BAB I FILSAFAT, IMU PENGETAHUAN DAN PENELITIAN - BAB I
1
BAB I
FILSAFAT, IMU PENGETAHUAN DAN PENELITIAN
A. Pengetahuan
Definisi pengetahuan dapat dilihat dari berbagai sudut.SeorangPlatomerumuskan
Pengetahuan sebagai “kepercayaan sejati yang dibenarkan (valid)” (“justified true belief”),
sedang Notoatmodjo menyatakan bahwa pengetahuan merupakan hasil dari adanya
penginderaan terhadap suatu obyek tertentu.Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2003)
Pengetahuan adalah sesuatu yang diketahui berkaitan dengan proses pembelajaran. Proses
belajar ini dipengaruhi berbagai faktor dari dalam seperti motivasi dan faktor luar berupa sarana
informasi yang tersedia serta keadaan sosial budaya. Secara garis besar menurut Notoatmodjo
domain tingkat pengetahuan (kognitif) mempunyai enam tingkatan, meliputi: mengetahui,
memahami, menggunakan, menguraikan, menyimpulkan dan mengevaluasi. Ciri pokok dalam
taraf pengetahuan adalah ingatan tentang sesuatu yang diketahui baik melalui pengalaman,
belajar, ataupun informasi dari lingkungan.
Berdasarkan
uraian
di
atas,
maka
dapat
kita
ditarik
garis
besar
bahwa;
Pengetahuan merupakan Hasil dari proses mencari tahu, dari yang tadinya tidak tahu menjadi
tahu, dari tidak dapat menjadi dapat. Dalam proses mencari tahu ini mencakup berbagai metode
dan konsep-konsep, baik melalui proses pendidikan maupun melalui pengalaman.
B. Filsafat
Batasan filsafat dapat ditinjau dari dua segi yaitu secara etimologi dan secara
terminologi.Secara etimologi, istilah filsafat berasal dari bahasa Yunani yaitu philosophia –
philien : cinta dan sophia : kebijaksanaan. Jadi bisa dipahami bahwa filsafat berarti cinta
kebijaksanaan.Dan seorang filsuf adalah pencari kebijaksanaan, pecinta kebijaksanaan dalam
arti hakikat.
Pengertian filsafat secara terminologi sangat beragam.Para filsuf merumuskan pengertian
filsafat sesuai dengan kecenderungan pemikiran kefilsafatan yang dimilikinya. Berikut ini
disajikan beberapa pengertian filsafat menurut beberapa para ahli:
1. Plato ( 428 -348 SM )
Filsafat tidak lain dari pengetahuan tentang segala yang ada.
2. Aristoteles ( (384 – 322 SM)
Bahwa kewajiban filsafat adalah menyelidiki sebab dan asas segala benda.
1
2
3. Cicero ( (106 – 43 SM )
Filsafat adalah mother of all the arts (ibu dari semua seni)atauars vitae (seni kehidupan)
4. Johann Gotlich Fickte (1762-1814)
Filsafat sebagai Wissenschaftslehre (ilmu dari ilmu-ilmu , yakni ilmu umum, yang jadi dasar
segala ilmu. Ilmu membicarakan sesuatu bidang atau jenis kenyataan, filsafat membahas
seluruh bidang dan seluruh jenis ilmu mencari kebenaran dari seluruh kenyataan.
5. Imanuel Kant (1724 – 1804)
Filsafat adalah ilmu pengetahuan yange menjadi pokok dan pangkal dari segala pengetahuan
yang didalamnya tercakup empat persoalan.
- Apakah yang dapat kita kerjakan ? (jawabannya Metafisika )
- Apakah yang seharusnya kita kerjakan? (jawabannya Etika )
- Sampai dimanakah harapan kita ? (jawabannya Agama )
- Apakah yang dinamakan manusia ? (jawabannya Antropologi)
6. Notonegoro
Filsafat menelaah hal-hal yang dijadikan objeknya dari sudut intinya yang mutlak, yang tetap
tidak berubah, yang disebut hakekat.
