Pendapatan Nasional PPT KEL 2
PENDAPATAN NASIONAL
Disusun Oleh :
Kelompok II
Amansyah Putra Sagala
Ayu Puji Astututi
Fitri Adriani Simamora
Khairunnisa
Linda Nanda Sari Nst.
Samuel Sijabat
Siti Mutiah
( 7152220001 )
( 7153220007 )
( 7152220003 )
( 7153220021 )
( 7151220019 )
( 7153220041 )
( 7153220043 )
Pendapatan
Nasional
Nilai BARANG dan JASA yang diproduksikan
sesuatu negara dalam suatu tahun tertentu.
Dalam konsep yang lebih spesifik dibedakan atas 2
istilah yaitu :
PRODUK NASIONAL BRUTO = PNB GROSS
NATIONAL PRODUCT = GNP
dan,
PRODUK DOMESTIK BRUTO = PDB GROSS
DOMESTIC PRODUCT = GDP
GDP = PDB
Nilai BARANG dan JASA dalam
suatu negara yang diproduksikan
oleh faktor faktor produksi milik
warga negara tersebut dan
NEGARA ASING
Konsepnya adalah DOMESTIK
( batas wilayah negara )
GNP = PNB
Nilai BARANG dan JASA dalam suatu negara yang
diproduksikan oleh faktor faktor produksi HANYA
MILIK warga negara tersebut SAJA.
Konsepnya adalah :
GNP – Nett Factor Income = GDP
Nett Factor Income (NFI) adalah pendapatan
faktor-faktor produksi yang diterima dari luar negeri
DIKURANGI dengan pendapatan faktor-faktor
produksi yang dibayarkan ke luar negeri
DUA PENGERTIAN PENDAPATAN
NASIONAL
ISTILAH “pendapatan nasional” definisi-nya
= GDP atau GNP
ISTILAH “Pendapatan Nasional” = PNN
(Produk Nasional Netto)
(Nett National Product) = NNP adalah jumlah
pendapatan yang diterima oleh faktor-faktor
produksi yang digunakan untuk
memproduksikan barang dan jasa dalam
suatu tahun tertentu.
PENDAPATAN NASIONAL
HARGA BERLAKU & HARGA TETAP
HARGA BERLAKU = nilai barang & jasa yang
dihasilkan dalam SUATU TAHUN dan DINILAI
MENURUT HARGA –HARGA YANG BERLAKU
PADA TAHUN TERSEBUT.
Dengan HARGA BERLAKU maka nilainya pasti
meningkat setiap tahunnya dikarenakan kenaikan harga &
pertambahan fisik barang dan jasa.
HARGA TETAP yaitu harga yang berlaku pada suatu
tahun tertentu yang seterusnya digunakan untuk
menilai barang dan jasa yang dihasilkan pada tahun
tahun yang lain.
Disebut juga pendapatan nasional riil
CPI = consumer price index
PENDAPATAN NASIONAL
HARGA PASAR & HARGA FAKTOR
HARGA PASAR jika penghitungan nilai
barang menggunakan harga yang dibayar oleh
pembeli.
HARGA FAKTOR jika penghitungan nilai
barang menggunakan harga faktor produksi untuk
memproduksi barang tersebut.
HARGA PASAR = HARGA FAKTOR + Indirect Tax Subsidi
PENDAPATAN NASIONAL
BRUTO & NETTO
Dalam harga pasar sesuatu
barang adalah termasuk
NILAI PENYUSUTAN
(DEPRESIASI) = ada dalam
PN BRUTO
sehingga :
PN NETTO = PN BRUTO - DEPRESIASI
CARA PENGHITUNGAN
METODE PENGELUARAN
PENGHITUNGAN PENDAPATAN NASIONAL
ATAS 4 KOMPONEN YAITU :
GDP = C + G + I + (X – M)
C
G
I
X
= consumption
= government expenditure
= investment
= export netto
LAYOUT BPS
I
Pengeluaran konsumsi rumah tangga C
Pengeluaran konsumsi pemerintah G
Pembentukan modal tetap domestik bruto
Perubahan stok I
Ekspor barang dan jasa X
DIKURANGI : Impor barang dan jasa
HASILNYA
: PRODUK DOMESTIK BRUTO
Ditambah
: Pendapatan Netto Faktor Luar
Negeri
HASILNYA
: PRODUK NASIONAL BRUTO
DIKURANGI : Pajak Tidak Langsung
DIKURANGI : Depresiasi
HASILNYA
: PRODUK NASIONAL NETTO
Dengan cara pengeluaran maka GDP
dihitung dengan menjumlahkan nilai
perbelanjaan dari berbagai golongan
masyarakat keatas barang-barang jadi dan
jasa-jasa yang diproduksikan dalam
perekonomian
Sehingga kemungkinan penghitungan DUA
KALI akan terjadi karena BARANG JADI
mengandung komponen faktor dan proses
produksi yang bertahap dan masingmasingnya mempunyai VALUE ADDED (VA)
sendiri-sendiri.
