PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DAN KEPERCAYAAN DIRI TERHADAP KEMAMPUAN BERPIDATO SISWA KELAS IX SMP AL-AZHAR MEDAN.
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DAN
KEPERCAYAAN DIRI TERHADAP KEMAMPUAN
BERPIDATO SISWA KELAS IX
SMPAL-AZHAR MEDAN
TESIS
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Magister Pendidikan Program Studi Teknologi Pendidikan
Oleh:
MAYA INDAH SARI NIM. 8136121016
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2015
(2)
(3)
(4)
(5)
i
ABSTRAK
Maya Indah Sari. NIM. 8136121016. Pengaruh Model Pembelajaran dan Kepercayaan Diri Terhadap Kemampuan Berpidato Siswa Kelas IX SMP Al-Azhar Medan. Tesis. Program Studi Teknologi Pendidikan Pascasarjana Universitas Negeri Medan. 2015.
Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui kemampuan berpidato siswa yang diajarkan dengan model pengajaran langsung dan kemampuan berpidato siswa yang diajarkan dengan model simulasi, (2) mengetahui kemampuan berpidato siswa yang memiliki kepercayaan diri tinggi dan kemampuan berpidato siswa yang memiliki kepercayaan diri rendah, (3) mengetahui adanya interaksi antara model pembelajaran dan kepercayaan diri terhadap kemampuan berpidato. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen. Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas IX SMP kelas Al-Azhar Medan Tahun Pelajaran 2014/2015 yang berjumlah 181 siswa (7 kelas). Pemilihan sampel dilakukan dengan cluster
random sampling dan diperoleh kelas IX B sebagai kelompok eksperimen model
pengajaran langsung dan kelas IX C sebagai kelompok eksperimen model simulasi. Penelitian menggunakan metode penelitian quasi eksperimen dengan rancangan penelitian faktorial 2 x 2. Variabel terikat yaitu kemampuan berpidato, variabel moderator yaitu kepercayaan diri dan variabel bebas yaitu model pembelajaran. Penelitian ini dilakukan dalam tiga tahap, yaitu (1) mengukur kepercayaan diri dengan skala psikologi kepercayaan diri, (2) melaksanakan pembelajaran dengan kedua model pembelajaran, dan (3) mengobservasi kemampuan berpidato siswa dengan instrumen observasi kemampuan berpidato. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik statistik deskriptif dan inferensial. Uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan Analisis Varians (Anava) dua jalan pada taraf signifikansi 0,05. Hasil pengujian hipotesis diperoleh (1) Nilai rata-rata kemampuan berpidato siswa yang diajar dengan model pengajaran langsung lebih tinggi (82,65) daripada nilai rata-rata kemampuan berpidato siswa yang diajar dengan model simulasi (79,38) dengan Fhitung (9,60) >
Ftabel (4,08). (2) Nilai rata-rata kemampuan berpidato siswa yang memilki
kepercayaan diri tinggi lebih tinggi (87,68) daripada nilai rata-rata kemampuan berpidato siswa yang memiliki kepercayaan diri rendah (73,95) dengan Fhitung
(116,62) > Ftabel (4,08). (3) Tidak terdapat interaksi antara model pembelajaran
dan kepercayaan diri terhadap kemampuan berpidato dengan Fhitung (2,63) < Ftabel
(4,08).
(6)
ii
ABSTRACT
Maya Indah Sari. NIM. 8136121016. The Effect Model of Teaching and Self Confidence Against Students Speaking Ability Class IX SMP Al-Azhar Medan. Thesis. Postgraduate Program in Education Technology State University of Medan. 2015.
This study aims to (1) determine the ability of speech students taught by direct instruction models and speech abilities of students who are taught by the simulation model, (2) determine the ability of speech students who have high self-confidence and the ability of speech students who have low self-esteem, ( 3) determine the interaction between teaching model and confidence in the ability of speech. This study was an experimental study. The study population was all students of class IX Al-Azhar junior class field in the school year 2014/2015, amounting to 181 students (grade 7). Sample selection is done by cluster random sampling and obtained IX class B as direct instruction model experimental group and class IX C as the experimental group simulation model. Research using quasi-experimental research design with factorial 2 x 2. The dependent variable is the ability of speech, namely confidence moderator variables and independent variables that model of teaching. This research was conducted in three phases: (1) measure of confidence to the scale of the psychology of self-confidence, (2) conduct a second study with teaching model, and (3) the ability to observe the observation instrument addressing students with speech capability. Data analysis technique used is descriptive and inferential statistical techniques. Hypothesis testing is done by using Analysis of Variance (ANOVA) two roads at significance level of 0.05. Hypothesis testing results obtained (1) The average value of speech abilities of students who are taught by direct instruction models higher (82.65) than the average value of speech abilities of students who are taught by the simulation model (79.38) with Fcount (9, 60)> Ftable (4.08). (2) The average value of
speech abilities of students who have high self-esteem is higher (87.68) than the average value of speech abilities of students who have low confidence (73.95) with Fcount (116.62)> Ftable ( 4.08). (3) There is no interaction between learning
model and confidence in the ability of speech with Fcount (2.63) <Ftable (4.08).
(7)
i
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, taufiq, dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini dengan baik. Tesis ini berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran dan Kepercayaan Diri Terhadap Kemampuan Berpidato Siswa Kelas IX SMP Al-Azhar Medan” yang disusun untuk memenuhi persyaratan dalam memperoleh gelar Magister Pendidikan pada Program Studi Teknologi Pendidikan Pascasarjana Unimed Universitas Negeri Medan. Banyak pihak yang senantiasa memberikan bantuan, bimbingan dan motivasi dalam menyelesaikan tesis ini. Oleh sebab itu dengan segala kerendahan hati dan rasa tulus, penulis mengucapkan terimakasih dan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada Bapak Prof. Dr. H. Abdul Muin Sibuea, M. Pd. selaku dosen pembimbing 1 dan Ibu Prof. Dr. Asih Menanti, M.S., S.Psi. selaku dosen pembimbing IIyang dengan sabar telah banyak memberikan bimbingan, masukan, dan motivasi serta meluangkan waktunya kepada penulis. Kepada ketiga narasumber yaitu Prof. Dr. Rosmawaty, M.Pd, Prof. Dr. Abdul Hasan Saragih, dan Dr. R. Mursid, M.Pd. yang telah memberikan masukan dan koreksi untuk perbaikan tesis ini, serta seluruh Bapak dan ibu dosen dengan tulus ikhlas telah memberikan ilmu kepada penulis selama menempuh pendidikan di Program Pascasarjana Unimed. Pada kesempatan ini juga penulis menyampaikan ucapan terimakasih dan penghargaan kepada:
1. Rektor Universitas Negeri Medan, Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd.
2. Direktur Program Pasacasarjana Universitas Negeri Medan Prof. Dr. H. Abdul
(8)
ii
3. Ketua Program Studi Teknologi Pendidikan, Prof. Dr. Harun Sitompul, M.Pd.,
yang telah memberikan kemudahan dan kelancaran dalam penyusunan tesis.
