Perbandingan kebiasaan membaca di perpustakaan SMPN 5 Bogor Antara Siswa Bilingual dan Regular

(1)

PERBANDINGAN KEBIASAAN MEMBACA DI

PERPUSTAKAAN SMPN 5 BOGOR ANTARA SISWA

BILINGUAL DAN REGULAR

Skripsi

Diajukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh Gelar sarjana ilmu perpustakaan

Oleh

Oleh:

Nama : Nurfaidah Khairunnisa

NIM : 106025001055

JURUSAN ILMU PERPUSTAKAAN

FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1431 H./2010 M


(2)

Perbandingan Kebiasaan Membaca Antara Antara Siswa SMPN 5 Bogor Kelas Bilingual

dan Regular.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana kebiasaan membaca anak di

perpustakaan sekolah SMPN 5 Bogor, faktor yang mempengaruhi kebiasaan membaca, persepsi

dan harapan siswa pada perpustakaan sekolah, serta kendala yang dihadapi oleh perpustakan

tersebut. Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Populasi

yang diambil adalah kelas IX SMPN 5 Bogor yang berjumlah kurang lebih 302 orang, maka

untuk penelitian ini penulis mengambil sampel 15% dari banyaknya populasi maka di ambil

sebanyak 50 orang sampel diambil secara

random sampling

.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa secara umum kebiasaan membaca antara siswa

kelas IX regular dan kelas bilingual hampir sama, yaitu cukp baik. Pada faktor yang paling

berpengaruh terhadap tingkat kebiasan membaca dalah diri sendiri. Disamping itu pada

kebiasaan meminjam buku di perpustakan pada siswa regular lebih sering meminjam buku

dibanding bilingual, pada siswa bilingual ternyata lebih suka membaca buku berbahasa inggris di

perpustakaan dibanding siswa regular yang lebih suka membaca buku berbahasa Indonesia.

Jakarta, 08 Desember 2010


(3)

ii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT Yang

Maha Rahman dan Rahim, yang telah mencurahkan rahmat serta hidayah-Nya selama

penyelesaian skripsi ini. Shalawat dan salam semoga senantiasa dilimpahkan keoada

Nabi Besar Muhammad SAW, sebagai pemimpin umat, beserta keluarga, para

sahabat dan pengikut-pengikutnya sampai akhir zaman.

Penulisan skripsi ini dimaksudkan untu melengkapi dan memenuhi syarat

yang telah ditetapkan dalam menempuh ujian sarjana program Strata satu ( S1 ) dan

merupakan syarat bagi kelulusan kesarjanaan Fakultas Adab dan Humaniora jurusan

Ilmu Perpustakaan, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Untuk maksud tersebut diatas, maka penulis menyususn skripsi ini dengan

judul “

Perbandingan Minat Baca di Perpustakaan SMPN 5 Bogor Antara Siswa

Bilingual dan Regular ”.

Selanjutnya penulis menyadari bahwa selesainya skrispsi ini banyak dibantu

oleh berbagai pihak baik moral maupun material yang sangat berharga bagi penulis,

maka dalam kesempatan ini penulis haturkan terimakasih yang sedalam-dalamnya

kepada :

1.

Kepada Bapak Dr.Wahid Hasyim selaku dekan Fakultas Adab dan

Humaniora.

2.

Bapak Rizal Saiful Haq, MA selaku ketua jurusan.


(4)

iii

5.

Seluruh bapak dan ibu dosen jurusan Ilmu Perpustakaan yang telah banya

memberikan ilmu yang sangat berharga bagi penulis selama ini.

6.

Pimpinan para staf dan pustakawan SMPN 5 Bogor, yang telah meberikan

banyak bantuan kepada penulis dalam mengadakan penelitian.

7.

Bapak-bapak dan Ibu-ibu dosen yang dengan susah payah dan penuh

kesabaran membimbing penulis dalam memberika pengetahuan yang

dimilkinya

8.

Ayahanda dan Ibunda tercinta yang telah memberikan bimbingan, kasih

sayang dan do’a yang tak henti-henti dipanjatkan untuk kelancaran skripsi

penulis.

9.

Kakak dan adikku tercinta yang telah memberikan bantuan moral maupun

material dalam tugas belajar sampai selesai.

10.

Teman-teman yang telah banyak membantu kelancaran skrispi ini dan selalu

memberikan semangat serta do’a kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi

ini khususnya teman-teman IPI 2006 ( sonia, winda, eva, ana ) dan juga untuk

teman-teman yang lain ( retna, alin, duan, ita) yang juga selalu memberikan

semangat kepada penulis.

Hanya kepada Allah SWT semua ini penulis serahkan, semoga jasa

baik mereka mendapat imbalan dari Allah SWT yang dilipatgandakan dan

menjadi amal yang diterima Allah SWT. Amin


(5)

iv

Akhirnya, besar harapan penulis, semoga skripsi ini dapat bermanfaat

bagi para pembaca, khususnya pada jurusan Ilmu Perpustakaan.

Bogor, 24 Februari 2011


(6)

iv

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ………...… ix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 6

E. Metode Penelitian ... 6

F. Sistematika Penulisan ... 9

BAB II TINJAUAN LITERATUR A. Perpustakaan Sekolah ... 11

1. Pengertian Perpustakaan Sekolah ... 11

2. Tujuan dan Fungsi Perpustakaan Sekolah ... 14

B. Minat Baca dan Kebiasaan Membaca ... 23

1. Pengertian Minat Baca dan Kebiasaan Membaca ... 23

2. Tujuan Pembinaan Minat baca dan Fungsi Membaca ... 24


(7)

v

4. Peran perpustakaan dalam menumbuhkan kebiasaan membaca ... 28

5. Pengertian Kelas Bilingual ... 33

BAB III GAMBARAN UMUM PERPUSTAKAAN SMPN 5 BOGOR A. Sejarah Singkat Perpustakaan SMPN 5 BOGOR ... 35

B. Struktur Organisasi Perpustakaan ... 37

C. Anggaran Perpustakaan . ... 38

D. Koleksi ... 38

E. Pengadaan Bahan Pustaka ... 39

F. Sistem dan Jenis Layanan Perpustakaan ... 39

G. Waktu Kunjungan perpustakaan ... 41

H. Sarana dan Prasarana ... 41

I. Tata Tertib Perpustakaan ... 41

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Perbandingan Tingkat Kebiasaan Membaca Antara Siswa Bilingual dan Regular ... 42

B. Faktor yang Mempengaruhi Siswa dalam Meningkatkan Kebiasaan Membaca ... 58

C. Persepsi dan Harapan Siswa Dalam Meningkatkan Kebiasaan Membaca di SMPN 5 Bogor ... 63

D. Kendala yang di Hadapi Perpustakaan SMPN 5 Bogor Dalam Meningatkan Kebiasaan Membaca ... 67


(8)

vi

2. Saran ... 71 DAFTAR PUSTAKA


(9)

vii

DAFTAR TABEL

1.

Tabel 1 Prosentase peminjaman buku bulan Juli-Desember 2010 ... 42

2.

Tabel 2 Prosentase tema buku nonfiksi bulan Juli-Desember 2010 ... 43

3.

Tabel 3 Prosentase tema buku fiksi bulan Juli-Desember 2010 ... 45

4.

Tabel 4 Prosentase bahasa buku ... 46

5.

Tabel 5 Jumlah jam rata-rata siswa menonton TV dalam sehari ... 47

6.

Tabel 6 Manfaat yang diperoleh oleh siswa dari kegiatan membaca... 48

7.

Tabel 7 Banyaknya buku yang dibaca oleh siswa selama satu bulan terakhir

...49

8.

Tabel 8 Buku-buku yang di peroleh siswa untuk di baca ... 49

9.

Tabel 9 Frekuensi kunjungan siswa ke perpustakaan sekolah dalam seminggu

...50

10.

Tabel 10 Kebiasaan siswa berkunjung ke perpustakaan sekolah ... 51

11.

Tabel 11 Lamanya waktu yang sering dihabiskan oleh siswa di perpustakaan

sekolah setiap kali datang ... 52

12.

Tabel 12 Alasan siswa datang ke perpustakaan sekolah ... 52

13.

Tabel 13 Bahan pustaka yang sering siswa manfaatkan di perpustakaan sekolah

... 53


(10)

viii

15.

Tabel 15 Prosentase siswa mendapatkan buku yang di cari di perpustakaan

... 54

16.

Tabel 16 Perbandingan kebiasaan membaca siswa regular dan bilingual ... 55

17.

Tabel 17 Pihak yang mempengaruhi siswa dalam pemilihan buku bacaan

... 59

18.

Tabel 18 Jumlah jam rata-rata siswa membaca dalam sehari ... 60

19.

Tabel 19 Alasan siswa membaca ... 60

20.

Tabel 20 Tema buku yang di sukai siswa untuk di baca ... 61

21.

Tabel 21 Perbandingan faktor yang mempengaruhi kebiasaan membaca di

perpustakaan ... 62

22.

Tabel 22 Pendapat siswa tentang kelengkapan koleksi bahan bacaan di

perpustakaan SMPN 5 Bogor ... 63

23.

Tabel 23 Pendapat siswa mengenai sikap petugas perpustakaan sekolah/

pustakawan sekolah ... 64

24.

Tabel 24 Pendapat siswa tentang tata ruang perpustakaan di sekolah ... 64

25.

Tabel 25 Pendapat siswa tentang peran perpustakaan dalam mendorong minat

baca ... 65

26.

Tabel 26 Harapan siswa untuk perpustakaan sekolah ... 65

27.

Tabel 27 Perbandingan Persepsi dan Harapan Siswa terhadap Perpustakaaan

... 66


(11)

ix


(12)

ix

1. Struktur Organisasi ... 37

2. Diagram Prosentase Peminjaman Buku Bulan Juli-Desember 2010 ... 42

3. Diagram prosentase tema buku nonfiksi bulan Juli-Desember 2010 ... 44

4. Diagram prosentase tema buku fiksi bulan Juli-Desember 2010 ... 45


(13)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Keberadaan suatu perpustakaan merupakan kebutuhan, karena perpustakaan tidak hanya menyediakan buku, bahan-bahan bacaan dan informasi yang diperlukan tetapi juga dapat memfasilitasi proses berfikir dan proses belajar itu sendiri. Perpustakaan sebenarnya menjadi teman akrab bagi siapapun terutama bagi masyarakat belajar di berbagai tingkatan.1

Perpustakaan sekolah merupakan suatu sarana dan fasilitas penyelenggaraan pendidikan, sehingga setiap sekolah semestinya memiliki perpustakaan yang memadai. Perpustakaan sekolah merupakan suatu komponen pendidikan yang penting, tetapi karena berbagai alasan kenyataannya belum setiap sekolah mampu menyediakan pepustakaan sebagaimana diharapakan. Perpustakaan sekolah berada pada lingkungan sekolah, penanggung jawabnya adalah kepala sekolah, sedangkan pengelolanya biasanya adalah guru atau guru-guru dan pegawai yang ditugaskan, pembinaan dan pengembangan yang meliputi koleksi, sarana prasarana, perabot dan perlengakapan serta pembiayaan menjadi wewenang dan tanggung jawab Kepala Sekolah. Namun sekolah dapat bekerjasama dengan Komite Sekolah dan pihak lain dalam mengelola dan

1

Saifuddin A.Rasyid, ”Perpustakaan dalam Penumbuhan Sikap Gemar Membaca Siswa Madrasah”, dalam Sudarnoto Abdul Hakim, ed., Perpustakaan Sebagai center for Learning Society:Perpustakaan Dalam Penumbuhan Sikap Gemar Membaca Siswa Madrasah (Jakarta: Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah, 2006), h. 8-9.


