PENGARUH BUDAYA ORGANISASI, PERSEPSI TENTANG PENGGUNAAN KEKUASAAN OLEH KEPALA SEKOLAH, NILAI BUDAYA INDIVIDUAL, DAN KEPERCAYAAN KEPADA KEPALA SEKOLAH TERHADAP KINERJA GURU DI SMP SWASTA KECAMATAN BERINGIN KABUPATEN DELI SERDANG.

(1)

PENGARUH BUDAYA ORGANISASI, PERSEPSI TENTANG PENGGUNAAN KEKUASAAN OLEH KEPALA SEKOLAH, NILAI BUDAYA INDIVIDUAL, DAN KEPERCAYAAN KEPADA KEPALA

SEKOLAH TERHADAP KINERJA GURU DI SMP SWASTA KECAMATAN BERINGIN KABUPATEN DELI SERDANG

TESIS

Oleh:

RANI KENCANA PERANGIN-ANGIN NIM. 8106131013

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Magister Pendidikan Program Pascasarjana

Universitas Negeri Medan

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PENDIDIKAN PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN 2013


(2)

PENGARUH BUDAYA ORGANISASI, PERSEPSI TENTANG PENGGUNAAN KEKUASAAN OLEH KEPALA SEKOLAH, NILAI BUDAYA INDIVIDUAL, DAN KEPERCAYAAN KEPADA KEPALA

SEKOLAH TERHADAP KINERJA GURU DI SMP SWASTA KECAMATAN BERINGIN KABUPATEN DELI SERDANG

TESIS

Oleh:

RANI KENCANA PERANGIN-ANGIN NIM. 8106131013

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Magister Pendidikan Program Pascasarjana

Universitas Negeri Medan

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PENDIDIKAN PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN 2013


(3)

(4)

PERSETUJUAN DEW AN PENGUJI UJIAN TESIS MAGISTER PENDIDIKAN

No Nama

l. Prof. Dr. Ibnu Hajar Damanik, M.Si NIP. 19630520198703 1 004

(Pembimbing I)

2. Prof. Dr. Berlin Sibnrani, M. Pd NIP. 19570615 198203 1 005 (Pembimhing II)

3. Prof. Dr. Harun SitompuJ, M. Pd NIP. 19600705 193501 1 001 (Penguji)

4. Dr. ArifRahman, M.Pd NIP. 19660412 199203 1 001 (Penguji)

5. Prof. Dr. H. Syaiful Sagala, M. Pd NIP. 19580509 1986111 001 (Penguji)

Tanda Tangan

Nama Mabasiswa : Rani Kencana Perangin-angin NIM : 8106131013


(5)

(6)

i

ABSTRAK

Rani Kencana PA, 8106131013, Pengaruh Budaya Organisasi, Persepsi tentang Penggunaan Kekuasaan oleh Kepala Sekolah, Nilai Budaya Individual, dan Kepercayaan kepada Kepala Sekolah terhadap Kinerja Guru di SMP Swasta Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang. Tesis. Pascasarjana. Universitas Negeri Medan, 2013.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) pengaruh budaya organisasi terhadap kepercayaan kepada kepala sekolah, (2) pengaruh persepsi tentang penggunaan kekuasaan oleh kepala sekolah terhadap kepercayaan kepada kepala sekolah, (3) pengaruh nilai budaya individual terhadap kepercayaan kepada kepala sekolah, (4) pengaruh budaya organisasi terhadap kinerja guru, (5) pengaruh persepsi tentang penggunaan kekuasaan oleh kepala sekolah terhadap kinerja guru, (6) pengaruh nilai budaya individual terhadap kinerja guru, (7) pengaruh kepercayaan kepada kepala sekolah terhadap kinerja guru.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kuantitatif. Penelitian ini menempatkan variabel penelitian yaitu variabel endogenus dan eksogenus. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh guru di SMP Swasta Kecamatan Beringin yang berjumlah 105 guru. Sampel penelitian ditentukan dengan menggunakan tabel Kreijie sehingga didapatkan sampel sebanyak 81 guru.

Instrumen penelitian yang digunakan untuk pengumpulan data adalah angket dan lembar penilaian observasi kinerja guru. Sebelum instrument (angket) penelitian digunakan untuk mengumpulkan data penelitian, terlebih dahulu dilakukan uji coba yang dilakukan dengan uji validitas dan uji reliabilitas. Untuk menghitung uji validitas angket digunakan rumus product moment dan untuk uji reliabilitas angket

digunakan rumus alpha. Uji persyaratan analisis adalah uji normalitas, hogenitas, linieritas, dan keberartian regresi, kemudian dilakukan analisa data dengan teknik

path anlisys.

Hasil dari penelitian ini ditemukan: (1) terdapat pengaruh budaya organisasi terhadap kepercayaan kepada kepala sekolah sebesar 0,36 (2) terdapat pengaruh persepsi tentang penggunaan kekuasaan oleh kepala sekolah terhadap kepercayaan kepada kepala sekolah sebesar 0,36, (3) terdapat pengaruh nilai budaya individual terhadap kepercayaan kepada kepala sekolah sebesar 0,30, (4) terdapat pengaruh budaya organisasi dengan kinerja guru sebesar 0,20, (5) terdapat pengaruh persepsi tentang penggunaan kekuasaan oleh kepala sekolah terhadap kinerja guru sebesar 0,23, (6) terdapat pengaruh nilai budaya individual dengan kepercayaan kepada kepala sekolah sebesar 0,20, (7) terdapat pengaruh kepercayaan kepada kepala sekolah dengan kinerja guru sebesar 0,35. Semakin tinggi pengaruh budaya organisasi, persepsi tentang penggunaan kekuasaan oleh kepala sekolah, nilai budaya individual dan kepercayaan kepada kepala sekolah, maka semakin tinggi pula kinerja guru SMP Swasta di Kecamatan Beringin.


(7)

ii

ABSTRACT

Rani Kencana PA, 8106131013, The Influence of Organizational Culture, Perception about Using Powers by Principle, Individual Cultural Value, and Trust to Principle toward Teachers Job Performance in Beringin Sub Distric, Deli Serdang Distric. Thesis. Post Graduate. State University of Medan, 2013.

This study aimed to determine: (1) the influence of organizational culture towards trust to principle, (2) the influence of perception about using powers by principle towards teacher job performance, (3) the influence of individual culture value towards trust to principle, (4) the influence of organizational culture towards teachers job performance, (5) the influence of perception about using powers by principle towards teacher job performance, (6) the influence of individual cultural value towards teacher job performance, (7) the influence of trust to principle towards teachers job performance.

The research method is quantitative research methods. This study puts the endogenous variables and exogenous variables. The population in this study is all teachers at Private SMP Sub Distric Beringin totaling 105 teachers. The research sample is determined by using the Kreijie table to obtain a sample of 81 teachers.

The research instrument for data collection was a questionnaire and the evaluation teacher job performance observation sheet. Before the instrument (questionnaire) research is used to gather research data, the instrument had been test by validity and reliability test. To test the validity of the questionnaire the product moment formula was used and for the reliability test used alpha formula. Test requirements analysis is normality test, homogenitas, linearity, and the significance of regression, then data analysis used anlisys path techniques.

The results of this study found: (1) there is influence of organizational culture towards trust to principle with influence is 0,36, (2) there is influence of perception of using powers by principle towards trust to principle with influence is 0,36, (3) there is influence of individual culture value towards trust to principle with influence is 0,30 (4) there is influences of organizational culture to teacher job performance with influence is 0,20 , (5) there is influence of perception of using powers by principle towards teachers job performance with influence is 0,23, (6) there is influence of individual cultural value towards teacher job performance with influence is 0,20, (7) there is influence of trust to principle towards teacher job performance with influence

is 0,35.

If the influence of organizational culture, perception about using powers by principle, individual cultural value, and trust to principle higher, then the teacher job performance is higher in Private SMP in Sub Distric Beringin


(8)

iii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis berikan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan tesis ini yang merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar magister pendidikan pada Program Studi Administrasi Pendidikan Universitas Negeri Medan. Adapun judul dari tesis

ini adalah “Pengaruh Budaya Organisasi, Persepsi tentang Penggunaan Kekuasaan

oleh Kepala Sekolah, Nilai Budaya Individual dan Kepercayaan kepada Kepala Sekolah terhadap Kinerja Guru di SMP Swasta Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang.”

Terwujudnya tesis ini tidak terlepas dari bantuan dan bimbingan serta dorongan dari berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu penulis dengan tulus mengucapkan terima kasih kepada :

1. Rektor dan Pembantu rektor yang telah membimbing dan memberi pelayanan kepada mahasiswa.

2. Direktur, asisten direktur, ketua prodi, sekertaris prodi, Bapak/Ibu dosen, serta segenap pegawai Prodi Administrasi Pendidikan Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan yang telah membimbing dan memberi pelayanan kepada mahasiswa.

3. Prof. Dr. Ibnu Hajar Damanik, M.Si selaku pembimbing I dan Prof. Dr. Berlin Sibarani, M.Pd. selaku pembimbing II yang dengan tulus telah meluangkan waktu membimbing dan memotivasi dalam proses penulisan tesis ini.

4. Prof. Dr. Harun Sitompul, M.Pd. selaku narasumber, Dr. Arif Rahman, M.Pd. selaku narasumber sekaligus validator, Prof. Dr. H. Syaiful Sagala, M. Pd selaku narasumber sekaligus ketua Prodi Administrasi Pendidikan dan Dr. Yasaratodo Wau, M.Pd. selaku notulen sekaligus sekretaris Prodi Administrasi Pendidikan.

5. Kepala sekolah SMP Sinar Harapan Ibu Sriatik, kepala sekolah SMP Awal Karya Pembangunan (AKP) Ibu Susi Emmylia Fitri, S.pd, kepala sekolah SMK Jaya Krama Bapak Suyanto, S.Pd. kepala sekolah SMP Dharma Karya Ibu Ika Yustina Barus, SE, pegawai, dan secara khusus kepada seluruh guru


(9)

iv

yang telah bersedia membantu penulis dari pelaksanaan uji coba instrument sampai pada pengumpulan data penelitian.

6. Orang tua penulis, Ayahanda Drs. N. Perangin-angin dan Ibunda R br Tarigan yang telah banyak membantu, memberi motivasi dan doa yang tulus hingga selesainya penulisan tesis ini.

7. Kakak dan Abang Ipar penulis, Sari Kencana Pa, Amd dan Pdt. Sahat Tarigan, S.Th serta abang penulis Sura Kencana Pa, S.Kg yang menjadi penyemangat penulis.

8. Mahasiswa angkatan XVIII kelas A Prodi Administrasi Pendidikan Program Pascasarjana Unimed yaitu Hertaty Novita Malau, Rismawati, Zul Aida, Renni Magdalena Silaban, Emma Juwita Sirait, Rami Purnama Sari Barus, Jandrifan HT. Saragi, Sampetua Tindaon, Mansyur Pasaribu, Ispandi, Putra Sukarya Samosir, Zakie Wahidotomo, Riza Asri Lubis, M. Nazri, M. Nasir , yang menjadi keluarga, sahabat, dan selalu memberi motivasi kepada penulis dari awal hingga akhir perkuliahan.

Semoga semua pihak yang telah membantu Penulis dan belum dapat disebutkan satu persatu, yang telah memberi kontribusi dalam penyelesaian pendidikan dan penulisan tesis ini selalu dilimpahi berkat oleh Tuhan Yang Maha Esa dalam segala hal. Akhir kata semoga tesis ini memberi kontribusi yang bermanfaat bagi pendidikan sekarang dan pada masa yang akan datang.

