STUDI ETNOBIOLOGI PADA VARIASI MUSIMAN TUMBUHAN PAKAN HIJAUAN DI SENTRA PRODUKSI TERNAK RUMINANSIA
533
Dewi, N.T, et. al., Biowallacea, Vol. 4 (1), Hal : 533-540, April, 2017
STUDI ETNOBIOLOGI PADA VARIASI MUSIMAN TUMBUHAN PAKAN
HIJAUAN DI SENTRA PRODUKSI TERNAK RUMINANSIA
Wa Ode Nanang Trisna Dewi1, E. Arisoesilaningsih2 , Soebarinoto3
1
Departement of Biology, Faculty of Mathematics and Natural Sciences, Halu Oleo University, Kendari
Southeast Sulawesi,
2
Faculty of Mathematics and Natural Sciences,
3
Faculty of Animal Husbandry, Brawijaya University, Malang East Java Indonesia
e-mail : [email protected]
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk m enentukan variasi m usiman tumbuhan pakan hijauan
ternak di beberapa sentra produksi ternak Sapi dan Kambing. Motode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah observasi dengan pendekatan etnobiologi di
beberapa sentra produksi ternak ruminasia (sapi dan kambing) di Jawa Timur dan
Sulawesi Tenggara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah tumbuhan pakan
hidup pada musim hujan lebih banyak dibandingkan dengan musim kemarau.
Penurunan jumlah spesies tum buhan lebih banyak terjadi pada tumbuhan rum put
annual daripada tumbuhan perennial berdaun lebar. Penurunan terbesar jumlah
spesies tumbuhan pakan akibat musim kemarau terjadi di Pamotan Kec. Dampit dan
Langgea, sebaliknya hanya sedikit terjadi perubahan di Ringinsari dan Malang.
Kata Kunci: Pakan hijauan, ternak, variasi musiman.
Abstract
This study aims to determine seasonal variations livestock forage plants in several
centers of anim al production Cattle and Goats. The method used in this study was the
observation by ethnobiological approach in several production centers ruminant
livestock (cattle and goats) in East Java and Southeast Sulawesi. The results showed
that the number of food plants live in the rainy season more than the dry season.The
decline in the num ber of plant species are more common in plants than the annual
grass perennial broadleaf plants.The largest decline in the num ber of plant species
forage due to drought occurred in Pamotan district. Dampit and Langgea, otherwise
only slight changes in Ringinsari and Malang.
Keywords: Forage, livestock, seasonal variations.
PENDAHULUAN
menem patkan
Saat ini pembangunan peternakan
peternakan
modern,
tangguh dan efisien berbasis sumber
menem patkan peternak sebagai objek
daya
dan
masyarakat yang sehat dan produktif
subjek
berperan
penting.
pembangunan
sebagai
Hal
ini
pelaku
yang
ekonomi
diharapkan
dapat
[1].
lokal
Usaha
dalam
peternakan
mewujudkan
ruminansia
khususnya sapi dan kambing, biaya
Dewi, N.T, et. al., Biowallacea, Vol. 4 (1), Hal : 532-539, April, 2017
534
Studi Etnobiologi pada Variasi Musiman Tumbuhan Pakan Hijauan di Sentra Produksi Ternak Ruminansia
produksi untuk pakan dapat mencapai
daging atau susu bahkan feses hewan
70%.
ruminansia
Hal
ini
dipengaruhi
oleh
tersebut
terbatasnya penyediaan pakan. Oleh
pestisida
dan
karena itu, keuntungan usaha ini dapat
kurang berkualitas.
Pakan
diperoleh apabila pakan yang diberikan
terkontaminasi
akan menjadi
hijauan
pupuk
ternak
yang
cukup m urah tetapi dapat memenuhi
digunakan untuk pakan ternak sapi dan
kebutuhan ternak dan mengem bangkan
kam bing
sistem
rumputan,
peternakan
berbasis
pakan
rumput (grass-fed livestock farm ing) [2].
saat
ini
adalah
m isalnya
rumput setaria,
rumput-
rumput
dedaunan,
gajah,
misalnya
ruminansia
daun nangka, eceng gondok, daun
khususnya sapi dan kambing pada saat
pisang, daun mahoni, daun kopi dan
ini mengalami kendala dan hambatan
bahan hijauan lain berupa Leguminosae
terutam a dalam hal penyediaan spesies
(gamal, kaliandra, lamtoro, dan turi) dan
tumbuhan pakan hijauan, mengingat
limbah pertanian
berupa (jerami padi,
semakin terbatasnya tenaga pencari
batang jagung,
kelobot jagung dll).
pakan dan lahan untuk penanam an
Sementara jenis pakan seperti rumput
hijauan pakan ternak. Produksi ternak
gajah, eceng gondok, mahoni, gam al
sapi
dan
Usaha
dan
peternakan
kambing
yang
rendah
kaliandra
menyebabkan nilai jualnya yang rendah
eksotik,
pula.
monokultur
Hal
ini
dapat
terjadi
karena
m erupakan
yang
ditanam
dapat
spesies
secara
m enurunkan
jasa
kuantitas, kualitas dan diversitas rumput
lingkungan. Selain itu ada pakan berupa
atau pakan yang kurang baik terutama
konsentrat misalnya dedak padi, jagung
terjadi pada m usim kem arau. Selain itu
giling,
kondisi tanah atau lahan yang kering
mineral. Bahkan m enurut [3], untuk
dan rusak akibat sistem ladang yang
menekan biaya pakan ternak digunakan
berpindah-pindah. Keterbatasan lahan
bahan-bahan
dan tenaga tersebut mengakibatkan
ekonomis yaitu lim bah sayuran pasar.
para
Hal
peternak
memanfaatkan
pertanian
cenderung
lim bah
pangan,
dari
untuk
sektor
perkebunan
dan
sektor agroindustri yang pada um umnya
bungkil
ini
kelapa,
yang
dapat
garam
tidak
dan
bernilai
mempengaruhi
keberlanjutan produktivitas
ternak
di
beberapa sentra produksi sapi dan
kam bing di Indonesia.
