DAMPAK LATIHAN FARTLEK TERHADAP PENINGKATAN V02MAX.

(1)

DAMPAK LATIHAN FARTLEK TERHADAP PENINGKATAN

VO2MAX

SKRIPSI

diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Kepelatihan Olahraga

Oleh : Teguh Satria

1001289

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2015


(2)

DAMPAK LATIHAN FARTLEK TERHADAP PENINGKATAN

VO2MAX

Oleh Teguh Satria

1001289

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan

© Teguh Satria 2015 Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

TEGUH SATRIA

DAMPAK LATIHAN FARTLEK TERHADAP PENINGKATAN VO2MAX

Disetujui dan disahkan oleh Pembimbing: Pembimbing I

Drs. H. Dede Rohmat N, M. Pd. NIP. 196312091988031001

Pembimbing II

Dr. Berliana, M. Pd. NIP. 196205131986022001

Mengetahui,

Ketua Departemen Pendidikan Kepelatihan FPOK UPI

Dr. Komarudin, M.Pd NIP. 197204031999031003 LEMBAR PENGESAHAN


(4)

i

Teguh Satria, 2015

ABSTRAK

DAMPAK LATIHAN FARTLEK TERHADAP PENINGKATAN V02MAX. Pembimbing : 1. Drs. H. Dede Rohmat N, M.Pd

2. Dr. Berliana, M.Pd

Teguh Satria 1001289

Daya tahan aerobik merupakan salah satu aspek yang sangat penting dalam kaitannya dengan olahraga prestasi sehingga harus terus ditingkatkan kemampuannya. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh suatu pemikiran bahwa atlet yang tidak memiliki kemampuan daya tahan aerobik yang baik maka tidak akan memperoleh prestasi maksimal. Dalam hal ini peneliti ingin mengetahui pengaruh metode latihan yang diberikan kepada atlet dalam upaya meningkatkan kemampuan daya tahan aerobik atlet bulutangkis, apakah ada pengaruh yang signifikan dari metode fartlek training. Metode yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Populasi dalam penelitian ini adalah anggota UKM bulutangkis UPI yang berjumlah 23 orang, dan sampel dalam penelitian ini adalah anggota UKM bulutangkis UPI yang berjumlah 23 orang. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan total sampling. Alat ukur yang digunakan adalah tes balke. Teknik pengolahan dan analisis data yang penulis gunakan adalah analisis SPSS 15. Hasil penelitian menjelaskan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dari metode fartlek training terhadap peningkatan kemampuan daya tahan aerobik atlet bulutangkis. Dengan demikian dapat penulis simpulkan bahwa metode latihan tersebut memberi pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan kemampuan daya tahan aerobik atlet bulutangkis. Saran yang diberikan terkait dengan hasil penelitian ini, untuk meningkatkan kemampuan daya tahan aerobik atletnya pelatih disarankan untuk menggunakan metode latihan tersebut, karena metode latihan tersebut dapat meningkatkan kemampuan daya tahan aerobik atlet bulutangkis.


(5)

ii

Teguh Satria, 2015

ABSTRACT

THE INFLUENCE OF FARTLEK TRAINING IN INCREASING OF V02MAX.

Councelor : 1. Drs. H. Dede Rohmat N, M.Pd 2. Dr. Berliana, M.Pd

Teguh Satria 1001289

Aerobic endurance is one of very important asfects in sport achievement so it must be increased it's ability. The background of the observation is based on one of ideas that athlet who doesn't have ability at aerobic endurance tested won't get maximal achievement. So the observer wants to know the influence of exercise method which was given to athlet in increasing aerobic tested for badminton player,does it have significant influence of fartlek training method? The writer used experiment menthod in this observation. The population of this observation is UKM Bulutangkis UPI members which has 23 members. The sample removal technic used total sampling, so all the population was being the sample. Measuring tool which was used balke test. Processing technic and analising data used by the writer is spss 15. The result of the observation explained that there is significant influence from training fartlek method in increasing the ability of aerobic endurance of badminton player. The writer can get conclution that the training fartlek method give significant influence in increasing the ability of aerobic endurance of badminton player. The writer suggests to use this method.


(6)

vi

Teguh Satria, 2015

DAFTAR ISI Halaman ABSTRAK ... ABSTRACT... i ii

KATA PENGANTAR ...iii

UCAPAN TERIMAKASIH ...iv

DAFTAR ISI ...vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ...ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah...1

B. Identifikasi Masalah Penelitian ... C. Rumusan Masalah Penelitian... 4 5 D. Tujuan Penelitian ... 5

E. Manfaat Penelitian ... F. Batasan Penelitian... 5 6 G. Struktur Organisasi... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN A. Kajian Pustaka ... 1. Pengertian dan Tujuan Latihan Kondisi Fisik... 7 7 B. Daya Tahan …...…………... 1. Pengertian Daya Tahan ... 9 9 2. Kebutuhan Daya Tahan ...……… 10 3. Metode Latihan Daya Tahan...

a. Metode Tempo/Durasi... 12 12 4. Fartlek ...

a. Volume Latihan ... b. Intensitas Latihan ...

12 15 15


(7)

vii

Teguh Satria, 2015

c. Densitas Latihan ... d. Istirahat Latihan ... e. Melatih Daya Tahan Kardiovaskular ... f. Langkah Latihan Fartlek ...

18 18 21 22

C. Dampak Latihan Fartlek ………. ... 23

D. Kerangka Pemikiran …... 1. Kerangka Pemikiran ... 2. Hipotesis ... 24 24 24 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian ...25

B. Populasi dan Sampel ... 1. Populasi ………... 26 26 2. Sampel ………... 26

C. Desain Penelitian ... 27

D. Instrumen Penelitian ……...30

E. Pelaksanaan Pengumpulan Data ...33

F. Prosedur Pengolahan Data ... 34

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS TEMUAN A. Deskriptif Data ... 35

B. Uji Normalitas ………... C. Uji Hipotesis ...…….. D. Diskusi Penemuan ... 35 36 37 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ...39

B. Saran dan Rekomendasi ... 39

DAFTAR PUSTAKA ...40


(8)

viii

Teguh Satria, 2015

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1. Kategori Vo2max Dalam ml/kg BB/menit Menurut Jenis Kelamin ...10

2.2. Intensitas Latihan Berdasarkan Denyut Nadi ... 16

2.3. Model Recovery Pada Berbagai Spesifikasi Cabang Olahraga ... 19

3.1. Kategori Vo2max Dalam ml/kg BB/menit Menurut Jenis Kelamin ... 32

4.1. Hasil Olah Data Tes Awal, Tes Akhir dan Peningkatnya …………... 35

4.2. Hasil Olah Data Uji Normalitas Menggunakan Aplikasi SPSS 15 ... 36


(9)

ix

Teguh Satria, 2015

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman 2.1. Biomotor Abilities ...………... 8 2.2. Hubungan Antara Volume-intensitas-istirahat ... 14 2.3.

2.4. 2.5.

Hubungan Kapasitas Aerobik Maksimal dengan Denyut Nadi Maksimal.. Penambahan Beban Latihan Secara Bertahap ... Parameter Untuk Latihan Circuit Training ...

