Penerapan metode cost-plus mark up dalam penentuan harga jual produk ekspor pada tonny furniture di sukoharjo muhammad

(1)

commit to user

DALAM PENENTUAN HARGA JUAL PRODUK EKSPOR PADA TONNY FURNITURE DI SUKOHARJO

Tugas Akhir

Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Persyaratan guna Mencapai Gelar Ahli Madya pada Program D-3 Managemen Perdagangan

Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta

Disusun Oleh : MUHAMMAD FAWZAN

F3109050

PROGRAM DIPLOMA 3 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA 2012


(2)

commit to user

DALAM PENENTUAN HARGA JUAL PRODUK EKSPOR PADA TONNY FURNITURE DI SUKOHARJO

ABSTRAKSI

MUHAMMAD FAWZAN F 3109050

Tujuan penulisan Tugas Akhir ini adalah unutk memperoleh gambaran yang lebih mendalam dan pemahaman mengenai perhitungan biaya dan penetuan harga jual produk ekspor yang harus ditentukan oleh suatu perusahaan yang melakukan kegiatan ekspor agar dapat bersaing di dalam memasuki pasar perdagangan internasional dengan memperoleh laba ayng menjadi sasaran usaha. Metode yang digunakan adalah studi kasus, yaitu mengambil satu obyek tertentu untuk dianalisis secara mendalam dengan memfokuskan pada suatu masalah. Data yang diogunakan adalajh data primer dan data sekunder. Data primer dikumpulkan melalui wawancara langsung pada pihak Tonny Furniture, yaitu pada bagian ekspor, kepala bagian produksi dan staf atau keryawan Tonny Furniture, sedangkan data sekunder diperoleh dari buku maupun bacaan lain.

Hasil penyusunan tugas akhir dapat disimpulkan bahwa komponen biaya-biaya ekspor yang dikeluarkan oleh Tonny Furniture terdiri dari : biaya-biaya pengadaan (purchasing cost),biaya pemasaran dan administrasi umum (marketing and admin cost), biaya pengolahan (handling charges), pajak ekspor (export taxes), rejection ate, jasa pihak ketiga (third party services), dan biaya pengapalan (freight cost). Metode yang digunakan oleh Tonny Furniture dalam menentukan harga jual produk ekspor adalah dengan metode “ Cost plus mark up” (seller’s market price) yaitu menentukan harga jual (HJ) ekspor atas dasar: Harga pokok + profit = Harga jual. Hambatan-hambatan yang dihadapi Tonny Furniture dalam menentukan harga jual espor antara lain ; nilai tukar rupiah (kurs) terhadap dollar (USD) tidak stabil, sehingga hal tersebut menjadi pertimbangan diluar control perusahaan yang berakibat sulit dalam memperkiraan fluktuasi dan menentukan harga jual produk, harga bahan pembantu yang relatif naik sehingga keuntungan yang diperoleh berkurang, Keadaan ekonomi negara yang kurang stabil yang berdampak pada inflasi atas harga bahan pokok produksi. Tonny Furniture menerapkan incotern 2010 yang sesuai dengan apa yang telah menjadi kesepakatan antara Tonny Furniture dengan pihak buyer atau pembeli. Akan tetapi term yang sering bahkan disetiap transaksi ekspor, Tonny Furniture menggunakan term FOB (free on board).


(3)

commit to user

Saran yang dapat penulis ajukan adalah alangkah lebih baik apabila perusahaan Tonny Furniture lebih rinci dalam menentukan komponen-komponen biaya ekspor, contoh ; pada biaya pemasaran dan administrasi umum (marketing and admin cost) akan lebih baik jika perinciannya lebih mendetail sehingga setiap pengeluaran biaya tersebut dengan mudah untuk di ketahui jumlah yang serinci mungkin. Agar tidak terjadi kerugian yang dikarenakan kurs rupiah yang menguat maka strategi hadging dan menyertakan biaya bank (bank charges) dan untuk menanggulangi biaya bunga maka interest juga perlu di masukkan kedalam perhitungan biaya.

Kata kunci : Cost plus mark up, free on board, profit

 

                               


(4)

(5)

(6)

commit to user

Sejatinya ilmu itu ada tiga, adapun selain dari tiga tersebut hanyalah sebagai tambahan, tiga ilmu tersebut ialah, ayat yang menghukumi (Al Qur,an), Sunnah yang tegak (Al hadits) dan

Pembagian waris yang adil ( HR Abu Daud)

Hidup bukan untuk bekerja, tetapi bekerja untuk menikmati hidup ( Penulis )

Bukanlah harta yang melimpah yang menjadikan sesorang bahagia, tetapi rasa syukur yang tiada henti yang akan senantiasa meluaskan hati untuk merasakan kebahagiaan

(Penulis)

Live is truggle (Marfuah Unsayaini )


(7)

commit to user

Dengan penuh rasa hormat dan bimbingan seta seuntaian kasih tiada henti Tugas akhir ini penulis persembahkan untuk ;

ƒ Dzat Sang Penguasa Alam ALLAH SWT yang selalu menganugrahi rohmat kepada

semua hamba.

ƒ Bapak dan Ibu, terima kasih atas segala kasih saying yang begitu besar yang tak

terbalaskan, doa dan keikhlasan yang mengiringi disetiap hembusan nafasku.

ƒ 51M84D.crew atas segala motivasi dukungan dan kepercayaan kalian kepadaku.

ƒ Staff Hijau daun, Mbak Ika yang sabar member kesempatan tuk menyelesaikan tugas

akhir I ni.

ƒ Teman teman Managemen Perdagangan angkatan 2009


(8)

commit to user

Bismillahirrohmaanirrohiim,

Segala puji dan ucap syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas segala rohmat dan kasih sayangNya yang telah penulis rasakan, sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan laporan Tugas Akhir ini dengan lancer dan baik. Laporan TugasAkhir ini merupakan syarat untuk mengikuti ujian akhir program Diploma III Maagemen Perdagangan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta. Dalam penulisan Tugas Akhir ini penulis mengambil

judul “ PENERAPAN METODE COST-PLUS MARK UP DALAM

PENENTUAN HARGA JUAL PRODUK EKSPOR PADA TONNY FURNITURE DI SUKOHARJO.

Tugas akhir ini tidak akan selesai dengan baik tanpa adanya bantuan berbagai pihak, baik berupa moral, spiritual, lahir ataupun batin, langsung maupun tidak langsung. Didalam menyusun laporan Tugas Akhir ini, penulis banyak mendapat bimbingan dan arahan dari berbagai pihak, untuk itu dengan segenap kerendahan dan ketulusan hati, penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Bapak Drs. Hari Murti, M.Si, selaku Ketua Program Diploma III Managemen Perdagangan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Ibu Izza Mafruhah, S.E, M.Si, selaku Dosen Pembimbing yang telahmemberikan bimbingan serta arahansehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini.


(9)

commit to user

Universitas Sebelas Maret Surakarta yag telah banyak memberikan wawasan dan ilmu baik akademik maupun non akademik.

5. Pemilik, General Manager, Kepala bagian Produksi, staf atau karyawan Tonny Furniture yang ramah dalam menerima kami sebagai mahasiswa magang.

6. Ibuku tersayang yang selalu sabar mengasuhku, hingga dapat memahami arti kasih sayang dalam berkeluarga.

7. Bapakku, H Muctar Rosydi yang semangat dalam mencari nafkah untuk menghidupi keluarga meski usia telah senja

8. Saudara-saudaraku, Mbak Umi, Mas Ihsan, Mas Anwar, Mas Sofwan, Elyas,dan Tika yang menjadikan ceria dalam hidup

9. Marfuah Unsayaini atas perhatian dan dukungannya.

10.Sidik Permana yang gokil, semangat dan mengingatkan ku tentang info-info seputar T.A

11.Temen temen kuliah, Ecesh, Tama, Dhimas Real, Gendut, Bangkit, Reno, Adi, Kunto, Meyta, Natalie, Putro, Arga, Ryan dan anglainnya yang belum ku sebut…

12.Simmbad. Corporation….be a winner…

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan Tuga Akhir ini masih jauh bari sempurna maka penulis mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat membangun demi sempurnanya Tugas Akhir ini.


(10)

commit to user

penulis khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya.

Surakarta, Juni 2012


(11)

commit to user

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN ABSTRAKS ... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ... iv

HALAMAN PENGESAHAN ... v

HALAMAN MOTTO ... vi

HALAMAN PERSEMBAHAN ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Perumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penyusunan T.A ... 5

D. Manfaat Penyusunan T.A ... 6

E. Metode Penyusunan T.A ... 7

BAB II. LANDASAN TEORI A.Ekspor ... 11

1.Pengertian Ekspor ... 11

2.Syarat-Syarat Ekspor ... 12

3.Tujuan Kegiatan Ekspor ... 13

4.Dasar Hukum Ekspor ... 13

B.Biaya ... 14


(12)

commit to user

C.Komponen Biaya Ekspor ... 20

D.Penentuan Harga Jual Ekspor ... 23

1.Pengertian Harga Jual ... 23

2.Metode Penentuan Harga Pokok ... 23

3.Tujuan Menghitung Harga Pokok ... 24

4.Komponen Harga Pokok Ekspor ... 25

5.Metode Penentuan Harga Jual Ekspor ... 28

E.Incoterm 2010 ... 31

BAB III. DESKRIPSI OBYEK MAGANG DAN PEMBAHASAN A.Gambaran Umum Obyek Magang ... 39

1.Sejarah Berdirinya Tonny Furniture ... 39

2.Visi dan Misi Perusahaan ... 40

3.Lokasi Perusahaan ... 41

4.Struktur Organisasi Tonny Furniture ... 42

5.Tenaga Kerja ... 45

6.Hasil Produksi ... 45

7.Pemasaran Produk Tonny Furniture ... 46

B.Laporan Kegiatan Magang Kerja ... 46

C.Pembahasan ... 47

1.Komponen biaya yang dikeluarkan Tonny Furniture ... 47

2.Penentuan Harga Jual Produk ekspor yang dikeluarkan oleh Tonny Furniture dengan cost plus mark up ... 49

3.Incoterm yang diterapkan Tonny Furniture dalam melaksanakan kegiatan ekspor ... 59

BAB IV. PENUTUP A.Kesimpulan ... 62

B.Saran ... 63 DAFTAR PUSTAKA


(13)

commit to user

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Laporan Kegiatan Magang Kerja ... 46

Tabel 3.2 Perhitungan biaya bahan baku untuk Etnocia TD 0045 ... 50

Tabel 3.3 Perhitungan biaya bahan pembantu Etnocia TD 0045 ... 50

Tabel 3.4 Perhitungan biaya proses produksi Etnocia TD 0045 ... 51

Tabel 3.5 Ketentuan BOP produk meubel Tonny Furniture ... 53

Tabel 3.6 Perhitungan biaya bahan baku untuk Lasting leaf EC 108 ... 55

Tabel 3.7 Perhitungan biaya bahan pembantu Lasting leaf EC 108 ... 56


(14)

commit to user

Halaman


(15)

commit to user

1. Sertificate of origin form A

2. Bill Of Loading

3. FCL packing declaration 4. Quarantine Declaration 5. Invoice

6. Faktur Pajak

7. Gas Clearence Certificate 8. Fumigation Certificate 9. Foto-foto produk


(16)

commit to user

DALAM PENENTUAN HARGA JUAL PRODUK EKSPOR PADA TONNY FURNITURE DI SUKOHARJO

ABSTRAKSI MUHAMMAD FAWZAN

F 3109050

Tujuan penulisan Tugas Akhir ini adalah unutk memperoleh gambaran yang lebih mendalam dan pemahaman mengenai perhitungan biaya dan penetuan harga jual produk ekspor yang harus ditentukan oleh suatu perusahaan yang melakukan kegiatan ekspor agar dapat bersaing di dalam memasuki pasar perdagangan internasional dengan memperoleh laba ayng menjadi sasaran usaha. Metode yang digunakan adalah studi kasus, yaitu mengambil satu obyek tertentu untuk dianalisis secara mendalam dengan memfokuskan pada suatu masalah. Data yang diogunakan adalajh data primer dan data sekunder. Data primer dikumpulkan melalui wawancara langsung pada pihak Tonny Furniture, yaitu pada bagian ekspor, kepala bagian produksi dan staf atau keryawan Tonny Furniture, sedangkan data sekunder diperoleh dari buku maupun bacaan lain.

