Studi Kasus Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 399K/Pdt.Sus/2012 Tentang merek.
ABSTRAK
STUDI KASUS PUTUSAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK
INDONESIA NOMOR 399K/PDT.SUS/2012 TENTANG MEREK ‘INDEX’
DENGAN MEREK ‘BINDEX’ ANTARA LUKMIN ERYAN MELAWAN PT.
BEST MEGA INDUSTRI BERDASARKAN HUKUM HKI
RAYHAN
110110080279
Merek merupakan unsur penting untuk membedakan suatu produk
dengan produk lainnya yang dimiliki oleh pelaku usaha yang berbeda.
Meskipun telah dilindungi oleh undang-undang kasus merek tetap banyak
terjadi, salah satu contohnya adala kasus merek “Index” dengan merek
“Bindex”. Pada tahun 2012 Lukmin Eryan selaku pemegang merek “Index”
mengajukan gugatan terhadap PT. Best Mega Industri ke Pengadilan
Niaga Jakarta Pusat. Adapun Permasalahan yang akan diteliti adalah
Pertimbangan Mahkamah Agung
yang menyatakan bahwa gugatan
penggugat Nebis in idem telah sesuai dengan ketentuan hukum acara di
Indonesia dan Pertimbangan Mahkamah Agung Republik Indonesia yang
menolak gugatan Permohonan Kasasi Lukmin Eryan telah sesuai dengan
Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001 Tentang Merek.
Dalam Penelitian ini Penulis menggunakan metode pendekatan
yuridis normatif dengan analisa terhadap peraturan perundang-undangan
yang mengatur yaitu Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001 Tentang
Merek,KUHPerdata serta HIR dan spesifikasi penelitian yang digunakan
adalah deskriptif analitis yang menggambarkan dan menganalisis
ketentuan-ketentuan yang berkaitan dengan Putusan Mahkamah Agung
Nomor 399K/Pdt.Sus/2012.
Berdasarkan pembahasan yang telah Penulis teliti pertimbangan
Mahkamah agung yang menyatakan gugatan penggugat Nebis in idem
telah tepat berdasarkan unsur-unsur yang terdapat pada Pasal 1917 ayat
(2) KUHPerdata yaitu soal yang dituntut sama, tuntutan didasarkan atas
alasan yang sama, tuntutan dimajukan terhadap pihak yang sama dan
pihak yang bererkara dalam hubungan yang sama dalam tuntutan atau
gugatan sebelumnya. Mahkamah Agung dalam Putusan Nomor
399K/Pdt.Sus/2012 memutuskan menolak kasasi Pemohon Kasasi
keseluruhannya dengan pertimbangan Undang-Undang Nomor 15 Tahun
2001 Tentang Merek sebagai Judex Juris adalah tepat. Selanjutnya,
Mahkamah Agung tidak melampaui kewenangannya dalam memeriksa
dan memutus suatu perkara berdasarkan Pasal 30 ayat (1) UndangUndang Nomor 5 Tahun 2004.
iv
STUDI KASUS PUTUSAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK
INDONESIA NOMOR 399K/PDT.SUS/2012 TENTANG MEREK ‘INDEX’
DENGAN MEREK ‘BINDEX’ ANTARA LUKMIN ERYAN MELAWAN PT.
BEST MEGA INDUSTRI BERDASARKAN HUKUM HKI
RAYHAN
110110080279
Merek merupakan unsur penting untuk membedakan suatu produk
dengan produk lainnya yang dimiliki oleh pelaku usaha yang berbeda.
Meskipun telah dilindungi oleh undang-undang kasus merek tetap banyak
terjadi, salah satu contohnya adala kasus merek “Index” dengan merek
“Bindex”. Pada tahun 2012 Lukmin Eryan selaku pemegang merek “Index”
mengajukan gugatan terhadap PT. Best Mega Industri ke Pengadilan
Niaga Jakarta Pusat. Adapun Permasalahan yang akan diteliti adalah
Pertimbangan Mahkamah Agung
yang menyatakan bahwa gugatan
penggugat Nebis in idem telah sesuai dengan ketentuan hukum acara di
Indonesia dan Pertimbangan Mahkamah Agung Republik Indonesia yang
menolak gugatan Permohonan Kasasi Lukmin Eryan telah sesuai dengan
Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001 Tentang Merek.
Dalam Penelitian ini Penulis menggunakan metode pendekatan
yuridis normatif dengan analisa terhadap peraturan perundang-undangan
yang mengatur yaitu Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001 Tentang
Merek,KUHPerdata serta HIR dan spesifikasi penelitian yang digunakan
adalah deskriptif analitis yang menggambarkan dan menganalisis
ketentuan-ketentuan yang berkaitan dengan Putusan Mahkamah Agung
Nomor 399K/Pdt.Sus/2012.
Berdasarkan pembahasan yang telah Penulis teliti pertimbangan
Mahkamah agung yang menyatakan gugatan penggugat Nebis in idem
telah tepat berdasarkan unsur-unsur yang terdapat pada Pasal 1917 ayat
(2) KUHPerdata yaitu soal yang dituntut sama, tuntutan didasarkan atas
alasan yang sama, tuntutan dimajukan terhadap pihak yang sama dan
pihak yang bererkara dalam hubungan yang sama dalam tuntutan atau
gugatan sebelumnya. Mahkamah Agung dalam Putusan Nomor
399K/Pdt.Sus/2012 memutuskan menolak kasasi Pemohon Kasasi
keseluruhannya dengan pertimbangan Undang-Undang Nomor 15 Tahun
2001 Tentang Merek sebagai Judex Juris adalah tepat. Selanjutnya,
Mahkamah Agung tidak melampaui kewenangannya dalam memeriksa
dan memutus suatu perkara berdasarkan Pasal 30 ayat (1) UndangUndang Nomor 5 Tahun 2004.
iv