HUBUNGAN BUDAYA KERJA, SIKAP TERHADAP KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH, DAN KEPUASAN KERJA DENGAN KOMITMEN ORGANISASI GURU SMP SWASTA DI KECAMATAN BERINGIN KABUPATEN DELI SERDANG.
HUBUNGAN BUDAYA KERJA, SIKAP TERHADAP KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH, DAN KEPUASAN KERJA DENGAN KOMITMEN
ORGANISASI GURU SMP SWASTA DI KECAMATAN BERINGIN KABUPATEN DELI SERDANG
T E S I S
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Program Studi Administrasi Pendidikan
Oleh :
MHD. JUHUM
NIM. 8106132037
PRODI ADMINISTRASI PENDIDIKAN
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2013
(2)
(3)
ABSTRACT
MHD. JUHUM. NIM. 8106132037. The Relationship of Work Culture, Attitudes Toward Principal Leadership, and Organizational Commitment Job Satisfaction with Private Junior High Teacher in the District of Beringin-Deli Serdang. Thesis. Graduate Program, State University of Medan. June 2013.
In teaching teachers are required to stay committed to the learning objectives that have been set previously. Commitment to the goal of teaching will facilitate students and teachers implement the learning process. Teacher commitment increases when task demands in accordance with their competence and feel happy during their duties. The purpose of this study is to know: (1) a positive relationship with the working culture of organizational commitment; (2) a positive relationship attitudes toward school leadership and organizational commitment; (3) a positive relationship with job satisfaction organizational commitment; and (4) positive relationship work culture, attitude towards school leadership, and job satisfaction and organizational commitment. Subjects were public junior high school teacher in the district of Beringin-Deli Serdang with a total sample of 112 people. Sampling was done by proportional random sampling. A descriptive research method that aims to obtain information about the symptoms in the study. The results showed an average count variable of organizational commitment 71.23; culture of 75.18; attitudes toward school leadership at 78.31, and 78.31 of job satisfaction. Based on hypothesis testing can be concluded: (1) there is a positive relationship with the work culture of organizational commitment ry1.23= 0.39 > rtable = 0.19 and tcount= 6.84 > ttable= 1.66; (2) there is a positive relationship attitudes toward school leadership and organizational commitment of ry2.13 = 0.22 > rtable = 0.195 and tcount = 2.86 > ttable = 1.66; (3) there is a positive relationship with job satisfaction organizational commitment of ry3.12 = 0.28 > rtable = 0.19 and tcount = 4.06 > ttable = 1.66; and (4) there is a positive relationship work culture, attitude towards school leadership, and job satisfaction and organizational commitment of Ry(123) = 0.53 > rtabel = 0.19 and Fcount = 13.78 > Ftable = 2.70. Variables are jointly working culture, attitudes toward school leadership, and job satisfaction contributed 27.7% to organizational commitment. Research conducted to the conclusion that the work culture, attitude towards school leadership, and job satisfaction have a relationship with organizational commitment. Thus, it can be said that the increase in organizational commitment can be done by improving the work culture, attitude towards school leadership, and job satisfaction to a better direction.
(4)
i ABSTRAK
MHD. JUHUM. NIM. 8106132037. Hubungan Budaya Kerja, Sikap Terhadap Kepemimpinan Kepala Sekolah, dan Kepuasan Kerja dengan Komitmen Organisasi Guru SMP Swasta di Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang. Tesis. Program Pasca Sarjana Universitas Negeri Medan. Juni 2013.
Dalam mengajar guru dituntut untuk tetap berkomitmen dengan tujuan belajar yang telah ditetapkan sebelumnya. Komitmen terhadap tujuan pengajaran akan mempermudah siswa dan guru melaksanakan proses belajar mengajar. Komitmen seorang guru akan meningkat apabila tuntutan tugasnya sesuai dengan kompetensinya dan merasa senang selama menjalankan tugasnya. Tujuan penelitian ini dilakukan adalah untuk mengetahui: (1) hubungan positif budaya kerja dengan komitmen organisasi; (2) hubungan positif sikap terhadap kepemimpinan kepala sekolah dengan komitmen organisasi; (3) hubungan positif kepuasan kerja dengan komitmen organisasi; dan (4) hubungan positif budaya kerja, sikap terhadap kepemimpinan kepala sekolah, dan kepuasan kerja dengan komitmen organisasi. Subjek penelitian adalah guru SMP swasta di Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang dengan jumlah sampel sebanyak 112 orang. Pengambilan sampel dilakukan dengan propotional random sampling. Metode penelitian bersifat deskriptif yang bertujuan untuk memperoleh informasi tentang suatu gejala pada penelitian. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata hitung variabel komitmen organisasi sebesar 71,23; budaya kerja sebesar 75,18; sikap terhadap kepemimpinan kepala sekolah sebesar 78,31; dan kepuasan kerja sebesar 78,31. Berdasarkan pengujian hipotesis dapat disimpulkan: (1) terdapat hubungan positif budaya kerja dengan komitmen organisasi sebesar ry1.23 = 0,39 > rtabel = 0,19 dan thitung = 6,84 > ttabel = 1,66; (2) terdapat hubungan positif sikap terhadap kepemimpinan kepala sekolah dengan komitmen organisasi sebesar ry2.13 = 0,22 > rtabel = 0,19 dan thitung = 2,86 > ttabel = 1,66; (3) terdapat hubungan positif kepuasan kerja dengan komitmen organisasi sebesar ry3.12= 0,28 > rtabel = 0,19 dan thitung= 4,06 > ttabel = 1,66; dan (4) terdapat hubungan positif budaya kerja, sikap terhadap kepemimpinan kepala sekolah, dan kepuasan kerja dengan komitmen organisasi sebesar Ry(123) = 0,53 > rtabel = 0,19 dan Fhitung = 13,78 > Ftabel = 2,70. Secara bersama-sama variabel budaya kerja, sikap terhadap kepemimpinan kepala sekolah, dan kepuasan kerja memberikan sumbangan sebesar 27,7% terhadap komitmen organisasi. Penelitian yang dilakukan memberikan kesimpulan bahwa budaya kerja, sikap terhadap kepemimpinan kepala sekolah, dan kepuasan kerja mempunyai hubungan dengan komitmen organisasi. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa peningkatan komitmen organisasi dapat dilakukan dengan memperbaiki budaya kerja, sikap terhadap kepemimpinan kepala sekolah, dan kepuasan kerja ke arah yang lebih baik.
(5)
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulilah kehadirat Allah SWT, berkat limpahan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini dengan baik. Tesis ini di buat untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar Magister Pendidikan pada Program Pasca Sarjana Universitas Negeri Medan.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tesis ini dapat diselesaikan berkat bantuan, masukan-masukan serta saran dari berbagai pihak baik secara moril maupun materil. Kiranya bantuan, masukan-masukan serta saran yang diberikan akan dibalas Allah SWT dengan kebajikan yang berlipat ganda.
