PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN DAN MOTIF BERPRESTASI TERHADAP HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN MENGGAMBAR TEKNIK SISWA SMK GKPI PEMATANG SIANTAR.

(1)

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN DAN MOTIF

BERPRESTASI TERHADAP HASIL BELAJAR MATA

PELAJARAN MENGGAMBAR TEKNIK SISWA

SMK GKPI PEMATANGSIANTAR

TESIS

Oleh : TIMBUL PURBA

NIM. 809215022

Tesis ini Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Teknologi Pendidikan

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN


(2)

v DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRACT... ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR... ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL. ... vii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah. ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 12

C. Pembatasan Masalah ... 13

D. Rumusan Masalah ... 13

E. Tujuan Penelitian ... 14

F. Manfaat Penelitian ... 14

BAB II KAJIAN TEORETIS, PENELITIAN YANG RELEVAN, KERANGKA BERPIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS ... 16

A. Kajian Teoretis ... 16

1. Hakikat Hasil Belajar Menggambar Teknik ... 16

2. Hakikat Strategi Pembelajaran ... 21

2.1 Strategi Pembelajaran Elaborasi ... 25

2.2. Strategi Pembelajaran Ekspositori ... 31

3. Hakikat Motif Berprestasi ... 37

B. Penelitian yang Relevan ... 41

C. Kerangka Berpikir ... 42

1. Perbedaan Hasil Belajar Menggambar Teknik Siswa yang Diajar dengan Strategi Pembelajaran Elaborasi dengan Siswa yang Diajar dengan Strategi Pembelajaran Ekspositori...42

2. Perbedaan Hasil Belajar Menggambar Teknik Siswa yang Memiliki Motif Berprestasi Tinggi dengan Siswa yang Memiliki Motif Berprestasi Rendah ... 48

3. Interaksi antara Strategi Pembelajaran dengan Motif Berprestasi dalam Mempengaruhi Hasil Belajar Menggambar Teknik... 50

D. Pengajuan Hipotesis ... 53

BAB III METODE PENELITIAN ... 55

A. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 55

B. Populasi dan Sampel Penelitian ... 55

1. Populasi Penelitian ... 55

2. Sampel Penelitian... 55

C. Metode dan Rancangan Penelitian ... 56

D. Prosedur dan Pelaksanaan Perlakuan ... 57


(3)

vi

2. Pelaksanaan Perlakuan ... 57

E. Pengontrolan Perlakuan ... 59

F. Variabel dan Defenisi Operasional Variabe ... 62

G. Teknik dan Alat Pengumpul Data ... 64

H. Teknik Analisis Data ... 72

I. Hipotesis Statistik... 73

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 74

A. Deskripsi Data Penelitian ... 74

B. Pengujian Persyaratan Analisis ... 88

1. Uji Normalitas ... 88

2. Uji Homogenitas ... 89

C. Pengujian Hipótesis ... 90

D. Pembahasan Hasil Penelitian ... 99

E. Keterbatasan Penelitian ... 110

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN... 112

A. Simpulan. ... 112

B. Implikasi ... 113

C. Saran ... 115

DAFTAR PUSTAKA ... 117

LAMPIRAN ... 120


(4)

i ABSTRACT

TIMBUL PURBA. NIM 809215022. The Effect of Instructional Strategies and Achievement Motives on the Drawing Techniques Learning Outcomes of Student SMK GKPI Pematangsiantar. Thesis. Educational Technology Studies Program, Graduate, University of Medan. 2012

This study aimed to determine: (1) the learning outcomes of students who are taught Drawing Techniques with learning strategy elaboration higher than students taught by expository learning strategy, (2) Drawing Techniques learning outcomes of students who have high achievement motive higher than students who have low achievement motive, and (3) the interaction between learning strategy and achievement motives in affecting student learning outcomes Drawing Techniques. The study was conducted in class X SMK GKPI Pematangsiantar. The study population is (120 people). The sampling technique used by the Cluster Random Sampling. The research method used was quasi experiment with 2 x 2 factorial design. The analysis technique used is the two-track analysis of variance (Two Way

Anova 2 x 2) with a significance level α = 0.05 using the F-test, test test further using Tukey test.

The findings of the study indicate: (1) the learning outcomes of students who are taught Drawing Techniques with learning strategy elaboration higher learning outcomes than students taught by expository learning strategy at the significant level

α = 0.05 and Ft Fh at 11:15 for a significance level α = 0.05 with degrees of freedom

df (1: 76) at 1.99. Furthermore, by using the Tukey test obtained Qt for α = 0.05 significance level of 2.86, while Qh = 4.70, (2) Drawing Techniques learning outcomes of students who have high achievement motive higher than the learning outcomes of students who have low achievement motive on the significant level of α

= 0.05 and Ft Fh at 2:44 for a significance level α = 0.05 with degrees of freedom df (1: 76) at 1.99. Furthermore, by using the Tukey test obtained Qt for α = 0.05

significance level of 2.86, while Qh = 2.20 and (3) there is interaction between learning strategy and achievement motives in affecting student learning outcomes

Drawing Techniques at significance level α = 0.05 for 51.47 Fh and Ft price for a significance level α = 0.05 with degrees of freedom df (1: 76) at 1.99. Based on calculations results obtained Fh (51.47)> Ft (1.99).

The implication is elaboration learning strategies to improve student learning outcomes Drawing Techniques. Therefore, teachers are advised to use the Drawing Techniques elaboration learning strategies in order to obtain higher learning outcomes.


(5)

ii ABSTRAK

TIMBUL PURBA. NIM 809215022. Pengaruh Strategi Pembelajaran dan Motif Berprestasi terhadap Hasil Belajar Mata Pelajaran Menggambar Teknik Siswa SMK GKPI Pematangsiantar. Tesis. Program Studi Teknologi Pendidikan, Pasca Sarjana Universitas Negeri Medan. 2012

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) hasil belajar Menggambar Teknik siswa yang diajar dengan strategi pembelajaran elaborasi lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang diajar dengan strategi pembelajaran ekspositori, (2) hasil belajar Menggambar Teknik siswa yang memiliki motif berprestasi tinggi lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang memiliki motif berprestasi rendah dan (3) interaksi antara strategi pembelajaran dengan motif berprestasi dalam mempengaruhi hasil belajar Menggambar Teknik siswa.

Penelitian dilakukan pada siswa kelas X SMK GKPI Pematangsiantar. Populasi penelitian adalah (120 orang). Teknik pengambilan sampel digunakan dengan Cluster Random Sampling. Metode penelitian yang digunakan adalah quasi eksperimen dengan desain faktorial 2 x 2. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis varians dua jalur (Two Way Anava 2 x 2) dengan taraf signifikansi  = 0,05 dengan menggunakan Uji-F, pengujian uji lanjut menggunakan uji Tukey .

Temuan penelitian menunjukkan: (1) hasil belajar Menggambar Teknik siswa yang diajar dengan strategi pembelajaran elaborasi lebih tinggi dibandingkan dengan hasil belajar siswa yang diajar dengan strategi pembelajaran ekspositori pada taraf signifikan a = 0,05. Fh sebesar 11.15 dan Ft untuk taraf signifikansi α = 0.05 dengan derajat kebebasan dk (1: 76) sebesar 1.99. Selanjutnya dengan menggunakan Uji Tukey diperoleh Qt untuk taraf signifikansi α= 0.05 sebesar 2.86, sedangkan Qh = 4.70, (2) hasil belajar Menggambar Teknik siswa yang memiliki motif berprestasi tinggi lebih tinggi dibandingkan dengan hasil belajar siswa yang memiliki motif berprestasi rendah pada taraf signifikan a = 0,05. Fh sebesar 2.44 dan Ft untuk taraf signifikansi α = 0.05 dengan derajat kebebasan dk( 1: 76) sebesar 1.99. Selanjutnya dengan menggunakan Uji Tukey diperoleh Qt untuk taraf signifikansi α = 0.05 sebesar 2.86, sedangkan Qh = 2.20 dan (3) terdapat interaksi antara strategi pembelajaran dengan motif berprestasi dalam mempengaruhi hasil belajar Menggambar Teknik siswa pada taraf signifikansi a = 0,05. Fh sebesar 51.47 dan harga Ft untuk taraf signifikansi α = 0.05 dengan derajat kebebasan dk (1: 76) sebesar 1.99. Berdasarkan hasil perhitungan didapat Fh (51.47) > Ft (1.99).

