TUGAS STRATEGI PEMBELAJARAN KIMIA Projec

TUGAS
STRATEGI PEMBELAJARAN KIMIA
“Project Based Learning (PjBL)”
Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Strategi Based Learning (PjBL)

DI SUSUN OLEH :

SITI NUR FADILAH (150621001)
Semester

: 4 (Empat)

Dosen Pengampu

: Noornovianawanti, M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH CIREBON
TAHUN 2016/2017
1


2

KATA PENGANTAR
Puji syukur Penulis limpahkan kehadirat Allah SWT, karena hanya dengan rahmat,
hidayah, kasih sayang serta pertolongan-Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah ini yang
yang berjudul “Project Based Learning (PjBL)” ini tepat pada waktu yang telah direncanakan
sebelumnya dan dengan sebatas pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki. Dan juga
penulis berterima kasih pada Ibu Noornovianawanti, M.Pd selaku Dosen mata kuliah Strategi
Pembelajaran Kimia yang telah memberikan tugas ini kepada penulis. Tak lupa sholawat serta
salam Penulis haturkan kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabat, semoga
selalu dapat menuntun Penulis pada ruang dan waktu yang lain.
Penulis sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan pembaca. Penulis juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam tugas ini
terdapat kekurangan-kekurangan dan jauh dari apa yang penulis harapkan. Untuk itu, penulis
berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan di masa yang akan datang,
mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini yang telah penulis susun dapat berguna bagi penulis
sendiri maupun orang lain yang membacanya. Sebelumnya penulis mohon maaf apabila
terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan karena kesempurnaan datangnya hanya

dari Allah SWT.

Cirebon, 19 Mei 2017

Penulis

1

DAFTAR ISI
Kata Pengentar…………………………………………………………………………… i
Daftar Isi………………………………………………………………………………….. ii
BAB I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang………………………………………………………………… 1
1.2 Rumusan Masalah…………………………………………………………….. 2
1.3 Tujuan…………………………………………………………………………. 3
1.4 Manfaat………………………………………………………………………… 3
BAB II Kajian Teori
2.1 Pengertian Model Pembelajaran Project Based Learning (PjBL)……………... 4
2.2 Tujuan Model Pembelajaran Project Based Learning (PjBL)…………………. 5
2.3 Kriteria Model Pembelajaran Project Based Learning (PjBL)……………….. 5

2.4 Sintak (Tahapan) Model Pembelajaran Project Based Learning (PjBL)……… 6
2.5 Peran Guru Dan Peserta Didik Dalam Pembelajaran Project Based Learning
(PjBL)…………………………………………………………………………. 7
2.6 Prinsip Model Pembelajaran Project Based Learning (PjBL)………………… 7
2.7 Sistem Penilaian Dalam Model Pembelajaran Project Based Learning (PjBL).. 8
2.8 Kendala Yang Dihadapi Dalam Model Pembelajaran Project Based Learning
(PjBL)…………………………………………………………………………. 10
2.9 Meningkatkan Efektivitas Project Base Learning (PjBL)…………………….. 10
2.10 Kelebihan Dan Kekurangan Model Pembelajaran Project Based Learning
(PjBL)………………………………………………………………………… 13
BAB III Kesimpulan Dan Saran
3.1 Kesimpulan……………………………………………………………………. 15
3.2 Saran…………………………………………………………………………… 17
Daftar Pustaka

2

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Permasalahan yang sering muncul dalam dunia pendidikan adalah lemahnya
kemampuan siswa dalam menggunakan kemampuan berpikirnya untuk menyelesaikan
masalah. Siswa cenderung dijejali dengan berbagai informasi yang menuntut hapalan
saja. Banyak sekali pengetahuan dan informasi yang dimiliki siswa tetapi sulit untuk
dihubungkan dengan situasi yang mereka hadapi. Alih-alih dapat menyelesaikan masalah,
pengetahuan mereka seperti tidak relevan dengan apa yang mereka hadapi. Ketika siswa
mengikuti sebuah pendidikan tiada lain untuk menyiapkan mereka menjadi manusia yang
tidak hanya cerdas tetapi mampu menyelesaikan persoalan yang akan mereka hadapi di
kemudian hari. Sudah sering mendengar keluhan siswa betapa beratnya mereka mengikuti
beban dari sekolah. Mereka dituntut untuk mengetahui segala hal yang dituntut oleh
kurikulum. Walaupun kapasitas intelektualnya dapat menjangkau beban tersebut, siswa
seperti telepas dari dunianya. Padahal yang mereka hadapi harus dapat diselesaikan
dengan kemampuan sendiri. Oleh karena itu, pendidikan harus membekali mereka dengan
kemampuan-kemampuan yang dapat digunakan untuk mengatasi permasalahan yang
mereka hadapi. Kemampuan tersebut adalah kemampuan memecahkan masalah.
Kemampuan ini dapat dikembangkan melalui pembelajaran dimana masalah dihadirkan
di kelas dan siswa diminta untuk menyelesaikannya dengan segala pengetahuan dan
keterampilan yang mereka miliki. Pembelajaran bukan lagi sebagai “transfer of
knowledge”, tetapi mengembangkan potensi siswa secara sadar melalui kemampuan yang
lebih dinamis dan aplikatif.