Rasa terimakasih tiada terhingga penulis ungkapkan pada Prof. Dr. Ibnu Hajar Damanik, M.Si., sebagai Rektor Universitas Negeri Medan sekaligus sebagai pembimbing I dan Prof. Dr. Harun Sitompul, M.Pd sebagai pembimbing II, yang telah begitu banyak memberikan bimbingan dan motivasi kepada penulis. Begitu juga rasa terima kasih penulis sampaikan pada Prof. Dr. Syaiful Sagala, M.Pd., Dr. Yasaratodo Wau, M.Pd. sebagai narasumber, dan Dr. Zulkifli Matondang, M.Si, sebagai narasumber sekaligus validator angket yang telah banyak memberikan arahan dan masukan dalam rangka menyelesaikan tesis ini dengan sebaik-baiknya.
Tak lupa rasa terima kasih juga penulis sampaikan kepada:
1. Prof. Dr. H. Abdul Muin Sibuea, M.Pd Selaku Direktur Program Pasca Sarjana Universitas Negeri Medan beserta staff yang banyak memberikan kontribusi dalam menyelesaikan studi penulis,
(6)
iii
2. Seluruh teman angkatan XIX/B Prodi Administrasi Pendidikan Program Pasca Sarjana Universitas Negeri Medan yang senantiasa dalam suka dan duka terus bekerja sama dengan penulis dalam menyelesaikan studi,
3. Drs. Hofni selaku Kepala Kantor Unit Pelaksana Teknik Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang beserta staf administrasi yang telah berkontribusi banyak dalam penelitian tesis ini,
4. Ayahanda dan Ibunda, sosok yang memberikan teladan, seluruh abanganda dan kakanda serta adinda yang senantiasa memberikan motivasi serta do’a dalam menyelesaikan studi penulis.
Akhirnya buat istri tercinta Nur Abadi Harahap, S.Pdi., dan ananda Riza Dori Hafni Siregar, Febri Hakim Nur Siregar, Muhammad Nur Fitrah Siregar, dan Rimbun Riski Siregar, dalam suasana bagaimanapun kalian terus memberikan yang terbaik pada penulis, tesis ini merupakan wujud dari bakti kalian kepada penulis. Terima kasih yang tiada terhingga dan semoga Allah SWT senantiasa memberikan ridho atas apa yang telah dan akan kita kerjakan. Amin.
Medan, Juni 2013 Penulis,
Mhd. Juhum NIM. 8106132037
(7)
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRACK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI... iv
DAFTAR TABEL... vi
DAFTAR GAMBAR ... viii
DAFTAR LAMPIRAN ... ix
BAB I. PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Identifikasi Masalah... 8
C. Pembatasan Masalah ... 8
D. Perumusan Masalah ... 9
E. Tujuan Penelitian ... 9
F. Manfaat Penelitian ... 10
BAB II. KERANGKA TEORITIS, KERANGKA KONSEPTUAL, DAN HIPOTESIS PENELITIAN... 12
A. Kerangka Teoritis ... 12
1. Komitmen Organisasi... 12
2. Budaya Kerja ... 18
3. Sikap Terhadap Kepemimpinan Kepala Sekolah ... 21
4. Kepuasan Kerja... 29
5. Penelitian yang Relevan ... 35
B. Kerangka Konseptual... 36
1. Hubungan Budaya Kerja Dengan Komitmen Organisasi ... 36
2. Hubungan Sikap Terhadap Kepemimpinan Kepala Sekolah dengan Komitmen Organisasi... 37
3. Hubungan Kepuasan Kerja dengan Komitmen Organisasi .... 38
4. Hubungan Budaya Kerja, Sikap Terhadap Kepemimpinan Kepala Sekolah, dan Kepuasan Kerja dengan Komitmen Organisasi ... 39
C. Hipotesis Penelitian ... 40
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ... 42
A. Lokasi Penelitian... 42
B. Populasi dan Sampel ... 42
C. Metode Penelitian ... 44
(8)
v
E. Teknik Pengumpulan Data... 46
F. Teknik Analisis Data Penelitian ... 55
G. Hipotesis Statistik ... 63
BAB IV. HASIL PENELITIAN ... 65
A. Deskripsi Data Penelitian... 65
B. Identifikasi Tingkat Kecenderungan Variabel Penelitian ... 70
C. Uji Persyaratan Analisis... 73
D. Uji Hipotesis Penelitian ... 83
E. Temuan Penelitian ... 88
F. Pembahasan Penelitian ... 91
G. Keterbatasan Penelitian... 96
BAB V. SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN ... 98
A. Simpulan ... 98
B. Implikasi ... 99
C. Saran ... 101
DAFTAR PUSTAKA ... 104 LAMPIRAN
(9)
DAFTAR TABEL
No. Tabel Halaman
1. Populasi Penelitian ... 42
2. Sampel Penelitian... 44
3. Kisi-kisi Instrumen Angket Komitmen Organisasi... 48
4. Kisi-kisi Instrumen Angket Budaya Kerja ... 49
5. Kisi-kisi Instrumen Angket Sikap Terhadap Kepemimpinan Kepala Sekolah... 50
6. Kisi-kisi Instrumen Angket Kepuasan Kerja ... 50
7. Distribusi Frekuensi Skor Komitmen Organisasi ... 65
8. Distribusi Frekuensi Skor Budaya Kerja ... 67
9. Distribusi Frekuensi Skor Sikap Terhadap Kepemimpinan Kepala Sekolah... 68
10. Distribusi Frekuensi Skor Kepuasan Kerja ... 69
11. Tingkat Kecenderungan Variabel Komitmen Organisasi ... 71
12. Tingkat Kecenderungan Variabel Budaya Kerja ... 71
13. Tingkat Kecenderungan Variabel Sikap Terhadap Kepemimpinan Kepala Sekolah... 72
14. Tingkat Kecenderungan Variabel Kepuasan Kerja... 73
15. Ringkasan Analisis Varians Untuk Persamaan Y Atas X1... 74
16. Ringkasan Analisis Varians Untuk Persamaan Y Atas X2... 75
17. Ringkasan Analisis Varians Untuk Persamaan Y Atas X3... 77
18. Ringkasan Hasil Analisis Normalitas ... 79
19. Ringkasan Hasil Analisis Homogenitas ... 80
20. Ringkasan Hasil Analisis Regresi Ganda... 81
21. Ringkasan Hasil Perhitungan Validitas Angket Komitmen Organisasi .... 118
22. Ringkasan Hasil Perhitungan Varians Butir Angket Komitmen Organisasi... 120
23. Ringkasan Hasil Perhitungan Validitas Butir Angket Budaya Kerja ... 123
24. Ringkasan Hasil Perhitungan Varians Butir Angket Budaya Kerja ... 125
25. Ringkasan Hasil Perhitungan Validitas Angket Sikap Terhadap Kepemimpinan Kepala Sekolah ... 128
26. Ringkasan Hasil Perhitungan Varians Butir Angket Sikap Terhadap Kepemimpinan Kepala Sekolah ... 130
27. Ringkasan Hasil Perhitungan Validitas Angket Kepuasan Kerja ... 133
28. Ringkasan Hasil Perhitungan Varians Butir Angket Kepuasan Kerja ... 135
29. Distribusi Frekuensi Variabel Komitmen Organisasi ... 142
(10)
vii
31. Distribusi Frekuensi Variabel Sikap Terhadap Kepemimpinan Kepala
Sekolah... 145
32. Distribusi Frekuensi Variabel Kepuasan Kerja... 147