7. Harold H. Titus (1979 )
a. Filsafat adalah sekumpulan sikap dan kepecayaan terhadap kehidupan dan alam yang
biasanya diterima secara tidak kritis. Filsafat adalah suatu proses kritik atau pemikiran
terhadap kepercayaan dan sikap yang dijunjung tinggi;
b. Filsafat adalah suatu usaha untuk memperoleh suatu pandangan keseluruhan;
c. Filsafat adalah analisis logis dari bahasa dan penjelasan tentang arti kata dan pengertian
(konsep); Filsafat adalah kumpulan masalah yang mendapat perhatian manusia dan yang
dicirikan jawabannya oleh para ahli filsafat.
8. Hasbullah Bakry
Filsafat adalah ilmu yang menyelidiki segala sesuatu dengan mendalam mengenai KeTuhanan, alam semesta dan manusia sehingga dapat menghasilkan pengetahuan tentang
bagaimana sikap manusia itu sebenarnya setelah mencapai pengetahuan itu.
3
9. Bertrand Russel
Filsafat adalah sesuatu yang berada di tengah-tengah antara teologi dan sains.Sebagaimana
teologi, filsafat berisikan pemikiran-pemikiran mengenai masalah-masalah yang pengetahuan
definitif tentangnya, sampai sebegitu jauh, tidak bisa dipastikan;namun, seperti sains, filsafat
lebih menarik perhatian akal manusia daripada otoritas tradisi maupun otoritas wahyu.
Secara sederhana dapat dikatakan bahwa Filsafat adalah refleksi kritis yang radikal.
Refleksi adalah upaya memperoleh pengetahuan yang mendasar atau unsur-unsur yang hakiki
atau inti. Apabila ilmu pengetahuan mengumpulkan data empiris melalui observasi atau
eksperimen, kemudian dianalisis agar dapat ditemukan hukum-hukumnya yang bersifat
universal. Oleh filsafat hukum-hukum yang bersifat universal tersebut direfleksikan atau dipikir
secara kritis dengan tujuan untuk mendapatkan unsur-unsur yang hakiki, sehingga dihasilkan
pemahaman yang mendalam.
C. Ilmu Pengetahuan
1. Definisi
Ilmu pengetahuan merupakan salah satu bagian pengetahuan yang spesifik. Ilmu
pengetahuan bertujuan dan bertugas sebagai peningkat kehidupan. Ilmu membatasi obyek
kajian pada hal hal yang berada dalam jangkauan pengalaman manusia, dan dalam
pelaksanaan kajiannya memakai gabungan cara berfikir deduksi-induksi yang sering disebut
sebagai metode keilmuan.
2. Syarat Pengembangan Ilmu Pengetahuan
Sebuah pengetahuan akan bersifat ilmiah apabila memenuhi tiga persyaratan utama,
yakni, adanya dasar pembenaran, sistematis dan bersifat intersubjektif.
a. Dasar Pembenaran
Pengetahuam harus diperoleh dari cara kerja ilmiah (penelitian) yang diarahkan untuk
memperoleh derajat kepastian setinggi mungkin.
b. Sistematis
Pengetahuan diperoleh dari cara kerja ilmiah yang dilakukan secara sistematis dan hasil
peroleh disusun dalam struktur hubungan informasi yang valid.
4
c. Intersubjektif
Merupakan pengembangan dari sifat “Objektif”. Objektif sendiri merupakan fenomena
dimana pengetahuan yang merupakan hasil penelitian murni diarahakan dari objek dan
bukan diarahkan oleh subjek. Sedangkan intersubjektif artinya bahwa pengetahuan yang
diperoleh oleh seorang subjek harus diverivikasi oleh subjek-subjek lain.
Sedangkan syarat pengembangan sebuah ilmu pengetahuan mencakup tiga kategori
pemikiran filosofis, yakni ontologi, aksiologi dan epistimologi.
a. Ontologi
Merupakan bentuk pemahaman atas kenyataan yang menghendaki pengetahuan murni
yang bebas kepentingan. Pengetahuan yang lahir dari refleksi ontologis adalah suatu
disinterested knowledge (pengetahuan yang tidak memiliki kepentingan). Secara sederhana
aspek ontologis dapat diwakili dengan pertanyaan, “apa pengertiannya?”. Kemudian dari
sini manusia akan mampu memperoleh pengetahuan yang benar melalui dua cara, yakni:
1) Mendasarkan diri pada rasio
2) Mendasarkan diri pada pengalaman (experience)
b. Aksiologi
Aksiologi sudah berbicara mengenai nilai, kepentingan, dan tujuan. Akan tetapi belum
pada taraf kegunaan praktis. Pertanyaan yang ada pada bagian ini diantaranya adalah :
- Bagaimana mendapatkannya?