CARA PENGHITUNGAN
METODE PRODUK NETTO
NETT OUTPUT adalah VA yang
diciptakan dalam suatu proses
produksi. Sehingga metode ini
menjumlahkan VA yang
diwujudkan oleh perusahaan
diberbagai lapangan usaha dalam
perekonomian.
Contoh VA dari suatu produk :
VA dari FURNITURE
dalam US$
Kayu dihutan
Penggergajian
Pabrik Furniture
Penjualan Furniture
Nilai Jual & VA
50
200
600
800
1650
50
150
400
200
800
GDP menurut Lapangan Usaha
di Indonesia
Pertanian, peternakan, kehutanan, perikanan
Pertambangan dan Penggalian
Industri Pengolahan
Listrik, Gas dan Air
Bangunan
Perdagangan Hotel dan Restoran
Pengangkutan dan komunikasi
Keuangan, sewa dan jasa perusahaan
Jasa-jasa lain ( termasuk pemerintahan )
CARA PENGHITUNGAN
METODE PENDAPATAN
Adalah menjumlahkan PENDAPATAN dari
faktor faktor produksi yang digunakan
untuk menghasilkan barang dan jasa yaitu :
Pendapatan para pekerja : Gaji dan Upah ( WAGE )
Pendapatan dari sewa ( rent )
Bunga ( interest )
Keuntungan Perusahaan ( Profit )
Y=W+r+i+P
Sampai sekaran Indonesia belum
menggunakan cara ini untuk
menghitung pendapatan nasionalnya.
Salah satu negara yang menggunakan
cara penggolongan data Pendapatan
Nasional dengan metode
PENDAPATAN adalah Amerika
Serikat.
Dalam menghitung pendapatan nasional ,
salah satu istilah penting adalah “Bunga
Neto” adalah bunga yang dibayar dalam
perekonomian dalam suatu tahun tertentu
dikurangi dengan :
Bunga pinjaman pemerintah
Bunga pinjaman konsumen ( konteks
produktif )
PENDAPATAN PRIBADI
= PENDAPATAN DISPOSIBLE
PENDAPATAN PRIBADI ; semua jenis pendapatan
termasuk pendapatan yang diperoleh tanpa memberikan
sesuatu kegiatan apapun yang diterima oleh penduduk suatu
negara. Termasuk “pembayaran pindahan”
“pembayaran pindahan” adalah pemberian yang dilakukan
pemerintah kepada berbagai golongan masyarakat dimana
para penerimanya tidak perlu memberikan suatu balas jasa
atau usaha apapun sebagai imbalannya.
Jenis pembayaran pindahan :
Uang pensiun
Tunjangan pengangguran
Bantuan kepada orang cacat
Bantuan kepada veteran
Beasiswa dari pemerintah
PENDAPATAN DISPOSIBLE ; adalah
PENDAPATAN PRIBADI dikurangi PAJAK
YANG HARUS DIBAYAR
HUBUNGAN GDP DENGAN
PENDAPATAN PRIBADI
GDP
DIKURANGI
Keuntungan perusahaan tidak dibagi
Pajak keuntungan perusahaan
Kontribusi kepada dana pensiun
DITAMBAH
Pembayaran pindahan
Bunga pinjaman konsumen
Bunga pinjaman pemerintah
PENDAPATAN PRIBADI
Kuantitatif Keseimbangan GDP
Dalam suatu perekonomian terbuka ciri fungsi Agregat
adalah seperti dibawah ini :
Fungsi penggunaan adalah C=500+0,8Yd
Pajak 25% dari GDP ( T=0,25Y)
Investasi bernilai 500 (I)
Pengeluran Pemerintah bernilai 1000 (G)
Ekspor negara bernilai X=800 dan Impor adalah 10% dari
GDP ( M=0,1Y )
Selanjutnya dimisalkan perekonomian ini akan
mencapai tingkat full-employment (penggunaan tenaga
kerja penuh) pada GDP sebesar 6000. Berdasarkan
pada asumsi tersebut maka jawab pertanyaan berikut
ini :
Tentukan Fungsi Konsumsi
Tentukan Pendapatan Nasional pada Keseimbangan
Untuk mencapai full-employment , perubahan yang
bagaimanakah perlu dibuat apabila :
Pajak saja yang diturunkan
Pengeluaran pemerintah saja yang dinaikkan
Nyatakan kedudukan budget pemerintah (APBN) pada
keseimbangan awal dan pada full employment .