Hasil penyusunan tugas akhir dapat disimpulkan bahwa komponen biaya-biaya ekspor yang dikeluarkan oleh Tonny Furniture terdiri dari : biaya-biaya pengadaan (purchasing cost),biaya pemasaran dan administrasi umum (marketing and admin cost), biaya pengolahan (handling charges), pajak ekspor (export taxes), rejection ate, jasa pihak ketiga (third party services), dan biaya pengapalan (freight cost). Metode yang digunakan oleh Tonny Furniture dalam menentukan harga jual produk ekspor adalah dengan metode “ Cost plus mark up” (seller’s market price) yaitu menentukan harga jual (HJ) ekspor atas dasar: Harga pokok + profit = Harga jual. Hambatan-hambatan yang dihadapi Tonny Furniture dalam menentukan harga jual espor antara lain ; nilai tukar rupiah (kurs) terhadap dollar (USD) tidak stabil, sehingga hal tersebut menjadi pertimbangan diluar control perusahaan yang berakibat sulit dalam memperkiraan fluktuasi dan menentukan harga jual produk, harga bahan pembantu yang relatif naik sehingga keuntungan yang diperoleh berkurang, Keadaan ekonomi negara yang kurang stabil yang berdampak pada inflasi atas harga bahan pokok produksi. Tonny Furniture menerapkan incotern 2010 yang sesuai dengan apa yang telah menjadi kesepakatan antara Tonny Furniture dengan pihak buyer atau pembeli. Akan tetapi term yang sering bahkan disetiap transaksi ekspor, Tonny Furniture menggunakan term FOB (free on board).


(17)

commit to user

perusahaan Tonny Furniture lebih rinci dalam menentukan komponen-komponen biaya ekspor, contoh ; pada biaya pemasaran dan administrasi umum (marketing and admin cost) akan lebih baik jika perinciannya lebih mendetail sehingga setiap pengeluaran biaya tersebut dengan mudah untuk di ketahui jumlah yang serinci mungkin. Agar tidak terjadi kerugian yang dikarenakan kurs rupiah yang menguat maka strategi hadging dan menyertakan biaya bank (bank charges) dan untuk menanggulangi biaya bunga maka interest juga perlu di masukkan kedalam perhitungan biaya.


(18)

commit to user

THE EXPORTED PRODUCT SALE PRICE IN TONNY FURNITURE IN SUKOHARJO

ABSTRACT MUHAMMAD FAWZAN

F3109050

The objective of this final project is to get a more deeply description and undersrtanding about the cost estimating and the determination of expoerted product sale price that should be determined by a company undertaking the export activity in order to compete in entering the international trade market by obtainingthe profit becoming the business goal. The research method employed was case study,that is, to take a certain object to be analyzed in-depth manner by focusing on a problem. The data used were primary and secondary data. The primary data was collection division chief and staff or the employees of Tonny Furniture,mean while secondary data was obtained from other book or reading source.

From the result of research, it can be concluded that the components of export cost expended by Tonny Furniture consists of:purchasing, marketing and administration, handling charge, export taxes, third party services, freight cost, and insurance costs. In determining the exported product sale price, Tonny Furniture used Cost-Plus Mark Up (Seller’s Market Price) method, that is, to determine the export product sale price based on the : basic price +profit = sale price. The obstacles the Tonny Furniture faces in determining the sale price include: uncertain rupiah exchange rate against dollar becomes the company’s out-of-control factor resulting in the difficulty of determining price as well as the increase of supporting material cost sometimes leading to the reduced profit. Tonny Furniture uses term FOB (Free On Board) because the risk that will be assumed by Tonny Furniture is lower. Whith the minimum risk, it is expected that the profit the company will obtain will increase.

The recommendations given include that Tonny Furniture should determine the export cost component in more detail, for example, in the marketing and administration cost, it will be cleared if the cost expended is informed in detail in order that the cost determination is balanced and no loss. In order to face the problem due to the product not consistent whit the size/agreement relating to the cost estimation and export product sale price determination, Tonny Furniture should enter the rojection rate cost. Thus, when Tonny Furnitureen counters such problem, there will be no loss. In order to face the obstacles by Tonny Furniture in


(19)

commit to user

supporting material cost corresponding to the price in the market. However, such product sale price should not be increased too high. Tonny Furniture should also compensate it by providing higher quality of product. It is intended to prevent the buyer from swiching to the similar product from other companies.

Keywords : Cost-Plus mark Up, Free On Board, Profit  


(20)

commit to user

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Globalisasi berpengaruh besar terhadap tatanan perkonomian di dunia. Kemajuan teknologi yang sangat pesat mendorong setiap pelaku ekonomi untuk mengikuti arus tersebut. Aturan-aturan yang berlaku dalam melakukan perdagangan antar negara juga semakin bersaing, baik dalam kebijaksanaan kuota ekspor dan impor, bea masuk dan bea keluar dari suatu negara.

Perubahan teknologi yang semakin pesat menjadikan informasi semakin cepat diterima oleh masyarakat sehingga masyarakat yang berperan sebagai konsumen akan semakin kolektif dalam memilih produk yang memiliki harga terjangkau dengan kualitas baik.

Perdagangan antar negara semakin meluas dan membuka peluang yang besar untuk masuk kedalam bagian perdagangan tersebut. Perdagangan Internasional memiliki bagian yang luas dengan peran yang saling berkesinambungan. Hubungan antara eksportir (seller) dengan importir (buyer) membutuhkan perantara (agen),pihak marketing, pihak pengurusan

dokumen pengiman barang (forwarder), bank sebagai media unutk

melakukan pembayaran maupun mendapatkan jaminan pembayaran bagi eksportir (seller).


(21)

commit to user

Kegiatan ekspor memiliki nilai ekonomi yang penting dagi pihak industri maupun pemerintah. Manfaat yang diperoleh adanya perdagangan internasional bagi suatu negara akan mendorong negara tersebut untuk memacu transaksi ekspor keluar negara sehingga dapat meningkatkan pendapatan negara melalui bea keluar yang dikenakan atas barang atau jasa tersebut dan devisa berupa valas atas perdagangan tersebut.

Transaksi ekspor sangat penting bagi negara Indonesia yaitu untuk menambah pundi cadangan devisa negara, menumbuhkan perkonomian dalam negeri melalui pengembangan produsen-produsen produk dalam negeri dengan kualitas yang memenuhi standart internasional. Dengan demikian tingkat pengangguran akan berkurang karena terserap oleh produsen dalam negeri yang membutuhkan tenaga kerja.

Eksportir dituntut untuk jeli dalam menentukan harga produk yang ditawarkan kepada buyer, agar harga tersebut tidak terlalu tinggi ataupun terlalu rendah. Apabila harga produk terlalu tinggi maka kemungkinan produk tersebut akan kalah bersaing dengan produk kompetitif yang harganya relatif lebih rendah dengan kualitas yang sama ataupun mirip. Harga produk yang terlalu rendah juga mempengaruhi pencitraan produk tersebut, karena terlalu murah calon buyer memandang bahwa kualitas bahan mentah ataupun barang jadi tersebut perlu dipertanyakan kembali sehingga ketertarikan buyer atas produk tersebut kurang, disamping itu juga mempengaruhi harga jual pasar yang cenderung rendah sehingga keuntungan yang didapatkan kecil.


(22)

commit to user

Eksportir harus memahami dan mengendalikan harga jual dengan mengendalikan biaya produksi,biaya yang kemungkinan keluar atas produk tersebut, volume penjualan dengan mempertimbangan kesepakatan antara

eksportir dengan buyer diluar negeri. Dengan begitu eksportir mampu

mengahadapi pesaing dengan upaya memasuki pasar ekspor dengan memperoleh tingkatan keuntungan yang dijadikan sasaran usaha. Jika perusahaan menginginkan tetap eksis maka perusahaan memerlukan manajemen yang dapat bekerja baik dalam mencapai target tujuan yang ditetapkan (Sugiyarsih,2005:1).

Kebijakan mengenai harga jual suatu produk sangatlah penting, karena harga jual akan langsung berpengaruh terhadap besarnya volume penjualan dan laba yang ingin dicapai perusahaan. Bila harga yang ditawarkan perusahaan atas produk tersebut wajar atau bahkan lebih rendah dibandingkan dengan harga produk sejenis yang ditawarkan oleh perusahaan sejenis, pembeli akan menerima harga tersebut dan akan membeli produk perusahaan. Begitu pula sebaliknya, jika harga jual yang ditawarkan lebih tinggi disbanding penawaran harga oleh perusahaan lain sejenis maka pembeli akan membeli diperusahaan lain yang menawarkan harga lebih rendah. Hal ini akan mempengaruhi volume penjualan dan laba perusahaan.(Doni Irmansyah, 2005:1)

Tonny Furniture merupakan perusahaan mebel berkualitas ekspor yang dermula dari nol. Berawal dari Bapak Tonny Winata yang bekerja sebagai seorang tukang sopir disebuah perusahaan yang bergerak dibidang suplai


(23)

commit to user

kayu mentah untuk disetorkan ke beberapa pabrik disekitar Yogyakarta dan Solo. Dengan pengalamannya menjadi sopir lambat laun beliau mulai mengenal jenis-jenis, kriteria kayu berkualitas bagus baik jati, maoni, mangga yang digunakan sebagai bahan dasar pembuatan mebel di perusahaan yang disuplainya. Dari ketertarikannya tersebut beliau memulai usaha dengan pengalaman yang dimiliki dan sedikit modal dari saku pribadi dan modal pinjaman dari bank pengkreditan. Modal didapat dari pinjaman BPR sebesar 10 juta. Pada tahun 1996 usaha mandiri Tonny Furniture nyata dimulai dengan menjadi suplier bahan mentah atau setengah jadi ke perusahaan Jerami Furniture yang sekarang berubah nama menjadi Index’s.

