BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Peserta Didik Melalui Model Belajar Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT) pada Mata Pelajaran IPS Kelas

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Profil SMP Kristen 04 Salatiga

  Penelitian tindakan kelas dilaksanakan di SMP Kriten 04 Salatiga, yang terletak di Jalan Tentara Pelajar no 4 kota Salatiga. SMP Kristen 04 Salatiga merupakan lembaga pendidikan yang bernaung dibawah Yayasan Kemakmuran Rejeki dan berakreditasi B. Sekolah ini dikepalai oleh Drs. Raharjo dibantu oleh 4 guru tetap dan staff yang bergabung dalam lembaga pendidikan ini. Jumlah keseluruhan peserta didik dalam sekolah ini adalah 66 peserta didik terdiri dari 44 peserta didik laki-laki dan 22 peserta didik perempuan. Sekolah ini juga mempunyai 3 ruang kelas, 1 ruang perpustakaan, 1 ruang laboraturium, 1 ruang kantor, dan 1 kantin sekolah. Kurikulum yang digunakan di sekolah ini adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan atau yang lebih terkenal dengan istilah KTSP.

  Sekolah ini mempunyai visi yaitu menjangkau anak-anak yang tidak terjangkau agar mampu mengenali talentanya dan mengembangkannya dengan landasan kasih dan misinya adalah menylenggarakan pendidikan berdasarkan kasih sebagai sarana pengembangan kreatifitas diri anak dalam rangka mempersiapkan diri menjadi penerus bangsa yang terampil, beriman, berwawasan kebangsaan dan martabat. Visi dan misi yang dipunya lembaga pendidikan ini memang terlihat bahwa sekolah ini ingin menerapkan kasih dan pelayannya bagi orang-orang yang membutuhkan. Sekolah ini membebaskan biaya pendidikan bagi peserta didiknya, karena sebagian besar peserta didik disini dari kalangan yang secara finansial tidak mampu.

  Pembebasan biaya dilakukan sekolah ini agar peserta didik mampu mengenyam pendidikan dan mempunyai wawasan dalam pengetahuannya sehingga dapat digunakan untuk masa depannya kelak.

  Pada waktu peneliti melakukan observasi di sekolah, terlihat kesungguhan mereka untuk sekolah terlihat ketika mereka berangkat sekolah tepat waktu walaupun masih beberapa peserta didik yang terlambat masuk sekolah. Kesadaran akan kebersihan pada peserta didik sangat tinggi yaitu terlihat ketika mereka piket membersihkan ruang kelas mereka masing masing dan membuang sampah pada tempatnya, sehingga lingkungan yang tercipta adalah bersih dan nyaman untuk belajar. Disamping itu sekolah menerapkan rasa nasionalisme yang tinggi terhadap peserta didik agar peserta didik selalu mencintai dan melindungi Negaranya, hal itu dilakukan dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya setiap hari sebelum memulai kegiatan pembelajaran. Selain itu guru juga mempunyai kesadaran akan ketepatan waktu terlihat ketika mereka datang dan pulang sesuai dengan jam kerja, serta staff Smp Kristen 04 yang selalu memberikan pelayanan terhadap peserta didiknya dengan baik.

4.2 Pelaksanaan Tindakan

  Tindakan pada penelitian ini adalah dengan melakukan praktik mengajar yang dilakukan di SMP Kristen 04 Salatiga kelas VIII Semester II tahun pelajaran 2017/

  2018. Jumlah peserta didik dalam kelas tersebut adalah 21 yang terdiri dari 8 perempuan dan 13 laki- laki. Mata pelajaran yang digunakan untuk mengajar yaitu

  IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial) dengan kompetensi dasar Memahami usaha persiapan kemerdekaan, pelaksanaan mengajar dilakukan dengan mengunakan model belajar (NHT).

  Numbered Heads Together

4.2.1 Kondisi Awal ( Pra Siklus)

  Kondisi awal adalah kondisi dimana sebelum dilakukannya perlakuan atau tindakan didalam kelas. Sebelum dilakukannya tindakan, peneliti melakukan observasi untuk melihat keadaan awal peserta didik ketika melalui proses pembelajaran IPS. Observasi dilakukan untuk mendapatkan data awal mengenai motivasi belajar dan hasil belajar peserta didik. Pada saat itu kegiatan pembelajaran berlangsung selam dua jam pelajaran, dalam mengajar guru menggunakan model ceramah dan membaca. Pada 20 menit pertama peserta didik masih fokus belajar dengan memperhatikan ketika guru menerangkan, namun setelah menit berikutnya samapai jam pelajaran habis terlihat ada peserta didik yang berbicara dengan teman disekeliling tempat duduk, terdapat juga peserta didik yang meletakkan kepala di atas meja, ada juga yang asik sendiri menggangu temannya yang sedang belajar, dan terdapat peserta didik berjalan-jalan dikelas dengan alasan meminjam pengapus, bolpin ke peserta didik yang lain, dari semua peserta didik hanya beberapa saja yang masih tetap memperhatikan ketika guru mengajar.

  Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa peserta didik mereka mengungkapkan bahwa pembelajaran monoton, membosankan dan beberapa pokok bahasan ada yang sulit utuk dipahami. Peneliti juga melakukan wawancara dengan guru, guru menyatakan bahwa ada tiga atau empat peserta didik yang sulit untuk memahami materi dibandingkan dengan peserta didik yang lainya sehingga memerlukan pehatian khusus untuk peserta didik tersebut, terdapat juga peserta didik yang sulit untuk di ajak interaksi dan tidak mau melaksanakan tugas yang diberikan guru. Kondisi tersebutlah yang menggambarkan keadaan awal motivasi dalam belajar peserta didik.

  Sedangkan untuk mendapatkan data hasil belajar pada mata pelajaran IPS peneliti memperolehnya melalui nilai hasil ulangan ahir kompetensi dasar (KD) 4.

  Berdasarkan data yang diperoleh terdapat 57% peserta didik belum tuntas KKM yang telah ditetapkan yaitu 70, sedangkan peserta didik yang tuntas berjumlah 43 %, dari hasil nilai tersebut maka nilai rata-rata IPS kelas VIII berjumlah 62. Sesuai hasil belajar yang rendah terlihat dari hasil ulangan ahir KD 4 kelas VIII SMP Kristen 04 Salatiga, maka peneliti melakukan penelitian tindakan kelas sesuai dengan susunan kegiatan penelitian yang telah dipaparkan dibab sebelumnya. Penelitian tindakan kelas ini menggunakan model pembelajaran NHT pada mata pelajaran IPS kelas VIII untuk meningkatkan motivasi belajar dan hasil belajar.

