d ipa 0707208 chapter3

(1)

66 BAB III

METODE PENELITIAN

A.Paradigma Penelitian

Berpikir kritis mencakup sejumlah keterampilan kognitif dan disposisi intelektual yang diperlukan untuk mengidentifikasi, menganalisis, dan mengevaluasi argumen secara efektif agar dapat menemukan dan mengatasi prasangka pribadi dan bias; dapat merumuskan dan menyajikan alasan yang meyakinkan dalam mendukung kesimpulan; dan dapat membuat keputusan yang rasional dan tepat tentang apa yang dilakukan dan diyakini (Bassham, et al, 2008). Keterampilan berpikir kritis sangat penting dimiliki oleh setiap orang agar dapat berhasil menghadapi kehidupan. Agar mahasiswa memiliki keterampilan berpikir kritis, mahasiswa hendaknya memperoleh kesempatan berlatih dan mengembangkan keterampilan berpikir kritis selama pembelajaran atau praktikum. Untuk memenuhi keperluan tersebut, MPKD-BBB dirancang dan dikembangkan. MPKD-BBB menggunakan fenomena budaya Bali sebagai stimulus belajar bagi mahasiswa. Pertanyaan konseptual dan rancangan praktikum yang dibuat mahasiswa melalui kerja kelompok, mendorong mahasiswa menghasilkan ide-ide dan sekaligus membimbingnya menguasai konsep-konsep Kimia Dasar. Ide-ide mahasiswa, dikembangkan lebih lanjut melalui pertanyaan kritis dalam proses bimbingan rancangan praktikum, pelaksanaan praktikum, pelaporan dan diskusi kelas. Semua rangkaian kegiatan praktikum, memberikan peluang kepada mahasiswa berlatih menggunakan keterampilan berpikir kritis dan


(2)

67

keterampilan proses sains. Bagan dari paradigma yang digunakan dalam penelitian dan pengembangan ini ditunjukkan pada Gambar 3.1.

Gambar 3.1 Paradigma dalam Penelitian dan Pengembangan MPKD-BBB

B.Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode Penelitian dan Pengembangan Pendidikan (Educational Research and Development). Tahapan penelitian dan pengembangan ini terdiri atas empat tahap, yang disebut dengan model 4D (define, design, develop, dan disseminate) (Thiagarajan et al.,1974). Define adalah kegiatan mengumpulkan berbagai informasi yang diperlukan (needs assessment) melalui studi literatur dan studi lapangan untuk menyusun buram atau produk

MPKD-BBB

Keterampilan: mengidentifikasi, menganalisis, dan mengevaluasi argumen secara efektif;

merumuskan alasan yang meyakinkan; dan membuat keputusan yang rasional dan tepat. Keterampilan

Berpikir Kritis

Keterampilan Proses Sains

Fenomena Budaya Bali

Pertanyaan Kritis Pertanyaan

Konseptual

Kerja Kelompok Rancangan

Praktikum

Pelaksanaan

Praktikum Pelaporan

Diskusi Kelas

Mahasiswa Memiliki Keterampilan Berpikir Kritis


(3)

68

awal. Design adalah kegiatan merancang produk awal. Develop adalah kegiatan memvalidasi dan mengembangkan produk sehingga dihasilkan produk yang teruji (valid dan reliabel) yang siap diimplementasikan. Disseminate adalah kegiatan menyebarluaskan dan mengimplementasikan produk tanpa kehadiran peneliti. Pada penelitian ini, kegiatan yang dilakukan hanya sampai pada tahap develop, meliputi validasi pakar, uji coba terbatas, dan uji coba utama. Desain penelitian selengkapnya disajikan pada Gambar 3.2.

