ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI AKTIVA TETAP BERWUJUD DAN HUBUNGANNYA TERHADAP KEWAJARAN PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN PADA PT MULYA JATRA SIDOARJO

  

ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI AKTIVA TETAP

BERWUJUD DAN HUBUNGANNYA TERHADAP KEWAJARAN

PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN PADA PT MULYA JATRA

SIDOARJO

Fina Rohmatul Ummah, Masyhad, Siti Rosyafah

  Prodi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Bhayangkara Surabaya

  

ABSTRAK

  Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi perlakuan metode penyusutan aktiva tetap berwujud serta kaitannya terhadap kewajaran penyajian laporan keuangan pada PT. Mulya Jatra Sidoarjo. Hasil analisis dihitung menggunakan rumus suatu metode yaitu metode garis lurus dan jumlah angka tahun, hasil analisis menunjukkan bahwa ada selisih dalam menghitung penyusutan aktiva tetap berwujud. Dengan adanya selisih biaya penyusutan maka akan mengakibatkan akumulasi penyusutan yang disajikan juga terdapat selisih, maka dapat disimpulkan bahwa perolehan laba rugi setiap periode akuntansi akan sama apabila perusahaan menggunakan metode penyusutan yang relevan dengan penggunaanya, sehingga biaya depresiasi yang dibebankan pada harga pokok produksi tercatat secara wajar dan layak.

  

Kata Kunci: Perlakuan Akuntansi Aktiva Tetap Berwujud mempengaruhi penyajian

Laporan Keuangan.

  

ABSTRACT

This study aims to identify the treatment method of intangible fixed asset

desprectiation and its relation ti the fairness of the presentation of financial

statements at PT. Mulya Jatra Sidoarjo. The results of the analysis are calculated

using the straight line method and the number of years. The results of the analysis

show that there is a difference in calculating the depreciation of tangible fixed

assets. With the difference in depreciation cost will results in accumulated

depreciation presented also there is difference, it can be concluded that the profits

and losses of each accounting period will be the same if the company uses the

depreciation method relevant to its use. So that the depreciation expense charged to

the cost of production is fairly and feasible.

  

Keywords: The accounting treatment of tangible fixed assets affects the presentation

of financial statements

  PENDAHULUAN

  Pertumbuhan atau perkembangan suatu perusahaan seringkali berhubungan dengan pihak-pihak lain yang berkepentingan dengan perusahaan, diantaranya pemberi kredit. Dengan demikian semakin berkembangnya perusahaan peranan akuntansi menjadi semakin penting. Zakki Baridwan dalam bukunya intermediate

  

accounting (2008) menyatakan bahwa akuntansi adalah suatu sarana yang

  menjembatani antar pihak pimpinan dengan pihak lain yang berkepentingan dengan perusahaan, melalui proses akuntansi akan dihasilkan laporan keuangan yang akan dipakai untuk mengkomunikasikan dana keuangan atau aktivitas perusahaan tersebut. Selain itu akuntansi juga berfungsi sebagai suatu alat untuk mengawasi dan mengamankan harta kekayaan perusahaan.

  Aktiva merupakan asset yang dimiliki oleh perusahaan baik yang berupa kas atau uang tunai maupun nonkas. Dalam akuntansi kita mengenal dua aktiva yaitu aktiva lancar dan akitva tetap. Aktiva lancar adalah uang kas dan aktiva-akitva lain atau sumber-sumber yang diharapkan akan di realisasi menjadi uang kas atau di jual atau di konsumsi selama siklus usaha perusahaan yang normal atau dalam jangka waktu satu tahun. Sedangkan aktiva tetap merupakan asset utama perusahaan baik perusahaan yang bergerak dalam bidang industri, jasa maupun yang bergerak dalam bidang perdagangan. Aktiva tetap juga merupakan salah satu cost dalam laporan keuangan khususnya neraca dan juga mempengaruhi laporan laba rugi melalui cost biaya penyusutan di dalam laporan keuangan perusahaan.

