49258617 Tabloid Manunggal Eksploitasi Anak

Menjaga Konsistensi

S baru. Kami menyadari masih memiliki berbagai kami menyuguhkan bagaimana penanganan

alam sejahtera bagi kita semua. Me- organisasi? Selain itu, masih lekat pula dalam ngawali tahun 2011, Tabloid Manunggal benak kita, bagaimana Merapi meletus Ok- kembali terbit dengan membawa pesona tober silam. Oleh karena itu, dalam Lipsus

kekurangan, tetapi hadirnya tabloid edisi ketiga terbaik bagi korban bencana alam, terutama ini merupakan bukti semangat konsistensi kami dari aspek psikologis. untuk memberikan yang terbaik bagi seluruh

Jangan lewatkan pula pengalaman menarik,

pembaca setia Tabloid Manunggal.

berwisata sembari mengagumi keajaiban-ke- Dalam edisi kali ini, kami menyoroti ajaiban ilmu pengetahuan. Serunya obyek wisata eksploitasi terhadap anak, sebuah masalah klasik Jawa Timur Park, yang memang menggabung- yang kembali menyeruak dengan munculnya kan konsep belajar dan wisata, kami bungkus kasus Arumi Bachsin. Seberapa kompleks ma- menarik dalam rubrik Perjalanan. Tak keting- salah ini? Bagaimana keseriusan pemerintah galan, potret warisan budaya Buka Luwur, yang menanggapi masalah ini? Dan bagaimana dam- dihadirkan lewat rubrik Sastra Budaya. paknya bagi anak sebagai korban eksploitasi?

Dengan selalu eksis menerbitkan produk,

kami berharap kehadiran kami selama ini telah Rubrik Fokus membahas mengenai kurang- memberikan informasi yang terbaik bagi se- nya minat mahasiswa mengikuti organisasi luruh pembaca Tabloid Manunggal. Semoga kampus karena kuliah yang semakin padat. semangat konsistensi masih akan tetap terjaga. Apakah kurikulum universitas memang tidak Selalu menjadi yang terbaik. (Redaksi) memberikan space bagi mahasiswa untuk ikut

Semua tersaji lengkap dalam Sajian Utama.

Rindu Kantin Kampus

SURAT PEMBACA

P Kondisi daerah Tembalang cukup panas, apalagi jarak area parkir diragukan.

indahnya gedung FISIP dari Pleburan ke Tembalang mem-

Memang ada beberapa penjual makanan di area parkir maha- bawa suasana baru, baik bagi para pengajar dan mahasiswa. siswa, tetapi letaknya cukup jauh dan tidak resmi sehingga saya Namun kepindahan ini ternyata masih mengalami beberapa pun khawatir jika membeli makanan di sana. Kalau ada kantin kekurangan. Salah satunya adalah kantin kampus.

resmi yang disediakan kampus, berarti kualitas makanan juga tidak

Eksploitasi anak adalah

mahasiswa dengan gedung cukup jauh. Belum lagi, gedung yang

Saya rasa hal ini penting untuk dipertimbangkan para pemegang

masalah klasik.

tinggi membuat mahasiswa seringkali kelelahan setibanya di ruang otoritas di FISIP. Bukan cuma mahasiswa, dosen dan pegawai saya kelas. Hasilnya, banyak mahasiswa yang tidak konsen mengikuti kira membutuhkan fasilitas tersebut. Saya rindu hadirnya kantin

Sudah menjadi budayakah? kuliah karena ini. Saya sering mengalami hal tersebut. Oleh karena yang sehat seperti di Pleburan dulu. (Said Hidayat, FISIP) itu, saya berharap tersedia kantin di dalam area kampus.

Dampak eksploitasi anak dominan pada psikologis.

A zam

Yang jelas anak yang menjadi

/ Manunggal

korban.

Kemampuan organisasi dimasukkan dalam kurikulum.

Mahasiswa makin sibuk dong…

Diterbitkan oleh Lembaga Pers Mahasiswa Manunggal Universitas Diponegoro Pelin-

dung: Prof dr Susilo Wibowo MS MED SpAnd Penasehat: Prof Dr Ignatius Riwanto SpBD, Dr H Muhammad Nasir MSi Akt, Sukinta SH MHum, Dr Muhammad Nur DEA, Dr Adi Nugroho

Pemimpin Umum: Hendra Kusuma Wahyu H. Sekretaris Umum: Ratna Trianingsih Pemimpin

Redaksi: Ridha Swasti Hapsari Pemimpin Litbang: Alan Prahutama Pemimpin Perusahaan: Ar- vinda Hanugraheningtyas Sekretaris Redaksi: Satya Sandida Redaktur Pelaksana: Nurul Huda Staf Redaksi: Astri Nur Aidah, Muhammad Ali M, Nedia Guswina, Mar’atush Sholihah, Destya Dwi Pangestika, Allaely Hardhiani. Redaktur Artistik dan Online: Siti Khatijah Staf Artistik dan

Online: Furqon Abdi, Amalia Puspita Sari, Muhammad Reza Husain, Azam David Saifullah, Widya Prabandari, Ratih Putri Budiayanty. Manajer Iklan:

Tauik Hidayat Staf Iklan: Hayattul Fitri, Rahman Adi Nugroho, Tauik Budiawan. Manajer Rumah Tangga: Eka Mei Fajar Y Manajer Produksi

dan Distribusi: Tidar Priyo Santoso Staf Produksi dan Distribusi: Widayanti. Kadiv Data dan Informasi: Ali Budi Utomo. Staf Data dan Infor-

masi: Andri Imam Subekhi. Kadiv Jaringan dan Kerjasama: Farah Melchalida. Staf Jaringan dan Kerjasama: Luti Agung Mardiansyah. Kadiv Kaderisasi: Bondika Ariandani Aprilia. Staf Kaderisasi: Septian Ananggadipa. Alamat Redaksi, Iklan dan Sirkulasi: Pusat Kegiatan Mahasiswa (PKM) Joglo Universitas Diponegoro Jl. Imam Bardjo, SH No.2 Semarang 50241 Telp: (024) 8446003 E mail [email protected] Website www.manunggal.undip.ac.id

Redaksi menerima tulisan berupa opini, esai, puisi, cerpen, surat pembaca, resensi buku dan akademika. Tulisan diketik rapi dengan spasi 2 maksimal 3 folio. Redaksi berhak melaku- kan penyuntingan naskah seperlunya.