4.2.2 Siklus Pertama (Siklus I)

  Praktik mengajar siklus I dilakukan dua kali pertemuan, pertemuan pertama dua jam pelajaran sedangkan pertemuan kedua tiga jam pelajaran karena pada pertemuan kedua akan dilakukan tes evaluasi pembelajaran dan pengisian angket motivasi belajar. Materi pelajaran siklus I membahas mengenai proses persiapan Negara Kesatuan Republik Indonesia, berikut adalah rincian dari siklus I:

  4.2.2.1 Perencanaan

  Perencanaan yang dilakukan peneliti sebelum mengajar adalah menyusun RRP sesuai dengan kompetensi dasar yang akan diajarkan yaitu memahami usaha persiapan kemerdekaan, menyusun instrumen penilaian, menetapkan indikator pencapaian dan menyusun angket motivasi belajar.

  4.2.2.2 Pelaksanan

  1. Tahap Persiapan Tahap persiapan pada siklus I adalah sebagai berikut:

  a) Membuat rancangan kegiatan pembelajaran dengan penerapan model belajar NHT didalamnya (RPP terlampir).

  b) Membuat lembar observasi guru dan peserta didik selama kegiatan pembelajaran dilakukan (terlampir).

  c) Membuat alat evaluasi yang akan dilakukan peserta didik secara mandiri pada setiap ahir siklus (terlampir). d) Membuat media pembelajaran.

  e) Membuat angket motivasi belajar (terlampir).

  2. Tahap Pelaksanaan Tindakan Pada penelitian ini, peneliti berperan sebagai guru dan guru mata pelajaran IPS berperan sebagai observer untuk menilai dan mengamati kegiatan pembelajaran yang berlangsung. penerapan model belajar NHT dilakukan pada setiap pertemuannya, terdapat juga perbedaan waktu pelaksanaan antara pertemuan pertama dan kedua, pertemuan pertama dilakukan dua jam mata pelajaran sedangkan pertemuan kedua dilakukan tiga jam pelajaran karena pada ahir pelajaran pertemuan kedua peserta didik akan melakukan tes evaluasi pembelajaran dan mengisi angket motivasi belajar. Berikut adalah uraian pelaksanaan siklus I: I.

  Pertemuan Pertama Tindakan pada pertemuan pertama siklus I dilakukan pada hari Kamis, 9

  Februari 2018 dengan beberapa kegiatan sebbagai berikut: 1)

  Kegiatan awal Pertemuan pertama siklus 1 dilakukan pada jam pelajaran ke 1-2.

  Kegiatan awal dilaksanakan selama 10 menit,pada kegiatan awal ini guru mengucapkan salam dan membacakan renungan pagi kemudia siswa berta guru menyanyikan lagu Indonesia Raya. Setelah itu guru mengabsen kehadiran siswa, Sebelum masuk ke kegiatan inti Guru menyampaikan tujuan dari pembelajaran yang akan dilakukan selama pertemuan pertama berlangsung.

  2) Kegiatan Inti

  Pada kegiatan inti ini proses pembelajaran berlangsung selama 60 menit. Materi yang disampaikan guru adalah menjelaskan terbentuknya BPUPKI dan PPKI, tokoh-tokoh yang terlibat dalam BPUPKI dan PPKI dan alasan pemuda menculik Soekarno- Hatta. Setelah guru menerangkan materi, guru memberikan waktu kepada peserta didik untuk menanyakan materi yang belum dipahami. Untuk memperdalam pemahaman peserta didik mengenai materi pembelajaran hari ini, guru memberikan intruksi kepada seluruh peserta didik di kelas agar membentuk kelompok menjadi 5 kelompok dengan berhitung 1-4.

  Setiap kelompok yang terbentuk akan mendapatkan nomer kepala 1- 4,nomer tersebut akan dipakai dikepala peserta didik dalam kelompok, kemudian Guru memberikan lembar kertas yang akan isi skor perolehan nilai. Model pembelajaran NHT ini menggunakan soal benar salah dalam pelaksanaannya, peserta didik yang menjawab harus mampu memberikan alasan atau penjelasan dari jawaban yang dipilih.

  Guru membacakan soal benar salah kemudian peserta didik dalam kelompok bersiskusi menentukan jawaban yang benar dan tepat. Setelah itu, guru akan memanggil nomor kepala yang sama pada setiap kelompoknya, nomor yang terpanggil harus mampu memberikan jawaban dan penjelasannya, contohnya guru memanggil nomor 1 jadi setiap peserta didik yang berkepala nomor 1 dalam masing-masing kelompok harus berdiri dan menjawabnya. Setelah itu, guru membahas jawaban yang benar dari soal yang dibacakannya, jika perserta didik dalam kelompok mampu menjawab benar maka akan medapatkan skor 1 sedangkan yang menjawab salah tidak akan mendapat skor atau skor 0, kemudian peserta didik akan menuliskan skor perolehannya didalam lembar kertas yang telah diberikan guru. Begitu seterusnya soal dibacakan sampai semua soal habis. Masing- masing kelompok menghitung jumlah skor yang diperoleh, skor tersebut akan menjadi nilai tugas dikelas.

  3) Kegiatan Akhir

  Kegiatan ahir dilakukan selama 15 menit, dalam kegiatan ini guru beserta peserta didik membuat kesimpulan pembelajaran hari ini, mencatat rangkuman dan melakukan refleksi pada pembelajaran yang telah dilakukan hari ini. Sebelum kegiatan pembelajaran diakhiri Guru memberikan tugas kepada peserta didik untuk mempelajari materi selanjutnya mengenai alasan pemuda menculik Soekarno-Hatta.

  II. Pertemuan Kedua

  Pertemuan kedua siklus I dilakukan hari Jumat, 15 Februari 2018 pada jam pelajaran 1-3. Berikut adalah rancangan kegiatan pada pertemuan kedua.

  1) Kegiatan Awal

  Kegiatan awal dilaksanakan selama 10 menit, kegiatan ini dimulai dengan guru mengucapkan salam dan membacakan renungan pagi kemudian dilanjutkan dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya secara bersama-sama. Sebelum masuk ke materi yang akan disampaikan mengenai latar belakang pemuda menculik Soekarno-Hatta, guru terlebih dahulu mengabsen kehadiran peserta didik. Untuk memperdalam pemahaman peserta didik mengenai materi belajar minggu lalu, guru beserta peserta didik mengulas kembali materi yang sudah dipelajari.