  PT. Mulya Jatra di Sidoarjo adalah perusahaan yang bergerak dibidang kelistrikan yakni pemeliharaan dan perbaikan trasformator. PT. Mulya Jatra di Sidoarjo menggunakan aktiva tetap untuk setiap aktivitas perusahaan. Permasalahan yang ditemui dalam perusahaan ini mengenai perlakuan aktiva tetap pada perusahaan ini adalah Adanya keseragaman penggunaan metode penyusutan yang sama yaitu metode garis lurus yang dianggap paling mudah untuk semua jenis aktiva tetap perusahaan termasuk kendaraan dan mesin. Perusahaan beranggapan bahwa penggunaan metode garis lurus untuk semua aktiva tetap sudah tepat. Perusahaan tidak memperhatikan sifat dan pola penggunaan aktiva tetap. Dalam hal ini pola penggunaan dan produktivitas mesin diabaikan sehingga perusahaan tidak memandang perlu untuk menerapkan metode penyusutan yang lain yang lebih cocok dan rasional sesuai dengan kontribusi mesin itu terhadap pendapatan perusahaan. Sehingga akan berpengaruh terhadap kewajaran penyajian laporan keuangan khususnya neraca dan laba produksi lebih rendah dari yang seharusnya

  TINJAUAN PUSTAKA Aktiva Tetap

  Aktiva tetap adalah aktiva berwujud yang digunakan dalam operasi perusahaan dan tidak dimaksudkan untuk di jual dalam rangka kegiatan normal perusahaan. Aktiva tetap semacam ini biasanya memiliki masa pemakaian yang lama dan diharapkan dapat memberi manfaat pada perusahaan selama bertahun-tahun. Manfaat yang diberikan aktiva tetap umunya semakin lama semakin menurun, kecuali manfaat yang diberikan oleh tanah.

  Tujuan Dan Fungsi Perlakuan Akuntansi Aktiva Tetap

  Arti dari perlakuan akuntansi aktiva tetap adalah suatu cara atau aturan yang digunakan di dalam akuntansi tentang bagaimana mencatat dan menyajikan aktiva tetap dalam laporan keuangan. Tujuan dari perlakuan Akuntasi Aktiva tetap adalah : Agar pencatatn dan penyajian aktiva tetap dalam laporan keuangan dapat dinilai secar wajar, Agar pencatatan dan penyajian akumulasi penyusutan aktiva tetap dalam laporan keuangan disajiakan secara tepat sebagai pengurang atas nilai aktiva tetap.

  Adapun fungsi perlakuan akuntasi aktiva tetap itu adalah: Agar dapat diketahui aktiva tetap tersebut memang ada, Agar dapat menyediakan data yang dapat dinilai secara wajar yang bersifat kualitatif mengenai aktiva tetap, dan agar mudah dilakukan pengawasan terhadap aktiva tetap.

  Penyusutan Aktiva Tetap Berwujud

  Baridwan (2008:305) dalam bukunya intermediate accounting “penyusutan

  (Depresiasi) adalah sebagian dari harga perolehan aset tetap yang secara sistematis dialokasikan menjadi bi aya setiap periode akuntansi”. Akuntansi depresiasi menurut ikatan akuntansi Indonesia (2004:17,02) adalah sebagai berikut “ akuntansi depresiasi adalah alokasi jumlah aktiva yang dapat disusutkan sepanjang masa manfaat yang diestimasi. Penyusutan untuk periode akuntansi dibebankan ke pendapatan baik secara langsung maupun tidak langsung”.

  Penyajian Aktiva Tetap Berwujud Dalam Laporan Keuangan

  Aktiva tetap merupakan salah satu rekening yang disajikan dalam neraca yang dalam penyajiannya dilaporkan secara terpisah. Untuk setiap aktiva tetap baik harga perolehannya maupun akumulasi penyusutan, selain mengkaji aktiva tetap prosedur perhitungan penyusutan yang digunakan juga harus di laporkan. Berdasarkan ketentuan tersebut maka aktiva tetap yang tidak disusutkan seperti tanah dilaporkan dalam neraca sebesar biaya perolehannya. Sedangkan untuk aktiva tetap yang dapat disusutkan disajikan dalam neraca sebesar jumlah tercatatnya yaitu nilai yang disajikan dalam neraca setelah dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi rugi penurunan nilai.

