PENERAPAN MODEL CONCEPT SENTENCE DENGAN MEDIA PUZZLE DALAM PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN PADA SISWA KELAS IV SDN CANDIWULAN TAHUN AJARAN 2015/2016.

1
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah suatu usaha yang dilakukan secara sadar dan sengaja
dengan melibatkan siswa secara aktif mengembangkan potensi yang dimiliki,
mengubah sikap, dan tingkah laku menuju kedewasaan melalui upaya pengajaran
dan latihan. Sesuai dengan UU No. 20 Tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan
Nasional, pendidikan berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan bertujuan untuk mengembangkan
potensi siswa agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
menjadi warga negara yang demokratis serta tanggung jawab. Pendidikan formal
secara terus menerus mengembangkan iklim akademis yang demokratis agar dapat
mendukung pelaksanaan proses pembelajaran yang mengarahkan siswa menjadi
lulusan sebagai insan pembelajar sepanjang hanyat. Salah satu pendidikan formal
di Indonesia yaitu pendidikan Sekolah Dasar (SD).
Sekolah Dasar (SD) merupakan jenjang paling dasar pada pendidikan
formal di Indonesia yang melandasi pendidikan selanjutnya. Pendidikan di

sekolah dasar dilaksanakan dalam waktu 6 tahun. Muclish (2007: 97)
menyebutkan tujuan pendidikan dasar yaitu meletakan dasar kecerdasan,
pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri
dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. Dalam mencapai tujuan pendidikan
sekolah dasar siswa harus dibekali dengan berbagai ilmu pengetahuan,
kemampuan, dan keterampilan-keterampilan dasar yang memadai. Salah satu
keterampilan yang diajarkan di sekolah dasar adalah keterampilan berbahasa.
Keterampilan berbahasa adalah kecakapan yang dimiliki oleh seseorang
untuk menggunakan bahasa dengan sopan dan santun sesuai adat istiadat suatu
tempat baik secara lisan maupun tertulis. Keterampilan berbahasa bermanfaat
untuk melakukan interaksi dan komunikasi dengan masyarakat. Keterampilan
1

2
berbahasa di jenjang sekolah dasar telah menjadi satu kesatuan dalam mata
pelajaran Bahasa Indonesia. Keterampilan berbahasa pada mata pelajaran Bahasa
Indonesia di sekolah dasar diarahkan untuk meningkatkan keterampilan siswa
dalam berkomunikasi secara lisan maupun tulisan dengan baik, sesuai dengan
standar kompetensi pembelajaran Bahasa Indonesia pada kurikulum tingkat satuan
pendidikan.

Berdasarkan kurikulum tingkat satuan pendidikan, tujuan yang
diharapkan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di sekolah dasar menurut
Zulela (2013: 4) yaitu siswa mampu berkomunikasi secara efektif sesuai etika
yang berlaku, menghargai bahasa sebagai alat pemersatu bangsa, dapat
menggunakan bahasa secara baik dan benar, serta meningkatkan intelektual.
Pembelajaran Bahasa Indonesia pada jenjang sekolah dasar telah mencakup
beberapa aspek keterampilan dasar yang harus dikuasai. Tarigan (2008: 5)
mengungkapkan bahwa terdapat empat aspek keterampilan yang harus dikuasai
dalam

pembelajaran

Bahasa

Indonesia

yaitu

keterampilan


menyimak,

keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan keterampilan menulis.
Menulis merupakan suatu proses penyampaian pikiran, angan-angan, dan
perasaan kepada pihak lain dalam bentuk lambang atau tulisan yang bermakna.
Nurjamal, Sumirat, dan Darwis (2014: 69) menyebutkan bahwa menulis sebagai
suatu

keterampilan

berbahasa

adalah

kemampuan

seseorang

untuk


mengemukakan gagasan, perasaan, dan pikiran kepada orang lain dengan
menggunakan media tulisan. Menulis sebagai suatu keterampilan ditujukan untuk
menghasilkan sesuatu yang disebut tulisan. Fungsi utama dari tulisan adalah
sebagai alat komunikasi tidak langsung. Tujuan menulis yaitu untuk menceritakan
sesuatu, memberikan petunjuk, menjelaskan sesuatu, meyakinkan, dan untuk
merangkum.
Kegiatan menulis di sekolah dasar terdiri dari dua bagian yaitu menulis
permulaan dan menulis lanjut (Santosa, dkk., 2009: 5.19). Menulis permulaan
merupakan kegiatan menulis di kelas rendah, yang diawali dengan menulis huruf
sampai membentuk suatu kalimat. Menulis lanjut merupakan kegiatan menulis di
kelas tinggi yang dimulai dari menulis kalimat sesuai gambar, menulis paragraf