C.Prosedur Pengembangan MPKD-BBB 1. Analisis Kebutuhan (Define)

Analisis kebutuhan dalam penelitian dan pengembangan ini dilakukan untuk mengumpulkan berbagai informasi yang berkaitan dengan produk yang akan dikembangkan (dalam hal ini MPKD-BBB). Pengumpulan informasi ini dilakukan melalui studi literatur dan studi lapangan. Studi literatur berkaitan dengan studi dokumen dan material lainnya yang mendukung pembuatan rancangan produk. Sementara itu, studi lapangan dilakukan untuk mengumpulkan informasi berkaitan, antara lain, dengan konten dan konteks budaya Bali yang relevan dengan topik-topik praktikum Kimia Dasar; karakteristik mahasiswa, faktor-faktor pendukung praktikum, meliputi: alat-alat, bahan-bahan, dan buku-buku kimia; hambatan yang dihadapi oleh dosen dalam mengelola praktikum; dan pandangan dosen terhadap praktikum dan asesmen keteramplan berpikir kritis. Tahapan dalam analisis kebutuhan untuk merancang buram MPKD-BBB ditunjukkan pada Gambar 3.2.


(4)

69

Gambar 3.2 Tahapan dalam Analisis Kebutuhan (Define) dan Hubungannya dengan Penyusunan Buram MPKD-BBB (Design) yang Dilanjutkan dengan Validasi Ahli, Uji Coba Terbatas, dan Uji Coba Utama (Develop)

D es ig n D ev el o p D ef in e Kendala-Kendala Dosen dalam Pengelolaan Praktikum Kimia Dasar Pandangan Dosen terhadap

Praktikum. Kimia Dasar dan Asesmen Keterampilan

Berpikir Kritis Budaya Bali

Fasilitas Pendukung Praktikum Kimia Dasar Karakteristik Mahasiswa Analisis Keterampilan Proses Sains Analisis Keterampilan Berpikir Kritis Indikator Keterampilan Berpikir Kritis Pertanyaan Kritis

MPKD-BBB Hasil Revisi Berdasarkan Uji Coba Terbatas

MPKD-BBB Hasil Revisi Berdasarkan Uji Coba Utama

Validasi Ahli

Uji Coba Terbatas

Uji Coba Utama MPKD-BBB Hasil Revisi Berdasarkan Masukan Ahli Perangkat Praktikum:

Pedoman Pengelolaan Praktikum Deskripsi Pengelolaan Praktikum Lembar Kerja Mahasiswa (LKM) Tes Keterampilan Berpikir Kritis Pedoman Observasi Angket Buram MPKD-BBB Indikator Keterampilan Proses Sains Analisis Silabus Kimia Dasar Analisis Kebutuhan

Studi Literatur Studi Lapangan

Konsep-konsep Esensial Daftar Analisis Konsep Pertanyaan Konseptual

Analisis Teori dan Temuan Penelitian

Model-model Praktikum

Model Inkuiri


(5)

70 a. Studi Literatur

Studi literatur dilakukan untuk mengkaji silabus mata kuliah Kimia Dasar, teori dan hasil penelitian terkait, keterampilan proses sains, dan keterampilan berpikir kritis, sebagai dasar untuk merancang produk awal (buram) MPKD-BBB (Gambar 3.2). Kegiatan yang dilakukan pada studi literatur ini adalah sebagai berikut.

1) Menganalisis silabus mata kuliah Kimia Dasar untuk menghasilkan konsep-konsep esensial.

2) Menganalisis konsep-konsep esensial sehingga diperoleh daftar analisis konsep.

3) Menganalisis teori-teori dan temuan-temuan penelitian yang berkaitan dengan model-model praktikum, khususnya model praktikum inkuiri.

4) Menganalisis keterampilan proses sains untuk menghasilkan indikator keterampilan proses sains.

5) Menganalisis keterampilan berpikir kritis untuk menghasilkan indikator keterampilan berpikir kritis.

6) Menyusun pertanyaan-pertanyaan konseptual berdasarkan daftar analisis konsep dan fenomena budaya Bali. Pertanyaan konseptual ini dituangkan dalam MPKD-BBB.

7) Pertanyaan kritis yang diajukan kepada mahasiswa didasarkan atas indikator keterampilan berpikir kritis dan respon mahasiswa terhadap pertanyaan konseptual.