- Bagiamana kaitan antara pengetahuan dengan kaidah moral?
c. Epistemologi
Epistimologi atau logika penemuan ilmiah biasanya disamakan dengan teori metode
ilmiah. Dengan kata lain epistimologi akan selalu terkait persoalan pertumbuhan
pengetahuan. Secara sederhana epistimologi merupakan kegunaan ilmiah dari suatu
pengetahuan atau dapat terwakili dengan pertanyaan “untuk apa kemanfaatannya?”.
Kemudian bagaimana keterkaitan antara Ilmu Pengetahuan dengan Filsafat? Apabila ilmu
pengetahuan sifatnya taat fakta, objektif dan ilmiah, maka filsafat sifatnya mempertemukan berbagai
aspek kehidupan di samping membuka dan memperdalam pengetahuan. Apabila ilmu pengetahuan
objeknya dibatasi, misalnya Psikologi objeknya dibatasi pada perilaku manusia saja, filsafat
objeknya tidak dibatasi pada satu bidang kajian saja dan objeknya dibahas secara filosofis atau
reflektif rasional, karena filsafat mencari apa yang hakikat. Apabila ilmu pengetahuan tujuannya
memperoleh data secara rinci untuk menemukan pola-polanya, maka filsafat tujuannya mencari
5
hakiki, untuk itu perlu pembahasan yang mendalam. Apabila ilmu pengetahuannya datanya
mendetail dan akurat tetapi tidak mendalam, maka filsafat datanya tidak perlu mendetail dan akurat,
karena yang dicari adalah hakekatnya, yang penting data itu dianalisis secara mendalam.
D. Penelitian
1. Definisi
Penelitian merupakan sebuah terminology (istilah) yang kompleks. Hal ini dapat dilihat
dari ragam definisi yang diberikan oleh para ahli, diantaranya adalah :
a. Woody, 1927
Penelitian meliputi pemberian definisi dan redefinisi (pendefinisian ulang) terhadap
masalah, merumuskan hipotesis atau jawaban sementara, membuat kesimpulan dan
sekurang-kurangnya mengadakan pengujian yang hati-hati atas semua kesimpulan untuk
menentukan kecocokan dengan hipotesis.
b. Parson, 1946
Proses Inquiry (pencarian atas sesuatu) secara sistematis terhadap masalah-masalah yang
dapat dipecahkan.
c. John, 1949
Pencarian fakta menurut metode obyektif yang jelas untuk menemukan hubungan antar
fakta dan menghasilkan dalil atau hukum.
d. Hilway, 1956
Suatu metode studi melalui penyelidikan yang hati-hati dan sempurna terhadap suatu
masalah sehingga diperoleh pemecahan yang tepat terhadap masalah tersebut.
e. Depdiknas RI
Kerjasama ilmiah untuk mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni dalam
rangka memperoleh informasi atau temuan atau produk baru melalui metodologi yang
berkaitan erat dengan satu atau beberapa disiplin ilmu.
Jadi, definisi Penelitian adalah sebuah usaha pemecahan masalah berdasarkan faktafakta atau prinsip-prinsip (menemukan, mengumpulkan, mengembangkan, menganalisis dan
menguji kebenaran) dan dikerjakan dengan hati-hati, sistematis, dan berdasarkan ilmu
pengetahuan dengan metode ilmiah.
6
2. Jenis Penelitian
Sebelum membahas jenis penelitian, maka perlu dipahami unsur dan aktifitas yang
dilakukan dalam penelitian. Unsur dalam penelitian terdiri dari hal penting yakni observasi
(pengamatan/pengukuran terhadap fakta) dan nalar (memaknai fakta dan hubungan antar
fakta). Sedangkan aktifitas dalam penelitian terdiri dari tiga kegiatan, yakni pengumpulan
fakta, analisa atau sistesis dan pengambilan keputusan. Ketiga hal ini kegiatan tersebut harus
dilakukan secara sistematis dan berdasar pada metode ilmiah.
