KEANEKARAGAMAN JENIS SERANGGA PADA KOMUNITAS MANGROVE DI PULAU HOGA KABUPATEN WAKATOBI PROVINSI SULAWESI TENGGARA

Suriana, et. al., Biowallacea, Vol. 2 (1) : Hal 146-152, April, 2015

146

KEANEKARAGAMAN JENIS SERANGGA PADA KOMUNITAS MANGROVE
DI PULAU HOGA KABUPATEN WAKATOBI PROVINSI SULAWESI TENGGARA
Suriana1*, Jamili 1, Rahman 2
1
2

Laboratorium Unit Zoologi, Jurusan Biologi,FMIPA Universitas Halu Oleo
Laboratorium Unit Ekologi, Jurusan Biologi,FMIPA Universitas Halu Oleo
1*
Author contact e-mail : Suriana0568@gmail.com

ABSTRACT
The aims of this research were determine diversity and evenness index of insect at
Hoga Island Wakatoby Regency. This research used the mehtod of squared plot. It is was
made 3 pieces purporsively line transect direct shoroline cut mangrove communities start
from the most advanced (seaward) direction behind. Each transect plots observations were
made on the left and the right along the transects line. The diversity index and evenness

index was determined using Shanon-Wiener. The result showed that, there were 4 orders of
insects which consist of 7 families and 13 genera. The highest diversity index (H’) of inscets
was found at Osbornia clodonata stand (0.25), while it was the lowest at Xilocarpus
granatums stand (0.14). Evenness index (E) of insect among has significance different all of
mangrove stands, namely a stand Bruguiera gymnorrizha (0.09), Pemphis accidula (0.07),
Osbornia clodonata (0.12) and Xilocarpus granatum (0.07).
Keywords : Diversity, Insects, Mangrove Community, Hoga Island

147

Keanekaragaman Jenis Serangga Pada Komunitas Mangrove
Di Pulau Hoga Kabupaten Wakatobi Provinsi Sulawesi Tenggara

protein. Hal ini secara tidak langsung

PENDAHULUAN
Kepulauan Wakatobi yang berada

membantu


penyerbukan.

Beberapa

dalam administrasi Sulawesi Tenggara,

serangga penyerbuk yang sering dijumpai

terletak pada titik pusat segitiga karang

adalah lebah, kupu-kupu dan ngengat.

dunia (coral triangle center), merupakan

Hutan mangrove merupakan suatu

kawasan konservasi perairan laut (marine

komunitas tumbuhan atau suatu individu


conservation area) dengan luas 1.390.000

jenis

ha

komunitas

ditetapkan

berdasarkan

sejak

surat

30

juli


1996

keputusan

Mentri

tumbuhan
di

yang

daerah

membentuk
pasang

surut

(Kusmana, 1997). Ekosistem mangrove


393/kepts-VI/1996.

merupakan

Pulau-pulau yang menyusun kawasan ini

terbentang

berjumlah 48 buah pulau. Mengacu pada

komposisinya terdiri dari beberapa jenis

Undang-Undang

flora dan fauna yang saling berinteraksi.

Kehutanan

Nomor


Republik

Indonesia

suatu
sepanjang

kawasan

yang

pesisir

yang

tentang

Keanekaragaman makhluk hidup

Pengegolaan Wilayah Pesisir dan Palau-


dapat terjadi akibat adanya perbedaan

pulau kecil, maka semua pulau pada

warna, ukuran, bentuk, jumlah, tekstur,

kawasan

penampilan,

Nomor

27

tahun

Taman

2007


Nasional

Wakatobi

dan

sifat-sifat

lainnya.

tergolong ke dalam pulau kecil (Jamili dan

Sedangkan

keanekaragaman

dari

Muhsin 2010).


makhluk hidup dapat terlihat dengan
satu

adanya persamaan ciri antar makhluk

organisme dengan keanekaragaman yang

hidup. Untuk dapat mengenal makhluk

tinggi

hayati

hidup

untuk

berdasarkan ciri-ciri yang dimilikinya dapat


Serangga

sebagai

merupakan

Indonesia
diperhatikan

yang

salah

kekayaan

sangat

layak

keberadaannya.