METODOLOGI PENELITIAN

  Dalam penelitian ini pendekatan yang digunakan oleh penulis adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Metode Deskriptif adalah Metode yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum dan generalisasi. Pendekatan kualitatif menitik beratkan pada pemahaman, pemikiran, dan persepsi dari peneliti. Dengan kata lain, pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus bertujuan untuk mengevaluasi, menjawab dan menjelaskan Bagaimanakah perlakuan akuntansi aktiva tetap dan hubungannya terhadap kewajaran penyusunan laporan keuangan Pada PT. Mulya Jatra.

  Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini menggunakan observasi yaitu dengan cara melakukan pengamatan langsung ke PT. Mulya Jatra Sidoarjo untuk mengetahui serta mendapatkan gambaran tentang PT. Mulya Jatra Sidoarjo, Wawancara Dalam penelitian ini peneliti melakukan wawancara dengan pimpinan perusahaan serta staf di bagian administrasi dan keuangan untuk memperoleh data mengenai penerapan kebijakan perlakuan akuntansi aset tetap di perusahaan, Dokumentasi yaitu mempelajari kebijakan perusahaan, sejarah perusahaan, struktur organisasi perusahaan dan aktivitas usaha perusahaan, dalam rangka penerapan kebijakan perlakuan akuntansi terhadap aset tetap.

  Teknik analisis data yang digunakan antara lain: menggunakan rumus yang relevan terhadap masalah yang dianalisis, Mengadakan Penilaian Kembali, penyajian aktiva tetap pada neraca apa terlalu tinggi atau terlalu rendah, Kaitannya terhadap laporan keuangan, apakah sudah sesuai dengan Standart Akuntansi Keuangan (SAK).

  HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Sebab-Sebab Masalah a.

  Adanya keseragaman penggunaan metode penyusutan yang sama yaitu metode garis lurus yang dianggap paling mudah untuk semua jenis aktiva tetap perusahaan.

  b.

  Perusahaan tidak memperhatikan sifat dan pola penggunaan aktiva tetap.

  Akibat Masalah

  Karena perusahaan tidak menggunakan metode peyusutan yang lebih tepat dan rasional menyebabkan perhitungan harga pokok penjualan menjadi tidak tepat dan juga akan mempengaruhi laba yang diperolah.

  Laporan Keuangan dan Daftar Aktiva Tetap Perusahan

  Tabel 1 Neraca PT. Mulya Jatra

  Untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2014

  AKTIVA (Rp.) KEWAJIBAN DAN EKUITAS (Rp.) Aktiva Lancar Kewajiban Lancar

kas 4.777.870 Hutang Pajak 240.515.858

Piutang Usaha 6.588.789.901 Hutang Usaha 13.862.393

Persediaan 104.308.670 Hutang Lainnya -

Bank 698.833.828 Total Kewajiban Lancar 254.378.251

Total Aktiva Lancar 7.394.710.26

  9 kewajiban Jangka Panjang

  

Aktiva Tetap Hutang Bank 2.918.895.407

Tanah 686.000.000 Hutang Istimewa 581.909.473

Gedung 717.963.950 Total Kewajiban Jk Panjang 3.500.804.880

Ak. Peny. Gedung (119.494.100) NB Gedung 598.469.850 Total Kewajiban Ekuitas

Kendaraan 2.297.062.000 Modal PT. Mulya Jatra 4.400.000.000

Ak. Peny.Kendaraan (782.800.000) Laba Ditahan 2.200.867.887

NB Kendaraan 1.514.262.000 Laba Tahun Berjalan 1.376.503.851

Mesin 2.274.841.350 Total Ekuitas 7.977.371.738

Ak. Peny. Mesin (864.440.000) NB Mesin 1.410.401.350 Inventaris 245.411.400 Ak. Peny. Inventaris (116.700.000) NB Inventaris 128.711.400 Total Aktiva Tetap 4.377.844.600 Total Aktiva 11.732.554.86 Total Kewajiban dan

9 Ekuitas 11.732.554.86

  9 Sumber: PT. Mulya Jatra Sidoarjo (2017) Tabel 2 Laporan Laba Rugi PT. MULYA JATRA

  Untuk tahun Yang Berakhir 31 Desember 2014 (Rp.)

