Pemanfaatan sistem informasi geografis untuk pemetaan distribution point : kasus pada PT.Telkom area pelayanan Sukoharjo.

(1)

viii

INTISARI

Distribution Point merupakan bagian penting dalam jaringan komunikasi telepon. Salah satu solusi dalam penyajian informasi mengenai lokasi distribution point yang tersebar adalah dengan memanfaatkan fasilitas yang terdapat dalam Sistem Informasi Geografis. Melalui Sistem Informasi Geografis Distribution Point data dapat disajikan secara grafis maupun secara atribut, sehingga dapat diketahui sebaran data dan karakteristik atributnya.

Sistem Informasi Geografis ini dibangun dengan menggunakan perangkat lunak ArcView, data atribut akan disimpan dalam format DBF, dan untuk mengatur tampilan sistem digunakan bahasa script Avenue. Digunakan perangkat lunak ArcView karena ArcView memiliki kemampuan untuk menganalisis data, baik data spasial maupun data non-spasial.

Hasil yang diperoleh adalah Sistem Informasi Geografis Distribution Point Kecamatan Sukoharjo, Kabupaten Sukoharjo. Pengguna dapat melakukan pencarian data spasial maupun data non-spasial dengan memasukkan nama obyek yang dicari sebagai keyword. Selain itu pengguna juga dapat melakukan update data spasial maupun data non-spasial.


(2)

ix

ABSTRACT

Distribution point is one of the important things in the telephone communication network. One of the solutions to provide information about the spread location of distribution point is, by using the facility which presented in Geographical Information System. Through Geographical Information System of Distribution Point, the data can be presented both on graphical and attribute, so that it could be identified the spreading data and the characteristic of its attributes.

This Geographical Information System is developed by using the Arc View software, data attributes will be save in DBF format, and to customize the user interface of the system is using the script of Avenue language. Using the Arc View software is because Arc View has the capabilities in analyzing both spatial and non-spatial data.

The result is Geographical Information System of Distribution Point in Sukoharjo district. The user could search both spatial and non spatial data by entering the name of the object they want to find as keyword. Beside user can also doing update both spatial and non-spatial data.


(3)

PEMANFAATAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

UNTUK PEMETAAN DISTRIBUTION POINT

(Kasus pada PT. Telkom Area Pelayanan Sukoharjo)

S K R I P S I

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sains (S.Si)

Program Studi Ilmu Komputer

Oleh :

Margaretha Widya Kameswari NIM : 033124014

PROGRAM STUDI ILMU KOMPUTER JURUSAN MATEMATIKA

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2008


(4)

ii

THE USED OF GEOGRAPHICAL INFORMATION SYSTEM

FOR DISTRIBUTION POINTS MAPPING

(Case at PT. Telkom Sukoharjo Area Work Group)

A THESIS

Presented as Partial Fullfilment of the Requirements To Obtain Sarjana Sains (S.Si) Degree

Computer Science Study Programme

By :

Margaretha Widya Kameswari Student ID : 033124014

COMPUTER SCIENCE STUDY PROGRAMME MATHEMATICS DEPARTMENT

SCIENCE AND TECHNOLOGY FACULTY SANATA DHARMA UNIVERSITY

YOGYAKARTA 2008


(5)

(6)

(7)

v

HALAMAN PERSEMBAHAN

Penuh syukur skripsi ini kupersembahkan kepada :

My Lovely Jesus Christ, thanks for all the things that made this thesis possible and thanks for Your miracles everyday. Its all about You God, this way I serve You.

My Beloved Mother : Ibu F. Triyati ( ), terima kasih

untuk selalu memberikan semua yang terbaik dalam hidupmu dan seumur hidupmu untuk mendidikku, bahkan ketika kau tiada.

Orang Tuaku tercinta Bapak Joni Mulyanto dan Ibu Eka Noer Waspadaningsih, serta Kakakku tersayang Cosmas Gedsa Pramantya dan Mba’ Ririn Anggraeni, terima kasih atas doa, dukungan serta kasih sayang yang kalian berikan padaku.

My soulmate and lifemate “superman” thanks for the precious time we have and thanks for your love life time guarantee.

Almamaterku Ilmu Komputer Universitas Sanata Dharma, terima kasih untuk ilmu pengetahuan yang kudapat hingga terselesaikannya tugas akhir ini.


(8)

vi

I am the vine, you are the branches. If a man remains in me and I in him, he will bear much fruit; apart from Me you can do nothing.

(John 15:5)

Sesuai dengan benih yang ditabur, begitulah buah yang akan dipetiknya. Pembuat kebaikan akan mendapat kebaikan, pembuat kejahatan akan memetik kejahatan pula. Benih apapun yang engkau tabur, engkau pulalah yang akan merasakan buah

daripadanya. (Buddha Gautama)

There are two things to aim at in life: first to get what you want; and after that, to enjoy it. Only the wisest of mandkind achieve the second.

(Logan Pearsall Smith)

Jenius adalah 1 % inspirasi dan 99 % keringat. Tidak ada yang dapat menggantikan kerja keras. Keberuntungan adalah sesuatu yang terjadi ketika

kesempatan bertemu dengan kesiapan. (Thomas A. Edison)


(9)

(10)

viii

INTISARI

Distribution Point merupakan bagian penting dalam jaringan komunikasi telepon. Salah satu solusi dalam penyajian informasi mengenai lokasi distribution point yang tersebar adalah dengan memanfaatkan fasilitas yang terdapat dalam Sistem Informasi Geografis. Melalui Sistem Informasi Geografis Distribution Point data dapat disajikan secara grafis maupun secara atribut, sehingga dapat diketahui sebaran data dan karakteristik atributnya.

Sistem Informasi Geografis ini dibangun dengan menggunakan perangkat lunak ArcView, data atribut akan disimpan dalam format DBF, dan untuk mengatur tampilan sistem digunakan bahasa script Avenue. Digunakan perangkat lunak ArcView karena ArcView memiliki kemampuan untuk menganalisis data, baik data spasial maupun data non-spasial.

Hasil yang diperoleh adalah Sistem Informasi Geografis Distribution Point Kecamatan Sukoharjo, Kabupaten Sukoharjo. Pengguna dapat melakukan pencarian data spasial maupun data non-spasial dengan memasukkan nama obyek yang dicari sebagai keyword. Selain itu pengguna juga dapat melakukan update data spasial maupun data non-spasial.


(11)

ix

ABSTRACT

Distribution point is one of the important things in the telephone communication network. One of the solutions to provide information about the spread location of distribution point is, by using the facility which presented in Geographical Information System. Through Geographical Information System of Distribution Point, the data can be presented both on graphical and attribute, so that it could be identified the spreading data and the characteristic of its attributes.

This Geographical Information System is developed by using the Arc View software, data attributes will be save in DBF format, and to customize the user interface of the system is using the script of Avenue language. Using the Arc View software is because Arc View has the capabilities in analyzing both spatial and non-spatial data.

The result is Geographical Information System of Distribution Point in Sukoharjo district. The user could search both spatial and non spatial data by entering the name of the object they want to find as keyword. Beside user can also doing update both spatial and non-spatial data.


(12)

(13)

xi

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir yang berjudul “Pemanfaatan Sistem Informasi Geografis Untuk Pemetaan Distribution Point (Kasus pada PT. Telkom Area Pelayanan Sukoharjo)”.

Tugas akhir ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sains (S.Si) Program Studi Ilmu Komputer di Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan tugas akhir ini banyak pihak yang telah memberikan sumbangan baik pikiran, waktu, tenaga, bimbingan, dukungan serta fasilitas yang sangat bermanfaat bagi penulis untuk menyelesaikan tugas akhir ini. Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Drs. R. Suharyadi, M.Sc. selaku dosen pembimbing yang telah memberikan semangat serta meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan pengarahan selama penyusunan skripsi.

2. Ibu P.H. Prima Rosa, M.Sc. selaku kaprodi Ilmu Komputer, yang telah memberikan semangat dan kesabaran kepada penulis selama kuliah maupun dalam penyelesaian tugas akhir.

3. Bapak Drs. Haris Sriwindono, M.Kom. selaku dosen pembimbing akademik prodi Ilmu Komputer angkatan 2003.

4. Bapak Iwan Binanto, S.Si.,M.Kom. dan Ibu Sri Hartati Wijono, S.Si.,M.Kom yang telah bersedia menjadi dosen penguji.

5. Seluruh dosen dan karyawan prodi Ilmu Komputer, yang telah membagikan pengetahuan dan memberikan fasilitas selama penulis menempuh studi di Universitas Sanata Dharma. Bapak Tukijo dan Mba Linda yang telah memberi bantuan teknis dalam administrasi kemahasiswaan.

6. Seluruh staff dan karyawan kantor PT.Telkom, khususnya Bapak Jumadi yang telah memberikan informasi dan data yang dibutuhkan penulis.


(14)

xii

7. Orang tuaku Ibu Triyati ( ), Bapak Joni Mulyanto dan Ibu Eka N.W, yang telah memberikan doa dan dukungan baik moral maupun material kepada penulis.

8. Mas Cos dan Mba Ririn, yang telah memberikan dukungan dan kasih sayang yang besar kepada penulis.

9. Partnerku Rinma, terima kasih karena datang dalam hidupku dan memberikan badai untuk kemudian menciptakan pelangi di akhir perjalanan kita, terima kasih untuk pengalaman baru tentang hidup dan mimpi, “chase our dream Boo”.

10. Keluarga Bapak Haryatno dan Ibu Ismiyati, Ritma, Amir, Cavin, Titis dan Galih, terima kasih telah menjadi keluarga keduaku, dan atas semua masalah yang dapat dijadikan pembelajaran tentang hidup yang sebenarnya.

11. Teman-teman IKOM angkatan 2003, untuk kebersamaan dan kerjasamanya selama ini, i will miss u all guys.

12. Dedi vegan, terima kasih untuk semangat yang diberikan tiap hari, dan tumpangannya, you are the best friend in the world.

13. Underground community (Depravity, Resistance of Brightside & Cranial Incisored) musik kalian memberi warna dalam hidupku, terima kasih untuk inspirasinya.

14. Temen-temen di Total Station, Bakosurtanal dan Geomedia SP khususnya mas Yono, yang telah membagikan ilmu dan bantuannya kepada penulis. 15. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu

dalam penyelesaian skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih jauh dari sempurna, mengingat terbatasnya pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki oleh penulis. Walaupun demikian penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi masyarakat dan perkembangan ilmu pengetahuan.