Legitimasi Eksploitasi Anak oleh Televisi

O leh :A rvindA h eningtiAs

rutinitas manusia sebelum muncul televisi berubah total M penggemar, dan wartawan, padahal sebagai manusia mereka dilihat diterima sebagai realitas. Kebanyakan dari mereka

asivitas transformasi informasi melalui media cultural shock, dari kehidupan mereka yang sebelumnya halus oleh “ideologi” televisi. Pada perkembangan ekstrim- massa, terutama televisi memunculkan dam- biasa saja berubah dengan adanya sorotan kamera, hidup nya, imperialisme kultural tersebut berkembang ke arah pak serius. Daya tarik televisi sedemikian luar yang diatur, dan harus selalu tersenyum. Tentu saja mereka legitimasi terhadap eksploitasi anak. biasa, sehingga, kini pola-pola kehidupan juga tidak boleh kelihatan lelah di depan kamera, di depan

Dunia anak adalah dunia serba nyata, sehingga apa yang

sama sekali. Besarnya potensi media televisi terhadap pe- memiliki kebebasan. Anak-anak yang tampil dalam kontes belum mengenal analogi, gaya bahasa, atau metafora rumit rubahan masyarakat menimbulkan pro dan kontra.

bakat kehilangan keceriaan khas anak-anak yang polos dan yang menjadi bagian dominan dari tontonan. Hal ini me- Pandangan pro menilai televisi merupakan wahana pen- wajar. Mereka terlihat lebih dewasa dari usia yang sesung- ngandung konsekuensi bahwa keterlibatan mereka sejak dini didikan dan sosialisasi nilai-nilai positif masyarakat. Seba- guh Media televisi menjadi panutan baru (news religius) dalam industri komersil ini, harus disertai dengan upaya liknya, pandangan kontra melihat televisi sebagai ancaman bagi kehidupan manusia. Tidak menonton televisi sama pencerdasan tentang bagaimana industri ini bekerja, dan yang bersifat destruktif bagi pemirsanya Dalam dunia anak, saja dengan makhluk buta yang hidup dalam tempurung memengaruhi kehidupan, tentu saja lengkap

dengan banyak kasus menyiratkan bahwa perilaku bandel, nakal, (Kuswandi, 1996 : 23).

sisi negatif dan positif yang dijelaskan agresif, bermusuhan, dan perilaku buruk anak yang lain

Secara perlahan, kondisi tersebut akan mendorong secara objektif dan proporsional.

berpangkal pada konsumsi keseharian mereka atas media, pada perubahan psikologi anak, mereka menjadi sombong, Pada akhirnya media literasi atau terutama (tontonan) televisi.

susah diarahkan orang tua, membangkang, dan kecerdasan melek media menjadi salah satu al- Eksploitasi ini mengandung dua dimensi, anak-anak emosinya tidak berkembang baik.

ternatif penacegahan dan penanggu- sebagai “pekerja media televisi” dan sebagai penonton. Yang

Yang kedua, eksploitasi anak sebagai penonton dan langan eksploitasi anak oleh televisi. pertama, salah satunya ketika maraknya ajang adu bakat pangsa pasar yang potensial untuk berbagai produk komersial. Orang tua, utamanya, sudah saatnya menyanyi dengan peserta anak-anak. Dalam konten ini, Mereka secara tidak langsung dieksploitasi demi kepentingan mulai peduli dengan dampak tele- anak-anak dipaksakan untuk pantas ditonton-dengan cara ekonomi. Ekspansi dan kebutuhan industri televisi mendo- visi terhadap perkembangan mengenakan riasan, kostum, dan lagu-lagu yang dibawakan rong anak untuk memiliki kecenderungan untuk memilih anak-anak mereka ketika semuanya menyerupai orang dewasa.

sajian sensasional dan eksentrik. Sikap latah dan imitasi

mereka hanya men-

Ajang kompetisi ini menjadi anak sebagai obyek ton- anak kemudian diterjemahkan media melalui kacamata jadi konsumen pasif tonan yang dikemas sedemikian rupa sehingga menarik. ekonomi industri dan keuntungan inansial. Kegandrungan informasi, yang Sistem vote lewat sms dan atau telepon kerap membuat anak pada konten televisi dianggap media sebagai pangsa belum tentu sesuai anak mengeksploitasi bagian dirinya yang seharusnya tidak pasar yang menggiurkan. Eksploitasi terhadap anak oleh dengan kondisi normal menjadi milik publik. Misalnya, untuk menarik dukungan televisi mewujud dalam tawaran yang indah, televisi mampu anak-anak tanpa mampu si anak akan dinaturalisasikan untuk menceritakan bahwa berdalih dengan visi kamulatif: mengembangkan imajinasi, melakukan sikap kritis. ibunya menjadi tenaga kerja di luar negeri dan sudah lama mencerdaskan, atau memperluas pengetahuan anak. tidak bertemu.