Nyatakan fungsi pajak yang baru
Apakah Ekspor selalu melebihi Impor pada kedua
keseimbangan tersebut ?
Buat kesimpulan mengenai nilai Multiplier dalam
perekonomian terbuka tersebut
Jawaban
Fungsi Konsumsi
C = 500 + 0,8 Yd
C = 500 + 0,8 ( Y-T )
C = 500 + 0,8 ( Y - 0,25Y ) 1Y-0,25Y
500 + 0,8 ( 0,75Y )
C = 500 + 0,6Y
DISPOSIBLE INCOME = Yd
Pendapatan Nasional pada Keseimbangan :
..Y= C + I + G + (X-M)
Y = 500 + 0,6Y + 500 + 1000 + ( 800 - 0,1Y )
0,5Y = 2800
Y = 2800 / 0,5
Y = 5600
Pendapatan nasional berkurang sebesar 400
( GDP
semula 6000 dan saat ini menjadi 5600 ) karena
pengenaan pajak 25% pada fungsi konsumsi
Perubahan untuk mencapai Full Employment
Dengan Menurunkan Pajak
Y = C + I + G + ( X-M )
Y = 500 + 0,8Yd + I + G + ( X-M )
6000 = 500 + 0,8(Y-T) + 500 + 1000 + (800-0,1Y)
6000 = 2800 + 0,8Y – 0,8 T - 0,1Y
6000 = 2800 + 0,8 (6000) - 0,8T - 0,1 (6000)
0,8T = - 6000 + 2800 + 4800 - 600
0,8T = 1000
T = 1250
Apabila pajak tidak berubah , pada pendapatan nasional
6000 , maka jumlah pajak adalah :
T = 0,25Y
T = 0,25 (6000)
T = 1500
Pengurangan pajak menyebabkan pada kesempatan full
employment maka pajak yang diterima adalah 1250,
sedangkan tanpa pengurangan pajak jumlahnya adalah
1500. Dengan demikian untuk mencapai full employment ,
pajak diturunkan sebesar :
1500 – 1250 = 250
Dengan Menambah Pengeluaran Pemerintah :
dimisalkan nilai G yang dicari adalah Go :
Y = C + I + G + ( X-M )
Y = 500 + 0,6Y + 500 + Go + 800 - 0,1Y
6000 = 500 + 0,6(6000) + 500 + 1000 + Go
+ 800 – 0,1(6000)
6000 = 500 + 3600 + 500 + Go + 800 - 600
Go = 6000 - 5400 + 600
Go = 1200
Perhitungan diatas menunjukkan untuk mencapai full
employment , maka pengeluaran pemerintah perlu
ditambah sebesar :
1200 – 1000 = 200
Budget Pemerintah dan Fungsi Pajak
PADA KESEIMBANGAN AWAL
(Y=5600) , pajak adalah sebesar T=0,25Y maka :
T = 0,25 (5600)
T = 1400
Pengeluaran Pemerintah G=1000, maka
pengeluaran pemerintah mengalami surplus
sebesar
T-G= 1400 – 1000 = 400
KASUS PENGURANGAN PAJAK UNTUK
MENCAPAI FULL EMPLOYMENT
Pajak telah berkurang menjadi 1250, sewaktu
pengeluaran pemerintah tetap 1000 maka pengeluaran
pemerintah mengalami SURPLUS yaitu sebesar :
T - G = 1250 – 1000 = 250
KASUS MENAMBAH PENGELUARAN
PEMERINTAH UNTUK MENCAPAI FULL
EMPLOYMENT
Perhitungan sebelumnya menunjukkan pengeluaran
pemerintah akan meningkat menjadi 1200. Oleh
karena tidak ada perubahan dalam fungsi pajak
( yaitu tetap T = 0,25Y ) maka pada Y = 6000, pajak
yang diterima adalah T = 0,25 (6000) = 1500
Dengan demikian budget pemerintah mengalami
SURPLUS sebesar T - G = 1500 - 1200 = 300
FUNGSI PAJAK YANG BARU
Apabila kesempatan full employment dicapai dengan
mengurangi pajak secara sekaligus , fungsi pajak akan
berubah menjadi :
T = To + 0,25Y.