  Selanjutnya, guru menyampaikan tujuan pembelajaran hari ini. 2)

  Kegiatan Inti Kegiatan inti dilaksanakan selama 85 menit. Guru menjelaskan materi mengenai latar belakang pemuda menculik Soekarno-Hatta, guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya mengenai pokok bahasan yang belum dipahami. Seperti pertemuan minggu lalu, peserta didik kembali membentuk kelompok menjadi 5 kelompok yang terdiri dari 4 peserta didik tiap kelompoknya, masing-masing kelompok akan mendapatkan nomor kepala 1-4 yang akan dipakai dikepala peserta didik.

  Pelaksanaan model belajar NHT ini menggunakan jenis soal benar salah, kemudian guru membacakan soal benar salah dan masing-masing kelompok berdiskusi menentukan jawaban yang benar beserta penjelasannya. Setelah itu, guru menunjuk salah satu nomer, nomer yang disebutkan guru harus berdiri maju kedepan dan bersedia menjawab soal benar salah beserta penjelasannya, setelah masing-masing kelompok menjawab soal tersebut guru menyampaikan penjelasan mengenai jawaban yang benar. Jika jawaban benar akan mendapatkan skor nilai 1 dan jika salah akan mendapatkan skor 0, jawaban tersebut kemudian ditulis dilembar kertas.

  Pertemuan kedua siklus I ini peserta didik melakukan tes evaluasi hasil belajar. hasil dari pengerjaan soal evaluasi merupakan ukuran keberhasilan dari penelitian siklus I ini. Berdasarkan proses belajar siklus I yang dilakukan selama dua kali pertemuan dengan menerapkan model belajar kooperatif tipe NHT,maka didapatkan data nilai hasil belajar sebagai berikut: terdapat 12 dari 21 peserta didik yang tuntas KKM, sedangkan masih terdapat 9 peserta didik yang belum mencapai KKM. Terdapat satu peserta didik mendapatkan nilai tertinggi yaitu 93 dan empat peserta didik mendapatkan nilai terendah yaitu 43, sedangkan untuk rata-rata nilai hasil belajar siklus I adalah 66.6.

  3) Kegiatan Akhir

  Kegiatan akhir dilakukan selama 25 menit. Pada kegiatan akhir ini, guru bersama peserta didik membuat kesimpulan mengenai pembelajaran hari ini, kemudian peserta didik mencatat rangkuman dari materi yang sudah dibahas dan melakukan refleksi dari kegiatan belajar yang telah dilakukan hari ini. Sebelum kegiatan pembelajaran diahiri guru memberikan lembar yang berisi angket mengenai motivasi belajar peserta didik, angket tersebut akan diisi peserta didik gunanya untuk mengetahui tanggapan dari peserta didik mengenai motivasi belajar setelah mengikuti kegiatan belajar dengan penerapan model belajar NHT.

  3. Tahap Observasi/ Pengamatan Penilaian observasi kinerja guru pada siklus I pertemuan pertama terdapat satu aspek belum terlaksana yaitu memberikan soal tes evaluasi, pada pertemuan pertama tidak dilakukan karena soal tes evaluasi hanya dilakukan pada pertemuan kedua. Untuk penilaian observasi peserta didik terdapat dua aspek yang belum terlaksana yaitu tidak memperhatikan arahan yang diberikan guru dan tidak mau maju kedepan ketika dipanggil karena malu. Sedangkan pada siklus I pertemuan kedua semua kegiatan yang dilakukan guru dan peserta didik sudah terlaksana.

  4. Tahap Refleksi Pada tahap ini, peneliti melakukan releksi terhadap motivasi belajar dan hasil belajar peserta didik yang sudah dilakukan pada siklus I sebagai berikut: 1)

  Berdasarkan pengisian angket yang telah dilakukan oleh peserta didik pada siklus I, didapatilah hasil dari motivasi belajar peserta didik. Dari Keseluruhan peserta didik terdapat 25 peserta didik yang memperoleh skor nilai ≥ 3. Jika di presentasekan menjadi 72%, hasil tersebut belum melampaui indikator ketercapaian motivasi belajar yang ditetapkan. Maka dari itu peneliti perlu berupaya memperbaiki untuk kegiatan pembelajaran berikutnya sehingga hasil yang diharapkan dapat tercapai. 2)

  Hasil belajar peserta didik pada siklus I ini diperoleh melalui tes formatif bebentuk pilihan ganda yang berjumlah 14 soal. Hasil yang diperoleh adalah 12 dari 21 peserta didik tuntas KKM sedangkan 9 peserta didik belum tuntas KKM yang telah ditentukan, dengan ini maka diperlukannya perbaikan untuk siklus berikutnya supaya ketuntasan dari seluruh peserta didik dapat mencapai 80%. Pada siklus I ini masih terdapat satu hal yang kurang sesuai dari rancangan kegiatan yang telah ditentukan, yaitu kurang tepatnya penggunaan waktu pada pertemuan pertama, hal ini dikarenakan peserta didik masih bingung dan belum paham mengenai penggunaan model belajar sehingga waktu yang digunakan melebihi dari waktu yang ditentukan.

  3) Pada saat model belajar NHT diterapkan masih terdapat beberapa peserta didik yang tidak berdiskusi dengan kelompoknya sehingga pada saat mendapat giliran menjawab dan maju kedepan peserta didik tersebut tidak bisa menjawab atau menjawab asal-asalan. Ketika pembagian kelompok terdapat beberapa peserta didik yang jalan kesana kemari mengangu temanya, dan ada juga peserta didik yang tidak ingin satu kelompok dengan peserta didik tertentu hal tersebut membuat lama waktu pembentukan kelompok.

  4) Penggunaan waktu dalam pembelajaran masih kurang tepat, karena peserta didik masih bingung dengan penerapan model NHT. Hal tersebut membuat penggunaan waktu tidak sesuai dengan RPP.