Metode ilmiah sendiri merupakam cara menerapkan prinsip-prinsip logis terhadap
penemuan, pengesahan, dan penjelasan tentang suatu kebenaran, berdasarkan fakta-fakta atau
prinsip-prinsip (menemukan, mengumpulkan, mengembangkan, menganalisis dan menguji
kebenaran). Dalam hal ini metode ilmiah dikatakan berkualitas apabila:
- Berdasarkan fakta (bukan kira-kira, khayalan, mitos)
- Bebas dari prasangka (tidak subyektif)
- Menggunakan prinsip-prinsip analisis (kausalitas & pemecahan masalah berdasarkan
analisis yang logis)
- Menggunakan hipotesis (sebagai pemandu jalan pikiran menuju pencapaian tujuan)
- Menggunakan ukuran obyektif (bukan berdasarkan perasaan)
Berbagai kegiatan ilmiah tersebut pada akhirnya menentukan tipe atau jenis penelitian yang
dapat diklasifikasikan berdasar beberapa kriteria, diantaranya:
a. Kegunaan Hasil
Berdasar kegunaan hasil penelitian terdiri dari dua jenis, yakni penelitian dasar dan
penelitian terapan.
1) Penelitian dasar adalah penelitian yang menitikberatkan pada upaya menjawab rasa
ingin tahu atau pengembangan ilmu tertentu yang tidak memiliki kegunaan praktis
secara langsung. Contoh : Mengungkap sejarah situs megalitikum Terjan.
2) Penelitian terapan adalah penelitian yang menitikberatkan pada upaya untuk keperluan
praktis, memperbaiki praktik yang ada atau guna meningkatkan efektifitas dan efisiensi.
Contoh : Analisa implementasi kurikulum 2013.
b. Tujuan
Berdasar kegunaan hasil penelitian terdiri dari tiga jenis, yakni penelitian eksploratif,
pengembangan dan verifikatif.
7
1) Penelitian eksploratif adalah penelitian yang diarahkan untuk menjawab hipotesis,
mencari hubungan antar variabel, dan melakukan suatu inovasi. Contoh: Mencari
penyebab anak beprestasi rendah.
2) Penelitian pengembangan adalah penelitian yang diarahkan untuk menerapkan
teknologi, dan membuat prototype atau model. Contoh : Pembuatan mobil hybrid.
3) Penelitian verifikatif adalah penelitian yang diarahkan untuk melakukan pengujian atau
perbandingan teori. Contoh : Pengujian terori evolusi oleh JB Lamarck.
c. Bidang Ilmu
Berdasar kegunaan hasil penelitian terdiri dari tiga jenis, yakni penelitian natural science,
social science dan engineering.
1) Natural science adalah penelitian yang berfokus pada kajian ilmu alam (Kimia, Fisika,
Biologi, Astronomi). Contoh: Pemanfaatan biji waluh untuk mencegah kanker.
2) Social Science adalah penelitian yang berfokus pada kajian ilmu sosial (Geografi,
Sejarah, Sosiologi, Antropologi, Ekonomi). Contoh : Fenomena “ngemblok” dalam
tradisi perkawinan di kecamatan Sedan, Rembang, Jawa Tengah.
3) Engineering adalah penelitian yang berfokus pada kajian teknis dan arsitektur. Contoh :
Penggunaan abu sekam padi untuk pembuatan paving hexagonal.
d. Tempat Penelitian
Berdasar kegunaan hasil penelitian terdiri dari tiga jenis, yakni penelitian laboratorium,
lapangan dan penelitian di perpustakaan.
e. Metode Pengumpulan Data
Berdasar kegunaan hasil penelitian terdiri dari tiga jenis, yakni penelitian survei,
experimental dan studi kasus.
1) Penelitian Survei
Penelitian survei adalah penelitian yang diarahkan untuk mencari keterangan secara
faktual, memperoleh fakta dari gejala yang ada dan dilakukan terhadap sampel atau
populasi. Contoh : Mengetahui jumlah pelanggaran kedisiplinan siswa SMA N 1
Rembang.
2) Penelitian Eksperimental
Penelitian eksperimental adalah penelitian yang diarahkan untuk memanipulasi obyek
penelitian dengan kontrol terhadap variabel tertentu guna mengetahui hubungan antar
variable. Contoh : Budidaya ikan Patin dengan beragam jenis lingkungan.
8
3) Penelitian Studi Kasus
Penelitian studi kasus diarahkan untuk memberi gambaran secara rinci tentang latar
belakang, karakteristik yang khas dari kasus untuk dijadikan sesuatu yang bersifat
umum. Contoh : Fenomena terorisme di Indonesia.
