NETWORK LAYER : Fungsi Routing
NETWORK LAYER :
Fungsi Routing
Fungsi network layer
Membawa paket dari host
pengirim ke penerima
Protokol network layer ada di
setiap host dan router
Tiga fungsi utama:
path determination:
menentukan rute yang
ditempuh paket dari sumber
ke tujuan (Routing algorithms)
switching: memindahkan
paket dari input router ke
output router
call setup: beberapa arsitektur
jaringan mensyaratkan router
call setup sepanjang jalur
sebelum data dialirkan
application
transport
network
data link
physical
network
data link
physical
network
data link
physical
network
data link
physical
network
data link
physical
network
data link
physical
network
data link
physical
network
data link
physical
network
data link
physical
application
transport
network
data link
physical
Routing
Routing protocol
Goal: menentukan suatu jalur yang “baik”
(router-router yang berurutan) melalui suatu jaringan dari source ke
destination.
Graph abstraction untuk
algoritma routing :
graph nodes (vertex)
adalah routers
graph edges (arc)
adalah link fsik
link cost: delay, biaya,
atau level kongesti
Jalur yang “baik” :
Biasanya berarti jalur
dengan biaya yang
minimum
Bisa jadi ada definisi lain
Static or dynamic?
Static:
Pergantian rute berlangsung lambat (dilakukan administrator)
Dynamic:
Rute berganti lebih cepat
Update secara periodik
Respon bila cost link berubah
Macam-Macam dari Routing
Dinamis (Dynamic Router)
RIP (Routing Information Protocol)
IGRP (Internal Gateway Routing Protokol)
OSPF (Open Shortest Path First)
EIGRP (Enhanced Internal Gateway Routing Protokol)
BGP (Border Gateway Protokol)
Inter & Intra domain
Inter Domain : BGP (antar AS)
Intra Domain : OSPF, RIP, IGRP (didalam AS)
Autonomous systems
Autonomous System atau yang disingkat AS
merupakan suatu kelompok yang terdiri dari satu
atau lebih IP Prefx dimana kelempok tersebut
terkoneksi dan dijalankan oleh satu atau lebih
operator jaringan dibawah satu kebijakan routing
yang didefnisikan dengan jelas.
Sebuah Autonomous System memiliki dua buah
mekanisme routing yaitu intradomain
routing dan interdomain routing.
Autonomous systems
Autonomous systems divide up the global
internetwork into manageable units
Interior and Exterior
EIGRP
in AS 36
BGP used
between
OSPF in
AS 98
S Ward Abingdon and Witney College
11/4/18
RIP in
AS 62
BGP used
between
Routing Algorithm classifcation
Global or decentralized information?
Global:
Semua routers mempunyai informasi yang lengkap
mengenai topologi dan biaya link.
“link state” algorithms (OSPF dan IS-IS)
Decentralized:
router hanya mengetahui perangkat yang terhubung
kepadanya secara fsik serta biayanya.
Proses komputasi yang iteratif dan pertukaran
informasi dengan tetangganya.
“distance vector” algorithms (RIP, IGRP and EIGRP)
METRIC
Metric yang bisa digunakan :
Hop count
Bandwidth
Delay
Load
Reliability biasanya refers to BER
Maximum transmission unit
Load balancing
R 192.168.6.0/24 [120/1] via 192.168.2.1, 00:00:24, Serial0/0/0
[120/1] via 192.168.4.1, 00:00:26, Serial0/0/1
Routing table lists two routes to the same destination, with
the same metric.
Both routes were discovered by the same protocol.
Both routes will be used.
Distance Vector
Algoritma beroperasi dengan memaintain tabel routing dari
setiap router . Tabel routing diupdate secara periodik.
Pada lingkungan pure distance vector, update routing secara
periodic melibatkan pengiriman routing table tetangga secara
full.
Algoritma Distance Vector
Pada semua node,X:
1.
Inisialisasi
2.
Untuk semua node bersebelahan v
3.
DX(*,v) = ∞ {* berarti untuk semua baris}
4.
DX(v,v) = c(X,v)
5.
6.
Untuk semua tujuan, y
Kirim minwXD (y,w) kesetiap tetangga
7.
loop
8.
tunggu (sampai ada perubahan cost link ke tetangga V
diterima update dari tetangga V)
9.
If (c(X,V) berubah dengan d)
10.
then untuk semua tujuan y:
11.
12.
13.
14.
