Hubungan antara invasi jarak personal dengan stres kerja pada karyawan subdivisi desain program di PT. Mitra Karsa Sukses Mandiri

(1)

HUBUNGAN ANTARA INVASI JARAK PERSONAL DENGAN

STRES KERJA PADA KARYAWAN SUBDIVISI DESAIN

PROGRAM DI PT. MITRA KARSA SUKSES MANDIRI

Skripsi

Diajukan untuk memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi

Program Studi Psikologi

Oleh : Maria Grasia Deivi NIM : 129114013

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2017


(2)

i

HUBUNGAN ANTARA INVASI JARAK PERSONAL DENGAN

STRES KERJA PADA KARYAWAN SUBDIVISI DESAIN

PROGRAM DI PT. MITRA KARSA SUKSES MANDIRI

Skripsi

Diajukan untuk memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi

Program Studi Psikologi

Oleh : Maria Grasia Deivi NIM : 129114013

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2017


(3)

(4)

(5)

iv

HALAMAN MOTTO

Tetapi kamu ini, kuatkanlah hatimu, janganlah

lemah semangatmu, karena ada upah bagi usahamu.

-2 Tawarikh 15:7

A winner is a dreamer who never gives up

-Nelson Mandela

Work hard in silence, let success be your noise

-Frank Ocean


(6)

v

Skripsi ini aku persembahkan untuk Bapak, Ibu, dan

kakak-kakakku tercinta.


(7)

(8)

vii

HUBUNGAN ANTARA INVASI JARAK PERSONAL DENGAN

STRES KERJA PADA KARYAWAN SUBDIVISI DESAIN

PROGRAM DI PT. MITRA KARSA SUKSES MANDIRI

Maria Grasia Deivi

Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara invasi jarak personal dengan stres kerja pada karyawan subdivisi desain program di PT. Mitra Karsa Sukses Mandiri. Hipotesis pada penelitian ini adalahterdapat hubungan positif yang signifikan antara jarak personal dengan stres kerja. Subjek dalam penelitian ini adalah 10 orang karyawan pada subdivisi desain program di PT. Mitra Karsa Sukses Mandiri. Instrumen dalam penelitian ini menggunakan skala stres kerja yang terdiri dari 36 item dengan reliabilitas α 0,988 dan kuesioner jarak personal yang terdiri dari 6 item dengan reliabilitas α 0,737. H0 dalam penelitian ini ditolak yang berarti tidak terdapat hubungan antara invasi jarak personal dan stres kerja.


(9)

viii

THE RELATIONSHIP BETWEEN INVASION OF PERSONAL DISTANCE WITH WORK STRESS ON THE PROGRAM DESIGN

EMPLOYES AT PT.MITRA KARSA SUKSES MANDIRI

Maria Grasia Deivi Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma

ABSTRACT

This study aims to determine the relationship between invasion of personal distance with work stress on the employee subdivision program design at PT. Mitra Karsa Sukses Mandiri. Hypothesis in this study is there is a significant positive relationship between personal distance with work stress. Subjects in this study were 10 employees on the subdivision design program at PT. Mitra Karsa Sukses Mandiri. Instrument in this research use work stress scale consist of 36 item with reliability 0,788 and personalized distance questionnaire consisting of 6 items with reliability 0,737. H0 in this study is rejected which means there is no relationship between invasion of personal distance and work stress.


(10)

(11)

x

KATA PENGANTAR

Puji Syukur dan terima kasih kepada Tuhan Yesus Kristus atas segala berkat dan anugerah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi yang berjudul ”Hubungan antara Invasi Jarak Personal dengan Stres Kerja pada Karyawan Subdivisi desain program di PT.Mitra Karsa Sukses Mandiri”, dengan baik.

Selama penulisan Skripsi ini, penulis mendapat banyak sekali dukungan dan bantuan dari berbagai pihak sehingga Skripsi dapat diselesaikan. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada :

1. Dr. T. Priyo Widiyanto, M.Si. selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma. Terima kasih atas dukungannya sehingga proses pengerjaan skripsi hingga diujikan dapat berjalan dengan lancar.

2. P. Eddy Suhartanto, M.Si. selaku Kaprodi Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma. Terima kasih atas peran dan dukungannya atas kelancaran skripsi yang saya kerjakan.

3. R. Landung Eko P., M.Psi., Psi. selaku dosen pembimbing skripsi yang sudah membimbing saya dengan sabar selama proses pengerjaan skripsi.

4. Ratri Sunar Astuti M.Si. selaku dosen pembinbing akademik. Terima kasih atas dukungan dan bimbingannya selama ini, khususnya dalam proses pengerjaan skripsi.


(12)

xi

5. Seluruh dosen Fakultas Psikologi yang sudah membagi semua ilmu dan pengalamannya.

6. Karyawan Fakultas Psikologi: Mas Gandung, Bu Nanik, Mas Muji, terima kasih untuk semua bantuan selama proses penyusunan skripsi.

7. Teruntuk yang tercinta Bapak dan Ibu, terima kasih untuk cinta yang tulus, semangat, dukungan, dan doa yang tidak pernah putus untukku.

8. Untuk kakak-kakakku tersayang, Mas Yudo & Mbak Maia, Mbak Vita & Mas Sigit, Mas Dhanang & Mbak Wida. Terima kasih untuk semangat dan dukungannya.

9. Untuk sahabat terbaik, tersayang, dan tercintaku, Wisnu. Terimakasih untuk segala bantuan dan dukungannya selama penyusunan skripsi. Terimakasih juga telah membuat hari-hariku semakin berwarna.

10. Mas Sigit selaku Direktur PT. Mitra Karsa Sukses Mandiri. Terimakasih atas kesediaannya dalam membantu jalannya proses penelitian sehingga penelitian dan pelatihan dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan.

11. Mbak Maria selaku supervisor administrasi PT. Mitra Karsa Sukses Mandiri. Terima kasih atas dukungan dan bantuannya dalam proses pengumpulan data terkait penelitian.


(13)

xii

12. Seluruh karyawan subdvisi desain program PT. Mitra Karsa Sukses Mandiri yang tidak bisa di sebutkan satu-persatu. Terimakasih atas partisipasinya serta kesediaannya membantu dan mendukung pelaksanaan penelitian.

13. Terimakasih juga untuk semua teman-teman yang sudah memberikan semangat dan dukungan untukku, semoga keberuntungan selalu beserta kalian.

Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang membutuhkan.


(14)

xiii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN DOSEN PEMBIMBING... ii

HALAMAN PENGESAHAN DOSEN PENGUJI ... iii

HALAMAN MOTTO ... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

ABSTRAK ... vii

ABSTRACT ... viii

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xiii

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR GAMBAR ... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5


(15)

xiv

BAB II LANDASAN TEORI

A. Stres Kerja

1. Definisi Stres Kerja ... 7

2. Aspek Stres ... 8

3. Faktor-faktor Pembangkit Stres ... 9

B. Invasi Jarak Personal 1. Definisi Invasi Jarak Personal ... 10

2. Jenis Jarak Personal ... 11

3. Faktor Jarak ... 12

C. Karyawan Subdivisi Desain Program di PT. Mitra Karsa Sukses Mandiri ... 13

D. Dinamika Hubungan antara Jarak Personal dengan Stres Kerja pada Karyawan Subdivisi Desain Program di PT. Mitra Karsa Sukses Mandiri ... 14

E. Bagan... 17

F. Hipotesis ... 18

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 19

B. Identitas Variabel Penelitian ... 19

C. Definisi Operasional ... 19

1. Stres Kerja ... 19


(16)

xv

D. Subjek Penelitian ... 21

E. Metode Pengumpulan Data ... 21

F. Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur ... 24

G. Metode Analisis Data ... 28

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Penelitian ... 31

B. Deskripsi Subjek Penelitian ... 31

C. Deskripsi Data Penelitian ... 32

D. Hasil Penelitian ... 35

E. Pembahasan ... 39

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 42

B. Saran ... 42

DAFTAR PUSTAKA ... 44


(17)

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Skor Item-item Favorable pada Skala Stres Kerja ... 22

Tabel 2 Skor Item-item Unfavorable pada Skala Stres Kerja ... 22

Tabel 3 Blue Print Skala Stres Kerja ... 23

Tabel 4 Skor Item-item Favorable pada Kuesioner Invasi Jarak Personal ... 23

Tabel 5 Skor Item-item Unfavorable pada Kuesioner Invasi Jarak Personal .... 23

Tabel 6 Blue Print Invasi Jarak Personal ... 24

Tabel 7 Distribusi Penyebaran Item Kuesioner Invasi Jarak Personal ... 26

Tabel 8 Distribusi Penyebaran Skala Stres Kerja ... 27

Tabel 9 Perbandingan Nilai Mean Teoritik dan Empiris ... 32

Tabel 10 Norma Kategorisasi ... 34

Tabel 11 Norma Kategorisasi Stres Kerja pada Karyawan Subdivisi Desain Program di PT. Mitra Karsa Sukses Mandiri ... 35

Tabel 12 Uji Normalitas ... 36


(18)

xvii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Histogram Stres Kerja ... 37 Gambar 2. Histogram Jarak Personal ... 37


(19)

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Blue Print Stres Kerja... 49

Lampiran 2 Blue Print Invasi Jarak Personal ... 57

Lampiran 3 Skala Stres Kerja dan Kuesioner Invasi Jarak Personal ... 58

Lampiran 4 Reliabilitas ... 82

Lampiran 5 Deskriptif ... 99


(20)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

PT. Mitra Karsa Sukses Mandiri merupakan perusahaan yang

bergerak di bidang desain dan pembuatan komponen persisi, pembuatan

cetakan, dan pembuatan mesin dengan desain khusus yang selalu

mengupdate teknologi dan dikelola dengan kompetensi tinggi serta tim yang

fokus ke costumer. Perusahaan tersebut terbagi menjadi dua divisi besar yaitu Divisi Technical yang berkaitan dengan proses produksi dan Divisi

Operation yang berkaitan dengan administrasi perusahaan dan marketing. Masing-masing divisi terbagi lagi menjadi subdivisi dengan tugas yang

berbeda-beda. Salah satunya adalah subdivisi desain program yang termasuk

kedalam subdivisi technical. Subdivisi desain program merupakan subdivisi yang bertugas untuk membuat rancangan produk yang hendak di produksi.

Menurut direktur PT. Mitra Karsa Sukses Mandiri, karyawan pada subdivisi

desain program harus memiliki konsentrasi dan fokus yang baik karena

dalam mendesain suatu produk diperlukan ketelitian.