memiliki kualitas dan nilai gizi yang
Sentra-sentra produksi sapi dan
bervariasi. Bahkan limbah tersebut ada
kam bing tersebut terletak di Pulau Jawa,
yang
yang
tercemar
pestisida
sehingga
terkonsentrasi di Pangalengan
Dewi, N.T, et. al., Biowallacea, Vol. 4 (1), Hal : 532-539, April, 2017
Studi Etnobiologi pada Variasi Musiman Tumbuhan Pakan Hijauan di Sentra Produksi Ternak Ruminansia
535
(Jabar), Boyolali (Jateng) dan Pujon
rumput gajah (Pennisetum purpureum)
(Jatim),
Sumatera,
karena
Barat,
Nusa
Nusa
Tenggara
pertum buhannya
cepat
dan
Tim ur,
dapat bertahan pada musim kemarau
Kalimantan, Sulawesi Utara, Sulawesi
dan musim hujan. Sementara diversitas
Tenggara, Sulawesi Selatan, Sulawesi
pakan
Barat dan Papua [2]. Di Sulawesi
ditinggalkan. Hal ini dapat berdampak
Tenggara sentra produksi sapi dan
pada ternak sapi dan kam bing maupun
kam bing terdapat di tujuh kabupaten di
pada
antaranya
Walaupun
Muna,
Tenggara
adalah Kabupaten Buton,
Konawe,
Konawe
Selatan,
hijauan
lokal
lingkungan
sekitarnya
secara
ruminansia
sem akin
alami
merupakan
[5].
ternak
polifag
atau
Moramo, Kendari, Kolaka, dan Kolaka
pemakan banyak spesies tum buhan.
Utara [4]. Kondisi lahan penghasil pakan
Jika
ternak
penurunan
eksotik untuk pakan ternak dihindari
kualitas diversitas, sehingga jenis pakan
atau dikurangi dan peternak kem bali
ternak didominasi oleh spesies tertentu
menggunakan tum buhan lokal maka
yang
produktivitas
telah
mengalami
cepat
tumbuh.
Akan
tetapi
penggunaan
tanaman
ternak
dan
spesies
kelestarian
kelemahannya pertum buhan tanam an
spesies pakan lokal akan lebih terjam in
tersebut pada m usim kemarau kurang,
serta meningkatkan keragaman hayati.
sehingga
Sementara
lahan
tidak
menyediakan
ini,
upaya
yang
telah
pakan secara mem adai. Sementara itu,
dilakukan dalam m emenuhi permintaan
secara alami lahan tersebut dahulunya
daging sapi potong pemerintah telah
dapat menjadi area
berupaya
penggem balaan
melalui
pengembangan
beragam
berbagai program baik melalui pola
spesies tumbuhan pakan pada musim
fattening, breeding, dan pembesaran
hujan dan musim kem arau.
bakalan ternak sapi potong [6].
ternak
karena
ditumbuhi
Kajian tentang
Spesies tumbuhan pakan hijauan
yang
terdapat
di
beberapa
sentra
tumbuhan lokal
pakan ternak sangat penting untuk
produksi sapi dan kam bing berbeda satu
mengembalikan
dengan
ternak yang tidak tergantung musim . Hal
yang
lainnya
terutama
dipengaruhi oleh beberapa faktor di
ini
antaranya geografi, tanah, iklim, dan
produktivitas
budaya lokal. Namun demikian pada
mengurangi
saat
dalam
ini
menggunakan
peternak
hijauan
cenderung
berasal
dari
selain
ketersediaan
akan
pakan
meningkatkan
ternak,
juga
akan
ketergantungan peternak
pem belian
pakan
dan
meningkatkan jasa lingkungan. Oleh
Dewi, N.T, et. al., Biowallacea, Vol. 4 (1), Hal : 532-539, April, 2017
Studi Etnobiologi pada Variasi Musiman Tumbuhan Pakan Hijauan di Sentra Produksi Ternak Ruminansia
karena itu Studi Etnobiologi
Variasi
Musim an
Hijauan
di Sentra
Ruminansia
penelitian
Untuk
di
Sulawesi
Tenggara,
Tumbuhan
Pakan
pengamatan dilakukan pada saat ternak
Produksi
Ternak
sapi dan kambing sedang merumput,
topik
dalam
kem udian
akan
Tujuannya
untuk
spesies
tumbuhan
menjadi
ini.
pada
536
diketahui
diversitas
pakan
akan
dan
menentukan variasi musiman tumbuhan
selanjutnya
pakan hijauan ternak di beberapa sentra
kelimpahannya berdasarkan indikator 1-
produksi ternak Sapi dan Kambing
2 sedikit/ jarang; 3-4 cukup; dan > 5
melimpah.
diketahui
Selanjutnya
spesies
METODE PENELITIAN
tumbuhan pakan hijauan ternak yang
1. Rancangan Percobaan
belum
Penelitian
ini
dilakukan
menggunakan
pendekatan
diketahui
diidentifikasi
identifikasi
nam a spesimennya
menggunakan
dan
buku
didokumentasikan
pengam atan
dengan menggunakan kamera digital
terhadap aktivitas ternak dalam memilih
untuk seluruh lokasi sentra produksi
spesies tumbuhan pakan hijauan dan
sapi
pengelolaan
ditentukan.
observasional
dengan
lahannya
menggunakan
dan
kambing
yang
sudah
metode observasi dan wawancara semi
terstruktur. Sentra Produksi ternak sapi
2. Identifikasi informasi diversitas
pakan hijauan secara wawancara
dan kambing yang dim aksud adalah
yang
berada
di
Jawa
Tim ur
dan
Sulawesi Tenggara. Untuk pengam atan
yang di Jawa Tim ur khususnya Desa
Pamotan, Desa Ringin Sari, pekuburan
cina gunung klotok dan Desa Sumber
Ngepoh,
pengamatan
dilakukan
di
kandang ternak sapi dan kambing yang
masing-masing berjumlah 10 kandang.
Selanjutnya m elihat diversitas spesies
tumbuhan
perhitungan
pakan
berat
dan
melakukan
keringnya setelah
pukul 16.00 W IB sore yang nantinya
akan diketahui diversitas dan biomassa
dari spesies pakan ternak tersebut.
Pengam bilan data pada penelitian
ini menggunakan dua pendekatan yaitu
wawancara langsung dengan peternak
dan secara observasi di lapang tempat
penggem balaan
atau
di
kandang.