  Berasarkan hasil pelaksanaan kegiatan pembelajaran siklus I, masih terdapat beberapa siswa belum memahami penerapan model belajarNHT, tidak berdiskusi dengan kelompoknya, dan berlari kesana kemari menganggu temannya. Namun dalam hasil belajar peserta didik pasa siklus I ini terdapat peningkaran dari konsidi awal 43% menjadi 61%. Diketahui dari hasil siklus I masih terdapat kekurang yaitu kurangnya kerja sama dalam kelompok dan mengandalkan teman yang pandai untuk menjawabnya. Maka dari itu peneliti akan memperbaiki dan melakukan tindakan selanjutnya pada siklus II agar hasil belajar peserta didik dapat meningkat dan melebihi yang ditargetkan. Berikut adalah hal-hal yang harus diperbaiki pada silus II: a) Memastikan kepahaman peserta didik agar pada saat pelasanaan penggunaan model belajar NHT peserta didik tidak kebingungan dan menggunakan waktu melebihi dari yang ditetapkan.

  b) Menegur dan mengingatkan peserta didik yang tidak memperhatikan pelajaran dan menggangu peserta didik lainnya.

  c) Mengubah cara menjawab soal benar salah dengan cara mencari jawaban yang sudah disediakan guru kemudian menempelkannya di lembar kerja yang sudah disediakan didepan. Hal ini dilakukan karena pada siklus I peserta didik dalam kelompok saling bergantung sehingga hanya sebagian peserta didik saja yang bekerja sama

4.2.3 Siklus Kedua (Siklus II)

  Pada penelitian siklus II ini, kegiatan pembelajaran dilakukan selama dua kali pertemuan dengan menggunakan materi peristiwa proklamasi dan terbentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia. Adapun rinciannya sebagai berikut:

4.2.3.1 Perencanaan

  Pada tahap perencanaan disiklus II ini peneliti menyiapkan berbagai hal seperti materi yang akan diajarkan, media yang akan digunakan dalam proses pembelajaran dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. Hal tersebut dilakukan supaya tujuan dari pembelajaran dapat tercapai yang diharapkan dan hasil belajar dapat meningkat dibandingkan siklus I.

4.2.3.2 Pelaksanaan

  1. Tahap Persiapan Berikut adalah beberapa hal yang dipersiapkan sebelum melaksanakan tindakan: a.

  Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan materi yang akan diajarkan (terlampir).

  b.

  Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan (terlampir).

  c.

  Menyiapkan soal evaluasi yang akan digunakan setelah proses pembelajaran (terlampir).

  d.

  Menyiapkan angket motivasi belajar(terlampir).

  e.

  Menyiapkan lembar observasi guru dan siswa (terlampir).

  2. Tahap Pelaksanaan Tindakan Materi yang digunakan peneliti pada siklus II ini adalah KD 5.2 yaitu menjelaskan peristiwa proklamasi dan terbentuknya Negara Kesatuan Republik

  Indonesia. Berikut adalah tahapan proses pembelajaran pada siklus II: I.

  Pertemuan Pertama Pertemuan pertama pada siklus II dilaksanakan pada Jumat, 23 Februari 2018 melalui kegiatan-kegiatan sebagai berikut: 1)

  Kegiatan Awal

  Pembelajaran dilakukan pada jam pelajaran 1-2, diawali dengan guru mengucapkan salam dan membacakan renungan pagi kemudian dilanjutkan dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya secara bersama- sama yang bertujuan untuk menumbuhkan rasa nasionalisme dalam diri peserta didik. sebelum masuk ke materi pembelajaran guru mengecek kehadiran peserta didik setelah itu guru menyampaikan tujuan dari pembelajaran yang akan dilakukan hari ini. 2)

  Kegiatan Inti Materi yang dijelaskan guru pada pertemuan ini adalah menjelaskan tujuan Jepang membentuk BPUPKI, menjelaskan hasil sidang BPUPKI dan proses penyusunan dasar negara. Sebelum pembagian kelompok guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya mengenai pokok bahasan yang belum dipahami, setelah tidak ada yang akan dipertanyakan guru membagi peserta didik dalam kelompok. Pembagian kelompok ini berbeda dengan siklus I jika pada siklus tersebut pembagian kelompok dilakukan dengan cara berhitung dari 1-4 dipertemuan ini pembagian kelompoknya dilakukan dengan game menyanyikan l agun “ Satu anak Tuhan pergi sekolah minggu ” hal ini dilakukan agar peserta didik tidak bosan dalam pembentukan kelompok belajar karena peserta didik dapat memilih sendiri teman kelompoknya. Setelah kelompok terbentuk guru memberikan nomor kepala yang akan dipakai masing-masing peserta didik, nomor kepala tersebut setiap kelompok terdiri dari 1-4.

  Pada penerapan model belajar NHT ini tidak berbeda dengan siklus I yaitu masih tetap menggunakan tipe soal benar salah. Peserta didik diminta guru untuk berdiskusi agar ketika guru memangil nomor berapapun peserta didik siap untuk menjawabnya, pembacaan soal dilakukan oleh guru kemudian setelah soal dibacakan guru memanggil nomor kepala, nomer yang terpanggil kemudian mencari potongan jawaban yang sudah disediakan guru dan menempelkan jawaban pada lembar kerja yang tertera dimeja depan, pembacaan soal dilakukan terus menurus sampai semua soal terbacakan. Setelah semua selesai, guru beserta peserta didik mencocokan jawaban yang benar atau salah dan memberikan pensekorannya seperti siklus I yaitu jika benar mendapat skoe 1 dan jika salah mendapat skor 0. 3)

  Kegiatan Akhir Pada kegiatan ini guru dan peserta didik membuat kesimpulan dari pembelajaran hari ini dan peserta didik diminta untuk mengungkapkan hal yang disuka dan tidak disuka dalam pembelajaran kemuadian peserta didik mencatat rangkuman. Sebelum mengahiri pertemuan guru memberikan tugas untuk mempelajari materi yang akan dipelajari hari berikutnya.

II. Pertemuan Kedua

  Pertemuan kedua pada siklus II dilaksanakan pada Jumat, 2 Maret 2018 melalui kegiatan-kegiatan sebagai berikut: 1)

  Kegiatan Awal Kegiatan awal dilaksanakan selama 10 menit, guru mengucapkan salam dan membacakan renungan kemudian salah satu peserta didik memimpin doa untuk mengawali kegiatan pembelajaran hari ini. Setelah itu guru beserta peserta didik menyanyikan lagu Indonesia Raya dilanjutkan dengan guru mengabsen kehadiran siswa. Untuk memperdalam ingatan dan pemahaman peserta didik mengenai pertemuan sebelumnya, guru melakukan ulasan ulang mengenai materi yang disampaikan pada pertemuan pertama siklus II, kemudian disampaikannya tujuan pembelajaran hari ini.