Apa yang dipaparkan tadi adalah bentuk imperialisme

Di lain waktu, anak-anak peserta kontes mengalami kultural. Kesadaran anak dijajah dengan cara yang sedemikian

Lusia Astrika, S.IP, M.Si *) *) Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

D ningkatnya jumlah kasus kekerasan dalam rumah tangga dak wajar dan akan muncul neurosis yang menghendaki stres, dan pada akhirnya mengalami jiwa yang terpecah

ewasa ini, animo masyarakat melakukan tin- maka semakin besar pula hasrat untuk menguasai. fasilitas umum sampai hilangnya nyawa korban. dakan agresi semakin meningkat. Terbukti

Tidak tercapainya tujuan atau input yang diinginkan- dari munculnya kasus-kasus sebagaimana superego sebagaimana diungkapkan Sigmund Freud dalam nya, tingginya hasrat dan amarah, kurangnya kontrol diri, diberitakan di media massa, mulai dari me- pandangan psikoanalisa. Akan terjadi kepribadian yang ti- serta minimnya moralitas membuat masyarakat menjadi

Dalam hal ini, terjadi ketimpangan antara id, ego, dan

sampai dengan meningkatnya kriminalitas yang berujung penyaluran, jika id (dorongan nafsu), ego (prinsip realita), (skizofrenia). Harus diakui bahwa masyarakat masa kini pada tindakan melukai individu lain.

dan superego (hati nurani dan moral) tidak seimbang. Tim- lebih rentan mengalami gangguan kejiwaan yang dikatakan Menurut pandangan behaviorism, tindakan agresi bulnya neurosis pada kejiwaan manusia disebabkan oleh skizofrenia ini. merupakan tindakan atau perilaku yang melukai orang kesalahan penyesuaian secara emosional karena tidak dapat

Hanya dengan berawal dari gejolak emosi, skizofrenia lain. Sigmund Freud, seorang tokoh psikoanalis me- diselesaikannya konlik tak sadar.

dapat dialami oleh setiap individu dalam masyarakat. Seperti ngatakan bahwa sesungguhnya dalam diri manusia selalu

dalam kasus gejolak emosi masyarakat Yogyakarta dalam

mempunyai potensi bawah sadar yaitu suatu dorongan Dampak Ketidakseimbangan

kasus penetapan gubernur DIY dan polemik keiistime- untuk merusak diri atau thanatos, yang pada mulanya

Menurut Freud, kunci kepribadian yang sehat adalah waan Yogyakarta misalnya, jika masalah ini tidak segera

dorongan untuk merusak diri tersebut ditujukan untuk keseimbangan antara id, ego, dan superego. Permasalahan- terpecahkan dan justru semakin berbelit-belit, maka dapat orang lain.

nya masyarakat masa sekarang yang seharusnya semakin diprediksikan bahwa masyarakat yang memiliki tuntu- Maraknya kasus kekerasan, tindak kriminal, dan me- beradab, justru lebih berorientasi pada keutamaan id (hasrat/ tan, emosi, dan amarah tak segan-segan akan melakukan ningkatnya amarah masyarakat pada masa sekarang ini dorongan nafsu) daripada menjaga keseimbangan antara tindakan-tindakan yang mulai membawa dampak buruk memunculkan pertanyaan tentang apa yang sesungguhnya id dengan ego (prinsip realita) dan superego (hati nurani bagi lingkungannya. terjadi dalam masyarakat dewasa ini. Mengapa bisa terjadi dan moral). Apabila ketidakseimbangan ini diteruskan, peralihan dari manusia sebagai makhluk sosial (homo masyarakat akan mengalami gejala skizofrenia.

Solusi

homini socius) menjadi manusia sebagai ”serigala” bagi

Kata skizofrenia berakar dari bahasa Yunani, schizein

Pencegahan skizofrenia perlu dilakukan. Apabila sudah

manusia lain (homo homini lupus)? Pada dasarnya manusia (terbelah) dan phren- (pikiran). Di Indonesia, skizofrenia terlanjur mengalami gangguan jiwa ini, maka penderita tidak dapat hidup tanpa orang lain, tetapi manusia juga termasuk gangguan jiwa berat yang terbanyak penderit- skizofrenia perlu diajak kembali bersosialisasi dan dipu- mempunyai hasrat untuk berkuasa atas manusia lain. anya. Skizofrenia merupakan penyakit otak yang sanggup lihkan. Jika skizofrenia telah menggejala dalam masyarakat Deinisi kekuasaan disini adalah kemampuan untuk me- merusak dan menghancurkan emosi. Selain faktor gene- masa kini, maka diperlukan situasi yang baik dan kondisi maksakan kehendak kepada orang lain, demi tercapainya tik, penyakit ini juga bisa muncul akibat tekanan tinggi yang terkontrol supaya gejala ini tidak menjangkiti ma- tujuan yang diinginkan yang punya kuasa.

di sekelilingnya.

syarakat lebih jauh lagi.

Power tens to corrupt, kekuasaan ibarat pisau bermata

Ada dua gejala yang menyertai Skizofrenia yakni gejala

Adanya kondisi yang kondusif dalam faktor sosio-

dua, yang dapat digunakan untuk perbuatan baik tetapi negatif dan gejala positif. Gejala negatif berupa tindakan yang kultural juga dapat menekan gejala skizopfrenia. Untuk juga dapat digunakan untuk melukai orang lain. Kekua- tidak membawa dampak merugikan bagi lingkungannya, mencegah skizofrenia, diperlukan keseimbangan antara saan memang tergantung pada pemegang kekuasaannya, sementara gejala positif adalah tindakan yang mulai mem- id (dorongan nafsu), ego (prinsip realita), dan superego masalah mau dibawa kemana kekuasaan sangat tergantung bawa dampak bagi lingkungannya, seperti mengamuk dan (hati nurani dan moral). Harapan dengan adanya kes- pada si pemegang kekuasaan. Kekuasaan juga bergan- melukai orang lain maupun merusak fasilitas umum. Gejala eimbangan ini adalah terciptanya kepribadian yang wajar tung pada besar kecilnya sumber-sumber kekuasaan. positif dari skizofrenia dapat kita lihat pada kasus-kasus dan menekan penyimpangan kejiwaan/ mental disorder Semakin besar sumber–sumber kekuasaan yang dimiliki demonstrasi dan konlik yang berdampak pada rusaknya sebagai penyebab skizofrenia.