17 20 21 3.1. Desain Penelitian ...………... 28 3.2. Langkah-langkah Penelitian ... 29


(10)

x

Teguh Satria, 2015

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Hasil Pre Test dan Post Test ...……… 42

Lampiran 2. Program Latihan Fartlek ... 46

Lampiran 3. Uji Normalitas ... 53

Lampiran 4. Uji One Sampel Test ... 54

Lampiran 5. Surat Keputusan Pembimbing Skripsi ………...……….. 55

Lampiran 6. Surat Keputusan Penelitian ... 58 Lampiran 7.

Lampiran 8.

Foto Penelitian ...

Daftar Riwayat Hidup ………..

59 64


(11)

1

Teguh Satria, 2015

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Olahraga merupakan kegiatan yang banyak digemari hampir oleh seluruh warga dunia terutama oleh masyarakat indonesia baik dari kalangan anak-anak, remaja, dewasa hingga orang yang lanjut usia, dengan tujuan untuk membina dan mengolah tubuh agar menjadi sehat jasmani, rohani maupun sosial. Olahraga permainan merupakan salah satu dari cabang olahraga yang paling digemari oleh semua kalangan, seperti sepak bola, bola basket, bola voli, bulu tangkis dan olahraga-olahraga permainan yang lainnya.

Olahraga bulutangkis merupakan cabang olahraga permainan yang membutuhkan kondisi fisik yang prima dalam melakukannya terutama dalam pertandingan ataupun kejuaraan-kejuaraan yang dilakukan tanpa kondisi fisik yang prima, kecil kemungkinan seorang atlet dapat memenangkan suatu pertandingan apalagi menjadi seorang juara di lapangan.

Kompetisi bulutangkis merupakan sarana mencari bibit unggul dari setiap kejuaraan yang ditandingkan, seperti kejuaraan Liga Mahasiswa Bulutangkis. Dengan adanya kompetisi tersebut banyak peluang untuk mahasiswa yang mempunyai bakat pada cabang olahraga bulutangkis untuk prestasi kejenjang lebih tinggi lagi. Selain memilki kondisi fisik yang prima aspek-aspek penting seperti teknik, taktik, dan mental juga turut mendukung seorang atlet dalam suatu pertandingan, terutama aspek fisik yang sangat penting dan menjadi dasar seorang atlet dalam melakukan suatu gerakan-gerakan yang efektif dan efisien dalam melakukannya.

Kondisi fisik atlet memegang peranan penting dalam program latihannya. Program kondisi fisik tersebut harus direncanakan secara baik dan sistematis dan ditujukan untuk meningkatkan kesegaran jasmani dan kemampuan fungsional dari sistem tubuh sehingga memungkinkan atlet untuk mencapai prestasi yang lebih baik. Seperti yang diungkapkan oleh Satriya menjelaskan bahwa:


(12)

2

Teguh Satria, 2015

Latihan kondisi fisik (physical conditioning) memegang peranan penting untuk mempertahankan atau meningkatkan derajat kesegaran jasmani (physical fitness). Derajat kesegaran jasmani seseorang sangat menentukan kemampuan fisiknya dalam pelaksanaan tugas sehari-hari. Kian tinggi derajat kesegaran jasmani seseoarang kian tinggi pula kemampuan kerja fisiknya (2010, hlm. 57).

Selain berguna untuk meningkatkan kesegaran jasmani, latihan kondisi fisik merupakan program pokok dalam pembinaan atlet untuk berpretasi dalam satu cabang olahraganya. Atlet yang memiliki tingkat kesegaran jasmani yang baik akan terhindar dari kemungkinan cidera yang biasanya sering terjadi jika seorang melakukan kerja fisik yang berat. Seperti yang di kemukakan Harsono (1988, hlm. 153) mengemukakan bahwa:

1. Akan ada peningkatan dalam kemampuan system sirkulasi dan kerja jantung.

2. Akan ada peningkatan dalam kekuatan, kelentukan, stamina, kecepatan dan lain-lain komponen kondisi fisik.

3. Akan ada ekonomi gerak yang baik pada waktu latihan.

4. Akan ada pemulihan yang lebih cepat dalam organ-organ tubuh setelah latihan.

5. Akan ada respon yang cepat dari organisme tubuh kita apabila sewaktu-waktu respon demikian diperlukan.

Sesuai dengan yang diungkapkan Matjan dkk (2007,hlm.17) bahwa “pengukurannya (daya tahan) yang paling tepat adalah dengan menghitung VO2Max saat melakukan aktivitas fisik dalam waktu atau jarak tertentu dan intensitas maksimal”. Adapun satuan VO2Max yaitu ml/kgBB/menit. Yang

dimana VO2Max tersebut memiliki arti bahwa VO2Max adalah jumlah O2

maksimal yang digunakan oleh tubuh ketika melakukan aktivitas fisik dalam suasana aerobik.

Dikdik Zafar Sidik (2008,hlm.47) menjelaskan bahwa “VO2Max adalah jumlah oksigen yang diproses tubuh pada kerja maksimal”. Pada kerja maksimal sumber energi yang digunakan adalah aerob dan anaerob. Kapasitas anaerob sangat terbatas, kerja VO2Max hanya bisa dipertahankan beberapa menit saja dan

untuk mempertahankan kerja dalam waktu yang lama kerja tersebut harus dilakukan di bawah 100% VO2Max.


(13)

3

Teguh Satria, 2015

Metode latihan fartlek adalah sistem latihan yang sangat baik untuk semua cabang olahraga, terutama untuk cabang olahraga yang memerlukan daya tahan. Dalam pelaksanaannya fartlek biasanya dimulai dengan lari lambat-lambat yang kemudian di variasi dengan sprint-sprint pendek yang intensif dan dengan lari jarak menengah dengan kecepatan yang konstan yang cukup tinggi, kemudian diselingi dengan jogging dan sprint lagi, dan sebagainya.

Karakter latihan fartlek harus berlari di alam terbuka lebih baik lagi apabila dilakukan di dataran tinggi seperti pegunungan yang bervariasi dalam bentuk topografinya yang indah, dengan pemandangan alam yang berubah-ubah maka hal ini tidak hanya memperlambat datangnya lelah (fatigue), dan kemungkin juga lebih cepat mengembangkan daya tahan dibanding dengan berlari di lintasan yang lurus. Apabila seorang atlet memiliki kemampuan daya tahan yang bagus maka akan pasti memiliki Vo2max yang bagus pula. Karena Vo2max merupakan

gambaran kemampuan tubuh (paru-paru) dalam menampung volume oksigen maksimal.

Oleh karena itu, berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai kondisi fisik daya tahan karena ketika peneliti melakukan wawancara pada atlet yang bertanding dalam kompetisi Liga Mahasiswa banyak atlet yang mengeluhkan kelelahan dengan hilangnya konsentrasi dan ketepatan target jatuhnya shuttlecock (humman eror), dan ketika shuttlecock dikembalikan oleh lawan atlet tidak mampu mengejar arah tujuan shuttlecock lawan. Indikator hilang konsentrasi adalah karena kelelahan, faktornya adalah kebugaran jasmaninya rendah dan itu dampak dari daya tahan vo2max rendah.