  2) Kegiatan Inti

  Kegiatan inti dilakukan selama 95 menit karena akan diadakan tes evaluasi pembelajaran. Materi yang dijelaskan guru pada pertemuan kedua siklus II adalah menjelaskan penyusunan UUD negara Indonesia, pembentukan PPKI dan peranannya didalam proses persiapan kemerdekaan Indonesia. Pembagian kelompok masih sama seperti pertemuan pertama siklus II yaitu dengan menyanyikan lagu “satu anak Tuhan pergi sekolah minggu”. Setelah kelompok terbentuk guru membagikan nomor kepala dan amplop yang berisi jawaban- jawaban.

  Sedikit berbeda dengan pertemuan pertama siklus II, pada pertemuan ini guru membacakan soal kemudian peserta didik bersama kelompoknya harus berdiskusi mencari jawaban yang sesuai. jawaban telah tersedia didalam amplop yang disediakan guru, hal ini dilakukan guru agar perseta didik lebih teliti memilih jawaban yang benar dan mampu bekerja sama dengan kelompoknya. Setelah jawaban ditemukan, guru memanggil nomor tertentu untuk menjawab dan menempelkan di lembar kerja yang berada didepan, pembacaan soal dilakukan sampai semua terbacakan. Setelah selesai guru dan siswa mencocokan jawaban yang benar dan salah, penilaiannya jika benar diberi nilai 1dan jika salah diberi nilai 0. Kemudia Guru memberikan tes evaluasi pembelajaran dengan bahan materi yang sudah dibahas untuk menilai hasil belajar peserta didik.

  3) Kegiatan Akhir

  Kegiatan ahir dilakukan selama 15 menit, guru bersama peserta didik menyimpulkan hasil dari kegiatan belajar hari ini dan melakukan refleksi kemudian mencatat rangkuman.

3. Tahap Observasi/ Pengamatan

  Pada tahap observasi disiklus II ini semua kegiatan guru dari pertemuan pertama sampai kedua semua aspek terlaksana, begitu juga dengan kegiatan yang dilakukan peserta didik semua aspek terlaksana semua. Hal ini membuktikan bahwa siklus II lebih baik dibandingkan siklus I.

4. Tahap Refleksi

  Pada siklus II ini, hasil analisis motivasi belajar mengalami kenaikan. Dari data analisi hanya terdapat 2 peserta didik yang tidak memperoleh skor nilai rata- rata ≥3.

  Presentase hasilnya adalah 90%, sehingga terjadi kenaikan sebesar 18% dari siklus I. presentase tersebut membuktikan bahwa indikator ketercapaian motivasi belajar yaitu 80% sudah tercapai di siklus II.

  Sedangkan untuk analisis hasil belajar siklus II terdapat 18 peserta didik tuntas KKM sedangkan 3 peserta didik belum tuntas KKM. Berdasarkan hasil konsultasi dengan guru matapelajaran IPS dan wali kelas ternyata dari 3 peserta didik yang belum tuntas tersebut memang lambat untuk memahami materi pelajaran dan ketika diberi tugas peserta didik tersebut hampir tidak pernah mengerjakannya karena alasan lupa. Masalah tersebut dapat diatasi melalui perhatian guru terhadap peserta didik tersebut melalui penambahan waktu khusus untuk penyampain materi .

  Presentase dari penelitian siklus ini jika dilihat dari seberapa besar yang sudah mencapai KKM dapat disimpulkan bahwa ketuntasan dari keseluruhan peserta didik sudah melebihi target. Ketuntasan hasil belajar yang ditargetkan peneliti adalah 80% sedangkan ketuntasan hasil belajar siklus II mencapai 86%.

4.3 Hasil Analisis Data

  Pada bagian ini peneliti akan memaparkan analisis data motivasi belajar pra siklus, siklus I dan siklus II, sedangkan hasil belajar akan dipaparkan hasil dari pra siklus, siklus I, dan siklus II sebagai berikut:

4.3.1 Motivasi Belajar Pra Siklus

  Hasil dari observasi yang peneliti lakukan ketika mengikuti kegiatan belajar mengajar pada matapelajaran IPS di kelas VIII SMP Kristen 04 Salatiga menunjukan kurang antusias dan bersemangat dalam belajar. Hal itu terlihat ketika peserta didik tidak memperhatikan guru mejelaskan materi, bahkan ketika guru memberikan pertanyaan tidak ada peserta didik yang mau menjawab. Pada saat guru meminta salah satu peserta didik untuk membacakan materi, peserta didik tersebut melakukannya dengan terpaksa terlihat dengan cara membacanya yang lirih dan badan disenderkan meja. Peserta didik dikelas hanya mendengarkan, dan sebagian kecil saja yang mau mencacat materi yang diberikan guru tersebut, tidak sedikit pula yang berbicara dengan teman disekeliling tempat duduknya, terdapat juga peserta didik berjalan-jalan dikelas dengan alasan ingin meminjam penghapus dan ijin kebelakang. Kegiatan belajar tersebut terlihat tidak kondusif ditambah dengan peserta didik yang menyenderkan kepalanya dimeja. Dari keadaan tersebutlah dapat tergambar bagaiaman motivasi belajar dari peserta didik.

4.3.2 Analisis Hasil Belajar Pada Kondisi Awal (Pra Siklus)

  Data pra siklus diperoleh peneliti melalui hasil ulangan ahir KD 4. Berdasarkan data terdapat 9 dari 21 peserta didik tuntas KKM dengan presentase 43% dan 12 peserta didik belum tuntas KKM dengan presentase 57%. Terdapat 3 peserta didik mendapat nilai tertinggi yaitu 90 dan 3 peserta didik mendapat nilai terendah 50 sehingga rata-rata nilai IPS adalah 62. Berikut adalah tabel ketuntasan hasil belajar pra siklus:

  Tabel 4.1 Hasil Belajar IPS Peserta didik Pra Siklus

  Nilai frekuensi Presentase Keterangan

  9 43% Tuntas ≥ 70 < 70 12 57% Tidak tuntas

  Jumlah 21 100 Rata-rata kelas

  6.2 Sumber: hasil nilai ulangan IPS terahir kelas VIII

Tabel 4.2 tersebut memaparkan ketuntasan hasil belajar pra siklus mata

  pelajaran IPS peserta didik kelas VIII di SMP kristen 04 Salatiga. Penjelasanya sebagai berikut: 9 perserta didik tuntas KKM yang telah ditetapkan dengan presentase 43% dan 12 dari 21 peserta didik tidak tuntas KKM dengan presentase 57%, jika dirata-rata nilai hasil belajar mata pelajaran IPS adalah sebesar 62. Sebagai berikut peneliti juga akan menyajikan ketuntasan hasil belajar peserta didik dalam bentuk grafik:

  

ketuntasan hasil belajar peserta

didik Pra Siklus

60% 40% presentase 20%

  0% ≥ 70 ˂ 70

Gambar 4.1 Grafik ketuntasan hasil belajar peserta didik Pra Siklus

4.3.3 Analisis Motivasi Belajar Siswa Siklus I

  Peneliti mengajar menggunakan model belajar Numbered heads Together (NHT), sebelum masuk materi peneliti menjelaskan tujuan pembelajaran, terlihat ketiga mereka mengetahui pembelajaran akan menggunakan model belajar NHT rasa penasaran mereka tinggi sehingga tidak sedikit dari peserta didik yang tertarik dalam pembelajaran. Dalam pejelasan materi peneliti berusaha berjalan mengelilingi kelas sehingga meminimalis peserta didik untuk bergurau, peneliti memberikan pertanyaan berulang-ulang kepada peserta didik agar peserta didik paham dengan penjelasan guru. Ketika peserta didik mulai lesu peneliti memberikan selingan game agar peserta didik tidak bosan.

  Maka dari itu untuk melihat peningkatan dari motivasi belajar peserta didik akan dipaparkan hasil analisis motivasi belajar peserta didik yang sudah diisi setelah mengikuti kegiatan pembelajaran dengan penerapan model belajar NHT. Perhitungan dalam angket ini berdasarkan rata-rata jumlah jawaban peserta didik mengenai pernyataan dalam angket tersebut. Indikator keberhasilannya adalah jika perserta didik sudah mencapai rata-rata >3 di anggap motivasi belajarnya tinggi. Untuk mengukur motivasi belajar peserta didik menggunakan rumus sebagai berikut: P = JS/JP*100%

  Keterangan : P = Presentase yang dicapai peserta didik JS = Jumlah Skor jawaban Peserta Didik JP = Jumlah Pernyataan Rumus tersebut diterapkan dengan menggunakan Microsoft Office Exel 20117.

  Tujuan dari perhitungan ini adalah untuk menganalisis seberapa besar peningkatan terhadap motivasi belajar peserta didik. Adapun akan dipaparkan tabel hasil analisis data motivasi belajar:

  Tabel 4.2 Hasil Analisis Motivasi Belajar Siklus 1

  Nilai frekwensi Presentase >3(Motivasi belajar tinggi) 15 72% 6 28% ≤3(Motivasi belajar rendah)

  Sumber: data hasil analisis Tabel tersebut memaparkan mengenai presentase ketercapaian dari motivasi belajar. dari 21 peserta didik hanya terdapat 6 peserta didik yang belum memenuhi ketercapaian skor nilai rata- rata ≤3 yaitu dengan presentase 28%. Sedangkan peserta didik yang sudah mencapai skor nilai rata-rata >3 atau yang sudah mencapai motivasi tinggi berjumlah 15 peserta didik dengan presentase 72%. Hasil presentase tersebut belum memenuhi ketercapaian dari indikator keberhasilan 80%, maka dari itu masih diperlukannya 8% lagi untuk mencapai skor keberhasilan. Hasil anasilis motivasi belajar juga akan disajikan dalam bentuk grafik sebagai berikut:

  

ketercapaian Hasil Motivasi

Belajar Peserta Didik Siklus I

100% 50% presentase 0%

  ≥ 3 ˂ 3

Gambar 4.2 Grafik hasil motivasi belajar peserta didik Siklus I

4.3.4 Analisis Hasil Belajar Siswa Siklus I

  Analisi hasil belajar siklus I diperoleh melalui tindakan mengajar menggunakan model belajar kooperatif tipe NHT. Pada siklus I terdapat dua kali pertemuan, dari hasil analisi data terdapat 12 dari 21 peserta didik tuntas dari KKM yang telah ditentukan dan 9 peserta didik belum tuntas dari KKM yang telah ditentukan. Agar lebih jelasnya akan disajikan data analisis dalam bentuk tabel:

  Tabel 4.3 Hasil Belajar IPS Peserta didik Siklus I

  Nilai frekuensi Presentase Keterangan

  12 57% Tuntas ≥ 70 < 70 9 43% Tidak tuntas Jumlah 21 100

  Rata-rata kelas

6.6 Sumber: Hasil test evaluasi Siklus I

Tabel 4.3 tersebut menjelaskan presentase ketuntasan hasil belajar peserta didik kelas VIII yang berjumlah 21. 12 peserta didik dengan presentase 57% tuntas KKM

  ,sedangankan 9 atau 43% didik tidak tuntas KKM, rata-rata hasil belajar yang diperoleh dari keseluruhan peserta didik adalah 66. Akibat dari perserta didik yang belum mencapai KKM karena mereka kurang memperhatikan ketika materi dijelaskan peneliti, disamping itu ada beberapa peserta didik yang lambat menerima materi dibandingkan dengan peserta didik yang lainnya, dan ketika kerja sama dalam kelompok peserta didik tersebut selalu mengandalkan teman kelompoknya sehingga pada waktu tes evaluasi peserta didik tersebut mengalami kesulitan dalam mengerjakannya. Jika disajikan dalam bentuk grafik maka ketuntasan hasil belajar siklus I sebagai berikut:

  

ketuntasan hasil belajar peserta

didik Siklus I

60% 40% presentase 20%

  0% ≥ 70 ˂ 70

Gambar 4.3 Grafik ketuntasan hasil belajar peserta didik Siklus I

4.3.5 Analisis Hasil Motivasi Belajar Peserta Didik Siklus II

  Pada bagian ini, untik menganalisis hasil motivasi belajar dikilus II ini, perhitunganya masih sama dengan siklus I yaitu menggunakan Microsoft Office Exel

  2007. Untuk itu akan ditampilkan melalui tabel sebagai berikut:

  Tabel 4.4 Hasil Analisis Motivasi Belajar Siklus II

  Nilai frekwensi Presentase

  >3(Motivasi belajar tinggi) 19 90% 2 10% ≤3(Motivasi belajar rendah)

  Sumber: data hasil analisi

Tabel 4.4 memaparkan mengenai hasil analisis motivasi belajar peserta didik kelas VIII SMP Kristen 04 Salatiga. Dari hasil tersebut dilihatkan 2 peserta didik

  tidak mencapai skor nilai rata- rata ≤3 dengan presentase 10% masih meiliki motivasi belajar rendah. Ketercapaian skor rata-rata >3 di siklus II ini meningkat dibandingkan siklus I, yaitu hasilnya 29 peserta didik atau 90% peserta didik bermotivasi belajar meningkat. Hasil ini membuktikan terjadinya peningkatan terhadap motivasi belajar peserta didik dari pra siklus, siklus I dan siklus II. Sehingga pada siklus ini dapat dikatakan berhasil karena dapat mencapai target yang ditetapkan yaitu 80%. Berikut ketercapaian hasil belajar jika digambarkan dalam bentuk grafik.

