PERBEDAAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK SMA KELAS X PADA PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) DAN TIPE MAKE A MATCH (MAM).
DAFTARISI
Halaman
ABSTRACT
ABSTRAK
11
KATA PENGANTAR
iii
v
DAFTAR TABEL
vii
DAFTAR GAMBAR . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
DAFT AR LAMPIRAN
Vlll
IX
BAB fPENDAHULUAN
1
1.1. Latar Belakang Masalah ....... .................................. .
1
1.2. Identifikasi Masalah
5
1.3. Pembatasan Masalah
6
l. 4. Rumusan Masalah
7
1.5. Tujuan Penelitian
7
1.6. Manfaat Penelitian
8
BAB II KAJIAN TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR DAN PENGUJIAN
HIPOTESIS
.......................................................... .... .
9
2.1. Kerangka Teoretis
9
2.1.1
Hakekat Belajar dan Mengajar Kimia ..... . ... .. ... .......... .
8
2. 1.2
Hakekat Hasil Belajar .. . .. . .. ...... .......... ................. .... .
9
2.1.3
Model Pembelajaan Kooperatif
2.1. 4
Hakekat Aktivitas Belajar
2.2. Kerangka Berpikir
.... ................ .......... .
12
................................. .
18
........................................ ....... .
20
v
2.3. Hipotesis Penelitian
BAB III METODE PENELITIAN
23
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ..
24
3.1. Tempat dan Waktu Pene1itian
24
3.2. Populasi dan Sampel
24
3.5. Uji Coba Instrumen Pene1itian
... ... ... ... ... .. . .. . .. . ... ... ... ...
3.6. Teknik Analisis Data
34
BAB IV HASIL PENELITIAN
43
4.1. Deskripsi Data Penelitian
43
4.2. Pengujian Persyaratan Ana1isis
4.3. Pengujian Hipotesis
31
...................... ............ .
41
.......................................... .
43
4.4. Pembahasan Basil Penelitian
47
4.5. Temuan Penelitian
50
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
52
5.1. Simpula
52
5.2. Saran
52
DAFT AR PUSTAKA . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ...
vi
54
DAFIAR TABEL
Rata man
Tabel2.1 Langkah-langkah Pembelajaran
15
Tabel3.1 Desain Penelitian ... ... ... .. . ... ... ... . .. ... ... ... ... ... ... ... .. . ... .
26
Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Aktivitas Belajar Peserta Didik
28
Tabel 3.3 Tehnik Penskoran Aktivitas Belajar Peserta Didik . . . . .. . . . .. . ..
29
Tabel3.4 Kisi-kisi Instrumen Tes Hasil Belajar Peserta Didik .. . ... . . . . .. ..
30
Tabel4.1 Uji Nonnalitas Data Gain Model Pembelajaran ... ... .. . ... ... ..
42
Tabel4.2 Uji Normalitas Data Aktivitas Belajar
42
Tabel4.3 Uji Homogenitas Model Pembelajaran dan Aktivitas Belajar ..
43
Tabel4.4 Perbedaan Pengaruh Model Pembelajaran Terhadap
Hasil Belajar
44
Tabel 4.5 Pengaruh Aktivitas Belajar Terhadap Basil Belajar
. . . . . . . . . ...
45
Tabel4.6 lnteraksi Antara Model Pembelajaran dan Aktivitas Belajar
>
Terhadap Basil Bel ajar
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ...
vii
50
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 3.1
Prosedur Penelitian .. . ... ... ... ... ................ ...........................
25
Gambar 4.1
Histogram Skor Pretest Pembelajaran MAM
37
Gam bar 4.2
Histogram Skor Pretest Pembelajaran NHT
38
Gambar 4.3
Histogram Skor Pretest Pembelajaran Konvensional ... ... ... .. .
38
Gambar 4.4
Histogram Skor Gain Pembelajaran MAM ... .......... ..... ....... .. 39
Gambar 4.6
Histogram Skor Gain Pembelajaran Konvensional ........... ........ 40
Gambar 4.7
Histogram Skor Gain Aktivitas Tinggi ................................ ...... 40
Gambar 4.8
Histogram Skor Gain Aktivitas Rendah ....... ....................... 41
Gambar 4.9
Grafik Pengaruh Interaksi Model Pembelajaran dan
z
?
Aktivitas Belajar Terhadap Hasil Be1ajar................................... .47
m
viii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran I
Surat Izin Penelitian dari Program Pascasarjana
Unimed Medan
Lampiran 2
. .. .. . .. . .. . .. . .... .... .. .. .. . .. . .. . .. . .. . .. . .. .
60
Instrumen Penelitian Tes Hasil Belajar dan Lembar Observasi
Aktivitas Belajar
. .. . . . . . . . . . . . . . .. . .. .. . . .. . . . .. . . . . .. . . . .
62
Lampiran 4
Validitas, Reliabilitas, Daya Beda, Tingkat Kesukaran. .. .
70
Lampiran 5
Materi Pelajaran
79
Lampiran 6
RPP
.. ... .. ... .. ... .. .. .. ... .. .. ... .. .. .. . .. . .. . .. . .. . .. . .. . .. . . .. . . . . . .
86
Lampiran 7
Data Basil Belajar .. .. .. .. .. . ... .. .. ... . .. . .. . .. . .. . . . . .. . .. . . .. . . ..
96
Lampiran 8
Distribusi Frekuensi .. . .. . .. . .. . .. . .. . .. . .. . .. . .. .. .. . .. .
i
·'
58
Surat Keterangan Pelaksanaan Penelitian di SMA
Negeri I Gebang
Lampiran 3
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ..
z
?
m
ix
I 00
BABI
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah
Dalam Permendiknas Nomor 41 TahW1 2007 tentang Standar
Proses
disebutkan, bahwa pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara
interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik Wltuk
berpartisipasi aktif, memberikan ruang bagi prakarsa , kreativitas, dan
kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik dan psikologis
peserta didik . Hal ini memberi pesan kepada para guru bahwa mengajar bukan
lagi usaha Wltuk menyampaikan ilmu pengetahuan saja, tetapi usaha menciptakan
lingkungan yang membelajarkan peserta didik.
