HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG PERPUSTAKAAN KELILING LAYANAN TERPADU PERPUSTAKAAN (LTP) DENGAN MINAT BACA.

(1)

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG PERPUSTAKAAN KELILING LAYANAN TERPADU PERPUSTAKAAN (LTP) DENGAN

MINAT BACA

(Studi Deskriptif pada Siswa SMAN 21 Bandung)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Perpustakaan dan Informasi

Oleh:

Annisa Nurrul Fadhilah 1001587

PROGRAM STUDI PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI JURUSAN KURIKULUM DAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN


(2)

No. 25/S1/KTP/PERPUSINFO/OKT/2014 HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG PERPUSTAKAAN

KELILING LAYANAN TERPADU PERPUSTAKAAN (LTP) DENGAN MINAT BACA

(Studi Deskriptif pada Siswa SMAN 21 Bandung)

Oleh:

Annisa Nurrul Fadhilah 1001587

Sebuah Skripsi yang diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Perpustakaan dan Informasi

© Annisa Nurrul Fadhilah 2014 Universitas Pendidikan Indonesia \

Oktober 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, Dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

(4)

ix Annisa Nurrul F, 2014

Hubungan Antara Persepsi Siswa Tentang Perpustakaan Keliling Layanan Terpadu Perpustakaan (LTP) dengan Minat Baca

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ... i

PERNYATAAN ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMA KASIH... iv

ABSTRAK ... vii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GRAFIK ... xv

DAFTAR BAGAN ... xvi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 4

C. Rumusan Masalah ... 4

D. Tujuan Penelitian ... 4

E. Manfaat Penelitian ... 5

F. Struktur Penelitian ... 5

BAB II HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG PERPUSTAKAAN KELILING LAYANAN TERPADU PERPUSTAKAAN (LTP) DENGAN MINAT BACA A. Kajian Pustaka ... 7

1. Persepsi ... 7

a. Definisi Persepsi ... 7

b. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Persepsi ... 8


(5)

x

a. Definisi Perpustakaan Keliling ... 13

b. Tugas, Fungsi dan Tujuan ... 14

c. Koleksi Perpustakaan Keliling ... 15

d. Sistem Layanan ... 16

e. Jenis-jenis Koleksi ... 18

f. Jenis Layanan ... 18

4. Layanan Terpadu Perpustakaan ... 19

5. Layanan Terpadu Perpustakaan Sekolah ... 20

6. Minat Baca ... 24

a. Minat ... 24

b. Membaca ... 26

c. Minat Baca ... 27

1) Definisi Minat Baca ... 27

2) Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Minat Baca ... 28

3) Tingkatan Membaca Berdasarkan Usia ... 28

4) Penyebab Rendahnya Minat Baca... 29

5) Aspek-aspek Minat Baca ... 31

6) Dimensi Pengembangan Minat dan Kegemaran Membaca ... 32

7) Peningkatan Kegemaran Membaca ... 33

8) Tips Pustakawan Menarik Minat Baca ... 34

7. Hubungan Antara Persepsi Siswa Tentang Perpustakaan Keliling Layanan Terpadu Perpustakaan Dengan Minat Baca ... 34

8. Penelitian Yang Relevan ... 35

B. Kerangka Pemikiran ... 37

C. Asumsi ... 38


(6)

xi Annisa Nurrul F, 2014

Hubungan Antara Persepsi Siswa Tentang Perpustakaan Keliling Layanan Terpadu Perpustakaan (LTP) dengan Minat Baca

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Lokasi, Subjek Populasi dan Sampel Penelitian ... 40

1. Lokasi Penelitian ... 40

2. Populasi ... 40

3. Sampel ... 41

B. Desain Penelitian ... 42

C. Metode Penelitian ... 42

D. Definisi Operasional ... 43

1. Persepsi Tentang Perpustakaan Keliling LTP ... 43

2. Minat Baca ... 43

E. Instrumen Penelitian ... 44

F. Proses Pengembangan Instrumen Penelitian ... 47

1. Validitas Instrumen ... 47

2. Realibilitas Instrumen ... 51

G. Teknik Pengumpulan Data... 53

H. Teknik Analisis Data ... 53

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Hasil Penelitian ... 58

1. Gambaran Variabel Persepsi Tentang PK-LTP ... 58

a. Persepsi Tentang Koleksi ... 60

b. Persepsi Tentang Layanan... 64

c. Persepsi Tentang Petugas Perpustakaan ... 67

d. Persepsi Tentang Promosi ... 71

e. Persepsi Tentang Sarana dan Prasarana ... 75


(7)

xii

c. Aspek Rasa Senang ... 85

d. Aspek Frekuensi ... 88

3. Pegujian Hasil Penelitian ... 91

a. Analisis Koefisien Korelasi ... 91

b. Uji-T ... 92

B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 93

1. Persepsi Siswa Tentang PK-LTP ... 93

2. Gambaran Minat Baca ... 97

3. Hubungan Antara Persepsi Tentang PK-LTP Dengan Minat Baca ... 98

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Simpulan ... 101

B. Saran ... 102

SUMBER RUJUKAN ... 104 LAMPIRAN


(8)

xiii Annisa Nurrul F, 2014

Hubungan Antara Persepsi Siswa Tentang Perpustakaan Keliling Layanan Terpadu Perpustakaan (LTP) dengan Minat Baca


(9)

Perpustakaan Keliling Layanan Terpadu Perpustakaan (LTP) dengan Minat Baca (Studi Deskriptif pada Siswa SMAN 21 Bandung). Skripsi, Program Studi Perpustakaan dan Informasi, Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung 2014.

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya layanan perpustakaan keliling layanan terpadu di Bapusipda Jabar. Masalah yang menjadi kajian dalam penelitian ini memfokuskan pada persepsi tentang perpustakaan keliling layanan terpadu perpustakaan (LTP) dengan minat baca. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui persepsi tentang perpustakaan keliling layanan terpadu perpustakaan (LTP) dan hubungannya dengan minta baca. Metode penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa-siswi SMAN 21 Bandung dengan sampel sebanyak 77 orang yang dihitung menggunakan rumus Slovin dengan teknik random sampling. Instrumen yang digunakan yaitu angket tertutup dengan menggunakan skala Likert dengan analisis data menggunakan studi deskriptif dan korelasi. Hasil analisis data dapat diperoleh informasi bahwa hubungan antara perpustakaan keliling layanan terpadu perpustakaan (LTP) dengan minat baca SMAN 21 Bandung sudah baik. Hubungan antara perpustakaan keliling layanan terpadu perpustakaan (LTP) berpengaruh kuat terhadap minat baca SMAN 21 Bandung dengan koefisien korelasi sebesar 0,709. Rekomendasi untuk petugas perpustakaan, sekolah, perpustakaan keliling LTP dan peneliti selanjutnya agar siswa merasakan persepsi dengan sangat baik dan dapat memanfaatkan koleksi perpustakaan keliling dalam rangka meningktakan minat baca.

Kata kunci : Persepsi, Perpustakaan Keliling LTP, Minat Baca, Layanan dan Pustakawan


(10)

viii Annisa Nurrul F, 2014

Hubungan Antara Persepsi Siswa Tentang Perpustakaan Keliling Layanan Terpadu Perpustakaan (LTP) dengan Minat Baca

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRACT

Annisa Nurrul Fadhilah (1001587), The Relationship Between Student Perceptions About Integrated Library Mobile Library Service (LTP) with Reading Interest (Descriptive Study on Students of SMAN 21 Bandung). Undergraduate Thesis, Library and Information Studies Program, Department of Curriculum and Educational Technology, University of Indonesia, Bandung, 2014.

This research is conducted as a result of analizing the presence of mobile library integrated services (LTP) in Bapusipda Jabar. Issues that were analyzed in this study were focused on the perception of an integrated library bookmobile service and interests in reading. The purpose of this study was to determine the perception of integrated library bookmobile service and its relationship with reading. The method used in this study is descriptive in nature. The population of this research is the students of SMAN 21 Bandung with a sample of 77 people and is in calculated using the formula of Slovin with random sampling technique. The instrument used is a closed questionnaire by using a Likert scale with analysis of data using descriptive and correlation mode. Based on the analysis of data on the relationship between integrated library bookmobile services with an interests in reading at SMAN 21 Bandung proves to be good. The integrated library bookmobile services significantly affects the reading interest of SMAN 21 students with a correlation coefficient of 0,709. Recommendations for the librarians, the school, bookmobile LTP and further research with a perception that students feel very well and can take advantage of the mobile library collection in order to drive the interests in reading.


(11)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia memiliki Undang-undang Dasar 1945 yang di dalamnya terdapat semboyan yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Kebiasaan membaca perlu ditumbuhkan pada setiap warga Negara Indonesia agar kelak dapat tercipta budaya baca yang akan dapat memenuhi kemampuan literasi seluruh warga Negara Indonesia. Salah satu sarana bacaan yang disediakan pemerintah adalah perpustakaan. Perpustakaan merupakan sumber ilmu yang akan bermanfaat bagi pemustaka berbagai kalangan untuk menambah pengetahuan dan informasi yang terus berkembang.