Akhir-akhir ini, muncul fenomena menarik dengan hadirnya anak-anak kecil di layar kaca. Misalnya saja, artis cilik Baim, Radja Cilik, Lucky Laki band, Cinta Kuya, serta beberapa ar- tis lainnya. Kehadiran di berbagai stasiun televisi membuat mereka menjadi idola jutaan masyarakat. Tidak hanya itu,

berbagai limpahan materi juga mereka peroleh.

Seorang ibu sedang mengajak putrinya mengemis di salah satu jalan raya di Semarang. satya/Manunggal

T Meskipun potensi yang dimiliki anak sangat tinggi, orang sepakat bahwa tingkat kesadaran orang tua terhadap hak- Seperti, jika kekerasan pada anak hanya dituntut dengan

anpa disadari, ada pelanggaran serius yang rentan pandangan orang tua terhadap anak.” bagi anak yang menjadi korban eksploitasi,” terangnya. terjadi terhadap mereka. Anak-anak yang ma-

Namun, menurut Ida, masih ada kelemahan dalam proses sih usia dini tersebut seharusnya menghabis- terjadinya eksploitasi, mulaid ari orang tua, teman, lingkungan peradilan dalam menangani kasus ini. “Kebanyakan jaksa kan waktunya untuk pendidikan, bukan bekerja. tempat tinggal, ekonomi, hingga budaya. Keduanya, juga hanya menjerat pelaku eksploitasi dengan 1 tuntutan saja.

Ida melengkapi, ada berbagai faktor yang mendorong

tua wajib mengembangkannya hingga semakin matang, hak anak masih minim, sehingga anak tidak sepenuhnya pasal tentang penganiayaan saja, tidak menggunakan un- bukan memanfaatkan potensi anak secara berlebihan tanpa mendapatkan haknya. “Masalahnya anak tidak dianggap dang-undang tersebut,” jelasnya. memperhatikan hak-hak mereka.

Perhatian terhadap eksploitasi anak di Jawa Tengah, Masalah eksploitasi anak memang menjadi benang kusut tua,” ujar Ida.

lagi sebagai amanat, melainkan alat untuk membantu orang

dinilai Ida mulai meningkat setelah ada kasus Pudjiono yang yang tak kunjung terselesaikan. Diana Susilowati, ketua

menikahi anak dibawah umur. “Setidaknya terungkapnya

Badan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Tinggi

kasus tersebut meningkatkan kesadaran masyarakat akan dan Keluarga Berencana (BP3AKB) Semarang, mengamini

Diana menilai eksploitasi anak di Kota Semarang cukup hak-hak yang harus diperoleh anak,” pungkasnya. fenomena itu. Menurutnya, memanfaatkan kemampuan tinggi. “Dalam tahun ini saja, sudah ada 20 kasus eksploi-

anak tanpa memenuhi hak-hak yang harus mereka terima, tasi, khususnya pada kekerasan dan perdagangan anak,” Berkaca Kasus Arumi

adalah bentuk eksploitasi orang tua terhadap anak.

Eksploitasi anak merupakan persoalan klasik yang kini Diana melihat fenomena ini sangat rentan mengarah dipengaruhi oleh lemahnya perlindungan hukum pada kasus mengemuka kembali setelah muncul kasus Arumi yang kabur pada eksploitasi terhadap anak. “Intinya, jika anak sudah ini. Berdasarkan pengalaman menanggani berbagai kasus dari rumah karena merasa dimanfaatkan oleh orang tuanya. merasa tertekan dan dia tidak mendapatkan hak-haknya eksploitasi anak, kelemahan kasus ini adalah pada saksi dan Arumi meminta bantuan KPAI untuk melindunginya. sebagai anak maka mereka adalah korban. Masalahnya, si bukti. “Eksploitasi ini terjadi antara orang tua kepada anak.

ungkapnya. Banyaknya kasus eksploitasi di Kota Semarang

Berkaca dari kasus tersebut, dapat ditarik benang merah anak juga mungkin merasa enak dan nyaman menerima Kalau tidak ada yang berani melapor, mana bisa diproses. bahwa eksploitasi anak merupakan persoalan yang dapat kondisi tersebut dan tidak tahu bahwa dirinya telah di- Lalu, kendala lain adalah bukti, mungkin untuk pelecehan menaungi berbagai dimensi masyarakat. Orang tua seha- manfaatkan oleh orang tuanya,” tambahnya.

seksual atau penyiksaan ada jelas buktinya. Tapi, jika anak rusnya dapat memberikan pendidikan yang terbaik untuk Hal senada diungkapkan Ida Anggrek, aktivis LSM disuruh bekerja dengan orang tua, buktinya sulit diungkap,” anak, sehingga anak memiliki kecerdasan dan terpenuhi Jaringan Perlindungan Perempuan Dan Anak ( JPPA). Ida terangnya.

kebutuhannya. Bukan malah menggunakan anak untuk menyatakan, eksploitasi terhadap anak merupakan masalah

Diana mengaku pemerintah sebenarnya telah melakukan tujuan-tujuan khusus orang tua.

