UJIAN TENGAH SEMESTER TEORI DAN PERILAKU

UJIAN TENGAH SEMESTER TEORI DAN PERILAKU ORGANISASI
PERBEDAAN KEPEMIMPINAN DAN KEKUASAAN

DEAN RIZKI HERVIANTO
1512000157

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS S1 MANAJEMEN
PERBANAS INSTITUTE
JAKARTA
2018

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam perilaku keorganisasian, kepemimpinan merupakan salah satu hal penting untuk
dipelajari dan dipahami. Kepemimpinan bagaikan kepala dalam suatu organisasi, sehingga
apabila kepemimpinan dalam suatu organisasi tidak berlangsung dengan baik akan berpengaruh
terhadap kerja badan organisasi itu sendiri. Kepemimpinan merupakan kemampuan seseorang
atau suatu bentuk kekuasaan yang mengatur segala sesuatu yang berhubungan dengan individu,
kelompok ataupun organisasi.
Kepemimpinan seringkali diartikan sebagai pelaksanaan otoritas dan pembuatan

keputusan. Pada akhirnya nanti kepemimpinan seseorang akan berpengaruh terhadap
pengambilan keputusan orang tersebut. Seperti telah diketahui pada bahasan makalah
sebelumnya bahwa pengambilan keputusan adalah suatu proses untuk menentukan satu pilihan
dari beberapa hal untuk menentukan satu pilihan dari beberapa alternatif sebagai upaya untuk
memecahkan suatu masalah yang dihadapi, yang tentunya memiliki risiko.Pengambilan
keputusan seseorang dengan orang lain nya akan berbeda tergantung bagaimana cara ia
memimpin.
Dengan memahami sedikit pendahuluan di atas mengenai kepemimpinan, maka kita
dapat mengukur seberapa pentingnya memahami hal tersebut. Setiap anggota organisasi sebagai
individu pada awalnya memiliki filsafat, nilai-nilai, prinsip-prinsip, latar belakang pendidikan
dan pengalaman, motivasi, tujuan, harapan dan sebagainya yang berbeda-beda dalam bekerja.
Sehingga memiliki pilihan keputusan akan menjadi pemimpin atau yang dipimpin.
Kembali kepada kapasitas individu masing-masing. Namun sudah seharusnya setiap orang perlu
mengetahui usaha-usaha apa saja yang perlu dilakukan agar seorang individu dapat membentuk
suatu perilaku kepemimpinan dalam suatu organisasi sesuai dengan yang diharapkan.
Dalam sebuah organisasi ada beberapa orang yang memiliki kekuasaan dan setiap
manusia pasti menginginkan kekuasaan, untuk mendapatkan kekeuasaan itu tidak begitu saja

mendapatkannya ada beberapa faktor yang harus dimiliki. Orang – orang yang berada pada
puncak pimpinan suatu organisasi seperti manajer, direktur memiliki kekuasaan atau power.

Dalam kontek mempengaruhi perilaku orang – orang yang secara struktur organisasi
berada dibawahnya. Setiap pemimpin menggunakan kekuasaan dengan efektif, sehingga mampu
menumbuhkan motivasi bawahan, untuk bekerja dan melaksanakan tugas dengan baik.
Setiap atasan selain mempunyai kekuasaan untuk mengatur bawahan mereka juga harus
mengetahuhi bagaimana karakter dari bawahannya agar bawahan dapat bekerja dengan baik
sebagaimana di inginkan.
1.2 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulis dalam pembuatan makalah ini adalah selain untuk memenuhi
salah satu tugas pada mata kuliah “Teori dan Perilaku Organisasi“. Ada juga tujuan lain
diantaranya :
1) Pembaca memahami pengertian kepemimpinan dan kekuasaan
2) Pembaca memahami perbedaan yang mendalam antara kepemimpinan dan kekuasaan
3) Pembaca memahami peran kepemimpinan dalam pengambilan keputusan
1.3 Permasalahan Pokok
1) Apa pengertian dari kepemimpinan dan kekuasaan?
2) Apa saja perbedaan antara kepemimpinan dan kekuasaan?
3) Bagaimana peran kepemimpinan dalam pengambilan keputusan?

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Teori yang Mendukung
Perbedaan Kekuasaan dan Kepemimpinan

Menurut buku Robbbins dan Judge. 2007. Perilaku Organisasi, Buku 1 dan 2. Jakarta :
Salemba Empat, menyebutkan bahwa :
Kekuasaan adalah kemampuan individu atau kelompok untuk mempengaruhi individu atau
kelompok lain (masyarakat) agar mereka mau mengikuti keinginan dari yang memegang kuasa.
Kepemimpinan adalah kemampuan seseorang (pemimpin/leader) untuk mempengaruhi orang
lain (yang dipimpin/ pengikut-pengikutnya) sehingga orang lain bertingkah laku sebagaimana
yang di kehendaki oleh pemimpin tersebut.
Kekuasaan dan kepemimpinan memiliki perbedaan. Perbedaannya terletak pada (Robbins
dan Judge, 2007):
1.