Pengam bilan data m elalui wawancara
semi terstruktur dilakukan pada empat
lokasi
sentra
produksi
kam bing.
Hal
ini
informasi
terkait
sapi
untuk
diversitas
dan
menggali
spesies
pakan hijauan dan pengelolaannya saat
ini, diversitas spesies pakan hijauan
dahulu
dan
Jumlah
responden
dalam
pengelolaan
penelitian
yang
ini
Dewi, N.T, et. al., Biowallacea, Vol. 4 (1), Hal : 532-539, April, 2017
lahannya.
digunakan
adalah
10%
Studi Etnobiologi pada Variasi Musiman Tumbuhan Pakan Hijauan di Sentra Produksi Ternak Ruminansia
537
penduduk usia lebih dari 60 tahun,
kem arau. Penurunan jumlah spesies
dinyatakan
tumbuhan lebih banyak terjadi pada
sehat
serta
pernah
memelihara ternak selama ± 5 tahun.
tumbuhan
rum put
Jumlah
tumbuhan
perenial
responden
di em pat lokasi
annual
daripada
berdaun
lebar
diperkirakan mencapai 25 orang. Untuk
(Gambar 5.6 a dan b). Penurunan
masing-masing lokasi 5-7 responden,
terbesar
dengan
orang.
pakan akibat musim kemarau terjadi di
Selanjutnya akan dilakukan uji validitas
Pamotan Kec. Dampit dan Langgea,
dan
sebaliknya
key
person
reabilitas
1-2
kuisioner.
Spesies
jumlah
spesies
hanya
tumbuhan
sedikit
terjadi
tumbuhan yang digunakan untuk pakan
perubahan di Ringinsari dan Malang.
ternak dikelom pokkan menjadi rumput-
Hal ini tidak secara langsung berkaitan
rumputan,
dengan variasi curah hujan dan jumlah
dedaunan,
biji-bijian
atau
kacang-kacangan. Kemudian dari hasil
bulan
wawancara
tersebut
mengemukakan bahwa m usim kering
diversitas
spesies
akan
diketahui
kering
[5].
Menurut
[7],
mempengaruhi
komposisi tanah dan
pengelolaan saat ini. Selain itu juga
hijauan
m etabolisme
akan diketahui diversitas spesies pakan
Selain itu produksi tumbuhan khususnya
yang dahulu digunakan sebagai pakan
di padang penggembalaan pada musim
hijauan dan pengelolaan lahan spesies
kem arau, kurang berkualiatas sehingga
penghasil
menurunkan
pakan
pakan
hijauan
dan
tersebut.
serta
ternak.
produktivitas
ternak.
Pengam atan dilakukan di 2-6 di padang
Sejalan dengan [8], melaporkan bahwa
penggem balaan pada masing-masing
ternak tersebut akan kehilangan berat
lokasi.
badan
sebesar
kem arau,
IV. HASIL DAN PEMBAHAS AN
hijauan untuk sapi dan kambing di
lokasi
pengamatan
baik
pada
musim
dibandingkan
dengan
musim hujan pertambahan bobot badan
Diversitas spesies tumbuhan pakan
setiap
bila
20%
di
Sulawesi Tenggara dan di Jawa Timur
bervariasi dipengaruhi oleh lokasi dan
musim (Gambar 5.6). Jumlah tumbuhan
pakan hidup pada musim hujan lebih
banyak dibandingkan dengan musim
sapi Bali
yang
digem balakan
pada
rumput alam adalah 0,25-0,50 kg/hari
[9]. Hal ini tidak terlepas daripada
kandungan protein kasar hijauan yang
dibutuhkan
ternak
dilahan
penggem balaan. [10], mengemukakan
bahwa kandungan protein kasar rumput
alam pada umum nya, yaitu antara 5-8
g/100g bahan kering, selanjutnya [11],
Dewi, N.T, et. al., Biowallacea, Vol. 4 (1), Hal : 532-539, April, 2017
Studi Etnobiologi pada Variasi Musiman Tumbuhan Pakan Hijauan di Sentra Produksi Ternak Ruminansia
538
kandungan
memecah atau m enguraikan komponen
protein kasar hijauan yang tum buh di
serat kasar hijauan yang dimakan dan
padang penggembalaan relatif rendah
menyediakan asam amino bagi ternak.
yaitu rata-rata 6,47 g/100g bahan kering
Selanjutnya, ternak yang mendapatkan
hjauan. Sementara kandungan protein
tekanan
yang dibutuhkan sapi dan kambing rata-
adalah
rata berkisar antara 8-10 g/100g bahan
dengan kambing. Hal ini menunjukkan
kering hijauan [12].
bahwa kambing lebih adaptif terhadap
mengemukakan
bahwa
Kandungan
protein
ini
pakan
penurunan
ternak
dan
jumlah
sapi,
spesies
dibandingkan
lingkungan.
[13],
yang
mengemukakan bahwa kambing dapat
dibutuhkan untuk pertumbuhan ternak.
menyesuaikan diri dengan iklim dan
Sebab kandungan protein kasar yang
relatif toleran terhadap penyakit lokal.
rendah tidak akan mam pu memenuhi
Kualitas hijauan yang tumbuh pada
kebutuhan mikroba yang ada dalam
suatu
rumen ternak dan asam amino yang
dipengaruhi oleh beberapa faktor, di
dibutuhkan ternak itu sendiri. Mikroba
antaranya, m usim, kondisi tanah, dan
yang ada tersebut berperan dalam
ketersediaan air.
berhubungan
dengan
nutrisi
padang
penggem balaan
a
b
Gambar. (a) Tumbuhan yang tumbuh di musim hujan dan di makan ternak berdasarkan hasil
wawancara dan karakter tumbuhan pakan yang tumbuh di di musim hujan yang
dimakan (S ) sapi dan (K) kambing (b)berdas arkan hasil wawancara
Dewi, N.T, et. al., Biowallacea, Vol. 4 (1), Hal : 532-539, April, 2017
Studi Etnobiologi pada Variasi Musiman Tumbuhan Pakan Hijauan di Sentra Produksi Ternak Ruminansia
539
[11], m engem ukakan bahwa kualitas
(Lamtoro, turi, Mim osa pudica, kacang
nutrisi
oleh
tanah, kacang panjang, dll.), memiliki
beberapa faktor, di antaranya komposisi
pertumbuhan yang cepat dan dan dapat
rumput dan legume, tahap pertumbuhan
tumbuh sepanjang tahun serta bernilai
hijauan
gizi tinggi.
