PROFIL LITERASI SAINS SISWA SMP KELAS VII PADA TEMA EFEK RUMAH KACA.

(1)

Devi Budi Rahayu, 2015

PROFIL LITERASI SAINS SISWA SMP KELAS VII PADA TEMA EFEK RUMAH KACA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PROFIL LITERASI SAINS SISWA SMP KELAS VII PADA TEMA EFEK RUMAH KACA

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan profil literasi sains siswa pada tema efek rumah kaca. Subjek penelitian yaitu 68 siswa kelas VII SMP Negeri di Kabupaten Bandung Barat. Data dikumpulkan dengan menggunakan rubrik penilaian kinerja proses dan produk, soal tes literasi sains, skala sikap, lembar angket, dan catatan lapangan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif. Dalam penelitian ini profil siswa diungkap melalui pengerjaan task dalam pembelajaran IPA Terpadu tema efek rumah kaca. Berdasarkan hasil penelitian profil literasi sains siswa SMP Kelas VII yang diungkap melalui tes diperoleh capaian rerata sebesar 29.8% pada aspek konten dan proses sains dengan kategori kurang sekali. Capaian untuk tiap indikator kompetensi literasi sains yang mencakup mengidentifikasi isu ilmiah, menjelaskan fenomena ilmiah dan menggunakan bukti ilmiah berturut-turut sebesar 34.0%, 25.7% dan 28.3% seluruhnya dengan kategori kurang sekali. Profil literasi sains siswa SMP Kelas VII yang diungkap melalui asesmen kinerja menunjukkan capaian rerata 35.4% dengan kategori kurang sekali pada aspek konten dan proses sains. Capaian untuk indikator mengidentifikasi isu ilmiah, menjelaskan fenomena ilmiah dan menggunakan bukti ilmiah berturut-turut sebesar 9.1%, 42.7%, dan 10.8% juga dengan kategori kurang sekali. Nilai rerata sikap sains siswa sebesar 76.0 termasuk kategori baik. Sikap mendukung inkuiri sains, kepercayaan diri sebagai pebelajar sains, tanggungjawab terhadap sumber daya alam dan lingkungan berada pada kategori cukup dengan rerata nilai berturut-turut sebesar 71.2, 74.5, dan 74.1. Sementara minat siswa terhadap sains berada pada kategori baik dengan rerata nilai sebesar 80.0. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa profil literasi sains siswa SMP Kelas VII pada tema efek rumah kaca berada pada kategori kurang sekali untuk aspek konten dan proses sains, sementara sikap sains siswa berada pada kategori baik.


(2)

Devi Budi Rahayu, 2015

PROFIL LITERASI SAINS SISWA SMP KELAS VII PADA TEMA EFEK RUMAH KACA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

SCIENTIFIC LITERACY PROFILE OF SEVENTH GRADE JUNIOR HIGH SCHOOL STUDENT ON

GREENHOUSE EFFECT THEME ABSTRACT

This study aims to describe students scientific literacy profile on greenhouse effect theme. The subjects were 68 students of seventh grade junior high school in Kabupaten Bandung Barat. Data was collected using a performance assessment rubric, scientific literacy test, attitude scale, questionnaire sheet, and field notes. This study used descriptive research method. The profile revealed through the tasks in integrated science learning on greenhouse effect theme. Research results show that students scientific literacy profile through the tests is very low category with the average of 29.8% at scientific content and scientific process. Achievement for each scientific literacy competencies indicator that include identify scientific issues, explaining scientific phenomena and using scientific evidence, in a row by 34.0%, 25.7% and 28.3% with very low category. Students scientific literacy profile through performance assessment shows very low category with performance average 35.4% at scientific content and scientific process. Achievement for each scientific literacy competencies indicator that include identify scientific issues, explaining scientific phenomena and using scientific evidence in a row by 9.1%, 42.7%, and 10.8% also with very low category. The mean value of students attitude towards science were 76.0 with good category. The mean value of attitudes for each indicators such as support for scientific enquiry, self-belief as science learners, and responsibility towards resources and environments in a row by 71.2, 74.5, and 74.1 with fair category. While the students' interest in science mean value is 80.0 with good category. It can be concluded that the scientific literacy profile of seventh grade junior high school students on greenhouse effect theme shows very low category at scientific content and scientific process, while students attitude towards science were good category.

Keywords : scientific literacy profile, attitude towards science, the greenhouse effect


(3)

Devi Budi Rahayu, 2015

PROFIL LITERASI SAINS SISWA SMP KELAS VII PADA TEMA EFEK RUMAH KACA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian

Penelitian ini dilakukan di suatu Sekolah Menengah Pertama Negeri di Kabupaten Bandung Barat. Letak sekolah dekat dengan kawasan industri dengan kondisi sosial ekonomi keluarga siswa umumnya berada dalam kategori menengah ke bawah dan sumber belajar yang terbatas. Pemilihan setting sekolah yang dekat dengan kawasan industri bertujuan agar siswa dapat lebih mudah mengasosiasikan kondisi lingkungan dalam kaitannya dengan tema efek rumah kaca. Setting juga didasari oleh adanya hasil-hasil penelitian terkait literasi sains yang umumnya dilaksanakan di sekolah-sekolah yang kondisi para siswanya memiliki kemampuan yang relatif baik (cluster tinggi) dengan sumber belajar yang memadai. Hasil-hasil penelitian tersebut belum dapat memetakan kompetensi literasi sains siswa dengan kemampuan yang relatif kurang (cluster sedang). Penggunaan setting sekolah seperti ini berimplikasi pada hasil penelitian yang hanya berlaku untuk sekolah-sekolah dengan kondisi serupa dan tidak dapat digeneralisir.

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII tahun ajaran 2014/2015. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII E dan VII F sejumlah 68 orang. Pemilihan subjek dilakukan dengan menggunakan teknik purposive sampling. Teknik purposive sampling dilakukan berdasarkan pertimbangan yang sesuai dengan maksud dan tujuan penelitian (Fraenkel & Wallen, 2007). Pemilihan kedua kelas tersebut sebagai sampel penelitian didasarkan karena subjek penelitian tidak dapat diacak. Selaian itu kedua kelas diajar oleh guru IPA yang sama sehingga memiliki kemampuan yang relatif sama Sehingga para siswa subjek penelitian dianggap memiliki kemampuan yang setara. Kedua kelas tersebut juga dapat mewakili gambaran kompetensi literasi sains siswa SMP Kelas VII secara umum dalam populasi. Hal ini didasarkan pada penelitian pendahuluan yang telah dilaksanakan sebelumnya. Adanya kesenjangan antara hasil angket pendahuluan siswa dengan hasil wawancara pendahuluan guru


(4)

Devi Budi Rahayu, 2015

PROFIL LITERASI SAINS SISWA SMP KELAS VII PADA TEMA EFEK RUMAH KACA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

memerlukan penelitian yang lebih jauh untuk mengetahui profil siswa yang sesungguhnya. Dengan demikian, hal ini dapat menunjang pelaksanaan penelitian untuk mengungkap profil literasi sains siswa SMP kelas VII pada tema efek rumah kaca.

B. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif. Dalam penelitian ini, pusat perhatiannya adalah profil literasi sains siswa tanpa melakukan manipulasi atau pengubahan variabel-variabel bebas (Arikunto, 2010). Profil siswa diungkap melalui tes literasi sains dan pengerjaan task dalam pembelajaran IPA terpadu tipe shared (Fogarty, 1991) pada tema efek rumah kaca dengan menggunakan asesmen otentik. Asesmen otentik yang digunakan meliputi tes literasi sains, asesmen kinerja proses, asesmen kinerja produk, dan skala sikap sains. Data hasil penelitian kemudian dianalisis dan dideskripsikan menjadi sebuah informasi (Sugiyono, 2013). Informasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah profil literasi sains siswa pada tema efek rumah kaca.

C. Definisi Operasional

Untuk mempermudah pembahasan, terlebih dahulu akan diuraikan definisi operasional dalam penelitian ini yaitu :

a. Profil literasi sains yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pemetaan kompetensi siswa berdasarkan skor yang diperoleh dari hasil tes literasi sains tema efek rumah kaca, asesmen kinerja proses, asesmen kinerja produk dan penilaian sikap yang mengacu pada indikator-indikator esensial literasi sains dalam PISA 2006.

b. Tema efek rumah kaca dalam penelitian ini adalah konteks lingkungan dan bencana terkait efek rumah kaca dalam aplikasi personal, sosial dan global. Konteks ini membingkai konten, proses dan sikap sains. Konten mencakup sistem fisik, sistem kehidupan, serta sistem bumi dan luar angkasa. Konteks juga membingkai proses yang mengacu pada domain proses ilmiah dalam PISA 2006 mengarah pada pencapaian kompetensi literasi sains. Dalam


(5)

Devi Budi Rahayu, 2015

PROFIL LITERASI SAINS SISWA SMP KELAS VII PADA TEMA EFEK RUMAH KACA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kurikulum 2013 tema efek rumah kaca mencakup beberapa kompetensi dasar, antara lain : KD 3.1. memahami konsep pengukuran berbagai besaran yang ada pada diri, makhluk hidup, dan lingkungan fisik sekitar sebagai bagian dari observasi, serta pentingnya perumusan satuan terstandar (baku) dalam pengukuran; KD 3.6. mengenal konsep energi, berbagai sumber energi, energi dari makanan, transformasi energi, respirasi, sistem pencernaan makanan, dan fotosintesis; KD 3.7.1. melakukan percobaan untuk menyelidiki suhu dan perubahannya serta pengaruh kalor terhadap perubahan suhu dan perubahan wujud benda; KD 3.8. mendeskripsikan interaksi antar makhluk hidup dengan lingkungannya; KD 4.8. menyajikan hasil observasi terhadap interaksi makhluk hidup dengan lingkungan sekitarnya; KD 3.9. mendeskripsikan pencemaran dan dampaknya bagi makhluk hidup; KD 3.10 mendeskripsikan tentang penyebab terjadinya pemanasan global dan dampaknya bagi ekosistem; KD 4.10. melakukan percobaan untuk menyelidiki suhu dan perubahannya serta pengaruh kalor terhadap perubahan suhu dan perubahan wujud benda.

D. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini meliputi tes literasi sains, task dan rubrik asesmen kinerja proses, task dan rubrik asesmen kinerja produk, skala sikap sains, angket siswa, serta catatan lapangan. Secara rinci instrumen penelitian dapat dipaparkan berikut ini.

a. Tes literasi sains

Tes literasi sains digunakan untuk menilai kompetensi sains siswa yang mengacu pada indikator-indikator dalam literasi sains. Soal tes disusun oleh peneliti dengan mengacu pada soal-soal yang dikembangkan oleh PISA OECD. Tes berupa 28 soal pilihan ganda dengan empat alternatif pilihan jawaban. Tes dikerjakan oleh siswa sebelum pengerjaan task dalam pembelajaran IPA terpadu tema efek rumah kaca. Sebelum digunakan, tes literasi sains di-judgement oleh enam orang dosen ahli kemudian diujicobakan kepada siswa untuk mengetahui validitas, tingkat kesukaran, daya beda dan reabilitasnya.


(6)

Devi Budi Rahayu, 2015

PROFIL LITERASI SAINS SISWA SMP KELAS VII PADA TEMA EFEK RUMAH KACA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Validitas Item

Validitas adalah ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan dan kesahihan suatu instrumen. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila instrumen tersebut mengukur apa yang seharusnya diukur. Sebuah item dikatakan valid jika mempunyai dukungan yang besar terhadap skor soal total. Skor pada item soal menyebabkan skor total menjadi tinggi atau rendah. Dengan kata lain sebuah item soal memiliki validitas yang tinggi jika skor pada item memiliki kesejajaran dengan skor total (Arikunto, 2012). Uji validasi ini menggunakan korelasi product moment dengan angka kasar, dengan rumus:

= Ó −(Ó ) Ó

√{ Ó − Ó } { Ó − Ó }… … …

Keterangan:

rxy = koefisien validitas item soal N = jumlah siswa yang mengikuti tes X = skor item ke-i yang diukur validitasnya Y = skor total

Validitas soal-soal ini ditentukan dengan membandingkan harga r yang diperoleh dengan harga rtabel, dengan ketentuan rhitung> rtabel maka butir soal tersebut valid (Arikunto, 2012). Untuk menginterpresentasikan besarnya koefisien korelasi dipergunakan kriteria sebagai berikut:

Tabel 3.1 Interpretasi validitas

Koefisien Korelasi Kriteria

0,80 < r ≤ 1,00 sangat tinggi

0,60 < r ≤ 0,80 tinggi

0,40 < r ≤ 0,60 cukup

0,20 < r ≤ 0,40 rendah

0,00 < r ≤ 0,20 Sangat rendah (Tidak Valid) (Arikunto, 2012) Dalam penelitian ini pengukuran validitas soal dilakukan dengan menggunakan software ANATES versi 4.1.0. Secara lengkap validitas untuk


(7)

Devi Budi Rahayu, 2015

PROFIL LITERASI SAINS SISWA SMP KELAS VII PADA TEMA EFEK RUMAH KACA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

setiap item soal dapat dilihat pada Lampiran B.1 dengan interpretasi sesuai Tabel 3.1.

2. Reliabilitas

Reliabilitas menunjukkan bahwa instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen yang dipakai tersebut sudah baik. Reliabilitas adalah ketetapan satu tes apabila diteskan pada subyek yang sama dan pada waktu yang berbeda akan memberikan hasil yang hampir sama pula (Arikunto, 2012). Dalam penelitian ini pengukuran reliabilitas soal dilakukan dengan menggunakan software ANATES versi 4.1.0. sebagaimana dapat dilihat pada Lampiran B.1 dengan interpretasi sesuai koefisien korelasi reliabilitas instrumen pada Tabel 3.2.

Tabel 3.2

Klasifikasi reliabilitas tes Koefisien Korelasi Kriteria

0.00 – 0.200 Sangat rendah 0.200 – 0.400 Rendah 0.400 – 0.600 Sedang 0.600 – 0.800 Tinggi

0.800 – 1.00 Sangat tinggi

(Arikunto, 2012) 3. Tingkat Kesukaran Item

Disamping memenuhi validitas dan reliabilitas yang baik, tes juga mengandung adanya keseimbangan dari kesulitan tes tersebut. Cara yang digunakan untuk menentukan tingkat kesukaran dengan menggunakan rumus:

� = � ……… Keterangan:

P = indeks kesulitan untuk setiap butir item B = banyaknya siswa menjawab benar Js = banyaknya peserta tes


(8)

Devi Budi Rahayu, 2015

PROFIL LITERASI SAINS SISWA SMP KELAS VII PADA TEMA EFEK RUMAH KACA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Analisis tingkat kesukaran item dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan software ANATES versi 4.1.0. dengan interpretasi sesuai Tabel 3.3. Secara lengkap tingkat kesukaran untuk tiap item soal dapat dilihat pada Lampiran B.1.

Tabel 3.3

Interpretasi indeks kesukaran

Interval Kriteria

P ≤ 0,30 Sukar

0.31 ≤ P ≤ 0,70 Sedang

P ≥ 0.71 Mudah

(Arikunto, 2012)

4. Daya Beda

Daya beda digunakan untuk mengetahui bahwa setiap siswa dapat menerima suatu item tes atau soal dengan pengertian yang sama.

� = � − � = � − � … … Keterangan:

J = jumlah peserta tes

JA = banyaknya peserta kelompok atas JB = banyaknya peserta kelompok bawah

BA = banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu dengan benar BB = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu dengan benar � = = proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar (P sebagai indeks kesukaran)

� = = proporsi peserta kelompok bawah atas yang menjawab benar

Analisis daya beda untuk tiap item dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan software ANATES versi 4.1.0. dengan interpretasi sesuai Tabel 3.4. Secara lengkap daya beda untuk tiap item soal dapat dilihat pada Lampiran B.1.


(9)

Devi Budi Rahayu, 2015

PROFIL LITERASI SAINS SISWA SMP KELAS VII PADA TEMA EFEK RUMAH KACA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.4

Interpretasi daya pembeda

Interval Kriteria

0,00 - 0,20 Jelek

0,20 - 0,40 Cukup

0,40 -0.70 Baik

0,70 - 1,00 Baik sekali

(Arikunto, 2012) Uji coba instrumen bertujuan untuk mengetahui layak atau tidaknya soal yang digunakan dalam penelitian ini. Analisis mencakup validitas butir soal, daya pembeda, tingkat kesukaran, dan reliabilitas yang dilakukan pada setiap butir soal dengan menggunakan program ANATES Versi 4.1.0. Berdasarkan hasil analisis item tersebut, ada soal yang digunakan untuk penelitian, ada soal yang diperbaiki dan ada juga soal yang tidak digunakan, data lengkapnya dapat dilihat pada bagian Lampiran B.1. Rekapitulasi hasil analisis butir soal pilihan ganda secara ringkas disajikan dalam Tabel 3.5 dengan nilai reliabilitas sebesar 0,79 berada pada kategori tinggi.

Tabel 3.5

Rekapitulasi hasil uji coba instrumen tes pilihan ganda No

Soal

Daya Pembeda Tingkat Kesukaran Validitas Keterangan

(%) Kriteria P (%) Kriteria rxy Kriteria

1 35,71 Cukup 83,02 Mudah 0,442 Valid Digunakan 2 71,43 Baik

sekali

45,28 Sedang 0,463 Valid Digunakan

3 35,71 Cukup 73,58 Mudah 0,326 Valid Tidak

digunakan 4 21,43 Cukup 30,19 Sangat

mudah

0,223 Valid Tidak digunakan 5 35,71 Cukup 81,13 Mudah 0,342 Valid Digunakan

6 50,00 Baik 52,83 Sedang 0,448 Valid Tidak

digunakan 7 92,86 Baik

sekali

54,72 Sedang 0,662 Valid Digunakan 8 42,86 Baik 33,96 Sedang 0,287 Valid Digunakan

9 0,00 Jelek 33,96 Sedang 0,033 Tidak

Valid

Tidak digunakan


(10)

Devi Budi Rahayu, 2015

PROFIL LITERASI SAINS SISWA SMP KELAS VII PADA TEMA EFEK RUMAH KACA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.5

Rekapitulasi hasil uji coba instrumen tes pilihan ganda No

Soal

Daya Pembeda Tingkat Kesukaran Validitas Keterangan

(%) Kriteria P (%) Kriteria rxy Kriteria

10 0,00 Jelek 62,26 Sedang 0,025 Tidak Valid

Tidak digunakan 11 7,14 Jelek 98,11 Sangat

mudah

0,261 Valid Tidak digunakan 12 35,71 Cukup 37,74 Sedang 0,299 Valid Digunakan 13 71,43 Baik

sekali

50,94 Sedang 0,580 Valid Digunakan 14 35,71 Cukup 41,51 Sedang 0,362 Valid Digunakan 15 28,57 Cukup 28,30 Sukar 0,265 Valid Digunakan 16 35,71 Cukup 90,57 Sangat

mudah

0,460 Valid Tidak digunakan 17 -35,71 Jelek 26,42 Sukar -0,242 Tidak

valid

Tidak digunakan 18 71,43 Baik

sekali

69,81 Sedang 0,608 Valid Digunakan 19 50,00 Baik 77,36 Mudah 0,504 Valid Digunakan 20 71,43 Baik

sekali

60,38 Sedang 0,538 Valid Tidak digunakan 21 14,29 Jelek 79,25 Mudah 0,144 Tidak

Valid

Tidak digunakan 22 50,00 Baik 50,94 Sedang 0,352 Valid Digunakan 23 57,14 Baik 45,28 Sedang 0,531 Valid Digunakan