Kesesuaian Tujuan

Kekuasaan tidak membutuhkan kesesuaian tujuan, hanya ketergantungan, sedangkan
kepemimpinan membutuhkan kesesuaian tujuan antara pemimpin dengan orang yang
dipimpinnya.
2.


Arah Dari Pengaruh

Kepemimpinan berfokus pada pengaruh atasan/pemimpin terhadap bawahannya (downward
influence), dan meminimalkan pentingnya bentuk pengaruh ke samping dan ke atas (lateral and
upward influence). Sedangkan kekuasaan selain berfokus pada pengaruh terhadap bawahan, juga
berfokus pada pengaruh terhadap atasan maupun kepada sesama teman yang berada pada tingkat
yang sama.

3.

Cara Implementasinya

Kepemimpinan lebih menekankan pada cara atau gaya kepemimpinan yang perlu dilakukan
untuk mencapai tujuan. Sedangkan kekuasaan, lebih memfokuskan diri pada taktik-taktik untuk
mendapatkan kesepakatan.

4.

Pemilik Kekuasaan


Kepemimpinan lebih merupakan kekuasaan yang dimiliki secara individual, sedangkan
kekuasaan, bukan hanya dapat dimiliki oleh individu tertentu, namun juga dapat dimiliki oleh
beberapa atau sekelompok orang.
Jadi, menurut pendapat saya terhadap teori tersebut adalah pasti diantara kekuasaan dan
kepemimpinan memiliki sebuah hubungan yang erat. Kepemimpinan tanpa kekuasaan tidak ada
gunanya dan tidak dapat digunakan untuk mengambil keputusan karena pemimpin tersebut tidak
memiliki kekuasaan. Selanjutnya kepemimpinan dengan kekuasaan dapat berjalan baik kalau
sudah saling seimbang, memiliki kekuasaan dan menjadi seorang pemimipin maka semua
kegiatan organisasi dapat berjalan.
Lalu, pendapat lain menurut saya adalah contoh daripada kekuasaan yang biasa
dipandang sebagai boss dan kalau mendengar kata “boss”, maka yang ada difikiran kita adalah ia
mempunyai sifat yang nge-bossy, hanya memikirkan kekuasaannya dan kepentingan diri sendiri
atau golongan bahkan terkadang ia hanya memerintah saja tanpa menuntun bawahannya.
Berbeda dengan kepemimpinan yang biasa dipandang sebagai leader, sosok yang berwibawa,
berkharisma, dan ia juga memberi perintah tetapi sekaligus menuntun bawahannya. Seperti juga
kata pepatah ‘tidak ada prajurit yang salah yang ada adalah dari kopralnya’

2.2 Kasus yang Berkaitan
Kemudian, saya ingin membahas mengenai pemerintahan yang ada di Indonesia

khususnya kepada wakil rakyatnya. Menurut pandangan saya, pemerintahan di Indonesia hanya
mementingkan kekuasaan atau jabatan yang tinggi karena dengan mendapatkan itu, mereka yang

berdasi bisa seenaknya tanpa memperdulikan kepentingan rakyatnya. Mungkin itu hanya
segelintir orang saja, namun berita seperti itu memang benar adanya.
Dari hal tersebut maka politik mempunyai peran sebagai alat untuk mendapat kekuasaan
atau dukungan. Pada buku Robbbins dan Judge. 2007 menjelaskan bahwa ada 2 cara untuk
mendapatkan kekuasaan, yaitu :



dengan spesial skill or knowledge
dengan melakukan mendekatan atau meloby
Dan menurut pendapat saya mengenai teori tersebut memanglah benar, politik memang

mempunyai dampak yang besar daripada meraih kekuasaan. Namun tidak selamanya politik itu
buruk, politik juga mempunyai fungsi positif dalam organisasi yaitu bisa mempersatukan orangorang didalamnya.
Lalu mengenai 2 cara untuk mendapatkan kekuasaan, menurut pendapat saya itu sangat
tepat. Karena kalau di diri kita sebagai manusia khususnya diri seorang pemimpin, kalau tidak
mempunyai kemampuan atau skill yang mantap, maka kekuasaan tersebut mustahil untuk diraih.