(14)

membina perpustakaan tersebut. Pemakainya adalah para pelajar dan guru-guru. Tugas pokoknya perpustakaan sekolah menunjang proses pendidikan dengan menyediakan bahan bacaan yang sesuai dengan kurikulum sekolah dan ilmu pengetahuan tambahan yang lain. Tujuannya untuk menunjang agar proses pendidikan dapat berlangsung lancar dan berhasil baik.2

Menurut Perpustakaan Nasional RI, sekolah idealnya harus mempunyai perpustakaan. Sebab bagaimanapun juga perpustakaan sekolah merupakan sarana yang paling efektif untuk mendidik anak mencintai buku, mendidik anak bisa baca dan biasa baca. Kesenjangan yang biasanya terjadi dalam rangka membina perpustakaan sekolah adalah pandangan ideal. Disatu pihak, filosofis mendasari tujuan pendidikan mencerdaskan kehidupan bangsa, mengembangkan individu sebagai makhluk sosial yang bertanggung jawab. Dipihak lain, kesadaran akan terbatasnya daya dan dana tidak memungkinkan terlaksananya satu sekolah satu perpustakaan. Dapat dibayangkan, dengan jumlah sekolah diatas 200.000 buah berapa dana yang diperlukan untuk mencapai keadaan ideal. Meskipun demikian, pemerintah secara terus menerus berupaya menempuh berbagai cara untuk menumbuhkan perpustakaan di sekolah-sekolah.3 Perpustakaan mempunyai peran untuk meningkatkan minat baca para pengguna yaitu dengan dua hal pokok, melalui sarana dan prasarana perpustakaan yang memadai dan juga kemampuan dan keaktifan pustakawan dalam mengelola dan menjalankan fungsi perpustakaan secara

2

Sutarno NS, Manajemen Perpustakaan: Suatu Pendekatan Praktis (Jakarta: Sagung Seto, 2006), h. 39-40.

3

Sutarno NS, Perpustakaan dan Masyarakat ( Jakarta : Yayasan Obor Indonesia, 2003 ). h. 37.


(15)

3

optimal dan maksimal. Seperti diketahui, bahwa minat baca anak tidak datang dengan sendirinya. Untuk sebagian anak khususnya siswa sekolah biasanya harus ada peran dari guru disekolah untuk mendekatkan anak pada buku. Oleh karena itu sepatutnyalah tugas pengelola dan pembina perpustakaan untuk mengadakan atau dapat membuat suatu program yang dapat menarik minat anak untuk mengunjungi perpustakaan dan memanfaatkan bacaan sebagai bagian dari kebutuhan utama mereka.4

Membaca saat ini belum menjadi suatu kebiasaan yang kuat dalam masyarakat kita umumnya. Kebiasaan membaca masih harus terus menerus ditingkatkan melalui berbagai pendekatan, hal tersebut dapat dilakukan dengan cara membina perpustakaan umum dan perpustakaan sekolah serta meningkatkan profesionalisme tenaga pustakawan. Baik perpustakaan maupun tenaga pengelola (pustakawan) harus selalu menyesuaikan diri dengan perkembangan teknologi modern dan tuntutan masyarakat.5

Pendorong bagi bangkitnya minat baca juga bisa dilihat dari kemampuan baca seseorang, dan pendorong bagi berseminya budaya baca adalah kebiasaan membaca terpelihara dengan tersedianya bahan bacaan yang baik, menarik, memadai, baik jenis, jumlah, maupun mutunya. Inilah formula secara ringkas untuk pengembangan minat dan budaya baca. Dari rumus tersebut tersirat tentang perlunya minat baca itu dibangkitkan sejak usia dini, dimulai dengan perkenalan dengan bentuk-bentuk huruf dan

4

Murti Bunanta, Buku, Mendongeng dan Minat Membaca (Jakarta: Pustaka Tangga, 2004), h. 23.

5

Kosam Rimbarawa, “Peranan Perpustakaan dalam Pembinaan Minat Baca dan Menulis,” Al- Maktabah, vol.3 no.2 (Oktober 2001): h. 145-146.


(16)

angka pada masa pendidikan prasekolah sehingga mantapnya penguasaan baca-tulis-hitung pada awal pendidikan di sekolah dasar. Perlu dicatat bahwa dalam dunia belajar modern setiap anak mulai berkenalan dengan bentu-bentuk huruf dan tanda-tanda yang mempunyai arti tertentu akan lebih baik lagi kalau anak tersebut mulai menyadari bahwa rangkaian huruf-huruf itu mempunyai sesuatu cerita yang menarik, maka tentu akan mendorongnya untuk berkenalan dengan kata-kata selanjutnya berniat untuk dapat membaca. Oleh karenanya membangkitkan rasa ingin tahu yang kuat pada diri seorang anak dengan begitu saja pada usia dini perlu sudah tersedia bahan bacaan yang menarik, baik untuk dibacakan kepada anak atau dibaca sendiri olehnya, sebagai titik awal meningkatkan minat baca. Bangkitnya minat baca seseorang juga terdorong sejauh mana perkenalan akan bahan bacaan dalam bentuk buku.6

Dari keterangan diatas dapat terlihat bahwa perpustakaan mempunyai peran penting bagi kebiasaan membaca siswa di sekolah, pada sekolah SMPN 5 Bogor ini terdapat siswa bilingual dan regular yang membedakan pada siswa ini adalah siswa bilingual belajar dengan bahasa inggris sedangkan regular belajar seperti sekolah pada umumnya. Maka dalam hal ini penulis tertarik untuk mengetahui apakah siswa bilingual lebih terbiasa membaca buku-buku yang berbahasa inggris jika sedang membaca di perpustakaan atau mereka tetap membaca buku-buku yang berbahasa indonesia atau mungkin siswa regular lebih menyukai buku-buku berbahasa inggris di banding siswa bilingual sendiri oleh karena itu

6

Sutarno NS, Perpustakaan dan Masyarakat ( Jakarta : Yayasan Obor Indonesia, 2003 ), h. 27-28.


(17)

5

maka penulis memilih judul ” PERBANDINGAN KEBIASAAN MEMBACA DI PERPUSTAKAAN SMPN 5 BOGOR ANTARA SISWA BILINGUAL DAN REGULAR”.

B. PEMBATASAN DAN PERUMUSAN MASALAH

1. Pembatasan Masalah

Agar masalah tidak terlalu meluas maka penulis membatasi permasalah dalam penelitian ini hanya pada kebiasaan membaca siswa kelas XI bilingual dan regular.

2. Perumusan Masalah

1) Apakah ada perbandingan tingkat kebiasaan membaca antara siswa bilingual dan regular?

2) Faktor apa saja yang mempengaruhi siswa dalam meningkatkan kebiasaan membaca?

3) Apa persepsi dan harapan siswa pada perpustakaan SMPN 5 Bogor?

4) Kendala apa yang dihadapi perpustakaan SMPN 5 dalam meningatkan minat baca?

C. TUJUAN PENELITIAN

Penelitian ini di lakukan dengan tujuan :

1. Untuk mengetahui perbandingan kebiasaan membaca antara siswa bilingual dan regular di SMPN 5 Bogor

2. Untuk mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi siswa dalam meningkatkan kebiasaan baca


(18)

3. Untuk mengetahui persepsi dan harapan siswa pada perpustakaan SMPN 5 Bogor

4. Untuk mengetahui kendala apa saja yang dihadapi perpustakaan SMPN 5 dalam meningkatan minat baca.

D. MANFAAT PENELITIAN

1. Secara praktis menjadi bahan masukan terhadap Perpustakaan SMPN 5 Bogor dalam meningkatkan kebiasaan membaca siswa sekolah

2. Menambah wawasan dan pengetahuan penulis dalam bidang perpustakaan secara teoritis dan praktis.

E. METODE PENELITIAN

1. Metode Penelitian

Penulis menggunakan metode penelitian deskriptif artinya penulis melihat secara langsung dan menggambarkan secara singkat tentang kebiasaan membaca dikalangan siswa SMPN 5 Bogor serta peran perpustakaan di sekolah tersebut dalam meningkatkan minat baca para siswa. Adapun data-data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data yang bersifat kuantitatif.

2. Teknik Pengambilan Data

Dalam penelitian ini penulis menggunakan beberapa cara pengambilan data sebagai berikut :

a. Angket/ kuesioner

Berbentuk pertanyaan berstruktur, yaitu pertanyaan yang dibatasi dalam memberikan jawaban terhadap beberapa alternatif jawaban dan kuesioner diberikan kepada siswa.


(19)

7

b. Studi pustaka

Penulis mencari data yang relevan dengan pembahasan. Penelitian kepustakaan dilakukan dengan cara mencari dan mempelajari buku dan sumber lain yang sesuai dengan topik skripsi.

c. Observasi

Observasi yaitu penulis mengadakan pengamatan langsung ke SMPN 5 Bogor untuk mengetahui keadaan perpustakaan SMPN 5 itu sendiri tentang bagaimana kebijakan yang diterapkan oleh pihak sekolah terhadap perpustakaan, koleksi apa saja yang dimiliki oleh perpustakaan, apa saja fasilitas yang dimiliki oleh perpustakaan. d. Wawancara

Wawancara dilakukan oleh penulis kepada pustakawan untuk mengetahui keadaan perpustakaan sekolah SMPN 5 Bogor, wawancara yang dilakukan adalah wawancara terbuka dengan mengajukan pertanyaan yang sudah dibuat sebelumnya oleh penulis.

e. Data Peminjaman Buku

Data ini untuk mengetahui banyaknya peminjaman buku antara kelas bilingual dan regular

3. Populasi dan Sampel

Populasi adalah keseluruhan unit atau individu dalam ruang lingkup yang ingin diteliti. Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah siswa kelas IX SMPN 5 Bogor, terdiri dari tujuh kelas dengan jumlah total siswa kurang lebih 305 orang. Penarikan sampelnya


(20)

didasarkan kepada pendapat Suharsini Arikunto yang menyatakan jika populasi lebih dari seratus orang, maka dapat diambil 10% - 15% atau 20% - 25% atau sesuai dengan kemampuan peneliti.7

Kelas IX regular berjumlah : 205 Kelas IX bilingual berjumlah : 97

Adapun sampel adalah sebagian populasi yang ingin diteliti yang ciri-ciri dan keberadaannya diharapkan mampu mewakili atau menggambarkan ciri-ciri keberadaaan populasi yang sebenarnya. Untuk penelitian ini penulis mengambil sampel sebesar 15% dari jumlah populasi tersebut di atas. Maka jumlah sampel adalah 15% x 302 = 45,3, dan penulis membulatkannya menjadi 50 orang. Penulis menggunakan teknik random sampling, yaitu proses pemilihan sampel dimana seluruh anggota populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih.8Data ini diperoleh dengan menggunakan kuesioner pada perbandingan kebiasaan membaca, faktor yang mempengaruhi kebiasaan membaca, persepsi dan harapan siswa pada perpustakaan SMPN 5 Bogor, sedangkan wawancara dilakukan pada pustakawan tentang kendala yang dihadapi perpustakaan dalam meningkatkan kebiasaan membaca.

4. Pengolahan Data

Dalam tahap ini bertujuan untuk menyederhanakan dan membuat tabulasi data dalam arti data yang dikumpulkan disederhanakaan

7

Suharsini Arikunto, Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktik (Jakarta: Rieneka, 1992), h. 102.

8

Ronny Kountur, Metodologi penelitian : Untuk Penulisan Skripsi dan Tesis ( Jakarta : PPM, 2003), h. 139.


(21)

9

formatnya atau strukturnya sehingga nantinya memudahkan dan mempercepat analisa data.

