MENGEMBANGKAN NILAI KARAKTER PEDULI SOSIAL DALAM PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN REFLEKTIF : Penelitian Tindakan Kelas Di SMP Negeri 1 Kuningan Kelas VIII-A.

(1)

Mengembangkan Nilai Karakter Peduli Sosial Dalam Pembelajaran IPS Melalui Model Pembelajaran Reflektif

(Penelitian Tindakan Kelas Di SMP Negeri 1 Kuningan Kelas VIII-A)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

Oleh

Ray Widy Anjarsari 0903977

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2014


(2)

Mengembangkan Nilai Karakter Peduli Sosial Dalam Pembelajaran IPS Melalui Model Pembelajaran Reflektif (Penelitian Tindakan Kelas Di SMP Negeri 1

Kuningan Kelas VIII A) Oleh

Ray Widy Anjarsari

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

© Ray Widy Anjarsari 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2014

Hak cipta dilindungi undang-undang

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difotokopi atau cara lainnya tanpa izin dari penulis


(3)

(4)

Ray Widy Anjarsari, 2014

Mengembangkan Nilai Karakter Peduli Sosial D alam Pembelajaran IPS Melalui Model Pembelajaran Reflektif

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK

Dari hasil observasi yang telah dilaksanakan di SMP Negeri 1 Kuningan, penelitian ini dilatarbelakangi oleh aktifitas pembelajaran di kelas yang tidak diterapkan oleh siswa dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga terdapat rendahnya rasa kepedulian siswa terhadap sosialisasi dengan teman-teman di kelasnya yang terkadang terdapat konflik yang terjadi di kelas. Dengan hasil observasi tersebut peneliti merasa perlu untuk mengembangkan rasa peduli social terhadap teman dan orang lain dengan strategi pembelajaran dengan menggunakan dasar model pembelajaran Reflektif. Penelitian ini dilaksanakan dengan penelitian Tindakan Kelas (PTK). Dalam proses pelaksanaannya penelitian ini dilakukan dengan 3 siklus, yang dimana dalam setiap siklusnya terdiri dari 4 tahapan pembelajaran, yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Dalam pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan tahapan pengumpulan data melalui observasi, buku jurnal siswa dan catatan lapangan sederhana. Untuk subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII-A SMP Negeri 1 Kuningan. Berdasarkan hasil dari penelitian ini pada siklus I ketercapaian penelitian berada pada skor 38.75% dan berada pada kategori cukup. Pada siklus II hasil dari penelitian berada pada skor 61.25% yang berada pada kategori baik. Pada siklus III hasil dari penelitian berada pada skor 78.75% yang berada pada kategori sangat baik. Perubahan yang terjadi dari siklus I sampai dengan siklus III ini cukup signifikan dimana perubahan pada sikap siswa didukung oleh prilaku siswa ketika berada di luar kelas dan terlihat lebih peduli terhadap teman sekelasnya maupun yang bukan sekelasnya dengan kesadaran diri siswa tersebut.


(5)

ABSTRACT

From the observations that have been implemented in SMP Negeri 1 Kuningan, this research is motivated by the learning activities in the classroom that are not implemented by the students in their daily lives. So there is a lack of a sense of concern for the students to socialize with friends in the class that sometimes there are conflicts in the classroom. With the observation of the researcher felt the need to develop a sense of social care to friends and other people with a learning strategy by using a basic Reflective learning model. This study was conducted with a Class Action research (PTK). In the implementation process of this research is done by 3 cycles, where in every cycle consists of four stages of learning, including planning, implementation, observation and reflection. In the data collected in this study is the phases of data collection through observation, student journals and field notes simple. For the subjects of this study were eighth grade students of SMP Negeri 1-A Brass. Based on the results of this study in the first cycle of research achievement scores were 38.75% and is in the category pretty. In the second cycle of research results in a score of 61.25% are located in either category. In the third cycle of the research results in a score of 78.75% are located in the very good category. Changes that occur from the first cycle up to the third cycle in which significant changes in the attitudes of students supported by the behavior of students when outside the classroom and look better care for their classmates and are not decorated with the students' self-awareness.


(6)

Ray Widy Anjarsari, 2014

Mengembangkan Nilai Karakter Peduli Sosial D alam Pembelajaran IPS Melalui Model Pembelajaran Reflektif

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMAKASIH ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR GRAFIK ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I PENDAHULUAN... 1

1.1Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2Rumusan Masalah ... 5

1.3Tujuan Penelitian... 5

1.4Manfaat Penelitian ... 5

BAB II PENDAHULUAN ... 7

2.1 Teori Belajar ……….. 7

2.1.1.Pengertian Pembelajaran ………... 7

2.1.2.Prinsip Belajar ………... 10

2.2Model Pembelajaran Reflektif ………... 12

2.2.1.Pengertian Model Pembelajaran reflektif ... 12

2.2.2.Langkah-langkah Model Pembelajaran reflektif ……... 14

2.2.3.Peran Pendidik dalam Model Pembelajaran Reflektif ... 19

2.2.4.Evaluasi ………... 20

2.2.5.Metode Pembelajaran Kooperatif ………. 20

2.3 Karakter Peduli Sosial ………... 21

2.3.1.Pengertian Karakter ... 21

2.3.2.Pendidikan Karakter Melalui Pembelajaran ... 23

2.3.3.Karakter Peduli Sosial ... 24


(7)

2.4.1. Hakikat Pembelajaran IPS ... 28

2.4.2. Tujuan Pembelajaran IPS ………. 28

2.4.3. Model Pembelajaran IPS Terpadu ……… 31

2.5 Penelitian Terdahulu …………... 31

BAB III METODE PENELITIAN ... 33

3.1.Pendekatan dan Metode Penelitian ... 33

3.1.1.Pendekatan Penelitian ... 33

3.1.2.Metode Penelitian ... 34

3.2.Lokasi dan Subjek Penelitian ... 38

3.2.1.Lokasi Penelitian ... 38

3.2.2.Subjek Penelitian ... 39

3.3.Definisi Oprasional ... 39

3.3.1.Model Pembelajaran ……… 39

3.3.2.Peduli Sosial ……… 40

3.3.3.Ilmu Pengetahuan Sosial ………. 40

3.4.Teknsik Pengumpulan Data ... 41

3.5.Teknik Analisis Data ... 49

BAB VI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 52

4.1.Profil SMP Negeri 1 Kuningan ... 52

4.2.Deskripsi Awal Observasi di Kelas VIII-A ... 53

4.2.1.Refleksi dan Rencana Penerapan Pembelajaran ... 54

4.2.2.Program Rencana Siklus I... 55

4.3.Penelitian Siklus I ………... 55

4.3.1. Perencanaan Siklus I ...………... 57

4.3.2. Pelaksanaan Siklus I ..……….. 57

4.3.3. Observasi Siklus I ..……….. 57

4.3.4. Refleksi Siklus I ...……… 57

4.3.5. Deskripsi Tindakan Siklus I ………. 57

4.4. Hasil dari Penelitian Siklus I ... 59

4.4.1.Hasil Observasi Siklus I ... 59


(8)

Ray Widy Anjarsari, 2014

Mengembangkan Nilai Karakter Peduli Sosial D alam Pembelajaran IPS Melalui Model Pembelajaran Reflektif

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4.4.3.Persepsi Siswa Usai Pembelajaran ………... 80

4.4.4.Temuan Penelitian Sebagai tindakan Perbaikan pada Siklus I 81

4.5. Penelitian Siklus II …………... 75

4.5.1.Perencanaan Siklus II ... 75

4.5.2.Pelaksanaan Siklus II ………..…… 76

4.5.3.Observasi Siklus II ………..………... 77

4.5.4.Refleksi Siklus II ………. 77

4.5.5.Deskripsi Penelitian Tindakan Siklus II ……….. 78

4.6.Hasil dari Penelitian Siklus II ……… 80

4.6.1. Hasil Observasi Siklus II ... 80

4.6.2. Hasil Refleksi Siklus II ……….. 98

4.6.3. Persepsi Siswa Usai Pembelajaran ………... 99

4.6.4. Temuan Penelitian Sebagai tindakan Perbaikan pada Siklus II ………... 100

4.7.Penelitian Siklus III ……… 101

4.7.1. Perencanaan Siklus III ... 101

4.7.2. Pelaksanaan Siklus III ………... 102

4.7.3. Observasi Siklus III ………..………... 103

4.7.4. Refleksi Siklus III ……… 103

4.7.5. Deskripsi Penelitian Tindakan Siklus III ………. 103

4.8.Hasil dari Penelitian Siklus III ………. 104

4.8.1. Hasil Observasi Siklus III ... 104

4.8.2. Hasil Refleksi Siklus III ……….. 123

4.8.3. Persepsi Siswa Usai Pembelajaran ………... 123

4.9.Buku Jurnal Siswa dalam Pembelajaran IPS ………... 124

4.10.Kendala Yang Dialami Dalam Penerapan Model Pembelajaran Reflektif ……… 125

4.11.Upaya Mengatasi Kendala Yang Dihadapi ……….. 127

BAB 5 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 128

5.1.Kesimpulan ... 128


(9)

DAFTAR PUSTAKA ... 131 LAMPIRAN


(10)

Ray Widy Anjarsari, 2014

Mengembangkan Nilai Karakter Peduli Sosial D alam Pembelajaran IPS Melalui Model Pembelajaran Reflektif

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Daftar Tabel

Tabel 3.1 Pedoman Penilaian Di Kelas ………...

Tabel 3.2 Pedoman Penilaian Di Luar Kelas………

Tabel 3.3 Standar Keberhasilan Penelitian Di Kelas …………...

Tabel 3.4 Standar Keberhasilan Penelitian Di Luar Kelas……... Tabel 4.1.1 Kemampuan Siswa Bekerjasama Dengan Baik Di Dalam Kelompok ...