4. Kepala SMPAl-Azhar Medan, Bapak Drs. H. Agustono, M.A, dan seluruh guru
di SMP Al-Azhar Medan yang telah banyak membantu dalam penelitian ini.
5. Ayahanda Edy Susanto dan Ibunda Ida Paulina beserta kakak dan ketiga
adik-adik (Lily Ayu Prihatin, M.Pd., Lisma Zahara, Desi Puspita dan Ramadhona Ananda Putri Anggun) yang telah mendukung serta memberikan do’a kepada penulis.
6. Teman-teman Program Studi Teknologi Pendidikan Angkatan XXIII Kelas TP
A2.
Penulis menyadari bahwa penulisan tesis ini masih kurang sempurna, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca guna penyempurnaan tesis ini. Kiranya tesis ini dapat bermanfaat dalam memperkaya khasanah berpikir bagi pembaca, khususnya dalam dunia pendidikan.
Medan, Juni 2015 Penulis,
Maya Indah Sari NIM. 8136121016
(9)
i
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK... i
ABSTRACT... ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... vii
DAFTAR GAMBAR ... xi
DAFTAR LAMPIRAN ... xii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A.Latar Belakang Masalah ... 1
B.Identifikasi Masalah ... 7
C.Pembatasan Masalah ... 8
D.Rumusan Masalah ... 9
E. Tujuan Penelitian ... 9
F. Manfaat Penelitian ... 10
BAB II KAJIAN TEORETIS, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS PENELITIAN... 11
A.KajianTeoretis ... 11
1. Kemampuan Berpidato ... 11
a. Faktor Kebahasaan dan Faktor Nonkebahasaan dalam Berpidato ... 12
b. Retorika dalam Berpidato ... 19
c. Hal-hal yang Harus Diperhatikan dalam Berpidato ... 20
d. Perasaan Takut dan Cemas dalam Berpidato ... 26
2. Model Pembelajaran ... 27
a. Model Pengajaran Langsung ... 32
b. Model Simulasi ... 42
3. Kepercayaan Diri (Self Confidence) ... 48
4. Penelitian yang Relevan ... 53
(10)
ii
C.Hipotesis Penelitian ... 60
BAB III METODOLOGI PENELITIAN... 61
A. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 61
B. Populasi dan Sampel ... 61
C. Metode Penelitian ... 62
D. Desain Penelitian ... 62
E. Prosedur dan Pelaksanaan Perlakuan ... 63
F. Pengontrolan Perlakuan ... 67
G. Variabel dan Definisi Operasional Penelitian ... 71
H. Teknik Pengumpulan Data ... 72
I. Instrumen Pengumpulan Data ... 73
J. Uji Coba Instrumen ... 73
K. Teknik Analisis Data ... 77
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 79
A. Deskripsi Data ... 79
B. Uji Persyaratan Analisis Data ... 89
1. Uji Normalitas ... 89
2. Uji Homogenitas ... 90
C. Uji Hipotesis Penelitian ... 93
D. Pembahasan Hasil Penelitian ... 97
E. Keterbatasan Penelitian ... 102
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ... 104
A. Simpulan ... 104
B. Implikasi ... 105
C. Saran ... 105
DAFTAR PUSTAKA ... 107 LAMPIRAN
(11)
i
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 1 Daftar Nilai Rata-rata Kemampuan Berpidato
Siswa SMP Al-Azhar Medan Tahun 2011-2013 ... 3 Tabel 2 Karakteristik Model Pengajaran Langsung
dan Karakteristik Model Simulasi ... 56 Tabel 3 Distribusi Jumlah Siswa Kelas IX SMP
Al-Azhar Medan Tahun Pembelajaran 2014/2015 ... 61 Tabel 4 Desain Penelitian Kemampuan Berpidato ... 62 Tabel 5 Tahapan Pembelajaran dengan Model
Pengajaran Langsung dan Model Simulasi ... 65 Tabel 6 Kisi-kisi Penilaian Kemampuan Berpidato ... 75 Tabel 7 Kisi-kisi Skala Likert Kepercayaan Diri ... 76 Tabel 8 Distribusi Frekuensi Kemampuan Berpidato Siswa
yang Diajarkan dengan Model Pengajaran Langsung ... 79 Tabel 9 Distribusi Frekuensi Kemampuan Berpidato Siswa
yang Diajarkan dengan Model Simulasi ... 80 Tabel 10 Distribusi Frekuensi Kemampuan Berpidato Siswa
yang memiliki Kepercayaan Diri Tinggi ... 81 Tabel 11 Distribusi Frekuensi Kemampuan Berpidato Siswa
yang memiliki Kepercayaan Diri Rendah ... 82 Tabel 12 Distribusi Frekuensi Kemampuan Berpidato Siswa
yang memiliki Kepercayaan Diri Tinggi yang Diajar dengan
Model Pengajaran Langsung... 84 Tabel 13 Distribusi Frekuensi Kemampuan Berpidato Siswa
yang memiliki Kepercayaan Diri Rendah yang Diajar
dengan Model Pengajaran Langsung ... 85 Tabel 14 Distribusi Frekuensi Kemampuan Berpidato Siswa
yang memiliki Kepercayaan Diri Tinggi yang Diajar
(12)
ii
Tabel 15 Distribusi Frekuensi Kemampuan Berpidato Siswa yang memiliki Kepercayaan Diri Rendah yang Diajar
dengan Model Simulasi... 88 Tabel 16 Hasil Pengujian Normalitas Data (Uji Liliefors) ... 90 Tabel 17 Ringkasan Hasil Perhitungan Uji Homogenitas
Kelompok Model Pembelajaran ... 91 Tabel 18 Ringkasan Hasil Perhitungan Uji Homogenitas
Kelompok Kepercayaan Diri ... 91 Tabel 19 Ringkasan Hasil Perhitungan Uji Homogenitas
Empat Kelompok ... 92 Tabel 20 Ringkasan Hasil Perhitungan Analisis Varians ... 93 Tabel 21 Perhitungan Reliabilitas Butir Instrumen Kemampuan
Berpidato ... 141 Tabel 22 Perhitungan Validitas Butir Skala Likert
Kepercayaan Diri ... 143 Tabel 23 Perhitungan Reliabilitas Butir Skala Likert
Kepercayaan Diri ... 145 Tabel 24 Nilai Kemampuan Berpidato Siswa yang Diajar dengan
Model Pengajaran Langsung... 148 Tabel 25 Distribusi Frekuensi Kemampuan Berpidato Siswa yang
Diajar dengan Model Pengajaran Langsung ... 149 Tabel 26 Distribusi Frekuensi Kemampuan Berpidato Siswa yang
Diajar dengan Model Simulasi... 151 Tabel 27 Distribusi Frekuensi Kemampuan Berpidato Siswa yang
Memiliki Kepercayaan Diri Tinggi ... 152 Tabel 28 Distribusi Frekuensi Kemampuan Berpidato Siswa yang
Memiliki Kepercayaan Diri Rendah ... 154 Tabel 29 Distribusi Frekuensi Kemampuan Berpidato Siswa
Memiliki Kepercayaan Diri Tinggi yang Diajar dengan
(13)