Medan, Februari 2013

Penulis,

Rani Kencana PA


(10)

v

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi masalah ... 9

C. Pembatasan masalah ... 10

D. Perumusan masalah ... 11

E. Tujuan penelitian ... 12

F. Manfaat penelitian ... 13

BAB II. KAJIAN PUSTAKA A. Kerangka Teoretik ... 14

1. Kinerja Guru ... 14

2. Kepercayaan kepada Kepala Sekolah ... 24

3. Budaya Organisasi ... 35

4. Persepsi tentang Penggunaan Kekuasaan oleh Kepala Sekolah ... 48

5. Nilai Budaya Individual ... 61

B. Kajian Penelitian yang Relevan ... 70

C. Kerangka Berpikir ... 72

1. Pengaruh Budaya Organisasi terhadap Kepercayaan kepada Kepala Sekolah ... 72

2. Pengaruh Persepsi tentang Penggunaan Kekuasaan oleh Kepala Sekolah terhadap Kepercayaan kepada Kepala Sekolah ... 74

3. Pengaruh Nilai Budaya Individual terhadap Kepercayaan kepada Kepala Sekolah ... 76

4. Pengaruh Budaya Organisasi terhadap Kinerja Guru ... 78

5. Pengaruh Persepsi tentang Penggunaan Kekuasaan oleh Kepala Sekolah terhadap Kinerja Guru ... 80

6. Pengaruh Nilai Budaya Individual Terhadap Kinerja Guru ... 83

7. Pengaruh Kepercayaan kepada Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Guru ... 85


(11)

vi

BAB III. METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 89

B. Populasi dan Sampel Penelitian ... 89

C. Metode Penelitian ... 92

D. Defenisi Operasional ... 93

E. Teknik Pengumpulan data ... 94

F. Uji Coba Instrumen ... 99

G. Teknik Analisis Data ... 103

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 113

1. Deskripsi Data Hasil Penelitian ... 113

2. Tingkat Kecenderungan Variabel Penelitian ... 120

3. Uji Persyaratan Analisis ... 124

4. Pengujian Hipotesis ... 137

B. Pembahasan Penelitian ... 147

1. Pengaruh budaya organisasi (X1) terhadap Kepercayaan kepada kepala sekolah (X4) ... 152

2. Pengaruh persepsi tentang penggunaan Kekuasaan oleh kepala sekolah (X2) terhadap kepercayaan kepada kepala sekolah (X4) ... 154

3. Pengaruh nilai budaya individual (X3) terhadap kepercayaan kepada kepala sekolah (X4) ... 156

4. Pengaruh budaya organisasi (X1) terhadap kinerja guru (X5) ... 158

5. Pengaruh persepsi tentang penggunaan Kekuasaan oleh kepala sekolah (X2) terhadap kinerja guru (X5) ... 160

6. Pengaruh nilai budaya individual (X3) terhadap kinerja guru (X5) ... 161

7. Pengaruh kepercayaan kepada kepala sekolah (X4) terhadap kinerja guru (X5) ... 163

C. Keterbatasan Penelitian ... 166

BAB V. SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Simpulan ... 169

B. Implikasi ... 170

C. Saran ... 182

DAFTAR PUSTAKA ... 185


(12)

vii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Panduan Penggunaan Kekuasaan ... 56

Tabel 3.1. Populasi Guru SMP Swasta Kecamatan Beringin ... 89

Tabel 3.2 Sampel Guru SMP Swasta Kecamatan Beringin... 91

Tabel 3.3. Kisi-Kisi Instrumen Kinerja Guru ... 96

Tabel 3.4. Pilihan Jawaban Angket ... 97

Tabel 3.5. Kisi-Kisi Instrumen Kepercayaan Kepada Kepala Sekolah ... 97

Tabel 3.6. Pilihan Jawaban Angket ... 97

Tabel 3.7. Kisi-Kisi Instrumen Budaya Organisasi ... 98

Tabel 3.8. Kisi-Kisi Instrumen Persepsi tentang Penggunaan Kekuasaan oleh Kepala Sekolah ... 98

Tabel 3.9. Kisi-Kisi Instrumen Nilai Budaya Individual... 99

Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Variabel Budaya Organisasi (X1)... 114

Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Variabel Persepsi tentang Penggunaan Kekuasaan oleh Kepala Sekolah (X2) ... 115

Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Variabel Nilai Budaya Individual (X3)... 117

Tabel 4.4. Distribusi Frekuensi Variabel Kepercayaan Kepada Kepala Sekolah (X4) ... 118

Tabel 4.5. Distribusi Frekuensi Variabel Kinerja Guru (X5) ... 119

Tabel 4.6. Tingkat Kecenderungan Data Budaya Organisasi (X1) ... 121

Tabel 4.7. Tingkat Kecenderungan Data Persepsi tentang Penggunaan Kekuasaan Oleh Kepala Sekolah (X2) ... 122

Tabel 4.8. Tingkat Kecenderungan Data Nilai Budaya Individual (X3)... 122

Tabel 4.9. Tingkat Kecenderungan Data Kepercayaan Kepada Kepala Sekolah (X4) ... 123

Tabel 4.10. Tingkat Kecenderungan Data Kinerja Guru (X5) ... 124

Tabel 4.11. Ringkasan Analisis Perhitungan Uji Normalitas ... 125

Tabel 4.12. Ringkasan Analisis Perhitungan Uji Homogenitas ... 126

Tabel 4.13. Rangkuman ANAVA untuk Persamaan Regresi Kepercayaan kepada Kepala Sekolah atas Budaya Organisasi ... 127

Tabel 4.14. Rangkuman ANAVA untuk Persamaan Regresi Kepercayaan kepada Kepala Sekolah atas Persepsi tentang Penggunaan Kekuasaan oleh Kepala Sekolah ... 128

Tabel 4.15. Rangkuman ANAVA untuk Persamaan Regresi Kepercayaan kepada Kepala Sekolah atas Nilai Budaya Individual ... 129

Tabel 4.16. Rangkuman ANAVA untuk Persamaan Regresi Kinerja Guru atas Budaya Organisasi ... 131

Tabel 4.17. Rangkuman ANAVA untuk Persamaan Regresi Kinerja Guru atas Persepsi tentang Penggunaan Kekuasaan oleh Kepala Sekolah ... 132

Tabel 4.18. Rangkuman ANAVA untuk Persamaan Regresi Kinerja Guru atas Nilai Budaya Individual ... 133


(13)

viii

Tabel 4.19. Rangkuman ANAVA untuk Persamaan Regresi Kinerja

Guru atas Kepercayaan kepada Kepala Sekolah ... 134 Tabel 4.20. Ringkasan ANAVA Regresi Ganda ... 135 Tabel 4.21. Rangkuman Hasil Perhitungan Koefisien Korelasi (r)

antar variabel ... 136 Tabel 4.22. Rangkuman Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung

terhadap X4 ... 137

Tabel 4.23. Rangkuman Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung

terhadap X5 ... 141

Tabel 4.24. Rangkuman Nilai Koefisien Jalur () dan Uji Signifikansi


(14)

ix

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1. Job Performance ... 18

Gambar 2.2. Lima Elemen Kepercayaan ... 28

Gambar 2.3 Factors that Influence Trust Levels ... 29

Gambar 2.4 Hubungan antara Kepercayaan dan Kinerja ... 32

Gambar 2.5 Dimension of Organizational Culture ... 39

Gambat 2.6 Bagaimana Budaya Organisasi Berdampak pada Kinerja dan Kepuasan ... 41

Gambar 2.7 Bagaimana Terbentuknya Budaya Organisasi... 42

Gambar 2.8 The Core of a Positive Culture ... 45

Gambar 2.9 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Persepsi ... 49

Gambar 2.10 Types of Power ... 53

Gambar 3.1 Paradigma Penelitian ... 92

Gambar 4.1. Histogram Skor Variabel Budaya Organisasi (X1) ... 114

Gambar 4.2. Histogram Skor Variabel Persepsi tentang Penggunaan Kekuasaan oleh Kepala Sekolah (X2) ... 116

Gambar 4.3. Histogram Skor Variabel Nilai Budaya Individual (X3) ... 117

Gambar 4.4 Histogram Skor Variabel Kepercayaan kepada Kepala Sekolah (X4) ... 119

Gambar 4.5. Histogram Skor Variabel Kinerja Guru (X5) ... ` 120


(15)

x

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Angket Penelitian ... 189 Lampiran 2 Sebaran Data Uji Coba Instrumen Budaya Organisasi ...

202

Lampiran 3 Perhitungan Validitas dan Reliabilitas Angket Persepsi

Budaya Organisasi ... 204 Lampiran 4 Sebaran Data Uji Coba Instrumen Persepsi

tentang Penggunaan Kekuasaan oleh Kepala Sekolah ... 209 Lampiran 5 Perhitungan Validitas dan Reliabilitas Angket

Persepsi tentang Penggunaan Kekuasaan oleh

Kepala Sekolah ... 211 Lampiran 6 Sebaran Data Uji Coba Instrumen

Nilai Budaya Individual ... 216 Lampiran 7 Perhitungan Validitas dan Reliabilitas Angket

Nilai Budaya Individual ... 218 Lampiran 8 Sebaran Data Uji Coba Instrumen Kepercayaan

kepada Kepala Sekolah... 223 Lampiran 9 Perhitungan Validitas dan Reliabilitas Angket

Kepercayaan kepada Kepala Sekolah ... 225 Lampiran 10 Data Hasil Penelitian ... 230 Lampiran 11 Data Variabel Penelitian ... 250 Lampiran 12 Perhitungan Distribusi Frekuensi, Median, Modus,

Harga Rata-Rata dan Standart Deviasi dari Data

Variabel Penelitian ... 253 Lampiran 13 Uji Normalitas Sebaran Data Masing-Masing Variabel

Penelitian ... 266 Lampiran 14 Perhitungan Uji Homogenitas ... 289 Lampiran 15 Identifikasi Tingkat Kecenderungan Data Variabel ... 311 Lampiran 16 Perhitungan Persamaan Regresi, Uji Kelinieran dan

Keberartian Persamaan Regresi ... 315 Lampiran 17 Perhitungan Regresi Ganda, Uji Kelinieran dan

Keberartian Persamaan Regresi Ganda ... 361 Lampiran 18 Perhitungan Koefisien Korelasi antar Variabel Penelitian .... 369 Lampiran 19 Perhitungan Koefisien Jalur Variabel Penelitian ... 374 Lampiran 20 Perhitungan Uji Hipotesis... 383 Lampiran 21 Perhitungan Perbandingan Koefisien Jalur ... 390


(16)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Menciptakan manusia-manusia yang berkualitas tentunya menjadi keharusan bagi suatu bangsa jika ingin maju, dan kunci dari penciptaan manusia-manusia yang berkualitas tidak lain adalah pendidikan. Zamroni (2003:2) menyatakan peran pendidikan dalam pembangunan adalah: 1) mengembangkan kompetensi individu, 2) kompetensi yang lebih tinggi tersebut diperlukan untuk meningkatkan produktivitas, 3) secara umum, meningkatkan kemampuan warga masyarakat dan semakin banyaknya warga masyarakat yang memiliki kemampuan akan meningkatkan kehidupan masyarakat secara keseluruhan. Pendapat tersebut membuat tidak dapat disanggah lagi bahwa pendidikan memegang peranan sangat penting dalam kemajuan suatu negara atau pembentukan manusia yang berkualitas.