15.
atau
DX(y,V) = DX(y,V) + d
Else if (diterima update dari V dengan tujuan Y)
then untuk tujuan tunggal y:
baru
IF ada nilai baru minwDX(Y,w) untuk semua tujuan Y
then kirim nilai baru minwDX(Y,w) ke semua tetangga
terus menerus
DX(Y,V) = c(X,V) + nilai
Problem
PROBLEM
count-to-infnity Jika misal ruter A down. B tidak “mendengar” apapun dari A.
Namun C “mengatakan” bahwa mengirim paket ke A bisa lewat C. dst...
Solusi tetapkan nilai maximum
Routing loop solusi : split horizon (tidak mengirimkan informasi kembali ke
pengirim) Interface router tidak akan mengirimkan informasi update routing
tabel kepada interface router yang telah mengirimkan update routing tabel yang
sama. Artinya, tidak beguna memberikan informasi kepada pemberi informasi
Update message yang tidak perlu solusi : holddown timer (Metode yang
digunakan untuk mengantisipasi keadaan network yang tidak stabil, yang
disebabkan oleh penyebaran informasi update routing tabel yang belum tentu
kevalidan nilainya. Dengan kata lain, hold down akan menjaga sebuah router
dalam mengumumkan perubahan routing tabelnya sampai kondisi network
stabil dan sebuah interface benar - benar sudah mendapatkan route terbaik
Link State
Pada link state, router melakukan:
Mempelajari network address dari tetangga
Menghitung delay atau cost setiap tetangga
Membentuk paket utk menyebarkan informasi ruting yang baru dipelajari
Mengirim paket pada tiap router
Menghitung shortest path ke tiap router.
Paket link state (link state advertisement – LSA) identitas sender,
sequence number, age
Link state mengumpulkan informasi dari seluruh router dalam jaringan
atau dalam area tertentu dan kemudian setiap router menghitung path
terbaiknya secara independen.
Jika terjadi failure, dikirimkan LSA. Masing-masing router akan mengcopy
LSA, mengupdate databasenya, dan memforward database tersebut ke
tetangganya. LSA menyebabkan router melakukan perhitungan kembali
best path nya.
Contoh link-state network hierarchi:
Area : grouping of contiguous network (jaringan yang berdekatan)
AS : sejumlah network dalam administrasi yang sama yang menshare strategi routing yang sama.
Misal di OSPF : area backbone, area border router, nonbackbone
internal router,
Misal di IS-IS :router L2, L1/L2, L1
Link State Algorithm
DX(Y,Z) = jarak dari X ke Y, melalui Z
sebagai hop selanjutnya
= c(X,Z) + minwZ{D (Y,w)}
Routing protocols
Classful
Classless
IPv6
Exterior gateway
protocols
S Ward Abingdon and Witney College
11/4/18
Interior gateway
protocols
Routing protocols
Classful
Classless
IPv6
Distance vector, open
standard
Exterior gateway
protocols
S Ward Abingdon and Witney College
11/4/18
Interior gateway
protocols
Routing protocols
Classful
Classless
IPv6
Distance vector,
Cisco proprietary
Exterior gateway
protocols
S Ward Abingdon and Witney College
11/4/18
Interior gateway
protocols
Routing protocols
Exterior gateway
protocols
Classful
Classless
IPv6
Link state
S Ward Abingdon and Witney College
11/4/18
Interior gateway
protocols
Administrative distance
Diferent routes could be found by diferent routing protocols, or
one route could be dynamic and one static.
The route with the lowest administrative distance is used.
Administrative distance is an indication of the “trustworthiness”
or desirability of a route.
S Ward Abingdon and Witney College
11/4/18
Administrative distances
0
directly connected
1
static route
90 route found using EIGRP
100 route found using IGRP
110 route found using OSPF
120 route found using RIP
Maximum possible value is 255
These are default values.
S Ward Abingdon and Witney College
11/4/18
Administrative distance
Two routing protocols running on a router linking two areas
with the diferent protocols
Administrative distances are the defaults for the routing
protocols.
D means EIGRP. Note the metric is not hop count.
S Ward Abingdon and Witney College
11/4/18
D 192.168.6.0/24 [90/2172416] via 192.168.2.1, 00:00:24, Serial0/0
R 192.168.8.0/24 [120/1] via 192.168.3.1, 00:00:20, Serial0/1
IPv6
Why IPv6 ?
