PENGARUH TRANSPORTASI KOTA TERHADAP PERT

PENGARUH TRANSPORTASI KOTA TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI KOTA
Anbiya Fathur Rachman1
1

Mahasiswa Prodi Perencanaan Wilayah dan Kota, Universitas Pasundan,[email protected]

Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota – Universitas Pasundan Bandung.
Jl. Dr. Setiabudi. No. 193, Kota Bandung.

I.

Pendahuluan
Transportasi memegang peranan penting dalam pertumbuhan perekonomian,

khususnya

perkotaan.

Hal

tersebut


disebabkan

bahwa

pembangunan

ekonomi

membutuhkan jasa transportasi yang cukup memadai. Dengan dibangunnya sarana
transportasi, kegiatan ekonomi masyarakat dapat berpotensi untuk dikembangkan dengan
lebih mudah. Kegiatan ekonomi tersebut akan berkembang apabila ditunjang dengan
sarana dan prasarana transportasi yang memadai untuk aksesibilitas. Selain itu, transportasi
juga memiliki peranan penting bagi masyarakat perkotaan dalam rangka menyediakan
akses untuk memenuhi kebutuhan barang dan jasa sehari-hari, serta meningkatkan
kehidupan sosial ekonomi. Akses terhadap informasi, pasar, dan jasa masyarakat dan
lokasi tertentu, serta peluang-peluang baru merupakan kebutuhan yang penting dalam
proses pembangunan.
Transportasi dalam ruang lingkup ekonomi transportasi sangat penting untuk
memenuhi kebutuhan transportasi yang senantiasa meningkat sejalan dengan pertumbuhan

penduduk. Keberadaan transportasi sebagai pendukung pergerakan masyarakat akan
memberikan dampak positif terhadap semakin meningkatnya pertumbuhan dan
perkembangan suatu kota. Namun, perkembangan transportasi sampai saat ini tidak hanya
memberikan dampak positif tetapi juga dampak negatif, seperti kemacetan, kesemrawutan,
dan kecelakaan lalu lintas.
Meningkatnya mobilitas orang memerlukan sarana dan prasarana transportasi yang
memadai, aman, nyaman dan terjangkau bagi masyarakat. Peningkatan pendapatan/kapita
membuat masyarakat mampu untuk membeli kendaraan seperti sepeda motor maupun
mobil sebagai sarana transportasi pribadi. Peningkatan perekonomian daerah juga
menyebabkan kebutuhan akan sarana transportasi lain seperti bus dan truk meningkat.
Akibatnya, semakin hari jumlah arus lalu lintas dan jenis kendaraan yang menggunakan
ruas-ruas jalan semakin bertambah.

Sedangkan Hipotesis adalah dugaan/ pernyataan sementara yang diungkapkan secara
deklaratif/ yang menjadi jawaban dari sebuah permasalahan.

Pernyataan tersebut

diformulasikan dalam bentuk variabel agar bisa di uji secara empiris. Hipotesis merupakan
identik dari perkiraan atau prediksi. Dari sebuah hipotesis maka akan menimbulkan suatu

prediksi, karena prediksi adalah hasil yang diharapkan diperoleh dari hipotesis. Hipotesis
dapat diketahui jika telah melakukan suatu percobaan sehingga mengetahui hasilnya. Salah
satu langkah dalam penelitian menggunakan metodo ilmiah adalah hipotesis. Seorang
ilmuan/ peneliti haruslah mempunyai kemampuan untuk memprediksi suatu permasalahan.
Mungkin anda sering mendengar mengenai perkiraan cuaca, perkiraan iklim yang sering
disiarkan di televise ataupun di radio, di internet dan lain-lain. Itu dilakukan oleh para ahli
meteorology, mereka dapat memprediksi/ memperkirakan cuaca yang akan terjadi di suatu
daerah pada suatu hari dengan cara melakukan observasi menggunakan pengetahuan yang
mereka miliki. Maka kemampuan memprediksi merupakan ketrampilan yang harus
dimiliki oleh seorang ilmuan.
Hipotesis ada juga yang menyebutnya dengan istilah hipotesa yang secara sederhana
bisa diartikan sebagai dugaan sementara. Asal mula kata hipotesis berasal dari bahasa
Yunani yaitu hypo yang artinya di bawah dan thesis yang artinya pendirian, kepastian,
pendapat yang ditegakkan. Apabila diartikan secara bebas, maka hipotesis artinya yaitu
pendapat yang kebenarannya masih diragukan. Untuk dapat memastikan kebenaran dari
hipotesis tersebut, maka suatu hipotesis perlu dibuktikan atau diuji kebenarannya. Untuk
dapat membuktikan kebenaran dari suatu hipotesis, seorang peneliti bisa secara sengaja
menciptakan suatu gejala yaitu dengan percobaan atau penelitian. Apabila suatu hipotesis
kebenarannya telah teruji, maka hipotesis bisa disebut dengan teori.
II.