Dalam Pokok-Pokok Pikiran Pendidikan Nasional tahun 1989 (Hamalik, 2011:23) menyatakan dalam rangka mewujudkan masyarakat budaya yang bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, pendidikan nasional berfungsi sebagai alat: 1) pengembangan pribadi; 2) pengembangan warga negara; 3) pengembangan kebudayaan; dan, 4) pengembangan bangsa. Fungsi pendidikan nasional ini tentunya menjadi acuan dari fungsi sekolah sebagai lembaga yang menyelenggarakan pendidikan. I. P. Simanjuntak dalam Hamalik (2011:24) menyatakan secara garis besar fungsi sekolah adalah: 1) mendidik calon warga negara yang dewasa; 2) mempersiapkan calon warga masyarakat; 3)


(17)

2

mengembangkan cita-cita profesi/kerja; 4) mempersiapkan calon pembentuk keluarga yang baru; dan 5) mengembangkan pribadi (realisasi diri). Selanjutnya Hamalik sendiri menyatakan bahwa tugas sekolah sebenarnya adalah memberikan pendidikan dan pengajaran sesuai dengan kelima fungsi tersebut, yang pada dasarnya merupakan hasil analisis terhadap keperluan anak yang belajar.

Dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional yang dimuat oleh Fokusmedia (2010:6), fungsi dan tujuan Pendidikan Nasional yang tertuang dalam Undang-undang No. 20 tahun 2003 pasal 3 menyatakan Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan pembentukan watak serta peradaban bangsa yang bermanfaat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembanganya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk memenuhi tujuan nasional tersebut tidak dapat disangkal lagi bahwa guru harus menjalankan tugasnya secara profesional agar guru dapat membentuk peserta didiknya sesuai dengan tujuan pendidikan nasional, seperti yang dinyatakan oleh Djamarah (2011:108) yang mengungkapkan bahwa baik mengajar maupun mendidik adalah tugas guru sebagai tenaga profesional.

Dalam pasal 39 ayat (2) UU No. 23 tahun 2003 tentang Sisdiknas dinyatakan pendidik merupakan tenaga profesional. Selaras dengan hal itu Soetjipto dan Kosasi (dalam Soni, 2011) menyatakan jabatan guru adalah jabatan professional, dan sebagai jabatan professional melibatkan intelektual, mempunyai batang tubuh ilmu yang khusus, memerlukan persiapan lama untuk


(18)

3

memangkunya, memerlukan latihan dalam jabatan yang bersinambungan, memerlukan karier hidup dan keanggotaan yang permanen, menentukan baku prilakunya, mementingkan layanan, mempunyai organisasi professional, dan mempunyai kode etik yang ditaati oleh anggotanya.

Suharsaputra (2010:144) menyatakan bahwa dalam tatanan mikro teknis, guru sebagai tenaga pendidik merupakan pemimpin pendidikan, dia amat menentukan dalam proses pembelajaran di kelas, dan peran kepemimpinan tersebut akan tercermin dari bagaimanan guru melaksanakan peran dan tugasnya. Bagaimana guru melaksanakan peran dan tugasnya dapat disebut dengan kinerja guru. Hal ini berarti bahwa kinerja guru merupakan faktor yang amat menentukan bagi mutu pembelajaran atau pendidikan yang akan berimplikasi pada kualitas output pendidikan setelah menyelesaikan sekolah.

Tugas guru menurut Djamarah (2010:37) bukan hanya tugas profesi, tetapi juga tugas kemanusiaan, dan tugas kemasyarakatan. Kesemua tugas ini syarat dengan nilai-nilai luhur. Tugas guru sebagai suatu profesi menuntut guru untuk mengembangkan profesionalitas dirinya sesuai dengan perkembangan pengetahuan dan teknologi. Hal ini dikarenakan guru harus mengajar, mendidik dan melatih siswanya. Tugas kemanusiaan guru berarti guru harus terlibat dengan kehidupan di masyarakat dengan interaksi sosial. Guru harus menanamkan nilai-nilai kemanusiaan dalam diri anak didik. Sedangkan tugas kemasyarakat guru berarti guru harus mendidik dan mengajar masyarakat untuk menjadi warga negara Indonesia yang bermoral pancasila. Memang tidak dapat dipungkiri bahwa guru mendidik siswa sama halnya guru mencerdaskan bangsa Indonesia.


(19)

4

Karenanya kinerja guru merupakan hal yang sangat harus diperhatikan. Jika kinerja guru buruk, maka proses belajar mengajar tidak akan berlangsung dengan baik dan anak-anak tidak akan berhasil dalam belajar. Sebaliknya, jika kinerja guru baik, maka guru akan membawa anak-anak kepada keberhasilan belajar karena kinerja gurulah yang sangat memberikan pengaruh yang besar pada hasil akhir yang akan dicapai oleh anak didik.

Untuk meningkatkan kualitas mengajar guru, diperlukan beberapa keterampilan yang harus diterapkan dalam proses belajar mengajar. Menurut Umiarso dan Gojali (2010:223) keterampilan tersebut adalah: 1) keterampilan memberi penguatan, 2) keterampilan mengadakan variasi, 3) keterampilan menjelaskan, 4) keterampilan membuka dan menutup pelajaran, 5) keterampilan mengelola kelas, 6) keterampilan bertanya.

Dalam melakukan tugasnya untuk meningkatkan mutu pendidikan, para guru dalam proses pembelajaran juga perlu mengarahkan siswa benar-benar aktif belajar dalam kelas. Menurut Sriyono dalam Siburian (2010:4) keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar adalah pada waktu guru mengajar, guru harus mengusahakan agar murid-muridnya aktif, jasmani maupun rohani yang meliputi: a) keaktifan indera, pendengaran, penglihatan, peraba, b) keaktifan akal, akal anak-anank harus aktif memecahkan masalah, c) keaktifan ingatan, yaitu menerima bahan pelajaran yang disampaikan oleh guru, d) keaktifan emosi, murid senantiasa berusaha mencintai mata pelajaran yang disampaikan oleh guru.

Dalam kaitannya dengan kinerja guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar, maka dapat dikemukakan tugas keprofesionalan guru menurut Undang-Undang Republik Indonesia nomor 14 tahun 2005 pasal 20 (a) Tentang


(20)

5

Guru dan Dosen adalah merencanakan pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran yang bermutu, serta menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran.

Kinerja guru tentunya dipengaruhi oleh banyak faktor yang secara umum dapat digolongkan menjadi dua, yaitu faktor yang muncul dari luar diri sang guru dan yang muncul dari dalam diri guru. Faktor yang muncul dari luar diri sang guru (faktor eksternal) misalnya adalah budaya organisasi, gaya kepemimpinan kepala sekolah, struktur organisasi dan yang lainnya. Sedangkan faktor yang berasal dari dalam diri guru (faktor internal) misalanya adalah motivasi, kepuasan kerja, persepsi, pengalaman, kemampuan dan lain sebagainya.

Colquitt, LePine, Wesson (2009:34) mengemukakan teori tentang kinerja yang menyatakan bahwa kinerja dipengaruhi oleh: pertama, faktor mekanisme organisasi yaitu budaya organisasi dan struktur organisasi; kedua, mekanisme group yaitu gaya dan prilaku kepemimpinan, kekuasaan dan pengaruh kepemimpinan; ketiga, karakteristik individu yaitu kepribadian dan nilai budaya; serta keempat, mekanisme individual yaitu kepuasan kerja, stress, motivasi, kepercayaan, keadilan, dan etika serta belajar dan pengambilan keputusan. Kesemua faktor ini mempengaruhi pembentukan dari kinerja dan komitmen anggota organisasi.

Kepercayaan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kinerja seseorang dalam suatu organisasi. Henslin dalam Astuti (2005:18) memandang kepercayaan (trust) sebagai harapan dan kepercayaan individu terhadap reliabilitas orang lain. Jika bawahan mempercayai atasannya maka bawahan akan melakukan apa yang dikatakan oleh atasannya. Demikian juga berlaku bagi guru yang memiliki kepercayaan pada kepala sekolah sebagai pemimpinnya di sekolah,


(21)

6

guru akan selalu melakukan apa yang disarankan oleh kepala sekolah untuk meningkatkan kinerjanya sebagai guru.

Guru akan merasa aman jika ia mempercayai kepala sekolah yang memimpinnya sehingga ia bisa fokus kepada pekerjaannya serta mau melakukan apa yang menjadi perintah dari atasannya. Bukan karena terpaksa, tetapi karena keyakinan bahwa apa yang ia lakukan, yaitu menurut kepada kepala sekolah, ia yakini akan berakibat baik bagi hasil pencapaian yang ia dapat raih dalam mengajar anak didiknya serta bagi kemajuan sekolah. Perasaan ini dapat muncul karena ia mempercayai kepala sekolahnya.

Selain kepercayaan, budaya organisasi juga berpengaruh terhadap kinerja. Budaya organisasi adalah salah satu faktor yang menentukan apakah guru akan merasa nyaman atau tidak berkerja di sebuah sekolah. Jika guru merasa nyaman dengan sekolah, baik dengan hubungan sesama guru ataupun juga hubungan dengan kepala sekolah, maka guru akan dapat berkerja dengan tenang dan akan menghasilkan hasil kerja yang baik. Tetapi hasilnya akan berbeda jika guru merasa bahwa budaya organsiasi sekolah tempat ia mengajar bukanlah budaya yang cocok dengan dirinya. Guru akan merasa kurang nyaman dan cenderung akan tidak menghasilkan hasil yang baik dalam berkerja. Guru perlu untuk memiliki hubungan yang baik dengan rekan sesama guru ataupun dengan kepala sekolah dan staf sekolah. Guru juga harus merasa cocok dengan kebiasaan-kebiasaan yang ada di sekolah yang akan membantu dia untuk merasa menjadi bagian dari sekolah.

Penggunaan kekuasaan dari kepala sekolah juga bukanlah faktor yang dapat dikesampingkan dalam konteks mempengaruhi kinerja guru. Persepsi guru


(22)

7

terhadap bagaimana kepala sekolah menggunakan kekuasaannya memberikan andil terhadap kinerja guru. Jika guru memiliki persepsi yang baik tentang bagaimana kepala sekolah menggunakan kekuasaaannya, maka ini akan membuat guru merasa aman dan dapat fokus dengan pekerjaannya. Persepsi ini juga akan membuat guru merasa didukung oleh kepala sekolah jika guru ingin meningkatkan kemampuannya dalam mengerjakan tugasnya.

Keadaannya tentu akan berbeda jika guru merasa kepala sekolah tidak menggunakan kekuasaannya dengan baik. Kepala sekolah tentunya tidak akan dapat mempengaruhi guru untuk berkerja dengan sebaik-baiknya guna pencapaian tujuan sekolah. Bahkan bukan hal yang mustahil jika kepala sekolah justru akan kehilangan kepercayaan dari para guru dan merasa kewalahan dalam memimpin sekolah untuk beroperasi dengan baik dan bergerak kepada kemajuan yang membawa kepada keberhasilan.

Nilai budaya individual juga adalah faktor yang mempengaruhi kerja. Hofstede dalam penelitiannya telah memberikan sumbangsih yang sangat besar tentang bagaimana nilai budaya berpengaruh terhadap gaya kerja dari pegawai. Nilai budaya seperti yang disampaikannya dalam Berry, et.al (1999:103) dapat disimpulkan sebagai sesuatu yang mempengaruhi prilaku setiap orang di dalam masyarakat Hal ini juga mempengaruhi bagaimana prilakunya di tempat kerja, apakah ia memiliki kinerja yang baik atau kinerja yang buruk. Dalam konteks sekolah hal yang sama juga terjadi. Apa nilai yang dipegang guru akan mempengaruhi bagaimana ia berkerja. Ia akan bersikap sesuai dengan apa yang dianggapnya baik, benar, dan dapat diterima di dalam ia melakukan pekerjaannya sehari-hari di sekolah.