(6)

71

8) Menyusun tes keterampilan berpikir kritis berbasis konten kimia menggunakan acuan indikator-indikator keterampilan berpikir kritis Ennis (1985) yang berhasil dirumuskan sebelumnya.

b. Studi lapangan

Studi lapangan dilakukan dengan maksud untuk mengumpulkan data berkenaan dengan: (1) konten dan konteks budaya Bali yang relevan dengan topik-topik praktikum Kimia Dasar; (2) karakteristik mahasiswa; (3) fasilitas pendukung praktikum Kimia Dasar, meliputi alat-alat, bahan-bahan dan buku-buku kimia yang digunakan sebagai sumber belajar oleh dosen dan mahasiswa; (4) kendala-kendala yang dihadapi oleh dosen dalam mengelola praktikum Kimia Dasar; dan (5) pandangan dosen terhadap pengelolaan praktikum dan asesmen keterampilan berpikir kritis (Gambar 3.2). Eksplorasi konten dan konteks budaya Bali dilakukan melalui penelusuran dokumen (transkrip lontar dan buku) serta informasi dari nara sumber yang berkompeten berkaitan dengan budaya Bali, yaitu: petani garam, pengusaha/pembuat arak, pengrajin perak dan emas, pemangku, dan ibu-ibu rumah tangga. Sementara itu, karakteristik mahasiswa, fasilitas pendukung praktikum Kimia Dasar, kendala-kendala yang dihadapi oleh dosen dalam mengelola praktikum, dan pandangan dosen terhadap pengelolaan praktikum dan asesmen keterampilan berpikir kritis diperoleh dengan cara mengedarkan angket kepada empat dosen Kimia Dasar dan 14 mahasiswa yang telah menyelesaikan mata kuliah Kimia Dasar pada salah satu jurusan di institusi pendidikan di Bali. Hasil-hasil dari studi lapangan ini akan memberi gambaran


(7)

72

tentang daya dukung lembaga dan dosen sehingga model praktikum yang dikembangkan didukung oleh kondisi yang ada dan layak diterapkan.

2. Perancangan Buram MPKD-BBB (Design)

Hasil-hasil yang diperoleh pada studi literatur dan studi lapangan digunakan sebagai bahan untuk merancang buram MPKD-BBB (Gambar 3.2). Buram MPKD-BBB yang dirancang harus memperhatikan kelayakan agar dapat diimplementasikan di lapangan, seperti tersedianya fasilitas pendukung (alat-alat, bahan-bahan, dan buku-buku kimia) dan sumber daya manusia (dosen) berkualitas yang mengimplementasikan model praktikum tersebut.

3. Pengembangan MPKD-BBB (Develop) a. Validasi ahli

Buram MPKD-BBB yang sudah dirancang, selanjutnya, divalidasi oleh tiga ahli; satu ahli memiliki keahlian dalam bidang konten kimia, dua ahli memiliki keahlian dalam bidang pembelajaran dan asesmen. Validasi ini dimaksudkan untuk mengetahui keterbacaan MPKD-BBB. Masukan-masukan yang diberikan para ahli digunakan untuk menyempurnakan buram MPKD-BBB (Gambar 3.2).

b. Uji coba terbatas dan revisi produk

Uji coba terbatas (Gambar 3.2) dilaksanakan pada satu kelas di salah satu jurusan pada institusi pendidikan di Bali. Rancangan penelitian yang digunakan pada uji coba terbatas ini adalah one group pretest-posttest design. Detail kegiatan yang dilakukan pada uji coba terbatas ini dapat diuraikan sebagai berikut.


(8)

73

1) Peneliti mempersiapkan pelaksanaan uji coba terbatas.

a) Memilih dan menetapkan satu kelas pada salah satu jurusan di institusi pendidikan di Bali sebagai tempat uji coba terbatas.

b) Memperkenalkan MPKD-BBB kepada dosen-dosen Kimia Dasar dan mendiskusikannya agar mereka dapat mengimplementasikan model yang sedang dikembangkan dengan baik.

c) Menyiapkan fasilitas pelaksanaan uji coba terbatas.

2) Dosen melaksanakan pretes (tes awal). Tes yang digunakan pada tes awal adalah tes keterampilan berpikir kritis berbasis konten kimia.

