapi
sebaliknya, apabila pengurusan alam ini tidak baik, tidak adil, dan tidak
seimbang dalam melakukan alam lingkungannya, niscaya azab Allah dan
malapetaka akan datang kepada manusia.14

C. Hukuman Bagi Pelaku Perusak Lingkungan dalam Hukum Pidana Islam
1. Pengertian Hukuman
Hukuman dalam istilah Arab sering disebut ‘uqu>bah, yaitu bentuk
balasan bagi seseorang yang atas perbuatannya melanggar ketentuan syara’
yang ditetapkan Allah SWT dan Rasulullah Saw untuk kemaslahatan
manusia. Pemidanaan dimaksudkan untuk mendatangkan kemaslahatan
umat dan mencegah kedzaliman atau kemadharatan. Menurut Abdul Qadir
Audah, hukuman adalah suatu penderitaan yang dibebankan kepada
seseorang akibat perbuatannya melanggar aturan.15
Menurut Kamus Bahasa Indonesia karangan S. Wojowasito,
hukuman berarti siksaan atau pembalasan kejahatan (kesalahan dosa).16

Gufron, Rekonstruksi Paradigma Fikih…, 82.
Kaelany, Islam dan aspek-aspek kemasyarakatan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2005), 207.
15
Makhrus Munajat, Hukum Pidana Islam, (Yogyakarta: Teras, 2009), 111-112.
16
Rahmat Hakim, Hukum pidana Islam (Fiqh Jinayah), (Bandung: Pustaka Setia, 2000), 59.
13

14

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

28

Dalam ungkapan lain, hukuman merupakan penimpaan derita dan
kesengsaraan bagi pelaku kejahatan sebagai balasan dari apa yang telah
diperbuatnya kepada orang lain atau balasan yang diterima si pelaku akibat
pelanggaran perintah syara’.17
Berbagai kebajikan yang ditempuh oleh umat Islam dalam upaya
menyelamatkan manusia baik perseorang maupun masyarakat dari
kerusakan dan menyingkirkan hal-hal yang menimbulkan kejahatan Islam
berusaha mengamankan masyarakat dengan berbagai ketentuan, baik
berdasarkan Al-Quran, Hadis Nabi, maupun berbagai ketentuan dari ulil

amri> atau lembaga legislatif yang mempunyai wewenang menetapkan
hukuman bagi kasus-kasus ta’zi>r. Semua itu pada hakikatnya dalam upaya
menyelamatkan umat manusia dari ancaman kejahatan.18
Dasar-dasar penjatuhan hukuman adalah:19
a) QS. S{ad< ayat 26
ّ ‫ف ةفي اأرْ ضفاحْك ْمبيْن ال ّناسبا ْلح ّق وات‬
ْ‫تبع ا ْل هوىفيضلّك عن‬
‫يا داود إ ّنا جع ْلناك خلي‬
ّ
ّ ‫سبيل‬
‫ّ إنّ الّذينيضلّون عنْ سبيل ّل ه ْم عذابشديدب مانسواي ْوم ا ْلحساب‬
Artinya: ‘‘Hai Daud, sesungguhnya Kami menjadikan kamu
khalifah (penguasa) di muka bumi, maka berilah keputusan (perkara) di
antara manusia dengan adil dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu,
karena ia akan menyesatkan kamu dari jalan Allah. Sesungguhnya
orang-orang yang sesat dari jalan Allah akan mendapat azab yang berat,
karena mereka melupakan hari perhitungan’’.

17

Ibid.
Ibid., 60.
19
Ibid.
18

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uin

Dokumen yang terkait

PENGARUH PEMBERIAN SEDUHAN BIJI PEPAYA (Carica Papaya L) TERHADAP PENURUNAN BERAT BADAN PADA TIKUS PUTIH JANTAN (Rattus norvegicus strain wistar) YANG DIBERI DIET TINGGI LEMAK

23 199 21

KEPEKAAN ESCHERICHIA COLI UROPATOGENIK TERHADAP ANTIBIOTIK PADA PASIEN INFEKSI SALURAN KEMIH DI RSU Dr. SAIFUL ANWAR MALANG (PERIODE JANUARI-DESEMBER 2008)

2 106 1

EFEKTIFITAS BERBAGAI KONSENTRASI DEKOK DAUN KEMANGI (Ocimum basilicum L) TERHADAP PERTUMBUHAN JAMUR Colletotrichum capsici SECARA IN-VITRO

4 157 1

ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN DAN EFISIENSI ANTARA BERAS POLES MEDIUM DENGAN BERAS POLES SUPER DI UD. PUTRA TEMU REJEKI (Studi Kasus di Desa Belung Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang)

23 307 16

APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS DI TRANS TV (Studi Pada Ibu Rumah Tangga RW 6 Kelurahan Lemah Putro Sidoarjo)

8 209 2

PENYESUAIAN SOSIAL SISWA REGULER DENGAN ADANYA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SD INKLUSI GUGUS 4 SUMBERSARI MALANG

64 523 26

FENOMENA INDUSTRI JASA (JASA SEKS) TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU SOSIAL ( Study Pada Masyarakat Gang Dolly Surabaya)

63 375 2

PROSES KOMUNIKASI INTERPERSONAL DALAM SITUASI PERTEMUAN ANTAR BUDAYA STUDI DI RUANG TUNGGU TERMINAL PENUMPANG KAPAL LAUT PELABUHAN TANJUNG PERAK SURABAYA

97 602 2

PENGARUH PENGGUNAAN BLACKBERRY MESSENGER TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU MAHASISWA DALAM INTERAKSI SOSIAL (Studi Pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2008 Universitas Muhammadiyah Malang)

127 505 26

PENGARUH DIMENSI KUALITAS LAYANAN TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN DI CAFE MADAM WANG SECRET GARDEN MALANG

18 115 26