(15)

xiii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL... i

HALAMAN PERSETUJUAN... iii

HALAMAN PENGESAHAN... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ...v

HALAMAN MOTTO ... vi

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vii

INTISARI... viii

ABSTRACT... ix

HALAMAN HAK CIPTA ...x

KATA PENGANTAR ... xi

DAFTAR ISI... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xvii

DAFTAR TABEL DAN DAFTAR SCRIPT...xx

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah...1

1.2 Rumusan Masalah ...2

1.3 Batasan Masalah...3

1.4 Tujuan ...3

1.5 Manfaat ...4

1.6 Metodologi ...4


(16)

xiv

BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Sistem Informasi ...7

2.1.1 Definisi Sistem Informasi ...7

2.1.2 Konsep Dasar Sistem Informasi ...8

2.1.3 Komponen Sistem Informasi ...8

2.2 Sistem Informasi Geografis (SIG) ...10

2.2.1 Definisi Sistem Informasi Geografis (SIG) ...10

2.2.2 Konsep Dasar SIG ...11

2.2.3 Subsistem SIG ...13

2.2.4 Komponen SIG ...14

2.2.5 Cara Kerja SIG ...16

2.2.6 Pengelompokan Data Dalam SIG ...18

2.3 Peta...21

2.3.1 Definisi Peta ...21

2.3.2 Elemen Peta ...21

2.3.3 Fungsi Peta...22

2.4 Distribution Point Telkom ...23

2.5 Metode Perancangan Basis Data ...25

2.5.1 Entity Relationship Diagram (ERD) ...25

2.5.2 Tingkat Relasi (Kardinalitas) ...26

2.5.3 Normalisasi...27

2.6 Metode Perancangan Proses ...28


(17)

xv

2.7 ArcView ...30

2.7.1 Pengenalan ArcView ...30

2.7.2 Arsitektur ArcView ...31

2.7.3 Data Spasial Pada ArcView ...36

2.7.4 Teknik Digitasi On Screen...36

2.8 Avenue Script...37

2.8.1 Pengenalan Avenue ...37

2.8.2 Pemrograman Script Avenue...38

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Analisa Sistem...42

3.1.1 Analisis Masalah Dan Kebutuhan Informasi...42

3.1.2 Analisis Kebutuhan Hardware, Software, dan Brainware...43

3.1.3 Studi Kelayakan ...44

3.2 Gambaran Sistem Yang Akan Dibuat ...45

3.3 Perancangan Sistem ...46

3.3.1 Perancangan Proses ...46

3.3.2 Perancangan Data Flow Diagram (DFD) ...48

3.3.3 Perancangan Data ...57

3.3.3.1 Entity Relationship Diagram (ERD) ...58

3.3.3.2 Normalisasi...59

3.3.3.3 Pemetaan ERD Menjadi Tabel Basis Data...61


(18)

xvi

3.3.4 Perancangan User Interface...63

BAB IV IMPLEMENTASI SISTEM 4.1 Spesifikasi Sistem.. ...70

4.2 Tahap-Tahap Implementasi Sistem...71

4.2.1 Input Data Spasial ...71

4.2.2 Penentuan Objek Lokasi...72

4.2.3 Implementasi Basis Data ...72

4.2.4 Implementasi Antarmuka ...75

4.2.5 Implementasi Proses...81

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan ...90

5.1.1 Kelebihan Dan Kelemahan Sistem...90

5.2 Saran ...91

DAFTAR PUSTAKA ...92


(19)

xvii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Model Dunia Nyata... 12

Gambar 2.2 Subsistem GIS... 14

Gambar 2.3 Poligon... 19

Gambar 2.4 Garis... 19

Gambar 2.5 Titik... 19

Gambar 2.6 Image... 20

Gambar 2.7 Konfigurasi Jaringan Telekomunikasi... 23

Gambar 2.8 DP Tiang... 24

Gambar 2.9 DP Dinding... 24

Gambar 2.10 Simbol Entity... 25

Gambar 2.11 Simbol Attribut... 25

Gambar 2.12 Simbol Relasi... 25

Gambar 2.13 Simbol Entitas Eksternal... 28

Gambar 2.14 Simbol Proses... 28

Gambar 2.15 Simbol Store... 29

Gambar 2.16 Simbol Objek Data... 29

Gambar 2.17 Tampilan Pertama ArcView... 30

Gambar 2.18 Project Window... 31

Gambar 2.19 Contoh View Data Spasial... 32

Gambar 2.20 Contoh Tabel Attribut Data Spasial... 33


(20)

xviii

Gambar 2.22 Contoh Layout... 35

Gambar 3.1 Perancangan Proses Sistem... 46

Gambar 3.2 Diagram Konteks... 48

Gambar 3.3 DFD Leve 1... 50

Gambar 3.4 DFD Level 2 Untuk Tampil Informasi 53 Gambar 3.5 DFD Level 2 Untuk Buat Layout Atau Grafik... 54

Gambar 3.6 DFD Level 2 Untuk Update Data... 55

Gambar 3.7 Rancangan Entity Relationship Diagram... 58

Gambar 3.8 Rancangan Tampilan Awal User... 63

Gambar 3.9 Rancangan Tampilan Utama User... 64

Gambar 3.10 Menu Untuk Membuka Dokumen... 64

Gambar 3.11 Menu Untuk Menampilkan Informasi... 65

Gambar 3.12 Rancangan Form Untuk Buat Layout... 65

Gambar 3.13 Rancangan Tampilan Layout... 66

Gambar 3.14 Rancangan Form Untuk Mengatur Grafik... 66

Gambar 3.15 Rancangan Tampilan Grafik... 67

Gambar 3.16 Rancangan Form Pencarian... 67

Gambar 3.17 Rancangan Form Untuk Menambah Kolom... 68

Gambar 3.18 Rancangan Form Edit Kelurahan... 68

Gambar 3.19 Rancangan Form Edit DP... 69

Gambar 3.20 Rancangan Form Tentang Sistem... 69

Gambar 4.1 Peta Kecamatan Sukoharjo Kab. Sukoharjo... 71


(21)

xix

Gambar 4.3 Tabel Pelanggan... 73

Gambar 4.4 Tabel Kelurahan... 74

Gambar 4.5 Tabel Pelanggan DP... 74

Gambar 4.6 Form Untuk Meng-customize Antarmuka... 75

Gambar 4.7 Halaman Utama dan Awal Sistem... 75

Gambar 4.8 Halaman Utama Setelah Tambah Theme... 76

Gambar 4.9 Form Edit Data Kelurahan... 77

Gambar 4.10 Form Edit Data DP... 77

Gambar 4.11 Tampilan Jumlah DP... 78

Gambar 4.12 Tampilan Nama Kelurahan... 78

Gambar 4.13 Tampilan Lokasi Dengan Jumlah DP Terbanyak... 79

Gambar 4.14 Tampilan Lokasi Dengan Jumlah DP Terendah... 79

Gambar 4.15 Tampilan Layout... 80


(22)

xx

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Tabel DP... 61 Tabel 3.2 Tabel Pelanggan... 61 Tabel 3.3 Tabel Kelurahan... 61 Tabel 3.4 Tabel Pelanggan DP... 62 Tabel 3.5 Kamus Data... 62

DAFTAR SCRIPT

Script 1 Buka Peta... 81 Script 2 Sisipkan Theme... 81 Script 3 Buka Tabel DP... 82 Script 4 Proses Edit... 83 Script 5 Box Dialog Proses Edit... 84 Script 6 Tampikan Label Jumlah DP... 84 Script 7 Menampilkan Kelurahan Dengan DP Terbanyak... 85 Script 8 Menghilangkan Pilihan... 86 Script 9 Menghilangkan Label... 87 Script 10 Membuat Layout... 87 Script 11 Membuat Grafik... 88 Script 12 Pencarian... 88 Script 13 Tampilkan Legenda... 89 Script 14 Hilangkan Legenda... 89


(23)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Salah satu bagian penting dalam jaringan telekomunikasi milik PT. Telkom adalah distribution point (DP) atau kotak pembagi (KP). Distribution Point merupakan terminal sambung yang mendistribusikan jaringan telepon ke pelanggan. Satu distribution point berkapasitas 10 sampai 20 line telepon, yang akan disambungkan pada pelanggan yang lokasinya dapat dicapai oleh distribution point tersebut.

Sampai saat ini penyajian informasi mengenai distribution point masih dilakukan secara manual, belum ada sistem terkomputerisasi yang dapat menyajikan informasi mengenai lokasi distribution point dan identitas pelanggan yang terhubung ke distribution point tersebut serta informasi lain secara efektif. Sehingga diperlukan suatu sistem komputer yang mampu menyajikan informasi mengenai distribution point serta data yang berkaitan dengan distribution point. Karena lokasi distribution point tersebar maka akan efektif jika penyajian informasinya dilakukan secara grafis maupun atribut.

Salah satu solusi teknologi komputer untuk menangani pengelolaan dan penyajian informasi mengenai distribution point secara grafis maupun atribut adalah dengan menggunakan SIG (Sistem Informasi Geografis). SIG adalah rangkaian sistem yang terorganisir dari hardware, software, data


(24)

geografi, dan personil yang dirancang secara efisien untuk memperoleh, menyimpan, meng-update, memanipulasi, menganalisis, dan menampilkan semua bentuk informasi yang bereferensi geografi (ESRI, 1990). Kemampuan SIG dalam mengelola data spasial (keruangan) yang terkait dengan muka bumi dapat diaplikasikan untuk membuat sistem yang mampu menyajikan informasi mengenai distribution point.

Pemanfaatan SIG diharapkan dapat membantu memudahkan pengelolaan data spasial maupun data attribut yang berkaitan dengan distribution point, serta mampu menampilkan secara grafis prakiraan lokasi distribution point dan mampu menampilkan identitas pelanggan yang terhubung dengan distribution point tersebut. Melalui SIG pengguna selain dapat mengakses informasi yang dibutuhkan mengenai distribution point, juga dapat melihat lokasi distribution point tersebut. Sehingga pengelolaannya akan menjadi lebih cepat dan mudah, serta memberikan informasi yang tepat dan bermanfaat pada pihak PT Telkom area pelayanan Sukoharjo.

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dilihat dari latar belakang masalah yaitu, bagaimana memanfaatkan Sistem Informasi Geografis untuk memetakan data distribution point sehingga informasi mengenai distribution point dapat disajikan secara grafis maupun atribut?


(25)

1.3 Batasan Masalah

Melihat rumusan masalah yang dihadapi, maka dalam pengembangan Sistem Informasi Geografis Distribution Point, penulis memberi batasan masalah sebagai berikut :

1. Sistem hanya menyajikan informasi mengenai data distribution point, pelanggan, dan lokasi.

2. Sistem ini hanya digunakan oleh seorang user yaitu karyawan bagian teknik jaringan yang dapat mengoperasikan perangkat lunak ArcView. 3. Sistem ini bukan merupakan sistem real time dan tidak membahas

mengenai jaringan dan keamanan sistem.

4. Peta yang digunakan merupakan peta Kecamatan Sukoharjo, Kabupaten Sukoharjo.

5. Penentuan lokasi distribution point dilakukan dengan menggunakan GPS (Global Positioning System). Sistem hanya dapat menampilkan koordinat X dan Y yang dimiliki distribution point.

1.4 Tujuan

Membuat suatu Sistem Informasi Geografis yang dapat mengelola penyajian informasi distribution point (kotak pembagi) milik PT Telkom area pelayanan Sukoharjo secara grafis dan memuat data yang diperlukan dan berguna bagi pengguna sesuai dengan tahap-tahap dalam RPL (Rekayasa Perangkat Lunak).


(26)

1.5 Manfaat

Manfaat yang dapat diperoleh dari pembuatan sistem informasi geografis ini adalah, pengguna dapat memperoleh informasi mengenai lokasi distribution point secara grafis maupun atribut, pengguna dapat melihat pelanggan yang terhubung dengan distribution point tersebut, serta informasi lain yang terkait dengan distribution point.

