BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian 3.1.1. Setting Penelitian - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Motivasi dan Hasil Belajar dengan Model Pembelajaran Team Game Tournament

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian 3.1.1. Setting Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian akan dilaksanakan di SMP Negeri 2 Suruh, kelas VIII B.

2. Waktu Penelitian Penelitian akan dilakukan pada semester II Tahun Ajaran 2017/2018.

  3.1.2. Karateristik Subjek Penelitian

  Subjek penelitian adalah seluruh peserta didik kelas VIII B SMP Negeri 2 Suruh. Alasan peneliti melakukan penelitian pada peserta didik kelas VIII B di SMP Negeri 2 Suruh tersebut karena berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa peserta didik kelas VIII B SMP N 2 Suruh yang mengatakan bahwa: pembelajaran kurang menarik, monoton, guru menggunakan metode konvensional dengan ceramah, dan media yang digunakan kurang bervariasi.

  Sementara itu hasil wawancara dengan salah satu guru IPS di SMP N 2 Suruh yang mengatakan bahwa: masih banyak peserta didik yang pasif, serta berbicara dengan temannya saat dijelaskan. Peserta didik hanya mendengarkan dan mencatat saja tanpa mau bertanya, sehingga tidak tercipta proses belajar yang diharapkan yang salah satunya yaitu menjadikan peserta didik aktif yang ditandai dengan semangat belajar atau motivasi dari peserta didik. Hasil belajar peserta didik juga rendah karena kurangnya motivasi tersebut.

  3.1.3. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian tindakan kelas (PTK).

  Para ahli mengemukakan bahwa penelitian tindakan adalah suatu pemecahan masalah yang memanfaatkan tindakan nyata berupa siklus melalui proses kemampuan mendeteksi dan memecahkan masalah. Sedangkan menurut (Burn dalam Tampubolon, 2014:16) Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yaitu penerapan penemuan fakta dan data atas pemecahan masalah dalam situasi sosial demi meningkatkan kualitas tindakan yang dilakukan didalamnya, yang melibatkan kolaborator dan kerja sama para peneliti, praktisi, serta orang lain.

  Berdasarkan pengertian tersebut, dapat disintesiskan bahwa penelitian tindakan merupakan suatu penelitian reflektif yang bersiklus (berdaur ulang) yang dilakukan oleh pendidik (guru atau dosen) dan tenaga-tenaga kependidikan lainnya (kepala sekolah/pengawas sekolah/widyaiswara, dan lain-lain) untuk memecahkan masalah di bidang pendidikan. Penelitian tindakan juga sering diartikan sebagai learning by doing or by research, dimana sekelompok orang mengidentifikasi masalah serta melakukan sesuatu kegiatan untuk pemecahan masalah dan bila belum berhasil akan diulang lagi (siklus lanjutan).

  Peneliti melakukan penelitian ini guna meningkatkan motivasi dan hasil belajar peserta didik kelas VIII B SMP Negeri 2 Suruh dengan menggunakan model belajar kooperatif tipe Team Game Tournament (TGT). Model penelitian ini menggunakan desain model Kemmis dan McTaggart yaitu pengembangan desain PTK model Kurt Lewis yang terdiri dari empat tahapan. Namun perbedaannya dimana tahap acting dan observating disatukan dalam kotak, artinya pelaksanaan tindakan dilakukan secara simultan dengan observasi, memiliki empat tahapan yang terdiri dari empat kotak (Tampubolon, 2013: 27). Desain model PTK dari Kemmis dan McTaggart adalah sebagai berikut:

  PLAN ACT & OBSERVE REFLECT REVISED PLAN

  ACT & OBSERVE REFLECT

  Gambar 3. 1 Desain PTK Model Kemmis dan McTaggart 3.2.

   Variabel dan Definisi Operasional 3.2.1. Variabel Tindakan (X)

  variabel lain. Penelitian ini variabel bebasnya adalah model pembelajaran Team Game Tournament (TGT) berbantu media powerpoint berbasis video.

  3.2.2. ) Variabel Dampak (

  Variabel terikat adalah variabel yang timbul akibat pengaruh langsung dari variabel bebas. Penelitian ini variabel terikatnya adalah motivasi belajar dan hasil belajar mata pelajaran IPS kelas VIII B.