(23)

8

Dalam penelitian awal yang dilakukan di SMP Swasta di Kecamatan Beringin, terdapat beberapa hal yang menunjukkan kurangnya kinerja guru. Di SMP Sinar Harapan terdapat sekitar 15% guru belum memiliki perangkat pembelajaran serta sekitar 25% guru belum dapat mengelola kelas dengan baik. Di SMP Awal Karya Pembangunan terdapat sekitar 22% guru belum memiliki perangkat pembelajaran serta sekitar 26% guru belum dapat mengelola kelas dengan baik. Di SMP Jaya Krama terdapat sekitar 22% guru belum memiliki perangkat pembelajaran serta sekitar 22% guru belum dapat mengelola kelas dengan baik. Di SMP Darma Karya terdapat sekitar 26% guru belum memiliki perangkat pembelajaran serta sekitar 20% guru belum dapat mengelola kelas dengan baik. Kinerja guru yang seperti ini tentu tidak akan membawa murid-murid kepada satu kualitas pendidikan yang baik. Guru hanya akan sebatas mengajar saja, dan murid hanya akan sebatas belajar agar bisa menjawab soal ujian.

Berdasarkan wawancara yang peneliti lakukan juga didapati ada guru yang merasa bahwa kepala sekolah tidak mampu menjalankan organisasi sekolah dengan baik dengan alasan karena sekolah tidak mengalami kemajuan yang berarti selama bertahun-tahun. Program yang ada di sekolah juga adalah program-program yang biasa. Hal ini menunjukan bahwa guru tidak terlalu mempercayai kepala sekolahnya. Sedangkan guru lain merasa bahwa mengajar hanya berupa pekerjaan yang dilakukan untuk mendapatkan uang. Sehingga guru tidak merasa perlu untuk melakukan lebih guna mendapatkan hasil yang maksimal dari pekerjanya seperti menambah pengetahuannya dalam perkembangan ilmu mata pelajaran yang diampunya.


(24)

9

Melihat fakta-fakta tersebut, maka peneliti melakukan penelitian lebih lanjut dengan judul Pengaruh Budaya Organisasi, Persepsi tentang Penggunaan Kekuasaan oleh Kepala Sekolah, Nilai Budaya Individual, dan Kepercayaan kepada Kepala Sekolah terhadap Kinerja Guru di SMP Swasta Kecamatan Beringin.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas diidentifikasikan masalah yang mempengaruhi kinerja guru di SMP Swasta Kecamatan Beringin yaitu sebagai berikut: (1) Bagaimanakah tingkat pendidikan guru-guru?, (2) Bagaimanakah frekuensi guru mengikuti pelatihan?, (3) Seperti apakah budaya organisasi yang ada di sekolah?, (4) Bagaimanakah budaya itu mempengaruhi guru?, (5) Apakah budaya organisasi mempengaruhi kinerja guru?, (6) Apakah budaya organisasi mempengaruhi kepercayaan guru kepada kepala sekolah (7) Bagaimanakah persepsi guru terhadap kekuasaan kepala sekolah?, (8) Apakah guru memiliki hubungan yang baik dengan kepala sekolah?, (9) Apakah persepsi guru terhadap kekuasaan kepala sekolah mempengaruhi kinerja guru?, (10) Apakah persepsi guru terhadap kekuasaan kepala sekolah mempengaruhi kepercayaan guru kepada kepala sekolah?, (11) Bagaimanakah nilai budaya individual yang dimiliki oleh guru?, (12) Apakah nilai budaya individual yang dimiliki guru berpengaruh terhadap kinerja guru?, (13) Apakah nilai budaya individual yang dimiliki guru berpengaruh terhadap kepercayaan guru kepada kepala sekolah?, (14) Bagaimanakah kepercayaan guru kepada kepala sekolah?, (15) Bagaimanakah


(25)

10

komunikasi guru dengan kepala sekolah dan antar sesama guru?, (16) Apakah kepercayaan kepada kepala sekolah berhubungan dengan kinerja guru?

C. Pembatasan Masalah

Mengingat keterbatasan untuk melakukan penelitian terhadap semua faktor yang diperkirakan mempengaruhi kinerja guru di SMP Swasta Kecamatan Beringin, maka perlu dibatasi masalah yang akan diteliti. Penelitian ini hanya membahas tentang:

1. Budaya organisasi, meliputi: kedisiplinan, menjadi bagian dari sekolah, dan hubungan antar anggota sekolah

2. Persepsi terhadap kekuasaan kepala sekolah, meliputi: persepsi terhadap penggunaan kekuasaan legitimasi, kekuasaan imbalan, kekuasaan memaksa, kekuasaan keahlian dan kekuasaan referensi.

3. Nilai budaya Individual, meliputi: individualism-kolektivisme, jarak kekuasaan, penghindaran ketidak pastian, orientasi peran jender, orientasi jangka pendek atau orientasi jangka panjang.

4. Kepercayaan kepada kepala sekolah, meliputi: kecendrungan percaya kepada kepala sekolah, anggapan bahwa kepala sekolah layak dipercaya, perasaan terhadap kepala sekolah.

5. Kinerja guru, meliputi: perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, evaluasi pembelajaran.


(26)

11

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang dikemukakan sebelumnya maka masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Apakah Budaya Organisasi berpengaruh langsung terhadap Kepercayaan

kepada Kepala Sekolah oleh guru SMP Swasta di Kecamatan Beringin? 2. Apakah Persepsi terhadap Kekuasaan Kepala Sekolah berpengaruh

langsung terhadap Kepercayaan kepada Kepala Sekolah oleh guru SMP Swasta di Kecamatan Beringin?

3. Apakah Nilai Budaya Individual berpengaruh langsung terhadap Kepercayaan kepada Kepala Sekolah oleh guru SMP Swasta di Kecamatan Beringin?

4. Apakah Kepercayaan kepada Kepala Sekolah berpengaruh langsung terhadap kinerja guru SMP Swasta di Kecamatan Beringin?

5. Apakah Budaya Organisasi berpengaruh langsung terhadap kinerja guru SMP Swasta di Kecamatan Beringin?

6. Apakah Persepsi terhadap Kekuasaan Kepala Sekolah berpengaruh langsung terhadap kinerja guru SMP Swasta di Kecamatan Beringin? 7. Apakah Nilai Budaya Individual berpengaruh langsung terhadap kinerja


(27)

12

E. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui:

1. Pengaruh Budaya Organisasi terhadap Kepercayaan kepada Kepala Sekolah oleh guru SMP Swasta di Kecamata Beringin

2. Pengaruh Persepsi terhadap Kekuasaan Kepala Sekolah terhadap Kepercayaan kepada Kepala Sekolah oleh guru SMP Swasta di Kecamata Beringin

3. Pengaruh Nilai Budaya Individual terhadap Kepercayaan kepada Kepala Sekolah oleh guru SMP Swasta di Kecamata Beringin

4. Pengaruh Kepercayaan kepada Kepala Sekolah terhadap Kinerja guru SMP Swasta di Kecamata Beringin

5. Pengaruh Budaya Organisasi terhadap Kinerja Guru SMP Swasta di Kecamata Beringin

6. Pengaruh Persepsi terhadap Kekuasaan Kepala Sekolah terhadap Kinerja Guru SMP Swasta di Kecamata Beringin

7. Pengaruh Nilai Budaya Individual terhadap kinerja guru SMP Swasta di Kecamata Beringin


(28)

13

F. Manfaat Penelitian

Temuan dari penelitian ini diharapkan bermanfaat secara teoretis untuk dapat memperkaya khasanah pengetahuan khususnya dalam bidang administrasi pendidikan terutama aspek budaya organisasi, kekuasaan kepala sekolah, nilai budaya Individual, kepercayaan, dan kinerja guru pada suatu lembaga pendidikan.

Secara praktis hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi pengambilan kebijakan seperti dinas pendidikan dan kepala sekolah ataupun guru dalam peningkatan kinerja sekolah.

Hasil penelitian ini juga dapat dijadikan sebagai kerangka acuan bagi penelitian yang sejenis dengan materi ini.


(29)

169

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. SIMPULAN

Berdasarkan hasil perhitungan statistik dan analisis data seperti yang diuraikan pada bab sebelumnya, terkait dengan budaya organisasi, persepsi tentang penggunaan kekuasaan oleh kepala sekolah, nilai budaya individual, dan kepercayaan kepada kepala sekolah terhadap kinerja guru, dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:

1. Temuan membuktikan bahwa tinggi rendahnya kepercayaan kepada kepala sekolah dipengaruhi secara langsung oleh budaya organisasi, persepsi tentang penggunaan kekuasaan oleh kepala sekolah, dan nilai budaya individual. 2. Budaya organisasi memberikan pengaruh langsung terhadap kepercayaan

kepada kepala sekolah. Artinya, semakin baik atau tinggi budaya organisasi maka semakin tinggi kepercayaan kepada kepala sekolah.

3. Persepsi tentang penggunaan kekuasaan oleh kepala sekolah memberikan pengaruh langsung terhadap kepercayaan kepada kepala sekolah. Artinya, semakin baik atau tinggi persepsi tentang penggunaan kekuasaan oleh kepala sekolah maka semakin tinggi kepercayaan kepada kepala sekolah.

4. Nilai budaya individual memberikan pengaruh langsung terhadap kepercayaan kepada kepala sekolah. Artinya, semakin tinggi nilai budaya individual maka semakin tinggi kepercayaan kepada kepala sekolah.

5. Temuan membuktikan bahwa tinggi rendahnya kinerja guru dipengaruhi secara langsung oleh budaya organisasi, persepsi tentang penggunaan


(30)

170

kekuasaan oleh kepala sekolah, nilai budaya individual, dan kepercayaan kepada kepala sekolah.

6. Budaya organisasi memberikan pengaruh langsung terhadap kinerja guru dan pengaruh tidak langsung melalui variabel kepercayaan kepada kepala sekolah. Artinya, semakin tinggi budaya organisasi maka semakin tinggi kinerja guru. 7. Persepsi terhadap penggunaan kekuasaan oleh kepala sekolah memberikan

pengaruh langsung terhadap kinerja guru dan pengaruh tidak langsung melalui variabel kepercayaan kepada kepala sekolah. Artinya, semakin baik atau tinggi persepsi terhadap penggunaan kekuasaan oleh kepala sekolah maka semakin tinggi kinerja guru.

8. Nilai budaya individual memberikan pengaruh langsung terhadap kinerja guru dan pengaruh tidak langsung melalui variabel kepercayaan kepada kepala sekolah. Artinya, semakin tinggi nilai budaya individual maka semakin tinggi kinerja guru.

9. Kepercayaan kepada kepala sekolah memberikan pengaruh langsung terhadap kinerja guru. Artinya, semakin tinggi kepercayaan kepada kepala sekolah maka semakin tinggi kinerja guru.

B. IMPLIKASI

Implikasi penelitian menekankan pada upaya untuk meningkatkan budaya organisasi, persepsi tentang penggunaan kekuasaan oleh kepala sekolah, nilai budaya individual, dan kepercayaan kepada kepala sekolah lebih baik lagi, sehingga kinerja guru dapat meningkat. Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan penelitian, maka dapat dirumuskan beberapa implikasi hasil penelitian ini sebagai berikut:


(31)

171

1. Upaya peningkatan budaya organisasi dalam rangka meningkatkan

kepercayaan kepada kepala sekolah.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa budaya organisasi dapat memberi pengaruh langsung terhadap kepercayaan kepada kepala sekolah. Hal ini mengindikasikan bahwa budaya organisasi perlu ditingkatkan. Peningkatan budaya organisasi dapat diupayakan baik oleh kepala sekolah maupun guru.