Penghitungan sebelumnya menunjukkan jumlah pajak
yang baru adalah 1250, sehingga To adalah
T = To + 0,25Y
1250 = To + 0,25 (6000)
To = -1250 + 1500
To = 250
Maka Fungsi Pajak Yang Baru :
T = 250 + 0,25Y
Keseimbangan Ekspor Impor
Pada Y=5600, Impor adalah
M=0,1Y=0,1(5600)=560,maka Ekspor 800
melebihi Impor, berarti SURPLUS Neraca
Perdagangan.
Pada Y=6000, Impor adalah
M=0,1Y=0,1(6000)=600, sedangkan Ekspor
tetap 800, berarti pada kesempatan full employment
menjadikan SURPLUS Neraca Perdagangan
Multiplier
MULTIPLIER didefinisikan sebagai ANGKA yang
menunjukkan PERBANDINGAN antara PERTAMBAHAN GDP
dengan PENGELUARAN AGREGAT.
Pada jawaban sebelumnya pertambahan pendapatan nasional
adalah 6000 – 5600 = 400.
Sedangkan pengeluaran pemerintah yang diperlukan untuk
menambah pendapatan nasional adalah =
200
( kenaikan dari 1000 menjadi 1200 ).
Dengan demikian dalam perekonomian yang diasumsikan diatas
MULTIPLIER adalah :
400 / 200 = 2
Disusun Oleh :
Kelompok II
Amansyah Putra Sagala
Ayu Puji Astututi
Fitri Adriani Simamora
Khairunnisa
Linda Nanda Sari Nst.
Samuel Sijabat
Siti Mutiah
( 7152220001 )
( 7153220007 )
( 7152220003 )
( 7153220021 )
( 7151220019 )
( 7153220041 )
( 7153220043 )
Pendapatan
Nasional
Nilai BARANG dan JASA yang diproduksikan
sesuatu negara dalam suatu tahun tertentu.
Dalam konsep yang lebih spesifik dibedakan atas 2
istilah yaitu :
PRODUK NASIONAL BRUTO = PNB GROSS
NATIONAL PRODUCT = GNP
dan,
PRODUK DOMESTIK BRUTO = PDB GROSS
DOMESTIC PRODUCT = GDP
GDP = PDB
Nilai BARANG dan JASA dalam
suatu negara yang diproduksikan
oleh faktor faktor produksi milik
warga negara tersebut dan
NEGARA ASING
Konsepnya adalah DOMESTIK
( batas wilayah negara )
GNP = PNB
Nilai BARANG dan JASA dalam suatu negara yang
diproduksikan oleh faktor faktor produksi HANYA
MILIK warga negara tersebut SAJA.
Konsepnya adalah :
GNP – Nett Factor Income = GDP
Nett Factor Income (NFI) adalah pendapatan
faktor-faktor produksi yang diterima dari luar negeri
DIKURANGI dengan pendapatan faktor-faktor
produksi yang dibayarkan ke luar negeri
DUA PENGERTIAN PENDAPATAN
NASIONAL
ISTILAH “pendapatan nasional” definisi-nya
= GDP atau GNP
ISTILAH “Pendapatan Nasional” = PNN
(Produk Nasional Netto)
(Nett National Product) = NNP adalah jumlah
pendapatan yang diterima oleh faktor-faktor
produksi yang digunakan untuk
memproduksikan barang dan jasa dalam
suatu tahun tertentu.