Teori
A. Definisi Ekonomi dan Transportasi
Kata ekonomi berasal dari kata Yunani οἶκος (oikos) yang berarti keluarga, rumah

tangga dan ό ος (nomos), atau peraturan, aturan, hukum, dan secara garis besar diartikan
sebagai aturan rumah tangga atau manajemen rumah tangga. Semua yang menyangkut halhal yang berhubungan dengan perikehidupan dalam rumah tangga yang lingkupnya sempit
sampai luas. Sehingga ilmu ekonomi merupakan suatu ilmu yang mempelajari tingkat laku
manusia menggunakan dan memanfaatkan sumber daya yang terbatas untuk memenuhi
kebutuhannya.

Ekonomi perkotaan (Urban Economies) merupakan salah satu dari cabang ilmu
ekonomi spasial. Ekonomi perkotaan berada dalam ruang lingkup ekonomi regional,
lingkungan spasial pertama sebelum masuk dalam lingkup nasional dan kemudian global.
Jika dilihat dari sudut spasial, ekonomi perkotaan mengalami konsentrasi kegiatan
ekonomi dan penduduk disertai konsekuensi interaksi nya.
Kegiatan ekonomi di kawasan perkotaan pada dasarnya bermula dengan
diturunkannya teori-teori ekonomi pembangunan yang dikhususkan bagi kawasan atau
wilayah tertentu. Dalam studi ekonomi pembangunan setidaknya dibahas antara lain:
strategi pembangunan ekonomi wilayah (daerah), perencanaan tata ruang dan wilayah

yang berbasis pada ekonomi wilayah, peningkatan pendapatan dan kesejahteraan di
kawasan pedesaan/perkotaan, peningkatan kegiatan ekonomi pendukung pembangunan
wilayah dan strategi penanggulangan kemiskinan dan ketimpangan ekonomi (Mudjarat,
2003). Kegiatan ekonomi di kawasan perkotaan juga membahas tentang bagaimana pihak
pemerintah kota dalam meningkatkan pendapatan penduduk kawasan perkotaan dan juga
meningkatkan tingkat kesejahteraan dan masyarakat perkotaan.
Pengertian transportasi menurut Steenbrink (1974), transportasi adalah perpindahan
orang atau barang dengan menggunakan alat atau kendaraan dari dan ke tempat-tempat
yang terpisah secara geografis. Transportasi merupakan sesuatu hal yang berhubungan
dengan pemindahan orang atau barang dari suatu tempat asal ke tempat tujuan suatu
tindakan, proses atau hal yang sedang dipindahkan dari suatu tempat ke tempat lain.
Sedangkan transportasi kota adalah suatu kesatuan yang saling mendukung dan
bekerjasama dalam pengadaan transportasi yang melayani wilayah perkotaan (Miro,
1997).

Gambar 1 Alur Transportasi

B. SUPPLY DAN DEMAND TRANSPORTASI
Secara teori ekonomi, permintaan dan penawaran adalah kekuatan yang membuat
ekonomi bekerja dengan baik. Tempat pertemuan permintaan dan penawaran adalah pasar.

Permintaan dan penawaran menentukan jumlah barang yang dihasilkan dan harga jual dari
barang tersebut. Kegiatan ekonomi dan transportasi memiliki keterkaitan yang sangat erat,
dimana keduanya dapat saling mempengaruhi. Pertumbuhan ekonomi memiliki keterkaitan
dengan transportasi, karena akibat pertumbuhan ekonomi maka mobilitas seseorang
meningkat dan kebutuhan pergerakannya pun menjadi meningkat melebihi kapasitas
prasarana transportasi yang tersedia (Tamin, 1997). Hal ini dapat disimpulkan bahwa
transportasi dan perekonomian memiliki keterkaitan yang erat. Di satu sisi transportasi
dapat mendorong peningkatan kegiatan ekonomi suatu daerah, karena dengan adanya
infrastruktur transportasi maka suatu daerah dapat meningkat kegiatan ekonominya.
Namun di sisi lain, akibat tingginya kegiatan ekonomi dimana pertumbuhan ekonomi
meningkat maka akan timbul masalah transportasi, karena terjadinya kemacetan lalu lintas,
sehingga perlunya penambahan jalur transportasi untuk mengimbangi tingginya kegiatan
ekonomi tersebut.
1. Supply


Faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan transportasi

Permintaan terhadap kendaraan bermotor tercermin dari sejumlah orang yang
memilih kendaraan dengan syarat atau kondisi tertentu, seperti kualitas kendaraan

umum dan harganya. Memahami permintaan transportasi sangatlah penting untuk
perencanaan sistem transportasi secara umum, dan secara khusus sangat penting untuk
mengelola permintaan terhadap transportasi. Faktor-faktor yang mempengaruhi
permintaan transportasi yang akan dapat dilihat dalam Tabel 2.1 di bawah ini.
Tabel 2.2.1 Faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan transportasi
Demografi