Berdasarkan data absensi perusahaan tahun 2015 sampai dengan

tahun 2016, karyawan dengan tingkat absensi tinggi adalah karyawan pada

bagian subdivisi desain program. Selain itu, berdasarkan data yang

diperoleh dari dokumen PICA (Problem Identification & Corective Action) tahun 2015 sampai dengan tahun 2016, peneliti juga menemukan beberapa


(21)

kesalahan kerja yang dilakukan oleh karyawan subdivisi desain program dan

kesalahan kerja yang sering terjadi adalah pembuatan desain yang tidak

sesuai dengan permintaan konsumen serta kesalahan dalam memberikan

ukuran pada barang sehingga ukuran dalam part list tidak sesuai dengan hasil yang telah dibuat. Kesalahan kerja tersebut mengakibatkan perusahaan

harus mengganti barang dengan melakukan desain ulang. Selain itu, direktur

PT. Mitra Karsa Sukses Mandiri juga mengatakan bahwa saat ini

perusahaan sedang mengalami masalah yang mengakibatkan kerugian besar

di perusahaan. Masalah tersebut terjadi karena kekeliruan karyawan

subdivisi desain program dalam mendesain barang. Barang yang telah

diproduksi tidak sesuai dengan permintaan customer sehingga perusahaan harus mengganti semua barang yang tidak sesuai tersebut.

Dapat diketahui apabila munculnya kesalahan kerja dan absensi yang

tinggi merupakan gejala dari stres kerja. Hal ini sesuai dengan apa yang

terdapat dalam Occupational Safety and Health Administration (2013), yang mengatakan bahwa pada tingkat organisasi gejala stres kerja dapat dilihat

dari absensi karyawan, turnover staf yang tinggi, kurangnya waktu, menurunnya tingkat kedisiplinan karyawan, penurunan produktivitas,

munculnya kesalahan kerja, serta meningkatnya biaya untuk kompensasi

dan perawatan kesehatan (dalam Fihir & Ludia, 2013).

Menurut Munandar (2012) setiap faktor dalam pekerjaan dapat

menjadi pembangkit stres. Faktor-faktor tersebut dikelompokkan ke dalam


(22)

organisasi, pengembangan karir, hubungan dalam pekerjaan, struktur dan

iklim organisasi, tuntutan dari luar organisasi atau pekerjaan, serta ciri-ciri

individu (Hurrel dkk, dalam Munandar, 2012). Selain itu, Fincham dan

Rhodes (1988) juga mengemukakan bahwa stres merupakan hasil dari tidak

adanya kecocokan antara seseorang (dalam arti kepribadiannya, bakatnya,

dan kecakapannya) dengan lingkungannya, yang menyebabkan seseorang

menjadi tidak mampu untuk menghadapi berbagai tuntutan terhadap dirinya

secara efektif (dalam Munandar, 2014). Lazarus (dalam Khusniyah, 2014)

menambahkan bahwa stres adalah gejala yang terjadi dalam proses

penyesuaian antara individu dengan lingkungannya, selanjutnya stres akan

terjadi bila ada tuntutan-tuntutan terhadap individu melebihi kemampuan

penyesuaiannya. Hal ini dapat dikatakan bahwa stres sebagai bentuk

hubungan antara individu dengan lingkungannya yang dinilai sebagai

sesuatu yang mengancam atau sesuatu yang menekan.

Berdasarkan definisi tersebut dapat diketahui bahwa lingkungan

kerja sangat berpengaruh terhadap munculnya stres kerja pada karyawan.

Seperti halnya kondisi lingkungan kerja pada subdivisi desain program,

menurut direktur PT. Mitra Karsa Sukses Mandiri ruang kerja di subdivisi

desain program menggunakan desain ruangan dengan bentuk terbuka tanpa

adanya pembatas antara karyawan satu dengan karyawan lainnya. Desain

ruang tersebut hanya diterapkan di bagian subdivisi desain program karena

keterbatasan tempat. Hedge, mengemukakan bahwa ruang kerja terbuka


(23)

kemudahan akses interpersonal dan kemudahan komunikasi dibandingkan

dengan kantor-kantor dengan model tertutup (Brand & So, 2005). Hal ini

sesuai dengan hasil wawancara dengan karyawan yang mengatakan bahwa

dengan desain ruangan terbuka mereka dapat dengan mudah melakukan

komunikasi berkaitan dengan pekerjaan tanpa harus berpindah dari tempat

kerja mereka. Akan tetapi, beberapa karyawan juga mengungkapkan bahwa

mereka merasa terganggu dengan suara berisik dari karyawan lain sehingga

memerlukan tenaga lebih untuk berkonsentrasi dan fokus pada pekerjaan

mereka.

Hippel dan Alena (2005) mengatakan bahwa ruang kerja dengan

desain terbuka mengakibatkan karyawan merasa sulit untuk menghindari

kontak interpersonal atau menjaga privasi. Hal ini sesuai dengan keadaan

karyawan subdivisi desain program yang memiliki jarak personal yang

sangat dekat sehingga kondisi tersebut menghambat mobilitas kerja pada

karyawan karena ruang gerak karyawan menjadi sangat terbatas. Dengan itu

berarti tingkat invasi jarak personal antar karyawan dalam ruang kerja

terbuka juga semakin besar.

Invasi menurut KBBI merupakan perilaku atau perbuatan yang

dilakukan ketika seseorang memasuki wilayah orang lain. Sedangkan

menurut Hall (1966), jarak personal adalah lingkup pelindung kecil atau

lingkaran yang digunakan oleh organisme untuk mempertahankan antara

dirinya sendiri dan orang lain. Pada jarak ini, seseorang dapat memegang


(24)

others (2010), juga mengatakan bahwa jarak personal adalah lingkup yang

digunakan oleh individu untuk melindungi dirinya dari orang lain (dalam

Myers & Twenge, 2013). Berdasarkan pengertian tersebut dapat diketahui

apabila invasi jarak personal berarti suatu perilaku atau tindakan yang

dilakukan ketika seseorang memasuki wilayah pribadi orang lain.

Berdasarkan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Flynn dan

Kanaga (1981) mengenai hubungan antara invasi jarak personal terhadap

stres, di peroleh hasil bahwa invasi jarak personal dapat mengakibatkan

stres. Akan tetapi, penelitian ini dilakukan pada kriteria subjek yang berbeda

di negara Amerika Serikat. Oleh karena itu, untuk membuktikan apakah

invasi jarak personal memiliki hubungan yang signifikan dengan stres kerja

pada karyawan subdivisi desain program, maka peneliti akan melakukan

penelitian dengan mengangkat judul, “Hubungan Antara Invasi Jarak

Personal dengan Stres Kerja pada Karyawan Subdivisi Desain Program di

PT. Mitra Karsa Sukses Mandiri”.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah ada hubungan

antara invasi jarak personal dengan stres kerja pada karyawan subdivisi


(25)

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian yang akan dilakukan oleh peniliti adalah untuk

mengetahui apakah ada hubungan antara invasi jarak personal dan stres kerja

pada karyawan subdivisi desain program di PT. Mitra Karsa Sukses Mandiri.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumber

pengetahuan dan sumbangan ilmiah bagi ilmu psikologi, khususnya

dalam bidang psikologi industri dan organisasi. Dimana topik ini terkait

dengan hubungan antara invasi jarak personal dengan stres kerja.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Karyawan

Hasil penelitian ini diharapkan karyawan dapat mengetahui

pentingnya mengatur ruang kerja berdasarkan kajian jarak personal.

b. Bagi Perusahaan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan

pertimbangan dan masukan bagi perusahaan dalam menciptakan

lingkungan kerja yang nyaman khususnya dengan memperhatikan

jarak antar karyawan untuk mencegah munculnya stres kerja pada


(26)

7

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Stres Kerja

1. Pengertian Stres Kerja

Menurut Luthans (2005) stres kerja merupakan suatu respon

penyesuaian terhadap situasi eksternal yang mengakibatkan

penyimpangan-penyimpangan fisik, psikologis, dan tingkah laku bagi

para partisipan organisasi. Cooper dan Davidson (dalam Nugrahani,

2008) mengatakan bahwa situasi eksternal tersebut merupakan faktor

negatif dari lingkungan yang berhubungan dengan pekerjaan tertentu.

Selain itu, Fincham dan Rhodes (1988) juga mengemukakan bahwa

stres merupakan hasil dari tidak adanya kecocokan antara seseorang

dalam arti arti kepribadian, bakat, dan kecakapannya dengan

lingkungan sehingga menyebabkan seseorang menjadi tidak mampu

untuk menghadapi berbagai tuntutan terhadap dirinya secara efektif

(dalam Munandar, 2014).

Jadi, yang di maksud stres kerja dalam penelitian ini adalah suatu

respon penyesuaian terhadap situasi eksternal yang muncul akibat

faktor negatif lingkungan kerja dan interaksi antara individu dengan

pekerjaannya, serta tidak adanya kecocokan antara seseorang dalam arti

arti kepribadian, bakat, dan kecakapannya yang ditandai oleh

munculnya perubahan pada diri yang menyimpang dari fungsi normal


(27)

2. Aspek Stres

Beehr dan Newman (dalam Luthans, 2005) mengklasifikasikan

stres kerja kedalam tiga aspek, yaitu :

a. Aspek fisik

Stres dapat menyebabkan perubahan metabolisme tubuh

sehingga hal tersebut dapat mempengaruhi keadaan fisiologis

individu. Gejala fisik yang muncul pada karyawan meliputi : sakit

kepala atau migrain, sakit pada punggung, tekanan pada leher dan

tenggorokan, susah menelan, kram otot, susah tidur, kehilangan

gairah seksual, kaki dan tangan dingin, mudah lelah, tekanan darah

tinggi, denyut nadi cepat, gangguan selera makan, gangguan

pencernaan dan pernafasan.

b. Aspek psikologis

Stres yang dialami karyawan secara psikis meliputi : mudah

lupa, pikiran kacau, susah berkonsentrasi, sulit dalam mengambil

keputusan, percaya kepada hal-hal yang tidak rasional, dan sering

mengalami mimpi buruk. Selain itu gejala fisik juga termasuk

kedalam gejala emosional seperti mudah marah, perasaan jengkel,

mudah merasa terganggu, gelisah, cemas, panik, ketakutan, sedih,

depresi, memiliki kebutuhan yang tinggi untuk bergantung kepada

orang lain, perasaan butuh pertolongan, putus asa, pesimis, tidak


(28)

c. Aspek perilaku

Gejala stres yang berkaitan dengan perilaku dalam kehidupan

pribadi akan muncul pada karyawan seperti: tidak dapat

berhubungan akrab dengan orang lain, tidak dapat mempercayai

orang lain, tidak asertif, tidak berani mengambil resiko, menarik diri,

tidak punya kontrol hidup, membuat tujuan yang tidak realistis, self esteem rendah. Tidak termotivasi, sering membuat kekacauan, mudah bertengkar, bermasalah dalam perkawinan, cemburu

berlebihan, merasa terasing, tidak dapat mengekpresikan perasaan

sebenarnya. Sedangkan dalam kehidupan pekerjaan, para pekerjaan

akan mengalami hal-hal seperti tidak merespon tantangan,

kehilangan kreativitas, performa rendah, sering absen, aspirasi

rendah, motivasi rendah, terlalu banyak bekerja, terlalu mengontrol

dan tidak dapat bekerja sama dengan orang lain.