Dengan kondsisi tersebut peneliti melakukan test awal pada atlet, dan mendapatkan keluhan bahwa atlet merasa lelah dan hilang konsentrasi (humman eror) serta mengeluhkan tentang kondisi di UKM Bulutangkis dengan kejenuhan melakukan latihan di sporthall, oleh karena itu sangat penting bagi peneliti untuk meningkatkan daya tahan atlet tersebut untuk tujuan prestasi, maka peneliti tertarik melakukan penelitian dengan menggunakan metode latihan fartlek dengan tujuan untuk melihat dampak dari metode latihan tersebut terhadap peningkatan Vo2max, sehingga penelitian ini diberikan judul: “Dampak Latihan Fartlek


(14)

4

Teguh Satria, 2015

B. Identifikasi Masalah Penelitian

Dalam cabang olahraga bulutangkis di tuntut untuk melakukan gerakan-gerakan yang cepat dan dalam waktu yang lama, dari mulai atlet melakukan servis kemudian melakukan really hingga menjatuhkan atau mematikan shuttlecock. Jika pada saat really yang panjang mengalami kendala dalam melakukannya maka point akan sulit untuk diraih, hal tersebut berhubungan erat dengan kondisi fisik daya tahan karena jika atlet tidak mampu dalam melakukannya maka atlet akan sulit dalam mengejar shuttlecock yang di berikan oleh lawan.

Masalah-masalah yang timbul di UKM bulutangkis UPI diantaranya adalah ketika saya mengamati pada kompetisi Liga Mahasiswa, setiap terjadi pertandingan rubber set para atlet dalam set ke tiga selalu banyak membuang shuttlecock (humman eror), setiap terjadi really panjang atlet tidak dapat mengembalikan shuttlecock kepada lawan ataupun shuttlecock jatuh di daerah pertahan, kemudian pada pertandingan yang dalam satu hari atlet dapat turun bertanding dalam satu sampai tiga kali pertandingan atlet tersebut tidak mampu bertahan di pertandingan ke tiga sering melakukan (humman eror). Di samping itu tidak adanya latihan kondisi fisik yang menarik dan atlet bisa merasa seperti bermain-main dalam UKM bulutangkis UPI sehingga atlet merasa jenuh dan ada beberapa atlet juga yang mempunyai program di klub-klubnya sendiri, sehingga mengeluhkan ingin meningkatkan daya tahan tanpa merasakan kelelahan dan kejenuhan.

Dengan metode latihan fartlek harus berlari di alam terbuka yang lapangannya bervariasi dalam bentuk topografinya, dengan pemandangan alam yang berubah-ubah maka hal ini tidak hanya memperlambat datangnya lelah (fatigue), dan juga bisa memuat latihan lebih menyenangkan. Sehingga ketika sedang bertanding seperti merasakan hal yang serupa.

Dari penjelasan-penjelasan mengenai masalah yang sering terjadi di lapangan maka dalam penelitian ini penulis memfokuskan kepada masalah kondisi fisik yaitu daya tahan adapun masalah yang di fokuskan oleh peneliti adalah dampak latihan fartlek terhadap peningkatan Vo2max.


(15)

5

Teguh Satria, 2015

C. Rumusan Masalah Penelitian

Adapun rumusan pokok dalam penelitian ini adalah bagaimana dampak latihan kondisi fisik daya tahan dengan metode latihan fartlek terhadap peningkatan Vo2max. Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat ditarik

permasalahan. Adapun rumusan masalah yang akan diangkat penulisan adalah: 1. Berapa besar pengaruh latihan fartlek terhadap peningkatkan Vo2max?

D. Tujuan Penelitian

Penetapan tujuan dalam suatu kegiatan adalah penting sebagai awal untuk kegiatan selanjutnya. Hal ini sesuai dengan yang dijelaskan oleh Sugiyono (2012, hlm. 325) yaitu sebagai berikut: “Tujuan penelitian berkenaan dengan tujuan peneliti dalam melakukan penelitian. Tujuan penelitian berkaitan erat dengan rumusan masalah yang dituliskan”. Maka dari rumusan masalah yang telah dijelaskan di atas penelitian ini bertujuan untuk:

1. Mengetahui pengaruh latihan Fartlek terhadap peningkatan Vo2max.

E. Manfaat Penelitian

Setelah penelitian ini tercapai, hasilnya diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak yang terkait. Adapun pihak-pihak tersebut diantaranya:

1. Secara teoritis

Untuk memperoleh pemahaman secara teoretis mengenai peningkatan kemampuan Vo2max, khususnya dapat dijadikan sebagai sumbangan

keilmuan, bahan referensi dan rujukan bagi atlet maupun pelatih dalam upaya mengembangkan diri dibidang kepelatihan.

2. Secara praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan oleh pelatih, dan pelaku olahraga untuk meningkatkan kemampuan Vo2max.


(16)

6

Teguh Satria, 2015

F. Batasan Penelitian

Demi kelancaran terlaksananya penelitian, pembatasan penelitian sangat diperlukan dalam melaksanakan penelitian agar masalah yang diteliti lebih terarah, maka penelitian ini dibatasi sebagai berikut:

1. Ruang lingkup penelitian hanya ditekankan latihan fartlek terhadap peningkatan Vo2max.

2. Objek penelitian ini adalah atlet bulutangkis pada Unit Kegiatan Mahasiswa Bulutangkis UPI.

G. Struktur Organisasi

Struktur organisasi merupakan urutan penulisan dari setiap bab dan bagian dalam bab,yang dimulai dari bab pertama hingga bab terakhir,adapun struktur organisasi dalam penulisan ini antara lain:

Bab I Pendahuluan yang berisikan tentang : latar belakang masalah, rumusan identifikasi masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan penelitian dan struktur organisasi.

Bab II Kajian Teoritis yang berisikan : tinjauan teoritis, kerangka berpikir dan hipotesis.

Bab III Metode Penelitian yang berisikan : prosedur penelitian, berisikan mengenai metode penelitian, populasi dan sampel, desain penelitian, instrumen penelitian, pelaksanaan penelitian, prosedur pengolahan dan analisis data serta hipotesis.

Bab IV Hasil Pengolahan Dan Analisis Data yang berisikan : Hasil Pengolahan data, Pengujian analisis, Pengujian hipotesis, Diskusi penemuan.

Bab V Kesimpulan Dan Saran yang berisikan : mengenai penafsiran dan pemaknaan terhadap hasil analisis temuan penelitian dan juga saran dalam penelitian.


(17)

25

Teguh Satria, 2015

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Penentuan suatu metode dalam proses penelitian merupakan langkah-langkah signifikan yang akan mendorong tercapainya tujuan penelitian, ketepatan penentuan metode tentu saja berdampak pada kelancaran penelitian yang akan dilakukan. Menurut Arikunto (1992,hlm.189) menjelaskan bahwa “Metode penelitian adalah suatu cara yang ditempuh untuk memperoleh data, menganalisis dan menyimpulkan hasil penelitian”

Penelitian ini bermaksud untuk mengungkap masalah berkaitan dengan dampak latihan fartlek terhadap peningkatan vo2max, dengan demikian mengacu

pada tujuan penelitian tersebut, Metode yang digunakan adalah metode eksperimen.