PENDAPATAN NASIONAL
HARGA BERLAKU & HARGA TETAP
HARGA BERLAKU = nilai barang & jasa yang
dihasilkan dalam SUATU TAHUN dan DINILAI
MENURUT HARGA –HARGA YANG BERLAKU
PADA TAHUN TERSEBUT.
Dengan HARGA BERLAKU maka nilainya pasti
meningkat setiap tahunnya dikarenakan kenaikan harga &
pertambahan fisik barang dan jasa.
HARGA TETAP yaitu harga yang berlaku pada suatu
tahun tertentu yang seterusnya digunakan untuk
menilai barang dan jasa yang dihasilkan pada tahun
tahun yang lain.
Disebut juga pendapatan nasional riil
CPI = consumer price index
PENDAPATAN NASIONAL
HARGA PASAR & HARGA FAKTOR
HARGA PASAR jika penghitungan nilai
barang menggunakan harga yang dibayar oleh
pembeli.
HARGA FAKTOR jika penghitungan nilai
barang menggunakan harga faktor produksi untuk
memproduksi barang tersebut.
HARGA PASAR = HARGA FAKTOR + Indirect Tax Subsidi
PENDAPATAN NASIONAL
BRUTO & NETTO
Dalam harga pasar sesuatu
barang adalah termasuk
NILAI PENYUSUTAN
(DEPRESIASI) = ada dalam
PN BRUTO
sehingga :
PN NETTO = PN BRUTO - DEPRESIASI
CARA PENGHITUNGAN
METODE PENGELUARAN
PENGHITUNGAN PENDAPATAN NASIONAL
ATAS 4 KOMPONEN YAITU :
GDP = C + G + I + (X – M)
C
G
I
X
= consumption
= government expenditure
= investment
= export netto
LAYOUT BPS
I
Pengeluaran konsumsi rumah tangga C
Pengeluaran konsumsi pemerintah G
Pembentukan modal tetap domestik bruto
Perubahan stok I
Ekspor barang dan jasa X
DIKURANGI : Impor barang dan jasa
HASILNYA
: PRODUK DOMESTIK BRUTO
Ditambah
: Pendapatan Netto Faktor Luar
Negeri
HASILNYA
: PRODUK NASIONAL BRUTO
DIKURANGI : Pajak Tidak Langsung
DIKURANGI : Depresiasi
HASILNYA
: PRODUK NASIONAL NETTO
Dengan cara pengeluaran maka GDP
dihitung dengan menjumlahkan nilai
perbelanjaan dari berbagai golongan
masyarakat keatas barang-barang jadi dan
jasa-jasa yang diproduksikan dalam
perekonomian
Sehingga kemungkinan penghitungan DUA
KALI akan terjadi karena BARANG JADI
mengandung komponen faktor dan proses
produksi yang bertahap dan masingmasingnya mempunyai VALUE ADDED (VA)
sendiri-sendiri.
CARA PENGHITUNGAN
METODE PRODUK NETTO
NETT OUTPUT adalah VA yang
diciptakan dalam suatu proses
produksi. Sehingga metode ini
menjumlahkan VA yang
diwujudkan oleh perusahaan
diberbagai lapangan usaha dalam
perekonomian.
Contoh VA dari suatu produk :
VA dari FURNITURE
dalam US$
Kayu dihutan
Penggergajian
Pabrik Furniture
Penjualan Furniture
Nilai Jual & VA
50
200
600
800
1650
50
150
400
200
800
GDP menurut Lapangan Usaha
di Indonesia
Pertanian, peternakan, kehutanan, perikanan
Pertambangan dan Penggalian
Industri Pengolahan
Listrik, Gas dan Air
Bangunan
Perdagangan Hotel dan Restoran
Pengangkutan dan komunikasi
Keuangan, sewa dan jasa perusahaan
Jasa-jasa lain ( termasuk pemerintahan )
CARA PENGHITUNGAN
METODE PENDAPATAN
Adalah menjumlahkan PENDAPATAN dari
faktor faktor produksi yang digunakan
untuk menghasilkan barang dan jasa yaitu :
Pendapatan para pekerja : Gaji dan Upah ( WAGE )
Pendapatan dari sewa ( rent )
Bunga ( interest )
Keuntungan Perusahaan ( Profit )
Y=W+r+i+P
Sampai sekaran Indonesia belum
menggunakan cara ini untuk
menghitung pendapatan nasionalnya.