Pendidikan merupakan aspek terpenting dalam upaya pemberdayaan manusia.
Melalui pendidikan pengembangan potensi, kepribadian, kecerdasan, keterampilan serta
akhlak mulia siswa dapat dibentuk dan diarahkan. Sistem pendidikan dewasa ini telah
mengalami kemajuan yang sangat pesat. Salah satunya adalah Pembelajaran sains
diajarkan dengan menekankan pada proses memberi pengalaman kepada siswa dalam
memadukan pengetahuan awal siswa dengan pengetahuan yang sesuai konsep ilmuwan.
Pengetahuan awal siswa yang diperoleh dari pengalaman mengamati fenomena-fenomena
di lingkungan tempat tinggal memberikan latar belakang dalam membangun pengetahuan
awal siswa. Setiap siswa tentu mempunyai tafsiran yang berbeda terhadap pengalaman
yang diperoleh dalam kehidupan sehari-hari. Ketika siswa berada dalam proses
1

pembelajaran di kelas, guru memfasilitasi kegiatan pembelajaran agar terbentuk konsep
baru yang sesuai dengan konsep ilmuwan.
Guru hendaknya merancang pembelajaran yang efektif dengan memperhatikan
karakteristik materi pembelajaran yang diajarkan. Hal-hal yang perlu dipertimbangan
guru dalam merancang pembelajaran dengan memilih pendekatan, strategi, metode, dan
teknik pembelajaran. Kesatuan yang utuh antara pendekatan, strategi, metode, dan teknik
pembelajaran akan terbentuk sebuah model pembelajaran. Model pembelajaran pada
dasarnya merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang

disajikan secara khas oleh guru. Dengan kata lain, model pembelajaran merupakan
bingkai dari penerapan pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran.
Selain itu, Model pembelajaran merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan
pembelajaran. Project based learning (PjBL) merupakan salah satu model pembelajaran
yang mencoba mengaitkan antara teknologi dengan masalah kehidupan sehari-hari yang
akrab dengan siswa atau dengan proyek sekolah. Dalam PjBL, peserta didik terdorong
lebih aktif dalam belajar. Guru hanya sebagai fasilitator dan evaluator produk hasil kerja
peserta didik yang ditampilkan dalam hasil proyek. Adanya produk nyata tersebut dapat
mendorong kreativitas siswa. Salah satu tujuan dalam mempelajari model pembelajaran
PjBL ini bertujuan untuk mengetahui penerapan model pembelajaran PjBL untuk
meningkatkan kreativitas siswa.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apakah pengertian dari model pembelajaran Project Based Learning (PjBL) ?
1.2.2 Apakah tujuan dari pembelajaran Project Based Learning (PjBL) ?
1.2.3 Bagaimana kriteria yang terdapat dalam model pembelajaran Project Based
Learning (PjBL) ?
1.2.4 Bagaimanakah sintak/tahapan yang terdapat dalam model pembelajaran Project
Based Learning (PjBL) ?
1.2.5 Bagaimanakah peran guru dan peserta didik dalam pembelajaran Project Based
Learning (PjBL) ?

1.2.6 Bagaimanakah prinsip-prinsip dalam model pembelajaran Project Based Learning
(PjBL) ?
1.2.7 Bagaimanakah sistem penilaian dalam pembelajaran Project Based Learning
(PjBL)?
1.2.8 Apakah kendala yang dihadapi dalam proses pembelajaran Project Based Learning
(PjBL) ?
2

1.2.9 Bagaimanakah meningkatkan efektivitas Project Based Learning (PjBL) ?
1.2.10 Bagaimana kelemahan dan kelebihan yang terdapat dalam model pembelajaran
Project Based Learning (PjBL) ?
1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui pengertin model pembelajaran Project Based Learning (PjBL)
1.3.2 Untuk mengetahui tujuan pembelajaran Project Based Learning (PjBL)
1.3.3 Untuk mengetahui kriteria yang terdapat dalam model pembelajaran Project Based
Learning (PjBL)
1.3.4 Untuk mengetahui sintak/tahapan yang terdapat dalam model pembelajaran Project
Based Learning (PjBL)
1.3.5 Untuk mengetahui peran guru dan peserta didik dalam pembelajaran Project Based
Learnng (PjBL)

1.3.6 Untuk mengetahui prinsip-prinsip dalam model pembelajaran Project Based
Learning (PjBL)
1.3.7 Untuk mengetahui Sistem penilaian dalam pembelajaran Project Based Learning
(PjBL)
1.3.8 Untuk mengetahui kondisi yang mendukung proses pembelajaran Project Based
Learning (PjBL) ?
1.3.9 Untuk mengetahui efektivitas Project Based Learning (PjBL)
1.3.10 Untuk mengetahui kelemahan dan kelebihan yang terdapat dalam model
pembelajaran Project Based Learning (PjBL)
1.4 Manfaat
Penulisan makalah ini memiliki manfaat sebagai berikut :
1.4.1 Bagi penyusun, makalah ini dapat dijadikan pembelajaran dalam menulis makalah
yang baik dan menambah pengetahuan tentang materi yang ditulis.
1.4.2 Bagi pembaca makalah ini dapat dijadikan bahan pembelajaran terhadap mata
kuliah terkait.

3

BAB II
KAJIAN TEORI

2.1 Pengertian Model Pembelajaran Project Based Learning (PjBL)
Project Based Learning merupakan sebuah model pembelajaran yang sudah banyak
dikembangkan di negara-negara maju seperti Amerika Serikat. Jika diterjemahkan dalam
bahasa Indonesia, Project Based Learning bermakna sebagai pembelajaran berbasis
proyek. Definisi secara lebih komperehensif tentang Project Based Learning menurut The
George Lucas Educational Foundation adalah sebagai berikut :
a. Project-based learning is curriculum fueled and standards based. Project Based
Learning merupakan pendekatan pembelajaran yang menghendaki adanya standar isi
dalam kurikulumnya. Melalui Project Based Learning, proses inquiry dimulai dengan
memunculkan pertanyaan penuntun (aguiding question) dan membimbing peserta
didik dalam sebuah proyek kolaboratif yang mengintegrasikan berbagai subjek
(materi) dalam kurikulum. Pada saat pertanyaan terjawab, secara langsung peserta
didik dapat melihat berbagai elemen mayor sekaligus berbagai prinsip dalam sebuah
disiplin yang sedang dikajinya.
b. Project-based learning asks a question or poses a problem that each student can
answer. Project Based Learning adalah model pembelajaran yang menuntut pengajar
dan atau peserta didik mengembangkan pertanyaan penuntun (a guiding question).
Mengingat bahwa masing-masing peserta didik memiliki gaya belajar yang berbeda,
maka Project Based Learning memberikan kesempatan kepada para peserta didik
untuk menggali konten (materi) dengan menggunakan berbagai cara yang bermakna