Cara yang dapat dilakukan adalah yang pertama, kepala sekolah harus

mengenali budaya sekolah yang sudah terbentuk. Ini dilakukan untuk mengenali apa budaya yang dapat mendukung kepercayaan guru kepada kepala sekolah dan apa yang dapat menggugurkan atau melemahkan kepercayaan guru kepada kepala sekolah. Setelah budaya-budaya tersebut dikenali, maka perubahan terhadap budaya yang buruk perlu dilakukan. Budaya yang ingin diterapkan di sekolah haruslah budaya yang tidak mempersulit atau menambah beban kerja dari setiap warga sekolah. seyogyanya budaya organisasi haruslah budaya yang menyehatkan bagi sekolah dan semua warga sekolah. Kedua, Kepala sekolah

mengkomunikasikan atau memberitahukan bagaimana budaya organisasi yang ingin diciptakan. Ketika kepala sekolah menyampaikannya kepada guru dan warga sekolah, kepala sekolah haruslah memiliki keyakinan yang kuat bahwa budaya tersebut akan membantu dalam pencapaian tujuan sekolah. Cara kepala sekolah menyampaikannya juga sangat penting. Kepala sekolah harus menyampaiakn dengan jelas dan dengan cara yang menyenangkan, agar guru ataupun warga sekolah yang lain dapat memahami dan mengingatnya dengan mudah. Ketiga, Kepala sekolah menunjukkan dengan aktif bagaimana harus

berkerja dengan budaya organisasi yang telah ia komunikasikan itu. Misalnya jika kepala sekolah ingin menerapkan budaya disiplin, maka kepala sekolah dapat


(32)

172

menegakkan disiplin dengan cara mendorong semua guru dan warga sekolah untuk hidup disiplin serta secara aktif dan berkelanjutan menunjukkan hidup yang disiplin itu. Seringkali kata-kata tidak lebih kuat bersuara dari pada tindakan nyata. Maka dengan mempraktekkan bagi dirinya sendiri bentuk kedisiplinan yang dia inginkan akan membuat guru-guru mempercayai kepala sekolah.

Keempat, kepala sekolah dapat mengubah gaya kepemimpinan yang ia gunakan

jika gaya kepemimpinan itu tidak memberikan kontribusi kepada terbentuknya budaya organsiasi yang baik. Kelima, kepala sekolah dapat melakukan diskusi-diskusi informal bersama guru atau komunikasi-komunikasi informal bersama guru. Ini akan membantu dalam membentuk rasa kekeluargaan dan merasa dihargai pada diri guru.

Upaya memperbaiki budaya organisasi juga dapat difokuskan sesuai dengan indikator dari budaya organisasi. Kepala sekolah diharapkan menjadi tokoh utama yang berperan menegakkan disiplin di sekolah dengan cara yang sehat. Bentuk praktis dalam hal ini dapat dilakukan dengan mengingatkan dengan cara yang menyenangkan tentang peraturan yang harus ditaati disekolah, menjaga diri untuk tetap disiplin walaupun tidak sedang diperhatikan orang lain, dan memotivasi warga sekolah untuk melaksanakan disiplin.

Kepala sekolah juga harus menjaga setiap warga sekolah, termasuk guru, tidak merasa menjadi orang lain yang tidak dilibatkan di sekolah. Kepala sekolah harus dapat menghargai dan memperlakukan dengan baik dan adil semua warga sekolah. Kepala sekolah dapat memupuk rasa menjadi bagian dari sekolah dalam diri guru dengan cara melibatkan guru ketika menggambil keputusan, menyusun program, atau yang lainnya.


(33)

173

Kepala sekolah juga harus berhasil untuk menciptakan hubungan yang baik antar sesama warga sekolah. Kepala sekolah dapat melakukannya dengan program wisata bersama, out bond khusus guru, ataupun dengan mau terlibat lebih dalam mengetahui kebutuhan setiap guru dalam mengerjakan tugas kerjanya. Berhasilnya kepala sekolah menciptakan budaya organisasi yang baik bagi guru akan meningkatkan kepercayaan guru kepada kepala sekolah.

2. Upaya peningkatan persepsi tentang penggunaan kekuasaan oleh kepala

sekolah dalam rangka meningkatkan kepercayaan kepada kepala sekolah.

Hasil penelitian ini menyatakan bahwa persepsi tentang penggunaan kekuasaan oleh kepala sekolah dapat memberi pengaruh langsung terhadap kepercayaan kepada kepala sekolah. Hal ini menunjukkan bahwa persepsi guru tentang penggunaan kekuasaan oleh kepala sekolah perlu ditingkatkan.

Cara yang dapat dilakukan kepala sekolah untuk membentuk persepsi guru yang baik tentang bagaimana kepala sekolah menggunakan kekuasaannya, adalah

pertama, menunjukkan kompetensinya, karakternya yang baik, serta kebajikan

hidupnya pada guru-guru. Kepala sekolah yang kompeten dalam melakukan pekerjaannya, akan dengan mudah mendapatkan kepercayaan dari guru-guru. Karenanya kepala sekolah perlu untuk meningkatkan kemampuannya dalam memimpin juga kemampuan manajerialnya. Upaya untuk meningkatkan kemampuan ini dapat dilakukan dengan menambah pengetahuan dari buku-buku ataupun mengikuti pelatihan kepemimpinan. Selain itu, melakukan tugas sehari-hari dengan baik juga akan meningkatkan kemampuan kepala sekolah setiap harinya. Kedua, Karakter serta kebajikan yang baik tentunya dapat ditunjukkan


(34)

174

dengan bagaimana kepala sekolah berhubungan dengan guru-guru. Kepala sekolah harus menjadi teladan dalam berkerja setiap harinya bagi guru-guru. Kepala sekolah, setiap harinya, dapat menunjukkan bagaimana seharusnya seseorang berkerja dengan keras, jujur, dan bersungguh-sungguh dalam menjalankan tugasnya di sekolah. Kepala sekolah juga harus memperhatikan kesejahtraan dan kebutuhan guru. kepala sekolah harus dapat menciptakan sebuah hubungan yang nyaman bagi guru, yang tidak membuat guru merasa berjarak dengan kepala sekolah, serta menjadikan diri kepala sekolah sebagai pemimpin yang mudah untuk ditemui dan memberikan bantuan. Ketiga, Kemampuan,

karakter, serta kebajikan kepala sekolah tidak perlu kepala sekolah sampaikan kepada guru-guru. Apa yang dilihat dan dirasakan oleh guru akan membentuk persepsi yang lebih kuat bagi guru dari pada apa yang disampaikan kepala sekolah tentang dirinya. Keempat, kepala sekolah dapat lebih lagi memperhatikan apakah ia telah dengan cara yang tepat menggunakan kekuasaan yang ia miliki sebagai kepala sekolah, yaitu kekuasaan legitimasi, kekuasaan imbalan, kekuasaan memaksa, kekuasaan keahlian, dan kekuasaan referensi. Kemampuan kepala sekolah dalam menggunakan kekuasaan ini perlu untuk terus dilatih agar kepala sekolah semakin mahir dalam menggunakan kekuasaannya sehingga ia dapat lebih baik lagi dalam mempengaruhi guru dan mendapatkan kepercayaan dari guru.


(35)

175

3. Upaya peningkatan nilai budaya individual dalam rangka meningkatkan

kepercayaan kepada kepala sekolah.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa nilai budaya individual dapat memberi pengaruh langsung terhadap kepercayaan kepada kepala sekolah. Hal ini mengindikasikan bahwa nilai budaya individual perlu ditingkatkan. Cara yang dapat dilakukan adalah pertama, kepala sekolah dapat memberikan bantuan

kepada guru yang mengalami kesulitan dalam proses belajar mengajar. Kepala sekolah harus tetap menghormati keindividualismean guru, tetapi juga menciptakan perasaan aman bagi guru jika ia ingin berkerjasama dengan orang lain. Kedua, kepala sekolah menunjukkan bahwa ia terbuka dengan pendapat dan

masukan dari guru. Jarak kekuasaan yang terlalu jauh antara kepala sekolah dengan guru tidak akan membuat kerja di dalam tim sekolah semakin baik. jika kepala sekolah terbuka dengan pendapat dan masukan serta menanggapi dengan baik setiap pendapat guru, jarak kekuasaan yang jauh dan keras akan terkikis.

Ketiga, kepala sekolah dapat menjamin kebebasan guru dalam mencoba hal-hal

baru dalam proses pembelajaran. Hal ini akan membantu guru untuk tidak terlalu takut kepada ketidak pastian yang pada gilirannya dapat menumpulkan kemampuan guru karena guru tidak pernah mencoba hal baru. Dorongan dan jaminan ini akan meyakinkan guru bahwa ia tidak akan mendapatkan masalah ataupun teguran dari kepala sekolah jika ia melakukan hal-hal baru dalam mengajar. Keempat, dalam diskusi informal maupun formal, kepala sekolah dapat berbagi nilai-nilai hidup yang ia miliki kepada guru. Nilai-nilai hidup yang benar dan baik tentang melakukan tugas kerja sebagai pengajar dan pendidik. Kepala sekolah juga dapat mengarahkan guru untuk menceritakan kepadanya apa nilai-nilai hidup yang ia miliki tentang melakukan tugas kerjanya sebagai guru. Dengan


(36)

176

cara ini baik guru dan kepala sekolah dapat mengetahui apa nilai budaya yang mereka pegang masing-masing. Jika kepala sekolah mendapati ada nilai budaya yang tidak benar yang dipegang oleh guru, kepala sekolah dapat dengan perlahan dan bijaksana mengubah nilai tersebut. Selain itu, dengan saling mengetahui nilai budaya yang dimiliki akan membuat baik kepala sekolah kepada guru ataupun guru kepada kepala sekolah akan lebih lagi peka dalam bersikap dan berinteraksi satu sama lain.

4. Upaya peningkatan budaya organisasi dalam rangka meningkatkan

kinerja guru.

Hasil penelitian ini menyatakan bahwa budaya organisasi dapat memberi pengaruh langsung terhadap kinerja guru. Hal ini menunjukkan bahwa budaya organisasi perlu ditingkatkan. Budaya organisasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kedisiplinan, menjadi bagian dari sekolah, dan hubungan antar anggota sekolah. Peningkatan budaya organisasi untuk meningkatkan kinerja dapat dilakukan dengan berbagai cara. Pertama, kepala sekolah dapat melakukan

kegiatan-kegiatan yang meningkatkan kualitas guru seperti lomba guru berprestasi, lomba membuat media pembelajaran, atau lomba karya tulis guru. Selain untuk mengasah kemampuan, kegiatan ini juga dapat meningkatkan rasa kekeluargaan di kalangan warga sekolah, dan memberikan stimulus kepada guru untuk menjadi guru yang berprestasi. Kedua, dalam rapat atau diskusi kepala

sekolah dapat lebih lagi melibatkan atau meminta pendapat dari guru. Kepala sekolah harus menyadari pentingnya melibatkan guru dalam pengambilan keputusan dan pemecahan masalah di sekolah. Hal ini akan menumbuh kembangkan rasa memiliki dan rasa bertanggung jawab pada sekolah. Ketiga,


(37)

177

kepala sekolah dapat membuat program untuk pergi studi banding bersama guru-guru ke sekolah yang memiliki kualitas yang lebih baik. Selain dapat memberikan informasi dan inspirasi kepada guru maupun kepala sekolah tentang menjadikan sekolah lebih berkualitas, pengalaman belajar bersama akan menguatkan ikatan kekeluargaan antar sesama guru. Keempat, sekolah dapat mengadakan pelatihan

pengembangan karakter dengan mengundang motivator ataupun tokoh-tokoh yang bergerak dalam bidang pendidikan dan melakukan terobosan-terobosan yang dapat menginspirasi guru dan warga sekolah.