Di dalam melakukan kegiatan ekspor Tonny Furniture harus jeli dan teliti dalam menentukan harga jual produk ekspor karena hasil tersebut akan menentukan berapa besar laba yang akan diperolehnya dan mempengaruhi lancar dan tidaknya Tonny Furniture dalam perdagangannya. Yang perlu diperhatikan adalah kebijaksanaan dalam menentukan harga jual, volume penjualan dan incoterm yang digunakan dalam perjanjian antara seller dan buyer

Berdasarkan uraian diatas, penulis ingin mempelajari secara mendalam tentang bagaimana penentuan harga jual produk ekspor dengan metode cost-plus mark up yang dilakukan oleh Tonny Furniture dengan memberi judul

tugas akhir “ PENERAPAN METODE COST-PLUS MARK UP DALAM

PENENTUAN HARGA JUAL PRODUK EKSPOR PADA TONNY FURNITURE DI SUKOHARJO ”


(24)

commit to user

B. Perumusan Masalah

Perumusan masalah dalam penulisan ini dimaksudkan untuk dijadikan pedoman bagi penulis untuk melakukan penelitian secara cermat dan tepat sesuai dengan prinsip-prinsip penelitian yang ilmiah. Dengan perumusan masalah diharapkan dapat mengetahui obyek-obyek yang diteliti, serta bertujuan agar tulisan dan ruang lingkup penelitian uraiannya terbatas dan terarah pada hala-hal yang derkaitan dengan masalah yang diteliti.

Untuk memudahkan pembahasan masalah dan pemahamannya, maka penulis merumuskan permasalahannya sebagai berikut :

1. Komponen biaya ekspor apa saja yang di keluarkan oleh Tonny

Furniture ?

2. Bagaimana cara Tonny Furniture dalam menentukan harga produk

ekspor dengan metode cost-plus mark up?

3. Incoterm apa yang digunakan Tonny Furniture dalam melaksanakan

kegiatan ekspor?

C. Tujuan Penyusunan TA

Magang dalam rangka penyusunan Tugas Akhir ini dilaksanakan dengan tujuan agar penelitian tersebut dapat memberikan manfaat sesuai dengan apa yang dikehendaki, adapun tujuan penyusunan TA ini adalah :

1. Untuk mengetahui komponen biaya ekspor yang dikeluarkan oleh


(25)

commit to user

2. Untuk mengetahui proses penentuan harga jual produk ekspor yang diterapkan oleh Tonny Furniture dengan metode cost-plus mark up.

3. Untuk mengetahui incoterm yang digunakan oleh Tonny Furniture dalam melakukan kegiatan ekspor produk.

D. Kegunaan Penyusunan TA

Selain mempunyai tujuan penelitian, penelitian ini juga mempunyai manfaat yang dapat dirasakan oleh pihak-pihak yang terkait dengan obyek penelitian ini. Manfaat penelitian ini yaitu :

1. Bagi Penulis

Sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar ahli madya pada Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta, dan juga menambah pengetahuan serta pengalaman agar dapat mengembangkan ilmu yang diperoleh selama mengikuti perkuliahan. Selain itu penulis juga dapat membandingkan antara teori dan praktek yang terjadi di lapangan, disamping itu , guna meningkatkan, memperluas dan memantapkan wawasan dan keterampilan yang membentuk mental mahasiswa sebagai bekal memasuki dunia kerja.

2. Bagi Perusahaan

Dapat memberikan masukan, pertimbangan dan perbandingan terkait dengan komponen biayadan penentuan harga jual produk yang dapat digunakan sebagai bahan evaluasi bagi perusahaan dalam mengambil


(26)

commit to user

kebijakan untuk meningkatkan volume penjualan produk ekspor dan

meraih keuntungan yang diharapkan.

3. Bagi Pembaca

Dengan adanya penyusunan TA ini penulis berharap dapat memberikan gambaran yang jelas tentang pokok permasalahan yang diteliti serta menjadi bahan referensi dan informasi bagi mahasiswa jurusan Bisnis Internasionl yang akan melaksanakan atau menyusun Tugas Akhir dengan pokok permasalahan yang sama.

E. Metode Penyusunan TA

Penelitian pada dasarnya adalah observasi, yaitu mencari, mendapatkan data untuk selanjutnya diolah dengan melakukan penyusunan dalam bentuk laporan hasil penelitian. Agar proses tersebut dapat berjalan dengan lancar dan menuai hasil yang dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah maka diterapkanlah metode penelitian. Metode penelitian ini mengemukakan secara tertulis mengenai tata kerja dari suatu penelitian. Metode penelitian terdiri dari :

1. Ruang Lingkup Magang

Metode dalam Tugas Akhir ini adalah deskriptif analitik, karena mengambil satu obyek tertentu untuk dianalisis secara mendalam dengan memfokuskan pada satu masalah,yaitu penerapan metode


(27)

cost-commit to user

plus mark up dalam menentukan harga jual produk ekspor pada Tonny Furniture

2. Lokasi Magang

Lokasi magang di Tonny Furniture, Gedangan Rt.07/I, Grogol, Sukoharjo, Jawa Tengah dan penelitian ini dilaksanakan selama dua bulan Februari-Maret 2012.

3. Jenis Data dan Metode Penelitian Data

1.Jenis Data

1) Data Primer

Yaitu data yang diperoleh langsung dari sumbernya, data ini

diperoleh dengan cara interview langsung pada Tonny

Furniture yaitu kepada General Manager ,kepala bagian produksi, QC, staf dan karyawan Tonny Furniture

2) Data Sekunder

Yaitu data pendukung yang diperoleh dari sumber lain yang berkaitan dengan penelitian, data ini penulis peroleh dengan cara mempelajari buku-buku, literature, karangan ilmiahdan referensi yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.


(28)

commit to user

2.Metode Pengumpulan Data

1) Wawancara

Teknik pengumpulan data dengan cara mengadakan forum tanya jawab secara langsung atau tidak langsung yang dilaksanakan dengan tatap muka dengan pihak Tonny Furniture.

2) Studi Pustaka

Teknik pengumpulan data dengan cara mempelajari buku-buku atau referensi yang berkaitan dengan pokok permasalahan yang diteliti.

3) Observasi

Merupakan teknik pengumpulan data yang diperoleh melalui pengamatan obyek secara langsung mengenai kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh Tonny Furniture.

4. Sumber Data

A.Sumber Data Primer

Merupakan sumber data yang diperoleh secara langsung dari lapangan yeng berhubungan dengan penelitian. Dalam hal ini adalah General Manager, QC, Kepala bagian produksi ,staf dan karyawan Tonny Furniture.


(29)

commit to user

B.Sumber Data Sekunder

Merupakan sumber data yang mendukung dan melengkapi data primer. Dalam hal ini penulis memperoleh dari sumber lain yang berkaitan dengan penelitian. Data ini penulis peroleh dari buku maupun sumber bacaan lain yaitu Seluk Beluk dan Teknik Perdagangan Luar Negeri, Eksport Costing Pricing, Petujuk Ekspor Indonesia dan Makalah Prosedur Ekspor dari PPEI


(30)

commit to user

BAB II

LANDASAN TEORI

A. EKSPOR

1. Pengertian Ekspor

Ekspor adalah suatu transaksi yang sederhana tidak lebih dari membeli dan menjual barang antara pengusaha-pengusaha yang bertempat di negara-negara yang berbeda (Roselyn, 1989:1). Sedangkan menurut Ignatius Berry Punan (2001:195) Ekspor adalah perdagangan dengan mengeluarkan barang dari dalam ke luar padean Indonesia dengan memenuhi ketentuan-ketentuan yang berlaku.

Ekspor adalah upaya untuk melakukan penjualan komoditi yang kita miliki kepada bangsa lain atau negara asing dengan mengaharapkan pembayaran dalam bentuk valuta asing, serta melakukan komunikasi dengan memakai bahasa asing (Amir, MS, 2004). Ekspor merupakan kegiatan mengeluarkan barang dari daerah pabean Indonesia ke daerah pabean negara lain (PPEI, 2011:2)

Berdasarkan beberapa pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa ekspor adalah kegiatan menjual produk yang berasal dari Indonesia baik barang atau jasa ke negara lain melalui daerah kepabeanan dengan ketentuan yang berlaku dan mengharapkan pembayaran berupa valuta asing.


(31)

commit to user

2. Syarat-Syarat Ekspor

Ekspor dapat dilakukan oleh perusahaan maupun perorangan. Kegiatan ekspor melibatkan lebih dari satu negara sehingga memiliki aturan uang berbeda dengan kegiatan perdagangan dalam satu negara. Adanya keterlibatan pemerintah yang berbeda, dengan kebijaksanaan disetiap negara yang berbeda memunculkan syarat-syarat yang harus dipatuhi oleh setiap pelaku ekspor. Adapun dasar/minimal persyaratan ekspor adalah (PPEI, 2011)

a) Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) yang di keluarkan ole Dinas Perdagangan

b) Atau izin usaha dari Departemen Teknis / lembaga pemerintah Non Departemen berdasarkan perundang-undangan yang berlaku

c) Tanda Daftar Perusahaan

Merupakan daftar catatan resmi yang diadakan menurut atau berdasarkan undang-undang dan atau pelaksanaannya,dan memuat hal-hal wajib didaftarkan oleh setiap perusahaan serta disahkan oleh pejabat yang berwenang dari kantor pendaftaran perusahaan (Undang-undang Republik Indonesia no 3 tahun 1982 tentang wajib daftar perusahaan pasal 1)


(32)

commit to user

3. Tujuan Kegiatan Ekspor

Kegiatan Ekspor memiliki beberapa tujuan diantaranya adalah (Amir,MS, 2004) :

a. Mencari laba perusahaan melalui perluasan pasar serta memperoleh harga jual yang lebih tinggi (optimalisasi laba).

b. Membuka pasar baru di luar negeri sebaga perluasan dari pasr

domesik. Denga demikian komoditi yang diproduksi mempunyai pasar yang luas, tidak hanya sekedar pasar dalam negeri tetapi juga mampu melayani konsumen dari manca negara.

c. Memanfaatkan kelebihan kapasitas terpasang (installed capacity, idle capacity and access capacity) sehingga tercipta kapasitas optimum dalam berproduksi yang dapat menekan biaya umum perusahaan (overhead cost).

d. Membiasakan diri bersaing dipasar internasional sehingga berlatih dalam persaingan yang ketat dan terhindar dari sebutan “ jago kandang”, apalagi menghadapi era globalisasi.

4. Dasar Hukum Ekspor

Aturan-aturan yang menjadi dasar hokum kegiatan ekspor adalah (PPEI, 2011)

a. Internasional


(33)

commit to user

b. Nasional

1. Kepres Nomor 58 tahun 1971

2. Peraturan Mendag Nomor 17/M-Dag/PER/9/2005

3. Peraturan Dirjen Daglu Nomor 03/DAGLU/PER/10/2005

4. Peraturan Dirjen Daglu Nomor 04/DAGLU/PER/10/2005

5. SK Menperindag Nomor 558/MPP/KEP/12/1998, tanggal 4

Desember 1998

6. Peraturan Mendag Nomor 01/Mendag/PER/1/2007, tanggal 22 Januari 2007

B. BIAYA

1. Pengertian Biaya

Menurut Robert T. Spouse dan Maurice Moonitz biaya dapat diartikan sebagai nilai tukar, pengeluaran untuk memperoleh manfaat (Carter and Usry, 2006:25). Istilah biaya biasanya digunakan untuk pengorbanan manfaat ekonomis untuk memperoleh jasa yang tidak dapat dikapitalisir nilainya.

Sedangkan menurut Supriyono, biaya adalah harga perolehan yang dikorbankan atau digunakan dalam rangka memperoleh penghasilan (revenues) dan akan dipakai sebagai pengurangan penghasilan (Supriyono, 2000:16)


(34)

commit to user

2. Penggolongan Biaya

a. Penggolongan biaya sesuai dengan fungsi pokok dari kegiatan/aktivitas perusahaan

Fungsi pokok dari kegiatan perusahaan dapat digolongkan ke dalam :

1. Fungsi Produksi

Yaitu fungsi yang berhubungan dengan pengolahan barang baku menjadi bahan jadi yang siap untuk dijual.