bagi dirinya, dan melakukan eksperimen secara kolaboratif. Hal ini memungkinkan
setiap peserta didik pada akhirnya mampu menjawab pertanyaan penuntun.
c. Project-based learning asks students to investigate issues and topics addressing realworld problems while integrating subjects across the curriculum. Project Based
Leraning merupakan pendekatan pembelajaran yang menuntut peserta didik membuat
“jembatan” yang menghubungkan antar berbagai subjek materi. Melalui jalan ini,
peserta didik dapat melihat pengetahuan secara holistik. Lebih daripada itu, Project
Based Learning merupakan investigasi mendalam tentang sebuah topik dunia nyata,
hal ini akan berharga bagi atensi dan usaha peserta didik.
d. Project-based learning is a method that fosters abstract, intellectual tasks to explore
complex issues. Project Based Learning merupakan pendekatan pembelajaran yang
4

memperhatikan pemahaman. Peserta didik melakukan eksplorasi, penilaian,
interpretasi dan mensintesis informasi melalui cara yang bermakna..
Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut, maka dapat dikatakan bahwa pendekatan
Project Based Learning dikembangkan berdasarkan faham filsafat konstruktivisme dalam
pembelajaran. Konstruktivisme mengembangkan atmosfer pembelajaran yang menuntut
peserta didik untuk menyusun sendiri pengetahuannya. Project based learning merupakan
pendekatan pembelajaran yang memberikan kebebasan kepada peserta didik untuk
merencanakan aktivitas belajar, melaksanakan proyek secara kolaboratif, dan pada

akhirnya menghasilkan produk kerja yang dapat dipresentasikan kepada orang lain.
Penerapan model Project Based Learning dapat dilakukan pada satu pasang KD dan
atau beberapa KD dari unit kompetensi di tingkat atau jenjang yang tinggi.
2.2 Tujuan Model Pembelajaran Project Based Learning (PjBL)
Tujuan model pembelajarann project based learning, antara lain :
1. Meningkatkan kemampuan peserta didik dalam pemecahan masalah proyek.
2. Memperoleh pengetahuan dan keterampilan baru dalam pembelajaran.
3. Membuat peserta didik lebih aktif dalam memecahkan masalah proyek yang
kompleks dengan hasil produk nyata.
4. Mengembangkan dan meningkatkan keterampilan peserta didik dalam mengelola
bahan atau alat untuk menyelesaikan tugas atau proyek.
5. Meningkatkan kolaborasi peserta didik khususnya pada PjBL yang bersifat kelompok.
2.3 Kriteria Model Pembelajaran Project Based Learning (PjBL)
Project Based Learning adalah pendekatan pembelajaran yang memiliki karakteristik
sebagai berikut:
a. Peserta didik membuat keputusan tentang sebuah kerangka kerja.
b. Adanya permasalahan atau tantangan yang diajukan kepada peserta didik.
c. Peserta didik mendesain proses untuk menentukan solusi atas permasalahan atau
tantangan yang diajukan.
d. Peserta didik secara kolaboratif bertanggung jawab untuk mengakses dan mengelola
informasi untuk memecahkan permasalahan.
e. Proses evaluasi dijalankan secara kontinyu.
f. Peserta didik secara berkala melakukan refleksi atas aktivitas yang sudah dijalankan.
g. Produk akhir aktivitas belajar akan dievaluasi secara kualitatif.
h. Situasi pembelajaran sangat toleran terhadap kesalahan dan perubahan.

5

2.4 Sintak (Tahapan) Model Pembelajaran Project Based Learning (PjBL)
Langkah-langkah pembelajaran dalam Project Based Leraning sebagaimana yang
dikembangkan oleh The George Lucas Educational Foundation terdiri dari :
a. Start With the Essential Question (Penentuan pertanyaan mendasar)
Pembelajaran dimulai dengan pertanyaan esensial, yaitu pertanyaan yang
dapat memberi penugasan peserta didik dalam melakukan suatu aktivitas. Mengambil
topik yang sesuai dengan realitas dunia nyata dan dimulai dengan sebuah investigasi
mendalam. Pengajar berusaha agar topik yang diangkat relefan untuk para peserta
didik.
b. Design a Plan for the Project (Mendesain perencanaan proyek)
Perencanaan dilakukan secara kolaboratif antara pengajar dan peserta didik.
Dengan demikian peserta didik diharapkan akan merasa “memiliki” atas proyek
tersebut. Perencanaan berisi tentang aturan main, pemilihan aktivitas yang dapat
mendukung dalam menjawab pertanyaan esensial, dengan cara mengintegrasikan
berbagai subjek yang mungkin, serta mengetahui alat dan bahan yang dapat diakses
untuk membantu penyelesaian proyek.
c. Create a Schedule (Menyusun jadwal)
Pengajar dan peserta didik secara kolaboratif menyusun jadwal aktivitas dalam
menyelesaikan proyek. Aktivitas pada tahap ini antara lain:
(1) membuat timeline untuk menyelesaikan proyek, (2) membuat deadline
penyelesaian proyak, (3) membawa peserta didik agar merencanakan cara yang baru,
(4) membimbing peserta didik ketika mereka membuat cara yang tidak berhubungan
dengan proyek, dan (5) meminta peserta didik untuk membuat penjelasan (alasan)
tentang pemilihan suatu cara.
d. Monitor the Students and the Progress of the Project (Memonitor peserta didik dan
kemajuan proyek)
Pengajar bertanggung jawab untuk melakukan monitor terhadap aktivitas
peserta didik selama menyelesaikan proyek. Monitoring dilakukan dengan cara
menfasilitasi peserta didik pada setiap proses. Dengan kata lain pengajar berperan
menjadi mentor bagi aktivitas peserta didik. Agar mempermudah proses monitoring,
dibuat sebuah rubrik yang dapat merekam keseluruhan aktivitas yang penting.
e. Assess the Outcome (Menguji hasil)
Penilaian dilakukan untuk membantu pengajar dalam mengukur ketercapaian
standar, berperan dalam mengevaluasi kemajuan masing-masing peserta didik,
6