BAB I
FILSAFAT, IMU PENGETAHUAN DAN PENELITIAN
A. Pengetahuan
Definisi pengetahuan dapat dilihat dari berbagai sudut.SeorangPlatomerumuskan
Pengetahuan sebagai “kepercayaan sejati yang dibenarkan (valid)” (“justified true belief”),
sedang Notoatmodjo menyatakan bahwa pengetahuan merupakan hasil dari adanya
penginderaan terhadap suatu obyek tertentu.Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2003)
Pengetahuan adalah sesuatu yang diketahui berkaitan dengan proses pembelajaran. Proses
belajar ini dipengaruhi berbagai faktor dari dalam seperti motivasi dan faktor luar berupa sarana
informasi yang tersedia serta keadaan sosial budaya. Secara garis besar menurut Notoatmodjo
domain tingkat pengetahuan (kognitif) mempunyai enam tingkatan, meliputi: mengetahui,
memahami, menggunakan, menguraikan, menyimpulkan dan mengevaluasi. Ciri pokok dalam
taraf pengetahuan adalah ingatan tentang sesuatu yang diketahui baik melalui pengalaman,
belajar, ataupun informasi dari lingkungan.
Berdasarkan
uraian
di
atas,
maka
dapat
kita
ditarik
garis
besar
bahwa;
Pengetahuan merupakan Hasil dari proses mencari tahu, dari yang tadinya tidak tahu menjadi
tahu, dari tidak dapat menjadi dapat. Dalam proses mencari tahu ini mencakup berbagai metode
dan konsep-konsep, baik melalui proses pendidikan maupun melalui pengalaman.
B. Filsafat
Batasan filsafat dapat ditinjau dari dua segi yaitu secara etimologi dan secara
terminologi.Secara etimologi, istilah filsafat berasal dari bahasa Yunani yaitu philosophia –
philien : cinta dan sophia : kebijaksanaan. Jadi bisa dipahami bahwa filsafat berarti cinta
kebijaksanaan.Dan seorang filsuf adalah pencari kebijaksanaan, pecinta kebijaksanaan dalam
arti hakikat.
Pengertian filsafat secara terminologi sangat beragam.Para filsuf merumuskan pengertian
filsafat sesuai dengan kecenderungan pemikiran kefilsafatan yang dimilikinya. Berikut ini
disajikan beberapa pengertian filsafat menurut beberapa para ahli:
1. Plato ( 428 -348 SM )
Filsafat tidak lain dari pengetahuan tentang segala yang ada.
2. Aristoteles ( (384 – 322 SM)
Bahwa kewajiban filsafat adalah menyelidiki sebab dan asas segala benda.
1
2
3. Cicero ( (106 – 43 SM )
Filsafat adalah mother of all the arts (ibu dari semua seni)atauars vitae (seni kehidupan)
4. Johann Gotlich Fickte (1762-1814)
Filsafat sebagai Wissenschaftslehre (ilmu dari ilmu-ilmu , yakni ilmu umum, yang jadi dasar
segala ilmu. Ilmu membicarakan sesuatu bidang atau jenis kenyataan, filsafat membahas
seluruh bidang dan seluruh jenis ilmu mencari kebenaran dari seluruh kenyataan.
5. Imanuel Kant (1724 – 1804)
Filsafat adalah ilmu pengetahuan yange menjadi pokok dan pangkal dari segala pengetahuan
yang didalamnya tercakup empat persoalan.
- Apakah yang dapat kita kerjakan ? (jawabannya Metafisika )
- Apakah yang seharusnya kita kerjakan? (jawabannya Etika )
- Sampai dimanakah harapan kita ? (jawabannya Agama )
- Apakah yang dinamakan manusia ? (jawabannya Antropologi)
6. Notonegoro
Filsafat menelaah hal-hal yang dijadikan objeknya dari sudut intinya yang mutlak, yang tetap
tidak berubah, yang disebut hakekat.
7. Harold H. Titus (1979 )
a. Filsafat adalah sekumpulan sikap dan kepecayaan terhadap kehidupan dan alam yang
biasanya diterima secara tidak kritis. Filsafat adalah suatu proses kritik atau pemikiran
terhadap kepercayaan dan sikap yang dijunjung tinggi;
b. Filsafat adalah suatu usaha untuk memperoleh suatu pandangan keseluruhan;
c. Filsafat adalah analisis logis dari bahasa dan penjelasan tentang arti kata dan pengertian
(konsep); Filsafat adalah kumpulan masalah yang mendapat perhatian manusia dan yang
dicirikan jawabannya oleh para ahli filsafat.