3. Faktor-faktor penyebab stres

Luthans (1995) menyebutkan bahwa faktor penyebab stres terdiri

dari empat hal utama (dalam Waluyo 2013), yaitu:

a. Sumber luar organisasi, yang terdiri dari perubahan sosial atau

teknologi, keluarga, relokasi, keadaan ekonomi dan keuangan, ras

dan kelas, serta keadaan komunitas dan tempat tinggal.

b. Sumber dari dalam organisasi, yang terdiri dari kebijakan

organisasi, struktur organisasi, kondisi lingkungan kerja fisik


(29)

c. Sumber dari dalam kelompok, yang terdiri dari kurangnya

kebersamaan dalam grup, dan kurangnya dukungan sosial.

d. Sumber dari individu, yang terdiri dari disposisi individu seperti

pola keperibadian tipe A, personal control, learned helplessness, dan daya tahan psikologis.

Woodman (1995) menambahkan bahwa tekanan fisik dan psikologis

yang berasal dari lingkungan kerja merupakan pembangkit dari stress kerja

(Gemora & Haydee, 2016).

Selain itu, Lu et al (2003) juga mengelompokkan sumber stres kerja

menjadi enam kategori, yaitu lingkungan fisik, struktur organisasi dan

karakteristik pekerjaan, relasi dengan rekan kerja, perkembangan karir,

serta permasalahan dalam keluarga (Ambren & Zamir, 2011).

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa faktor pembangkit stres

yaitu tekanan fisik dan psikologis dalam lingkungan kerja, dukungan

sosial, struktur organisasi dan karakteristik pekerjaan, relasi dengan rekan

kerja, perkembangan karir dan kondisi keuangan, serta permasalahan

dalam keluarga dan masalah kesehatan.

B. Invasi Jarak personal

1. Pengertian Invasi Jarak personal

Menurut KBBI, invasi merupakan perilaku atau perbuatan dimana

seseorang memasuki wilayah orang lain. Sedangkan jarak personal


(30)

memisahkan spesies non-kontak. Atau dapat juga disebut sebagai

lingkup pelindung kecil yang digunakan oleh organisme untuk

mempertahankan antara dirinya sendiri dan orang lain. Pada jarak ini,

seseorang dapat menyentuh dan meraih seorang lainnya (dalam Sagi,

Berson, Avienzer, dan Haim, 2002). Kemudian, Felipe dan Somer

(dalam Grelic, Elfassy, Allinson, dan Wilcok, 2006), mengatakan

apabila seseorang memasuki lingkup personal tersebut tanpa

persetujuan dan menimbulkan ketidaknyamanan maka individu yang

bersangkutan akan melakukan penolakan seperti bergeser ke sisi lain,

membelakangi, hingga meninggalkan tempat tersebut.

Dapat disimpulkan bahwa invasi jarak personal adalah suatu

perilaku atau tindakan ketika seseorang memasuki ruang lingkup

pribadi orang lain, dan apabila tindakan tersebut dilakukan tanpa

persetujuan akan menimbulkan penolakan.

2. Jenis Jarak personal

Hall (dalam Rahman, 2013) membagi jarak personal mejadi dua

jenis, yaitu :

a. Jarak personal - Close Phase

Pada jarak ini orang dapat memegang atau menyentuh orang

lain. Menurut KBBI, memegang berarti dapat menggenggam

sesuatu menggunakan tangan. Sedangkan menyentuh dalam KBBI

berarti mennyinggung, menjamah, atau dapat mengenai sesuatu


(31)

melihat wajah orang lain dengan kejelasan yang luar biasa. Seperti,

bentuk wajah, rambut halus pada wajah, bulu mata, dan poripori

pada wajah dengan sangat jelas.

b. Jarak personal - Far Phase

Ciri dari jarak personal far phase adalah apabila kita memiliki jarak satu lengan dengan orang lain. Pada jarak ini orang tidak

dengan mudah menyentuhkan tangannya pada orang lain. Akan

tetapi seseorang dapat melihat ukuran tubuh orang lain secara

normal.

Selain itu juga seorang masih dapat dengan mudah melihat

secara jelas halus kulit, warna rambut, kedipan mata, noda pada

gigi, bintik-bintik dan keriput pada wajah, serta kotoran pada

pakaian.

3. Faktor Jarak

Menurut Hediger, jarak (baik itu intimate, personal, social, dan public distance) tidak hanya mengacu pada culture tetapi juga dilihat dari tipe aktivitas dan cara seseorang berelasi. Selain itu, jarak juga

dipengaruhi oleh kebiasaan seseorang, yang termasuk di dalamnya


(32)

C. Karyawan Subdivisi Desain Program di PT. Mitra Karsa Sukses Mandiri

PT. Mitra Karsa Sukses Mandiri merupakan perusahaan yang

bergerak di bidang industry manufacturing. Visi dari PT. Mitra Karsa Sukses Mandiri adalah menjadi perusahaan skala Nasional di bidang

Precision Parts, Mold & Die maker, Special Purpose Machine dengan selalu mengupdate teknologi dan dikelola dengan kompetensi yang tinggi

dan customer focused team. Sedangkan, Misi dari PT.Mitra Karsa Sukses Mandiri adalah selalu mengedepankan kepuasan pelanggan memberikan

nilai tambah yang bermanfaat bagi perkembangan industri. Fokus pada

sales and service yang memuaskan dan pengembangan yang

berkesinambungan.

Perusahaan tersebut terbagi menjadi dua divisi besar yaitu Divisi

Technical yang berkaitan dengan proses produksi dan Divisi Operation

yang berkaitan dengan administrasi perusahaan dan marketing.

Masing-masing divisi memiliki subdivisi dengan tugas yang berbeda-beda. Salah

satunya adalah subdivisi desain program yang termasuk kedalam subdivisi

technical. Subdivisi desain program merupakan subdivisi yang bertugas untuk membuat rancangan produk yang hendak di produksi.

Ruang kerja pada subdivisi desain program menggunakan desain

ruang kerja terbuka, yaitu ruang kerja yang tidak memiliki pembatas atau

sekat antara karyawan satu dengan lainnya, yang terdiri dari deretan meja


(33)

jarak antar karyawan sangat dekat sehingga karyawan dapat dengan

mudah melakukan kontak fisik dengan rekan kerja yang berada

disampingnya atau dengan kata lain karyawan dapat dengan mudah

mendapatkan invasi jarak personal.

D. Dinamika Hubungan antara Invasi Jarak Personal dengan Stres

Kerja pada Karyawan Subdivisi Desain Progam PT. Mitra Karsa

Sukses Mandiri

Melihat ruang lingkup pekerjaannya, bekerja pada bidang desain

identik dengan ruang kerja yang kondusif. Hal ini dikarenakan karyawan

dalam bidang desain membutuhkan konsentrasi dan fokus yang baik

selama mereka bekerja. Sama halnya dengan karyawan subdivisi desain

program di PT. Mitra Karsa Sukses Mandiri. Karyawan subdivisi desain

program merupakan karyawan yang bertugas untuk menganalisis,

menghitung, memperkirakan, menentukan, memutuskan, menggambarkan,

dan menyatakan secara objektif dan sistematis suatu ide, cara, rencana,

atau sistem yang akan digunakan untuk membuat suatu benda baik produk

maupun barang (Nurcahyanie & Tahid, 2007). Oleh karena itu, karyawan

subdivisi desain program harus memiliki kecermatan dan ketelitian dalam

bekerja supaya produk yang hendak dipasarkan maupun yang menjadi

permintaan konsumen sesuai.

Ruang kerja pada karyawan subdivisi desain program memiliki


(34)

kurang kondusif. Jarak antar karyawan juga sangat dekat sehingga

membuat suasana ruang kerja menjadi sangat gaduh karena suara antar

karyawan yang tidak dapat terkontrol saat jam kerja berlangsung. Jarak

yang sangat dekat ini juga membuat ruang gerak karyawan menjadi sangat

terbatas, selain itu karyawan juga dapat dengan mudah untuk melakukan

kontak fisik dengan karyawan lain yang mungkin dapat mengganggu fokus

mereka dalam bekerja.

Menurut Hall jarak dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu

jenis aktivitas yang dilakukan, jenis hubungan dan perasaan yang dialami

oleh seseorang (Hall, 1966). Berdasarkan jenis aktivitas, karyawan pada

subdivisi desain program memiliki tingkat jarak personal yang dekat

dikarenakan kondisi pekerjaan mereka yang mengharuskan mereka berada

pada jarak yang dekat. Akan tetapi, belum tentu setiap karyawan nyaman

dengan keadaan tersebut, setiap karyawan memiliki cara tersendiri dalam

menjalin hubungan dan mereka juga memiliki perasaan yang berbeda-beda

terhadap rekan kerjanya. Sehingga, setiap karyawan belum tentu merasa

nyaman dengan tingkat jarak personal yang dekat.

Ketidaknyamanan karyawan dalam bekerja dapat memberikan

dampak negatif seperti munculnya stres kerja yang nantinya juga akan

berpengaruh terhadap performansi karyawan dalam bekerja. Apabila

karyawan tidak memiliki performa kerja yang baik maka proses

pencapaian visi dan misi akan sangat terhambat sehingga merugikan


(35)

adalah dengan meminimalisir munculnya stres kerja. Menurut Rice (1999)

stres kerja dapat merugikan karyawan maupun perusahaan. Pada karyawan

konsekuensi dari stres kerja adalah menurunkan gairah kerja, kecemasan

tinggi, serta frustasi (dalam Minto, 2013).

Oleh karena itu, peneliti ingin mengetahui apakah dengan seringnya

karyawan mendapatkan invasi jarak personal karyawan akan

mempengaruhi stres kerja pada karyawan subdivisi desain program di PT.


(36)

E. BAGAN

Hubungan antara Jarak Personal dengan Stres Kerja pada Karyawan

Subdivisi Desain Program di PT.Mitra Karsa Sukses Mandiri

Lingkungan kerja Karyawan Subdivisi Desain

Program di PT. MKSM

Jarak Personal Close-phase

(46-76 cm)

Invasi jarak personal tinggi : - karyawan sulit menghindari kontak interpersonal

- karyawan sulit menjaga privasi

Stres kerja tinggi

Jarak Personal Far-phase

(76-122 cm)

Invasi jarak personal rendah : - karyawan jarang atau tidak mengalami kontak interpersonal - karyawan dapat menjaga privasi


(37)

F. HIPOTESIS

Hipotesis dalam penelitian ini adalah terdapat korelasi positif yang

signifikan antara invasi jarak personal dengan stres kerja. Semakin tinggi

invasi jarak personal pada karyawan maka tingkat stres kerja pada

karyawan semakin tinggi. Sebaliknya, semakin rendah invasi jarak

personal pada karyawan maka tingkat stres kerja pada karyawan semakin


(38)

19

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif korelasional.