memberi umpan balik tentang tingkat pemahaman yang sudah dicapai peserta didik,
membantu pengajar dalam menyusun strategi pembelajaran berikutnya.
f. Evaluate the Experience (Mengevaluasi pengalaman)
Pada akhir proses pembelajaran, pengajar dan peserta didik melakukan refleksi
terhadap aktivitas dan hasil proyek yang sudah dijalankan. Proses refleksi dilakukan
baik secara individu maupun kelompok. Pada tahap ini peserta didik diminta untuk
mengungkapkan perasaan dan pengalamanya selama menyelesaikan proyek. Pengajar
dan peserta didik mengembangkan diskusi dalam rangka memperbaiki kinerja selama
proses pembelajaran, sehingga pada akhirnya ditemukan suatu temuan baru (new
inquiry) untuk menjawab permasalahan yang diajukan pada tahap pertama
pembelajaran.
2.5 Peran Guru Dan Peserta Didik Dalam Pembelajaran Project Based Learning (PjBL)
Peran guru pada Pembelajaran Berbasis Proyek meliputi: a) Merencanakan dan
mendesain pembelajaran, b) Membuat strategi pembelajaran, c) Membayangkan interaksi
yang akan terjadi antara guru dan siswa, d) Mencari keunikan siswa, e) Menilai siswa
dengan cara transparan dan berbagai macam penilaian dan f) Membuat portofolio
pekerjaan siswa.
Peran peserta didik pada Pembelajaran Berbasis Proyek meliputi : a) Menggunakan
kemampuan bertanya dan berpikir, b) Melakukan riset sederhana, c) Mempelajari ide dan
konsep baru, d) Belajar mengatur waktu dengan baik, e) Melakukan kegiatan belajar
sendiri/kelompok, f) Mengaplikasikan hasil belajar lewat tindakan dan g) Melakukan
interaksi sosial (wawancara, survey, observasi, dll)
2.6 Prinsip Model Pembelajaran Project Based Learning (PjBL)
Model pembelajaran Project Based Learning memiliki pronsip sebagai berikut.
1) Prinsip sentralistis (centrality) menegaskan bahwa kerja proyek merupakan esensi dari
kurikulum. Model ini merupakan pusat strategi pembelajaran, dimana peserta didik
belajar konsep utama dari suatu pengetahuan melalui kerja proyek. Oleh karena itu,
kerja proyek bukan merupakan praktik tambahan dan aplikasi praktis dari konsep
yang sedang dipelajari, melainkan menjadi sentral kegiatan pembelajaran di kelas.
2) Prinsip pertanyaan penuntun (driving question) berarti bahwa kerja proyek berfokus
pada pertanyaan atau permasalahan yang dapat mendorong peserta didik untuk
berjuang memperoleh konsep atau prinsip utama. Kriteria sebuah “driving question‟
adalah sebagai berikut:

7

…a driving question must be simple to understand but also give enough information
about what is being searched. This is really necessary to conduct project easily.
Because the guidance of such a driving question will always make you remember on
what you should focus and what action to take. It must be simple because it must
researchable and give chance to easily determine what are the variables.
3) Prinsip investigasi konstruktif (constructive investigation) merupakan proses yang
mengarah

kepada

pencapaian

tujuan,

yang

mengandung

kegiatan

inkuiri,

pembangunan konsep, dan resolusi. Penentuan jenis proyek haruslah dapat
mendorong peserta didik untuk mengkonstruksi pengetahuan sendiri untuk
memecahkan persoalan yang dihadapinya. Dalam hal ini guru harus mampu
merancang suatu kerja proyek yang mampu menumbuhkan rasa ingin meneliti, rasa
untuk berusaha memecahkan masalah, dan rasa ingin tahu yang tinggi.
4) Prinsip otonomi (autonomy) dalam pembelajaran berbasis proyek dapat diartikan
sebagai kemandirian peserta didik dalam melaksanakan proses pembelajaran, yaitu
bebas menentukan pilihannya sendiri, bekerja dengan minimal supervisi, dan
bertanggung jawab. Oleh karena itu, lembar kerja peserta didik, petunjuk kerja
praktikum, dan yang sejenisnya bukan merupakan aplikasi dari PBL. Dalam hal ini
guru hanya berperan sebagai fasilitator dan motivator untuk mendorong tumbuhnya
kemandirian peserta didik.
5) Prinsip realistis (realism) berarti bahwa proyek merupakan sesuatu yang nyata. PBL
harus dapat memberikan perasaan realistis kepada peserta didik dan mengandung
tantangan nyata yang berfokus pada permasalahan autentik, tidak dibuat-buat, dan
solusinya dapat di implementasikan di lapangan.
2.7 Sistem Penilaian Dalam Model Pembelajaran Project Based Learning (PjBL)
Penilaian pembelajaran berbasis proyek harus dilakukan secara menyeluruh terhadap
sikap, pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh siswa selama pembelajaran.
Penilaian tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut.
Penilaian proyek pada model ini merupakan kegiatan penilaian terhadap suatu tugas
yang harus diselesaikan dalam periode/waktu tertentu. Tugas tersebut berupa suatu
investigasi sejak dari perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian, pengolahan dan
penyajian data. Penilaian proyek dapat digunakan untuk mengetahui pemahaman,
kemampuan

mengaplikasikan,

kemampuan

penyelidikan

dan

kemampuan

menginformasikan peserta didik pada mata pelajaran tertentu secara jelas.
Pada penilaian proyek setidaknya ada 3 hal yang perlu dipertimbangkan yaitu:
8