klasik yang sudah lama terjadi. “Sebenarnya anak yang diajak segala cara untuk melindungi hak-hak anak, yakni dengan Menyikapi maslah ini, baik KPAI, BP3AKB, JPPA, mengemis ibunya, anak jalanan, itu juga masuk eksploitasi. membuat payung hukum yang kuat untuk melindungi hak- dan berbagai lembaga lain yang concern terhadap hak-hak Namun, kini bentuknya saja yang berbeda. Anak-anak yang hak anak. “Sebenarnya nafas dari diadakannya konferensi anak siap memberikan perlindungan pada anak jika terjadi tampil di televisi itu pun seharusnya menghabiskan waktunya anak, merupakan bentuk keprihatinan dunia pada anak. pelangggaran terhadap hak anak. untuk pendidikan, bukan menampilkan bakatnya.”

“BP3AKB selalu siap, apabila ada anak yang ingin me- Motif utama yang melatarbelakangi eksploitasi anak tuknya undang-undang nomor 23 tahun 2002 tentang minta perlindungan kepada kami, mulai dari proses advokasi, adalah ekonomi. “Yang sering terjadi adalah eksploitasi den- perlindungan anak.”

Nah, bentuk dukungan Indonesia adalah dengan diben-

pendampingan, dan lainnya,” terang Diana. Selaras dengan gan motif ekonomi. Masalahnya, anak terpaksa menuruti saja

Pihaknya sendiri telah melakukan berbagai langkah untuk itu, JPPA juga selalu siap memperjuangkan hak-hak anak. perintah orang tua karena ingin berbakti,” ungkapnya.

menanggulangi maraknya eksploitasi anak di Semarang. “Bila ada warga yang membutuhkan bantuan kami, kami Diana juga menambahkan, pengaruh budaya menjadi “Banyak upaya telah kami lakukan, seperti sosialisasi, me- siap membantu. Gratis, tanpa dipungut biaya,” lengkap salah satu faktor penyebab msaih adanya eksploitasi anak ngadakan jejaring dengan pemerintah, mengadakan forum Ida. (Huda) di Indonesia. “Budaya patriarki dan matriarki yang masig- diskusi dengan LSM, workshop, dan lainnya. Selain itu juga masing daerah berbeda. Inilah yang juga berdampak pada memberikan perlindungan, advokasi serta pendampingan menanggulangi maraknya eksploitasi anak di Semarang. “Bila ada warga yang membutuhkan bantuan kami, kami Diana juga menambahkan, pengaruh budaya menjadi “Banyak upaya telah kami lakukan, seperti sosialisasi, me- siap membantu. Gratis, tanpa dipungut biaya,” lengkap salah satu faktor penyebab msaih adanya eksploitasi anak ngadakan jejaring dengan pemerintah, mengadakan forum Ida. (Huda) di Indonesia. “Budaya patriarki dan matriarki yang masig- diskusi dengan LSM, workshop, dan lainnya. Selain itu juga masing daerah berbeda. Inilah yang juga berdampak pada memberikan perlindungan, advokasi serta pendampingan

eorang anak, masih mengenakan seragam sekolah, eksploitasi, yakni anak.

sebuah video,” jelasnya.

membawa krincingan sembari menyanyikan lagu-

Diana Susilowati, sebagai per- lagu pop di sebuah perempatan jalan. Wajahnya suka diam atau marah-marah, menjadi penyendiri, dan lain- wakilan pemerintah yang mengurusi dekil dan pakaiannya kumal. Meski beberapa kali nya. Namun, mereka baru akan mengalami hal tersebut hak-hak anak, memberikan beberapa

“Biasanya terjadi perubahan perilaku dalam Mereka akan

tak berputus asa dan berlalu mendekati kendaraan lain. terjadinya eksploitasi terhadap anak.

Pertama, ketahanan diri anak yang kuat buatnya surut mengais rizki dari mengamen dan mencuci

Nama anak itu Ali. Usia yang masih belia tak mem- Pemulihan Trauma

Endang menjelaskan solusi untuk mengatasi korban dengan memberikan berbagai stimulan piring di warung-warung. Melihat wajahnya yang polos, eksploitasi anak memang ada metodenya sendiri. “Me-reka yang positif sehingga anak tidak mudah orang pasti merasa iba, mengapa anak sekecil itu sudah harus diberi pengertian kembali akan makna hidup. Setelah terpengaruh lingkungan luar yang juga harus mencari uang sendiri. Ironisnya, justru sang ayah itu yang paling penting adalah pemulihan dengan pendekatan dapat menjerumuskannya ke dalam tiri yang memaksa dirinya mengamen. Ali mengaku kerap religius. Dengan begitu, beban dan trauma dalam dirinya hal-hal yang tidak baik. dihajar ayahnya bila uang yang diperolehnya sedikit.

juga akan mudah dihilangkan karena semuanya akan kembali

Kedua, pemahaman

Lain lagi dengan Asnal Muttaqin. Ia dan kakaknya pada Allah, Tuhan Yang Maha Esa,” terangnya.

orang tua terhadap

disuruh sang ibu merantau hingga ke Semarang untuk

Namun, menurutnya yang lebih penting dilakukan adalah hak-hak anak, se-

mengamen dan mencari uang. Pasalnya, sekolah sedang penanaman pemahaman kepada orang tua mengenai hak- hingga orang tua dapat libur dan keluarga mereka sangat membutuhkan uang untuk hak anak, sehingga peran orang tua dalam memberikan memenuhi kebutuhan menyambung hidup sembilan orang anggota keluarganya. pendidikan dan semua kebutuhan anak dapat terlaksana anak, baik secara formal, Alhasil, Asnal dan kakaknya mangkal di emperan toko dengan baik. “Kalau pemulihan itu cara penyembuhan, yang seperti pendidikan, ke- sambil mengamen dan berjualan koran.