Kemudian seseorang pemimpin juga harus mempunyai pengetahuan atau wawasan yang luas.
Menurut saya harus cerdas dan cerdik juga. Karena kalau cerdas itu adalah pengetahuanpengetahuan yang kita didapatkan didalam kelas, lalu kalau cerdik itu adalah ilmu jalanan. Jadi
keduanya harus disatu padukan demi menjadi seseorang pemimpin yang baik dan meraih suatu
kekuasaan.
Kemudian, menurut buku Robbbins dan Judge. 2007 ada beberapa cara yang perlu
diketahui, mengapa seseorang atau sekelompok orang mempunyai kekuasaan. Cara-cara tersebut
yaitu :



Legitimate power

Legitimate berarti pengangkatan, jadi Legitimate Power adalah, sebuah kekuasaan yang
diperoleh dari Pengangkatan. Sebagai contoh kekuasaan yang diperoleh melalui pengangkatan
yaitu Kepala wilayah tidak dipilih tapi diangkat, kecuali kepala wilayah dalam jabatan- Bupati

dan Gubernur yang masing-masing merangkap sebagai kepala daerah tingkat I dan II, dan
masing-masing dipilih oleh DPRD tingkat I dan II.



Coersive Power

Coersive berarti kekerasan, jadi Coersive Power adalah perolehan kekuasaan melalui cara
kekerasan, bahkan mengkin bersifat perebutan atau perampasan bersenjata. Hal ini lazim disebut
Kudeta.


Expert Power

Expert berarti keahlian, jadi Expert Power adalah perolehan kekuasaan melalui keahlian
seseorang, maksudnya pihak yang mengambil kekuasaan memang memiliki keahlian untuk
memangku jabatan tersebut. Sebagai contoh penempatan dokter sebagi kepala rumah sakit.


Reward Power

Reward berarti pemberian, jadi Reward Power adalah perolehan kekuasaan melalui suatu
pemberian, sebagai contoh perhatikan bagaimana orang-orang kaya dapat memerintah orangorang miskin untuk bekerja dengan patuh.



Reverent Power

Reverent berarti daya tarik, jadi Reverent Power adalah perolehan kekuasaan melalui daya tarik.
Walaupun daya tarik seseorang tidak menjadi faktor utama mengapa seseorang ditentukan
menjadi kepala, namun daya tarik seperti postur tubuh, wajah yang rupawan dan penampilan
serta pakaian yang parlente dapat menentukan dalam mengambil perhatian orang lain dalam
usaha menjadi kepala. ……………………………………………………………………………

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Seperti yang telah dibahas, bahwa yang dinamakan Pemimpin adalah orang yang
memimpin orang terpilih sebagai pemimpin. ia terpilih sebagai pemimpin karena memiliki
keunggulan kompetitif dan atau keunggulan komperatif didalam kelompoknya. Hal ini sangat
dibutuhkan dalam mengatur atau mendayagunakan sumber-sumber potensial yang ada dalam
organisasinya tersebut.
Di dalam sebuah kepemimpinan, tidak akan lepas juga dari istilah kekuasaan. Kekuasaan
ini bersifat dominan. Karena apabila kekuasaan tidak ada dalam diri seorang pemimpin, maka
kurang utuh wewenang dari pada pemimpin yang bersangkutan. Banyak seorang ahli yang telah

menyatakan definisi-definisi dari kekuasaan.
Kekuasaan (power) erat sekali hubungannya dengan kepemimpinan. Dengan memberikan
hubungan yang menyeluruh antara kepemimpinan dan kekuasaan Kekuasaan mempunyai
peranan yang dapat menentukan nasib berjuta - juta manusia.
Hubungan pemimpin dan kekuasaan adalah ibarat gula dengan manisnya, ibarat garam
dengan asinnya. Dua-duanya tak terpisahkan. Kepemimpinan yang efektif (effective leadership)
terealisasi pada saat seorang pemimpin dengan kekuasaannya mampu menggugah pengikutnya
untuk mencapai kinerja yang memuaskan. Ketika kekuasaan ternyata bisa timbul tidak hanya
dari satu sumber, kepemimpinan yang efektif bisa dianalogikan sebagai movement untuk
memanfaatkan genesis (asal usul) kekuasaan, dan menerapkannya pada tempat yang tepat.

DAFTAR PUSTAKA
Robbbins dan Judge. 2007. Perilaku Organisasi, Buku 1 dan 2. Jakarta : Salemba Empat
Robbins & Coulter. 2007. Manajemen. Jakarta : Indeks

https://www.kompasiana.com/vhisesha/599d32e9096dea19fb15e7f2/pemimpin-yang-baikdengan-kepemimpinan-efektif