2. Fungsi Penawaran

Fungsi yang berhubungan dengan kegiatan penjualan produk jadi yang siap untuk dijual dengan cara yang memuaskan pembeli dan dapat memperoleh keuntungan sesuai yang diharapkan perusahaan sampai dengan pengumpulan kas dari hasil penjualan.

3. Fungsi Administrasi

Fungsi yang berhubungan dengan kegiatan penentuan kebijaksanaan, pengarahan dan pengawasan kegiatan perusahaan secara keseluruhan agar dapat berhasil guna dan berdaya guna.


(35)

commit to user

Fungsi yang berhubungan dengan kegiatan keuangan dan penyediaan dana yang diperlukan perusahaan.

Atas dasar fungsi di atas maka biaya dapat dikelompokkan menjadi:

a. Biaya produksi

Ialah biaya yang berhubungan dengan fungsi produksi atau kegiatan pengolahan bahan baku menjadi produk jadi.

Biaya produksi dapat digolongkan menjadi :

1) Biaya bahan baku

Bahan baku menurut Carter and Usry (2006) adalah semua bahan yang membentuk bagian integral dari bahan jadi dan dapat dimasukkan secara emplisit ke dalam penghitungan biaya produk (HPP)

2) Biaya tenaga kerja langsung

Tenaga kerja langsung adalah tenaga kerja yang melakukan konversi bahan baku langsung menjadi produk jadi dan dapat dibebankan secara layak kedalam produk tertentu (Carter and Usry,2006).

Jadi, biaya tenaga kerja langsung adalah biaya yang dikeluarkan untuk tenaga kerja yang secara langsung


(36)

commit to user

mengerjakan produk/jasa. Contoh upah atau biaya yang dibayarkan kepada tenaga kerja bagian produksi.

3) Biaya overhead pabrik

Yaitu unsur biaya produksi selain biaya bahan baku dan biaya tenaga keja langsung yang dikeluarkan selama proses produksi (Carter and Usry,2006). Contoh biaya overhead antara lain bahan tidak langsung, uaph tidak langsung, penyusutan mesin dan peralatan pabrik, penyusutan gudang pabrik, pajak bumi dan bangunan (PBB) untuk gedung pabrik, biaya pemeliharaan mesin-mesin dan peralatan pabrik, biaya listrik untuk penerangan dan pembangkit mesin pabrik.

4) Biaya tenaga kerja tidak langsung

Biaya tenaga kerja tidak langsunga adalah biaya tenaga kerja pabrik yang upahnya tidak dapat diperhitungkan secara langsung kepada produk atau pesanan tertentu. Biaya ini terdiri dari upah, tunjangan dan biaya kesejahteraan karyawan.

b. Biaya non produksi

Biaya non produksi adalah semua biaya yang tidak berhubungan dengan fungsi produksi atau kegiatan


(37)

commit to user

pengolahan bahan baku menjadi barang jadi. Pada prinsipnya biaya non produksi dibagi menjadi 2 kategori yaitu :

1. Biaya pemasaran atau penjualan

Meliputi semua biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan pesanan pelanggan atau menyerahkan produk jadi ke atngan pelanggan.

2. Biaya umum dan administrasi

Semua biaya yang berhubungan dengan administrasi dan umum. Biaya ini terjadi dalam rangka penentuan kebiakan pengarahan dan pengawasan perusahaan secara keeluruhan.

b. Penggolongan biaya sesuai dengan tendensi terhadap perubahan

aktivitas atau kegiatan perusahaan. Dapat dikelompokkan menjadi :

1. Biaya tetap

Biaya tetap mempunyai karakteristik sebagai berikut :

a) Jumlah totalnya tetap konstan tidak dipengaruhi oleh

perubahan volume kegiatan atau aktivitas sampai dengan tingkatan tertentu.


(38)

commit to user

b) Biaya satuan akan perubahan berbanding terbalik dengan

perubahan volume kegiatan. Semakin tinggi volume kegiatan semakin rendah biaya satuan, semakin rendah volume kegiatan semakin tinggi biaya satuan.

2. Biaya variabel

Biaya variable mempunyai karakteristik sebagai berikut :

a) Jumlah totalnya akan berubah sebanding dengan perubahan

volume kegiatan. Semakin besar volume kegiatan semakin tinggi jumlah total biaya variabel, semakin rendah volume kegiatan semakin renbah biaya variable.

b) Biaya satuan tidak bipengaruhi oleh volume kegiatan, jadi biaya satuan konstan

3. Biaya semi variabel

Biaya semi variabel mempunyai karakteristik sebagai berikut :

a) Jumalh totalnya akan berubah sesuai dengan perubahan

volume kegiatan, akan tetapi sifat perubahannya tidak seimbang. Semakin tinggi volume kegiatannya semakin besar jumlah biaya totalnya, semakin rendah volume kegiatan semakin rendah biaya variable, tetapi perubahanya tidak seimbang.


(39)

commit to user

b) Biaya satuan akan berbanding terbalik dihubungkan dengan perubahan volume kegiatan tetapi sifatnya tidak sebanding, sampai ndengan tingkatan tertentu semakin tinggi volume kegiatan semakin rendah biaya satuan, semakin rendah volume kegiatan semakin tinggi biaya satuan.

c. Penggolongan biaya sesuai dengan obyek atau pusat biaya yang yang dibiayai

1. Biaya langsung

Biaya langsung adalah biaya yang terjadinya atau manfaatnya dapat diidentifikasikan kepada obyek atau pusat biaya tertentu.

2. Biaya tidak langsung

Biaya tidak langsung adalah biaya yang terjadinya atau manfaatnya tidak dapat diidentifikasikan kepada obyek atau pusat biaya tertentu, atau biaya yang manfaatnya dinikmati oleh beberapa obyek atau pusat biaya.

C. KOMPONEN BIAYA EKSPOR

Yang termasuk dalam komponen biaya ekspor adalah seluruh biaya yang dibutuhkan dari membeli bahan baku, biaya produksi, biaya pemasaran, overhead, biaya bunga, biaya bank, biaya transportasi, pajak-pajak, biaya administrasi, biaya sertifikasi, biaya pengapalan dan biaya asuransi. Bagian-bagian biaya tersebut apabila dijumlahkan merupakan total pengeluaran yang


(40)

commit to user

menjadi landasan bagi perhitungan harga pokok. Untuk lebih jelasnya adalah sebagai berikut. (Amir, M.S, 2004 :109)

1. Biaya Pengadaan (purchasing cost)

Yang temasuk dalam biaya ini adalah biaya langsung bahan baku, bahan pembantu dan upah. Biaya yang tidak langsung karyawan dan pabrik yang selanjutnya disebut FOB (factory overhead cost)(. Apabila biaya-biaya tersebut dijumlahkan, maka akan diketahui Harga Pokok Produksi HPP atau biaya pengadaan tersebut.

2. Biaya Pemasaran dan Administrasi Umum (marketing and admin cost)

Yang dimaksud biaya pemasaran adalah biaya-biaya yang terjadi dengan adanya aktivitas pemasaran bagian ekspor, dalam kurun waktu tertentu.

3. Biaya Bank (bank charges)

Biaya yang berasal dari bank yang dibebankan ke perusahaan akibat dari penggunaan jasa bank oleh perusahaan. Biaya bank yang dikenakan ini tidak sama satu sama lain.

4. Biaya Bunga (interest)

Biaya bunga atau yang biasa disebut interest atau cost of money, jangka waktu pembebanannya dihitung sejak mulai dilakukannya pembelian bahan baku sampai dengan penerimaan pembayaran dari pelanggan. Besarnya bunga dihitung berdasarkan bunga pinjaman yang berlaku pada waktu itu.


(41)

commit to user

5. Biaya Pengelolaan (handling charges)

Biaya pengelolaan adalah seluruh biaya yang dibutuhkan pada proses pengiriman barang ekspor. Biaya ini meliputi biaya administrasi, biaya pembuatan dokumen pengapalan, biaya sertifikasi, biaya bank, biaya trucking dari pabrik ke port. dan lain-lain.

6. Pajak Ekspor (export taxes)

Pajak ekspor dikenakan oleh pemerintah untuk barang ekspor tertentu dan tiap komoditi berbeda pajaknya dengan yang lain.

7. Jasa Agen/Pihak Ketiga (third party services)

Biaya yang dikeluarkan apabila kita menggunakan jasa pihak ketiga dalam melakukan penjualan ekspor. Jasa pihak ketiga ini dibutuhkan antara lain untuk membantu dalam proses pemasaran atau distribusi.

8. Biaya Pengapalan (freight cost)

Biaya yang dibutuhkan untuk mentransport baranga yang akan di ekspor dari pelabuhan muat ke pelabuhan tujuan. Basarnya biaya ini tergantung pada besarnya container (20”/ 40”) yang digunakan dan jarak pelabuahan tujuan dengan pelabuhan muat. Informasi ini dapat diperoleh melalui perusahaan-perusahaan EMKL setempat.


(42)

commit to user

Beberapa perusahaan buyer luar negeri lebih suka mengasuransikan barangnya untuk mengurangi resiko kehilangan atau kerusakan selama proses pengapalan. Besarnya harga asuransi tergantung pada jenis pertanggungjawaban yang diinginkan dan jenis komoditi yang dipertanggungkan.

D. PENENTUAN HARGA JUAL EKSPOR

1. Pengertian Harga Jual

Harga jual bisa diungkapkan dengan berbagai istilah, misalnya tarif, sewa, bunga, premium, komisi, upah, gaji,dan sebagainya. Harga jual adalah jumlah moneter yang dikorbankan oleh suatu unit usaha kepada para pembeli atau pelanggan atas barang atau jasa yang dijual atau disewakan (Supriyono, 1991:32)

Harga jual biasanya dibuat berulang-ulang karena harga jual dipengaruhi oleh perubahan lingkungan eksternal dan internal. Perubahan harga jual tersebut dimaksudkan agar harga jual yang baru dapat mencerminkan biaya saat ini atau bahkan masa depan, kondisi pasar, reaksi persaingan, laba dan return yang diinginkan san sebagainya.

2. Metode Penentuan Harga Pokok

Yang dimaksud dengan harga pokok adalah seluruh biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi sebuah barang. Metode penentuan harga


(43)

commit to user

pokok produksi adalah cara memperhitungkan unsur-unsur biaya kedalam harga pokok produksi, terhadap dua pendekatan, yaitu :

a. Full costing

Merupakan metode penentuan harga pokok yang memperhitungkan semua unsure biaya produksi kedalam harga pokok produksi, yang terdiridari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik, baik biaya variable maupun tetap.

b. Variabel costing

Merupakan metode penentuan harga pokok produksi yang hanya memperhittungkan biaya variable kedalam harga pokok produksi, yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik variable.

3. Tujuan Menghitung Harga Pokok

Adapun tujuan dari menghitung harga pokok adalah (Amir, MS,2004) :

a. Sebagai dasar menghitung harga jual

Biaya produksi suatu produk akan berbeda satu dengan yang lainnya, tergantung pada spesifikasi yang dipesan oleh buyer. Oleh karena itu, harga jual yang dibebankan kepada buyer tergantung oleh besarnya biaya produksi yangakan dikeluarkam untuk memproduksi suatu produk tertentu.