Terkait dengan metode eksperimen, Sugiyono (2009,hlm.72) menjelaskan bahwa, “Metode penelitian eksperimen dapat diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan”.

Dalam penelitian ini penulis menerapkan metode latihan daya tahan yaitu metode latihan fartlek.Dengan demikian dalam penelitian ini yaitu latihan fartlek merupakan variabel bebas, Sedangkan peningkatan kemampuan daya tahan sebagai variabel terikat atau variabel akibat diberikan selama 6 minggu. Treatment ini diberikan dengan tujuan untuk melihat pengaruh dari penerapan metode latihan tersebut terhadap hasil peningkatan kemampuan daya tahan aerobik dalam tubuh.

Mengenai lamanya waktu latihan yang diperlukan untuk program latihan kondisi fisik, menurut Harsono (1988, hlm.154) :

Ahli-ahli olahraga berpendapat bahwa atlet yang mengikuti suatu program latihan kondisi fisik pre-season yang intensif selama 6-10 minggu akan memiliki kekuatan, daya tahan, dan stamina yang lebih baik selama musim-musim latihan berikutnya.


(18)

26

Teguh Satria, 2015

Alasan peneliti memilih penelitian eksperimen ini karena peneliti ingin membuktikan bahwa program latihan peningkatan daya tahan aerobik melalui metode fartlek training yang dibuat oleh peneliti dapat meningkatkan daya tahan aerobik sehingga dikemudian hasil dari penelitian ini bisa menjadikan referensi bagi pelatih bulutangkis khususnya dalam meningkatkan komponen daya tahan.

B. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Definisi populasi dijelaskan Arikunto (1992, hlm. 102) adalah “Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian” Lebih lanjut lagi Nawawi (1993, hlm. 141) menjelaskan bahwa:

Populasi adalah keseluruhan obyek penelitian yang dapat terdiri dari manusia, benda-benda, hewan, tumbuhan, gejala-gejala, nilai test atau peristiwa-peristiwa sebagai sumber data yang memiliki karakteristik tertentu di dalam suatu penelitian.

Berdasarkan uraian tersebut di atas, dapat penulis simpulkan bahwa populasi adalah keseluruhan jumlah sumber data yang hendak dipelajari atau diteliti. Sedangkan sampel merupakan sebagian dari populasi yang dapat mewakili populasi. Populasi dalam penelitian ini adalah anggota UKM Bulutangkis UPI, yang berjumlah 23 orang, alasan peneliti disini menggunakan populasi dari UKM bulutangkis karena prestasi untuk UKM Bulutangkis dalam kancah nasional sangatlah memuaskan karena selalu masuk podium juara 3 besar di Liga Mahasiswa, oleh karena itu peneliti ingin mencoba melihat bagaimana vo2max yang merupakan salah satu penentu hasil pencapaian puncak prestasti setelah melakukan penelitian, dengan menyisipkan program latihan fartlek.

2. Sampel

Sampel merupakan sebagian atau wakil dari populasi sebagai sumber informasi/data. Sampel yang akan diambil sebagai percobaan harus diperhatikan. Menurut Sudjana (2005, hlm.6) “Sampel adalah sebagian yang diambil dari populasi”. Sedangkan menurut Sugiyono (2002, hlm.56) menjelaskan bahwa : “Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi


(19)

27

Teguh Satria, 2015

tersebut”. Selanjutnya Lutan, Berliana dan Sunaryadi (2007, hlm.80) menjelaskan bahwa : “Sampel adalah kelompok yang digunakan dalam penelitian dimana data/informasi itu diperoleh”.

Adapun menurut Arikunto, (2006, hlm.128) cara-cara pengambilan sampel dalam penelitian dapat dilakukan sebagai berikut : “sampel random, sampel berstrata, sampel wilayah, sampel proporsi, sampel bertujuan, sampel kuota, sampel kelompok, sampel kembar”.

Berdasarkan pernyataan di atas, maka penulis dalam penelitian ini pengambilan besar sampel ditentukan dengan total sampling. Sugiyono, (2007, hlm.130) menyatakan bahwa : “Total sampling adalah teknik pengambilan sampel apabila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel”.

Sampel penelitian ini menggunakan total sampling, pada penelitian ini tujuan penulis mengambil sampel dari jumlah anggota UKM sebanyak 23 orang karena populasi memenuhi syarat yang ditentukan yaitu atlet yang kondisi fisiknya mau ditingkatkan dan sebagai anggota UKM Bulutangkis UPI yang bertanding pada Liga Mahasiswa, dari penentuan tersebut didapatkan jumlah sampel pada penelitian ini sebanyak 23 orang. Penulis mengambil sampel sebanyak itu dengan alasan atlet tersebut yang bertanding pada Liga Mahasiswa yang akan di tingkatkan daya tahannya, dan berkaitan dengan tujuan hasil untuk prestasi puncak.

C. Desain Penelitian

Untuk suatu keperluan penelitian diperlukan desain penelitian yang matang dan cukup terarah, maksudnya agar penelitian ini dapat dilaksanakan secara ekonomis dan sesuai dengan tujuan yang akan dicapai. Dalam hal ini Nasution (1991,hlm.40) menjelaskan bahwa:

Tiap penelitian harus direncanakan. Untuk itu diperlukan suatu desain penelitian. Desain penelitian merupakan rencana tentang cara mengumpulkan dan menganalisis data agar dapat direncanakan secara ekonomis serta sesuai dengan tujuan penelitian itu.

Dalam melakukan penelitian terdapat beberapa bentuk desain penelitian. Surakhmad (1982,hlm.153) mengatakan bahwa: “Ada tiga “desain” eksperimen


(20)

28

Teguh Satria, 2015

yang lazim dikenal dalam penyelidikan terutama dalam menghadapi manusia sebagai obyek : (1) teknik unit tunggal, (2) teknik unit pararel, (3) teknik unit rotasi.”

Berdasarkan jenis desain tersebut, dalam penelitian ini penulis cenderung menggunakan desain eksperimen dengan teknik tunggal, karena dalam proses penelitian ini penulis menghadapi satu kelompok sampel yang mendapat perlakuan, maka penulis membuat satu kelompok sampel yang melalui tes awal (pre-test) yaitu tes lari 15 menit (metode balke test).

Desain penelitian merupakan suatu rancangan penelitian yang diperlukan. Nazir (2005,hlm.68) menjelaskan bahwa: “Desain percobaan adalah step-step atau langkah yang utuh dan berurutan yang dibuat terlebih dahulu, sehingga keterangan yang ingin diperoleh dari percobaan akan mempunyai hubungan yang nyata dengan masalah penelitian”. Desain penelitian yang akan penulis gunakan yaitu pretest & posttest group design. Adapun konstalasi desain penelitian dalam Gambar 3.1.