Implikasinya adalah strategi pembelajaran elaborasi dapat meningkatkan hasil belajar Menggambar Teknik siswa. Oleh karena itu guru Menggambar Teknik disarankan untuk menggunakan strategi pembelajaran elaborasi supaya memperoleh hasil belajar yang lebih tinggi.


(6)

vii DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 2.1. Kurikulum Menguasai Menggambar Teknik ... 21 Tabel 2.2. Sintaks Strategi Pembelajaran Ekspositori ... 37 Tabel 2.3. Perbedaan Strategi Pembelajaran Elaborasi dan

Strategi Pembelajaran Ekspositori... .47 Tabel 3.1. Desain Eksperimen Faktorial 2x2...………... 56 Tabel 3.2. Tahapan Pelaksanaan Perlakuan Strategi Pembelajaran

Elaborasi... 58 Tabel 3.3. Tahapan Pelaksanaan Perlakuan Strategi Pembelajaran

Ekspositori... 59 Tabel 3.4. Kisi-Kisi Tes Hasil Belajar Menggambar Teknik... .67

Tabel 3.5. Kisi-kisi Instrumen Angket Motif Berprestasi... 69 Tabel 3.6. Distribusi frekuensi dan kategori skor dari variabel penelitian ... 72 Tabel 4.1. Rangkuman Data Hasil Perhitungan Analisis

Deskriptif... 74 Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Menggambar Teknik

Siswa yang Diajar dengan Strategi Pembelajaran

Elaborasi…...…... .75 Tabel 4.3. Tingkat Kategori Variabel Strategi Pembelajaran Elaborasi ... 76 Tabel 4.4. Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Menggambar Teknik

Siswa yang Diajar dengan Strategi Pembelajaran

Ekspositori……….……... 77 Tabel 4.5. Tingkat Kategori Variabel Strategi Pembelajaran Ekspositori .... 78 Tabel 4.6. Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Menggambar Teknik

Siswa yang Memiliki Motif Berprestasi Tinggi…...….…... 79 Tabel 4.7. Tingkat Kategori Variabel Motif berprestasi Tinggi ... 80 Tabel 4.8. Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Menggambar Teknik


(7)

viii

Tabel 4.9. Tingkat Kategori Variabel Motif Berprestasi Rendah ... 82 Tabel 4.10. Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Menggambar Teknik

Siswa yang Diajar dengan Strategi Pembelajaran

Elaborasi dan Memiliki Motif Berprestasi Tinggi... 83 Tabel 4.11. Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Menggambar Teknik

Siswa yang Diajar dengan Strategi Pembelajaran

Elaborasi dan Memiliki Motif Berprestasi Rendah... 84 Tabel 4.12. Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Menggambar Teknik

Siswa yang Diajar dengan Strategi Pembelajaran

Ekspositori dan Memiliki Motif Berprestasi Tinggi ... 86 Tabel 4.13. Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Menggambar Teknik

Siswa yang Diajar dengan Strategi Pembelajaran

Ekspositori dan Memiliki Motif Berprestasi Rendah... . 87

Tabel 4.14. Rekapitulasi Hasil Pengujian Normalitas Data…...……….... ... 89

Tabel 4.15. Ringkasan Hasil Pengujian Homogenitas Kelompok Strategi Pembelajaran Elaborasi dan Strategi Pembelajaran Ekspositori Dengan Motif Berprestasi Tinggi dan Motivasi

Berprestasi Rendah... .. 90

Tabel 4.16. Ringkasan Hasil Perhitungan ANAVA Faktorial 2x2... . 91 Tabel 4.17. Ringkasan Hasil Pengujian dengan Menggunakan


(8)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan kasih karuniaNya senantiasa memberikan kesehatan, pengetahuan dan hikmat kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini dengan judul ’’Pengaruh Strategi Pembelajaran dan Motif Berprestasi Terhadap Hasil Belajar Mata Pelajaran Menggambar Teknik Siswa SMK GKPI Pematangsiantar’’

Tesis ini dapat diselesaikan atas bantuan, dorongan serta bimbingan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan yang berbahagia ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada Dosen Pembimbing tesis saya, Bapak Prof. Dr. Harun Sitompul, M.Pd, selaku Dosen Pembimbing I.dan Bapak Prof. Dr. Sukirno, M.Pd, selaku Dosen Pembimbing II.

Pada kesempatan ini juga saya mengucapkan terima kasih kepada Dosen Penguji tesis saya, Bapak Prof. Dr. Binsar Panjaitan, M. Pd, Bapak Prof. Dr. Abdul Hasan Saragih, M. Pd, dan Bapak Dr. R. Mursyid, M. Pd.

Terima kasih saya ucapkan kepada yang saya hormati:

1. Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar , M.Si, selaku Rektor Universitas Negeri Medan. 2. Bapak Prof. Dr. H. Abdul Muin Sibuea M. Pd, selaku Direktur Program

Pascasarjana Universitas Negeri Medan.

3. Bapak Syarifuddin, M. Sc., Ph.D, selaku Asisten Direktur I Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.

4. Bapak Prof. Dr. Abdul Hasan Saragih, M. Pd, selaku Asisten Direktur II Program Pascasarja Universitas Negeri Medan.


(9)

5. Bapak Prof. Dr. Sahat Siagian, M. Pd, selaku Ketua Program Studi Teknologi Pendidikan Pascasarjana Universitas Negeri Medan.

6. Bapak Dr. R. Mursid, M. Pd, selaku Sekretaris Program Studi Teknologi Pendidikan Pascasarjana Universitas Negeri Medan.

7. Bapak Lodewyk Ricardo, P. Siagian, S.T selaku Kepala Sekolah SMK GKPI Pematangsiantar.

8. Bapak Maruba Siadari, S. Pd, selaku PKS I SMK GKPI Pematangsiantar. 9. Bapak / Ibu guru SMK GKPI Pematangsiantar.

10.Bapak / Ibu dosen Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.

11.Rekan-rekan Mahasiswa Angkatan XVI, Program Teknologi Pendidikan Pascasarjana Universitas Negeri Medan.

12.Teristimewa buat istri tercinta dan anak-anakku

Dengan segala kerendahan hati penulis mengakui bahwa proposal tesis ini masih perlu perbaikan dalam rangka penyempurnaan, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun. Penulis berharap semoga proposal tesis ini bermanfaat bagi penulis dan bagi para pembaca.

Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih.

Medan, 27 Desember 2012 Penulis

TIMBUL PURBA NIM. 809215022


(10)

x

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Analisis Butir Tes Hasil Belajar Menggambar Teknik ... 120

Lampiran 2. Analisis Butir Angket Motif Berprestas ... 129

Lampiran 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Strategi Pembelajaran Elaborasi) ... 133

Lampiran 4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Strategi Pembelajaran Ekspositori) ... 139

Lampiran 5. Instrumen Tes Hasil Belajar Menggambar Teknik ... 145

Lampiran 6. Angket Motif Berprestasi ... 155

Lampiran 7. Distribusi Frekuensi Data Penelitian ... 159

Lampiran 8. Uji Normalitas Data Hasil Belajar Menggambar Teknik ... 168

Lampiran 9. Uji Homogenitas Varians. ... 173

Lampiran 10. Pengujian Hipotesis ... 175

Lampiran 11. Uji Lanjut Tuckey ... 179

Lampiran 12. Nilai Kritis Lilliefors ... 182

Lampiran 13. Nilai Kritis t. ... 183

Lampiran 14. Nilai Kritis F ... 186


(11)

ix

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 4.1. Histogram Hasil Belajar Menggambar Teknik Siswa

yang Diajar dengan Strategi Pembelajaran Elaborasi ... 76 Gambar 4.2. Histogram Hasil Belajar Menggambar Teknik Siswa

yang Diajar dengan Strategi Pembelajaran Ekspositori ... 78 Gambar 4.3. Histogram Hasil Belajar Menggambar Teknik Siswa

yang Memiliki Motif Berprestasi Tinggi ... 80 Gambar 4.4. Histogram Hasil Belajar Menggambar Teknik Siswa

yang Memiliki Motif Berprestasi Rendah ... 82 Gambar 4.5. Histogram Hasil Belajar Menggambar Teknik Siswa

yang Diajar dengan Strategi Pembelajaran Elaborasi dan

Memiliki Motif Berprestasi Tinggi ... 84 Gambar 4.6. Histogram Hasil Belajar Menggambar Teknik Siswa

yang Diajar dengan Strategi Pembelajaran Elaborasi

Memiliki Motif Berprestasi Rendah ... 85 Gambar 4.7. Histogram Hasil Belajar Menggambar Teknik Siswa

yang Diajar dengan Strategi Pembelajaran Ekspositori dan

Memiliki Motif Berprestasi Tinggi ... 86 Gambar 4.8. Histogram Hasil Belajar Menggambar Teknik Siswa

yang Diajar dengan Strategi Pembelajaran Ekspositori dan

Memiliki Motif Berprestasi Rendah ... 87 Gambar 4.9. Interaksi antara Strategi Pembelajaran dengan Motif

Berprestasi dalam Mempengaruhi Hasil Belajar

Menggambar Teknik Siswa ... 94 .