Perpustakaan merupakan salah satu sumber belajar yang digunakan oleh semua orang dimana perpustakaan itu berada. Sebagai pusat sumber belajar perpustakaan harus dapat memenuhi seluruh kebutuhan para pemustakanya. Pemenuhan kebutuhan tersebut dapat dilakukan dengan berbagai layanan yang ada di perpustakaan. Undang-undang Nomor 43 Tahun 2007 pasal 1 tentang Perpustakaan menyebutkan bahwa:

Perpustakaan merupakan institusi pengelola koleksi karya tulis, karya cetak, dan/atau karya rekam secara profesional dengan sistem yang baku guna memenuhi kebutuhan pendidikan, penelitian, pelestarian, informasi, dan rekreasi para pemustaka.

Sedangkan menurut Sutarno (2008, hlm. 163) “perpustakaan yaitu unit kerja yang mengelola koleksi dan informasi untuk dipergunakan masyarakat pemakai”. Dengan demikian, dapat diartikan bahwa perpustakaan merupakan sarana yang berisi kumpulan koleksi baik tercetak maupun non cetak serta informasi yang dapat digunakan oleh pemustaka untuk memenuhi kebutuhannya.

Perpustakaan saat ini berkembang sangat pesat karena arus informasi yang ada semakin banyak dan harus disebarluaskan kepada masyarakat terutama kepada para pemustaka yang membutuhkan informasi yang up to date. Semakin berkembangnya perpustakaan, semakin banyak pula jenis perpustakaan untuk membantu menyebarkan informasi.


(12)

2

Annisa Nurrul F, 2014

Hubungan Antara Persepsi Siswa Tentang Perpustakaan Keliling Layanan Terpadu Perpustakaan (LTP) dengan Minat Baca

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Salah satu jenis perpustakaan yang sedang berkembang saat ini adalah Perpustakaan Keliling. Perpustakaan keliling merupakan kepanjangan tangan dari perpustakaan umum untuk menyebarkan informasi ke daerah yang tidak terjangkau oleh perpustakaan umum. Koleksi perpustakaan keliling biasanya disesuaikan dengan daerah yang akan dikunjunginya. Jika daerah tersebut bermata pencaharian petani, koleksi akan menitikberatkan kepada pertanian dan bercocok tanam serta ditambah koleksi umum lainnya.

Keunggulan perpustakaan keliling adalah menghilangkan kejenuhan. Perpustakaan biasanya berada di ruangan yang penuh dengan buku. Dengan konsep perpustakaan keliling yang berada diluar ruangan akan meningkatkan gairah dalam membaca serta kenyamanan diluar ruangan.

Perpustakaan keliling Layanan Terpadu Perpustakaan (LTP) merupakan salah satu titik layanan yang ada di perpustakaan umum Badan Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Jawa Barat (Bapusipda Jabar). Perpustakaan keliling pada lembaga ini menggunakan sistem “bulk loan” yaitu koleksi buku perpustakaan

umum yang dipinjamkan di perpustakaan yang bekerjasama dengan Bapusipda untuk menjadi titik layan perpustakaan keliling. Perpustakaan keliling LTP memiliki 40 titik layanan yang tersebar di seluruh Jawa Barat. Perpustakaan keliling LTP meminjamkan koleksinya kepada lembaga/sekolah selama dua bulan dan ditukar setiap dua bulan sekali.

Membaca belum menjadi kebiasaan bagi masyarakat Indonesia. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan United Nations Educational, Scietific and

Curtural Organization (UNESCO) pada tahun 2011 yang diterbitkan oleh Warta

Online diperoleh data bahwa minat baca paling rendah di Negara anggota ASEAN (Association of South East Asian Nations) adalah Indonesia. Rendahnya minat baca ini dibuktikan dengan indeks membaca masyarakat Indonesia yang baru 0,001, artinya dari 1000 penduduk, hanya ada 1 orang yang masih memiliki minat baca tinggi (1:1000). Angka ini masih sangat jauh dibandingkan dengan angka minat baca Negara Singapura yang memiliki indeks membaca sampai 0,45.

Menurut Puar (1998, hlm. 31) “minat membaca merupakan kunci keberhasilan belajar anak atau siswa di sekolah”. Jika anak memiliki minat


(13)

membaca yang tinggi akan menjadikannya pintar membaca, sehingga kemampuan mencerna pelajaran lainnya menjadi lebih mudah.

Dapat disimpulkan bahwa minat baca masyarakat Indonesia masih sangat rendah. Maka dari itu perlu adanya sarana untuk meningkatkan minat baca. Untuk meningkatkan minat baca siswa tidak bisa terlepas dari pembinaan kemampuan membaca siswa, karena telah terbukti bahwa untuk menjadi orang yang senang membaca harus terlebih dahulu mampu membaca. Untuk meningkatkan minat baca harus disesuaikan dengan usia. Membaca pada usia sejenjang pendidikan di Sekolah Mengengah Atas (SMA) adalah usia yang cukup tinggi untuk ditingkatkan dalam hal membaca.

Pustakawan harus berinovasi untuk meningkatkan minat baca di kalangan siswa. Pustakawan dapat bekerjasama dengan perpustakaan keliling untuk dapat mengunjungi sekolah sebagai pelayanan perpustakaan dalam bentuk lain. Siswa akan merasa tertarik dengan adanya perpustakaan keliling karena suasana perpustakaan yang berada diluar ruangan. Suasana diluar ruangan akan membuat siswa merasa lebih nyaman dan lebih tertarik untuk membaca.

Persepsi merupakan suatu tanggapan atau penafsiran dalam kaitannya dengan suatu hal yang berbeda dengan kenyataannya. Menurut Thoha (2004, hlm. 141) “persepsi pada hakikatnya adalah proses kognitif yang dialami oleh setiap orang didalam memahami informasi tentang lingkungannya, baik melalui penglihatan, pendengaran, penghayatan, perasaan, dan penciuman”. Dapat disimpulkan bahwa persepsi merupakan tanggapan yang diawali dengan stimulus yang kemudian ditafsirkan oleh individu itu sendiri.

Penelitian tentang perpustakaan keliling LTP telah dilakukan oleh Yulia (2012) dengan judul “Peran Layanan Terpadu Perpustakaan dalam Memenuhi Kebutuhan Informasi Siswa dan Guru SMP Negeri 7 Bandung” dengan simpulan bahwa PK-LTP sangat bermanfaat baik bagi siswa maupun guru dalam kegiatan belajar mengajar. Koleksi yang ada di perpustakaan keliling LTP cukup untuk memenuhi kebutuhan informasi pemustaka sehingga koleksi perpustakaan sekolah menjadi sangat beragam dengan jumlah eksemplar yang cukup banyak.


(14)

4

Annisa Nurrul F, 2014

Hubungan Antara Persepsi Siswa Tentang Perpustakaan Keliling Layanan Terpadu Perpustakaan (LTP) dengan Minat Baca

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berbeda dengan penelitian sebelumnya yang lebih menekankan kepada pemanfaatan koleksi perpustakaan keliling LTP, penelitian ini lebih menekankan kepada perpustakaan keliling LTP sebagai sarana peningkatan minat baca siswa di SMA.

Salah satu sekolah yang menjadi pemeroleh titik layanan yang diberikan perpustakaan keliling LTP adalah SMAN 21 Bandung. Oleh karenanya, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian “Hubungan Antara Persepsi Siswa Tentang Perpustakaan Keliling Layanan Terpadu Perpustakaan (PK-LTP) Dengan Minat Baca Pada SMAN 21 Bandung.”

B. Identifikasi Masalah

Untuk merumuskan permasalahan yang akan dikaji, maka penulis melakukan identifikasi masalah terlebih dahulu. Identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Perpustakaan sekolah belum dapat meningkatkan minat baca siswa 2. Belum semua siswa memiliki minat terhadap kegiatan membaca 3. Belum adanya kesadaran tentang pentingnya membaca

4. Belum semua siswa memanfaatkan koleksi PK-LTP untuk memenuhi kebutuhan informasinya

C. Rumusan Masalah

1. Bagaimana persepsi siswa-siswi SMAN 21 Bandung tentang Perpustakaan Keliling Layanan Terpadu Perpustakaan?

2. Bagaimana gambaran minat baca siswa SMAN 21 Bandung?

3. Bagaimana hubungan antara persepsi siswa tentang perpustakaan keliling layanan terpadu perpustakaan (LTP) dengan minat baca siswa SMAN 21 Bandung?

D. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui persepsi siswa tentang perpustakaan keliling layanan terpadu perpustakaan (LTP)


(15)

2. Untuk mengetahui minat baca siswa di SMAN 21 Bandung

3. Untuk mengetahui hubungan antara persepsi siswa tentang perpustakaan keliling layanan terpadu perpustakaan (LTP) dengan minat baca siswa SMAN 21 Bandung

E. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Manfaat dari penelitian ini adalah untuk melihat seberapa besar manfaat perpustakaan keliling LTP dalam meningkatkan minat baca siswa dan untuk memberi masukan bagi pengembangan LTP dalam menyebarkan informasi melalui perpustakaan keliling agar informasi tersebut bermanfaat bagi masyarakat.