Ekonomi

Jumlah
populasi

Jumlah
lapangan
pekerjaan

Pendapatan

Pendapatan


Gaya hidup

Aktivitas
usaha

Umur

Muatan
kendaraan

Harga
Harga bahan
bakar dan
pajak
Pajak dan
biaya
kendaraan

Pilihan
Transportasi


Kualitas
Pelayanan

Peruntukan
Lahan

Jalan kaki

Kecepatan
relative dan
keterlambatan

Kepadatan

Bersepeda

Kepercayaan

Kesimpangsiuran


Harga tol

Public transit

Kenyamanan

Keterhubungan

Biaya parkir

Ridesharing

Keselamatan
dan keamanan

Dekatnya layanan
tempat singgah

Pilihan


Aktivitas
pariwisata

Asuransi
kendaraan

Mobil pribadi

Ongkos
kendaraan

Layanan taxi
Telework

Keadaan
tempat
menunggu
Keadaan
tempat parkir

Rancangan jalan
raya

Informasi
pelanggan

Sistem antar/
delivery
system
Sumber : Victoria Transport Policy



Faktor-faktor yang menyebabkan perubahan permintaan perjalanan

Terdapat beberapa kecenderungan perubahan permintaan perjalanan
lebih disebabkan oleh faktor-faktor di bawah ini, yaitu :
1)

Kejenuhan dari pemilik mobil.

2)

Perubahan

penduduk,

dimana

ada

kecenderungan

pengurangan

penggunaan kendaraan perkapita (karena penduduk berusia tua lebih banyak)
dan peningkatan permintaan terhadap moda transportasi lainnya.
3)

Peningkatan harga bahan bakar.

4)

Peningkatan urbanisasi dan perubahan kecenderungan konsumsi
perumahan di daerah pinggir kota.

5)

Peningkatan kemacetan dan biaya di jalan raya.

6)

Peningkatan kesadarankesehatan publik dan isu kelestarian lingkungan.

7)

Peningkatan pendekatan dalam kualitas pelayanan.


Faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan jasa transportasi

Dengan peran yang signifikan terhadap perekonomian, transportasi tidak
terlepas dari sisi permintaan dan penwaran atas jasanya. Dari sisi permintaan,
kebutuhan akan jasa-jasa transportasi ditentukan oleh barang-barang dan
penumpang yang akan diangkut dari satu tempat ke tempat lain. Jumlah
kapasitas angkutan yang tersedia sangat terbatas dibandingkan dengan
kebutuhan
transportasi. Berikut adalah faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan jasa
transportasi :
a. Pertumbuhan penduduk suatu daerah akan membawa pengaruh terhadap jumlah jasa
angkutan yang dibutuhkan. Semakin besar jumlah penduduk maka kebutuhan
transportasi akan semakin besar pula.
b. Pembangunan wilayah dan daerah membutuhkan transportasi sebagai sarana dan
prasarana penunjang untuk mencapai pemerataan pembangunan.

c. Perdagangan ekspor dan impor juga menentukan jasa angkutan yang diperlukan
untuk perdagangan tersebut.
d. Industrialisasi di segala sektor ekonomi berdampak terhadap jasa-jasa transportasi
yang diperlukan.
e. Transmigrasi dan penyebaran penduduk ke seluruh daerah merupakan salah satu
faktor permintaan yang menentukan banyaknya jasa-jasa angkutan yang harus
disediakan oleh perusahaan angkutan.
f. Analisis dan proyeksi akan permintaan jasa transportasi diperlukan untuk
perencanaan transportasi yang mantap dan terarah.



Faktor-faktor penyebab naik turunnya jumlah penumpang angkutan umum

Sementara itu, terdapat beberapa hal yang menyebabkan naik-turunnya jumlah
penumpang angkutan umum. Hal-hal tersebut adalah :
a. Price elasticity, permintaan untuk angkutan umum adalah price inelastic (tidak
elastis terhadap harga) dengan price elasticity antara -0,20 dan -0,50 dengan
pendekatan rule of thumb dijelaskan bahwa kenaikan harga tiket 10% akan
menurunkan jumlah penumpang sebanyak 3,3%. Ini berarti nilai elastisitas harga
adalah -0,33. Elastisitas terhadap harga relatif besar untuk off-peak trips dan trips
by high income commuters.
b. Time elasticity, permintaan penumpang untuk angkutan umum lebih responsif untuk
berubah terhadap watu tempuh. Untuk line haul portion on the trip (waktu yang
dibuang di atas kendaraan) estimasi elastisitasnya sebesar -0,39. Jadi kenaikan
waktu sebesar 10% di atas kendaraan akan menurunkan jumlah penumpang sebesar
3,9%, sedangkan untuk access time (waktu yang dibutuhkan untuk mencapai
stasiun bus atau kereta api) yang mempunyai elastisitas -0,71 artinya kenaikan
waktu untuk mencapai halte/stasiun sebesar 10% akan mengakibatkan penurunan
jumlah penumpang sebesar 7,1%.
c.