0 1 X 0 2

Gambar 3.1 Desain Penelitian Sumber : (Arikunto 2010,hlm.86)

Keterangan :

0 1 : pretestgroup design (balke)

0 2 : posttestgroup design (balke)

X : fartlek (treatment)

Adapun langkah-langkah pengambilan data yang penulis lakukan adalah sebagai berikut:


(21)

29

Teguh Satria, 2015

Gambar 3.2 Langkah-langkah Penelitian Sumber : Arikunto (2006,hlm.23)

Pemberian tambahan beban kepada sampel selama tiga pertemuan (dalam satu minggu) tidak ditingkatkan. Pada minggu kedua dan seterusnya dilakukan penembahan beban (volume latihan) secara bertahap dengan sistem tenaga atau “the step type approach” dari Tudor O. Bompa (1983), yang dikutip oleh Harsono (1988, hlm.105), sebagai berikut : “Sebagai garis vertikal menunjukan perubahan (penambahan) beban, sedangkan setiap garis horizontal adalah fase adaptasi terhadap beban yang akan dilakukan pada latihan. Beban latihan pada 3 tangga (atau cycle) pertama ditingkatkan secara bertahap. Pada cycle ke 4 beban diturunkan (ini adalah yang disebut unloading phase). Latihan yang dilakukan oleh sampel dalam penelitian ini berlangsung secara rutin selama 6 minggu

Populasi

Sampel

Kesimpulan Pretest (Balke)

Treatment(Fartlek)

Analisis dan Pengolahan Data

Postest (Balke)


(22)

30

Teguh Satria, 2015

dengan tahap pemberian beban latihan bervariasi dengan intensitas latihan diantara 60%-75%.

Keterangan:

1. Memilih subyek menurut stratifikasi dari suatu populasi. 2. Melakukan tes awal atau pre-test untuk mengukur vo2max. 3. Memberikan treatment perlakuan dengan metode latihan fartlek.

4. Melakukan tes akhir atau post-test untuk mengukur pencapaian hasil perlakuan, kemudian menghitung jarak tempuh sempel untuk mengetahui vo2max masing-masing sempel. Sebagai hasil akhir dari perlakuan.

5. Menghitung hasil tes middle atau pertengahan jika sudah ada peningkatan dalam latihan, sehingga dalam proses latihan tes middle tersebut di anggap tes akhir karena sudah ada peningkatan terhadap daya tahan, dan jika dalam tes middle belum terlihat peningkatan belum dianggap tes akhir. Sebagai ancer-ancer dalam melihat peningkatan.

6. Menghitung perbedaan hasil tes awal, tes akhir.

7. Menguji perbedaan tersebut apakah hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini diterima atau ditolak.

Pelaksanaan latihan fartlek dilakukan selama delapan minggu, dengan rincian tiga kali pertemuan dalam satu minggu. Sesuai dengan pendapat Cooper (1982,hlm.299) menyatakan “Latihan sekurang-kurangnya dilakukan tiga kali setiap minggu, dan lebih baik lagi empat kali ”Sedangkan mengenai lamanya latihan Harsono (1988,hlm.121) menjelaskan bahwa, “Waktu latihan adalah sebaiknya pendek tetapi berisi dan padat dengan kegiatan-kegiatan yang bermanfaat”.

D. Instrumen Penelitian

Instrumen merupakan suatu alat yang digunakan untuk penelitian. Hal ini diperjelas Arikunto (2006, hlm.149) bahwa : “Instrumen adalah alat pada waktu penelitian menggunakan sesuatu metode”. Ada banyak instrumen yang digunakan dalam suatu penelitian, dalam penelitian ini penulis menggunakan instrument dengan metode tes. “Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi,


(23)

31

Teguh Satria, 2015

kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok”. Arikunto, (2006, hlm.150).

Dalam pengumpulan data untuk mengetahui kemampuan awal dan kemampuan akhir setelah diberikan perlakuan, penulis menggunakan tes lari 15 menit (balke test) sebagai alat ukur untuk mengukur kemampuan daya tahan, sebagai alat tesnya. Menurut Bruno Balke sebagai perancang sekaligus peneliti, menurut Muksin dalam skripsi kepelatihan olahraga (2014,hlm.29) mempunyai reliabilitas sebesar 0,92 dengan koefisien validitas sebesar 0,98. Jika maximum oxygen dipakai sebagai kriteria.

Daya tahan kardiovaskuler oleh banyak ahli diakui sebagai faktor utama dalam kesegaran jasmani. Pengukurannya yang dianggap paling akurat adalah dengan menghitung VO2Max. Menurut Sajoto (1988, hlm.67), mengemukakan

bahwa tes daya tahan aerobik dipergunakan untuk mengetahui kemampuan cardiorespiratory sistem dalam mengelola oksigen di dalam tubuh yang dipergunakan suatu kerja tertentu. Kemampuan daya tahan aerobik ini dikenal dengan VO2Max atau menit, atau aeobic capacity atau aerobic power.

Guna untuk tercapainya keberhasilan dalam penelitian maka diperlukan alat ukur untuk mendapatkan data. Nurhasan dan Cholil (2007, hlm.5) mengemukakan bahwa : “Pengukuran adalah proses pengumpulan data/informasi dari suatu obyek tertentu, dalam proses pengukuran diperlukan suatu alat ukur”. Adapun instrument dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Pengumpulan data diperoleh dari :

1. Jarak tempuh atlet setelah melakukan tes balke untuk mengetahui VO2Max awal.

2. Jarak tempuh atlet setelah melakukan tes balke untuk mengetahui VO2Max akhir.

b. Alat dan Perlengkapan 1. stopwach

2. Perlengkapan alat tulis 3. Format penilaian 4. Peluit


(24)

32

Teguh Satria, 2015

c. Prosedur Pelaksanaan Tes 1. Prosedur umum

a. Sebelum melaksanakan tes, testi dikumpulkan untuk diberikan arahan dan penjelasan mengenai peraturan dalam melaksanakan tes.

b. Pelaksanaan penelitian dilakukan dengan metode fartlek training. c. Testi melakukan pemanasan terlebih dahulu sebelum melaksanakan

tes.

2. Pelaksanaan tes

a. Responden berada di trek stadion dengan menggunakan baju dan sepatu latihan.

b. Responden melakukan tes balke (lari 15 menit) dan diambil jarak tempuhnya sehingga bisa diketajui VO2Max awal.

c. Tester

1. 1 orang merangkap sebagai pencatat waktu.

2. Pengawas merangkap sebagai penghitung jarak lari.

d. Tujuan untuk mengukur daya tahan kerja jantung dan pernafasan atau untuk mengukur VO2MAX atlet dengan rumus :

15 menit = jarak 133 x 0,172 + 33,3 = VO2MAX

waktu

Tabel 3.1 Kategori VO2 maks

No Kategori

VO2 maks Laki-laki Wanita

1 Baik Sekali ≥ 51 ml/ kg BB/mnt ≥ 39 ml/kg BB/mnt 2 Baik 45,2 – 51 ml/kg BB/mnt 35 – 38 ml/kg BB/mnt 3 Sedang 38,4 – 45,1 ml/ kg BB/mnt 31 – 34 ml/kg BB/mnt 4 Kurang 35 – 38, 4 ml/ kg BB/mnt 25 – 30 ml/kg BB/mnt 5 Sangat Kurang ≤ 35 ml/ kg BB/ mnt ≤ 25 ml/ kg BB/ mnt

VO2 Maks dalam ml/kg BB/menit menurut jenis kelamin Sumber : Devony Eva, 2004.