Menurut Azwar (2004), penelitian dengan pendekatan kuantitatif adalah

penelitian yang menekankan analisisnya pada data-data numerikal (angka)

dengan metode statistika. Sedangkan, penelitian korelasional merupakan

penelitian yang bertujuan menyelidiki sejauh mana variasi pada satu

variable berkaitan dengan variasi pada satu atau lebih variable lain,

berdasarkan koefisien korelasi (Azwar, 2009).

B. Identitas Variabel Penelitian

Pada penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu:

1. Variabel bebas (independent) : Invasi jarak personal

2. Variabel tergantung (dependent) : Stres kerja pada karyawan PT. Mitra Karsa Sukses Mandiri

C. Definisi Operasional

1. Stres Kerja

Stres kerja pada karyawan subdivisi Desain Program merupakan

respon negatif yang muncul akibat interaksi antara karyawan subdivisi


(39)

perubahan pada diri yang menyimpang dari fungsi normal baik secara

fisik, psikis, dan perilaku.

Stres kerja dalam penelitian ini akan diukur dengan Skala Stres

Kerja yang terdiri dari spek-aspek kerja yaitu gejala fisik, psikologis,

dan gejala-gejala perilaku. Semakin tinggi skor total yang diperoleh,

maka tingkat stres pada karyawan juga semakin tinggi. Namun, jika

semakin rendah skor total yang diperoleh, maka semakin rendah pula

tingkat stres pada karyawan.

2. Invasi jarak personal

Invasi jarak personal didefinisikan sebagai suatu perilaku atau

tindakan dimana seseorang memasuki ruang lingkup pribadi seseorang

dan apabila tidak mendapat persetujuan maka akan terjadi penolakan.

Jarak personal sendiri di bedakan menjadi dua jenis yaitu jarak

personal close-phase dan jarak personal far-phase.

Pada jarak personal close-phase seseorang dapat meraih dan memegang anggota badan orang lain dengan mudah. Sedangkan pada

jarak personal far-phase seseorang tidak dapat dengan mudah menyentuh dan memegang orang lain. Akan tetapi, seseorang masih

dapat melihat jelas warna rambut dan noda baju pada orang lain.

Invasi jarak personal dalam penelitian ini akan di ukur dengan

kuesioner invasi jarak personal. Semakin tinggi skor total yang


(40)

semakin tinggi. Namun, jika semakin rendah skor total yang

diperoleh, maka semakin rendah pula tingkat invasi jarak personal

pada karyawan.

D. Subjek Penelitian

Subjek yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh

karyawan pada subdivisi desain program di PT. Mitra Karsa Sukses

Mandiri dengan jenis kelamin laki-laki.

Penelitian ini menggunakan teknik total sampling. Menurut Sugiyono (2008) total sampling merupakan teknik pengambilan sampel dimana jumlah sampel sama dengan jumlah populasi.

E. Metode Pengumpulan Data

Pada penelitian ini metode pengumpulan data yang digunakan

adalah penyebaran kuesioner dan skala. Penyebaran skala merupakan

metode yang berbentuk laporan diri sendiri berisi daftar kumpulan

pernyataan yang harus dijawab oleh individu sebagai subjek penelitian

(Azwar, 2009).

Jenis skala yang pada penelitian ini merupakan skala tertutup yaitu

skala yang memuat pernyataan-pernyataan yang subjek tidak diberi

kesempatan untuk menyampaikan pendapatnya secara bebas. Sedangkan

model skala yang digunakan merupakan skala Guttman. Item dalam skala


(41)

diminta menjawab pertanyaan atau pernyataan dengan memilih salah satu

dari dua jawaban yang disediakan yaitu “YA” atau “TIDAK” (Sugiyono,

2013). Bentuk skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala

stres kerja. Sedangkan kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini

adalah kuesioner jarak personal.

1. Skala Stres Kerja

Pada penelitian ini, subjek akan diminta untuk memilih salah satu

dari 2 alternatif pilihan jawaban, yaitu Ya dan Tidak. Pemberian skor

dalam penelitian ini, sebagai berikut :

Tabel. 1. Skor item-item favorable pada Skala Stres Kerja

Respon Subjek Skor Subjek

YA 1

TIDAK 0

Tabel. 2. Skor item-item unfavorable pada Skala Stres Kerja

Respon Subjek Skor Subjek

YA 0


(42)

Tabel 3. Sebaran Item Skala Stres Kerja

Aspek Favorable Unfavorable Jumlah %

1. Gejala fisik 6 6 12 33,33%

2. Gejala psikologis 6 6 12 33,33%

3. Gejala Perilaku 6 6 12 33,33%

Total 18 18 36 100%

2. Kuesioner Invasi Jarak personal

Pada penelitian ini, subjek akan diminta untuk memilih salah satu

dari 2 alternatif pilihan jawaban, yaitu Ya dan Tidak. Pemberian skor

dalam penelitian ini, sebagai berikut :

Tabel. 4. Skor item-item favorable pada Kuesioner Invasi jarak

personal

Respon Subjek Skor Subjek

YA 1

TIDAK 0

Tabel. 5. Skor item-item unfavorable pada Kuesioner Invasi jarak

personal

Respon Subjek Skor Subjek

YA 0


(43)

Tabel 6. Sebaran Item Kuesioner Invasi jarak personal

Aspek Skor Tinggi Skor Rendah Jumlah %

1. Close phase 3 0 3 50%

2. Far phase 1 2 3 50%

Total 4 2 6 100%

F. Validitas dan Reliabilitas Alat ukur

1. Validitas

Validitas adalah kualitas esensial yang menunjukkan sejauh mana

suatu tes sungguh-sungguh mengukur atribut psikologis yang hendak

diukur. Validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas

isi yaitu pembuktian yang dilakukan melalui analisis logis atau empiris

terhadap seberapa memadai isi tes mewakili ranah isi serta seberapa

relevan ranah isi tersebut sesuai dengan interpretasi skor yang

dimaksudkan (Supratiknya, 2014). Dengan kata lain, valid berarti

instrument tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang

seharusnya diukur (Sugiyono, 2013).

Selain itu, penelitian ini juga melalui penilaian dari ahli profesional

(professional judgment). Pada penelitian ini penilaian oleh profesional dilakukan oleh dosen pembimbing skripsi. Penilaian ini dilakukan

untuk melihat kesesuaian antara item-item dalam instrumen tes dengan dimensi serta aspek yang hendak diukur.


(44)

2. Seleksi Items

Seleksi item merupakan hal yang penting dalam penelitian. Hal ini

dikarenakan tujuan dari seleksi item adalah memutuskan item-item

mana saja yang memenuhi syarat untuk dimasukan kedalam bentuk

final tes. Apabila item tidak memenuhi syarat maka item akan

digugurkan karena memiliki ciri-ciri statistic yang terlalu jauh dari

yang disyaratkan (Supratiknya, 2014). Seleksi item dilakukan dengan cara melihat daya diskriminasi item (daya beda) dari setiap item yang ada.

Subjek dari pengambilan data ini adalah seluruh karyawan

subdivisi desain program di PT. Mitra Karsa Sukses Mandiri.

Pengambilan data dilaksanakan pada tanggal 26 November 2016. Dari

10 skala yang dibagi, kembali kepada peneliti sejumlah 10 skala.

Setelah data terkumpul, seleksi aitem dilakukan dengan menggunakan

standar rix ≥ 0,3. Analisis seleksi aitem menggunakan analisis cornbach alpha pada program SPSS for windows versi 22.

Menurut Periantalo (2015), prosedur seleksi item memiliki

koefisien korelasi (rix) ≥ 0,3. Dengan demikian, jika item mencapi rix

minimal 0,3, maka item tersebut memiliki daya beda yang tinggi.

Sebaliknya, jika item mencapi rix kurang dari 0,3, maka item tersebut

memiliki daya beda yang rendah sehingga tidak lolos seleksi.

Berdasarkan analisis data yang dilakukan oleh peneliti ditemukan


(45)

item yang gugur dan 36 item yang memenuhi syarat terdiri dari 18

item favorable dan 18 item unfavorable. Sedangkan untuk item pada kuesioner jarak personal yang berjumlah 6 item sudah memenuhi

syarat atau tidak ada item yang gugur.

Tabel 7. Distribusi Penyebaran Item Skala Stres Kerja

Aspek Favorable Unfavorable Jumlah

1.Gejala

Fisik

1, 2, 3, 4, 5, 6, 7 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21

12 8, 9, 10, 11, 12,

13, 14 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28

2.Gejala

Psikologis

29, 30, 31, 32,

33, 34, 35, 52, 53, 54, 55, 56, 57, 58,

12 36, 37, 38, 39,

40, 41, 42, 59, 60, 61, 62, 63, 64, 65,

43, 44, 45, 46,

47, 48, 49, 66, 67, 68, 69, 70, 71, 72,

50, 51 73, 74

3.Gejala

Perilaku

75, 76, 77, 78, 79, 80, 81,

96, 97, 98, 99, 100, 101,

102,

12 82, 83, 84, 85,

86, 87, 88,

103, 104, 105, 106, 107, 108,

89, 90, 91, 92,

93, 94, 95

109, 110, 111, 112, 113, 114,

115, 116


(46)

Tabel 8. Distribusi Penyebaran Item Kuesioner Jarak Personal

Dimensi Favorable Unfavorable Jumlah

1.Close phase 1, 2, 3 0 3

2. Far Phase 6 4, 5 3

Total 4 2 6

4. Reliabilitas

Menurut Azwar (2009), reliabilitas mengacu pada konsistensi atau

kepercayaan hasil ukur, yang mengandung makna kecermatan

pengukuran. Pengukuran yang tidak reliabel akan menghasilkan skor

yang tidak dapat dipercaya karena perbedaan skor yang terjadi diantara

individu lebih ditentukan oleh faktor eror daripada faktor perbedaan

yang sesungguhnya. Dengan kata lain pengukuran yang tidak reliabel

adalah pengukuran yang tidak konsisten.

Penelitian ini menggunakan pendekatan konsistensi internal, yaitu

pendekatan yang bertujuan untuk melihat konsistensi antara item

ataupun konsistensi antara bagian dalam tes (Azwar, 2010). Pada

penelitian ini, reliabilitas konsistensi internal akan dicari

menggunakan alpha cronbach (α). Koefisien reliabilitas bergerak mulai dari angka 0 sampai dengan 1,00. Jika skor yang diperoleh

semakin mendekati angka 1,00, maka skala tersebut dapat dikatakan

memiliki koefisien reliabilitas yang baik. Sebaliknya, jika skor

mendekati 0, maka maka skala tersebut dapat dikatakan memiliki


(47)

Dari hasil pengujian reliabilitas skala stres kerja diperoleh nilai

koefisien reliabilitasnya sebesar 0,988. Kemudian, untuk hasil

pengujian kuesioner jarak personal diperoleh nilai koefisien

reliabilittas sebesar 0,737. Hal ini menunjukkan bahwa skala stres

kerja dan kuesioner jarak personal memiliki reliabilitas yang baik.