2. Manfaat Praktis a. Bagi siswa

Manfaat penelitian bagi siswa adalah untuk meningkatkan minat baca serta potensi-potensi yang dimiliki siswa yang sebelumnya tidak diketahui oleh siswa tersebut.

b. Bagi perpustakaan keliling

Manfaat bagi perpustakaan keliling adalah sebagai mediator serta menyebarkan koleksi agar sumber-sumber informasinya dapat dimanfaatkan oleh siswa dengan sepenuhnya.

c. Bagi peneliti

Manfaat bagi peneliti adalah untuk menambah pengetahuan dan mengembangkan ilmu perpustakaan khususnya mengenai perpustakaan keliling melalui penelitian yang relevan dengan kajian minat baca.

F. Struktur Organisasi Skripsi

Guna mendapatkan gambaran mengenai persepsi siswa tentang perpustakaan keliling LTP dan pemanfaatannya, skripsi ini disusun dengan lima Bab yang dipaparkan dalam sistematika sebagai berikut:


(16)

6

Annisa Nurrul F, 2014

Hubungan Antara Persepsi Siswa Tentang Perpustakaan Keliling Layanan Terpadu Perpustakaan (LTP) dengan Minat Baca

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Bab I berupa pendahuluan yang terdiri dari latar belakang penelitian, identifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan struktur organisasi skripsi

Bab II terdiri dari kajian pustaka, kerangka pemikiran dan hipotesis penelitian. Kajian pustaka merupakan teori-teori yang akan memperkuat dalam melaksanakan penelitian ini. Melalui kajian pustaka penyusunan pertanyaan penelitian, tujuan dan hipotesis dirumuskan.

Bab III berisi metode penelitian yang didalamnya meliputi lokasi penelitian, subjek populasi dan sampel penelitian, desain penelitian, metode penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, proses pengembangan instrumen, hasil uji coba instrumen, teknik pengumpulan data dan teknik analisis data.

Bab IV meliputi hasil penelitian dan pembahasan hasil penelitian yang berupa pemaparan temuan yang diperoleh.


(17)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi, Subjek Populasi dan Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 21 Bandung bertempat di Jl. Rancasawo Ciwastra Bandung 40286 Telp. 022-7565909. SMA Negeri 21 Bandung telah bekerjasama dengan Perpustakaan Keliling Layanan Terpadu Perpustakaan Badan Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Jawa Barat.

2. Populasi

Menurut Sugiyono (2009, hlm. 90) “populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakter tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulan”.

Populasi diambil untuk mengetahui hubungan antara persepsi siswa tentang perpustakaan keliling LTP dengan pembinaan dan pengembangan minat baca. Adapun populasi dalam penelitian ini adalah siswa SMAN 21 Bandung dengan gambaran sebagai berikut:

Tabel 3.1

Data Siswa SMAN 21 Bandung

Kelas Jumlah Siswa

XI 307

XII 559

Jumlah 866

Sumber : Tata Usaha SMA Negeri 21 Bandung

Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa populasi penelitian ini yaitu siswa-siswi SMAN 21 Bandung berjumlah adalah 866. Populasi terbagi menjadi dua strata yaitu siswa kelas XI dan XII. Jumlah populasi diatas relatif besar sehingga peneliti perlu menggunakan sampel yang diambil dalam populasi. Populasi yang akan diambil dalam penelitian ini adalah siswa-siswi yang memanfaatkan dan meminjam koleksi perpustakaan keliling.


(18)

41

Annisa Nurrul F, 2014

Hubungan Antara Persepsi Siswa Tentang Perpustakaan Keliling Layanan Terpadu Perpustakaan (LTP) dengan Minat Baca

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Sampel

Menurut Sugiyono (2009, hlm. 91) “sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu”.

Sampel yang akan diambil menggunakan Probability Sampling dengan teknik Simple Random Sampling. Menurut Sugiyono (2009, hlm. 92) probability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang

sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel”.

Pengambilan sampel menggunakan teknik Random Sampling. Menurut Sugiyono (2009, hlm. 93) “teknik Simple Random Sampling dikatakan Simple (sederhana) karena pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu”.

Sampel yang akan diambil adalah pemustaka yang meminjam koleksi perpusling. Jumlah populasi yang ada ditentukan berdasarkan data peminjaman buku perpusling selama satu semester genap. Jumlah populasi selama satu semester adalah 96 orang. Untuk menentukan jumlah sampel dalam penelitian ini menggunakan rumus Slovin (Suharsaputra, 2012, hlm. 119) dengan menggunakan presisi 5% dengan tingkat kepercayaan 95%. Berikut rumus yang akan digunakan:

n

Keterangan:

n = Jumlah Sampel N = Jumlah Populasi

e2 = Presisi yang ditetapkan (5% dari 100 % presisi yang ditentukan) n = 96


(19)

= 96 = 77,41 = 77 orang 1,24

Dari hasil yang telah ditentukan, dapat disimpulkan bahwa jumlah sampel yang akan diambil dari jumlah pemustaka yang meminjam koleksi perpusling berjumlah 77 orang.

B. Desain Penelitian

Desain penlitian merupakan suatu pedoman bagi peneliti dalam melakukan penelitian. Menurut Sarwono (2006, hlm. 27) mengungkapkan bahwa “desain penelitian bagaikan alat penuntun bagi peneliti dalam melakukan proses penentuan instrumen pengambilan data, penentuan sampel, koleksi data dan analisisnya”. Sarwono (2006, hlm. 79) juga menjelaskan dengan lebih jelas bahwa “desain penelitian, seperti sebuah peta jalan bagi peneliti yang menuntunserta menentukan arah berlangsungnya proses penelitian secara benar dan tepat sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan”.

Penelitian ini terdiri dari dua variabel, yaitu variabel bebas (X) yaitu persepsi siswa tentang perpustakaan keliling LTP dan variabel terikat (Y) yaitu minat baca. Adapun hubungan antar variabel digambarkan dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 3.2

Hubungan Antar Variabel

X Y

Variabel X Persepsi Siswa Tentang

Perpustakaan Keliling Variabel Y

Minat Baca XY

C. Metode Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif metode deskriptif studi korelasional. Menurut Sugiyono (2009, hlm. 8) pengertian metode penelitian kuantitatif adalah:


(20)

43

Annisa Nurrul F, 2014

Hubungan Antara Persepsi Siswa Tentang Perpustakaan Keliling Layanan Terpadu Perpustakaan (LTP) dengan Minat Baca

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sebagaimana filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisa data bersifat kuantitatif atau dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

Berdasarkan penjelasan di atas penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif digunakan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan dan menggunakan metode deskriptif korelasional diharapkan mampu memecahkan masalah-masalah aktual saat ini yaitu hubungan antara persepsi siswa tentang perpustakaan keliling LTP dengan minat baca siswa SMAN 21 Bandung. Selain itu, analisis korelasional cocok digunakan untuk menelaah hubungan dua variabel atau lebih yang dinyatakan oleh tinggi rendahnya koefisien korelasi antara variabel X dan Y.

D. Definisi Operasional

1. Persepsi Tentang Perpustakaan Keliling LTP

Persepsi merupakan suatu tanggapan dari penerimaan langsung tentang sesuatu. Menurut Sugihartono, dkk (2007, hlm. 8) “persepsi merupakan proses menterjemahkan atau mengintepretasi stimulus yang masuk dalam alat indera”. Menurut Panduan Penyelenggaraan Perpustakaan Keliling (1992, hlm. 4) “perpustakaan keliling adalah perpustakaan yang bergerak dengan membawa bahan pustaka seperti buku dan lain-lain untuk melayani masyarakat dari suatu tempat ke tempat yang lain yang belum terjangkau oleh layanan perpustakaan menetap (perpustakaan umum)”.

Perpustakaan keliling LTP adalah perpustakaan keliling yang disediakan Bapusipda Jawa Barat untuk pemustaka yang jangkauannya jauh dari perpustakaan umum. Perpustakaan keliling ini merupakan salah satu titik layanan dari sejumlah titik layanan yang ada di perpustakaan umum Bapusipda.

2. Minat Baca

Menurut Ginting (2005, hlm.21) mendefinisikan “minat membaca sebagai bentuk-bentuk perilaku yang terarah guna melakukan kegiatan membaca sebagai


(21)

tingkat kesenangan yang kuat dalam melakukan kegiatan membaca karena menyenangkan dan memberikan nilai”. Pembinaan dan pengembangan minat baca adalah suatu cara untuk meningkatkan kemampuan membaca anak sesuai tingkatan usianya.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian dirancang setelah dibuat desain penelitian. Instrumen yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah angket yang bersifat tertutup dengan pernyataan yang telah memilki alternatif jawaban. Menurut Sugiyono (2009, hlm.119) “instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati".