lebih penting adalah bagaimana orang tua itu paham akan sehatan, dan lainnya, serta

Fenomena tersebut tidak hanya dijumpai pada Ali dan kebutuhan anak, sehingga apabila semua orang tua sadar pada kebutuhan informal, Asnal. Banyak kejadian-kejadian eksploitasi serupa yang tidak akan kebutuhan anaknya, tidak akan ada lagi yang namanya seperti kasih sayang, terekspos. Sayangnya, anak-anak tersebut tidak mengerti eksploitasi terhadap anak,” ujarnya.

perhatian, dan lainnya.

diri mereka tengah dieksploitasi demi menopang ekonomi

Endang menyatakan, apabila orang tua tidak memberikan Ketiga adalah perhatian

keluarga. Jelas, ini membawa dampak negatif bagi sang perhatian yang baik kepada anak, maka anak menjadi frustasi pemerintah, kontrol yang anak. Dampak yang paling dominan diterima adalah dari dan mudah mengekspresikannya pada perilaku-perilaku yang kuat dari pemerintah aspek psikologis.

menyimpang. “Tidak ada lagi pihak yang bisa diajak berba- akan meminimalisasi

Endang Sri Indrawati, M.Si, Psikolog yang juga Dosen gi, selain kedua orang tuanya. Maka, jika tidak terjadinya eksploitasi terhadap anak. (Huda, Ridha) Fakultas Psikologi menyatakan dampak psikologis memang diatasi, yang

terjadi bisa seperti Marshanda

yang paling banyak diterima dan paling tampak bagi korban yang melu-

apkan kekecewaannya dalam

dikan masih rendah.

Sebagai akibat eksplotasi, tidak menutup kemungkinan anak-anak menjadi objek eksploitasi. Hasilnya, eksploitasi sudah menjadi gaya hidup zaman modern. Modernisasi jaman mengakibatan tidak sedikit dari anak-anak menjadi sasaran eksploitasi, misalnya pernikahan.

Sisanya sebanyak jawaban lainnya berjumlah 9 suara dan tidak menjawab 4 suara. Alasan responden yang menjawab

H bantu kebutuhan inansial. Tindakan seperti itu tentunya anak. Hasil itu terlihat dari angka 74,63 % responden yang

arus diakui, perlindungan anak di Indonesia masih sepertinya

belum cukup

lemah. Banyak orang memanfaatkan mereka untuk untuk

menyediakan

berbagai kepentingan. Salah satunya, untuk mem- payung hukum yang kuat dan tegas dalam perlindungan

dapat menghambat pertumbuhan pola pikir anak sehingga menjawab tidak. Jawaban ya hanya sebanyak 6,97 % saja. mengurangi kreativitas imajinasi mereka.

Jumlah perbedaaan yang mencolok ini jelas diperlukan tin-

Kondisi yang memprihatinkan membuat perkembangan dakan yang tegas dari penegakan hukum supaya tuntas. anak menuju kedewasaan tidak terkontrol dengan baik.

Sisanya sebesar 17,91 % rsponden menjawab tidak tahu

Padahal, orang tua wajib mengawasi perkembangan anak. tentang adanya peraturan perundangan Perlindungan anak. Namun dari berbagai kasus eksploitasi, justru orang tua Pengetahuan yang masih kurang mengakibatkan belum gen- lainnya antara lain ekspos pemberitaan media berlebihan dan pelakunya. Tidak tuntasnya penanganan eksploitasi tersebut carnya sosialisasi atas adanya undang-undang tersebut.

kurangnya nilai religius dari pelaku. Keterbukaan informasi membuat beberapa pihak kewalahan.

Kasus eksploitasi anak yang semakin meningkat jum- yang memuat kasus kejahatan anak hendaknya tak terlalu lahnya di tengah solusi untuk penyelesaian kasus masih terbuka dalam pemberitaan kepada publik. belum tuntas. Akibatnya pelaku eksploitasi bak merebak

Berbagai upaya telah dilakukan aparat penegakan hukum dimana-mana, tak terkecuali oleh orang tua. Faktor eko- untuk merebaknya tindakan eksploitasi anak dari berbagai nomi masih mendominasi dengan perolehan jawaban 123 kejahatan. Namun belum kuatnya pengawasan menjadikan responden.

anak menjadi korban eksploitasi. Hal ini diperkuat dengan Kemiskinan sebagai faktor utama mencerminkan masih jawaban responden sebanyak 60,70 % masih kurang baik. lemahnya kehidupan mereka. Kedua, disusul pendidikan Setidaknya sistem pengawasan untuk perlindungan anak rendah anak. Status pendidikan anak memang tergolong tethitung cukup dalam angka 36,32 %. kurang layak, sebagai akibat dari kemiskinan yang dialami

Sisanya sebanyak 1,49 % menjawab bagus, berturut- Berangkat dari permasalahan diatas, LPM Manunggal orang tua mereka. Sejumlah responden menjawab pendi- turut 1 % sangat bagus dan 0,50 % tidak menjawab. Se- Undip mengadakan jajak pendapat terhadap 202 orang

baiknya prioritas ke depan dalam penanganan eksploitasi mahasiswa Undip dari berbagai fakultas. Dari pengetahuan

anak agar terhindar dari kepentingan orang tertentu ha- responden tentang tindakan eksploitasi anak di Indone-

rus segera diungkap. Tidak hanya peran seorang penegak sia, sebanyak 87,56 % menjawab ya. Sedangkan 11,44 %

hukum saja, melainkan masyarakat harus partisipasi aktif menjawab tidak dan hanya 1 % tidak tahu. Pengetahuan

dalam mencegah terjadinya perbuatan kriminal tersebut. mereka tentang tindakan eksploitasi anak mereka lihat