33. Tingkat Kecenderungan Variabel Komitmen Organisasi ... 149
34. Tingkat Kecenderungan Variabel Budaya Kerja ... 150
35. Tingkat Kecenderungan Variabel sikap terhadap kepemimpinan kepala Sekolah... 150
36. Tingkat Kecenderungan Variabel kepuasan kerja ... 151
37. Perhitungan Jumlah Kuadrat Galat JK (G) Y atas X1... 153
38. Perhitungan Jumlah Kuadrat Galat JK (G) Y atas X2... 158
39. Perhitungan Jumlah Kuadrat Galat JK (G) Y atas X3... 163
40. Liliefors Variabel Y atas X1... 168
41. Liliefors Variabel Y atas X2... 171
42. Liliefors Variabel Y atas X3... 174
43. Pengelompokkan Data Komitmen Organisasi Berdasarkan Budaya Kerja 177 44. Uji Homogenitas Varians Data Pengelompokkan Variabel Data Komitmen Organisasi Berdasarkan Budaya Kerja ... 180
45. Pengelompokkan Data Komitmen Organisasi Berdasarkan Sikap Terhadap Kepemimpinan Kepala Sekolah ... 182
46. Uji Homogenitas Varians Data Pengelompokkan Variabel Data Komitmen Organisasi Berdasarkan Sikap Terhadap Kepemimpinan Kepala Sekolah... 185
47. Pengelompokkan Data Komitmen Organisasi Berdasarkan Kepuasan Kerja... 186
48. Uji Homogenitas Varians Data Pengelompokkan Variabel Data Komitmen Organisasi Berdasarkan Kepuasan Kerja... 189
(11)
DAFTAR GAMBAR
No. Gambar Halaman
1. Paradigma Penelitian... 41
2. Penentuan Jumlah Sampel... 43
3. Histogram Skor Komitmen Organisasi ... 66
4. Histogram Skor Budaya Kerja ... 67
5. Histogram Skor Sikap Terhadap Kepemimpinan Kepala Sekolah ... 69
6. Histogram Skor Kepuasan Kerja... 70
7. Gambar Regresi Linier Sederhana Y atas X1... 75
8. Gambar Regresi Linier Sederhana Y atas X2... 76
9. Gambar Regresi Linier Sederhana Y atas X3... 78
(12)
ix
DAFTAR LAMPIRAN
No. Lampiran Halaman
1. Instrumen Angket... 113
2. Sebaran Data Uji Coba Instrumen Angket Komitmen Organisasi... 122
3. Perhitungan Validitas Instrumen Angket Komitmen Organisasi... 123
4. Perhitungan Reliabilitas Instrumen Angket Komitmen Organisasi ... 125
5. Sebaran Data Uji Coba Instrumen Angket Budaya Kerja... 127
6. Perhitungan Validitas Instrumen Angket Budaya Kerja ... 128
7. Perhitungan Reliabilitas Instrumen Angket Budaya Kerja ... 130
8. Sebaran Data Uji Coba Instrumen Angket Sikap Terhadap Kepemimpinan Kepala Sekolah ... 132
9. Perhitungan Validitas Instrumen Angket Sikap Terhadap Kepemimpinan Kepala Sekolah... 133
10. Perhitungan Reliabilitas Instrumen Angket Sikap Terhadap Kepemimpinan Kepala Sekolah ... 135
11. Sebaran Data Uji Coba Instrumen Angket Kepuasan Kerja ... 137
12. Perhitungan Validitas Instrumen Angket Kepuasan Kerja ... 138
13. Perhitungan Reliabilitas Instrumen Angket Kepuasan Kerja... 140
14. Sebaran Data Penelitian ... 142
15. Data Pokok Penelitian ... 154
16. Perhitungan Distribusi Frekuensi ... 157
17. Identifikasi Tingkat Kecenderungan ... 166
18. Uji Kelinieritas dan Keberartian Persamaan Regresi Sederhana ... 168
19. Uji Normalitas ... 184
20. Uji Homogenitas ... 193
21. Uji Kelinieritas dan Keberartian Regresi Ganda Variabel Budaya Kerja, Sikap Terhadap Kepemimpinan Kepala Sekolah, dan Kepuasan Kerja Dengan Komitmen Organisasi ... 207
22. Uji Independen Antar Variabel Bebas ... 211
23. Perhitungan Korelasi Sederana ... 214
24. Perhitungan Korelasi Parsial ... 217
25. Perhitungan Korelasi Ganda Variabel Budaya Kerja, Sikap Terhadap Kepemimpinan Kepala Sekolah, dan Kepuasan Kerja Dengan Komitmen Organisasi... 230
(13)
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam kehidupan suatu negara, pendidikan memegang peranan yang
amat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa, karena
pendidikan merupakan wahana untuk meningkatkan dan mengembangkan
kualitas sumber daya manusia. Masyarakat Indonesia dengan laju
pembangunannya masih menghadapi masalah pendidikan yang berat,
terutama berkaitan dengan kualitas, relevansi, dan efisiensi pendidikan.
Pendidikan merupakan unsur terpenting dalam mencerdaskan kehidupan
bangsa. Tidak ada satu bangsa atau negara yang bisa maju tanpa terlebih
dahulu memajukan dunia pendidikan. Dengan kata lain, kemajuan dunia
pendidikan akan berdampak positif dalam upaya peningkatan sumber daya
manusia di negara tersebut.
Kemajuan dalam dunia pendidikan harus didukung tenaga guru yang
profesional terhadap tugasnya. Hal ini dikarenakan guru memegang peranan
sentral dalam proses belajar mengajar. Seorang guru yang profesional tidak
hanya menguasai materi pelajarannya dengan baik, tetapi juga sanggup
bertanggung penuh terhadap tugas di sekolah. Sejalan dengan tanggung jawab
guru di sekolah, perlu dikembangkan komitmen guru terhadap sekolah. Jika
komitmen guru terhadap organisasi rendah, maka akan terjadi kemangkiran
guru yang akan berimplikasi negatif pada prestasi belajar siswa. Dalam
(14)
2
telah ditetapkan sebelumnya. Komitmen terhadap tujuan pengajaran akan
mempermudah siswa dan guru melaksanakan proses belajar mengajar.
Komitmen seorang guru akan meningkat apabila tuntutan tugasnya sesuai
dengan kompetensinya dan merasa senang selama menjalankan tugasnya.
Robbins (2001:68) menyatakan komitmen terhadap organisasi sebagai suatu sikap yang menggambarkan orientasi individu terhadap organisasi dan hal ini ditunjukkan dengan kesetiaan terhadap organisasi, mengidentifikasikan diri dan melibatkan diri dalam organisasi tersebut.
Patchen dalam Cooper & Robertson (1986:258) berpendapat
komitmen mencakup tiga aspek, yaitu: (1) perasaan manunggal dengan tujuan
organisasi (identifikasi), yang meliputi minat dan tujuan yang sama dengan
anggota organisasi lain; (2) perasaan terlibat dalam organisasi, dimana
perasaan terlibat pada organisasi merupakan perasaan ikut memiliki dari
pegawai terhadap organisasi; dan (3) perasaan setia atau loyal pada
perusahaan, merupakan kesetiaan individu dengan memberikan dukungan
serta mempertahankan kebijaksanaan organisasi.
