PENGARUH VARIABEL CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY DISCLOSURE TERHADAP NILAI PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN FOOD AND BAVERAGE YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2012-2016

  

PENGARUH VARIABEL CORPORATE SOCIAL

RESPONSIBILITY DISCLOSURE TERHADAP NILAI

PERUSAHAAN

PADA PERUSAHAAN FOOD AND BAVERAGE YANG

TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2012-2016

  

Amirus Sahida, Masyhad, Siti Rosyafah

  Prodi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Bhayangkara Surabaya

  

ABSTRAK

  Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh economic performan ce ,

  

environment performance, social performance terhadap nilai perusahaan pada

  perusahaan food and baverage yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Sampel dalam penelitian ini diperoleh dengan menggunakan metode purposive sampling dengan beberapa kriteris tertentu dan sampel yang digunakan sebanyak 9 perusahaan

  

food and baverage yang terdaftar di Bursa Efek Indonesi periode 2012-2016. Metode

  analisi yang digunakan adalah analisi statistik deskriptif, analisi regresi linier berganda, dan uji hipotesis dengan alat bantu aplikasi SPSS (Statistical Product and

  Economic Performan

Service Solution ) Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ce dan

Environment Performance berpengaruh secara signigfikan terhadap Nilai Perusahaan.

  Sedangkan Social Performance tidak berpengaruh secara signigfikan terhadap Nilai Perusahaan.

  

Kata Kunci : Nilai Perusahaan, Economic Performan ce , Environment Performance, Social

Performance

  

ABSTRACT

This study aims to improve economic performance, environmental

performance, social performance against the value of companies in food and

baverage companies listed on the Indonesia Stock Exchange (BEI). The sample in

this research use purposive sampling method with some criterion and sample used as

many as 9 food and baverage companies which listed in Indonesia Stock Exchange

period 2012-2016. Analytical methods used are statistical analysis, multiple linear

regression analysis, and hypothesis testing with SPSS application tools (Product

Statistics and Service Solutions) The results of this study indicate the Economic

Performance and Environmental Performance signifi- cantly to Company Value.

Medium Social Performance is not significantly related to Corporate Value.

  

Keywords: Corporate Value, Economic Performance, Environment Performance,

Social Performance

  PENDAHULUAN

  Masyarakat sekarang lebih pintar dalam memilih produk yang akan mereka konsumsi. Sekarang, masyarakat cenderung untuk memilih produk yang diproduksi oleh perusahaan yang peduli terhadap lingkungan dan atau melaksanakan CSR. Survei yang dilakukan Booth-Harris Trust Monitor pada tahun 2001 dalam Sutopo yudo (2009) menunjukkan bahwa mayoritas konsumen akan meninggalkan suatu produk yang mempunyai citra buruk atau diberitakan negatif. Banyak manfaat yang diperoleh perusahaan dengan pelaksanan corporate social responsibility, antara lain produk semakin disukai oleh konsumen dan perusahaan diminati investor. Corporate

  

social responsibility dapat digunakan sebagai alat marketing baru bagi perusahaan

  bila itu dilaksanakan berkelanjutan. Untuk melaksanakan CSR berarti perusahaan akan mengeluarkan sejumlah biaya. Biaya pada akhirnya akan menjadi beban yang mengurangi pendapatan sehingga tingkat profit perusahaan akan turun. Akan tetapi dengan melaksanakan CSR, citra perusahaan akan semakin baik sehingga loyalitas konsumen makin tinggi.

  Kerugian serta kerusakan yang ditimbulkan oleh perusahaan lama kelamaan disadari oleh masyarakatdan akan menuntut perusahaan untuk bertanggung jawab atas dampak negatif tersebut. Semakin besar tuntutan masyarakat terhadap perusahaan, diharapkan oerusahaan tidak hanya memetingkan pemegang saham dan kreditur namun juga pihak-pihak diluar mereka seperti, konsumen, pemasok, serta masyarakat sekitar. Oleh karena itu perusahaan harus mempertimbangkan setiap keputusan yang akan diambil untuk meminimalisir kerugian yang ditimbulkan.