(12)

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis seperti yang telah diuraikan, penelitian ini menyimpulkan bahwa:

1. Hasil belajar Menggambar Teknik siswa yang diajar dengan strategi pembelajaran elaborasi lebih tinggi dibandingkan hasil belajar siswa yang diajar dengan strategi pembelajaran ekspositori.

2. Hasil belajar Menggambar Teknik siswa yang memiliki motif berprestasi tinggi lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang memiliki motif berprestasi rendah.

3. Terdapat interaksi antara strategi pembelajaran dengan motif berprestasi dalam mempengaruhi hasil belajar Menggambar teknik siswa. Hasil belajar Menggambar teknik siswa yang diajar dengan strategi pembelajaran elaborasi dan memiliki motif berprestasi tinggi lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang memiliki motif berprestasi rendah. Sedangkan hasil belajar Menggambar teknik siswa yang diajar dengan strategi pembelajaran ekspositori dan memiliki motif berprestasi rendah lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang memiliki motif berprestasi tinggi. Dengan demikian, siswa yang memiliki motif berprestasi tinggi lebih baik diajar dengan strategi pembelajaran elaborasi sedangkan siswa yang memiliki motif berprestasi rendah lebih baik diajar dengan strategi pembelajaran ekspositori.


(13)

113

B. Implikasi

1. Implikasi terhadap Perencanaan dan Pengembangan Strategi Pembelajaran Temuan bahwa strategi pembelajaran elaborasi lebih baik dari strategi pembelajaran ekspositori dalam meningkatkan hasil belajar Menggambar teknik siswa ditinjau dari motif berprestasi siswa, ini memberikan petunjuk bahwa dalam pembelajaran Menggambar teknik, strategi pembelajaran elaborasi lebih tepat untuk diterapkan dari pada strategi pembelajaran ekspositori. Penerapan strategi pembelajaran elaborasi dalam pembelajaran Menggambar teknik berimplikasi terhadap perencanaan dan pengembangan strategi pembelajaran.

Desain materi dalam pembelajaran disusun dengan struktur yang dapat mendukung pelaksanaan strategi pembelajaran elaborasi. Basis pembelajaran bertumpu pada hasil belajar yang harus dicapai siswa. Dalam pembelajaran Menggambar teknik terkandung konsep-konsep yang membutuhkan motif berprestasi tinggi. Sebelum pembelajaran dimulai, motif berprestasi harus diperhatikan agar pembelajaran dapat terlaksana secara maksimal.

Pembelajaran tidak dirasakan sebagai suatu proses pembebanan yang semata-mata berorientasi pada kemampuan siswa dalam merefleksikan apa yang dikerjakan atau informasi yang diberikan oleh guru. Penekanan pembelajaran terletak pada kemampuan siswa untuk mengemukakan argumentasi dan mengorganisasi pengalaman belajar dengan menggunakan strategi pembelajaran elaborasi. Materi pembelajaran harus dikembangkan dengan menggunakan strategi pembelajaran elaborasi sehingga tercapailah proses pembelajaran sesuai dengan yang diharapkan.


(14)

114

2. Implikasi terhadap Peran Guru

Pengetahuan selalu merupakan akibat dari suatu konstruksi kognitif melalui kegiatan mental seseorang. Transformasi pengetahuan dalam strategi pembelajaran elaborasi adalah pergeseran sebagai penerima informasi pasif menjadi pengkonstruksi aktif dalam proses pembelajaran. Siswa dipandang sebagai subyek yang tumbuh dan berkembang sesuai dengan kemampuan masing-masing.

Strategi pembelajaran elaborasi merupakan cara pengajaran dengan mengikuti urutan umum-ke-rinci. Urutan umum-ke-rinci ini mulai dengan menampilkan epitome (struktur isi bidang studi yang dipelajari), kemudian mengelaborasikan bagian-bagian yang ada dalam epitome secara lebih rinci. Konteks selalu ditunjukkan dengan menampilkan sintesis secara bertahap. Artinya melalui penampilan pembelajaran elaborasi, materi pelajaran yang akan diajarkan dapat menjadikan kegiatan pembelajaran lebih efektif. Pengorganisasian strategi pembelajaran secara elaborasi berorientasi pada siswa untuk aktif, kreatif, dan produktif, karena tujuan pembelajaran strategi pembelajaran secara elaborasi yaitu mengembangkan proses pembelajaran lebih berstruktur dan lebih terurai serta menghubungkan kaitan masing-masing materi dan ditambah dengan pemberian rangkuman sesuai dengan konsep yang telah ditata dari materi pelajaran yang disampaikan oleh guru

Dalam upaya menumbuhkan dan mengembangkan situasi yang kondusif dalam pembelajaran, guru hendaknya mengambil posisi sebagai fasilitator dan mediator pembelajaran. Peran sebagai fasilitator dan mediator pembelajaran akan memberikan kesempatan yang luas kepada siswa untuk mengemukakan gagasan


(15)

115

dan argumentasinya sehingga proses negosiasi makna dapat dilaksanakan. Melalui negosiasi makna, siswa akan terhindar dari cara belajar menghafal (root learning). Siswa akan merasa lebih mudah untuk mengubah konsepsinya menjadi konsep ilmiah.

3. Implikasi terhadap Guru Mata Pelajaran Menggambar teknik.

Agar proses pembelajaran dapat membuahkan hasil belajar yang tinggi, maka para guru mata pelajaran Menggambar teknik agar mengidentifikasi kompetensi apa yang harus dimiliki oleh para siswa. Hasil identifikasi ini akan menjadi bahan diskusi guna menentukan strategi pembelajaran yang tepat dalam mereduksi miskonsepsi di dalam pencapaian kompetensi yang harus dimiliki oleh siswa.

4. Implikasi terhadap Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan

Strategi pembelajaran elaborasi diupayakan diajarkan kepada mahasiswa yang akan menjadi calon pendidik di sekolah. Dengan demikian calon pendidik di bidang Menggambar Teknik akan lebih berpikir logis memahami strategi pembelajaran elaborasi .

C. Saran

1. Para guru Menggambar teknik disarankan untuk menggunakan strategi pembelajaran elaborasi sebagai strategi pembelajaran alternatif dalam pembelajaran Menggambar teknik. Strategi pembelajaran elaborasi telah mampu meningkatkan hasil belajar Menggambar teknik menjadi lebih tinggi. 2. Supaya hasil belajar yang dicapai lebih tinggi maka para guru Menggambar


(16)

116

dimiliki siswa, karena telah terbukti dari hasil pengujian bahwa hasil belajar Menggambar Teknik siswa sangat tergantung pada motif berprestasi siswa. 3. Untuk kesempurnaan penelitian ini, disarankan kepada peneliti untuk

mengadakan penelitian lanjutan dengan melibatkan variabel moderator lain, seperti IQ, sikap, minat, gaya berpikir, pengetahuan verbal dan lain-lain, sehingga dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap Menggambar Teknik. Di samping itu disarankan pula untuk memperbanyak jumlah populasi dan sampel penelitian, serta menambah waktu pelaksanaan penelitian.


(17)

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, A. (2003). Psikologi Umum. Jakarta: Rineka Cipta. Ali, M. (1992). Strategi Penelitian Pendidikan. Bandung: Angkasa

Arikunto, S. (2003). Dasar-dasar Evalusi Pendidikan (Ed. Revisi). Jakarta: Bumi Aksara.

Aryana, A. P. (2007). Studi Korelasi Motif Afiliasi dan Motif Berprestasi dengan Prestasi Akademik Pada Siswa Kelas 2 SMU Pangudi Luhur ‘van LITH’ Muntilan dalam

http://www.google.com/search?hl=en&q=Defenisi%20motif%20berpresta si update 1 Juni 2009 jam 15.30

Beritajatim. (2009). Kiat Jitu Atasi Pengangguran. Dalam www.beritajatim.com, Update 27 juli 2009.