Jumlah

khususnya

dilakukan

melalui

pada

hewan

pengamatan

ciri-ciri

serangga mencapai sekitar 250.000 jenis

morfologi, habitat, cara berkembang biak,

atau 15% dari biota yang ada di Indonesia

jenis

(Tsukada,

beberapa ciri lain yang dapat diamati

1982).

Secara

ekologis,

serangga berperan sebagai komponen

makanan,

tingkah

laku,

dan

(Michael 1994).

rantai makanan, baik sebagai herbivora,

Berdasarkan uraian di atas, maka

karnivora, pengurai dan penyerbuk.Selain

penelitian dengan judul “Keanekaragaman

itu serangga berperan sebagai penyerbuk

Jenis

Sebagai

untuk

Mangrove di Pulau Hoga Kabupaten

mengambil makanan berupa cairan manis

Wakatobi Provinsi Sulawesi Tenggara”,

(nektar) dan polen yang mengandung

dilakukan.

mengunjungi

bunga

Serangga

Suriana, et. al., Biowallacea, Vol. 2 (1) : Hal 146-152, April, 2015

Pada

komunitas

148

Keanekaragaman Jenis Serangga Pada Komunitas Mangrove
Di Pulau Hoga Kabupaten Wakatobi Provinsi Sulawesi Tenggara

Pengambilan

METODE PENELITIAN
Bahan dan Alat
Bahan-bahan
yaitu:alkohol

70%,

serangga

dilaksanakan pada pagi hari pukul 07.00-

yang

digunakan

11.00 dan sore hari pukul 15.00-17.00

Buku

identifikasi

WITA. Prosedur pengambilan sampel

Pelajaran Pengenalan Serangga (Borror

serangga

et al, 1976).

langkah sebagai berikut :

Alat yang digunakan yaitu: lup,

dilakukan

dengan

langkah-

(i). Penangkapan serangga dengan jaring

Mikroskop stereo, Thermometer, Kamera

serangga,

digital, alat tulis menulis, jaring serangga,

jaring di sekitar pohon dimana terdapat

kotak serangga, kertas label, Soil tester,

serangga.

Roll meter, dan Handrefractometer.

(ii). Penangkapan serangga dengan cara

dengan cara mengayunkan

beating, yaitu dengan menempatkan kain
1. Penentuan lokasi pengamatan

penadah

Dibuat 3 buah transek garis
secara purposive tegak lurus garis pantai
memotong komunitas mangrove, mulai
dari formasi mangrove terdepan (arah
laut), ke arah belakang sampai formasi
paling

belakang

(berbatasan

dengan memperhatikan kondisi komunitas
mangrove. Selanjutnya, pada masingmasing

transek

dibuat

m dibawahtangkai/

plot-plot

berukuran
ranting

1
pohon,

kemudian tangkai/ ranting pohon tersebut
digoyangkan sebanyak 10 kali selama tiga
menit.
3. Pengamatan dan Identifikasi Serangga

dengan

tumbuhan darat). Penempatan transek

yang

2

Setiap serangga yang tertangkap
selanjutnya dipisahkan dan dicatat cirri
morfologisnya (warna, bentuk), kemudian
difoto

dengan

kamera.

Selanjutnya

disimpan atau dimasukkan ke dalam botol

2

pengamatan dengan ukuran10 x 10 m .
Plot-plot pengamatan diletakkan secara
kontinyu pada sisi kiri dan sisi kanan
sepanjang garis transek. Pada setiap plot
selanjutnya

dilakukan

pengacakan

pohon/tanaman mangrove sebagai unit

koleksi

sampel serangga.

telah

di

isi

alcohol

secukupnya untuk diidentifikasi lebih lanjut
di

Laboratorium

Biologi

FMIPA

Universitas Halu Oleo.
4. Menentukan
Nilai
Keanekaragaman Serangga

penelitian. Jadi unit penelitian dalam hal
ini adalah pohon tempat pengambilan

yang

Indeks

Keanekaragaman jenis serangga
yang

ditemukan

mangrove

dihitung

pada

komunitas

dengan

indeks

Shannon-Wiener Wilkinson and Baker
2. Pemasangan
Perangkap
Pengambilan Sampel

dan

(1994) dalam Rahim (2011) denganrumus
:

Suriana, et. al., Biowallacea, Vol. 2 (1) : Hal 146-152, April, 2015

149

Keanekaragaman Jenis Serangga Pada Komunitas Mangrove
Di Pulau Hoga Kabupaten Wakatobi Provinsi Sulawesi Tenggara

H’ = 

i 0

 ( Pi) Ln

(Pi)

i 1

dimana :

H´ = Indekskeanekaragaman
Pi = Jumlahjenis (ni/N)
ni = Jumlahindividugenuske-i
N = Jumlah total individuseluruh genus

Indeks kemerataan

dihitung menurut

rumus

Pielou (1966).