  Budi Untung (2014) Corporate Social Responsibility merupakan suatu komoitmen berkelanjutan dari dunia usaha untuk bertindak etis dan memberikan kontribusi kepada pengembangan ekonomi dari komunitas setempat ataupun masyarakat luas. Di beberapa Negara, program Corporate Social Responsibility pada umumnya sudah diterapkan di beberapa perusahaan. Manajemen perusahaan menyadari, bahwa mereka perlu menerapkan CSR untuk menjaga hubungan dengan para pemangku kepentingan. Sehingga dapat dikatakan bahwa perusahaan tidak hanya fokus pada keuntungan dan shareholder namun juga tanggung jawab social lingkungannya serta stakeholder seperti karyawan, konsumen, pemasok bahkan masyarakat yang betempat tinggal di sekitar perusahaan. Lingkungan dan masyarakat sekitar perusahaan adalah pihak yang paling merasakan dampak dari kegiatan bisnis suatu perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan perlu menjaga hubungan antara perusahaan dengan lingkungan maupun masyarakat agar kegiatan bisnis dapat berlangsung secara sustainable.

  TINJAUAN PUSTAKA Teori Stakeholder

  Konsep tanggung jawab sosial perusahaan telah mulai dikenal sejak awal 1970an, yang secara umum dikenal dengan stakeholder theory artinya sebagai kumpulan kebijakan dan praktik yang berhubungan dengan stakeholder, nilai-nilai, pemenuhan ketentuan hukum, penghargaan masyarakat dan lingkungan, serta komitmen dunia usaha untuk berkontribusi dalam pembangunan secara berkelanjutan. Stakeholder theory dimulai dengan asumsi bahwa nilai (value) secara eksplisit dan tak dipungkiri merupakan bagian dari kegiatan usaha. (Freeman, et

  al., 2002 dalam Waryanti, 2009).

  Teori stakeholder mengatakan bahwa perusahaan bukanlah entitas yang hanya beroperasi untuk kepentingan sendiri namun harus memberikan manfaat bagi

  

stakeholder nya. Dengan demikian, keberadaan suatu perusahaan sangat dipengaruhi

  oleh dukungan yang diberikan oleh stakeholder kepada perusahaan tersebut (Ghozali dan Chariri, 2007).

  Pengungkapan Corporate Social Responsibility

  Pengungkapan CSR berpengaruh pada nilai perusahaan. Hal ini sejalan dengan paradigma enlightened self-interest

   yang menyatakan bahwa stabilitas dan

  kemakmuran ekonomi jangka panjang hanya dapat dicapai jika perusahaan melakukan tanggung jawab sosial kepada masyarakat (Hartanti, 2006 dalam Ni Wayan Rustiarini, 2010).

  Pengungkapan CSR merupakan proses pengkomunikasian dampak social dan lingkungan yang diakibatkan dari aktivitas operasional bisnis perusahaan terhadap kelompok khusus terutama masyarakat secara keseluruhan. Pengungkapan csr dbedakan menjadi dua yaitu pengungkapan yang bersifat sukarela (voluntary

  disclosure) dan pengungkapan yang bersifat wajib (mandatory disclosure)

  Pengungkapan CSR diukur menggunakan Corporate Social Responsibility

  

Index (CSRi) . CSRi merupakan indeks yang diukur berdasarkan jumlah informasi

  pertanggungjawaban social perusahaan yang diungkapkan dalam laporan tahunan perusahaan. Daftar pengungkapan CSRi dibagi menjadi 3 fokus indicator yaitu (1)

  

economic performance (2) environment performance, (3) social performance.

  Kategori tersebut diadopsi Global Reporting Index.

  Ekonomi Performance

  Kinerja perusahaan secara relative (berubah-berubah dari tahun ke tahun) dalam suatu industri sejenis (industri yang bergerak dalam usaha yang sama) yang ditandai dengan return tahunan perusahaan tersebut (Luciana Spica Almilia, 2007).

  

Economic performance diungkapkan ke dalam laporan keuangan tahunan

  perusahaan. Pada era perekonomian pasar yang disertai dengan terwujudnya kondisi

  

good economic performance , tidak saja menuntut terciptanya economic performance

  efisien yang secara ekonomi membawa keuntungan besar bagi perusahaan tetapi juga perlu disertai adanya perilaku economic performance berkualitas etis, yakni dengan perwujudan secara baik tanggung jawab sosial perusahaan. Secara ekonomis, sumbangan besar good economic performance adalah dalam hal penyediaan barang dan jasa terhadap produksi nasional, penyerapan tenaga kerja dan sumber penghasilan devisa negara dari hasil ekspor (Basri, 2003).