24 7,14 Jelek 28,30 Sukar 0,149 Tidak

Valid

Tidak digunakan

25 42,86 Baik 75,47 Mudah 0,430 Valid Digunakan

26 50,00 Baik 79,25 Mudah 0,554 Valid Digunakan

27 28,57 Cukup 56,60 Sedang 0,208 Valid Digunakan 28 64,29 Baik 32,08 Sedang 0,486 Valid Digunakan

29 42,86 Baik 18,87 Sukar 0,350 Valid Digunakan

30 64,29 Baik 71,70 Mudah 0,486 Valid Digunakan

31 57,14 Baik 43,40 Sedang 0,375 Valid Digunakan 32 -14,29 Jelek 16,98 Sukar -0,122 Tidak

valid

Tidak digunakann 33 14,29 Jelek 71,70 Mudah 0,227 Valid Diperbaiki 34 35,71 Cukup 37,74 sedang 0,343 Valid Digunakan 35 28,57 Cukup 24,53 Sukar 0,264 Valid Digunakan 36 50,00 Baik 37,74 Sedang 0,438 Valid Digunakan


(11)

Devi Budi Rahayu, 2015

PROFIL LITERASI SAINS SISWA SMP KELAS VII PADA TEMA EFEK RUMAH KACA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.5

Rekapitulasi hasil uji coba instrumen tes pilihan ganda No

Soal

Daya Pembeda Tingkat Kesukaran Validitas Keterangan

(%) Kriteria P (%) Kriteria rxy Kriteria

37 50,00 Baik 41,51 Sedang 0,312 Valid Digunakan 38 28,57 Cukup 24,53 Sukar 0,242 Valid Digunakan 39 57,14 Baik 39,62 Sedang 0,488 Valid Digunakan 40 57,14 Baik 47,17 Sedang 0,396 Valid Digunakan

Berdasarkan Tabel 3.5 terdapat delapan soal yang tidak digunakan karena tidak sesuai kriteria soal yang baik, empat soal tidak digunakan karena sudah terwakili oleh butir soal lainnya untuk indikator yang sama, dan satu soal diperbaiki. Oleh karena itu butir soal yang digunakan dalam penelitian adalah sebanyak 28 soal (Lampiran A.3). Komposisi soal tes disajikan dalam Tabel 3.6 berikut ini.

Tabel 3.6.

Komposisi soal tes literasi sains

Indikator Kompetensi Literasi Sains Nomor Soal Jumlah

1. Mengidendifikasi isu ilmiah 1, 2, 3, 6, 23, 24, 25, 26, 27, 28 10 2. Menjelaskan fenomena ilmiah 7, 10, 17, 19, 20, 21 6 3. Menggunakan bukti ilmiah 4, 5, 8, 9, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 18, 22 12

Jumlah Soal 28

b. Task dan rubrik asesmen kinerja proses dan produk

Task merupakan perangkat instrumen berupa tugas-tugas beserta panduan pengerjaan tugas yang mengarahkan siswa untuk mengungkap profil literasi sains siswa. Task berupa kinerja siswa dalam melaksanakan praktikum dan diskusi tema efek rumah kaca. Task disusun berdasarkan pada kompetensi yang dapat menilai literasi sains siswa pada domain konten, proses, dan konteks sains. Rubrik berupa rubrik asesmen kinerja yang mencakup indikator-indikator esensial literasi sains dalam PISA 2006. Rubrik kinerja siswa berupa rubrik penilaian dalam format rating scale. Rubrik kinerja siswa berisi sembilan kriteria penilaian, setiap kriteria


(12)

Devi Budi Rahayu, 2015

PROFIL LITERASI SAINS SISWA SMP KELAS VII PADA TEMA EFEK RUMAH KACA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dijabarkan menjadi empat tingkat kinerja dari tingkat kinerja yang paling baik hingga yang paling buruk. Secara lengkap task dan rubrik yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Lampiran A.4 dan Lampiran A.6. Sebelum digunakan, task dan rubrik di-judgement oleh tiga orang dosen ahli. Task dan rubrik kemudian diujicobakan kepada 15 siswa dalam satu kelas yang sudah mempelajari tema efek rumah kaca di salahsatu SMP swasta (cluster tinggi). Uji coba task ini bertujuan untuk mengetahui keterbacaan task, efektivitas waktu pengerjaan, dan kesesuaian dengan rubrik sehingga diperoleh instrumen penelitian yang baik dan valid. Setelah diujicobakan, task dan rubrik kemudian diperbaiki sehingga diperoleh task dan rubrik penelitian sebagaimana dapat dilihat pada Lampiran A.4 dan Lampiran A.6.

c. Skala sikap sains

Skala sikap sains berisi sejumlah pernyataan yang mengacu pada indikator-indikator domain sikap dalam PISA 2006. Skala sikap sains disusun berdasarkan skala Likert meliputi pernyataan yang bersifat positif dan negatif dengan empat alternatif pilihan jawaban. Untuk pernyataan positif skor pernyataan sangat setuju (SS), setuju (S), tidak setuju (TS), dan sangat tidak setuju (STS) memiliki bobot berturut-turut 4, 3, 2 dan 1. Pada pernyataan negatif bobot sangat setuju (SS), setuju (S), tidak setuju (TS), dan sangat tidak setuju (STS) adalah 1, 2, 3 dan 4. Skala sikap sains ini digunakan untuk menilai sikap sains siswa. Sebelum digunakan, skala sikap sains di-judgement oleh empat orang dosen ahli kemudian diujicobakan kepada siswa, dianalisis dan diperbaiki.

Instrumen sikap sains yang telah diujicobakan kepada siswa selanjutnya dianalisis dengan menggunakan software SPSS statistics for Window versi 17.0. Berdasarkan analisis uji coba pernyataan sikap, dari 40 pernyataan diperoleh 18 pernyataan yang memenuhi kriteria skala sikap yang baik (Lampiran B.2). Koefisien reliabilitas instrumen sebesar 0,690 dengan kategori tinggi. Secara ringkas rekapitulasi hasil uji coba skala sikap disajikan pada Tabel 3.7.


(13)

Devi Budi Rahayu, 2015

PROFIL LITERASI SAINS SISWA SMP KELAS VII PADA TEMA EFEK RUMAH KACA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.7.

Rekapitulasi hasil uji coba instrumen sikap sains No

pernyataan

r hitung Interpretasi

Validitas

Keterangan

1 0,494 Cukup Digunakan

2 -0,301 Sangat rendah Tidak

digunakan

3 0,138 Sangat rendah Tidak

digunakan

4 0,375 Rendah Tidak

digunakan

5 -0,092 Sangat rendah Tidak

digunakan

6 0,107 Sangat rendah Tidak

digunakan

7 -0,085 Sangat rendah Tidak

digunakan

8 0,472 Cukup Digunakan

9 0,176 Sangat rendah Tidak

digunakan

10 0,421 Cukup Digunakan

11 0,413 Cukup Digunakan

12 0,303 Rendah Tidak

digunakan

13 0,177 Sangat rendah Tidak

digunakan

14 0,463 Cukup Digunakan

15 0,450 Cukup Digunakan

16 0,406 Cukup Digunakan

17 0.077 Sangat rendah Tidak

digunakan

18 0,127 Sangat rendah Tidak

digunakan

19 0,256 Rendah Tidak

digunakan

20 0,279 Rendah Tidak

digunakan

21 0,118 Sangat rendah Tidak

digunakan

22 0,478 Cukup Tidak

digunakan

23 0,473 Cukup Digunakan

24 0,442 Cukup Digunakan

25 0,336 Rendah Tidak


(14)

Devi Budi Rahayu, 2015

PROFIL LITERASI SAINS SISWA SMP KELAS VII PADA TEMA EFEK RUMAH KACA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.7.

Rekapitulasi hasil uji coba instrumen sikap sains No

pernyataan

r hitung Interpretasi

Validitas

Keterangan

26 0,232 Rendah Tidak

digunakan

27 0,421 Cukup Digunakan

28 0,241 Rendah Diperbaiki

29 0,208 Rendah Tidak

digunakan

30 0,446 Cukup Digunakan

31 0,421 Cukup Digunakan

32 0,316 Rendah Tidak

digunakan

33 0,255 Rendah Tidak

digunakan

34 0,248 Rendah Tidak

digunakan

35 0,524 Cukup Digunakan

36 0,499 Cukup Digunakan

37 0,149 Sangat rendah Tidak

digunakan

38 0,254 Rendah Diperbaiki

39 0,338 Rendah Diperbaiki

40 0,412 Cukup Digunakan

Instrumen sikap yang digunakan dapat dilihat pada Lampiran A.8. Adapun komposisi item sikap yang digunakan dalam penelitian dan telah disesuaikan nomornya disajikan pada Tabel 3.8 berikut ini.