Sampai sekarang ini, masih banyak dijumpai proses pembelajaran yang
standar
prosesnya tidak berpengaruh signifikan terhadap hasil belajarnya
(Siregar, 2008). Kenyataan
ini sangat mWlgkin karena data dokumen yang
dipergunakan dalam mengukur standar proses tersebut tidak sesuai dengan
sebagaimana diimplementasikan. Dalam hal ini, sangat mungkin pembelajaran
monoton serta teacher centered (berpusat pada guru) dan menggunakan metode
ekspositori; peserta didik selalu terkondisikan untuk menerima informasi apa
adanya, sehingga mereka pasif dan menunggu diberi informasi tanpa berusaha
menemukan informasi tersebut; penumpukan informasi dikomunikasikan oleh
guru kepada peserta didik melalui satu arab seperti menuang air ke dalam gelas
sehingga tidak ada peluang bagi peserta didik untuk berpartisipasi dalam proses
agar mengalami langsWlg apa yang dipelajari. Cara mengajar seperti ini tidak
1
2
membawa peserta didik ke alam belajar karena menurut Gagne (dalam Dahar,
1989) belajar merupakan proses dimana suatu organisme berubah perilakunya
sebagai akibat pengalaman.
Pembelajaran yang teacher centered ini mengekang aktivitas peserta
didik dan tidak menimbulkan suasana interaktif. Dalam penelitiannya, Akbar
(2010) menyatakan bahwa pembelajaran yang masih bersifat teacher centered,
menyebabkan suasana belajar yang kurang menarik dan kurang komunikatif. Hal
ini dapat menghambat usaha siswa dalam mengoptimalkan basil belajar . Model
ceramah sebagai model utarna bukan berarti tidak cocok tetapi penggunaan
model tersebut yang mendominasi menyebabkan siswa merasa bosan, jenuh dan
menurunnya motivasi belajar.
Pemilihan pada sistem penilaian yang tidak tepat, dapat menyebabkan
beberapa dari peserta didik enggan mengikuti proses pembelajaran.
Menurut
Depdiknas (2008) bahwa penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan bertujuan
untuk memantau proses dan kemajuan belajar peserta didik serta untuk
meningkatkan efektivitas kegiatan pembelajaan. Sedangkan
tujuan utama
penilaian dalam model pembelajaran kompetisi adalah menempatkan anak didik
dalam urutan mulai dari yang paling baik sampai dengan yang paling jelek. Pola
penilaian seperti ini menyebabkan peserta didik yang nilainya tergolong sedang,
apalagi kurang, tidak. akan pernah mendapat pujian atau merasakan kebanggaan
sebagai anak berprestasi selama belasan tahun
mengecap pendidikan di bangku
sekolah. Menurut Trianto (2009) hal ini dapat membuat siswa yang
berkemampuan rendah akan kurang termotivasi dan dapat frustasi. Peserta didik
3
yang seperti ini boleh jadi justru membenci temannya, pengajar, dan proses
belajarnya
Peserta didik yang berkemampuan tergolong tinggi bisa belajar sendiri
meskipun dengan hanya sedikit bantuan dari pengajar dan tanpa bantuan ternan.
Sedangkan yang berkemampuan tergolong rendah tidak pemah mendapat bantuan
dari temannya yang tergolong
tinggi. Setiap orang merasa bertanggung jawab
atas tindakannya dan harus memperjuangkan nasibnya sendiri. Hal ini
bertentangan dengan keadaan sebagaimana menurut Noviawati (2009)
bahwa
suatu kenyataan dalam proses belajar mengajar selalu ada siswa yang memerlukan
bantuan, baik dalam mencema bahan pengajaran maupun dalam mengatasi
kesulitan-kesulitan belajar mereka.
Sikap individualitis ya'lg tertanam ini
menyebabkan rasa tidak peduli terhadap sesama sehingga bagi peserta didik yang
tergolong rendah kesulitan untuk memperoleh bantuan belajar. Sedangkan bagi
peserta didik yang terbiasa bekerja sendiri kemungkinan besar ak:an mengalami
kesulitan untuk hidup bermasyarak:at. Sikap individualitis seperti ini seharusnya
dapat diatasi/dihilangkan oleh guru memberi pengalaman belajar yang mencak:up
kerja sama dan ketrampilan sosial.
Untuk menolong peserta didik dalam mengoptimalkan hasil belajarnya ,
guru harus' melak:ukan perubahan dalam proses pembelajaran.
sekarang, tersedia
Pada masa
banyak: model pembelajaran yang merupak:an hasil
pengembangan berbasis penelitian, sehingga guru mempunyai banyak: pilihan
untuk menentukan mana yang akan diaplikasikan pada pembelajaran sesuai pokok
bahasan dan tujuan yang ingin dicapai. Kemampuan guru dalam memilih model
4
dan menata pelaksanaan proses pembelajaran merupakan salah satu faktor yang
dapat meningkatkan mutu pendidikan. Silaban dan Panggabean (2009) telah
menekankan bahwa, perwujudan dari kepedulian guru dalam meningkatkan mutu
pendidikan, serta kualitas para lulusan banyak ditentukan oleh kemampuan guru
dalam menata pelaksanaan pembelajaran.