  Economic performance adalah kinerja perusahaan yang secara relatif dalam

suatu industri yang sama yang ditandai dengan return tahunan industri yang

bersangkutan.

  Menurut Al-Tuwaijri dalam Luciana Spica Almilia (2007),

  economic performance dinyatakan dalam skala hitung berikut ini: Keterangan :

  a. = Economic Performance b. P1 = Harga saham akhir tahun

  c. P0 = Harga saham awal tahun

  d. Div = Pembagian Deviden

  e. MeRI = Median Return industri Return industri diukur dari indeks industri yang diperoleh dari laporan Jakarta Stock Exchange (JSX).

  Indeks industri disesuaikan dengan sample dalam penelitian ini,

karena penelitian ini menggunakan sample perusahaan manufaktur, maka indeks industri

yang digunakan adalah indeks industri manufaktur.

  Environmental Performance

  Perhatian yang diberikan oleh perusahaan terhadap lingkungan merupakan bentuk tanggung jawab perusahaan kepada stakeholders serta kepedulian perusahaan terhadap lingkungan. Kinerja lingkungan adalah kinerja perusahaan dalam menciptakan lingkungan yang baik (Suratno et. al., 2006).

  Kinerja lingkungan yang dimiliki perusahaan mencerminkan ketaatan perusahaan tersebut dalam mengelola lingkungan hidup. Menurut Yuliusman (2008), perusahaan mengeluarkan miliaran rupiah dalam satu tahun untuk membiayai operasi yang berhubungan dengan lingkungan dan investasi modal. Dengan kata lain, peringkat yang didapatkan perusahaan dapat menunjukkan seberapa besar perhatian perusahaan terhadap lingkungan dengan investasi lingkungan yang dilakukan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa semakin baik peringkat PROPER suatu perusahaan, maka semakin baik pula kinerja lingkungannya. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan tersebut telah melakukan pelestarian lingkungan yang baik pula.

  cial Performance So

  Perusahaan melakukan pengungkapan informasi kinerja sosial dengan tujuan untuk membangun image pada perusahaan dan mendapatkan perhatian dari masyarakat. Anggraini (2006) menyatakan bahwa tuntutan terhadap perusahaan untuk memberikan informasi yang transparan, organisasi yang akuntabel serta tata kelola perusahaan yang baik (good corporate governance) memaksa perusahaan untuk memberikan informasi mengenai aktivitas sosialnya sehingga hak masyarakat untuk hidup aman dan tentram, kesejahteraan karyawan, dan keamanan mengkonsumsi makanan dapat terpenuhi.

  Perusahaan Food and Baverage

  Perusahaan makanan dan minuman merupakan salah satu kategori sektor industry di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang mempunyai peluang untuk tumbuh dan berkembang. Industri makanan dan minuman diprediksi akan membaik kondisinya. Hal ini terlihat semakin menjamurnya industri makanan dan minuman di negara ini khususnya semenjak memasuki krisis berkepanjangan. Kondisi ini membuat persaingan semakin ketat sehingga para manajer perusahaan berlombalomba mencari investor untuk menginvestasikan dananya di perusahaan makanan dan minuman tersebut. Barang konsumsi menjadi industri yang penting bagi perkembangan perekonomian bangsa. Hal ini tidak terlepas dari perusahaan-perusahaan yang bergerak dalam industri barang konsumsi di Indonesia. Tidak bisa dipungkiri bahwasanya dalam proses produksi barang konsumsi dibutuhkan banyak sumber daya termasuk di dalamnya sumber daya manusia. Industri barang konsumsi mempunyai peranan dalam menyerap tenaga kerja dan meningkatkan pendapatan pada suatu negara.

  Nilai Perusahaan

  Perusahaan akan mengungkapkan suatu informasi jika informasi tersebut dapat meningkatkan nilai perusahaan. Perusahaan dapat menggunakan informasi tanggung jawab sosial sebagai keunggulan kompetitif perusahaan. Perusahaan yang memiliki kinerja lingkungan dan sosial yang baik akan direspon positif oleh investor melalui peningkatan harga saham. Apabila perusahaan memiliki kinerja lingkungan dan sosial yang buruk maka akan muncul keraguan dari investor sehingga direspon negatif melalui penurunan harga (Rustriarini 2010). Berdasarkan definisi tersebut perusahaan dapat didefinisikan sebagai jumlah utilitas atau manfaat yang diperoleh dari saham atau perusahaan oleh pemegang saham.