1.6 Metodologi

Tahap-tahap dalam pengembangan sistem informasi geografis ini menggunakan metodologi waterfall dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Rekayasa Sistem

Dalam tahap ini akan dilakukan pengumpulan kebutuhan dari semua elemen sistem dan dilakukan perencanaan sistem.

2. Analisis Sistem

Dalam tahap ini pengumpulan kebutuhan diintensifkan dan difokuskan pada perangkat lunak. Analis harus mengerti dan memahami domain informasi, tingkah laku, unjuk kerja dan antarmuka yang diperlukan. 3. Perancangan (Design)

Dalam tahap ini kebutuhan-kebutuhan atau spesifikasi perangkat lunak yang dihasilkan pada tahap analisis, ditransformasikan ke dalam bentuk arsitektur perangkat lunak yang memiliki karakteristik mudah dimengerti dan tidak sulit untuk diimplementasikan. Perancangan


(27)

dipusatkan pada struktur data, arsitektur perangkat lunak, prosedur detail dan karakteristik antarmuka.

4. Penulisan Program (Coding)

Dalam tahap ini akan dilakukan implementasi hasil rancangan dari sistem yang telah didesain sebelumnya dengan menggunakan perangkat lunak ArcView dan bahasa script Avenue.

5. Uji Coba Sistem (Testing)

Dalam tahap ini dilakukan pengujian di tingkat perangkat lunak yang memfokuskan pada masalah-masalah logika internal, fungsi eksternal, potensi masalah yang mungkin tejadi, dan pemeriksaan hasil apakah sistem sudah sesuai dengan permintaan atau belum.

6. Pemeliharaan

Dalam tahap ini dilakukan pemeliharaan sistem, serta pembetulan kesalahan yang terjadi dan penyesuaian sistem terhadap perubahan-perubahan di dalam lingkungan eksternalnya. Proses ini dilakukan ketika perangkat lunak sudah berada di tangan pelanggan. Pemeliharaan perangkat lunak mengaplikasikan lagi setiap fase program sebelumnya dan tidak membuat sistem yang baru.

Metodologi pengembangan sistem yang digunakan pada “Sistem Informasi Geografis Distribution Point” ini hanya sampai pada tahap penulisan program tanpa mengikut sertakan tahap selanjutnya, yaitu tahap uji coba sistem dan pemeliharaan.


(28)

1.7 Sistematika Penulisan

Dalam penulisan tugas akhir ini dibagi dalam 5 bab dengan struktur sebagai berikut :

BAB I Pendahuluan

Bab ini berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan, manfaat, metodologi penulisan, dan sistematika penulisan.

BAB II Landasan Teori

Bab ini berisi berbagai teori yang mendukung dan mempengaruhi pembuatan Sistem Informasi Geografis ini, serta hal-hal yang harus diperhatikan dalam mengimplementasikan sistem informasi berbasiskan data spasial.

BAB III Analisis dan Perancangan Sistem

Bab ini berisi hasil analisis dari user dan sistem, serta merepresentasikan hasil analisis ke dalam model desain dalam bentuk Data Flow Diagram (DFD), dan desain antar muka.

BAB IV Implementasi

Bab ini berisi hasil pengkodean dari rancangan yang sudah dibuat lengkap dengan antarmuka (user interface).

BAB V Penutup

Dalam bab ini akan berisi kesimpulan dari seluruh rangkaian pembuatan sistem dan saran untuk pengembangan sistem.


(29)

7

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Sistem Informasi

2.1.1 Definisi Sistem Informasi

Sistem adalah suatu kesatuan yang terdiri dari dua atau lebih komponen atau subsistem yang saling berinteraksi dan saling berhubungan untuk mencapai suatu tujuan. Interaksi dari subsistem-subsistem sedemikian rupa, sehingga dicapai suatu kesatuan yang terpadu atau terintegrasi (Hartono, 1999).

Informasi adalah hasil dari pengolahan data dalam suatu bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi penerimanya yang menggambarkan suatu kejadian-kejadian (event) yang nyata yang digunakan untuk pengambilan keputusan (Hartono, 1999).

Dengan mengacu pada pengertian sistem, dan informasi, dapat didefinisikan sistem informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang merupakan kombinasi dari orang-orang, fasilitas, teknologi, media, prosedur-prosedur, dan pengendalian yang ditujukan untuk mendapatkan jalur komunikasi penting, memproses tipe transaksi rutin tertentu, memberi sinyal kepada manajemen dan yang lainnya terhadap kejadian-kejadian internal dan eksternal yang penting dan meyediakan suatu dasar informasi untuk pengambilan keputusan (Hartono, 1999).


(30)

2.1.2 Konsep Dasar Sistem Informasi

Sebuah sistem informasi merupakan kumpulan dari perangkat keras, perangkat lunak, serta manusia yang akan mengolah data menggunakan perangkat keras dan perangkat lunak tersebut. Manusia terdiri dari end user dan information system specialist. Perangkat keras terdiri atas mesin dan media. Perangkat lunak terdiri atas sistem operasi, program dan prosedur. Sedangkan data terdiri atas data itu sendiri.

Data diperoleh dari sumber data. Data yang diperoleh kemudian akan ditransformasikan oleh aktivitas pemrosesan informasi menjadi berbagai macam informasi yang dibutuhkan oleh end user. Pemrosesan informasi terdiri atas input, proses, output, dan kontrol (Aziz & Pujiono, 2006).

2.1.3 Komponen Sistem Informasi

Sistem informasi terdiri dari komponen-komponen yang disebut dengan istilah blok bangunan (building block), diantaranya meliputi :

A. Blok masukan (input block)

Input mewakili data yang masuk ke dalam sistem informasi. Pada umumnya, data yang diperlukan sebagai input sistem diturunkan dari kebutuhan informasi.


(31)

B. Blok model (model block)

Blok ini terdiri dari kombinasi prosedur, logika dan model matematik yang akan memanipulasi data input dan data yang tersimpan di basis data dengan cara tertentu untuk menghasilkan keluaran yang diinginkan.

C. Blok keluaran (output block)

Hasil dari sistem informasi adalah keluaran yang merupakan informasi yang berkualitas dan dokumentasi yang berguna untuk semua tingkatan manajemen serta semua pemakai sistem.

D. Blok teknologi (technology block)

Teknologi merupakan ‘tool-box’ dalam sistem informasi. Teknologi digunakan untuk menerima input, menjalankan model, menyimpan dan mengakses data, menghasilkan dan mengirimkan output dan membantu pengendalian dari sistem secara keseluruhan. Teknologi terdiri dari 2 bagian utama yaitu : perangkat lunak (software) dan perangkat keras (hardware).

E. Blok basis data (database block)

Basisdata (database) merupakan sekumpulan data yang saling berhubungan satu dengan lainnya, tersimpan dalam hardware komputer dan digunakan software untuk memanipulasinya. Basisdata diakses atau dimanipulasi dengan menggunakan perangkat lunak paket yang disebut dengan DBMS (Database Management System).


(32)

F. Blok kendali (controls block)

Banyak hal yang dapat merusak sistem informasi, seperti misalnya bencana alam, api, temperatur, air, kecurangan-kecurangan, kegagalan-kegagalan sistem itu sendiri, kesalahan-kesalahan, ketidakefisienan, sabotase dan lain sebagainya. Untuk itu perlu dilakukan pengendalian untuk meyakinkan bahwa hal-hal yang merusak sistem dapat dicegah atau bila terlanjur terjadi kesalahan dapat segera diatasi.

2.2 Sistem Informasi Geografis (SIG)

2.2.1 Definisi Sistem Informasi Geografis (SIG)

Geografi adalah ilmu tentang lokasi serta persamaan dan perbedaan (variasi) keruangan atas fenomena fisik dan manusia di atas permukaan bumi. Kata geografi berasal dari Bahasa Yunani yaitu gê yang berarti "Bumi" dan graphein yang berarti "menulis", atau "menjelaskan" (http://id.wikipedia.org/wiki/Geografi).

Pengertian lain dari geografi adalah informasi mengenai permukaan bumi dan semua obyek yang berada diatasnya, yang menjadi kerangka bagi pengaturan dan pengorganisasian bagi semua tindakan selanjutnya (Aziz & Pujiono: 2006).

Dari pengertian diatas maka dapat didefinisikan Sistem Informasi Geografis (SIG) adalah sistem berbasis komputer yang digunakan untuk menyimpan data dan memanipulasi informasi geografis.


(33)

Lebih lanjut SIG dapat didefinisikan sebagai kumpulan yang terorganisir dari perangkat keras komputer, perangkat lunak, data geografi, dan personil yang didesain secara efisien untuk memperoleh, menyimpan, meng-update, memanipulasi, menganalisis, dan menampilkan semua bentuk informasi yang bereferensi geografis (ESRI, 1990).

2.2.2 Konsep Dasar SIG

Pada awalnya, data geografi hanya disajikan di atas peta dengan menggunakan simbol, garis, dan warna. Elemen-elemen geometri ini dideskripsikan di dalam legendanya. Selain itu, berbagai data juga dapat dipresentasikan berdasarkan sistem koordinat yang sama. Akibatnya sebuah peta menjadi media yang efektif baik sebagai alat presentasi maupun sebagai bank tempat penyimpanan data geografis. Tetapi, media peta masih memiliki keterbatasan. Informasi yang tersimpan diproses dan dipresentasikan dengan suatu cara tertentu, dan biasanya untuk tujuan tertentu pula. Dengan menggunakan SIG proses penyimpanan data dan presentasi dipisahkan. Dengan demikian, data dapat dipresentasikan dalam berbagai cara dan bentuk.

Kemampuan dasar SIG adalah mengintegrasikan berbagai operasi basis data seperti query, menganalisisnya dan menyimpan serta menampilkannya dalam bentuk pemetaan berdasarkan letak geografisnya. Inilah yang membedakan SIG dengan sistem informasi lainnya.


(34)

Melalui SIG data yang merepresentasikan “dunia nyata” dapat disimpan dan diproses sedemikian rupa sehingga dapat disajikan dalam bentuk-bentuk yang lebih sederhana dan sesuai kebutuhan. Sebagaimana terlihat pada gambar 2.1, pemahaman mengenai “dunia nyata” akan semakin baik jika proses-proses manipulasi dan presentasi data yang direlasikan dengan lokasi-lokasi geografis di permukaan bumi telah dimengerti.

Gambar 2.1: Model Dunia Nyata

SIG menghubungkan sekumpulan unsur-unsur peta dengan atribut-atributnya di dalam satuan-satuan yang disebut layer. Kumpulan dari layer-layer ini akan membentuk basisdata SIG.


(35)

2.2.3 Subsistem SIG

Dari beberapa definisi SIG maka SIG dapat diuraikan menjadi beberapa subsistem sebagai berikut :

A. Data Input

Bertugas untuk mengumpulkan dan mempersiapkan data spasial dan atribut dari berbagai sumber. Subsistem ini pula yang bertanggung jawab dalam mengkonversi atau mentransformasikan format data-data aslinya ke dalam format yang dapat digunakan oleh SIG.