hijauan
dan
mengemukakan
dipengaruhi
pemupukan.
bahwa
[14],
dalam
mengoptimalkan produksi kering dan
PUST AKA
nilai gizi dalam hal protein kasar dan
[1]
serat kasar sebagian besar dipengaruhi
oleh m usim dan curah hujan. Selain itu
wawancara
diversitas
hijauan
di
Langgea dan Sambuli dilakukan pada
bulan 8-9 tahun 2011 dimana pada
[2]
bulan tersebut merupakan bulan kering
yang
jum lahnya
sangat
tinggi
(10/
tahun), dan m emiliki jumlah curah hujan
relatif sedikit yaitu 1376/tahun.
[3]
KESIMPULAN
Jumlah tum buhan pakan hidup pada
musim hujan lebih banyak dibandingkan
dengan musim kem arau. Penurunan
jumlah spesies tumbuhan lebih banyak
terjadi pada tum buhan rumput annual
[4]
daripada tum buhan perenial berdaun
lebar.
Diversitas
spesies
tumbuhan
pakan yang direkomendasikan untuk
musim hujan dan kemarau terdiri dari
tumbuhan golongan daun lebar (daun
pisang,
mangga,
nangka,
waru,
dll.),
rumput
sida
acuta,
(Cyperus
kyllingia, Cyperus rotundus, Cyperus
iria, Panicum sp. dll.), dan Leguminosae
[5]
Anonim, 2007. Peternakan. Portal
Nasional
RI.
http://www.indonesia.go.id/in/
provinsi-kalimantantimur/sumber-daya-alam /9221peternakan-.pdf di akses 3
Januari 2017.
Sim atupang, P., Syafa’at N.,
Hadi. P.U., 2004. Arah dan
Kebijakan
Pengembangan
Agribisnis di Indonesia. BPTP
Nusa tenggara Timur. Waingapu.
Saenab. A., 2010. Evaluasi
Pemanfaatan Limbah Sayuran
Pasar Sebagai Pakan Ternak
Ruminasia Di Dki Jakarta. MJ.
Publikasi
Budidaya
ternak
Ruminansia
Edisi
I.
http://www.psikomedia.com/articl
e/pdf?id=2370 (online) di akses 4
januari 2017.
Arsyad. 2010. Situs Resmi
Provinsi
Sulawesi
Tenggara
Kabupaten Konawe. 03 Pebruari
2017.http://www.sulawesitenggar
aprov.go.id/pem erintahan/kota
kabupaten/101-kabupatenkonawe.pdf
Dewi, NT., Diversitas dan
Karakter Spesies Tumbuhan
Pakan
Hijauan Ternak di
Beberapa
Sentra
Produksi
Ternak Ruminansia, Tesis, UB,
Malang, 2012.
Dewi, N.T, et. al., Biowallacea, Vol. 4 (1), Hal : 532-539, April, 2017
Studi Etnobiologi pada Variasi Musiman Tumbuhan Pakan Hijauan di Sentra Produksi Ternak Ruminansia
[6]
Muslim, C. 2006. Pengembangan
Sistem Integrasi Padi-Ternak
dalam
Upaya
Pencapaian
Swasembada
Daging
Di
Indonesia:
Suatu
Tinjauan
Evaluasi.
Analisis
Kebijakan
Pertanian, vol. 4, no. 3, hal. 226239.
[7]
Khan, ZI., Ashraf, M., Ahmad, K.,
Ahmad, N., Danish, M., And
Valeem, EE. 2009. Evaluation Of
Mineral Composition Of Forages
For
Grazing
Ruminants
In
Pakistan. Pak. J. Bot., vol. 41,
no. 5, hal. 2465-2476.
[8]
Widyastuti, Y. 2008.
Fermentasi Silase dan Manfaat
Probiotik Silase bagi Ruminansia
Media Peternakan, vol. 31, no. 3,
hal. 225-232 ISSN 0126-0472.
[9]
Damry, Marsetyo, Simon P.
Quigley dan Denis P. Poppi.,
Stategies to Enhance Growth of
Weaned Bali (Bos condaicus)
Calves of Small-Holders in
Donggala
District
Central
Sulawesi, Animal Production,
vol. 10, no. 3, hal. 135-139.
[10]
Anonim. 2009. Hijauan Pakan
Ternak Untuk Ketahanan Pangan
Dan Peningkatan Penghasilan.
Lembar fakta program aciar
[11]
[12]
[13]
[14]
540
Aciar-sadi Australia indonesia
patnership. (online) 1 januari
2017.http://aciar.gov.au/files/nod
e/11227/ACIARSADI_UPDATE_
1.3_TRANS_v2.pdf
Damry, 2009, Produksi dan
Kandungan
Nutrien
Hijauan
Padang Penggem balaan Alam di
Kecamatan
Lore
Utara
Kabupaten Poso. J. Agroland,
vol. 16, no. 4, hal. 296-300.
Soebarinoto, Evaluasi Beberapa
Hijauan
Legum inosa
Pohon
Sebagai Sumber Protein Untuk
Ternak,
Disertasi,
Fakultas
Pascasarjana Institut Pertanian
Bogor, Bogor, 1986.
D.N. Matulessy dan A.Y. Kastanja,
2013, Potensi Hijauan Bahan
Pakan Ternak di Kecam atan
Tobelo Kabupaten Halmahera
Utara, Jurnal Agroforestri, vol. VIII
No.4, hal. 287-293. ISSN : 19077556.
R. Subantor, P. Yudono dan B.
Suwignyo, 2012, Pertumbuhan
dan Hasil Tiga Varietas Alfalfa
(Medicago sativa L.) dengan
Perlakuan
Tiga
Macam
Rhizobium pada Media Tanam
Regosol Asal Banguntapan, Ilmu
Pertanian, Vol. 15, No.2, hal: 69 84.