1) Kemampuan pengelolaan: Kemampuan peserta didik dalam memilih topik, mencari
informasi dan mengelola waktu pengumpulan data serta penulisan laporan.
2) Relevansi: Kesesuaian dengan mata pelajaran, dengan mempertimbangkan tahap
pengetahuan, pemahaman dan keterampilan dalam pembelajaran.
3) Keaslian: Proyek yang dilakukan peserta didik harus merupakan hasil karyanya,
dengan mempertimbangkan kontribusi guru berupa petunjuk dan dukungan terhadap
proyek peserta didik.
Penilaian proyek dilakukan mulai dari perencanaan, proses pengerjaan, sampai hasil
akhir proyek. Untuk itu, guru perlu menetapkan hal-hal atau tahapan yang perlu dinilai,
seperti penyusunan disain, pengumpulan data, analisis data, dan penyiapkan laporan
tertulis. Laporan tugas atau hasil penelitian juga dapat disajikan dalam bentuk poster.
Pelaksanaan penilaian dapat menggunakan alat/ instrumen penilaian berupa daftar cek
ataupun skala penilaian. Sumber-sumber data penilaian tersebut meliputi (Kemdikbud,
2014):
1. Self-assessment (penilaian diri) penting dilakukan untuk merefleksikan diri siswa
sendiri, tidak hanya menunjukkan apa yang siswa rasakan dan apa yang seharusnya
siswa berhak dapatkan. Siswa merefleksikan dirinya seberapa baik mereka bekerja
dalam kelompok dan seberapa baik siswa berkontribusi, bernegosiasi, mendengar dan
terbuka terhadap ide-ide teman dalam kelompoknya. Siswa pun mengevaluasi hasil
proyeknya sendiri, usaha, motivasi, ketertarikan dan tingkat produktivitas.
2. Peer Assessment (penilaian antar siswa) merupakan element penting pada penilaian
PjBL: guru tidak akan selalu bersama semua siswa di setiap waktu dalam proses
pengerjaan proyek, dan peer assessment akan memudahkan untuk menilai siswa secara
individu dalam sebuah kelompok. Siswa menjadi kritis terhadap kerja temannya dan
berupaya untuk saling memberikan umpan balik.
3. Rubrik penilaian produk, Penilaian produk adalah penilaian terhadap proses pembuatan
dan kualitas suatu produk. Penilaian produk meliputi penilaian kemampuan peserta
didik membuat produk-produk teknologi dan seni, seperti: makanan, pakaian, hasil
karya seni (patung, lukisan, gambar), barangbarang terbuat dari kayu, keramik, plastik,
dan logam atau alat-alat teknologi tepat guna yang sederhana. Pengembangan produk
meliputi 3 (tiga) tahap dan setiap tahap perlu diadakan penilaian yaitu:
- Tahap persiapan, meliputi: penilaian kemampuan peserta didik dan merencanakan,
menggali, dan mengembangkan gagasan, dan mendesain produk.

9

- Tahap pembuatan produk (proses), meliputi: penilaian kemampuan peserta didik
dalam menyeleksi dan menggunakan bahan, alat, dan teknik.
- Tahap penilaian produk (appraisal), meliputi: penilaian produk yang dihasilkan
peserta didik sesuai kriteria yang ditetapkan.
2.8 Kendala Yang Dihadapi Dalam Model Pembelajaran Project Based Learning (PjBL)
Pada kenyataanya tidak ada satu model pembelajaran yang palingefektif dalam
kegiatan belajar mengajar. Suatu model pembelajaran dapat dikatakan efektif dan dapat
diterapkan jika dapat membantu pengajar dan pembelajar mencapai tujuannya pada
situasi tertentu. PjBL di samping memiliki kelebihan ternyata masih juga memiliki
kendala dalam pelaksanaannya. Marx dalam Thomas (2000) mengemukakan beberapa
kendala yang dihadapi oleh guru dalam pelaksanaan PjBL, antara lain :.
a. Time.
Proyek yang dilakukan oleh siswa sering kali membutuhkan waktu yang lebih
lama dibanding alokasi waktu yang disediakan. Hal ini juga disebabkan oleh kesulitan
guru yang belum berpengalaman dalam mengaitkan PjBL dengan kurikulum yang
telah ditetapkan.
b. Control.
Guru harus sering mengontrol arus informasi dan memastikan bahwa siswa
membangun pemahaman mereka sendiri.
c.