Peran guru dalam menciptakan budaya organisasi yang baik juga penting.

Pertama, guru harus memahami apa budaya organisasi yang ingin diciptakan di

sekolah yang disampaikan oleh kepala sekolah. Guru harus paham betul dan paham bagaimana harus berkerja selaras dengan budaya itu. Kedua, guru harus

mengamalkan budaya yang ingin diciptakan tersebut dengan cara membiasakan diri melakukannya di sekolah. Kadang untuk memulai sesuatu yang baru memang sulit. Tetapi ketika hal itu sudah menjadi kebiasaan maka akan lebih mudah untuk melakukannya dan akan mendatangkan keuntungan bukan hanya untuk sekolah tetapi juga untuk pribadi guru. Ketiga, Guru hendaknya aktif dalam menjalin

hubungan persahabatan dengan sesama rekan guru atau warga sekolah lainnya. Guru hendaknya berinisiatif untuk berkerjasama dan saling mendukung dalam menjaga keharmonisan hubungan kerja dari semua warga. Hal ini karena menciptakan budaya organisasi yang baik merupakan tanggung jawab yang harus dilakukan oleh setiap warga sekolah sekalipun kepala sekolah yang memiliki peran paling penting dalam melakukannya.


(38)

178

5. Upaya peningkatan persepsi tentang penggunaan kekuasaan oleh kepala

sekolah dalam rangka meningkatkan kinerja guru.

Hasil penelitian ini menyatakan bahwa persepsi tentang penggunaan kekuasaan oleh kepala sekolah dapat memberi pengaruh langsung terhadap kinerja guru. Hal ini mengindikasikan bahwa persepsi guru tentang penggunaan kekuasaan oleh kepala sekolah perlu ditingkatkan. Cara yang dapat ditempuh tentunya dengan menggunakan setiap jenis kekuasaan dengan tepat agar kepala sekolah dapat mempengaruhi guru guna memberikan kinerjanya yang terbaik. Hal ini dapat dilakukan dengan cara berikut ini.

Pertama, kepala sekolah dapat menggunakan kekuasaan legitimasinya

dengan meminta guru secara pribadi untuk meningkatkan kemampuan mengajarnya. Bagaimana cara kepala sekolah meminta tentunya akan sangat menentukan hasilnya. Kepala sekolah harus mengatakannya dengan cara yang menunjukkna bahwa hal ini adalah hal yang penting. Itu sebabnya akan lebih baik jika himbauan ini dilakukan kepada guru secara pribadi, tidak sekaligus kepada semua guru, karena akan menimbulkan kesan ini hanya himbauan secara umum.

Kedua, himbauan kepala sekolah untuk meningkatkan kualitas mengajar

guru tentunya harus dibarengi dengan penggunaan kekuasaan keahlian kepala sekolah. Sehubungan dengan penggunaan kekuasaan keahlian ini, kepala sekolah dapat melakukan supervisi klinis kepada guru. Kepala sekolah akan langsung dapat mengetahui dimana kekurangan guru dan dapat langsung membantu guru untuk memperbaiki area yang lemah itu. Kepala sekolah harus terus mengingat hal yang paling dasar yang harus dilakukan supervisior bahwa ia melakukan supervise klinis bukan untuk mencari-cari kelemahan guru dan menghakiminya, tetapi menemukan kelemahannya dan membantunya untuk memperbaikinya.


(39)

179

Ketiga, kepala sekolah dapat juga menggunakan kekuasaan memberi

imbalan dan kekuasaan memaksa. Kepala sekolah dapat mengeluarkan peraturan-peraturan yang membantu guru untuk meningkatkan kinerjanya, misalnya bahwa guru harus menyiapkan perencanaan pembelajaran di sekolah ketika proses belajar mengajar di sekolah telah usai. Kepala sekolah harus menjelaskan peraturan ini dengan cara sebaik-baiknya dan memberitahukan juga apa konsekuensi yang guru terima jika guru tidak melakukannya, serta apa imbalan yang guru akan dapatkan jika guru melakukan peraturan ini. Kepala sekolah harus memberikan imbalan yang setimpal bagi guru. Selain itu kepala sekolah juga dapat memberikan pujian kepada guru ketika kepala sekolah bertemu guru yang melakukan peraturan itu.

Keempat, Kepala sekolah dapat meningkatkan kinerja guru dengan

menggunakan kekuasaan referensi dengan tepat. Kepala sekolah harus menjadi contoh teladan dalam bagaimana berkerja dengan etos kerja yang benar. Hal ini dapat dilakukan dengan kepala sekolah tunduk kepada peraturan yang berlaku, memberikan tanggapan yang mendukung dan positif kepada guru, memberikan bantuan, dan melakukan pengorbanan diri untuk menunjukkan perhatian terhadap kemajuan sekolah dan kinerja guru-guru

6. Upaya peningkatan nilai budaya individual dalam rangka meningkatkan

kinerja guru.

Apa yang menjadi nilai budaya dalam diri seseorang mempengaruhi bagaimana orang tersebut hidup dan berkerja di tempat ia berkerja. Ini dibuktikan dalam penelitian ini yang menunjukkan bahwa nilai budaya individual dapat memberi pengaruh langsung terhadap kinerja guru. Oleh sebab itu perlu untuk


(40)

180

meningkatkan nilai budaya individual guru agar kinerja guru semakin meningkat. Cara yang dapat dilakukan adalah, pertama, Kepala sekolah dapat mengadakan

pelatihan pengembangan kepribadian untuk guru-guru. Dengan mengundang motivator ataupun tokoh-tokoh yang perduli pada pendidikan yang dapat menjadi inspirasi. Hal ini untuk menanamkan dan menguatkan nilai-nilai yang benar tentang mendidik anak bangsa. Tidak jarang ditemui bahwa orientasi utama para guru mengajar adalah agar siswanya dapat lulus ujian dengan baik. padahal seharusnya tujuan utama guru mengajar adalah agar anak-anak cerdas, memiliki bekal hidup untuk kesiapannya dalam kehidupan dimasa ini dan masa yang akan datang, serta memiliki karakter yang benar. Kedua, kepala sekolah dapat terus

menerus mengingatkan para guru tentang nilai-nilai yang benar dalam mengajar atau berkerja. Cara mengingatkan yang dapat dilakukan kepala sekolah haruslah cara-cara yang unik dan menyenangkan. Seperti memasang tulisan-tulisan di kantor ataupun dinding sekolah, memberikan catatan-catatan kecil yang menyegarkan kepada guru-guru atau mengatakannya dalam komunikasi-komunikasi informal kepala sekolah dengan guru. Ketiga, para guru dapat lebih terbuka dengan nilai-nilai baru yang diperkenalkan pada guru. Menguatkan sikap hati yang positif akan membantu guru dalam memiliki nilai budaya yang lebih baik dari pada kecurigaan atau rasa pesimis yang akan membuat guru tidak pernah akan berkembang karena akan menolak hal-hal baru yang diperkenalkan kepadanya. Nilai yang benar, sekalipun sangat idealis dan pikiran mengatakan bahwa mustahil untuk dilakukan, akan baik bagi jiwa jika tetap dipegang.


(41)

181

7. Upaya peningkatan kepercayaan kepada kepala sekolah dalam rangka

meningkatkan kinerja guru.

Hasil penelitian ini menyatakan bahwa kepercayaan kepada kepala sekolah dapat memberi pengaruh langsung terhadap kinerja guru. Karenanya perlu untuk meningkatkan kepercayaan guru kepada kepala sekolah untuk meningkatkan kinerja guru. Cara yang dapat dilakukan adalah, pertama, kepala sekolah harus

menunjukkan sikap yang jujur dan tulus dalam hal apapun kepada warga sekolah. Sikap ini akan menumbuhkan kepercayaan kepada kepala sekolah yang membuat guru tidak akan merasa ragu apakah kepala sekolah memiliki niat yang buruk kepadanya. Kepala sekolah harus dapat menunjukkan karakter baik yang dapat menjadikan dirinya teladan dalam segala hal. Karakter kepala sekolah yang baik, terpuji, dan handal ini akan menaburkan benih kepercayaan pada hati guru-guru. Karena dengan karakter yang baik guru-guru akan memiliki perasaan positif kepada kepala sekolah yang pada gilirannya akan membuahkan sikap hati yang percaya kepada kepala sekolah. Jika guru mempercayai kepala sekolah Guru akan lebih bisa fokus dengan pekerjaannya alih-alih harus berpolitik di sekolah untuk mendapatkan rasa aman dari kepala sekolah yang tidak dapat ia percaya. Kedua,

kepala sekolah harus meningkatkan kemampuannya dalam memimpin sekolah dan dalam membawa sekolah untuk berprestasi di tingkat kabupaten ataupun provinsi. Keberhasilan-keberhasilan yang diperoleh kepala sekolah akan membuat guru-guru semakin mempercayai kepala sekolah. Hal ini akan membuat guru-guru juga akan taat pada perintah kepala sekolah karena para guru telah melihat buah hasil kerja kepala sekolah. Ketiga, Kepala sekolah harus terbuka dengan ide-ide

guru dan secara nyata mendukung guru dalam mengembangkan keinginan-keinginan guru yang berhubungan dengan kemajuannya dalam melakukan


(42)

182

tugasnya. Misalnya kepala sekolah dapat memberikan dorongan dan meyakinkan guru bahwa ia akan mendukung guru yang ingin melanjutkan pendidikannya, atau mengikuti pelatihan yang dapat meningkatkan kemampuan guru.

C. SARAN

Berdasarkan kesimpulan dan implikasi hasil penelitian di atas dikemukakan beberapa saran bagi berbagai pihak yang berkaitan langsung maupun tidak langsung dengan peningkatan kinerja guru, yaitu antara lain:

1. Bagi kepala sekolah:

a. Menyusun strategi yang ingin dicapai sekolah bersama-sama dengan guru dan terbuka bagi pendapat-pendapat guru, serta mengajak guru untuk bersama-sama dalam pengambilan keputusan dan segala jenis kegiatan yang berkaitan dengan pengembangan program sekolah untuk meningkatkan budaya organisasi yang baik.

b. Mendorong guru menciptakan budaya organisasi yang baik, serta menanamkan nilai-nilai budaya individual yang benar dalam diri para guru c. Melakukan evaluasi mengenai penggunaan kekuasaan oleh kepala sekolah

melalui persepsi para guru maupun pegawai sekolah.

d. Semakin meningkatkan karekter yang baik dalam diri dan menjadi teladan dalam berkerja sehingga dapat menjadi teladan bagi guru-guru untuk meningkatkan kepercayaan para guru kepada kepala sekolah.

e. Memberikan motivasi kepada guru untuk lebih meningkatkan kinerjanya dengan memberikan ijin maupun dana untuk mengikuti pelatihan-pelatihan di luar maupun di dalam sekolah yang akan meningkatkan kinerja guru.


(43)

183

2. Guru hendaknya:

a. Bersama-sama menjaga dan menumbuh kembangkan budaya organisasi yang baik di sekolah

b. Melibatkan diri bersama dengan kepala sekolah untuk merumuskan strategi guna mencapai tujuan-tujuan yang ingin dicapai sekolah, memberikan kontribusi berupa saran dan pandangan yang dapat sekolah lakukan, serta mengikuti ajakan kepala sekolah untuk turut dalam pengambilan keputusan maupun mengikuti segala jenis kegiatan yang berkaitan dengan pengembangan program sekolah.

c. Memberikan jawaban yang jujur atau respon yang benar kepada kepala sekolah ketika kepala sekolah melakukan evaluasi tentang penggunaan kekuasaan oleh kepala sekolah.

d. Menguatkan nilai budaya individual yang baik dalam melakukan tugas kerja sebagi guru dan menunjukkannya dalam sikap keseharian guru tidak saja di dalam sekolah, tetapi dalam kehidupan sehari-hari.

e. Meningkatkan pengetahuan dan kemampuan dalam mengajar dengan banyak membaca buku yang berhubungan dengan peningkatan kinerja guru ataupun dengan mengikuti pelatihan yang dapat meningkatkan kemampuan guru dalam mengajar.

f. Menjadi guru yang ingin berperan bagi perkembangan ilmu pengetahuan, melatih diri untuk karakter yang lebih baik, serta haus untuk menambah wawasan agar dapat menjadi pribadi yang handal dalam menciptakan manusia yang berkualitas, yaitu siswa yang bukan saja baik dalam kemampuan intelegensi tetapi juga matang dalam karakter yang terpuji.