iii
Tabel 30 Distribusi Frekuensi Kemampuan Berpidato Siswa Memiliki Kepercayaan Diri Rendah yang Diajar dengan
Model Pengajaran Langsung ... 156 Tabel 31 Distribusi Frekuensi Kemampuan Berpidato Siswa
Memiliki Kepercayaan Diri Tinggi yang Diajar dengan
Model Simulasi ... 158 Tabel 32 Distribusi Frekuensi Kemampuan Berpidato Siswa
Memiliki Kepercayaan Diri Rendah yang Diajar dengan
Model Simulasi ... 159 Tabel 33 Uji Normalitas Data Kemampuan Berpidato Siswa yang
Diajar dengan Model Pengajaran Langsung ... 162 Tabel 34 Uji Normalitas Data Kemampuan Berpidato Siswa yang
Diajar dengan Model Simulasi... 162 Tabel 35 Uji Normalitas Data Kemampuan Berpidato Siswa yang
Memiliki Kepercayaan Diri Tinggi ... 163 Tabel 36 Uji Normalitas Data Kemampuan Berpidato Siswa yang
Memiliki Kepercayaan Diri Rendah ... 164 Tabel 37 Uji Normalitas Data Kemampuan Berpidato Siswa yang
Memiliki Kepercayaan Diri Tinggi yang Diajar
dengan Model Pengajaran Langsung ... 164 Tabel 38 Uji Normalitas Data Kemampuan Berpidato Siswa yang
Memiliki Kepercayaan Diri Rendah yang Diajar
dengan Model Pengajaran Langsung ... 165 Tabel 39 Uji Normalitas Data Kemampuan Berpidato Siswa yang
Memiliki Kepercayaan Diri Tinggi yang Diajar
dengan Model Simulasi... 165 Tabel 40 Uji Normalitas Data Kemampuan Berpidato Siswa yang
Memiliki Kepercayaan Diri Rendah yang Diajar
dengan Model Simulasi... 166 Tabel 41 Ringkasan Statistik Dasar Uji Homogenitas ... 167 Tabel 42 Ringkasan Hasil Perhitungan Homogenitas Dua Kelompok
(14)
iv
Tabel 43 Ringkasan Hasil Perhitungan Homogenitas Dua Kelompok
Kepercayaan Diri ... 169 Tabel 44 Ringkasan Hasil Perhitungan Homogenitas Empat
Kelompok antara Model Pembelajaran dan Kepercayaan Diri. 170
Tabel 45 Hasil Perhitungan Statistik Dasar Analisis Varians
Dua Jalan ... 172 Tabel 46 Ringkasan Hasil Analisis Varians Dua Jalan ... 175
(15)
i
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Histogram Distribusi Frekuensi Kemampuan Berpidato Siswa yang Diajarkan dengan Model Pengajaran Langsung ... 80 Gambar 2 Histogram Distribusi Frekuensi Kemampuan Berpidato Siswa
yang Diajarkan dengan Model Simulasi ... 81 Gambar 3 Histogram Distribusi Frekuensi Kemampuan Berpidato Siswa
yang Memiliki Kepercayaan Diri Tinggi ... 82 Gambar 4 Histogram Distribusi Frekuensi Kemampuan Berpidato Siswa
yang Memiliki Kepercayaan Diri Rendah ... 83 Gambar 5 Histogram Distribusi Frekuensi Kemampuan Berpidato Siswa
yang Memiliki Kepercayaan Diri Tinggi yang Diajar dengan Model Pengajaran Langsung ... 84 Gambar 6 Histogram Distribusi Frekuensi Kemampuan Berpidato Siswa
yang Memiliki Kepercayaan Diri Rendah yang Diajar dengan Model Pengajaran Langsung ... 86 Gambar 7 Histogram Distribusi Frekuensi Kemampuan Berpidato Siswa
yang Memiliki Kepercayaan Diri Tinggi yang Diajar dengan Model Simulasi ... 87 Gambar 8 Histogram Distribusi Frekuensi Kemampuan Berpidato Siswa
yang Memiliki Kepercayaan Diri Rendah yang Diajar dengan Model Simulasi ... 88 Gambar 9 Grafik Interaksi Model Pembelajaran dan Kepercayaan
Diri Terhadap Kemampuan Berpidato ... 96 Gambar 10 Pembelajaran Model Pengajaran Langsung pada
Tahap Presentasi (Penyajian Contoh) ... 177 Gambar 11 Pembelajaran Model Pengajaran Langsung pada
Tahap di Bawah Bimbingan Guru ... 177 Gambar 12 Berbagai Ekspresi Siswa ketika Berpidato dengan Model
Pengajaran Langsung ... 178 Gambar 13 Berbagai Ekspresi Siswa ketika Berpidato dengan Model
(16)
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Silabus ... 110
Lampiran 2 Pembelajaran denganModel Pengajaran Langsung... 111
Lampiran 3 Pembelajaran denganModel simulasi ... 120
Lampiran 4 Skala Psikologi Kepercayaan Diri... 129
Lampiran 5 Lembar Penilaian Kemampuan Berpidato ... 132
Lampiran 6 Pedoman Pelaksanaan Model Pengajaran Langsung dan Model Simulasi ... 137
Lampiran 7 Perhitungan Reliabilitas Butir Instrumen Kemampuan Berpidato ... 139
Lampiran 8 Perhitungan Validitas Butir Skala Likert Kepercayaan Diri ... 142
Lampiran 9 Perhitungan Reliabilitas Butir Skala Likert Kepercayaan Diri ... 144
Lampiran 10 Hasil Pengukuran Kepercayaan Diri Siswa yang Diajarkan dengan Model Pengajaran Langsung... 146
Lampiran 11 Hasil Pengukuran Kepercayaan Diri Siswa yang Diajarkan dengan Model Simulasi ... 147
Lampiran 12 Distribusi Frekuensi Data Penelitian dan Perhitungan Statistika Dasar ... 148
Lampiran 13 Pengujian Normalitas Data dengan Liliefors... 161
Lampiran 14 Pengujian Homoenitas Varians Sampel ... 167
Lampiran 15 Pengujian Analisis Varians Dua Jalan ... 172
Lampiran 16 Dokumentasi Penelitian ... 177
Lampiran 17 Hasil Uji Normalitas dengan SPSS 21 ... 180
Lampiran 18 Hasil Uji Homogenitas dengan SPSS 21 ... 183
(17)
1
BAB I PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan suatu proses untuk membina dan mengantarkan anak didik agar dapat menemukan kediriannya agar menjadi manusia yang berguna bagi diri sendiri, agama dan masyarakat berbangsa dan bernegara. Hal ini sesuai dengan tujuan pendidikan nasional, yaitu tujuan dari keseluruhan satuan, jenis dan kegiatan pendidikan, baik pada jalur pendidikan formal, informal dan nonformal dalam konteks pembangunan nasional. Tujuan pendidikan nasional Indonesia adalah untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Tercapainya tujuan pendidikan nasional merupakan tanggung jawab setiap institusi pendidikan melalui tujuan institusional. Tujuan institusional ini merupakan penjabaran dari tujuan pendidikan sesuai dengan jenis dan sifat sekolah atau lembaga pendidikan. Oleh karena itu, setiap sekolah atau lembaga pendidikan memiliki tujuan institusionalnya masing-masing yang pada dasarnya tidak terlepas dari tujuan nasional itu sendiri yang bertujuan mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada tuhan yang maha esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