B. Data Output

Menampilkan atau menghasilkan keluaran seluruh atau sebagian basisdata baik dalam bentuk softcopy maupun dalam bentuk hardcopy seperti tabel, grafik, peta, atau format lain.

C. Data Management

Mengorganisasikan data spasial maupun atribut ke dalam sebuah basisdata sedemikian rupa sehingga mudah dipanggil, update, dan di-edit.

D. Data Manipulation & Analisis

Menentukan informasi-informasi yang dapat dihasilkan oleh SIG. Selain itu, subsistem ini juga melakukan manipulasi dan pemodelan data untuk menghasilkan informasi yang diharapkan.


(36)

Gambar 2.2: Subsistem GIS (Prahasta, 2002)

2.2.4 Komponen SIG

Komponen SIG merupakan seluruh kesatuan cara kerja SIG yang dapat merepresentasikan kondisi dunia nyata kedalam komputer seperti pada peta yang mampu merepresentasikan keadaan dunia nyata diatas kertas. SIG terdiri dari beberapa komponen berikut :

A. Perangkat Keras

Saat ini SIG tersedia untuk berbagai platform perangkat keras mulai dari PC, desktop, workstations, hingga multiuser host yang dapat digunakan oleh banyak orang secara bersamaan dalam jaringan komputer yang luas, berkemampuan tinggi, memiliki ruang penyimpanan (harddisk) yang besar, dan mempunyai kapasitas memori (RAM) yang besar. Walaupun demikian, fungsionalitas SIG tidak terikat secara ketat terhadap karakteristik-karakteristik fisik perangkat


(37)

keras ini sehingga keterbatasan memori pada PC dapat diatasi. Adapun perangkat keras yang sering digunakan untuk SIG adalah komputer (PC), mouse, digitizer, printer, plotter dan scanner.

B. Perangkat Lunak

SIG juga merupakan sistem perangkat lunak yang tersusun secara modular dimana basisdata memegang peranan kunci. Setiap subsistem SIG diimplementasikan dengan menggunakan perangkat lunak yang terdiri dari beberapa modul, hingga tidak mengherankan jika ada perangkat SIG yang terdiri dari ratusan modul program (*.exe) yang masing-masing dapat dieksekusi sendiri.

C. Data dan Informasi Geografi

SIG dapat mengumpulkan dan menyimpan data dan informasi yang diperlukan baik secara tidak langsung dengan cara meng-import-nya dari perangkat-perangkat lunak SIG yang lain, maupun secara langsung dengan cara mendigitasi data spasialnya dari peta dan memasukkan data atributnya dari tabel-tabel dan laporan dengan menggunakan keyboard.

D. Manajemen

Suatu proyek SIG akan berhasil jika di-manage dengan baik dan dikerjakan oleh orang-orang yang memiliki keahlian yang tepat pada semua tingkatan. SIG yang baik memiliki keserasian antara rencana desain yang baik dan aturan dunia nyata, yaitu metode, model, dan implementasi akan berbeda-beda untuk setiap permasalahan. SIG


(38)

didesain dan dikembangkan untuk management data yang akan mendukung proses pengambilan keputusan.

E. Manusia

Teknologi SIG tidaklah bermanfaat tanpa manusia yang mengelola sistem dan membangun perencanaan yang dapat dipublikasikan sesuai dengan kondisi nyata. Sama seperti sistem infrmasi lainnya, pengguna SIG juga memiliki tingkatan tertentu, dari tingkatan spesialist tekniks yang mendesain dan memelihara SIG sampai pada pengguna yang menggunakan SIG untuk membantu pekerjaan mereka sehari-hari.

2.2.5 Cara Kerja SIG

Dalam SIG terdapat berbagai peran dari berbagai unsur, baik manusia sebagai ahli dan sekaligus operator, perangkat alat (perangkat lunak/perangkat keras) maupun objek permasalahan. SIG adalah sebuah rangkaian sistem yang memanfaatkan teknologi digital untuk melakukan analisis spasial. Sistem ini memanfaatkan perangkat keras dan lunak komputer untuk melakukan pengolahan data seperti ; penyimpanan, penyajian, manipulasi, dan lain-lain.

SIG dapat mempresentasikan dunia nyata di monitor komputer sebagaimana lembaran peta. Tetapi SIG lebih fleksibel daripada lembaran peta. Peta menggunakan titik, garis, dan poligon dalam merepresentasikan obyek-oyek dunia nyata seperti bangunan ditampilkan sebagai titik, jalan


(39)

ditampilkan sebagai garis, dan lain sebagainya. Peta menggunakan simbol-simbol grafis dan warna untuk membantu dalam mengidentifikasi unsur-unsur berikut deskripsinya seperti sungai berwarna hijau, jalan berwarna hitam, dan lain-lain.

SIG menyimpan semua informasi deskriptif unsur-unsurnya sebagai atribut-atribut dalam basis data. Kemudian SIG membentuk dan menyimpannya dalam tabel-tabel. Setelah itu SIG menghubungkan unsur-unsur tersebut dengan tabel-tabel yang bersangkutan. Dengan demikian atribut-atribut ini dapat diakses melalui lokasi-lokasi unsur-unsur peta dan sebaliknya. Unsur-unsur peta juga dapat diakses melalui atribut-atributnya, karena itu unsur-unsur tersebut dapat dicari dan ditemukan berdasarkan atribut-atributnya.

Sumber data dalam SIG antara lain berasal dari survei lapangan (survei fisik lahan, pengukuran, dan lain-lain), peta publikasi (RBI, topografi, tanah, dan lain-lain), citra penginderaan jauh (foto udara, radar, dan lain-lain), serta data statistik (sensus, catatan lapangan, dan lain-lain). Sumber data digital dapat berupa citra satelit atau data foto udara digital serta foto udara yang terdigitasi. Data lain dapat berupa peta dasar terdigitasi.

Masing-masing sumber data tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan, terutama pada kerincian dan luasan data yang dapat diperoleh. Dengan demikian pemanfaatan kedua jenis data tersebut secara saling melengkapi sangatlah menguntungkan.


(40)

2.2.6 Pengelompokan Data Dalam SIG

Jenis data yang digunakan dalam SIG dikelompokkan menjadi 2 jenis data, yaitu data spasial dan data atribut (non spasial).

A. Data Spasial

Data spasial adalah data yang memiliki referensi ruang kebumian (georeference) dimana berbagai data atribut terletak dalam berbagai unit spasial. Dengan kata lain data spasial adalah data yang terdiri dari lokasi eksplisit suatu geografi yang diset dalam bentuk koordinat. Data spasial terbagi atas 2 representasi entity spasial yang dalam penyimpanannya terbagi atas 4 macam tipe layer penyimpanan. Representasi entity yang dimaksud yaitu model entity data raster dan entity data vektor.

Model data raster menampilkan, menempatkan, dan menyimpan data spasial dengan menggunakan struktur matriks atau piksel-piksel yang membentuk grid, dimana setiap grid mewakili data tertentu. Model data vektor adalah model data yang didefinisikan dalam suatu bentuk garis, poligon, titik, dan sejenisnya.

Masing-masing model data spasial tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan. Penggunaan dan pemilihan terhadap salah satu atau keduanya tergantung pada jenis data dan tujuan yang hendak dicapai dalam SIG.

Layer penyimpanan dan pengolahan data spasial yang digunakan dalam SIG adalah sebagai berikut (Aziz & Pujiono, 2006):


(41)

1. Boundary (poligon)

Tipe data ini digunakan untuk mengolah data yang berbentuk luasan. Contoh penggunaan poligon misalnya untuk menggambarkan gedung dan komplek bangunan.

Gambar 2.3 : Poligon

2. Line (garis)

Tipe data line digunakan untuk pengolahan data yang berbentuk garis. Contoh penggunaannya seperti jalan dan sungai.

Gambar 2.4 : Garis

3. Point (titik)

Tipe point digunakan untuk pengolahan data yang berbentuk titik dan simbol untuk mewakili data yang berisi tentang informasi titik-titik posisi. Contoh penggunaannya misalnya untuk melambangkan posisi ibukota dan kota.


(42)

4. Image (gambar)

Tipe image digunakan untuk memberikan informasi yang bersifat presentasi grafis. Contoh penggunaannya misalnya untuk nama obyek dan skala.

Gambar 2.6 : Image

B. Data Atribut

Data atribut adalah gambaran data yang terdiri dari data yang relevan terhadap suatu lokasi, seperti ketinggian, kedalaman, dan lain sebagainya. Data-data dapat dihubungkan dengan lokasi tertentu dengan maksud untuk memberikan identifikasi, alamat, kode, dan lain-lain.

Tipe data atribut adalah data yang mendeskripsikan data grafis yang berisi data kuantitatif dan data kualitatif. Data kuantitatif misalnya data jumlah penduduk, data jumlah sekolah, dan sebagainya.Data kualitatif misalnya nama, alamat, nama, jalan, dan sebagainya.

Data atribut akan tersimpan dalam bentuk tabel, yang kemudian disebut dengan data tabular. Data tabular akan terbagi dalam kolom-kolom dan setiap kolom-kolom merupakan satu field data dan dalam satu baris data merupakan satu record data. Setiap field terdiri atas struktur karakter desimal (integer, small integer, dan float).


(43)

2.3 Peta

2.3.1 Definisi Peta

Peta adalah representasi grafis dari sebagian atau seluruh permukaan bumi pada suatu bidang datar dengan menggunakan suatu skala dan sistem proyeksi tertentu. Penyajian unsur-unsur permukaan bumi pada suatu peta dilakukan dengan cara memilih, menggeneralisasi data permukaan bumi, sesuai dengan maksud dan tujuan pembuatan peta tersebut.

2.3.2 Elemen Peta

Sebuah bentuk tunggal dalam sebuah peta tidak akan memberikan informasi yang cukup untuk mengetahui seluruh informasi yang terkandung didalamnya, oleh karena itu peta memerlukan beberapa atribut agar bisa dibaca oleh penggunanya.

A. Data Frame

Data frame adalah bagian dari sebuah peta yang menampilkan lapisan-lapisan data (data layer). Bagian ini adalah bagian yang terpenting dan merupakan titik pusat dari sebuah dokumen peta.

B. Legenda

Legenda bertugas untuk menjelaskan seluruh simbol-simbol yang digunakan dalam sebuah peta pada setiap lapisan datanya.

C. Judul / Title

Judul pada peta akan memberikan gambaran secara singkat mengenai subjek-subjek yang ada dalam peta.


(44)

D. North Arrow

North arrow (penunjuk arah utara) adalah orientasi arah mata angin. Biasanya, arah utara diposisikan di bagian atas dari sebuah peta. E. Skala / Scale

Skala peta menjelaskan hubungan dari data frame yang ada di peta dengan dunia nyata dalam sebuah rasio perbandingan. Penskalaan dapat dilakukan berdasarkan unit per unit, atau berdasarkan satu ukuran terhadap ukuran lainnya.

F. Kutipan

Kutipan merupakan penjelasan mengenai sumber data yang dipakai dalam peta tersebut, informasi proyeksi serta peredarannya. G. Border

Penempatan garis tepi pada sebuah peta akan membantu bagi para pengguna mengetahui batas tepi dari sebuah peta dengan jelas. H. Graticules

Graticules adalah sebuah garis lintang dan garis bujur yang berada di atas data peta.