Rendahnya komitmen organisasi dari guru dalam suatu sekolah
merupakan gejala dari kurang stabilnya sekolah tersebut. Fenomena yang
terjadi saat ini dimana banyak guru yang mengajar di sekolah lain sering
dijumpai karena di satu sisi kekurangan guru dan di sisi lain adalah tuntutan
ekonomi. Hal ini membuktikan komitmen guru dalam tugas mengajarnya
sudah tidak berjalan dengan sebagaimana mestinya. Salah satu bukti empiris
dapat dilihat dengan adanya unjuk rasa oleh guru pada bulan Februari 2010
(15)
3
Tentunya ini sangat berpengaruh walaupun tidak secara langsung terhadap
mutu pendidikan dan berdampak pada kualitas pendidikan.
Fenomena berkurangnya komitmen guru terhadap sekolah juga
dijumpai peneliti pada guru-guru SMP Swasta di Kecamatan Beringin
Kabupaten Deli Serdang. Dari hasil observasi awal yang peneliti lakukan
pada bulan Desember 2012 – Januari 2013 di beberapa sekolah menunjukkan
gejala berkurangnya komitmen guru pada sekolah, di antaranya: (1) guru
sering terlambat hadir di sekolah; (2) guru sering meninggalkan kelas
sebelum waktu pelajaran selesai; (3) guru mengajar di sekolah lain pada
sepulang dari sekolah, dan sebagainya. Pengamatan ini juga dibenarkan
Pengawas SMP Kecamatan Beringin yang menginformasikan kondisi guru di
bulan Januari 21013 sebagai berikut: (1) sekitar 55% guru hadir setelah
pembelajaran dimulai; (2) 40% guru sering meminta ijin keluar tanpa alasan
yang jelas; (3) 40% guru meninggalkan tugas mengajar ketika kepala sekolah
tidak hadir; dan (4) 85% guru masih menggunakan RPP tahun sebelumnya
tanpa perbaikan. Hal ini menggambarkan bahwa komitmen guru terhadap
tugas mengajarnya masih kurang baik. Kondisi ini bila dibiarkan berlangsung
terus menerus akan mengakibatkan rendahnya mutu pembelajaran SMP
Swasta di Kecamatan Beringin. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi
komitmen organisasi seorang guru dalam melaksanakan tugasnya, salah
satunya dikemukan Steers, dkk (1996:374) menyatakan bahwa faktor yang
mempengaruhi komitmen di antaranya: karakteristik personal, karakteristik
(16)
4
atas dapat disimpulkan bahwa tanpa adanya komitmen organisasi yang kuat
dalam diri individu, tidak akan mungkin suatu organisasi dapat berjalan
dengan maksimal. Dari pendapat di atas dapat dinyatakan bahwa komitmen
organisasi guru dipengaruhi oleh beberapa faktor di antaranya: budaya kerja
(karakteristik kerja), sikap terhadap kepemimpinan kepala sekolah
(karakteristik organisasi), dan kepuasan kerja (karakteristik personal).
Banyak cara yang dilakukan sekolah dalam meningkatkan komitmen
organisasi guru, di antaranya dengan menciptakan tradisi bekerja yang baik di
sekolah. Setiap sekolah memiliki cara, kebiasaan, dan aturan dalam mencapai
tujuan dan misi organisasi, termasuk cara individu hidup berinteraksi satu
sama lain (bermasyarakat), dan cara individu mengatasi
permasalahan-permasalahan yang dihadapi dalam organisasi. Kondisi di lapangan (SMP
Swasta di Kecamatan Beringin) menunjukkan faktor yang kurang baik,
seperti: guru tidak disiplin dalam bekerja, lalai dalam mengerjakan tugasnya
sehari-hari, dan sebagainya. Dengan kondisi ini, budaya kerja yang ada tidak
mendukung peningkatan komitmen kerja guru di sekolah. Dengan kata lain
budaya kerja memiliki hubungan dengan komitmen organisasi guru. Hasil
penelitian Haryanto (2008) menyatakan bahwa terhadap pengaruh yang
signifikan antara budaya kerja dengan komitmen organisasi. Hasil penelitian
ini menggambarkan bahwa budaya kerja yang baik akan mempengaruhi
komitmen organisasi. Brown (1998:34) menyatakan budaya kerja merupakan
bentuk keyakinan, nilai, cara yang bisa dipelajari untuk mengatasi dan hidup
(17)
5
anggota organisasi. Robbins (2001:525) menjelaskan bahwa budaya kerja
merupakan suatu sistem nilai yang dipegang dan dilakukan oleh anggota
organisasi, sehingga hal yang sedemikian tersebut bisa membedakan
organisasi tersebut dengan organisasi lainnya.
Dalam menjalankan aktivitasnya sehari-hari di sekolah, komitmen
guru untuk bertahan di sekolah juga ditentukan oleh sikap guru terhadap
kepemimpinan kepala sekolah. Seorang kepala sekolah yang melaksanakan
tugasnya dengan baik akan membuat guru berpikiran positif terhadap apa
yang dikerjakannya di sekolah. Sikap guru terhadap kepemimpinan kepala
sekolah merupakan keyakinan seorang guru mengenai pekerjaan yang
diembannya, yang disertai adanya perasaan tertentu, dan memberikan dasar
kepada guru tersebut untuk membuat respons atau berperilaku dalam cara
tertentu sesuai pilihannya. Hasil penelitian Panudju (2003) mengemukakan
terdapat pengaruh yang signifikan antara sikap/ karakteristik pekerjaan
dengan kepuasan kerja. Sikap guru mempengaruhi tindakan guru tersebut
dalam menjalankan aktivitas kerjanya. Apabila seorang guru memiliki sikap
positif terhadap kepemimpinan kepala sekolah, maka sudah barang tentu guru
akan menjalankan fungsi dan kedudukannya sebagai tenaga pengajar dan
pendidik di sekolah dengan penuh rasa tanggung jawab. Tannembaum dalam
Wahjosumidjo (2011:17) mengemukakan leadership is interpersonal
influence exercised in a situation, and directed, through the communication process, toward the attainment of a specified goal or goals. Pendapat ini
(18)
6
mempergunakan wewenang dan kepemimpinannya untuk mengarahkan orang
lain serta bertanggung jawab atas pekerjaan orang tersebut dalam mencapai
suatu tujuan”.
Kepemimpinan kepala sekolah akhir-akhir ini mendapat sorotan,
sebagaimana yang diungkapkan Siswandari bahwa “Untuk kemajuan sekolah,
dibutuhkan kepala sekolah yang kompetensinya di atas rata-rata. Kalau cuma
rata-rata, perbaikan di sekolah tidak terlalu signifikan, baik untuk guru
maupun siswa” (Koran Kompas, Selasa 24 Juli 2012 Halaman 12). Kenyataan
di lapangan diperoleh informasi dari para guru SMP Swasta, bahwa masih
ada sebagian kepala sekolah yang kurang dapat bertindak bijaksana dalam
menghadapi permasalahan guru di sekolah. Salah satu indikasi itu terlihat
peneliti ketika kepala sekolah menunjuk langsung seorang guru sebagai
penanggung jawab kegiatan sekolah tanpa melihat guru lain yang lebih
mampu. Hal ini sudah tentu menggambarkan bahwa kepemimpinan kepala
sekolah mempengaruhi komitmen guru dalam bekerja. Keterkaitan antara
komitmen dalam bekerja dengan kepemimpinan diungkapkan dari hasil
penelitian Koesmono (2007) pada Jurnal Ekonomi Manajemen (http://www.
petra.ac.id/~puslit/journals/) yang mengemukakan bahwa komitmen pada
organisasi dipengaruhi oleh kepemimpinan dan tuntutan tugas. Hasil
penelitian Silalahi (2008) juga mengungkapkan bahwa kepemimpinan
mempengaruhi komitmen seseorang dalam bekerja.