Instrumen dalam penelitian untuk mengetahui persepsi siswa tentang perpustakaan keliling LTP dengan minat baca siswa menggunakan angket dengan skala sikap 5 jenjang dari Likert yang bersifat interval dengan skala yaitu Sangat Setuju, Setuju, Ragu-ragu, Tidak Setuju, dan Sangat Tidak Setuju dengan alternatif jawaban diberi skor sebagai berikut:

a. Sangat Setuju (SS) = 5; b. Setuju (S) = 4;

c. Ragu-ragu (R) = 3;

d. Tidak Setuju (TS) = 2 dan ; e. Sangat Tidak Setuju (STS) = 1

Berikut adalah kisi2 penelitian sebagai berikut:

Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen

No Variabel Dimensi Indikator Jenis

Instrumen

Responden No

Item

Jumlah Item

1. Persepsi Tentang Perpustakaan Keliling Persepsi Tentang Koleksi a. Kemutakhiran b. Kelengkapan c. Relevansi koleksi

dengan kurikulum d. Keragaman koleksi

Angket Siswa 1-2 3-4 5-6 7-9 2 2 2 3


(22)

45

Annisa Nurrul F, 2014

Hubungan Antara Persepsi Siswa Tentang Perpustakaan Keliling Layanan Terpadu Perpustakaan (LTP) dengan Minat Baca

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Persepsi

Tentang Layanan

a. Layanan koleksi sirkulasi b. Layanan koleksi referensi c. Sistem layanan

d. Waktu layanan

Angket Siswa 10-12 13-14 15-16 17-18 3 2 2 2 Persepsi Tentang Petugas Perpustakaan

a. Kompetensi Profesional

(Keterampilan dalam memberikan informasi)

b. Kompetensi Individu

Sikap

Komunikator

Disiplin

Angket Siswa 19-20

21-22 23-24 25-26 2 2 2 2 Persepsi Tentang Promosi

a. Promosi Lisan (langsung)

Jelas

Mudah dipahami

Penyampainnya menarik

b. Promosi Tertulis (melalui media)

Jelas

Mudah dipahami


(23)

Penyajiannya menarik 30-32 3 Persepsi

Tentang Sarana dan

Prasarana

a. Persepsi tentang rak koleksi b. Persepsi tentang ruang baca

Angket Siswa 33-34 35-37

2 3

2. Minat Baca dilihat dari Aspek

Minat Baca (Menurut Harris

& Sipay (dalam Muktiono, 2003,

hlm. 24)

Aspek Kesadaran

 Sadar akan pentingnya membaca

Angket Siswa

38-40 3

Aspek Perhatian

 Ketertarikan dalam membaca buku 41-42 2

Aspek Rasa Senang

 Senang dengan kegiatan membaca 43-45 3

Aspek Frekuensi

a. Jumlah buku yang dibaca b. Intensitas membaca c. Durasi dalam membaca

46 47-48 49-50

1 2 2


(24)

47

Annisa Nurrul F, 2014

Hubungan Antara Persepsi Siswa Tentang Perpustakaan Keliling Layanan Terpadu Perpustakaan (LTP) dengan Minat Baca

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

F. Proses Pengembangan Instrumen Penelitian

Proses pengembangan instrumen merupakan tahap lanjut dalam menggolah data yang diperoleh. Terdapat tahapan-tahapan instrumen sebelum instrumen disebarkan kepada responden, yaitu: pembuatan kisi-kisi berdasarkan variabel yang akan diteliti, penyusunan instrumen, uji coba instrumen, uji validitas instrumen dan uji realibilitas. Instrumen yang telah disusun merupakan alat pengumpul data primer yang nantinya akan mempengaruhi penelitian. Setelah instrumen dibuat, selanjutnya instrumen yang telah disusun harus diuji validitas dan realibilitas

1. Validitas Instrumen

Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan suatu data itu valid. Suatu instrumen dalam penelitian dikatakan valid apabila instrumen tersebut dapat mengukur apa yang seharusnya diukur.

Instrumen yang berupa test harus memenuhi construct validity (validitas konstruksi) dan content validity (validitas isi). Sedangkan untuk instrumen yang berupa non test yang digunakan untuk mengukur sikap cukup menggunakan

construct validity (validitas konstruksi).

Menurut Sugiyono (2009, hlm. 140) bahwa “instrumen non test yang digunakan untuk mengukur sikap cukup memenuhi validitas konstruksi (construct

validity)”. Instrumen penelitian telah disusun oleh peneliti. Instrumen ini

berbentuk non test dikarenakan peneliti hanya akan mengukur sikap. Instrumen ini sudah dikonstruksikan sesuai dengan aspek-aspek yang akan diukur dengan berlandaskan teori.

Pengujian konstrak yang dilakukan melalui expert judgement dari para ahli di bidangnya. Instrumen diuji oleh 2 orang pustakawan Bapusipda dan 1 orang pustakawan Perpustakaan UPI. Setelah disetujui, angket tersebut diujicobakan kepada populasi yang tidak akan dijadikan sampel penelitian yang berjumlah 30 orang. Pengujian validitas instrumen dalam penelitian ini menggunakan korelasi Rank Spearman. Menurut Sugiyono (2009, hlm: 356)

korelasi Rank Spearman digunakan untuk mencari hubungan atau untuk menguji signifikansi hipotesis asosiatif bila masing-masing variabel yang


(25)

dihubungkan berbentuk ordinal dan sumber data antar variabel tidak harus sama.

Adapun rumus korelasi Rank Spearman adalah sebagai berikut:

 

1

6

1

2 2

n

n

d

r

s i

Keterangan:

rs : nilai korelasi rank spearman d2 : selisih setiap pasangan rank n : jumlah pasangan rank spearman

Untuk mengetahui tiap instrumen valid atau tidak, maka nilai korelasi tersebut dibandingkan dengan 0,3. Jika nilai korelasi (r) lebih besar dari 0,3 maka instrumen tersebut dinyatakan valid, jika lebih kecil dari 0,3 dinyatakan tidak valid. Sebagaiman yang dinyatakan Masrun (dalam Sugiyono, 2009, hlm. 188) bahwa:

item yang mempunyai korelasi positif dengan kriterium (skor total) serta korelasi yang tinggi, menunjukkan bahwa item tersebut mempunyai validitas yang tinggi pula. Biasanya syarat minimum untuk dianggap memenuhi syarat adalah jika r = 0,3. Jadi jika korelasi antar butir skor total kurang dari 0,3 maka butir dalam instrumen tersebut dinyatakan tidak valid.

Berikut hasil uji validitas instrumen dari kedua variabel yang akan diteliti.

a. Hasil Uji Coba Variabel X (Persepsi Tentang Perpustakaan Keliling LTP)

Dalam uji validitas, perhitungan dilakukan dengan bantuan statistic SPSS V. 17 (Statistical Package for the Social Science) dan Microsoft Office Excel 2010. Adapaun hasil dari uji validitas variabel X sebagai berikut:


(26)

49

Annisa Nurrul F, 2014

Hubungan Antara Persepsi Siswa Tentang Perpustakaan Keliling Layanan Terpadu Perpustakaan (LTP) dengan Minat Baca

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.4

Hasil Uji Validitas Variabel X

No. rhitung rtabel Keterangan

1. 0,413 0,364 Valid

2. 0,462 0,364 Valid

3. 0,278 0,364 Valid

4. 0,457 0,364 Valid

5. 0,493 0,364 Valid

6. 0,505 0,364 Valid

7. 0,565 0,364 Valid

8. 0,829 0,364 Valid

9. 0,035 0,364 Valid

10. 0,703 0,364 Valid 11. 0,565 0,364 Valid 12. 0,392 0,364 Valid 13. 0,516 0,364 Valid 14. 0,829 0,364 Tidak Valid 15. 0,437 0,364 Valid 16. 0,446 0,364 Valid 17. 0,157 0,364 Tidak Valid 18. 0,365 0,364 Valid 19. 0,834 0,364 Valid 20. 0,565 0,364 Valid 21. 0,580 0,364 Tidak Valid 22. 0,764 0,364 Valid 23. 0,499 0,364 Valid 24. 0,373 0,364 Valid 25. 0,491 0,364 Valid 26. 0,509 0,364 Valid 27. 0,413 0,364 Valid 28. 0,487 0,364 Valid 29. 0,792 0,364 Valid 30. 0,529 0,364 Valid 31. 0,468 0,364 Valid 32. 0,834 0,364 Valid 33. 0,639 0,364 Valid 34. 0,750 0,364 Valid 35. 0,714 0,364 Valid 36. 0,699 0,364 Valid 37. 0,683 0,364 Valid 38. 0,450 0,364 Valid 39. 0,639 0,364 Valid 40. 0,738 0,364 Valid


(27)