2.3.3 Fungsi Peta

Fungsi peta antara lain :

A. Memperlihatkan posisi atau lokasi dari suatu tempat

B. Memperlihatkan bentuk suatu unsur yang ada di permukaan bumi. C. Menghimpun serta menyeleksi data permukaan bumi.


(45)

2.4 Distribution Point Telkom

Gambar 2.7 : Konfigurasi Jaringan Telekomunikasi AWG Sukoharjo

Keterangan :

MDF : Main Distribution Frame RK : Rumah Kabel

STO : Sentral Telephone Otomat DP : Distribution Point

Distribution Point (DP) atau Kotak Pembagi (KP) adalah salah satu bentuk dari titik pembagi atas tanah yang dipasang pada tiang telpon atau dinding sebuah bangunan gedung atau rumah.

Definisi dari titik pembagi adalah terminal kabel yang umumnya berkapasitas 10 dan 20 pasang dimana terminal masuk di terminasikan kabel catu, sedang pada terminal keluar dihubungkan dengan saluran penanggal atau saluran distribusi ke rumah pelanggan. Fungsi DP antara lain; tempat

Phone DP RK MDF STO Tran Tran STO MDF RK DP Phone


(46)

pengetesan dalam melokalisir gangguan; tempat mutasi jaringan yang menuju ke rumah pelanggan; tempat penyambungan kabel sekunder dan saluran penanggal.

Terdapat 2 jenis DP yang dimiliki PT. Telkom yaitu DP tiang, DP dinding. DP tiang dipasang pada tiang telepon untuk mencatu pelanggan yang terpencar, pada umumnya berkapasitas 10 sampai 20 pasang. Sedangkan DP dinding dipasang pada dinding luar sebuah bangunan yang memiliki banyak klien, seperti pada pertokoan bertingkat, atau kompleks perkantoran, DP dinding biasanya berkapasitas 10 sampai 40 pasang.


(47)

2.5 Metode Perancangan Basis Data

2.5.1 Entity Relationship Diagram (ERD)

Entity Relationship Diagram (ERD) merupakan suatu konsep yang dapat mendeskripsikan kebutuhan pengguna melalui sebuah model yang lebih detail sehingga dapat diimplementasikan ke dalam sistem manajemen basis data. Komponen utama ERD adalah relasi dan entities. Kedua komponen tersebut dideskripsikan dengan menggunakan atribut-atribut. a. Entity

Entity (entitas) merupakan individu yang mewakili sesuatu yang nyata eksistensinya dan dapat dibedakan dengan yang lain.

Gambar 2.10 : Simbol Entity

b. Atribut

Merupakan deskripsi yang dimiliki oleh setiap entity. Penentuan atribut bagi suatu entity pada umumnya didasarkan pada fakta yang ada.

Gambar 2.11 : Simbol Atribut

c. Relasi

Menunjukkan adanya hubungan atau keterkaitan antara suatu entity dengan entity yang lain.


(48)

2.5.2 Tingkat Relasi (Kardinalitas)

Himpunan entity yang sejenis disebut entity set. Dalam entity relatioship, relasi antara 2 entity set dapat terjadi dan terbagi menjadi beberapa jenis :

• Relasi satu ke satu (One to one relationship)

Setiap entity pada entity set A berhubungan satu (paling banyak) entity pada entity set B. Demikian pula sebaliknya.

• Relasi satu ke banyak (One to many relationship)

Setiap entity pada entity set A dapat berhubungan dengan lebih dari satu (banyak) entity pada entity set B. Tetapi tidak sebaliknya, setiap entity set B hanya dapat berhubungan dengan satu (paling banyak) entity pada entity set A.

• Relasi banyak ke satu (Many to one relationship)

Setiap entity pada entity set A hanya dapat berhubungan dengan satu (paling banyak) entity dari entity set B, sementara setiap entity pada set B dapat berhubungan dengan banyak entity pada entity set A.

• Relasi banyak ke banyak (Many to many relationship)

Setiap entity pada entity set A boleh berhubungan dengan banyak entity dari entity set B. Demikian pula sebaliknya, setiap entity pada entity set B boleh berhubungan dengan banyak entity dari entity set A.


(49)

2.5.3 Normalisasi

Normalisasi adalah teknik yang digunakan untuk menstrukturkan data sedemikian rupa sehingga mengurangi atau mencegah timbulnya masalah-masalah yang berhubungan dengan pengolahan basis data. Tahap-tahap dalam proses normalisasi adalah :

a. Bentuk normal pertama (1NF)

Bentuk normal pertama mensyaratkan bahwa semua atribut yang terlibat harus bersifat atomik. Artinya, setiap atribut harus tidak dapat dibagi lagi menjadi atribut-atribut yang lebih kecil.

b. Bentuk normal kedua (2NF)

Bentuk normal kedua mensyaratkan bahwa semua atribut sudah memenuhi bentuk normal pertama dan semua atribut bukan kunci hanya bergantung pada kunci primer.

c. Bentuk normal ketiga (3NF)

Bentuk normal ketiga mensyaratkan bahwa semua atribut sudah memenuhi bentuk normal kedua dan semua atribut yang bukan kunci tidak memiliki kebergantungan transitif terhadap kunci primer, artinya nilai-nilai datanya tidak bergantung pada suatu atribut yang bergantung pada atribut lain.

d. Bentuk normal selanjutnya

Bentuk-bentuk normal selanjutnya yang dapat dibuat, seperti bentuk normal keempat (4NF) dan kelima (5NF). Namun bentuk-bentuk tersebut digunakan dalam kasus tertentu.


(50)

2.6 Metode Perancangan Proses 2.6.1 Data Flow Diagram (DFD)

Data Flow Diagram (DFD) / Diagram Aliran Data (DAD) merupakan metode grafis yang digunakan untuk menggambarkan aliran informasi dan transformasi data yang terdapat dalam sistem.

DFD dapat dibagi ke dalam beberapa tingkatan yang merepresentasikan aliran-aliran data dan informasi berikut detil-detil fungsionalnya. DFD menggunakan istilah dan notasi grafis sebagai berikut :

A. Entitas eksternal

Dinotasikan dengan persegi panjang. Merupakan pemakai yang berada di luar batas sistem (hardware, orang, program lain, sistem lain).

Gambar 2.13 : Simbol Entitas Eksternal

B. Proses

Dinotasikan dengan lingkaran. Merepresentasikan transformasi data didalam sistem menjadi informasi.


(51)

C. Simpanan data (store)

Dinotasikan dengan 2 garis horizontal sejajar. Merupakan tempat penyimpanan data yang ada dalam sistem.

Gambar 2.15 : Simbol Store

D. Objek data

Dinotasikan dengan garis berarah. Merepresentasikan item data atau kumpulan data, arah anak panah menunjukkan arah aliran data.

Gambar 2.16 : Simbol Objek Data

Aturan-aturan dalam pembuatan DFD antara lain :

1. Pilih nama proses, aliran data, simpanan, dan entitas eksternal yang berarti : menggunakan kata kerja transitif (butuh objek) atau nama objek yang tepat untuk mendiskripsikan proses. Hindari pemakaian terminologi kata pada pemrograman, seperti : procedure, function, subsistem, dan sebagainya.

2. Berikan nomor untuk proses secara hierarkis.

3. Hindari DFD yang kompleks : buatlah secara bertingkat.

4. Gambar DFD berulang kali untuk mendapatkan diagram yang estetis (keragaman ukuran dan bentuk).

5. DFD harus konsisten dan logis ; Hindari proses dengan masukan tanpa keluaran ; Hindari proses dengan keluaran tanpa masukan.


(52)

2.7 ArcView

2.7.1 Pengenalan Arc View

ArcView merupakan perangkat lunak pengolah data spasial yang dikembangkan oleh sebuah perusahaan yang menghasilkan produk perangkat SIG yang handal dan terkenal yaitu ESRI (Environmental Systems Research Institute).

ArcView mulai dikembangkan pada tahun 1991. ArcView dapat melakukan pertukaran data, operasi-operasi matematik, menampilkan informasi spasial maupun atribut secara bersamaan, membuat peta tematik, menyediakan bahasa pemograman (script) serta melakukan fungsi-fungsi khusus lainnya dengan bantuan extensions..

Saat ini ESRI telah mengeluarkan tiga seri ArcView yaitu ArcView 3.1, ArcView 3.2 dan ArcView 3.3 dimana setiap pengeluaran seri terbaru dilakukan penyempurnaan-penyempurnaan didalamnya.


(53)

2.7.2 Arsitektur Arc View

Arc View mengorganisasikan sistem perangkat lunaknya sedemikian rupa sehingga dapat dikelompokkan ke dalam beberapa komponen-komponen penting sebagai berikut (Prahasta, 2002) :

A. Proyek (Project)

Project merupakan suatu unit organisasi tertinggi di dalam Arc View. Sebuah project merupakan kumpulan windows dan dokumen yang dapat diaktifkan dan ditampilkan selama bekerja dengan Arc View. Project Arc View diimplementasikan ke dalam sebuah file teks (ASCII) dengan extension “.APR”.


(54)

B. Tema (Theme)

Themes merupakan kumpulan dari beberapa layer ArcView yang membentuk suatu ‘tematik’ tertentu. Sumber data yang dapat direpresentasikan sebagai theme adalah shapefile, coverage (ArcInfo), dan citra raster.

C. View (View)

Merupakan representasi grafis informasi spasial dan dapat menampung beberapa “layer” atau “theme” informasi spasial (titik, garis, poligon dan citra raster). View dapat menerima image dari format .jpg, CAD, Arc Info, atau software pengolah data spasial lain. View juga dapat menerima data atau citra satelit.


(55)

D. Tabel (Table)

Tabel merupakan data atribut dari data spasial. Data atribut ini digunakan sebagai dasar analisis dari data spasial tersebut. ArcView dapat membentuk jaringan basis data dengan menggunakan fasilitas tabel ini. Arc View dapat menerima tabel dari basis data lain seperti dBase III, dBase IV, atau INFO.

Hubungan relasional dapat dilakukan sehingga memudahkan analisis spasialnya. Hubungan yang terbentuk ini memungkinkan pengguna data untuk mengambil dari berbagai sumber data yang berupa tabel, teks, peta, atau gambar.


(56)

E. Grafik (Chart)

Chart merupakan representasi grafis dari resume tabel data. Chart juga bisa merupakan hasil suatu query terhadap suatu tabel data. Bentuk chart yang didukung oleh ArcView adalah line, bar, column, xy scatter, area, dan pie.

Gambar 2.21 : Contoh Grafik

F. Layout (Layout)

Layout digunakan untuk menggabungkan semua dokumen (view, table, dan chart) ke dalam suatu dokumen yang siap cetak (biasanya dipersiapkan untuk pembuatan hardcopy). Penambahan berbagai simbol, label dan atribut peta lain juga dapat dilakukan pada layout.