Dalam Dj amarah dan Zain (2006) dijelaskan bahwa dengan pendekatan
kelompok (kooperatif) diharapkan dapat ditumbuhkan rasa sosial yang tinggi
pada diri setiap anak didik. Anak didik dibiasakan hidup bersama. Bekerja sama
dalam kelompok akan menyadari bahwa dirinya ada kekurangan dan kelebihan.
Yang mempunyai kelebihan dengan ikhlas mau membantu mereka yang
mempunyai kekurangan. Sebaliknya, mereka yang mempunyai kekurangan
dengan rela hati mau belajar dari mereka yang mempunyai kelebihan tanpa ada
rasa rninder. Persaingan yang positif pun terjadi di kelas dalam rangka untuk
mencapai prestasi belajar yang optimal. Inilah yang diharapkan, yakni anak didik
yang aktif, kreatif, dan mandiri.
Pembelajaran kooperatif terdiri atas beberapa tipe, diantaranya adalah
tipe STAD (Student Teams Achievement Division), TAl (Teams Asssisted
Individualization), tipe NHT (Numbered Head Together), dan MAM (Make AMatch). NHT merupakan model pembelajaran yang memberikan kesempatan
kepada peserta didik untuk saling membagikan ide-ide dan mendorong semangat
kerja sama. NHT juga melibatkan lebih banyak peserta didik dalam menelaah
materi yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman mereka
terhadap isi. Sedangkan MAM adalah suatu model
pembelajaran yang
5
menyenangkan dimana mengajak peserta didik untuk belajar aktif dan bertujuan
untuk menumbuhkan daya kreatifitas serta memahami karakteristik mereka
Berbagai
penelitian
yang berhubungan
dengan
penerapan
model pembelajaran kooperatif telah dilakukan sebagai upaya dalam peningkatan
hasH belajar . Dari basil penelitiannya. Akbar (20 I 0) menyimpulkan bahwa
penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan basil
belajar mata pelajaran komunikasi pada pokok bahasan melakukan komunikasi
tertulis.
Hasil penelitian Kurniati (2008) menyimpulkan bahwa hasil belajar
siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT lebih
tinggi dibandingkan dengan yang diajarkan menggunakan model pembelajaran
konvensional. Hasil senada juga diperoleh dari penelitian Romiyatun (2008).
Mengingat efektifitas
penerapan model pembelajaran kooperatif dalam
meningkatkan hasil belajar dan aktivitas peserta didik seperti telah dikemukakan
di atas, maka peneliti mencoba mengkaji penerapan model pembelajaran
kooperatif di SMA Negeri I Gebang T.P 2010 I 2011 pada pokok bahasan
Struktur Atom. Pemilihan model ini juga disesuaikan pada karekteristik materi,
dimana terdapat banyak istilah dan konsep-konsep yang memerlukan pemahaman.
1.2 ldentirtkasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, diidentifikasi beberapa
permasalahan sebagai berikut:
1. Bagaimana basil belajar kimia peserta didik yang dibelajarkan dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatiftipe Make a Match (MAM)?
6
7
3. Aktivitas belajar yang diamati dibatasi pada kegiatan visual, kegiatan lisan,
kegiatan mendengarkan, kegiatan menulis, kegiatan metrik, dan kegiatan
emosional.
1.4 Perumusan Masalah
Bertitik tolak dari latar belakang, identifikasi dan pembatasan masalah di
atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar kimia antara peserta didik yang
dibelajarkan dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe MAM
dan tipe NHT?
2. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar kimia
antara peserta didik yang
memiliki aktivitas tinggi dan aktivitas rendah?
3. Apakah terdapat interaksi antara model pembelajaran dan aktivitas belajar
dalam mempengaruhi hasil belajar kimia?
1.5 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menunjukkan:
1. Perbedaan hasil belajar kimia antara peserta didik yang dibelajarkan dengan
menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe MAM dan tipe NHT.
2. Perbedaan hasil belajar kimia antara peserta didik yang memiliki aktivitas
tinggi dan aktivitas rendah.
3. Interaksi antara model pembelajaran dan aktivitas belajar dalam mempengaruhi
hasil belajar kimia.
8
1.6 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat:
1. Sebagai masukan bagi guru dan calon guru Wltuk memilih model pembelajaran
yang dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar kimia peserta didik.
2. Sebagai pengalaman belajar bagi peserta didik Wltuk membangun
sikap
bekerjasama
3. Sebagai masukan bagi peneliti selanjutnya yang ingin mengkaji secara
mendalam tentang model pembelajaran kooperatif dengan berbagai tipe yang
digunakan.
z
?
m
BABV
SIMPULAN DAN SARAN
Pada bab terakhir ini akan sampaikan simpulan penelitian dan saran-saran.
Saran-saran yang dikemukan berhubungan dengan penelitian lebih lanjut dan
upaya pemamfaatan basil penelitian.
5.1
Simpulan
Berdasarkan pengolahan data dan pembahasan hasil penelitian, dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut:
1. Terdapat perbedaan hasil belajar kimia antara peserta didik yang dibelajarkan
dengan menerapkan model pembelajaran kooperatiftipe MAM dan tipe NIIT.
2. Terdapat perbedaan basil belajar kimia antara peserta didik yang memiliki
aktivitas belajar tinggi dan aktivitas belajar rendah .
3. Terdapat interaksi antara model pembelajaran dengan aktivitas belajar terhadap
hasil belajar kimia.
Saran
Berdasarkan temuan-temuan dalam penelitian ini, maka saran-saran yang
dikemukakan adalah sebagai berikut:
1. Dalam pembelajaran kimia khususnya pokok bahasan struktur atom, guru
sebaiknya menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dengan
memberi stimulus lebih kepada paserta didik yang memiliki aktivitas belajar
rendah.
52
53
2. Karena aktivitas belajar menentukan basil belajar. disarankan kepada guru
untuk mengindari pembelajaran studenJ centered (konvensional).