(18)
2
Tujuan institusional ini dapat dicapai melalui tujuan kurikuler setiap bidang studi. Tujuan kulikuler merupakan penjabaran dari tujuan institusional sehingga kumulasi dari setiap tujuan kurikuler ini akan menggambarkan tujuan institusional. Artinya, semua tujuan kulikuler yang ada pada suatu lembaga pendidikan diarahkan untuk mencapai tujuan institusional yang bersangkutan sesuai dengan kurikulum melalui tujuan pembelajaran setiap mata pelajaran. Dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia di sekolah, salah satu tujuan pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam berbicara.
Berdasarkan silabus mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia kelas IX SMP/MTs, terdapat standar kompetensi berbicara, yaitu mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi dalam pidato dan diskusi, dengan kompetensi dasar: berpidato/berceramah/berkhotbah dengan intonasi yang tepat dan artikulasi serta volume suara yang jelas. Berpidato merupakan bagian dari pembelajaran keterampilan berbicara. Dalam pembelajaran berpidato, siswa harus mampu berbicara dengan baik, komunikatif dalam mengemukakan ide yang ada di dalam pikirannya. Indikator keberhasilan pembelajaran kemampuan berpidato dapat dilihat dari nilai KKM yang telah ditentukan, yakni 83,00.
Merujuk pada keberhasilan pembelajaran kemampuan berpidato, tampaknya kondisi di sekolah belum menunjukkan hasil yang ideal, khususnya di SMP Al- Azhar Medan menunjukkan bahwa kemampuan berpidato siswa belum sesuai dengan yang diharapkan dalam KKM 83,00. Hal ini diketahui dari hasil observasi yang dilakukan peneliti ketika mengajarkan kemampuan berpidato di
(19)
3
SMP Al-Azhar Medan yang dapat dilihat dari daftar nilai rata-rata kemampuan berpidato siswa SMP Al-Azhar Medan kelas IX selama 3 (tiga) tahun terakhir.
Tabel 1. Daftar Nilai Rata-rata Kemampuan Berpidatosiswa SMP Al-Azhar Medan Kelas IX Tahun 2011-2013
No Tahun Nilai Rata-rataKemampuan berpidato
1 2011/2012 6,10
2 2012/2013 6,25
3 2013/2014 6,45
Sumber: Data kumpulan nilai Bahasa Indonesia SMP Al-Azhar Medan Pembelajaran kemampuan berpidato menuntut adanya latihan-latihan dan praktik-praktik yang dilakukan setahap demi setahap dari keseluruhan rangkaian kemampuan berpidato. Selama ini guru kurang memberikan kesempatan kepada siswa dan membimbing siswa dalam melakukan praktik atau latihan berpidato sehingga siswa kurang terampil dalam berpidato. Selain itu guru juga hanya menjelaskan aspek kognitif dari pembelajaran berpidato dan tidak memberikan contoh atau model kemampuan berpidato sehingga siswa masih kurang memahami bentuk kemampuan berpidato yang harus dikuasai siswa yang mengakibatkan kemampuan berpidato siswa rendah.
Selain itu, Tarigan dalam Larasati (2002: 2) menyatakan bahwa kondisi pembelajaran kemampuan berpidato selama ini masih belum memuaskan. Hal ini juga diperkuat oleh hasil penelitian yang dilakukan Larasati (2002: 2) yang menyatakan bahwa kemampuan berpidato belum menunjukkan hasil yang ideal karena minimnya kreativitas guru dalam menentukan model pembelajaran yang tepat dalam mengajarkan kemampuan berpidato yang mengakibatkan kemampuan berpidato siswa rendah. Kreativitas guru merupakan salah satu faktor eksternal yang mempengaruhi keberhasilan siswa berpidato. Guru diharapkan memiliki kreativitas dalam memilih dan menggunakan berbagai model pembelajaran yang
(20)
4
tepat dengan materi pembelajaran agar tujua pembelajaran dapat tercapai. Selama ini guru membelajarkan kemampuan berpidato hanya dengan metode ceramah dan menugaskan siswa berpidato tanpa memberikan contoh berpidato dan tidak melatih siswa secara terbimbing sebelum siswa melakukan pidato.
Rendahnya kemampuan berpidato siswa tidak hanya disebabkan oleh minimnya kreativitas guru dalam menentukan model pembelajaran, tetapi juga disebabkan oleh faktor internal, yakni kurangnya minat dan motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran berpidato. Siswa merasa pembelajaran berpidato merupakan pembelajaran yang sulit dilakukan. Selain minat dan motivasi, faktor internal lain yang mempengaruhi kemampuan berpidato adalah kepercayaan diri. Percaya diri adalah kondisi psikologis seseorang dalam mengevaluasi keseluruhan dirinya sehingga memberi keyakinan bahwa ia mampu berpidato.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti di SMP Al-Azhar Medan kelas IX, terdapat gejala siswa kurang percaya diri untuk berpidato, misalnya siswa mengalami kecemasan, gugup, takut, dan tidak percaya diri, sehingga tidak siap tampil berpidato di depan kelas. Hal ini juga sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Kusmintayu (2012) menyatakan bahwa pembelajaran berbicara di sekolah belum dilakukan dengan baik. Pada kenyataannya, masih banyak siswa yang kurang mampu menyampaikan ide dan gagasannya melalui komunikasi secara lisan dalam situasi formal. Dalam proses belajar mengajar khususnya kegiatan berbicara, siswa sering kali malu, gugup, dan cemas ketika diminta berbicara atau bercerita di depan kelas.