Selain kepemimpinan kepala sekolah, faktor lain yang tidak dapat
(19)
7
Soetjipto (2008:67) menyatakan kepuasan kerja mempengaruhi komitmen
organisasi. Ketidakpuasan kerja sering tercermin dari prestasi kerja yang akan
rendah, tingkat kemangkiran yang tinggi, seringnya terjadi kecelakaan kerja,
dan sebagainya. Siagian (2000:93) menyatakan kepuasan kerja merupakan
suatu cara pandang seseorang, baik yang bersifat positif maupun bersifat
negatif, tentang pekerjaannya. Dalam melaksanakan tugasnya, guru SMP
Swasta di Kecamatan Beringin sering memperlihatkan beberapa hal, di
antaranya: malas mengajar, tidak produktif dalam mengajar, kurang semangat
bekerja, dan lain-lain. Wexley dan Yukl dalam As’ad (1998:276),
mendefinisikan kepuasan kerja sebagai berikut: ’’Job satisfaction is the way
an employee feels about his job’’. Sikap puas atau tidak puas guru dapat
diukur dari sejauhmana sekolah dapat memenuhi kebutuhan guru. Bila terjadi
keserasian antara kebutuhan guru dengan apa yang diberikan sekolah, maka
tingkat kepuasan yang dirasakan guru akan tinggi, dan sebaiknya.
Berdasarkan permasalahan tersebut di atas peneliti merasa perlu
mengkaji komitmen organisasi seorang guru dalam melaksanakan tugasnya
sehari-hari di sekolah. Beberapa faktor yang mungkin berhubungan dengan
komitmen organisasi di antaranya faktor budaya kerja, sikap terhadap
kepemimpinan kepala sekolah, dan kepuasan kerja. Dari hal ini, peneliti
merasa penting untuk melakukan penelitian dengan judul:Hubungan antara
budaya kerja, sikap terhadap kepemimpinan kepala sekolah dan kepuasan kerja dengan komitmen organisasi pada guru SMP Swasta di Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang”.
(20)
8
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas,
maka dapat diidentifikasi faktor-faktor apa saja yang mempunyai hubungan
dengan komitmen organisasi guru di antaranya: disiplin guru, kompetensi
guru, sikap kerja, budaya kerja, kepemimpinan kepala sekolah, motivasi, dan
kepuasan kerja. Sejalan dengan hal ini, dapat diajukan beberapa hal yang
berkaitan dengan komitmen organisasi guru, yaitu:
1. Apakah disiplin guru berhubungan dengan komitmen organisasi pada
guru?
2. Apakah kompetensi guru berhubungan dengan komitmen organisasi pada
guru?
3. Apakah sikap kerja berhubungan dengan komitmen organisasi pada guru?
4. Apakah budaya kerja berhubungan dengan komitmen organisasi pada
guru?
5. Apakah kepemimpinan kepala sekolah berhubungan dengan komitmen
organisasi pada guru?
6. Apakah motivasi berhubungan dengan komitmen organisasi pada guru?
7. Apakah kepuasan kerja berhubungan dengan komitmen organisasi pada
guru?
C. Pembatasan Masalah
Dalam penelitian ini peneliti hanya mengkaji hubungan budaya kerja,
(21)
9
komitmen organisasi. Subjek pada penelitian ini dibatasi hanya pada guru
SMP Swasta di Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang.
D. Perumusan Masalah
Sesuai dengan pembatasan masalah yang telah disebutkan di atas,
maka rumusan masalah penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Apakah terdapat hubungan positif budaya kerja dengan komitmen
organisasi pada guru SMP Swasta di Kecamatan Beringin Kabupaten Deli
Serdang?
2. Apakah terdapat hubungan positif sikap terhadap kepemimpinan kepala
sekolah dengan komitmen organisasi pada guru SMP Swasta di
Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang?
3. Apakah terdapat hubungan positif kepuasan kerja dengan komitmen
organisasi pada guru SMP Swasta di Kecamatan Beringin Kabupaten Deli
Serdang?
4. Apakah terdapat hubungan positif budaya kerja, sikap terhadap
kepemimpinan kepala sekolah, dan kepuasan kerja secara bersama-sama
dengan komitmen organisasi pada guru SMP Swasta di Kecamatan
Beringin Kabupaten Deli Serdang?
E. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui:
1. Hubungan positif budaya kerja dengan komitmen organisasi pada guru
(22)
10
2. Hubungan positif sikap terhadap kepemimpinan kepala sekolah dengan
komitmen organisasi pada guru SMP Swasta di Kecamatan Beringin
Kabupaten Deli Serdang.
3. Hubungan positif kepuasan kerja dengan komitmen organisasi pada guru
SMP Swasta di Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang.
4. Hubungan positif budaya kerja, sikap terhadap kepemimpinan kepala
sekolah, dan kepuasan kerja secara bersama-sama dengan komitmen
organisasi pada guru SMP Swasta di Kecamatan Beringin Kabupaten Deli
Serdang.
F. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoretis
Manfaat secara teoretis dalam penelitian ini adalah dapat menambah
khasanah ilmu pengetahuan atau mengembangkan wawasan baru dalam
peningkatan kinerja guru dan sebagai masukan atau informasi bagi instansi
dalam peningkatan komitmen organisasi pada guru.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Guru
1) Sebagai bahan masukan dalam meningkatkan komitmen organisasi
dalam peningkatan mutu pendidikan.
2) Sebagai bahan masukan dalam melihat keterhubungan budaya
kerja, kepemimpinan kepala sekolah, dan kepuasan kerja dalam
(23)
11
b. Bagi Kepala Sekolah
1) Sebagai bahan masukan dalam meningkatkan budaya kerja,
kepemimpinan kepala sekolah, dan kepuasan guru selama berada di
kelas dan sekolah.
2) Sebagai bahan masukan dalam upaya terus meningkatkan
komitmen organisasi pada guru.
c. Bagi Sekolah
Memberikan masukan tentang upaya peningkatan komitmen organisasi
pada guru dalam mengajar, mengingat komitmen organisasi guru dapat
dipengaruhi oleh budaya kerja, kepemimpinan kepala sekolah, dan
(24)
103 BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada Bab IV, maka dapat disimpulkan:
1. Terdapat hubungan positif budaya kerja dengan komitmen organisasi pada guru SMP Swasta di Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang, artinya semakin baik budaya kerja maka semakin baik juga komitmen organisasi pada guru SMP Swasta di Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang.
2. Terdapat hubungan positif sikap terhadap kepemimpinan kepala sekolah dengan komitmen organisasi pada guru SMP Swasta di Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang, artinya semakin baik sikap terhadap kepemimpinan kepala sekolah maka semakin baik juga komitmen organisasi pada guru SMP Swasta di Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang.