Value of travel time, nilai rata-rata yang dihabiskan di atas kendaraan umum

sebesar setengah dari upahnya. Jadi para penumpang akan bersedia membayar
separuh dari upah kerjanya per jam untuk menghindarkan waktu satu jam lebih
lama di atas kendaraan umum. Sedangkan nilai waktu yang dibutuhkan untuk jalan
atau menunggu angkutan adalah 2 – 3 kali upahnya per jam, rata-rata penumpang
akan bersedia membayar antara 1 – 1,5 kali upahnya per jam untuk menghindari
satu jam lebih lama berjalan kaki atau menunggu angkutan. Jadi kesimpulannya
adalah penumpang tidak bersedia jalan terlalu jauh untuk mencapai halte serta tidak

bersedia menunggu terlalu lama di halte (yang diperhitungkan adalah waktu dari
rumah – halte – tujuan).
d. Non commutting trips, elastisitas dari permintaan untuk orang-orang yang
menggunakan kendaraan umum bukan untuk bekerja adalah lebih tinggi
dibandingkan dengan commutting trips.
Jadi dari bahasan di atas dapat disimpulkan bahwa hal yang paling dominan untuk
meningkatkan permintaan penumpang angkutan umum adalah peningkatan pelayanan,
hal ini tercermin dari value of travel time, kemudian penigkatan kecepatan waktu
tempuh, serta penurunan tarif.
2. Demand
Sisi penawaran transportasi berhubungan dengan penyediaan jasa-jasanya untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat. Penawaran jasa-jasa angkutan dapat dilihat dari sisi
peralatan yang digunakan, kapasitas yang tersedia, kondisi teknis alat angkut yang dipakai,
produksi jasa yang dapat diserahkan oleh perusahaan angkut dan sistem pembiayaan
dalam pengoperasian alat pengangkutan. Penyedia jasa angkutan harus memperhatikan
faktor-faktor yang membuat pengguna jasa tersebut merasa puas seperti keamanan,
ketepatan waktu, keteraturan, kenyamanan, kecepatan, kesenangan, dan kepuasan.
III. PERAN TRANSPORTASI KOTA DALAM MENINGKATKAN EKONOMI
KOTA
Transportasi merupakan unsur penting dan berfungsi sebagai urat nadi kehidupan
dan perkembangan ekonomi, sosial, politik, dan mobilitas penduduk yang tumbuh
bersamaan mengikuti perkembangan yang terjadi dalam berbagai bidang dan sektor
tersebut.
Kemajuan transportasi akan meningkatkan mobilitas manusia, mobilitas faktorfaktor produksi dan mobilitas hasil olahan yang dipasarkan. Semakin tinggi mobilitas,
maka semakin cepat gerakan distribusi serta lebih singkat waktu yang diperlukan dalam
mengolah bahan dan memindahkannya ke tempat tujuan. Adanya peningkatan
produktivitas masyarakat disebabkan oleh sektor transportasi yang merupakan motor
utama penggerak kemajuan ekonomi. Perkembangan ekonomi akan ditunjukkan oleh
tingginya mobilitas yang ditunjang sarana dan prasarana transportasi yang memadai dan
lancar. Kemajuan perekonomian kota di negara-negara maju salah satunya disebabkan
oleh sistem transportasi yang bagus, efisien, efektif dan terawat. Sistem transportasi kota
di negara maju telah terintegrasi dengan berbagai aspek pendukung perekonomian lainnya,

sehingga sangat mendukung dalam setiap aktivitas yang mereka lakukan. Dengan
transportasi yang baik, akan memudahkan terjadinya interaksi antara penduduk lokal
dengan dunia luar sehingga menghilangkan adanya wilayah atau masyarakat yang
terisolasi. Keterisolasian merupakan masalah pertama yang harus ditangani dalam
pengembangan ekonomi kota.
Berikut ini merupakan beberapa peran transportasi kota dalam meningkatkan
ekonomi suatu kota, antara lain :
a. Transportasi dapat memberikan kontribusi terhadap efisiensi penyediaan kebutuhan
produksi melalui penyediaan sistem transportasi yang baik sehingga biaya pengadaan
kebutuhan produksi dapat diminimalisasi.
b. Penyediaan sistem transpotasi yang baik juga dapat menekan biaya penyaluran
produksi ke pasar.
c. Penyediaan sistem transportasi yang baik dalam kegiatan perekonomian akan menarik
investor baru yang akan meningkatkan iklim kompetisi di daerah tersebut.
d. Sistem transportasi yang efisien dapat mendukung perkembangan perekonomian kota
dengan lebih baik, sedangkan sistem transportasi yang tidak efisien akan
menimbulkan biaya tambahan.
e. Pembangunan sarana dan prasarana transportasi dapat membuka aksesibilitas
sehingga meningkatkan produksi masyarakat yang berujung pada peningkatan daya
beli masyarakat.
IV.

KEBIJAKAN

TERKAIT

PENYEDIAAN

TRANSPORTASI

KOTA

TERHADAP EKONOMI KOTA
Tantangan untuk mewujudkan kualitas hidup masyarakat kota yang lebih baik dan
berkelanjutan memerlukan reformasi kebijakan dalam sektor transportasi. Perlu adanya
kebijakan yang dapat menjawab tantangan tersebut. Agar efektif, kebijakan transportasi
perkotaan harus memenuhi 3 aspek utama :
a. Kebijakan transportasi harus dapat memastikan tersedianya kapabilitas yang
berkelanjutan untuk menunjang peningkatan standar kehidupan.
b. Kebijakan transportasi harus dapat memacu peningkatan kualitas kehidupan secara
umum.
c. Segala manfaat yang didapat dari sektor transportasi harus dapat dirasakan oleh semua
lapisan masyarakat.