G. METODE ANALISIS DATA

1. Uji Asumsi

a. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah penyebaran

data dalam penelitian yang dilakukan terdistribusi dengan normal

atau tidak (Kasmadi & Sunariah, 2013). Jika nilai p > 0,05, maka

H0 diterima dan Ha ditolak, artinya data yang diuji memiliki

distribusi yang tidak berbeda dari data normal, atau dengan kata

lain, data yang diuji memiliki distribusi normal. Sebaliknya, jika

nilai p < 0,05, maka H0 ditolak dan Ha diterima, artinya data yang

diuji memiliki distribusi yang berbeda dari data normal, atau

dengan kata lain, data yang diuji memiliki distribusi yang tidak


(48)

b. Uji Linearitas

Uji linearitas dilakukan untuk melihat bagaimana kekuatan

hubungan antara dua variabel, yaitu antara variabel bebas dan

variabel tergantung. Selain itu, juga untuk melihat hubungan antara

variabel yang akan dianalisis, apakah mengikuti garis lurus atau

tidak mengikuti garis lurus. Peningkatan kuantitas pada suatu

variabel, akan diikuti secara linear oleh peningkatan kuantitas

variabel lainnya. Sedangkan, penurunan kuantitas pada suatu

variabel, juga akan diikuti secara linear oleh penurunan kuantitas

variabel lainnya.

Jika nilai p > 0,05, maka terdapat hubungan yang tidak linear,

sehingga hubungan antara kedua variabel dapat dikatakan lemah.

Sebaliknya, jika nilai p < 0,05, maka terdapat hubungan yang

linear, sehingga hubungan antara kedua variabel dapat dikatakan

kuat. (Santoso, 2010).

2. Uji Korelasi

Uji korelasi merupakan teknik yang digunakan untuk mencari

hubungan atau korelasi antara dua variable atau lebih. Penelitian ini

dianalisis menggunakan statistik deskriptif dengan diagram pencar

(scatter diagram) yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antar variabel secara langsung. Korelasi antar variabel tersebut dikatakan


(49)

lurus dengan kemiringan yang positif. Namun, apabila sebaran

titik-titik semakin menjauh dan memencar maka korelasi antar variabel


(50)

31

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. PELAKSANAAN PENELITIAN

Sebelum melaksanakan penelitian, peneliti terlebih dahulu

memberikan surat izin penelitian kepada pihak PT. Mitra Karsa Sukses

Mandiri pada tanggal 14 Juli 2016 sebagai perizinan untuk mengambil

data.

Kemudian, penelitian dilaksanakan pada tanggal 24 november 2016

sampai dengan 26 November 2016. Pengambilan data dilakukan dengan

membagikan skala stres kerja dan kuesioner invasi jarak personal kepada

seluruh karyawan subdivisi desain program di PT. Mitra Karsa Sukses

Mandiri yang berjumlah 10 orang.

Penyebaran skala dan kuesioner dilakukan dengan cara membagikan

lembar skala beserta lembar kuesioner ke masing-masing karyawan di

subdivisi desain program yang sebelumnya telah menerima penjelasan

mengenai instruksi pengerjaan oleh peneliti.

B. DESKRIPSI SUBJEK PENELITIAN

Jumlah subjek dari penelitian ini ada 10 karyawan yang merupakan

jumlah total karyawan pada subdivisi desain program. PT. Mitra Karsa

Sukses Mandiri terbagi menjadi dua divisi besar yaitu Subdivisi Technical


(51)

berkaitan dengan administrasi perusahaan dan marketing. Alasan peneliti

memilih subdivisi desain program karena ruang kerja karyawan di

subdivisi menggunakan desain ruang kerja dengan bentuk terbuka tanpa

adanya pembatas antara karyawan satu dengan karyawan lainnya dan

desain ruang terbuka tersebut hanya di terapkan di bagian subdivisi desain

program karena keterbatasan tempat sehingga membuat jarak antar

karyawan sangat dekat sehingga membuat kecenderungan terjadinya

invasi jarak personal terhadap karyawan juga semakin tinggi.

Kriteria subjek dalam penelitian ini adalah karyawan yang bekerja di

dalam ruangan serta memenuhi karakteristik jarak personal. Identitas yang

didapatkan dalam pengambilan data adalah jenis kelamin, masa kerja,

serta beberapa gambaran tentang kondisi ruang kerja.

Dalam pengambilan data diperoleh hasil bahwa seluruh subjek adalah

berjenis kelamin berjenis kelamin laki-laki. Subjek juga memiliki masa

kerja yang bervariasi yaitu mulai dari 2 tahun hingga 4 tahun bekerja.

C. DESKRIPSI DATA PENELITIAN

Tabel 9. Perbandingan Nilai Mean Teoritik dan Empiris

Variabel Data Teoritik Data Empiris

One Sample t-test

Stres

Kerja Min Max Mean Min Max Mean SD

Sig. (2-tailed)


(52)

Berdasarkan hasil perhitungan diatas, stres kerja memiliki mean

teoritik sebesar 18 dan mean empiris sebesar 9,50. Hasil menunjukkan bahwa nilai teoritik lebih besar dibandingkan nilai empiris. Hal ini

menunjukan bahwa rata-rata stres kerja pada karyawan subdivisi desain

program lebih rendah.

Hasil ini juga diperkuat dengan hasil uji t yang telah dilakukan untuk

membandingkan hasil dari nilai mean teoritik dan nilai mean empiris. Berdasarkan hasil uji t pada skala stres kerja, didapatkan hasil yang

menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan antara nilai mean teoritik dan nilai mean empiris karena hasil dari nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 (p<0,05) (Sugiyono, 2008).

Kemudian peneliti juga melakukan kategorisasi yang bertujuan untuk

menempatkan individu kedalam kategori terpisah secara berjenjang

menurut suatu kontinum berdasarkan atribut yang di ukur. Untuk membuat

kategorisasi dibutuhkan mean teoritik dan satuan standar deviasi populasi. Standar deviasi diperoleh dengan cara mencari rentang skor maksimum di

kurangi dengan skor minimal, kemudian skor dibagi enam (Azwar, 2012).

Pada penelitian ini, skor subjek pada variabel stres kerja dikelompokkan

ke dalam lima kategori, yaitu sangat rendah, rendah, sedang, tinggi, dan

sangat tinggi. Berikut merupakan norma kategorisasi yang digunakan


(53)

Tabel 10. Norma Kategorisasi

Skor Kategorisasi

X ≤ (µ - 1,5σ) Sangat Rendah

(µ - 1,5σ) < X ≤ (µ - 0,5σ) Rendah

(µ - 0,5σ) < X ≤ (µ + 0,5σ) Sedang

(µ + 0,5σ) < X ≤ (µ + 1,5σ) Tinggi

X > (µ + 1,5σ) Sangat Tinggi

Keterangan :

µ : Mean teoretis

σ : Standar deviasi teoretis

X : Skor total setiap responden

Skor maksimal = 1 x 36 = 36

Skor minimal = 0 x 36 = 0

µ = (skor maksimal + skor minimal)

= (36+0)

= 18

σ = (skor maksimal - skor minimal)

= (36-0)

= 6

Berdasarkan perhitungan dapat diketahui bahwa skor mean teoretis variabel stres kerja pada karyawan subdivisi desain program sebesar 18


(54)

skor pada variabel stres kerja pada karyawan subdivisi desain program

adalah sebagai berikut :

Tabel 11. Norma Kategorisasi Stres Kerja pada Karyawan Subdivisi Desain Program di PT. Mitra Karsa Sukses Mandiri

Skala Rentang skor Kategorisasi Jumlah Persentase

Stres

Kerja

X ≤ 9 Sangat Rendah 7 70 %

9 < X ≤ 15 Rendah 0 0 %

15 < X ≤ 21 Sedang 1 10 %

21 < X ≤ 27 Tinggi 1 10 %

X > 27 Sangat Tinggi 1 10 %

Pada tabel norma kategorisasi diketahui bahwa sebanyak 70%

karyawan memiliki tingkat stres kerja yang sangat rendah, 10% lainnya

masuk ke dalam kategori stres kerja sedang. Kemudian, karyawan dengan

kategori stres kerja tinggi adalah sebanyak 10% dan karyawan dengan

kategori stres kerja sangat tinggi adalah sebanyak 10 %.

D. HASIL PENELITIAN

1. Uji Asumsi

a) Uji Normalitas

Uji normalitas adalah uji yang dilakukan untuk mengecek


(55)

normal sehingga dapat digunakan dalam statistik parametrik atau

statistik inferensial (Santoso, 2010). Metode pengambilan

keputusan uji normalitas menggunakan p>0,05 maka data

berdistribusi normal dan apabila p<0,05 maka data tidak

berdistribusi normal (Supardi, 2013). Pengujian normalitas

menggunakan teknik uji Shappiro-wilk dengan program SPSS versi

20 for Windows. Menurut Althouse et al, uji Shappiro-wilk

merupakan tes yang digunakan untuk membatasi sampel yang

berjumlah kurang dari 50 serta mampu mendeteksi penyimpangan

normalitas baik karena skewness atau kurtosis dan keduanya (Wah

& Razali, 2011). Adapun hasil pengolahan uji normalitas adalah

sebagai berikut :

Tabel 12. Uji Normalitas

Variabel Shapiro Wilk Sig.

Personal distance 0,693 0,001

Stres Kerja 0,796 0,013

Hasil perhitungan uji normalitas menunjukkan nilai

signifikansi sebesar 0,001 untuk skala jarak personal dan 0,013

untuk skala stres kerja. Hasil tersebut menunjukkan bahwa


(56)

normal (p<0,05). Hasil tersebut ditunjukkan dalam kurva sebagai

berikut :

Gambar 1. Histogram Stres Kerja


(57)

b)Uji Linearitas

Uji linearitas dilakukan dengan menggunakan program SPSS

versi 20 for windows. Hubungan antar variabel dikatakan linear apabila p<0,05 (Sugiyono, 2008). Hasil hubungan antar variabel

ditunjukkan pada tabel dibawah ini :

Tabel 13. Uji Linearitas

F Sig

Between Groups (Combined)

0,408 0,753

Stres

Kerja*Jarak

personal

Linearity 0,227 0,650

Deviation

from Linearity 0,499 0,630

Berdasarkan hasil uji linearitas menunjukkan F sebesar 0,227

dengan nilai signifikansi sebesar 0,650. Hal ini menunjukkan

bahwa tidak ada hubungan yang linear antara jarak personal dengan

stres kerja pada karyawan subdivisi desain program PT. Mitra

Karsa Sukses Mandiri karena signifikasi lebih besar dari 0,05

(p>0,05). Sedangkan untuk menunjukkan adanya hubungan yang

linear adalah apabila nila signifikansi lebih kecil dari 0,05


(58)

2. Uji Hipotesis

Berdasarkan uji asumsi yang dilakukan melalui uji normalitas dan

uji linearitas diperoleh hasil yang menunjukkan bahwa distribusi data

skala stres kerja dan invasi jarak personal tidak normal dan tidak

linear. Oleh karena itu, pengujian hipotesis tidak dilakukan karena

hasil perolehan data tidak memenuhi uji asumsi (Gunawan, 2015),

sehingga dapat disimpulkan apabila hipotesis dalam penelitian ini

ditolak.