3. Terdapat hubungan positif kepuasan kerja dengan komitmen organisasi pada guru SMP Swasta di Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang, artinya semakin baik kepuasan kerja maka semakin baik juga komitmen organisasi pada guru SMP Swasta di Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang.
4. Terdapat hubungan positif budaya kerja, sikap terhadap kepemimpinan kepala sekolah, dan kepuasan kerja secara bersama-sama dengan
(25)
104
komitmen organisasi pada guru SMP Swasta di Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang, artinya semakin baik budaya kerja, sikap terhadap kepemimpinan kepala sekolah, dan kepuasan kerja maka semakin baik juga komitmen organisasi pada guru SMP Swasta di Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang.
B. Implikasi
Implikasi penelitian dapat diberikan berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan penelitian, di antaranya:
1. Dengan diterimanya hipotesis pertama yang diajukan, maka upaya meningkatkan komitmen organisasi adalah dengan meningkatkan budaya kerja. Dalam hal ini peningkatan budaya kerja dapat dilakukan dengan memperbaiki norma/ perilaku guru saat bekerja di sekolah. Dalam hal ini guru dapat melakukan tindakan-tindakan seperti: menghormati rekan-rekan kerjanya di sekolah, menjaga perilakunya dalam bergaul dengan guru dan murid, serta saling membantu kesulitan yang dialami rekan guru. Pihak sekolah harus membuat peraturan yang mengharuskan guru berperilaku baik di sekolah, seperti: meminta setiap guru menghormati rekan-rekannya di sekolah, bersikap sopan selama berada di sekolah, dan sebagainya. Dengan adanya perbaikan dalam perilaku guru, budaya kerja di sekolah dapat dioptimalkan.
2. Dengan diterimanya hipotesis kedua yang diajukan, maka upaya meningkatkan komitmen organisasi adalah dengan meningkatkan sikap terhadap kepemimpinan kepala sekolah. Peran sikap guru terhadap
(26)
105
kepemimpinan kepala sekolah dalam meningkatkan komitmen kerja guru dapat dilakukan dengan kesediaan kepala sekolah dalam menjalin hubungan baik dengan guru. Dalam hal ini, pemilik sekolah harus meningkatkan kemampuan kepala sekolah dalam berhubungan dengan orang lain, seperti: mengikutsertakan kepala sekolah pada pelatihan-pelatihan peningkatan kepemimpinan, memilih kepala sekolah yang mampu berkomunikasi dengan baik terhadap seluruh guru, dan sebagainya. Dengan kemampuan berhubungan yang baik, guru mendapatkan gambaran yang baik terhadap kepemimpinan kepala sekolah yang mengarahkan pada komitmen guru untuk tetap terlibat di sekolah.
3. Dengan diterimanya hipotesis ketiga yang diajukan, maka upaya meningkatkan komitmen organisasi adalah dengan meningkatkan kepuasan kerja. Dalam hal ini sekolah harus memberikan perlakuan adil dalam pemberian gaji dan kesempatan berkembang guru di bidang keahliannya. Pemberian gaji yang adil dapat dilakukan pemilik sekolah dengan memperhatikan disiplin mengajar guru dan capaian prestasi kerjanya. Dalam hal ini, pemilik sekolah dapat memberikan insentif tambahan pada guru yang telah menunjukkan prestasi kerja yang baik. Sedangkan untuk meningkatkan kemampuan guru di bidangnya, pemilik sekolah harus melakukan pelatihan-pelatihan keterampilan mengajar bagi guru-guru di sekolahnya. Selain itu, pemilik sekolah memberikan ijin seluas-luasnya kepada setiap guru untuk mengikuti pelatihan peningkatan keterampilan guru di luar sekolah. Selain itu perlu ditingkatkan kondisi sekolah yang
(27)
106
mendukung setiap pelaksanaan tugas guru. Dalam hal ini kepala sekolah harus dapat mengkondisikan sekolah sebagai tempat yang nyaman untuk bekerja, dengan menyediakan semua fasilitas bekerja yang dibutuhkan setiap guru sebaik mungkin. Dengan adanya perbaikan dalam pemberian penghargaan dan dukungan kondisi di sekolah, kepuasan kerja guru di sekolah dapat dioptimalkan.
4. Dengan diterimanya hipotesis keempat yang diajukan, maka upaya meningkatkan komitmen organisasi adalah dengan meningkatkan budaya kerja, sikap terhadap kepemimpinan kepala sekolah, dan kepuasan kerja. Bentuk komitmen organisasi guru ditunjukkan dengan komitmen guru dalam: keinginan kuat untuk tetap menjadi anggota sekolah, kesediaan untuk berusaha sebaik mungkin demi kepentingan sekolah, dan kepercayaan dan penerimaan yang kuat terhadap nilai-nilai dan tujuan sekolah. Dalam hal ini, pemilih sekolah harus mengoptimalkan peran budaya kerja yang ada di sekolah, sikap guru terhadap kepemimpinan kepala sekolah, serta kepuasan guru selama bekerja di sekolah.
C. Saran
Berdasarkan kesimpulan, maka dapat diberikan beberapa saran sebagai berikut:
1. Untuk meningkatkan budaya kerja, diharapkan pihak sekolah dapat membuat peraturan yang mengharuskan setiap guru berperilaku dengan baik di sekolah. Dengan adanya aturan ini, budaya kerja di sekolah dapat
(28)
107
dioptimalkan guna mendukung komitmen guru untuk terus bekerja di sekolah.
2. Untuk meningkatkan sikap terhadap kepemimpinan kepala sekolah, diharapkan kepala sekolah bersedia untuk terus meningkatkan kompetensinya dalam memimpin sekolah. Selain itu diharapkan peran serta kepala sekolah meningkatkan komitmen organisasi melalui tindakan-tindakan yang tepat, seperti: menciptakan dan memelihara hubungan yang positif dengan guru. Dengan adanya upaya ini, sikap guru terhadap kepemimpinan kepala sekolah akan menjadi semakin baik, yang akan mendukung komitmen organisasi guru.
3. Untuk meningkatkan kepuasan kerja, diharapkan pihak sekolah dapat memberikan penghargaan bagi guru yang berprestasi. Dengan pemberian prestasi, guru akan terus termotivasi untuk bekerja dengan baik di sekolah. Selain itu perlu disediakan fasilitas pendukung guru untuk terus bekerja di sekolah. Dengan adanya hal ini diharapkan setiap guru berkeinginan untuk terus bekerja di sekolah dengan baik.
4. Untuk meningkatkan komitmen organisasi, disarankan pihak sekolah berkeinginan untuk melakukan perbaikan dalam hal budaya kerja, sikap terhadap kepemimpinan kepala sekolah, dan kepuasan kerja. Dengan peningkatan budaya kerja, sikap terhadap kepemimpinan kepala sekolah, dan kepuasan kerja pada guru diharapkan komitmen organisasi guru untuk terus bekerja di sekolah dapat dioptimalkan.
(29)
108
5. Perlu diadakan penelitian yang lebih lanjut tentang hubungan antara budaya kerja, sikap terhadap kepemimpinan kepala sekolah, dan kepuasan kerja dengan komitmen organisasi guna memperluas hasil penelitian ini.