3) Dosen mengelola praktikum dengan menerapkan MPKD-BBB.

4) Peneliti melakukan observasi terhadap implementasi MPKD-BBB untuk mengetahui keterlaksanaan dan hambatan-hambatan yang dihadapi dalam mengimplementasikan MPKD-BBB.

5) Dosen melaksanakan postes (tes akhir). Tes yang digunakan pada tes akhir sama dengan tes yang digunakan pada tes awal.

6) Dosen mengedarkan angket untuk mengetahui tanggapan mahasiswa terhadap MPKD-BBB yang diterapkan.

7) Peneliti mewawancarai dosen untuk mengetahui tanggapannya terhadap MPKD-BBB.

8) Peneliti menyempurnakan MPKD-BBB berdasarkan hasil-hasil uji coba terbatas.


(9)

74 c. Uji coba utama dan revisi produk

MPKD-BBB yang telah disempurnakan berdasarkan hasil uji coba terbatas, selanjutnya, dilakukan uji coba utama (Gambar 3.2). Uji utama ini dilaksanakan pada salah satu jurusan di institusi pendidikan di Bali, menggunakan dua kelas paralel (satu kelompok eksperimen dan satu kelompok kontrol). Pada kelompok eksperimen diterapkan MPKD-BBB, sedangkan pada kelompok kontrol diterapkan praktikum reguler yang biasa digunakan oleh dosen-dosen Kimia Dasar. Jumlah mahasiswa pada kelompok eksperimen sebanyak 28 orang dan kelompok kontrol sebanyak 26 orang. Uji coba utama ini menggunakan rancangan eksperimen kuasi, yaitu nonequivalent control group design:

Kelompok Eksperimen (KE) : O X1 O’ Kelompok Kontrol (KK) : O X2 O’

(diadaptasi dari Creswell, 2008). Keterangan : O = skor tes awal O’ = skor tes akhir

X1 = MPKD-BBB X2 = praktikum reguler

Detail kegiatan yang dilakukan pada uji coba utama dapat diuraikan sebagai berikut.

1) Peneliti mempersiapkan pelaksanaan uji coba utama.

a) Memilih dan menetapkan dua kelas paralel pada salah satu jurusan di institusi pendidikan di Bali.

b) Memperkenalkan MPKD-BBB kepada dosen-dosen Kimia Dasar dan mendiskusikannya agar mereka dapat mengimplementasikan MPKD-BBB yang sedang dikembangkan dengan baik.


(10)

75

c) Menyiapkan fasilitas pelaksanaan uji coba utama.

2) Dosen melaksanakan tes awal pada kedua kelompok (eksperimen dan kontrol). Tes yang digunakan pada tes awal adalah tes keterampilan berpikir kritis berbasis konten kimia.

3) Dosen mengelola praktikum pada kelompok eksperimen dengan menerapkan MPKD-BBB, sedangkan pada kelompok kontrol diterapkan praktikum reguler. Kelompok eksperimen dan kontrol diajar oleh dosen yang berbeda. 4) Peneliti melakukan observasi terhadap pelaksanaan praktikum pada kelompok

eksperimen untuk mengetahui keunggulan dan hambatan yang dihadapi dalam mengimplementasikan MPKD-BBB.

5) Dosen melaksanakan tes akhir baik pada kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol. Tes yang digunakan pada tes akhir sama dengan tes yang digunakan pada tes awal.

6) Dosen mengedarkan angket kepada mahasiswa untuk mengetahui tanggapannya terhadap MPKD-BBB yang diikuti.

7) Peneliti mewawancarai dosen yang mengimplementasikan MPKD-BBB untuk mengetahui tanggapannya terhadap MPKD-BBB.

8) Peneliti melakukan analisis dan evaluasi terhadap efektivitas MPKD-BBB ditinjau dari ketercapaian tujuan, yaitu peningkatan penguasaan konsep dan keterampilan berpikir kritis mahasiswa.

9) Peneliti menyempurnakan MPKD-BBB berdasarkan hasil-hasil yang diperoleh pada uji coba utama (jika ada) sehingga dihasilkan MPKD-BBB yang telah teruji.