(25)

33

Teguh Satria, 2015

E. Pelaksanaan Pengumpulan Data

Adapun jadwal pelaksanaan eksperimen yang penulis laksanakan adalah sebagai berikut:

1. Pelaksanaan tes awal. Sebelum melaksanakan eksperimen terlebih dahulu diadakan tes awal, tes awal tersebut dilaksanakan di Stadion UPI. Pelaksanaannya dimulai pukul 16.00 WIB sampai dengan pukul 18.00 WIB. 2. Eksperimen dilaksanakan setiap hari Rabu, Jumat dan Minggu. Jadi dalam

satu minggu dilakukan tiga kali pertemuan, selama 6 minggu atau 18 pertemuan. Menurut Harsono (1988,hlm.194) mengatakan bahwa: “latihan sebaiknya dilakukan tiga kali dalam satu minggu misalnya Senin, Rabu, dan Jumat dan diselingi dengan satu hari istirahat”.

3. Berikut adalah uraian dari tiga latihan di atas : a. Latihan Pemanasan

Sebelum melakukan latihan, sampel diberikan latihan pemanasan terlebih dahulu, hal ini berkenaan dengan mempersiapkan kondisi tubuh dari sampel agar nantinya dalam melakukan latihan atau treatment sampel siap secara fisiologis. Giriwijoyo (1992, hlm.154) menjelaskan bahwa : “Latihan pemanasan dimaksudkan untuk mempersiapkan raga dalam menjalani latihan inti atau pendinginan.”

Latihan pemanasan yang diberikan berupa peregangan statis, yaitu meregangkan secara pasif dan sistematis seluruh anggota tubuh yang dimulai dari bagian atas sampai bagian bawah. Selanjutnya diberikan peregangan dinamis yaitu gerakan samba dengan gerakan-gerakan khas bulutangkis yang lebih tertuju pada tungkai dengan perbaduan jogging.

b. Latihan Inti

Sebelum melakukan latihan inti, sampel diharuskan untuk mengecek denyut nadi, karena denyut nadi sampel harus berada dalam daerah latihan sehingga responden bisa mengontrol kondisi sampel. Latihan inti yang diberikan adalah latihan metode fartlek.


(26)

34

Teguh Satria, 2015

c. Latihan Pendinginan

Setelah melakukan latihan inti sampel diberikan latihan pendinginan atau peregangan yang dibimbing oleh peneliti, tujuannya adalah untuk mengurangi dan mencegah terjadinya kelelahan otot akibat latihan. Bentuk latihan yang diberikan adalah jogging pelan sebanyak 1 keliling diikuti dengan peregangan pasif untuk melemaskan otot-otot, terutama otot pada tungkai karena banyak digunakan ketika latihan inti.

F. Prosedur Pengolahan dan Analisis Data

Setelah data dari hasil tes awal dan tes akhir terkumpul, langkah selanjutnya adalah mengolah dan menganalisis data tersebut secara statistik. Langkah-langkah pengolahan data tersebut, ditempuh dengan prosedur sebagai berikut :


(27)

39

Teguh Satria, 2015

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil yang telah dilakukan sampai proses analisis dan pengujian hipotesis, maka penulis menetapkan simpulan berikut :

Metode latihan fartlek berdampak signifikan terhadap peningkatan kemampuan daya tahan aerobik atlet UKM bulutangkis UPI.

B. Saran dan Rekomendasi

Setelah melihat dan menganalisis hasil dari proses hingga akhir pelaksanaan penelitian di lapangan, peneliti menyarankan untuk melatih daya tahan, banyak bentuk metode latihan daya tahan yang hampir sama dengan kebutuhan cabang olahraga.

Penulis merasa banyak hal yang telah didapat dari penelitian ini terutama wawasan dan pengetahuan tentang proses latihan untuk meningkatkan daya tahan aerobik dan penerapan metode latihan untuk meningkatkan daya tahan aerobik pada cabang olahraga bulutangkis yang dalam hal ini adalah metode latihan fartlek .

Kebutuhan cabang olahraga bulutangkis tidak hanya teknik, percaya diri atau pengalaman saja, tapi berkaitan dengan daya tahan arobik. Dimana ketika harus bertahan pada saat really yang panjang di set ke tiga, dan mungkin dalam satu hari atlet harus bertanding selama 2 sampai 3 kali. Maka tidak cukup cuma melatih teknik saja, dan selalu pengulangan teknik sampai atlet merasa lelah.

Maka saya menyarankan untuk semua para pelatih cabang olahraga khususnya cabang olahraga bulutangkis, sesuai dengan kebutuhnya yang di tuntut untuk melakukan gerakan-gerakan yang cepat dan dalam waktu yang lama, dari mulai atlet melakukan servis kemudian melakukan really hingga menjatuhkan atau mematikan shuttlecock. Metode latihan fartlek hampir sama dengan kebutuhan cabang olahraga bulutangkis yaitu bermain-main dengan waktu, jarak atau kecepatan yang singkat dan termasuk pada metode latihan daya tahan.


(28)

40

Teguh Satria, 2015

DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S. (1992). Prosedur Penelitian. Jakarta: IKAPI.

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan dan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Cooper. (1982). World of Logotype (Annual). New York: Art Direction Book Company.

Devony. (2004). Faktor-faktor yang Berhubungan Dengan Daya Tahan Paru Pada Siswa Negri 1 dan SMA Negri 3 Kota Depok Tahun 2004. Tesis FKM-UI. Depok: Tidak Diterbitkan.

Giriwijoyo. (1992). Ilmu Faal Olahraga. Bandung: Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga FPOK UPI.

Hadisasmita dkk. (1996). Ilmu Kepelatihan Dasar. Jakarta: Depdikbud

Harsono. (1988). Coaching dan Aspek-aspek Psikologis dalam Coaching. Jakarta: Tambak Kusuma.

Harsono. (2001). Latihan Kondisi Fisik. Bandung: FPOK UPI.

Lutan, Berliana, Sunaryadi. (2007). Penelitian Pendidikan dalam Pelatihan Olahraga. Bandung: Jurusan Pendidikan Kepelatihan FPOK UPI.

Matjan, N. Bastinus. (dkk). (2007). Modul Kesehatan dan Olahraga. Bandung: FPOK UPI.

Matjan, N. Bastinus. (2009). Ilmu Kesehatan Olahraga. Bandung: FPOK UPI. Matjan, N. Bastinus. (2010). Kesehatan Olahraga. Bandung: FPOK UPI.

Muksin, Zaid. (2014). Kontribusi Vo2max Dan Power Endurance Terhadap Prestasi Dayung Nomor Kayak Single Jarak 500M. Skripsi. Bandung: Perpustakaan FPOK UPI.