Berdasarkan hasil pengolahan data pada tabel 3.5 dapat disimpulkan bahwa dari 40 item pernyataan yang diuji cobakan kepada 30 siswa kelas XII IPS 2 SMAN 21 Bandung, terdapat 2 item yaitu nomor 14, 17 dan 21. Tabel diatas menunjukkan bahwa rhitung lebih besar dari rtabel maka pernyataan dinyatakan valid dengan jumlah 37 item.

b. Hasil Uji Coba Variabel Y (Minat Baca)

Dalam uji validitas, perhitungan variabel Y sama dengan variabel X yaitu dengan bantuan statistic SPSS V. 17 (Statistical Package for the Social Science) dan Microsoft Office Excel 2010. Adapaun hasil dari uji validitas variabel Y sebagai berikut:

Tabel 3.5

Hasil Uji Validitas Variabel Y

No. rhitung rtabel Keterangan

41. 0,752 0,364 Valid 42. 0,696 0,364 Valid 43. 0,487 0,364 Valid 44. 0,524 0,364 Valid 45. 0,689 0,364 Valid 46. 0,504 0,364 Valid 47. 0,750 0,364 Valid 48. 0,493 0,364 Valid 49. 0,595 0,364 Valid 50. 0,222 0,364 Tidak Valid 51. 0,437 0,364 Valid 52. 0,689 0,364 Valid 53. 0,595 0,364 Valid 54. 0,639 0,364 Valid

Sumber: hasil perhitungan validitas dari Microsoft Office Excel 2010

Tabel diatas menunjukkan bahwa rhitung lebih besar dari rtabel maka pernyataan dinyatakan valid. Berdasarkan hasil pengolahan data pada tabel 3.6 dapat disimpulkan bahwa dari 14 item pernyataan yang diuji cobakan kepada 30 siswa kelas XII IPS 2 SMAN 21 Bandung, terdapat 1 item yaitu no. 50 dan jumlah item valid 13.


(28)

51

Annisa Nurrul F, 2014

Hubungan Antara Persepsi Siswa Tentang Perpustakaan Keliling Layanan Terpadu Perpustakaan (LTP) dengan Minat Baca

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dari hasil uji coba instrumen, terdapat 4 item yang tidak valid, 3 item variabel X dan 1 item variabel X. Maka dari itu peneliti akan menghilangkan item soal yang tidak valid dan diharapkan mampu mewakili indikator-indikator dari setiap variabel.

2. Reliabilitas Instrumen

Instrumen dikatakan reliabil bila instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama pula.

Dalam pengujian reliabilitas instrumen menurut Arikunto (1986, hlm.163) “digunakan rumus Alpha dengan pertimbangan bahwa rumus ini dapat digunakan untuk menguji reliabilitas instrumen dengan skornya berbentuk skala 1-5”. Selain itu, teknik ini pun cocok dilakukan untuk mencari reliabilitas tes bentuk uraian.

[ ] [ ∑ ] Keterangan :

r11 = reliabilitas instrumen

k = banyaknya butir soal atau pertanyaan

∑ b2 = jumlah varians butir soal t2 = varians total

Untuk mengetahui tiap instrumen reliabel atau tidak, nilai koefisien realibilitas (Alpha) tersebut dibandingkan dengan 0,6. Jika nilai Alpha lebih besar dari 0,6 maka instrumen tersebut dinyatakan reliabel dan jika nilai Alpha kurang dari 0,6 maka instrumen dinyatakan tidak reliabel.

Menurut Nasution & Usman (2006, hlm. 112) menyatakan bahwa:

jika koefisien reabilitas (Alpha) mendekati 1 sangat baik, jika berada diatas 0,8 baik, tetapi bila berada di bawah nilai 0,6 tidak baik. Artinya, bila Alpha berada di bawah 0,6 maka dikatakan bahwa pengukuran yang dilakukan tidak konsisten atau pengukuran tidak reliabel.


(29)

Berikut hasil uji coba realibilitas dari variabel X dan variabel Y adalah sebagai berikut:

Tabel 3.6

Tabel Hasil Uji Coba Variabel X

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.954 37

Hasil uji coba reabilitas pada variabel X dengan jumlah item pernyataan 37 menggunakan Cronbach’s Alpha sebesar 0,954. Dengan demikian nilai Alpha untuk variabel X lebih besar dari 0,6 maka variabel X dinyatakan reliabel.

Tabel 3.7

Tabel Hasil Uji Coba Variabel Y Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.898 13

Hasil uji coba reabilitas pada variabel Y dengan jumlah item pernyataan 13 menggunakan Cronbach’s Alpha sebesar 0,898. Dengan demikian nilai Alpha untuk variabel Y lebih besar dari 0,6 maka variabel Y dinyatakan reliabel. Dari hasil uji reliabilitas variabel X dan Y dapat disimpulkan bahwa kedua variabel tersebut memiliki interpretasi reliabilitas yang tinggi.


(30)

53

Annisa Nurrul F, 2014

Hubungan Antara Persepsi Siswa Tentang Perpustakaan Keliling Layanan Terpadu Perpustakaan (LTP) dengan Minat Baca

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

G. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dilakukan untuk mengumpulkan informasi yang dibutuhkan dalam suatu penelitian. Adapun teknis yang digunakan untuk pengumpulan data dalam menjawab pertanyaan penelitian adalah angket atau kuesioner. Menurut Mandalis (2009, hlm. 67) “angket atau kuesioner adalah teknik pengumpulan data melalui formulir-formulir yang berisi pernyataan-pernyataan yang diajukan secara tertulis pada seseorang atau kelompok orang yang mendapatkan jawaban atau tanggapan dan informasi yang diperlukan oleh peneliti”. Angket tersebut disebarkan kepada sampel yang akan diteliti yaitu siswa-siswi SMA Negeri 21 Bandung.

H. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data dalam penelitian yang akan dilakukan adalah dengan memperoleh data dari hasil angket. Analisa data merupakan suatu kegiatan penganalisaan data yang diperoleh dalam hal ini yaitu jawaban responden atas sejumlah pertanyaan yang dipaparkan, dilaporkan dan dimasukkan ke dalam tabel.

Data tersebut dimasukkan menggunakan Statistical Package for the Social

Science (SPSS). SPSS versi 16.0 adalah sebuah program komputer yang dapat

digunakan untuk membuat analisis statistika. Analisis data menggunakan analisis statistik deskriptif persentase dengan rumus sebagai berikut:

p = f x 100 %

n

keterangan : p = prosentase jawaban

f = jumlah jawaban yang diperoleh n = jumlah responden

Sumber: Bungsin(2005, hlm. 172)


(31)

Tabel 3.8 Penyajian Data

Alternatif Frekuensi Persentase (%)

Analisis deskriptif yang dilakukan peneliti yaitu dengan menggunakan analisis deskriptif sub-variabel. Analisis Deskriptif Sub-Variabel dilakukan untuk mengukur seberapa besar hasil dari jawaban setiap pernyataan responden setiap indikatornya dan mengukur seberapa besar hasil dari jawaban setiap pernyataan antara variabel X dan Y. Penilaian ini penting dilakukan untuk mengukur persepsi tentang perpustakaan keliling LTP dengan minat baca siswa pada SMAN 21 Bandung dengan kategori sebagai berikut:

Tabel 3.9

Kategori Hasil Perhitungan Persepsi Tentang Perpustakaan Keliling LTP Dengan Minat Baca

Rentang Skor (%) Klasifikasi

0-20 Sangat Lemah

21-40 Lemah

41-60 Cukup

61-80 Kuat

81-100 Sangat Kuat

Sumber : Riduwan (2012, hlm. 23)

1. Prosedur pengolahan data

Prosedur dalam pengolahan data setelah angket penelitian disebar adalah sebagai berikut:

a. Penyuntingan

Semua daftar angket dan wawancara yang berhasil dikumpulkan selanjutnya diperiksa terlebih dahulu dan dikelompokkan.


(32)

55

Annisa Nurrul F, 2014

Hubungan Antara Persepsi Siswa Tentang Perpustakaan Keliling Layanan Terpadu Perpustakaan (LTP) dengan Minat Baca

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu b. Penyusunan dan perhitungan data

Penyusunan dan perhitungan data dilakukan dengan menggunakan

Statistical Package for the Social Science (SPSS)

c. Tabulasi

Data yang telah dihitung dan disusun selanjutnya disajikan dalam bentuk tabel. Pembuatan tabel dilakukan secara tabulasi dipindahkan dari SPSS ke tabel yang telah disiapkan.

2. Teknik Analisis Korelasi Rank Spearman

Analis data dalam penelitian ini menggunakan Rank Spearman dan data yang diperoleh bersifat ordinal. Menurut Sugiyono (2009, hlm. 356)

korelasi Rank Spearman digunakan untuk mencari hubungan atau untuk menguji signifikansi hipotesis asosiatif bila masing-masing variabel yang dihubungkan berbentuk ordinal dan sumber data antar variabel tidak harus sama.