44 46 47 47

59 Tabel 4.1.2 Kemampuan Siswa Menerima Tiap Anggota

Kelompoknya ...………..……… 60 Tabel 4.1.3 Kemampuan Memperkecil Konflik Yang Terjadi Didalam

Kelompok …….………...………... 60

Tabel 4.1.4 Kemampuan Siswa Untuk Menerima Saran Dari Teman

Sekelompok ………...………..………... 61

Tabel 4.1.5 Kemampuan Siswa Untuk Menerima Perbedaan

Pandangan Dengan Orang Lain ……..….…….…..……… 61 Tabel 4.1.6 Kemampuan Siswa Dalam Menggunakan Bahasa Yang

Baik Dan Sopan Kepada Teman Dan Guru …... 62 Tabel 4.1.7 Kemampuan Siswa Dalam Menegur Teman Yang

Salah……… 62

Tabel 4.1.8 Kemampuan Siswa Untuk Memberikan Argumentasi

Yang Membangun ………... 63 Tabel 4.1.9 Kemampuan Siswa Mengevaluasi Perilaku Mereka Di

Dalam Kelas Pada Saat Proses Pembelajaran ……... 63 Tabel 4.1.10 Siswa Mampu Mengevaluasi Perilaku Teman Lainnya

Dalam Kelas …………... 64 Tabel 4.1.11 Kemampuan Siswa Dalam Menggunakan Bahasa Yang

Baik Dan Sopan Di Luar Kelas ……….. 64 Tabel 4.1.12 Kemampuan Siswa Untuk Tidak Membeda-Bedakan

Teman ………...………….. 65


(11)

Lisan Maupun Perbuatan ……… 65 Tabel 4.1.14 Kemampuan Siswa Memberikan Bantuan Ketika Berada

Di Luar Kelas ………. 66

Tabel 4.1.15 Kemampuan Siswa Untuk Menghargai Orang

Lain………..……… 66

Tabel 4.1.16 Kemampuan Siswa Menegur Teman Lainnya Ketika

Melakukan Kesalahan Atau Pelanggaran Di Luar Kelas …... 67 Tabel 4.1.17 Kemampuan Siswa Dapat Memberikan Contoh Yang

Baik Kepada Teman ………... 67

Tabel 4.1.18 Kemampuan Siswa Dapat Berbaur Dengan

Teman-Teman Satu Kelas ……….. 68

Tabel 4.1.19 Kemampuan Siswa Dapat Saling Memaafkan Ketika

Terdapat Teman Yang Melakukan Kesalahan ………... 68 Tabel 4.1.20 Kemampuan Siswa Bersikap Sopan Dan Santun Kepada

Warga Di Sekolah ………... 69

Tabel 4.2 Hasil Persentase Nilai Karakter Peduli Sosial ………... 69 Tabel 4.3 Hasil Observasi Penerapan Model Pembelajaran Reflektif

Pada Siklus I ……….. 73 Tabel 4.4.1 Kemampuan Siswa Bekerjasama Dengan Baik Di Dalam

Kelompok ... 87 Tabel 4.4.2 Kemampuan Siswa Menerima Tiap Anggota

Kelompoknya ………... 87 Tabel 4.4.3 Kemampuan Memperkecil Konflik Yang Terjadi Didalam

Kelompok …….……….………. 88

Tabel 4.4.4 Kemampuan Siswa Untuk Menerima Saran Dari Teman

Sekelompok ………..…………...………..…... 88 Tabel 4.4.5 Kemampuan Siswa Untuk Menerima Perbedaan

Pandangan Dengan Orang Lain ……….…….……… 89 Tabel 4.4.6 Kemampuan Siswa Dalam Menggunakan Bahasa Yang

Baik Dan Sopan Kepada Teman Dan Guru ……… 89 Tabel 4.4.7 Kemampuan Siswa Dalam Menegur Teman Yang Salah.... 90


(12)

Ray Widy Anjarsari, 2014

Mengembangkan Nilai Karakter Peduli Sosial D alam Pembelajaran IPS Melalui Model Pembelajaran Reflektif

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 4.4.8 Kemampuan Siswa Untuk Memberikan Argumentasi

Yang Membangun ……… 90

Tabel 4.4.9 Kemampuan Siswa Mengevaluasi Perilaku Mereka Di

Dalam Kelas Pada Saat Proses Pembelajaran ……… 90 Tabel 4.4.10 Siswa Mampu Mengevaluasi Perilaku Teman Lainnya

Dalam Kelas ……… 91

Tabel 4.4.11 Kemampuan Siswa Dalam Menggunakan Bahasa Yang

Baik Dan Sopan Di Luar Kelas ……….. 91 Tabel 4.4.12 Kemampuan Siswa Untuk Tidak Membeda-Bedakan

Teman ………... 92

Tabel 4.4.13 Kemampuan Siswa Tidak Melakukan Kekerasan Secara

Lisan Maupun Perbuatan ……… 92

Tabel 4.4.14 Kemampuan Siswa Memberikan Bantuan Ketika Berada

Di Luar Kelas ………... 92 Tabel 4.4.15 Kemampuan Siswa Untuk Menghargai Orang Lain…….. 93 Tabel 4.4.16 Kemampuan Siswa Menegur Teman Lainnya Ketika

Melakukan Kesalahan Atau Pelanggaran Di Luar Kelas……… 93 Tabel 4.4.17 Kemampuan Siswa Dapat Memberikan Contoh Yang

Baik Kepada Teman ……….. 94

Tabel 4.4.18 Kemampuan Siswa Dapat Berbaur Dengan

Teman-Teman Satu Kelas ………. 94

Tabel 4.4.19 Kemampuan Siswa Dapat Saling Memaafkan Ketika

Terdapat Teman Yang Melakukan Kesalahan ……….. 95 Tabel 4.4.20 Kemampuan Siswa Bersikap Sopan Dan Santun Kepada

Warga Di Sekolah ……….. 95

Tabel 4.5 Hasil Persentase Nilai Karakter Peduli Sosial ……….. 96 Tabel 4.6 Hasil Observasi Penerapan Model Pembelajaran Reflektif

Pada Siklus II …..………... 99 Tabel 4.7.1 Kemampuan Siswa Bekerjasama Dengan Baik Di Dalam

Kelompok ... 112 Tabel 4.7.2 Kemampuan Siswa Menerima Tiap Anggota 112


(13)

Kelompoknya ………... Tabel 4.7.3 Kemampuan Memperkecil Konflik Yang Terjadi Didalam

Kelompok …….……….……….………… 113

Tabel 4.7.4 Kemampuan Siswa Untuk Menerima Saran Dari Teman

Sekelompok ………..………...……….. 113

Tabel 4.7.5 Kemampuan Siswa Untuk Menerima Perbedaan

Pandangan Dengan Orang Lain ……….…….……… 114 Tabel 4.7.6 Kemampuan Siswa Dalam Menggunakan Bahasa Yang

Baik Dan Sopan Kepada Teman Dan Guru ……… 114 Tabel 4.7.7 Kemampuan Siswa Dalam Menegur Teman Yang Salah… 115 Tabel 4.7.8 Kemampuan Siswa Untuk Memberikan Argumentasi

Yang Membangun ……….. 115

Tabel 4.7.9 Kemampuan Siswa Mengevaluasi Perilaku Mereka Di

Dalam Kelas Pada Saat Proses Pembelajaran ……… 116 Tabel 4.7.10 Siswa Mampu Mengevaluasi Perilaku Teman Lainnya

Dalam Kelas ……….……….. 116

Tabel 4.7.11 Kemampuan Siswa Dalam Menggunakan Bahasa Yang

Baik Dan Sopan Di Luar Kelas ……….. 116 Tabel 4.7.12 Kemampuan Siswa Untuk Tidak Membeda-Bedakan

Teman ………... 117

Tabel 4.7.13 Kemampuan Siswa Tidak Melakukan Kekerasan Secara

Lisan Maupun Perbuatan ……… 117

Tabel 4.7.14 Kemampuan Siswa Memberikan Bantuan Ketika Berada

Di Luar Kelas ……….…… 118

Tabel 4.7.15 Kemampuan Siswa Untuk Menghargai Orang Lain…..… 118 Tabel 4.7.16 Kemampuan Siswa Menegur Teman Lainnya Ketika

Melakukan Kesalahan Atau Pelanggaran Di Luar Kelas……… 119 Tabel 4.7.17 Kemampuan Siswa Dapat Memberikan Contoh Yang

Baik Kepada Teman ………. 119

Tabel 4.7.18 Kemampuan Siswa Dapat Berbaur Dengan


(14)

Ray Widy Anjarsari, 2014

Mengembangkan Nilai Karakter Peduli Sosial D alam Pembelajaran IPS Melalui Model Pembelajaran Reflektif

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 4.7.19 Kemampuan Siswa Dapat Saling Memaafkan Ketika

Terdapat Teman Yang Melakukan Kesalahan ……….. 120 Tabel 4.7.20 Kemampuan Siswa Bersikap Sopan Dan Santun Kepada

Warga Di Sekolah ………... 120

Tabel 4.8 Hasil Persentase Nilai Karakter Peduli Sosial …………... 121 Tabel 4.9 Hasil Observasi Penerapan Model Pembelajaran Reflektif


(15)

Daftar Gambar

Gambar 3.1 Alur Ptk (Bagian Siklus Alur Ptk) ... 36 Gambar 4.1 Perbandingan Hasil Persentase Pada Siklus I Dan II ... 98 Gambar 4.2 Perbandingan Hasil Persentase Observasi Guru Dalam

Penerapan Model Reflektif Pada Siklus I, II Dan III …… 105 Gambar 4.3 Perbandingan Hasil Persentase Pada Siklus I, II Dan III.. 123 Gambar 4.4 Perbandingan Hasil Persentase Observasi Guru Dalam


(16)

1

Ray Widy Anjarsari, 2014

Mengembangkan Nilai Karakter Peduli Sosial D alam Pembelajaran IPS Melalui Model Pembelajaran Reflektif

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang

Pada observasi pra penelitian yang telah dilakukan oleh penulis di kelas dalam pembelajaran IPS terungkap bahwa peserta didik kurang memiliki rasa peduli terhadap kehidupan sosial dan lingkungannya. Hal ini tercermin dari tingkah laku peserta didik yang berkelompok dan tidak memperdulikan orang lain selain dari kelompoknya.

Peduli terhadap teman sendiri dapat dilihat melalui berbagai hal yang dapat dilakukan oleh siswa salah satunya adalah dengan menjenguk teman ketika sedang sakit atau membantu teman yang terkena bencana alam. Banyak dari peserta didik yang merasa lebih baik dari teman-teman mereka, baik itu secara fisik maupun psikologis. Terlebih ketika mereka bertemu dengan yang memiliki kekurangan, mereka lebih sering mem-bully sebagai rasa bangga dan merasa lebih dari orang tersebut. Hal ini dapat mengakibatkan timbuhnya sikap cuek atau tidak peduli dari peserta didik terhadap kehidupan sosialnya. Sedangkan, prilaku peduli merupakan prilaku yang dibutuhkan dalam kehidupan sosial bermasyarakat. Karena dalam bermasyarakat sikap peduli menjadi hal penting yang dibutuhkan untuk menjaga keselarasan hubungan.

Setiap orang diharapkan dapat menjadi seseorang yang cerdas dalam segala hal, termasuk setiap peserta didik yang diharapkan dapat berprilaku baik dan memiliki karakter yang baik pula. Dalam hal ini setiap orang memiliki karakter yang berbeda dan perlu diarahkan agar karakter-karakter tersebut dapat menjadi lebih baik di lingkungan sosial bermasyarakat. Beberapa karakter anak yang perlu diketahui oleh pendidik sebagai pendidik yang baik agar mampu mengarahkan menurut Aqib (2011: 52-55), yaitu :


(17)

2

1. Mengenal Anak Dominance (Pengatur). Sesuai namanya, kita bisa lihat pengertiannya dari kata dominance. Itu dapat diartikan sebagai anak yang senang mendominasi dan mengatur teman-temannya. Anak yang dominance ini lebih senang dengan tantangan dan situasi yang berubah-ubah. Karena menurut anak yang dominance sangat menuntut keadaan dan hal yang sesuai dengan keinginannya.