(11)

76

Produk akhir dari penelitian ini berupa Model Praktikum Kimia Dasar Berbasis Budaya Bali (MPKD-BBB) yang telah teruji yang dapat meningkatkan penguasaan konsep dan keterampilan berpikir kritis mahasiswa.

D. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan pada penelitian ini didasarkan atas data yang diperlukan. Tabel 3.1 meringkaskan hubungan antara data yang diperlukan, sumber data, dan instrumen penelitian yang digunakan.

Tabel 3.1 Hubungan antara Data yang Diperlukan, Sumber Data, dan Instrumen Penelitian

Kegiatan Data yang diperlukan Sumber data Instrumen penelitian

Studi lapangan

Konten dan konteks budaya Bali yang relevan dengan topik-topik praktikum Kimia Dasar

Nara sumber yang berkompeten berkaitan dengan budaya Bali, dokumen

1) Pedoman wawancara 2) Daftar isian

Karakteristik mahasiswa Dosen Angket Fasilitas pendukung praktikum

Kimia Dasar

Alat-alat, bahan-bahan, dan buku-buku kimia

Pedoman observasi Kendala-kendala dalam

mengelola praktikum

Dosen Angket

Pandangan dosen terhadap praktikum dan asesmen keterampilan berpikir kritis

Dosen Angket

Validasi ahli

Keterbacaan dari buram MPKD-BBB

Pakar Format expert judgement

Uji coba terbatas

Data efektivitas penerapan MPKD-BBB

Implementasi MPKD-BBB

1) Pedoman observasi 2) Tes keterampilan

berpikir kritis Keterlaksanaan dan hambatan

dalam mengimplementasikan MPKD-BBB

Implementasi MPKD-BBB

Pedoman observasi Tanggapan dosen dan mahasiswa

terhadap MPKD-BBB

Dosen dan mahasiswa 1) Pedoman wawancara 2) Angket

Uji coba Utama

Data efektivitas penerapan MPKD-BBB

Implementasi MPKD-BBB

1) Pedoman observasi 2) Tes keterampilan

berpikir kritis Keunggulan dan hambatan

dalam mengimplementasikan MPKD-BBB

Implementasi MPKD-BBB

Pedoman observasi Tanggapan dosen dan mahasiswa

terhadap MPKD-BBB

Dosen dan mahasiswa

1) Pedoman wawancara 2) Angket


(12)

77 E.Analisis Data

Data yang diperoleh pada penelitian ini terdiri atas data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif berupa: (1) konten dan konteks budaya Bali yang relevan dengan topik-topik praktikum Kimia Dasar, (2) karakteristik MPKD-BBB; (3) kunggulan dan hambatan dalam mengimplementasikan MPKD-MPKD-BBB; serta (4) tanggapan dosen dan mahasiswa terhadap MPKD-BBB. Data kuantitatif berupa: skor penguasaan konsep; skor keterampilan berpikir kritis; dan skor keterampilan proses sains.

Data kualitatif dan data skor keterampilan proses sains mahasiswa dianalisis secara deskriptif interpretatif. Sementara data kuantitatif yang berupa skor penguasaan konsep dan skor keterampilan berpikir kritis dianalisis menggunakan statistik inferensial. Persentase gain ternormalisasi setiap mahasiswa pada masing-masing kelompok dihitung dengan rumus:

100 S

S S S g %

pre max

pre post

x − − =

Keterangan: % g = persentase gain ternormalisasi, Spost = skor tes akhir, Spre =

skor tes awal, dan Smax = skor maksimum

Rumus di atas diadaptasi dari rumus yang diturunkan oleh Hake (dalam Savinainem dan Scott, 2002). Selanjutnya, kriteria peningkatan atau perolehan penguasaan konsep dan keterampilan berpikir kritis mahasiswa ditunjukkan pada Tabel 3.2.