Dewi, N.T, et. al., Biowallacea, Vol. 4 (1), Hal : 532-539, April, 2017
Dewi, N.T, et. al., Biowallacea, Vol. 4 (1), Hal : 533-540, April, 2017
STUDI ETNOBIOLOGI PADA VARIASI MUSIMAN TUMBUHAN PAKAN
HIJAUAN DI SENTRA PRODUKSI TERNAK RUMINANSIA
Wa Ode Nanang Trisna Dewi1, E. Arisoesilaningsih2 , Soebarinoto3
1
Departement of Biology, Faculty of Mathematics and Natural Sciences, Halu Oleo University, Kendari
Southeast Sulawesi,
2
Faculty of Mathematics and Natural Sciences,
3
Faculty of Animal Husbandry, Brawijaya University, Malang East Java Indonesia
e-mail : [email protected]
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk m enentukan variasi m usiman tumbuhan pakan hijauan
ternak di beberapa sentra produksi ternak Sapi dan Kambing. Motode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah observasi dengan pendekatan etnobiologi di
beberapa sentra produksi ternak ruminasia (sapi dan kambing) di Jawa Timur dan
Sulawesi Tenggara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah tumbuhan pakan
hidup pada musim hujan lebih banyak dibandingkan dengan musim kemarau.
Penurunan jumlah spesies tum buhan lebih banyak terjadi pada tumbuhan rum put
annual daripada tumbuhan perennial berdaun lebar. Penurunan terbesar jumlah
spesies tumbuhan pakan akibat musim kemarau terjadi di Pamotan Kec. Dampit dan
Langgea, sebaliknya hanya sedikit terjadi perubahan di Ringinsari dan Malang.
Kata Kunci: Pakan hijauan, ternak, variasi musiman.
Abstract
This study aims to determine seasonal variations livestock forage plants in several
centers of anim al production Cattle and Goats. The method used in this study was the
observation by ethnobiological approach in several production centers ruminant
livestock (cattle and goats) in East Java and Southeast Sulawesi. The results showed
that the number of food plants live in the rainy season more than the dry season.The
decline in the num ber of plant species are more common in plants than the annual
grass perennial broadleaf plants.The largest decline in the num ber of plant species
forage due to drought occurred in Pamotan district. Dampit and Langgea, otherwise
only slight changes in Ringinsari and Malang.
Keywords: Forage, livestock, seasonal variations.
PENDAHULUAN
menem patkan
Saat ini pembangunan peternakan
peternakan
modern,
tangguh dan efisien berbasis sumber
menem patkan peternak sebagai objek
daya
dan
masyarakat yang sehat dan produktif
subjek
berperan
penting.
pembangunan
sebagai
Hal
ini
pelaku
yang
ekonomi
diharapkan
dapat
[1].
lokal
Usaha
dalam
peternakan
mewujudkan
ruminansia
khususnya sapi dan kambing, biaya
Dewi, N.T, et. al., Biowallacea, Vol. 4 (1), Hal : 532-539, April, 2017
534
Studi Etnobiologi pada Variasi Musiman Tumbuhan Pakan Hijauan di Sentra Produksi Ternak Ruminansia
produksi untuk pakan dapat mencapai
daging atau susu bahkan feses hewan
70%.
ruminansia
Hal
ini
dipengaruhi
oleh
tersebut
terbatasnya penyediaan pakan. Oleh
pestisida
dan
karena itu, keuntungan usaha ini dapat
kurang berkualitas.
Pakan
diperoleh apabila pakan yang diberikan
terkontaminasi
akan menjadi
hijauan
pupuk
ternak
yang
cukup m urah tetapi dapat memenuhi
digunakan untuk pakan ternak sapi dan
kebutuhan ternak dan mengem bangkan
kam bing
sistem
rumputan,
peternakan
berbasis
pakan
rumput (grass-fed livestock farm ing) [2].
saat
ini
adalah
m isalnya
rumput setaria,
rumput-
rumput
dedaunan,
gajah,
misalnya
ruminansia
daun nangka, eceng gondok, daun
khususnya sapi dan kambing pada saat
pisang, daun mahoni, daun kopi dan
ini mengalami kendala dan hambatan
bahan hijauan lain berupa Leguminosae
terutam a dalam hal penyediaan spesies
(gamal, kaliandra, lamtoro, dan turi) dan
tumbuhan pakan hijauan, mengingat
limbah pertanian
berupa (jerami padi,
semakin terbatasnya tenaga pencari
batang jagung,
kelobot jagung dll).
pakan dan lahan untuk penanam an
Sementara jenis pakan seperti rumput
hijauan pakan ternak. Produksi ternak
gajah, eceng gondok, mahoni, gam al
sapi
dan
Usaha
dan
peternakan
kambing
yang
rendah
kaliandra
menyebabkan nilai jualnya yang rendah
eksotik,
pula.
monokultur
Hal
ini
dapat
terjadi
karena
m erupakan
yang
ditanam
dapat
spesies
secara
m enurunkan
jasa
kuantitas, kualitas dan diversitas rumput
lingkungan. Selain itu ada pakan berupa
atau pakan yang kurang baik terutama
konsentrat misalnya dedak padi, jagung
terjadi pada m usim kem arau. Selain itu
giling,
kondisi tanah atau lahan yang kering
mineral. Bahkan m enurut [3], untuk
dan rusak akibat sistem ladang yang
menekan biaya pakan ternak digunakan
berpindah-pindah. Keterbatasan lahan
bahan-bahan
dan tenaga tersebut mengakibatkan
ekonomis yaitu lim bah sayuran pasar.
para
Hal
peternak
memanfaatkan
pertanian
cenderung
lim bah
pangan,
dari
untuk
sektor
perkebunan
dan
sektor agroindustri yang pada um umnya
bungkil
ini
kelapa,
yang
dapat
garam
tidak
dan
bernilai
mempengaruhi
keberlanjutan produktivitas
ternak
di
beberapa sentra produksi sapi dan
kam bing di Indonesia.