2. Mengenal Anak Influence (Gaul). Anak yang influence adalah anak yang mudah dipengaruhi dan dapat berpengaruh terhadap orang lain. Dalam hal ini dapat berarti anak influence adalah anak yang senang menciptakan hal baru dan mendapatkan banyak teman. Dimana mereka mudah akrab dan menjalin komunikasi dengan yang lainnya.

3. Mengenal Anak Steadiness (Tenang). Sesuai dengan namanya, anak yang steadiness cenderung lebih menyukai hal-hal yang stabil. Ciri lain dari mereka adalah cenderung memiliki sifat yang baik hati, tenggang rasa, dan suka mengalah. Namun terkadang mereka lebih sering menjadi

4. Mengenal Anak Counscientiousness (Teliti). Anak yang memiliki karakter individualistis, dimana dia lebih senang menyendiri daripada bersama dengan teman-temannya. Anak-anak yang memiliki karakter seperti ini cenderung lebih mudah diarahkan dan perfectsionis (kaku).

Degan begitu, karakter-karakter anak perlu diperhatikan oleh orang tua maupun pendidik agar peserta didik dapat lebih peduli dengan lingkungan dan orang-orang di sekitarnya. Perilaku peduli sendiri berawal atau muncul dari hati nurani seseorang. Hati nurani merupakan suatu dasar berprilaku untuk dapat hidup bermasyarakat dengan baik. Peduli merupakan suatu tindakan yang dihasilkan oleh hati nurani manusia. Hati nurani menurut Lickona (2012 : 385):


(18)

3

Ray Widy Anjarsari, 2014

Mengembangkan Nilai Karakter Peduli Sosial D alam Pembelajaran IPS Melalui Model Pembelajaran Reflektif

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Lickona menyatakan secara tersirat bahwa hati nurani adalah apa yang benar dan yang salah yang ada dalam pikiran seseorang yang digunakan untuk membuat keputusan. Cerminan hati nurani seseorang dapat dilihat dari pola kehidupannya. Kebanyakan manusia selalu beranggapan bahwa dirinyalah yang paling sempurna dan yang paling berharga. Rasa kepedulian ini dilihat dari empati dan simpati yang muncul dari seseorang ketika dihadapkan pada suatu kejadian yang dapat menggugah hati nuraninya. Sehingga hati nurani sangat dibutuhkan dalam pengembangan kepedulian peserta didik terhadap sesamanya baik itu teman sendiri maupun orang lain.

Dengan melihat fenomena-fenomena yang terjadi di kahalayak umum yang dimana terdapat remaja-remaja yang bunuh diri karena prilaku teman-temannya yang kurang peduli bahkan mengakibatkan prilaku penindasan baik melalui kata-kata ataupun sikap. karena banyaknya anak-anak yang kurang peduli dengan lingkungan ataupun teman ini membuktikan sikap peduli sosial anak perlu dikembangkan lagi sejak dini. Tetapi pada kenyataanya anak-anak kurang peduli terhadap lingkungan sekitarnya. Sehingga banyak anak yang selalu merasa kurang serta minder dari teman-teman sebayanya. Hal itu menyebabkan peneliti ingin mengembangkan dan menanamkan sikap peduli sosial terhadap peserta didik agar lebih peduli terhadap orang lain baik itu orang yang dikenal maupun tidak.

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Rosmawati, Yulianti (2012) dalam skripsi yang berjudul “Implementasi Permainan Gobag Sodor Terhadap Kerjasama Dan Kepedulian Sosial Dalam Pembelajaran Pendidikan Jasmani Di Sekolah Dasar”: Penelitian Tindakan Kelas Pada Peserta didik Kelas IV SDN Cijawura 6 Kecamatan Buah Batu

Kota Bandung”. Dalam penelitian ini, ditunjukkan bahwa dengan menggunakan permainan dapat meningkatkan kepedulian sosial peserta didik dengan persentase pencapaian indikator 28.5% pada siklus satu, 71


(19)

4

% pada siklus dua, dan 78 % pada siklus tiga. Dari hasil penelitian terdahulu diatas, peneliti memutuskan untuk meneliti meningkatkan kepedulian sosial peserta didik menggunakan Model Reflektif sebagai model pemecahan masalah. Oleh karena itu dalam pelaksanaan pembelajaran perlu digunakan Model Reflektif untuk dapat meningkatkan kepedulian peserta didik baik di lingkungan maupun kehidupan bersosial.

Pembelajaran reflektif menurut Kesuma (2011: 119) adalah model pembelajaran pendidikan karakter yang diarahkan pada pemahaman terhadap makna dan nilai yang terkandung di balik teori, fakta, fenomena, informasi atau benda yang menjadi bahan ajar dalam suatu mata pelajaran. Sedangkan, Menurut Nasution (2009: 97) pembelajaran reflektif adalah mempertimbangkan segala alternatif sebelum mengambil keputusan dalam situasi yang tidak mempunyai penyelesaian yang mudah.

Pembelajaran reflektif ini diambil karena kebutuhan peserta didik untuk merefleksi nilai dan moral merupakan suatu yang penting untuk mengembangkan sisi kognitif dari suatu karakter-bagian penting dari moral kita sendiri yang mampu membantu kita membuat penilaian moral tentang sikap kita sendiri dan lainnya (Lickona, 2012 :335).

Diambil dari teori Lickona mengenai pembelajaran reflektif dapat dikatakan bahwa peserta didik dapat dipengaruhi oleh internal diri dan external dari kehidupan dan lingkungannya. Pada pembentukan diri ini dibutuhkan refleksi dari setiap pembelajaran. Refleksi ini diharapkan dapat membangun nilai diri peserta didik menjadi lebih peduli dan dapat hidup berdampingan dengan masyarakat ditengah-tengah perkembangan dan perubahan dalam bidang ilmu pengetahuan, sosial, budaya dan teknologi.

Berdasarkan pemaparan yang telah dikemukakan, bahwa dalam meningkatkan kepedulian peserta didik dengan menggunakan model pembelajaran reflektif dapat memberikan pemahaman terhadap makna dan kemampuan merefleksikan nilai kepedulian sosial terhadap pembentukan karakter baik peserta didik. Sehingga peneliti mengambil judul penelitian


(20)

5

Ray Widy Anjarsari, 2014

Mengembangkan Nilai Karakter Peduli Sosial D alam Pembelajaran IPS Melalui Model Pembelajaran Reflektif

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

“Mengembangkan Nilai Karakter Peduli Sosial Dalam Pembelajaran IPS Melalui Model Pembelajaran Reflektif (Penelitian Tindakan Kelas Di SMP Negeri 1 Kuningan Kelas VIII A)”

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran Model Reflektif dalam pembelajaran IPS untuk meningkatkan kepedulian peserta didik? 2. Apakah terdapat peningkatan dalam kepedulian peserta didik dalam

pembelajaran IPS melalui model pembelajaran Model Reflektif?

3. Kendala apa yang dialami dalam pembelajaran IPS dengan menggunakan Model Reflektif untuk meningkatkan kepedulian peserta didik?

4. Bagaimana upaya mengatasi kendala dalam proses pembelajaran IPS melalui Model Reflektif?

1.3

Tujuan

Tujuan kegiatan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini adalah :

1. Mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran dengan Model Reflektif dalam meningkatkan kepedulian peserta didik.

2. Mendeskripsikan dampak pelaksanaan Model Reflektif terhadap pembelajaran IPS dalam meningkatkan kepedulian peserta didik. 3. Mendeskripsikan kendala dan solusi yang ada dalam pembelajaran

IPS melalui Model Reflektif.

4. Untuk dapat mengatasi kendala yang muncul dalam pelaksanaan Model Reflektif yang dilaksanakan dalam pembelajaran.

1.4

Manfaat Penelitian


(21)

6

a. Bagi peserta didik.

1. Memberi gambaran peserta didik mengenai upaya peningkatan karakter peduli sosial dan toleransi terhadap sesama manusia dalam pembelajaran IPS.

2. Diharapkan dapat mengembangkan dan menanamkan sikap peduli terhadap sesama maupun lingkungan sosial peserta didik.

3. Peserta didik mampu mengaplikasikan hasil dari materi ajar yang telah dipelajari menggunakan pembelajaran Model Reflektif.

b. Bagi Pendidik

1. Membantu pendidik dalam usaha mencari tehnik pembelajaran yang tepat dan memberi pertimbangan untuk memberikan pemahaman melalui nilai-nilai berkarakter.

2. Diharapkan dapat lebih mudah dalam memberikan pemahaman dan penerapan sikap peduli melalui Model Reflektif di pembelajaran IPS.

3. Diharapkan dapat dijadikan masukan bagi para pendidik dalam proses belajar mengajar pada mata pelajaran IPS agar pelajaran IPS dapat lebih dipahami dan bernilai moral.

c. Bagi Sekolah

1. Untuk menjadi salah satu model yang dapat dijadikan sebagai model pembelajaran di kelas.

2. Sebagai salah satu acuan dalam variasi model pembelajaran di kelas.

3. Sebagai salah satu contoh penelitian tindakan kelas. d. Bagi Peneliti

1. Untuk menambah pengetahuan dan pengalaman bagi peneliti sehingga berguna dalam memecahkan masalah-masalah pendidikan khususnya dibidang IPS.

2. Diharapkan memberikan pemahaman yang lebih kepada peneliti terhadap penelitian yang dilakukan.


(22)

Ray Widy Anjarsari, 2014

Mengembangkan Nilai Karakter Peduli Sosial D alam Pembelajaran IPS Melalui Model Pembelajaran Reflektif

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN

3.1Pendekatan Dan Metode Penelitian 3.1.1 Pendekatan Penelitian

Penelitian dalam dunia pendidikan merupakan suatu alat yang digunakan untuk menyempurnakan suatu penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya. Dalam hal ini manusia berusaha untuk mencari kebenaran suatu teori yang ada. Untuk mencari kebenaran ini manusia memerlukan proses untuk menemukan kebenaran. Pencarian kebenaran ini dilakukan dengan meneliti suatu masalah yang ada di suatu lembaga masyarakat.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Metode ini digunakan untuk memecahkan suatu masalah, yang akan dicoba dalam situasi pembelajaran IPS untuk meningkatkan kepedulian peserta didik terhadap sesama manusia baik yang normal maupun yang berkekurangan. Upaya perbaikan ini dilakukan dengan melaksanakan tindakan untuk mencari jawaban atas permasalahan karakter yang kurang memuaskan dalam kepedulian terhadap sesama. Penelitian ini merupakan upaya secara kolaboratif antara pendidik dan peserta didik, penelitian ini juga merupakan kerjasama kolaboratif antara tim peneliti dengan guru pembimbing yang ada di kelas tersebut.