3
sederhana, dan menulis karangan pendek dengan bantuan berbagai media dengan
ejaan yang benar. Dalman (2015: 86) menjelaskan bahwa menulis karangan
adalah proses pengungkapan gagasan, ide, angan-angan, dan perasaan yang
disampaikan melalui unsur-unsur bahasa dalam bentuk tulisan. Karangan adalah
suatu hasil karya tulis yang dihasilkan seseorang dalam mengungkapkan pikiran
dan perasaanya. Macam-macam karangan yaitu karangan deskripsi, narasi,
eksposisi, argumentasi, dan persuasi. Karangan deskripsi merupakan karangan

yang menggambarkan tentang suatu objek, keadaan atau peristiwa tententu yang
ditulis menggunakan kata-kata secara jelas, sehingga pembaca seolah-olah
merasakan apa yang dideskripsikan penulis.
Peran guru dalam pembelajaran untuk menghasilkan siswa yang mahir
dalam menulis, tidak hanya sekedar mengajarkan menulis kepada siswa tetapi
lebih kepada mengembangkan keterampilan menulis yang sudah dimiliki oleh
siswa. Sanjaya (2008: 60) menyebutkan bahwa salah satu komponen yang
mempengaruhi keberhasilan pencapaian tujuan pembelajaran sangat ditentukan
oleh penggunaan strategi, model, metode, dan media pembelajaran. Dengan
demikian, guru dituntut untuk kreatif dan inovatif dalam menciptakan
pembelajaran melalui pemilihan model dan media pembelajaran yang dapat
mengaktifkan siswa. Pemilihan model dan media pembelajaran menurut Sanjaya,
(2008: 173) harus sesuai dengan karakteristik siswa, materi pelajaran, dan tujuan
pembelajaran yang akan diajarkan. Dengan pemilihan model dan media yang tepat
akan membuat suasana pembelajaran menjadi aktif dan menyenangkan, yang
diharapkan dapat mencapai tujuan pembelajaran yaitu meningkatkan keterampilan
menulis karangan deskripsi siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia.
Berdasarkan observasi saat pembelajaran Bahasa Indonesia yang
dilanjutkan dengan wawancara peneliti kepada guru kelas IV SDN Candiwulan
Kabupaten Kebumen pada hari Rabu, 4 November 2015, menunjukan bahwa

siswa mengalami kesulitan dalam menulis paragraf berdasarkan gambar,
mengembangkan kalimat menjadi paragraf, dan kegiatan pembelajaran masih
terlihat pasif. Hal tersebut dibuktikan berdasarkan hasil ulangan harian Bahasa
Indonesia materi menulis yang menunjukan bahwa masih banyak siswa yang

4
memperoleh nilai dibawah KKM 65. Dari 22 siswa, terdapat 12 siswa yang tidak
mencapai nilai diatas kriteria ketuntasan minimal atau dengan presentase 54,55%.
Rata-rata nilai kelas yaitu 59,77. Daftar penilaian ulangan harian siswa materi
menulis mata pelajaran Bahasa Indonesia terlampir pada lampiran 1 halaman 147.
Berdasarkan data tersebut, dapat dikatakan bahwa keterampilan menulis siswa
kelas IV SDN Candiwulan tergolong rendah. Adapun permasalahan yang
menyebabkan rendahnya nilai menulis pada mata pelajaran Bahasa Indonesia
yaitu guru sering menggunakan pendekatan konvensional, sehingga siswa terlihat
pasif dalam mengukuti pembelajaran. Selain itu, belum maksimalnya penerapan
media pembelajaran yang dapat memudahkan dan merangsang siswa untuk
memahami materi pembelajaran.
Merujuk terhadap permasalahan tersebut, peneliti merasa perlu
mengadakan perbaikan dalam proses pembelajaran keterampilan menulis di SDN
Candiwulan supaya kualitas pembelajaran keterampilan menulis di SD tersebut