8. Hasbullah Bakry
Filsafat adalah ilmu yang menyelidiki segala sesuatu dengan mendalam mengenai KeTuhanan, alam semesta dan manusia sehingga dapat menghasilkan pengetahuan tentang
bagaimana sikap manusia itu sebenarnya setelah mencapai pengetahuan itu.
3
9. Bertrand Russel
Filsafat adalah sesuatu yang berada di tengah-tengah antara teologi dan sains.Sebagaimana
teologi, filsafat berisikan pemikiran-pemikiran mengenai masalah-masalah yang pengetahuan
definitif tentangnya, sampai sebegitu jauh, tidak bisa dipastikan;namun, seperti sains, filsafat
lebih menarik perhatian akal manusia daripada otoritas tradisi maupun otoritas wahyu.
Secara sederhana dapat dikatakan bahwa Filsafat adalah refleksi kritis yang radikal.
Refleksi adalah upaya memperoleh pengetahuan yang mendasar atau unsur-unsur yang hakiki
atau inti. Apabila ilmu pengetahuan mengumpulkan data empiris melalui observasi atau
eksperimen, kemudian dianalisis agar dapat ditemukan hukum-hukumnya yang bersifat
universal. Oleh filsafat hukum-hukum yang bersifat universal tersebut direfleksikan atau dipikir
secara kritis dengan tujuan untuk mendapatkan unsur-unsur yang hakiki, sehingga dihasilkan
pemahaman yang mendalam.
C. Ilmu Pengetahuan
1. Definisi
Ilmu pengetahuan merupakan salah satu bagian pengetahuan yang spesifik. Ilmu
pengetahuan bertujuan dan bertugas sebagai peningkat kehidupan. Ilmu membatasi obyek
kajian pada hal hal yang berada dalam jangkauan pengalaman manusia, dan dalam
pelaksanaan kajiannya memakai gabungan cara berfikir deduksi-induksi yang sering disebut
sebagai metode keilmuan.
2. Syarat Pengembangan Ilmu Pengetahuan
Sebuah pengetahuan akan bersifat ilmiah apabila memenuhi tiga persyaratan utama,
yakni, adanya dasar pembenaran, sistematis dan bersifat intersubjektif.
a. Dasar Pembenaran
Pengetahuam harus diperoleh dari cara kerja ilmiah (penelitian) yang diarahkan untuk
memperoleh derajat kepastian setinggi mungkin.
b. Sistematis
Pengetahuan diperoleh dari cara kerja ilmiah yang dilakukan secara sistematis dan hasil
peroleh disusun dalam struktur hubungan informasi yang valid.
4
c. Intersubjektif
Merupakan pengembangan dari sifat “Objektif”. Objektif sendiri merupakan fenomena
dimana pengetahuan yang merupakan hasil penelitian murni diarahakan dari objek dan
bukan diarahkan oleh subjek. Sedangkan intersubjektif artinya bahwa pengetahuan yang
diperoleh oleh seorang subjek harus diverivikasi oleh subjek-subjek lain.
Sedangkan syarat pengembangan sebuah ilmu pengetahuan mencakup tiga kategori
pemikiran filosofis, yakni ontologi, aksiologi dan epistimologi.
a. Ontologi
Merupakan bentuk pemahaman atas kenyataan yang menghendaki pengetahuan murni
yang bebas kepentingan. Pengetahuan yang lahir dari refleksi ontologis adalah suatu
disinterested knowledge (pengetahuan yang tidak memiliki kepentingan). Secara sederhana
aspek ontologis dapat diwakili dengan pertanyaan, “apa pengertiannya?”. Kemudian dari
sini manusia akan mampu memperoleh pengetahuan yang benar melalui dua cara, yakni:
1) Mendasarkan diri pada rasio
2) Mendasarkan diri pada pengalaman (experience)
b. Aksiologi
Aksiologi sudah berbicara mengenai nilai, kepentingan, dan tujuan. Akan tetapi belum
pada taraf kegunaan praktis. Pertanyaan yang ada pada bagian ini diantaranya adalah :
- Bagaimana mendapatkannya?