Metode pengumpulan data dengan cara observasi kelas dan menerapkan model pembelajaran reflektif, evaluasi diri, serta dokumentasi. Analisis data yang kemungkinan akan digunakan pada penelitian ini adalah analisis deskriptif. Analisis data ini digunakan untuk menganalisis mengenai perubahan sikap hasil dari instrumen


(23)

34

yang digunakan dalam kegiatan penelitian. Sedangkan untuk mengetahui sejauh mana model pembelajaran reflektif dalam meningkatkan kepedulian peserta didik terhadap sesama.

3.1.2 Metode Penelitian

Pada penelitian ini, metode yang digunakan adalah metode Penelitian Tindakan Kelas. Menurut Hopkins dalam Muslich (2009: 8) mengemukakan bahwa penelitian tindakan kelas adalah suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif, yang dilakukan pelaku tindakan untuk meningkatkan kemantapan rasional dari tindakan-tindakannya dalam melaksanakan tugas dan memperdalam permahaman terhadap kondisi dalam praktik pembelajaran. Dari sinilah peneliti menganggap bahwa penelitian haruslah membangun pembelajaran lebih dipahami dan lebih dimengerti oleh siswa.

Dalam setiap penelitian tindakan ini dilakukan dengan sifat partisipatif dan kolaboratif. Dikatakan partisipatif karena penelitian dilaksanakan oleh peneliti sendiri, dimulai dari pra penelitian, pelaksanaan penelitian hingga pelaporan. Dikatakan kolaboratif karena dalam penelitian tindakan, peneliti membutuhkan observer atau mitra yang dibutuhkan untuk membantu mengamati jalannya penelitian. Hal ini pun berlaku ketika penelitian tindakan kelas berlangsung. Peneliti tentu membutuhkan observer atau mitra yang mampu mengobservasi tindakan-tindakan ketika berada di kelas dan mengevaluasi tindakan-tindakan tersebut sehingga dapat membantu untuk memunculkan berbagai alternatif solusi inovatif yang akan memperbaiki system pembelajaran di kelas.

a) Karakteristik PTK

Dalam melaksanakan PTK, pendidik hendaknya diharapkan untuk mengetahui dan memahami beberapa karakteristik dari PTK (Kunandar, 2008:59) :


(24)

35

Ray Widy Anjarsari, 2014

Mengembangkan Nilai Karakter Peduli Sosial D alam Pembelajaran IPS Melalui Model Pembelajaran Reflektif

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1) Adanya masalah PTK dipicu oleh munculnya kesadaran pada diri pendidik bahwa praktik yang dilakukannya selama ini di kelas mempunyai masalah yang perlu diselesaikan. Dengan perkatan lain pendidik merasa bahwa ada sesuatu yang perlu diperbaiki dalam praktik pembelajaran yang dilakukannya.

2) PTK dilakukan oleh pendidik sendiri. Permasalahan yang terjadi di kelas tentu akan lebih dipahami oleh pendidik itu sendiri. Sehingga, treatment dapat disesuaikan dengan permasalahan, kultur dan budaya kelas.

3) Penelitian melalui refleksi diri. Berbeda dengan penelitian biasa yang mengumpulkan data dari lapangan atau objek atau tempat lain sebagai responden. PTK dilakukan tidak hanya dengan merefleksi hasil dari peserta didik, akan tetapi melihat juga bagaimana pendidik cara pendidik melakukan treatment.

4) Penelitian tindakan kelas dilakukan di dalam kelas, sehingga proses penelitian ini adalah kegiatan pembelajaran berupa perilaku pendidik dan peserta didik dalam melakukan interaksi

5) Penelitian tindakan kelas bertujuan untuk memperbaiki pembelajaran. Treatment dilakukan secara bertahap dan terus menerus. Ini juga yang membedakan penelitian eksperimen dengan PTK.

b) Langkah-langkah PTK

Secara garis besar terdapat empat tahapan yang dilakukan dalam PTK, yaitu : perencanaan (planning), pelaksanaan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting) Trianto (2011: 30). Di dalam alur kegiatannya, tahap pelaksanaan dan pengamatan ini dilakukan dalam waktu yang bersamaan.

Berikut ini merupakan gambar alur PTK model Kemmis dan Taggart :


(25)

36

Gambar 3.1

Alur PTK (Bagian Siklus Alur PTK)

Penelitian ini direncanakan akan dilakukan dengan tiga siklus, akan tetapi hal ini bukanlah menjadi patokan utama dalam pelaksanaan siklus penelitian. Jika hasil dari siklus yang telah dilaksanakan kurang, maka siklus akan berlangsung lebih dari yang telah direncanakan sebelumnya. Adapun beberapa tahap yang dilakukan ketika pelaksanaan penelitian (siklus). :

1) Tahap Persiapan

Pada tahap ini, peneliti yang sekaligus sebagai pendidik melakukan persiapan sebagai berikut :

a) Menyusun Pengembangan Silabus dan Penilaian khususnya pada Pokok Bahasan Kehidupan Sosial Masyarakat.

b) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang memuat tentang standar kompetensi, kompetensi dasar, tujuan pembelajaran dan instrumen untuk mengukur indikator pencapaian kompetensi, dan Kunci Jawaban Instrumen .

Plan

Act Reflect

Observe Revised Plan

Act Observe


(26)

37

Ray Widy Anjarsari, 2014

Mengembangkan Nilai Karakter Peduli Sosial D alam Pembelajaran IPS Melalui Model Pembelajaran Reflektif

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

c) Menyusun instrumen latihan kerja peserta didik berdasarkan teks sederhana mengenai “Kehidupan Sosial

Masyarakat”, baik untuk kelompok maupun individual.

2) Tahap Palaksanaan

Pada tahap pelaksanan, peneliti yang sekaligus sebagai pendidik dan pengajar melakukan tahapan berikut ini :

a. Mengadakan pre-test.

b. Menyampaikan materi pembelajaran, tujuan pembelajaran dan indikator yang ingin dicapai serta proses penilaian. c. Membagi peserta didik menjadi 10 kelompok dengan

masing-masing anggota kelompok berkemampuan yang beragam.

d. Pendidik bertindak sebagai fasilitator yang mengkondisikan situasi kelas agar dapat terjadinya kerja kelompok yang kondusif.

e. Memotivasi peserta didik agar secara individual dapat lebih peduli terhadap lingkungan sosialnya.

Dalam tahap ini pembelajaran dan penelitian yang dilakukan dikelas dengan alokasi waktu selama 90 menit (2jam pelajaran) dan akan dilaksanakan dengan 3 tahap oprasional, yaitu : 1) kegiatan pendahuluan dimana pendidik mengawali pembelajaran dengan kegiatan apersepsi dan memotivasi peserta didik untuk memulai pembelajaran, 2) kegiatan inti dimana proses pembelajaran berlangsung, 3) penutup merupakan kegiatan akhir pembelajaran yang menyimpulkan, merefleksikan dan mengakhiri proses pembelajaran.


(27)

38

3) Tahap Pengamatan

Untuk memaksimalkan pelaksanaan model pembelajaran reflektif ini, maka dilakukan hal sebagai berikut :

a. Turut serta mendampingi observasi peserta didik atau kelompok.

b. peserta didik membahas hasil dari kegiatan kelompok, dan saling memberikan kritik dan saran kepada tiap kelompok. c. Setiap peserta didik atau kelompok merefleksikan kegiatan kelompok dengan materi yang didapatkan peserta didik sesuai pembelajaran.

d. Pendidik memberikan kesimpulan terhadap peserta didik dari hasil pembelajaran kelompok yang telah dilakukan. e. Pendidik memberikan instrumen pertanyaan berkenaan

dengan materi yang telah dibahas dan juga meminta peserta didik untuk mengerjakan sesuai pemahamannya

terhadap materi “Kehidupan Sosial Masyarakat”. 4) Tahap Refleksi

Pada tahap ini peneliti bertindak sekaligus sebagai pendidik dalam melakukan analisis, sintesis, dan interpretasi terhadap semua informasi yang diperoleh dalam pelaksanan penelitian tindakan kelas ini. Berkaitan dengan siklus yang dilakukan, pada tahap ini dilakukan dengan tujuan untuk melihat kekurangan maupun kelebihan perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran reflektif. Hasil dari ditahap pembelajaran ini digunakan untuk menyempurnakan pelaksanaan siklus yang telah dilakukan di dalam kelas.

3.2Lokasi Dan Subjek Penelitian 3.2.1 Lokasi Penelitian


(28)

39

Ray Widy Anjarsari, 2014

Mengembangkan Nilai Karakter Peduli Sosial D alam Pembelajaran IPS Melalui Model Pembelajaran Reflektif

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Penelitian ini dilaksankan di Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Kuningan. SMP ini terletak di Jln. Siliwangi no.75 Kuningan. Peneliti melakukan penelitian kepada peserta didik kelas VIII-A. Pengambilan sampel sekolah ini didasari atas pra observasi penelitian yang telah dilaksanakan beberapa waktu sebelum penelitian dilakukan. Selain itu, beberapa temuan ketika sedang observasi mendukung peneliti untuk memilih SMP tersebut. Dari beberapa kali observasi, banyak sekali permasalahan yang penanganannya belum baik. Salah satunya adalah permasalahan yang dijadikan peneliti sebagai bahan dalam penelitian ini.

3.2.2 Subjek Penelitian

Peneliti mengambil sampel secara langsung pada kelas VIII-A. Hal ini dikarenakan alasan dari pendidik mata pelajaran IPS maupun guru-guru yang bertugas di kelas tersebut. Sebelum mengambil sampel kelas VIII-A, peneliti menyempatkan diri untuk berbincang-bincang mengenai kendala-kendala yang ada di sekolah terutama di kelas. Dari perbincangan singkat antara peneliti dengan pendidik yang bertugas mengajar kelas tersebut membuat peneliti mengutarakan maksud untuk melakukan penelitian dan pendidik mengusulkan untuk mengambil sampel di kelas VIII-A. Hal itu karena menurut pendidik, siswa-siswi di kelas VIII-A sesuai dengan permasalahan yang akan diteliti. Setelah itu, peneliti melakukan beberapa observasi kembali dikelas tersebut dan beberapa kelas lainnya yang kemudian peneliti menarik kesimpulan dari hasil observasi tersebut dan memutuskan untuk mengambil sampel kelas VIII-A.

3.3Definisi Operasional 3.3.1 Model pembelajaran

Model pembelajaran merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal hingga akhir yang disajikan secara khas oleh guru.


(29)

40

Dengan kata lain model pembelajaran merupakan cara bagaimana seorang guru melakasanakan kegiatan pembelajaran di kelas.