Pengolahan data ini menggunakan rumus :

P = F x 100% N

Keterangan : P = Presentase F = Frekuensi N = Jumlah sampel.9

Dalam melakukan analisa data, maka digunakan kategori prosentasenya sebagai berikut:

0% - 25% = Kurang baik 26% - 50% = Cukup baik 51% - 75% = Baik

76% - 100% = Baik sekali.10

F. SISTEMATIKA PENULISAN

BAB I PENDAHULUAN

Berisi tentang latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian, sistematika penulisan.

9

Sudijono, Pengantar Statistika Pendidikan (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2005), h. 27.

10


(22)

BAB II TINJAUAN LITERATUR

Membahas tentang pengertian perpustakaan sekolah, tujuan dan fungsi perpustakaan sekolah. Pengertian minat baca, kebiasaan membaca, tujuan pembinaan minat baca dan fungsi membaca, faktor yang mempengaruhi minat baca dan kebiasaan membaca, peran perpustakaan dalam menumbuhkan kebiasaan membaca, pengertian kelas bilingual dan regular.

BAB III GAMBARAN UMUM PERPUSTAKAAN SEKOLAH

SMPN 5 BOGOR

Sejarah singkat perpustakaan SMPN 5 BOGOR, struktur organisasi perpustakaan, koleksi, Anggaran Perpustakaan pengadaan bahan pustaka, sistem dan jenis layanan perpustakaan, waktu kunjungan perpustakaan, tata tertib perpustakaan.

BAB IV HASIL PENELITIAN

Berisi mengenai deskripsi data hasil penelitian, analisa data.

BAB V PENUTUP

Bab ini merupakan bab terakhir yang berisi kesimpulan dan saran.


(23)

11 BAB II

TINJAUAN LITERATUR

A. PERPUSTAKAAN SEKOLAH

1. Pengertian Perpustakaan Sekolah

Perpustakaan adalah salah satu unit kerja dari suatu badan atau lembaga tertentu yang mengelola bahan-bahan pustaka, baik berupa buku-buku maupun bukan buku yang diatur secara sistematis menurut aturan tertentu sehingga dapat digunakan sebagai sumber informasi oleh setiap pemakainya.

Sebagaimana telah dijelaskan diatas bahwa perpustakaan merupakan suatu unit kerja. Maka dengan demikian perpustakaan sekolah merupakan unit kerja dari suatu sekolah yang menyelenggarakannya.

Maka dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan perpustakaan sekolah adalah kumpulan bahan pustaka, baik berupa buku-buku maupun bukan buku yang diorganisasikan secara sistematis dalam suatu ruang sehingga dapat membantu murid-murid dan guru-guru dalam proses belajar mengajar di sekolah.1

Perpustakaan sekolah merupakan perpustakaan yang tergabung dalam sebuah sekolah, dikelola sepenuhnya oleh sekolah yang bersangkutan dengan tujuan utama membantu sekolah dalam mencapai tujuan khusus sekolah dan tujuan pendidikan pada umumnya.2Perpustakaan sekolah atau perpustakaan madrasah dengan demikian merupakan suatu perpustakaan yang berada dilingkungan dan jenjang sekolah yang ditujukan bagi masyarakat sekolah,

1

Ibrahim Bafadal, Pengelolaan Perpustakaan Sekolah (Jakarta: Bumi Aksara, 1992), h. 1- 4.

2


(24)

dan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari sistem pendidikan sekolah. Perpustakaan adalah sarana pendukung atas berhasilnya proses pembelajaran di sekolah atau madrasah.3

Perpustakaan dapat pula diartikan sebagai tempat kumpulan buku atau tempat buku dihimpun dan di organisasikan sebagai media belajar siswa. Lebih luas lagi pengertian perpustakaan adalah salah satu unit kerja yang berupa tempat untuk mengumpulkan, menyimpan, mengelola dan mengatur koleksi bahan pustaka secara sistematis untuk digunakan oleh pemakai sebagai informasi sekaligus sebagai sarana belajar yang menyenangkan.4 Perpustakaan menurut Lasa adalah sistem pengelolaan informasi oleh sumber daya manusia terdidik dalam bidang perpustakaan, dokumentasi, dan informasi dalam pengelolaan dan manfaat perpustakaan diperlukan gedung dan tata ruang, anggaran, sarana dan prasarana yang memadai.5 Menurut Soetminah dalam bukunya Perpustakaan Kepustakawanan dan Pustakawan menyatakan bahwa perpustakaan sekolah adalah perpustakaan yang ada di sekolah sebagai sarana pendidikan prasekolah, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.6 International Bureau of Education UNESCO, adalah salah satu organisasi perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang menangani masalah pendidikan, ilmu pengetahuan dan budaya dunia mengemukakan definisi perpustakaan sekolah (school library) sebagai berikut :

3

Rizal saiful haq, Perpustakaan dan Pendidikan: Pemetaan Peran Serta Perpustakaan dalam Proses Belajar Mengajar ( Jakarta: Fakultas Adab dan Humaniora, 2007 ), h. 8.

4

Darmono, Perpustakaan Sekolah: Pendekatan Aspek Manajemen dan Tata Kerja (Jakarta: Gramedia Widiarsana Indonesia, 2007), h. 2-3.

5

Lasa HS, Manajemen Perpustakaan Sekolah (Yogyakarta: Pinus Book Publisher, 2007), h. 12-13.

6

Soetminah, Perpustakaan Kepustakawanan dan Pustakawan (Yogyakarta: Kanisius, 1992), h. 37.


(25)

13

Full and unified range of carefully selected printed and audio-visual materials, organized and indexed by subject for sufficient retrieval and use, together with effective advisory and distribution services and the essential equipment needed to instruction, and stimulate and assist both group study and individualized learning and self-instruction.

(Kumpulan koleksi dengan ragam yang luas yang menyatu dari bahan- bahan tercetak dan bahan pandang dengar yang diseleksi dengan penuh hati-hati, diorganisasi dan di indeks menurut subjek agar dapat dengan mudah ditemukan kembali dan digunakan, bersama dengan penyediaan layanan konsultasi, dan distribusi, penyediaan peralatan pokok yang dibutuhkan dalam proses belajar mengajar, merangsang dan membantu belajar kelompok, belajar perorangan dan belajar mandiri).7

Perpustakaan sekolah juga merupakan perpustakaan yang berada lingkungan dan jenjang sekolah yang ditujukan bagi masyarakat sekolah, dan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari system pendidikan sekolah. Keberadaan perpustakaan disuatu sekolah menunjukan adanya kaitan yang erat dengan tingkat pencapaian atau hasil pembelajaran. Selain itu keberadaan perpustakaan sekolah juga merupakan salah satu jaminan bagi

7

Rizal Saiful Haq, dkk., Pengantar Manjemen Perpustakaan Madrasah (Jakarta: Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah, 2006), h. 32-33.


(26)

terbentuknya suatu tatanan masyarakat belajar atau learning society, dan terwujudnya prinsip pendidikan seumur hidup.8

2. Tujuan dan Fungsi Perpustakaan Sekolah

Secara umum tujuan didirikannya sebuah perpustakaan adalah untuk meningkatkan kecerdasan bangsa, mengembangkan minat baca dan sekaligus memberantas buta aksara. Darmono kemudian mengemukakan tujuan keberadaan perpustakaan sekolah ialah untuk menyerap dan menghimpun informasi, mewujudkan suatu wadah pengetahuan yang terorganisasi, menumbuhkan kemampuan menikmati pengalaman imajinatif, membantu perkembangan kecakapan bahasa dan daya pikir, mendidik murid agar dapat menggunakan dan memelihara bahan pustaka secara efisien, serta memberikan dasar ke arah studi mandiri.9

Perpustakaan sekolah bertujuan untuk mempertinggi daya serap dan kemampuan siswa dalam proses pendidikan serta membantu memperluas cakrawala pengetahuan guru/karyawan dalam lingkungan pendidikan.10

Dalam manifesto IFLA/UNESCO tentang perpustakaan sekolah disebutkan bahwa perpustakaan sekolah memiliki misi atau tanggung jawab atas penyediaan informasi dan gagasan-gagasan atau ide-ide yang penting atau di perlukan dalam mewujudkan suatu tatanan masyarakat yang berbasis pengetahuan dan informasi. Disamping itu, perpustakaan sekolah juga dituntut untuk dapat membekali para siswa dengan berbagai kemampuan dan dapat

8

Ulfah Andayani, ”Upaya Perpustakaan dalam Mengentaskan Kesenjangan Informasi Masyarakat”, Al-Maktabah vol.9 no.2 (Desember 2008), h. 223.

9

Darmono, Manajemen tata Kerja Perpustakaan Sekolah (Jakarta: PT Grasindo, 2001), h. 2-6.

10

Anton Mego Suryo, Membina Perpustakaan Sekolah (Yoygakarta: Kanisius, 1991), h. 57.


(27)

15

mengembangkan daya imajinasi yang berguna bagi pendidikan seumur hidup, dan dapat menjadikannya sebagai warga negara yang bertanggung jawab.

Berdasarkan misi tersebut diatas, selanjutnya perpustakaan sekolah sebagai bagian dari proses pendidikan mempunyai tujuan dan fungsi sebagai berikut :

1. Mendukung pencapaian tujuan pendidikan sebagaimana tercantum dalam kurikulum sekolah

2. Menjaga dan mengembangkan lingkungan belajar yang kondusif bagi siswa, dan penggunaan perpustakaan selama hidupnya.

3. Menyediakan kesempatan atau pengalaman dalam penggunaan informasi untuk keperluan peningkatan pengetahuan dan wawasan, imajinasi, dan kesenangan

4. Membantu siswa dalam mempelajari dan mempraktekan kemampuan menggunakan dan mengevaluasi informasi dalam berbagai bentuk dan jenisnya.

5. Menyediakan akses terhadap sumber-sumber informasi lokal, regional, nasional, dan global, serta kesempatan untuk menuangkan pengalaman dan gagasan-gagasannya.

6. Mengorganisasikan berbagai kegiatan yang berkenaan dengan peningkatan kesadaran dan kepekaan terhadap masalah sosial dan budaya.

7. Menyediakan kerjasama dengan sesama siswa, guru, staf administrasi, dan orangtua dalam mencapai misi dan tujuan sekolah.


(28)

8. Mewujudkan konsep kebebasan informasi dan akses informasi sebagai bagian penting dalam demokrasi yang harus dipahami oleh setiap warga negara yang bertanggung jawab.

9. Mempromosikan membaca, sumber-sumber, dan layanan perpustakaan kepada seluruh masyarakat sekolah dan pihak-pihak berkepentingan lainnya.

Kemudian menurut Pusat Pembinaan Perpustakaan Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan fungsi dan tujuan perpustakaan sekolah

adalah :

1) Membantu para pelajar melaksanakan penyelidikan dan mencari keterangan-keterangan yang lebih luas dari pelajaran yang didapatnya didalam kelas. Perpustakaan harus memberi bahan-bahan yang dapat memperkaya pelajaran dengan menyediakan buku-buku, pamflet-pamflet, gambar-gambar dan film.

2) Dari sumber-sumber pengetahuan yang beraneka warna itu, seorang anak dapat mengetahui bahwa berbagai informasi dapat diberikan dengan cara-cara yang berbeda-beda. Daya kritiknya akan terpupuk apalagi kalau ia menemukan keterangan yang bertentangan, mengenai masalah yang sama dalam buku-buku yang berbeda judul dan pengarangnya.

3) Perpustakaan yang baik juga harus dapat membantu seorang murid mengembangkan kegemarannya. Dalam perpustakaan harus ada buku-buku tentang berbagai jenis pekerjaan tangan, misalnya: membuat perahu, membangun kapal, teknik radio, teknik kereta api, arsitektur, teknik menganyam dan buku-buku yang dapat membantu anak-anak yang


(29)

17

mempunyai perhatian terhadap binatang, bunga-bunga, astronomi, bercocok tanam dan sebagainya.