Pada analisis korelasi rank spearman, setiap data yang diperoleh baik variabel X maupun Y di rangking masing-masing berdasarkan skor dari yang terbesar hingga yang terkecil, yaitu 1, 2, 3, ….n. Pengujian hipotesis menggunakan tes uji korelasi rank spearman (rs) dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Skor data rangking

b. Hitung selisih rangking pasangan c. Selisih pasangan dikuadratkan

d. Jumlahkan hasil perhitungan dari seluruh sampel e. Hitung ∑ Tx dan ∑ TY dengan rumus:

12 t t T

3

keterangan:

T : besarnya faktor koreksi

t : jumlah rank kembar dari jumlah variabel yang memiliki skor sama


(33)

f. Masukkan data ke dalam rumus spearman:

g. Apabila tidak ada nilai pengamatan yang sama

h. Apabila ada nilai pengamatan yang sama di mana:

keterangan:

di : selisih rank variabel pertama dan kedua R(Xi-Yi)

i. Selanjutnya dilakukan pengujian signifikansi dari koefisien korelasi menggunakan statistik uji t dengan rumus:

keterangan:

db = n – 2

j. Pengujian hipotesis

H1 :≠ 0 (ada korelasi)

Dalam penelitian ini, tingkat signifikansi (α) ditetapkan sebesar 0,5 pada tes satu sisi (0,025) dengan kriteria pengujian.

Jika ,maka H0 ditolak, H1 diterima yang artinya

signifikan. Untuk menentukan tinggi rendahnya koefisien korelasi


(34)

57

Annisa Nurrul F, 2014

Hubungan Antara Persepsi Siswa Tentang Perpustakaan Keliling Layanan Terpadu Perpustakaan (LTP) dengan Minat Baca

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.10 Koefisien Korelasi

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

± 0,00 - ± 0,199 Sangat rendah

± 0,20 - ± 0,399 Rendah ± 0,40 - ± 0,599 Sedang

± 0,60 - ± 0,799 Kuat ± 0,80 - ± 0,999 Sangat kuat


(35)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan mengenai Hubungan Antara Persepsi Tentang Perpustakaan Keliling Layanan Terpadu Perpustakaan (LTP) dengan Minta Baca Siswa pada SMAN 21 Bandung, maka dapat diambil simpulan sebagai berikut:

1. Berdasarkan pengumpulan dan analisis data dapat disimpulkan adalah mengenai persepsi tentang perpustakaan keliling layanan terpadu perpustakaan (LTP). Persepsi setiap individu berbeda-beda tergantung stimul dan proses penerimaan melalui panca indera individu yang kemudian ditafsirkan menjadi suatu informasi. Persepsi tentang perpustakaan keliling timbul karena adanya pengalaman individu mengunjungi dan memanfaatkan koleksi perpustakaan keliling dengan cara meminjamnya. Perpustakaan keliling LTP merupakan sarana yang diberikan perpustakaan umum bagi masyarakat untuk mengunjungi daerah-daerah yang tidak terjangkau oleh perpustakaan umum yang salah satu tujuannya adalah perpustakaan sekolah. Perpustakaan keliling memiliki korelasi yang kuat jika dilihat dari sub variabel perpustakaan yaitu koleksi, layanan, petugas perpustakaan, promosi dan sarana prasarana yang memiliki korelasi yang kuat dan signifikan dengan minat baca. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa diperoleh persentase persepsi tentang perpustakaan keliling LTP adalah sebesar 78,23 % yang dikategorikan kuat.

2. Berdasarkan pengumpulan dan analisis data dapat disimpulkan adalah mengenai minat baca SMAN 21 Bandung yang dilihat dari sisi aspek-aspek minat baca. Keempat aspek minat baca yang terdiri dari aspek kesadaran, aspek perhatian, aspek rasa senang dan aspek frekuensi merupakan suatu proses atau fase yang dilalui dalam minat baca. Ketika kesadaran akan pentingnya membaca, seseorang akan mulai memperhatikan buku yang akan dibaca.


(36)

102

Annisa Nurrul F, 2014

Hubungan Antara Persepsi Siswa Tentang Perpustakaan Keliling Layanan Terpadu Perpustakaan (LTP) dengan Minat Baca

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Setelah buku tersebut dibaca, akan timbul rasa senang yang akhirnya akan menimbulkan suatu frekuensi dalam memperluas wawasan pengetahuan. Minat baca ini harus ditingkatkan dan dipelihara agar minat baca yang sudah ada akan menjadi suatu kebiasaan seseorang yang jika tidak dikerjakan akan terasa adanya sesuatu yang hilang. Banyak cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan minat baca terutama bagi siswa-siswi sekolah menengah atas yang bahan bacaannya sudah rumit dan kompleks. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa persentase minat baca siswa SMAN 21 Bandung adalah sebesar 56,94 % yang dikategorikan cukup.

3. Berdasarkan pengumpulan dan analisis data mengenai hubungan antara persepsi tentang perpustakaan keliling layanan terpadu perpustakaan (LTP) dengan minat baca dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara perpustakaan keliling dengan minta baca sebesar 77, 86% yang masuk kedalam kategori kuat. Persepsi siswa tentang perpustakaan keliling memiliki hubungan yang positif dengan minat baca. Siswa-siswi dapat memanfaatkan perpustakaan keliling sebagai upaya penumbuhan dan peningkatan minat baca.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat dikemukakan beberapa saran atau rekomendasi sebagai berikut:

1. Bagi Pustakawan/Petugas Perpustakaan

Meningkatkan promosi perpustakaan keliling baik langsung maupun melalui media dan perlu dibuat agar pelayannya semenarik mungkin serta mengadakan kegiatan-kegiatan rutin seperti lomba membaca cerpen ataupun story telling yang akan meningkatkan minat baca siswa.

2. Bagi Sekolah

Bekerjasama dalam mengadakan kegiatan 30 menit membaca sebelum atau setelah pulang sekolah dan kerjasama yang telah dilakukan bersama Perpusling


(37)

LTP harus lebih ditingkatkan dalam pelaksanaannya sehingga Perpusling LTP dapat bermanfaat secara lebih luas

3. Bagi Bapusipda atau Perpusling LTP

Menambah koleksi rujukan dengan topik yang beragam dan terkini, pergantian koleksi yang dilaksanakan selama 1 tahun sekali dapat dilakukan lebih sering dan memperbanyak koleksi yang sesuai dengan kondisi tempat atau sekolah yang akan dikunjungi

4. Bagi Peneliti Selanjutnya

Diharapkan peneliti selanjutnya dapat meneruskan penelitian mengenai perpustakaan keliling dan minat baca agar penelitian mengenai topik tersebut dapat bermanfaat bagi masyarakat dan ilmu perpustakaan.


(38)

104

Annisa Nurrul F, 2014

Hubungan Antara Persepsi Siswa Tentang Perpustakaan Keliling Layanan Terpadu Perpustakaan (LTP) dengan Minat Baca

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Daftar Pustaka

Almi, Bakhtaruddin Aulia. (2013). Manfaat Perpustakaan Keliling Kantor Arsip,

Perpustakaan dan Dokumentasi Kota Padang. (Tesis), FBS, Universitas Negeri

Padang.

Alwi, Hasan. (2005). Kamus Besar Bahasa Indonesia Ed. 3. Jakarta: Balai Pustaka.

Arikunto, Suharsimi. (1986). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Bina Aksara.

Bafadal, Ibrahim. (2009). Pengelolaan Perpustakaan Sekolah. Jakarta:Bumi Aksara.

Basuki, Sulistyo. (1991). Pengantar Ilmu Perpustakaan. Jakarta: Gramedia.

Chaer, Abdul. (2010). Kamus Populer Praktis. Jakarta: Rineka Cipta.

Demak, Abdurrahman Kiay. (2011). Peran Orang Tua Dalam Mengembangkan

Minat Baca Anak: Perspektif Psikologi Islam. (Tesis), Universitas Islam Negeri

Yogyakarta.

Hardjonoprakosa, Mastini. (1992). Panduan Penyelenggaraan Perpustakaan

Keliling. Jakarta: Perpustakaan Nasional.

Hermawan, Rachman S. dan Zulfikar Zen. (2006). Etika Kepustakawanan: suatu

pendekatan terhadap kode etik pustakawan Indonesia. Jakarta: Sagung Seto.

Kotler, Philip dan Gary Armstrong. 2001a. Prinsip-prinsip Pemasaran. Terjemahan Damos Sihombing, M.B.A. Jilid 1. Jakarta : Erlangga.

Mandalis. (2009). Metode Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara

Mappiare, Andi. (2006). Kamus Istilah Konseling dan Terapi. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Milburga, Larasati, dkk. (1991). Membina Perpustakaan Sekolah.

Yogyakarta:Kanisius.

Minarso, Nely Restinia. (2013). Hubungan Kualitas Koleksi Perpustakaan Keliling

Perpustakaan Daerah Jawa Tengah Dengan Tingkat Minat Baca Santri Pondok Pesantren Sarochaniyyah Meteseh Tambalang Semarang. (Tesis), Ilmu


(39)

Muktiono, Joko D. (2003). Aku Cinta Buku: menumbuhkan minat baca pada anak. Jakarta: PT Alex Media Komputindo.