Dalam proses kegiatan pembelajaran seorang guru sebelumnya akan mempersiapkan lebih dahulu apa yang akan disampaikan pada peserta didik dengan menyusun persiapan mengajar atau rencana pembelajaran. Rencana pembelajaran memuat topik yang dibahas, tujuan pembelajaran, alat-alat yang perlu digunakan, langkah-langkah pembelajaran atau skenario pembelajaran, dan penilaian yang akan dilakukan.

Model Reflektif adalah pembelajaran berbasis karakter dimana model ini diharapkan untuk meningkatkan kepedulian sosial peserta didik dimana pembelajarannya menekankan pada pemaknaan suatu pengalaman yang telah dialami peserta didik sebelumnya.

Model ini dilakukan dengan evaluasi penilaian diri. Dimana peserta didik menjabarkan pengalamannya, kegiatan pembelajaran, nialai yang dapat dipetik dari pembelajaran dan rencana untuk masa yang akan datang.

3.3.2 Peduli Sosial

Sikap baik dan peduli diperlukan dalam kehidupan sehari-hari. Hal itu dikarenakan manusia tidak hanya hidup sendiri. Perkembangan fisik maupun mental manusia tidak sama. Meskipun melihat pola perkembangan pada umumnya, manusia akan memiliki karakter yang berbeda dan perkembangan fisik yang berbeda pula.

Motivasi merupakan suatu dorongan penggerak terjadinya suatu keinginan untuk melakukan sesuatu kegiatan, baik yang bersumber dari dalam diri individu sendiri (intrinsik) atau dari luar individu (motivasi ekstrinsik). Dengan adanya motivasi berbuat baik atau peduli pada orang lain dapat membuat karakter peduli anak lebih dipahami dan diterapkan oleh peserta didik.


(30)

41

Ray Widy Anjarsari, 2014

Mengembangkan Nilai Karakter Peduli Sosial D alam Pembelajaran IPS Melalui Model Pembelajaran Reflektif

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Menurut Depdiknas (2010) IPS merupakan integrasi dari berbagai cabang ilmu-ilmu sosial seperti: sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum, dan budaya. Ilmu Pengetahuan Sosial dirumuskan atas dasar realitas dan fenomena sosial yang mewujudkan satu pendekatan interdisipliner dari aspek dan cabang-cabang ilmu-ilmu sosial (sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum, dan budaya).

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Data merupakan suatu sumber data yang sangat diperlukan dalam sebuah penelitian. Data juga merupakan hal esensi yang akan menjadi sumber analisis guna mendapatkan sebuah kesimpulan dari penelitian tersebut. Dalam pengumpulan data, pengumpulan yang digunakan dalam penelitian ini adalah

dengan triangulasi “teknik” yang menurut Sugiyono (2012: 327) menyatakan

bahwa triangulasi “teknik” dapat diartikan sebagai pengumpulan data dengan

menggunakan beberapa teknik pengumpulan data dengan sampel yang sama. Dalam pengumpulan data dengan teknik triangulasi ini peneliti dapat memperhatikan focus penelitian yang dilaksanakan di lokasi penelitian. Menurut Patton (1980) dalam Sugiyono (2012: 329) mengatakan bahwa melalui triangulasi “can build the strengths of each type of data collection

while minimizing the weakness in any single approach” yang berarti triangulasi dapat memberikan kekuatan melalui tipe-tipe data yang telah didapatkan apabila dibandingkan dengan satu pendekatan penelitian. Dengan begitu pengumpulan data dilakukan dengan beberapa teknik pengumpulan data dalam penelitian ini, yaitu:

a. Observasi

Menurut Margono dalam Zuriah (2009: 173) bahwa observasi merupakan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian. Pengamatan dan pencatatan


(31)

42

dilakukan oleh secara langsung dan bersetting alami ketika sedang melaksanakan penelitian. Metode observasi juga dikatakan sebagai metode yang berfungsi ganda, sederhana dan tanpa biaya.

Observasi ini dilakukan oleh peneliti karena mengingat pentingnya seorang peneliti untuk memahami permasalahan yang sedang diteliti, tahap observasi ini di lakukan karena tahap observasi ini memiliki beberapa keunggulan seperti yang telah dikemukakan dalam paragraf sebelumnya. Hal ini dikarenakan selain untuk mengambil data, metode observasi juga menjadi salah satu ajang pengembangan perencanaan pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti sendiri. Dikatakan sederhana karena peneliti hanya duduk di dalam kelas dan hanya bermodalkan catatan berisi instrumen penelitian ketika pelaksanaan observasi berlangsung. Dalam penelitian ini, instrumen observasi yang digunakan oleh peneliti yaitu observasi fokus pada siswa ketika sedang dalam kegiatan belajar mengajar maupun setelah pembelajaran selesai.

a. Instrumen observasi fokus siswa di kelas dan di luar kelas

Observasi focus siswa ini dilakukan dengan melihat perkembangan siswa di kelas maupun di luar kelas. Observasi yang dilakukan pun dengan mengumpulkan data siswa sebagai berikut :

 Instrumen observasi fokus siswa di kelas

Data yang ingin diperoleh dalam penelitian ini ada dua yaitu data saat pelaksanaan pembelajaran dan bagaimana perkembangan kemampuan siswa dalam bertindak dan berkomunikasi dengan teman-temannya ketika sedang dalam masa pembelajaran.

 Instrumen observasi fokus siswa di luar kelas

Data yang ingin diperoleh dari penelitian ini adalah prilaku siswa terhadap taman-temannya ketika berada di luar masa


(32)

43

Ray Widy Anjarsari, 2014

Mengembangkan Nilai Karakter Peduli Sosial D alam Pembelajaran IPS Melalui Model Pembelajaran Reflektif

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pembelajaran dan penggunaan bahasa yang dilakukan siswa ketika berkomunikasi dengan orang lain. Sehingga terlihat jelas siswa yang mengevaluasi dirinya dan menerapkan hasil dari pembelajaran dengan menggunakan model reflektif.

Lembar observasi siswa mengenai pelaksanaan model pembelajaran reflektif baik di kelas maupun di luar kelas ini memuat empat indikator yang telah peneliti kembangkan dalam penelitian ini, yaitu:

1. siswa mampu bekerja sama dengan baik dalam sebuah kelompok, siswa mampu bekerja sama dengan lingkungan social siswa tersebut dengan baik hal ini dapat dilihat dari kegiatan yang dilakukan siswa baik di luar kelas maupun di dalam kelas ketika pembelajaran IPS sedang berlangsung. 2. Siswa mampu menghargai pendapat orang lain, indicator ini

menjelaskan bahwa siswa mampu memberikan pendapatnya serta mau menerima pendapat orang lain dengan baik tanpa menyebabkan pertikaian meskipun pendapat tersebut kurang sesuai dengan pendapatnya sendiri.

3. Siswa mampu berkomunikasi dengan baik, dalam hal ini indicator penilaian siswa dilihat dari bahasa yang digunakan ketika sedang berkomunikasi dengan teman maupun orang lain, selain itu siswa dapat berprilaku yang baik, sopan dan santun terhadap teman maupun orang lain.

4. Siswa mampu mengevaluasi diri sendiri, dimana siswa mampu menilai diri sendiri dari prilaku yang kurang baik dan memperbaiki prilaku yang tidak sesuai dengan nilai dan norma yang ada di lingkungan masyarakat.

Untuk kebutuhan penentuan keberhasilan penelitian, peneliti menerapkan standar ketercapaian dari setiap hal pada lembar


(33)

44

observasi. Standar ini terbagi ke dalam empat kategori, yaitu : 1 = Kurang, 2 = Cukup, 3 = Baik dan 4 = Sangat Baik. Untuk menentukan masuk pada kategori manakah sebuah indikator, peneliti juga menyiapkan rentang nilai dari setiap kategori, yaitu : 1 = kurang (0% - 40%), 2= cukup (< 40% - 60%), 3= baik (< 60% - 75%) dan 4 = sangat baik (< 75%). Angka ini dibentuk secara mandiri oleh peneliti dengan didasari oleh data ordinal. Data ordinal adalah data yang penomoran objek atau kategorinya disusun menurut besarnya bisa dari nilai tertinggi sampai terendah maupun sebaliknya. Untuk rentangan nilainya sendiri, data ordinal dapat dengan bebas dibentuk dan tidak harus sama dengan rentang sebelumnya (Hasan, 2003: 34). Selain dengan rentangan angka yang dibentuk, peneliti juga memberikan batasan-batasan pada setiap penilaian. Batasan-batasan tersebut dijelaskan pada tabel di bawah ini:

Tabel 3.1 :

Pedoman Penilaian di Kelas

ASPEK YANG

DIAMATI KRITERIA PENILAIAN

Siswa mampu

bekerjasama dengan baik di dalam kelompok

Seluruh anggota kelompok bertanggung jawab dan disiplin dalam pengerjaan tugas kelompok

Siswa mampu

menerima setiap anggota kelompok yang ditentukan oleh guru

Seluruh anggota mempersilahkan siapapun untuk masuk dan bergabung dengan kelompoknya

Siswa mampu

memperkecil konflik

Setidaknya terdapat satu orang yang mampu melerai atau menengahi jika


(34)

45

Ray Widy Anjarsari, 2014

Mengembangkan Nilai Karakter Peduli Sosial D alam Pembelajaran IPS Melalui Model Pembelajaran Reflektif

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ASPEK YANG

DIAMATI KRITERIA PENILAIAN

yang terjadi di dalam kelompok

terjadi konflik dalam pengerjaan tugas atau diskusi kelompok

Siswa menerima saran dari orang lain untuk

mengembangkan ide-ide baru

Siswa tiak lagi menganggap guru sebagai sumber ide dan menerima saran dari orang lain misal anggota kelompok

Siswa mampu

menerima perbedaan pandangan dengan orang lain

Siswa tidak lagi menganggap dirinya paling benar dan konflik yang terjadi tidak lagi seputar perbedaan pendapat. Jika ada, maka perbedaan tersebut tidak dijadikan konflik yang berkepanjangan

Siswa mampu

menggunakan

bahasa yang baik dan sopan kepada teman dan guru

Siswa menggunakan bahasa yang baik meskipun tidak baku dan kedaerahan serta tidak lagi berbicara dengan bahasa yang tidak pantas meskipun dalam bahasa daerah

Siswa mampu

menegur dengan baik siswa lainnya

saat mereka

melakukan

kesalahan atau pelanggaran

Setidaknya beberapa siswa memberikan teguran nyata kepada temannya saat berbicara dengan bahasa yang kasar

Siswa mampu

memberikan

argumentasi yang membangun

Argumentasi yang diberikan berdasarkan teori atau materi yang nyata dan atau hasil pemikiran yang berlandaskan materi dan pegetahuan yang dimiliki sehingga dapat mengembangkan keilmuannya

Siswa mampu

mengevaluasi

perilaku mereka di dalam kelas pada proses pembelajaran

Siswa menyadari bagaimana perilaku mereka dan menilai apakah perilaku tersebut patut mereka lakukan atau tidak dan mampu mengubah perilakunya.