4) Perpustakaan sekolah harus menyebarkan ke seluruh sekolah bahan-bahan bacaan yang bernilai dan cocok dengan selera dan daya baca anak-anak untuk memupuk kebiasaan membaca.

5) Perpustakaan yang dipimpin dan diatur baik, juga memberikan pendidikan tanggung jawab kepada seorang anak sebagai seorang warga negara. Murid-murid di ikut sertakan dalam pekerjaan rutin dalam perpustakaan, seperti menolong menyelenggarakan peminjaman dan pengembalian buku-buku, mencek buku-buku yang ada dalam rak, menolong kawan-kawan yang belum berpengalaman. Turut sertanya pelajar dalam berbagai jenis pekerjaan di perpustakaan dapat menimbulkan rasa tanggung jawab dan memupuk jiwa bakti. 11

Menurut Sutarno perpustakaan sekolah berfungsi untuk sarana kegiatan belajar mengajar, penelitian sederhana, menyediakan bahan bacaan guna menambah ilmu pengetahuan, sekaligus rekreasi yang sehat diluar di sela-sela kegiatan belajar.12 Menurut Lasa HS keberadaan perpustakaan sekolah diharapkan berfungsi sebagai media pendidikan, tempat belajar, penelitian sederhana, pemanfaatan teknologi informasi, kelas alternatif dan sumber informasi.

11

Pusat Pembinaan Perpustakaan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Perpustakaan Sekolah: Petunjuk Untuk Membina dan Memelihara Perpustakaan Sekolah (Jakarta: Pusat Pembinaan Perpustakaan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1983), h. 2-4.

12

Sutarno NS, Perpustakaan dan Masyarakat (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2003), h. 37.


(30)

1. Pendidikan

Bahan informasi yang dikelola perpustakaan dapat berupa buku teks, majalah, buku ajar, buku rujukan, kumpulan soal, CD, film, globe, dan lainnya. Bahan-bahan ini dimanfaatkan dalam aktivitas sekolah sebagai proses pendidikan secara mandiri. Para guru bisa memperoleh materi yang akan disampaikan kepada siswa, para siswapun bisa memperoleh bacaan sebagai bentuk pengembangan diri mereka bisa memilih bacaan-bacaan yang disukai.

2. Tempat Belajar

Di perpustakaan sekolah para siswa dapat melakukan kegiatan belajar mandiri atau belajar kelompok, mereka bisa membantu grup-grup diskusi. Untuk itu di perpustakaan sekolah disediakan ruang untuk diskusi kelompok dan siswa-siswa yang ingin menggunakan ruangan tersebut dapat mendaftar terlebih dahulu.

3. Penelitian Sederhana

Melalui perpustakaan para siswa dan guru dapat menyiapkan dan melasanakan penelitian sederhana. Para siswa diarahkan untuk mencari tema-tema penelitian melalui sumber-sumber informasi di perpustakaan. Disana juga dapat dilakukan kajian dan penelitian literer pada topik-topik tertentu, penelitian tidak harus dilakukan di lapangan atau Laboratorium.

4. Pemanfaatan Teknologi

Dalam memperlancar proses belajar mengajar perlu pemanfaatan teknologi informasi akan lebih pas apabila perpustakaan dimanfaatkan


(31)

19

sebagai media aplikasi teknologi informasi dalam alih dan pengembangan ilmu pengetahuan. Perpustakaan sekolah perlu menyediakan internet, pangkalan data dalam bentuk CD, penyediaan buku elektronik (e-book), jurnal elektronik, ensiklopedi elektronik, dll. 5. Kelas Alternatif

Dalam penataan ruang perpustakaan sekolah perlu adanya ruangan yang difungsikan sebagai ruang kelas, ruangan ini bisa digunakan sebagai ruang baca, pada hari atau jam tertentu dapat digunakan sebagai ruang pertemuan kelas cadangan untuk mata pelajaran tertentu. 6. Sumber Informasi

Melalui koleksi pepustakaan sekolah para civitas sekolah dapat menemukan informasi tentang orang-orang penting di dunia, peristiwa, geografis literatur, dan info lain. Sumber-sumber informasi didapat melalui kamus, ensiklopedi, handbook, almanak, indeks, sumber geografi, bibliografi, buku tahunan, dan internet. Oleh karena itu perpustakaan sekolah harusnya menyediakan fasilitas internet.

Sedangkan tujuan dari perpustakaan sekolah menurut Lasa. 1. Menumbuh kembangkan minat baca tulis guru dan siswa

Para siswa dan guru dapat memanfaatkan waktu untuk mendapat informasi di perpustakaan. Kebiasaan ini mampu meningkatkan minat baca mereka kemudian dari banyak membaca dan kualitas bacaan yang pada akhirnya dapat menimbulkan minat tulis.


(32)

2. Mengenalkan Teknologi Informasi

Perkembangan teknologi informasi harus terus di ikuti oleh guru dan siswa, untuk itu perlu proses pengenalan dan penerapan teknologi informasi di perpustakaan, sudah saatnya sekolah-sekolah menyediakan fasilitas internet dengan bimbingan dan pengawasan yang proporsional.

3. Membiasakan Akses Informasi Secara Mandiri

Para siswa perlu didorong dan diarahkan untuk memiliki rasa percaya diri dan mandiri untuk mengakses informasi. Hanya orang yang percaya diri dan mandirilah yang mampu mencapai kemajuan.

4. Memupuk Bakat dan Minat

Bacaan, tayangan gambar, dan musik di perpustakaan mampu menumbuhkan bakat dan minat seseorang. Bakat anak dapat berkembang pesat meskipun nilai pelajarannya tidak bagus, fakta dan sejarah membuktikan bahwa keberhasilan seseorang itu tidak di tentukan oleh NEM yang tinggi melainkan pengembangan bakat dan minat.

keberadaan perpustakaan sekolah berguna untuk meningkatkan kualitas pendidikan, perpustakaan sekolah di negara berkembang memiliki beberapa tujuan antaralain :

1. Menggalakan keberaksaraan

2. Mendukung kurikulum pendidikan secara umum, 3. Mengembangkan minat baca.


(33)

21

Oleh karena itu pengelola perpustakaan sekolah seharusnya tenaga terdidik, selain itu mereka juga harus memilki pendidikan formal perpustakaan sebagai pengetahuan yang memadai. Percaya diri, paham politik, dan tidak mengisolasi diri sendiri.13

Fungsi perpustakaan sekolah dalam buku Pengantar Manajemen

Perpustakaan Madrasah adalah :

1. Preservasi, yaitu menyimpan dan menjaga kelestarian produk ilmu dan budaya di lingkungan madrasah serta mengumpulkan dan menyimpan bahan lain.

2. Informasi, yaitu menjamin lingkungannya terinformasi dengan baik, terutama hal yang berkaitan dengan pendidikan, pembelajaran, pelajaran,ilmu, agama dan kehidupan sehari-hari.

3. Pendidikan, yaitu ikut melaksanakan pendidikan baik untuk peserta didik di madrasah, maupun untuk pihak lain di dalam dan sekitar madrasah. Perpustakaan madrasah menjalankan fungsi pendidikan dalam rangka mensukseskan pendidikan di madrasah pada jenjang pendidikan tersebut, dan mensukseskan visi, misi, fungsi, tujuan dan strategi pendidikan nasional.

4. Penelitian, yaitu melaksanakan penelitian sesuai dengan tugas dan fungsi perpustakaan madrasah, serta menyiapkan sarana penelitian, terutama penelitian kepustakaan atau literatur.

5. Budaya, yaitu memfasilitasi kreasi budaya dengan koleksi dan fasilitas yang dimilikinya sebagai unit yang melaksanakan pengumpulan,

13

Lasa HS, Manajemen Perpustakaan Sekolah (Yogyakarta: Pinus Book Publisher, 2007), h. 13-15.


(34)

penyimpanan, pengorganisasian serta pelayanan produk budaya terekam, baik rekaman tulisan, cetak, gambar, bentuk mikro, elektronik, maupun digital, perpustakaan madrasah memberikan inspirasi bagi lingkungannya, terutama guru dan peserta didik untuk melahirkan produk budaya baru untuk selanjutnya menyimpan dan melestarikannya serta mengolah dan menginformasikannya kepada lingkungannya kembali dan begitulah seterusnya.

6. Rekreasi, yaitu menyediakan bahan bacaan, bahan audio-visul yang dapat dimanfaatkan oleh para pengguna untuk memuaskan kebutuhan rekreasi.nya14

Dalam buku Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah

tujuan didirikannya perpustakaan sekolah tidak terlepas dari tujuan diselenggarakannya pendidikan sekolah secara keseluruhan, yaitu untuk memeberikan bekal kemampuan dasar kepada para peserta didik (Siswa atau Murid), serta mempersiapkan mereka untuk mengikuti pendidikan menengah.

Perpustakaan sekolah sebagai bagian integral dari sekolah, merupakan komponen utama pendidikan di sekolah, diharapkan dapat menunjang terhadap pencapaian tujuan tersebut.

Sejalan dengan hal tersebut di atas, maka tujuan perpustakaan sekolah adalah sebagai berikut:

1. Mendorong dan mempercepat proses penguasaan teknik membaca para siswa

14

Rizal Saiful Haq, dkk., Pengantar Manajemen Perpustakaan Madrasah (Jakarta: Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah, 2006), h. 35-38.


(35)

23

2. Membantu menulis kreatif bagi para siswa dengan bimbingan guru dan pustakawan

3. Menumbuh kembangkan minat dan kebiasaan membaca para siswa 4. Menyediakan berbagai macam sumber informasi untuk kepentingan

pelakasaan kurikulum

5. Mendorong, menggairahkan, memelihara, dan memberi semangat membaca dan semangat belajar bagi para siswa

6. Memperluas, memperdalam, dan memperkaya pengalaman belajar para siswa dengan membaca buku dan koleksi lain yang mengandung ilmu pengetahuan dan teknologi, yang disediakan oleh perpustakaan 7. Memberikan hiburan sehat untuk mengisi waktu senggang melalui

kegiatan membaca, khususnya buku-buku dan sumber bacaan lain yang bersifat kreatif dan ringan, seperti fiksi, cerpen, dan lainnya.15

B. Minat Baca dan Kebiasaan Membaca

1. Pengertian Minat baca dan Kebiasaan Membaca.

Minat adalah kecenderungan bertingkah laku yang terarah terhadap obyek, kegiatan atau pengalaman tertentu.16

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia arti dari minat adalah kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu, gairah, keinginan. Sedangakan membaca adalah melihat serta memahami isi dari apa yang tertulis (dengan melisankan atau hanya dalam hati), mengeja atau

15

Pawit M.Yusuf, Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan sekolah (Jakarta: Kencana, 2007), h. 3-4.

16

Hasan shadily, ” dalam Ensiklopedi Indonesia, vol.ll (Jakarta: Ichtiar van Hoeve, 1983), h. 2252.