Indeks ini

menggambarkan perataan penyebaran individu dari spesies organisme yang
menyusun komunitas.
H'
E

=
lnS

Dimana :

E
H'
S

=
=
=

Indeks Kemerataan (Eveness)
Indeks Keanekaragaman Shannon-Wiener
Jumlah genus

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pulau Hoga Kabupaten Wakatobi Provinsi

Jenis Serangga yang Ditemukan Pada
Tegakan Mangrove di Pulau Hoga
Kabupaten Wakatobi.

Sulawesi Tenggara (Tabel 1).

Hasil identifikasi terhadap jenisjenis

serangga

serangga

pada

dan

jumlah

komunitas

individu
mangrove

Tabel 1. Jenis dan Jumlah Individu
Serangga
pada
Komunitas
Mangrove
Pulau
Hoga
Kabupaten Wakatobi Provinsi
Sulawesi Tenggara
Jumlah Individu

No
1
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13

Ordo
2
Hymenoptera
Hymenoptera
Hymenoptera
Hymenoptera
Hymenoptera
Hymenoptera
Hymenoptera
Hymenoptera
Hymenoptera
Hymenoptera
Blattaria
Lepidoptera
Diptera

Family
3
Formicidae
Formicidae
Vespidae
Vespidae
Formicinae
Apidae
Apidae
Apidae
Formididae
Dorilidae
Blatidae
Peridae
Bombylidae
Total

Genus (Specses)
4
Mirmoterus (M.sp)
Oechophyla (O.smaragdina)
Polistes (P.sp)
Eumenes (E.sp)
Bombus (B. sp)
Holopasites (H. sp)
Tetragona (T.sp)
Hoplites
Stenodynerus(S. sp)
Dorylus(D. sp)
parcoblatta(P.sp)
Pieris(P.sp)
Neomyia (N.setilosa)

Suriana, et. al., Biowallacea, Vol. 2 (1) : Hal 146-152, April, 2015

I
5
30
12
4
3
3
5
5
62

II
6
5
20
15
20
8
5
4
3
2
82

III
7
8
30
6
3
3
8
4
4
66

IV
8
4
50
5
8
4
3
4
7
85

150

Keanekaragaman Jenis Serangga Pada Komunitas Mangrove
Di Pulau Hoga Kabupaten Wakatobi Provinsi Sulawesi Tenggara

Keterangan;
I.
Brugueira gymnorhiza
II.
Pemphis accidula
III.
Osbornia clodonata
IV.
Xilocarpus granatum

Bombylidae.

Terdiridari

13

genus

(spesies), yaitu Mirmoterus, Oechopila,
Eumenes,
Holopasites,

Polistes,

Pieris,

Hoplites,

Bombus,
Tetragona,,

Stenodynerus, Dorylus, Parcoblatta, dan
Tabel 2. Menunjukkan bahwa jumlah

Neomyiasetulosa.

total individu serangga yang ditemukan
Indeks Keanekaragaman (H’) dan
Kemerataan (E) Jenis Serangga Pada
Tegakan
Osbornia
clodonata.,
Brugueira
gimnoriza.,
Xylocarpus
granatum., dan Pemphis accidula di
Pulau Hoga Kabupaten Wakatobi

pada komunitas mangrove di pulau Hoga
Kabupaten Wakatobi adalah 295 individu,
dominansi tertinggi berada pada tegakan
Xilocarpus granatum sedangkan jumlah
terendah berada pada tegakan Brugueira
gimnoriza. Tingginya jumlah individu pada

Hasil

perhitungan

indeks

tegakan Xilocarpus granatum karena pada

keanekaragaman dan kemerataan jenis

saat pengamatan sedang terjadi musim

serangga dan jumlah individu serangga

reproduksi (berbuah), sehingga banyak

pada komunitas mangrove Pulau Hoga

jenis serangga yang dating pada tegakan

Kabupaten Wakatobi Provinsi Sulawesi

ini untuk mencari makan dan beristirahat.