(57)

Gambar 2.22 : Contoh Layout

G. Script (Script)

Script merupakan bahasa (semi) pemrograman sederhana (makro) yang digunakan untuk mengotomatisasikan kerja ArcView. ArcView menyediakan bahasa sederhana ini dengan sebutan Avenue. Dengan Avenue pengguna dapat memodifikasi tampilan (user interface) ArcView, membuat program, meyederhanakan tugas-tugas yang komplek, dan berkomunikasi dengan aplikasi-aplikasi lain.

Melalui script Arc View dapat di customized sedemikian rupa hingga dapat secara optimal memenuhi kebutuhan pengguna untuk tugas-tugas dan aplikasi tertentu.


(58)

2.7.3 Data Spasial Pada ArcView

Data pada SIG berupa data digital yang berformat raster dan vektor. Vektor menyimpan data digital dalam bentuk rangkaian koordinat (x,y). Titik disimpan sebagai sepasang angka koordinat dan poligon sebagai rangkaian koordinat yang membentuk garis tertutup. Resolusi dari data vektor tergantung jumlah titik yan membentuk garis.

Raster menyatakan data grafis dalam bentuk bujur sangkar yang disimpan sebagai pasangan angka yang menyatakan baris dan kolom dalam suatu matriks. Titik dinyatakan dalam suatu grid-cell, garis dinyatakan sebagai rangkaian grid-cell yang bersambung disemua sisi. Resolusi dari data raster ditentukan oleh ukuran grid-cell (Budiyanto,2002). Sumber data digital dapat berupa citra satelit atau foto udara serta data lain yang merupakan peta dasar terdigitasi.

2.7.4 Teknik Digitasi On Screen

Metode digitasi dapat dilakukan secara manual dengan alat digitizer atau menggunakan perangkat lunak dengan teknik digitasi on screen. Perangkat keras yang digunakan sebagai alat bantu digitasi adalah scanner. Scanner akan mengubah gambar analog (gambar pada kertas) menjadi data digital yang dapat disimpan pada media magnetik seperti disk, CD, dan lain-lain.


(59)

A. Langkah-langkah digitasi

Salah satu perangkat lunak yang dapat digunakan dalam digitasi on screen adalah ArcView. Teknik digitasi on screen tidak terlalu sulit sebab prinsip utamanya adalah melakukan penindihan atas semua bentuk objek pada peta yang berformat raster. Teknik digitasi on screen adalah teknik memodifikasi objek yang ada sesuai dengan klasifikasi bentuknya (line, point, polygon). Langkah-langkahnya sebagai berikut : 1. Sebelum melakukan digitasi peta, masukkan hasil scanning ke

dalam window ArcView.

2. Langkah digitasi selanjutnya adalah menentukan tipe feature digitasi.

3. Membentuk feature dengan tools yang tersedia dengan cara mengikuti bentuk-bentuk feature yang sesuai dengan peta hasil scanning, kemudian simpan hasil digitasi sebagai seuah theme.

2.8 Avenue Script

2.8.1 Pengenalan Avenue

Avenue merupakan bahasa (semi) pemrograman yang terintegrasi dengan paket standard ArcView. Bahasa pemrograman script ini merupakan sarana atau tool yang efektif dan efisien yang dapat digunakan untuk meng-customize dan mengembangkan aplikasi-aplikasi yang dibuat dengan perangkat SIG Arc View (Prahasta, 2003).


(60)

Dengan Avenue, secara umum para pengguna dapat melakukan aktivitas-aktivitas sebagai berikut :

1. Meng-customize tampilan Arc View (menyembunyikan dan atau memunculkan control dari para penggunanya).

2. Memodifikasi menu dan tools standard Arc View.

3. Membuat menu dan tools baru (untuk memenuhi kebutuan pengguna). 4. Mengotomasikan proses integrasi aplikasi-aplikasi Arc View dengan

aplikasi lain.

5. Mengembangkan fungsi dan prosedur (baris-baris kode yang membentuk suatu proses yang lebih besar) yang diperlukan di dalam aplikasi.

6. Mengembangkan dan mendistribusikan keseluruhan aplikasi-aplikasi (custom) pengguna.

2.8.2 Pemrograman Script Avenue

A. Pernyataan dan Notasi Penulisan Script Avenue

Pernyataan yang terdapat di dalam baris-baris kode script avenue terdiri dari object dan request. Pernyataan tersebut dapat dituliskan dengan notasi sebagai berikut “NamaObjek.NamaRequest”. Sebagai contoh pada script dibawah ini :

ObjView.Print ObjTabel.Copy ObjChart.Erase


(61)

Beberapa request memerlukan argumen untuk kelengkapan prosesnya. Argumen yang diperlukan oleh setiap request dapat memiliki tipe-tipe yang berbeda (string, numeric, dll). Tipe dan jumlah argumen yang diperlukan didefinisikan oleh request yang bersangkutan. Struktur penulisan baris-baris kodenya adalah sebagai berikut “NamaObjek.NamaRequest(NamaArgumen)”. Sebagai contoh pada script dibawah ini :

objProject.FindDoc(“Yogyakarta”) objView.findTheme(“Kelurahan”) B. Variabel

Dalam avenue, variabel dapat diberi nilai dengan notasi penugasan tanda “sama dengan” (=). Berikut contoh penulisan variabel di dalam notasi penugasan :

objString = ”Kelurahan”

objView = objProject.findDoc(“Yogyakarta”) Ketentuan dalam penulisan variabel adalah sebagai berikut :

1. Penulisan variabel tidak disertai dengan deklarasi atau penentuan tipe variabel yang bersangkutan.

2. Setiap nama variabel harus diawali dengan huruf (abjad), dan dapat mengandung karakter bilangan atau numerik

3. Setiap nama variabel tidak bersifat case sensitive.

4. Setiap nama variabel tidak boleh sama dengan reserved names (nama atau kata tertentu) yang digunakan oleh compiler avenue.


(62)

C. Kontrol Program

Avenue menyediakan beberapa kontrol program atau percabangan kondisi (if-then-else), yang dapat membantu pengguna dalam menentukan urutan aliran eksekusi scriptnya. Format penulisannya sebagai berikut :

If (Kondisi) Then Blok Request End

Avenue juga menyediakan kontrol program yang dapat menentukan jumlah perulangan eksekusi suatu blok proses dengan cara pengevaluasian kondisi (while) tertentu, formatnya sebagai berikut :

While (Kondisi)

Blok request atau proses End

Pada Avenue juga terdapat kontrol program yang dapat menentukan jumlah pengulangan eksekusi suatu blok program (for each...), formatnya sebagai berikut :

For Each <elemen> in <kumpulan> Blok request atau proses End


(63)

D. Kontrol Dalam MsgBox

MsgBox adalah salah satu kontrol yang sering digunakan di dalam aplikasi SIG yang dikembangkan dengan menggunakan ArcView. Terdapat dua kelompok request di dalam MsgBox yaitu : 1. Request yang digunakan untuk menampilkan pesan bagi pengguna.

Sebagai contoh :

Request Banner : MsgBox.Banner(NamaFile,Durasi,JudulBanner)

2. Request yang digunakan untuk memberikan masukan (respon) dari pengguna, sebagai contoh :

Request Input : MsgBox.Input(Pesan,Judul,StringPesan)


(64)

42

BAB III

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

3.1 Analisa Sistem

Analisis sistem digunakan untuk mengidentifikasi, mengevaluasi permasalahan, dan kebutuhan dalam suatu sistem. Aktivitas-aktivitas dalam analisis sistem antara lain :

3.1.1 Analisis Masalah dan Kebutuhan Informasi

PT. Telkom Area Work Group (AWG) Sukoharjo adalah kantor sektor Telkom yang kedudukannya dibawah Distrik Field Group (DFG) Solo yang dipimpin oleh seorang manager. Daerah pelayanan AWG Sukoharjo meliputi 12 wilayah kecamatan di Kabupaten Sukoharjo, salah satu kecamatan tersebut adalah kecamatan Sukoharjo. PT. Telkom AWG Sukoharjo memiliki kurang lebih 3000 pelanggan telepon. Dalam perkembangannya sering terjadi permintaan jaringan telepon baru, pencabutan jaringan telepon, dan aktifitas lain yang membuat data DP sewaktu-waktu bisa berubah.

Sampai saat ini belum ada sistem komputer yang mendukung penyajian informasi mengenai DP dan menyajikannya secara grafis. Untuk mempermudah dan membantu aktivitas-aktivitas yang terkait dengan DP maka dibutuhkan suatu sistem yang dapat menampilkan lokasi penyebaran DP secara grafis, sehingga dapat membantu pengelolaannya.


(65)

A. Informasi yang akan diberikan oleh sistem adalah informasi mengenai DP yang meliputi : lokasi DP secara grafis, kapasitas DP, pelanggan DP, jumlah DP pada tiap lokasi, serta keterangan lain.

B. Pengguna (user) dalam sistem informasi geografis ini adalah karyawan yang bekerja pada bagian teknik jaringan yang dapat megoperasikan ArcView, karyawan tersebut bertugas melakukan pengecekan terhadap perubahan data DP yang terjadi, sehingga pengguna sekaligus menjadi administrator. Pengguna tersebut dapat melakukan perubahan data dalam sistem, dapat melakukan, input data, update data, hapus data baik data atribut maupun data spasial, dapat melakukan pencarian data tertentu, dapat membuat layout dan grafik, serta dapat mencetak data yang diinginkan.

3.1.2 Analisis Kebutuhan Hardware, Software, dan Brainware

Untuk mendukung kelancaran dalam pengembangan sistem hardware dan software yang mendukung, antara lain :

A. Perangkat Keras (Hardware)

Sebuah Personal Computer (PC) dengan konfigurasi minimal sbb. : 1. Processor Pentium IV 1.4 GHz

2. DDR RAM 128 MB 3. Harddisk 40GB

4. Output device berupa monitor dan printer.


(66)

B. Perangkat Lunak (Software)

1. Sistem Operasi Microsoft Windows XP 2. ArcView GIS 3.3

C. Brainware

Pengguna yang dapat menggunakan sistem ini adalah pengguna yang dapat mengoperasikan sistem operasi Microsoft Windows XP, dan mengetahui pengoperasian sistem yang akan dibuat serta penganalisaan output yang dihasilkan. Selain itu diperlukan pengguna yang dapat mengoperasikan ArcView agar mampu menangani kesalahan atau kerusakan yang mungkin terjadi pada program, dan mampu mengembangkan sistem lebih lanjut.

3.1.3 Studi Kelayakan

Karakteristik yang akan dikembangkan dalam Sistem Informasi Geografis ini antara lain :

A. Nilai Ekonomis

Sistem ini tidak memerlukan biaya besar karena spesifikasi untuk software dan hardware-nya sudah tersedia dan merupakan perangkat yang mudah diperoleh.

B. Legal

Sistem ini dibangun untuk memberikan informasi dan memecahkan masalah mengenai penyajian data ditribution point yang kurang efisien.


(67)

C. Fleksibel

Sistem lebih praktis dalam menyajikan informasi karena disajikan secara grafis, sehingga informasi dapat diperoleh dengan lebih mudah.

D. Sistem sederhana

Sistem dibuat tidak terlalu kompleks dalam penggunaan maupun user interface-nya.