E. PEMBAHASAN

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara jarak

personal dengan stres kerja pada karyawan subdivisi desain program di

PT. Mitra Karsa Sukses Mandiri. Hipotesis dalam penelitian ini adalah

terdapat hubungan positif yang signifikan antara invasi jarak personal

dengan stres kerja. Semakin tinggi invasi jarak personal pada karyawan

maka tingkat stress kerja pada karyawan semakin tinggi. Sebaliknya,

semakin rendah invasi jarak personal pada karyawan maka tingkat stres

kerja pada karyawan semakin rendah.

Berdasarkan uji asumsi diperoleh hasil apabila distribusi data dalam

penelitian ini adalah tidak normal dan tidak linear. Hal tersebut berarti

tidak ada hubungan antara invasi jarak personal dengan stres kerja pada

karyawan subdivisi desain program di PT. Mitra Karsa Sukses Mandiri,


(59)

adalah semakin tinggi tingkat invasi jarak personal pada karyawan, stres

kerja kerja semakin rendah dan sebaliknya. Selain itu, pada skala stres

kerja diperoleh nilai mean teoritik sebesar 18 dan nilai mean empiris sebesar 9,50. Hasil menunjukkan bahwa nilai teoritik lebih besar

dibandingkan nilai empiris. Hal ini menunjukan bahwa rata-rata stres kerja

pada karyawan subdivisi desain program adalah rendah. Berdasarkan

kategorisasi stres kerja pada masing-masing karyawan diperoleh hasil

bahwa karyawan dengan tingkat stres kerja yang sangat rendah berjumlah

7 orang dan 1 orang lainnya masuk kedalam kategori stres kerja sedang.

Selanjutnya, karyawan dengan kategori stres kerja tinggi sebanyak 1 orang

dan karyawan dengan kategori stres kerja sangat tinggi sebanyak 1 orang.

Flynn dan Kanaga (1981), menyatakan bahwa ivansi jarak personal

mampu menimbulkan stres. Akan tetapi, hal tersebut tidak sesuai dengan

hasil penelitian ini yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang

negatif dan tidak signifikan antara jarak personal dan stres kerja. Dalam

penelitian ini hubungan antara jarak personal terhadap stres kerja

memberikan sumbangan efektif sebesar 2,13 % sehingga masih ada

97,87% variabel lain yang mempengaruhi variabel stres kerja.

Menurut Fincham & Rhodes (1988) stres kerja merupakan hasil dari

tidak adanya kecocokan antara seseorang dalam arti kepribadiannya,

bakatnya, dan kecakapannya dengan lingkungannya, yang menyebabkan

seseorang menjadi tidak mampu untuk menghadapi berbagai tuntutan


(60)

berdasarkan hasil wawancara dengan karyawan subdivisi desain program

masing-masing karyawan sudah saling mengenal rekan kerja mereka dan

sudah memiliki kecocokan satu sama lain. Sehingga meskipun jarak

mereka ketika bekerja sangat dekat dan mengalami tingkat invasi jarak

personal yang tinggi, mereka tidak merasa terganggu.

Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan yaitu menggunakan

tryout terpakai sehingga generalisasi terbatas. Selain itu, jumlah subjek sangat terbatas sehingga mengakibatkan data tidak seimbang atau

memunculkan rentang yang tidak seimbang yang mengakibatkan mean


(61)

42

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Hasil penelitian menunjukkan bahwa jarak personal dan stres kerja

pada karyawan subdivisi desain program di PT. Mitra Karsa Sukses

Mandiri tidak memiliki hubungan. Hal tersebut dapat diketahui dari uji

linearitas yang dilakukan menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang

linear antara jarak personal dengan stres kerja pada karyawan subdivisi

desain program PT. Mitra Karsa Sukses Mandiri. Hal tersebut menandakan

bahwa hipotesis dari penelitian ini ditolak.

B. SARAN

1. Bagi Karyawan Subdivisi Desain Program PT. Mitra Karsa Sukses

Mandiri

Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh hasil bahwa stres kerja

pada karyawan subdivisi desain program cenderung rendah. Oleh

sebab itu, karyawan diharapkan dapat mempertahankan rendahnya

stres kerja dengan cara mencegah timbulnya stres dengan cara

mengubah faktor-faktor di lingkungan dan individu melalui teknik

kerekayasaan organisasi, kerekayasaan kepribadian, teknik penanganan

pikiran dan teknik penanganan melalui aktivitas fisik (Munandar,


(62)

2. Bagi Peneliti Selanjutnya

a. Pentingnya melakukan verifikasi faktor lain untuk mengetahui

sumbangan efektif dari variabel tersebut.

b. Peneliti lain perlu mencari subjek dengan variansi yang lebih

memadahi.

c. Pentingnya melakukan tryout sebelum dilaksanakannya penelitian agar item-item yang tidak reliabel dapat digugurkan.


(63)

Daftar Pustaka

Ambreen, M, & Zamir, S. (2011). Relationship Between Ocupational Stress and Organizational Citizenship Behavior of Academic Staff Working at Higher Educational Level. Elixir International Journal.

Azwar, Syaifudin. (2009). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Azwar, Syaifudin. (2004). Metode Penelitian. Yogyakarta : Pustaka Pelajar

Azwar, Syaifudin. (2010). Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Brand, J. L., & Lee. S. Y. (2005). Effects of Control Over Office Workspace on Perspections of the Work Environment and Work Outcomes. Journal of Enviromental Psychology, 25, 323-333

Crowe, Sarah. (2011). The Use of Personal Space among College Students.

Journal of Social Psychology, 3

Dodiansyah, K. A. (2014). Hubungan Antara Dukungan Sosial dengan Stres

Kerja pada Karyawan Solo Pos. Surakarta : Universitas Muhammadiyah

Surakarta

Fihir., & Safitri, L. (2013). Faktor-faktor Yang Berhubungan dengan Stres Kerja pada Karyawan Pusat Administrasi. Depok : Universitas Indonesia.

Flynn, M., & Kanaga, K. R. (1981). The Relationship Between Invasion of Personal Space and Stress. Huaman Relation Journal, 34, 4

Gemora, R. B., & Haydee C. Q. (2016). Causes and Effects of Stress Among Faculty Member in a State University. Asia Pacific Journal of Multidisiplinary Research. 4 (1).

Grelic., Elfasy., Allinson., & Wilcox. (2006). Personal Space in Virtual Reality.


(64)

Hall, Edward. T. (1966). The Hidden Dimension. United States of America : Doubleday.

Hippel, C. V., & Maher, A. (2005). Individual Differences in Employee Reaction to Open-Plan Offices. Journal Enviromental Psychology, 25, 219-299 Ikasari, H, & Kurniawan, B. S. (2014). Pengaruh Lingkungan Kerja, Budaya

Organisasi, dan Kepemimpinan Terhadap Kinerja Karyawan Koran PT. Tempo Jateng dan D.I Yogyakarta. Universitas Dian Nuswantoro.

Iswahyudi, Didik. (2015). Pengaruh Reduksi Pencahayaan Terhadap Lebar Jarak

Personal. Bandung : Universitas Padjajaran.

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Definisi Memegang. Diunduh pada 25 Oktober, dari www.kbbi.wed.id.

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Definisi Menyentuh. Diunduh pada 25 Oktober, dari www.kbbi.wed.id.

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Definisi Invasi. Diunduh pada 2 Mei, dari www.kbbi.wed.id.

Khusniyah, Nur Andita. (2014). Hubungan antara Stres Kerja dengan Burnout

pada Karyawan CV. Ina Karya Klaten. Surakarta : Universitas

Muhammadiyah.

Luthans, F. (2005). Organization Behavior. New York : MC Graw-Hill.

Munandar, A.S. (2014). Psikologi Industri dan Organisasi. Penerbit Universitas Indonesia.

Myers, D. G., & Twenge, J. M. (2013). Social Psychology (11th Edition). New York : McGraw-Hill

Nugrahani, Salafi. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Stres Kerja Pada

Pekerja Bagian OperasionalPT. GUNZE Indonesia Tahun 2008. Depok :

Universitas Indonesia.

Nurcahyanie, Y. D, dan Tahid, S. (2007). Konsep Teknologi dalam


(65)

Periantalo, J. (2015). Penyusunan Skala Psikologi : Asyik, Mudah, dan Bermanfaat. Yogyakarta : Pustaka Pelajar

Rahajaan, T. E. F., Swasto, B., & Raharjo, K. (2012). Pengaruh Karakteristik

Pekerjaan Terhadap Lingkungan Kerja, Kepuasan Kerja dan

Organizational Citizenship Behavior. Malang : Universitas Brawijaya Rahmawati, Siti. (2009). Analisis Stres Kerja Karyawan pada PT Bank Rakyat

Indonesia (Persero) Tbk Cabang Bogor. Jurnal Manajemen, 1, 1

Sagi., Yair., Avienzer., & Haim. (2002). Attachment in Infacy and Personal Space Regulation in Early Adolesence. Journal of Attachment and Human Development. 68, 83

Santoso, A. (2010). Statistik Untuk Psikologi : Dari Blog Menjadi Buku. Yogyakarta : Universitas Sanata Dharma.

Siregar, S. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif : Dilengkapi Perbandingan Perhitungan Manual dan SPSS. Jakarta : Kencana.

Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung : Alfabeta.

Sugiyono. (2008). Statistika untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta.

Sunariah, N. S, & Kasmadi. (2013). Panduan Modern Penelitian Kuantitatif. Bandung : Alfabeta

Supardi. (2013). Aplikasi Statistik dalam Penelitian : Konsep Statistik yang Lebih Komperhensif. Jakarta : Change.

Supratiknya, A. (2014). Pengukuran Psikologis. Yogyakarta : Penerbit

Universitas Sanata Dharma.

Wah, Y.B., & Razali, N. M. (2011). Power Comparisons of Shapiro-Wilk, Kolmogorov-Smirnov, and Anderson-Darling Tests. Journal of Statistical Modeling and Analytics, 1, 2

Wahyuningtyas, R., & Pratiwi, M. D. (2011). Pengaruh Lingkungan Kerja Fisik Terhadap Stres Kerja Karyawan(Studi pada PT. Krakatau Steel (Persero) Tbk. Subdivisi CRM). Bandung : Universitas Telkom


(66)

Waluyo, M.M, Dr. Ir. Minto. (2013). Psikologi Industri. Jakarta Barat : Akademia.