Berkelanjutan secara ekonomi, lingkungan dan sosial saling terkait dan menunjang
satu sama lain. Sehingga dibutuhkan suatu instrumen kebijakan yang dapat
menyeimbangkan

semua

dimensi

tersebut.

Namun

demikian,

untuk

mencapai

keseimbangan yang memenuhi ketiga aspek tersebut di atas tidaklah mudah. Misalnya saja
seperti sarana angkutan umum murah yang disediakan oleh sektor informal bisa memenuhi
kebutuhan transportasi masyarakat berpenghasilan rendah, akan tetapi jika tidak dikelola
dengan

baik

bisa

merusak

lingkungan

dan

menyebabkan

kemacetan

akibat

ketidakteraturannya. Fenomena di atas menggambarkan bahwa ada 'trade-off' yang harus
dihadapi pemerintah dalam mengambil kebijakan transportasi yang berkelanjutan, dimana
kebijakan tersebut harus dapat menjaga keseimbangan dari ketiga aspek di atas.
Dalam website resmi Kementrian Perhubungan Republik Indonesia, terdapat sepuluh
kebijakan terkait transportasi perkotaan. Karena pembahasan yang diangkat dalam
makalah ini lebih kepada peningkatan perekonomian kota, oleh karena itu hanya diambil
kebijakan transportasi kota yang dapat mendorong perekonomian pada kota, antara lain
sebagai berikut :
a. Pembangunan angkutan perkotaan diarahkan pada pemulihan kondisi pelayanan
armada bus kota, sesuai dengan standar pelayanan minimal.
b. Pembatasan penggunaan kendaraam pribadi melalui perketatan persyaratan Ranmor
(Pribadi).
c. Mendukung pengembangan transportasi yang berkelanjutan, terutama penggunaan
transportasi umum massal di perkotaan yang padat, terjangkau dan efisien, berbasis
masyarakat dan terpadu dengan pengembangan wilayah.
d. Mendorong pengembangan teknologi untuk membatasi penggunaan kendaraan
pribadi, seperti Electronic Road Pricing (ERP).
e. Pengembangan transportasi perkotaan dengan memperhatikan pejalan kaki dan orang
cacat melalui pemberikan fasilitas yang lebih aman dan nyaman untuk pejalan kaki,
untuk mendorong intensitas berjalan kaki.
V. PERMASALAHAN PENYEDIAAN TRANSPORTASI
Sektor transportasi merupakan komponen penting dalam hal ekonomi suatu kota
yand dapat berdampak pada pembangunan dan kesejahteraan penduduk. Transportasi juga
membawa beban sosial dan lingkungan yang penting, dan tidak dapat diabaikan. Dari
sudut pandang umum, dampak ekonomi dari transportasi dapat dibagi menjadi langsung
dan tidak langsung :

1) Dampak langsung yang terkait dengan perubahan aksesibilitas di mana transportasi
memungkinkan pasar yang lebih besar dan memungkinkan untuk menghemat waktu
dan biaya.
2) Dampak tidak langsung berhubungan dengan efek multiplier ekonomi di mana harga
komoditas atau jasa drop dan / atau berbagai mereka meningkat.
Permasalahan-permasalahan terkait penyediaan transportasi di perkotaan sangat
beragam, antara lain :
1) Penyediaan prasarana dan sarana transportasi yang terbilang kurang pada suatu kota
2) Penyediaan transportasi umum belum layak dan memadai yang membuat masyarakat
kurang berminat untuk menggunakan jasa transportasi umum
3) Banyaknya kendaraan pribadi daripada angkutan umum
4) Peningkatan jumlah kendaraan yang melebihi kapasitas sehingga ruas jalan
mengalami overload kendaraan
5) Kemacetan yang diakibatkan oleh tidak mampunya ruas jalan untuk menampung
jumlah kendaraan yang melewatinya
6) Dampak Spillover Effect. Spillover Effect atau efek pelimpahan adalah suatu keadaan
dimana mendorong masing-masing sektor untuk memperluas kerjasamanya, tidak
hanya pada bidang ekonomi namun meluas ke kerjasama di bidang lain, yang
membuat jumlah kendaraan ikut meningkat. Hal ini menyebabkan kapasitas jalan
tidak dapat menampung lagi jumlah kendaraan yang ada. Akhirnya munculah jalanjalan kecil disekitarnya dan nantinya akan berujung pada kemacetan.
7) Manajemen mobilitas untuk transportasi yang belum ditata dan dikelola dengan baik
VI. DAMPAK TRANSPORTASI TERHADAP EKONOMI KOTA
Menilai pentingnya transportasi terhadap perekonomian kota, membutuhkan
kategorisasi jenis dampak untuk dapat menyampakainnya. Hal ini melibatkan inti
(karakteristik fisik transportasi), dimensi operasional dan geografis. Penjelasan ketiga
kategori tersebut yaitu :


Inti. Dampak yang paling mendasar dari transportasi berhubungan dengan
kemampuan fisik untuk menyampaikan penumpang dan barang serta biaya
yang terkait untuk mendukung mobilitas ini. Hal tersebut melibatkan
pengaturan rute yang memungkinkan interaksi baru atau yang sudah ada antara
entitas ekonomi.