3.2 Gambaran Sistem Yang Akan Dibuat

Sistem ini dibuat untuk mengolah data-data DP, data-data DP mengalami perubahan sesuai dengan permintaan pelanggan. Melalui sistem ini pengguna dapat mengakses berbagai informasi, diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Menampilkan peta Kecamatan Sukoharjo 2. Menampilkan jumlah DP pada setiap kelurahan. 3. Menampilkan nama masing-masing kelurahan.

4. Menampilkan tabel pelanggan yang terhubung pada DP. 5. Menampilkan tabel DP dan tabel kelurahan.

6. Menampilkan lokasi dengan jumlah DP terbanyak atau terendah. 7. Membuat layout yang memuat legenda peta.


(68)

3.3 Perancangan Sistem

Dalam perancangan sistem ini meliputi beberapa aktivitas, yaitu perancangan proses, perancangan Data Flow Diagram (DFD), perancangan data, serta perancangan user interface.

3.3.1 Perancangan Proses

Berdasarkan hasil analisis sistem, maka dibuat rancangan proses Sistem Informasi Geografis yang terlihat pada gambar 3.1 dibawah ini :


(69)

Berdasarkan analisis diatas maka hanya terdapat satu pengguna sistem, yang juga merupakan administrator. Pengguna dapat melakukan beberapa proses, yakni :

A. Olah dokumen

Merupakan proses yang terjadi ketika pengguna akan menyimpan data, dan menutup tampilan yang ada di project.

B. Buka dokumen

Merupakan proses yang terjadi jika pengguna akan membuka dokumen, antara lain menampilkan peta, membuka tabel, menampilkan legenda, dan melihat project.

C. Tampil Informasi

Proses yang terjadi ketika pengguna akan menampilkan jumlah DP, nama kelurahan, lokasi dengan jumlah DP terbanyak dan terendah. D. Buat Layout dan Grafik

Merupakan proses yang terjadi jika pengguna akan membuat layout atau grafik berdasarkan data yang ada dalam basis data.

E. Update Data

Merupakan proses yang terjadi jika pengguna akan melakukan perubahan pada data spasial maupun atribut. Dalam proses ini pengguna dapat melakukan input data, edit data, tambah data, hapus data, tambah kolom dan hapus kolom.


(70)

F. Akses Tool dan button

Merupakan proses yang terjadi pada Tool dan Button yang ada pada sistem, antara lain cetak data, cari data, zoom in, zoom out, lakukan query.

3.3.2 Perancangan Data Flow Diagram (DFD)

Dalam Sistem Informasi Geografis ini terjadi beberapa aliran data, sistem menerima input dan menghasilkan output dalam berbagai bentuk. Melalui DFD dapat digambarkan aliran informasi dan transformasi data yang terdapat di dalam sistem secara grafis. DFD dibagi kedalam beberapa tingkatan yang merepresentasikan aliran-aliran data dan informasi. Tingkatan DFD dalam sistem ini adalah sebagai berikut :

A. DFD Level 0 / Diagram Konteks

Diagram konteks menunjukkan proses yang terjadi atau proses yang dapat dilakukan oleh sistem secara umum.

User

0 SIG

Di stribution Point 1,4,5,6

2,3,7


(71)

Keterangan diagram konteks :

1. Data yang akan diakses meliputi : Data pelanggan (Id Pelanggan, No Telpon, Nama Pelanggan, Alamat Pelanggan), data DP (Id DP, Jenis, Nama DP, Lokasi, Alamat, Kapasitas, Sisa, Koordinat X, Koordinat Y, Hotlink), data lokasi (Id, Kelurahan, Jumlah DP), data spasial (data spasial peta, data spasial DP, data spasial jalan).

2. Hasil akses data meliputi : Data pelanggan (Id Pelanggan, No Telpon, Nama Pelanggan, Alamat Pelanggan), data DP (Id DP, Jenis, Nama DP, Lokasi, Alamat, Kapasitas, Sisa, Koordinat X, Koordinat Y, Hotlink), data lokasi (Id, Kelurahan, Jumlah DP), data spasial (data spasial peta, data spasial DP, data spasial jalan).

3. Pesan untuk pengguna.

4. Kriteria pencarian data, meliputi data-data atribut DP, dan kelurahan.

5. View yang akan ditutup. 6. Dokumen yang akan dicetak.


(72)

B. DFD Level 1

Sistem Informasi Geografis Distribution Point pada DFD level 0 dapat dipecah menjadi beberapa proses sebagai berikut :

User DataSi stem

1 Olah Dokumen 2 Tampil Informasi 3 Buat Layout Atau Graik 4 Update 5 Akses Tool Atau Button 1 2 3 4,5 6 7 8 4 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 19

Gambar 3.3 : DFD Level 1

Keterangan DFD Level 1 :

1. Data yang akan disimpan, data yang akan ditutup

2. Query untuk meyimpan data, query untuk menutup data.

3. Hasil query untuk menyimpan data, hasil query untuk menutup data.


(73)

4. Data pelanggan (Id Pelanggan, No Telpon, Nama Pelanggan, Alamat Pelanggan), data DP (Id DP, Jenis, Nama DP, Lokasi, Alamat, Kapasitas, Sisa, Koordinat X, Koordinat Y, Hotlink), data lokasi (Id, Kelurahan, Jumlah DP), data spasial (data spasial peta, data spasial DP, data spasial jalan).

5. Pesan untuk pengguna.

6. Pilihan Informasi yang akan diakses. 7. Query untuk menampilkan informasi.

8. Hasil query untuk informasi yang akan diakses. 9. Pilihan data yang akan dibuat layout atau grafiknya. 10. Query untuk membuat layout atau grafik.

11. Hasil query untuk membuat layout atau grafik. 12. Tampilan Layout atau grafik.

13. Data Yang akan di-update. 14. Query untuk update data. 15. Hasil query update data. 16. Data baru setelah di-update 17. Tool atau button yang dipilih.

18. Query untuk tool atau button yang dipilih. 19. Hasil query.


(74)

Narasi Proses :

Proses olah data terdiri dari proses simpan dan tutup, pada proses ini data yang tidak ditutup akan tetap ditampilkan. Dan ketika user akan menyimpan data akan keluar pesan dari sistem apakah user akan menyimpan data atau tidak.

Proses tampil informasi akan terjadi jika user memilih menu informasi, dan memilih salah satu submenu yang disediakan oleh sistem. Sistem akan menampilkan informasi sesuai pilihan user.

Pada proses buat layout dapat dilakukan pada data spasial, sedangkan proses buat grafik dapat dilakukan pada data atribut. User diberikan beberapa pilihan untuk mengatur tampilan layout atau grafik, kemudian layout atau grafik akan ditampilkan sesuai standar yang ada dalam ArcView

Proses update data langsung dilakukan pada tabel yang ada pada basis data, karena sistem menggunakan basisdata yang terintegrasi dalam Arcview. Pengguna (user) hanya perlu mengaktifkan theme yang akan di-update. Setelah theme diaktifkan, user dapat mulai melakukan update data. User dapat melakukan update data spasial maupun atribut.

Proses akses tool atau button akan dilakukan, berdasarkan pilihan user. Sistem akan melakukan query sesuai tool atau button yang dipilih user.


(75)

C. DFD Level 2 untuk Tampil Informasi User Data Si stem 2.1 Hapus Label 2.2 Hi langkan Pi lihan 1 2 3 4 5 6 7 8

Gambar 3.4 : DFD Level 2 untuk Tampil Informasi

Keterangan DFD Level 2 tampil informasi : 1 Tampilan informasi yang dipilih user. 2 Query untuk menghapus label.

3 Hasil query hapus label.

4 Tampilan baru setelah label dihapus 5 Data yang dipilih oleh user.

6 Query untuk menghilangkan pilihan. 7 Hasil query hilangkan pilihan.

8 Tampilan baru setelah pilihan dihilangkan.

Narasi Proses :

Setelah user memilih tampilan informasi yang diinginkan, user dapat menghilangkan label yang telah tampil sebelumnya, dan memilih informasi lain untuk ditampilkan.


(76)

D. DFD Level 2 untuk Buat Layout atau Buat Grafik

Proses buat Layout atau grafik dapat dipecah menjadi dua proses, digambarkan sebagai berikut :

User 3.1 Tambah Graticules dan grid 3.2 Cetak Data Si stem 1 4 2 3 5 6 7 8

Gambar 3.5 : DFD Level 2 untuk buat layout atau grafik

Keterangan DFD Level 2 buat layout atau grafik :

1 Pilihan tampilan layout peta yang akan ditambah graticules dan grid.

2 Query untuk menambah graticules dan grid. 3 Hasil query tambah graticules dan grid.

4 Tampilan layout baru setelah ditambah graticules dan grid. 5 Pilihan tampilan layout atau grafik yang akan dicetak. 6 Query untuk mencetak layout atau grafik.

7 Hasil Query untuk mencetak layout atau grafik. 8 Print out layout atau grafik.


(77)

E. DFD Level 2 untuk Update Data

Proses update data yang ada pada DFD Level 1 dapat dipecah menjadi tiga proses, yaitu proses input data, edit data, dan hapus data, digambarkan sebagai berikut :

User 4.1 Input Data 4.2 Edit Data 4.3 Hapus Data Data Si stem 1 2 3 4 5 6 7 4 8 9 10 4

Gambar 3.6 : DFD Level 2 untuk update data

Keterangan DFD Level 2 update data : 1 Data yang akan ditambahkan. 2 Query untuk input data, data baru. 3 Data baru yang telah dimasukkan.

4 Data yang berhubungan dengan Data pelanggan (Id Pelanggan, No Telpon, Nama Pelanggan, Alamat Pelanggan), data DP (Id DP,


(78)

Jenis, Nama DP, Lokasi, Alamat, Kapasitas, Sisa, Koordinat X, Koordinat Y, Hotlink), data lokasi (Id, Kelurahan, Jumlah DP), data spasial (data spasial peta, data spasial DP, data spasial jalan).

5 Data yang akan diedit meliputi : Data pelanggan (Id Pelanggan, No Telpon, Nama Pelanggan, Alamat Pelanggan), data DP (Id DP, Jenis, Nama DP, Lokasi, Alamat, Kapasitas, Sisa, Koordinat X, Koordinat Y, Hotlink), data lokasi (Id, Kelurahan, Jumlah DP), data spasial (data spasial peta, data spasial DP, data spasial jalan).

6 Query untuk edit data, data yang telah diedit. 7 Data baru hasil editing.

8 Data Yang akan dihapus. 9 Query untuk hapus data.

10 Data Baru setelah proses hapus.

Narasi Proses :

Proses input data, edit data (ubah data), dan hapus data dapat dilakukan setelah user mengaktifkan tabel, atau jika dari tampilan peta, user menekan tool editing, edit data dapat dilakukan pada data spasial DP dan data atribut.