Berdasarkan permasalahan-permasalahan tersebut diperlukan suatu pemecahan masalah yang efektif untuk meningkatkan kemampuan berpidato. Seorang guru dituntut mampu menerapkan berbagai macam model pembelajaran
(21)
5
yang tepat untuk pembelajaran berpidato sehingga kemampuan berpidato siswa dapat meningkat diperlukan model pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan praktik-praktik berpidato yang membuat siswa siap berpidato. Hal ini sesuai dengan hukum kesiapan teori belajar Thorndike yang menyatakan bahwa seseorang tidak bisa dipaksakan melakukan kegiatan belajar jika belum memiliki kesiapan mental. Oleh karena itu diperlukan model pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan latihan agari siswa siap berpidato, yakni model pengajaran langsung.
Model pembelajaran yang menekankan penjelasan guru mengenai suatu keterampilan dan contoh kepada siswa yang dilanjutkan dengan menguji pemahaman siswa dan melakukan latihan atau praktik yang berkaitan dengan pengetahuan deklaratif dan pengetahuan prosedural yang terstruktur dengan baik dan diajarkan secara bertahap, yakni orientasi, presentasi, praktik terstruktur, praktik di bawah bimbingan guru, dan praktik mandiri. Sesuai dengan namanya, inti dari model pengajaran langsung adalah aktivitas praktik. Peran guru dalam praktik terstruktur yakni menuntun siswa dengan contoh praktik dan memberikan koreksi kesalahan serta memberikan penguatan terhadap praktik yang telah benar. Kemudian setelah melaksanakan praktik terstruktur, siswa melaksanakan praktik di bawah bimbingan guru dan guru mengamati serta memberikan tanggapan balik berupa pujian maupun petunjuk. Setelah itu siswa melakukan praktik mandiri. Dengan model pengajaran langsung, diharapkan kemampuan berpidato siswa akan meningkat karena semakin sering siswa mempraktikkan pidato, maka kemampuan berpidato siswa akan semakin baik.
(22)
6
Selain model pengajaran langsung, model simulasi juga memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan latihan berpidato melalui simulasi, sehingga diharapkan siswa terampil berpidato. Model simulasi merupakan model
pembelajaran yang memperagakan atau mempraktikkan suatu bentuk
keterampilan baik dalam bentuk tiruan yang mirip dengan keadaan sesungguhnya melalui mekanisme umpan balik dan siswa memodifikasi perilakunya sesuai dengan umpan balik yang diterima dari guru yang memiliki empat tahap, yakni orientasi, latihan partisipan, simulasi, dan wawancara. Pada tahap orientasi, guru meyajikan topik yang akan dibahas dan konsep yang akan digunakan dalam simulasi. Pada latihan partisipan, guru menyusun skenario yang memaparkan aturan dan tujuan simulasi serta memimpin praktik latihan. Pada tahap simulasi, siswa berpartisipasi dalam simulasi dan guru memimpin simulasi dan memberikan umpan balik dan mengevaluasi penampilan siswa serta menjelaskan kesalahan konsepsi. Pada tahap terakhir guru melakukan wawancara kepada siswa dan menyimpulkan kejadian atau persepsi, menyimpulkan kesulitan dan pandangan-pandangan, menganalisis proses, membandingkan aktivitas simulasi dengan dunia nyata, menghubungkan aktivitas simulasi dengan materi pelajaran, serta menilai dan merancang simulasi kembali. Dengan model simulasi ini diharapkan kemampuan berpidato siswa meningkat.
Dengan diterapkannya kedua model pembelajaran ini, yakni model pengajaran langsung dan model simulasi yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan latihan dan praktik berpidato diharapkan dapat meningkatkan kemampuan berpidato siswa karena semakin sering siswa melakukan latihan atau praktik berpidato, maka kemampuan berpidatonya akan
(23)
7
semakin baik. Peneliti tertarik untuk menerapkan kedua model pembelajaran ini untuk mengetahui kemampuan berpidato yang diajarkan dengan model pengajaran langsung dan kemampuan berpidato yang diajarkan dengan model simulasi, kemampuan berpidato siswa yang memiliki kepercayaan diri tinggi dan kemampuan berpidatosiswa yang memiliki kepercayaan diri rendah, serta interaksi antara model pembelajaran dengan kepercayaan diri terhadap kemampuan berpidato.
B.Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, dapat diidentifikasi masalah-masalah penelitian ini yakni: Apakah minat dan motivasi mempengaruhi kemampuan berpidato siswa? Apakah siswa mengalami kesulitan untuk berpidato karena kurangnya percaya diri yang menyebabkan siswa merasa cemas, gugup, takut, dan tidak siap tampil berpidato? Apakah kepercayaan diri mempengaruhi kemampuan berpidato siswa? Apakah minimnya kreativitas guru dalam menentukan model pembelajaran yang tepat dalam pembelajaran berpidato menyebabkan kemampuan berpidato siswa rendah? Apakah model pembelajaran yang tepat digunakan guru mempengaruhi kemampuan berpidato siswa? Apakah model pengajaran langsung mempengaruhi kemampuan berpidato siswa? Bagaimana kemampuan berpidato siswa yang diajarkan dengan model pengajaran langsung? Apakah model simulasi mempengaruhi kemampuan berpidato siswa? Bagaimana kemampuan berpidato siswa yang diajarkan dengan model simulasi? Apakah kemampuan berpidato siswa yang diajarkan dengan model pengajaran langsung lebih baik daripada kemampuan berpidato siswa yang diajarkan dengan
(24)
8
model simulasi? Apakah ada interaksi antara model pengajaran langsung dan model simulasi dengan kepercayaan diri terhadap kemampuan berpidato?
C.Pembatasan Masalah
Agar ruang lingkup penelitian dapat dijelaskan dengan lebih efektif dan efisien, maka masalah dalam penelitian ini diberi batasan, yaitu:
1. Kemampuan berpidato siswa dibatasi pada ranah psikomotorik taksonomi Bloom (peniruan, manipulasi, ketetapan, artikulasi, dan pengalamiahan), yang lebih mengorientasikan pada proses tingkah laku atau pelaksanaan, di mana sebagai fungsinya adalah untuk meneruskan nilai lewat kognitif dan diinternalisasikan lewat afektif sehingga mengorganisasi dan diaplikasikan dalam bentuk nyata oleh domain psikomotorik ini. Kemampuan berpidato diukur dengan menggunakan lembar observasi kemampuan berpidato. Adapun tema pidato dalam penelitian ini adalah lingkungan.