3. Variabel moderator dalam penelitian ini adalah aktivitas belajar, disarankan
kepada peneliti lebih lanjut untuk melibatkan variabel lain yang sesuai
dengan tuntutan Standar Proses guna meJengkapi kajian pene]itian ini.
z
?
m
DAFfAR:PlJSTAKA
Amrullah. 2009. Pemanjilatan Game Fisika Sebagai Media Pembelajaran Dalam
Upaya Mengata'i Rendalmya Motiva'i Dan Ha,il Be/ajar Fisika Siswa
SMP Negeri 2 Ge/umhang Kelas IX Pada Polwk Bahasan Kemagnetan,
WWWBabano/o20tesis%20dario/o20intemetlmotivasio/o20dano/o20hasiJ%
20belajar.htm
Akbar ,P.A. 2010. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Metode STAD
Unhit .~
H~»"il
JJdajar :fm-wa Ptkla Jliula ? ~
®
KomtmulcasL Mafang: Universitas Negeri' Mal'ang.
Arikunto, S. 1999. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Edisi revisi. Jakarta: Rineka
Cipta.
Dahar, W.R. 1989. Teori-Teori Be/ajar. Jakarta: Erlangga.
Djamarah, S. B., dan Zain, A. 2006. Strategi Be/ajar Mengajar. Jakarta : Rineka
Cipta.
Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Bahan!Materi Bintek KTSP SMA Tingkat
Kabupaten. Jakarta: Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah.
Djamarah, S. B. 1994. Prestasi Be/ajar dan Kompetensi Guru. Surabaya: Usaha
NasionaJ.
Dimyati dan Mudjiono. 2006. Be/ajar Dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
HamaJik, 0. 2002. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem.
Jakarta: Bumi Aksara.
54
55
Herdian, (2009). http://her4y07.wordpress.com/2009/04/29/model-pembelajaranmake-a-matcbl (accessed 20 Februari 2010).
Ibrahim, dkk. 2000. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya : Universitas Negeri
Surabaya
Isjoni. 2009. Cooperative learning. Mengemhanglmn Kemampuan Be/ajar
Berkelompt)L Bandwtg .:AlfabeJa.
K~,
L. l«lW.. F~
Hat}Vi/1 ~
$it."W-id! ~iWP
F eWt~
U/1
Kooperatif Tipe Numbered Head Together dan Konvensional p ada Materi
Pokok Sistem Sirkulasi Manusia di Kelas XI SMA Negeri 5 Binjai Tahun
ajaran 200712008. Medan: FMIPA-UNIMED.
Lie, A. 2008. Pembelajaran Kooperatif. Jakarta:Rineka Cipta
Lubis, A. 2010. Pengaruh Penggunaan Media Komik Kimia Terhadap Motivasi
Dan Hasi/ Be/ajar Siswa SMA Kelas XI Pada Pokok Bahasan Struktur Atom
Dan Sistem Periodik Unsur. Tesis. Program Pascasarjana Universitas
Negeri Medan.
Makmun, A.S. 2004. Psiko/ogi Pendidikan (Perangkat Sistem Pengajaran
Modul). PT. Rosda Karya. Bandung.
Mulyasa, E. 2004. Model Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: UNESA.
Noviawati, D . 2009. Upaya Peningkatan Keaktifan Be/ajar Siswa Dalam
Pembelajaran Matematika Melalui Pendekatan Make A Match. Universitas
Muhamma ·yah Surakarta.
Poerwardamita, W.J.S. 1991. Kamus bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Permana, B. 2006. Student Guide Microsoft PowerPoint. Jakarta: Gramed
56
Riduwan. 2008. Metode dan Tehnik Menyusun Tesis. Bandung: Alfabeta.
Romiyatun .2008. Pembelajaran kooperatifmake a match dan snow ball throwing
pada kompetensi dasar gulma, hama dan penyakit tanaman dengan
memperhatikan kemampuan ESQ siswa. Surakarta: Tesis . Program
Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta
Sadiman, A , Raharjo, R. , Haryono, A dan Rahardjito. 2008. Media Pendidikan
Pengertian, Pengembangan, dan Pemenfaatannya, Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada.
Safrimi. 2007. Pengaruh Metode Pembelajaran Dan Motivasi Be/ajar Siswa
Terhadap Hasil Be/ajar Kimia Siswa SMA Negeri I Medan. Medan: Tesis.
Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.
Silaban, R. dan Panggabean, M. Hubungan antara Persepsi Siswa Atas
Kepemimpinan Kepala Laboratorium dan Disiplin Kerja Guru Terhadap
Hasil Be/ajar Kimia_ Jurnal Pendidikan Kimia. Volume 1 nomor 1 edisi
April 2009. ISSN: 2085-3653. Program Studi Magister Pendidikan Kimia,
Program Pascasarjana, Universitas Negeri Medan.
Silitonga, L. dan Situmorang, M. 2007. Efektifitas Media Audiovisual Terhadap
Peningkatana Prestasi Belajar Siswa Pada Pengajaran Sistem Koloid. Jurnal
Pendidikan Kimia, I (1 ), 9.
Siregar, A.M. 2008. Studi Tentang Proses Pembelajaran Kimia SMA di Kota
Medan. Medan: Tesis. Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan
Slameto, (2003), Be/ajar dan Faktor yang Mempengaruhinya, Rineka Cipta,
Jakarta
57
Suharmanto, A., (2008), Perencanaaan dan Pembelajaran !novatif, FT UNNES,
Semarang.
Silitonga, L.L dan Situmorang, M. (2007). Efektivitas Media Audiovisual
Terhadap Peningkatan Prestasi Be/ajar Siswa Pada Pengqjaran Sistem
Koloid. Jurnal Pendidikan Kimia. 1(1 ): 1-9.