Tenggara (Tabel 2).

Serangga-serangga tersebut terdiri dari 4
ordo yaitu Hymenoptera, Diptera, Blattaria

Tabel 2. Indeks Keanekaragaman dan
Kemerataan jenis serangga dan
jumlah individu serangga pada
komunitas mangrove Pulau
Hoga Kabupaten Wakatobi
Provinsi Sulawesi Tenggara

dan Lepidoptera. Terdiri dari 7 family
masing-masing
Vespidae,
Formididae,
No

Tegakan

1

I

2

II

3

III

yaitu

Formicidae,

Formicinae,
Dorilidae,

Apidae,

Pieridae

Jenis Serangga
Family
Genus
Peridae
Pieris
Apidae
Tetragona
Formicidae
Oecophila
Apidae
Holopasites
Formicinae
Bombus
Apidae
Hoplites
Dorylidae
Dorilus
Formicidae
Mirmoterus
Vespidae
Vespinae
Vespidae
Eumenes
Formicinae
Bombus
Apidae
Hoplites
Formididae Stenodynerus
Peridae
Pieris
Bonbilidae
Neomya
Formicidae
Oecophila
Formicidae
Mirmoterus
Formicidae
Oecophila

dan
Ni

Pi

lnPi

PiLn Pi

H’

E’

5
3
30
4
12
3
5
5
15
20
8
5
4
3
2
20
8
30

0,0806452
0,0483871
0,483871
0,0645161
0,1935484
0,0483871
0,0806452
0,0609756
0,1829268
0,2439024
0,097561
0,0609756
0,0487805
0,0365854
0,0243902
0,2439024
0,1212121
0,4545455

-2,5176965
-3,0285221
-0,725937
-2,74084
-1,6422277
-3,0285221
-2,5176965
-2,7972815
-1,6986692
-1,4109871
-2,3272774
-2,7972814
-3,020424
-3,308106
-3,7135739
-1,4109871
-2,1102133
-0,788457

-0,20304
-0,1465414
-0,3512598
-0,1768284
-0,3178505
-0,1465414
-0,20304
-0,1705659
-0,3107322
-0,3441432
-0,2270515
-0,1705659
-0,1473378
-0,1210283
-0,090575
-0,3441432
-0,2557834
-0,3583895

0,20304

0,0924075

0,1705659

0,0776279

0,2557834

0,1230058

Suriana, et. al., Biowallacea, Vol. 2 (1) : Hal 146-152, April, 2015

151

Keanekaragaman Jenis Serangga Pada Komunitas Mangrove
Di Pulau Hoga Kabupaten Wakatobi Provinsi Sulawesi Tenggara

4

Formicinae
Formididae
Dorylidae
Blatidae
Peridae
Bonbilidae
Formicidae
Formicidae
Formicinae
Apidae
Apidae
Apidae
Formididae
Peridae

IV

Bombus
Stenodynerus
Dorilus
Parcoblatta
Pieris
Neomya
Mirmoterus
Oecophila
Bombus
Holopasites
Tetragona
Hoplites
Stenodynerus
Pieris

6
3
3
8
4
4
4
50
5
8
4
3
4
7

0,0909091
0,0454545
0,0454545
0,1212121
0,0606061
0,0606061
0,0470588
0,5882353
0,0588235
0,0941176
0,0470588
0,0352941
0,0470588
0,0823529

-0,2179859
-0,140502
-0,140502
-0,2557834
-0,1699005
-0,1699005
-0,1465188
-0,3457568
-0,0345757
-0,2277993
-0,1465188
-0,1200423
-0,1465188
-0,2103205

0,1465188

0,0704607

sebesar (0,12) dan pada tegakan

Keterangan:
I.
II.
III.
IV.

-2,3978451
-3,0910434
-3,0910434
-2,1102133
-2,803359
-2,803359
-3,1135253
-0,5877866
-0,5877866
-2,420368
-3,1135253
-3,4011983
-3,1135253
-2,5538923

Xilocarpus granatum sebesar (0,07). Hal

Brugueira gimnoriza
Pemphis accidula
Osbornia clodonata
Xilocarpus granatum
Hasil

ini

juga

terkait

serangga

perhitungan

indeks

dengan

preferensi

terhadap

tanaman

tertentu.Suatu tanaman dikunjungi oleh

keanekaragaman (H’) dan Kemerataan (E)

banyak

jenis serangga yang ditemukan pada

dengan fungsi ekologisnya (polonator,

tegakan Osbornia clodonata, Brugueira

prey

gimnoriza,

ekologis lainya (Murphy,1990., Cannicci et

Xylocarpus granatum, dan

Pemphis

accidula

di

Pulau

Hoga

atau sedikit serangga terkait

atau

predator

ataupun

fungsi

al., 2008 ).