2. Lokasi dan subyek penelitian dibatasi pada siswa kelas IX (sembilan) SMP Al-Azhar Medan yang belum diajarkan kemampuan berpidato pada jenjang pendidikan sebelumnya.
3. Model pembelajaran yang digunakan adalah model pengajaran langsung dan
model simulasi.
(25)
9
D.Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah di atas, yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Apakah kemampuan berpidato siswa yang diajarkan dengan model
pengajaran langsung lebih tinggi daripada kemampuan berpidato siswa yang diajarkan dengan model simulasi?
2. Apakah kemampuan berpidato siswa yang memiliki kepercayaan diri tinggi lebih tinggi daripada kemampuan berpidato siswa yang memiliki kepercayaan diri rendah?
3. Adakah interaksi antara model pembelajaran dan kepercayaan diri terhadap kemampuan berpidato?
E.Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah, penelitian ini bertujuan untuk:
1. Mengetahui kemampuan berpidato siswa yang diajarkan dengan model
pengajaran langsung dan kemampuan berpidato siswa yang diajarkan dengan model simulasi.
2. Mengetahui kemampuan berpidato siswa yang memiliki kepercayaan diri tinggi dan kemampuan berpidato siswa yang memiliki kepercayaan diri rendah.
3. Mengetahui adanya interaksi antara model pembelajaran dan kepercayaan diri terhadap keterampilan berbicara.
(26)
10
F. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah: 1. Manfaat teoretis
a. Menambah khasanah pengetahuan tentang model pengajaran langsung, model simulasi, kepercayaan diri, dan kemampuan berpidato.
b. Sebagai bahan rujukan untuk penelitian mengenai model pengajaran langsung, model simulasi, kepercayaan diri, dan kemampuan berpidato.
2. Manfaat praktis
a. Bagi siswa, untuk meningkatkan kemampuan berpidato melalui melalui model pengajaran langsung dan model simulasi.
b. Bagi guru, sebagai bahan informasi dan masukan bahwa model pengajaran
langsung dan model simulasi dapat meningkatkan kemampuan berpidato serta sebagai alternatif pembelajaran untuk memperbaiki hasil belajar kemampuan berpidato.
(27)
104
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A.Simpulan
Simpulan yang diperoleh dari hasil penelitian yang telah dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Kemampuan berpidato siswa yang diajarkan dengan model pengajaran
langsung lebih tinggi daripada kemampuan berpidato siswa yang diajarkan dengan model simulasi. Nilai rata-rata kemampuan berpidato siswa yang diajarkan dengan model pengajaran langsung lebih tinggi daripada nilai rata-rata dengan kemampuan berpidato siswa yang diajarkan dengan model simulasi.
2. Kemampuan berpidato siswa yang memiliki kepercayaan diri tinggi lebih tinggi daripada kemampuan berpidato siswa yang memiliki kepercayaan diri rendah. Nilai rata-rata kemampuan berpidato siswa yang memiliki kepercayaan diri tinggi lebih tinggi daripada nilai rata-rata kemampuan berpidato siswa yang memiliki kepercayaan diri rendah
3. Tidak terdapat interaksi antara model pembelajaran dan kepercayaan diri terhadap kemampuan berpidato. Hal ini menunjukkan bahwa model pengajaran langsung tidak lebih unggul jika diajarkan pada siswa yang memiliki kepercayaan diri rendah, begitu juga dengan model simulasi tidak lebih unggul jika diajarkan pada siswa yang memiliki kepercayaan diri tinggi.
(28)
105
B.Implikasi
Berdasarkan simpulan hasil penelitian ini bahwa kemampuan berpidato siswa yang diajarkan dengan model pengajaran langsung lebih tinggi daripada kemampuan berpidato siswa yang diajarkan dengan model simulasi. Dengan demikian diharapkan agar guru-guru Bahasa Indonesia memiliki pengetahuan dan pemahaman dalam memilih model pembelajaran yang sesuai dengan materi pelajaran agar tujuan pembelajaran tercapai dan hasil belajar siswa maksimal.
Selain pemilihan model pembelajaran yang tepat, faktor yang harus diperhatikan guru dalam meningkatkan kemampuan berpidato adalah kepercayaan diri siswa. Siswa yang memiliki kepercayaan diri tinggi akan memiliki kemampuan berpidato yang tinggi karena siswa yang memiliki kepercayaan diri tinggi yakin pada kemampuan sendiri dalam berpidato, memiliki rasa positif atau optimis terhadap diri sendiri/lingkungan/situasi dalam berpidato, berani mengungkapkan pendapat ketika berpidato, dan berpikir realistis tentang kekuatan dan kelemahan diri.
C.Saran
Berdasarkan simpulan dan implikasi yang telah dikemukakan, maka disarankan beberapa hal berikut:
1. Untuk dapat meningkatkan kemampuan berpidato, diharapkan guru dapat memilih dan menerapkan model pembelajaran yang tepat dengan tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, kondisi dan karakteristik siswa. Model pembelajaran yang tepat dalam meningkatkan kemampuan berpidato adalah
(29)
106
model pengajaran langsung dan model simulasi yang menekankan aktifitas praktik atau latihan agar siswa menguasai keterampilan berpidato.
2. Faktor lain yang harus diperhatikan selain model pembelajaran adalah kepercayaan diri. Guru harus mengetahui dan memilih model pembelajaran yang tepat untuk siswa yang memiliki kepercayaan diri yang berbeda.
3. Kepada peneliti lainnya diharapkan dapat menindaklanjuti penelitian ini untuk dapat menguji adanya interaksi antara model pembelajaran dan kepercayaan diri terhadap kemampuan berpidato.
(30)
107
DAFTAR PUSTAKA
Abidin, Yusuf Zainal. 2012. Pengantar Retorika. Bandung: Pustaka Setia.
Arifuddin. 2009. Penerapan Metode Permainan Simulasi untuk Meningkatkan Kemampuan Berbicara pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri No.1 Banjar Tegal Singaraja. Artikel. Banjar Tegal Singaraja.
Butar butar, Apoloso Parningotan. 2010. Pengaruh Model Pembelajaran dan Kemampuan Awal Terhadap Hasil Belajar Fisika Kelas XI IA SMAN 1
Rantau Utara.Tesis. Medan: Unimed.
Burton & Platts. 2006. Building Self Confidence for Dummies.John Wiley & Son,
Ltd, England.
Cahyono. 2014. Pengaruh Model Pembelajaran Terhadap Hasil Belajar Siswa Ditinjau dari Motivasi Beprestasi pada Mata Pelajaran Dasar dan Pengukuran Listrik. Jurnal Pendidikan Teknik Elektro Volume 03
Nomor 03 Tahun 2014 381-388. Surabaya: Universitas Negeri
Surabaya.