Budiningsih, C. A. (2005). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Budiantoro, A. (2009). Modul ke 10 Motivasi. Dalam

http://pksm.mercubuana.ac.id/new/elearning/files_modul/31019-10-515345754911.doc Update 2 Mei 2009

Bigge, M. L.(1982). Learning Theories For Teachers. New York: Harper & Row. Caplin. (1999). Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta: RajaGrafindo Persada.

Dahar, R. W. (1989). Teori-teori Belajar. Jakarta: Erlangga. Davies, I. K. (1991). Pengelolaan Belajar. Jakarta: CV. Rajawali

Davies, I. K. (1981). Instructional Technique. New York: McGraw-Hill Book Company.

Djaali & Mulyono, P. (2008). Pengukuran dalam Bidang Pendidikan. Jakarta: Grasindo.

Degeng, I N. S. (1989). Ilmu Pengajaran Taksonomi Variable. Jakarta: Depdikbud.

Dick, W. & Carey, L. (2005). The Systematic Design of Instructional. New York: Longman.

Dimyati & Mudjiono. (2006). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Driscoll, M. P. (1993). Psyichology of Learning for Instruction. Boston: Florida

State University.

Gagne, R. M. & Driscoll, Marcy P. (1989). Essentials of Learnings for Instruction. New Jersey: Prentice Hall.


(18)

118

Harian SIB. (2007). 25 Persen SMK di Indonesia Berkualitas Rendah. Dalam http://hariansib.com/, update tgl 2 april 2009

Hamalik, O. (2008). Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. Jakarta: Bumi Aksara.

Hamid, A. K. (2007). Teori Belajar dan Pembelajaran. Medan: Pasca Sarjana Unimed.

Helmi, S. (2009). Proses Kewirausahaan. Dalam

http://syafrizalhelmi.blogspot.com/2009/01/proses-kewirausahaan.html Ihsan, H. F. (2003). Dasar-dasar Kependidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

McCleland, D. C. (1949). The Projective Expresion Of Needs. American Psychological Association. Inc

Miarso, Y. (2005). Menyemaih Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta: Kecana. Nasution, S. (2006). Kurikulum dan Pengajaran. Jakarta: Bumi Aksara. Natawidjaja, R. (1979). Psikologi Pendidikan. Jakarta: CV. Mutiara.

Nolker, H. & Schoenfeldt, E. (1983). Pendidikan Kejuruan. Jakarta: Gramedia. Panjaitan, B. (2006). Karakteristik Pembelajaran dan Kontribusinya Terhadap

Hasil Belajar. Medan: Poda.

Panjaitan, B. (1999). Kontribusi Karakteristik Pebelajar Terhadap hasil Belajar Matematika Siswa STM Kotamadya Surabaya. Disertasi. Malang: PPs Universitas Negeri Malang

Purwanto, N. M. (2007). Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya. Ratumanan, T. G. (2002). Belajar dan Pembelajaran. Surabaya: Unesa.

Reigeluth, C. M. (1983). Instructional Design Theories and Models: an Overview of their Current Status, Instructional Design: What is it? New Jersey: Publishers Hildshale.

Romizwoski, A. J. (1981). Designing Instructional Systems, (Desicion Making in Course Planning and Curriculum Design). London: Kogan Page.

Rusyan, A. T. (1994). Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Rosdakarya.

Sanjaya, W. (2008). Strategi Pembelajaran. Jakarta: Kencana.

Schippers, U. & Djadjang M. P. (1993). Pendidikan Kejuruan di Indonesia. Bandung: Angkasa.


(19)

119

Seels, B. Richey, R. (1994). Teknologi Pembelajaran (Defenisi dan Kawasannya). Washington : AECT

Siagian, M. K. (2008). Pengaruh Strategi Pengorganisasian Pembelajaran dan Inteligensi Terhadap Hasil Belajar Keterampilan Dasar Praktek Klinik Mahasiswa Kebidanan UNPRI Medan. Tesis. Medan: Unimed.

Siagian, S. (2005). Pengaruh Strategi Pengorganisasian Pembelajaran dan Kemampuan Berpikir Logis Terhadap Hasil Belajar teknik Digital (Studi Eksperimen pada siswa SMK Swasta teladan Medan). Disertasi. Jakarta: PPs Universitas Negeri Jakarta.

Sibuea, A. M. (2001). Perilaku Kewiraswastaan Lulusan STM di Kota Medan (Abstraksi Hasi Penelitian Edisi ke 33). Medan: Lembaga Penelitian Unimed.

Sibuea, A. M. (1992). Pengajaran Praktek Teknik Listrik dan Analisis Efisiensi (suatu penelitian di STM Negeri Medan. Disertasi. Jakarta: IKIP Jakarta. Simbiring, J. (2009). Pengaruh Strategi Pembelajaran dan Komunikasi

Interpersonal Terhadap Hasil Belajar PPKn Siswa MTs Nurul Hikmah Tinjaoan Kabupaten Simalungun. Tesis. Medan: Unimed.

Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Snelbecker, G. E. (1974). Learning Theory Instructional Theory and Psychoeducational Design. New York : Mc Graw Hill Book Co.

Sudjana. (2005). Metoda Statistika. Bandung : Tarsito

Sugiono. (2008). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta

Suherman, E. (2008). Desain Pembelajaran Kewirausahaan. Bandung: Alfabeta. Sukamto. (2006). Pengaruh Strategi Pengorganisasian dan Kemandirian

Mahasiswa terhadap Prestasi Belajar Pengembangan Kurikulum Fakultas Tarbiyah IAIN Sumut. Tesis Medan: Unimed

Sumarno. (2007). Evaluasi Program Pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan Teknologi dan Industri (SMKTI) Kota Bandar Lampung Untuk Perencanaan Strategis Level Mikro. Disertasi. Yogyakarta: PPs Universitas negeri Yogyakarta.

Suparman, M. A. (2001) Desain Instruksional. Jakarta: PAU-PPAI Universitas Terbuka

Suryabrata, S. (2004). Psikologi Pendidikan. Jakarta: RajaGrafindo Persada Uno, H. B. (2008). Profesi Kependidikan (problema, solusi, dan reformasi


(20)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan sebuah ajang untuk menumbuhkan ilmu pengetahuan dan bakat intelektualitas alamiah manusia, di samping untuk menanamkan nilai-nilai ajaran normatif dan etis sebagai pembentukan kesadaran dalam bingkai mencerdaskan bangsa di satu sisi dan membangun nilai luhur memanusiakan secara global di sisi lain. Oleh karena itu, pendidikan sangat penting bagi manusia secara nalar imaginatif ataupun nalar praktis. Pendidikan berfungsi secara imaginatif sebagai pengasah karakter dan eksistensi setiap manusia dalam memformat dan mengelola pola pikir secara reflektif, dan praktis. Pendidikan juga berfungsi sebagai alat pencapaian aktual terhadap berbagai kebutuhan hidup yang menuntut adanya keahlian (skill) dan ini seyogyanya ditunjang oleh pendidikan yang memadai.

Dalam Undang-undang nomor 20 Tahun 2003 pasal 3 tentang Sistem Pendidikan Nasional dinyatakan bahwa: pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermatabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratif serta tanggung jawab. Pasal 5 menyatakan: seluruh jalur tentang dan jenis pendidikan di indonesia harus memiliki konsekwensi yang sama yaitu bermuara kepada tujuan pendidikan nasional yang dapat mengembangkan sumber daya manusia secara terarah,


(21)

2

terpadu, dan menyeluruh dengan melalui berbagai upaya proaktif dan reaktif oleh seluruh seluruh komponen yang ada secara optimal sesuai dengan potensinya dalam membentuk manusia Indonesia seutuhnya. Pendidikan memiliki peranan penting dalam pengembangan sumber daya manusia, namun dalam pelaksanaannya dihadapkan dengan tantangan yang sangat besar.

Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah untuk mencapai tujuan tersebut dengan mendirikan dan membenahi SMK yang merupakan salah satu jenis pendidikan formal, dalam rangka mewujudkan tujuan pendidikan nasional di atas tentu harus diimbangi dengan kualitas tematan agar dapat melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi dan memasuki lapangan kerja. Berubahnya paradigma tentang SMK dari supply driven menjadi demand driven dan market driven, dari sebagai penyedia tenaga kerja menjadi melatih tenaga kerja untuk mengimplementasikan perubahan. Direktorat Dikmenjur tahun 2001 telah mencanangkan program Reengineering yang terangkum dalam kebijakan Reposisi bertujuan untuk melakukan antara lain : “Penataan bidang/program keahlian SMK, Penataan sistem penyelenggaraan Diklat, dan peningkatan peran SMK sebagai pusat pendidikan dan pelatihan kejuruan terpadu.” Dari kebijakan tersebut maka SMK dituntut menyesuaikan diri dengan perkembangannya yang ada, supaya tidak terjadi kekeliruan, bahwa sebagian besar lulusan SMK begitu selesai studinya cenderung untuk berupaya mencari pekerjaan yang berperan sebagai buruh pabrik, pegawai dan sebagainya. Jarang ada tamatan SMK yang mau dan mampu menciptakan serta mengembangkan lapangan pekerjaan sendiri.


(22)

3

Tujuan Program Keahlian Kejuruan secara umum mengacu pada isi Undang Undang sistem Pendidikan Nasional (UU SPN) pasal 3 mengenai Tujuan Pendidikan Nasional dan penjelasan pasal 15 yang menyebutkan bahwa pendidikan kejuruan merupakan pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu. Secara khusus tujuan Program Keahlian Teknologi dan Industri adalah membekali peserta didik dengan keterampilan, pengetahuan, dan sikap agar kompoten: (a) bekerja tinggi secara mandiri atau mengisi lowongan pekerjaan yang ada di Dunia Usaha dan Dunia Industri sebagai tenaga kerja tingkat menengah dalam bidang keahliannya, (b) memilih karier, berkompetensi, dan mengembangkan sikap profesional dalam bidang keahliannya, (c) mampu berkomunikasi antar sesama dalam bahasa nasional dan internasional, (d) memiliki sikap kreatif, inovatif, dan jiwa wirausaha dan, (e) memiliki sikap taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

Dengan demikian pendidikan membutuhkan sebuah lokus yang mewadahinya, yang sampai saat ini disebut sekolah. Sekolah sebagai wadah formal pendidikan, terutama sekolah menengah kejuruan, memiliki kebijakan standarisasi pendidikan secara nasional. Dalam menetapkan standarisasi pendidikan bangsa saat ini hanya dilakukan dengan pelaksanaan uji kompetensi dan ujian akhir nasional (UAN) secara simultan di seluruh wilayah Indonesia.

Hasil pendidikan adalah wujud kinerja sekolah, yang merupakan prestasi yang dicapai dari semua proses dan prilaku (Miarso, 2005). Tujuan pendidikan, diperlukan suatu bentuk evaluasi. Dengan demikian evaluasi pendidikan merupakan salah satu komponen utama yang tidak dapat dipisahkan dari rencana pendidikan. Namun perlu dicatat bahwa tidak semua bentuk evaluasi dapat


(23)

4

dipakai untuk mengukur pencapaian tujuan pendidikan yang telah ditentukan. Informasi tentang tingkat keberhasilan pendidikan akan dapat dilihat apabila alat evaluasi yang akan digunakan sesuai dan dapat mengukur setiap tujuan. Alat ukur yang tidak relevan dapat mengakibatkan hasil pengukuran tidak tepat bahkan salah sama sekali. Ujian nasional bagi sekolah merupakan bagian dari proses pendidikan untuk mengukur ketercapaian tujuan institusional pendidikan. Pelaksanaan ujian nasional tersebut merupakan penjabaran dari amanat UU No. 20 tahun 2003 tentang sisdiknas dan PP No. 19 tahun 2005 standart Nasional Pendidikan. Ujian nasional itu sendiri bukan merupakan tujuan akhir dari pendidikan, akan tetapi merupakan tujuan antara dari tujuan akhir yang menghasilkan tamatan yang kompeten dan kompetetif. Ujian Nasional adalah sebagai salah satu pertimbangan untuk: (1) pemetaan mutu satuan dan atau program pendidikan, (2) seleksi masuk jenjang pendidikan siswa berikutnya, (3) penentuan kelulusan siswa dari suatu satuan pendidikan, (4) akreditasi satuan pendidikan, dan (5) pembinaan dan pemberian bantuan kepada satuan pendidikan dalam upaya peningkatan mutu pendidikan.

Berdasarkan Undang–undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem pendidikan Nasional, program pembangunan pendidikan diarahkan pada upaya mewujudkan kondisi yang diharapkan, dan difokuskan pada Tiga pilar kebijakan pendidikan yaitu : Pemerataan dan perluasan akses pendidikan; Peningkatan mutu, relevansi, dan daya saing keluaran pendidikan; serta peningkatan tata kelola, akuntabilitas, dan citra publik tentang pengelolaan pendidikan. Selanjutnya dikatakan bahwa SMK harus melaksanakan uji kompetensi, karena merupakan kunci dari sistem diklat kejuruan dengan Pola CBT (Competency Based Training),


(24)

5

dimana prosesnya akan ditetapkan oleh Badan Nasional Standarisasi Profesi (BNSP) dan dilaksanakan oleh lembaga Sertifikasi Profesi (LSP). Uji kompetensi dimaksudkan untuk membantu dunia usaha/industri dalam merekut dan mempromosikan tenaga kerja yang memiliki kompetensi sesuai denga bidangnya dan memacu kompetensi yang bersangkutan. Untuk itu SMK harus melakukan reposisi sebagai upaya penataan kembali konsep, perencanaan dan implementasi pendidikan kejuruan dalam rangka peningkatan mutu sumber daya manusia yang mengacu pada kecenderungan (trend) kebutuhan pasar kerja, tinggi dalam lingkup lokal, nasional, regional maupun internasional. (Gatot HP: dalam Supriadi, 2002) Fungsi pendidikan kejuruan adalah menyiapkan siswa: (1) menjadi manusia Indonesia seutuhnya yang mampu meningkatkan kualitas hidup, mampu mengembangkan dirinya dan memiliki keahlian dan keberanian membuka peluang meningkatkan penghasilan, (2) menjadi tenaga kerja produktif memenuhi keperluan tenaga kerja dunia usaha dan industri, menciptakan lapangan kerja bagi dirinya dan bagi orang lain, merubah status siswa dari ketergantungan menjadi bagsa yang berpenghasilan (produktif), dan (3) menguasai IPTEK, sehingga mampu mengikuti, menguasai, dan menyesuaikan diri dengan kemajuan IPTEK, dan memiliki kemampuan dasar untuk mengembangkan diri secara kemampuan dasar untuk dapat mengembangkan diri secara berkelanjutan.

Keberhasilan siswa dalam belajar adalah dipengaruhi faktor dari karakteristik siswa itu sendiri, salah satu karakteristik siswa yang dapat berpengaruh terhadap hasil belajar adalah motif berprestasi. Menurut Purwanto (1990: 60) motif menunjukkan suatu dorongan yang timbul dalam diri seseorang


(25)

6

yang menyebabkan tersebut bertindak melakukan suatu karena ada tujuan-tujuan tertentu.

Siswa yang mempunyai motif berprestasi akan cenderung belajar dengan lebih tinggi, lebih cepat dari sebelumnya karena adanya dorongan dari dalam untuk berbuat lebih tinggi. Purwanto (2007) menambahkan bahwa belajar merupakan suatu proses yang timbul dari dalam diri peserta didik, maka faktor motivasi memegang peranan pula.

Secara teoretik terdapat faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa yaitu faktor internal dan eksternal. Pertama adalah faktor yang bersumber dari dalam diri siswa itu sendiri, seperti kemampuan, motivasi, minat dan perhatian, sikap dan kebiasaan belajar, ketekunan, motif berprestasi dan faktor fisik dan psikis. Kedua yang bersumber dari luar yakni lingkungan. Salah satu faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa adalah motif berprestasi.

Salah satu faktor yang diduga sangat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa di kelas adalah kualitas pembelajaran. Oleh karena itu upaya peningkatan mutu pendidikan khususnya dalam meningkatkan hasil belajar siswa dapat dilakukan dengan mempertinggii proses pengajaran yang dapat meningkatkan proses hasil belajar (kompetensi) siswa. Kompetensi tersebut masih belum dimiliki sepenuhnya oleh siswa SMK karena selama ini bentuk dan Strategi pembelajaran yang diberikan oleh guru hanya sebatas pada penyampaian materi secara bertutur dengan lisan, sehingga siswa kurang memahami lebih mendalam setiap materi pembelajaran. Selain itu siswa pada saat menerima materi pelajaran terutama pelajaran kejuruan selalu dituntut mengikuti segala prosedur dan langkah-langkah yang telah ditetapkan didalam mengerjakan dan menyelesaikan


(26)

7

sesuatu sehingga siswa terbiasa mengikuti petunjuk yang ada dan tidak membutuhkan proses berpikir.