  

ketercapaian Hasil Motivasi

Belajar Peserta Didik Siklus II

100% 50% presentase 0%

  ≥ 3 ˂ 3

Gambar 4.4 Grafik hasil motivasi belajar peserta didik Siklus II

  Berdasarkan hasil wawancara dengan guru mata pelajaran IPS dan wali kelas

  VIII, mengatakan bahwa peserta didik yang masih memiliki motivasi belajar rendah mempunyai lingkungan pertemanan yang kurang baik, dan menjadi korban dari keluarga yang broken home, sehingga tidak ada yang mempengarui peserta didik tersebut untuk mempunyai kesadaran dalam belajarnya. mengenai hasil wawancara tersebut, maka guru harus lebih memberikan perhatian ke peserta didik yang masih rendah dalam motivasi belajar.

4.3.6 Analisis Hasil Belajar Peserta Didik Siklus II

  Analisis hasil belajar siklus II diperoleh melalui proses pembelajaran yang menggunakan model belajar kooperatif tipe NHT. Hasil yang diperoleh adalah 18 dari 21 peserta didik tuntas sesuai KKM yang telah ditetapkan dengan presentase 86% dan 3 dari 21 peserta didik belum tuntas KKM dengan presentase 14%. Berikut adalah sajian hasil belajar siklus II dalam bentk tabel:

  Tabel 4.5 Hasil Belajar IPS Peserta didik Siklus II

  Nilai frekuensi Presentase Keterangan

  18 86% Tuntas ≥ 70 < 70 3 14% Tidak tuntas

  Jumlah 21 100

  Rata-rata kelas

  7.8 Sumber: hasil tes evaluasi siklus II

  Hasil belajar siklus II juga dapat disajikan dalam bentuk grafik sebagai berikut:

  

ketuntasan hasil belajar peserta

didik Siklus II

100% 50% presentase 0%

  ≥ 70 ˂ 70

Gambar 4.3 Grafik ketuntasan hasil belajar peserta didik Siklus II Gambar grafik 4.5 menunjukan mengenai presentase hasil belajar siklus II.

  Dapat dilihat ≥70 menjelaskan ketuntasandari 21 peserta didik yaitu sebesar 86% dan ˂ 70 adalah yang belum menncapai ketuntasan yaitu 14%.

  Berdasarkan wawancara dengan guru matapelajaran dan wali kelas, peserta didik yang tidak tuntas terbut memang mengalami kesulitan dalam penangkapan materi, peserta didik tersebut sedikit lambat menerima materi dari pada peserta didik yang lain, dan peserta didik tersebut memiliki lingkungan belajar kurang baik sehingga tidak ada yang mempengarui peserta didik tersebut untuk belajar kecuali disekolah.

4.3.7 Perbandingan Ketercapaian Motivasi Belajar Sikus Idan Siklus II

  Dari analisi yang sudah dilakukan sebelumnya, pada tahap ini peneliti akan membandingkan ketercapaian dari peningkatan motivasi belajar peserta didik pada mata pelajaran IPS dengan menggunakan model belajar NHT. Analisis hasil yang akan dibandingkan adalah siklu I dan siklus II.

  Tabel 4.6 Perbandingan Ketercapaian Motivasi Belajar Peserta didik Siklus I dan Siklus II

  Nilai Siklus I Siklus II f P(%) f P(%)

  >3(Motivasi belajar tinggi) 15 72% 19 90% 28% 2 10%

  ≤3(Motivasi belajar rendah) 6 Sumber: data hasil analisi

Tabel 4.6 memaparkan mengenai peningkatan motivasi belajar peserta didik, pada siklus I hanya terdapat 15 perserta didik atau 72% peserta didik mempunyai

  motivasi belajar tinggi sedangkan motivasi belajar rendah pada siklus I diperoleh 6 peserta didik atau 28% peserta didik. Kemudian peserta didik pada siklus II yang mempunyai motivasi belajar tinggi sebanyak 19 atau 90% peserta didik, untuk peserta didik dengan motivasi belajar rendah menurun dari siklus I sebanyak 6 menjadi 2 perserta didik. Peningkatan dari motivasi belajar pada siklus I ke Siklus II adalah sebanyak 18%. Hasil analisi data tersebut menunjukan ketercapaian dari indikator yang telah ditentukan sebelumnya bahkan melebihi dari yang ditargetkan yaitu 80%.

4.3.8 Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar Pra Siklus, Sikus I, dan Siklus II

  Pada bagian ini peneliti akan membandingkan hasil belajar pra siklus, siklus I dan siklus II yang sudah dilalui, tujuannya agar mengetahui seberapa besar peningkatan hasil belajar dari siklus I ke siklus II.

  Tabel 4.7 Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II

  

Nilai Pra Siklus Siklus I Siklus II Keterangan

F P(%) f P(%) F P(%)

  43% 12 57% 18 86% Tuntas ≥ 70 9

  57% 9 43% 3 14% Tidak Tuntas ˂70 12

  Sumber: Data yang diolah Tabel 4.7 tersebut memaparkan perbandingan hasil belajar tiap siklusnya.

  Pada pra siklus terdapat 9 peserta didik tuntas KKM yang ditentukan yaitu lebih besar sama dengan 70, atau 43% peserta didik tuntas, dan yang memperoleh dibawah KKM sebanyak 12 peserta didik atau 57%. Siklus 1 ada 12 peserta didik lulus KKM kalau dipresentasekan menjadi 57%, sedangkan yang tidak tuntas KKM adalah 9 peserta didik dengan presentase 43%. Kemudian pada siklus II 18 peserta didik atau 86% peserta didik tuntas KKM dan 3 peserta didik atau 14% peserta didik tidak tuntas KKM yang telah ditetapkan.