memiliki kualitas dan nilai gizi yang
Sentra-sentra produksi sapi dan
bervariasi. Bahkan limbah tersebut ada
kam bing tersebut terletak di Pulau Jawa,
yang
yang
tercemar
pestisida
sehingga
terkonsentrasi di Pangalengan
Dewi, N.T, et. al., Biowallacea, Vol. 4 (1), Hal : 532-539, April, 2017
Studi Etnobiologi pada Variasi Musiman Tumbuhan Pakan Hijauan di Sentra Produksi Ternak Ruminansia
535
(Jabar), Boyolali (Jateng) dan Pujon
rumput gajah (Pennisetum purpureum)
(Jatim),
Sumatera,
karena
Barat,
Nusa
Nusa
Tenggara
pertum buhannya
cepat
dan
Tim ur,
dapat bertahan pada musim kemarau
Kalimantan, Sulawesi Utara, Sulawesi
dan musim hujan. Sementara diversitas
Tenggara, Sulawesi Selatan, Sulawesi
pakan
Barat dan Papua [2]. Di Sulawesi
ditinggalkan. Hal ini dapat berdampak
Tenggara sentra produksi sapi dan
pada ternak sapi dan kam bing maupun
kam bing terdapat di tujuh kabupaten di
pada
antaranya
Walaupun
Muna,
Tenggara
adalah Kabupaten Buton,
Konawe,
Konawe
Selatan,
hijauan
lokal
lingkungan
sekitarnya
secara
ruminansia
sem akin
alami
merupakan
[5].
ternak
polifag
atau
Moramo, Kendari, Kolaka, dan Kolaka
pemakan banyak spesies tum buhan.
Utara [4]. Kondisi lahan penghasil pakan
Jika
ternak
penurunan
eksotik untuk pakan ternak dihindari
kualitas diversitas, sehingga jenis pakan
atau dikurangi dan peternak kem bali
ternak didominasi oleh spesies tertentu
menggunakan tum buhan lokal maka
yang
produktivitas
telah
mengalami
cepat
tumbuh.
Akan
tetapi
penggunaan
tanaman
ternak
dan
spesies
kelestarian
kelemahannya pertum buhan tanam an
spesies pakan lokal akan lebih terjam in
tersebut pada m usim kemarau kurang,
serta meningkatkan keragaman hayati.
sehingga
Sementara
lahan
tidak
menyediakan
ini,
upaya
yang
telah
pakan secara mem adai. Sementara itu,
dilakukan dalam m emenuhi permintaan
secara alami lahan tersebut dahulunya
daging sapi potong pemerintah telah
dapat menjadi area
berupaya
penggem balaan
melalui
pengembangan
beragam
berbagai program baik melalui pola
spesies tumbuhan pakan pada musim
fattening, breeding, dan pembesaran
hujan dan musim kem arau.
bakalan ternak sapi potong [6].
ternak
karena
ditumbuhi
Kajian tentang
Spesies tumbuhan pakan hijauan
yang
terdapat
di
beberapa
sentra
tumbuhan lokal
pakan ternak sangat penting untuk
produksi sapi dan kam bing berbeda satu
mengembalikan
dengan
ternak yang tidak tergantung musim . Hal
yang
lainnya
terutama
dipengaruhi oleh beberapa faktor di
ini
antaranya geografi, tanah, iklim, dan
produktivitas
budaya lokal. Namun demikian pada
mengurangi
saat
dalam
ini
menggunakan
peternak
hijauan
cenderung
berasal
dari
selain
ketersediaan
akan
pakan
meningkatkan
ternak,
juga
akan
ketergantungan peternak
pem belian
pakan
dan
meningkatkan jasa lingkungan. Oleh
Dewi, N.T, et. al., Biowallacea, Vol. 4 (1), Hal : 532-539, April, 2017
Studi Etnobiologi pada Variasi Musiman Tumbuhan Pakan Hijauan di Sentra Produksi Ternak Ruminansia
karena itu Studi Etnobiologi
Variasi
Musim an
Hijauan
di Sentra
Ruminansia
penelitian
Untuk
di
Sulawesi
Tenggara,
Tumbuhan
Pakan
pengamatan dilakukan pada saat ternak
Produksi
Ternak
sapi dan kambing sedang merumput,
topik
dalam
kem udian
akan
Tujuannya
untuk
spesies
tumbuhan
menjadi
ini.
pada
536
diketahui
diversitas
pakan
akan
dan
menentukan variasi musiman tumbuhan
selanjutnya
pakan hijauan ternak di beberapa sentra
kelimpahannya berdasarkan indikator 1-
produksi ternak Sapi dan Kambing
2 sedikit/ jarang; 3-4 cukup; dan > 5
melimpah.
diketahui
Selanjutnya
spesies
METODE PENELITIAN
tumbuhan pakan hijauan ternak yang
1. Rancangan Percobaan
belum
Penelitian
ini
dilakukan
menggunakan
pendekatan
diketahui
diidentifikasi
identifikasi
nam a spesimennya
menggunakan
dan
buku
didokumentasikan
pengam atan
dengan menggunakan kamera digital
terhadap aktivitas ternak dalam memilih
untuk seluruh lokasi sentra produksi
spesies tumbuhan pakan hijauan dan
sapi
pengelolaan
ditentukan.
observasional
dengan
lahannya
menggunakan
dan
kambing
yang
sudah
metode observasi dan wawancara semi
terstruktur. Sentra Produksi ternak sapi
2. Identifikasi informasi diversitas
pakan hijauan secara wawancara
dan kambing yang dim aksud adalah
yang
berada
di
Jawa
Tim ur
dan
Sulawesi Tenggara. Untuk pengam atan
yang di Jawa Tim ur khususnya Desa
Pamotan, Desa Ringin Sari, pekuburan
cina gunung klotok dan Desa Sumber
Ngepoh,
pengamatan
dilakukan
di
kandang ternak sapi dan kambing yang
masing-masing berjumlah 10 kandang.
Selanjutnya m elihat diversitas spesies
tumbuhan
perhitungan
pakan
berat
dan
melakukan
keringnya setelah
pukul 16.00 W IB sore yang nantinya
akan diketahui diversitas dan biomassa
dari spesies pakan ternak tersebut.
Pengam bilan data pada penelitian
ini menggunakan dua pendekatan yaitu
wawancara langsung dengan peternak
dan secara observasi di lapang tempat
penggem balaan
atau
di
kandang.