SMK GKPI Pematangsiantar adalah salah satu Sekolah kejuruan rumpun Teknologi Mekanik yang mengelola beberapa bidang keahlian serta terbagi dalam beberapa program keahlian. Bidang keahlian teknik mesin program keahlian teknik automotif merupakan bidang keahlian yang menjadi favorit bagi pelajar. SMK GKPI Pematangsiantar, mengembangkan kualitasnya dengan menambah jumlah guru adaptif, normatif dan produktif serta sarana dan prasarana praktek pada masing-masing program keahlian. Hal yang memprihatinkan dapat dilihat adalah hasil belajar siswa yang belum mencapai harapan.

Hasil survey awal dan data yang didapatkan di SMK GKI Pematangsiantar, ditemukan bahwa sebagian besar guru mata diklat produktif pada saat melaksanakan pembelajarann hanya sekedar pengenalan dan pemahaman konsep tanpa menguraikan lebih mendalam materi dan menghubungkan antar materi yang dipelajari, Model mengajar sebagian besar dilaksanakan dengan bertutur secara verbal dengan komunikasi lebih banyak satu arah.

Data hasil belajar mata diklat Menggambar Teknik selama tiga tahun terakhir di sekolah tersebut khususnya bidang keahlian teknik mesin program keahlian teknik mekanik automotif siswa kelas XII tiga tahun terakhir (tahun ajaran 2008/2009, 2009/2010, dan 2010/2011) masih mencapai rata-rata 7,00 tidak begitu menjanjikan sesuai dengan program SMK GKPI yaitu kompeten (8,00).


(27)

8

Sebagaimana diamanatkan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standart Kompetensi Lulusan yang kemudian dikukuhkan menjadi peraturan mentri pendidikan Nasional N0.22 dan N0 23 Tahun 2006 adalah sebagai berikut: data penilaian proyek (projek work) meliputi skor perolehan dari penilaian perencanaan, pelaksanaan, kulminasi, produk dan attitude. Dalam menilai setiap tahap guru dapat menggunakan 4 (empat) rentang skor: (1) 0 - 6,9 (tidak kompeten), (2) 7,0 - 7,9 (batas minimal kompeten), (3) 8,0 - 8,9 (kompeten), dan (4) 9,0 - 10 (istimewa).

Pembelajaran mata diklat produtif selama ini masih sangat jauh dari yang diharapkan. Pengorganisasian materi selalu menggunakan kebiasaan-kebiasaan yang lama (secara ekspositori) yaitu dengan menyampaikan materi pelajaran secara bertutur tinggi lisan (ceramah) ataupun diskusi tanpa menguraikan lebih mendalam materi yang dipelajari. Guru mengajar cenderung texk-book oriented dan belum menekankan pada proses berpikir siswa secara mandiri. Sebagai akibatnya munculnya kebosanan dan kejenuhan dari siswa untuk belajar lebih tinggi. Hal tersebut terjadi karena selama ini materi yang dipelajarinya tidak menyentuh kebutuhan mereka atau dengan kata lain materi yang dipelajari tidak relevan dengan pengalaman mereka sehari-hari sehingga dianggap kurang menantang. Kondisi seperti ini akan membuat siswa semakin kurang memahami dan mengerti akan hakikat pembelajaran itu sendiri.

Kondisi seperti ini sangat berpengaruh besar terhadap lulusan bersaing dalam dunia kerja. Mengatasi hal tersebut maka diperlukan suatu Model pembelajaran yang baru dan hendaknya dipilih sesuai dengan Model, media dan sumber belajar lainnya yang dianggap relevan dalam menyampaikan materi,


(28)

9

dalam membimbing siswa agar terlibat secara optimal, sehingga siswa dapat memperoleh pengalaman belajar dalam rangka menumbuhkembangkan kemampuan siswa.

Berdasarkan hal tersebut guru diharapkan mengadakan variasi dalam pembelajaran dengan berbagai pendekatan, salah satunya adalah dengan penerapan Strategi Pembelajaran. Secara umum proses pelaksanaan pembelajaran di sekolah kejuruan atau SMK, terbagi dalam tiga kelompok mata pelajaran/mata diklat yaitu kelompok adaptif, normatif dan kelompok produktif.

Permasalahan hal ini dapat diminimalkan apabila guru sewaktu mengajar menggunakan strategi pembelajaran yang tepat dan dapat membantu siswa dalam meningkatkan mutu dan keterampilannya. Peran Guru bukan semata-mata memberikan informasi, melainkan juga mengarahkan dan memberi fasilitas belajar (directing and facilitating the learning) (Sagala 2009: 61).

Menurut Dunkin dan Biddle yang dikutip Sagala (2009: 63) Proses pembelajaran atau pengajaran kelas (classroom teaching) berada pada empat variable interaksi yaitu: (1) variabel pertanda (presage variables) berupa pendidik; (2) variabel konteks (context variables) berupa peserta didik, sekolah, dan masyarakat; (3) variabel proses (proses variables) berupa interaksi peserta didik dengan pendidik; dan (4) variabel produk (product variables) berupa perkembangan peserta didik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Proses pembelajaran akan berlangsung dengan tinggi jika pendidik memiliki kompetensi yaitu: (1) kompetensi subtansi materi pembelajaran atau penguasaan materi pelajaran, dan (2) kompetensi metodologi pembelajaran.


(29)

10

Menyikapi masalah di atas, perlu adanya upaya yang dilakukan oleh guru untuk menggunakan Strategi Pembelajaran yang membuat suasana pembelajaran menjadi lebih menyenangkan sehingga dapat menumbuhkan sikap belajar siswa untuk belajar. Strategi pembelajaran yang dapat dilakukan adalah strategi pembelajaran elaborasi. Strategi pembelajaran ini memiliki tahap-tahap pembelajaran yang berstruktur yang dimulai dari urutan umum-ke-rinci. Pembelajaran elaborasi juga mengutamakan bagian-bagian yang penting untuk disajikan serta adanya pemberian rangkuman dan sintesis.

Proses pembelajaran dengan strategi elaborasi berupa penyampaian materi pembelajaran dari hal-hal yang umum dimulai dari struktur isi bidang studi yang dipelajari (epitome) kemudian mengelaborasi bagian-bagian yang ada di dalam epitome secara lebih rinci (Hamid, 2007). Dalam penggunaan strategi pembelajaran elaborasi, guru akan selalu mengaitkan tiap-tiap sub bagian ke bagian, dan tiap-tiap bagian ke konteks yang lebih luas. Dengan demikian siswa akan mudah memahami materi pelajaran dan mengetahui antar bagian-bagian dalam materi. Dengan demikian diharapkan dengan penggunaan strategi ini dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Strategi pembelajaran elaborasi merupakan pengembangan dari teoretis elaborasi yang mengorganisasikan pengajaran dengan mengikuti urutan umum-ke -rinci. Dasar teoretis elaborasi berpijak pada psikologi kognitif, yang lebih banyak memusatkan perhatian pada konsepsi bahwa perolehan dan retensi pengetahuan baru merupakan fungsi dari struktur dari kognitif yang sudah dimiliki sibelajar.

Penggunaan strategi pengorganisasian pembelajaran elaborasi pada mata pelajaran sangat tepat karena dalam proses pembelajaran dilakukan dimulai dari


(30)

11

hal-hal yang umum-ke-rinci kemudian diteruskan dengan menguraikan lebih mendalam tergantung kedalaman materi selanjutnya diteruskan dengan sintesis dan rangkuman. Sementara materi Menggambar Teknik yang disajikan terdiri dari beberapa kerangka isi atau epitome dan sangat cocok jika urutan penyajiannya diorganisasikan sedemikian rupa dengan menyajikan hal-hal yang umum kemudian dilanjutkan dengan menguraikan lebih mendalam lagi pada hal-hal yang khusus.

Panjaitan (2006) menyatakan salah satu implikasi penting dalam mengkaji keberhasilan siswa dalam belajar adalah perlunya diketahui faktor-faktor apa yang dapat memberikan kontribusi terhadap hasil belajar, yaitu salah satu kondisi belajar yang paling bermakna untuk mempengaruhi keefektifan pengajaran adalah karakteristik pebelajar. Pengajaran akan semakin efektif bila strategi pengajaran atau proses belajar (PBM) yang digunakan semakin sesuai dengan karakteristik pebelajar yang diajar.