(36)

melafalkan apa yang tertulis, mengucapkan.17 Minat bisa dikelompokan sebagai sifat atau sikap (traits or attitude) yang memiliki kecenderungan-kecenderungan atau tendensi tertentu. Minat dapat merepresentasikan tindakan-tindakan (represent motives), minat tidak bisa diusahakan, dipelajari dan dikembangkan.18

Membaca adalah “melihat serta memahami isi dari apa yang tertulis dengan melisankan atau hanya dalam hati.19 Membaca merupakan usaha untuk mengetahui sesuatu yang diketahui yang tersimpan (berada) dalam suatu sarana bacaan bagi seseorang adalah membaca.20

Minat baca adalah kecenderungan hati yang tinggi orang tersebut terhadap sesuatu sumber bacaan tertentu. Sedangkan kebiasaan membaca merupakan sikap atau tindakan yang diawali dari sesuatu yang biasa dilakukan sehingga akhirnya menjadi sesuatu kebiasaan yang dilakukan oleh seseorang untuk membaca suatu bacaan tertentu secara teratur dan berkelanjutan.21

2. Tujuan Pembinaan Minat baca dan Fungsi Membaca.

Tujuan dari pembinaan minat baca, dibagi menjadi dua, yaitu tujuan umum dan khusus. Tujuan umum pembinaan minat baca adalah untuk mengembangkan dan membina masyarakat yang gemar membaca lewat layanan perpustakaan dengan penekanan pada penciptaan

17

Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional , Kamus Besar Bahasa Indonesia: Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional (Jakarta: PT. Gramedia, 2008), h. 619.

18

Ibrahim Bafadal, Pengelolaan Perpustakaan Sekolah (Jakarta: Bumi Aksara, 1992), h. 191-193.

19

Depdikbud RI, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 1998), h. 62

20

Kosam Rimbarawa, “Peranan Perpustakaan dalam Pembinaan Minat Baca dan Menulis”, Al- Maktabah. vol. 3 no.2 (oktober 2001), h. 144.

21

Sutarno NS, Perpustakaan dan Masyarakat (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2003), h. 20-21.


(37)

25

lingkungan membaca untuk semua jenis bacaan pada semua lapisan masyarakat.

Tujuan khusus :

a. Mewujudkan sistem pembinaan minat baca yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat

b. Menyelenggarakan program pengembangan dan pembinaan minat baca yang sesuai dengan kebutuhan pembangunan

c. Mengembanggkan minat baca bagi semua lapisan masyarakan untuk mengantisipasi ilmu pengetahuan dan teknologi yang terus berkembang

d. Menyediakan berbagai jenis koleksi yang sesuai dengan kebutuhan pemakai perpustakaan.22

Secara umum, penulis dapat menyimpulkan bahwa tujuan dari pembinaan minat baca yaitu agar masyarakat, khususnya anak- anak gemar untuk membaca dan sadar akan pentingnya membaca, bahwa dengan membaca dapat mengembangkan ilmu pengetahuan dan wawasan untuk memajukan kehidupan bangsa. Dengan pembinaan minat baca, diharapkan masyarakat dapat menjadi masyarakat baca (reading society) dan masyarakat terpelajar (educated society) yang selalu berlandaskan atas kecintaan mereka terhadap buku dan menjadikan membaca sebagai kebutuhan penting selain kebutuhan pokok sehari-hari.

22


(38)

Tujuan orang membaca adalah untuk mendapatkan informasi baru. Dalam kenyataannya terdapat tujuan yang lebih khusus dari kegiatan membaca, yaitu:

1. Membaca untuk tujuan kesenangan. Termasuk dalam kategori ini adalah membaca novel, surat kabar, majalah dan komik.

2. Membaca untuk meningkatkan pengetahuan seperti pada membaca buku-buku pelajaran buku ilmu pengetahuan.

3. Membaca untuk melakukan suatu pekerjaan, misalnya para mekanik perlu membaca buku petunjuk, ibu-ibu membaca booklet tentang resep masakan, membaca prosedur kerja dari pekerjaan tertentu.23

Membaca merupakan dorongan minat, kehendak orang dalam upaya mengetahui sesuatu atau memperoleh sesuatu yang merupakan kesenangan. Melalui membaca orang mampu mengembangkan diri, dapat berkomunikasi dengan keadaan diluar diri serta dapat memahami lingkungan dengan baik. Dengan membaca orang akan memperolah pengetahuan. Jadi fungsinya adalah :

1. Merupakan dorongan minat dari seseorang untuk membaca 2. Merupakan kesenangan

3. Merupakan kebutuhan.24

23

Darmono, Perpustakaan Sekolah: Pendekatan Aspek Manajemen dan Tata Kerja (Jakarta: Grasindo, 2007), h. 215-216.

24

Kosam Rimbarawa, “Peranan Perpustakaan dalam Pembinaan Minat Baca dan Menulis “, Al- Maktabah, vol.3 no.2 (Oktober 2001), h. 144.


(39)

27

3. Faktor yang Mempengaruhi Minat dan Kebiasaan Membaca

Adapun faktor yang mempengaruhi minat baca antara lain : 1. Koleksi yang sesuai dengan pemakai

2. Tingkat pelayanan dari petugas perpustakaan 3. Sikap petugas perpustakaan (keramahan) 4. Pengaturan tata letak yang nyaman 5. Tentu saja faktor dana.25

Menurut Sutarno ada beberapa faktor yang mempengaruhi minat baca yaitu :

1. Rasa ingin tahu yang tinggi atas fakta, teori, prinsip, pengetahuan, dan informasi

2. Keadaan lingkungan fisik yang memadai, dalam arti tersedianya bahan bacaan yang menarik, berkualitas, dan beragam

3. Keadaan lingkungan sosial yang kondusif, maksudnya adanya iklim yang selalu dimanfaatkan dalam waktu tertentu untuk membaca

4. Rasa haus informasi, rasa ingin tahu terutama yang aktual 5. Berprinsip hidup bahwa membaca merupakan kebutuhan rohani.

Faktor-faktor tersebut dapat terpelihara melalui sikap-sikap, bahwa dalam diri tertanam komitmen membaca memperoleh keuntungan ilmu pengetahuan, wawasan dan kearifan. Terwujudnya kondisi yang mendunkung terpeliharanya minat baca.26

25

Kosam Rimbarawa, ”Peranan Perpustakaan dalam Pembinaan Minat baca dan Menulis,” dalam Sudarnoto Abdul Hakim, ed., Perpustakaan Sebagai Center for Learning Society : Gagasan Pengembangan Perpustakaan Madrasah (Jakarta : fakultas adab dan humaniora UIN syarif hidayatullah, 2006), h. 27

26

Sutarno NS, Perpustakaan dan Masyarakat (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2003), h. 21-22.


(40)

Dalam buku Pengantar Manajemen Perpustakaan Madrasah

mengatakan bahwa banyak faktor yang dapat mempengaruhi kebiasaan membaca pada siswa. Pertama sekali tentu orang yang paling dekat dalam kehidupan anak yaitu orang tua, dilain pihak, guru juga memiliki peran penting untuk menumbuhkan kebiasaan ini pada siswa, karena hampir separuh waktu anak dihabiskan disekolah/madrasah. Selain itu perpustakaan sebagai salah satu sarana yang semestinya mendukung terlaksananya proses belajar mengajar yang efektif juga mempunyai andil yang sangat besar dalam menumbuhkan kebiasaan membaca pada diri siswa.27

C. Peran perpustakaan dalam menumbuhkan kebiasaan membaca

Membaca belum menjadi suatu kebiasaan yang kuat dalam masyarakat kita umumnya. Kebiasaan membaca masih harus terus menerus ditingkatkan melalui berbagai pendekatan, hal tersebut dapat dilakukan dengan cara membina perpustakaan sekolah serta meningatkan profesionalisme tenaga pustakawan. Baik perpustakaan maupun tenaga pengelola (pustakawan) harus menyesuaikan diri dengan perkembangan teknologi modern dan tuntutan masyarakat.28

Dalam buku pengantar manajemen perpustakaan madrasah ada beberapa strategi yang dilakukan oleh perpustakaan untuk menumbuhkan kebiasaan membaca siswa di sekolah yaitu :

27

Rizal Saiful Haq, dkk., Pengantar Manajemen perpustakaan Madrasah (Jakarta Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah, 2006), h. 127-128.

28

Kosam Rimbarawa, ”Peran Perpustakaan dalam Pembinaan Minat Baca dan Menulis”, dalam Sudarnoto Abdul Hakim, ed., Perpustakaan Sebagai Center for Learning Society: gagasan untuk pengembangan perpustakaan madrasah (Jakarta: Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah, 2006), h. 30.


(41)

29

1. Melakukan tour perpustakaan

Kegiatan ini dilakukan pada saat awal tahun, mengajak siswa untuk mengenal perpustakaan, koleksi dan jasa lain yang disediakan oleh perpustakaan. Dalam kegiatan ini pustakawan dapat berbincang dengan para siswa mengenai koleksi yang mereka sukai dengan demikian ini dapat menjadi masukan untuk pengelola perpustakaan. Dengan memperoleh gambaran mengenai perpustakaan maka siswa akan berkunjung untuk mencari bahan bacaan yang diinginkan. Kegiatan seperti ini akan menumbuhkan kebiasaan membaca yang positif bagi siswa.

2. Menyediakan sumber bacaan yang bervariasi

Perpustakaan menyediakan koleksi fiksi maupun non fiksi untuk kepentingan bahan bacaan siswa. Buku-buku yang disediakan harus up to date dan mempunyai penampilan yang menarik agar siswa tertarik untuk membacanya.

3. Memberikan kesempatan untuk meminjam buku pada saat libur Perpustakaan tidak melarang siswa untuk meminjam buku pada saat libur dan mengembalikan buku pada saat masuk sekolah. Dengan demikian ini dapat menjadi kesempatan pustakawan atau guru untuk memberi tugas pada siswa membaca satu buku seperti novel kemudian membuat ringkasannya. Sehingga pada saat masuk sekolah pelajaran bisa di mulai dengan siswa menceritakan buku yang mereka baca pada saat liburan.


(42)

4. Membuat slogan tentang manfaat membaca

Pustakawan harus mempunyai ide kreatif untuk menciptakan slogan yang dapat membuat mereka membaca dan datang ke perpustakaan. 5. Membaca dengan suara keras

Memberikan model membaca yang baik dapat merangsang tumbuhnya kebiasaan baca. Pembacaan dengan suara keras dapat membantu mereka dalam mengembangkan kemampuan membaca, menulis, berbicara, dan mendengar. Dalam kegiatan ini dapat memberikan pengaruh besar bagi anak dalam kegiatan membaca.

6. Lingkar sastra

Merupakan program yang dapat melatih siswa untuk berdiskusi dan menganalisa suatu buku yang mereka senangi. Dengan kegiatan ini siswa dapat bertanggung jawab atas apa yang telah dibacanya dan kemudian dengan perlahan siswa akan mulai menyukai buku.

7. Menuturkan cerita

Menuturkan cerita kepada siswa merupakan cara yang dapat memotivasi siswa dalam membaca. Karena dengan kegiatan ini dapat membuat siswa yang mendengarkan dapat memberikan respon terhadap cerita tersebut membuat anak menjadi kreatif dan kritis. 8. Mengundang penulis cerita

Kegiatan ini untuk berbagi pengalaman penulis mengenai membaca agar dapat berbagi dengan siswa.

9. Membaca cepat


(43)

31

10.Mendramatisasikan cerita

Meminta siswa untuk memperagakan sesuai dengan cerita yang dibacakan.

11.Membuat ilustrasi pada buku cerita

Kegiatan ini dapat dimulai dengan membacakan cerita, kemudian setelah siswa memahami isi creita mereka dapat menuangkannya dalam bentuk ilustrasi.

12.Mengadakan kuis

Membaca merupakan cara yang tepat untuk mengenalkan kosakata baru. Siswa dapat menebak suatu kata yang dianggap baru dari hubungan kalimat yang diberikan. Diharapkan dengan kegiatan ini membuat siswa tertarik utntuk membaca.

13. Forum buku atau book talk

Siswa dapat menunjukan apresiasinya tentang buku, meringkasnya kemudian menceritakan kembali. Kegiatan ini memberikan kesempatan yang baik bagi siswa untuk mau membaca. Untuk menggugah keingintahuannya tentang suatu buku.