(44)

commit to user

b. Sebagai dasar untuk merencanakan anggaran pembiayaan

Harga pokok digunakan untuk merencanakan suatu anggaran pembiayaan yang akan dibebankan kepada sebuah produk dan akan berpengaruh terhadap penentuan harga jual produk tersebut.

c. Sebagai dasar meneliti efisiensi perusahaan

Perhitungan bahan pokok berfungsi sebagai dasar untuk menilai efisiensi perusahaan. Perusahaan memerlukan suatu alat ukur kinerja,demikian juga dengan pengukuran tingkat produktivitas menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memanfaatkan sumber daya yang dimiliki untuk menghasilkan output tertentu, sehingga dapat diketahui apakah perusahaan tersebut produktif atau tidak.

d. Sebagai dasar harga yang ditawarkan

Harga barang menjadi sesuatu yang sangat penting, bila harga terlalu mahal dapat mengakibatkan barang menjadi kurang laku, dan sebaliknya bila menjual terlalu murah, keuntungan yang didapat menjadi berkurang. Maka dari itu, perhitungan harga pokok sangat penting sebagai dasar harga jual produk yang ditawarkan kepada buyer.

4. Komponen Harga Pokok Ekspor

Komponen biaya ekspor merupakan semua biaya/cost yang dikeluarkan oleh eksportir dalam kegiatan ekspor. Komponen biaya ekspor pada dasarnya dikelompokkan menjadi 4 kolompok yaitu :


(45)

commit to user

a. Komponen biaya pengadaan ( purchasing cost)

1) Biaya produksi production cost

a. Biaya bahan baku

b. Biaya bahan pembantu

c. Upah karyawan

2) Biaya pembelian barang buying in cost

b. Komponen biaya pengelolaan (handling charges)

1) Biaya pengepakan

2) Upah pemindahan dari dalam gudang ke pintu gudang

3) Pembuatan dakomen pengapalan

4) Fumigasi

5) Courier

6) Ongkos angkut dari gudang ekspor sampai ke :

a. Sisi kapal alongside ship

b. Terminal peti kemas container yard

c. Dermaga peti kemas container freight station


(46)

commit to user

a. Sisi kapal alongside ship

b. Container yard FCL

c. Container freight station LCL

8) Ongkos muat ke atas kapal

c. Pungutan-pungutan Negara (export taxes)

1) Pajak ekspor dan pajak ekspor tambahan PE/PET

2) Bea statistik

3) Bea barang dan lain-lain

4) Pajak Pertambahan Nilai PPN

d. Jasa-jasa pihak ketiga (third party services)

1) Biaya ajsa transportasi EMKL/EMKU

2) Biaya bank bank (charger)

3) Biaya bunga (interest)

4) Premi asuransi insurance premium

5) Biaya surveyor inspection certificate

6) Biaya sertifikasi mutu quality certificate


(47)

commit to user

8) Biaya sertifikat kesehatan vegetary certificate/health certificate

9) Biaya karantina tanaman phytosanitary certificate

10) Biaya sertificate timbangan weight certificate

11) Biaya sertifikasi lainnya

5. Metode Penentuan Harga Jual Ekspor

Pola penentuan harga jual ekspor sangat bervariasi, hal itu tergantung dari kekuatan produk yang dihasilkan di pasar internasional serta politik dagang yang diterapkan oleh Negara pengekspor maupun pengimpor. Terdapat empat cara dalam menentukan harga jual ekspor, yaitu (Amir, MS, 2004)

a. Cost Plus Mark Up (Seller’s market price)

Yaitu harga jual HJ untuk ekspor ditetapkan atas dasar perhitungan total biaya penjumlahan dari biaya pengadaan, pengelolaan, pungutan-pungutan Negara dan jasa-jasa pihak ketiga ditambah dengan persentase laba profit yang diharapkan.

Contoh :

Biaya pengadaan Rp.10.000,00

Biaya pengelolaan Rp. 2.000,00 Harga jual = Harga pokok+Profit


(48)

commit to user

Pungutan-pungutan Rp. 1.000,00

Jasa pihak ketiga Rp. 500,00

Total biaya cost Rp.13.500,00

Mark Up Profit 10 % Rp. 1.350,00

Harga jual ekspor HJ Rp 14.850,00

Kalkulasi biaya dan penentuan harga jual seperti ini kita sebut dengan istilah pola progresif, biasanya dipakai untuk komoditi yang mempunyai pasaran yang kuat di psar internasional. Beberapa pun harga yang ditentukan eksportir, akan tetap diterima oleh pembeli atau importer. Disebut dengan kondisi “Seller’s Market”

b. Subsidized Price

Yaitu harga jual HJ untuk ekspordidasarkan atas perhitungan total biaya dikurangi dengan biaya tertentu, misalnya sebagian dari biaya overhead, atau dibebaskan dari bea masuk impor draw back system atau juga dibebaskan dari bea masuk impor di negara pembeli . Subsidi semacam ini dapat dikatakan sebagai subsidi tidak langsung. Selain itu dikenal pula subsidi langsung seperti kredit ekspor berbunga rendah, pemakaian bahan bakar atau energi bersubsidi seperti tenaga listrik. Tujuan pemberian keringanan atau pembebasan biaya semacam ini adalah untuk menekan harga pokok pengadaan, sehingga mempertinggi daya saing di pasar internasional.


(49)

commit to user

c. Current Market Price (buyer’s price)

Current market price adalah bila penetapan harga jual ekspor atau harga panawaran ekspor disesuaikan dengan harga jual dipasar internasional pada saat itu, atau pada harga yang disanggupi aleh pembeli. Besarnya laba tergantung dari selisih antara harga pasar yang berlaku dikurangi dengan total biaya.

Penentuan harga jual ekspor seperti ini didasarkan pada asumsi bahwa pembeli mempunyai posisi yang kuat, sedangkan penjual pada posisi yang lemah, sehingga eksportir harus menyesuaikan diri dengan nharga yang ditentukan pembeli atau penetapan harga yang terjadi dalam bursa komoditi bersangkutan di pasar internasional. Tegasnya penjuallah yang harus tunduk pada ketentuan harga ditetapkan pembeli buyer’s market.

d. Dumping (market penetration price)

Harga dumping adalah harga jual HJ yang ditetapkan lebih rendah dari haraga jual komoditi myang samauntk pasar dalam negeri. Dalam proktek, hal ini dimungkinkan dila dalam negeri produsen komoditi itu memegang monopoli, sehingga dapat menjual komoditi itudengan harga tinggi didalam negeridan harga yang wajar untuk pasarluar negeri. Mungkin juga menjual untuk pasar ekspor dengan harga yang lebih rendah dengan tujuan penetrasi memesuki pasar yang baru. Cara ini biasanya dipake untuk penjualan jangka pendek.


(50)

commit to user

Market penetrasion price adalah penetapan harga suatu produk dengan harga pasar, dengan maksud untuk mendapatkan market share sebesar-besarnya.

E. INCOTERM 2010

Incoterm (International Commercial Terms) adalah seperangkat peraturan perdagangan trade term tentang pengertian syarat penyerahan barang (term of delivery) yang mencerminkan praktik bisnis ke bisnis dalam kontrak penjualan barang sales contract, yang terdiri dari tiga huruf three letter code dan disusun oleh ICC-Kadin Internasional (Makalah PPEI, 2011:2)

Tujuan dari incoterm adalah menciptakan seperangkat peraturan internasional agar tidak terjadi kesalahan dalam mengartikan istilah-istilah yang umum dipergunakan dalam perdagangan internasional, supaya tidak terjadi mis interpretasi di negara-negara yang berbeda. Prinsip dasar incoterm adalah menenai kewajiban penjual dalam menyerahkan barang, pembagian tugas,biaya dan resiko, resiko dan biaya beralih dari penjual ke pembeli pada saat penyerahan barang dan syarat perdagangan. Ruang lingkup incoterms hanya terkait dengan hubungan antara penjual dan pembeli dalam kontrak jual-beli saja tidak terkait dengan pengalihan kepemilikan barang,hak-hak intelektual dan pembatalan kontrak.

1. Pada Incoterms 2010, istilah dibagi dalam 2 kategori berdasar metode pengiriman, yaitu 7 istilah yang berlaku secara umum, dan 4 istilah yang berlaku khusus untuk pengiriman melalui transportasi air.


(51)

commit to user

Tujuh aturan yang ditetapkan oleh Incoterms 2010 untuk setiap jenis dari transportasi (berlaku secara umum) adalah:

1.EXW (Ex Works)

Penjual menyerahkan barang kepada pembeli ditempat penjual. Resiko

berpindah pada saat penyerahan barang di tempat penjual. Ex works

memiliki karakter sebagai berikut :

a. Penjual (seller) hanya menyediakan barang ditempatnya pabrik/gudang-penjualan prangko gudang

b. Penjual menyerahkan barang kepada pembeli di tempat kediaman

penjual atau tempat lain yang ditentukan

c. Pembeli harus mengatur pengangkutannya berarti menaggung biaya dan resiko, termasuk izin ekspor

d. Tanggung jawab penjual minim kerena buyer membeli barang digudang seller cash and carry

e. Bagi pembeli buyer cara ini kurang disukai karena resiko ditanggung semua oleh pembeli

2.FCA (Free Carrier)

Penjual menyerahkan barang ke pembeli di tempat pengangkut atau orang lain yang di tunjuk pembeli. Resiko berpindah pada saat penyerahan barang di tempat pengangkut atau orang lain, adapun kriteria FCA adalah


(52)

commit to user

a. Penjual menyerahkan barang kepada pengangkut yang ditunjuk pembeli ditempat yang disebut

b. Barang sudah dapat izin ekspor “ Clear for Export”

c. Jika penjual menyerahkan barang di tempat penjual maka penjual

bertanggung jawab dalam memuat

d. Jika penjual menyerahkan di tempat lain maka penjual bertanggung jawab dalam membongkar barang

e. Jika pembeli menunjuk orang selain dari pengangkut untuk terima

barang, maka penjual dianggap telah memenuhi kewajiban menyerahkan barang.

f. FCA dapat dipenuhi dengan modern transport seperti multi modal

transport, container, roll on/off dengan trailer dan ferri

3.CPT Carriage Paid To

Penjual menyerahkan barang ke pembeli di temapat pengangkut atau orang lain yang ditunjuk pembeli. Resiko berpindah pada saat penyerahan barang di tempat pengangkut atau orang lain, namun biaya pengangkutan menjadi tanggung jawab penjual, adapun criteria CPT sebagai berikut;

a. Prinsipnya sama dengan CFR namun barang diangkut ke tempat

tujuan tertentu

b. Jika pengangkut berganti ke pengangkut lain atau pengganti maka resiko penjual berakhir bila barang telah diserahkan kepada pengangkut pertama


(53)

commit to user

c. Penjual wajib mengurus ijin ekspor “Clear for Export”

d. Pengangkut (carrier) maksudnya dalam hail ini semua orang yang menandatangani kontrak angkutan dan melaksanakannya dengan keretaapi, jalan darat, udara,laut, sungai atau dengan multi modal transport

e. Dapat menggunakan alat angkut apa saja, termasuk dengan multi

modal transport

4.CIP (Carriage and Insurance Paid To)

Penjual menyerahkan barang ke pembeli di tempat pengangkut atau orang lain yang ditunjuk pembeli. Resiko berpindah pada saat penyerahan barang di tempat pengangkut atau orang lain, namun diaya pengangkutan dan asuransi menjadi tanggung jawab penjual. Adapun criteria CIP sebagai berikut ;

a. Prinsip sama dengan CIF tetapi barang diserahkan ketempat tujuan

b. Penjual wajib menutup asuransi terhadap resiko dam kerusakan

barang selama barang dalam perjalanan

c. Membeyar asuransi dengan pertanggungan syarat minimum

d. Dapat menggunakan alat angkut apa saja, termasuk dengan multimoda transport

5.DAT (Delivered at Terminal)

Penjual menyerahkan barang ke pembelihingga barang telah terbongkar dari sarana pengangkut di terminal yang disebutkan di pelabuhan tujuan


(54)

commit to user

atau tempat tujuan yang disebutkan. Resiko berpindah pada saat penyerahan barang di terminal yang disebutkan di pelabuhan tujuan atau tempat tujuan yang disebutkan.