Nasution. (1991). Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Bumi Aksara.

Nawawi. (1993). Metode Penelitian Sosial. Yogjakarta: Gajah Mada University Press.

Nazir, Moch. (2005). Metode Penelitian. Bogor: Gahlia Indonesia.

Nurhasan dan Cholil. (2007). Tes dan Pengukuran Keolahragaan. Bandung: Jurusan Pendidikan Kepelatihan FPOK UPI.


(29)

41

Teguh Satria, 2015

Nurhasan. (dkk). (2008). Statistika. Bandung: Jurusan Pendidikan Kepelatihan. FPOK UPI.

Pesurney, Paulus, dikdik Zafar. (2006). Materi Penataran Pelatihan Fisik Tingkat Provinsi Se-Indonesia, Komisi Pusdiktar Koni Pusat, Jakarta.

Rohmat, Dede. (2012). Materi Perkuliahan Pembinaan Kondisi Fisik. Power point. Bandung: Jurusan Pendidikan Kepelatihan FPOK UPI.

Santosa, Singgih. (2007). Menguasai Statistik di Era Informasi dengan SPSSi 15. PT. Elex Media Kompetindo Kelompok Gramedia, Jakarta.

Satriya, dikdik, iman. (2007). Metodeologi Kepelatihan Olahraga. Bandung: Jurusan Pendidikan Kepelatihan FPOK UPI.

Satriya. (2010). Metodologi Kepelatihan Olahraga. FPOK UPI: Bandung

Sudjana. (2005). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdikarya.

Soekarman. (1987). Dasar Olahraga Untuk Pembin, Pelatih dan Atlet. Jakarta: Inti Idayu Press.

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, kualitatif, dan R & D. Bandung: CV. Alvabeta.

Suharno. (1993). Ilmu Kepelatihan Olahraga. Yogyakarta: FPOK IKIP YOGYAKARTA.

Surakhmad. (1982). Pengantar Penelitian Ilmiah, Dasar, Metode, Teknik.. Bandung: Tarsito.

Sukadiyanto. (2005). Pengantar Teori dan Metodelogi Melatih Fisik. Yogjakarta: FIK UNY.

Tudor, O. Bompa. (1999). Periodization Training for Sport. York University. Human Kinetic.

Universitas Pendidikan Indonesia. (2014). Pedoman Penulisan Karya ilmiah. Bandung: UPI PRESS.

Zafar, Sidik. Dikdik. (2007). Materi Penataran Pelatihan Fisik Tingkat Provinsi Se-Indonesia.


(1)

32

Teguh Satria, 2015

DAMPAK LATIHAN FARTLEK TERHADAP PENINGKATAN V02MAX. c. Prosedur Pelaksanaan Tes

1. Prosedur umum

a. Sebelum melaksanakan tes, testi dikumpulkan untuk diberikan arahan dan penjelasan mengenai peraturan dalam melaksanakan tes.

b. Pelaksanaan penelitian dilakukan dengan metode fartlek training. c. Testi melakukan pemanasan terlebih dahulu sebelum melaksanakan

tes.

2. Pelaksanaan tes

a. Responden berada di trek stadion dengan menggunakan baju dan sepatu latihan.

b. Responden melakukan tes balke (lari 15 menit) dan diambil jarak tempuhnya sehingga bisa diketajui VO2Max awal.

c. Tester

1. 1 orang merangkap sebagai pencatat waktu.

2. Pengawas merangkap sebagai penghitung jarak lari.

d. Tujuan untuk mengukur daya tahan kerja jantung dan pernafasan atau untuk mengukur VO2MAX atlet dengan rumus :

15 menit = jarak 133 x 0,172 + 33,3 = VO2MAX waktu

Tabel 3.1 Kategori VO2 maks

No Kategori

VO2 maks Laki-laki Wanita

1 Baik Sekali ≥ 51 ml/ kg BB/mnt ≥ 39 ml/kg BB/mnt 2 Baik 45,2 – 51 ml/kg BB/mnt 35 – 38 ml/kg BB/mnt 3 Sedang 38,4 – 45,1 ml/ kg BB/mnt 31 – 34 ml/kg BB/mnt 4 Kurang 35 – 38, 4 ml/ kg BB/mnt 25 – 30 ml/kg BB/mnt 5 Sangat Kurang ≤ 35 ml/ kg BB/ mnt ≤ 25 ml/ kg BB/ mnt

VO2 Maks dalam ml/kg BB/menit menurut jenis kelamin Sumber : Devony Eva, 2004.


(2)

33

Teguh Satria, 2015

DAMPAK LATIHAN FARTLEK TERHADAP PENINGKATAN V02MAX. E. Pelaksanaan Pengumpulan Data

Adapun jadwal pelaksanaan eksperimen yang penulis laksanakan adalah sebagai berikut:

1. Pelaksanaan tes awal. Sebelum melaksanakan eksperimen terlebih dahulu diadakan tes awal, tes awal tersebut dilaksanakan di Stadion UPI. Pelaksanaannya dimulai pukul 16.00 WIB sampai dengan pukul 18.00 WIB. 2. Eksperimen dilaksanakan setiap hari Rabu, Jumat dan Minggu. Jadi dalam

satu minggu dilakukan tiga kali pertemuan, selama 6 minggu atau 18 pertemuan. Menurut Harsono (1988,hlm.194) mengatakan bahwa: “latihan sebaiknya dilakukan tiga kali dalam satu minggu misalnya Senin, Rabu, dan

Jumat dan diselingi dengan satu hari istirahat”.

3. Berikut adalah uraian dari tiga latihan di atas : a. Latihan Pemanasan

Sebelum melakukan latihan, sampel diberikan latihan pemanasan terlebih dahulu, hal ini berkenaan dengan mempersiapkan kondisi tubuh dari sampel agar nantinya dalam melakukan latihan atau treatment sampel siap secara

fisiologis. Giriwijoyo (1992, hlm.154) menjelaskan bahwa : “Latihan

pemanasan dimaksudkan untuk mempersiapkan raga dalam menjalani latihan

inti atau pendinginan.”

Latihan pemanasan yang diberikan berupa peregangan statis, yaitu meregangkan secara pasif dan sistematis seluruh anggota tubuh yang dimulai dari bagian atas sampai bagian bawah. Selanjutnya diberikan peregangan dinamis yaitu gerakan samba dengan gerakan-gerakan khas bulutangkis yang lebih tertuju pada tungkai dengan perbaduan jogging.

b. Latihan Inti

Sebelum melakukan latihan inti, sampel diharuskan untuk mengecek denyut nadi, karena denyut nadi sampel harus berada dalam daerah latihan sehingga responden bisa mengontrol kondisi sampel. Latihan inti yang diberikan adalah latihan metode fartlek.


(3)

34

Teguh Satria, 2015

DAMPAK LATIHAN FARTLEK TERHADAP PENINGKATAN V02MAX. c. Latihan Pendinginan

Setelah melakukan latihan inti sampel diberikan latihan pendinginan atau peregangan yang dibimbing oleh peneliti, tujuannya adalah untuk mengurangi dan mencegah terjadinya kelelahan otot akibat latihan. Bentuk latihan yang diberikan adalah jogging pelan sebanyak 1 keliling diikuti dengan peregangan pasif untuk melemaskan otot-otot, terutama otot pada tungkai karena banyak digunakan ketika latihan inti.