Tabel 3.8

Instrumen sikap yang telah disesuaikan nomornya

No. Indikator Sikap Literasi Sains Nomor Pernyataan

1. Mendukung inkuiri sains 1, 8, 9

2. Kepercayaan diri sebagai pebelajar sains 2, 10, 11 3. Ketertarikan terhadap sains 3, 4, 5, 12, 13, 14, 15 4. Tanggung jawab terhadap sumber daya

alam dan lingkungan

6, 7, 16, 17, 18

Jumlah 18

d. Angket siswa

Angket digunakan untuk memperoleh informasi dari siswa mengenai penelitian literasi sains terutama terkait kendala/kesulitan yang dialami siswa.


(15)

Devi Budi Rahayu, 2015

PROFIL LITERASI SAINS SISWA SMP KELAS VII PADA TEMA EFEK RUMAH KACA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pengisian angket dilakukan setelah penelitian. Data hasil angket digunakan untuk melengkapi data dalam penelitian dan menganalisis lebih jauh profil siswa. Lembar angket siswa dapat dilihat pada Lampiran A.9.

e. Catatan lapangan

Catatan lapangan adalah catatan tertulis tentang apa yang didengar, dilihat, dialami, dan dipikirkan dalam rangka pengumpulan data dan refleksi terhadap data dalam penelitian. Instrumen ini berupa catatan peneliti pada buku selama penelitian berlangsung. Catatan lapangan digunakan untuk mencatat data-data faktual yang terjadi selama penelitian profil literasi sains siswa di lapangan, untuk menunjang pembahasan dan kesimpulan.

E. Prosedur Penelitian

Secara garis besar, prosedur dalam penelitian ini terdiri dari tiga tahap yaitu, tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap akhir.

a. Tahap persiapan

Kegiatan yang dilakukan pada tahap persiapan yaitu sebagai berikut.

1) Melakukan studi literatur untuk memperoleh teori yang kuat mengenai permasalahan yang dijadikan sebagai bahan kajian dan memperoleh gambaran hasil penelitian yang relevan dengan masalah yang akan diteliti terkait literasi sains dan asesmen otentik. Analisis silabus mata pelajaran IPA SMP dalam kurikulum 2013 juga dilakukan untuk menganalisis kesesuaian materi.

2) Melakukan studi pendahuluan melalui pemberian angket kepada siswa dan wawancara dengan guru IPA untuk memperoleh informasi awal terkait literasi sains dan penilaiannya serta pembelajaran pada tema efek rumah kaca. Studi pendahuluan dilakukan di dua sekolah yang mewakili cluster tinggi dan cluster sedang di wilayah Kabupaten Bandung Barat.

3) Menyusun instrumen penelitian meliputi soal tes literasi sains, task dan rubrik kinerja, RPP, LKS, skala sikap sains dan angket siswa.

4) Melakukan judgement instrumen penelitian yang dilakukan oleh ahli, bertujuan untuk memperoleh validasi instrumen. Selanjutnya dilakukan uji coba terhadap


(16)

Devi Budi Rahayu, 2015

PROFIL LITERASI SAINS SISWA SMP KELAS VII PADA TEMA EFEK RUMAH KACA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

perangkat tes, perangkat penilaian kinerja siswa, skala sikap sains dan angket siswa untuk mengetahui kekurangan dan kelemahan instrumen sehingga dapat diperoleh instrumen penelitian yang valid dan reliabel. Uji coba instrumen dilakukan terhadap siswa yang sudah pernah belajar materi efek rumah kaca. 5) Menganalisis hasil uji coba instrumen penelitian untuk memperoleh instrumen

penelitian yang valid dan reliabel. Kualitas intrumen tes yang meliputi validitas, reliabilitas, daya pembeda, tingkat kesukaran soal dan keberfungsian distraktor (pengecoh) dianalisis dengan program Anates versi 4.1.0. Perangkat penilaian kinerja siswa (task dan rubrik) setelah diujicobakan kepada siswa kemudian diperbaiki berdasarkan hasil uji coba (hasil pengamatan peneliti, masukan dari guru IPA, masukan dari siswa). Skala sikap sains dianalisis dengan menggunakan software SPSS statistics for Window versi 17.0. Sedangkan angket siswa setelah dilakukan uji keterbacaan pada siswa kemudian diperbaiki secara redaksional. Seluruh instrumen yang telah dianalisis ini kemudian diperbaiki untuk dapat digunakan sebagai instrumen penelitian.

6) Menentukan subjek yang akan menjadi sampel dalam penelitian secara purposive sampling.

7) Melakukan sosialisasi penelitian kepada seluruh siswa subjek penelitian.

b. Tahap pelaksanaan

Pelaksanaan penelitian dilakukan dalam tujuh kali pertemuan atau 7 x 2 JP dalam satu bulan. Adapun tahapan pelaksanaan adalah sebagai berikut.

1) Melaksanakan tes literasi sains untuk mengetahui profil literasi sains siswa domain konten dan proses pada pertemuan pertama. Tes berupa 28 soal pilihan ganda dengan empat alternatif pilihan jawaban. Tes dilakukan selama 2 x 40 menit. Soal tes yang dikerjakan oleh siswa mengacu pada indikator-indikator literasi sains dalam PISA 2006. Soal dibatasi pada konteks lingkungan dan bencana terkait efek rumah kaca dalam aplikasi personal, sosial dan global. Konten mencakup sistem fisik, sistem kehidupan serta sistem bumi dan luar


(17)

Devi Budi Rahayu, 2015

PROFIL LITERASI SAINS SISWA SMP KELAS VII PADA TEMA EFEK RUMAH KACA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

angkasa. Proses sains dalam soal mencakup mengidentifikasi isu ilmiah, menjelaskan fenomena secara ilmiah, dan menggunakan bukti ilmiah.

2) Pengerjaan task oleh siswa sebanyak 2 task (4 pertemuan) dilakukan dalam pembelajaran IPA terpadu tema efek rumah kaca. Task berupa analisis artikel, praktikum dan diskusi digunakan sebagai media bagi peneliti untuk memperoleh informasi menyeluruh tentang profil literasi sains siswa domain konten dan proses. Pengerjaan task oleh siswa diawali dengan menganalisis artikel ilmiah terkait efek rumah kaca. Setelah menganalisis artikel, siswa melakukan praktikum tema efek rumah kaca sesuai dengan panduan dalam LKS. Kemudian siswa mendiskusikan hasil praktikum tersebut. Seluruh task yang diberikan mengacu pada indikator-indikator proses dalam PISA 2006 yang terdiri dari mengidentifikasi isu ilmiah, menjelaskan fenomena secara ilmiah, dan menggunakan bukti ilmiah. Selama pengerjaan task, siswa diberikan feedback langsung oleh peneliti dan observer secara lisan. Di akhir pengerjaan task, setiap siswa mengumpulkan LKS. Dalam pelaksanaannya pengumpulan informasi kompetensi literasi sains siswa mengacu pada rubrik asesmen otentik dengan dibantu oleh dua orang observer. Seluruh pengerjaan task ini dilakukan dalam pembelajaran IPA terpadu tipe shared yang mengacu pada RPP (Lampiran A.1).

3) Pada pertemuan ke-6 dilakukan pengukuran sikap sains siswa menggunakan skala sikap sains untuk mengetahui profil literasi sains siswa domain sikap. Skala sikap sains berisi 18 pertanyaan yang disusun berdasarkan skala Likert dan dikerjakan oleh siswa selama 50 menit. Skala sikap mengacu pada indikator sikap dalam PISA 2006 yang mencakup indikator sikap mendukung inkuiri sains, kepercayaan diri sebagai pebelajar sains, minat terhadap sains, serta tanggungjawab terhadap sumber daya alam dan lingkungan.

4) Pertemuan ke-7 yang merupakan pertemuan terakhir, siswa diminta mengisi angket tanggapan terkait penelitian yang telah selesai dilaksanakan. Angket tersebut memfokuskan pada kendala/kesulitan yang dihadapi siswa selama pengerjaan task-task dalam penelitian.


(18)

Devi Budi Rahayu, 2015

PROFIL LITERASI SAINS SISWA SMP KELAS VII PADA TEMA EFEK RUMAH KACA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

5) Mencatat segala kejadian faktual penting dalam catatan lapangan sebagai dokumentasi dan dapat dijadikan validasi data.

c. Tahap akhir

Tahap ini meliputi beberapa langkah proses berikut ini.

1) Pengolahan dan analisis data yang telah diperoleh dari hasil penelitian. Data hasil penelitian berupa data kuantitatif dan data kualitatif. Data kuantitatif berupa skor tes literasi sains, skor kinerja proses, skor kinerja produk, dan skor skala sikap sains. Data kuantitatif diolah dengan menggunakan software SPSS statistics for window versi 17.0 dan Microsoft Office Excel. Data kemudian dianalisis untuk mengetahui kecenderungan data atau temuan yang akan digunakan dalam menyusun simpulan. Data kualitatif berupa jawaban angket siswa serta data temuan berdasarkan hasil catatan lapangan selama penelitian, dianalisis secara deskriptif untuk mengetahui kecenderungan data atau temuan yang akan digunakan dalam menyusun simpulan.

2) Setelah dilakukan pengolahan dan analisis data kemudian peneliti menyusun kesimpulan penelitian.