Operasional. Peningkatan kinerja waktu, terutama dalam hal keandalan, serta
kerugian berkurang atau kerusakan. Ini menunjukkan tingkat pemanfaatan
yang lebih baik dari aset transportasi menguntungkan penggunanya sebagai
penumpang dan barang yang disampaikan lebih cepat ada dan dengan sedikit



penundaan.
Geografis. Akses ke basis pasar yang lebih luas di mana skala ekonomi dalam
produksi,

distribusi

dan

konsumsi

dapat

ditingkatkan.

Peningkatan

produktivitas dari akses ke basis yang lebih besar dan lebih beragam input
(bahan baku, suku cadang, energi atau tenaga kerja) dan pasar yang lebih luas
untuk berbagai output (intermediate dan barang jadi). Dampak geografis
penting lainnya menyangkut pengaruh transportasi di lokasi kegiatan.
Transportasi menyediakan akses pasar dengan menghubungkan produsen dan
konsumen sehingga transaksi bisa berlangsung. Sebuah kesalahan umum dalam menilai
pentingnya dan dampak transportasi terhadap perekonomian hanya fokus pada biaya
transportasi, yang cenderung relatif rendah; dalam kisaran 5 sampai 10% dari nilai suatu
barang. Transportasi merupakan faktor ekonomi produksi barang dan jasa, yang
menyiratkan bahwa itu adalah fundamental dalam generasi mereka, bahkan jika itu
menyumbang sebagian kecil dari biaya input. Ini berarti bahwa terlepas dari biaya,
kegiatan tidak dapat berlangsung tanpa faktor transportasi. Dengan demikian, perubahan
yang relatif kecil dalam biaya transportasi, kapasitas dan kinerja dapat memiliki dampak
besar pada kegiatan ekonomi yang tergantung. Sebuah sistem transportasi yang efisien
dengan infrastruktur modern yang nikmat banyak perubahan ekonomi, sebagian besar dari
mereka positif. Dampak utama dari transportasi pada faktor-faktor ekonomi dapat
dikategorikan sebagai berikut :

 Spesialisasi geografis. Perbaikan transportasi dan komunikasi mendukung proses
spesialisasi geografis yang meningkatkan produktivitas dan interaksi spasial. Entitas
ekonomi cenderung memproduksi barang dan jasa dengan kombinasi yang paling
tepat modal, tenaga kerja, dan bahan baku. Sebuah wilayah sehingga akan cenderung
mengkhususkan diri dalam produksi barang dan jasa yang memiliki keuntungan
terbesar (atau kerugian setidaknya) dibandingkan dengan daerah lain asalkan
transportasi yang tepat tersedia untuk perdagangan. Melalui spesialisasi geografis
yang didukung oleh transportasi yang efisien, produktivitas ekonomi dipromosikan.
Proses ini dikenal dalam teori ekonomi sebagai keunggulan komparatif.

 Produksi skala besar. Sebuah sistem transportasi yang efisien menawarkan biaya,
waktu dan keuntungan kehandalan memungkinkan barang yang akan diangkut jarak
yang lebih jauh. Ini memfasilitasi produksi massal melalui skala ekonomi karena
pasar yang lebih besar dapat diakses. Konsep ini dalam manajemen rantai pasokan
semakin memperluas produktivitas produksi dan distribusi dengan manfaat seperti
tingkat persediaan yang lebih rendah dan tanggapan yang lebih baik untuk kondisi
pasar pergeseran. Dengan demikian, transportasi yang lebih efisien, semakin besar
pasar yang dapat dilayani dan semakin besar skala produksi. Hal ini menyebabkan


biaya per unit yang lebih rendah.
Meningkatnya persaingan. Ketika transportasi efisien, potensi pasar untuk produk
tertentu (atau jasa) meningkat, dan begitu juga kompetisi. Sebuah array yang lebih
luas barang dan jasa menjadi tersedia untuk konsumen melalui kompetisi yang
cenderung untuk mengurangi biaya dan meningkatkan kualitas dan inovasi.
Globalisasi telah jelas dikaitkan dengan lingkungan yang kompetitif yang mencakup
dunia dan memungkinkan konsumen untuk memiliki akses ke beberapa jenis barang
dan jasa.

 Peningkatan nilai tanah. Tanah yang berdekatan atau dilayani oleh layanan
transportasi yang baik umumnya memiliki nilai yang lebih besar karena utilitas yang
menganugerahkan banyak kegiatan. Konsumen dapat memiliki akses ke berbagai
layanan yang lebih luas dan barang ritel sementara warga dapat memiliki akses yang
lebih baik untuk pekerjaan, jasa, dan jaringan sosial, yang semuanya mentranskripsi
nilai tanah yang lebih tinggi. Dalam beberapa kasus, aktivitas transportasi dapat
menurunkan nilai tanah, terutama untuk kegiatan perumahan. Tanah yang terletak di
dekat bandara dan jalan raya, dekat kebisingan dan polusi sumber, sehingga akan
dipengaruhi oleh sesuai berkurang nilai tanah.
Transportasi juga berkontribusi untuk pembangunan ekonomi melalui penciptaan
lapangan kerja dan kegiatan ekonomi berasal. Oleh karena itu, sejumlah besar langsung
(kargo, manajer, pengirim) dan tidak langsung (asuransi, keuangan, kemasan, penanganan,
agen perjalanan, operator transit) pekerjaan yang berhubungan dengan transportasi.
Produsen dan konsumen mengambil keputusan ekonomi pada produk, pasar, biaya, lokasi,
harga yang diri didasarkan pada layanan transportasi, ketersediaan, biaya dan kapasitas.
VII.