14. Memperkenalkan suatu cerita

Pustakawan dapat memperkenalkan satu cerita baru kepada siswa dimulai dengan melihat cover buku tersebut dan mengajak siswa untuk menebak cerita yang ada di dalam buku.

15. Pemutaran film dan membaca

pemutaran film juga dapat menjadi sarana yang dapat memberikan pengalaman penting sebelum mereka membaca buku cerita. Misalnya


(44)

ketika mereka melihat film mengenai hewan maka mereka dapat terfikir untuk membaca cerita tentang hewan yang ada di film yang mereka lihat sebelumnya, dengan itu mereka dapat berimajinasi tentang apa yang mereka baca.

16.pertunjukan boneka / wayang

melakukan kombinasi pembacaan cerita menggunakan boneka atau wayang.29

Menurut Murti Bunanta dalam bukunya Buku, Mendongeng dan

Minat Baca memberikan alternatif program perpustakaan yang dapat

menarik perhatian anak dan remaja untuk datang ke perpustakaan, program tersebut adalah :

a. Mengadakan acara yang tidak ada kaitannya secara langsung dengan buku. Kegiatan ini dilaksanakan di perpustakaan sehingga diharapkan ketertarikan melihat-lihat dan akhirnya membaca buku. Acara-acara yang bisa dilakukan antara lain :

1). Menyelenggarakan kelas melukis, pameran lukisan dan lomba melukis

2). Menyelenggarakan kelas seni : musik, tari, drama dan menyanyi 3). Menyelenggarakan kelas keterampilan prakarya

b. Mengadakan acara yang langsung berhubungan dengan buku seperti :

1) Mengadakan kegiatan penelitian kecil-kecilan untuk memuaskan rasa keingintahuan dan sekaligus sebagai penyaluran kreativitas terutama setelah membacakan buku-buku non fiksi

29

Rizal Saiful Haq, dkk., Pengantar Manajemen Perpustakaan Madrasah (Jakarta: Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah, 2006), h. 133-144.


(45)

33

2) Menerbitkan majalah perpustakaan yang berisi hasil karya kelompok atau pribadi, membuat siswa merasa dihargai dengan menugaskan siswa membuat karya tertentu seperti mereview buku yang ditugaskan oleh guru kepada siswa kemudian mendisplay buku hasil tulisan siswa di perpustakaan.

3) Mengadakan pameran buku secara teratur. Misalnya disaat datangnya buku baru atau untuk memperingati berbagai peristiwa seperti pada hari pahlawan bisa dipamerkan buku-buku biografi 4) Mengatur kerjasama dengan para relawan untuk membantu

melaksanakan kegiatan-kegiatan tersebut diatas, misalnya dengan bantuan orang-orang terdekat seperti orang tua, guru dan relawan lainnya yang mempunyai minat pada buku.30

Dari uraian diatas dapat dilihat bahwa perpustakaan mempunyai peran dalam menumbuhkan kebiasaan membaca bagi para siswa sekolah dengan menggunakan program-program yang dirancang oleh perpustakaan sebelumnya dan diharapkan program yang dibuat dapat menjadikan siswa kreatif dalam mengembangkan imajinasi mereka dan kritis dalam menilai suatu buku bacaan yang mereka baca.

D. Pengertian Kelas Bilingual

Kelas Bilingual merupakan kelas yang dipersiapakan untuk go internasional. Proses pembelajaran yang dilaksanakan dengan menggunakan pengantar bahasa inggris, namun untuk penjelasan materi-materi yang sulit masih menggunakan bahasa indonesia. Kelas

30


(46)

bilingual dikembangkan dalam rangka mempersiapkan generasi yang siap dalam persaingan global. desain kurikulumnya adalah desain antara kurikulum nasional dan kurikulum sekolah berstandar internasional dengan tetap memperhatikan faktor sosial budaya bangsa indonesia.31

Jadi dapat disimpulkan bahwa kelas bilingual adalah persiapan yang dilakukan oleh sekolah agar menjadi SBI (sekolah berstandar internasional) yang mewajibkan mengembangkan PBM (proses belajar mengajar) yang mengarah pada standar internasional. Pengembangan pembelajaran diantaranya adalah menerapkan pembelajaran bilingual dan menggunakan fasilitas ICT secara optimal. Untuk itu biasanya beberapa mata pelajaran seperti Matematika, Fisika, Kimia, Biologi, dan Ekonomi harus diselenggarakan dalam bahasa Inggris dalam sistem pembelajaran kelas bilingual.32

31

Gusti Astika, “Model Kelas Bilingual di Sekolah Bertaraf Internasional: Sebuah Pemikiran Konseptual,” artikel di akses pada 3 januari 2011 dari http://bilingualschool.wordpress.com/,

32

DEPDIKNAS, Panduan Pelaksanaan : Pembinaan SMP Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (SMP-RSBI) (Jakarta : DEPDIKNAS Direktorat Jendral Manjaemen Pendidikan Dasar dan Menengah direktorat Pembinaan sekolah Menengah Pertama, 2009), h. 166


(47)

35

BAB III

GAMBARAN UMUM PERPUSTAKAAN SEKOLAH SMP NEGERI 5 KOTA BOGOR

A. Sejarah Singkat Perpustakaan SMPN 5 BOGOR

Sekolah SMPN 5 Bogor ini berdiri pada tanggal 25 Maret 1960 yang mempunyai luas tanah 6.603 m2, luas bangunan 2.859 m2 dan mempunyai status tanah sertifikat hak milik, akreditasi sekolah A, sekolah SMPN 5 Bogor ini Berstandar Nasional (SSN) yang awalnya sekolah ini bernama "Sekolah Guru Besar (SGB)" beralamat di : Jl. Pejagalan Blok. 1A Bogor. Pada tahun 1963 beralih nama menjadi: "SMP Negeri 5 Bogor" hingga sekarang. Dengan alamat sekarang di: Jl. Dadali No. 10-A Tanah Sareal Bogor. Perpustakaan SMPN 5 Bogor berdiri pada tahun 1975 dengan luas 15x8 m2 Karena masih sangat baru maka perpustakaan ini belum berjalan sebagaimana mestinya.

Pada tahun 2000 perpustakaan mengalami kemajuan yang cukup berarti, ini ditandai dengan banyaknya kolesi yang tersedia dan bukan hanya buku pelajaran yang ada di perpustakaan sekolah ini tapi juga buku-buku yang dapat menunjang belajar para siswanya. Pada saat itu perpustakaan sudah berjalan dengan baik banyak siswa yang menggunakan perpustakaan untuk sekedar membaca atau mencari tugas dari guru-guru. Tahun demi tahun perpustakaan sekolah masih mengalami proses pembelajaran, hingga tahun 2004 perpustakaan yang terletak diantara kelas dilantai dua sekolah perpustakaan telah memiliki seorang


(48)

pustakawan yang membantu mengelola perpustakaan sebagaimana mestinya, meskipun belum berjalan dengan baik. Lalu pada tahun 2006 perpustakaan mengalami perpindahan tempat lagi dilantai satu sekolah dan masih diletakan diantara kelas kemudian sekolah mengalami pembaruan dan akhirnya perpustakaan mengalami perpindahan letak yang terdapat dilantai satu juga namun letaknya tepat dibagian depan dan berdiri sendiri dan perpustakaan juga mengalami perubahan bentuk dan perluasan.

Perpustakaan SMPN 5 Bogor mengalami kemajuan, ini terlihat dengan adanya kegiatan yang ada di perpustakaan. Perpustakaan di SMPN 5 Bogor tidak hanya di jadikan sebagai tempat membaca para siswa atau sekedar meminjam buku yang ada di pepustakaan, tetapi juga di perpustakaan ini ada fasilitas internet yang meskipun belum banyak tetapi ini sudah termasuk perhatian sekolah terhadap perpustakaan untuk membantu para siswa mencari literatur di internet, selain itu juga perpustakaan sering di jadikan untuk kegiatan belajar mengajar.


(49)

37

B. Struktur Organisasi Perpustakaan

Gambar 1

Struktur organisasi perpustakaan SMPN 5 Bogor Kepala Sekolah

Dra.H.Arni Suhaerani M.Pd

PNS Kurikulum Ai Rukmini S.Pd

Koordinator Subandi

Bagian Pengolahan Lusi Susanti, A.MPd

Bagian Sirkulasi Hasnah


(50)

C. Anggaran perpustakaan

Tidak ada anggaran yang di tentukan sendiri oleh perpustakaan. Anggaran perpustakaan masih menyatu dengan anggaran sekolah pada umumnya. Jumlah besaran anggaran tidak diketahui secara pasti. Anggaran di ambil 30% dari dana BOS (biaya operasional sekolah) sekitar Rp. 15.000.000- Rp. 25.000.000 pertahun yang terutama untuk penyediaan fasilitas dan pembelian koleksi.

D. Koleksi

Koleksi perpustakaan terdiri dari :

a. Koleksi pelajaran umum, yaitu koleksi buku yang menunjang kurikulum untuk menambah wawasan para siswa. Kolesi ini sama sekali bukan buku ajar (buku paket) yaitu bukan buku yang dipakai di masing-masing kelas mereka.

b. Koleksi fiksi, yaitu jenis koleksi yang mengandung cerita rekaan (imajinasi) dan tidak nyata. Koleksi fiksi tersebut diantaranya adalah berupa cerita anak, novel, komik, cerita rakyat, cerita bergambar dan lain sebagainya.

c. Koleksi Audio Visual, umumnya adalah koleksi referensi dalam format non cetakan atau digital (optic). Koleksi ini terkait dengan pembelajaran untu para siswa yang hanya boleh di pinjam oleh guru.

Tidak ada data secara detail /rinci tentang jumlah masing-masing jenis koleksi yang terdapat di perpustakaan SMPN 5 tersebut. Adapun jumlah koleksi perpustakaan tersebut adalah 5000-10.000 judul buku


(51)

39

baik fiksi ataupun non fiksi dan pada koleksi audio visual ada 85 judul atau 105 eksemplar.

Koleksi perpustakaan semuanya telah di beri nomor kelas dan di klasifikasi. Sistem pengolahan menggunakan Dewey Decimal Classification (DDC).

E. Pengadaan bahan pustaka

a. Pembelian

Koleksi yang dibutuhkan di list atau di buat daftar oleh pustakawan sesuai dengan permintaan siswa, setelah itu daftar tersebut di berikan kepada kepala sekolah SMPN 5 Bogor untuk diupayakan pengadaannya.

b. Hadiah

Koleksi yang di berikan setiap tahun oleh pemerintah baik koleksi fiksi maupun nonfiksi. Buku yang diberikan tidak tentu, semua itu sesuai dengan pemberian pemerintah dan tidak tentu kapan diberikannya.

F. Sistem dan jenis layanan perpustakaan

Sistem layanan perpustakaan ini menggunakan sistem terbuka dimana para pemakai perpustakaan bisa langsung mencari buku ke rak-rak koleksi dan mencari sendiri buku yang diperlukan untuk dibaca atau dipinjam.

Sistem perpustakaan masih bersifat manual, belum terotomasi. Beberapa unit komputer hanya digunakan oleh petugas perpustakaan untuk keperluan administrasi perpustakaan. Sedangkan jenis layanan perpustakaan di SMPN 5 adalah sebagai berikut:


(52)

1. Layanan baca

Pelayanan ini merupakan bagian tugas pokok perpustakaan dalam memberikan kesempatan para pemakai memanfaatkan koleksi untuk peningkatan wawasan atau pengetahuan, serta dalam rangka menumbuhkan kebiasaan membaca di kalangan siswa. Layanan ini diberikan dengan menyediakan ruang baca bagi pemakai yang ingin memanfaatkan koleksi di perpustakaan

2. Layanan sirkulasi

Layanan diberikan kepada para siswa dan guru dalam hal peminjaman dan pengembalian koleksi perpustakaan. Untuk pemanfaatan ini pemakai harus menjadi anggota perpustakaan dan mempunyai kartu anggota. peminjaman dilakukan dengan cara dicatat pada buku besar peminjaman. Jumlah koleksi yang dapat dipinjam adalah sebanyak empat eksemplar selama satu minggu.