  Hubungan antara CSR Disclosure dengan Nilai Perusahaan

  Aktivitas operasional bisnis dapat menimbulkan dampak social baik itu positif maupun negatif. Dalam melaksanakan aktivitas operasionalnya, perusahaan berhubungan dengan para stakeholder yang terdiri kreditur, pemasok, konsumen, karyawan, pemerintah dan masyarakat sekitar. Keterkaitan aktivitas operasional perusahaan dengan para stakeholder terutama masyarakat sekitar menuntut perusahaan untuk melakukan aktivitas pertanggungjawaban social atau Corporate

  

Sosial Responsibility (CSR). Aktivitas CSR yang dilaksanakan perusahaan

  selanjutnya disosialisasikan kepada publik melalui laporan tahunan perusahaan atau dilaporkan secara terpisah.

  Perusahaan melakukan CSR disclosure dengan harapan dapat meningkatkan

  

image serta nilai perusahaan. Pengungkapan aktivitas CSR dapat memberikan

  keyakinan para investor maupun calon investor bahwa proses bisnis perusahaan akan terjamin ke depannya. Selain itu, perusahaan juga akana mendapatkan dukungan dari para stakeholder termasuk di dalamnya masyarakat sekitar yang dibutuhkan perusahaa untuk keberlangsungan proses bisnisnya. Dukungan stakeholder yang menjadi salah satu factor terjaminnya proses bisnis akan membuat para investor maupun calon investor untuk menanamkan modalnya di perusahaan.

  Variabel Dummy

  Mengingat masih sedikitnya perusahaan di Indonesia yang melaporkan kinerja ekonomi, sosial, dan lingkungannya dalam bentuk sustainability reporting, maka penelitian ini pun terbatas hanya pada data - data yang terdapat dalam laporan tahunan perusahaan. Hal ini agar tidak terjadi kesenjangan antara perusahaan yang sudah membuat sustainability reporting dengan perusahaan yang belum membuatnya (Dahli dan Siregar , 2008). Penghitungan CSR dilakukan dengan menggunakan variabel dummy yaitu : Score 0 : Jika perusahaan tidak mengungkapkan item pada daftar pertanyaan. Score 1 : Jika perusahaan mengungkapkan item pada daftar pertanyaan.

  Penempatan dummy pada variabel indepeden dapat terjadi pada posisi intersep, pada posisi slope atau pada posisi variabel. Oleh karena sifatnya yang lebih menerminkan penggolongan berdasarkan kriteria/kategori tertentu, metode dummy variabel sangat luas digunakan pada analisis kebijakan publik. Sebagai contoh, seorang, seorang peneliti ingin meneliti masalah investasi yang secara teoritis dipengaruhi oleh pendapatan, tingkat suku bunga, serta inflasi. Namun data yang digunakan meliputi dua kelompok periode yang sangat menentukan kebijakan investasi. Peneliti dapat melibatkan kriteria ini melalui dummy periode kebijakan variabel independen. Sesuai dengan tujuan penelitian, dummy ini akan berperan memisahkan intersep atau pengaruh (slope) yang berbeda pada kedua periode tersebut (Mahyus Ekananda, 2015)

  Kerangka Konseptual Sumber: Peneliti (2017)

  Gambar 1 Kerangka Konseptual

  Hipotesis Penelitian

  H1 : Economic Performance, Environment Performance, Social Performance berpengaruh secara simultan dan signifikan terhadap nilai perusahaan pada perusahaan food and baverage yang terdaftar di BEI pada tahun 2012-2016 ?

  H2 : Economic Performance, Environment Performance, Social Performance berpengaruh secara parsial dan signifikan terhadap nilai perusahaan pada perusahaan food and baverage yang terdaftar di BEI pada tahun 2012-2016?

  H3 : Economic Performance, Environment Performance, Social Performance manakah

  yang berpengaruh dominan terhadap nilai perusahaan pada perusahaan food and baverage yang terdaftar di BEI pada tahun 2012-2016?

  Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik purposive sampling, yaitu data dipilih berdasarkan kriteria tertentu sesuai Nilai

  Perusahaan (Tobin’s Q)

  Environment performance (X2) Social performance (X3)

  Economic performance (X1)

METODE PENELITIAN

  dengan tujuan penelitian., kriteria pengambilan populasi yang akan menjadi sampel dalam penelitian adalah sebagai berikut :

  1. Perusahaan food and baverage yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2012- 2016

  2. Perusahaan yang telah menyajikan laporan tahunan dan laporan keuangan dengan lengkap dan dapat diakses di

  3. Perusahaan yang dapat diakses annual report-nya dari tahun 2012-2016

  4. Perusahaan yang menggunakan program CSR Pengujian Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Uji Normalitas

  Data, Uji Autokorelasi, Uji Multikolinieritas, Uji Heterokedastisitas, dan teknis analisi data menggunakan Uji Analisi Regresi Linier Berganda, Uji F dan Uji t.

  HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Statistik Deskriptif Tabel 1 Descriptive Statistics

  

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Y 45 .85 95.70 19.3129 24.15408 x1 45 -384799.98 143501.07 -1599.6541 64961.03190 x2

  45

  1.00 3.00 2.5778 .94120 x3

  45

  1.00 5.00 2.5333 1.14018 Valid N (listwise)

  45 Sumber : Peneliti (2017)

  2. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas

  Distribusi normal merupakan distribusi teoritis dari variabel rondom yang continue. Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel independent, variabel dependen, atau keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Hasil perhitungan uji normalitas ditunjukkan dalam tabel dibawah ini :

  Tabel 2 Hasil Uji Normalitas

  One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N a

  45 Normal Parameters Mean .0000000 Std. Deviation 17.00885801 Most Extreme Differences Absolute .099 Positive .099

  Negative -.058 Kolmogorov-Smirnov Z .667 Asymp. Sig. (2-tailed) .765 a. Test distribution is Normal.

  Sumber : Peneliti (2017) b.

   Uji Multikolineritas

  Uji Multikolineritas bertujuan untuk mengaji apakah dalam model regresi digunakan adanya korelasi antar variabel independen, model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelas diantara variabel independennya.dapat dilihat dari nilai tolerance dan VIF.Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel independen manakah yang dijelaskan oleh variabel independen lainnya.Multikolineritas Nilai yang dipakai untuk menunjukkan adanya multikolineritas adalah nilai tolerance < 0,10 atau sama dengan nilai VIF > 10. Dan sebaliknya jika VIF < 10 maka tidak terjadi multikolinearitas. Adapun hasil uji multikolinieritas sebagai berikut:

  Tabel 3 Hasil Uji Multikolinieritas

  

Variabel bebas Nilai Nilai Keterangan

Tolerance

  VIF Tidak terjadi multikolinieritas

  Economic performance 0.936 1.068

  Environmental Performance Tidak terjadi multikolinieritas 0.701 1.427 Tidak terjadi multikolinieritas

  Social Performance 0.671 1.490

  Sumber: Peneliti (2017)

  Dari Tabel 3 diketahui seluruh nilai tolerance diatas 0.1 dan nilai VIF dibawah 10 sehingga antar variabel bebas tidak terjadi gejala multikolinieritas.

c. Uji Autokorelasi

  Uji Autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi (Ghozali, 2011:61)

  Tabel 4 Hasil Uji Autokorelasi b

  

Model Summary

Std. Error of the Model R R Square Adjusted R Square Estimate Durbin-Watson a 1 .710 .504 .468 17.62015 1.705

a. Predictors: (Constant), x3, x1, x2

  b. Dependent Variable: y Sumber : Peneliti (2017)

  Berdasarkan Tabel 4 dapat diketahui bahwa model regresi tidak terjadi autokorelasi, yang mana ditunjukkan dengan du < dw hitung< 4

  • – du, dimana nilai du =1,084, maka (1,084< 1,705< 2,616). Sehingga disimpulkan tidak terjadi autokorelasi.

d. Uji Heteroskedastisitas

  Uji Heterokedastisitas bertujuan untuk mengaji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedatisitas dan jika berbeda disebut Heteroskedastisitas (Ghozali, 2011:69). Untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas adalah melihat grafik plot antara nilai rediksi variabel terikat (dependen) yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID. Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada pada grafik scatterplot secara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah residual (Y prediksi

  • – Y sesungguhnya) yang telah di stundentized. Dasar analisis Jika ada pola yang tidak jelas, serta titik menyebar diatas dan dibawah angka nol pada sumbu Y,maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
Sumber : Peneliti (2017)