(44)

184

3. Dinas pendidikan

a. Memberikan arahan, dorongan maupun pelatihan kepada guru dalam meningkatkan kinerja guru.

b. Mengirimkan pengawas pendidikan yang mampu memberikan arahan maupun masukan kepada kepala sekolah dalam menciptakan budaya organisasi yang baik, menggunakan kekuasaan dengan tepat dan meningkatkan kepercayaan guru kepada kepala sekolah, membimbing guru dalam peningkatan budaya organisasi yang baik, nilai budaya individual, dan kinerja sebagai guru

c. Mengadakan seminar, pelatihan, ataupun workshop untuk meningkatkan kemampuan guru dan kepala sekolah dalam menciptakan budaya organisasi yang baik, tentang menggunakan kekuasaan dengan tepat, pentingnya nilai budaya individual yang baik, mendapatkan kepercayaan dari pemimpin, bawahan ataupun rekan kerja, juga tentang meningkatkan kinerja sebagai guru.

4. Bagi peneliti lain, perlu diadakan penelitian lebih lanjut tentang kinerja guru dengan memperluas variabel lain yang diduga dapat mempengaruhi kinerja guru.


(45)

185

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian, suatu Pendekatan Praktik.

Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian, suatu Pendekatan Praktik.

Jakarta: Rineka Cipta.

Ärlestig, Helene. 2008. In School Communication: Developing A Pedagogically

Focussed School Culture. Jurnal. Sweden: Umeå Universitet

Astuti, Retno Fajar. 2005. Pengaruh Kepercayaan pada Atasan, Kepuasan Kerja dan Komitmen Organisasi terhadap Kinerja Karyawan (Studi Empiris

pada Pegawai PEMKAB Kendal). Tesis. Semarang: Program Pascasarjana

Universitas Diponegoro.

Azwar, Saifuddin. 2011. Sikap Manusia: Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Barus, Mulana. 2011. Hubungan Persepsi Guru terhadap Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Iklim Organisasi dengan Kinerja Guru. Tesis. Medan: Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan

Bedford County Public Schools.Teacher Performance Evaluation Handbook.

2006. Bedford County Public Schools.

Berry, John W., Poortinga, Ype H., Segall, Marshall H., Dasen, Pierre R. 1999.

Psikologi Lintas Budaya: Riset dan Aplikasi. Jakarta: Gramedia Pustaka

Utama

Brewster, Cori., Railsback, Jennifer. 2003. Building Trusting Relationship for

School Improvement. Northwest Regional Educational Laboratory

Colcuitt, Jasson A., LePine, Jeffery A., and Wesson, Michael J. 2009.

Organizational Behaviour, Improving Performance and Commitment in

the Workplace. NY. McGraw-Hill.

DeJanasz, Suzanne C., Dowd, Karen O., and Schneider, Beth Z. 2010.

Interpersonal Skill in Organization. McGraw Hill

Djamarah, Syaiful Bahri. 2010. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif.

Jakarta:Rineka Cipta

Gibson, James L., Ivancevich, John M., Donnelly Jr, James H., Konopaske, Robert. 2009. Organizations Behavior, Structure, Processes. McGraw-Hill


(46)

186

Ginting, Bersihta. 2011. Hubungan Budaya Organisasi Sekolah dan Kepemimpinan Kepala Sekolah dengan Kinerja Guru SMA Negeri di Kota Binjai. Tesis. Medan: Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan

Hamalik, Oemar. 2011. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara

Hamalik, Oemar. 2011. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan

Sistem. Jakarta: Bumi Aksara

Hodgett, Richard M., Luthans, Fred., and Doh, Jonathan P. 2006. International

Management Culture, Strategy and Behaviour. Tata McGraw-Hill

http://Blog.culturalecologi.info/2010/, 15 Agustus 2012

http://www.google.co.id/=direktorat+tenaga+kependidikan+Fteguhsasmitosdp1.fil es.wordpress.com, 18 Oktober 2012

Iskandar, Rahmi Dian. 2008. Hubungan Nilai Budaya Jarak Kekuasaan (Power

Distance) dengan Gaya Penyelesaian Konflik pada Suku Batak (Studi

Kasus pada BUMN Z Cabang Medan, Sumatera Utara). Skripsi. Jakarta:

Fakultas Psikologi Universitas Indonesia

Kinicki, Angelo., Kreitner, Robert. 2006. Organizational Behavior, Key Concepts,

Skills and Best Practices. McGraw-Hill

Lunenburg, Fred C., Ornstein, Allan C. 2000. Educational Administration.

Concept and Practices. Wadsworth

Luthans, Fred. 2005. Prilaku Organisasi. Yogyakarta: Andi

Kartolo, Rahmat. 2011. Pengaruh Budaya Organisasi dan Kepemimpinan terhadap Kinerja Dosen pada Universitas Muslim Nusantara Al-Washliyah Medan.

Tesis. Medan: Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan

Mary, Aacha. 2010. Motivation and The Performance of Primary School

Teachers in Ugsaya: A Case of Kimaanya – Kyabakuza Division, Masaka

District. Disertasi. Makerere University

Muaimin, Sri, 2009. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepercayaan Karyawan pada Branch Manager PT. Rakarjasa Cilacap. Skripsi. Jakarta:

Universitas Indonesia

Muhammad, Arni. Komunikasi Organisasi. 2009. Jakarta: Bumi Aksara

Muslim, Sri Banun. 2009. Supervisi Pendidikan Meningkatkan Kualitas

Profesionalisme Guru. Bandung: Alfabeta


(47)

187

Newstorm, John W. 2008. Organizational Behaviour, Human Behavior at Work.

McGraw-Hill

Notoatmodjo, Soekidjo. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: PT.

Asdi Mahasatya.

Odeyemi. TO. 2010. Principals’ Leadership Styles and Teachers’ Job

Performance in Senior Secondary Schools in Ondo State, Nigeria. Journal

of Education Administration and Policy Studies

O’Reilly, C.A., Chatman, J., and Caldwell, D.f. 2009. Organizational Behavior

[Essentials]. McGraw-Hill

Padmono, Y. 2008. Menyusun Instrumen Sikap Profesional Guru. Disertasi.

Jakarta: Universitas Negeri Jakarta

Praja, Yustaf. 2007. Pengaruh Nilai Budaya Penghindaran Ketidakpastian terhadap Kinerja Karyawan pada PT. Micosan Jakarta. Skripsi. Jakarta:

Universitas Indonesia

Prawiradilaga, Dewi Salma. 2008. Prinsip Disain Pembelajaran. Jakarta:

Kencana Prenada Media.

Rumapea, Patar. 2010. Pengaruh Penggunaan Kekuasaan Paksaan terhadap Kinerja Karyawan pada PT (persero) PLN Wilayah VII Cabang Manado.

Tesis. Manado: Universitas Sam Ratulangi

Rusman, 2009. Manajemen Kurikulum. Jakarta: Rajawali Pers

Robbins, Stephen P. 2003. Essential of Organizational Behavior. Prentice-Hall of

India

Robbins, Stephen P. 1996. Perilaku Organisasi. Konsep, Kontroversi, Aplikasi.

Jakarta: Prenhallindo

Robbins, Stephen P., Judge, Timothy A. 2007. Organization Behavior. Pearson

Prentice Hall

Robbins, Stephen P., Judge, Timothy A. 2008. Prilaku Organisasi. Pearson

Education

Sagala, Syaiful. 2007. Desain Organisasi Pendidikan dalam Implementasi

Kebijakan Otonomi Daerah. Jakarta: Uhamka Press

Schwartz, Shalom H. 1999. A Theory of Cultural Values and Some Implications


(48)

188

Siburian, Hasoloan. 2010. Hubungan Persepsi Terhadap Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Iklim Organisasi dengan Kinerja Guru di SMP Negeri Kabupaten Dairi. Tesis. Medan: Program Pascasarjana Universitas Negeri

Medan

Simanjuntak, Rivai M. 2010. Pengaruh Budaya Organisasi, Kecerdasan Emosional, dan Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Guru. Tesis. Medan:

Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito

Sudjana. 1992. Teknik Analisis Regresi dan Korelasi. Bandung: Tarsito

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Bandung: Alfabeta

Sugiyono. 2010. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta

Suharsaputra, Uhar. 2010. Administrasi Pendidikan. Bandung: Refika Aditama

Soekanto, Soerjono. 1996. Sosiologi. Suatu Pengantar. Jakarta: RajaGrafindo

Persada

Thoha, Miftah. 2010. Prilaku Organisasi, Konsep Dasar dan Aplikasinya. Jakarta:

2010

Usman, Husaini.2011. Manajemen. Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan. Jakarta:

Bumi Aksara

Wahjosumidjo. 2008. Kepemimpinan Kepala Sekolah. Tinjauan Teoretik dan

Permasalahannya. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Wibowo. 2012. Manajemen Kinerja. Jakarta: Rajagrafindo Persada.

Winardi. 2007. Manajemen Prilaku Organisasi. Jakarta: Kencana

Young. Elizabet M. 2009. What are Cultural Values?.

www.helium.com/items/1626586-what-are-cultural-values, 15 Agustus 2012

Yulk, Gary. 2009. Kepemimpinan dalam Organisasi. Jakarta: Indeks

Zamroni. 2003. Paradigma Pendidikan Masa Depan. Jakarta: Bag. Proyek


(1)

2. Guru hendaknya:

a. Bersama-sama menjaga dan menumbuh kembangkan budaya organisasi yang baik di sekolah

b. Melibatkan diri bersama dengan kepala sekolah untuk merumuskan strategi guna mencapai tujuan-tujuan yang ingin dicapai sekolah, memberikan kontribusi berupa saran dan pandangan yang dapat sekolah lakukan, serta mengikuti ajakan kepala sekolah untuk turut dalam pengambilan keputusan maupun mengikuti segala jenis kegiatan yang berkaitan dengan pengembangan program sekolah.

c. Memberikan jawaban yang jujur atau respon yang benar kepada kepala sekolah ketika kepala sekolah melakukan evaluasi tentang penggunaan kekuasaan oleh kepala sekolah.

d. Menguatkan nilai budaya individual yang baik dalam melakukan tugas kerja sebagi guru dan menunjukkannya dalam sikap keseharian guru tidak saja di dalam sekolah, tetapi dalam kehidupan sehari-hari.

e. Meningkatkan pengetahuan dan kemampuan dalam mengajar dengan banyak membaca buku yang berhubungan dengan peningkatan kinerja guru ataupun dengan mengikuti pelatihan yang dapat meningkatkan kemampuan guru dalam mengajar.

f. Menjadi guru yang ingin berperan bagi perkembangan ilmu pengetahuan, melatih diri untuk karakter yang lebih baik, serta haus untuk menambah wawasan agar dapat menjadi pribadi yang handal dalam menciptakan manusia yang berkualitas, yaitu siswa yang bukan saja baik dalam kemampuan intelegensi tetapi juga matang dalam karakter yang terpuji.