3. Layanan referensi

Layanan ini diberikan dengan menyediakan bahan-bahan referensi seperti kamus, ensiklopedi, sumber biografi dan lain sebagaianya. 4. Layanan internet

Layanan yang diberikan kepada para pemakai perpustakaan untuk mencari literatur melalui internet dan layanan ini hanya digunakan untuk mencari bahan buku atau informasi yang berkaitan dengan pelajaran dan tidak untuk mencari yang lainnya.


(53)

41

G. Waktu kunjungan perpustakaan

Waktu pelayan dan kunjungan perpustakaan sebagai berikut: Hari senin Jam 07.00-14.10

Hari selasa s/d kamis Jam 07.00-13.40

Hari jumat Jam 07.00-11.15

Hari sabtu jam 07.00-12.00

Hari minggu Libur

H. Sarana dan prasarana perpustakaan

Di perpustakaan ini terdapat 1 meja sirkulasi, 1 unit komputer untuk petugas perpustakaan

I. Tata tertib perpustakaan

a. Pengunjung perpustakaan (pemustaka) wajib membuka alas kaki sebelum memasuki ruangan perpustakaan.

b. Pemustaka harus mengisi daftar kunjungan.

c. Siswa tidak diperkenankan untuk membawa tas ke ruangan perpustakaan.

d. Dilarang membawa makanan dan minuman ke perpustakaan.

e. Bagi pemustaka yang membawa HP diharapkan untuk mengaktifkan mode “silent” selama berada diperpustakaan.

f. Letakkan koleksi yang telah dibaca di rak yang sudah disediakan. Pemustaka harus menjaga kebersihan.

g. Pemustaka ikut serta menciptakan suasana nyaman untuk kepentingan bersama.


(54)

42

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Perbandingan Tingkat Kebiasaan Membaca Antara Siswa Bilingual

dan Regular.

Perbandingan kebiasaan membaca dapat dilihat pada tabel berikut dibawah ini, hasil ini penulis dapatkan dari data statistik peminjaman buku di perpustakaan.

Tabel 1

Prosentase peminjaman bulan Juli-Desember 2010

Bulan Kelas Regular Kelas Bilingual

Juli 6 2

Agustus 2 0

September 9 2

Oktober 6 1

November 9 0

Desember 3 3

Jumlah frekuensi 35 8

Jumlah rata-rata 5 8

Gambar 2


(55)

43

Dari tabel 1 diatas secara umum dapat diketahui bahwa siswa regular lebih banyak meminjam buku di perpustakaan pada enam bulan terakhir dibanding dengan siswa bilingual, meskipun jumlah siswa antara regular dan bilingual memang tidak signifikan. Dari tabel diatas bahwa pada bulan Juli siswa regular lebih banyak meminjam buku sebanyak 6 orang dibanding siswa bilingual yang hanya 2 orang. Pada bulan Agustus 2 orang siswa regular meminjam buku di perpustakaan dan siswa bilingual tidak ada peminjaman sama sekali. Bulan September 9 orang meminjam buku perpustakaan sedang bilingual hanya 2 orang. 6 orang siswa regular meminjam buku di perpustakaan pada bulan Oktober dan siswa bilingual hanya 1 orang. 9 orang pada bulan November pada siswa regular, sedang bilingual tidak ada peminjaman. Bulan Desember 3 orang pada siswa regular, sedang bilingual 8 orang meminjam buku di perpustakaan. Dari hasil keterangan tabel di atas maka penulis mengambil jumlah rata-rata (tengah) yaitu pada siswa regular dalam enam bulan terakhir ini rata-rata sebanyak 5 orang meminjam ke perpustakaan, sedang bilingual rata-rata hanya 1 orang yang meminjam buku ke perpustakaan.

Tabel 2

Prosentase tema buku nonfiksi bulan Juli-Desember 2010

Kelas

Regular Bilingual

Tema Buku

Frekuensi Prosentase % Frekuensi Prosentase %

Ilmu Biologi 5 36 2 40

Ilmu Alam 2 14 0 0

Ilmu Sosial 5 36 0 0

Ilmu Terapan 2 14 0 0

Bahasa 0 0 3 60


(56)

Gambar 3

Diagram prosentase tema buku nonfiksi bulan Juli-Desember 2010

Dari tabel 2 diatas dapat terlihat bahwa pada siswa regular memilih buku dengan tema ilmu biologi dengan prosentase 36% sedangkan bilingual 40%, hasil yang diperoleh dari prosentase ini sudah cukup baik. Pada siswa regular 14% memilih tema ilmu alam sedang bilingual tidak ada yang menyukai tema ini. Prosentase yang dihasilkan masing-masing kurang baik. Ilmu sosial 36% siswa regular memilihnya, pada prosentase yang dihasilkan oleh siswa regular sudah cukup baik, sedangkan bilingual tidak ada yang menyukainya. Siswa regular 46% memilih ilmu terapan, hasil prosentase ini sudah cukup baik, sedang bilingual tidak memilih sama sekali. Pada tema bahasa siswa regular tidak menyukainya, sedangakan bilingual 60% memilih tema ini. Prosentase yang di hasilkan oleh siswa bilingual sudah baik.


(57)

45

Tabel 3

Prosentase tema buku fiksi bulan Juli-Desember 2010

Kelas

Regular Bilingual

Tema Buku

Frekuensi Prosentase % Frekuensi Prosentase %

Cerita Rakyat 15 15 2 33

Petualangan 40 40 0 0

Misteri 9 9 0 0

Dongeng 33 33 2 33

Agama 3 3 2 33

Jumlah 100 100 6 100

Gambar 4

Diagram prosentase tema buku fiksi bulan Juli-Desember 2010 Pada tabel 3 dapat diketahui bahwa pada tema buku cerita rakyat prosentase yang dihasilkan oleh siswa regular sebanyak 15%, hasil ini kurang baik, sedangkan untuk siswa bilingual 33%, hasil prosentase yang cukup baik. Pada tema buku petulangan siswa regular memperoleh hasil 40%, hasil prosentase yang cukup baik, sedang pada siswa bilingual tidak ada menyukai tema petualangan. Tema buku misteri pada siswa regular 9%, hasil prosentase yang kurang baik dan bilingual tidak ada yang menyukai tema buku ini. 33% prosentase yang dihasilkan pada tema buku


(58)

dongeng oleh siswa regular dan bilingual, hasil prosentase yang cukup baik. Kemudian pada tema buku agama siswa bilingual lebih menyukainya dengan prosentase 33%, ini merupakan prosentase hasil yang cukup baik dibandingkan dengan siswa regular yang hanya 3%, hasil prosentase yang kurang baik.

Tabel 4

Prosentase bahasa buku

Kelas

Regular Bilingual

Bahasa Buku

Frekuensi Prosentase % Frekuensi Prosentase %

Bahasa Indonesia 39 81 5 45

Bahasa Inggris 9 19 6 55

Jumlah 48 100 11 100

Gambar 5

Diagram prosentase bahasa buku

Dari tabel 4 diatas dapat terlihat bahwa pada siswa regular lebih memilih bahasa indonesia sebagai bahan bacaan yang mereka baca dengan prosentase sebanyak 81%, hasil prosentase yang di ini sudah baik sekali. Sedangkan pada siswa bilingual lebih memilih bahasa inggris sebagai bahan bacaan yang mereka baca dengan prosentase 55%, dan hasil prosentasenya menunjukan baik.


(59)

47

Pada tabel dibawah ini data yang penulis dapatkan dari data-data hasil kuesioner yang kemudian penulis tabulasikan dan analisis.

Tabel 5

Jumlah jam rata-rata siswa menonton TV dalam sehari Regular Bilingual Jawaban Frekuensi

Prosentase

(%) Frekuensi

Prosentase (%)

a. Lebih dari 4 jam 3 12 7 28

b. 3-4 jam 7 28 10 40

c. 2-3 jam 4 16 3 12

d. 1-2 jam 8 32 5 20

e. Kurang dari 1/2 jam 3 12 0 0

Jumlah 25 100 25 100

Dari tabel 3 menunjukan pada siswa regular 32% jumlah rata-rata siswa menonton TV dalam sehari sebanyak 1-2 jam, kemudian rata-rata siswa menonton TV dalam sehari sebanyak lebih dari 4 jam yaitu 12%, dan disusul kemudian rata-rata siswa yang menonton TV hingga 3-4 jam dalam sehari adalah 28%, dan kurang dari ½ jam yaitu 12% rata-rata siswa yang menonton TV dalam sehari.

Sedangkan pada siswa bilingual jumlah rata-rata siswa yang menonton TV lebih dari 4 jam dalam sehari sebanyak 28%, kemudian 3-4 jam siswa yang menonton TV dalam sehari yaitu sebanyak 40%, sedangkan untuk siswa yang rata-rata menonton TV 2-3 jam dalam sehari yaitu 12%, dan 20% yang rata-rata menonton TV 1-2 jam dalam sehari.

Dapat disimpulkan dari tabel 2 dan 3 bahwa siswa regular lebih lama membaca dari pada menonton TV, hal ini bisa dilihat dari prosentase lamanya membaca buku dalam sehari 1-2 jam sebanyak 36%, dan menonton TV 1-2 jam sebanyak 32%. Sedangkan pada siswa bilingual


(60)

mereka lebih lama menonton TV dalam sehari daripada membaca buku, hal ini juga bisa dilihat dari prosentase yang dihasilkan bahwa siswa bilingual membaca buku dalam sehari 1-2 jam sebanyak 36%, dan menonton TV 3-4 jam sebanyak 40%.

Tabel 6

Manfaat yang diperoleh oleh siswa dari kegiatan membaca Regular Bilingual Jawaban Frekuensi

Prosentase

(%) Frekuensi

Prosentase (%) a. Menambah ilmu

pengetahuan 13 32 14 23

b. Memperluas wawasan 13 32 16 26 c. Mengisi waktu luang 7 17 17 28 d. Mendapat informasi yang

di inginkan 7 17 11 18

e. Lain-lain 1 2 3 5

Jumlah 41 100 61 100

Melalui tabel 6 ini dapat diketahui bahwa pada siswa regular sebanyak 32% manfaat yang mereka peroleh dari membaca adalah menambah ilmu pengetahuan dan memeperluas wawasan, selain itu manfaat lainnya adalah dapat mengisi waktu luang dan mendapatkan informasi yang di inginkan sebanyak 17 % dan lain-lain (mencari hiburan) 2%.

Pada siswa bilingual 23% manfaat yang mereka peroleh adalah menambah ilmu pengetahuan, dan manfaat yang mereka dapatkan adalah memperluas wawasan sebanyak 26%, sedangkan manfaat lainnya adalah untuk mengisi waktu luang sebanyak 28% dan manfaat dari kegiatan membaca adalah mendapat informasi yang diinginkan sebanyak 18%, lain-lain ( mencari hiburan, melepas jenuh, mencari inspirasi) 5% .