  Sumber: Peneliti (2017)

  Gambar 1 Uji Heteroskedastisitas

3. Analisis Regresi Linier Berganda

  Adapun teknik analisi yang digunakan dalam analisis data dan pengujian hipotesis ini adalah dengan menggunakan model analisi regresi linier berganda. Hasil analisi regresi linier berganda dapat dilihat pada tabel berikut ini :

  Tabel 5 Hasil Uji Regresi Linier Berganda

  Variabel Koefisien Regresi Konstanta

  • 22.404
  • 0,00016186

  Economic performance 10,808

  Environmental performance Social performance 5.367 Sumber: Peneliti (2017)

  Dan dari Tabel 5 dapat dibuat suatu persamaan regresi untuk Variabel

  

Economic performance (X1), Environmental performance (X2) dan Social

performance (X3) terhadap Nilai Perusahaan adalah sebagai berikut: Y = -22,404- 0,00016186 X 1 + 10,808 X 2 + 5,367X 3 + ei

4. Pengujian Hipotesis

  Melalui uji t dan uji F untuk menentukan signifikan tidaknya pengaruh dari veriabel- variabel bebas X (Economic Performance, Environmental Performance, dan Social

  

Performance) terhadap variabel terikat Y (Nilai Perusahaan ) dan menghitung

  2

  koefisien determinasi (R ) untuk dapat mengetahui seberapa besar variasi dari peubahan harga saham dapat diterangkan oleh Economic Performance,

  Environmental Performance, dan Social Performance.

a. Analisis Simultan (Uji F)

  Dari hasil analisis regresi linier berganda diperoleh F hitung sebesar 13,894 dengan nilai signifikansi sebesar 0.000 dimana lebih kecil dari taraf signifikansi =0,05. maka dapat disimpulkan H o ditolak dan H a diterima, hal ini berarti Economic

  

performance (X1), Environmental performance (X2) dan Social performance

  (X3)secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Nilai Perusahaan (Y)

  Tabel 6 Hasil Uji F (Simultan) b

  ANOVA Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. a

  1 Regression 12941.199 3 4313.733 13.894 .000 Residual 12729.255 41 310.470 Total 25670.454

  44

a. Predictors: (Constant), x3, x1, x2

  b. Dependent Variable: y Sumber : Peneliti (2017) b.

   Analisis Parsial (Uji t )

  Uji t yaitu pengujian sendiri-sendiri (parsial) koefisien regresi variabel penelitian yang terdiri dari Economic performance (X1), Environmental

  

performance (X2) dan Social performance (X3)terhadap variabel Nilai

Perusahaan.

  Jika nilai signifikansi t hitung masing-masing variabel bebas lebih kecil dari taraf signifikansi 0.05, maka Ha diterima. Adapun hasil pengujian untuk masing- masing variabel penelitian yang terdiri dari Economic performance (X1),

  

Environmental performance (X2) dan Social performance (X3) terhadap variabel

  Nilai Perusahaan adalah sebagai berikut : Tabel 7

  Hasil Uji t (Parsial) a

  Coefficients Standardized Unstandardized Coefficients Coefficients

  Model B Std. Error Beta T Sig.

  1 (Constant)

  • 22.404 8.119 -2.759 .009

  Ekonomic Performance

  • 0.00016186 0.00004226 -.435 -3.831 .000

  Environment 10.808 3.371 .421 3.206 .003

  Performance Social Performance 5.367 2.844 .253 1.888 .066

  Sumber : Peneliti (2017) SIMPULAN

  Penelitian ini meneliti apakah Economic performance, Environmental

  

performance dan Social performance berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan secara

  signifikan pada perusahaan food and baverage yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2012

  • – 2016. Dalam penelitian ini menggunakan tiga variabel independen yaitu Economic performance, Environmental performance dan

  

Social performance dan satu variabel dependen yaitu Nilai Perusahaan. Berdasarkan

  hasil uji F diantara variabel Economic performance (X1), Environmental

  

performance (X2) dan Social performance (X3) Variabel Economic performance

  (X1) memiliki hasil yang berpengaruh sangat besar terhadap Nilai Perusahaan pada perusahaan food and baverage yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2012-2016. Sedangkan untuk hasil yang berpengaruh paling kecil terhadap Nilai Perusahaan pada perusahaan food and baverage yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2012

  • – 2016 adalah Social performance (X3). Menurut peneliti tercapainya Social performance perusahaan harus lebih bisa melihat dampak dari adanya kinerja social yang sudah dilakukan oleh program CSR tersebut, sehingga perusahaan tidak hanya mementingkan investor atau pemangku kepentingan lainnya, karena apabila kinerja social itu diperhatikan oleh perusahaan maka dapat meningkatkan Nilai Perusahaan yang sangat efektif.