dapat meningkat. Salah satu cara yang dapat dilakukan agar hasil keterampilan
menulis meningkat yaitu dengan menerapkan model dan media pembelajaran
yang inovatif, menarik, sesuai karakteristik siswa dan tujuan pembelajaran. Oleh
karena itu, peneliti mencoba melakukan pembaruan dalam pembelajaran Bahasa
Indonesia khususnya pada keterampilan menulis karangan deskripsi yaitu dengan
menerapkan model pembelajaran concept sentence dengan media puzzle.
Penerapan model dan media ini, dapat membuat suasana pembelajaran menjadi
aktif, menarik, dan menyenangkan, sehingga mendorong siswa untuk dapat lebih
mengembangkan keterampilan menulis karangan deskripsi yang mereka miliki.
Shoimin (2014: 37) menyebutkan bahwa model pembelajaran concept
sentence merupakan salah satu tipe pembelajaran cooperative learning. Huda
(2013: 315) mengungkapkan bahwa model pembelajaran concept sentence
merupakan model pembelajaran yang diawali dengan penyampaian kompetensi,
sajian materi, pembentukan kelompok heterogen, penyajian kata kunci sesuai
materi bahan ajar, penugasan kelompok serta presentasi hasil belajar, dan
penarikan kesimpulan. Model ini menuntut siswa untuk membuat kalimat dengan
menggunakan beberapa kata kunci yang disediakan, kemudian kalimat tersebut

5
dapat dikembangkan menjadi karangan. Dengan demikian model ini dapat

membantu siswa dalam berfikir kritis dan kreatif dalam menulis karangan
berdasarkan kata kunci. Huda (2013: 317) menyebutkan bahwa penerapan model
ini dapat meningkatkan semangat belajar siswa, membantu terciptanya suasana
belajar yang kondusif, mengembangkan proses berpikir kreatif dan memunculkan
kegembiraan dalam belajar. Model concept sentence ini akan dipadukan dengan
media puzzle yang termasuk dalam media visual. Juliansah (2014: 2)
menyebutkan bahwa media puzzle merupakan media yang berupa potonganpotongan gambar kecil yang disatukan agar terbentuk gambar yang utuh. Media
ini akan membantu siswa dalam memperoleh gambaran tentang objek karangan.
Ismail

(2009: 199-200)

menyebutkan bahwa media puzzle dapat melatih

kecerdasan inteligensi siswa, cocok bagi anak, dan melatih berfikir kritis. Dengan
demikian perpaduan model concept sentence dengan media puzzle merupakan
perpaduan model dan media yang tepat digunakan untuk meningkatkan
keterampilan menulis karangan siswa.
Peneliti memilih untuk menggunakan model concept sentence dengan
media puzzle dengan harapan dapat meningkatkan keterampilan menulis karangan

siswa kelas IV SD Candiwulan, karena model dan media ini sesuai dengan dengan
karakteristik siswa sekolah dasar, materi, dan tujuan pembelajaran Bahasa
Indonesia pada keterampilan menulis karangan. Model dan media ini akan saling
mendukung dalam membantu siswa untuk menulis karangan berdasarkan
pengembangan kata kunci yang telah disediakan dan media puzzle yang
membantu memberikan gambaran objek karangan. Penerapan model concept
sentence dengan media puzzle dapat meningkatkan semangat belajar siswa untuk
aktif dalam mengikuti pembelajaran, mengembangkan proses berpikir kritis dan
kreatif, memunculkan kegembiraan dalam proses pembelajaran, memudahkan
siswa untuk menulis karangan melalui kata kunci, sehingga dapat meningkatkan
keterampilan menulis karangan deskripsi siswa. Hal ini diperkuat oleh hasil
penelitian yang dilakukan oleh Febriasari (2014: 59) bahwa penerapan model
concept sentence dapat meningkatkan keterampilan menulis karangan siswa. Hal
ini terlihat dari hasil penelitian yang menunjukan nilai rata-rata kelas hasil