Pengam bilan data m elalui wawancara
semi terstruktur dilakukan pada empat
lokasi
sentra
produksi
kam bing.
Hal
ini
informasi
terkait
sapi
untuk
diversitas
dan
menggali
spesies
pakan hijauan dan pengelolaannya saat
ini, diversitas spesies pakan hijauan
dahulu
dan
Jumlah
responden
dalam
pengelolaan
penelitian
yang
ini
Dewi, N.T, et. al., Biowallacea, Vol. 4 (1), Hal : 532-539, April, 2017
lahannya.
digunakan
adalah
10%
Studi Etnobiologi pada Variasi Musiman Tumbuhan Pakan Hijauan di Sentra Produksi Ternak Ruminansia
537
penduduk usia lebih dari 60 tahun,
kem arau. Penurunan jumlah spesies
dinyatakan
tumbuhan lebih banyak terjadi pada
sehat
serta
pernah
memelihara ternak selama ± 5 tahun.
tumbuhan
rum put
Jumlah
tumbuhan
perenial
responden
di em pat lokasi
annual
daripada
berdaun
lebar
diperkirakan mencapai 25 orang. Untuk
(Gambar 5.6 a dan b). Penurunan
masing-masing lokasi 5-7 responden,
terbesar
dengan
orang.
pakan akibat musim kemarau terjadi di
Selanjutnya akan dilakukan uji validitas
Pamotan Kec. Dampit dan Langgea,
dan
sebaliknya
key
person
reabilitas
1-2
kuisioner.
Spesies
jumlah
spesies
hanya
tumbuhan
sedikit
terjadi
tumbuhan yang digunakan untuk pakan
perubahan di Ringinsari dan Malang.
ternak dikelom pokkan menjadi rumput-
Hal ini tidak secara langsung berkaitan
rumputan,
dengan variasi curah hujan dan jumlah
dedaunan,
biji-bijian
atau
kacang-kacangan. Kemudian dari hasil
bulan
wawancara
tersebut
mengemukakan bahwa m usim kering
diversitas
spesies
akan
diketahui
kering
[5].
Menurut
[7],
mempengaruhi
komposisi tanah dan
pengelolaan saat ini. Selain itu juga
hijauan
m etabolisme
akan diketahui diversitas spesies pakan
Selain itu produksi tumbuhan khususnya
yang dahulu digunakan sebagai pakan
di padang penggembalaan pada musim
hijauan dan pengelolaan lahan spesies
kem arau, kurang berkualiatas sehingga
penghasil
menurunkan
pakan
pakan
hijauan
dan
tersebut.
serta
ternak.
produktivitas
ternak.
Pengam atan dilakukan di 2-6 di padang
Sejalan dengan [8], melaporkan bahwa
penggem balaan pada masing-masing
ternak tersebut akan kehilangan berat
lokasi.
badan
sebesar
kem arau,
IV. HASIL DAN PEMBAHAS AN
hijauan untuk sapi dan kambing di
lokasi
pengamatan
baik
pada
musim
dibandingkan
dengan
musim hujan pertambahan bobot badan
Diversitas spesies tumbuhan pakan
setiap
bila
20%
di
Sulawesi Tenggara dan di Jawa Timur
bervariasi dipengaruhi oleh lokasi dan
musim (Gambar 5.6). Jumlah tumbuhan
pakan hidup pada musim hujan lebih
banyak dibandingkan dengan musim
sapi Bali
yang
digem balakan
pada
rumput alam adalah 0,25-0,50 kg/hari
[9]. Hal ini tidak terlepas daripada
kandungan protein kasar hijauan yang
dibutuhkan
ternak
dilahan
penggem balaan. [10], mengemukakan
bahwa kandungan protein kasar rumput
alam pada umum nya, yaitu antara 5-8
g/100g bahan kering, selanjutnya [11],
Dewi, N.T, et. al., Biowallacea, Vol. 4 (1), Hal : 532-539, April, 2017
Studi Etnobiologi pada Variasi Musiman Tumbuhan Pakan Hijauan di Sentra Produksi Ternak Ruminansia
538
kandungan
memecah atau m enguraikan komponen
protein kasar hijauan yang tum buh di
serat kasar hijauan yang dimakan dan
padang penggembalaan relatif rendah
menyediakan asam amino bagi ternak.
yaitu rata-rata 6,47 g/100g bahan kering
Selanjutnya, ternak yang mendapatkan
hjauan. Sementara kandungan protein
tekanan
yang dibutuhkan sapi dan kambing rata-
adalah
rata berkisar antara 8-10 g/100g bahan
dengan kambing. Hal ini menunjukkan
kering hijauan [12].
bahwa kambing lebih adaptif terhadap
mengemukakan
bahwa
Kandungan
protein
ini
pakan
penurunan
ternak
dan
jumlah
sapi,
spesies
dibandingkan
lingkungan.
[13],
yang
mengemukakan bahwa kambing dapat
dibutuhkan untuk pertumbuhan ternak.
menyesuaikan diri dengan iklim dan
Sebab kandungan protein kasar yang
relatif toleran terhadap penyakit lokal.
rendah tidak akan mam pu memenuhi
Kualitas hijauan yang tumbuh pada
kebutuhan mikroba yang ada dalam
suatu
rumen ternak dan asam amino yang
dipengaruhi oleh beberapa faktor, di
dibutuhkan ternak itu sendiri. Mikroba
antaranya, m usim, kondisi tanah, dan
yang ada tersebut berperan dalam
ketersediaan air.
berhubungan
dengan
nutrisi
padang
penggem balaan
a
b
Gambar. (a) Tumbuhan yang tumbuh di musim hujan dan di makan ternak berdasarkan hasil
wawancara dan karakter tumbuhan pakan yang tumbuh di di musim hujan yang
dimakan (S ) sapi dan (K) kambing (b)berdas arkan hasil wawancara
Dewi, N.T, et. al., Biowallacea, Vol. 4 (1), Hal : 532-539, April, 2017
Studi Etnobiologi pada Variasi Musiman Tumbuhan Pakan Hijauan di Sentra Produksi Ternak Ruminansia
539
[11], m engem ukakan bahwa kualitas
(Lamtoro, turi, Mim osa pudica, kacang
nutrisi
oleh
tanah, kacang panjang, dll.), memiliki
beberapa faktor, di antaranya komposisi
pertumbuhan yang cepat dan dan dapat
rumput dan legume, tahap pertumbuhan
tumbuh sepanjang tahun serta bernilai
hijauan
gizi tinggi.