(35)

46

ASPEK YANG

DIAMATI KRITERIA PENILAIAN

mengevaluasi

perilaku teman lainnya dalam kelas

menilai bagaimana sikap seorang atau beberapa teman lainnya dan memberikan rekomendasi agar perilaku buruk dapat diubah.

Tabel 3.2 :

Pedoman Penilaian di Luar Kelas

ASPEK YANG

DIAMATI KRITERIA PENILAIAN

Siswa mampu

menggunakan

bahasa yang sopan dan baik di luar kelas

Siswa mampu mengubah diri dan mengaplikasikan karakter baik di luar kelas terutama dalam penggunaan bahasa

Siswa tidak lagi membedakan teman saat berada di luar kelas

Siswa mampu beradaptasi dan menerima orang lain lebih baik lagi

Siswa tidak

melakukan

kekerasan secara fisik maupun lisan kepada siswa.

Siswa tidak lagi melakukan kekerasan terhadap siswa lainnya yang dianggap lebih lemah

Siswa memberikan bantuan kepada siswa lainnya saat mengalami kesulitan di luar kelas.

Siswa memupuk dan meningkatkan sikap empati terhadap sesama dan mampu menerapkannya

Siswa mampu

menghargai teman lain saat di luar kelas.

Siswa tidak hanya berkomunikasi di dalam kelas ketika pembelajaran berlangsung. Akan tetapi, mereka melakukannya pula di luar kelas

Siswa mampu

menegur dengan baik siswa lainnya

saat mereka

melakukan

kesalahan atau

Siswa mampu secara sadar dan bijak untuk memberikan teguran pada siswa lain yang melakukan kesalahan atau pelanggaran di luar kelas


(36)

47

Ray Widy Anjarsari, 2014

Mengembangkan Nilai Karakter Peduli Sosial D alam Pembelajaran IPS Melalui Model Pembelajaran Reflektif

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ASPEK YANG

DIAMATI KRITERIA PENILAIAN

pelanggaran di luar kelas.

Siswa dapat

memberikan contoh yang baik kepada teman

Siswa mengaplikasikan karakter yang dipelajari dan ikut mengajak teman lainnya untuk melakukan bersama-sama

Siswa dapat berbaur dengan teman-teman satu kelas

Siswa tidak lagi berkumpul dan membuat klub-klub tersendiri

Siswa dapat saling memaafkan ketika terdapat teman yang melakukan

kesalahan

Siswa mampu memaafkan kesalahan teman meskipun bukan dari satu klub.

Siswa bersikap sopan dan santun kepada teman, kakak kelas maupun adik kelas.

Siswa menggunakan kata dan

menunjukkan gestur secara baik terhadap seluruh warga sekolah

Berikut standar keberhasilan (SK) yang diberlakukan penulis pada penelitian ini :

Tabel 3.3 :

Standar Keberhasilan Penelitian di Kelas

NO ASPEK YANG DIAMATI SK

1 Siswa mampu bekerjasama dengan baik di dalam

kelompok 3

2 Siswa mampu menerima setiap anggota kelompok

yang ditentukan oleh guru 3

3 Siswa mampu memperkecil konflik yang terjadi di

dalam kelompok 3

4 Siswa menerima saran dari orang lain untuk

mengembangkan ide-ide baru 3

5 Siswa mampu menerima perbedaan pandangan

dengan orang lain 3

6 Siswa mampu menggunakan bahasa yang baik dan

sopan kepada teman dan guru 2

7 Siswa mampu menegur dengan baik siswa lainnya saat mereka melakukan kesalahan atau pelanggaran 3


(37)

48

8 Siswa mampu memberikan argumentasi yang

membangun 3

9 Siswa mampu mengevaluasi perilaku mereka di dalam

kelas pada proses pembelajaran 2

10 Siswa mampu mengevaluasi perilaku teman lainnya

dalam kelas 2

Tabel 3.4 :

Standar Keberhasilan Penelitian di Luar Kelas

NO ASPEK YANG DIAMATI SK

1 Siswa mampu menggunakan bahasa yang sopan dan

baik di luar kelas 2

2 Siswa tidak lagi membedakan teman saat berada di

luar kelas 3

3 Siswa tidak melakukan kekerasan secara fisik maupun

lisan kepada siswa. 3

4 Siswa memberikan bantuan kepada siswa lainnya saat

mengalami kesulitan di luar kelas. 2

5 Siswa mampu menghargai teman lain saat di luar

kelas. 3

6 Siswa mampu menegur dengan baik siswa lainnya saat mereka melakukan kesalahan atau pelanggaran di luar kelas.

2 7 Siswa dapat memberikan contoh yang baik kepada

teman 3

8 Siswa dapat berbaur dengan teman-teman satu kelas 3 9 Siswa dapat saling memaafkan ketika terdapat teman

yang melakukan kesalahan 3

10 Siswa bersikap sopan dan santun kepada teman, kakak

kelas maupun adik kelas. 3

b. Catatan lapangan

Untuk menunjang pengambilan data-data lain yang berkembang selama pelaksanaan tindakan penelitian dapat menggunakan catatan lapangan untuk mencatat kemajuan, mencatat persoalan-persoalan yang dihadapi dan solusinya, mencatat hasil-hasil refleksi dan hasil-hasil pembelajaran siswa. Catatan lapangan merupakan catatan yang dibuat peneliti yang berisi coretan deskriptif berbagai kegiatan, suasana kelas,


(38)

49

Ray Widy Anjarsari, 2014

Mengembangkan Nilai Karakter Peduli Sosial D alam Pembelajaran IPS Melalui Model Pembelajaran Reflektif

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

iklim sekolah, berbagai interaksi dan hal lainnya yang dianggap perlu oleh peneliti yang kemudian dilanjutkan ke dalam catatan lengkap oleh siswa itu sendiri. Hal ini dilakukan peneliti sebagai data konkrit penelitian dan penunjang derajat kepercayaan dalam keabsahan data.

c. Buku Jurnal Siswa

Untuk menunjang penelitian yang dilakukan siswa diberikan buku jurnal yang akan digunakan untuk melihat perkembangan prilaku siswa ketika berada di dalam kelas maupun di luar kelas. Hal ini dilakukan agar siswa dapat secara langsung mengemukakan apa yang seharusnya ia lakukan baik diluar kelas maupun di dalam kelas. Selain dari itu siswa dapat memberikan kritik terhadap tindakan teman yang kurang sesuai dengan nilai ataupun norma yang berlaku. Dengan begitu siswa berpartisipasi secara aktif dalam penelitian ini.

3.5 Teknik Analisis Data

Miles dan Huberman dalam Sugiyono (2011: 336) menyatakan bahwa aktifitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga data sudah jenuh. Aktifitas dalam menganalisis data ini dengan reduksi data, kategorisasi, validasi data, dan interpretasi data.

1) Reduksi data

Data yang diperoleh peneliti dari lapangan akan sangat banyak dan tidak beraturan. Agar lebih mudah untuk dapat menganalisis data, peneliti melakukan tahap pertama, yaitu reduksi data. Dalam tahap ini data yang diperoleh dari lapangan direduksi, dirangkum, dipilih dan di fokuskan kepada aspek-aspek yang penting yang ingin dicapai oleh peneliti. Sehingga, tujuan yang diinginkan peneliti dapat dicapai dengan optimal. 2) Kategorisasi


(39)

50

Dalam tahap ini, data-data yang telah di reduksi kemudian digolongkan kedalam beberapa kategori. Kategorisasi ini dilakukan agar data tidak tercampur dan analisis data dapat dilakukan secara optimal. Karena, dengan kategorisasi ini peneliti dapat melihat secara langsung apakah data dalam aspek tersebut sudah memenuhi aspek yang diharapkan oleh peneliti. Dalam penelitian ini, kategori yang dibuat adalah : (1) Latar dan situasi kelas yang berisi informasi umum dan khusus mengenai kondisi fisik kelas dan pelaku pembelajaran. (2) proses pembelajaran yang berisi bagaimana model pembelajaran reflektif dengan menggunakan metode kooperatif diterapkan di dalam kelas dan bagaimana kinerja guru ketika dalam kegiatan pembelajaran. (3) Aktifitas di kelas yang berisi kegiatan siswa dalam pembelajaran untuk meningkatkan rasa peduli mereka.

3) Validasi data

Pada tahap ini, validasi data ddigunakan sebagai pembukti kesesuaian antara yang telah diamati peneliti dengan apa yang sesungguhnya terjadi. Hopkins dalam Wiriaatmadja (2010: 168) memberikan beberapa validasi yang dapat dilakukan dalam penelitian tindakan kelas, yaitu member check, triangulasi, audit trail, expert opinion, dan key respondent review.

a. Member Check, yakni memeriksa kembali keterangan-keterangan atau informasi data yang diperoleh selama observasi apakah keterangan atau informasi yang didapat, atau penjelasan ini tetap sifatnya atau tidak berubah sehingga dapat dipastikan keajegannya, dan data itu terperiksa kebenarnnya.

b. Triangulasi, yaitu memeriksa kebenaran hipotesis, konstruk atau analisis yang ada dengan membandingkan hasil dari orang lain, misalnya mitra peneliti, yang hadir dan menyaksikan situasi yang sama. Triangulasi dilakukan berdasarkan tiga sudut pandang, yakni sudut pandang guru, siswa dan yang melakukan pengamatan atau observasi (peneliti).


(40)

51

Ray Widy Anjarsari, 2014

Mengembangkan Nilai Karakter Peduli Sosial D alam Pembelajaran IPS Melalui Model Pembelajaran Reflektif

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

c. Audit Trail, yaitu mengecek kebenaran hasil penelitian beserta prosedur dan metode pengumpulan data dengan mengkonfirmasikan buku-buku temuan yang diperiksa dan dicek kesahihannya kepada sumber data pertama guru dan siswa

d. Expert Opinion, yaitu pengecekan terakhir dilakukan terhadap temuan-temuan penelitian oleh pakar yang professional dibidang ini, yakni dosen pembimbing. Pada tahapan akhir ini dapat dilakukan perbaikan, modifiaksi, atau penghalusan berdasarkan arahan atau opini pakar (pembimbing), selanjutnya analisis yang dilakukan akan meningkatkan derajat kepercayaan penelitian yang telah dilaksanakan.

e. Key respondent review, yaitu meminta salah seorang atau beberapa mitra peneliti atau orang yang banyak mengetahui tentang penelitian tindakan kelas, untuk membaca draft awal laporan penelitian dan meminta pendapatnya.