  SARAN

  1. Bagi Peneliti

  a. Penelitian selanjutnya dapat menggunakan variabel lain sebagai variabel moderating hubungan CSR dan nilai perusahaan, misalnya : leverage, size perusahaan,dll

  b. Penelitian selanjutnya diharapkan menggunakan seluruh perusahaan dengan sampel yang lebih banyak dan tahun pengamatan yang lebih lama.

  c. Penelitian selanjutnya diharapkan melibatkan pihak lain dalam menentukan luas pengungkapan sebagai bahan pemeriksaan kembali.

  2. Bagi Perusahaan

  a. Bagi para investor hendaknya memperhatikan kinerja ekonomi, lingkungan dan sosial perusahaan sebelum melakukan investasi pada suatu perusahaan.

  b. Agar perusahaan dapat penampilkan laporan keuangan perusahaan mengenai pengungkapan CSR

DAFTAR PUSTAKA

  Ghozali, Imam, and Anis Chariri 2007, "Teori Akuntansi." Semarang: Badan Penerbit Universitas, Diponegoro. Untung, Budi 2014, CSR dalam dunia bisnis, Penerbit andi, Yogyakarta. Yudo, Sutopo 2009, Pengaruh Penerapan Corporate Social Responsibility (CSR) Terhadap Profitabilitas Perusahaan, Universtas Widyatama. Yuliusman, 2008, Pengaruh Eco-Control Terhadap Csr Disclosure Dan Financial

  Performance Dengan Environmental Performance Sebagai Variabel Intervening. Vol 13, No 1.

Dokumen yang terkait

PENERAPAN AUDIT MANAJEMEN FUNGSI KEUANGAN SEBAGAI SARANA PENGAMBILAN KEPUTUSAN YANG EFEKTIF PADA YAYASAN LAGZIS PEDULI

0 0 14

PENGARUH PENGETAHUAN PERPAJAKAN, MODERNISASI SISTEM ADMINISTRASI PERPAJAKAN DAN KESADARAN WAJIB PAJAK TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA SURABAYA KARANG PILANG

0 3 14

ANALISIS PENERAPAN RASIO KEUANGAN DAN EVA SEBAGAI ALAT UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PT.ASAHIMAS FLAT GLASS.Tbk YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

0 1 13

ANALISIS PERILAKU KEPATUHAN, PEMAHAMAN, DAN KEMUDAHAN WAJIB PAJAK UMKM TERHADAP PERATURAN PEMERINTAH No. 46 TAHUN 2013 PADA KPP PRATAMA MULYOREJO

0 0 13

PENGARUH INFLASI, STRUKTUR MODAL, DAN KEBIJAKAN DEVIDEN TERHADAP REAKSI PASAR SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA

0 0 13

ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI AKTIVA TETAP BERWUJUD DAN HUBUNGANNYA TERHADAP KEWAJARAN PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN PADA PT MULYA JATRA SIDOARJO

0 0 12

PENGARUH CAPITAL ADEQUECY RATION, RETURN ON ASSETS, DANA PIHAK KETIGA DAN NON PERFORMING LOAN TERHADAP PENYALURAN KREDIT PADA BANK UMUM YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA Dwi Mu’allifa Rakhmadani, Masyhad, Nurul Qomari

0 0 16

ANALISIS PENERAPAN SISTEM DAN PROSEDUR PENGELOLAAN ASET TETAP DALAM MENINGKATKAN PENGENDALIAN INTERN PADA CV.BINTANG TEX INDONESIA

0 0 14

PENERAPAN METODE FULL COSTING DALAM MENENTUKAN PERHITUNGAN HRGA POKOK PRODUKSI MESIN CUCI MOBIL SEMI OTOMATIS PADA PT GLOBAL ENDO TEKNIK DI SURABAYA

0 0 10

PENGARUH REPUTASI KAP, OPINI AUDIT DAN KOMITE AUDIT TERHADAP AUDIT DELAY PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2013-2015

0 0 15