Kebutuhan akan address yang jauh lebih besar
Internet harus mengakomodasi audio real-time
dan transmisi video. Tipe transmisi ini
mensyaratkan minimum delay dan reservasi
resource. Hal ini tidak tersedia dalam desain
IPv4
Internet harus mengakomodasi enkripsi dan
autentikasi data untuk beberapa aplikasi. Hal
ini tidak disediakan oleh IPv4
IPv6 Launching 6 Juni 2012
IPv6
Motivasi awal: 32-bit address space (IPv4) habis
(contoh: di APNIC habis pada 15 April 2011)
Motivasi tambahan:
Format header membantu kecepatan pengolahan
/forwarding
Perubahan header untuk mengakomodasi QoS
Alamat “anycast” baru
Format IPv6 datagram :
fxed-length 40 byte header
Tidak mengizinkan fragmentasi
IPv6 terdiri dari 128 bit.
128 bit ini dibagi menjadi 8 bagian, dimana masingmasing bagian terdiri dari 16 bit
Format IPv6
Version - version 6 (4-bit IP version).
Trafc class - packet priority (8 bits). Priority values dibagi
menjadi : trafk bila source menyediakan congestion control dan
non-control trafc.
Flow label - QoS management (20 bits). Pada dasarnya dibuat
untuk memberikan servis pada real-time application, tapi biasanya
tidak digunakan.
Payload length - payload length dalam bytes (16 bits). Saat diset 0,
maka artinya jumbo payload max 4GiB
Next header – Spesifkasi protokol berikutnya yang dienkapsulasi.
Misal IPv4 protocol(8 bits).
Hop limit - menggantikan time to live pada IPv4 (8 bits).
Menunjukkan hop (bukan waktu)
Source and destination addresses - 128 bits masing-masing
IPv4 & IPv6 Header Comparison
IPv6 Header
IPv4 Header
Version
IHL
Type of Service
Total Length
Version
Identification
Time to Live
Protocol
Flags
Traffic Class
Flow Label
Fragment
Offset
Header Checksum
Payload Length
Next
Header
Hop Limit
Source Address
Destination Address
Legend
Options
Padding
- field’s name kept from IPv4 to IPv6
- fields not kept in IPv6
- Name & position changed in IPv6
- New field in IPv6
Source Address
Destination Address
IPv4 versus IPv6
IPv6 juga mengizinkan adanya DHCP Server sebagai pengatur
alamat otomatis.
Dalam IPv6, konfgurasi alamat :
dengan menggunakan DHCP Server dinamakan dengan stateful
address confguration
tanpa DHCP Server dinamakan dengan stateless address
confguration.
IPv6 Address diklasifkasikan menjadi
3 tipe:
Unicast
One address on a single interface
Delivery to single interface
Multicast
Address of a set of interfaces
Delivery to all interfaces in the set
Anycast
Address of a set of interfaces
Delivery to a single interface in the set,
the nearest one ( the one with the shortest route)
one possible use is to assign an anycast address
to all routers of an ISP that covers a large logical area in the Internet. The routers outside
the ISP deliver a packet destined for the ISP to the nearest ISP router.
LOCAL ADDRESS
Local address digunakan saat organisasi ingin menggunakan IPv6 tanpa
harus terhubung dengan internet. Dengan kata lain, menyediakan
alamat untuk private network. Tidak ada user dari luar organisasi yang
dapat mengirim pesan ke node yang menggunakan address ini. 2 tipe
local address adalah link local address dan site local address
Link local address digunakan untuk isolated subnet
Site local address digunakan untuk isolated site dengan beberapa
subnet
Routing Protocol
RIPv2, OSPFv3, BGP4+
TRANSISI DARI IPv4 ke IPv6
DUAL STACK
Dual Stack: sebelum migrasi ke versi 6 secara komplit,
semua host direkomendasikan untuk memiliki protokol
dual stack. Dengan kata lain, station harus me-run IPv4
dan IPv6 secara simultan sampai seluruh internet
menggunakan IPv6.
Dual Stack Approach
TUNNELING
Tunneling: IPv6 dibawa sebagai payload datagram
IPv4 bila melewati router dengan IPv4
Tunneling
IPv6 inside IPv4 where needed
HEADER TRANSLATION
Memungkinkan bila mayoritas internet sudah menggunakan IPv6,
namun beberapa sistem masih menggunakan IPv4.
Misal sender gunakan IPv6, receiver tidak dapat gunakan IPv6
HAPPY LEARNING!!