(19)

Devi Budi Rahayu, 2015

PROFIL LITERASI SAINS SISWA SMP KELAS VII PADA TEMA EFEK RUMAH KACA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

F. Alur penelitian

Gambar 3.1.Bagan alur penelitian

Studi pendahuluan

Studi literasi sains Studi asesmen otentik Studi bahan kajian

Analisis KI dan KD tema efek rumah kaca

performance assessment,

tes pilihan ganda, skala sikap

Analisis indikator literasi sains

Perumusan task dalam pembelajaran IPA terpadu tema efek rumah kaca

untuk mengungkap profil literasi sains

Penyusunan instrumen : 1. RPP

2. Soal tes literasi sains

3. Task kinerja

4. LKS

5. Rubrik kinerja 6. Skala sikap sains 7. Angket siswa

Uji coba instrumen

Judgement dan validasi

instrumen

Revisi instrumen

Pelaksanaan penelitian dilakukan selama tujuh kali pertemuan : 1) pelaksanaan tes literasi sains; 2) hingga 5) pengerjaan task dalam pembelajaran IPA terpadu tema efek rumah kaca berupa

analisis artikel, praktikum, diskusi dan pengerjaan LKS; 6) pengukuran sikap sains siswa; 7) pengisian angket siswa.

Pengolahan dan analisis data


(20)

Devi Budi Rahayu, 2015

PROFIL LITERASI SAINS SISWA SMP KELAS VII PADA TEMA EFEK RUMAH KACA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

G. Teknik pengumpulan data

Adapun teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 3.9.berikut ini.

Tabel 3.9

Teknik pengumpulan data

No. Teknik Instrumen Jenis Data Sumber

Data 1. Penilaian

literasi sains domain konten dan proses

Soal tes pilihan ganda dengan empat alternatif jawaban, rubrik asesmen kinerja proses dan rubrik asesmen kinerja produk. Soal dan rubrik mengacu pada indikator-indikator-indikator kompetensi sains dalam PISA 2006.

Informasi mengenai profil literasi sains siswa domain konten dan proses Siswa

2. Penilaian literasi sains domain sikap

Skala sikap sains menggunakan skala Likert yang mengacu pada indikator-indikator sikap dalam PISA 2006.

Informasi mengenai profil literasi sains siswa domain sikap Siswa

4. Angket Lembar angket tanggapan siswa terkait kendala/kesulitan yang dialami siswa selama pengerjaan task dalam pembelajaran. Tanggapan siswa tentang kendala yang dialami selama penelitian Siswa

7. Dokumen-tasi

Catatan lapangan peneliti Catatan hal-hal penting yang terjadi selama penelitian Kegiatan siswa selama peneliti-an

H. Teknik Analisis Data

Setelah dilakukan penelitian maka diperoleh data kuantitatif dan kualitatif. Analisis dan pengolahan data berpedoman pada data yang terkumpul dan pertanyaan penelitian. Data kuantitatif berupa skor capaian literasi sains siswa yang diperoleh melalui tes literasi sains, rubrik asesmen kinerja proses, dan rubrik asesmen kinerja produk serta skala sikap sains. Data kualitatif berupa catatan lapangan selama penelitian dan jawaban angket siswa. Data kualitatif dianalisis secara deskriptif untuk mengetahui temuan yang terjadi saat penelitian


(21)

Devi Budi Rahayu, 2015

PROFIL LITERASI SAINS SISWA SMP KELAS VII PADA TEMA EFEK RUMAH KACA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

berlangsung. Hasil perolehan data kuantitatif dan kualitatif selanjutnya akan digunakan dalam menarik kesimpulan berdasarkan hasil penelitian. Secara rinci, analisis data akan diuraikan dalam penjelasan berikut.

1. Analisis tes literasi sains

Hasil jawaban siswa pada tes literasi sains diberi skor 1 untuk jawaban yang benar dan skor 0 untuk jawaban yang salah. Terdapat 28 soal sehingga skor total adalah 28 untuk setiap siswa. Jumlah skor yang diperoleh masing-masing siswa akan diolah dengan menggunakan rumus Purwanto (dalam Rifqiyati, 2013):

= % … … … Keterangan :

S = nilai yang diharapkan

R = jumlah skor dari item atau soal yang dijawab benar oleh siswa N = skor maksimum dari tes yang bersangkutan

100 = bilangan tetap

Selanjutnya, nilai yang diperoleh masing-masing siswa diurutkan dari nilai tertinggi hingga terendah pada seluruh subjek penelitian. Setelah itu kemudian dihitung nilai rata-rata dari seluruh subjek penelitian dengan menggunakan rumus:

= … … … Keterangan :

X = nilai rata-rata siswa

X = jumlah nilai seluruh siswa N = jumlah siswa

Rata-rata nilai siswa kemudian dilakukan penafsiran presentase tes literasi sains berdasarkan kategori menurut Purwanto (dalam Rifqiyati, 2013) sebagai berikut:


(22)

Devi Budi Rahayu, 2015

PROFIL LITERASI SAINS SISWA SMP KELAS VII PADA TEMA EFEK RUMAH KACA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.10.

Kategori presentase tes literasi sains siswa

Presentase Predikat

86 – 100% Sangat baik

76 – 85% Baik

60 – 75% Cukup

55 – 59% Kurang

 54 % Kurang sekali

Dengan landasan bahwa tingkat pencapaian belajar siswa akan tersebar menurut kurva normal maka pembahasan data akan mengacu pada prinsip dasar kurva normal dimana sebagian besar subjek penelitian (68%) berada pada kelompok sedang, sebagian kecil siswa dalam kelompok atas (16%), dan sebagian kecil lainnya (16%) kelompok bawah (Arikunto, 2012). Kategori kelompok atas, kelompok sedang, dan kelompok bawah berdasarkan capaian hasil tes literasi sains, capaian kinerja siswa dan nilai sikap sains siswa pada saat penelitian berlangsung, bukan berdasarkan capaian hasil belajar siswa sebelum penelitian. Hal ini dilakukan karena peneliti ingin memetakan rentang capaian tertinggi hingga terendah siswa dalam literasi sains.

Berdasarkan pembagian kelompok atas, kelompok sedang dan kelompok bawah lalu dihitung nilai rata-rata untuk setiap kelompok dengan menggunakan rumus (5) kemudian dilakukan penafsiran presentase tes literasi sains berdasarkan Tabel 3.10 pada masing-masing kelompok.

2. Analisis rubrik asesmen kinerja proses dan produk siswa untuk literasi sains

Kinerja siswa selama pengerjaan task dianalisis dengan menggunakan rubrik penilaian berdasarkan indikator-indikator proses sains dalam literasi sains. Rekapitulasi data berdasarkan rubrik penilaian asesmen proses sains berupa skor kemunculan indikator-indikator literasi sains yang terungkap dari setiap siswa melalui kriteria penilaian yang telah disusun.

Terdapat sembilan aspek penilaian yang menjadi fokus penilaian yaitu penyusunan hipotesis, pelaksanaan prosedur, penggunaan alat, pembacaan hasil


(23)

Devi Budi Rahayu, 2015

PROFIL LITERASI SAINS SISWA SMP KELAS VII PADA TEMA EFEK RUMAH KACA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pengukuran, merepresentasikan data hasil percobaan ke dalam bentuk tabel, merepresentasikan data hasil percobaan ke dalam bentuk grafik, mengomunikasikan argumen berdasarkan percobaan secara lisan dalam diskusi kelompok, mengomunikasikan hasil percobaan secara tertulis dalam LKS, dan penyusunan kesimpulan.

Setiap aspek diberi skor dengan skala 3-0. Setelah penskoran kemudian dihitung presentase skor total yang dicapai oleh masing-masing siswa dengan menggunakan rumus Purwanto (dalam Riqiyati, 2013) yaitu :

� = % … … … Keterangan :

NP = nilai persen yang dicari atau diharapkan R = skor mentah yang diperoleh siswa

SM = skor maksimum ideal dari kinerja yang bersangkutan 100 = bilangan tetap

Selanjutnya, nilai yang diperoleh masing-masing siswa diurutkan dari nilai tertinggi hingga terendah pada seluruh subjek penelitian. Setelah itu kemudian dihitung nilai rata-rata dari seluruh subjek penelitian dengan menggunakan rumus (5). Rata-rata nilai siswa kemudian dilakukan penafsiran presentase kinerja sesuai Tabel 3.11.

Tabel 3.11.

Kategori presentase kinerja siswa

Presentase Predikat

86 – 100% Sangat baik

76 – 85% Baik

60 – 75% Cukup

55 – 59% Kurang

 54 % Kurang sekali

Berdasarkan pembagian kelompok atas, kelompok sedang dan kelompok bawah lalu dihitung nilai kinerja rata-rata untuk setiap kelompok dengan menggunakan rumus (5) kemudian dilakukan penafsiran presentase kinerja siswa berdasarkan Tabel 3.11.


(24)

Devi Budi Rahayu, 2015

PROFIL LITERASI SAINS SISWA SMP KELAS VII PADA TEMA EFEK RUMAH KACA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Analisis skala sikap sains siswa

Skala sikap sains berisi sejumlah pernyataan yang mengacu pada indikator-indikator domain sikap dalam PISA 2006. Skala sikap sains disusun berdasarkan skala Likert meliputi pernyataan yang bersifat positif dan negatif dengan empat alternatif pilihan jawaban, yaitu sangat setuju (SS), setuju (S), tidak setuju (TS), dan sangat tidak setuju (STS). Masing-masing respon sikap siswa diberi skor dengan skala 4 hingga 1 kemudian dihitung skor total untuk tiap indikator sikapnya dengan menggunakan rumus :

= … … … Keterangan :

N = nilai sikap untuk indikator yang bersangkutan

R = skor mentah yang diperoleh siswa pada indikator sikap tersebut SM = skor maksimum ideal dari indikator sikap yang bersangkutan 100 = bilangan tetap

Selanjutnya, nilai yang diperoleh masing-masing siswa pada masing-masing indikator sikap diurutkan dari nilai tertinggi hingga terendah pada seluruh subjek penelitian. Setelah itu kemudian dihitung nilai rata-rata dari seluruh subjek penelitian untuk masing-masing indikator sikap dengan menggunakan rumus (5). Rata-rata nilai siswa untuk tiap indikator kemudian dilakukan penafsiran sesuai Tabel 3.12.