4) Interpretasi data

Tahap ini bertujuan untuk memberikan makna atas data-data yang telah diperoleh peneliti. Sehingga masalah yang ada ketika penelitian dapat dipecahkan atau dijawab. Tahap ini juga dilakukan untuk menafsirkan keseluruhan temuan dalam penelitian. Dalam interpretasi data ini, terdapat beberapa hal yang akan dilakukan oleh peneliti, yaitu:

a. Mendeskripsikan perencanaan pelaksanaan tindakan b. Mendeskripsikan pelaksanaan tindakan setiap siklus c. Mendeskripsikan hasil observasi aktifitas guru


(41)

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Pada bab ini peneliti akan menguraikan kesimpulan dari hasil penelitian tindakan kelasyang telah dilaksanakan mulai dari pengamatan pra penelitian, pelaksanaan, observasi dan refleksi yang dilakukan pada siklus ke-I sampai dengan siklus ke-III di kelas VIII-A SMP Negeri 1 Kuningan. Selain kesimpulan, bab ini pun berisi mengenai saran untuk peneliti yang melakukan penelitian dengan permasalahan yang sama.

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa penerapan pembelajaran melalui model Reflektif dengan penggunaan metode yang berbeda dalam mata pelajaran IPS dapat meningkatkan keterampilan kerja sama antar siswa, kepedulian antar siswa dan sikap-sikap siswa yang mulai berubah menjadi lebih baik terhadap teman-teman di lingkungan kelas mapun di luar kelas di kelas VIII-A SMP Negeri 1 Kuningan. Adapun kesimpulan lain yang telah peneliti rumuskan yaitu:

1. Rancangan pembelajaran dengan menggunakan model Reflektif yang peneliti buat antara lain membuat rencana pelaksanaan kegiatan pembelajaran, silabus, serta media pembelajaran yang akan dipergunakan ketika pembelajaran dilaksanakan. Peneliti pun membuat instrumen yang dijadikan sebagai alat pengumpulan data hasil penelitian berupa lembar observasi guru dan siswa, buku jurnal sederhana, dokumentasi, dan catatan lapangan.

2. Pelaksanaan pembelajaran IPS dengan model Reflektif melalui metode kooperatif berbasis nilai yaitu dengan membagi siswa ke dalam 6 kelompok, setiap kelompok terdiri dari 4-5 orang siswa. Masing- masing kelompok ditugaskan menyiapkan materi yang nantinya siswa diberi tugas untuk menganalisis nilai melalui media yang diberikan oleh guru (peneliti). Masing- masing kelompok diminta untuk merealisasikan hasil dari pembelajaran dan refleksi diri mereka setelah pembelajaran selesai.


(42)

127

Ray Widy Anjarsari, 2014

Mengembangkan Nilai Karakter Peduli Sosial D alam Pembelajaran IPS Melalui Model Pembelajaran Reflektif

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dengan kegiatan tersebut akan tumbuh rasa dimana siswa mengetahui mana yang baik untuk dilakukan dan mana yang buruk selain itu siswa dapat mengetahui sikap apa saja yang telah mereka lakukan terhadap teman ataupun orang lain. Dalam kegiatan pembelajaran ini seluruh siswa ikut berkontribusi terhadap pembelajaran karena dalam pembelajaran ini siswa berperan langsung dalam pembelajaran ini dan guru hanya sebagai pendamping dalam pembelajaran.

3. Kegiatan refleksi dilakukan peneliti berkaitan dengan bagaimana peneliti dalam merencanakan dan melakukan perbaikan dari kekurangan pelaksanaan penelitian dan dampak yang dirasakan pada setiap siklusnya. Peneliti menggunakan lembar observasi guru dan siswa, buku jurnal sederhana, dokumentasi, dan catatan lapangan untuk dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam perbaikan pembelajaran di kelas. Kegiatan refleksi didiskusikan oleh peneliti dan observer untuk pelaksanaan tindakan selanjutnya. Seperti terdapat beberapa kekurangan yang terjadi ketika pelaksanakan kegiatan pembelajaran pada siklus ke-I siswa masih belum memahami makna dari kegiatan pembelajaran, guru yang masih belum mampu mengelola kelas dengan baik, terdapat siswa yang tidak serius melakukan kegiatan pembelajaran. Sehingga permasalahan-permasalahan tersebut dapat teratasi pada pelaksanaan siklus ke-II dan seterusnya.

4. Dilihat dari ketercapaian seluruh indikator pembelajaran siswa, model pembelajaran Reflektif dapat meningkatkan kepedulian siswa dan keterampilan siswa dalam bersikap dan berprilaku antar siswa di kelas VIII-A. Perubahan sikap dan prilaku antar siswa diperoleh dari hasil pengamatan yang dituangkan melalui lembar observasi yang dibuat oleh observer dan peneliti. Seperti pada siklus ke-I kepedulian siswa hanya mendapat penilaian cukup, pada siklus ke-II terdapat peningkatan namun hanya saja masih dalam ruang lingkup kategori penilaian cukup. Untuk penilaian pada siklus ke-III sudah masuk pada kategori baik. Dengan


(43)

128

demikian hasil penelitian siklus ke-I sampai siklus ke-III juga terjadi peningkatan namun tidak terlalu besar.

5.2 Rekomendasi

Berdasarkan hasil penelitan ini, peneliti memberikan saran agar kendala-kendala yang dihadapi dapat teratasi sebagai berikut:

1. Guru harus tegas. Karena kegiatan pembelajaran menggunakan model Reflektif membuat suasana kelas cukup gaduh terutama pada saat kegiatan mencari informasi, oleh sebab itu diperlukan ketegasan dari guru agar siswa tidak menggunakan kesempatan tersebut untuk bercanda atau mengobrol.

2. Membutuhkan pengelolaan waktu yang baik. Model pembelajaran Reflektif ini membutuhkan waktu yang cukup lama, oleh karena itu guru harus mampu memperkirakan kebutuhan waktu yang diperlukan dalam pengerjaan tugas dan pemahaman materi.

3. Penerapan model Reflektif telah membuat kegiatan pembelajaran menjadi lebih menyenangkan, lebih bermakna, melatih siswa untuk bartanggung jawab, hubungan antar siswa lebih erat, serta dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Oleh karena itu peneliti menyarankan agar para pengajar mencoba untuk menggunakan metode pembelajaran yang berbasis model reflektif dimana siswa diharapkan mencari tahu makna dari pembelajaran tersebut. Pembelajaran seperti dapat dijadikan sebagi salah satu alternatif dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran disemua mata pelajaran.

4. Untuk peneliti selanjutnya diharapkan melanjutkan penelitian ini dalam aspek komunikasi antar siswa atau sikap tanggung jawab siswa.


(44)

Ray Widy Anjarsari, 2014

Mengembangkan Nilai Karakter Peduli Sosial D alam Pembelajaran IPS Melalui Model Pembelajaran Reflektif Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Aqib, Z. 2011. Pendidikan Karakter Membangun Perilaku Positif Anak Bangsa. Bandung: Yrama Widya.

Baharuddin. 2012. Pendidikan dan Psikologi Perkembangan. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media. Depdiknas, 2010. Model Pembelajaran IPS, Malang: Pusat Kurikulum Balitbang Depdiknas. Hamachek, D. 1977. Human Dynamics in Psychology and Education: Selected Readings. TX:

Harcourt Brave Jovanovich.

Hasan, M.I (2003). Pokok-Pokok Materi Statistik 1 (Statistik Deskriptif). Jakarta : Bumi Aksara Kesuma, D. et al, 2011. Pendidikan Karakter, Bandung: Remaja Rosdakarya.

Koesoema, D. 2010. Pendidikan Karakter :Strategi Mendidik Anak di Zaman Global. Jakarta: Kompas Gramedia.

Kunandar. 2008. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: Rajawali Pers

Lickona, T. 2012. Mendidik Untuk Membentuk Karakter Bagaimana Sekolah dapat Memberikan Pendidikan Tentang Sikap Hormat dan Tanggung Jawab. Jakarta: Bumi Aksara.

Musfiqon. 2012. Metodologi Penelitin Pendidikan. Jakarta: Prestasi Pustaka Raya.

Muslich, M. 2009. Melaksanakan PTK itu Mudah (Classroom Action Research): Pedoman Praktis Bagi Pendidik Profesional. Jakarta : Bumi Aksara

Nasution. 2009. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Pendidikan : Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.

Bandung: Alfabeta


(45)

132

Sukardi. 2004. Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya. Jakarta: Bumi Aksara.

Syaodih, N. 2003. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya. Trianto. (2010). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif – Progresif : Konsep, Landasan, dan

Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta : Kencana Wiriaatmaja, R. 2010. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Remaja Rosdakarya. Zuriah, N. 2009. Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan: Teori dan Aplikasi. Jakarta :

Bumi Aksara

Internet :

Grace, Dessy. 2012. Model Pembelajaran Reflektif. [Online]. Tersedia

http://gracedessy1230.blogspot.com/2012/12/model-pembelajaran-reflektif.html. [20 Mei

2014].

Muyasaroh, Siti. Dkk. 2011. Makalah Hakikat Belajar dan Pembelajaran. [Online] tersedia

http://aggilnet.blogspot.com/2011/03/makalah-hakikat-belajar-dan.html, [27 Agustus 2013]


(1)

51

c. Audit Trail, yaitu mengecek kebenaran hasil penelitian beserta prosedur dan metode pengumpulan data dengan mengkonfirmasikan buku-buku temuan yang diperiksa dan dicek kesahihannya kepada sumber data pertama guru dan siswa

d. Expert Opinion, yaitu pengecekan terakhir dilakukan terhadap temuan-temuan penelitian oleh pakar yang professional dibidang ini, yakni dosen pembimbing. Pada tahapan akhir ini dapat dilakukan perbaikan, modifiaksi, atau penghalusan berdasarkan arahan atau opini pakar (pembimbing), selanjutnya analisis yang dilakukan akan meningkatkan derajat kepercayaan penelitian yang telah dilaksanakan.

e. Key respondent review, yaitu meminta salah seorang atau beberapa mitra peneliti atau orang yang banyak mengetahui tentang penelitian tindakan kelas, untuk membaca draft awal laporan penelitian dan meminta pendapatnya.

4) Interpretasi data

Tahap ini bertujuan untuk memberikan makna atas data-data yang telah diperoleh peneliti. Sehingga masalah yang ada ketika penelitian dapat dipecahkan atau dijawab. Tahap ini juga dilakukan untuk menafsirkan keseluruhan temuan dalam penelitian. Dalam interpretasi data ini, terdapat beberapa hal yang akan dilakukan oleh peneliti, yaitu:

a. Mendeskripsikan perencanaan pelaksanaan tindakan b. Mendeskripsikan pelaksanaan tindakan setiap siklus c. Mendeskripsikan hasil observasi aktifitas guru


(2)

Ray Widy Anjarsari, 2014

Mengembangkan Nilai Karakter Peduli Sosial D alam Pembelajaran IPS Melalui Model Pembelajaran Reflektif

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Pada bab ini peneliti akan menguraikan kesimpulan dari hasil penelitian tindakan kelasyang telah dilaksanakan mulai dari pengamatan pra penelitian, pelaksanaan, observasi dan refleksi yang dilakukan pada siklus ke-I sampai dengan siklus ke-III di kelas VIII-A SMP Negeri 1 Kuningan. Selain kesimpulan, bab ini pun berisi mengenai saran untuk peneliti yang melakukan penelitian dengan permasalahan yang sama.