(Litbang LPM Manunggal)

dari berbagai media massa dan materi perkuliahan. Hadirnya UU Perlindungan anak nomor 23 Tahun 2002

Oleh: Destya Dwi dan Mar’atush Sholihah

26 Oktober 2010, Gunung Merapi meletus, menghamburkan abu vulkanik dan material panas ke daerah di sekitarnya. Kini, tiga bulan telah berlalu dan status

ing. Seperti terapi kognitif, save, bermain, gunung paling aktif sedunia itupun telah membantu mereka yang kesusahan. Tim ini

bercerita, modalitas, relaksasi, grup, sampai juga cukup menyedot banyak perhatian dari

diturunkan menjadi waspada. Namun,

ke terapi individu. Masing-masing terapi kalangan mahasiswa, baik itu di fakultas ke-

mempunyai kelebihan sendiri-sendiri dan banjir lahar dingin masih menjadi momok dokteran ataupun psikologi.

diterapkan sesuai kebutuhan korban. “ Kami

Namun tak sembarang mahasiswa bisa

yang menakutkan bagi warga di sekitar

menerapkan terapi ini sesuai kebutuhan mer- masuk ke tim trauma healing. Karena aka

eka dan tingkat trauma mereka. Misalnya, sungai yang berhulu di Merapi. nada seleksi dari tim dosen dan ditanyakan

apabila seorang korban sudah diteapi grup kesanggupannya mengenai kesiapan untuk dia tetap tidak bisa mengekspolore perasaan- menjadi relawan. Pasalnya, mahasiswa yang nya, kami akan melakukan terapi individu ke sudah tergabung dalam tim trauma healing dia dengan hanya dua orang, antara terapis harus siap sedia kapanpun dibutuhkan untuk dan korban,” jelas Nana.

terjun di lokasi bencana.

Ketika di lokasi bencana, mahasiswa ti- but terbukti mempunyai keampuhan yang dak hanya memberikan terapi pengobatan cukup bagus. Menurut Nana banyak yang trauma saja kepada korban bencana, tetapi tadinya terlihat murung dan tidak bisa juga membantu dalam pengobatan seperti mengeksplore perasaannya, sekarang sudah menyiapkan obat untuk para korban, “ saya bisa ceria dan bisa menceritakan apa yang dia benar-benar mendapatkan pengalaman yang rasakan. Walaupun tujuan tim trauma healing luar biasa di sana. Saya tidak hanya membantu hanya sebatas menumbuhkan kemampuan mereka yang trauma, tetapi juga membantu adaptasi dari korban bencana, namun itu tenaga medis lain untuk memberikan obat,” hanya tujuan jangka pendek.

Dengan banyaknya metode terapi terse-

cerita Annisa.

Di Undip sudah ada tim trauma heal- trauma healing keperawatan, yaitu mendiri- ing walaupun belum menyeluruh di semua kan desa siaga jiwa. Dimana di desa itu setiap fakultas. Namun melihat animo mahasiswa anggota masyarakatnya bisa menyembuh- dan dosen selama ini untuk berpartisipasi kan trauma diri mereka sendiri. “Nantinya dalam penyembuhan trauma korban bencana kami ingin mendirikan desa siaga dengan sangatlah besar. Tidak hanya dari dosen mau- bekerjasama juga dengan fakultas kedokteran pun mahasiswa, dari institusi pemetrintah undip dan PKPU Semarang. Kami ingin atau swasta juga sangat mendukung adanya komunitas desa siaga itu bisa menyembuhkan pembentukan tim ini, seperti dari Dinas Ke- trauma mereka sendiri.” jelas Nana.

Adapun tujuan jangka panjang dari tim

sehatan, PKPU, PMI, dan lain-lain. “Saya berharap tim ini bisa terus berkem-

ban. Bahkan bisa berdiri sendiri selayaknya Tim trauma healing ternyata tidak hanya organisasi di kampus, seperti himpunan ma- melibatkan dosen saja, tetapi juga melibat- hasiswa jurusan. Sehingga untuk program elama Merapi meletus, suasana di terdiri dari 3 fase, seperti yang dikatakan kan mahasiswa. Terutama buat mahasiswa kerja dan kepengurusan bisa lebih jelas dan pengungsian pun sangat mem- oleh Nana Rochana, Pembina tim trauma yang berjiwa sosial tinggi dan tulus ingin terstruktur,” terang Nana. prihatinkan. Distribusi bantuan healing di keperawatan Undip, “Ada tiga harus dilakukan karena pengungsi fase dalam penanganan bencana. Pertama masih kekurangan bantuan, teru- fase tanggap darurat, ini merupakan fase

Libatkan Mahasiswa

tama pakaian dan makanan. Sarana kamar awal, kedua ada rehabilitasi teruarama untuk S mandi saat itu bahkan hanya tersedia 2 kamar anak-anak dan ibu-ibu, lalu yang ketiga ada

mandi untuk 500 pengungsi, sangat tidak pembangunan sarana isik yang dilakukan seimbang. Banyak dari para pengungsi yang pemerintah.” terkena diare. Belum terpenuhinya sarana

MCK juga membuat angka penularan diare Trauma Healing

tinggi.