6.DAP (Delivered at Place)

Penjual menyerahkan barang ke pembeli hingga barang belum dibongkar dari sarana pengangkut di tempat tujuan yang disebutkan resiko berpindah pada saat penyerahan barang di tempat tujuan yang disebutkan.penjual tidak bertanggungjawab atas penyelesaian izin impor, membayar bea masuk atau melaksanakan prosedur kepabeanan.

7.DDP (Delivered Duty Paid)

Penjual menyerahkan barang ke pembeli hingga barang belum dibongkar dari sarana pengangkut di tempat tujuan yang disebutkan. Resiko berpinmdah pada saat penyerahan barang di tempat tujuan yang disebutkan. Penjual tidak bertanggung jawab atas penyelesaian izin impor, membeya bea masuk atau melaksanakan prosedur kepabeanan impor.adapun criteria DDP adalah ;

a. Penjual menyerahkan barang hingga ke tempat tujuan yang

merupakan kewenangan pembeli (Clear for Import)

b. Penjual bertanggung jawab atas semua biaya-biaya dari sejak


(55)

commit to user

c. Pembeli menerima barang dari penjual di atas alat angkut (belum dibongkar)

d. Tanggung jawab maksimal dari penjual e. Dapat menggunakan alat angkut apa saja

Adapun empat istilah dalam Incoterm 2010 yang tergolong dalam kelompok transportasi air sepenuhnya yaitu ;

1. FAS (Free Alongside Ship)

Penjual menyerakhan barang kepaad pembeli di sisi dermaga. Resiko berpindah pada saat penyerahan barang di sisi dermaga. Adapun criteria FAS sebagai berikut ;

a. Penjual menyerahkan barang disamping kapal di pelabuhan

pengapalan (port of loading) yang disebut

b. Penjual mengurus izin ekspor (Cleared for Export)

c. Pembeli menanggung biaya dan resiko hilang atau kerusakan yang timbul saat barang tiba di samping kapal

d. Penjual memberitahukan kedatangan barang dan menyerahkan

dokumen-dokumen yang di perlukan kepada pembeli

2. FOB ( Free On Board)

Penjual menyerahkan barang kepada pembeli di atas kapal dipelabuhan muat. Resiko berpindah pada saat penyerahan barang di atas kapal. Adapun criteria FOB adalah;


(56)

commit to user

a. Penjual menyerahkan barang hingga di atas kapal (Clear for Export) b. Resiko dan biaya pindah dari penjual ke pembeli setelah barang di

atas kapal

c. Pembeli mengurus angkutan, membayar freight, dan menanggung asuransi

d. Keuntungan bagi penjual/ seller

i. Pelabuahan pemuatan di negerinya sendiri, dimana penjual

sudah mengenal kondisi peraturan perpajakan dan pabean ii. Menghindari fluktuasi freight rate dan valuta asing

3. CFR (Cost And Freight)

Penjual menyerahkan barang kepada pembeli di atas kapal di pelabuhan muat. Resiko berpindah pada saat penyerahan barang di atas kapal, namun biaya pengapalan menjadi tanggunmg jawab pembeli. Kriteria yang dimiliki oleh CFR adalah ;

a. Penjual melakukan penyerahan barang bila barang sudah berada di atas kapal di pelabuhan pengapalan (On board)

b. Penjual wajib bayar biaya angkutan (freight) hingga ke pelabuhan tujuan yang disebut (port of unloading/discharge)

c. Tetapi resiko dan biaya tambahan sudah berpindah dari penjual ke pembneli sejak penyerahan barang (melewati pagar kapal di port of loading)


(57)

commit to user

d. Penjual wajib mengurus ijin ekspor (barang dalam keadaan clear for export)

4. CIF(Cost Insurance And Freight)

Penjual menyerahkan barang kepada pembeli di atas kapal di pelabuhan muat. Resiko berpindah pada saat penyerahan barang di atas kapal, namun biaya pengapalan dan asuransi menjadi tanggung jawab dari penjual. Adapun kriteria CIF adalah;

a. Sama dengan CFR hanya ditambah dengan penjual wajib

menutun/menanggung asuransi dan membeyar premi dengan syarat pertanggungan minimal (ICC C)

b. Jika pembeli mengingikan perlindungan terhadap barang yang lebih besar maka pembeli perlu ada kesepakatan dengan penjual secara tegas, atau pembeli sendiri harus mengurus tambahan itu.

c. Penjual wajib mengurus ijin ekspor (barang dalam keadaan clear for export)


(58)

commit to user

BAB III

DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Perusahaan

1. Sejarah Berdirinya Tonny Furniture

Tonny Furniture merupakan perusahaan mebel berkualitas ekspor yang dermula dari nol. Berawal dari Bapak Tonny Winata yang bekerja sebagai seorang tukang sopir disebuah perusahaan yang bergerak dibidang suplai kayu mentah untuk disetorkan ke beberapa pabrik disekitar Yogyakarta dan Solo. Dengan pengalamannya menjadi sopir lambat laun beliau mulai mengenal jenis-jenis, kriteria kayu berkualitas bagus baik jati, maoni, mangga yang digunakan sebagai bahan dasar pembuatan mebel di perusahaan yang disuplainya. Dari ketertarikannya tersebut beliau memulai usaha dengan pengalaman yang dimiliki dan sedikit modal dari saku pribadi dan modal pinjaman dari bank pengkreditan. Modal didapat dari pinjaman BPR sebesar 10 juta. Pada tahun 1996 usaha mandiri Tonny Furniture nyata dimulai dengan menjadi suplier bahan mentah atau setengah jadi ke perusahaan Jerami Furniture yang sekarang berubah nama menjadi Index’s.

Pada pertengahan tahun 1999 beliau mantap untuk memulai produksi furniture sendiri dengan target pasar lokal. Tahun 2000 akhir barulah mulai ekspor sendiri walaupun lewat agen, namun hasilnya cukup memuaskan. Berawal dari itulah Bapak Tonny mulai berani merambah


(59)

commit to user

mebelnya. Untuk mengenalkan produknya kepada buyer yang ada diluar negeri dan pada tahun 2002 Tonny Furniture memasarkan produk-produknya melalui website yang beralamatkan www.tonnyfurniture.com

Dengan berbekal ketekunan Tonny Furniture pun mulai mendapat order yang lumayan banyak dari dalam negeri maupun luar negeri. Hingga saat ini Tonny Furniture mengkalkulasi rata-rata setiap pengiriman order keluar negeri sebesar 26,10 m3 dengan nilai nominal 9549 USD dan memenuhi order lokal dengan rata-rata sekali kirim 7,98 m3 dengan nilai nominal Rp.25.000.000,00. Adapun negara-negera tujuan ekspor Tonny Furniture antara lain Singapura, Swiss, Italia, Australia dan Amerika Selatan. Selain melalui website, Tonny Funiture juga memperkenalkan produknya kepada calon buyer dengan giat mengikuti pameran dagang IFFINA (International Furniture & Craft Fair Indonesian).

2. Visi dan Misi Perusahaan

Tonny Furniture selalu berusaha memperhatikan mutu dan kualitas produk sesuai keinginan pelanggan. Adapun visi dan misi perusahaan adalah :

a. Visi Perusahaan

1. Menghasilkan produk kualitas unggul.

2. Melayani buyer dengan memberikan dengan memberikan kepuasan


(60)

commit to user

3. Menjadi perusahaan furniture yang profesional yaitu sebuah

perusahaan yang memiliki manajemen tepat guna dalam mengelola organisasi dan menjalankan usaha.

b. Misi Perusahaan

1. Menjadi perusahaan terpercaya yaitu sebuah perusahaan yang

memiliki akuntabilitas dan kredibilitas yang tinggi.

2. Menjadi perusahaan furniture terpilih yaitu sebuah perusahaan yang memiliki prioritas utama dalam bekerjasama dengan semua pihak yang berkepentingan.

3. Pelanggan merasa nyaman berbelanja di showroom kami. 4. Furniture yang dipilih dapat memenuhi kebutuhan pelanggan. 5. Pelanggan dapat up to date tentang informasi dari Tonny Furniture.

3. Lokasi Perusahaan

Pemilihan lokasi merupakan hal yang cukup penting dalam menunjang keberhasilan suatu bisnis. Tonny Furniture berada di Gedangan, RT : 07/1, Grogol, Sukoharjo. Lokasi ini merupakan kantor dan gudang yang digunakan sebagai tempat melakukan aktivitas-aktivitasnya, termasuk aktivitas produksi.

Beberapa alasan dari pemilihan lokasi antara lain :

1. Banyak tersedianya tenaga kerja ahli dalam bidang pertukangan kayu yang berada di kabupaten Sukoharjo maupun Klaten. 2. Akses mudah karene berada dikawasan pusat bisnis Solobaru.


(61)

commit to user

4. Struktur Organisasi Tonny Furniture

Struktur organisasi dalam suatu perusahaan merupakan unsur yang paling penting dikarenakan terdapat pembagian tugas dan wewenang masing-masing anggota perusahaan. Struktur organisasi juga menunjukkan hubungan antar fungsi-fungsi dan departemen-departemen atau bagian-bagian. Setiap perusahaan mempunyai struktur organisasi yang berbeda-beda, tergantung pada kebutuhan perusahaan itu sendiri. Berikut ini (Gambar 3.1) merupakan struktur organisasi Tonny Furniture untuk tahun 2012 secara garis besarnya

Gambar 3.1.Struktur Organisasi Tonny Furniture

Adapun deskripsi dari tugas-tugas masing-masing struktur diatas adalah sebagai berikut :

OWNER

GENERAL MANAGER

BAG.ADMINISTRASI BAG. PRODUKSI

QUALITY CONTROL


(62)

commit to user

1) Owner

Owner adalah pemilik perusahaan yang mempunyai tugas sebagai pemimpin perusahaan, mengontrol dan mengendalikan jalannya perusahaan serta mengambil keputusan dan kebijakan dalam perusahaan. Owner mempunyai fungsi :

a. Penetapan kebijakan operasional Perusahaan. b. Pengkoordinasian dan pengendalian Perusahaan. Rincian Tugas Owner :

a. Menetapkan kebijakan operasional perusahaan Tonny Furniture b. Mengkoordinasikan dan mengendalikan jalannya perusahaan. c. Menyelenggarakan rapat kerja dan memimpinnya.