- Bagiamana kaitan antara pengetahuan dengan kaidah moral?
c. Epistemologi
Epistimologi atau logika penemuan ilmiah biasanya disamakan dengan teori metode
ilmiah. Dengan kata lain epistimologi akan selalu terkait persoalan pertumbuhan
pengetahuan. Secara sederhana epistimologi merupakan kegunaan ilmiah dari suatu
pengetahuan atau dapat terwakili dengan pertanyaan “untuk apa kemanfaatannya?”.
Kemudian bagaimana keterkaitan antara Ilmu Pengetahuan dengan Filsafat? Apabila ilmu
pengetahuan sifatnya taat fakta, objektif dan ilmiah, maka filsafat sifatnya mempertemukan berbagai
aspek kehidupan di samping membuka dan memperdalam pengetahuan. Apabila ilmu pengetahuan
objeknya dibatasi, misalnya Psikologi objeknya dibatasi pada perilaku manusia saja, filsafat
objeknya tidak dibatasi pada satu bidang kajian saja dan objeknya dibahas secara filosofis atau
reflektif rasional, karena filsafat mencari apa yang hakikat. Apabila ilmu pengetahuan tujuannya
memperoleh data secara rinci untuk menemukan pola-polanya, maka filsafat tujuannya mencari
5
hakiki, untuk itu perlu pembahasan yang mendalam. Apabila ilmu pengetahuannya datanya
mendetail dan akurat tetapi tidak mendalam, maka filsafat datanya tidak perlu mendetail dan akurat,
karena yang dicari adalah hakekatnya, yang penting data itu dianalisis secara mendalam.
D. Penelitian
1. Definisi
Penelitian merupakan sebuah terminology (istilah) yang kompleks. Hal ini dapat dilihat
dari ragam definisi yang diberikan oleh para ahli, diantaranya adalah :
a. Woody, 1927
Penelitian meliputi pemberian definisi dan redefinisi (pendefinisian ulang) terhadap
masalah, merumuskan hipotesis atau jawaban sementara, membuat kesimpulan dan
sekurang-kurangnya mengadakan pengujian yang hati-hati atas semua kesimpulan untuk
menentukan kecocokan dengan hipotesis.
b. Parson, 1946
Proses Inquiry (pencarian atas sesuatu) secara sistematis terhadap masalah-masalah yang
dapat dipecahkan.
c. John, 1949
Pencarian fakta menurut metode obyektif yang jelas untuk menemukan hubungan antar
fakta dan menghasilkan dalil atau hukum.
d. Hilway, 1956
Suatu metode studi melalui penyelidikan yang hati-hati dan sempurna terhadap suatu
masalah sehingga diperoleh pemecahan yang tepat terhadap masalah tersebut.
e. Depdiknas RI
Kerjasama ilmiah untuk mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni dalam
rangka memperoleh informasi atau temuan atau produk baru melalui metodologi yang
berkaitan erat dengan satu atau beberapa disiplin ilmu.
Jadi, definisi Penelitian adalah sebuah usaha pemecahan masalah berdasarkan faktafakta atau prinsip-prinsip (menemukan, mengumpulkan, mengembangkan, menganalisis dan
menguji kebenaran) dan dikerjakan dengan hati-hati, sistematis, dan berdasarkan ilmu
pengetahuan dengan metode ilmiah.
6
2. Jenis Penelitian
Sebelum membahas jenis penelitian, maka perlu dipahami unsur dan aktifitas yang
dilakukan dalam penelitian. Unsur dalam penelitian terdiri dari hal penting yakni observasi
(pengamatan/pengukuran terhadap fakta) dan nalar (memaknai fakta dan hubungan antar
fakta). Sedangkan aktifitas dalam penelitian terdiri dari tiga kegiatan, yakni pengumpulan
fakta, analisa atau sistesis dan pengambilan keputusan. Ketiga hal ini kegiatan tersebut harus
dilakukan secara sistematis dan berdasar pada metode ilmiah.