Winarsunu, T. (2006). Statistik dalam Penelitian Psikologi dan Pendidikan. Malang : Universitas Muhammadyah Malang.


(67)

(68)

LAMPIRAN. 1

Blue Print Stres Kerja

ASPEK

INDIKATOR FAVORABLE UNFAVORABLE

Gejala fisik

1. Sakit kepala 1 Saya sering

mengalami sakit kepala ketika menghadapi banyak pekerjaan.

15 Saya jarang

mengalami keluhan pada kepala ketika menghadapi banyak pekerjaan. 2. Sakit punggung 2 Posisi duduk

saya ketika bekerja seringkali membuat sakit punggung.

16 Posisi duduk

saya ketika bekerja sudah merupakan posisi yang nyaman.

3. Tekanan pada

leher dan tenggorokan

3 Saya merasa

leher dan tenggorokan saya tegang ketika bekerja.

17 Saya bekerja

dengan rileks tanpa merasakan ketegangan pada leher dan

tenggorokan. 4. Susah menelan 4 Saya susah

menelan ketika makan

18 Saya makan

dengan lancar tanpa rasa sakit ketika menelan

5. Kram otot 5 Saya sering

mengalami kram otot ketika bangun tidur

19 Saya bangun

tidur dengan segar tanpa mengalami kram otot

6. Gangguan tidur 6 Saya susah tidur

apabila memiliki banyak

pekerjaan yang belum

terselesaikan

20 Saya tetap dapat

tidur dengan nyenyak meskipun sedang banyak pekerjaan yang belum terselesaikan


(69)

7. Kehilangan

gairah seksual

7 saya merasa

kurang tertarik terhadap lawan jenis ketika sedang mengalami masalah dalam pekerjaan

21 Saya tetap

menaruh perhatian terhadap lawan jenis meskipun sedang mengalami masalah pekerjaan 8. Kaki dan tangan

dingin

8 Kaki dan tangan

saya dingin ketika menghadapi deadline pekerjaan yang semakin dekat

22 Kaki dan tangan

saya tetap dalam suhu normal meskipun sedang menghadapi deadline pekerjaan yang semakin dekat

9. Mudah lelah 9 Saya mudah

merasa lelah karena pekerjaan yang terlalu banyak.

23 Saya tetap dalam

stamina yang baik meskipun pekerjaan terlalu banyak.

10. Tekanan darah

tinggi

10 Saya mengalami tekanan darah tinggi apabila sedang ada masalah dalam pekerjaan.

24 Tekanan darah

saya tetap stabil meskipun sedang ada masalah dalam pekerjaan.

11. Denyut nadi

cepat

11 Saya merasa denyut nadi saya menjadi cepat ketika

melakukan kesalahan dalam bekerja

25 Denyut nadi saya

tetap stabill meskipun sedang melakukan kesalahan dalam bekerja

12. Gangguan selera

makan

12 Saya kehilangan nafsu makan ketika banyak pekerjaan

26 Saya tetap

memiliki nafsu makan yang baik meskipun sedang banyak pekerjaan 13. Gangguan

pencernaan

13 Saya sering mengalami gangguan pencernaan (sakit perut, mual, dsb)

27 Saya jarang

mengalami gangguan pencernaan sebelum berangkat


(70)

sebelum berangkat bekerja

bekerja

14. Gangguan

pernafasan

14 Suhu udara di tempat kerja seringkali membuat saya sesak nafas

28 Suhu udara di

tempat kerja membuat pernafasan saya lancar Gejala psikologis

15. Mudah lupa 29 Saya mudah

lupa atas instruksi yang diberikan atasan kepada saya ketika sedang banyak pekerjaan yang belum terselesaikan

52 Saya dapat

mengingat instruksi baru yang diberikan atasan kepada saya meskipun sedang banyak pekerjaan yang belum terselesaikanakan 16. Pikiran kacau 30 Saya sulit

berpikir jernih ketika sedang dalam masalah pekerjaan

53 Saya dapat

berpikir jernih meskipun sedang dalam masalah pekerjaan 17. Sulit untuk

berkonsentrasi

31 Saya sulit berkonsentrasi ketika sedang bekerja

54 Saya memiliki

konsentras yang baik ketika bekerja 18. Sulit mengambil

keputusan

32 Saya

membutuhkan waktu yang lama untuk

memutuskan sesuatu

55 Saya cepat ntuk

mengambil keputusan

19. Percaya kepada

hal-hal yang tidak rasional

33 Saya percaya akan takhayul dan mitos-mitos

56 Saya hanya

percaya pada sesuatu yang ilmiah dan realistis 20. Sering

mengalami mimpi buruk

34 Saya sering mengalami mimpi buruk ketika sedang tidur

57 Saya tidur

nyenyak tanpa terbangun karena mimpi buruk


(71)

21. mudah marah 35 Saya mudah marah kepada rekan kerja apabila sedang banyak pekerjaan

58 Saya dapat

mengontrol emosi ketika sedang banyak pekerjaan

22. perasaan jengkel 36 Saya merasa

jengkel apabila saya tidak dapat menyelesaikan pekerjaan saya sesuai deadline yang ditentukan

59 Saya tetap sabar mengerjakan pekerjaan saya meskipun sudah melewati deadline yang ditentukan 23. mudah merasa

terganggu

37 Saya merasa mudah terganggu apabila sedang banyak

pekerjaan

60 Saya dapat

bekerja dalam keadaan ramai meskipun sedang banyak pekerjaan

24. gelisah 38 Saya sering

gelisah karena banyak

pekerjaan yang belum

terselesaikan

61 Saya tetap tenang

ketika banyak pekerjaan yang belum

terselesaikan

25. cemas 39 Saya sering

merasa cemas ketika mendapatt tugas baru yang diberikan atasan kepada saya

62 Saya mampu

menghadapi tugas baru yang diberikan atasan kepada saya

26. Panik 40 Saya panik

ketika mendekati deadline

pekerjaan

63 Saya tetap santai ketika

menghadapi deadline pekerjaan

27. Ketakutan 41 Saya merasa

takut apabila melakukan kesalahan dalam pekerjaan

64 Saya berani

menghadapi kesalahan dan berusaha mencari solusi atas

kesalahan kerja yang saya lakukan


(72)

28. Sedih 42 Saya sedih

apabila banyak pekerjaan yang belum

terselesaikan

65 Saya tetap ceria meskipun banyak pekerjaan yang belum

terselesaikan

29. Depresi 43 Saya seringkali

merasa depresi apabila sedang mengalami banyak masalah dalam pekerjaan

66 Saya tetap tegar apabila sedang mengalami banyak masalah dalam pekerjaan

30. Memiliki

kebutuhan tinggi untuk bergantung kepada orang lain

44 Saya

membutuhkan orang lain ketika akan mengambil keputusan

67 Saya dapat

mengambil keputusan sendiri

31. perasaan butuh

pertolongan

45 Saya selalu mengandalkan bantuan rekan kerja ketika mengalami kesulitan dalam pekerjaan

68 Saya dapat

menyelesaikan kesulitan dalam pekerjaan saya secara mandiri

32. putus asa 46 Saya seringkali

merasa ingin menyerah apabila beban pekerjaan semakin berat

69 Saya berusaha

untuk tetap menyelesaikan beban pekerjaan yang semakin berat

33. Pesimis 47 Saya merasa

bahwa saya tidak dapat mengerjakan pekerjaan yang diberikan atasan

70 Saya mampu

mengerjakan pekerjaan yang diberikan atasan

34. Tidak berharga 48 Saya merasa

orang lain tidak menghargai kerja keras saya

71 Orang lain

menghargai kerja keras saya

35. Kesepian 49 Saya merasa

kesepian meskipun sedang bekerja bersama dengan rekan kerja saya

72 Saya dan rekan

kerja saya saling memberikan semangat ketika bekerja


(73)

36. Menyalahkan

diri sendiri

50 Saya sering menyalahkan diri sendiri apabila tidak dapat menyelesaikan tugas seseuai jadwal yang ditentukan

73 Saya selalu

berpikiran positif terhadap diri ketika tidak dapat menyelesaikan tugas sesuai jadwal yang ditentukan

37. Frustasi 51 Saya seringkali

merasa frustasi dengan banyaknya tugas yang diberikan atasan kepada saya

74 Saya mampu

menerima banyaknya tugas yang diberikan atasan kepada saya Gejala perilaku

38. Tidak dapat

berhubungan akrab dengan orang lain

75 Saya sulit untuk menjalin

hubungan akrab dengan rekan kerja saya

96 saya memiliki

hubungan yang akrab dengan rekan kerja saya

39. Tidak

mempercayai orang lain

76 Saya sulit untuk percaya kepada rekan kerja saya

97 Saya memiliki

rasa percaya kepada rekan kerja saya 40. Tidak asertif 77 Saya selalu

mengutarakan kesulitan-kesulitan saya selama bekerja denegan rekan kerja atau atasan saya.

98 Saya sulit untuk mengutarakan kesulitan-kesulitan saya selama bekerja kepada rekan kerja atau atasan saya

41. Tidak berani

mengambil resiko

78 Saya menolak apabila

diberikan tugas yang memiliki resiko oleh atasan

99 Saya bersedia

menjalankan tugas yang beresiko yang diberikan atasan

42. Menarik diri 79 Saya selalu

menghindari rekan kerja yang tidak saya senangi

100 Saya tetap dapat bergaul dengan rekan kerja yang tidak saya senagi


(74)

43. Tidak memiliki

kontrol hidup

80 Saya kurang memiliki perencanaan yang matang dalam hidup

101 Saya memiliki rencana yang matang dalam hidup

44. Membuat tujuan

yang tidak realistis

81 Saya memiliki tujuan hidup yang sangat sulit untuk dicapai

102 saya membuat tujuan hidup sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan saya