Tabel 3.12

Kategori sikap sains siswa

Presentase Predikat

86 – 100 Sangat baik

76 – 85 Baik

60 – 75 Cukup

55 – 59 Kurang

 54 Kurang sekali

Berdasarkan pembagian kelompok atas, kelompok sedang dan kelompok bawah lalu dihitung nilai sikap rata-rata pada indikator yang bersangkutan untuk


(25)

Devi Budi Rahayu, 2015

PROFIL LITERASI SAINS SISWA SMP KELAS VII PADA TEMA EFEK RUMAH KACA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

setiap kelompok dengan menggunakan rumus (5) kemudian dilakukan penafsiran sikap sains siswa berdasarkan Tabel 3.12.

4. Analisis angket tanggapan siswa

Angket yang digunakan dalam penelitian ini diolah dan dianalisis secara deskriptif. Interpretasinya berdasarkan presentase dari setiap jawaban siswa. Jawaban siswa akan dikelompokkan dan dihitung presentasenya sesuai dengan kategori yang telah ditetapkan. Hasil data angket yang diperoleh selanjutnya digunakan untuk mendukung temuan-temuan terkait dengan penelitian yang dilakukan dan dipaparkan pada bagian analisis data dan pembahasan.

5. Analisis catatan lapangan

Catatan lapangan peneliti diolah dengan cara merekap catatan lapangan. Perekapan catatan lapangan dilakukan dengan cara mendeskripsikan data-data faktual yang tidak terungkap dari penelitian yang dilakukan. Selanjutnya digunakan untuk mendukung temuan-temuan terkait dengan penelitian yang dilakukan dan dipaparkan pada bagian analisis data dan pembahasan.


(26)

Devi Budi Rahayu, 2015

PROFIL LITERASI SAINS SISWA SMP KELAS VII PADA TEMA EFEK RUMAH KACA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Profil literasi sains siswa SMP kelas VII pada tema efek rumah kaca untuk aspek konten dan proses yang terungkap melalui tes menunjukkan capaian rerata sebesar 29,8% dengan kategori kurang sekali atau sangat rendah. Rerata capaian siswa pada indikator mengidentifikasi isu ilmiah adalah 34,0%, sementara pada indikator menjelaskan fenomena ilmiah hanya sebesar 25,7% dan indikator menggunakan bukti ilmiah sebesar 28,3%. Capaian pada ketiga indikator kompetensi literasi sains tersebut berada pada kategori kurang sekali atau sangat rendah.

2. Profil literasi sains siswa SMP kelas VII pada tema efek rumah kaca untuk aspek konten dan proses yang terungkap melalui asesmen kinerja proses dan produk menunjukkan capaian rerata sebesar 35,4% dengan kategori kurang sekali atau sangat rendah. Kompetensi pada masing-masing indikator berada pada kategori sangat rendah. Capaian rerata untuk indikator mengidentifikasi isu ilmiah, menjelaskan fenomena ilmiah, dan menggunakan bukti ilmiah berturut-turut sebesar 9,1% ; 42,7%; dan 10,8%.

3. Profil literasi sains pada aspek sikap sains rata-rata siswa dengan nilai 76,0 berada pada kategori baik. Nilai rerata pada pada indikator sikap mendukung inkuiri sains, kepercayaan diri sebagai pebelajar sains, tanggungjawab terhadap sumber daya alam dan lingkungan berada pada kategori cukup dengan nilai rerata berturut-turut sebesar 71,2; 74,5; 74,1. Sementara minat siswa terhadap sains menunjukkan kategori sikap yang baik (80).


(27)

Devi Budi Rahayu, 2015

PROFIL LITERASI SAINS SISWA SMP KELAS VII PADA TEMA EFEK RUMAH KACA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

B. Rekomendasi

Berdasarkan hasil penelitian dan temuan maka diajukan beberapa rekomendasi yaitu:

1. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan untuk penelitian berbasis literasi sains dengan setting dan karakteristik yang memiliki kemiripan dengan populasi dan sampel dalam penelitian ini, bukan untuk digeneralisasi.

2. Untuk memperoleh gambaran yang lebih lengkap mengenai profil siswa, penelitian selanjutnya sebaiknya mengambil subjek penelitian pada sekolah-sekolah yang mewakili cluster tinggi, sedang dan rendah sehingga diperoleh profil siswa secara menyeluruh.

3. Guru sebaiknya mulai membiasakan pembelajaran IPA yang mengarah pada pengembangan literasi sains, keterampilan berpikir dan berbasis inkuiri. Selain itu guru juga diharapkan menggunakan asesmen otentik/penilaian berbasis literasi sains sebagai upaya peningkatan kualitas pembelajaran IPA dan peningkatan kompetensi siswa.

4. Bagi peneliti selanjutnya, dalam proses penilaian pada kelas besar sebaiknya satu orang observer hanya bertanggungjawab terhadap maksimal delapan siswa (dua kelompok) saja agar penilaian lebih mendetail dan proses pembimbingan siswa lebih baik.

5. Bagi peneliti lain yang akan menggunakan metode diskusi dalam pembelajarannya, akan lebih baik jika sebelum diskusi siswa juga ditugaskan untuk mencari artikel terkait tema diskusi agar pemahaman siswa lebih kaya dan diskusi dapat berjalan lebih baik.

6. Keberadaan sumber belajar yang bervariasi bagi siswa perlu diupayakan oleh guru dan pihak sekolah untuk menunjang kompetensi siswa dalam sains. keterbatasan sumber belajar berupa alat praktikum dapat disiasati dengan menggunakan local material sebagai contoh keterbatasan jumlah statif di sekolah disiasati dengan membuat statif dari kayu. Keterbatasan siswa dalam mengakses materi dari internet dapat disiasati oleh guru dengan menyediakan berbagai artikel sebagai bahan bacaan siswa. Pihak sekolah juga dapat menyediakan sumber-sumber bacaan lain selain buku pegangan siswa.


(28)

Devi Budi Rahayu, 2015

PROFIL LITERASI SAINS SISWA SMP KELAS VII PADA TEMA EFEK RUMAH KACA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

7. Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk melakukan penelitian selanjutnya terkait dengan penggunaan metode-metode pembelajaran berbasis literasi sains sesuai dengan profil literasi sains yang telah dipetakan.

8. Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk melakukan penelitian selanjutnya terkait pengembangan asesmen otentik untuk menilai literasi sains sesuai dengan profil literasi sains yang telah dipetakan.


(29)

Devi Budi Rahayu, 2015

PROFIL LITERASI SAINS SISWA SMP KELAS VII PADA TEMA EFEK RUMAH KACA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Ardianto, D. (2014). Implementasi pembelajaran IPA Terpadu tema fluida dengan model guided discovey dan problem based learning untuk meningkatkan literasi sains siswa SMP. (Tesis). Sekolah Pascasarjana, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Arikunto, S. (2010). Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik. Jakarta : Rineka Cipta.

Arikunto, S. (2012). Dasar-dasar evaluasi pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Astuti et al. (2012). Pengembangan instrumen asesmen autentik berbasis literasi

sains pada materi sistem ekskresi. Lembaran Ilmu Kependidikan ISSN 0216-0847.

Balitbang. (2011). Survei internasional PISA. Jakarta: Pusat penelitian pendidikan Balitbang Kemendikbud.

BPLHD Jabar. (2014). Isu strategis kewilayahan. [online]. Tersedia di:

www.bplhdjabar.go.id/isu-isu-strategis-kewilayahan. Diakses 1 Febuari 2014.

Brownell, S.E., Price, J.V., & Steinman, L. (2013). Science communication to the general public: why we need to teach undergraduate and graduate students this skill as part of their formal scientific training. The Journal of Undergraduate Neuroscience Education (JUNE). Fall 2013.12(1):E6-E10. Bybee, R., McCrae, B., & Laurie, R. (2009). PISA 2006 : An assessment of

scientific literacy. Journal of research in science teaching Vol.46, No.8, pp. 865-883.

Chang, S. & Chiu, M. (2005). The development of authentic assessments to investigate ninth graders scientific literacy : in the case of scientific cognition concerning the concepts of chemistry and physics. International Journal of Science and Mathematics Education (2005) 3: 117–140.

Dahlia, F. (2013). Pengaruh pembelajaran discovery learning terhadap peningkatan literasi sains dan sikap ilmiah siswa SMP pada materi ekosistem. (Skripsi). Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Fatimah, F. (2012). Pembelajaran inkuiri menggunakan PLRG simulator untuk meningkatkan keterampilan berkomunikasi dan kemampuan kognitif siswa SMP pada materi pembiasan cahaya. (Tesis). Sekolah Pascasarjana, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.


(30)

Devi Budi Rahayu, 2015

PROFIL LITERASI SAINS SISWA SMP KELAS VII PADA TEMA EFEK RUMAH KACA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Feierabend, T. & Eilks, F. (2010). Raising students’ perception of the relevance of science teaching and promoting communication and evaluation capabilities using authentic and controversial socio-scientific issues in the Framework of climate change. Science Education International. Vol.21, No.3, September 2010, 176-196.

Fogarty, R. (1991). How to integrate the curricula. Palatine: IRI/Skylight Publishing, Inc.

Fraenkel, J.R., Wallen, N.E. & Hyun, H.H. (2007). How to Design and Evaluate Research in Education. New York: McGraw-Hill.