  Pendapatan 110.890.713.733 Beban Pokok Penjualan 9.851.107.962

  Laba Kotor 101.039.605.771 Beban Operasional

  Brban Umum dan Administrasi 94.031.044.455 Jumlah Beban Usaha 94.031.044.455 Laba Usaha

  7.008.561.316 Pendapatan (Beban) Lain-Lain Beban Penyusutan Gedung 59.747.050 Beban Penyusutan Mesin 432.220.000 Beban Penyusutan Kendaraan 391.400.000 Beban Penyusutan Inventaris Kantor 58.350.000 Jumlah Beban

  941.717.050 6.066.844.266 Jasa Giro 1.573.900 Bunga Bank 9.504.918 Jumlah Pendapatan Lain-Lain

  11.078.818 Rugi Selisih Kurs (4.539.730.771) Pajak

  (161.688.462) LABA BERSIH TAHUN BERJALAN 1.376.503.851

  Sumber: PT. Mulya Jatra Sidoarjo (2017)

  Pembahasan

  Berhubungan dengan masalah yang dihadapi perusahaan maka langka-langka yang dapat penulis sajikan melalui pembahasan, menghitung kembali beban aktiva tetap sesuai dengan tarif yang ditentukan. Perbandingan beban penyusutan aktiva tetap per tahun 2014 menurut perusahaan dan peneliti:

  Tabel 3 Penilaian Aktiva Tetap dan Laporan Keuangan yang Telah disesuaikan dengan SAK

  PT. Mulya Jatra Sidoarjo Neraca

  Untuk Tahun yang berakhir 31 desember 2014

  Keterangan Menurut Perusahaan Metode Garis Lurus (Rp.) Menurut Peneliti Metode Jumlah Angka Tahun (Rp.) Selisih (Rp.) ASET Aset Lancar Kas dan Setara Kas 4.777.870 4.777.870 Bank 696.833.828 696.833.828 Piutang 6.588.789.901 6.588.789.901 Persediaan Barang 104.308.670 104.308.670 Barang Dalam Proses Jumlah Aset Lancar 7.394.710.269 7.394.710.269 ASET TETAP Tanah 686.000.000 686.000.000 Gedung 717.963.950 717.963.950 Akum. Peny. Gedung (119.494.100) (119.494.100) NB Gedung 598.469.850 598.469.850 Kendaraan 2.297.062.000 2.297.062.000 Akum. Peny. Kendaraan (782.800.000) (652.333.333) NB Kendaraan 1.514.262.000 1.644.728.667 130.466.667 Mesin 2.274.841.350 2.274.841.350 Akum. Peny. Mesin (864.440.000) (720.366.667) NB Mesin 1.410.401.350 1.554.474.683 144.073.333 Inventaris 245.411.400 245.411.400 Akum. Peny. Inventaris (116.700.000) (93.360.000) NB Inventaris 128.711.400 152.051.400 23.340.000 Jumlah Aset Tetap 4.337.884.600 3.949.724.595 TOTAL ASET 11.732.554.869 11.344.434.869 388.120.000

  Sumber: Peneliti (2017)

  

Tabel 4

Keterangan Menurut Menurut Selisih

Perusahaan Peneliti (Rp.)