Sukardi. 2009. Metodologi Penelitian pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif. Jakarta:
Kencana
z
?
m
Halaman
ABSTRACT
ABSTRAK
11
KATA PENGANTAR
iii
v
DAFTAR TABEL
vii
DAFTAR GAMBAR . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
DAFT AR LAMPIRAN
Vlll
IX
BAB fPENDAHULUAN
1
1.1. Latar Belakang Masalah ....... .................................. .
1
1.2. Identifikasi Masalah
5
1.3. Pembatasan Masalah
6
l. 4. Rumusan Masalah
7
1.5. Tujuan Penelitian
7
1.6. Manfaat Penelitian
8
BAB II KAJIAN TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR DAN PENGUJIAN
HIPOTESIS
.......................................................... .... .
9
2.1. Kerangka Teoretis
9
2.1.1
Hakekat Belajar dan Mengajar Kimia ..... . ... .. ... .......... .
8
2. 1.2
Hakekat Hasil Belajar .. . .. . .. ...... .......... ................. .... .
9
2.1.3
Model Pembelajaan Kooperatif
2.1. 4
Hakekat Aktivitas Belajar
2.2. Kerangka Berpikir
.... ................ .......... .
12
................................. .
18
........................................ ....... .
20
v
2.3. Hipotesis Penelitian
BAB III METODE PENELITIAN
23
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ..
24
3.1. Tempat dan Waktu Pene1itian
24
3.2. Populasi dan Sampel
24
3.5. Uji Coba Instrumen Pene1itian
... ... ... ... ... .. . .. . .. . ... ... ... ...
3.6. Teknik Analisis Data
34
BAB IV HASIL PENELITIAN
43
4.1. Deskripsi Data Penelitian
43
4.2. Pengujian Persyaratan Ana1isis
4.3. Pengujian Hipotesis
31
...................... ............ .
41
.......................................... .
43
4.4. Pembahasan Basil Penelitian
47
4.5. Temuan Penelitian
50
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
52
5.1. Simpula
52
5.2. Saran
52
DAFT AR PUSTAKA . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ...
vi
54
DAFIAR TABEL
Rata man
Tabel2.1 Langkah-langkah Pembelajaran
15
Tabel3.1 Desain Penelitian ... ... ... .. . ... ... ... . .. ... ... ... ... ... ... ... .. . ... .
26
Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Aktivitas Belajar Peserta Didik
28
Tabel 3.3 Tehnik Penskoran Aktivitas Belajar Peserta Didik . . . . .. . . . .. . ..
29
Tabel3.4 Kisi-kisi Instrumen Tes Hasil Belajar Peserta Didik .. . ... . . . . .. ..
30
Tabel4.1 Uji Nonnalitas Data Gain Model Pembelajaran ... ... .. . ... ... ..
42
Tabel4.2 Uji Normalitas Data Aktivitas Belajar
42
Tabel4.3 Uji Homogenitas Model Pembelajaran dan Aktivitas Belajar ..
43
Tabel4.4 Perbedaan Pengaruh Model Pembelajaran Terhadap
Hasil Belajar
44
Tabel 4.5 Pengaruh Aktivitas Belajar Terhadap Basil Belajar
. . . . . . . . . ...
45
Tabel4.6 lnteraksi Antara Model Pembelajaran dan Aktivitas Belajar
>
Terhadap Basil Bel ajar
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ...
vii
50
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 3.1
Prosedur Penelitian .. . ... ... ... ... ................ ...........................
25
Gambar 4.1
Histogram Skor Pretest Pembelajaran MAM
37
Gam bar 4.2
Histogram Skor Pretest Pembelajaran NHT
38
Gambar 4.3
Histogram Skor Pretest Pembelajaran Konvensional ... ... ... .. .
38
Gambar 4.4
Histogram Skor Gain Pembelajaran MAM ... .......... ..... ....... .. 39
Gambar 4.6
Histogram Skor Gain Pembelajaran Konvensional ........... ........ 40
Gambar 4.7
Histogram Skor Gain Aktivitas Tinggi ................................ ...... 40
Gambar 4.8
Histogram Skor Gain Aktivitas Rendah ....... ....................... 41
Gambar 4.9
Grafik Pengaruh Interaksi Model Pembelajaran dan
z
?
Aktivitas Belajar Terhadap Hasil Be1ajar................................... .47
m
viii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran I
Surat Izin Penelitian dari Program Pascasarjana
Unimed Medan
Lampiran 2
. .. .. . .. . .. . .. . .... .... .. .. .. . .. . .. . .. . .. . .. . .. .
60
Instrumen Penelitian Tes Hasil Belajar dan Lembar Observasi
Aktivitas Belajar
. .. . . . . . . . . . . . . . .. . .. .. . . .. . . . .. . . . . .. . . . .
62
Lampiran 4
Validitas, Reliabilitas, Daya Beda, Tingkat Kesukaran. .. .
70
Lampiran 5
Materi Pelajaran
79
Lampiran 6
RPP
.. ... .. ... .. ... .. .. .. ... .. .. ... .. .. .. . .. . .. . .. . .. . .. . .. . .. . . .. . . . . . .
86
Lampiran 7
Data Basil Belajar .. .. .. .. .. . ... .. .. ... . .. . .. . .. . .. . . . . .. . .. . . .. . . ..
96
Lampiran 8
Distribusi Frekuensi .. . .. . .. . .. . .. . .. . .. . .. . .. . .. .. .. . .. .
i
·'
58
Surat Keterangan Pelaksanaan Penelitian di SMA
Negeri I Gebang
Lampiran 3
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ..
z
?
m
ix
I 00
BABI
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah
Dalam Permendiknas Nomor 41 TahW1 2007 tentang Standar
Proses
disebutkan, bahwa pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara
interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik Wltuk
berpartisipasi aktif, memberikan ruang bagi prakarsa , kreativitas, dan
kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik dan psikologis
peserta didik . Hal ini memberi pesan kepada para guru bahwa mengajar bukan
lagi usaha Wltuk menyampaikan ilmu pengetahuan saja, tetapi usaha menciptakan
lingkungan yang membelajarkan peserta didik.