Metode ilmiah sendiri merupakam cara menerapkan prinsip-prinsip logis terhadap
penemuan, pengesahan, dan penjelasan tentang suatu kebenaran, berdasarkan fakta-fakta atau
prinsip-prinsip (menemukan, mengumpulkan, mengembangkan, menganalisis dan menguji
kebenaran). Dalam hal ini metode ilmiah dikatakan berkualitas apabila:
- Berdasarkan fakta (bukan kira-kira, khayalan, mitos)
- Bebas dari prasangka (tidak subyektif)
- Menggunakan prinsip-prinsip analisis (kausalitas & pemecahan masalah berdasarkan
analisis yang logis)
- Menggunakan hipotesis (sebagai pemandu jalan pikiran menuju pencapaian tujuan)
- Menggunakan ukuran obyektif (bukan berdasarkan perasaan)
Berbagai kegiatan ilmiah tersebut pada akhirnya menentukan tipe atau jenis penelitian yang
dapat diklasifikasikan berdasar beberapa kriteria, diantaranya:
a. Kegunaan Hasil
Berdasar kegunaan hasil penelitian terdiri dari dua jenis, yakni penelitian dasar dan
penelitian terapan.
1) Penelitian dasar adalah penelitian yang menitikberatkan pada upaya menjawab rasa
ingin tahu atau pengembangan ilmu tertentu yang tidak memiliki kegunaan praktis
secara langsung. Contoh : Mengungkap sejarah situs megalitikum Terjan.
2) Penelitian terapan adalah penelitian yang menitikberatkan pada upaya untuk keperluan
praktis, memperbaiki praktik yang ada atau guna meningkatkan efektifitas dan efisiensi.
Contoh : Analisa implementasi kurikulum 2013.
b. Tujuan
Berdasar kegunaan hasil penelitian terdiri dari tiga jenis, yakni penelitian eksploratif,
pengembangan dan verifikatif.
7
1) Penelitian eksploratif adalah penelitian yang diarahkan untuk menjawab hipotesis,
mencari hubungan antar variabel, dan melakukan suatu inovasi. Contoh: Mencari
penyebab anak beprestasi rendah.
2) Penelitian pengembangan adalah penelitian yang diarahkan untuk menerapkan
teknologi, dan membuat prototype atau model. Contoh : Pembuatan mobil hybrid.
3) Penelitian verifikatif adalah penelitian yang diarahkan untuk melakukan pengujian atau
perbandingan teori. Contoh : Pengujian terori evolusi oleh JB Lamarck.
c. Bidang Ilmu
Berdasar kegunaan hasil penelitian terdiri dari tiga jenis, yakni penelitian natural science,
social science dan engineering.
1) Natural science adalah penelitian yang berfokus pada kajian ilmu alam (Kimia, Fisika,
Biologi, Astronomi). Contoh: Pemanfaatan biji waluh untuk mencegah kanker.
2) Social Science adalah penelitian yang berfokus pada kajian ilmu sosial (Geografi,
Sejarah, Sosiologi, Antropologi, Ekonomi). Contoh : Fenomena “ngemblok” dalam
tradisi perkawinan di kecamatan Sedan, Rembang, Jawa Tengah.
3) Engineering adalah penelitian yang berfokus pada kajian teknis dan arsitektur. Contoh :
Penggunaan abu sekam padi untuk pembuatan paving hexagonal.
d. Tempat Penelitian
Berdasar kegunaan hasil penelitian terdiri dari tiga jenis, yakni penelitian laboratorium,
lapangan dan penelitian di perpustakaan.
e. Metode Pengumpulan Data
Berdasar kegunaan hasil penelitian terdiri dari tiga jenis, yakni penelitian survei,
experimental dan studi kasus.
1) Penelitian Survei
Penelitian survei adalah penelitian yang diarahkan untuk mencari keterangan secara
faktual, memperoleh fakta dari gejala yang ada dan dilakukan terhadap sampel atau
populasi. Contoh : Mengetahui jumlah pelanggaran kedisiplinan siswa SMA N 1
Rembang.
2) Penelitian Eksperimental
Penelitian eksperimental adalah penelitian yang diarahkan untuk memanipulasi obyek
penelitian dengan kontrol terhadap variabel tertentu guna mengetahui hubungan antar
variable. Contoh : Budidaya ikan Patin dengan beragam jenis lingkungan.
8
3) Penelitian Studi Kasus
Penelitian studi kasus diarahkan untuk memberi gambaran secara rinci tentang latar
belakang, karakteristik yang khas dari kasus untuk dijadikan sesuatu yang bersifat
umum. Contoh : Fenomena terorisme di Indonesia.