Support of student learning.
Guru sulit untuk menentukan sejauh mana mereka harus berperan dalam kegiatan
siswa, sering kali membiarkan siswa kemandirian yang berlebihan atau memberikan
pemodelan dan umpan balik yang terlalu sedikitporsinya.

d. Technology use.
Guru sering kali kesulitan menggunakan teknologi dalam pembelajaran di kelas,
khususnya sebagai perantara kognitif.
e. Assessment.
Kesulitan

juga

dialami

oleh

guru

dalam

merancang

penilaian

yang

mempersyaratkan siswa untuk mendemonstrasikan pemahaman mereka.
2.9 Meningkatkan Efektivitas Project Base Learning (PjBL)
Kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan PjBL dapat diatasi dengan beberapa
modifikasi dan campur tangan (intervensi) guru sejauh tidak menghilangkan prinsipprinsip PjBL (Thomas 2000). Intervensi yang dapat dilakukan untuk meningkatkan
efektivitas PjBL terangkum dalam Tabel 1.
10

Tabel 1. Bentuk intervensi untuk meningkatkan efektivitas PjBL
No.
1.

Konteks
Suasana Belajar

Permasalahan Dasar
Siswa lebih tertarik dan

Intervensi
Memberikan tayangan video

akan belajar lebih ketika

yang berkaitan dengan

melakukan sesuatu yang

permasalahan dan model

tidak berhubungan dengan

PjBL

sekolah.
Siswa akan lebih tertarik

Memberi penekanan pada

pada kegiatan sekolah ketika

pembelajaran dengan

mereka dapat mencapai

penyelesaian tugas dan

ketuntasan

pemahaman dengan kualitas
produk sebagai tujuan kerja

2.

Inkuiri awal

Siswa kesulitan

siswa
Mengajukan tujuan

 Mengajukan

memunculkan pertanyaan

pembelajaran yang sesuai

dasar yang mengarahkan

dengan mengenalkan

mereka untuk menemukan

spesifikasi materi, meminta

dan memahai konsep utama.

siswa merencanakan sesuatu,

pertanyaan
 Menyusun
tujuan
 Merancang

dan membantu siswa

prosedur

mengembangkan pertanyaan

 Menyusun

penuntun.

investigasi
Siswa kesulitan menyusun

Mengembangkan lingkungan

pertanyaan yang mengarah

belajar yang didukung

pada penyelidikan pada

komputer, database kolektif

umumnya, dan

untuk memperjelas kegiatan

mengembangkan

konstruksi pengetahuan .

pertanyaan ilmiah pada
3.

Proses inkuiri

khususnya.
Siswa kesulitan karena

Mengarahkan siswa untuk

Pegumpulan data

situasi yang tidak terbatas

mempratikkan pembelajaran

Pencarian

dan masalah yang tidak

berbasis masalah untuk

informasi

jelas.

mengenalkan pada PjBL

Kostruksi

Menjelaskan langkah11

4.

pengetahua
Analisis data dan

Siswa cenderung tidak

langkah penemuan ilmiah.
Membentuk asisten teknis

pengambilan

efisien ketika menggunakan

untuk memandu penggunaan

kesimpulan

teknologi, bermasalah

teknologi (komputer)

 Menggunakan

dengan manajemen waktu,

metode

tidak memecahkan tugas

analisis formal

menjadi beberapa bagian.

 Menggunakan
teknologi
tepat dalam
menggunakan
5.

teknologi
Kolaborasi

Siswa sering kali tidak dapat

 Memberikan

mendistribusikan tugas sama jigsaw dan reciprocal

dan menerima

rata, sehingga keahlian

umpan balik

mereka-pun akhirnya tidak

 Berkolaborasi

Menggunakan metode
teaching.

sama rata.

dalam tugas
tertulis
 Membagi
tugas dengan
porsi yang
6.

sama
Memperoleh dan

Siswa kadang-kadang tidak

Memberikan kesempatan

mempresentasika

menganggap serius proyek

untuk mempresentasikan

n pengetahuan

mereka, hanya melakukan

produk yang melibatkan

 Mengetahui

seadanya, dan jarang

siswa kelompok lain.

melakukan revisi produk

Mewajibkan beberapa

bahwa mereka
paham
 Mengetahui

kriteria hasil kerja
(contohnya kolaborasi,

arti menjadi

penjelasan, demonstrasi, dan

ahli

laporan mandiri)

 Memonitor
apa
12

yang diketahui

Mendemonstrasi
kan seluruh
kompetensi
yang dimiliki
2.10 Kelebihan Dan Kekurangan Model Pembelajaran Project Based Learning (PjBL)
Kelebihan Model Pembelajaran Project Based Learning adalah sebagai berikut:
1. Meningkatkan motivasi belajar siswa. Laporan-laporan tertulis tentang proyek itu
banyak yang mengatakan bahwa siswa suka tekun sampai kelewat batas waktu,
berusaha keras dalam mencapai proyek. Guru juga melaporkan pengembangan dalam
kehadiran dan berkurangnya keterlambatan. Siswa melaporkan bahwa belajar dalam
proyek lebih fun daripada komponen kurikulum yang lain.
2. Meningkatkan kemampuan pemecahan masalah. Penelitian pada pengembangan
keterampilan kognitif tingkat tinggi siswa menekankan perlunya bagi siswa untuk
terlibat di dalam tugas-tugas pemecahan masalah dan perlunya untuk pembelajaran
khusus pada bagaimana menemukan dan memecahkan masalah. Banyak sumber yang
mendiskripsikan lingkungan belajar berbasis proyek membuat siswa menjadi lebih
aktif dan berhasil memecahkan problem-problem yang kompleks.
3. Meningkatkan kolaborasi. Pentingnya kerja kelompok dalam proyek memerlukan
siswa mengembangkan dan mempraktikkan keterampilan komunikasi. Kelompok
kerja kooperatif, evaluasi siswa, pertukaran informasi online adalah aspek-aspek
kolaboratif dari sebuah proyek. Teori-teori kognitif yang baru dan konstruktivistik
menegaskan bahwa belajar adalah fenomena sosial, dan bahwa siswa akan belajar
lebih di dalam lingkungan kolaboratif.
4. Meningkatkan keterampilan mengelola sumber. Bagian dari menjadi siswa yang
independen adalah bertanggung jawab untuk menyelesaikan tugas yang kompleks.
Pembelajaran Berbasis Proyek yang diimplementasikan secara baik memberikan
kepada siswa pembelajaran dan praktik dalam mengorganisasi proyek, dan membuat
alokasi waktu dan sumber-sumber lain seperti perlengkapan untuk menyelesaikan
tugas.
Kelemahan dari pembelajaran berbasis proyek ini antara lain:

13

1. Kebanyakan permasalahan “dunia nyata” yang tidak terpisahkan dengan masalah
kedisiplinan, untuk itu disarankan mengajarkan dengan cara melatih dan memfasilitasi
peserta didik dalam menghadapi masalah.
2. Memerlukan banyak waktu yang harus diselesaikan untuk menyelesaikan masalah.
3. Membutuhkan biaya yang cukup banyak.
4. Banyak instruktur yang merasa nyaman dengan kelas tradisional, di mana instruktur
memegang peran utama di kelas.
5. Banyaknya peralatan yang harus disediakan.

BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 Kesimpulan
14

3.1 Definisi secara lebih komperehensif tentang Project Based Learning menurut The
George Lucas Educational Foundation adalah sebagai berikut :
a. Project-based learning is curriculum fueled and standards based. Project Based
Learning merupakan pendekatan pembelajaran yang menghendaki adanya standar
isi dalam kurikulumnya.
b. Project Based Learning adalah model pembelajaran yang menuntut pengajar dan
atau peserta didik mengembangkan pertanyaan penuntun (a guiding question).
c. Project Based Leraning merupakan pendekatan pembelajaran yang menuntut
peserta didik membuat “jembatan” yang menghubungkan antar berbagai subjek
materi.
d. Project Based Learning merupakan pendekatan pembelajaran yang memperhatikan
pemahaman.
3.2 Tujuan model pembelajarann project based learning, antara lain : Meningkatkan
kemampuan peserta didik dalam pemecahan masalah proyek, Memperoleh
pengetahuan dan keterampilan baru dalam pembelajaran, Membuat peserta didik lebih
aktif dalam memecahkan masalah proyek yang kompleks dengan hasil produk nyata,
Mengembangkan dan meningkatkan keterampilan peserta didik dalam mengelola
bahan atau alat untuk menyelesaikan tugas atau proyek, dan Meningkatkan kolaborasi
peserta didik khususnya pada PjBL yang bersifat kelompok.
3.3 Project Based Learning adalah pendekatan pembelajaran yang memiliki karakteristik
sebagai berikut: Peserta didik membuat keputusan tentang sebuah kerangka kerja,
Adanya permasalahan atau tantangan yang diajukan kepada peserta didik, Peserta
didik mendesain proses untuk menentukan solusi atas permasalahan atau tantangan
yang diajukan, Peserta didik secara kolaboratif bertanggungjawab untuk mengakses
dan mengelola informasi untuk memecahkan permasalahan, Proses evaluasi
dijalankan secara kontinyu, Peserta didik secara berkala melakukan refleksi atas
aktivitas yang sudah dijalankan, Produk akhir aktivitas belajar akan dievaluasi secara
kualitatif, dan Situasi pembelajaran sangat toleran terhadap kesalahan dan perubahan.
3.4 Langkah-langkah pembelajaran dalam Project Based Leraning sebagaimana yang
dikembangkan oleh The George Lucas Educational Foundation terdiri dari :
a. Start With the Essential Question (Penentuan pertanyaan mendasar)
b. Design a Plan for the Project (Mendesain perencanaan proyek)
c. Create a Schedule (Menyusun jadwal)

15

d. Monitor the Students and the Progress of the Project (Memonitor peserta didik dan
kemajuan proyek)
e. Assess the Outcome (Menguji hasil)
f. Evaluate the Experience (Mengevaluasi pengalaman)
3.5 Peran guru pada Pembelajaran Berbasis Proyek meliputi: Merencanakan dan
mendesain pembelajaran, Membuat strategi pembelajaran, Membayangkan interaksi
yang akan terjadi antara guru dan siswa, Mencari keunikan siswa, Menilai siswa
dengan cara transparan dan berbagai macam penilaian dan Membuat portofolio
pekerjaan siswa.
Peran peserta didik pada Pembelajaran Berbasis Proyek meliputi : Menggunakan
kemampuan bertanya dan berpikir, Melakukan riset sederhana, Mempelajari ide dan
konsep baru, Belajar mengatur waktu dengan baik, Melakukan kegiatan belajar
sendiri/kelompok, Mengaplikasikan hasil belajar lewat tindakan dan Melakukan
interaksi sosial.
3.6 Model pembelajaran Project Based Learning memiliki pronsip sebagai berikut.
a. Prinsip sentralistis (centrality) menegaskan bahwa kerja proyek merupakan esensi
dari kurikulum.
b. Prinsip pertanyaan penuntun (driving question) berarti bahwa kerja proyek
berfokus pada pertanyaan.
c. Prinsip investigasi konstruktif (constructive investigation) merupakan proses yang
mengarah kepada pencapaian tujuan, yang mengandung kegiatan inkuiri,
pembangunan konsep, dan resolusi.
d. Prinsip otonomi (autonomy) dalam pembelajaran berbasis proyek dapat diartikan
sebagai kemandirian peserta didik dalam melaksanakan proses pembelajaran.
e. Prinsip realistis (realism) berarti bahwa proyek merupakan sesuatu yang nyata.
3.7 Pada penilaian proyek setidaknya ada 3 hal yang perlu dipertimbangkan yaitu:
1) Kemampuan pengelolaan: Kemampuan peserta didik dalam memilih topik, mencari
informasi dan mengelola waktu pengumpulan data serta penulisan laporan.
2) Relevansi: Kesesuaian dengan mata pelajaran, dengan mempertimbangkan tahap
pengetahuan, pemahaman dan keterampilan dalam pembelajaran.
3) Keaslian: Proyek yang dilakukan peserta didik harus merupakan hasil karyanya,
dengan mempertimbangkan kontribusi guru berupa petunjuk dan dukungan
terhadap proyek peserta didik.