Sampai sekarang ini, masih banyak dijumpai proses pembelajaran yang
standar
prosesnya tidak berpengaruh signifikan terhadap hasil belajarnya
(Siregar, 2008). Kenyataan
ini sangat mWlgkin karena data dokumen yang
dipergunakan dalam mengukur standar proses tersebut tidak sesuai dengan
sebagaimana diimplementasikan. Dalam hal ini, sangat mungkin pembelajaran
monoton serta teacher centered (berpusat pada guru) dan menggunakan metode
ekspositori; peserta didik selalu terkondisikan untuk menerima informasi apa
adanya, sehingga mereka pasif dan menunggu diberi informasi tanpa berusaha
menemukan informasi tersebut; penumpukan informasi dikomunikasikan oleh
guru kepada peserta didik melalui satu arab seperti menuang air ke dalam gelas
sehingga tidak ada peluang bagi peserta didik untuk berpartisipasi dalam proses
agar mengalami langsWlg apa yang dipelajari. Cara mengajar seperti ini tidak
1
2
membawa peserta didik ke alam belajar karena menurut Gagne (dalam Dahar,
1989) belajar merupakan proses dimana suatu organisme berubah perilakunya
sebagai akibat pengalaman.
Pembelajaran yang teacher centered ini mengekang aktivitas peserta
didik dan tidak menimbulkan suasana interaktif. Dalam penelitiannya, Akbar
(2010) menyatakan bahwa pembelajaran yang masih bersifat teacher centered,
menyebabkan suasana belajar yang kurang menarik dan kurang komunikatif. Hal
ini dapat menghambat usaha siswa dalam mengoptimalkan basil belajar . Model
ceramah sebagai model utarna bukan berarti tidak cocok tetapi penggunaan
model tersebut yang mendominasi menyebabkan siswa merasa bosan, jenuh dan
menurunnya motivasi belajar.
Pemilihan pada sistem penilaian yang tidak tepat, dapat menyebabkan
beberapa dari peserta didik enggan mengikuti proses pembelajaran.
Menurut
Depdiknas (2008) bahwa penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan bertujuan
untuk memantau proses dan kemajuan belajar peserta didik serta untuk
meningkatkan efektivitas kegiatan pembelajaan. Sedangkan
tujuan utama
penilaian dalam model pembelajaran kompetisi adalah menempatkan anak didik
dalam urutan mulai dari yang paling baik sampai dengan yang paling jelek. Pola
penilaian seperti ini menyebabkan peserta didik yang nilainya tergolong sedang,
apalagi kurang, tidak. akan pernah mendapat pujian atau merasakan kebanggaan
sebagai anak berprestasi selama belasan tahun
mengecap pendidikan di bangku
sekolah. Menurut Trianto (2009) hal ini dapat membuat siswa yang
berkemampuan rendah akan kurang termotivasi dan dapat frustasi. Peserta didik
3
yang seperti ini boleh jadi justru membenci temannya, pengajar, dan proses
belajarnya
Peserta didik yang berkemampuan tergolong tinggi bisa belajar sendiri
meskipun dengan hanya sedikit bantuan dari pengajar dan tanpa bantuan ternan.
Sedangkan yang berkemampuan tergolong rendah tidak pemah mendapat bantuan
dari temannya yang tergolong
tinggi. Setiap orang merasa bertanggung jawab
atas tindakannya dan harus memperjuangkan nasibnya sendiri. Hal ini
bertentangan dengan keadaan sebagaimana menurut Noviawati (2009)
bahwa
suatu kenyataan dalam proses belajar mengajar selalu ada siswa yang memerlukan
bantuan, baik dalam mencema bahan pengajaran maupun dalam mengatasi
kesulitan-kesulitan belajar mereka.
Sikap individualitis ya'lg tertanam ini
menyebabkan rasa tidak peduli terhadap sesama sehingga bagi peserta didik yang
tergolong rendah kesulitan untuk memperoleh bantuan belajar. Sedangkan bagi
peserta didik yang terbiasa bekerja sendiri kemungkinan besar ak:an mengalami
kesulitan untuk hidup bermasyarak:at. Sikap individualitis seperti ini seharusnya
dapat diatasi/dihilangkan oleh guru memberi pengalaman belajar yang mencak:up
kerja sama dan ketrampilan sosial.
Untuk menolong peserta didik dalam mengoptimalkan hasil belajarnya ,
guru harus' melak:ukan perubahan dalam proses pembelajaran.
sekarang, tersedia
Pada masa
banyak: model pembelajaran yang merupak:an hasil
pengembangan berbasis penelitian, sehingga guru mempunyai banyak: pilihan
untuk menentukan mana yang akan diaplikasikan pada pembelajaran sesuai pokok
bahasan dan tujuan yang ingin dicapai. Kemampuan guru dalam memilih model
4
dan menata pelaksanaan proses pembelajaran merupakan salah satu faktor yang
dapat meningkatkan mutu pendidikan. Silaban dan Panggabean (2009) telah
menekankan bahwa, perwujudan dari kepedulian guru dalam meningkatkan mutu
pendidikan, serta kualitas para lulusan banyak ditentukan oleh kemampuan guru
dalam menata pelaksanaan pembelajaran.
Dalam Dj amarah dan Zain (2006) dijelaskan bahwa dengan pendekatan
kelompok (kooperatif) diharapkan dapat ditumbuhkan rasa sosial yang tinggi
pada diri setiap anak didik. Anak didik dibiasakan hidup bersama. Bekerja sama
dalam kelompok akan menyadari bahwa dirinya ada kekurangan dan kelebihan.