Salah satu karakteristik siswa yang dapat berpengaruh terhadap hasil belajar Menggambar Teknik adalah motif berprestasi. Mc. Clelland menyatakan bahwa motif afiliasi dan motif berprestasi merupakan hal yang mendasar dalam diri manusia (Dimyati dan Mudjiono, 1999: 82). Motif beprestasi menjadi pendorong seseorang untuk mengatasi rintangan dan mencapai hasil yang lebih tinggi dan bersaing secara sehat.

Peserta didik yang mempunyai motif berprestasi akan cenderung belajar dengan lebih tinggi, lebih cepat dari sebelumnya karena adanya dorongan dari dalam untuk berbuat lebih tinggi. Purwanto (2007) menambahkan bahwa belajar


(31)

12

merupakan suatu proses yang timbul dari dalam diri peserta didik, maka faktor motivasi memegang peranan pula.

Dari beberapa fenomena di atas, maka dalam penelitian ini berupaya untuk meningkatkan hasil belajar Menggambar Teknik siswa perlu diterapkan suatu strategi pengorganisasian pembelajaran yang mampu menyampaikan materi kepada siswa secara lebih mendalam. Strategi yang akan diterapkan adalah strategi pengorganisasian pembelajaran elaborasi dengan memperhatikan motif berprestasi siswa sebagai faktor yang dapat mempengaruhi peningkatan hasil belajarnya.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka diidentifikasi masalah-masalah yang berkenan dengan penelitian ini yakni : apakah kegiatan ekstrakurikuler dilaksanakan untuk menumbuhkembangkan motif berprestasi? Apakah kegiatan unit produksi dilakukan bersama-sama dengan siswa? Apakah dalam kegiatan siswa diberi tanggung jawab? Apakah sarana dan prasarana yang dibutuhkan untuk penguasaan kompetensi tersedia dengan cukup? Apakah sarana dan prasarana untuk pengembangan diri siswa tersedia? Apakah guru dan staf sekolah bersedia membantu siswa bila mengalami masalah? Apakah tamatan SMK mampu membuka lapangan kerja? Apakah tamatan SMK dapat diserap dunia usaha/industri / Apakah kompetensi yang dimiliki tamatan SMK sesuai kebutuhan pasar? Apakah ada pengaruh motif berprestasi siswa terhadap hasil belajar di SMK? apakah motif berprestasi yang dimiliki siswa telah dikembangkan di SMK? Apakah siswa yang motif berprestasi tinggi memiliki hasil belajar yang tinggi? Apakah kemampuan awal siswa berpengaruh terhadap hasil belajar? Faktor apa yang sangat berpengaruh untuk meningkatkan prestasi


(32)

13

belajar? Namun demikian, mengingat berbagai keterbatasan yang penulis hadapi dan agar tulisan seminar proposal yang akan direncanakan dapat dilaksanakan dengan setinggi-tingginya, perlu kiranya dilakukan pembatasan masalah.

C. Pembatasan Masalah

Banyak faktor yang mempengaruhi rendahnya hasil belajar siswa, agar penelitian ini lebih terfokus dan kajian lebih mendalam. Penelitian ini dilaksanakan berdasarkan identifikasi masalah maka penelitian ini dibatasi pada masalah strategi pembelajaran yang diterapkan dalam proses pembelajaran, yang dipilah atas strategi pembelajaran elaborasi dan strategi pembelajaran ekspositori. Karakteristik siswa dalam penelitian ini dibatasi hanya pada motif berprestasi siswa yang dibagi atas motif berprestasi tinggi dan motif berprestasi rendah, serta hasil belajar siswa dibatasi hanya pada hasil belajar kognitif mata diklat Menggambar Teknik, di Program Keahlian Teknik Permesinan Bidang Keahlian Teknik Mesin SMK GKPI Pematangsiantar.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah, maka masalah yang akan diteliti dalam tulisan seminar proposal ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Apakah hasil belajar Menggambar Teknik siswa yang diajar dengan strategi

pembelajaran elaborasi lebih tinggi dari pada siswa yang diajar dengan strategi pembelajaran ekspositori?

2. Apakah hasil belajar Menggambar Teknik siswa yang memiliki motif berprestasi


(33)

14

3. Apakah terdapat interaksi antara strategi pembelajaran dengan motif

berprestasi dalam mempengaruhi hasil belajar Menggambar Teknik siswa?

E. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui:

1. Hasil belajar Menggambar Teknik siswa yang diajar dengan strategi

pembelajaran elaborasi lebih tinggi dari siswa yang diajar dengan strategi pembelajaran ekspositori.

2. Hasil belajar Menggambar Teknik siswa yang memiliki motif berprestasi

tinggi lebih tinggi dari siswa yang memiliki motif berprestasi rendah.

3. Interaksi antara strategi pembelajaran dan motif berprestasi dalam

mempengaruhi hasil belajar Menggambar Teknik siswa.

F. Manfaat Penelitian

Secara teoretis, hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk menambah khasanah pengetahuan yang berkaitan dengan strategi pembelajaran dan pengaruhnya dengan motif berprestasi siswa serta pengaruhnya terhadap hasil belajar Menggambar Teknik siswa SMK rumpun teknologi dan industri.

Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi terutama kepada pihak sekolah tentang ada tidaknya pengaruh strategi pembelajaran elaborasi dan strategi pembelajaran ekspositori serta motif berprestasi terhadap hasil belajar Menggambar Teknik siswa. Bila hasil penelitian ini menyatakan bahwa kedua strategi pembelajaran (elaborasi dan ekspositori) memberi pengaruh yang berbeda terhadap hasil belajar Menggambar Teknik, maka sekolah/guru dapat menggunakannya dalam pembelajaran terutama untuk


(34)

15

pembelajaran mata diklat Menggambar Teknik di SMK Rumpun Teknologi dan Industri khususnya di SMK GKPI Pematangsiantar.


(1)

Menyikapi masalah di atas, perlu adanya upaya yang dilakukan oleh guru untuk menggunakan Strategi Pembelajaran yang membuat suasana pembelajaran menjadi lebih menyenangkan sehingga dapat menumbuhkan sikap belajar siswa untuk belajar. Strategi pembelajaran yang dapat dilakukan adalah strategi pembelajaran elaborasi. Strategi pembelajaran ini memiliki tahap-tahap pembelajaran yang berstruktur yang dimulai dari urutan umum-ke-rinci. Pembelajaran elaborasi juga mengutamakan bagian-bagian yang penting untuk disajikan serta adanya pemberian rangkuman dan sintesis.

Proses pembelajaran dengan strategi elaborasi berupa penyampaian materi pembelajaran dari hal-hal yang umum dimulai dari struktur isi bidang studi yang dipelajari (epitome) kemudian mengelaborasi bagian-bagian yang ada di dalam epitome secara lebih rinci (Hamid, 2007). Dalam penggunaan strategi pembelajaran elaborasi, guru akan selalu mengaitkan tiap-tiap sub bagian ke bagian, dan tiap-tiap bagian ke konteks yang lebih luas. Dengan demikian siswa akan mudah memahami materi pelajaran dan mengetahui antar bagian-bagian dalam materi. Dengan demikian diharapkan dengan penggunaan strategi ini dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Strategi pembelajaran elaborasi merupakan pengembangan dari teoretis elaborasi yang mengorganisasikan pengajaran dengan mengikuti urutan umum-ke -rinci. Dasar teoretis elaborasi berpijak pada psikologi kognitif, yang lebih banyak memusatkan perhatian pada konsepsi bahwa perolehan dan retensi pengetahuan baru merupakan fungsi dari struktur dari kognitif yang sudah dimiliki sibelajar.

Penggunaan strategi pengorganisasian pembelajaran elaborasi pada mata pelajaran sangat tepat karena dalam proses pembelajaran dilakukan dimulai dari


(2)

hal-hal yang umum-ke-rinci kemudian diteruskan dengan menguraikan lebih mendalam tergantung kedalaman materi selanjutnya diteruskan dengan sintesis dan rangkuman. Sementara materi Menggambar Teknik yang disajikan terdiri dari beberapa kerangka isi atau epitome dan sangat cocok jika urutan penyajiannya diorganisasikan sedemikian rupa dengan menyajikan hal-hal yang umum kemudian dilanjutkan dengan menguraikan lebih mendalam lagi pada hal-hal yang khusus.