6
keterampilan menulis pada siklus I yaitu 73 dan mengalami peningkatan pada
siklus II menjadi 79,81. Persentase ketuntasan pada siklus I adalah 67,5% dan
pada siklus II mengalami peningkatan menjadi 87,5%.
Berdasarkan latar belakang permasalahan pembelajaran menulis pada

siswa kelas IV di SDN Candiwulan dan penelitian relevan, maka peneliti
terdorong untuk melakukan penelitian tindakan kelas yang berkolaborasi bersama
guru kelas dengan judul penelitian “Penerapan Model Concept Sentence dengan
Media Puzzle dalam Peningkatan Keterampilan Menulis Karangan pada Siswa
Kelas IV SDN Candiwulan Tahun Ajaran 2015/2016”.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian masalah yang telah dipaparkan sebelumnya dan guna
memfokuskan kegiatan penelitian yang akan dilakukan, maka perlu dirumuskan
masalah yang akan diteliti. Rumusan masalah yang diambil dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut.
1.

Bagaimanakah langkah-langkah penerapan model concept sentence dengan
media puzzle dalam peningkatan keterampilan menulis karangan deskripsi
pada siswa kelas IV SDN Candiwulan tahun ajaran 2015/2016?

2.

Apakah penerapan model concept sentence dengan media puzzle dapat

meningkatkan keterampilan menulis karangan deskripsi pada siswa kelas
IV SDN Candiwulan tahun ajaran 2015/2016?

3.

Apa kendala dan solusi penerapan model concept sentence dengan media
puzzle dalam peningkatan keterampilan menulis karangan deskripsi pada
siswa kelas IV SDN Candiwulan tahun ajaran 2015/2016?

C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah diuraikan,
tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut.
1.

Mendeskripsikan langkah-langkah penerapan model concept sentence
dengan media puzzle dalam peningkatan keterampilan menulis karangan
deskripsi pada siswa kelas IV SDN Candiwulan tahun ajaran 2015/2016.

7
2.

Meningkatkan keterampilan menulis karangan deskripsi melalui penerapan
model concept sentence dengan media puzzle pada siswa kelas IV SDN
Candiwulan tahun ajaran 2015/2016.

3.

Mendeskripsikan kendala dan solusi penerapan model concept sentence
dengan media puzzle dalam peningkatan keterampilan menulis karangan
deskripsi pada siswa kelas IV SDN Candiwulan tahun ajaran 2015/2016.

D. Manfaat Penelitian
Penelitian yang dilakukan diharapkan memberikan manfaat baik secara
teoretis maupun secara praktis.
1. Manfaat Teoretis
Secara teoretis, penelitian ini dapat menambah wawasan ilmu
pengetahuan tentang penerapan model concept sentence dengan media puzzle
dalam peningkatan keterampilan menulis karangan siswa kelas IV SDN
Candiwulan dan dapat memberikan informasi yang dapat dikembangkan oleh
peneliti selanjutnya dalam kajian yang sama.
2. Manfaat Praktis
a.

Bagi Siswa
Penelitian ini memberikan manfaat untuk meningkatkan motivasi
belajar, tanggung jawab, keaktifan belajar, dan memudahkan siswa
untuk meningkatan keterampilan menulis karangan dalam pembelajaran
Bahasa Indonesia pada siswa kelas IV SD.

b.

Bagi Guru
1) Memberikan masukan pada guru agar meningkatkan kreativitas
dalam mengajar.
2) Menambah variasi model serta media pembelajaran dengan
penerapan model concept sentence dengan media puzzle, sehingga
dapat memaksimalkan guru dalam mengajar.
3) Sebagai bahan acuan bagi guru untuk memilih dan menerapkan
model pembelajaran yang efektif untuk meningkatkan keterampilan
menulis karangan.

8
c. Bagi Sekolah
1) Dijadikan sebagai jalan untuk meningkatkan mutu pendidikan di
sekolah yang biasa dilihat dari hasil belajar dan lulusan yang
memiliki kompetensi berbeda-beda.
2) Penelitian ini diharapkan dapat memberikan alternatif model
pembelajaran yang efektif pada kegiatan belajar mengajar di
sekolah demi menciptakan lulusan yang berkompeten, sehingga
dapat memberi kontribusi dalam memajukan kualitas pendidikan.
d. Bagi Peneliti
1) Menambah pengetahuan peneliti mengenai penerapan model
pembelajaran concept sentence dengan media puzzle dalam
peningkatan keterampilan menulis karangan.
2) Memberi pengalaman yang dapat menjadi bekal ilmu pengetahuan.