Nasution, A.S., dkk. (1987). Perpustakaan Sekolah: petunjuk untuk membina,

memakai dan memelihara perpustakaan sekolah. Jakarta: Pusat Pembinaan

Perpustakaan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Perpustakaan Nasional Republik Indonesia. (2000). Layanan Terpadu Perpustakaan

Sekolah. Jakarta : Perpusnas RI

Prastowo, Andi. (2012). Manajemen Perpustakaan Sekolah Profesional. Jogjakarta: Diva.

Priyono, Sugeng Agus. (2006). Perpustakaan Atraktif. Jakarta: PT. Grasindo.

Puar, W. (1998). Agar Anak Belajar. Jakarta: Penebar Swadaya.

Rahim, Farida. (2008). Persiapan Membaca di Sekolah Dasar. Jakarta: Bumi Aksara.

Riduwan. (2011). Belajar Mudah Penelitian: untuk guru, karyawan dan peneliti

pemula. Bandung : Alfabeta

Rosalin, Elin. (2008). Pemanfaatan Perpustakaan dan Sumber Informasi. Bandung: PT Karsa Mandiri Persada.

Shaleh, Abdul Rahman. (2009). Psikologi Suatu Pengantar Dalam Perspektif Islam. Jakarta: Kencana.

Sinaga, Dian. (2009). Mengelola Perpustakaan Sekolah. Bandung: Bejana

Sudarsana, Untung dan Bastiano. (2009). Pembinaan Minat Baca. Jakarta: Universitas Terbuka.

Sugihartono, dkk. (2007). Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press.

Sugiono. (2009). Metode Penelitian Bisnis. Bandung : Alfabeta.

Sugiono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif Kalitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta.

Suharsaputra, Uhar. (2012). Metode Penelitian: Kuantitatif, Kualitatif dan Tindakan. Bandung: Refika Aditama.


(40)

106

Annisa Nurrul F, 2014

Hubungan Antara Persepsi Siswa Tentang Perpustakaan Keliling Layanan Terpadu Perpustakaan (LTP) dengan Minat Baca

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Sunaryo. (2004). Psikologi Untuk Keperawatan. Jakarta: EGC.

Sutarno N.S. (2006). Perpustakaan dan Masyarakat. Jakarta: Sagung Seto

Sutarno N.S. (2008). Kamus Perpustakaan dan Informasi. Jakarta: Jala.

Supriyanto, dkk. (2006). Aksentuasi Perpustakaan dan Pustakawan. Jakarta: Sagung Seto.

Suwarno, Wiji. (2009). Psikologi Perpustakaan. Jakarta: Sagung Seto.

Tampubolon. (1993). Mengembangkan Minat dan Kebiasaan Membaca Pada Anak. Bandug: Angkasa.

Tarigan, Henry Guntur. (2008). Membaca Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.

Thoha, Miftah. (1996). Perilaku organisasi, Konsep dasar dan aplikasinya. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Tjiptono, Fandy. (2002). Strategi Pemasaran (Cet. 6). Yogyakarta: Andi Offset

_____________. (2007). Undang-undang Nomor 43 Tahun 2007 Tentang

Perpustakaan. Jakarta

Wahadaniah, Herman. 1997. Perpustakaan Sekolah sebagai Sarana Pengembangan

Minat dan Kegemaran Membaca. Dalam Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan. Laporan Lokakarya Pengembangan Minat dan Kegemaran Membaca (hlm. 15-22) Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Wiryodijoyo, S. (1989). Membaca : Strategi Pengantar dan Tekniknya. Jakarta: P2LPTK.

Yulia, Rita. (2012). Peran Layanan Terpadu Perpustakaan Dalam Memenuhi

Kebutuhan Informasi Siswa dan Guru. (Skripsi), Fakultas Ilmu Komunikasi,

UIN, Bandung.

Yusuf, P.M. dan Suhendar, Y. (2010) Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan


(41)

Sumber Lain

Kismiyati, Titiek. (2006). Standar Kompetensi Pustakawan (PPT). [Online]. Tersedia di http://www.jbptunikompp-gdl-grey-2006-titiekkism-2636-standarkompetensi pustakawan/. Diakses pada 16 Mei 2014 Pukul 14.32 WIB

Abdulmanan. (1995). Peranan Perpustakaan Keliling Dalam Mengentaskan

Kemiskinan Informasi di Pedesaan, Vol. XX, No. 5, Desember: 1995. Sulawesi

Tenggara

Arisman dan Syahyuman. (2012). Tinjauan Terhadap Layanan Perpustakaan

Keliling Pada Perpustakaan Umum Gunung Bungsu Kabupaten Tanah Datar,

Vol. I, No. 1 September 2012. Padang: Universitas Negeri Padang. [Online]. Tersedia di http://pustaka.unp.ac.id//. Diakses pada 25 Juni 2014 Pukul 21.30 WIB

Arixs, (2006). Makalah Enam Penyebab Rendahnya Minat Baca. [Online]. Tersedia di http://www.cybertokoh.com/. Diakses pada 20 April 2014 Pukul 19.25 WIB

Dewiyana, Himma. (2006). Kompetensi dan Kurikulum Perpustakaan: Paradigma

Baru dan Dunia Kerja di Era Globalisasi Informasi, Vol. II, No. 1, Juni: 2006.

Sumatera Utara: USU

Ginting, Vera. 2005. Penguatan Membaca, Fasilitas Lingkungan Sekolah dan

Keterampilan Dasar Membaca Bahasa Indonesia Serta Minat Baca Murid.,

Vol. IV, No. I, Jurnal Pendidikan Penabur. [Online]. Diakses pada 29 Juli 2014 Pukul 13.28 WIB

I Nyoman Sudiana. (2004). Pengembangan Minat Baca di Daerah. Singaraja, No. 2, April 2004. Singaraja: IKIP Negeri Singaraja

Listariono. (2009). Peranan Perpustakaan Sekolah Dalam Upaya Menumbuhkan

Minat Baca Siswa. Malang: Universitas Negeri Malang

Permana, Fajar Widya. (2013). Perkembangan Keseimbangan Pada Anak Usia 7 s/d

Tahun Ditinjau Dari Jenis Kelamin, Vol. III, Ed.1 Juli 2013. Semarang:

Universitas Negeri Semarang. [Online]. Tersedia di http://journal.unnes.ac.id//. Diakses pada 7 Juli 2014 Pukul 13.14 WIB

Rakib, Fatmawati A. (2013). Kepuasan Pemustaka Terhadap Layanan Perpustakaan

Keliling Terapung (Studi Kasus di Kota Ternate), Vol II, No. 4. [Online].


(42)

108

Annisa Nurrul F, 2014

Hubungan Antara Persepsi Siswa Tentang Perpustakaan Keliling Layanan Terpadu Perpustakaan (LTP) dengan Minat Baca

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sugianto, Muhammad Arif. (2013). Meningkatkan Layanan Perpustakaan

Menciptakan Minat Baca Masyarakat. Samarinda: UPT Perpustakaan UNS.

[Online]. Tersedia di http://pustaka.uns.ac.id//. Diakses pada 20 Juni 2014 Pukul 22.38 WIB

Mudjito, (2008). Peran Perpustakaan Dalam Membina Minat Baca. [Online]. Tersedia di http://massofa.wordpress.com/2008/01/18/peran-perpustakaan-dalam membina -minat-baca. Diakses pada 20 April 2014 Pukul 20.36 WIB

UNESCO. (2011). Minat Baca Anggota ASEAN. Jakarta: Warta Online. [Online]. Diakses pada 2 Mei 2014 Pukul 12.26 WIB


(1)

LTP harus lebih ditingkatkan dalam pelaksanaannya sehingga Perpusling LTP dapat bermanfaat secara lebih luas

3. Bagi Bapusipda atau Perpusling LTP

Menambah koleksi rujukan dengan topik yang beragam dan terkini, pergantian koleksi yang dilaksanakan selama 1 tahun sekali dapat dilakukan lebih sering dan memperbanyak koleksi yang sesuai dengan kondisi tempat atau sekolah yang akan dikunjungi

4. Bagi Peneliti Selanjutnya

Diharapkan peneliti selanjutnya dapat meneruskan penelitian mengenai perpustakaan keliling dan minat baca agar penelitian mengenai topik tersebut dapat bermanfaat bagi masyarakat dan ilmu perpustakaan.


(2)

Daftar Pustaka

Almi, Bakhtaruddin Aulia. (2013). Manfaat Perpustakaan Keliling Kantor Arsip, Perpustakaan dan Dokumentasi Kota Padang. (Tesis), FBS, Universitas Negeri Padang.

Alwi, Hasan. (2005). Kamus Besar Bahasa Indonesia Ed. 3. Jakarta: Balai Pustaka. Arikunto, Suharsimi. (1986). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:

Bina Aksara.