Fungsi Routing
Fungsi network layer
Membawa paket dari host
pengirim ke penerima
Protokol network layer ada di
setiap host dan router
Tiga fungsi utama:
path determination:
menentukan rute yang
ditempuh paket dari sumber
ke tujuan (Routing algorithms)
switching: memindahkan
paket dari input router ke
output router
call setup: beberapa arsitektur
jaringan mensyaratkan router
call setup sepanjang jalur
sebelum data dialirkan
application
transport
network
data link
physical
network
data link
physical
network
data link
physical
network
data link
physical
network
data link
physical
network
data link
physical
network
data link
physical
network
data link
physical
network
data link
physical
application
transport
network
data link
physical
Routing
Routing protocol
Goal: menentukan suatu jalur yang “baik”
(router-router yang berurutan) melalui suatu jaringan dari source ke
destination.
Graph abstraction untuk
algoritma routing :
graph nodes (vertex)
adalah routers
graph edges (arc)
adalah link fsik
link cost: delay, biaya,
atau level kongesti
Jalur yang “baik” :
Biasanya berarti jalur
dengan biaya yang
minimum
Bisa jadi ada definisi lain
Static or dynamic?
Static:
Pergantian rute berlangsung lambat (dilakukan administrator)
Dynamic:
Rute berganti lebih cepat
Update secara periodik
Respon bila cost link berubah
Macam-Macam dari Routing
Dinamis (Dynamic Router)
RIP (Routing Information Protocol)
IGRP (Internal Gateway Routing Protokol)
OSPF (Open Shortest Path First)
EIGRP (Enhanced Internal Gateway Routing Protokol)
BGP (Border Gateway Protokol)
Inter & Intra domain
Inter Domain : BGP (antar AS)
Intra Domain : OSPF, RIP, IGRP (didalam AS)
Autonomous systems
Autonomous System atau yang disingkat AS
merupakan suatu kelompok yang terdiri dari satu
atau lebih IP Prefx dimana kelempok tersebut
terkoneksi dan dijalankan oleh satu atau lebih
operator jaringan dibawah satu kebijakan routing
yang didefnisikan dengan jelas.
Sebuah Autonomous System memiliki dua buah
mekanisme routing yaitu intradomain
routing dan interdomain routing.
Autonomous systems
Autonomous systems divide up the global
internetwork into manageable units
Interior and Exterior
EIGRP
in AS 36
BGP used
between
OSPF in
AS 98
S Ward Abingdon and Witney College
11/4/18
RIP in
AS 62
BGP used
between
Routing Algorithm classifcation
Global or decentralized information?
Global:
Semua routers mempunyai informasi yang lengkap
mengenai topologi dan biaya link.
“link state” algorithms (OSPF dan IS-IS)
Decentralized:
router hanya mengetahui perangkat yang terhubung
kepadanya secara fsik serta biayanya.
Proses komputasi yang iteratif dan pertukaran
informasi dengan tetangganya.
“distance vector” algorithms (RIP, IGRP and EIGRP)
METRIC
Metric yang bisa digunakan :
Hop count
Bandwidth
Delay
Load
Reliability biasanya refers to BER
Maximum transmission unit
Load balancing
R 192.168.6.0/24 [120/1] via 192.168.2.1, 00:00:24, Serial0/0/0
[120/1] via 192.168.4.1, 00:00:26, Serial0/0/1
Routing table lists two routes to the same destination, with
the same metric.
Both routes were discovered by the same protocol.
Both routes will be used.
Distance Vector
Algoritma beroperasi dengan memaintain tabel routing dari
setiap router . Tabel routing diupdate secara periodik.
Pada lingkungan pure distance vector, update routing secara
periodic melibatkan pengiriman routing table tetangga secara
full.
Algoritma Distance Vector
Pada semua node,X:
1.
Inisialisasi
2.
Untuk semua node bersebelahan v
3.
DX(*,v) = ∞ {* berarti untuk semua baris}
4.
DX(v,v) = c(X,v)
5.
6.
Untuk semua tujuan, y
Kirim minwXD (y,w) kesetiap tetangga
7.
loop
8.
tunggu (sampai ada perubahan cost link ke tetangga V
diterima update dari tetangga V)
9.
If (c(X,V) berubah dengan d)
10.
then untuk semua tujuan y:
11.
12.
13.
14.