Panjaitan (2006) menyatakan salah satu implikasi penting dalam mengkaji keberhasilan siswa dalam belajar adalah perlunya diketahui faktor-faktor apa yang dapat memberikan kontribusi terhadap hasil belajar, yaitu salah satu kondisi belajar yang paling bermakna untuk mempengaruhi keefektifan pengajaran adalah karakteristik pebelajar. Pengajaran akan semakin efektif bila strategi pengajaran atau proses belajar (PBM) yang digunakan semakin sesuai dengan karakteristik pebelajar yang diajar.

Salah satu karakteristik siswa yang dapat berpengaruh terhadap hasil belajar Menggambar Teknik adalah motif berprestasi. Mc. Clelland menyatakan bahwa motif afiliasi dan motif berprestasi merupakan hal yang mendasar dalam diri manusia (Dimyati dan Mudjiono, 1999: 82). Motif beprestasi menjadi pendorong seseorang untuk mengatasi rintangan dan mencapai hasil yang lebih tinggi dan bersaing secara sehat.

Peserta didik yang mempunyai motif berprestasi akan cenderung belajar dengan lebih tinggi, lebih cepat dari sebelumnya karena adanya dorongan dari dalam untuk berbuat lebih tinggi. Purwanto (2007) menambahkan bahwa belajar


(3)

merupakan suatu proses yang timbul dari dalam diri peserta didik, maka faktor motivasi memegang peranan pula.

Dari beberapa fenomena di atas, maka dalam penelitian ini berupaya untuk meningkatkan hasil belajar Menggambar Teknik siswa perlu diterapkan suatu strategi pengorganisasian pembelajaran yang mampu menyampaikan materi kepada siswa secara lebih mendalam. Strategi yang akan diterapkan adalah strategi pengorganisasian pembelajaran elaborasi dengan memperhatikan motif berprestasi siswa sebagai faktor yang dapat mempengaruhi peningkatan hasil belajarnya.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka diidentifikasi masalah-masalah yang berkenan dengan penelitian ini yakni : apakah kegiatan ekstrakurikuler dilaksanakan untuk menumbuhkembangkan motif berprestasi? Apakah kegiatan unit produksi dilakukan bersama-sama dengan siswa? Apakah dalam kegiatan siswa diberi tanggung jawab? Apakah sarana dan prasarana yang dibutuhkan untuk penguasaan kompetensi tersedia dengan cukup? Apakah sarana dan prasarana untuk pengembangan diri siswa tersedia? Apakah guru dan staf sekolah bersedia membantu siswa bila mengalami masalah? Apakah tamatan SMK mampu membuka lapangan kerja? Apakah tamatan SMK dapat diserap dunia usaha/industri / Apakah kompetensi yang dimiliki tamatan SMK sesuai kebutuhan pasar? Apakah ada pengaruh motif berprestasi siswa terhadap hasil belajar di SMK? apakah motif berprestasi yang dimiliki siswa telah dikembangkan di SMK? Apakah siswa yang motif berprestasi tinggi memiliki hasil belajar yang tinggi? Apakah kemampuan awal siswa berpengaruh terhadap hasil belajar? Faktor apa yang sangat berpengaruh untuk meningkatkan prestasi


(4)

belajar? Namun demikian, mengingat berbagai keterbatasan yang penulis hadapi dan agar tulisan seminar proposal yang akan direncanakan dapat dilaksanakan dengan setinggi-tingginya, perlu kiranya dilakukan pembatasan masalah.

C. Pembatasan Masalah

Banyak faktor yang mempengaruhi rendahnya hasil belajar siswa, agar penelitian ini lebih terfokus dan kajian lebih mendalam. Penelitian ini dilaksanakan berdasarkan identifikasi masalah maka penelitian ini dibatasi pada masalah strategi pembelajaran yang diterapkan dalam proses pembelajaran, yang dipilah atas strategi pembelajaran elaborasi dan strategi pembelajaran ekspositori. Karakteristik siswa dalam penelitian ini dibatasi hanya pada motif berprestasi siswa yang dibagi atas motif berprestasi tinggi dan motif berprestasi rendah, serta hasil belajar siswa dibatasi hanya pada hasil belajar kognitif mata diklat Menggambar Teknik, di Program Keahlian Teknik Permesinan Bidang Keahlian Teknik Mesin SMK GKPI Pematangsiantar.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah, maka masalah yang akan diteliti dalam tulisan seminar proposal ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Apakah hasil belajar Menggambar Teknik siswa yang diajar dengan strategi pembelajaran elaborasi lebih tinggi dari pada siswa yang diajar dengan strategi pembelajaran ekspositori?

2. Apakah hasil belajar Menggambar Teknik siswa yang memiliki motif berprestasi tinggi lebih tinggi dari pada siswa yang memiliki motif berprestasi rendah?


(5)

3. Apakah terdapat interaksi antara strategi pembelajaran dengan motif berprestasi dalam mempengaruhi hasil belajar Menggambar Teknik siswa?

E. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui:

1. Hasil belajar Menggambar Teknik siswa yang diajar dengan strategi pembelajaran elaborasi lebih tinggi dari siswa yang diajar dengan strategi pembelajaran ekspositori.

2. Hasil belajar Menggambar Teknik siswa yang memiliki motif berprestasi tinggi lebih tinggi dari siswa yang memiliki motif berprestasi rendah.

3. Interaksi antara strategi pembelajaran dan motif berprestasi dalam mempengaruhi hasil belajar Menggambar Teknik siswa.

F. Manfaat Penelitian

Secara teoretis, hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk menambah khasanah pengetahuan yang berkaitan dengan strategi pembelajaran dan pengaruhnya dengan motif berprestasi siswa serta pengaruhnya terhadap hasil belajar Menggambar Teknik siswa SMK rumpun teknologi dan industri.

Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi terutama kepada pihak sekolah tentang ada tidaknya pengaruh strategi pembelajaran elaborasi dan strategi pembelajaran ekspositori serta motif berprestasi terhadap hasil belajar Menggambar Teknik siswa. Bila hasil penelitian ini menyatakan bahwa kedua strategi pembelajaran (elaborasi dan ekspositori) memberi pengaruh yang berbeda terhadap hasil belajar Menggambar Teknik, maka sekolah/guru dapat menggunakannya dalam pembelajaran terutama untuk


(6)

pembelajaran mata diklat Menggambar Teknik di SMK Rumpun Teknologi dan Industri khususnya di SMK GKPI Pematangsiantar.


Dokumen yang terkait

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP HASIL BELAJAR KKPI SISWA SMK NEGERI 3 PEMATANG SIANTAR.

1 9 33

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF DAN MINAT BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR MEMBUAT BUSANA WANITA SISWA KELAS XI SMK NEGERI 3 PEMATANG SIANTAR TAHUN PELAJARAN 2013/2014.

0 3 34

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN DAN MOTIF BERPRESTASI TERHADAP HASIL BELAJAR KEWIRAUSAHAAN PADA SISWA KELAS XII SMK NEGERI 1 MERANTI.

0 3 37

STRATEGI PEMBELAJARAN DAN MOTIF BERPRESTASI TERHADAP HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN MENGGAMBAR TEKNIK.

0 0 16

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN DAN GAYA BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR MENGGAMBAR TEKNIK 1 SISWA SMK DI MEDAN.

0 2 35

PENGARUH STRATEGI PENGORGANISASIAN PEMBELAJARAN DAN MOTIF BERPRESTASI TERHADAP HASIL BELAJAR KEWIRAUSAHAAN PADA PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK KENDARAAN RINGAN.

0 0 18

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF TERHADAP HASIL BELAJAR MENGGAMBAR EKSPRESI SISWA SMA NEGERI 2 KOTA PEMATANG SIANTAR TAHUN AJARAN 2011/2012.

0 0 33

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN DAN MOTIF BERPRESTASI TERHADAP HASIL BELAJAR MATA DIKLAT KEWIRAUSAHAAN SISWA SMK NEGERI 1 PERCUT SEI TUAN KABUPATEN DELI SERDANG.

0 0 32

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN KOLABORATIF TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN MEMBACA GAMBAR TEKNIK PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK PEMESINAN SMK MUHAMMADIYAH PRAMBANAN.

0 6 226

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMA NEGERI 1 PEMATANG SIANTAR SKRIPSI

0 0 14