(13)

78

Tabel 3.2 Kriteria Peningkatan atau Perolehan Penguasaan Konsep dan Keterampilan Berpikir Kritis Mahasiswa (Hake, dalam Savinainem dan Scott, 2002)

No. % g Kategori

1. < 30 Rendah

2. 30 ≤ % g < 70 Sedang

3. ≥ 70 Tinggi

Analisis data kuantitatif pada tahap uji coba terbatas dilakukan sebagai berikut. Perbedaan rerata pada dua sampel yang berpasangan atau sebuah sampel dengan subyek yang sama tetapi mengalami pengukuran yang berbeda, dianalisis menggunakan uji-t (paired sample t-test) atau uji Wilcoxon Signed Rank. Untuk skor tes awal dan skor tes akhir berdistribusi normal, maka uji beda dilakukan dengan menggunakan uji-t (paired sample t-test). Sebaliknya, untuk skor tes awal dan/atau skor tes akhir berdistribusi tidak normal, maka uji beda dilakukan dengan uji Wilcoxon Signed Rank.

Analisis data skor penguasaan konsep dan keterampilan berpikir kritis pada tahap uji coba utama dilakukan sebagai berikut. Perbedaan rerata untuk dua sampel bebas atau dua sampel yang mengalami perlakuan berbeda, dianalisis menggunakan uji-t (independent sample t-test) atau uji U Mann-Whitney. Untuk % g pada masing-masing kelompok (eksperimen dan kontrol) berdistribusi normal dan variansi kedua kelompok homogen, maka uji beda % g dilakukan dengan menggunakan uji-t (independent sample t-test). Sebaliknya, untuk % g pada salah satu atau kedua kelompok berdistribusi tidak normal dan/atau variansi antar kedua kelompok tidak homogen, maka uji beda % g dilakukan dengan uji U Mann-Whitney. Semua uji ini menggunakan SPSS versi 16 pada taraf signifikansi 5%.


(1)

73

1) Peneliti mempersiapkan pelaksanaan uji coba terbatas.

a) Memilih dan menetapkan satu kelas pada salah satu jurusan di institusi pendidikan di Bali sebagai tempat uji coba terbatas.

b) Memperkenalkan MPKD-BBB kepada dosen-dosen Kimia Dasar dan mendiskusikannya agar mereka dapat mengimplementasikan model yang sedang dikembangkan dengan baik.

c) Menyiapkan fasilitas pelaksanaan uji coba terbatas.

2) Dosen melaksanakan pretes (tes awal). Tes yang digunakan pada tes awal adalah tes keterampilan berpikir kritis berbasis konten kimia.

3) Dosen mengelola praktikum dengan menerapkan MPKD-BBB.

4) Peneliti melakukan observasi terhadap implementasi MPKD-BBB untuk mengetahui keterlaksanaan dan hambatan-hambatan yang dihadapi dalam mengimplementasikan MPKD-BBB.

5) Dosen melaksanakan postes (tes akhir). Tes yang digunakan pada tes akhir sama dengan tes yang digunakan pada tes awal.

6) Dosen mengedarkan angket untuk mengetahui tanggapan mahasiswa terhadap MPKD-BBB yang diterapkan.

7) Peneliti mewawancarai dosen untuk mengetahui tanggapannya terhadap MPKD-BBB.

8) Peneliti menyempurnakan MPKD-BBB berdasarkan hasil-hasil uji coba terbatas.


(2)

74

c. Uji coba utama dan revisi produk

MPKD-BBB yang telah disempurnakan berdasarkan hasil uji coba terbatas, selanjutnya, dilakukan uji coba utama (Gambar 3.2). Uji utama ini dilaksanakan pada salah satu jurusan di institusi pendidikan di Bali, menggunakan dua kelas paralel (satu kelompok eksperimen dan satu kelompok kontrol). Pada kelompok eksperimen diterapkan MPKD-BBB, sedangkan pada kelompok kontrol diterapkan praktikum reguler yang biasa digunakan oleh dosen-dosen Kimia Dasar. Jumlah mahasiswa pada kelompok eksperimen sebanyak 28 orang dan kelompok kontrol sebanyak 26 orang. Uji coba utama ini menggunakan rancangan eksperimen kuasi, yaitu nonequivalent control group design:

Kelompok Eksperimen (KE) : O X1 O’ Kelompok Kontrol (KK) : O X2 O’

(diadaptasi dari Creswell, 2008). Keterangan : O = skor tes awal O’ = skor tes akhir

X1 = MPKD-BBB X2 = praktikum reguler

Detail kegiatan yang dilakukan pada uji coba utama dapat diuraikan sebagai berikut.