16

3.8 Beberapa kendala yang dihadapi oleh guru dalam pelaksanaan PjBL, antara lain :
Time, Control, Support of student learning, Technology use dan Assessment.
3.9 Kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan PjBL dapat diatasi dengan beberapa
modifikasi dan campur tangan (intervensi) guru sejauh tidak menghilangkan prinsipprinsip PjBL
3.10 Kelebihan Model Pembelajaran Project Based Learning adalah sebagai berikut:
Meningkatkan motivasi belajar siswa, Meningkatkan kemampuan pemecahan
masalah, Meningkatkan kolaborasi, dan Meningkatkan keterampilan mengelola
sumber. Salah satu kelemahan dari model pembelajaran project based learning
adalah Membutuhkan biaya yang cukup banyak.
3.2 Saran
Saran saya sebagai penulis, menyadari masih banyak kekurangan tentang materi yang
saya buat sehingga saya meminta kepada saudara – saudari untuk memberikan kritik dan
sarannya. Agar bisa membangun makalah ini menjadi yang lebih baik lagi. Semoga
makalah yang saya buat ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca.

17

DAFTAR PUSTAKA
Afriana, Jaka.(2015). Project Based Learning (PjBL). Bandung: Universitas Pendidikan
Indonesia.
Dahlan, Ahmad.(2014). Model Project Based Learning. Tersedia:
http://www.eurekapendidikan.com/2014/12/model-project-based-learninglandasan.html.
[Di Akses Pada 18 Mei 2017, Pukul 20.00 WIB]
Hadiyanti, Lutfia.(2012). Project Based Learning (Teori dan Implementasinya pada Konsep
Bioteknologi SMA Kelas XII). Tersedia:
https://www.academia.edu/8055236/Project_Based_Learning [Di Akses Pada 19 Mei
2017, Pukul 20.43]
Kemendikbud.(2014). Materi Pelatihan Guru Implementasi Kurikulum 2013 Tahun 2014
Teknik Komputer Dan Informatika. Jakarta: Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan.
Lestari, Tutik.(2015). Peningkatan Hasil Belajar Kompetensi Dasar Menyajikan Contoh –
Contoh Ilustrasi Dengan Model Pembelajaran Project Based Learning Dan Metode
Pembenlajaran Demonstrasi Bagi Siswa Kelas XI Multimedia SMK Muhammadiyah
Wonosari. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.
Nurohman, Sabar.(2007). Pendekatan Project Based Learning Sebagai Upaya Internalisasi
Scientific Method Bagi Mahasiswa Calon Guru Fisika. Tersedia:
staff.uny.ac.id/sites/default/files/132309687/project-based-learning.pdf. [Di Akses Pada
18 Mei 2017, Pukul 20.20 WIB]
Setyandari, Kiki.(2015). Penerapan Metode Project Based Learning Berbasis
Chemoentrepreneurship pada Materi Koloid untuk Meningkatkan Keterampilan Proses
Sains Siswa Kelas XI. Semarang: Universitas Negeri Semarang.
Thomas JW. 2000. A Review of Research on Project –Based Learning California: The
Autodesk Foundation . Tersedia di
http://www.bie.org/research/study/review_of_project_based_learning_2000 [Di Akses
Pada 20 Mei 2017, Pukul 09.30 WIB]
Titu, Maria Anita.(2015). Penerapan Model Project Based Learning (PJBL) Untuk
Meningkatkan Kreativitas Siswa Pada Materi Konsep Masalah Ekonomi.Tersedia:
eprints.uny.ac.id/21708/1/18%20Maria%20Anita%20Titu.pdf. [Di Akses Pada 18 Mei
2017, Pukul 20.45 WIB]

18

Dokumen yang terkait

STRATEGI PEMERINTAH DAERAH DALAM MEWUJUDKAN MALANG KOTA LAYAK ANAK (MAKOLA) MELALUI PENYEDIAAN FASILITAS PENDIDIKAN

73 431 39

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25

STRATEGI PUBLIC RELATIONS DALAM MENANGANI KELUHAN PELANGGAN SPEEDY ( Studi Pada Public Relations PT Telkom Madiun)

32 284 52

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN SEPEDA MOTOR HONDA MELALUI PENDEKATAN BOSTON CONSULTING GROUP PADA PT. MPM MOTOR DI JEMBER

7 89 18

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

2 5 46

STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DITINJAU DARI PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

6 77 70

MENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA REALIA DI KELAS III SD NEGERI I MATARAM KECAMATAN GADINGREJO KABUPATEN TANGGAMUS TAHUN PELAJARAN 2011/2012

21 126 83

PENGARUH KEMAMPUAN AWAL MATEMATIKADAN MOTIFBERPRESTASI TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL

8 74 14

PENGGUNAAN BAHAN AJAR LEAFLET DENGAN MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE (TPS) TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM GERAK MANUSIA (Studi Quasi Eksperimen pada Siswa Kelas XI IPA1 SMA Negeri 1 Bukit Kemuning Semester Ganjil T

47 275 59

PENINGKATAN HASIL BELAJAR TEMA MAKANANKU SEHAT DAN BERGIZI MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK-PAIR-SHARE PADA SISWA KELAS IV SDN 2 LABUHAN RATU BANDAR LAMPUNG

3 72 62