Emzir. 2009. Metodologi Penelitian Pendidikan, Kuantitatif dan Kualitatif.
Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Joyce, Bruce. 2009. Models of Teaching. USA: Pearson Education.
Kusmintayu, Norma. dkk. 2012. Penerapan Metode Mind Mapping untuk
Meningkatkan Keterampilan Berbicara pada Siswa Sekolah Menengah Pertama. BASASTRA Jurnal Penelitian Bahasa, Sastra Indonesia dan
Pengajarannya Volume 1 Nomor 1, Desember 2012, ISSN I2302-6405. Surakarta: Universitas Sebelas Maret.
Luxori, Yusuf. 2004. Percaya Diri. Jakarta: Khalifa.
Larasati. 2002. Upaya Meningkatkan Kemampuan berpidato dengan Paket
Belajar Mandiri pada Kelas IX Siswa SMPN 2 Semarang.Artikel.
Semarang: IKIP PGRI.
Malik, Muhammad Nasir. 2010.Pengaruh Strategi Pembelajaran Interaktif Model
Simulasi Mata Kuliah Rangkaian Listrik Terhadap Hasil Belajar
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Teknik Elektro FT-UNM. Jurnal
MEDTEK Volume 2 Nomor 1. Makassar: UNM.
(31)
108
Nuraeni, Diah. 2010. Hubungan Antara Kepercayaan Diri dengan Kecemasan Komunikasi Interpersonal pada Siswa Kelas VII & VIII di SLTPN I
Lumbang Pasuruan.Skripsi. Malang: UIN Maulana Malik Ibrahim.
Pocket Power Guide. 2013. Self Confidence, Unleash Your Confidence, Turn Your Life Around. Iland Bussiness Pages.
Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran. Bandung: Kencana.
Setaya. 2013. Penerapan Model Pembelajaran Langsung Berbantuan Pemodelan
untuk Meningkatkan Motivasi dan Prestasi Belajar Renang. e-journal
Program Pasca Sarjana Universitas Pendidikan Ganesha Prodi Teknologi Pendidikan. Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha.
Setiawan, Pongky. 2014. Siapa Takut Tampil Percaya Diri? Yogyakarta:
Parasmu.
Siska, dkk, 2003. Kepercayaan Diri dan Kecemasan Komunikasi Interpersonal pada Mahasiswa. Jurnal Psikologi 2003, NO. 2, 67 – 71. Yogyakarta:
Universitas Gajah Mada.
Sitorus, Hadi Purwono. Pengaruh Model Pembelajaran dan Kemampuan Awal Terhadap Hasil Belajar Pemahaman Bacaan Bahasa Inggris di SMPN 16
Medan. Tesis. Medan: Unimed.
Soenarno, Adi. Dkk. The Dynamics of Human Resources. Jakarta: Grasindo.
Sudjana, Nana. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Suharianta. 2014. Pengaruh Metode Pembelajaran Simulasi Berbasis Budaya
Lokal Terhadap Hasil Belajar IPS.Jurnal Mimbar PGSD Universitas
Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014). Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha.
Tarigan, Henry Guntur. 1981. Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.
Bandung: Angkasa.
Tim Pengembang Ilmu Pendidikan FIP-UPI. 2007. Ilmu dan Aplikasi Pendidikan.
Bandung: IMTIMA Grasindo.
Tracy, Brian. 2012. The Gift of Self Confidence. USA: Career Press.
Trianto. 2011. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif. Surabaya:
Kencana.
Uno. 2007. Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang Kreatif dan Efektif. Gorontalo: Bumi Aksara.
(32)
109
Wahyuni, Sri. 2014. Hubungan Antara Kepercayaan Diri denganKecemasan
Berbicara di Depan UmumPada Mahasiswa Psikologi. eJurnal Psikologi
Volume 2, Nomor 1, 2014: 50-64. Fisip-Unmul.
Wright, Judy H. 2008. Building Self-Confidence with Encuoraging Words. Texas:
TotalRecall Publication.
Yuliana. 2011.Pengaruh Strategi Pembelajaran dan Kepercayaan Diri Siswa Terhadap Hasil Belajar IPS Siswa SMP Swasta Meranti. Tesis: Medan:
Pascasarjana Unimed.
Yoehana. 2013. Keefektifan Pembelajaran Menulis Puisi dengan Model Kuantum
dan Model Instruksi Langsung Berdasarkan Minat Belajar Sastra Peserta
Didik Sekolah Dasar. Journal of Primary Education. Semarang:
(1)
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A.Simpulan
Simpulan yang diperoleh dari hasil penelitian yang telah dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Kemampuan berpidato siswa yang diajarkan dengan model pengajaran langsung lebih tinggi daripada kemampuan berpidato siswa yang diajarkan dengan model simulasi. Nilai rata-rata kemampuan berpidato siswa yang diajarkan dengan model pengajaran langsung lebih tinggi daripada nilai rata-rata dengan kemampuan berpidato siswa yang diajarkan dengan model simulasi.
2. Kemampuan berpidato siswa yang memiliki kepercayaan diri tinggi lebih tinggi daripada kemampuan berpidato siswa yang memiliki kepercayaan diri rendah. Nilai rata-rata kemampuan berpidato siswa yang memiliki kepercayaan diri tinggi lebih tinggi daripada nilai rata-rata kemampuan berpidato siswa yang memiliki kepercayaan diri rendah
3. Tidak terdapat interaksi antara model pembelajaran dan kepercayaan diri terhadap kemampuan berpidato. Hal ini menunjukkan bahwa model pengajaran langsung tidak lebih unggul jika diajarkan pada siswa yang memiliki kepercayaan diri rendah, begitu juga dengan model simulasi tidak lebih unggul jika diajarkan pada siswa yang memiliki kepercayaan diri tinggi.
(2)
B.Implikasi
Berdasarkan simpulan hasil penelitian ini bahwa kemampuan berpidato siswa yang diajarkan dengan model pengajaran langsung lebih tinggi daripada kemampuan berpidato siswa yang diajarkan dengan model simulasi. Dengan demikian diharapkan agar guru-guru Bahasa Indonesia memiliki pengetahuan dan pemahaman dalam memilih model pembelajaran yang sesuai dengan materi pelajaran agar tujuan pembelajaran tercapai dan hasil belajar siswa maksimal.
Selain pemilihan model pembelajaran yang tepat, faktor yang harus diperhatikan guru dalam meningkatkan kemampuan berpidato adalah kepercayaan diri siswa. Siswa yang memiliki kepercayaan diri tinggi akan memiliki kemampuan berpidato yang tinggi karena siswa yang memiliki kepercayaan diri tinggi yakin pada kemampuan sendiri dalam berpidato, memiliki rasa positif atau optimis terhadap diri sendiri/lingkungan/situasi dalam berpidato, berani mengungkapkan pendapat ketika berpidato, dan berpikir realistis tentang kekuatan dan kelemahan diri.