1) Peneliti mempersiapkan pelaksanaan uji coba utama.

a) Memilih dan menetapkan dua kelas paralel pada salah satu jurusan di institusi pendidikan di Bali.

b) Memperkenalkan MPKD-BBB kepada dosen-dosen Kimia Dasar dan mendiskusikannya agar mereka dapat mengimplementasikan MPKD-BBB yang sedang dikembangkan dengan baik.


(3)

75

c) Menyiapkan fasilitas pelaksanaan uji coba utama.

2) Dosen melaksanakan tes awal pada kedua kelompok (eksperimen dan kontrol). Tes yang digunakan pada tes awal adalah tes keterampilan berpikir kritis berbasis konten kimia.

3) Dosen mengelola praktikum pada kelompok eksperimen dengan menerapkan MPKD-BBB, sedangkan pada kelompok kontrol diterapkan praktikum reguler. Kelompok eksperimen dan kontrol diajar oleh dosen yang berbeda. 4) Peneliti melakukan observasi terhadap pelaksanaan praktikum pada kelompok

eksperimen untuk mengetahui keunggulan dan hambatan yang dihadapi dalam mengimplementasikan MPKD-BBB.

5) Dosen melaksanakan tes akhir baik pada kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol. Tes yang digunakan pada tes akhir sama dengan tes yang digunakan pada tes awal.

6) Dosen mengedarkan angket kepada mahasiswa untuk mengetahui tanggapannya terhadap MPKD-BBB yang diikuti.

7) Peneliti mewawancarai dosen yang mengimplementasikan MPKD-BBB untuk mengetahui tanggapannya terhadap MPKD-BBB.

8) Peneliti melakukan analisis dan evaluasi terhadap efektivitas MPKD-BBB ditinjau dari ketercapaian tujuan, yaitu peningkatan penguasaan konsep dan keterampilan berpikir kritis mahasiswa.

9) Peneliti menyempurnakan MPKD-BBB berdasarkan hasil-hasil yang diperoleh pada uji coba utama (jika ada) sehingga dihasilkan MPKD-BBB yang telah teruji.


(4)

76

Produk akhir dari penelitian ini berupa Model Praktikum Kimia Dasar Berbasis Budaya Bali (MPKD-BBB) yang telah teruji yang dapat meningkatkan penguasaan konsep dan keterampilan berpikir kritis mahasiswa.

D. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan pada penelitian ini didasarkan atas data yang diperlukan. Tabel 3.1 meringkaskan hubungan antara data yang diperlukan, sumber data, dan instrumen penelitian yang digunakan.

Tabel 3.1 Hubungan antara Data yang Diperlukan, Sumber Data, dan Instrumen Penelitian

Kegiatan Data yang diperlukan Sumber data Instrumen penelitian Studi

lapangan

Konten dan konteks budaya Bali yang relevan dengan topik-topik praktikum Kimia Dasar