Salah satu negara yang menggunakan
cara penggolongan data Pendapatan
Nasional dengan metode
PENDAPATAN adalah Amerika
Serikat.
Dalam menghitung pendapatan nasional ,
salah satu istilah penting adalah “Bunga
Neto” adalah bunga yang dibayar dalam
perekonomian dalam suatu tahun tertentu
dikurangi dengan :
Bunga pinjaman pemerintah
Bunga pinjaman konsumen ( konteks
produktif )
PENDAPATAN PRIBADI
= PENDAPATAN DISPOSIBLE
PENDAPATAN PRIBADI ; semua jenis pendapatan
termasuk pendapatan yang diperoleh tanpa memberikan
sesuatu kegiatan apapun yang diterima oleh penduduk suatu
negara. Termasuk “pembayaran pindahan”
“pembayaran pindahan” adalah pemberian yang dilakukan
pemerintah kepada berbagai golongan masyarakat dimana
para penerimanya tidak perlu memberikan suatu balas jasa
atau usaha apapun sebagai imbalannya.
Jenis pembayaran pindahan :
Uang pensiun
Tunjangan pengangguran
Bantuan kepada orang cacat
Bantuan kepada veteran
Beasiswa dari pemerintah
PENDAPATAN DISPOSIBLE ; adalah
PENDAPATAN PRIBADI dikurangi PAJAK
YANG HARUS DIBAYAR
HUBUNGAN GDP DENGAN
PENDAPATAN PRIBADI
GDP
DIKURANGI
Keuntungan perusahaan tidak dibagi
Pajak keuntungan perusahaan
Kontribusi kepada dana pensiun
DITAMBAH
Pembayaran pindahan
Bunga pinjaman konsumen
Bunga pinjaman pemerintah
PENDAPATAN PRIBADI
Kuantitatif Keseimbangan GDP
Dalam suatu perekonomian terbuka ciri fungsi Agregat
adalah seperti dibawah ini :
Fungsi penggunaan adalah C=500+0,8Yd
Pajak 25% dari GDP ( T=0,25Y)
Investasi bernilai 500 (I)
Pengeluran Pemerintah bernilai 1000 (G)
Ekspor negara bernilai X=800 dan Impor adalah 10% dari
GDP ( M=0,1Y )
Selanjutnya dimisalkan perekonomian ini akan
mencapai tingkat full-employment (penggunaan tenaga
kerja penuh) pada GDP sebesar 6000. Berdasarkan
pada asumsi tersebut maka jawab pertanyaan berikut
ini :
Tentukan Fungsi Konsumsi
Tentukan Pendapatan Nasional pada Keseimbangan
Untuk mencapai full-employment , perubahan yang
bagaimanakah perlu dibuat apabila :
Pajak saja yang diturunkan
Pengeluaran pemerintah saja yang dinaikkan
Nyatakan kedudukan budget pemerintah (APBN) pada
keseimbangan awal dan pada full employment .
Nyatakan fungsi pajak yang baru
Apakah Ekspor selalu melebihi Impor pada kedua
keseimbangan tersebut ?