Yang mempunyai kelebihan dengan ikhlas mau membantu mereka yang
mempunyai kekurangan. Sebaliknya, mereka yang mempunyai kekurangan
dengan rela hati mau belajar dari mereka yang mempunyai kelebihan tanpa ada
rasa rninder. Persaingan yang positif pun terjadi di kelas dalam rangka untuk
mencapai prestasi belajar yang optimal. Inilah yang diharapkan, yakni anak didik
yang aktif, kreatif, dan mandiri.
Pembelajaran kooperatif terdiri atas beberapa tipe, diantaranya adalah
tipe STAD (Student Teams Achievement Division), TAl (Teams Asssisted
Individualization), tipe NHT (Numbered Head Together), dan MAM (Make AMatch). NHT merupakan model pembelajaran yang memberikan kesempatan
kepada peserta didik untuk saling membagikan ide-ide dan mendorong semangat
kerja sama. NHT juga melibatkan lebih banyak peserta didik dalam menelaah
materi yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman mereka
terhadap isi. Sedangkan MAM adalah suatu model
pembelajaran yang
5
menyenangkan dimana mengajak peserta didik untuk belajar aktif dan bertujuan
untuk menumbuhkan daya kreatifitas serta memahami karakteristik mereka
Berbagai
penelitian
yang berhubungan
dengan
penerapan
model pembelajaran kooperatif telah dilakukan sebagai upaya dalam peningkatan
hasH belajar . Dari basil penelitiannya. Akbar (20 I 0) menyimpulkan bahwa
penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan basil
belajar mata pelajaran komunikasi pada pokok bahasan melakukan komunikasi
tertulis.
Hasil penelitian Kurniati (2008) menyimpulkan bahwa hasil belajar
siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT lebih
tinggi dibandingkan dengan yang diajarkan menggunakan model pembelajaran
konvensional. Hasil senada juga diperoleh dari penelitian Romiyatun (2008).
Mengingat efektifitas
penerapan model pembelajaran kooperatif dalam
meningkatkan hasil belajar dan aktivitas peserta didik seperti telah dikemukakan
di atas, maka peneliti mencoba mengkaji penerapan model pembelajaran
kooperatif di SMA Negeri I Gebang T.P 2010 I 2011 pada pokok bahasan
Struktur Atom. Pemilihan model ini juga disesuaikan pada karekteristik materi,
dimana terdapat banyak istilah dan konsep-konsep yang memerlukan pemahaman.
1.2 ldentirtkasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, diidentifikasi beberapa
permasalahan sebagai berikut:
1. Bagaimana basil belajar kimia peserta didik yang dibelajarkan dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatiftipe Make a Match (MAM)?
6
7
3. Aktivitas belajar yang diamati dibatasi pada kegiatan visual, kegiatan lisan,
kegiatan mendengarkan, kegiatan menulis, kegiatan metrik, dan kegiatan
emosional.
1.4 Perumusan Masalah
Bertitik tolak dari latar belakang, identifikasi dan pembatasan masalah di
atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar kimia antara peserta didik yang
dibelajarkan dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe MAM
dan tipe NHT?
2. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar kimia
antara peserta didik yang
memiliki aktivitas tinggi dan aktivitas rendah?
3. Apakah terdapat interaksi antara model pembelajaran dan aktivitas belajar
dalam mempengaruhi hasil belajar kimia?
1.5 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menunjukkan:
1. Perbedaan hasil belajar kimia antara peserta didik yang dibelajarkan dengan
menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe MAM dan tipe NHT.
2. Perbedaan hasil belajar kimia antara peserta didik yang memiliki aktivitas
tinggi dan aktivitas rendah.
3. Interaksi antara model pembelajaran dan aktivitas belajar dalam mempengaruhi
hasil belajar kimia.
8
1.6 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat:
1. Sebagai masukan bagi guru dan calon guru Wltuk memilih model pembelajaran
yang dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar kimia peserta didik.
2. Sebagai pengalaman belajar bagi peserta didik Wltuk membangun
sikap
bekerjasama
3. Sebagai masukan bagi peneliti selanjutnya yang ingin mengkaji secara
mendalam tentang model pembelajaran kooperatif dengan berbagai tipe yang
digunakan.
z
?
m
BABV
SIMPULAN DAN SARAN
Pada bab terakhir ini akan sampaikan simpulan penelitian dan saran-saran.
Saran-saran yang dikemukan berhubungan dengan penelitian lebih lanjut dan
upaya pemamfaatan basil penelitian.
5.1
Simpulan
Berdasarkan pengolahan data dan pembahasan hasil penelitian, dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut:
1. Terdapat perbedaan hasil belajar kimia antara peserta didik yang dibelajarkan
dengan menerapkan model pembelajaran kooperatiftipe MAM dan tipe NIIT.
2. Terdapat perbedaan basil belajar kimia antara peserta didik yang memiliki
aktivitas belajar tinggi dan aktivitas belajar rendah .
3. Terdapat interaksi antara model pembelajaran dengan aktivitas belajar terhadap
hasil belajar kimia.
Saran
Berdasarkan temuan-temuan dalam penelitian ini, maka saran-saran yang
dikemukakan adalah sebagai berikut:
1. Dalam pembelajaran kimia khususnya pokok bahasan struktur atom, guru
sebaiknya menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dengan
memberi stimulus lebih kepada paserta didik yang memiliki aktivitas belajar
rendah.
52
53
2. Karena aktivitas belajar menentukan basil belajar. disarankan kepada guru
untuk mengindari pembelajaran studenJ centered (konvensional).