Nara sumber yang berkompeten berkaitan dengan budaya Bali, dokumen

1) Pedoman wawancara 2) Daftar isian

Karakteristik mahasiswa Dosen Angket Fasilitas pendukung praktikum

Kimia Dasar

Alat-alat, bahan-bahan, dan buku-buku kimia

Pedoman observasi Kendala-kendala dalam

mengelola praktikum

Dosen Angket

Pandangan dosen terhadap praktikum dan asesmen keterampilan berpikir kritis

Dosen Angket

Validasi ahli

Keterbacaan dari buram MPKD-BBB

Pakar Format expert judgement

Uji coba terbatas

Data efektivitas penerapan MPKD-BBB

Implementasi MPKD-BBB

1) Pedoman observasi 2) Tes keterampilan

berpikir kritis Keterlaksanaan dan hambatan

dalam mengimplementasikan MPKD-BBB

Implementasi MPKD-BBB

Pedoman observasi Tanggapan dosen dan mahasiswa

terhadap MPKD-BBB

Dosen dan mahasiswa 1) Pedoman wawancara 2) Angket

Uji coba Utama

Data efektivitas penerapan MPKD-BBB

Implementasi MPKD-BBB

1) Pedoman observasi 2) Tes keterampilan

berpikir kritis Keunggulan dan hambatan

dalam mengimplementasikan MPKD-BBB

Implementasi MPKD-BBB

Pedoman observasi Tanggapan dosen dan mahasiswa

terhadap MPKD-BBB

Dosen dan mahasiswa

1) Pedoman wawancara 2) Angket


(5)

77

E.Analisis Data

Data yang diperoleh pada penelitian ini terdiri atas data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif berupa: (1) konten dan konteks budaya Bali yang relevan dengan topik-topik praktikum Kimia Dasar, (2) karakteristik MPKD-BBB; (3) kunggulan dan hambatan dalam mengimplementasikan MPKD-MPKD-BBB; serta (4) tanggapan dosen dan mahasiswa terhadap MPKD-BBB. Data kuantitatif berupa: skor penguasaan konsep; skor keterampilan berpikir kritis; dan skor keterampilan proses sains.

Data kualitatif dan data skor keterampilan proses sains mahasiswa dianalisis secara deskriptif interpretatif. Sementara data kuantitatif yang berupa skor penguasaan konsep dan skor keterampilan berpikir kritis dianalisis menggunakan statistik inferensial. Persentase gain ternormalisasi setiap mahasiswa pada masing-masing kelompok dihitung dengan rumus:

100 S

S S S g %

pre max

pre post

x − − =

Keterangan: % g = persentase gain ternormalisasi, Spost = skor tes akhir, Spre = skor tes awal, dan Smax = skor maksimum

Rumus di atas diadaptasi dari rumus yang diturunkan oleh Hake (dalam Savinainem dan Scott, 2002). Selanjutnya, kriteria peningkatan atau perolehan penguasaan konsep dan keterampilan berpikir kritis mahasiswa ditunjukkan pada Tabel 3.2.


(6)

78

Tabel 3.2 Kriteria Peningkatan atau Perolehan Penguasaan Konsep dan Keterampilan Berpikir Kritis Mahasiswa (Hake, dalam Savinainem dan Scott, 2002)

No. % g Kategori

1. < 30 Rendah

2. 30 ≤ % g < 70 Sedang

3. ≥ 70 Tinggi

Analisis data kuantitatif pada tahap uji coba terbatas dilakukan sebagai berikut. Perbedaan rerata pada dua sampel yang berpasangan atau sebuah sampel dengan subyek yang sama tetapi mengalami pengukuran yang berbeda, dianalisis menggunakan uji-t (paired sample t-test) atau uji Wilcoxon Signed Rank. Untuk skor tes awal dan skor tes akhir berdistribusi normal, maka uji beda dilakukan dengan menggunakan uji-t (paired sample t-test). Sebaliknya, untuk skor tes awal dan/atau skor tes akhir berdistribusi tidak normal, maka uji beda dilakukan dengan uji Wilcoxon Signed Rank.

Analisis data skor penguasaan konsep dan keterampilan berpikir kritis pada tahap uji coba utama dilakukan sebagai berikut. Perbedaan rerata untuk dua sampel bebas atau dua sampel yang mengalami perlakuan berbeda, dianalisis menggunakan uji-t (independent sample t-test) atau uji U Mann-Whitney. Untuk % g pada masing-masing kelompok (eksperimen dan kontrol) berdistribusi normal dan variansi kedua kelompok homogen, maka uji beda % g dilakukan dengan menggunakan uji-t (independent sample t-test). Sebaliknya, untuk % g pada salah satu atau kedua kelompok berdistribusi tidak normal dan/atau variansi antar kedua kelompok tidak homogen, maka uji beda % g dilakukan dengan uji U Mann-Whitney. Semua uji ini menggunakan SPSS versi 16 pada taraf signifikansi 5%.