2) General Manager

General manager mempunyai tugas pokok dalam rangka menjalankan operasional perusahaan sebagaimana di maksud, General Manager mempunyai fungsi:

a. Pengkoordinasian dan pengendalian jalannya kegiatan Tonny

Furniture.

b. Melakukan pengontrolan terhadap penjualan. c. Melakukan pengontrolan terhadap bagian keuangan. d. Melakukan pengontrolan terhadap gudang produksi. Rincian Tugas General Manager :


(63)

commit to user

b. Melaksanakan kegiatan operasional kantor serta mengambil

keputusan bila owner sedang tidak ada ditempat. 3) Bagian Produksi

Bagian produksi dipimpin oleh seorang kepala bagian produksi atau mandor dan bertanggung jawab kepada Owner dan Manager. Adapun tugas-tugas kepala bagian produksi antara lain :

a. Memberikan instruksi kepada para pekerja tentang berapa jenis dan berapa banyaknya barang yang harus diproduksi.

b. Melaksanakan kegiatan produksi sesuai dengan perencanaan

yang telah dibuat bersama manajer.

c. Mengadakan pengawasan terhadap semua kegiatan produksi,

mulai dari bahan baku sampai dengan menjadi barang produksi akhir atau barang jadi.

d. Mencari tenaga kerja borongan apabila ada pesanan yang lebih akibat stok barang yang ada di gudang kurang atau habis dan waktu untuk pembuatan produksi mendesak.

4) Bagian Administrasi

Bagian administrasi mempunyai tugas membantu pimpinan dalam mengurusi keperluan sehari-hari, yaitu mencatat transaksi-transaksi pembelian dan penjualan, mengadakan pengarsipan dan membuat laporan pertanggung jawaban kegiatan perusahaan.

5) Quality Control

Quality control bertugas melakukan pengawasan dan pelaksanaan kegiatan produksi furniture, mengawasi kualitas bahan baku dan


(64)

commit to user

produk, memelihara dan menjaga sarana produksi dan melakukan penelitian dan pengembangan produk agar mampu menghasilkan produk yang sesuai dengan keinginan konsumen.

5. Tenaga Kerja

Guna memperoleh hasil yang optimal, maka Tonny Furniture selain menggunakan tenaga manusia juga menggunakan tenaga mesin. Sistem manusia dan sistem mesin dalam hal ini mempunyai pengertian bahwa sebagian tugas atau kegiatan produksi dilakukan oleh manusia sebagian dilakukan oleh mesin. Jadi dalam hal ini bukan semua pekerjaan dilakukan dengan tenaga mesin.

Pada Tonny Furniture ini tidak mengutamakan pendidikan formal, tetapi lebih mengutamakan keterampilan dalam pengadaan tenaga kerjanya. Saat ini tenaga kerja Tonny Furniture berjumlah 32 orang, apabila ada pesanan yang lebih akibat stok barang gudang habis dan waktu untuk pembuatan produksi mendesak maka kepala bagian produksi atau mandor mencari tenaga kerja borongan untuk membuat pesanan tersebut.

6. Hasil Produksi

Produksi adalah menciptakan kegunaan dari suatu barang, yaitu barang yang masih mentah menjadi barang jadi yang siap dikonsumsi dan siap dipakai. Hasil produksi Tonny Furniture yaitu, almari, tempat tidur, kursi meja, almari hias, barang antik dan masih banyak lagi.


(65)

commit to user

7. Pemasaran Produk Tonny Furniture

Pemasaran produk Tonny Furniture dibagi menjadi dua, nyaitu jalur ekspor dan local. Jadi, semua produk yang diproduksi Tonny Furniture sebesar 60% untuk ekspor dan 40% untuk lokal.

Tonny Furniture lebih memilih membuat produk berdasarkan pesanan konsumen. Hal ini dilakukan dengan pertimbangan penjualan yang sudah pasti dan untuk memenuhi selera konsumen. Namun selain produk pesanan Tonny Furniture juga melayani pesanan walau dalam jumlah yang tidak banyak. Untuk daerah pemasaran luar negeri antara lain Swiss, Italy, Selandia Baru, Australia dan Amerika Selatan.

B. LAPORAN KEGIATAN MAGANG KERJA

Kegiatan magang kerja yang telah penulis laksanakan di Tonny Furniture merupakan syarat awal penyusunan TA ini, selama 48 hari yaitu terhitung mulai tanggal 31 Januari 2012 s.d 17 Maret 2012, Alhamdulillah dapat derjalan lancar. Adapun perincian kegiatan magang sebagai berikut;

Tabel 3.1

Kegiatan Magang Kerja

Tanggal Waktu Pekerjaan Keterangan

31/1/12 s.d 8/2/12 08.00 – 15.00 Produksi mempelajari proses Mengamati dan produksi

9/2/12 s.d 22/2/12 08.00 – 15.00 Negosiasi Menunggu dan

menanggapi email buyer

23/2/12 s.d 17/2/12 08.00 – 14.00 Costing

Stuffing

Mengkalkulasi biaya dan mengawasi stuffing Sumber : Tonny Furniture


(66)

commit to user

C. PEMBAHASAN

1. Komponen biaya ekspor yang dikeluarkan oleh Tonny Furiture i. Biaya pengadaan (purchasing cost)

Dalam melakukan kegiatan ekspor Tonny Furniture mengeluarkan biaya pengadaan berupa ;

1) Biaya bahan baku : barang setengah jadi yang terbuat dari kayu jati, mahoni, mangga.

2) Biaya bahan penolong : ampelas, polytur, keper,handle, cat dasar, cat luar, feet / sepatu kaki

3) Upah karyawan

ii. Biaya pemasaran dan administrasi umum (marketing and admin cost) 1) Biaya penyewaan domain website

2) Biaya pemasangan internet 3) Biaya sertifikasi

4) Biaya pengiriman contoh produk iii. Biaya pengelolaan (handling charges)

Biaya pengelolaan yang di keluarkan oleh Tonny Furniture terkait ekspor adalah :

1) Biaya pengangkutan dari gudang pabrik sampai container 2) Biaya stuffing dan pengangkutan hingga terminal container 3) Biaya administrasi

4) Biaya pembuatan dokumen pengapalan


(67)

commit to user

1) Pajak ekspor barang

2) Bea barang, Tonny Furniture melaporkan kegiatan ekspor kepada badan Bea dan Cukai yang berlokasi di Surakarta dan Semarang agar mendapatkan PE (Persetujuan Ekspor) dan PM (Persetujuan Muat.)

v. Jasa pihak ketiga (third party services) 1) Biaya jasa transportasi (EMKL/EMKU)

Tonny Furniture menggunakan jasa PT.Agility yang berkantor di Solobaru dan Asia grow yang berlokasi di Komplek Semarang Indah di Jalan Madukoro Raya, Semarang. Keduanya digunakan sebagai jasa pengurusan transportasi (freight forwading) unmtuk angkutan laut dan udara.

2) Premi asuransi (insurance premium) 3) Biaya surveyor (inspection certificate) 4) Biaya sertifikasi lainnya

vi. Biaya pengapalan (freight cost)

Tonny Furniture mengeluarkan biaya pengapalan untuk pengiriman barang ekspor, selama ini proses pengiriman barang ekspor sepenuhnya melalui jalur laut di Tanjung Emas, Semarang

vii. Biaya asuransi (insurance cost)

Tonny Furniture sangat jarang mengeluarkan biaya asuransi selama proses pengiriman barang, karena syarat penyerahan barang yang diterapkan oleh Tonny Furniture adalah term FOB (Free On Board) sehingga biaya asuransi kerusakan dan kehilangan produk ekspor


(68)

commit to user

diatas kapal atau selama proses pengiriman ditanggung sepenuhnya oleh buyer.

2. Penentuan harga jual produk ekspor yang dilakukan oleh Tonny Furniture dengan cost-plus mark up

Ada beberapa cara produsen menentukan harga jual produk ekspornya diantaranya adalah cost plus mark up (seller’s ),current market price (buyer’s market price), subsidized price dan dumping (marked penetration price). Adapun penetapan harga produk ekspor yang di terapkan oleh Tonny Furniture adalah “cost plus mark up” yaitu penetuan harga jual (HJ) untuk ekspor ditetapkan atas dasar :

Contoh penetapan harga produk ekspor yang diterapkan oleh Tonny Furniture :

a. Goods : dinning chair

Brand : Etnocia TD 0045

Unit : 1 buah kursi

Berikut ini adalah data mengenai perhitungan biaya bahan baku, biaya bahan pembantu, upah karyawan yang dikeluarkan selama proses produksi.

i. Biaya bahan baku (BBB)

Perhitungan BBB ynag sesungguhnya yang dipakai dalam proses produksi dinning chair Etnocia TD 0045, diterangkan ditabel 3.2 Harga jual = Harga pokok+Profit


(69)

commit to user

Tabel 3.2

Perhitungan Biaya Bahan Baku untuk Etnocia TD 0045

Nama Produk Jenis Biaya Standar Harga

bahan mentah

Jumlah

pemakaian Jumlah

E TD 0045 Biaya bahan

baku

Rp.264.000/ unit

1 Rp. 264.000

Total Rp.264.000

Sumber : Tonny Furniture

ii. Biaya bahan pembantu (BBP)

Perhitungan BBP yang dipakai dalam proses produksi Etnocia TD 0045, diterangkan dalam tabel 3.3

Tabel 3.3

Perhitungan Biaya Bahan Pembantu untuk Etnocia TD 0045

Nama

Produk Jenis Biaya

Standar Harga

/ unit

Jumlah

pemakaian Jumlah

E TD 0045 BBP

Feet/sepatu kaki Baut Lem kayu Ampelas Polytur Label Cat dasar

Rp. 1.200 Rp. 150 Rp. 22.000 Rp. 8.800 Rp. 187.000 Rp 1.100 Rp. 89.500

4 4 0.00475 0.60 0.20 1 0.12

Rp. 4.800 Rp. 600 Rp. 105 Rp. 5.280 Rp.37.400 Rp. 1.100 Rp.10.740

Total Rp.60.025

Sumber : Tonny Furniture

iii. Biaya Proses Produksi (BPP)

Perhitungan BPP riil pada pembuatan dinning chair Etnocia TD 0045 dapat dilihat pada tabel 3.4


(70)

commit to user

Tabel 3.4

Perhitungan Biaya Proses Produksi untuk Etnocia TD 0045

Jenis Proses Produksi Biaya

Sandpapering I (pengampelasan) Rp.5.500

Painting (pengecatan) Rp.7.000

Sandpapering II (pengampelasan) Rp.6.500 Varnishing (Pemelituran) Rp.8.500 Finishing+ Labeling (pelabelan) Rp.3.500

Packing (pengemasan) Rp.10.600

Total biaya Rp.41.600

Sumber : Tonny Furniture

iv. Biaya Overhead pabrik yang dibebankan dalam proses produksi Penentuan BOP yang dibebankan pada proses produksi,terlebih dahulu perusahaan membuat anggaran BOP dalam setiap bulannya. Angaaran yang diterapkan dalam bulan saat ini berpatokan dengan pengeluaran biaya BOP pada bulan sebelumnya, karena perusahaan mengamsumsikan bahwa BOP yang dikeluarkan setiap bulannya adalah sama. Kecuali apabila ada insiden yang tak diduga misalkan kecelakaan kerja maupun kebijaksanaan pemerintah terkait naiknya harga BBM atau listrik dan tarif lainnya, jadi BOP pada Tonny Furniture tidak dibuat setiap bulan tetapi tergantung dengan perubahan yang kiranya