3. Variabel moderator dalam penelitian ini adalah aktivitas belajar, disarankan
kepada peneliti lebih lanjut untuk melibatkan variabel lain yang sesuai
dengan tuntutan Standar Proses guna meJengkapi kajian pene]itian ini.
z
?
m
DAFfAR:PlJSTAKA
Amrullah. 2009. Pemanjilatan Game Fisika Sebagai Media Pembelajaran Dalam
Upaya Mengata'i Rendalmya Motiva'i Dan Ha,il Be/ajar Fisika Siswa
SMP Negeri 2 Ge/umhang Kelas IX Pada Polwk Bahasan Kemagnetan,
WWWBabano/o20tesis%20dario/o20intemetlmotivasio/o20dano/o20hasiJ%
20belajar.htm
Akbar ,P.A. 2010. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Metode STAD
Unhit .~
H~»"il
JJdajar :fm-wa Ptkla Jliula ? ~
®
KomtmulcasL Mafang: Universitas Negeri' Mal'ang.
Arikunto, S. 1999. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Edisi revisi. Jakarta: Rineka
Cipta.
Dahar, W.R. 1989. Teori-Teori Be/ajar. Jakarta: Erlangga.
Djamarah, S. B., dan Zain, A. 2006. Strategi Be/ajar Mengajar. Jakarta : Rineka
Cipta.
Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Bahan!Materi Bintek KTSP SMA Tingkat
Kabupaten. Jakarta: Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah.
Djamarah, S. B. 1994. Prestasi Be/ajar dan Kompetensi Guru. Surabaya: Usaha
NasionaJ.
Dimyati dan Mudjiono. 2006. Be/ajar Dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
HamaJik, 0. 2002. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem.
Jakarta: Bumi Aksara.
54
55
Herdian, (2009). http://her4y07.wordpress.com/2009/04/29/model-pembelajaranmake-a-matcbl (accessed 20 Februari 2010).
Ibrahim, dkk. 2000. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya : Universitas Negeri
Surabaya
Isjoni. 2009. Cooperative learning. Mengemhanglmn Kemampuan Be/ajar
Berkelompt)L Bandwtg .:AlfabeJa.
K~,
L. l«lW.. F~
Hat}Vi/1 ~
$it."W-id! ~iWP
F eWt~
U/1
Kooperatif Tipe Numbered Head Together dan Konvensional p ada Materi
Pokok Sistem Sirkulasi Manusia di Kelas XI SMA Negeri 5 Binjai Tahun
ajaran 200712008. Medan: FMIPA-UNIMED.
Lie, A. 2008. Pembelajaran Kooperatif. Jakarta:Rineka Cipta
Lubis, A. 2010. Pengaruh Penggunaan Media Komik Kimia Terhadap Motivasi
Dan Hasi/ Be/ajar Siswa SMA Kelas XI Pada Pokok Bahasan Struktur Atom
Dan Sistem Periodik Unsur. Tesis. Program Pascasarjana Universitas
Negeri Medan.
Makmun, A.S. 2004. Psiko/ogi Pendidikan (Perangkat Sistem Pengajaran
Modul). PT. Rosda Karya. Bandung.
Mulyasa, E. 2004. Model Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: UNESA.
Noviawati, D . 2009. Upaya Peningkatan Keaktifan Be/ajar Siswa Dalam
Pembelajaran Matematika Melalui Pendekatan Make A Match. Universitas
Muhamma ·yah Surakarta.
Poerwardamita, W.J.S. 1991. Kamus bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Permana, B. 2006. Student Guide Microsoft PowerPoint. Jakarta: Gramed
56
Riduwan. 2008. Metode dan Tehnik Menyusun Tesis. Bandung: Alfabeta.
Romiyatun .2008. Pembelajaran kooperatifmake a match dan snow ball throwing
pada kompetensi dasar gulma, hama dan penyakit tanaman dengan
memperhatikan kemampuan ESQ siswa. Surakarta: Tesis . Program
Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta
Sadiman, A , Raharjo, R. , Haryono, A dan Rahardjito. 2008. Media Pendidikan
Pengertian, Pengembangan, dan Pemenfaatannya, Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada.
Safrimi. 2007. Pengaruh Metode Pembelajaran Dan Motivasi Be/ajar Siswa
Terhadap Hasil Be/ajar Kimia Siswa SMA Negeri I Medan. Medan: Tesis.
Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.
Silaban, R. dan Panggabean, M. Hubungan antara Persepsi Siswa Atas
Kepemimpinan Kepala Laboratorium dan Disiplin Kerja Guru Terhadap
Hasil Be/ajar Kimia_ Jurnal Pendidikan Kimia. Volume 1 nomor 1 edisi
April 2009. ISSN: 2085-3653. Program Studi Magister Pendidikan Kimia,
Program Pascasarjana, Universitas Negeri Medan.
Silitonga, L. dan Situmorang, M. 2007. Efektifitas Media Audiovisual Terhadap
Peningkatana Prestasi Belajar Siswa Pada Pengajaran Sistem Koloid. Jurnal
Pendidikan Kimia, I (1 ), 9.
Siregar, A.M. 2008. Studi Tentang Proses Pembelajaran Kimia SMA di Kota
Medan. Medan: Tesis. Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan
Slameto, (2003), Be/ajar dan Faktor yang Mempengaruhinya, Rineka Cipta,
Jakarta
57
Suharmanto, A., (2008), Perencanaaan dan Pembelajaran !novatif, FT UNNES,
Semarang.
Silitonga, L.L dan Situmorang, M. (2007). Efektivitas Media Audiovisual
Terhadap Peningkatan Prestasi Be/ajar Siswa Pada Pengqjaran Sistem
Koloid. Jurnal Pendidikan Kimia. 1(1 ): 1-9.
Sukardi. 2009. Metodologi Penelitian pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif. Jakarta:
Kencana
z
?
m