Buat kesimpulan mengenai nilai Multiplier dalam
perekonomian terbuka tersebut
Jawaban
Fungsi Konsumsi
C = 500 + 0,8 Yd
C = 500 + 0,8 ( Y-T )
C = 500 + 0,8 ( Y - 0,25Y ) 1Y-0,25Y
500 + 0,8 ( 0,75Y )
C = 500 + 0,6Y
DISPOSIBLE INCOME = Yd
Pendapatan Nasional pada Keseimbangan :
..Y= C + I + G + (X-M)
Y = 500 + 0,6Y + 500 + 1000 + ( 800 - 0,1Y )
0,5Y = 2800
Y = 2800 / 0,5
Y = 5600
Pendapatan nasional berkurang sebesar 400
( GDP
semula 6000 dan saat ini menjadi 5600 ) karena
pengenaan pajak 25% pada fungsi konsumsi
Perubahan untuk mencapai Full Employment
Dengan Menurunkan Pajak
Y = C + I + G + ( X-M )
Y = 500 + 0,8Yd + I + G + ( X-M )
6000 = 500 + 0,8(Y-T) + 500 + 1000 + (800-0,1Y)
6000 = 2800 + 0,8Y – 0,8 T - 0,1Y
6000 = 2800 + 0,8 (6000) - 0,8T - 0,1 (6000)
0,8T = - 6000 + 2800 + 4800 - 600
0,8T = 1000
T = 1250
Apabila pajak tidak berubah , pada pendapatan nasional
6000 , maka jumlah pajak adalah :
T = 0,25Y
T = 0,25 (6000)
T = 1500
Pengurangan pajak menyebabkan pada kesempatan full
employment maka pajak yang diterima adalah 1250,
sedangkan tanpa pengurangan pajak jumlahnya adalah
1500. Dengan demikian untuk mencapai full employment ,
pajak diturunkan sebesar :
1500 – 1250 = 250
Dengan Menambah Pengeluaran Pemerintah :
dimisalkan nilai G yang dicari adalah Go :
Y = C + I + G + ( X-M )
Y = 500 + 0,6Y + 500 + Go + 800 - 0,1Y
6000 = 500 + 0,6(6000) + 500 + 1000 + Go
+ 800 – 0,1(6000)
6000 = 500 + 3600 + 500 + Go + 800 - 600
Go = 6000 - 5400 + 600
Go = 1200
Perhitungan diatas menunjukkan untuk mencapai full
employment , maka pengeluaran pemerintah perlu
ditambah sebesar :
1200 – 1000 = 200
Budget Pemerintah dan Fungsi Pajak
PADA KESEIMBANGAN AWAL
(Y=5600) , pajak adalah sebesar T=0,25Y maka :
T = 0,25 (5600)
T = 1400
Pengeluaran Pemerintah G=1000, maka
pengeluaran pemerintah mengalami surplus
sebesar
T-G= 1400 – 1000 = 400
KASUS PENGURANGAN PAJAK UNTUK
MENCAPAI FULL EMPLOYMENT
Pajak telah berkurang menjadi 1250, sewaktu
pengeluaran pemerintah tetap 1000 maka pengeluaran
pemerintah mengalami SURPLUS yaitu sebesar :
T - G = 1250 – 1000 = 250
KASUS MENAMBAH PENGELUARAN
PEMERINTAH UNTUK MENCAPAI FULL
EMPLOYMENT
Perhitungan sebelumnya menunjukkan pengeluaran
pemerintah akan meningkat menjadi 1200. Oleh
karena tidak ada perubahan dalam fungsi pajak
( yaitu tetap T = 0,25Y ) maka pada Y = 6000, pajak
yang diterima adalah T = 0,25 (6000) = 1500
Dengan demikian budget pemerintah mengalami
SURPLUS sebesar T - G = 1500 - 1200 = 300
FUNGSI PAJAK YANG BARU
Apabila kesempatan full employment dicapai dengan
mengurangi pajak secara sekaligus , fungsi pajak akan
berubah menjadi :
T = To + 0,25Y.
Penghitungan sebelumnya menunjukkan jumlah pajak
yang baru adalah 1250, sehingga To adalah
T = To + 0,25Y
1250 = To + 0,25 (6000)
To = -1250 + 1500
To = 250
Maka Fungsi Pajak Yang Baru :
T = 250 + 0,25Y
Keseimbangan Ekspor Impor
Pada Y=5600, Impor adalah
M=0,1Y=0,1(5600)=560,maka Ekspor 800
melebihi Impor, berarti SURPLUS Neraca
Perdagangan.
Pada Y=6000, Impor adalah
M=0,1Y=0,1(6000)=600, sedangkan Ekspor
tetap 800, berarti pada kesempatan full employment
menjadikan SURPLUS Neraca Perdagangan
Multiplier
MULTIPLIER didefinisikan sebagai ANGKA yang
menunjukkan PERBANDINGAN antara PERTAMBAHAN GDP
dengan PENGELUARAN AGREGAT.
Pada jawaban sebelumnya pertambahan pendapatan nasional
adalah 6000 – 5600 = 400.
Sedangkan pengeluaran pemerintah yang diperlukan untuk
menambah pendapatan nasional adalah =
200
( kenaikan dari 1000 menjadi 1200 ).
Dengan demikian dalam perekonomian yang diasumsikan diatas
MULTIPLIER adalah :
400 / 200 = 2