15.
atau
DX(y,V) = DX(y,V) + d
Else if (diterima update dari V dengan tujuan Y)
then untuk tujuan tunggal y:
baru
IF ada nilai baru minwDX(Y,w) untuk semua tujuan Y
then kirim nilai baru minwDX(Y,w) ke semua tetangga
terus menerus
DX(Y,V) = c(X,V) + nilai
Problem
PROBLEM
count-to-infnity Jika misal ruter A down. B tidak “mendengar” apapun dari A.
Namun C “mengatakan” bahwa mengirim paket ke A bisa lewat C. dst...
Solusi tetapkan nilai maximum
Routing loop solusi : split horizon (tidak mengirimkan informasi kembali ke
pengirim) Interface router tidak akan mengirimkan informasi update routing
tabel kepada interface router yang telah mengirimkan update routing tabel yang
sama. Artinya, tidak beguna memberikan informasi kepada pemberi informasi
Update message yang tidak perlu solusi : holddown timer (Metode yang
digunakan untuk mengantisipasi keadaan network yang tidak stabil, yang
disebabkan oleh penyebaran informasi update routing tabel yang belum tentu
kevalidan nilainya. Dengan kata lain, hold down akan menjaga sebuah router
dalam mengumumkan perubahan routing tabelnya sampai kondisi network
stabil dan sebuah interface benar - benar sudah mendapatkan route terbaik
Link State
Pada link state, router melakukan:
Mempelajari network address dari tetangga
Menghitung delay atau cost setiap tetangga
Membentuk paket utk menyebarkan informasi ruting yang baru dipelajari
Mengirim paket pada tiap router
Menghitung shortest path ke tiap router.
Paket link state (link state advertisement – LSA) identitas sender,
sequence number, age
Link state mengumpulkan informasi dari seluruh router dalam jaringan
atau dalam area tertentu dan kemudian setiap router menghitung path
terbaiknya secara independen.
Jika terjadi failure, dikirimkan LSA. Masing-masing router akan mengcopy
LSA, mengupdate databasenya, dan memforward database tersebut ke
tetangganya. LSA menyebabkan router melakukan perhitungan kembali
best path nya.
Contoh link-state network hierarchi:
Area : grouping of contiguous network (jaringan yang berdekatan)
AS : sejumlah network dalam administrasi yang sama yang menshare strategi routing yang sama.
Misal di OSPF : area backbone, area border router, nonbackbone
internal router,
Misal di IS-IS :router L2, L1/L2, L1
Link State Algorithm
DX(Y,Z) = jarak dari X ke Y, melalui Z
sebagai hop selanjutnya
= c(X,Z) + minwZ{D (Y,w)}
Routing protocols
Classful
Classless
IPv6
Exterior gateway
protocols
S Ward Abingdon and Witney College
11/4/18
Interior gateway
protocols
Routing protocols
Classful
Classless
IPv6
Distance vector, open
standard
Exterior gateway
protocols
S Ward Abingdon and Witney College
11/4/18
Interior gateway
protocols
Routing protocols
Classful
Classless
IPv6
Distance vector,
Cisco proprietary
Exterior gateway
protocols
S Ward Abingdon and Witney College
11/4/18
Interior gateway
protocols
Routing protocols
Exterior gateway
protocols
Classful
Classless
IPv6
Link state
S Ward Abingdon and Witney College
11/4/18
Interior gateway
protocols
Administrative distance
Diferent routes could be found by diferent routing protocols, or
one route could be dynamic and one static.
The route with the lowest administrative distance is used.
Administrative distance is an indication of the “trustworthiness”
or desirability of a route.
S Ward Abingdon and Witney College
11/4/18
Administrative distances
0
directly connected
1
static route
90 route found using EIGRP
100 route found using IGRP
110 route found using OSPF
120 route found using RIP
Maximum possible value is 255
These are default values.
S Ward Abingdon and Witney College
11/4/18
Administrative distance
Two routing protocols running on a router linking two areas
with the diferent protocols
Administrative distances are the defaults for the routing
protocols.
D means EIGRP. Note the metric is not hop count.
S Ward Abingdon and Witney College
11/4/18
D 192.168.6.0/24 [90/2172416] via 192.168.2.1, 00:00:24, Serial0/0
R 192.168.8.0/24 [120/1] via 192.168.3.1, 00:00:20, Serial0/1
IPv6
Why IPv6 ?