  Metode Garis Metode Lurus Jumlah Angka (Rp.) Tahun (Rp.) Pasiva Hutang Hutang Jangka Pendek Hutang Pajak 240.515.858 240.515.858 Hutang Usaha 13.862.393 13.862.393 Jumlah Hutang Jangka 254.342.251 254.342.251 Pendek Hutang Jangka Panjang Hutang Bank 2.918.895.407 2.918.895.407 Hutang Istimewa 581.909.473 581.909.473 Jumlah Hutang Jangka 3.500.804.880 3.500.804.880 Panjang Ekuitas Modal Disetor 4.400.000.000 4.400.000.000 Laba Ditahan 2.200.867.887 2.396.843.887 Laba Tahun Berjalan 1.376.503.851 792.443.851 584.060.000 Jumlah Ekuitas 8.024.219.233 7.589.287.738 Total Pasiva 11.792.301.919 11.344.434.869

  Sumber: Peneliti (2017)

  INTERPRESTASI

  Aktiva tetap yang dimiliki PT. Mulya Jatra semuanya diperoleh dengan cara tunai, pembelian mesin secara tunai ini dicatat dengan jumlah sebesar uang yang dikeluarkan dan diakui sebagai biaya perolehan. Seperti yang diuraikan di muka tentang analisis pemilihan metode depresiasi aktiva tetap serta kaitannya terhadap laporan keuangan pada PT. Mulya Jatra Di Sidoarjo, permasalahan yang dihadapi adalah kurang sesuainya tarif penyusutan yang dilakukan oleh perusahaan terhadap aktiva tetap sehingga berpengaruh pada kewajaran laporan keuangan yang dihasilkan perusahaan.

  Dengan demikian dibutuhkan perhitungan yang lebih tepat agar keputusan yang diambil mencerminkan jalan keluar yang baik sehingga pada akhirnya dapat mencapai tujuan perusahaan, disini peneliti mencoba untuk melakukan penyesuaian- penyesuaian terhadap biaya perolehan atau akun aktiva tetap yang sesuai dengan pernyataan Standart Akuntansi Keuangan (SAK).

  Dari hasil analisis depresiasi aktiva tetap dengan menggunakan metode jumlah angka tahun menunjukan perhitungan data yang lebih evisien dibandingkan dengan menggunakan metode garis lurus.

  1. Terdapat selisih biaya penyusutan mesin sebesar Rp. 144.073.333 selisih biaya penyusutan kendaraan sebesar Rp. 130.466.667 dan selisih biaya penyusutan inventaris kantor sebesar Rp. 23.340.000 dan perhitungan penyusutan yang dilakukan menurut SAK dihitung dari harga perolehan aktiva tetap

  2. Dengan adanya selisih biaya penyusutan yang lebih besar maka akan mengakibatkan akumulasi penyusutan yang disajikan juga terdapat selisih, dan juga dengan nilai total aktiva tetap setelah dikurangi dengan akumulasi penyusutan juga akan terdapat selisih.

3. Biaya depresiasi yang dibebankan pada harga pokok produksi tercatat secara wajar dan perhitungan laba rugi menjadi layak.

  Agar laporan keuangan yang disajikan perusahaan layak dan wajar, maka langkah-langkah pemecahan masalah yang harus diambil adalah:

  1. Perusahaan dalam menentukan pemilihan suatu metode depresiasi aktiva tetap khususnya dalam penentuan harga perolehan, harus sesuai dengan SAK sehingga diperoleh laporan keuangan yang tepat (layak dan wajar).

  2. Pengeluaran yang behubungan dengan pembelian aktiva tetap ditambahkan dalam harga pembeliannya atau harga perolehannya apabila nilainya cukup material, sehingga menambahkan nilai buku aktiva tetap.

  SIMPULAN 1.

  PT. Mulya Jatra Sidoarjo adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang pemeliharaan dan perbaikan transformator yang meliputi rekondisi trafo, treatmen minyak trafo serta pemeliharaan gardu induk. Perusahaan didalam menggunakan metode penyusutan atas aktiva tetapnya memakai metode garis lurus sebab mudah perhitungan dan pencatatannya, biaya depresiasi setiap periode akuntansi sama. Tetapi metode garis lurus tidak mencerminkan metode penyusutan yang sesuai dengan kondisi sebenarnya.