(71)

commit to user

mempengaruhi anggaran BOP, perhitungan BOP pada Tonny Furniture sebagai berikut ;

Anggaran Biaya Overhead Perusahaan (BOP) (per bulan) sebagai berikut ;

Biaya tenaga kerja : Rp.29.760.000

Biaya Telepon : Rp. 1.160.410

Biaya Listrik : Rp. 1.405.845

Biaya WiFi : Rp. 857.320

Biaya Pemeliharaan dan reparasi : Rp. 750.400

Biaya Transportasi : Rp. 1.286.925

Biaya penyusutan : Rp. 560.500

BOP dianggarkan /bulan : Rp.35.781.400

Perhitungan BOP per unit

BOP per unit = anggaran BOP /bulan

∑ rata-rata pesanan / bulan

= Rp.35.781.400

1.220 unit

= Rp.29.330

BOP ini berlaku untuk produk yang memiliki nilai jual Rp.500.001 s.d Rp.1.000.000 adapun untuk produk yang memiliki nilai jual diatas Rp.1.000.000 maka perhitungannya sebagai berikut ;


(72)

commit to user

Tabel 3.5

Ketentuan BOP produk meubel Tonny Furniture

Nilai jual BOP Kelipatan Jumlah

500.001-1.000.000 Rp.29.330 1 Rp.29.330

1.000.001-2.000.000 Rp.29.330  2 Rp.48.660

2.000.001-3.000.000 Rp.29.330  3 Rp.77.990

3.000.001-4.000.000 Rp.29.330  4 Rp.107.320

Nilai jual diatas 4.000.000 memiliki kelipatan biaya BOP sama seperti pada tabel ini

Sumber : Tonny Furniture

Perhitungan harga jual produk ekspor dinning chair Etnocia TD 0045 :

Komponen biaya ekspor :

1) Biaya bahan baku (fabric costing details) = Rp.264.000

2) Biaya bahan pembantu (accessories costing details) = Rp. 60.025

3) Biaya Proses Produksi = Rp. 41.600

Rp. 365.625

4) Rejection Rate 3% Rp. 10.970

5) Biaya Overhead Pabrik (BOP) = Rp. 29.330

6) Biaya lain-lain (other costing details)

1. Freight ( Pengapalan) Rp. 22.300 TOTAL COSTING Rp. 428.225 Production costing = Rp. 428.225 Administration costing = Rp. 31.570


(73)

commit to user

Rp.459.795

Profit of Tonny Furniture 30% Rp.137.939 FOB price Rp. 597.734

Keterangan : Kurs 1 USD/ Rp = Rp 9.600 = $ 62.264

Export price struktur produk dinning chair Etnocia TD 0045 I. Production cost

Raw material Rp.264.000

Accessories Rp. 60.025

Direct labour Rp. 41.600 +

Rp.365.625 Rejection Rate 3% Rp. 10.970 Factory overhead Rp. 29.330 +

Harga Pokok Produksi (HPP) Rp.405.925

II. Marketing & Admin. Cost

Marketing & Admin. Cost Rp. 31.570 +

Rp. 437.495

Profit Rp. 137.939+

Total Rp. 575.434

Harga Exwork USD $64.48 US$ 1/Rp9.600


(74)

commit to user

III. Handling & Transportation

Freight Cost Rp. 22.300 +

FOB Price Rp. 597.734

Kurs 1 USD/ Rp = Rp 9.600 = $ 62.264

b. Goods : Eccentric cupboard

Brand : Lasting leaf EC 108

Unit : I unit

Berikut ini adalah data mengenai perhitungan biaya bahan baku, biaya bahan pembantu, upah karyawan yang dikeluarkan selama proses produksi.

i. Biaya bahan baku (BBB)

Perhitungan BBB ynag sesungguhnya yang dipakai dalam proses produksi lasting leaf EC 108, diterangkan pada tabel 3.6

Tabel 3.6

Perhitungan Biaya Bahan Baku untuk Lasting leaf EC 108

Nama Produk Jenis Biaya Standar Harga

bahan mentah

Jumlah

pemakaian Jumlah

LL EC 108 Biaya

bahan baku

Rp.1.350.000/ unit

1 Rp.1.350.000

Total Rp.1.350.000


(75)

commit to user

ii. Biaya bahan pembantu (BBP)

Perhitungan BBP yang dipakai dalam proses produksi lasting leaf EC 108, diterangkan dalam tabel 3.7

Tabel 3.7

Perhitungan Biaya Bahan Pembantu untuk Lasting leaf EC 108 Nama

Produk Jenis Biaya

Standar Harga / unit

Jumlah

pemakaian Jumlah

E TD 0045 BBP

Feet/sepatu kaki Baut Lem kayu Ampelas Cat pelapis Label Cat dasar Cat Luar

Rp. 5.400 Rp. 3.500 Rp. 22.000 Rp. 8.800 Rp.196.000 Rp 15.000 Rp. 89.500 Rp.243.000 4 8 0.15 1,2 0,20 1 0.34 0,75

Rp. 21.600 Rp. 28.000 Rp. 3.300 Rp. 10.560 Rp. 39.200 Rp. 15.000 Rp. 30.430 Rp.182.250

Total Rp.330.340

Sumber : Tonny Furniture

iii. Biaya Proses Produksi (BPP)

Perhitungan BPP riil pada pembuatan Lasting leaf EC 108, dapat dilihat pada tabel 3.8

Tabel 3.8

Perhitungan Biaya Proses Produksi untuk Lasting leaf EC 108

Jenis Proses Produksi Biaya

Sandpapering I (pengampelasan) Rp.12.000

Painting I(pengecatan) Rp.25.000


(76)

commit to user

Painting II(pengecatan) Rp.30.000 Drawing (pelukisan luar cat) Rp.240.000

Labeling (pelabelan) Rp.8.500

Packing (pengemasan) Rp.22.400

Total biaya Rp.352.900

Sumber : Tonny Furniture

iv. Biaya Overhead pabrik yang dibebankan dalam proses produksi Perhitungan BOP yang sesungguhnya yang dipakai dalam proses produksi Lasting leaf EC 108 sama denagn perhitungan BOP yang dipakai dalam proses produksi Etnocia TD 0045 dengan dikalikan 3 (tiga) sebagaimana ketentuan Tonny Furniture dalam menentukan BOP.

Perhitungan harga jual produk ekspor Lasting leaf EC 108: Komponen biaya ekspor :

1. Biaya bahan baku (fabric costing details) = Rp.1.350.000 2. Biaya bahan pembantu (accessories costing details) = Rp. 330.340

3. Biaya Proses Produksi = Rp 352.900+

Rp.2.033.240

4. Rejection Rate3%

5. Biaya Overhead Pabrik (BOP) Rp.29.330 x 3 = Rp. 87.990 6. Biaya lain-lain (other costing details)

a. Freight ( Pengapalan) Rp. 40.755 TOTAL COSTING Rp.2.222.982


(77)

commit to user

Production costing = Rp.2.222.982 Administration costing = Rp. 94.710

Rp.2.317.692

Profit of Tonny Furniture 35% Rp. 811.192 FOB price Rp.3.128.884

Keterangan : Kurs 1 USD/ Rp = Rp 9.600 = $ 325.925

Export price struktur produk Lasting leaf EC 108 I. Production cost

Raw material Rp.1.350.000

Accessories Rp. 330.340

Direct labour Rp 352.900 +

Rp.2.033.240

Rejection Rate 3% Rp. 60.997 Factory overhead Rp. 87.990+

Harga Pokok Produksi (HPP) Rp.2.182.227

II. Marketing & Admin. Cost

Marketing & Admin. Cost Rp. 94.710 + Rp.2.276.937

Profit Rp 811.192+

Total Rp. 3.088.129

Harga Exwork USD $346.00 US$ 1/Rp.9.600


(78)

commit to user

III. Handling & Transportation

Freight Cost Rp. 40.755+

FOB Price Rp.3.128.884

Kurs 1 USD/ Rp = Rp 9.600 = $ 325.925

Hambatan hambatan yang dihadapi Tonny Furniture dalam menentukan harga jual produk ekspor diantaranya adalah ;

a. Nilai tukar rupiah (kurs) terhadap dollar (USD) tidak stabil, sehingga hal tersebut menjadi pertimbangan diluar control perusahaan yang berakibat sulit dalam memperkiraan fluktuasi dan menentukan harga jual produk.

b. Harga bahan pembantu yang relatif naik sehingga keuntungan yang diperoleh berkurang.

c. Persaingan harga yang tidak sehat antar produsen bidang yang sejenis sehingga keuntungan yang didapat kurang maksimal. Selama ini Tonny Furniture belum pernah mengalami claim dari dari buyer terkait dalam penentuan harga produk-produknya, karena produk yang di display dalam catalog maupun website merupakan produk asli yang dihasilkan oleh Tonny Furniture, selain itu tahapan atau proses produksi juga selalu di upload kepada buyer sehingga buyer dapat memantau proses tersebut.

3. Incoterm yang diterapkan Tonny Furniture dalam melaksanakan kegiatan ekspor

Tonny Furniture menerapkan incotern 2010 yang sesuai dengan apa yang telah menjadi kesepakatan antara Tonny Furniture dengan pihak


(79)

commit to user

buyer atau pembeli. Akan tetapi term yang sering bahkan disetiap transaksi ekspor, Tonny Furniture menggunakan term FOB (free on board).

Dalam term ini Tonny Furniture bertanggung jawab mulai dari proses produksi, pengepakan dan pengiriman barang sampai dengan barang berada di atas kapal angkut di dermaga atau pelabuhan seller.

Syarat penyerahan barang dengan term FOB sebagai berikut : a. Penjual menyerahkan barangnya di atas kapal dengan kondisi clean

on board (barang dimuat di atas kapal tidak cacat)

b. Pembeli mengurus biaya angkutan , membayar freight dan

menanggung asuransi

c. Resiko berpindah ke pembeli setelah barang berada di atas kapal. Setelah barang berada di atas kapal, semua resiko atas kerusakan dan kehilangan barang ditenggung oleh pembeli, adapun kewajiban penjual adalah :

a. Menyerahkan barang keseluruhan kepada perusahaan

pengangkutan barang.

b. Menyiapkan dokumen-dokumen ekspor.

c. Membayar biaya pemuatan barang yang tidak termasuk dalam

biaya pengangkutan

Sedangkan pembeli memiliki tanggung jawab, yaitu : a. Menetapkan tempat pengangkutan dan cara pengapalan

b. Mengurus pengapalan dan membayar biaya pengangkutan (dari


(80)

commit to user

c. Membayar semua biaya permuatan yang termasuk dalam biaya

pengangkutan.

Keterangan di atas merupakan alas an mengapa Tonny Furniture memilih menerapkan term FOB dalam tansaksi ekspornya. Dengan tanggung jawab yang mudah diharapkan mampu menjaga reputasi dan mendapatkan keuntungan yang sesuai dengan harapan perusahaan.


(1)

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

commit to user

74 

 

   


(2)

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

commit to user

75 

 

   


(3)

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

commit to user

76 

 

   


(4)

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

commit to user

77 

 

   


(5)

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

commit to user

78 

 

   


(6)

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

commit to user

79 

 

   

 

FOTO PRODUK TONNY FURNITURE

Lasting Leaf EC 108

Colombus TD 14

Luxury TD 017

Etnocia DC TD 0045

Dinning chairy 12

Wooo Woodyase TD 152