PENGENAAN PAJAK RESTORAN TERHADAP TOKO ROTI BERSTATUS USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH SEKTOR BOGA DI KOTA BANDUNG.

PENGENAAN PAJAK RESTORAN TERHADAP TOKO ROTI
BERSTATUS USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH SEKTOR
BOGA DI KOTA BANDUNG

STEFFI SUSYATI FRANSISKA HUTASOIT
110110110454

ABSTRAK

Salah satu sumber Pendapatan Asli Daerah untuk menjalankan
roda pemerintahan daerah berasal dari penerimaan pajak. Salah satu
jenis pajak yang dipungut Pemkot Bandung adalah pajak restoran, yaitu
pajak atas pelayanan yang disediakan oleh restoran. Restoran merupakan
fasilitas penyedia makanan dan/atau minuman dengan dipungut bayaran,
yang mencakup juga rumah makan, kafetaria, kantin, warung, bar, dan
sejenisnya termasuk jasa boga/katering. Kebijakan perpajakan tentang
Pajak Restoran di Kota Bandung tidak secara tegas diatur sehingga
mengakibatkan wajib pajak khususnya toko roti yang berstatuskan UMKM
kurang kesadaran para pelaku usaha melaksanakan kewajiban membayar
pajak.
Metode penelitian yang digunakan Penulis adalah yuridis normatif,

yaitu penelitian yang menitikberatkan pada penggunaan data sekunder
yang berupa bahan hukum primer seperti peraturan perundang-undangan,
bahan hukum sekunder berupa karya-karya ilmiah, dan bahan hukum
tersier berupa artikel atau majalah.
Kesimpulan yang dapat ditarik dari hasil penelitian ini adalah
pertama, kebijakan hukum perpajakan tentang pajak restoran dalam
Perda Pajak Daerah tidak secara tegas mengatur toko roti/bakery sebagai
subjek pajak sebagai akibatnya implementasi pengenaan pajak restoran
terhadap toko roti yang berstatus UMKM sektor boga di Kota Bandung
masih kurang baik, karena pengusaha toko roti tidak melaporkan hasil
usahanya ke dinas pelayanan pajak. Selain itu kurangnya sosialisasi dari
Dinas Pelayanan Pajak mengenai peraturan perpajakan dan sistem
kontrol yang kurang baik dilakukan oleh pegawai dinas pelayanan pajak.

iv