(61)

49

Tabel 7

Banyaknya buku yang dibaca oleh siswa selama satu bulan terakhir Regular Bilingual Jawaban Frekuensi

Prosentase

(%) Frekuensi

Prosentase (%)

a. Lebih dari 4 buku 8 32 14 56

b. 2-3 buku 12 48 6 24

c. 1-2 buku 5 20 5 20

d. tidak ada 0 0 0 0

Jumlah 25 100 25 100

Dari tabel 7 diatas dapat dilihat bahwa pada siswa regular sebanyak 32% lebih dari 4 buku yang mereka baca dalam satu bulan terakhir, 48% sebanyak 2-3 buku yang dibaca dalam satu bulan terakhir, dan 1-2 buku dibaca dalam satu bulan terakhir adalah sebanyak 20%.

Pada siswa bilingual buku yang dibaca lebih dari 4 buku selama satu bulan terakhir adalah sebanyak 56% ( 14 responden ), 24% 2-3 buku yang dibaca selama satu bulan terakhir, dan hanya 5 responden yang membaca 1-2 buku dalam satu bulan terakhir.

Tabel 8

Buku-buku yang di peroleh siswa untuk di baca

Regular Bilingual Jawaban Frekuensi

Prosentase

(%) Frekuensi

Prosentase (%)

a. Membeli 19 45 24 55

b. Meminjam dari teman 12 29 13 30 c. Dari perpustakaan sekolah

(pinjam) 7 17 5 11

d. Menyewa dari taman

bacaan 2 5 1 2

e. Lain-lain 2 5 1 2


(62)

Dengan melihat tabel 8 dapat diketahui bahwa siswa regular yang memperoleh buku dengan cara meminjam dari teman sebanyak 29%, sedangkan yang memperoleh buku dengan cara membeli sebanyak 45%, dan siswa yang memperoleh buku dari perpustakaan sekolah (pinjam) sebanyak 17%, sebanyak 5% mendapatkannya dengan menyewa dari taman bacaan, lain-lain (membaca di internet) 5%.

Pada siswa bilingual yang mendapatkan buku dengan cara membali sebanyak 55%, 30% diperoleh dengan meminjam dari teman sebanyak 30%, 11% diperolehnya dari perpustakaan, dan sebanyak 2% buku yang mereka dapatkan untuk dibaca adalah diperoleh dengan menyewa dari taman bacaan, serta 2% lain-lain (membaca di internet).

Tabel 9

Frekuensi kunjungan siswa ke perpustakaan sekolah dalam seminggu

Regular Bilingual

Jawaban Frekuensi

Prosentase

(%) Frekuensi

Prosentase (%)

a. Lebih dari 4 kali 0 0 0 0

b. 3-4 kali 0 0 1 4

c. 2-3 kali 4 16 3 12

d. 1-2 kali 18 72 20 80

e. Tidak pernah 3 12 1 4

Jumlah 25 100 25 100

Dari tabel 9 dapat dilihat bahwa banyaknya kunjungan siswa ke perpustakaan dalam seminggu 2-3 kali sebanyak 72 %, 1-2 kali dalam seminggu sebanyak 72%, sedangkan 12% tidak pernah mendatangi perpustakaan dalam seminggu.

Pada siswa bilingual yang mengunjungi perpustakaan 1-2 kali selama seminggu sebanyak 80%, 3-4 siswa mendatangi perpustakaan


(63)

51

dalam seminggu adalah 4%, kemudian 2-3 siswa yang berkunjung sebanyak 12%, 1 responden (4%) tidak pernah mendatangi perpustakaan dalam seminggu.

Tabel 10

Kebiasaan siswa berkunjung ke perpustakaan sekolah Regular Bilingual Jawaban

Frekuensi Prosentase

(%) Frekuensi

Prosentase (%)

a Pulang sekolah 1 3 0 0

b Jam istirahat 6 20 5 15

c Jam pelajaran kosong 0 0 3 9

d Jam pelajaran saat diberi

tugas oleh guru 21 70 25 74

e Lain-lain 2 7 1 3

Jumlah 30 100 34 100

Dari data tabel 10 diatas dapat diketahui bahwa pada siswa regular yang berkunjung ke perpustakaan pada saat jam pelajaran saat diberi tugas oleh guru sebanyak 70%, kemudian siswa yang berkunjung pada saat pulang sekolah sebanyak 3%, sedangkan siswa yang berkunjung ke perpustakaan pada saat jam istirahat sebanyak 20%, serta 7% lain-lain (waktu luang).

Pada siswa bilingual yang berkunjung ke perpustakaan pada saat jam pelajaran saat jam pelajaran saat diberi tugas oleh guru sebanyak 74%, kemudian siswa yang berkunjung ke perpustakaan pada saat pulang sekolah sebanyak 3%, dan 20% berkunjung ke perpustakaan pada jam istirahat, serta 7% lain-lain (kapan saja).


(1)

70

bilingual mempunyai waktu yang lebih lama dibandingkan dengan siswa regular. Sedangkan pada manfaat yang diperoleh oleh siswa dari kegiatan membaca adalah untuk menambah ilmu pengetahuan dan memperluas wawasan. Kemudiaan dalam hal buku-buku yang diperoleh untuk dibaca bagi siswa bilingual dan regular sama-sama dengan membeli. Frekuensi kunjungan perpustakaan dalam seminggu siswa bilingual dan regular masing-masing 1-2 kali. Lamanya waktu yang dihabiskan di perpustakaan, siswa bilingual lebih lama berada dalam perpustakaan dibanding siswa regular. Selain itu alasan membaca pada siswa bilingual dan regular adalah sama-sama untuk mengisi waktu luang. Pada kebiasaan siswa regular dan bilingual berkunjung ke perpustaaan adalah sama-sama pada waktu jam pelajaran saat diberi tugas oleh guru. Bahan pustaka yang sering mereka baca di perpustakaan adalah buku-buku fiksi/ cerita. Dapat disimpulkan pada data yang penulis dapat dari perpustakaan bahwa siswa regular lebih banyak meminjam buku ke perpustakaan namun hasil yang didapat dari kuesioner bahwa siswa bilingual juka datang ke perpustakaan lebih lama membaca buku di perpustakaan dibanding siswa regular.

2. Faktor yang paling mempengaruhi kebiasaan membaca siswa SMPN 5 Bogor adalah diri sendiri (motivasi diri sendiri). sedangkan peran perpustakaan tidak begitu signifikan.

3. Harapan siswa agar perpustakaan menjadi tempat membaca dan belajar yang menyenangkan adalah dengan menambah dan melengkapi koleksi. 4. Kendala yang dihadapi perpustakaan SMPN 5 Bogor dalam


(2)

perpustakaan sekolah sama dengan jam masuk dan keluar siswa sekolah, menjadikan anak jarang datang ke perpustakaan sekolah disebabkan karena tidak ada waktu luang untuk mereka membaca di perpustakaan jadi siswa hanya kadang-kadang meluangkan waktu ke perpustakaan jika tidak ada guru yang mengajar atau jam istirahat sekolah. Tidak ada Kebijakan dari pihak sekolah untuk menambah jam waktu tutup perpustakaan sekolah sehingga tidak ada waktu yang cukup banyak untuk siswa datang ke perpustakaan. Menurut pihak pustakawan faktor dana juga menghambat perkembangan perpustakaan, termasuk sarana yang belum cukup memadai seperti tidak adanya AC didalam ruangan perpustakaan yang mengakibatkan ruangan menjadi tidak nyaman dan siswa malas untuk berlama-lama di perpustakaan.

B. Saran

1. Perpustakaan seharusnya lebih mengembangkan koleksinya agar siswa rajin berkunjung ke perpustakaan dan memperoleh informasi yang mereka inginkan.

2. Perpustakaan seharusnya mendesain ulang tata ruangnya agar siswa dapat lebih merasa nyaman saat membaca disana, sehingga siswa tidak bosan berada di perpustakaan.

3. Perpustakaan hendaknya membuka jam layanan yang lebih teratur, meningkatkan jenis layanannya, dan menyelenggarakan berbagai program kegiatan yang mendukung terciptanya budaya baca dikalangan siswa.


(3)

72

4. Guru, pustakawan dan orangtua hendaknya dapat lebih banyak berperan untuk meningkatkan minat baca anak.

5. Pustakawan dan pihak-pihak yang terkait hendaknya secara aktif mempromosikan perpustakaan jika ada layanan baru didalam perpustakaan agar anak terdorong untuk datang ke perpustakaan.

6. Hendaknya perpustakaan menambah SDM yang lebih terlatih agar perpustakaan dapat terus berkembang.

7. Untuk memudahkan penulisan skripsi hendaknya penulis mengetahui terlebih dahulu dahulu secara rinci jumlah populasi yang sebenarnya agar hasil yang didapat bisa lebih signifikan.


(4)

79

Andayani, Ulfah. “Pembelajaran Berbasis Perpustakaan: memposisikan perpustakaan dalam proses pembelajaran di sekolah”, Al-Maktabah, no.3 vol.9 (Desember 2008).

Bafadal, Ibrahim. Pengelolaan Perpustakaan Sekolah, Jakarta: Bumi Aksara, 1992.

Basuki, Sulistyo. Pengantar Ilmu Perpustakaan, Jakarta: Universitas Terbuka, 1993.

Bunanta, Murti. Buku Mendongeng dan Minat Baca, Jakarta: Pustaka, 2004.

Darmono. Manajemen Tata Kerja Perpustakaan Sekolah, Jakarta: PT.Grasindo, 2001.

--- Perpustakaan Sekolah : Pendekatan Aspek Manajemen dan Tata Kerja, Jakarta: Gramedia, 2007.

Haq, Rizal SaifuL. Pengantar Manajemen Perpustakaan Madrasah, Jakarta: Fakultas Adab dan Humaniora: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2006.

--- Perpustakaan dan Pendidikan : Pemetaan Peran Serta Perpustakaan dalam Proses Belajar Mengajar, Jakarta: Fakulatas Adab dan Humaniora, 2007.

--- Perpustakaan Sebagai Center For Learning Society: Gagasan untuk pengembangan perpustakaan madrasah, Jakarta: Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah, 2006.


(5)

80

Irawan, Prastya. Logika dan prosedur penelitian : pengantar teori dan panduan praktis penelitian sosial bagi mahasiswa dan peneliti pemula, jakarta: STIA- LAN, 1999.

Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1998.

Kunto, Suharsini Ari. Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: Rieneka, 1992.

Lasa HS. Manajemen Perpustakaan Sekolah, Yogya: Pinus Book Publisher, 2007.

Mudjito. Pembinaan Minat baca, Jakarta: Universitas Terbuka, 1999.

Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: PT. Gramedia, 2008.

Pusat Pembinaan Perpustakaan Departemen Pendidikan dan kebudayaan. Perpustakaan Sekolah: Petunjuk untuk Membina dan Memelihara Perpustakaan Sekolah, Jakarta: Pusat Pembinaan Perpustakaan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1983.

Rimbarawa, Kosam. Peranan Perpustakaan dalam Pembinaan Minat Baca dan Menulis, Al-Maktabah no.2 vol.3 (Oktober 2001).

Shadily, Hasan. Ensiklopedi Indonesia, Jakarta: Ichtiar Baru Vanhoeve, 1983.

Soetminah, Perpustakaan Kepustakawanan dan Pustakawan, Kanisius, 1992.

Sudijono, Pengantar Statistika Pendidikan, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2005

Suryo, Anton Mega. Membina Perpustakaan Sekolah, Yogyakarta: Kanisisus, 1991.


(6)

Sutarno NS. Manajemen Perpustakaan : Suatu Pendekatan Praktis, Jakarta: Smitra Media Utama, 2004.

---. Perpustakaan dan Masyarakat, Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2004.

Suwarno, Wiji. Dasar-Dasar IlmuPerpustakaan: Sebuah pendekatan pratik, Yogyakarta: Ar- ruzz, 2007.

Yusuf, Pawit. M. Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan sekolah, Jakarta: Kencana, 2007.