4.4 Pembahasan

  Dimyati dan Mudjiono (2009: 80), memandang motivasi sebagai dorongan mental pada diri peserta didik yang mengarahkan pola perilaku individu, termasuk perilaku belajar. Hal ini benar adanya sesuai dengan penelitian yang dilakukan peneliti setiap siklusnya, peserta didik mengalami pergerakan atau perubahan dalam perilaku belajarnya. Perilaku belajar yang dimaksud adalah, keaktivan peserta didik dikelas, rasa ingin tahu peserta didik yang bertambah, rasa percaya diri perserta didik yang meningkat, dan kemauan belajar (mengerjakan tugas, mengerjakan PR) yang meningkat. Hal ini berkaitan erat dengan pendapat Alderfer (Nashar, 2004:42), mengenai motivasi belajar, yang menyatakan bahwa motivasi belajar merupakan keinginan siswa yang cenderung ke arah belajar dan didorong oleh hasrat untuk memperoleh prestasi belajar. Perubahan dalam perilaku belajar peserta didik tersebut sebagai kecenderungan peserta didik untuk mendapatkan hasil belajar sebaik mungkin. Definisi tersebut mendukung peneliti dalam meningkatkan motivasi belajar peserta didik, karena motivasi belajar mendorong ketercapaian dari hasil belajar peserta didik.

  Berdasarkan hasil penelitian mengenai motivasi belajar dan hasil di kelas VIII pada mata pelajaran IPS di SMP Kristen 04 Salatiga, dengan penggunaan model belajar kooperatif tipe NHT yang sudah dipaparkan sebelumnya. Maka dapat diketahui bahwa penggunaan model belajar kooperatif tipe NHT telah meningkatan motivasi belajar peserta didik. Peserta didik kelas VIII terdiri dari 13 laki-laki dan 12 perempuan, karakter yang dipunyai oleh peserta didik adalah kurang percaya diri hal tersebut didukung ketika penelititi melakukan obervasi dikelas VIII pada mata

  pelajaran IPS, pada waktu guru meminta salah satu peserta didik untuk membacakan materi, peserta didik tersebut menolaknya namun guru tetap berupaya membujuk agar peserta didik tersebut mau membaca dan ahkirnya peserta didik tersebut membaca dengan nada yang lirih. Selain itu ketertarikan dalam belajar peserta didik kurang, terlihat ketika peserta didik berbicara dengan teman sebangkunya atau teman disekitar tempat duduknya, terdapat juga peserta didik yang meletakkan kepala diatas meja.

  Hal itu terjadi karena guru kurang menguasai kondisi kelas dan dalam mengajar masih menggunakan metode pembelajaran konvensional sehingga dapat berpengaruh bagi ketercapaian hasil belajar perserta didik. Namum motivasi belajar dan hasil belajar peserta didik meningkat setelah diterapkannya model belajar kooperatif tipe

  

Numbered Heads Togeter (NHT). Numbered Heads Togeter (NHT) Menurut

  Hamdani (2010: 89), adalah suatu metode belajar dengan cara siswa dikelompokan menjadi beberapa kelompok dan memberikan nomor pada setiap siswaa, kemudian pelaksanaanya dengan siswa dipanggil oleh guru secara acak. Model belajar ini sangat cocok diterapkan di kelas VIII ini, karena antusias dalam belajar peserta didik telihat sangat baik. Model belajar ini menekankan agar peserta didik aktif dalam pembelajaran dan bekerjasama dalam kelompok.

  Pada saat siklus I dilakukan, sudah mulai terlihat antusias peserta didik yang ditunjukan dengan tidak ramai saat pembentukan kelompok, tidak berbicara dengan teman disekelilinya ketika dijelaskan materi dan tidak meletakan kepala di atas meja. Perilaku peserta didik tersebut menujukan hasil 72% motivasi belajar peserta didik meningkat dengan rata- rata perolehan nilai ≥ 3 pada siklus I, sedangkan pada siklus II

  90% peserta didik mempunyai motivasi belajar tinggi dengan rata-rata perolehan nilai ≥3. Hal ini membuktikan keberhasilan dari penerapan model belajar kooperatif tipe NHT dalam peningkatan motivasi belajar peserta didik.

  Seperti halnya yang sudah dibahas sebelumnya bahwa motovasi belajar merupakan penggerak atau pendorong perilaku belajar untuk mendapatkan hasil belajar yang sesuai. Hasil belajar merupakan hasil dari peserta didik setelah melakukan kegiatan pembelajaran, pernyataan ini didukung oleh Sudjana (2010:22), yang mengartikan hasil belajar sebagai kemampuan yang dimiliki peserta didik setelah menerima pengalaman belajar mulai dari awal sampai dengan proses kemudian hasil akhirnya yang disebut dengan hasil belajar. Definisi tersebut mendukung dalam penelitian yang dilakukan peneliti, hasil belajar peserta didik kelas

  VIII pada mata pelajaran IPS diperoleh melalui kegiatan pembelajaran yang dilakukan setiap siklusnya.

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Metode Group Investigation untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Matematika Kelas V SD Negeri 1 Ngadirejo Semester II Tahun Pelajaran 2017/2018

0 0 18

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe “Think Pair Share” untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran IPS Kelas XI Pemasaran SMK Kristen BM Salatiga

0 1 28

BAB II KAJIAN PUSTAKA - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan Gaya Belajar dan Motivasi Belajar dengan Hasil Belajar IPS Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Getasan Semester II Tahun Pelajaran 2017/2018

0 0 11

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan Gaya Belajar dan Motivasi Belajar dengan Hasil Belajar IPS Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Getasan Semester II Tahun Pelajaran 2017/2018

0 0 19

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan Gaya Belajar dan Motivasi Belajar dengan Hasil Belajar IPS Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Getasan Semester II Tahun Pelajaran 2017/2018

0 1 47

HUBUNGAN GAYA BELAJAR DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 GETASAN SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 20172018

0 5 16

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan Gaya Belajar dan Motivasi Belajar dengan Hasil Belajar IPS Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Getasan Semester II Tahun Pelajaran 2017/2018

0 1 46

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Peserta Didik Melalui Model Belajar Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT) pada Mata Pelajaran IPS Kelas

0 0 10

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Peserta Didik Melalui Model Belajar Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT) pada Mata Pelajaran IPS Kelas VIII di SMP Kristen 04 Salatiga Semester

0 0 18

BAB III METODE PENELITIAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Peserta Didik Melalui Model Belajar Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT) pada Mata Pelajaran IPS Kelas VIII di SMP K

0 0 20