Hadinugraha, S. (2012). Literasi sains siswa SMA berdasarkan kerangka PISA (The Programme for International Student Assessment) pada konten pengetahuan biologi. (Skripsi). Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung. Hairida. (2012). Asesmen otentik : menghadapi era globalisasi (menghadapi tantangan internal dan eksternal pendidikan. Jurnal Visi Ilmu Pendidikan (J-VIP) Volume 5 No.2 Edisi April 2011.

Hammerman. Formative assessment. [online]. Tersedia di:

http://www.sagepub.com/upm-data/27704_Hammerman,Formative_Assessment Ch 1.pdf. Diakses 30

Maret 2014.

Juhanda, A. (2009). Penggunaan asesmen kinerja alternatif dalam menilai kemampuan literasi sains siswa SMP pada konsep pencemaran lingkungan. (Skripsi). Jururan Pendidikan Biologi, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Kemendikbud. (2014). Permendikbud No. 58 tentang kurikulum 2013 Sekolah Menengah Pertama / Madrasah Tsanawiyah. Jakarta: Depdiknas.

Kemendikbud. (2013a). Permendikbud No. 81A tahun 2013 tentang implementasi kurikulum. Jakarta: Depdiknas.

Kemendikbud. (2013b). Permendikbud No. 68 tahun 2013 tentang kerangka dasar dan struktur kurikulum sekolah menengah pertama/madrasah tsanawiyah. Jakarta: Depdiknas.

Koehler, N. & Wesson, R. H. Communication skills. [online]. Tersedia di:

http://www.deakin.edu.au/data/assets/pdf_file/0014/21326/communication-skills.pdf. Diakses 17 Oktober 2014.


(31)

Devi Budi Rahayu, 2015

PROFIL LITERASI SAINS SISWA SMP KELAS VII PADA TEMA EFEK RUMAH KACA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Lestyarini, B. (2011). Asesmen autentik dan relevansinya di era multiliterasi. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan 2011 asesmen otentik dalam implementasi pembelajaran aktif dan kreatif. FKIP Universitas Lampung dan HEPI 29-30 Januari 2011.

Liliasari. (2009). Inovasi pembelajaran sains menuju profesionalisme guru.

[online]. Tersedia di:

http://file.upi.edu/Direktori/SPS/PRODI.PENDIDIKAN_IPA/1949092719

78032-LILIASARI/MAKALAH_UNSRI_2009-_BU_LILIA.pdf. Diakses

4 Oktober 2011.

Martini, S. (2010). Penggunaan asesmen terpadu pada multimedia interaktif untuk meningkatkan kemampuan literasi sains siswa SMP tentang proses perolehan nutrisi dalam dunia mikro. (Tesis). Sekolah Pascasarjana, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Ministry of education publication. (2008). PISA 06 : Analyses reflections explanations. Finland : Ministry of education publications. [online]. Tersedia di: www.minedu.fi. Diakses 19 Pebruari 2014.

Mueller, J. (2014). What is authentic assessment?. [online]. Tersedia di :

http://jfmueller.faculty.noctrl.edu/toolbox/whatisit.htm. Diakses 29 Januari 2014.

Muljatiningrum, A. (2008). Pembelajaran inkuiri untuk mengembangkan kemampuan dasar bekerja ilmiah (KDBI) dan berpikir kreatif pada konsep bioteknologi. (Tesis). Sekolah Pascasarjana, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Nurgiyantoro, B. (2008). Penilaian otentik. Cakrawala Pendidikan. November 2008, Th.XXVII, No.3.

OECD. (2007). PISA 2006 Science competencies for tomorrow’s world Volume 1 : analysis. OECD Publishing.

OECD. (2010). PISA 2009 results : what students know and can do. OECD Publishing.

OECD. (2013). PISA 2012 Results in focus. OECD Publishing.

O’Malley, J. M. & Pierce, L. V. (1996). Authentic assessment for English

language learners: practical approaches for teachers authentic assessment. [online]. Tersedia di: http://www.msdwt.k12.in.us/msd/wp-content/uploads/2011/10/authentic_assessment.pdf. Diakses 19 Maret 2014.


(32)

Devi Budi Rahayu, 2015

PROFIL LITERASI SAINS SISWA SMP KELAS VII PADA TEMA EFEK RUMAH KACA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Popham, W.J. (2011). Classroom assessment what teachers need to know sixth edition. Boston : Pearson education.

Purwanto, M.N. (2009). Prinsip-prinsip dan teknik evaluasi pengajaran. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Rahman, A.A. (2009). Penggunaan skenario baru asesmen kinerja dalam menilai kemampuan literasi sains pada pembelajaran konsep pelestarian ekosistem. (Skripsi). Jurusan Pendidikan Biologi, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Retmana, R.L. (2010). Pembelajaran berbasis multimedia interaktif untuk meningkatkan kemampuan literasi sains siswa SMP. (Tesis). Sekolah Pascasarjana, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Rifqiyati. (2013). Analisis literasi sains dan kemampuan melakukan mini riset mahasiswa biologi. (Tesis). Sekolah Pascasarjana, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Ritchiea, S.M., Tomas, L. & Tones, M. (2011). Writing stories to enhance scientific literacy. International Journal of Science Education Vol. 33, No. 5, 15 March 2011, pp. 685–707.

Rustaman, N. et al. (2005). Strategi belajar mengajar biologi. Common TextBook JICA edisi revisi. Bandung: Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA UPI.

Santiasih, N.L., Marhaeni, A.A.I.N., & Tika, I.N. (2013). Pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap sikap ilmiah dan hasil belajar IPA siswa kelas V SD No.1 Kerobokan Kecamatan Kuta Utara Kabupaten Badung Tahun Pelajaran 2013/2014. e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha : Program Studi Pendidikan Dasar (Volume 3 Tahun 2013).

Sariati, D. (2013). Analisis keterampilan proses pada penggunaan hierarki inkuiri dan dampaknya terhadap literasi sains siswa SMP. (Tesis). Sekolah Pascasarjana, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Schultz, D.M. (2010). A university laboratory course to improve scientific communication skills. [online]. Tersedia di:

http://journals.ametsoc.org/doi/pdf/10.1175/2010BAMS3037.1. Diakses 7 Oktober 2014.


(33)

Devi Budi Rahayu, 2015

PROFIL LITERASI SAINS SISWA SMP KELAS VII PADA TEMA EFEK RUMAH KACA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Siswono, T. (2002). Penilaian autentik dalam pembelajaran kontekstual. Jurnal nasional MATEMATIKA, jurnal matematika atau pembelajarannya, tahun VIII, ISSN : 0852-7792, Universitas Negeri Malang, Konferensi Nasional Matematika XI, 22-25 Juli 2002.

Stiggins, R. (1994). Student–centered classroom assessment. New York : Macmillan.

Sugiyono. (2013). Metode penelitian pendidikan pendekatan kuantitatif, kualitatif, dan R & D. Bandung : Alfabeta.

Thomas, B., et al. (2005). Portofolio assessment : a guide for teachers and administrators. National forum of educational administration and supervision journal Volume 23, number 4.

Toharudin, U., Hendrawati, S. & Rustaman, A. (2011). Membangun literasi sains peserta didik. Bandung: Humaniora.

Wiggins, G. (1990). The case for authentic assessment. Practical Assessment, Research & Evaluation, 2(2). [online]. Tersedia :

http://PAREonline.net/getvn.asp?v=2&n=2. Diakses 6 Pebruari 2014. Wikipedia. (2014). Efek rumah kaca. [online]. Tersedia :

http://id.wikipedia.org/wiki/Efek_rumah_kaca. Diakses 1 Febuari 2014. Wulan, A.R. (2007a). Pembekalan kemampuan performance assessment kepada

calon guru biologi dalam menilai kemampuan inquiry. (Disertasi). Sekolah Pascasarjana, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Wulan, A.R. (2007b). Penggunaan asesmen alternatif pada pembelajaran biologi. Seminar Nasional Biologi: Perkembangan biologi dan pendidikan biologi untuk menunjang profesionalisme.Hlm. 381-383 ISBN 978-979-25-0596-2 Yasbiati. (2010). Optimalisasi penggunaan asesmen otentik untuk meningkatkan kerja ilmiah siswa pada pembelajaran sains. Jurnal Pendidikan Dasar Nomor 13, April 2010, Universitas Pendidikan Indonesia.


(1)

7. Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk melakukan penelitian selanjutnya terkait dengan penggunaan metode-metode pembelajaran berbasis literasi sains sesuai dengan profil literasi sains yang telah dipetakan.

8. Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk melakukan penelitian selanjutnya terkait pengembangan asesmen otentik untuk menilai literasi sains sesuai dengan profil literasi sains yang telah dipetakan.


(2)

DAFTAR PUSTAKA

Ardianto, D. (2014). Implementasi pembelajaran IPA Terpadu tema fluida dengan model guided discovey dan problem based learning untuk meningkatkan literasi sains siswa SMP. (Tesis). Sekolah Pascasarjana, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Arikunto, S. (2010). Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik. Jakarta : Rineka Cipta.

Arikunto, S. (2012). Dasar-dasar evaluasi pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Astuti et al. (2012). Pengembangan instrumen asesmen autentik berbasis literasi

sains pada materi sistem ekskresi. Lembaran Ilmu Kependidikan ISSN 0216-0847.

Balitbang. (2011). Survei internasional PISA. Jakarta: Pusat penelitian pendidikan Balitbang Kemendikbud.

BPLHD Jabar. (2014). Isu strategis kewilayahan. [online]. Tersedia di:

www.bplhdjabar.go.id/isu-isu-strategis-kewilayahan. Diakses 1 Febuari 2014.