Kebutuhan akan address yang jauh lebih besar
Internet harus mengakomodasi audio real-time
dan transmisi video. Tipe transmisi ini
mensyaratkan minimum delay dan reservasi
resource. Hal ini tidak tersedia dalam desain
IPv4
Internet harus mengakomodasi enkripsi dan
autentikasi data untuk beberapa aplikasi. Hal
ini tidak disediakan oleh IPv4
IPv6 Launching 6 Juni 2012
IPv6
Motivasi awal: 32-bit address space (IPv4) habis
(contoh: di APNIC habis pada 15 April 2011)
Motivasi tambahan:
Format header membantu kecepatan pengolahan
/forwarding
Perubahan header untuk mengakomodasi QoS
Alamat “anycast” baru
Format IPv6 datagram :
fxed-length 40 byte header
Tidak mengizinkan fragmentasi
IPv6 terdiri dari 128 bit.
128 bit ini dibagi menjadi 8 bagian, dimana masingmasing bagian terdiri dari 16 bit
Format IPv6
Version - version 6 (4-bit IP version).
Trafc class - packet priority (8 bits). Priority values dibagi
menjadi : trafk bila source menyediakan congestion control dan
non-control trafc.
Flow label - QoS management (20 bits). Pada dasarnya dibuat
untuk memberikan servis pada real-time application, tapi biasanya
tidak digunakan.
Payload length - payload length dalam bytes (16 bits). Saat diset 0,
maka artinya jumbo payload max 4GiB
Next header – Spesifkasi protokol berikutnya yang dienkapsulasi.
Misal IPv4 protocol(8 bits).
Hop limit - menggantikan time to live pada IPv4 (8 bits).
Menunjukkan hop (bukan waktu)
Source and destination addresses - 128 bits masing-masing
IPv4 & IPv6 Header Comparison
IPv6 Header
IPv4 Header
Version
IHL
Type of Service
Total Length
Version
Identification
Time to Live
Protocol
Flags
Traffic Class
Flow Label
Fragment
Offset
Header Checksum
Payload Length
Next
Header
Hop Limit
Source Address
Destination Address
Legend
Options
Padding
- field’s name kept from IPv4 to IPv6
- fields not kept in IPv6
- Name & position changed in IPv6
- New field in IPv6
Source Address
Destination Address
IPv4 versus IPv6
IPv6 juga mengizinkan adanya DHCP Server sebagai pengatur
alamat otomatis.
Dalam IPv6, konfgurasi alamat :
dengan menggunakan DHCP Server dinamakan dengan stateful
address confguration
tanpa DHCP Server dinamakan dengan stateless address
confguration.
IPv6 Address diklasifkasikan menjadi
3 tipe:
Unicast
One address on a single interface
Delivery to single interface
Multicast
Address of a set of interfaces
Delivery to all interfaces in the set
Anycast
Address of a set of interfaces
Delivery to a single interface in the set,
the nearest one ( the one with the shortest route)
one possible use is to assign an anycast address
to all routers of an ISP that covers a large logical area in the Internet. The routers outside
the ISP deliver a packet destined for the ISP to the nearest ISP router.
LOCAL ADDRESS
Local address digunakan saat organisasi ingin menggunakan IPv6 tanpa
harus terhubung dengan internet. Dengan kata lain, menyediakan
alamat untuk private network. Tidak ada user dari luar organisasi yang
dapat mengirim pesan ke node yang menggunakan address ini. 2 tipe
local address adalah link local address dan site local address
Link local address digunakan untuk isolated subnet
Site local address digunakan untuk isolated site dengan beberapa
subnet
Routing Protocol
RIPv2, OSPFv3, BGP4+
TRANSISI DARI IPv4 ke IPv6
DUAL STACK
Dual Stack: sebelum migrasi ke versi 6 secara komplit,
semua host direkomendasikan untuk memiliki protokol
dual stack. Dengan kata lain, station harus me-run IPv4
dan IPv6 secara simultan sampai seluruh internet
menggunakan IPv6.
Dual Stack Approach
TUNNELING
Tunneling: IPv6 dibawa sebagai payload datagram
IPv4 bila melewati router dengan IPv4
Tunneling
IPv6 inside IPv4 where needed
HEADER TRANSLATION
Memungkinkan bila mayoritas internet sudah menggunakan IPv6,
namun beberapa sistem masih menggunakan IPv4.
Misal sender gunakan IPv6, receiver tidak dapat gunakan IPv6
HAPPY LEARNING!!