F. Prosedur Pengolahan dan Analisis Data

Setelah data dari hasil tes awal dan tes akhir terkumpul, langkah selanjutnya adalah mengolah dan menganalisis data tersebut secara statistik. Langkah-langkah pengolahan data tersebut, ditempuh dengan prosedur sebagai berikut :


(4)

39

Teguh Satria, 2015

DAMPAK LATIHAN FARTLEK TERHADAP PENINGKATAN V02MAX. BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil yang telah dilakukan sampai proses analisis dan pengujian hipotesis, maka penulis menetapkan simpulan berikut :

Metode latihan fartlek berdampak signifikan terhadap peningkatan kemampuan daya tahan aerobik atlet UKM bulutangkis UPI.

B. Saran dan Rekomendasi

Setelah melihat dan menganalisis hasil dari proses hingga akhir pelaksanaan penelitian di lapangan, peneliti menyarankan untuk melatih daya tahan, banyak bentuk metode latihan daya tahan yang hampir sama dengan kebutuhan cabang olahraga.

Penulis merasa banyak hal yang telah didapat dari penelitian ini terutama wawasan dan pengetahuan tentang proses latihan untuk meningkatkan daya tahan aerobik dan penerapan metode latihan untuk meningkatkan daya tahan aerobik pada cabang olahraga bulutangkis yang dalam hal ini adalah metode latihan

fartlek .

Kebutuhan cabang olahraga bulutangkis tidak hanya teknik, percaya diri atau pengalaman saja, tapi berkaitan dengan daya tahan arobik. Dimana ketika harus bertahan pada saat really yang panjang di set ke tiga, dan mungkin dalam satu hari atlet harus bertanding selama 2 sampai 3 kali. Maka tidak cukup cuma melatih teknik saja, dan selalu pengulangan teknik sampai atlet merasa lelah.

Maka saya menyarankan untuk semua para pelatih cabang olahraga khususnya cabang olahraga bulutangkis, sesuai dengan kebutuhnya yang di tuntut untuk melakukan gerakan-gerakan yang cepat dan dalam waktu yang lama, dari mulai atlet melakukan servis kemudian melakukan really hingga menjatuhkan atau mematikan shuttlecock. Metode latihan fartlek hampir sama dengan kebutuhan cabang olahraga bulutangkis yaitu bermain-main dengan waktu, jarak atau kecepatan yang singkat dan termasuk pada metode latihan daya tahan.


(5)

40

Teguh Satria, 2015

DAMPAK LATIHAN FARTLEK TERHADAP PENINGKATAN V02MAX. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S. (1992). Prosedur Penelitian. Jakarta: IKAPI.

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan dan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Cooper. (1982). World of Logotype (Annual). New York: Art Direction Book Company.

Devony. (2004). Faktor-faktor yang Berhubungan Dengan Daya Tahan Paru Pada Siswa Negri 1 dan SMA Negri 3 Kota Depok Tahun 2004. Tesis FKM-UI. Depok: Tidak Diterbitkan.

Giriwijoyo. (1992). Ilmu Faal Olahraga. Bandung: Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga FPOK UPI.

Hadisasmita dkk. (1996). Ilmu Kepelatihan Dasar. Jakarta: Depdikbud

Harsono. (1988). Coaching dan Aspek-aspek Psikologis dalam Coaching. Jakarta: Tambak Kusuma.

Harsono. (2001). Latihan Kondisi Fisik. Bandung: FPOK UPI.

Lutan, Berliana, Sunaryadi. (2007). Penelitian Pendidikan dalam Pelatihan Olahraga. Bandung: Jurusan Pendidikan Kepelatihan FPOK UPI.

Matjan, N. Bastinus. (dkk). (2007). Modul Kesehatan dan Olahraga. Bandung: FPOK UPI.

Matjan, N. Bastinus. (2009). Ilmu Kesehatan Olahraga. Bandung: FPOK UPI. Matjan, N. Bastinus. (2010). Kesehatan Olahraga. Bandung: FPOK UPI.

Muksin, Zaid. (2014). Kontribusi Vo2max Dan Power Endurance Terhadap Prestasi Dayung Nomor Kayak Single Jarak 500M. Skripsi. Bandung: Perpustakaan FPOK UPI.

Nasution. (1991). Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar.

Bandung: Bumi Aksara.

Nawawi. (1993). Metode Penelitian Sosial. Yogjakarta: Gajah Mada University Press.

Nazir, Moch. (2005). Metode Penelitian. Bogor: Gahlia Indonesia.

Nurhasan dan Cholil. (2007). Tes dan Pengukuran Keolahragaan. Bandung: Jurusan Pendidikan Kepelatihan FPOK UPI.


(6)

41

Teguh Satria, 2015

DAMPAK LATIHAN FARTLEK TERHADAP PENINGKATAN V02MAX.

Nurhasan. (dkk). (2008). Statistika. Bandung: Jurusan Pendidikan Kepelatihan. FPOK UPI.

Pesurney, Paulus, dikdik Zafar. (2006). Materi Penataran Pelatihan Fisik Tingkat Provinsi Se-Indonesia, Komisi Pusdiktar Koni Pusat, Jakarta.

Rohmat, Dede. (2012). Materi Perkuliahan Pembinaan Kondisi Fisik. Power point. Bandung: Jurusan Pendidikan Kepelatihan FPOK UPI.

Santosa, Singgih. (2007). Menguasai Statistik di Era Informasi dengan SPSSi 15.

PT. Elex Media Kompetindo Kelompok Gramedia, Jakarta.

Satriya, dikdik, iman. (2007). Metodeologi Kepelatihan Olahraga. Bandung: Jurusan Pendidikan Kepelatihan FPOK UPI.

Satriya. (2010). Metodologi Kepelatihan Olahraga. FPOK UPI: Bandung

Sudjana. (2005). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdikarya.

Soekarman. (1987). Dasar Olahraga Untuk Pembin, Pelatih dan Atlet. Jakarta: Inti Idayu Press.

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, kualitatif, dan R & D. Bandung: CV. Alvabeta.

Suharno. (1993). Ilmu Kepelatihan Olahraga. Yogyakarta: FPOK IKIP YOGYAKARTA.

Surakhmad. (1982). Pengantar Penelitian Ilmiah, Dasar, Metode, Teknik.. Bandung: Tarsito.

Sukadiyanto. (2005). Pengantar Teori dan Metodelogi Melatih Fisik.

Yogjakarta: FIK UNY.

Tudor, O. Bompa. (1999). Periodization Training for Sport. York University. Human Kinetic.

Universitas Pendidikan Indonesia. (2014). Pedoman Penulisan Karya ilmiah.

Bandung: UPI PRESS.

Zafar, Sidik. Dikdik. (2007). Materi Penataran Pelatihan Fisik Tingkat Provinsi Se-Indonesia.