hijauan
dan
mengemukakan
dipengaruhi
pemupukan.
bahwa
[14],
dalam
mengoptimalkan produksi kering dan
PUST AKA
nilai gizi dalam hal protein kasar dan
[1]
serat kasar sebagian besar dipengaruhi
oleh m usim dan curah hujan. Selain itu
wawancara
diversitas
hijauan
di
Langgea dan Sambuli dilakukan pada
bulan 8-9 tahun 2011 dimana pada
[2]
bulan tersebut merupakan bulan kering
yang
jum lahnya
sangat
tinggi
(10/
tahun), dan m emiliki jumlah curah hujan
relatif sedikit yaitu 1376/tahun.
[3]
KESIMPULAN
Jumlah tum buhan pakan hidup pada
musim hujan lebih banyak dibandingkan
dengan musim kem arau. Penurunan
jumlah spesies tumbuhan lebih banyak
terjadi pada tum buhan rumput annual
[4]
daripada tum buhan perenial berdaun
lebar.
Diversitas
spesies
tumbuhan
pakan yang direkomendasikan untuk
musim hujan dan kemarau terdiri dari
tumbuhan golongan daun lebar (daun
pisang,
mangga,
nangka,
waru,
dll.),
rumput
sida
acuta,
(Cyperus
kyllingia, Cyperus rotundus, Cyperus
iria, Panicum sp. dll.), dan Leguminosae
[5]
Anonim, 2007. Peternakan. Portal
Nasional
RI.
http://www.indonesia.go.id/in/
provinsi-kalimantantimur/sumber-daya-alam /9221peternakan-.pdf di akses 3
Januari 2017.
Sim atupang, P., Syafa’at N.,
Hadi. P.U., 2004. Arah dan
Kebijakan
Pengembangan
Agribisnis di Indonesia. BPTP
Nusa tenggara Timur. Waingapu.
Saenab. A., 2010. Evaluasi
Pemanfaatan Limbah Sayuran
Pasar Sebagai Pakan Ternak
Ruminasia Di Dki Jakarta. MJ.
Publikasi
Budidaya
ternak
Ruminansia
Edisi
I.
http://www.psikomedia.com/articl
e/pdf?id=2370 (online) di akses 4
januari 2017.
Arsyad. 2010. Situs Resmi
Provinsi
Sulawesi
Tenggara
Kabupaten Konawe. 03 Pebruari
2017.http://www.sulawesitenggar
aprov.go.id/pem erintahan/kota
kabupaten/101-kabupatenkonawe.pdf
Dewi, NT., Diversitas dan
Karakter Spesies Tumbuhan
Pakan
Hijauan Ternak di
Beberapa
Sentra
Produksi
Ternak Ruminansia, Tesis, UB,
Malang, 2012.
Dewi, N.T, et. al., Biowallacea, Vol. 4 (1), Hal : 532-539, April, 2017
Studi Etnobiologi pada Variasi Musiman Tumbuhan Pakan Hijauan di Sentra Produksi Ternak Ruminansia
[6]
Muslim, C. 2006. Pengembangan
Sistem Integrasi Padi-Ternak
dalam
Upaya
Pencapaian
Swasembada
Daging
Di
Indonesia:
Suatu
Tinjauan
Evaluasi.
Analisis
Kebijakan
Pertanian, vol. 4, no. 3, hal. 226239.
[7]
Khan, ZI., Ashraf, M., Ahmad, K.,
Ahmad, N., Danish, M., And
Valeem, EE. 2009. Evaluation Of
Mineral Composition Of Forages
For
Grazing
Ruminants
In
Pakistan. Pak. J. Bot., vol. 41,
no. 5, hal. 2465-2476.
[8]
Widyastuti, Y. 2008.
Fermentasi Silase dan Manfaat
Probiotik Silase bagi Ruminansia
Media Peternakan, vol. 31, no. 3,
hal. 225-232 ISSN 0126-0472.
[9]
Damry, Marsetyo, Simon P.
Quigley dan Denis P. Poppi.,
Stategies to Enhance Growth of
Weaned Bali (Bos condaicus)
Calves of Small-Holders in
Donggala
District
Central
Sulawesi, Animal Production,
vol. 10, no. 3, hal. 135-139.
[10]
Anonim. 2009. Hijauan Pakan
Ternak Untuk Ketahanan Pangan
Dan Peningkatan Penghasilan.
Lembar fakta program aciar
[11]
[12]
[13]
[14]
540
Aciar-sadi Australia indonesia
patnership. (online) 1 januari
2017.http://aciar.gov.au/files/nod
e/11227/ACIARSADI_UPDATE_
1.3_TRANS_v2.pdf
Damry, 2009, Produksi dan
Kandungan
Nutrien
Hijauan
Padang Penggem balaan Alam di
Kecamatan
Lore
Utara
Kabupaten Poso. J. Agroland,
vol. 16, no. 4, hal. 296-300.
Soebarinoto, Evaluasi Beberapa
Hijauan
Legum inosa
Pohon
Sebagai Sumber Protein Untuk
Ternak,
Disertasi,
Fakultas
Pascasarjana Institut Pertanian
Bogor, Bogor, 1986.
D.N. Matulessy dan A.Y. Kastanja,
2013, Potensi Hijauan Bahan
Pakan Ternak di Kecam atan
Tobelo Kabupaten Halmahera
Utara, Jurnal Agroforestri, vol. VIII
No.4, hal. 287-293. ISSN : 19077556.
R. Subantor, P. Yudono dan B.
Suwignyo, 2012, Pertumbuhan
dan Hasil Tiga Varietas Alfalfa
(Medicago sativa L.) dengan
Perlakuan
Tiga
Macam
Rhizobium pada Media Tanam
Regosol Asal Banguntapan, Ilmu
Pertanian, Vol. 15, No.2, hal: 69 84.
Dewi, N.T, et. al., Biowallacea, Vol. 4 (1), Hal : 532-539, April, 2017