(30)
109
DAFTAR PUSTAKA
Allen, Natalie J., and John P. Meyer, 1990, “ The Measurement and Antecedent of Affective, Continuance and Normative Commitment to the Organization”,
Journal of Occupational Psychology, No. 63, p.1-8
As’ad, Moh. 1998. Seri Ilmu Sumber Daya Manusia: Psikologi Industri. Yogyakarta: Liberty
Azwar, S, 2002.Sikap Manusia, Teori, dan Pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Brown, A. 1998.Organizational Culture.Singapore: Prentice Hall
Budiar, dkk. 2004. ”Pengaruh Variabel Demografi, Kompensasi, dan Lingkungan Kerja Terhadap Motivasi, Kepuasan Kerja, dan Komitmen Organisasi”.
Jurnal Aplikasi Manajemen, Volume 2, Nomor 2, Agustus 2004
Cantika, Sri Budi. 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia. Malang: UMM Press
Drever, J. 1988.Kamus Psikologi.Alih Bahasa Nancy Simanjuntak, Jakarta: Bina Aksara
Fields, Mitchel W., and James W. Thacker, 1992, “Influence of Quality of Work Life on Company and Union Commitment”, Academy of Management Journal, Vol. 35, No. 2 p.439-450
Hadjar, Ibnu. 1996. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Kuantitatif Dalam Pendidikan.Jakarta: RajaGrafindo Persada
Handoko, Hani. 2002. Manajemen Personalia dan Sumberdaya Manusia. Yogyakarta: BPFE
Haryanto, Budi. 2004. ”Pengaruh Budaya Kerja dan Kepuasan Kerja Terhadap Komitmen Organisasi di Kalangan Dosen Universitas Muhammadiyah Sidoarjo”.Emisi Vol. 1, No. 1, April 2008
Hasibuan, S.P. Melayu. 2001. Manajemen Dasar Pengertian dan Masalah. Jakarta: Gunung Agung
(31)
110
Indriyani, Lies. 2009. “Analisis Pengaruh Kompensasi dan Lingkungan Kerja Terhadap Produktivitas Kerja Perawat Dengan Kepuasan Kerja Sebagai Variabel Mediasi.” Jurnal Ekonomi – Manajemen – Akuntansi, No. 26, Th. XVI, pp. 117-127
Iriana, Prapti., Y.A, Lilis Endang Wijayanti, dan Inin Listyorini. 2004. “Pengaruh Faktor Job Insecurity, Kepuasan Kerja, Komitmen Organisasi terhadap Turn Over Intention Akuntan Pendidik”.Kompak, No. 11, p.284-296
Luthans, F., 1998.Organizational Behaviour. New York: McGraw Hill
Mathis, Jackson. 2000. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Salemba Empat
Mondy, R.Wayne and Noe, Robert M. 1996.Human Resource Management. New Jersey: Prentice Hall, Inc. Upper Saddle River
Mukhyi, Mohammad Abdul dan Tati Sunarti. 2007. “Hubungan Antara Kepuasan Kerja Dengan Komitmen Dalam Lingkungan Institusi Pendidikan di Kota Depok”.Proceeding PESAT (Psikologi, Ekonomi, Sastra, Arsitek & Sipil) Vol. 2, 21-22 Agustus 2007, Universitas Gunadarma
Panggaben, Mutiara S. 2002.Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Ghallia Indonesia
Robbins, S.P. 2003.Organizational Behavior. Singapore: Prentice Hall
Robbins, S.P., 2001. Organizational Behaviour: Concepts, Controversus and Aplications. New York: Prentice Hall
Robbins, Stephen P. dan Judge, Timothy A. 2008. Organizational Behaviour. Jakarta: Salemba Empat
Sastrohadiwiryo, Bejo Siswanto. 2003. Manajemen Tenaga Kerja Indonesia Pendekatan Administrative dan Operasional.Jakarta: Bumi Aksara
Siagian, Sondang P. 1995. Teknik Menumbuhkan dan Memelihara Perilaku Organisasional. Jakarta: Haji Mas Agung
__________________. 2000. Kiat Meningkatkan Produktivitas Kerja. Jakarta: Rineka Cipta
(32)
111
Soetjipto, Budi Eko. 2008. ”Kepuasan Kerja Sebagai Permediasi Pengaruh Stres Kerja Terhadap Komitmen Organisasi”. Jurnal Aplikasi Manajemen, Volume 6, Nomor 1, April 2008
Steers, R.M., Porter, L.W., & Bigley, G.A. 1996. Motivation & Leadership At Work. Sixth Edition. New York: McGraw Hill
Sudjana. 2002.Metode Statistika.Bandung: Tarsito
Sugiyono. 2000.Metode Penelitian Administrasi. Jakarta: Alfabeta
Sumarsono dan Paina Partana. 2002.Sosiolinguistik.Yogyakarta: Pustaka Pelajar Wahjosumidjo. 2011. Kepemimpinan Kepala Sekolah: Tinjauan Teoretik dan
Permasalahannya. Jakarta: RajaGrafindo Persada
Wahyudi. 2009.Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Organisasi Pembelajaran (Learning Organization). Bandung: Alfabeta
Walgito, B. 2001. Psikologi Sosial – Suatu Pengantar. Yogyakarta: Andi Yogyakarta
Wyatt, Thomas., and Chay Yue Wah. 2001. “Perception of QWL: a Study of Singaporean Employees Development”,Management Memo, p.8-17
Zin, Razali Mat. 2004. “ Perception of Professional Engineers Toward Quality of Work Life and Organizational Commitment”, Gajahmada International Journal of Business, Vol. 6. No. 3, p.323-334
(1)
106
mendukung setiap pelaksanaan tugas guru. Dalam hal ini kepala sekolah harus dapat mengkondisikan sekolah sebagai tempat yang nyaman untuk bekerja, dengan menyediakan semua fasilitas bekerja yang dibutuhkan setiap guru sebaik mungkin. Dengan adanya perbaikan dalam pemberian penghargaan dan dukungan kondisi di sekolah, kepuasan kerja guru di sekolah dapat dioptimalkan.
4. Dengan diterimanya hipotesis keempat yang diajukan, maka upaya meningkatkan komitmen organisasi adalah dengan meningkatkan budaya kerja, sikap terhadap kepemimpinan kepala sekolah, dan kepuasan kerja. Bentuk komitmen organisasi guru ditunjukkan dengan komitmen guru dalam: keinginan kuat untuk tetap menjadi anggota sekolah, kesediaan untuk berusaha sebaik mungkin demi kepentingan sekolah, dan kepercayaan dan penerimaan yang kuat terhadap nilai-nilai dan tujuan sekolah. Dalam hal ini, pemilih sekolah harus mengoptimalkan peran budaya kerja yang ada di sekolah, sikap guru terhadap kepemimpinan kepala sekolah, serta kepuasan guru selama bekerja di sekolah.
C. Saran
Berdasarkan kesimpulan, maka dapat diberikan beberapa saran sebagai berikut:
1. Untuk meningkatkan budaya kerja, diharapkan pihak sekolah dapat membuat peraturan yang mengharuskan setiap guru berperilaku dengan baik di sekolah. Dengan adanya aturan ini, budaya kerja di sekolah dapat
(2)
dioptimalkan guna mendukung komitmen guru untuk terus bekerja di sekolah.