Uji Kolmogorov Smirnov

Selain diuji dengan uji tanda dan uji Wilcoxon, uji untuk mengetahui ada

tidaknya perbedaan yang signifikan untuk dua sampel yang independen juga bisa dilakukan
dengan uji Kolmogorov Smirnov. Untuk itu, dibahas contoh kasus sama dengan uji tanda

dan Wilcoxon yang lalu, namun pengerjaannya dengan uji Kolmogorov Smirnov.
Uji Kolmogorov Smirnov (Chakravart, Laha, dan Roy, 1967) dalam Engeneering
Statistics Handbook (2009) digunakan untuk memutuskan apakah sampel berasal dari
populasi dengan distribusi tertentu. Uji Kolmogorov Smirnov (KS) didasarkan pada
fungsi distribusi empiris (ECDF). Mengingat data terstruktur di titik N Y 1, Y 2, ..., Y
N, ECDF didefinisikan sebagai:

Dengan n (i) adalah jumlah titik kurang dari Y i dan Y i diberikan dari nilai terkecil hingga
terbesar. Ini adalah langkah fungsi yang meningkat sebesar pada nilai setiap titik data
terstruktur.
Gambar di bawah ini adalah sebaran empiris fungsi distribusi normal komulatif
dengan fungsi distribusi normal untuk 100 angka acak. Uji KS yang didasarkan pada
jarak maksimum antara dua kurva.

Gambar Kurva Normal untuk Uji Kolmogorov Smirnov

1.

Kelebihan dan Kelemahan Uji KS
Gambaran yang menarik dari tes ini adalah distribusi dari statistik uji KS itu

sendiri tidak tergantung pada fungsi distribusi komulatif yang mendasari pengujian.
Kelebihan lainnya yaitu ketika sebuah tes eksak (Uji keselarasan chi-kuadrat
tergantung pada ukuran sampel yang memadai untuk perkiraan yang akan berlaku).

Selain memiliki beberapa kelebihan tersebut, Uji KS juga memiliki beberapa
keterbatasan (kelemahan) yang cukup penting untuk diketahui, yaitu:

1. Hanya berlaku untuk distribusi kontinu.
2. Uji KS cenderung lebih sensitif di dekat pusat distribusi daripada di ekor
(ujung).
3. Mungkin keterbatasan yang paling serius yaitu distribusinya harus benarbenar ditentukan. Artinya, jika lokasi, skala, dan bentuk parameter
diperkirakan dari data, daerah kritis dari pengujian KS tidak lagi berlaku.
Biasanya harus ditentukan dengan simulasi.
Karena keterbatasan 2 dan 3 di atas, banyak Analis lebih suka menggunakan Uji
kebaikan Anderson-Darling. Namun, uji Anderson-Darling hanya tersedia untuk
beberapa distribusi tertentu saja.
2.

Definisi

Uji Kolmogorov Smirnov didefinisikan sebagai berikut:
0= Data mengikuti distribusi tertentu
1= Data tidak mengikuti distribusi tertentu
Uji Statistik:

Uji statistik Kolmogorov Smirnov didefinisikan sebagai:

Dengan F adalah distribusi kumulatif teoretis dari distribusi
yang sedang diuji yang harus berdistribusi kontinu (tidak ada
masalah seperti distribusi diskrit binomial atau Poisson), dan
harus sepenuhnya ditentukan (yaitu, lokasi, skala, dan bentuk
parameter tidak dapat diperkirakan dari data).
Taraf:

= 0,05

Signifikansi:
Nilai Kritis : Hipotesis mengenai bentuk distribusi ditolak jika uji statistik, D,
adalah lebih besar daripada nilai kritis yang diperoleh dari tabel. Ada
beberapa variasi tabel ini dalam literatur yang menggunakan skala
agak berbeda untuk statistik uji KS dan daerah-daerah kritis.
Rumusan alternatif ini harus setara, tetapi diperlukan untuk
memastikan bahwa uji statistik dihitung dengan cara yang
konsisten dengan bagaimana nilai-nilai kritis dalam tabel.

VIII.

Aplikasi Dalam SPSS

A. Signifikasi Secara Teoritikal
Pengujian pada SPSS dengan menggunakan Uji Normalitas Kolmogorov Smirnov dengan pada taraf signifikansi 0,05.
B. Dasar Pengambilan Keputusan
Jika nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 maka data tersebut berdistribusi
normal. Sebaliknya, jika nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka data tersebut
tidak berdistribusi normal.
IX.