(79)

3.3.3 Perancangan Data

SIG menyimpan dan membentuk semua informasi atribut di dalam tabel-tabel dimana data atribut tersebut dapat diakses melalui lokasi-lokasi unsur peta dan unsur peta juga dapat diakses melalui data atributnya. Berdasarkan analisis kebutuhan sistem yang akan dibuat, maka dalam perancangan data yang dilakukan akan melalui beberapa tahap yaitu :

A. Tahap Eksternal

Pada tahap ini dilakukan identifikasi semua kebutuhan pengguna. Sehingga didapat data yang dibutuhkan. Aktivitas identifikasi dapat dilakukan dengan cara wawancara dengan pengguna dan studi pustaka. B. Tahap Konseptual

Pada tahap ini dilakukan semua kemungkinan entity yang ada dan yang akan dimasukkan dalam sistem yang dapat memberikan informasi deskriptif pada waktu jalannya sistem atau mendeskripsikan data-data spasial yang ada.

C. Tahap Internal

Pada tahap ini, model data yang telah dibuat diterjemahkan ke dalam model field dan record. Setelah itu entitasnya dikonversikan ke dalam tabel-tabel. Sedangkan keterkaitannya dengan data spasial dilakukan pada saat data spasial di-input-kan.


(80)

3.3.3.1 Entity Relationship Diagram (ERD)

Dalam Sistem Informasi Geografis Distribution Point ini data yang dibutuhkan adalah data tentang DP, data tentang pelanggan, dan data tentang Kelurahan. Berikut gambaran relasi basis data yang digunakan oleh sistem.


(81)

Keterangan ERD :

ERD terbagi menjadi beberapa entitas yang masing-masing memiliki atribut.

Entitas-entitas tersebut yaitu : 1. Entitas pelanggan

Memiliki atribut Id_Pelanggan, Nama_Pelanggan, dan Alamat_Pelanggan.

2. Entitas DP

Memiliki atribut Nama_DP, Jenis, Kapasitas, Sisa, Id_DP, X_Coord, Y_Coord, Alamat, dan Hotlink.

3. Entitas Kelurahan

Memiliki atribut Id_Kelurahan, Kelurahan, Jumlah_DP.

3.3.3.2 Normalisasi

Dari diagram ER sebelumnya, sistem yang dirancang melibatkan tiga entitas yaitu entitas pelanggan, entitas DP, dan entitas Kelurahan. Entitas pelanggan memiliki relasi many to many dengan entitas DP, sedangkan entitas kelurahan memiliki relasi one to many. Dengan merelasikan entitas pelanggan dengan entitas DP dihasilkan entitas baru yaitu entitas pelanggan DP.


(82)

Berikut kerangka tabel yang dihasilkan :

1. Pelanggan (Id_Pelanggan, Nama_Pelanggan, Alamat_Pelanggan)

2. DP (Nama_DP, Jenis, Kapasitas, Sisa, Id_DP, X_Coord, Y_Coord, Alamat, Hotlink, Id_Kelurahan)

3. Kelurahan (Id_Kelurahan, Kelurahan, Jumlah_DP) 4. Pelanggan DP (Id_DP, Id_Kelurahan, No_Telepon)

Entitas yang terlibat dalam ERD diimplementasikan kedalam bentuk tabel yang merupakan media penyimpanan basis data yang mengalami 3 tahap normalisasi yaitu :

A. Normalisasi pertama :

Setiap atribut sudah memenuhi syarat bentuk normal pertama. B. Normalisasi kedua :

Tabel sudah memenuhi syarat normalisasi pertama dan setiap atribut bukan kunci tergantung secara penuh dengan atribut kunci primer. C. Normalisasi ketiga :

Tabel sudah memenuhi syarat normalisasi kedua dan tidak ada ketergantungan transitif antar atribut dalam tabel.


(83)

3.3.3.3 Pemetaan ERD Menjadi Tabel Basisdata

Dari hasil diagram relasi entitas dan hasil normalisasi sebelumnya diperoleh tabel-tabel sebagai berikut :

A. Tabel DP

Tabel 3.1 : Tabel DP

NAMA FIELD TIPE DATA PANJANG

Nama DP String 20

Jenis String 20

Id_Kelurahan Number 10

Kapasitas Number 10

Sisa Number 10

Id DP String 20

X Coord Number 10

Y Coord Number 10

Alamat String 50

Hotlink String 20

B. Tabel Pelanggan

Tabel 3.2 : Tabel Pelanggan

NAMA FIELD TIPE DATA PANJANG

Id Pelanggan Number 10

Nama Pelanggan String 80

Alamat Pelanggan String 80

C. Tabel Kelurahan

Tabel 3.3 : Tabel Kelurahan

NAMA FIELD TIPE DATA PANJANG

Id_Kelurahan Number 5

Kelurahan String 35


(1)

2.

Script untuk membuat box dialog editing

' 1 -* : (;)

1 -* : (@)

% 1 -* (A)

% 1 -* (B)

% 1 - & -'1 1 -* (C) % # & -'1 1 -* (D) % &/ 1 -* (E)

' / D;

' 4 * @;

' B;

' ' % AFD

' 7 :% A;

' " A;

' 1 % # & -'1

: < A;

-# " A;

-# ' % ' ' %

# 7 :% B;

# " @;

' ' % (' 4 * G A) H -# ' %

' 7 :% (' / H @;) H (' 1 G ' " ) H # " H # 7 :% H '

1: < * (!6 # ' - : < 18!HH' ' % 11 :HH!<!HH' 7 :% 11 :HH! < -1!>!!) # < ' - :

' $ (B;IE;>' ' %I' 7 :% )

- : - : $ " ? ' ( # > # > # > # >' ) - : " (!' ' !)

- : " / - ((!0 $8!HH % # 1 ) 1" :) - : " 1 ? - (/ . )

- : " - 1 (! ' ' " ' 1!)

- - - : -

-- - " (! ' !)

* # J '

* # ' & 4"

# - - ' # < # #$ 1 # * -' ' ' 1

/ ' /

* % * % 1 - & -'1 / < 4 < - $ / < 4 " '0 -5(/ . ) / < 4 " (! <-!H * 11 :)


(2)

- - '' ( / < 4 > <- ) / < 4 " & 1 1

(K2 0 / 043& "/ 34 &/>2 0 / 043& "/ 3 7/>2 0 / 043& "/ 3/0 >2 0 / 043& "/ 37 7/L)

/ / H ' "

'

# # 1 < ' - :

' *5 #

' ' *5 ' # $

' ' *5 " 4 -(! !)

' ' *5 " (! ' ' *5!) ' ' *5 " - $(! ' ' ' !)

- - ''( ' ' *5> $ (@;I@;>@A;IA;)) ' ' *5 "

-' ' #

' ' ' # $

' ' " 4 -(! # % !) ' ' " (! ' ' !) ' ' " - $(! ' ' ' !)

- - ''( ' ' > $ (@ADI@;>@A;IA;))

# # 1 % < ' - :

# ' % E;

# 7 :% B;

# " ? # ' %I # 7 :%

# M (' ' %JA) * ''2 # 1> #1 # M (' ' %JA) N ( # ' %JA) # 6 / H # "

$

# - - # $

# " (! # !)

# " 4 -(! / !)

# " - $(! ' ' ' !)

- - ''( # > $ ( # MN( # ' %GA)I # 6> # " ? )) "

# -5 - - # $

# -5 " (! # -5!)

# -5 " - '(& 4" ) # -5 " 4 -(!" !) # -5 " - $(! ' ' ' !)

- - ''( # -5> $ ( # MN # ' %I # 6> # " ? )) 7 #1

# - - - # $

# - " (! # - !)

# - " - '(& 4" ) # - " 4 -(!7 ."!) # - " - $(! ' ' ' !)

- - ''( # - > $ ( # MI # 6> # " ? )) -J - 1

# - - - # $


(3)

# - " 4 -(!/./. !) # - " - $(! ' ' ' !)

- - ''( # -> $ ( # MH # ' %I # 6> # " ? ))

'' - :( - :)

'

3.

Script untuk menampilkan label jumlah DP tiap kelurahan

* % 1 - /% 1

* ( 1 ) %

* ( % 1 7 14 -1) %

% 1 " - 4 -1

% 1 - '

' ' '

% 1 - " - '

! "#$ % !

& ' ( )

% & '/% (! -# % !)

% " ( # )

% % : &

!O. 4 73 !

* -' % & '& -'( ) % " 4 -& -'( * -')

$ $ 1 - 5 # 1 <

- - 4 - $ ( $ $)

- - " & # :% (24 43 7/37 7)

- - " 4 - :% (24 43 7/37 7)

- - # - 1(& 4" ) $1- - / < "5 - $

$1- - " & (& $ (!/ "!>! 04 !)) $1- - " " ? (@A)

$1- - " - ( - - $)

% " 4 -/ < "5 ( $1- -)

- - 4 '( % )

# 4 -1( - ->* -1 )

4.

Script untuk menampilkan label nama kelurahan

* % 1 - /% 1

* ( 1 ) %

* ( % 1 7 14 -1) %

% 1 " - 4 -1

% 1 - '

' '


(4)

'

% 1 - " - '

! "#$ % !

& ' ( )

% & '/% (! -# % !)

% " ( # )

% % : &

! 4. 7 !

* -' % & '& -'( ) % " 4 -& -'( * -')

$ $ 1 - 5 # 1 <

- - 4 - $ ( $ $)

- - " & # :% (24 43 7/37 7)

- - " 4 - :% (24 43 7/37 7)

- - # - 1(/ . )

$1- - / < "5 - $

$1- - " & (& $ (! 1!>! 04 !)) $1- - " " ? (@A)

$1- - " - ( - - )

% " 4 -/ < "5 ( $1- -)

- - 4 '( % )

# 4 -1( - ->* -1 )

5.

Script untuk menampilkan jumlah DP terbanyak

! "#$ % !

& ' ( )

* ( +, -) %

( )

'

. / 0"0

$

" . 1(2. /"34 3 ")

1 - 5 " 1 . 1(2. /"34 3 ")

" ( )

6 " /7 4

' % " $ (! 891 :91% 9' 1 3$ 31$% 1% !)

% /% $ (' % )

% " (! 4. 7 !)

''/% ( % )

% " 1 - (/ # )

% " (/ # )

" /

- : ' % 4 : '

1 - - : ' "5 -1 (;)


(5)

% . ' 4 : '

% % : &

* -' % & '& -'(! # - %3' !) ' < N@;;;

* % %

' % # -# ( * -'> )

* (' ,' <) % ' < ' '

'

* <<< % &

$ ' <

* <<< "

-$1 1 !(P # - %3' Q !H$ 1" :H!)!

* <<< R# 5( $1 1 > >2 / 3" 4/6 3 ) * <<< "

-0

6.

Script untuk membuat layout

# 4 5 #

/ - : "% * ( +, -) %

%

0 $ 5 : $ ' 1#$$

' 1 1

' 1 "%#**- ( % > ;)

1 4 1 $

1 ''( % )

1 : (' 1)

% $ - 5 # 5: 1#' % ' - 5 # 1 4 1 $

* % ' ' 1

* (' 1(4 5 # )) % - 5 # 1 ''(')

' '

* (- 5 # 1 # ;) %

- 4 5 # $

-1

4 5 # $


(6)

- 5 # 1 1 ( )

- 1: < 4 1 (- 5 # 1> ! - % 4 5 # 8!> ! N 4 5 # !) * (- ) %

- " ( )

-1

( ) '

'

& - 5 # ' : * - %

* (- +, -) % - .1 / - ( )

- % 1 & --& 1( 1)

- 0

' '