45. Self esteem

rendah

82 Saya merasa

tidak yakin dapat

menyelesaikan tugas baru yang dberikan kepada saya

103 Saya yakin dapat menyelesaikan tugas baru yang diberikan kepada saya

46. Sering membuat

kekacauan

83 Saya sering membuat kekecauan ketika sedang dalam masalah pekerjaan

104 Saya tetap bersikap baik meskipun sedang mengalami masalah dalam pekerjaan 47. Sering

bertengkar

84 Saya sering bertengkar dengan rekan kerja saya

105 Saya memiliki relasi yang baik dengan rekna kerja saya 48. Bermasalah

dalam perkawinan

85 Saya memiliki masalah dalam hubungan percintaan saya dengan pasangan

106 Saya memiliki hubungan yang harmonis dengan pasangan

49. Cemburu

berlebihan

86 Saya merasa iri apabila rekan kerja saya memiliki karir yang lebih baik dari pada saya

107 Saya ikut merasa gembira apabila rekan kerja saya memiliki karir yang lebih baik

50. Merasa terasing 87 Saya merasa

rekan kerja menjauhi saya

108 Saya dan rekan kerja memiliki hubungan yang akrab

51. Tidak merespon

tantangan

88 Saya menolak apabila diberikan tantangan untuk

109 Saya menerima tantangan untuk mengerjakan pekerjaan dengan


(75)

menyelesaikan pekerjaan dengan level yang lebih sulit

level yang lebih sulit

52. Kehilangan

kreativitas

89 Saya sulit untuk mencari ide ketika pekerjaan menumpuk

110 Saya mudah mendpatkan ide meskipun

pekerjaan sedang menumpuk 53. Performa kerja

rendah

90 Saya tidak memiliki semangat kerja

111 Saya selalu bersemangat ketika bekerja 54. Sering absen 91 Saya memilih

absen dari pekerjaan ketika sedang banyak masalah pekerjaan

112 Saya tetap masuk kerja meskipun sedang dalam masalah pekerjaan

55. Aspirasi rendah 92 Saya sulit untuk

menentukan tujuan hidup saya di masa datang

113 Saya memiliki tujuan yang jelas untuk

kehiduppan di masa datang

(harapan dan tujuan untuk keberhasilan pada masa yang akan datang)

56. Motivasi kerja

rendah

93 Saya kurang memiliki dorongan untuk bekerja

114 Saya memiliki dorongan untuk bekerja

57. Terlalu banyak

bekerja

94 Saya sering melakukan lembur untuk menyelesaikan semua tugas-tugas kerja saya

115 Saya

mengerjakan pekerjaan hanya pada jam kerja yang telah dientukan oleh kantor

58. Tidak dapat

bekerjasama dengan orang lain

95 Saya sulit untuk bekerjasama dengan rekan kerja saya ketika bekerja

116 Saya dapat bekerjasama dengan rekan kerja saya ketika bekerja


(1)

VAR00022 13.5000 250.944 .370 .976 VAR00023 13.5000 249.167 .488 .976 VAR00027 13.6000 251.822 .362 .976 VAR00034 13.7000 250.456 .628 .976 VAR00035 13.5000 246.278 .682 .976 VAR00036 13.4000 244.267 .763 .975 VAR00037 13.5000 244.722 .787 .975 VAR00038 13.4000 244.267 .763 .975 VAR00043 13.7000 251.344 .539 .976 VAR00046 13.5000 242.944 .908 .975 VAR00047 13.6000 244.933 .889 .975 VAR00048 13.6000 250.267 .480 .976 VAR00049 13.6000 250.267 .480 .976 VAR00051 13.6000 251.156 .412 .976 VAR00053 13.6000 244.933 .889 .975 VAR00054 13.6000 244.933 .889 .975 VAR00058 13.7000 251.344 .539 .976 VAR00062 13.6000 244.933 .889 .975 VAR00063 13.3000 247.567 .543 .976 VAR00064 13.7000 250.456 .628 .976 VAR00072 13.7000 251.344 .539 .976 VAR00074 13.6000 250.267 .480 .976 VAR00078 13.4000 251.378 .318 .977 VAR00080 13.7000 250.456 .628 .976 VAR00082 13.5000 248.278 .547 .976 VAR00083 13.7000 250.456 .628 .976 VAR00084 13.7000 250.456 .628 .976 VAR00090 13.5000 242.944 .908 .975 VAR00091 13.6000 244.933 .889 .975 VAR00092 13.3000 244.900 .707 .976 VAR00093 13.6000 248.489 .615 .976 VAR00095 13.6000 244.933 .889 .975 VAR00097 13.7000 250.456 .628 .976 VAR00099 13.4000 246.933 .594 .976 VAR00100 13.6000 244.933 .889 .975 VAR00101 13.6000 244.933 .889 .975 VAR00102 13.7000 251.344 .539 .976 VAR00103 13.7000 251.344 .539 .976 VAR00107 13.7000 251.344 .539 .976 VAR00108 13.7000 251.344 .539 .976


(2)

VAR00109 13.6000 250.267 .480 .976 VAR00110 13.4000 245.378 .692 .976 VAR00111 13.5000 242.944 .908 .975 VAR00112 13.6000 244.933 .889 .975 VAR00113 13.5000 242.944 .908 .975 VAR00114 13.6000 249.378 .547 .976 VAR00116 13.7000 251.344 .539 .976

c. Ketiga

Reliability Statistics Cronbach's

Alpha

Cronbach's Alpha Based on

Standardized Items

N of Items

.988 1.000 36

Summary Item Statistics Mean Minimum Maximum Range Maximum /

Minimum

Variance N of Items

5.172 .636 10.545 9.909 16.571 10.607 36

Item-Total Statistics Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item

Deleted

VAR00001 185.5455 342581.473 .856 .988 VAR00002 185.5455 342192.673 .931 .988 VAR00003 185.0909 340436.691 .986 .988 VAR00004 185.0000 340084.800 .989 .988 VAR00005 184.9091 339347.491 .994 .988 VAR00006 184.5455 338714.673 .994 .988 VAR00007 184.3636 337241.255 .998 .988 VAR00008 184.2727 336891.218 .998 .988 VAR00009 184.0909 336189.891 .999 .988 VAR00010 183.9091 335878.491 .998 .988 VAR00011 183.8182 335529.564 .998 .988 VAR00012 183.5455 334099.673 .999 .988


(3)

VAR00013 182.7273 331348.818 .999 .987 VAR00014 182.5455 331034.873 .999 .987 VAR00015 182.5455 330655.273 1.000 .987 VAR00016 182.3636 330341.455 1.000 .987 VAR00017 181.7273 327540.018 1.000 .987 VAR00018 181.7273 327162.218 1.000 .987 VAR00019 181.1818 325096.364 1.000 .987 VAR00020 181.0909 324752.691 1.000 .987 VAR00021 180.8182 323349.964 1.000 .987 VAR00022 180.3636 322009.855 1.000 .987 VAR00023 180.0000 321771.600 1.000 .987 VAR00024 180.2727 321295.218 1.000 .987 VAR00025 178.8182 315850.564 1.000 .987 VAR00026 178.5455 314834.873 1.000 .987 VAR00027 177.7273 312533.618 1.000 .987 VAR00028 177.7273 312164.618 1.000 .987 VAR00029 177.3636 311929.455 1.000 .987 VAR00030 177.3636 310818.655 1.000 .987 VAR00031 176.9091 309140.291 1.000 .987 VAR00032 176.8182 308805.164 1.000 .987 VAR00033 175.8182 305863.564 1.000 .987 VAR00034 175.8182 305495.564 1.000 .987 VAR00035 175.8182 305130.764 1.000 .987 VAR00036 175.6364 304829.455 1.000 .987

Reliabilitas Jarak Personal

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

Cronbach's Alpha Based on

Standardized

Items N of Items


(4)

Summary Item Statistics

Mean Minimum Maximum Range

Maximum /

Minimum Variance N of Items

,850 ,700 ,900 ,200 1,286 ,007 6

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Squared Multiple Correlation

Cronbach's Alpha if Item

Deleted

VAR00001 4,4000 1,156 ,685 . ,625 VAR00002 4,2000 1,733 ,320 . ,737 VAR00003 4,2000 1,511 ,629 . ,662 VAR00004 4,2000 1,733 ,320 . ,737 VAR00005 4,3000 1,567 ,337 . ,745 VAR00006 4,2000 1,511 ,629 . ,662

LAMPIRAN. 5

DISKRIPTIF

A.

Data Deskriptif Stres Kerja

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

VAR00001 10 .00 32.00 9.5000 11.89071 Valid N (listwise) 10

B.

One sample t test

One-Sample Test Test Value = 0

t df Sig. (2-tailed) Mean Difference 95% Confidence Interval of the Difference

Lower Upper


(5)

LAMPIRAN. 6

UJI ASUMSI

1.

Uji normalitas

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

jarakpersonal .333 10 .002 .693 10 .001 streskerja .283 10 .022 .796 10 .013

a. Lilliefors Significance Correction

2.

Uji Linearitas

a.

ANOVA Table

Sum of Squares

df Mean Square F Sig.

streskerja * jarakpersonal

Between Groups

(Combined) 215.667 3 71.889 .408 .753

Linearity 40.013 1 40.013 .227 .650

Deviation from Linearity

175.653 2 87.827 .499 .630

Within Groups 1056.833 6 176.139


(6)

b.

Scatter Plot


Dokumen yang terkait

HUBUNGAN ANTARA IKLIM ORGANISASI DENGAN STRES KERJA PADA KARYAWAN PT. SANDANG PANGAN SUKSES MAKMUR Hubungan Antara Iklim Organisasi dengan Stres Kerja pada Karyawan PT. Sandang Pangan Sukses Makmur.

0 1 15

PENDAHULUAN Hubungan Antara Iklim Organisasi dengan Stres Kerja pada Karyawan PT. Sandang Pangan Sukses Makmur.

0 1 8

DAFTAR PUSTAKA Hubungan Antara Iklim Organisasi dengan Stres Kerja pada Karyawan PT. Sandang Pangan Sukses Makmur.

0 1 4

HUBUNGAN ANTARA IKLIM ORGANISASI DENGAN STRES KERJA PADA KARYAWAN PT. SANDANG PANGAN SUKSES MAKMUR Hubungan Antara Iklim Organisasi dengan Stres Kerja pada Karyawan PT. Sandang Pangan Sukses Makmur.

0 0 11

HUBUNGAN ANTARA STRES KERJA DENGAN BURNOUT PADA KARYAWAN BAGIAN OPERATOR PT. BUKIT Hubungan Antara Stres Kerja Dengan Burnout Pada Karyawan Bagian Operator PT. Bukit Makmur Mandiri Utama.

0 1 15

HUBUNGAN ANTARA STRES KERJA DENGAN BURNOUT PADA KARYAWAN BAGIAN OPERATOR PT. BUKIT Hubungan Antara Stres Kerja Dengan Burnout Pada Karyawan Bagian Operator PT. Bukit Makmur Mandiri Utama.

0 1 15

HUBUNGAN ANTARA STRES KERJA DENGAN PRESTASI KERJA PADA KARYAWAN Hubungan Antara Stres Kerja Dengan Prestasi Kerja Pada Karyawan.

0 1 16

Efektivitas pelatihan mendengarkan pada karyawan PT. Mitra Karsa Skses Mandiri.

1 1 105

Hubungan antara invasi jarak personal dengan stres kerja pada karyawan subdivisi desain program di PT. Mitra Karsa Sukses Mandiri.

0 0 122

Efektivitas pelatihan mendengarkan pada karyawan PT. Mitra Karsa Skses Mandiri

0 2 103