Kabupaten Wakatobi cukup bervariasi
yaitu keanekaragaman jenis serangga
permukaan pada komunitas mangrove

SIMPULAN
Berdasarkan

hasil

dan

tertinggi berada pada tegakan Osbornia

pembahasan, dapat disimpulkan sebagai

clodonata sebesar (0.26), diikuti tegakan

berikut:

Brugueira

1. Indeks keanekaragaman (H’) jenis

gimnoriza

sebesar

(0.19),

selanjutnya tegakan Pemphis accidula

serangga

tertinggi

pada

tegakan

sebesar (0.17), dan paling rendah berada

Osbornia

pada tegakan Xilocarpus granatum(0.14).

dibandingkan dengan tegakan lain dan

clodonata

(0.25)

serangga

yang

serangga pada komunitas mangrove pada

kumunitas

mnagrove

berbagai

relative

Kabupaten Wakatobi yaitu terdapat

Pada

sebanyak 4 ordo 7 famili 13 genus dan

Nilai

indeks

tegakan

berbeda

pada

tegakan

Brugueira

kemerataan
mangrove

setiap

tegakan.

gimnoriza

jenis

sebesar

(0,09), tegakan Pemphis accidula sebesar
(0,07),

tegakan

Osbornia

clodonata

terdapat
Pulau

pada
Hoga

13 spesies.
2. Indeks kemerataan (E) jenis serangga
tertinggi

padategakan

cldonata (0,12)
Suriana, et. al., Biowallacea, Vol. 2 (1) : Hal 146-152, April, 2015

Osbornia

Keanekaragaman Jenis Serangga Pada Komunitas Mangrove
Di Pulau Hoga Kabupaten Wakatobi Provinsi Sulawesi Tenggara

SARAN
Saran yang kami ajukan dalam
penelitian ini adalah sebaiknya dilakukan
penelitian lebih lanjut sehingga diperoleh
data yang lebih komprehensif.
DAFTAR PUSTAKA
Borror,

D.J., C.A., Triplehorn, N.F.
Johnson.,
1997,
Pengenalan
Pelajaran Serangga. (Terjemahan
S. Partosoedjono), Gajah Mada
University Press, Jogyakarta.
Jamili dan Muhsin, 2010, Kajian ekologi
Vegetasi dan Fauna mangrove
pada pulau-pulau kecil Sebagai
Dasar Dari Konservasi In situ di
Taman Nasional Wakatobi Provinsi
Sulawesi
tenggara,
Lembaga
Penelitian Universitas Haluoleo,
Kendari.
Kusmana, C., dan Onrizal, 1997,
Pengenalan
Jenis
Pohon
Mangrove di Teluk Bintuni, Irian
Jaya. IPB Press. Bogor.
Murphy, D. H. 1990. The Recognition of
Some Insect Associated with
Mangroves tree in Thailand.
Mangrove Ecosystem paper 7.
UNDP/ UNESCO New Delhi, pp
15-23
Michael,1994, Metode Ekologi Untuk
Penyediaan
lapang
dan
Laboratorium,UI Press, Jakarta
Tsukada,E., 1982, Butterflies of the South
East Asia Island Vol III,
Satyrtidae Danaidae, Plapac Co.,
Ltd.,Tokyo,japan.
Pielou, C.F., 1996, The Measurement Of
Diversity In Different Type Of
Biological Collection, J. Thoorest,
Bio, 13:131-141.
Rahim, S., 2011, Analisis Keanekargaman
Beta Karang Di Perairan Pulau
Koholifano Desa Oenggumoro
Kecamatan Pasir Putih Kabupaten
Muna Sulawesi Tenggara, Skripsi
Program Studi Biologi. FMIPA
Universitas Halu Oleo, Kendari.

Suriana, et. al., Biowallacea, Vol. 2 (1) : Hal 146-152, April, 2015

152