Bafadal, Ibrahim. (2009). Pengelolaan Perpustakaan Sekolah. Jakarta:Bumi Aksara. Basuki, Sulistyo. (1991). Pengantar Ilmu Perpustakaan. Jakarta: Gramedia.

Chaer, Abdul. (2010). Kamus Populer Praktis. Jakarta: Rineka Cipta.

Demak, Abdurrahman Kiay. (2011). Peran Orang Tua Dalam Mengembangkan Minat Baca Anak: Perspektif Psikologi Islam. (Tesis), Universitas Islam Negeri Yogyakarta.

Hardjonoprakosa, Mastini. (1992). Panduan Penyelenggaraan Perpustakaan Keliling. Jakarta: Perpustakaan Nasional.

Hermawan, Rachman S. dan Zulfikar Zen. (2006). Etika Kepustakawanan: suatu pendekatan terhadap kode etik pustakawan Indonesia. Jakarta: Sagung Seto. Kotler, Philip dan Gary Armstrong. 2001a. Prinsip-prinsip Pemasaran. Terjemahan

Damos Sihombing, M.B.A. Jilid 1. Jakarta : Erlangga. Mandalis. (2009). Metode Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara

Mappiare, Andi. (2006). Kamus Istilah Konseling dan Terapi. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Milburga, Larasati, dkk. (1991). Membina Perpustakaan Sekolah. Yogyakarta:Kanisius.

Minarso, Nely Restinia. (2013). Hubungan Kualitas Koleksi Perpustakaan Keliling Perpustakaan Daerah Jawa Tengah Dengan Tingkat Minat Baca Santri Pondok Pesantren Sarochaniyyah Meteseh Tambalang Semarang. (Tesis), Ilmu Perpustakaan, Undip.


(3)

Muktiono, Joko D. (2003). Aku Cinta Buku: menumbuhkan minat baca pada anak. Jakarta: PT Alex Media Komputindo.

Nasution, A.S., dkk. (1987). Perpustakaan Sekolah: petunjuk untuk membina, memakai dan memelihara perpustakaan sekolah. Jakarta: Pusat Pembinaan Perpustakaan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Perpustakaan Nasional Republik Indonesia. (2000). Layanan Terpadu Perpustakaan Sekolah. Jakarta : Perpusnas RI

Prastowo, Andi. (2012). Manajemen Perpustakaan Sekolah Profesional. Jogjakarta: Diva.

Priyono, Sugeng Agus. (2006). Perpustakaan Atraktif. Jakarta: PT. Grasindo. Puar, W. (1998). Agar Anak Belajar. Jakarta: Penebar Swadaya.

Rahim, Farida. (2008). Persiapan Membaca di Sekolah Dasar. Jakarta: Bumi Aksara. Riduwan. (2011). Belajar Mudah Penelitian: untuk guru, karyawan dan peneliti

pemula. Bandung : Alfabeta

Rosalin, Elin. (2008). Pemanfaatan Perpustakaan dan Sumber Informasi. Bandung: PT Karsa Mandiri Persada.

Shaleh, Abdul Rahman. (2009). Psikologi Suatu Pengantar Dalam Perspektif Islam. Jakarta: Kencana.

Sinaga, Dian. (2009). Mengelola Perpustakaan Sekolah. Bandung: Bejana

Sudarsana, Untung dan Bastiano. (2009). Pembinaan Minat Baca. Jakarta: Universitas Terbuka.

Sugihartono, dkk. (2007). Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press. Sugiono. (2009). Metode Penelitian Bisnis. Bandung : Alfabeta.

Sugiono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif Kalitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta.

Suharsaputra, Uhar. (2012). Metode Penelitian: Kuantitatif, Kualitatif dan Tindakan. Bandung: Refika Aditama.


(4)

Sunaryo. (2004). Psikologi Untuk Keperawatan. Jakarta: EGC.

Sutarno N.S. (2006). Perpustakaan dan Masyarakat. Jakarta: Sagung Seto Sutarno N.S. (2008). Kamus Perpustakaan dan Informasi. Jakarta: Jala.

Supriyanto, dkk. (2006). Aksentuasi Perpustakaan dan Pustakawan. Jakarta: Sagung Seto.

Suwarno, Wiji. (2009). Psikologi Perpustakaan. Jakarta: Sagung Seto.

Tampubolon. (1993). Mengembangkan Minat dan Kebiasaan Membaca Pada Anak. Bandug: Angkasa.

Tarigan, Henry Guntur. (2008). Membaca Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.

Thoha, Miftah. (1996). Perilaku organisasi, Konsep dasar dan aplikasinya. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Tjiptono, Fandy. (2002). Strategi Pemasaran (Cet. 6). Yogyakarta: Andi Offset _____________. (2007). Undang-undang Nomor 43 Tahun 2007 Tentang

Perpustakaan. Jakarta

Wahadaniah, Herman. 1997. Perpustakaan Sekolah sebagai Sarana Pengembangan Minat dan Kegemaran Membaca. Dalam Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Laporan Lokakarya Pengembangan Minat dan Kegemaran Membaca (hlm. 15-22) Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Wiryodijoyo, S. (1989). Membaca : Strategi Pengantar dan Tekniknya. Jakarta:

P2LPTK.

Yulia, Rita. (2012). Peran Layanan Terpadu Perpustakaan Dalam Memenuhi Kebutuhan Informasi Siswa dan Guru. (Skripsi), Fakultas Ilmu Komunikasi, UIN, Bandung.

Yusuf, P.M. dan Suhendar, Y. (2010) Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah. Jakarta: Kencana.


(5)

Sumber Lain

Kismiyati, Titiek. (2006). Standar Kompetensi Pustakawan (PPT). [Online]. Tersedia di http://www.jbptunikompp-gdl-grey-2006-titiekkism-2636-standarkompetensi pustakawan/. Diakses pada 16 Mei 2014 Pukul 14.32 WIB

Abdulmanan. (1995). Peranan Perpustakaan Keliling Dalam Mengentaskan Kemiskinan Informasi di Pedesaan, Vol. XX, No. 5, Desember: 1995. Sulawesi Tenggara

Arisman dan Syahyuman. (2012). Tinjauan Terhadap Layanan Perpustakaan Keliling Pada Perpustakaan Umum Gunung Bungsu Kabupaten Tanah Datar, Vol. I, No. 1 September 2012. Padang: Universitas Negeri Padang. [Online]. Tersedia di http://pustaka.unp.ac.id//. Diakses pada 25 Juni 2014 Pukul 21.30 WIB

Arixs, (2006). Makalah Enam Penyebab Rendahnya Minat Baca. [Online]. Tersedia di http://www.cybertokoh.com/. Diakses pada 20 April 2014 Pukul 19.25 WIB Dewiyana, Himma. (2006). Kompetensi dan Kurikulum Perpustakaan: Paradigma

Baru dan Dunia Kerja di Era Globalisasi Informasi, Vol. II, No. 1, Juni: 2006. Sumatera Utara: USU

Ginting, Vera. 2005. Penguatan Membaca, Fasilitas Lingkungan Sekolah dan Keterampilan Dasar Membaca Bahasa Indonesia Serta Minat Baca Murid., Vol. IV, No. I, Jurnal Pendidikan Penabur. [Online]. Diakses pada 29 Juli 2014 Pukul 13.28 WIB

I Nyoman Sudiana. (2004). Pengembangan Minat Baca di Daerah. Singaraja, No. 2, April 2004. Singaraja: IKIP Negeri Singaraja

Listariono. (2009). Peranan Perpustakaan Sekolah Dalam Upaya Menumbuhkan Minat Baca Siswa. Malang: Universitas Negeri Malang

Permana, Fajar Widya. (2013). Perkembangan Keseimbangan Pada Anak Usia 7 s/d Tahun Ditinjau Dari Jenis Kelamin, Vol. III, Ed.1 Juli 2013. Semarang: Universitas Negeri Semarang. [Online]. Tersedia di http://journal.unnes.ac.id//. Diakses pada 7 Juli 2014 Pukul 13.14 WIB

Rakib, Fatmawati A. (2013). Kepuasan Pemustaka Terhadap Layanan Perpustakaan Keliling Terapung (Studi Kasus di Kota Ternate), Vol II, No. 4. [Online]. Diakses pada 13 Juli 2014 Pukul 08.17 WIB


(6)

Sugianto, Muhammad Arif. (2013). Meningkatkan Layanan Perpustakaan Menciptakan Minat Baca Masyarakat. Samarinda: UPT Perpustakaan UNS. [Online]. Tersedia di http://pustaka.uns.ac.id//. Diakses pada 20 Juni 2014 Pukul 22.38 WIB

Mudjito, (2008). Peran Perpustakaan Dalam Membina Minat Baca. [Online]. Tersedia di http://massofa.wordpress.com/2008/01/18/peran-perpustakaan-dalam membina -minat-baca. Diakses pada 20 April 2014 Pukul 20.36 WIB UNESCO. (2011). Minat Baca Anggota ASEAN. Jakarta: Warta Online. [Online].