Brownell, S.E., Price, J.V., & Steinman, L. (2013). Science communication to the general public: why we need to teach undergraduate and graduate students this skill as part of their formal scientific training. The Journal of Undergraduate Neuroscience Education (JUNE). Fall 2013.12(1):E6-E10. Bybee, R., McCrae, B., & Laurie, R. (2009). PISA 2006 : An assessment of

scientific literacy. Journal of research in science teaching Vol.46, No.8, pp. 865-883.

Chang, S. & Chiu, M. (2005). The development of authentic assessments to investigate ninth graders scientific literacy : in the case of scientific cognition concerning the concepts of chemistry and physics. International

Journal of Science and Mathematics Education (2005) 3: 117–140.

Dahlia, F. (2013). Pengaruh pembelajaran discovery learning terhadap peningkatan literasi sains dan sikap ilmiah siswa SMP pada materi ekosistem. (Skripsi). Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Fatimah, F. (2012). Pembelajaran inkuiri menggunakan PLRG simulator untuk meningkatkan keterampilan berkomunikasi dan kemampuan kognitif siswa SMP pada materi pembiasan cahaya. (Tesis). Sekolah Pascasarjana,


(3)

Feierabend, T. & Eilks, F. (2010). Raising students’ perception of the relevance of science teaching and promoting communication and evaluation capabilities using authentic and controversial socio-scientific issues in the Framework of climate change. Science Education International. Vol.21, No.3, September 2010, 176-196.

Fogarty, R. (1991). How to integrate the curricula. Palatine: IRI/Skylight Publishing, Inc.

Fraenkel, J.R., Wallen, N.E. & Hyun, H.H. (2007). How to Design and Evaluate Research in Education. New York: McGraw-Hill.

Hadinugraha, S. (2012). Literasi sains siswa SMA berdasarkan kerangka PISA (The Programme for International Student Assessment) pada konten pengetahuan biologi. (Skripsi). Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung. Hairida. (2012). Asesmen otentik : menghadapi era globalisasi (menghadapi tantangan internal dan eksternal pendidikan. Jurnal Visi Ilmu Pendidikan (J-VIP) Volume 5 No.2 Edisi April 2011.

Hammerman. Formative assessment. [online]. Tersedia di:

http://www.sagepub.com/upm-data/27704_Hammerman,Formative_Assessment Ch 1.pdf. Diakses 30

Maret 2014.

Juhanda, A. (2009). Penggunaan asesmen kinerja alternatif dalam menilai kemampuan literasi sains siswa SMP pada konsep pencemaran lingkungan. (Skripsi). Jururan Pendidikan Biologi, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Kemendikbud. (2014). Permendikbud No. 58 tentang kurikulum 2013 Sekolah Menengah Pertama / Madrasah Tsanawiyah. Jakarta: Depdiknas.

Kemendikbud. (2013a). Permendikbud No. 81A tahun 2013 tentang implementasi kurikulum. Jakarta: Depdiknas.

Kemendikbud. (2013b). Permendikbud No. 68 tahun 2013 tentang kerangka dasar dan struktur kurikulum sekolah menengah pertama/madrasah tsanawiyah. Jakarta: Depdiknas.

Koehler, N. & Wesson, R. H. Communication skills. [online]. Tersedia di:

http://www.deakin.edu.au/data/assets/pdf_file/0014/21326/communication-skills.pdf. Diakses 17 Oktober 2014.


(4)

Lestyarini, B. (2011). Asesmen autentik dan relevansinya di era multiliterasi. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan 2011 asesmen otentik dalam implementasi pembelajaran aktif dan kreatif. FKIP Universitas Lampung dan HEPI 29-30 Januari 2011.

Liliasari. (2009). Inovasi pembelajaran sains menuju profesionalisme guru.

[online]. Tersedia di:

http://file.upi.edu/Direktori/SPS/PRODI.PENDIDIKAN_IPA/1949092719 78032-LILIASARI/MAKALAH_UNSRI_2009-_BU_LILIA.pdf. Diakses 4 Oktober 2011.

Martini, S. (2010). Penggunaan asesmen terpadu pada multimedia interaktif untuk meningkatkan kemampuan literasi sains siswa SMP tentang proses perolehan nutrisi dalam dunia mikro. (Tesis). Sekolah Pascasarjana, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Ministry of education publication. (2008). PISA 06 : Analyses reflections explanations. Finland : Ministry of education publications. [online]. Tersedia di: www.minedu.fi. Diakses 19 Pebruari 2014.

Mueller, J. (2014). What is authentic assessment?. [online]. Tersedia di :

http://jfmueller.faculty.noctrl.edu/toolbox/whatisit.htm. Diakses 29 Januari 2014.

Muljatiningrum, A. (2008). Pembelajaran inkuiri untuk mengembangkan kemampuan dasar bekerja ilmiah (KDBI) dan berpikir kreatif pada konsep bioteknologi. (Tesis). Sekolah Pascasarjana, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Nurgiyantoro, B. (2008). Penilaian otentik. Cakrawala Pendidikan. November 2008, Th.XXVII, No.3.

OECD. (2007). PISA 2006 Science competencies for tomorrow’s world Volume 1 : analysis. OECD Publishing.

OECD. (2010). PISA 2009 results : what students know and can do. OECD Publishing.

OECD. (2013). PISA 2012 Results in focus. OECD Publishing.

O’Malley, J. M. & Pierce, L. V. (1996). Authentic assessment for English language learners: practical approaches for teachers authentic assessment. [online]. Tersedia di: http://www.msdwt.k12.in.us/msd/wp-content/uploads/2011/10/authentic_assessment.pdf. Diakses 19 Maret 2014.


(5)

Popham, W.J. (2011). Classroom assessment what teachers need to know sixth edition. Boston : Pearson education.

Purwanto, M.N. (2009). Prinsip-prinsip dan teknik evaluasi pengajaran. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Rahman, A.A. (2009). Penggunaan skenario baru asesmen kinerja dalam menilai kemampuan literasi sains pada pembelajaran konsep pelestarian ekosistem. (Skripsi). Jurusan Pendidikan Biologi, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Retmana, R.L. (2010). Pembelajaran berbasis multimedia interaktif untuk meningkatkan kemampuan literasi sains siswa SMP. (Tesis). Sekolah Pascasarjana, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Rifqiyati. (2013). Analisis literasi sains dan kemampuan melakukan mini riset mahasiswa biologi. (Tesis). Sekolah Pascasarjana, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Ritchiea, S.M., Tomas, L. & Tones, M. (2011). Writing stories to enhance scientific literacy. International Journal of Science Education Vol. 33, No. 5, 15 March 2011, pp. 685–707.

Rustaman, N. et al. (2005). Strategi belajar mengajar biologi. Common TextBook JICA edisi revisi. Bandung: Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA UPI.

Santiasih, N.L., Marhaeni, A.A.I.N., & Tika, I.N. (2013). Pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap sikap ilmiah dan hasil belajar IPA siswa kelas V SD No.1 Kerobokan Kecamatan Kuta Utara Kabupaten Badung Tahun Pelajaran 2013/2014. e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha : Program Studi Pendidikan Dasar (Volume 3 Tahun 2013).

Sariati, D. (2013). Analisis keterampilan proses pada penggunaan hierarki inkuiri dan dampaknya terhadap literasi sains siswa SMP. (Tesis). Sekolah Pascasarjana, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Schultz, D.M. (2010). A university laboratory course to improve scientific

communication skills. [online]. Tersedia di:

http://journals.ametsoc.org/doi/pdf/10.1175/2010BAMS3037.1. Diakses 7 Oktober 2014.


(6)

Siswono, T. (2002). Penilaian autentik dalam pembelajaran kontekstual. Jurnal nasional MATEMATIKA, jurnal matematika atau pembelajarannya, tahun VIII, ISSN : 0852-7792, Universitas Negeri Malang, Konferensi Nasional Matematika XI, 22-25 Juli 2002.

Stiggins, R. (1994). Student–centered classroom assessment. New York : Macmillan.

Sugiyono. (2013). Metode penelitian pendidikan pendekatan kuantitatif, kualitatif, dan R & D. Bandung : Alfabeta.

Thomas, B., et al. (2005). Portofolio assessment : a guide for teachers and administrators. National forum of educational administration and supervision journal Volume 23, number 4.

Toharudin, U., Hendrawati, S. & Rustaman, A. (2011). Membangun literasi sains peserta didik. Bandung: Humaniora.

Wiggins, G. (1990). The case for authentic assessment. Practical Assessment,

Research & Evaluation, 2(2). [online]. Tersedia :

http://PAREonline.net/getvn.asp?v=2&n=2. Diakses 6 Pebruari 2014. Wikipedia. (2014). Efek rumah kaca. [online]. Tersedia :

http://id.wikipedia.org/wiki/Efek_rumah_kaca. Diakses 1 Febuari 2014. Wulan, A.R. (2007a). Pembekalan kemampuan performance assessment kepada

calon guru biologi dalam menilai kemampuan inquiry. (Disertasi). Sekolah Pascasarjana, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Wulan, A.R. (2007b). Penggunaan asesmen alternatif pada pembelajaran biologi. Seminar Nasional Biologi: Perkembangan biologi dan pendidikan biologi untuk menunjang profesionalisme.Hlm. 381-383 ISBN 978-979-25-0596-2 Yasbiati. (2010). Optimalisasi penggunaan asesmen otentik untuk meningkatkan kerja ilmiah siswa pada pembelajaran sains. Jurnal Pendidikan Dasar Nomor 13, April 2010, Universitas Pendidikan Indonesia.