(2)

3. Dinas pendidikan

a. Memberikan arahan, dorongan maupun pelatihan kepada guru dalam meningkatkan kinerja guru.

b. Mengirimkan pengawas pendidikan yang mampu memberikan arahan maupun masukan kepada kepala sekolah dalam menciptakan budaya organisasi yang baik, menggunakan kekuasaan dengan tepat dan meningkatkan kepercayaan guru kepada kepala sekolah, membimbing guru dalam peningkatan budaya organisasi yang baik, nilai budaya individual, dan kinerja sebagai guru

c. Mengadakan seminar, pelatihan, ataupun workshop untuk meningkatkan kemampuan guru dan kepala sekolah dalam menciptakan budaya organisasi yang baik, tentang menggunakan kekuasaan dengan tepat, pentingnya nilai budaya individual yang baik, mendapatkan kepercayaan dari pemimpin, bawahan ataupun rekan kerja, juga tentang meningkatkan kinerja sebagai guru.

4. Bagi peneliti lain, perlu diadakan penelitian lebih lanjut tentang kinerja guru dengan memperluas variabel lain yang diduga dapat mempengaruhi kinerja guru.


(3)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian, suatu Pendekatan Praktik.

Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian, suatu Pendekatan Praktik.

Jakarta: Rineka Cipta.

Ärlestig, Helene. 2008. In School Communication: Developing A Pedagogically Focussed School Culture. Jurnal. Sweden: Umeå Universitet

Astuti, Retno Fajar. 2005. Pengaruh Kepercayaan pada Atasan, Kepuasan Kerja dan Komitmen Organisasi terhadap Kinerja Karyawan (Studi Empiris pada Pegawai PEMKAB Kendal). Tesis. Semarang: Program Pascasarjana

Universitas Diponegoro.

Azwar, Saifuddin. 2011. Sikap Manusia: Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Barus, Mulana. 2011. Hubungan Persepsi Guru terhadap Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Iklim Organisasi dengan Kinerja Guru. Tesis. Medan: Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan

Bedford County Public Schools.Teacher Performance Evaluation Handbook.

2006. Bedford County Public Schools.

Berry, John W., Poortinga, Ype H., Segall, Marshall H., Dasen, Pierre R. 1999.

Psikologi Lintas Budaya: Riset dan Aplikasi. Jakarta: Gramedia Pustaka

Utama

Brewster, Cori., Railsback, Jennifer. 2003. Building Trusting Relationship for School Improvement. Northwest Regional Educational Laboratory

Colcuitt, Jasson A., LePine, Jeffery A., and Wesson, Michael J. 2009.

Organizational Behaviour, Improving Performance and Commitment in the Workplace. NY. McGraw-Hill.

DeJanasz, Suzanne C., Dowd, Karen O., and Schneider, Beth Z. 2010.

Interpersonal Skill in Organization. McGraw Hill

Djamarah, Syaiful Bahri. 2010. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif.

Jakarta:Rineka Cipta

Gibson, James L., Ivancevich, John M., Donnelly Jr, James H., Konopaske, Robert. 2009. Organizations Behavior, Structure, Processes. McGraw-Hill


(4)

Ginting, Bersihta. 2011. Hubungan Budaya Organisasi Sekolah dan Kepemimpinan Kepala Sekolah dengan Kinerja Guru SMA Negeri di Kota Binjai. Tesis. Medan: Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan

Hamalik, Oemar. 2011. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara

Hamalik, Oemar. 2011. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. Jakarta: Bumi Aksara

Hodgett, Richard M., Luthans, Fred., and Doh, Jonathan P. 2006. International Management Culture, Strategy and Behaviour. Tata McGraw-Hill

http://Blog.culturalecologi.info/2010/, 15 Agustus 2012

http://www.google.co.id/=direktorat+tenaga+kependidikan+Fteguhsasmitosdp1.fil es.wordpress.com, 18 Oktober 2012

Iskandar, Rahmi Dian. 2008. Hubungan Nilai Budaya Jarak Kekuasaan (Power Distance) dengan Gaya Penyelesaian Konflik pada Suku Batak (Studi

Kasus pada BUMN Z Cabang Medan, Sumatera Utara). Skripsi. Jakarta:

Fakultas Psikologi Universitas Indonesia

Kinicki, Angelo., Kreitner, Robert. 2006. Organizational Behavior, Key Concepts, Skills and Best Practices. McGraw-Hill

Lunenburg, Fred C., Ornstein, Allan C. 2000. Educational Administration. Concept and Practices. Wadsworth

Luthans, Fred. 2005. Prilaku Organisasi. Yogyakarta: Andi

Kartolo, Rahmat. 2011. Pengaruh Budaya Organisasi dan Kepemimpinan terhadap Kinerja Dosen pada Universitas Muslim Nusantara Al-Washliyah Medan.

Tesis. Medan: Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan

Mary, Aacha. 2010. Motivation and The Performance of Primary School Teachers in Ugsaya: A Case of Kimaanya – Kyabakuza Division, Masaka District. Disertasi. Makerere University

Muaimin, Sri, 2009. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepercayaan Karyawan pada Branch Manager PT. Rakarjasa Cilacap. Skripsi. Jakarta:

Universitas Indonesia

Muhammad, Arni. Komunikasi Organisasi. 2009. Jakarta: Bumi Aksara

Muslim, Sri Banun. 2009. Supervisi Pendidikan Meningkatkan Kualitas Profesionalisme Guru. Bandung: Alfabeta


(5)

Newstorm, John W. 2008. Organizational Behaviour, Human Behavior at Work.

McGraw-Hill

Notoatmodjo, Soekidjo. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: PT.

Asdi Mahasatya.

Odeyemi. TO. 2010. Principals’ Leadership Styles and Teachers’ Job

Performance in Senior Secondary Schools in Ondo State, Nigeria. Journal of Education Administration and Policy Studies

O’Reilly, C.A., Chatman, J., and Caldwell, D.f. 2009. Organizational Behavior [Essentials]. McGraw-Hill

Padmono, Y. 2008. Menyusun Instrumen Sikap Profesional Guru. Disertasi.

Jakarta: Universitas Negeri Jakarta

Praja, Yustaf. 2007. Pengaruh Nilai Budaya Penghindaran Ketidakpastian terhadap Kinerja Karyawan pada PT. Micosan Jakarta. Skripsi. Jakarta:

Universitas Indonesia

Prawiradilaga, Dewi Salma. 2008. Prinsip Disain Pembelajaran. Jakarta:

Kencana Prenada Media.

Rumapea, Patar. 2010. Pengaruh Penggunaan Kekuasaan Paksaan terhadap Kinerja Karyawan pada PT (persero) PLN Wilayah VII Cabang Manado.

Tesis. Manado: Universitas Sam Ratulangi

Rusman, 2009. Manajemen Kurikulum. Jakarta: Rajawali Pers

Robbins, Stephen P. 2003. Essential of Organizational Behavior. Prentice-Hall of

India

Robbins, Stephen P. 1996. Perilaku Organisasi. Konsep, Kontroversi, Aplikasi.

Jakarta: Prenhallindo

Robbins, Stephen P., Judge, Timothy A. 2007. Organization Behavior. Pearson

Prentice Hall

Robbins, Stephen P., Judge, Timothy A. 2008. Prilaku Organisasi. Pearson

Education

Sagala, Syaiful. 2007. Desain Organisasi Pendidikan dalam Implementasi Kebijakan Otonomi Daerah. Jakarta: Uhamka Press

Schwartz, Shalom H. 1999. A Theory of Cultural Values and Some Implications for Work. The Hebrew University of Jerusalem.


(6)

Siburian, Hasoloan. 2010. Hubungan Persepsi Terhadap Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Iklim Organisasi dengan Kinerja Guru di SMP Negeri Kabupaten Dairi. Tesis. Medan: Program Pascasarjana Universitas Negeri

Medan

Simanjuntak, Rivai M. 2010. Pengaruh Budaya Organisasi, Kecerdasan Emosional, dan Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Guru. Tesis. Medan:

Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito

Sudjana. 1992. Teknik Analisis Regresi dan Korelasi. Bandung: Tarsito

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Bandung: Alfabeta

Sugiyono. 2010. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta

Suharsaputra, Uhar. 2010. Administrasi Pendidikan. Bandung: Refika Aditama

Soekanto, Soerjono. 1996. Sosiologi. Suatu Pengantar. Jakarta: RajaGrafindo

Persada

Thoha, Miftah. 2010. Prilaku Organisasi, Konsep Dasar dan Aplikasinya. Jakarta:

2010

Usman, Husaini.2011. Manajemen. Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan. Jakarta:

Bumi Aksara

Wahjosumidjo. 2008. Kepemimpinan Kepala Sekolah. Tinjauan Teoretik dan Permasalahannya. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Wibowo. 2012. Manajemen Kinerja. Jakarta: Rajagrafindo Persada.

Winardi. 2007. Manajemen Prilaku Organisasi. Jakarta: Kencana

Young. Elizabet M. 2009. What are Cultural Values?.

www.helium.com/items/1626586-what-are-cultural-values, 15 Agustus 2012

Yulk, Gary. 2009. Kepemimpinan dalam Organisasi. Jakarta: Indeks

Zamroni. 2003. Paradigma Pendidikan Masa Depan. Jakarta: Bag. Proyek


Dokumen yang terkait

PENGARUH PERSEPSI GURU TENTANG KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH, BUDAYA SEKOLAH, DAN PENGELOLAAN STRES TERHADAP KINERJA GURU DI SMP NEGERI KOTA GUNUNGSITOLI.

0 3 39

PENGARUH PERSEPSI TENTANG KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH, BUDAYA ORGANISASI, DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA GURU SMP KECAMATAN KUTALIMBARU KABUPATEN DELI SERDANG.

0 2 39

PENGARUH BUDAYA ORGANISASI, KEMAMPUAN INTELEKTUAL DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA KEPALA SEKOLAH SMP DI KABUPATEN DELI SERDANG.

0 3 44

PENGARUH KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH DAN BUDAYA SEKOLAH TERHADAP KINERJA GURU DI SMP NEGERI KECAMATAN AIR PUTIH KABUPATEN BATUBARA.

1 18 34

PENGARUH BUDAYA ORGANISASI, PERSEPSI TENTANG KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH, DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA GURU SMP KECAMATAN TANJUNG MORAWA KABUPATEN DELI SERDANG.

0 2 43

HUBUNGAN BUDAYA KERJA, SIKAP TERHADAP KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH, DAN KEPUASAN KERJA DENGAN KOMITMEN ORGANISASI GURU SMP SWASTA DI KECAMATAN BERINGIN KABUPATEN DELI SERDANG.

1 2 32

PENGARUH PERSEPSI GURU TENTANG EFEKTIVITS KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH, SIKAP INOVATIF, PENGETAHUAN KURIKULUM DAN MOTIVASI BERPRESTASI GURU TERHADAP KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DI SMK SWASTA KECAMATAN BERINGIN KABUPATEN DELI SERDANG.

0 3 39

HUBUNGAN PERSEPSI GURU TENTANG KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN BUDAYA ORGANISASI DENGAN KINERJA GURU MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI KABUPATEN DELI SERDANG.

0 0 37

KONTRIBUSI KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH, BUDAYA ORGANISASI, DAN KETERAMPILAN GURU Kontribusi Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah, Budaya Organisasi, Dan Ketrampilan Guru Terhadap Kinerja Guru SD Di UPT Dinas Pendidikan Kecamatan

0 1 14

KINERJA KEPALA SEKOLAH : Pengaruh Perilaku Kerja, Budaya Organisasi Dan Kompensasi Terhadap Kinerja Kepala Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri Di Kabupaten Cirebon.

1 5 78