2. Untuk meningkatkan sikap terhadap kepemimpinan kepala sekolah, diharapkan kepala sekolah bersedia untuk terus meningkatkan kompetensinya dalam memimpin sekolah. Selain itu diharapkan peran serta kepala sekolah meningkatkan komitmen organisasi melalui tindakan-tindakan yang tepat, seperti: menciptakan dan memelihara hubungan yang positif dengan guru. Dengan adanya upaya ini, sikap guru terhadap kepemimpinan kepala sekolah akan menjadi semakin baik, yang akan mendukung komitmen organisasi guru.
3. Untuk meningkatkan kepuasan kerja, diharapkan pihak sekolah dapat memberikan penghargaan bagi guru yang berprestasi. Dengan pemberian prestasi, guru akan terus termotivasi untuk bekerja dengan baik di sekolah. Selain itu perlu disediakan fasilitas pendukung guru untuk terus bekerja di sekolah. Dengan adanya hal ini diharapkan setiap guru berkeinginan untuk terus bekerja di sekolah dengan baik.
4. Untuk meningkatkan komitmen organisasi, disarankan pihak sekolah berkeinginan untuk melakukan perbaikan dalam hal budaya kerja, sikap terhadap kepemimpinan kepala sekolah, dan kepuasan kerja. Dengan peningkatan budaya kerja, sikap terhadap kepemimpinan kepala sekolah, dan kepuasan kerja pada guru diharapkan komitmen organisasi guru untuk terus bekerja di sekolah dapat dioptimalkan.
(3)
108
5. Perlu diadakan penelitian yang lebih lanjut tentang hubungan antara budaya kerja, sikap terhadap kepemimpinan kepala sekolah, dan kepuasan kerja dengan komitmen organisasi guna memperluas hasil penelitian ini.
(4)
109
Affective, Continuance and Normative Commitment to the Organization”, Journal of Occupational Psychology, No. 63, p.1-8
As’ad, Moh. 1998. Seri Ilmu Sumber Daya Manusia: Psikologi Industri. Yogyakarta: Liberty
Azwar, S, 2002.Sikap Manusia, Teori, dan Pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Brown, A. 1998.Organizational Culture.Singapore: Prentice Hall
Budiar, dkk. 2004. ”Pengaruh Variabel Demografi, Kompensasi, dan Lingkungan Kerja Terhadap Motivasi, Kepuasan Kerja, dan Komitmen Organisasi”. Jurnal Aplikasi Manajemen, Volume 2, Nomor 2, Agustus 2004
Cantika, Sri Budi. 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia. Malang: UMM Press
Drever, J. 1988.Kamus Psikologi.Alih Bahasa Nancy Simanjuntak, Jakarta: Bina Aksara
Fields, Mitchel W., and James W. Thacker, 1992, “Influence of Quality of Work Life on Company and Union Commitment”, Academy of Management Journal, Vol. 35, No. 2 p.439-450
Hadjar, Ibnu. 1996. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Kuantitatif Dalam Pendidikan.Jakarta: RajaGrafindo Persada
Handoko, Hani. 2002. Manajemen Personalia dan Sumberdaya Manusia. Yogyakarta: BPFE
Haryanto, Budi. 2004. ”Pengaruh Budaya Kerja dan Kepuasan Kerja Terhadap Komitmen Organisasi di Kalangan Dosen Universitas Muhammadiyah Sidoarjo”.Emisi Vol. 1, No. 1, April 2008
Hasibuan, S.P. Melayu. 2001. Manajemen Dasar Pengertian dan Masalah. Jakarta: Gunung Agung
(5)
110
Indriyani, Lies. 2009. “Analisis Pengaruh Kompensasi dan Lingkungan Kerja Terhadap Produktivitas Kerja Perawat Dengan Kepuasan Kerja Sebagai Variabel Mediasi.” Jurnal Ekonomi – Manajemen – Akuntansi, No. 26, Th. XVI, pp. 117-127
Iriana, Prapti., Y.A, Lilis Endang Wijayanti, dan Inin Listyorini. 2004. “Pengaruh Faktor Job Insecurity, Kepuasan Kerja, Komitmen Organisasi terhadap Turn Over Intention Akuntan Pendidik”.Kompak, No. 11, p.284-296 Luthans, F., 1998.Organizational Behaviour. New York: McGraw Hill
Mathis, Jackson. 2000. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Salemba Empat
Mondy, R.Wayne and Noe, Robert M. 1996.Human Resource Management. New Jersey: Prentice Hall, Inc. Upper Saddle River
Mukhyi, Mohammad Abdul dan Tati Sunarti. 2007. “Hubungan Antara Kepuasan Kerja Dengan Komitmen Dalam Lingkungan Institusi Pendidikan di Kota Depok”.Proceeding PESAT (Psikologi, Ekonomi, Sastra, Arsitek & Sipil) Vol. 2, 21-22 Agustus 2007, Universitas Gunadarma
Panggaben, Mutiara S. 2002.Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Ghallia Indonesia
Robbins, S.P. 2003.Organizational Behavior. Singapore: Prentice Hall
Robbins, S.P., 2001. Organizational Behaviour: Concepts, Controversus and Aplications. New York: Prentice Hall
Robbins, Stephen P. dan Judge, Timothy A. 2008. Organizational Behaviour. Jakarta: Salemba Empat
Sastrohadiwiryo, Bejo Siswanto. 2003. Manajemen Tenaga Kerja Indonesia Pendekatan Administrative dan Operasional.Jakarta: Bumi Aksara
Siagian, Sondang P. 1995. Teknik Menumbuhkan dan Memelihara Perilaku Organisasional. Jakarta: Haji Mas Agung
__________________. 2000. Kiat Meningkatkan Produktivitas Kerja. Jakarta: Rineka Cipta
(6)
Soetjipto, Budi Eko. 2008. ”Kepuasan Kerja Sebagai Permediasi Pengaruh Stres Kerja Terhadap Komitmen Organisasi”. Jurnal Aplikasi Manajemen, Volume 6, Nomor 1, April 2008
Steers, R.M., Porter, L.W., & Bigley, G.A. 1996. Motivation & Leadership At Work. Sixth Edition. New York: McGraw Hill
Sudjana. 2002.Metode Statistika.Bandung: Tarsito
Sugiyono. 2000.Metode Penelitian Administrasi. Jakarta: Alfabeta
Sumarsono dan Paina Partana. 2002.Sosiolinguistik.Yogyakarta: Pustaka Pelajar Wahjosumidjo. 2011. Kepemimpinan Kepala Sekolah: Tinjauan Teoretik dan
Permasalahannya. Jakarta: RajaGrafindo Persada
Wahyudi. 2009.Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Organisasi Pembelajaran (Learning Organization). Bandung: Alfabeta
Walgito, B. 2001. Psikologi Sosial – Suatu Pengantar. Yogyakarta: Andi Yogyakarta
Wyatt, Thomas., and Chay Yue Wah. 2001. “Perception of QWL: a Study of Singaporean Employees Development”,Management Memo, p.8-17 Zin, Razali Mat. 2004. “ Perception of Professional Engineers Toward Quality of
Work Life and Organizational Commitment”, Gajahmada International Journal of Business, Vol. 6. No. 3, p.323-334