  Motivasi belajar adalah perasaan, keinginan, dorongan, yang berasal dari dalam maupun dari luar individu untuk melakukan aktivitas yaitu belajar. Seseorang yang melakukan aktivitas belajar secara terus menerus tanpa motivasi dari luar dirinya merupakan motivasi intrinsik, motivasi ini sangat penting dalam aktivitas belajar. Namun, seseorang tidak mempunyai keinginan untuk belajar, dorongan dari luar dirinya merupakan motivasi ekstrinsik yang diharapkan. Oleh karena itu, motivasi ekstrinsik diperlukan bila motivasi intrinsik tidak ada dalam diri seseorang sebagai subjek belajar.

  Secara umum hasil belajar dapat diartikan sebagai dorongan atau keinginan. Hasil belajar adalah kemampuan peserta didik setelah menerima pengalaman belajar melalui interaksi yaitu proses pembelajaran kemudian hasil akhirnya disebut hasil belajar.

3.3. Prosedur Penelitian

  Penelitian ini dilakukan melalui beberapa siklus, dengan target meningkatnya motivasi dan hasil belajar sebanyak 90% dari jumlah peserta didik kelas VIII B, artinya dari 36 peserta didik terdapat 32 anak yang meningkat motivasi dan hasil belajarnya. Toleransi 4 anak yang belum mencapai target adalah anak-anak yang dirasa memang tidak mampu mengikuti proses pembelajaran dengan baik dan hasil belajarnya belum mencapai tingkat ketuntasan yang ditentukan akibat faktor-faktor lain yang memengaruhi.

  Apabila penelitian siklus pertama belum mencapai persentase yang ditargetkan maka dilakukan evaluasi perbaikan untuk dilanjutkan kedalam siklus dilakukan siklus lanjutan. Jadi penelitian akan berhenti jika sudah mendapat presentase hasil 90% dari jumlah peserta didik sudah mengalami peningkatan motivasi dan hasil belajar. Setiap siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Masing-masing siklus dilaksanakan sebanyak tiga kali pertemuan, untuk melihat peningkatan motivasi belajar dilakukan pengisian lembar observasi oleh guru mata pelajaran IPS yang bersangkutan dan pengisian angket oleh peserta didik disetiap akhir siklusnya.

  Sebelum penelitian dilakukan, peneliti melakukan observasi di kelas VIII B SMP Negeri 2 Suruh untuk mengetahui tingkat motivasi belajar selama proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Peneliti juga melakukan wawancara terstruktur kepada salah satu guru IPS disana untuk mengetahui hasil belajar peserta didik. Berdasarkan observasi dan wawancara yang telah dilakukan, maka peneliti berusaha untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar pada mata pelajaran IPS dengan menggunakan model belajar Team Game Turnament (TGT) berbantu media powerpoint berbasis video. Dengan ini prosedur PTK secara rinci dapat diuraikan sebagai berikut.

3.3.1. Siklus Pertama

  3.3.1.1.Perencanaan

  Tahap pertama dalam siklus satu ini adalah menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang akan diajarkan sesuai dengan SK 5 yaitu Memahami usaha persiapan kemerdekaan dengan KD 5. 1 Menjelaskan Proses Persiapan Kemerdekaan Indonesia.

  3.3.1.2.Pelaksanaan dan Pengamatan

  Pada tahap pelaksanaan terdiri dari tiga pertemuan yaitu, kegiatan awal, inti, dan penutup. Tahap observasi dilakukan oleh guru mata pelajaran IPS dengan mengisi lembar observasi yang telah disiapkan oleh peneliti.

  3.3.1.3.Refleksi

  kegiatan pembelajaran dari pertemuan pertama di siklus pertama. Adapun refleksi dilakukan sebagai berikut:

  1. Melakukan evaluasi terhadap motivasi belajar dan ketepatan waktu dalam setiap tahap pelaksanaan.

  2. Membahas hasil evaluasi.

  3. Memperbaiki pelaksanaan tindakan kelas sesuai hasil dari evalusi yang dilakukan agar siklus berikutnya hasilnya menjadi lebih baik lagi.

3.3.2. Siklus Kedua

  3.3.2.1.Perencanaan

  Tahap pertama dalam siklus dua ini adalah menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang akan diajarkan sesuai dengan SK 5 yaitu Memahami usaha persiapan kemerdekaan dengan KD 5. 2 Mendeskripsikan Peristiwa-Peristiwa Sekitar Proklamasi dan Proses Terbentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia.

  3.3.2.2.Pelaksanaan dan Pengamatan

  Pada tahap pelaksanaan terdiri dari tiga pertemuan yaitu, kegiatan awal, inti, dan penutup. Tahap observasi dilakukan oleh guru mata pelajaran IPS dengan mengisi lembar observasi yang telah disiapkan oleh peneliti.