C.Saran
Berdasarkan simpulan dan implikasi yang telah dikemukakan, maka disarankan beberapa hal berikut:
1. Untuk dapat meningkatkan kemampuan berpidato, diharapkan guru dapat memilih dan menerapkan model pembelajaran yang tepat dengan tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, kondisi dan karakteristik siswa. Model pembelajaran yang tepat dalam meningkatkan kemampuan berpidato adalah
(3)
model pengajaran langsung dan model simulasi yang menekankan aktifitas praktik atau latihan agar siswa menguasai keterampilan berpidato.
2. Faktor lain yang harus diperhatikan selain model pembelajaran adalah kepercayaan diri. Guru harus mengetahui dan memilih model pembelajaran yang tepat untuk siswa yang memiliki kepercayaan diri yang berbeda.
3. Kepada peneliti lainnya diharapkan dapat menindaklanjuti penelitian ini untuk dapat menguji adanya interaksi antara model pembelajaran dan kepercayaan diri terhadap kemampuan berpidato.
(4)
DAFTAR PUSTAKA
Abidin, Yusuf Zainal. 2012. Pengantar Retorika. Bandung: Pustaka Setia.
Arifuddin. 2009. Penerapan Metode Permainan Simulasi untuk Meningkatkan Kemampuan Berbicara pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri No.1 Banjar Tegal Singaraja. Artikel. Banjar Tegal Singaraja.
Butar butar, Apoloso Parningotan. 2010. Pengaruh Model Pembelajaran dan Kemampuan Awal Terhadap Hasil Belajar Fisika Kelas XI IA SMAN 1 Rantau Utara.Tesis. Medan: Unimed.
Burton & Platts. 2006. Building Self Confidence for Dummies.John Wiley & Son, Ltd, England.
Cahyono. 2014. Pengaruh Model Pembelajaran Terhadap Hasil Belajar Siswa Ditinjau dari Motivasi Beprestasi pada Mata Pelajaran Dasar dan Pengukuran Listrik. Jurnal Pendidikan Teknik Elektro Volume 03 Nomor 03 Tahun 2014 381-388. Surabaya: Universitas Negeri Surabaya.
Emzir. 2009. Metodologi Penelitian Pendidikan, Kuantitatif dan Kualitatif. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Joyce, Bruce. 2009. Models of Teaching. USA: Pearson Education.
Kusmintayu, Norma. dkk. 2012. Penerapan Metode Mind Mapping untuk Meningkatkan Keterampilan Berbicara pada Siswa Sekolah Menengah Pertama. BASASTRA Jurnal Penelitian Bahasa, Sastra Indonesia dan Pengajarannya Volume 1 Nomor 1, Desember 2012, ISSN I2302-6405. Surakarta: Universitas Sebelas Maret.
Luxori, Yusuf. 2004. Percaya Diri. Jakarta: Khalifa.
Larasati. 2002. Upaya Meningkatkan Kemampuan berpidato dengan Paket
Belajar Mandiri pada Kelas IX Siswa SMPN 2 Semarang.Artikel.
Semarang: IKIP PGRI.
Malik, Muhammad Nasir. 2010.Pengaruh Strategi Pembelajaran Interaktif Model Simulasi Mata Kuliah Rangkaian Listrik Terhadap Hasil Belajar Mahasiswa Program Studi Pendidikan Teknik Elektro FT-UNM. Jurnal MEDTEK Volume 2 Nomor 1. Makassar: UNM.
(5)
Nuraeni, Diah. 2010. Hubungan Antara Kepercayaan Diri dengan Kecemasan Komunikasi Interpersonal pada Siswa Kelas VII & VIII di SLTPN I
Lumbang Pasuruan.Skripsi. Malang: UIN Maulana Malik Ibrahim.
Pocket Power Guide. 2013. Self Confidence, Unleash Your Confidence, Turn Your Life Around. Iland Bussiness Pages.
Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran. Bandung: Kencana.
Setaya. 2013. Penerapan Model Pembelajaran Langsung Berbantuan Pemodelan untuk Meningkatkan Motivasi dan Prestasi Belajar Renang. e-journal Program Pasca Sarjana Universitas Pendidikan Ganesha Prodi Teknologi Pendidikan. Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha.
Setiawan, Pongky. 2014. Siapa Takut Tampil Percaya Diri? Yogyakarta: Parasmu.
Siska, dkk, 2003. Kepercayaan Diri dan Kecemasan Komunikasi Interpersonal pada Mahasiswa. Jurnal Psikologi 2003, NO. 2, 67 – 71. Yogyakarta: Universitas Gajah Mada.
Sitorus, Hadi Purwono. Pengaruh Model Pembelajaran dan Kemampuan Awal Terhadap Hasil Belajar Pemahaman Bacaan Bahasa Inggris di SMPN 16 Medan. Tesis. Medan: Unimed.
Soenarno, Adi. Dkk. The Dynamics of Human Resources. Jakarta: Grasindo. Sudjana, Nana. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Suharianta. 2014. Pengaruh Metode Pembelajaran Simulasi Berbasis Budaya Lokal Terhadap Hasil Belajar IPS.Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun 2014). Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha.
Tarigan, Henry Guntur. 1981. Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.
Tim Pengembang Ilmu Pendidikan FIP-UPI. 2007. Ilmu dan Aplikasi Pendidikan. Bandung: IMTIMA Grasindo.
Tracy, Brian. 2012. The Gift of Self Confidence. USA: Career Press.
Trianto. 2011. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif. Surabaya: Kencana.
Uno. 2007. Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang Kreatif dan Efektif. Gorontalo: Bumi Aksara.
(6)
Wahyuni, Sri. 2014. Hubungan Antara Kepercayaan Diri denganKecemasan Berbicara di Depan UmumPada Mahasiswa Psikologi. eJurnal Psikologi Volume 2, Nomor 1, 2014: 50-64. Fisip-Unmul.
Wright, Judy H. 2008. Building Self-Confidence with Encuoraging Words. Texas: TotalRecall Publication.
Yuliana. 2011.Pengaruh Strategi Pembelajaran dan Kepercayaan Diri Siswa Terhadap Hasil Belajar IPS Siswa SMP Swasta Meranti. Tesis: Medan: Pascasarjana Unimed.
Yoehana. 2013. Keefektifan Pembelajaran Menulis Puisi dengan Model Kuantum dan Model Instruksi Langsung Berdasarkan Minat Belajar Sastra Peserta
Didik Sekolah Dasar. Journal of Primary Education. Semarang: