BEHAVIORAL FINANCE DALAM KEPUTUSAN INVESTASI SAHAM.

(1)

BEHAVIORAL FINANCE DALAM KEPUTUSAN INVESTASI

SAHAM

(Studi Bias Perilaku Pada Investasi Mahasiswa Di Kota Bandung)

TESIS

diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Magister Manajemen Bisnis Konsentrasi Manajemen Keuangan

oleh

Fury Ratnadewi NIM 1202086

PROGRAM STUDI

MAGISTER MANAJEMEN BISNIS SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2014


(2)

==================================================================

BEHAVIORAL FINANCE DALAM

KEPUTUSAN INVESTASI SAHAM

(Studi Bias Perilaku Pada Investasi Mahasiswa Di Kota

Bandung)

Oleh Fury Ratnadewi

SE Universitas Padjadjaran, 2005

Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Manajemen (MM.) pada Program Studi Magister Manajemen Bisnis

© Fury Ratnadewi 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,


(3)

LEMBAR PENGESAHAN

Disetujui dan disahkan oleh panitia Tesis :

Pembimbing 1

Prof. Dr. H. Disman, M.S NIP 19590209 198412 1 001

Pembimbing 2

Dr. H. Nugraha, SE., M.Si.Akt. CA NIP 19661226 199001 1 002

Mengetahui

Ketua Program Studi Magister Manajemen Bisnis

Dr. Ratih Hurriyati, M.Si NIP 19680 22519 93012 001


(4)

Fury Ratnadewi, 2014

Behavioral finance dalam keputusan investasi saham

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

ABSTRACT ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Penelitian ………..………. ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 6

C. Rumusan Masalah Penelitian ... 7

D. Tujuan Penelitian ... 7

E. Manfaat Penelitian ... 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS ... 9

A. Kajian Pustaka ... 9

1. Behavioural Finance ... 10

2. Pengertian Behavioural Finance ... 10

3. Perkembangan Behavioural Finance ... 10

4. Teori Perilaku Manusia ... 12

5. Bias Perilaku ... 16

6. Hakekat Gender ………..23

7. Investasi ……….. .. 25

B. Kerangka Pemikiran ... 30

C. Hipotesis Penelitian ... 35

BAB III METODE PENELITIAN ... 36


(5)

Fury Ratnadewi, 2014

Behavioral finance dalam keputusan investasi saham

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

B. Metode Penelitian ... 36

C. Variabel Penelitian ... 37

D. Operasionalisasi Variabel ... 37

E. Jenis dan Sumber Data ... 40

F. Teknik Pengambilan Sampel ... 40

G. Teknik Pengumpulan Data ... 42

H. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 42

I. Hasil Uji Validitas ... 44

J. Pengujian Reliabilitas ... 45

K. Uji Normalitas ... 45

L. Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis ... 46

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 48

A. Hasil Penelitian ... 48

1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 48

2. Karakteristik Responden ... 59

3. Gambaran Bias Perilaku dalam Keputusan Investasi ... 66

4. Hasil Uji Normalitas ... 81

5. Pengujian Hipotesis ... 90

B. Pembahasan ... 100

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 109

A. Simpulan ... 109

B. Saran ... 110

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(6)

Fury Ratnadewi, 2014

Behavioral finance dalam keputusan investasi saham

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Identifikasi Perbedaan Emosional dan Intelektualitas antara

Laki-laki dan Perempuan ……… 25

Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel ……… 37

Tabel 3.2 Hasil Uii Validitas Variabel Bias Perilaku ……….. 44

Tabel 3.3 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Bias Perilaku ……….. 45

Tabel 4.1 Jumlah Lembaga Pendidikan di Bandung ……… 48

Tabel 4.2 Kriteria Total Skor Variabel Penelitian ……… 67

Tabel 4.3 Total Skor Jawaban Responden ……….. 68

Tabel 4.4 Penilaian yang lebih dipercaya dalam menganalisis investasi… 72

Tabel 4.5 Indikator Yang menjadi Pertimbangan Dalam Analisis Keputusan Investasi………. 74

Tabel 4.6 Pilihan Kriteria Dalam Menetapkan Target Harga ………. 75

Tabel 4.7 Reaksi Responden Jika Terjadi Krisis Regional ……….. 77

Tabel 4.8 Pilihan Atas Lemparan Koin ………... 79

Tabel 4.9 Alokasi Pendapatan Dalam Berinvestasi ………. 80

Tabel 4.10 Group Statistics Bias Perilaku ……… 91

Tabel 4.11 Test of Equality of Group Means ………92

Tabel 4.12 Test Results Bias Perilaku per Variabel ……… 93

Tabel 4.13 Classification Function Coefficients ……….. 94

Tabel 4.14 Classification Results ………. 96

Tabel 4.15 Group Statistic ……… 97

Tabel 4.16 Tests of Equality of Group Means ………. 98

Tabel 4.17 Test Results Bias Perilaku ……….. 98


(7)

Fury Ratnadewi, 2014

Behavioral finance dalam keputusan investasi saham

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 4.19 Classification Results ………. 100

DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Fungsi Nilai Teori Prospek ………14

Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran ……….. 35

Gambar 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ………60

Gambar 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Asal Perguruan Tinggi …….60

Gambar 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Perkuliahan ………..61

Gambar 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Uang Saku/ Pendapatan ……61

Gambar 4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Pengetahuan Pasar Modal ... 62

Gambar 4.6 Karakteristik Responden Berdasarkan Pengetahuan Investasi Saham ………. …….. 63

Gambar 4.7 Karakteristik Responden Berdasarka Lama Investasi Saham …….. 63

Gambar 4.8 Karakteristik Responden Berdasarkan Nilai Investasi ……….. 64

Gambar 4.9 Karakteristik Responden Berdasarkan Aktivitas Analisis atau riset sebelum melakukan Transaksi Di Bursa Saham ………65

Gambar 4.10 Karakteristik Responden Berdasarkan Harga Saham ……….. 66

Gambar 4.11 Skor Rata-rata Overconfidence ……… 69

Gamber 4.12 Skor Rata-rata Representativeness ………....……….. 71


(8)

Fury Ratnadewi, 2014

Behavioral finance dalam keputusan investasi saham

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gambar 4.14 Skor Rata-rata Anchoring ………..………...73

Gambar 4.15 Skor Rata-rata Regret Aversion …………...……… 76

Gambar 4.16 Skor Rata-rata Cognitive Dissonance ………..……… 76

Gambar 4.17 Skor Rata-rata Gambler’s Fallacy………….……….. 78

Gambar 4.18 Skor Rata-rata Mental Accounting ………..……… 79

Gambar 4.19 Skor Rata-rata Hindsight ………….……… 81

Gambar 4.20 Histogram Overconfidence …………..……….81

Gambar 4.21 Grafik Normalitas Overconfidence ………. 82

Gambar 4.22 Histogram Representativeness ……… 82

Gambar 4.23 Grafik Normalitas Representativeness ……… 83

Gambar 4.24 Histogram Herding …………...………..………. 83

Gambar 4.25 Grafik Normalitas Herding ………….……… 84

Gambar 4.26 Histogram Anchoring ………….……… 84

Gambar 4.27 Grafik Normalitas Anchoring ………….……… 85

Gambar 4.28 Histogram Regret Aversion ……… 85

Gambar 4.29 Grafik Normalitas Regret Aversion ………….. ………. 86

Gambar 4.30 Histogram Cognitive Dissonance ……….……….. 86

Gambar 4.31 Grafik Normalitas Cognitive Dissonance ……….………….. 87

Gambar 4.32 Histogram Gambler’s Fallacy ………. 87

Gambar 4.33 Grafik Normalitas Gambler’s Fallacy ……… 88

Gambar 4.34 Histogram Mental Accounting ……… 88


(9)

Fury Ratnadewi, 2014

Behavioral finance dalam keputusan investasi saham

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gambar 4.36 Histogram Hindsight ………….……… 89 Gambar 4.37 Grafik Normalitas Hindsight ………. 90

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Instrumen Penelitian ……….…...1-1 Lampiran 2 Data Coding Bias Perilaku ………2-1 Lampiran 3 Data Hasil Olah MSI Kuesioner Penelitian………3-1 Lampiran 4 Data Hasil Olah MSI Total per Faktor……….. 4-1 Lampiran 5 Data Hasil Proses Analisis Diskriminan Parsial per Faktor ……. 5-1 Lampiran 6 Data Hasil Proses Analisis Diskriminan Simultan seluruh Faktor 6-1 Lampiran 7 Curriculum Vitae ………...7-1


(10)

Fury Ratnadewi, 2014

Behavioral finance dalam keputusan investasi saham

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

Fury Ratnadewi, 1202086, 2014. “Behavioral Finance Dalam Keputusan Investasi Saham (Studi Bias Perilaku Pada Investasi Mahasiswa di Kota Bandung), tesis ini dibawah bimbingan Prof. Dr. H Disman, M.S., dan Dr. H. Nugraha, SE., M.Si.Akt. CA

Penelitian ini meneliti behavioral finance dalam keputusan investasi saham mahasiswa di kota Bandung yang difokuskan pada faktor bias perilaku yang terdiri dari

Overconfidence, Representativeness, Herding, Anchoring, Regret Aversion, Cognitive Dissonance, Gambler’s Fallacy, Mental Accounting, dan Hindsight yang muncul dalam

keputusan untuk membeli, menjual, atau menahan saham di pasar modal Indonesia. Subjek penelitian yang dipilih adalah mahasiswa dari lima perguruan tinggi di Bandung yaitu: Institut Teknologi Bandung, Universitas Padjadjaran, Universitas Kristen Maranatha, Universitas Katolik Parahyangan, dan Universitas Widyatama. Subjek dikelompokan berdasarkan gender yaitu laki-laki dan perempuan. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif verifikatif dengan metode survey dan kuesioner sebagai instrumen penelitian. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 114 orang, dengan analisis diskriminan sebagai teknik analisis data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bias perilaku dicirikan dengan kuat oleh perilaku mental

accounting sedangkan bias perilaku lainnya berada pada kriteria sedang. Terdapat

perbedaan bias perilaku pada kelompok laki-laki maupun perempuan, dimana faktor bias perilaku overconfidence laki-laki lebih tinggi, sementara pada kelompok perempuan faktor perilaku herding dan hindsight lebih dominan.


(11)

Fury Ratnadewi, 2014

Behavioral finance dalam keputusan investasi saham

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRACT

Fury Ratnadewi, 1202086, 2014, "Behavioral Finance Investment Decisions In Stocks (Study of Behavioral Biases on Student’s Investments in Bandung), this thesis under the guidance of Prof. Dr. H Disman, M.S., and Dr. H. Nugraha, SE., M.Si.Akt. CA

This research examines behavioral finance in stock investment decisions of students in the city of Bandung. The Research is focused on behavioral biases factors consisting of Overconfidence, Representativeness, Herding, Anchoring, Regret aversion, Cognitive Dissonance, Gambler's Fallacy, Mental Accounting, and Hindsight that exhibit in the decision to buy , sell or hold stocks in the Indonesian capital market. The selected research subjects were students from five universities in Bandung, namely: Bandung Institute of Technology, University of Padjadjaran, Maranatha Christian University, Parahyangan Catholic University, and the University Widyatama. Subjects were grouped by gender, namely Male and Female. The research method used a descriptive verification with survey method and questionnaire as the research instrument. The sample used in this study were 114 people, with discriminant analysis as the technique of data analysis. The results showed that the description of the behavior is characterized by a strong bias by mental accounting behavior, while others biased behavior are on the criteria being. There are differences in the behavior of biased group of Male and Female, male have higher levels of overconfidence, while

female’s herding and hindsight behaviour is more dominant.


(12)

Fury Ratnadewi, 2014

Behavioral finance dalam keputusan investasi saham


(13)

Fury Ratnadewi, 2014

Behavioral finance dalam keputusan investasi saham

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Perkembangan pasar modal di Indonesia sebagai salah satu alternatif berinvestasi masyarakat dinilai cukup pesat, terutama setelah pemerintah melakukan berbagai kebijakan regulasi di bidang keuangan dan perbankan. Tercatat pada Desember 2013 investor di pasar modal mencapai 408.011 investor mengalami peningkatan sebesar 13.54 % dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya mencapai 259.354 investor (liputan6.com:2013). Bursa efek Indonesia selaku pengelola penjualan efek di Indonesia terus melakukan upaya-upaya untuk meningkatkan investasi masyarakat di pasar modal. Salah satu hal yang cukup radikal adalah dengan mengubah satuan pembelian saham, yang biasanya minimal pembelian 1 lot adalah 500 lembar saham kini menjadi 100 lembar saham saja.

Selain itu program sosialisasi dan edukasi mengenai investasi pada pasar modal terus dilakukan, khususnya kepada kalangan akademisi di kampus. Mahasiswa menjadi perhatian khusus dalam program edukasi pasar modal BEI, karena mahasiswa dipercaya memiliki kemampuan yang tinggi untuk berinvestasi di pasar modal (teropongbisnis.com:2014). Dengan melakukan roadshow, pembukaan galeri investasi di kampus-kampus, dan juga perubahan satuan pembelian saham, yang menyebabkan investasi di pasar modal menjadi lebih terjangkau bagi mahasiswa, BEI berharap jumlah mahasiswa yang berinvestasi di pasar modal dapat meningkat.

Jawa Barat dengan jumlah penduduk kurang lebih 43 juta (bps.go.id:2014) merupakan daerah yang memiliki jumlah penduduk terbesar di Indonesia, hal tersebut menjadikan Jawa Barat sebagai daerah potensial bagi investasi di pasar modal. Tercatat pada November 2013 jumlah investor di Jawa barat adalah 55.000 investor dan 10 % nya adalah investor mahasiswa (bisnis-jabar.com:2013). dengan kontribusi investor terbesar berasal dari Bandung.


(14)

2

Fury Ratnadewi, 2014

Behavioral finance dalam keputusan investasi saham

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Bandung sebagai ibu kota propinsi Jawa Barat memiliki potensi besar untuk meningkatkan jumlah investor dari kalangan akademisi di pasar modal. Bandung merupakan kota ketiga terbesar di Indonesia setelah Jakarta dan Surabaya menurut jumlah penduduk, dan keberadaan tiga perguruan tinggi negeri yang terkenal di Bandung yaitu Institut Teknologi Bandung, Universitas Padjadjaran, dan Universitas Pendidikan Indonesia, serta banyaknya perguruan tinggi swasta menjadikan Bandung sebagai kota tujuan pendidikan bagi masyarakat Indonesia. Oleh karena itu, BEI memandang Bandung sebagai daerah potensial untuk meningkatkan jumlah investor di pasar modal. Bandung menempati posisi ketiga daerah potensial setelah Jakarta dan Jawa Timur, untuk calon investor pada pasar modal (detikfinance.com:2013) Tercatat jumlah investor di BEI wilayah Bandung per Desember 2013, sebesar 8400 investor, meningkat dua kali lipat selama tiga bulan terakhir (Tribunnews.com:2014)

Bagi masyarakat, berinvestasi pada pasar modal merupakan kesempatan untuk mendapatkan tingkat keuntungan atau return yang lebih besar jika dibandingkan berinvestasi pada asset – asset keuangan lainnya. Berinvestasi pada saham yang umumnya diperjualbelikan di pasar modal, memberikan dua keuntungan bagi masyarakat yaitu berupa deviden dan capital gain. Deviden akan diperoleh jika perusahaan memperoleh keuntungan dan capital gain akan diperoleh jika masyarakat menjual kembali saham dengan harga yang lebih tinggi dibandingkan pada saat membeli. Untuk memperoleh dua keuntungan tersebut, tentu saja masyarakat perlu dengan cermat dan bijak memilih saham – saham yang berkinerja baik.

Keputusan untuk memilih menempatkan dana pada pilihan-pilihan saham yang tersedia di pasar modal, melibatkan baik faktor kognitive maupun emosi dari manusia selaku investor. Secara rasional investor akan memilih saham-saham yang menguntungkan dengan mempertimbangkan tingkat return dan resiko dari saham tersebut. Tetapi faktor emosi menjadikan investor cenderung tidak rasional dengan memilih saham yang tidak menguntungkan, yang dikarenakan kesalahan dalam menganalisis dan menerjemahkan informasi sehingga harga saham dinilai secara tidak tepat.


(15)

3

Fury Ratnadewi, 2014

Behavioral finance dalam keputusan investasi saham

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Selama ini dalam ilmu manajemen keuangan dikenal teori keuangan tradisional, dengan teori pasar modal efisien sebagai sentralnya. Pasar modal efisien menjelaskan bahwa harga saham mencerminkan semua informasi mengenai saham tersebut, oleh karena itu harga akan menyesuaikan dengan cepat dan tepat terhadap informasi baru yang relevan dan pasar akan bergerak secara efisien. Dalam pasar modal efisien, investor diasumsikan selalu bertindak rasional, dan kompetisi antar investor yang aktif akan membuat harga saham terbentuk pada harga yang benar atau nilai yang wajar (fair value) sehingga investor tidak mungkin mendapatkan abnormal return atau beat the market.

Investor yang rasional adalah investor yang selalu memperbaharui keyakinannya dan menanggapi informasi yang didapat dengan cara yang tepat dan juga membuat pilihan-pilihan yang secara normatif diterima (Thaler dalam Subash, 2012:1). Kenyataan yang terjadi, tidak semua investor berlaku rasional, faktor rasa atau emosi dalam diri investor mempengaruhi keputusan pemilihan dalam investasi di pasar modal. Ketidakrasionalan investor dalam pasar modal membuat pasar menjadi panik dan berpotensi mengkacaukan pasar, sehingga pergerakan pasar menjadi tidak normal. pergerakan pasar yang abnormal menciptakan keanehan-keanehan atau anomali. January effect, Size effect, dan fenomena underpricing pada saat initial public offering, merupakan anomali – anomali yang terjadi pada pasar modal.

Pergerakan pasar yang tidak normal juga dapat mengakibatkan terjadinya

market crash, diantaranya yang tidak terlupakan adalah black Monday pada

Oktober 1987, dan juga krisis sub prime mortage yang mengakibatkan jatuhnya

wall street. Anomali dan market crash menjelaskan bagaimana keputusan

investasi investor dipengaruhi faktor psikologi dan memperlihatkan bahwa emosi dapat mengalahkan rasio para investor.

Keputusan yang didominasi oleh faktor psikologi akan lebih mengarah pada keputusan yang bias karena faktor rasa dalam diri seseorang melebihi pertimbangan resiko. Perilaku investor yang dipengaruhi emosi menjadikan investor tidak dapat menerjemahkan informasi dengan tepat, maka investor menjadi tidak rasional. Hal tersebut bertentangan dengan teori hipotesis pasar


(16)

4

Fury Ratnadewi, 2014

Behavioral finance dalam keputusan investasi saham

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

modal yang efisien, dimana dalam pasar modal efisien investor selalu berlaku rasional.

Seseorang yang mengalami bias perilaku dalam pengambilan keputusan cenderung mengambil keputusan yang salah dalam berinvestasi, sebagai contoh seseorang yang memiliki sifat terlalu percaya diri atau overconfidence menganggap dirinya lebih baik dibandingkan orang lain, sehingga cenderung untuk terlalu yakin atas kemampuan dan prediksi untuk berhasil, dan mengabaikan informasi-informasi lain yang diluar keyakinannya. Hal tersebut dapat mengarah kepada pengambilan keputusan investasi yang buruk.

Barber dan Odean (2000) meneliti overconfidence terhadap keputusan investasi dari sudut pandang gender atau jenis kelamin, hasil penelitian tersebut membuktikan bahwa laki-laki memiliki overconfidence lebih tinggi dibandingkan wanita dengan keahlian laki-laki dalam perdagangan saham. Hal tersebut berpotensi mengurangi keuntungan bersih yang dapat diraih investor laki-laki. Mokoaleli-Mokoteli et al (2009) melakukan penelitian terhadap para analis dari 10 perusahaan pialang terbaik di Amerika Serikat, dalam memberikan rekomendasi untuk menjual atau membeli saham. Hasil penelitian memaparkan bahwa, para analis tersebut cenderung mengalami bias kognitif, diantaranya bias

representativeness, dalam memberikan rekomendasi untuk membeli saham baru.

Edukasi mengenai investasi pasar modal semakin marak dilakukan di perguruan tinggi, bahkan beberapa perguruan tinggi yang tidak berbasis ilmu ekonomi atau bisnis, telah mengembangkan program studinya dengan membuka program studi manajemen dan bisnis. BEI sendiri telah banyak melakukan kerjasama dengan beberapa perguruan tinggi, guna meningkatkan pemahaman mahasiswa mengenai investasi di pasar modal, karena mahasiswa memiliki potensi dan kemampuan untuk berinvestasi di pasar modal. (okezone.com:2014). Selain mengadakan sekolah pasar modal dalam program edukasi, Bursa Efek Indonesia juga mendirikan galeri investasi atau pojok bursa efek Indonesia di beberapa perguruan tinggi di Indonesia. Hal tersebut dilakukan sebagai upaya untuk mendorong jumlah investor dari kalangan akademisi.


(17)

5

Fury Ratnadewi, 2014

Behavioral finance dalam keputusan investasi saham

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pada penelitian ini, penulis tertarik untuk meneliti faktor-faktor bias perilaku yang terdiri dari Overconfidence, Representativeness, Herding, Anchoring, Cognitive Dissonance, Regret Aversion, Gambler’s Fallacy, mental

Accounting dan Hindsight pada keputusan investasi suatu kelompok masyarakat

dengan profesi tertentu di pasar modal. Kelompok masyarakat yang dipilih adalah kelompok dari kalangan akademisi yaitu mahasiswa, yang merupakan kelompok masyarakat yang dinilai memiliki potensi dan kemampuan yang besar untuk menjadi investor di pasar modal. Mahasiswa yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah mahasiswa yang aktif melakukan perdagangan saham. Peneliti memilih mahasiswa yang berasal dari lima perguruan tinggi yaitu, Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Padjadjaran (UNPAD), Universitas Maranatha, Universitas Widyatama, dan Universitas Parahyangan (UNPAR). Kelima perguruan tinggi tersebut dipilih karena memiliki galeri investasi yang aktif, dan juga memiliki komunitas Mahasiswa yang mempelajari dan berinvestasi di pasar modal. Keputusan investasi dalam penelitian ini difokuskan kepada keputusan dalam membeli, menjual, dan menahan saham di pasar modal.

Penelitian ini mereplikasi penelitian yang sudah dilakukan oleh Rahul Subash (2012), yang meneliti pengaruh bias perilaku terhadap keputusan investasi. Penelitian tersebut membagi subjek kedalam dua kelompok yaitu kelompok investor berpengalaman dan kelompok investor yang tidak berpengalaman. Peneliti tertarik untuk meneliti bias perilaku pada subjek kelompok mahasiswa sebagai perwakilan dari kalangan akademisi yang berinvestasi di pasar modal. Kelompok dibedakan berdasarkan gender, karena terdapat banyak perbedaan yang diakibatkan oleh perbedaan gender dalam kehidupan sosial maupun budaya dalam kehidupan manusia.

Perbedaan gender berkaitan dengan kebiasaan, nilai, budaya, dan ketentuan sosial lainnya yang tumbuh dan berkembang dalam masyarakat yang dapat juga mempengaruhi perilaku pengambilan keputusan. Batasan gender dalam penelitian ini lebih mengarah kepada perbedaan peran investor berjenis kelamin perempuan dan laki-laki, karena mereka memiliki perilaku dan karakteristik yang berbeda sehingga diharapkan akan membawa perbedaan dalam pengambilan


(18)

6

Fury Ratnadewi, 2014

Behavioral finance dalam keputusan investasi saham

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

keputusan investasi. Bajtelsmit et al dalam Leksikawan (2009:34) menyatakan bahwa terdapat banyak perbedaan yang diakibatkan oleh perbedaan gender dalam implikasi berinvestasi, dimana wanita mengalokasikan portofolio mereka berbeda dengan pria, juga adanya perbedaan perilaku dalam menghadapi resiko.

Penelitian ini dilakukan untuk menguji apakah investor di pasar modal Indonesia selalu rasional, dengan mahasiswa yang menjadi subjek sebagai perwakilan dari kalangan akademisi yang berinvestasi di pasar modal, maka diharapkan subjek memiliki pengetahuan yang lebih baik mengenai investasi di pasar modal. Penulis tertarik untuk mengkaitkan bias perilaku terhadap keputusan dalam investasi saham dengan perbedaan gender sebagai pembeda. Penulis tertarik untuk menganalisis seberapa besar tingkat perbedaan bias perilaku yang dialami oleh masing-masing gender dalam keputusan untuk membeli, menjual, dan menahan saham.

Berdasarkan pemaparan latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Behavioral Finance dalam Keputusan Investasi Saham (Studi Bias Perilaku Pada Investasi Mahasiswa di kota Bandung)”

B. Identifikasi Masalah

Ketidakrasionalan investor di pasar modal terbukti telah menyebabkan kepanikan pasar dan terciptanya anomali pasar modal. Anomali pasar seperti

January effect, Size effect, dan fenomena under pricing pada Initial Public offering membuktikan bahwa pasar modal tidak efisien. Investor yang tidak

rasional cenderung memilih investasi yang tidak menguntungkan, dan melakukan kesalahan dalam mengelola informasi.

Pengaruh faktor psikologi dari investor yang membuat investor menjadi tidak rasional. Bias perilaku yang dialami oleh investor memiliki pengaruh terhadap keputusan investasi investor dalam menjual, membeli, dan menahan saham. Seperti yang ditunjukan dalam penelitian yang dilakukan oleh Rahul Subash di pasar modal kerala India (2012). Penelitian yang dilakukan oleh Barber dan Odean (2000) mengenai pengaruh overconfidence terhadap frekuensi


(19)

7

Fury Ratnadewi, 2014

Behavioral finance dalam keputusan investasi saham

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

perdagangan dan keuntungan bersih yang diperoleh memaparkan bahwa

overconfindence mempengaruhi frekuensi perdagangan yang berpengaruh juga

terhadap keuntungan bersih yang diperoleh investor.

Bias perilaku dalam keputusan investasi akan diteliti pada mahasiswa di kota Bandung yang melakukan perdagangan saham yang dibedakan berdasarkan gender. Penelitian ini akan menganalisis bias perilaku seperti Overconfidence,

Representativeness, Herding, Anchoring, Cognitive Dissonance, Regret Aversion,

Gambler’s Fallacy, Mental Accounting dan Hindsight, dalam keputusan investasi.

Analisis difokuskan pada bias perilaku yang dialami oleh mahasiswa dalam keputusan investasi untuk menjual, membeli atau menahan saham.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan pemaparan diatas, penulis merumuskan beberapa pertanyaan yang relevan dengan masalah penelitian yaitu :

1. Bagaimana gambaran bias perilaku dalam keputusan investasi saham ? 2. Bagaimana perbedaan bias perilaku yang secara parsial mempengaruhi

keputusan investasi saham mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan? 3. Bagaimana perbedaan bias perilaku yang secara simultan mempengaruhi

keputusan investasi mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan?

D. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Mengetahui gambaran bias perilaku dalam keputusan investasi

2. Menganalisis perbedaan bias perilaku yang secara parsial mempengaruhi keputusan investasi Mahasiswa laki-laki dan Mahasiswa Perempuan

3. Menganalisis perbedaan bias perilaku yang secara simultan mempengaruhi keputusan investasi mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan


(20)

8

Fury Ratnadewi, 2014

Behavioral finance dalam keputusan investasi saham

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara teoritis dan praktis, yaitu sebagai berikut:

1. Teoritis

Secare teoritis penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi kalangan akademisi dalam mengembangkan ilmu manajemen keuangan khususnya dalam bidang ilmu behavioral finance, dan juga dapat bermanfaat sebagai bahan rujukan bagi penelitian-penelitian selanjutnya.

2. Praktis

Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi kalangan prkatisi dengan memberikan pengetahuan dan gambaran mengenai faktor-faktor psikologi dalam pengambilan keputusan investasi, sehingga dapat lebih memahami peran emosional dalam transaksi perdagangan dan melatih diri untuk tidak melibatkan emosi dalam pengambilan keputusan investasi, dan menghasilkan keputusan investasi yang baik dan menguntungkan.


(21)

Fury Ratnadewi, 2014

Behavioral finance dalam keputusan investasi saham

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Objek Penelitian

Bandung sebagai kota tujuan pendidikan di Indonesia, dinilai BEI sebagai pasar yang potensial untuk meningkatkan jumlah investor dari kalangan akademisi. Dari sebelas jumlah galeri investasi yang ada di Jawa Barat, enam diantaranya berada di perguruan tinggi di kota Bandung. Selain itu, komunitas-komunitas mahasiswa yang mempelajari pasar modal dan berinvestasi di pasar modal juga banyak didirikan, dengan anggota tidak hanya terbatas dari mahasiswa bisnis, tetapi juga mahasiswa non bisnis. Objek Penelitian pada penelitian ini adalah faktor psikologi yang muncul dalam keputusan investasi saham mahasiswa di kota Bandung. Faktor psikologi yang diukur adalah bias perilaku yang dialami investor pada saat membeli, menjual, dan menahan saham. bias perilaku yang diteliti terdiri dari: Overconfidence, Representativeness, Herding, Anchoring,

Cognitive Dissonance, Regret Aversion, Gambler’s Fallacy, mental Accounting

dan Hindsight.

B. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif verifikatif, dimana menurut Wibisono (2008) penelitian deskriptif adalah penelitian yang menggambarkan karakteristik sebuah populasi atau suatu fenomena yang sedang terjadi. Sedangkan pengertian penelitian verifikatif menurut Sugiama (2012:37) adalah penelitian yang pada dasarnya ingin menguji kebenaran dari suatu hipotesis yang dilaksanakan melalui pengumpulan data di lapangan. Penelitian ini bersifat deskriptif verifikatif dengan melakukan penelitian secara kuantitatif terhadap perilaku investasi mahasiswa di kota Bandung, dan menguji hipotesis guna menggambarkan dan menguji tingkat perbedaan behavioral finance sebagai variabel independen antar gender sebagai variabel moderating dalam keputusan investasi saham sebagai variabel dependen dalam upaya mencari penjelasan


(22)

37

mengenai perilaku investor yang tidak rasional yang menyebabkan fenomena anomali yang terjadi di pasar modal.

C. Variabel Penelitian

Variabel Penelitian yang akan diukur dalam penelitian ini yaitu behavioral

finance sebagai variabel bebas, yang menguji bias perilaku investor individual

yang terdiri dari 9 indikator yaitu Overconfidence, Representativeness, Herding,

Anchoring, Cognitive Dissonance, Regret Aversion, Gambler’s Fallacy, mental

Accounting dan Hindsight. konsep keuangan yang akan diteliti adalah keputusan

investasi dalam membeli, menjual, atau menahan saham sebagai variabel terikat, dengan gender sebagai variabel moderating.

Untuk menjawab persoalan penelitian yang dirumuskan dalam rumusan masalah dan untuk mempermudah dalam analisis data, akan disusun suatu instrument penelitian dalam bentuk beberapa pertanyaan yang disesuaikan dengan uraian teori dengan menggunakan operasionalisasi variabel.

D. Operasionalisasi Variabel

Table 3.1 menjelaskan operasionalisasi variabel penelitian yang akan diteliti.

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel

Variabel Konsep Variabel Faktor Skala Instrumen

Behavioral Finance

Behavioral Finance

Ilmu yang mempelajari

bagaimana manusia secara aktual berperilaku dalam sebuah penentuan keuangan (a financial setting) khususnya mempelajari

bagaimana psikologi mempengaruhi

keputusan keuangan,

Overconfidence:

 Perasaan lebih baik dari rata-rata

 Agresivitas dalam membeli dan mejual saham

 Tingkat

pengambilan resiko

Ordinal Kuesioner

Representativeness

 Pengambilan keputusan berdasarkan

kejadian yang terkemuka atau

Ordinal Kuesioner


(23)

38

perusahaan, dan pasar keuangan. (Nofsinger dalam Subash, 2012:2)

menonjol pada masa lalu

Herding

 Pengambilan keputusan

berdasarkan suara mayoritas

 Kurangnya

keputusan yang dibuat secara individual

Ordinal Kuesioner

Anchoring

 Menilai investasi berdasarkan point referensi yang tidak relevan.

Ordinal Kuesioner

Regret Aversion

 Melepaskan

keuntungan dengan cepat

 Menahan kerugian

terlalu lama

Ordinal Kuesioner

Cognitive Dissonance

 Pengabayaian terhadap informasi-informasi yang bertentangan

dengan keyakinan

Ordinal Kuesioner

Gambler’s Fallacy

 Pengambilan resiko yang tinggi

Ordinal Kuesioner

Mental Accounting

 Alokasi pendapatan

 Diversifikasi investasi

Ordinal Kuesioner

Hindsight

 Persepsi peristiwa tertentu dapat diprediksi

Ordinal Kuesioner

Gender Perbedaan peran yang dibentuk oleh masyarakat serta perilaku yang tertanam melalui proses sosialisasi

 Laki-laki

 Perempuan


(24)

39

yang berhubungan dengan jenis kelamin wanita dan Pria (Leksikawan, 2009:33) Keputusan Investasi saham Keputusan

menempatkan modal pada untuk satu atau beberapa aktiva yang dimiliki untuk jangka waktu yang panjang dengan harapan akan memperoleh

keuntungan di masa yang akan datang. (Sunariyah dalam Markus, 2013:8)

 Keuntungan yang

diharapkan

 Risiko investasi

Ordinal Kuesioner

Variabel dalam operasionalisasi variabel disajikan dalam skala ordinal dengan tujuan untuk memberikan informasi berupa nilai pada jawaban. Variabel-variabel tersebut diukur dengan menggunakan instrumen pengukur berupa kuesioner dengan pilihan jawaban yang memenuhi pengukuran tipe skala likert. Pertanyaan dalam kuesioner dibuat secara terstruktur dengan pilihan jawaban yang terdiri dari tiga jawaban yaitu Selalu/Ya untuk jawaban positive dengan point 3, Kadang-kadang untuk jawaban netral dengan point 2, dan Tidak/Tidak pernah untuk jawaban negative bernilai 1. Setelah pertanyaan diberi nilai dan dilakukan perhitungan bobot bagi masing-masing variabel, data kemudian dikategorikan dengan menggunakan pedoman pentabulasian data dari Redi Panuju (2000:46) :

“untuk menentukan kategori fungsi, tinggi, sedang dan rendah terlebih

dahulu harus menentukan indeks minimum dan maksimum, dan intervalnya serta jarak interval sebagai berikut:

a. Nilai indeks minimum adalah skor minimum dikali jumlah pertanyaan dikali jumlah responden.

b. Nilai indeks maksimum adalah skor tertinggi dikali jumlah pertanyaan dikali jumlah responden

c. Interval adalah selisih antara nilai indeks maksimum dengan nilai indeks minimum

d. Jarak interval adalah interval dibagi dengan jumlah jenjang yang


(25)

40

E. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang diperlukan dalam penelitian ini dapat dibagi kedalam dua golongan data, yaitu :

1. Data Primer adalah data yang diperoleh melalui kuesioner terstruktur yang disebarkan kepada mahasiswa di kota Bandung yang melakukan investasi saham di pasar modal. Mahasiswa yang dijadikan subjek adalah mahasiswa pada lima universitas yaitu : ITB, Universitas Padjadjaran, Universitas Kristen Maranatha, Universitas Katolik Parahyangan, dan Universitas Widyatama

2. Data Sekunder yang diperoleh melalui literature research mengenai teori

behavioral finance, melalui berbagai jurnal, tesis, buku-buku, dan juga

internet maupun referensi lainnya.

F. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini termasuk kedalam non

probability sampling dimana menurut non probability sampling tidak semua

individu pada populasi memiliki kesempatan menjadi anggota sampel, hanya individu-individu tertentu dalam populasi yang mendapatkan kesempatan menjadi anggota sampel (Sugiama, 2012:120). Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa di kota Bandung yang melakukan perdagangan saham, dikarenakan jumlah populasi untuk penelitian ini sulit untuk diketahui jumlah pastinya, maka pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik convenience

sampling. Convenience sampling, adalah teknik sampling dimana sampel dipilih

secara subjektif oleh peneliti dari suatu populasi, yang dipilih berdasarkan tingkat kemudahan dan kerelaan untuk dijadikan sampel penelitian dan pertimbangan kecocokan waktu (Sugiama, 2012: 120-121).

Sebagai acuan untuk mendapatkan jumlah sampel yang dapat mewakili populasi, berdasarkan Tribunnews.com (2014) pada akhir Desember 2013 jumlah investor pasar modal di wilayah Bandung adalah sejumlah 8400 investor. Jika diasumsikan investor dari kalangan mahasiswa 10 %, maka jumlah investor dari kalangan mahasiswa pada akhir Desember 2013 sebanyak 840 orang yang


(26)

41

berinvestasi pada instrument investasi yang beragam di pasar modal. Instrumen penelitian disebarkan pada 200 responden yang menjadi anggota pada komunitas pasar modal di masing-masing perguruan tinggi dan juga aktif dalam melakukan perdagangan saham di galeri investasi. Kurun waktu penyebaran dilakukan selama kurang lebih 5 minggu, dimulai pertanggal 19 Mei 2014 sampai dengan 23 Juni 2014.

Pada Institut Teknologi Bandung kuesioner disebarkan pada kegiatan

market review di komunitas Kelompok Studi Ekonomi dan Pasar Modal ITB

(KSEP-ITB) yang diadakan 2 minggu sekali, dan juga pada sekuritas di lingkungan Sekolah Bisnis dan Manajemen ITB (SBM-ITB) yaitu Kresna Financial Center selama 1 minggu, total responden diperoleh sebanyak 28 responden. Pada Universitas Padjadjaran kuesioner disebarkan pada komunitas

Financial Market Communities Unpad (FMC-Unpad) di galeri investasi, selama

kurun waktu 1 minggu total responden yang diperoleh sebanyak 22 Responden. pada universitas Maranatha kuesioner disebarkan di sekuritas atau galeri investasi Universitas Kristen Maranatha, selama kurun waktu 2 minggu diperoleh responden sebanyak 32 responden. Pada Universitas Katolik Parahyangan, kuesioner disebarkan di komunitas Parahyangan Investment Club Unpar (PICUnpar), selama kurun waktu 1 minggu, total responden yang diperoleh sebanyak 16 responden, dan pada Universitas Widyatama kuesioner disebarkan di galeri investasi pada saat perkuliahan pasar modal selama 1 minggu dan diperoleh responden sebanyak 19 responden.

Total keseluruhan responden yang diperoleh adalah sebanyak 117 responden, tetapi pada prosesnya 3 kuesioner dari responden yang berasal dari 1 mahasiswa ITB dan 2 Mahasiswa Universitas Widyatama tidak dapat digunakan karena ketidaklengkapan dalam pengisian. Maka total responden yang digunakan dalam penelitian adalah 114, dengan 27 responden berasal dari ITB, 22 responden berasal dari Universitas Padjadjaran, 32 responden berasal dari Universitas Kristen Maranatha, 16 responden berasal dari Universitas Katolik Parahyangan, dan 17 Responden berasal dari Universitas Widyatama.


(27)

42

G. Teknik Pengumpulan Data

Kuesioner merupakan metode pengumpulan data yang paling mudah dan cocok sebagai teknik pengumpulan data. Menurut Taylor et al (2006) kuesioner merupakan pilihan yang bijaksana ketika informasi dibutuhkan dari jumlah data yang besar dan merupakan metode yang sangat kuat untuk menangkap opini dan sikap. Menurut Sugiama (2012:157) Pengembangan kuesioner perlu memenuhi tiga prinsip yaitu :Penyusunan kata, Pengukuran, dan Penampilan umum atau

general “getup”.

Kuesioner dalam penelitian ini disusun melalui beberapa pertanyaan, yang mengukur aspek perilaku investor dan juga didesain untuk menangkap informasi kuantitatif. Studi literature digunakan oleh penulis sebagai metode pengumpulan data teoritis, seperti berbagai teori behavioral finance dan teori statistika, untuk membangun landasan teori guna mendukung analisis dengan melakukan pengkajian dan pemahaman berbagai literatur yang terdiri dari jurnal-jurnal, buku-buku, dan referensi lainnya baik yang dipublikasikan maupun yang tidak dipublikasikan.

H. Uji Validitas dan Reliabilitas

Dalam suatu penelitian yang menggunakan suatu instrument sebagai teknik dalam pengumpulan data, maka uji instrument harus dilakukan. Instrumen yang disusun harus benar-benar menggambarkan tujuan dari penelitian tersebut

(valid) dan juga dapat konsisten bila pertanyaan tersebut dijawab dalam waktu

yang berbeda (reliable) (Noor:2011:164).

Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauhmana akurasi suatu tes atau skala dalam menjalankan fungsi pengukurannya. Pengukuran dikatakan memiliki validitas yang tinggi apabila menghasilkan data yang secara akurat memberikan gambaran mengenai variabel yang diukur seperti dikehendaki oleh tujuan pengukuran tersebut (Azwar, 2012:8). Validitas menunjukan kemampuan instrument penelitian mengukur dengan tepat atau benar apa yang hendak diukur.


(28)

43

Untuk menguji validitas digunakan rumus korelasi item total dikoreksi

(Corrected Item-total correlation).

( )

√ ( )( )( ) Dimana : rix = Koefisien korelasi item total

Sxi = Simpangan baku skor setiap item pertanyaan SY = Simpangan baku skor total

Azwar dalam Kusnendi (2007:96) item soal yang memiliki validitas yang memadai memiliki koefisien korelasi item total dikoreksi sebesar 0.25 atau 0.30 sebagai batas minimal valid tidaknya sebuah item.

Reliabilitas merupakan penerjemahan dari kata reliability. Suatu pengukuran yang mampu menghasilkan data yang memiliki tingkat reliabilitas tinggi disebut sebagai pengukuran yang reliabel (reliable). (Azwar, 2012:6). Hasil suatu pengukuran akan dapat dipercaya hanya apabila dalam beberapa kali pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok subjek yang sama diperoleh hasil yang relatif sama, selama aspek yang diukur dalam diri subjek memang belum berubah. Reliabilitas menunjukan keajegan, kemantapan atau kekonsistenan suatu instrument penelitian mengukur apa yang diukur. Statistik uji yang paling umum untuk menguji reliabilitas suatu instrument penelitian yaitu koefisien alpha cronbach (Kusnendi, 2008:94). Suatu instrument diindikasikan memiliki reliabilitas jika koefisien alpha cronbach lebih besar atau sama dengan 0.70.

Dimana : k = jumlah item

Si2 = Jumlah variansi setiap item St2 = Varians skor total


(29)

44

I. Hasil Uji Validitas

Kuesioner dalam penelitian ini terdiri atas 38 pertanyaan, dengan 21 pertanyaan dimaksudkan untuk mengukur perilaku responden dalam pengambilan keputusan dan 17 pertanyaan selebihnya digunakan untuk menangkap informasi kuantitatif. 21 pertanyaan tersebut disusun berdasarkan skala likert 3 point dimana setiap pertanyaan dibentuk untuk jawaban Selalu/Ya untuk jawaban positive dengan point 3, Kadang-kadang untuk jawaban netral dengan point 2, dan Tidak/Tidak pernah untuk jawaban negative bernilai 1. Pertanyaan di uji cobakan terhadap 30 responden yang memiliki karakteristik yang sama dengan subjek dalam penelitian. Hasil uji validitas menggunakan koefisien korelasi item-total dikoreksi (corrected item-total correlation) dengan menggunakan perangkat lunak SPSS 20.0 disajikan dalam tabel 3.2.

Sumber: Hasil pengolahan data Juni 2014 Tabel 3.2

Hasil Uji Validitas Variabel Bias Perilaku Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item

Deleted

OC1 41.53 31.331 .345 .786

OC2 41.58 30.618 .357 .785

OC3 41.25 31.236 .340 .786

OC4 41.34 31.395 .368 .785

OC5 41.58 31.272 .321 .787

REF1 40.89 29.005 .507 .775

REF2 41.10 30.300 .390 .783

HD1 41.00 30.850 .346 .786

HD2 41.47 31.013 .324 .787

ANC1 41.37 30.394 .309 .789

ANC2 41.00 29.664 .376 .785

ANC3 41.39 30.487 .327 .787

RA1 41.09 31.143 .349 .786

RA2 41.36 31.489 .335 .787

RA3 41.30 31.202 .337 .786

CD1 41.48 30.783 .309 .788

CD2 41.33 30.879 .313 .788

GF1 41.47 31.136 .364 .785

MA1 40.89 30.591 .380 .784

HS1 40.86 30.794 .347 .786


(30)

45

Berdasarkan tabel 3.2 dapat diketahui bahwa nilai validitas masing-masing item pertanyaan lebih dari 0.30, dengan nilai tertinggi 0.507 pada item pertanyaan ke-6, dengan kata lain nilai ri-itd >0.30. Maka dapat disimpulkan bahwa seluruh item pertanyaan memiliki validitas internal memadai, semua butir pertanyaan dalam kuesioner valid tanpa harus mereduksi pertanyaan.

J. Hasil Uji Reliabilitas

Tahap pengujian reliabilitas dilakukan setelah pengujian validitas. Reliabilitas dilakukan untuk menunjukkan kekonsistenan suatu instrument penelitian mengukur apa yang diukur (Kusnendi, 2008:94). Hasil uji reliabilitas dalam penelitian ini seperti yang ditunjukan oleh tabel 3.3, memiliki hasil cronbach alpha 0.794. Dengan nilai cronbach alpha 0.794, maka instrument penelitian dinilai memiliki reliabilitas memadai atau reliabel. nilai cronbach alpha 0.794 lebih besar dari nilai cronbach alpha yang dipersyaratkan yaitu sama dengan atau lebih besar dari 0.70.

Sumber: Hasil pengolahan data Juni 2014

K. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah data berdistribusi normal, jika data tidak berdistribusi normal maka data tidak dapat digunakan untuk pengujian statistik. Uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan analisis grafik, dimana normalitas dilihat dengan melihat histogram yang membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal. Metode yang lebih handal adalah dengan melihat normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari data sesungguhnya dengan distribusi kumulatif dari distribusi normal. Distribusi normal akan membentuk satu garis

Tabel 3.3 Hasil uji Reliabilitas

Bias Perilaku Cronbach's Alpha N of Items


(31)

46

lurus diagonal, dan ploting data akan dibandingkan dengan garis diagonal. Jika distribusi data adalah normal, maka garis yang menggambarkan data seseungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya (Ghozali, 2009:107)

L. Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis

Teknik analisis data pada penelitian ini menggunakan statistik deskriptif untuk menganalisis gambaran bias perilaku dalam keputusan investasi. Pengujian hipotesis menggunakan analisis diskriminan, yang merupakan teknik statistik untuk meneliti perbedaan antara dua kelompok atau lebih subjek yang berhubungan dengan beberapa variabel secara bersamaan. Secara teknis analisis dikriminan ditujukan untuk menghubungkan satu kriteria atau variabel dependen berskala nominal atau kategori, dengan satu atau beberapa variabel independen berskala interval atau rasio (Sugiama, 2012:244).

Untuk uji hipotesis dengan uji statistik menggunakan analisis diskriminan dapat dituliskan fungsi analisis diskriminan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Dimana : D = Fungsi Diskriminan

V = Bobot dari masing-masing variabel

X1-9 = Skore responden untuk masing-masing variabel a = Nilai konstanta

Pengujian hipotesis dengan menggunakan analisis diskriminan dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :

1. Uji signifikansi perbedaan (Wilk’s Lambda dan Uji-F)

Pengujian signifikansi perbedaan Wilk’s lambda dan Uji-F, keputusannya

dapat didasarkan pada angka Wilk’s Lambda. Untuk angka yang

mendekati 0 maka data kedua grup tersebut cenderung berbeda, dan jika angka mendekati 1 maka data kedua grup cenderung sama. Angka Wilk’s


(32)

47

Lambda ini akan setinggi-tingginya 1 dan paling rendah 0. Untuk uji-F keputusan dapat didasarkan pada angka F test. Jika Sig > 0,05, maka tidak ada perbedaan antar grup dan jika Sig < 0,05 maka terdapat perbedaan antar grup.

2. Uji kesamaan Matriks Varians-Kovarians (Asumsi yang harus dipenuhi dalam analisis diskriminan)

Keputusan dalam uji kesamaan matriks varians-kovarian didasarkan pada tabel Test Results, jika Sig > 0,05 kedua kelompok memiliki matriks varians-kovarians yang tidak sama. Jika Sig < 0,05 kedua kelompok memiliki matriks varians-kovarians yang sama. Asumsi akan terpenuhi jika Sig <0,05 dan proses diskriminan dapat diteruskan.

3. Menentukan model fungsi klasifikasi diskriminan

Fungsi diskriminan dapat diperoleh dari tabel Classification Function

Coefficients

4. Menentukan ketepatan hasil klasifikasi fungsi diskriminan

Hipotesis statistik dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:

1) H0 : Bias perilaku secara parsial laki-laki = bias perilaku secara parsial perempuan

Ha : Bias perilaku secara parsial laki-laki ≠ bias perilaku secara parsial perempuan

2) H0 : Bias perilaku secara simultan laki-laki = bias perilaku secara simultan perempuan

Ha : Bias perilaku secara simultan laki-laki ≠ bias perilaku secara simultan perempuan


(33)

Fury Ratnadewi, 2014

Behavioral finance dalam keputusan investasi saham

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dengan berbagai uji statistik dan telah teoritis, serta merujuk kepada banyaknya penelitian terdahulu, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Gambaran bias perilaku dalam keputusan investasi saham mahasiswa di kota Bandung, pada bias perilaku mental accounting berada pada kriteria kuat, dan 8 bias perilaku lainnya yaitu overconfidence, representativeness,

herding, anchoring, regret aversion, cognitive dissonance, gambler’s fallacy dan hindsight berada pada kriteria sedang. Hal tersebut

memberikan gambaran bahwa para mahasiswa mengalami bias perilaku dalam keputusan investasi saham.

2. Perbedaan bias perilaku secara parsial pervariabel dalam keputusan investasi saham mahasiswa yang dibedakan berdasarkan gender, terdapat perbedaan yang cukup signifikan pada bias overconfidence, herding, dan

hindsight. Kelompok mahasiswa laki-laki memiliki sifat overconfidence

lebih tinggi dibandingkan kelompok mahasiswa perempuan. Kelompok mahasiswa perempuan memiliki sifat herding dan hindsight lebih tinggi dibandingkan kelompok mahasiswa laki-laki.

3. Secara simultan terdapat perbedaan bias perilaku antara kelompok mahasiswa laki-laki dan kelompok mahasiswa perempuan dimana berdasarkan perhitungan analisis diskriminan kelompok mahasiswa perempuan memiliki bias perilaku yang lebih tinggi dibandingkan kelompok mahasiswa laki-laki. Kelompok mahasiswa perempuan cenderung mengalami bias perilaku dalam keputusan investasinya dibandingkan kelompok mahasiswa laki-laki, hal ini mungkin disebabkan berdasarkan karakter ilmiah bagi gender perempuan dimana perempuan


(34)

110

Fury Ratnadewi, 2014

Behavioral finance dalam keputusan investasi saham

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pada tatanan sosial budaya di masyarakat selalu diidentikkan sebagai mahluk dengan perilaku yang halus, ramah, lebih mengutamakan sisi emosional dibandingkan rasionalitas pada proses berpikir dan pengambilan keputusan..

B. Saran

Berdasarkan simpulan penelitian diatas, maka saran yang dapat diberikan oleh penulis adalah sebagai berikut:

1. Saran bagi praktisi

Penelitian ini menemukan bahwa baik mahasiswa laki-laki maupun mahasiswa perempuan menunjukan perilaku yang mengalami bias perilaku dalam keputusan investasinya. Oleh karena itu, sebaiknya investor laki-laki maupun perempuan menyadari dan mengetahui mengenai bias perilaku yang dapat muncul pada saat berinvestasi di saham. Bagi investor laki-laki maupun perempuan sebaiknya lebih memahami sifat alamiah masing-masing gender yang dibentuk berdasarkan sosial budaya masyarakat yang dapat memicu munculnya bias perilaku dalam keputusan investasi. Dengan mengetahui dan memahami bias perilaku, investor dapat memperbaiki keputusan-keputusan investasi di pasar saham selanjutnya.

2. Saran untuk akademisi

Behavioral Finance sebagai bidang ilmu yang mencakup ilmu keuangan

dan ilmu psikologi, dalam perspektif penelitian memberikan banyak kesempatan dan peluang untuk dilakukan penelitian selanjutnya. Penelitian selanjutnya dapat dilakukan pada kelompok masyarakat dengan sosial ekonomi yang berbeda, seperti kelompok ibu rumah tangga, kelompok pekerja lajang, para eksekutif muda atau pada kelompok akademisi tenaga pendidik atau dosen. Desain penelitian dapat dikembangkan dengan studi eksperimen, atau penelitian dengan pendekatan kualitatif.


(35)

Fury Ratnadewi, 2014

Behavioral finance dalam keputusan investasi saham

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA Buku

Baker, H. Kent dan Nofsinger, John R. 2010. Behavioral Finance Investor,

Corporations, and Markets. New Jersey: John Wiley and Sons Inc.

Pompian, Michael. M. 2006. Behavioral Finance and Wealth Management. New Jersey: John Wiley and Sons, Inc.

Glaser, Markus dan Weber, Martin. 2010. Overconfidence. Dimuat dalam buku Behavioral Finance Investor, Corporations, and Markets. Dengan editor

“Baker, H. Kent dan Nofsinger, John R.

Taffler, Richard. J. 2010. The Representativeness Heuristics. Dimuat dalam buku Behavioral Finance Investor, Corporations, and Markets. Dengan editor

“Baker, H. Kent dan Nofsinger, John R.

Zhu, Ning. 2010. Individual Investor Trading. Dimuat dalam buku “Behavioral Finance Investor, Corporations, and Markets. Dengan editor “Baker, H.

Kent dan Nofsinger, John R.

Schwartz, Hugh. 2010. Heuristics or Rules Of Thumb. Dimuat dalam buku Behavioral Finance Investor, Corporations, and Markets. Dengan editor

“Baker, H. Kent dan Nofsinger, John R.

Marsis, Adi Setiawan. 2013. Rahasia Terbesar Investasi. Yogyakarta: Second Hope.

Husnan, Suad dan Pudjiastuti, Enny. 2005. Dasar-dasar Manajemen Keuangan. Yogyakarta: UPP STIM YKPN.

Widoatmodjo, Sawidji. 2009. Pasar Modal Indonesia. Pengantar dan studi kasus. Bogor: Ghalia Indonesia.

Husnan, Suad dan Pudjiastuti, Enny. 2005. Dasar-dasar Teori Portofolio dan

Analisis Sekuritas. Yogyakarta: UPP AMP YKPN.

Sugiyono. 2012. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Natawiria, Asep Suryana dan Riduwan. 2010. Statistika Bisnis. Bandung: Alfabeta

Wibisono, Darmawan. 2002. Riset Bisnis, Panduan bagi Praktisi dan Akademisi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.


(36)

Fury Ratnadewi, 2014

Behavioral finance dalam keputusan investasi saham

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sugiama, A. Gima. 2012. Metode Riset Bisnis dan Manajemen. Bandung: Guardaya Intimarta.

Noor, Juliansyah. 2011. Metode Penelitian. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Martono, Nanang. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Analisis isi dan Analisis

Data Sekunder. Jakarta : Rajagrafindo Persada.

Azwar, Saifuddin. 2012. Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Nazir, Moh. 2014. Metode Penelitian.Bogor: Ghalia Indonesia

Panuju, Redi. 2000. Komunikasi Bisnis. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Gravetter, Frederick J dan Forzano, Lori-ane B. 2012. Research Methods for the

Beharioral Sciences. New York : Wadswoth Cengage Learning.

Ghozali, Imam. 2011. Ekonometrika, Teori Konsep dan Aplikasi dengan SPSS 17. Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Universitas Pendidikan Indonesia. 2012. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: UPI Press.

Jurnal dan Tesis

Jurevicciene, Daiva dan Jermakova, Kristina. 2012. The Impact of Individual’s Financial Behaviour on Investment Decisions. Elesctronic International

Interdiscipilinary Conference. Economy and Business Economics.

(242-250). Diterbitkan.

Sewell, Martin. 2007. Behavioural Finance. Jurnal pada University of Cambridge. Subash, Rahul. 2012. Role of Behavioral Finance in Portofolio Investment

(Decisions: Evidence From India). Tesis pada Charles University Praha. Kufepaksi, Mahatma. 2010. Investor Overconfident Dalam Penilaian Saham:

Perspektif Gender Dalam Ekperimen Pasar. Kinerja, Vol 14 (No 2). Diterbitkan.

Kusumawati. 2007. Kepemimpinan Dalam Perspektif Gender: Adakah Perbedaan?. Jurnal Admnistrasi Bisnis Vol. I (No 1). Diterbitkan

Rostyaningsih, 2010. Konsep Gender. Dipresentasikan dalam acara Pelatihan Analisis Gender di Perguruan Tinggi. LPPM Universitas Diponegoro


(37)

Fury Ratnadewi, 2014

Behavioral finance dalam keputusan investasi saham

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Johnsson, Malena. Lindblom, Henrik dan Platan, Peter. 2002. Behavioral Finance, and the change of investor behavior during and after the speculative bubble at the end of the 1990s. Tesis pada fakultas bisnis dan

administrasi. School Of Economics And Management. Lund University.

Ritter, Jay. R. 2003. Behavioral Finance. The pacific-Basin Finance Journal

Vol.11 (No 4). diterbitkan

Widiastity, Arie. Behavioral Finance Dalam Proses Pengambilan Keputusan. Dipresentasikan dalam LMFE UNPAD.

Suryawijaya, Marwan Asri. 2003. Ketidakrasionalan Investor di Pasar Modal.

Pidato pengukuhan jabatan guru besar UGM. Yogyarkarta: UGM.

Statman, Meir. 1999. Behavioral Finance: Past Battles and Future Engagements.

Association for Investment and Research Journal. Desember 1999.

Ivada, Wavi. 2010. Pengaruh Kompetensi Investor dan Overconfidence terhadap Frekuensi Perdagangan. Skripsi pada Fakultas Ekonomi. Universitas Sumatera Utara.

Leksikawan, Fadila Bester. 2009. Behavioral Finance Dalam Pengambilan Keputusan Investasi Beresioko: Studi Eksperimen. Skripsi pada Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret.

Majalah

Teropongbisnis. 2014. Target Mahasiswa, BEI gunakan metode khusus meningkatkan jumlah investor. 1 januari.

http://www.teropongbisnis.com/teropong-ekonomi/info-saham/target-mahasiswa-bei-gunakan-metode-khusus-meningkatkan-jumlah-investor/ [7 Februari 2014]

Liputan6. 2013. Mimpi Dirut BEI Tingkatkan Jumlah Investor di Pasar Modal. 30 Desember. http://bisnis.liputan6.com/read/788254/mimpi-dirut-bei-tingkatkan-jumlah-investor-di-pasar-modal [7 Februari 2014]

Bisnis-Jabar. 2013. Investor Mahasiswa di Jabar hanya 10 %. 7 November.

http://www.bisnis-jabar.com/index.php/berita/investor-mahasiswa-di-jabar-hanya-10 [18 Februari 2014]

Tribunnews. 2014. 8400 Investor Tercatat di BEI Bandung. 13 Januari.

http://www.tribunnews.com/bisnis/2014/01/13/8400-investor-tercatat-di-bei-bandung [17 Februari 2014]


(38)

Fury Ratnadewi, 2014

Behavioral finance dalam keputusan investasi saham

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Detikfinance. 2013. Genjot Jumlah Investor, BEI Sasar Kalangan Mahasiswa. 12 september.http://finance.detik.com/read/2013/09/12/153841/2357067/6/ge njot-jumlah-investor-bei-sasar-kalangan-mahasiswa [19 Februari 2014] Detikfinance. 2013. Incar Investor Saham Baru, BEI Buka Kantor Perwakilan di

Bandung.7September.http://finance.detik.com/read/2013/09/07/102253/23 52054/6/incar-investor-saham-baru-bei-buka-kantor-perwakilan-di-bandung [12 Februari 2014]

Bps.go.id. 2014 Penduduk Indonesia menurut Provinsi tahun 2010.

http://www.bps.go.id/tab_sub/view.php?kat=1&tabel=1&daftar=1&id_sub yek=12&notab=1 [19 Februari 2014]

http://www.itb.ac.id/about-itb/ [2 Juli 2014]

http://www.unpad.ac.id/universitas/ [2 Juli 2014]

http://international.maranatha.edu/?cat=18 [2 Juli 2014]

http://www.unpar.ac.id/profil/sejarah/ [2 Juli 2014]


(1)

Fury Ratnadewi, 2014

Behavioral finance dalam keputusan investasi saham

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dengan berbagai uji statistik dan telah teoritis, serta merujuk kepada banyaknya penelitian terdahulu, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Gambaran bias perilaku dalam keputusan investasi saham mahasiswa di

kota Bandung, pada bias perilaku mental accounting berada pada kriteria kuat, dan 8 bias perilaku lainnya yaitu overconfidence, representativeness, herding, anchoring, regret aversion, cognitive dissonance, gambler’s fallacy dan hindsight berada pada kriteria sedang. Hal tersebut memberikan gambaran bahwa para mahasiswa mengalami bias perilaku dalam keputusan investasi saham.

2. Perbedaan bias perilaku secara parsial pervariabel dalam keputusan

investasi saham mahasiswa yang dibedakan berdasarkan gender, terdapat perbedaan yang cukup signifikan pada bias overconfidence, herding, dan hindsight. Kelompok mahasiswa laki-laki memiliki sifat overconfidence lebih tinggi dibandingkan kelompok mahasiswa perempuan. Kelompok mahasiswa perempuan memiliki sifat herding dan hindsight lebih tinggi dibandingkan kelompok mahasiswa laki-laki.

3. Secara simultan terdapat perbedaan bias perilaku antara kelompok

mahasiswa laki-laki dan kelompok mahasiswa perempuan dimana berdasarkan perhitungan analisis diskriminan kelompok mahasiswa perempuan memiliki bias perilaku yang lebih tinggi dibandingkan kelompok mahasiswa laki-laki. Kelompok mahasiswa perempuan cenderung mengalami bias perilaku dalam keputusan investasinya dibandingkan kelompok mahasiswa laki-laki, hal ini mungkin disebabkan berdasarkan karakter ilmiah bagi gender perempuan dimana perempuan


(2)

110

Fury Ratnadewi, 2014

Behavioral finance dalam keputusan investasi saham

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pada tatanan sosial budaya di masyarakat selalu diidentikkan sebagai mahluk dengan perilaku yang halus, ramah, lebih mengutamakan sisi

emosional dibandingkan rasionalitas pada proses berpikir dan

pengambilan keputusan..