  3.3.2.3.Refleksi

  Peneliti melakukan refleksi pembelajaran yang telah berlangsung terhadap kegiatan pembelajaran dari pertemuan pertama sampai pertemuan kedua di siklus kedua. Adapun refleksi dilakukan sebagai berikut: 1.

  Melakukan evaluasi terhadap motivasi belajar dan hasil belajar, ketepatan waktu dalam setiap tahap pelaksanaan. Membahas hasil evaluasi.

3. Memperbaiki pelaksanaan tindakan kelas sesuai hasil dari evalusi yang dilakukan agar siklus berikutnya hasilnya menjadi lebih baik lagi.

3.4. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data 3.4.1. Teknik Pengumpulan Data

  Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik tes dan nontes. Teknik tes dilakukan dengan menjawab soal mengenai materi tentang usaha persiapan kemerdekaan, sedangkan teknik nontes dilakukan dengan menggunakan lembar observasi dan kuesioner. Teknik tes dilakukan dalam bentuk soal pilihan ganda dan uraian untuk memperoleh data hasil belajar peserta didik, sedangkan teknik nontes dalam bentuk observasi untuk memperoleh data terhadap pelaksanaan tindakan kelas yang menggunakan model belajar Team Game

  

Tournament (TGT) dan lembar kuesioner untuk memperoleh data tentang tingkat

motivasi peserta didik.

  3.4.2. Instrumen Pengumpulan Data

  Instrumen yang digunakan adalah instrumen tes, lembar observasi dan kuesioner. Instrumen tes berisi tes formatif bentuk pilihan ganda dan uraian, lembar observasi berisi aktivitas guru dan peserta didik dalam kegiatan pembelajaran dikelas pada mata pelajaran IPS Kelas VIII B di SMP Negeri 2 Suruh dengan menggunakan model belajar kooperatif tipe Team Game

  

Tournament (TGT) berbantu media powerpoint berbasis video sedangkan untuk

  instrumen kisi-kisi kuesioner mencakup indikator-indikator tentang motivasi dalam mengikuti pembelajaran IPS. Adapun paparan lembar observasi guru dan peserta didik, kisi-kisi kuesioner, berserta kisi-kisi soal terlampir.

  3.4.3. Validitas dan Reliabilitas Instrumen

3.4.3.1.Validitas Instrumen

  Setelah menyusun instrumen selanjutnya peneliti melakukan uji coba. Uji coba ini dilakukan untuk mengetahui apakah instrumen yang telah disusun benar- artinya alat yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Menurut Sugiyono (2015:173), valid yaitu instrumen mampu untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Validitas dilakukan agar soal layak untuk dikerjakan peserta didik. Sebelum soal dikerjakan oleh peserta didik peneliti melakukan uji coba soal agar ditemuinya soal yang valid. Pengujian dilakukan di SMP N 2 Suruh di kelas VIII B, uji validitas menggunakan SPSS 16. 0 for windows.

  Rentang Indeks Validitas

  No. Indeks Interpretasi

  1. 0, 81 Sangat Tinggi

  • – 1, 00 2. 0, 61 Tinggi – 0, 80

  3. 0, 41 Cukup

  • – 0, 60 4. 0, 21 Rendah – 0, 40

  5. 0, 00 Sangat Rendah

  • – 0, 20

  (Wardani, dkk, 2012:344) Peneliti menetapkan kevaliditasan soal ataupun kuesioner yang digunakan pada rentang 0, 20-1, 00. Uji validitas bertujuan agar soal yang akan dibuat untuk evaluasi valid, jadi jika uji coba soal pertama tidak mencapai hasil yang valid maka akan dilakukan uji soal yang kedua kalinya, tetapi jika uji validitas dan reliabilitas soal pertama sudah valid maka tidak perlu dilakukan lagi uji coba soal selanjutnya.

3.4.4. Reliabilitas Instrumen

  Reliabilitas adalah ketepatan soal atau konsistensi (keajegan) terhadap soal yang akan diujikan dengan waktu yang berbeda. Reliabilitas dapat diartikan sebagai ketetapan nilai yang diperoleh peserta didik pada kesempatan yang sama, waktu yang berbeda dan soal yang sama. Penelitian ini menetapkan soal ataupun kuesioner yang digunakan pada rentang 0, 4-1, 00. Uji reliabilitas akan digunakan menggunakan SPSS versi 16. 0 for windows.