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa penerapan pembelajaran melalui model Reflektif dengan penggunaan metode yang berbeda dalam mata pelajaran IPS dapat meningkatkan keterampilan kerja sama antar siswa, kepedulian antar siswa dan sikap-sikap siswa yang mulai berubah menjadi lebih baik terhadap teman-teman di lingkungan kelas mapun di luar kelas di kelas VIII-A SMP Negeri 1 Kuningan. Adapun kesimpulan lain yang telah peneliti rumuskan yaitu:

1. Rancangan pembelajaran dengan menggunakan model Reflektif yang peneliti buat antara lain membuat rencana pelaksanaan kegiatan pembelajaran, silabus, serta media pembelajaran yang akan dipergunakan ketika pembelajaran dilaksanakan. Peneliti pun membuat instrumen yang dijadikan sebagai alat pengumpulan data hasil penelitian berupa lembar observasi guru dan siswa, buku jurnal sederhana, dokumentasi, dan catatan lapangan.

2. Pelaksanaan pembelajaran IPS dengan model Reflektif melalui metode kooperatif berbasis nilai yaitu dengan membagi siswa ke dalam 6 kelompok, setiap kelompok terdiri dari 4-5 orang siswa. Masing- masing kelompok ditugaskan menyiapkan materi yang nantinya siswa diberi tugas untuk menganalisis nilai melalui media yang diberikan oleh guru (peneliti). Masing- masing kelompok diminta untuk merealisasikan hasil dari pembelajaran dan refleksi diri mereka setelah pembelajaran selesai.


(3)

127

Dengan kegiatan tersebut akan tumbuh rasa dimana siswa mengetahui mana yang baik untuk dilakukan dan mana yang buruk selain itu siswa dapat mengetahui sikap apa saja yang telah mereka lakukan terhadap teman ataupun orang lain. Dalam kegiatan pembelajaran ini seluruh siswa ikut berkontribusi terhadap pembelajaran karena dalam pembelajaran ini siswa berperan langsung dalam pembelajaran ini dan guru hanya sebagai pendamping dalam pembelajaran.

3. Kegiatan refleksi dilakukan peneliti berkaitan dengan bagaimana peneliti dalam merencanakan dan melakukan perbaikan dari kekurangan pelaksanaan penelitian dan dampak yang dirasakan pada setiap siklusnya. Peneliti menggunakan lembar observasi guru dan siswa, buku jurnal sederhana, dokumentasi, dan catatan lapangan untuk dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam perbaikan pembelajaran di kelas. Kegiatan refleksi didiskusikan oleh peneliti dan observer untuk pelaksanaan tindakan selanjutnya. Seperti terdapat beberapa kekurangan yang terjadi ketika pelaksanakan kegiatan pembelajaran pada siklus ke-I siswa masih belum memahami makna dari kegiatan pembelajaran, guru yang masih belum mampu mengelola kelas dengan baik, terdapat siswa yang tidak serius melakukan kegiatan pembelajaran. Sehingga permasalahan-permasalahan tersebut dapat teratasi pada pelaksanaan siklus ke-II dan seterusnya.

4. Dilihat dari ketercapaian seluruh indikator pembelajaran siswa, model pembelajaran Reflektif dapat meningkatkan kepedulian siswa dan keterampilan siswa dalam bersikap dan berprilaku antar siswa di kelas VIII-A. Perubahan sikap dan prilaku antar siswa diperoleh dari hasil pengamatan yang dituangkan melalui lembar observasi yang dibuat oleh observer dan peneliti. Seperti pada siklus ke-I kepedulian siswa hanya mendapat penilaian cukup, pada siklus ke-II terdapat peningkatan namun hanya saja masih dalam ruang lingkup kategori penilaian cukup. Untuk penilaian pada siklus ke-III sudah masuk pada kategori baik. Dengan


(4)

Ray Widy Anjarsari, 2014

Mengembangkan Nilai Karakter Peduli Sosial D alam Pembelajaran IPS Melalui Model Pembelajaran Reflektif

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

demikian hasil penelitian siklus ke-I sampai siklus ke-III juga terjadi peningkatan namun tidak terlalu besar.

5.2 Rekomendasi

Berdasarkan hasil penelitan ini, peneliti memberikan saran agar kendala-kendala yang dihadapi dapat teratasi sebagai berikut:

1. Guru harus tegas. Karena kegiatan pembelajaran menggunakan model Reflektif membuat suasana kelas cukup gaduh terutama pada saat kegiatan mencari informasi, oleh sebab itu diperlukan ketegasan dari guru agar siswa tidak menggunakan kesempatan tersebut untuk bercanda atau mengobrol.

2. Membutuhkan pengelolaan waktu yang baik. Model pembelajaran Reflektif ini membutuhkan waktu yang cukup lama, oleh karena itu guru harus mampu memperkirakan kebutuhan waktu yang diperlukan dalam pengerjaan tugas dan pemahaman materi.

3. Penerapan model Reflektif telah membuat kegiatan pembelajaran menjadi lebih menyenangkan, lebih bermakna, melatih siswa untuk bartanggung jawab, hubungan antar siswa lebih erat, serta dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Oleh karena itu peneliti menyarankan agar para pengajar mencoba untuk menggunakan metode pembelajaran yang berbasis model reflektif dimana siswa diharapkan mencari tahu makna dari pembelajaran tersebut. Pembelajaran seperti dapat dijadikan sebagi salah satu alternatif dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran disemua mata pelajaran.

4. Untuk peneliti selanjutnya diharapkan melanjutkan penelitian ini dalam aspek komunikasi antar siswa atau sikap tanggung jawab siswa.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Aqib, Z. 2011. Pendidikan Karakter Membangun Perilaku Positif Anak Bangsa. Bandung: Yrama Widya.

Baharuddin. 2012. Pendidikan dan Psikologi Perkembangan. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Depdiknas, 2010. Model Pembelajaran IPS, Malang: Pusat Kurikulum Balitbang Depdiknas.

Hamachek, D. 1977. Human Dynamics in Psychology and Education: Selected Readings. TX: Harcourt Brave Jovanovich.

Hasan, M.I (2003). Pokok-Pokok Materi Statistik 1 (Statistik Deskriptif). Jakarta : Bumi Aksara

Kesuma, D. et al, 2011. Pendidikan Karakter, Bandung: Remaja Rosdakarya.

Koesoema, D. 2010. Pendidikan Karakter :Strategi Mendidik Anak di Zaman Global. Jakarta: Kompas Gramedia.

Kunandar. 2008. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: Rajawali Pers

Lickona, T. 2012. Mendidik Untuk Membentuk Karakter Bagaimana Sekolah dapat Memberikan Pendidikan Tentang Sikap Hormat dan Tanggung Jawab. Jakarta: Bumi Aksara.

Musfiqon. 2012. Metodologi Penelitin Pendidikan. Jakarta: Prestasi Pustaka Raya.

Muslich, M. 2009. Melaksanakan PTK itu Mudah (Classroom Action Research): Pedoman Praktis Bagi Pendidik Profesional. Jakarta : Bumi Aksara

Nasution. 2009. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Pendidikan : Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.


(6)

Ray Widy Anjarsari, 2014

Mengembangkan Nilai Karakter Peduli Sosial D alam Pembelajaran IPS Melalui Model Pembelajaran Reflektif Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sukardi. 2004. Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya. Jakarta: Bumi Aksara.

Syaodih, N. 2003. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Trianto. (2010). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif – Progresif : Konsep, Landasan, dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta : Kencana

Wiriaatmaja, R. 2010. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Zuriah, N. 2009. Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan: Teori dan Aplikasi. Jakarta : Bumi Aksara

Internet :

Grace, Dessy. 2012. Model Pembelajaran Reflektif. [Online]. Tersedia

http://gracedessy1230.blogspot.com/2012/12/model-pembelajaran-reflektif.html. [20 Mei 2014].

Muyasaroh, Siti. Dkk. 2011. Makalah Hakikat Belajar dan Pembelajaran. [Online] tersedia

http://aggilnet.blogspot.com/2011/03/makalah-hakikat-belajar-dan.html, [27 Agustus 2013]


Dokumen yang terkait

NILAI-NILAI KARAKTER DALAM PROSES PEMBELAJARAN PUISI DI KELAS VII SMP NEGERI 2 TAWANGMANGU Nilai-Nilai Karakter Dalam Proses Pembelajaran Puisi Di Kelas VII SMP Negeri 2 Tawangmangu.

0 2 13

PENINGKATAN INTERAKSI SOSIAL ASOSIATIF SISWA MELALUI PEMANFAATAN TAYANGAN INDONESIA BAGUS DALAM PEMBELAJARAN IPS (Penelitian Tindakan Kelas di SMP Negeri 4 Bandung kelas VIII-A dalam Pembelajaran IPS melalui pemanfaatan tayangan Indonesia Bagus NET TV).

1 9 79

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN HELLISON UNTUK MENGEMBANGKAN NILAI TANGGUNG JAWAB DALAM PEMBELAJARAN SENAM: Studi Penelitian Tindakan Kelas di SMP Negeri 45 Bandung.

0 5 32

MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN, MENCARI, MEMILIH, MENGOLAH, DAN MENGGUNAKAN INFORMASI MELALUI METODE GROUP INVESTIGATION DALAM PEMBELAJARAN IPS: Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VIII-A SMP Pasundan 4 Bandung.

0 0 63

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN CANTER ASERTIF DALAM PEMBELAJARAN PENJAS UNTUK MENGEMBANGKAN NILAI SPORTIFITAS : Studi Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas VIII A di SMP Negeri 2 Katapang Kabupaten Bandung.

4 19 82

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN OTENTIK (AUTHENTIC LEARNING) DALAM PEMBELAJARAN IPS UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN SOSIAL SISWA: Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VII A SMP NEGERI 7 BANDUNG.

4 8 40

MENINGKATKAN TANGGUNG JAWAB SISWA MELALUI MODEL JIGSAW DALAM PEMBELAJARAN IPS : Penelitian Tindakan Kelas Pada Pembelajaran IPS di Kelas VIII-12 SMP Negeri 1 Bandung.

1 2 47

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS : Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VIII E SMP Negeri 12 Bandung.

0 2 40

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS: Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VIII E SMP Negeri 12 Bandung.

2 11 40

PENINGKATAN SIKAP PEDULI LINGKUNGAN SISWA MELALUI METODE TUGAS DALAM PEMBELAJARAN IPS : Penelitian Tindakan Kelas di SMP Negeri 3 Tanjungsari Kelas VIII A - repository UPI S IPS 1105092 Title

0 0 4