B. Saran

Berdasarkan simpulan penelitian diatas, maka saran yang dapat diberikan oleh penulis adalah sebagai berikut:

1. Saran bagi praktisi

Penelitian ini menemukan bahwa baik mahasiswa laki-laki maupun mahasiswa perempuan menunjukan perilaku yang mengalami bias perilaku dalam keputusan investasinya. Oleh karena itu, sebaiknya investor laki-laki maupun perempuan menyadari dan mengetahui mengenai bias perilaku yang dapat muncul pada saat berinvestasi di saham. Bagi investor laki-laki maupun perempuan sebaiknya lebih memahami sifat alamiah masing-masing gender yang dibentuk berdasarkan sosial budaya masyarakat yang dapat memicu munculnya bias perilaku dalam keputusan investasi. Dengan mengetahui dan memahami bias perilaku, investor dapat memperbaiki keputusan-keputusan investasi di pasar saham selanjutnya.

2. Saran untuk akademisi

Behavioral Finance sebagai bidang ilmu yang mencakup ilmu keuangan dan ilmu psikologi, dalam perspektif penelitian memberikan banyak kesempatan dan peluang untuk dilakukan penelitian selanjutnya. Penelitian selanjutnya dapat dilakukan pada kelompok masyarakat dengan sosial ekonomi yang berbeda, seperti kelompok ibu rumah tangga, kelompok pekerja lajang, para eksekutif muda atau pada kelompok akademisi tenaga pendidik atau dosen. Desain penelitian dapat dikembangkan dengan studi eksperimen, atau penelitian dengan pendekatan kualitatif.


(3)

Fury Ratnadewi, 2014

Behavioral finance dalam keputusan investasi saham

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Buku

Baker, H. Kent dan Nofsinger, John R. 2010. Behavioral Finance Investor, Corporations, and Markets. New Jersey: John Wiley and Sons Inc.

Pompian, Michael. M. 2006. Behavioral Finance and Wealth Management. New Jersey: John Wiley and Sons, Inc.

Glaser, Markus dan Weber, Martin. 2010. Overconfidence. Dimuat dalam buku Behavioral Finance Investor, Corporations, and Markets. Dengan editor “Baker, H. Kent dan Nofsinger, John R.

Taffler, Richard. J. 2010. The Representativeness Heuristics. Dimuat dalam buku Behavioral Finance Investor, Corporations, and Markets. Dengan editor “Baker, H. Kent dan Nofsinger, John R.

Zhu, Ning. 2010. Individual Investor Trading. Dimuat dalam buku “Behavioral

Finance Investor, Corporations, and Markets. Dengan editor “Baker, H. Kent dan Nofsinger, John R.

Schwartz, Hugh. 2010. Heuristics or Rules Of Thumb. Dimuat dalam buku Behavioral Finance Investor, Corporations, and Markets. Dengan editor

“Baker, H. Kent dan Nofsinger, John R.

Marsis, Adi Setiawan. 2013. Rahasia Terbesar Investasi. Yogyakarta: Second Hope.

Husnan, Suad dan Pudjiastuti, Enny. 2005. Dasar-dasar Manajemen Keuangan. Yogyakarta: UPP STIM YKPN.

Widoatmodjo, Sawidji. 2009. Pasar Modal Indonesia. Pengantar dan studi kasus. Bogor: Ghalia Indonesia.

Husnan, Suad dan Pudjiastuti, Enny. 2005. Dasar-dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas. Yogyakarta: UPP AMP YKPN.

Sugiyono. 2012. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Natawiria, Asep Suryana dan Riduwan. 2010. Statistika Bisnis. Bandung: Alfabeta

Wibisono, Darmawan. 2002. Riset Bisnis, Panduan bagi Praktisi dan Akademisi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.


(4)

Fury Ratnadewi, 2014

Behavioral finance dalam keputusan investasi saham

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sugiama, A. Gima. 2012. Metode Riset Bisnis dan Manajemen. Bandung: Guardaya Intimarta.

Noor, Juliansyah. 2011. Metode Penelitian. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Martono, Nanang. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Analisis isi dan Analisis Data Sekunder. Jakarta : Rajagrafindo Persada.

Azwar, Saifuddin. 2012. Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Nazir, Moh. 2014. Metode Penelitian.Bogor: Ghalia Indonesia

Panuju, Redi. 2000. Komunikasi Bisnis. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Gravetter, Frederick J dan Forzano, Lori-ane B. 2012. Research Methods for the Beharioral Sciences. New York : Wadswoth Cengage Learning.

Ghozali, Imam. 2011. Ekonometrika, Teori Konsep dan Aplikasi dengan SPSS 17. Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Universitas Pendidikan Indonesia. 2012. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: UPI Press.

Jurnal dan Tesis

Jurevicciene, Daiva dan Jermakova, Kristina. 2012. The Impact of Individual’s Financial Behaviour on Investment Decisions. Elesctronic International Interdiscipilinary Conference. Economy and Business Economics. (242-250). Diterbitkan.

Sewell, Martin. 2007. Behavioural Finance. Jurnal pada University of Cambridge. Subash, Rahul. 2012. Role of Behavioral Finance in Portofolio Investment

(Decisions: Evidence From India). Tesis pada Charles University Praha. Kufepaksi, Mahatma. 2010. Investor Overconfident Dalam Penilaian Saham:

Perspektif Gender Dalam Ekperimen Pasar. Kinerja, Vol 14 (No 2). Diterbitkan.

Kusumawati. 2007. Kepemimpinan Dalam Perspektif Gender: Adakah Perbedaan?. Jurnal Admnistrasi Bisnis Vol. I (No 1). Diterbitkan

Rostyaningsih, 2010. Konsep Gender. Dipresentasikan dalam acara Pelatihan Analisis Gender di Perguruan Tinggi. LPPM Universitas Diponegoro


(5)

Fury Ratnadewi, 2014

Behavioral finance dalam keputusan investasi saham

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Johnsson, Malena. Lindblom, Henrik dan Platan, Peter. 2002. Behavioral Finance, and the change of investor behavior during and after the speculative bubble at the end of the 1990s. Tesis pada fakultas bisnis dan administrasi. School Of Economics And Management. Lund University. Ritter, Jay. R. 2003. Behavioral Finance. The pacific-Basin Finance Journal

Vol.11 (No 4). diterbitkan

Widiastity, Arie. Behavioral Finance Dalam Proses Pengambilan Keputusan. Dipresentasikan dalam LMFE UNPAD.

Suryawijaya, Marwan Asri. 2003. Ketidakrasionalan Investor di Pasar Modal. Pidato pengukuhan jabatan guru besar UGM. Yogyarkarta: UGM.

Statman, Meir. 1999. Behavioral Finance: Past Battles and Future Engagements. Association for Investment and Research Journal. Desember 1999.

Ivada, Wavi. 2010. Pengaruh Kompetensi Investor dan Overconfidence terhadap Frekuensi Perdagangan. Skripsi pada Fakultas Ekonomi. Universitas Sumatera Utara.

Leksikawan, Fadila Bester. 2009. Behavioral Finance Dalam Pengambilan Keputusan Investasi Beresioko: Studi Eksperimen. Skripsi pada Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret.

Majalah

Teropongbisnis. 2014. Target Mahasiswa, BEI gunakan metode khusus

meningkatkan jumlah investor. 1 januari.

http://www.teropongbisnis.com/teropong-ekonomi/info-saham/target-mahasiswa-bei-gunakan-metode-khusus-meningkatkan-jumlah-investor/

[7 Februari 2014]

Liputan6. 2013. Mimpi Dirut BEI Tingkatkan Jumlah Investor di Pasar Modal. 30

Desember.

http://bisnis.liputan6.com/read/788254/mimpi-dirut-bei-tingkatkan-jumlah-investor-di-pasar-modal [7 Februari 2014]

Bisnis-Jabar. 2013. Investor Mahasiswa di Jabar hanya 10 %. 7 November. http://www.bisnis-jabar.com/index.php/berita/investor-mahasiswa-di-jabar-hanya-10 [18 Februari 2014]

Tribunnews. 2014. 8400 Investor Tercatat di BEI Bandung. 13 Januari. http://www.tribunnews.com/bisnis/2014/01/13/8400-investor-tercatat-di-bei-bandung [17 Februari 2014]


(6)

Fury Ratnadewi, 2014

Behavioral finance dalam keputusan investasi saham

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Detikfinance. 2013. Genjot Jumlah Investor, BEI Sasar Kalangan Mahasiswa. 12 september.http://finance.detik.com/read/2013/09/12/153841/2357067/6/ge njot-jumlah-investor-bei-sasar-kalangan-mahasiswa [19 Februari 2014] Detikfinance. 2013. Incar Investor Saham Baru, BEI Buka Kantor Perwakilan di

Bandung.7September.http://finance.detik.com/read/2013/09/07/102253/23 52054/6/incar-investor-saham-baru-bei-buka-kantor-perwakilan-di-bandung [12 Februari 2014]

Bps.go.id. 2014 Penduduk Indonesia menurut Provinsi tahun 2010. http://www.bps.go.id/tab_sub/view.php?kat=1&tabel=1&daftar=1&id_sub yek=12&notab=1 [19 Februari 2014]

http://www.itb.ac.id/about-itb/ [2 Juli 2014] http://www.unpad.ac.id/universitas/ [2 Juli 2014] http://international.maranatha.edu/?cat=18 [2 Juli 2014] http://www.unpar.ac.id/profil/sejarah/ [2 Juli 2014]