  Rentang Indeks Reliabilitas

  No. Indeks Interpretasi

  1. 0. 80 Sangat Reliabel

  • – 1. 00 2. < 0. 80 Reliabel – 0. 60

  3. < 0. 60 Cukup reliabel

  • – 0. 40 4. < 0. 40 Agak reliabel
  • – 0. 20 5. < 0. 20 Kurang reliabel

  (Wardani, dkk, 2012: 246)

3.4.5. Tingkat Kesukaran Soal

  Menurut (Arikunto, 2012: 222-223) soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sulit. Soal yang terlalu mudah tidak merangsang peserta didik untuk mempertinggi usaha memecahkannya, sebaliknya soal yang terlalu sukar akan membuat peserta didik putus asa dalam mengerjakannya. Agar soal tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sulit maka perlu dihitung tingkat kesukaran soal dan pengujian menggunakan SPSS versi 16. 0 for windows.

  Adapun rumus untuk menghitung tingkat kesukaran soal sebagai berikut: P = B/JS

  Dimana: P = Tingkat kesukaran soal B = Banyaknya peserta didik yang menjawab soal dengan benar JS = Jumlah seluruh peserta tes Menurut ketentuan yang sering diikuti, indeks kesukaran sering diklasifikasikan sebagai berikut menurut Arikunto, (2012:210). Peneliti menetapkan rentang nilai 0, 10-1, 00 sebagai ukuran tingkat kesukaran soal.

  Rentang Nilai Tingkat Kesukaran Soal Rentang Nilai Tingkat Kesukaran

  0, 00-0, 30 Sukar 0, 31 Sedang

  • – 0, 70 0. 71 Mudah – 1. 00 3.5.

   Indikator Kinerja

  Sebagai patokan keberhasilan meningkatnya motivasi belajar pada mata

  pelajaran IPS kelas VIII B SMP Negeri 2 Suruh menggunakan model belajar kooperatif tipe TGT dengan kriteria keberhasilan 90% dari seluruh peserta didik kelas VIII B dengan kriteria mencap ai KKM yang telah ditentukan yaitu (nilai ≥ 76). Toleransi 4 anak yang belum mencapai target adalah anak-anak yang dirasa memang tidak mampu mengikuti proses pembelajaran dengan baik dan hasil belajarnya kurang dari kriteria ketuntasan yang ditargetkan akibat berkebutuhan khusus atau faktor lain yang memengaruhinya.

3.6. Teknik Analisis Data

  Statistik deskriptif adalah teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu teknik statistik persentase yang membandingkan motivasi belajar dengan hasil belajar mata pelajaran IPS berdasarkan ketuntasan antara pra siklus, siklus 1, siklus 2, dan siklus 3 (jika dilakukan).

  Rumus untuk mengukur ketuntasan belajar adalah sebagai berikut: P = F/N x 100 %

  Keterangan: P: Jumlah peserta didik yang mencapai KKM (%)

  F: Frekwensi peserta didik yang mencapai KKM N: Jumlah keseluruhan peserta didik dalam satu kelas

Dokumen yang terkait

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan Gaya Belajar dan Motivasi Belajar dengan Hasil Belajar IPS Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Getasan Semester II Tahun Pelajaran 2017/2018

0 1 47

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan Gaya Belajar dan Motivasi Belajar dengan Hasil Belajar IPS Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Getasan Semester II Tahun Pelajaran 2017/2018

0 1 46

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Peserta Didik Melalui Model Belajar Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT) pada Mata Pelajaran IPS Kelas

0 0 10

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Peserta Didik Melalui Model Belajar Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT) pada Mata Pelajaran IPS Kelas VIII di SMP Kristen 04 Salatiga Semester

0 0 18

BAB III METODE PENELITIAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Peserta Didik Melalui Model Belajar Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT) pada Mata Pelajaran IPS Kelas VIII di SMP K

0 0 20

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Peserta Didik Melalui Model Belajar Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT) pada Mata Pelajaran IPS Kelas

0 0 36

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Peserta Didik Melalui Model Belajar Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT) pada Mata Pelajaran IPS Kelas VIII di SMP Kristen 04 Salatiga Semester

0 0 17

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Peserta Didik Melalui Model Belajar Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT) pada Mata Pelajaran IPS Kelas VIII di SMP Kristen 04 Salatiga Semester

0 6 66

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Motivasi dan Hasil Belajar dengan Model Pembelajaran Team Game Tournament (TGT) Berbantu Media Powerpoint Berbasis Video pada Mata Pelajaran

0 0 6

BAB II LANDASAN TEORI 1.1. Kajian Teori 1.1.1. Hakikat IPS - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Motivasi dan Hasil Belajar dengan Model Pembelajaran Team Game Tournament (TGT) Berbantu Media Powerpoint Berbasis Video

0 0 16