Hasil dan Pembahasan

A. Tahapan Pengerjaan
Berikut merupakan langkah-langkah dalam menggunakan Uji
Normalitas Kolmogorof-Smirnov pada SPSS, diantaranya:
1. Buka SPSS
2. Klik Variabel View, kemudian pada bagian Name tulis saja Pelayanan,
kemudian di baris selanjutnya Harga, dan baris berikutnya Kepuasan, pada
kolom Type ubah menjadi Numeric.
3. Kemudian pindahkan ke bagian Data View dan lengkapi data seperti
gambar di bawah ini.

4. Klik menu Analyze, kemudian pilih Nonparametric Tests dan pilih 1 –
Sample K-S

5. Selanjutnya akan muncul kotak dengan nama One-Sample Kolmogorov –
Smirnov Test, masukkan dengan cara memilih pelayanan, harga dan
kepuasan ke dalam Test Variable List. Kemudian pastikan checklist
Normal di kolom Test Distribution.

6. Klik OK, maka akan keluar hasil sebagai berikut.

Dalam pengambilan keputusan, dapat dilihat dari nilai Asymp. Sig. pada
Tabel One Sample Kolmogorov – Smirnov Test. Maka dapat dilihat
kesimpulannya sebagai berikut:
a)
Berdasarkan variabel Sistem Transportasi : Nilai signifikansi yang
diperoleh adalah 0,998 yang lebih kecil dari 0,05, maka kesimpulannya variabel
pelayanan memiliki distribusi data yang tidak normal.
b)
Berdasarkan variabel Pertumbuhan Ekonomi Kota : Nilai
signifikansi yang diperoleh adalah 0,733 yang lebih besar dari 0,05, maka
kesimpulannya variabel pelayanan memiliki distribusi data yang normal.

Daftar Pustaka
Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan Republik Indonesia.
(tanpa tahun). Kebijakan Transportasi Perkotaan .
http://www.hubdat.web.id/kebijakan/30-kebijakan-transportasi-perkotaan/
Effendi, Mas’ud. (2012). Pengantar Dasar Ilmu Ekonomi [dokumen PDF].
http://masud.lecture.ub.ac.id/files/2012/07/01-02-Pengantar-Dasar-IlmuEkonomi-Mengapa-Belajar-Ilmu-Ekonomi-Metodologi-dan-Bidang-Studi-IlmuEkonomi.pdf
Pawitro, Udjianto. (2013). Pembangunan Kota, Ekonomi Perkotaan dan Pembentukan
Cluster Ekonomi Kawasan Perkotaan . Simposium Nasional RAPI XII-2013FT

UMS, ISSN 1412-9612.
Prawira, I Made Gita dan Cahyo Edi Wibowo. (2008). Peluang Pengembangan Angkutan
Khusus ke Bandara Ahmad Yani Semarang . Undergraduate thesis, F. TEKNIK

UNDIP.
Razi, Muhammad. (2014). Peranan Transportasi dalam Perkembangan Suatu Wilayah .
Bogor: Ilmu Ekonomi Konsentrasi Pembangunan Sumberdaya, Universitas Nusa
Bangsa.
Rifusua, Agus Imam. (2010). Analisa Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Permintaan
Busway di DKI Jakarta Tahun 2004-2008.
http://lontar.ui.ac.id/opac/themes/green/detail2.jsp?id=132635&lokasi=lokal

Dokumen yang terkait

PENGARUH PEMBERIAN SEDUHAN BIJI PEPAYA (Carica Papaya L) TERHADAP PENURUNAN BERAT BADAN PADA TIKUS PUTIH JANTAN (Rattus norvegicus strain wistar) YANG DIBERI DIET TINGGI LEMAK

23 199 21

KEPEKAAN ESCHERICHIA COLI UROPATOGENIK TERHADAP ANTIBIOTIK PADA PASIEN INFEKSI SALURAN KEMIH DI RSU Dr. SAIFUL ANWAR MALANG (PERIODE JANUARI-DESEMBER 2008)

2 106 1

EFEKTIFITAS BERBAGAI KONSENTRASI DEKOK DAUN KEMANGI (Ocimum basilicum L) TERHADAP PERTUMBUHAN JAMUR Colletotrichum capsici SECARA IN-VITRO

4 157 1

APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS DI TRANS TV (Studi Pada Ibu Rumah Tangga RW 6 Kelurahan Lemah Putro Sidoarjo)

8 209 2

STRATEGI PEMERINTAH DAERAH DALAM MEWUJUDKAN MALANG KOTA LAYAK ANAK (MAKOLA) MELALUI PENYEDIAAN FASILITAS PENDIDIKAN

73 431 39

KEBIJAKAN BADAN PENGENDALIAN DAMPAK LINGKUNGAN DAERAH (BAPEDALDA) KOTA JAMBI DALAM UPAYA PENERTIBAN PEMBUANGAN LIMBAH PABRIK KARET

110 657 2

FENOMENA INDUSTRI JASA (JASA SEKS) TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU SOSIAL ( Study Pada Masyarakat Gang Dolly Surabaya)

63 375 2

PENGARUH PENGGUNAAN BLACKBERRY MESSENGER TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU MAHASISWA DALAM INTERAKSI SOSIAL (Studi Pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2008 Universitas Muhammadiyah Malang)

127 505 26

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25

PENGARUH DIMENSI KUALITAS LAYANAN TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN DI CAFE MADAM WANG SECRET GARDEN MALANG

18 115 26