  2. Perusahaan dalam menentukan biaya depresiasi atau biaya penyusutan dipengaruhi oleh harga perolehan, nilai sisa (nilai residu), dan taksiran umur.

  3. Metode penyusutan berpengaruh terhadap laporan keuangan antara lain: a.

  Laporan L/R Bahwa dengan menggunakan metode garis lurus akan diperoleh biaya penyusutan, yang hampir sama setiap periode akuntansi dengan tingkat produktivitas atas aktiva tetap yang berbeda.

  b.

  Laporan neraca Dengan menggunakan garis lurus maka akan diperoleh nilai buku yang menurun secara proporsional.

  SARAN 1.

  Perusahaan disarankan menempatkan seseorang yang berkompeten dalam bidang akuntansi dan bertanggung jawab terhadap proses akuntansi yang tetap (layak dan wajar) yang sesuai dengan standart akuntansi keuangan (SAK).

  2. Didalam menerapkan metode penyusutan aktiva tetap yang dimilikinya sebaiknya perusahaan melihat terlebih dahulu sifat, jenis, dan pola pemakaian aktiva tetap yang bersangkutan sehingga biaya penyusutan yang dibebankan sesuai dengan kondisi yang sebenarnya.

  3. Perusahaan dalam menentukan biaya depresiasi atau biaya penyusutan harus dilakukan secara wajar dan layak karena akan berkaitan dengan kelayakan dan kewajaran laporan keuangan setiap periode akuntansinya.

  4. Perusahaan seharusnya menggunakan metode jumlah angka tahun, karena pemilihan metode penyusutan melibatkan faktor-faktor, seperti sifat-sifat ketidakpastian arus pendapatan, pembebanan harus berprinsip pada matching

  concept karena berpengaruh terhadap laba atau rugi dan nilai buku aktiva. Selain

  itu diupayakan metode yang dipergunakan mempertimbangkan peraturan perpajakan karena kebijakan metode penyusutannya ada yang berbeda.

  

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi 2000, Metodologi Penelitian, Jakarta : Rineka Cipta.

  Arie, 2004, Perlakuan Akuntansi Aktiva Tetap Dalam Hubungannya Dengan Penyajian Laporan Laba-Rugi Pada PT. Pabrik Genteng dan Batu Bata Bambe di Gresik, Skripsi, Universitas Bhyangkara Surabaya.

  Baridwan, Zaki 2008, Intermediate Accounting, Edisi Delapan, Yogyakarta : BPFE. Cicik, 2010, Perlakuan Akuntansi Tetap Berwujud serta Metode Penyusutan dan

  Kaitannya Terhadap Laporan Keuangan pada PT. Prima Jaya Nusantara di Surabaya, Skripsi, Universitas Bhayangkara Surabaya. Eldon, S, Hendrikson 1997, Teori Akuntansi¸ Jakarta : Erlangga. Fess, Reeve, Warren 2004, Pengantar Akuntansi, Jakarta : Salemba Empat. Harnanto, 2002, Akuntansi Keuangan Menengah, Buku Satu, Yogyakarta : Universitas Gajah Mada. Ika, 2013, Perlakuan Akuntansi Atas Aset Tetap dalam Hubungannya Terhadap

  Kewajaran Penyajian Laporan Keuangan Pada PT. varia Usaha Beton di Sidoarjo, Skripsi, Universitas Bhyangkara Surabaya. Munawir, S, Akuntan 2004, Analisis Laporan Keuangan, Yogyakarta : Liberty. Ngumar, Sucipto 2003, Dasar-Dasar Akuntansi, Surabaya : STIESIA Press. Soemarso, Jonathan 2006, Akuntansi Suatu Pengantar, Edisi Lima, Jakarta : Salemba Empat. Yusuf, Al, Haryono 2005, Dasar-Dasar Akuntansi, Jilid 2, Edisi Enam, STIE YKPN.