Bagi mereka yang selamat pastinya akan

Para pengungsi pun harus dihadapkan mengalami trauma yang hebat. Disinilah dengan kesehatan. Banyak sekali pengungsi dibutuhkan formulasi khusus agar trauma yang sakit, mengeluhkan pusing, diare, hi- yang dialami korban bencana cepat dipu- pertensi, mual, muntah, dan banyak juga lihkan. Secara bahasa, trauma healing be- masalah psikologis misalnya cemas, sedih rarti penyembuhan trauma. Menurut Nana, dan marah. Selama di pengungsian, beberapa trauma tidak bisa disembuhkan secara cepat, terapi dilakukan, diantaranya Emotional Free- butuh waktu yang cukup lama, tetapi tarhet dom Technique (EFT) dan Terapi Aktivitas dalam penyembuhan trauma pada koprban Kelompok (TAK). Kedua terapi ini dikem- bencana adalah menumbuhkan kemampuan bangkan Program Studi Ilmu Keperawatan adaptasi dan mengekspolore perasaan korban Undip dengan tujuan untuk meminimalkan bencana. efek cemas pasca bencana dan merupakan

Metode penyembuhan trauma juga ber-

bagian dari program trauma healing.

macam-macam. Banyak sekali terapi yang

Secara umum penanganan korban bencaa bisa diterpakn dalam program trauma heal- Secara umum penanganan korban bencaa bisa diterpakn dalam program trauma heal-

i, sosok m

Selama in

ktivi- egudang a

dengan s

nal penuh

aupun dalam m

ktivitas di

tas, baik a

rga- n kuliah, o

pus. Selai

di luar kam

la-

h hal yang

pus adala

nisasi kam

ahasiswa

eorang m zim bagi s

Diskusi , salah satu kegiatan yang sering dilakukan dalam berorga-

nisasi. Selain dapat berbagai pe- ngetahuan, diskusi juga bermanfaat mengasah keberanian mengeluarkan berbagai pendapat. Kegiatan ini kini sering dilakukan dalam kegiatan in- trakurikuler.

D eksekutif, seperti BEM dan Senat, hingga organisasi pe- hingga berbagai ketrampilan yang didapat dari berorganisasi organisasi juga diakui Prof Nugroho, salah seorang pengamat

unia organisasi memang bukan hal baru bagi centered diperbanyak dengan kegiatan diskusi. Sedangkan keilmuan yang dipelajarinya,” ujarnya. mahasiswa. Buktinya, banyak mahasiswa yang proses pematangannya diperoleh melalui ekstrakurikuler.

berkecimpung di dalamnya. Jenis organisasi “Kebijakan universitas seperti itu, karena kenyataannya Pragmatis

pun beragam, mulai organisasi yang sifatnya banyak juga mahasiswa yang tidak aktif berorganisasi, se- Terlepas dari itu, kekurangaktifan mahasiswa dalam ber-

nyaluran hobi, seperti paduan suara, pecinta alam dan dimasukkan dalam kurikuler,” jelas Ariin. pendidikan. Menurutnya, mahasiswa sekarang ini cenderung fotograi. Puncak eksistensi organisasi mahasiswa terjadi

pragmatis. “Mereka hanya sebatas kuliah, yang penting cepat

pada 1998. Saat itu, aktivis kampus mampu meruntuhkan Manajemen Waktu

lulus dan mendapatkan pekerjaan,” terangnya. rezim orde baru yang otoriter.

Ini didorong keberadaan aktivis organisasi yang cend- Namun, potret itu hanya kisah lalu, karena kini orga- mahasiswa yang kesulitan mengatur waktunya untuk kuliah erung kurang menampilkan citra diri secara relevan. “Se- nisasi kampus mulai mengalami masa krisis. Pasalnya, kini dan berorganisasi. Cahya sendiri sebagai aktivis mahasiswa harusnya, aktivis sanggup melakukan pencarian intelektual banyak mahasiswa cenderung memilih tidak mengikuti juga mengakui hal tersebut. “Tantangannya sekarang adalah dan membangun jaringan secara signiikan sehingga mereka organisasi kampus. Berbagai hal ditengarai menjadi fak- harus pintar mengelola waktu kita. Soalnya banyak juga yang mempunyai kemampuan lebih daripada mahasiswa lain. tor penyebab menurunnya minat mahasiswa berorganisasi.

Faktor lain menurunnya minat berorganisasi, banyak

terjebak antara kuliah dan organisasi, sehingga keduanya Namun, yang terjadi tidak demikian. Banyak yang terlalu Salah satunya, tugas kuliah yang padat.

asyik mengurus organisasi sehingga kuliahnya kalang kabut, Ketatnya tugas kuliah membuat mahasiswa ragu beror-

malah keteteran,” terangmya.

Masalah ini dilihat Ariin sebagai konsekuensi proses tidak teratur,” terangnya.

ganisasi. Hal ini dibenarkan Cahya Edi, mahasiswa Fakultas pembelajaran yang menggunakan Sistem Kredit Semes- Kondisi ini juga diperparah dengan banyaknya aktivis Kesehatan Masyarakat dan Ketua KSR Undip. Menurutnya, ter (SKS). Menurutnya, dalam aturan sistem kredit setiap organisasi yang masuk ke jalur politik maupun pemerintahan kesibukan kuliah menyebabkan berkurangnya mahasiswa satu SKS, dalam satu minggu harus diisi dengan 50 menit setelah lulus dari bangku perkuliahan. Mereka kemudian yang terjun di dunia organisasi. Bahkan, mahasiswa yang kegiatan tatap muka dan 300 menit kegiatan di luar (lapa- mengingkari apa yang dulu sering diperjuangkan saat men- telah menjadi pengurus pun banyak yang “setengah hati” ngan) untuk melatih kemandirian. Artinya, jika mahasiswa jadi mahasiswa. “Tidak ada perubahan yang dibawa dari dalam berorganisasi. “Banyak diantara mereka yang mengesa- mengambil 20 SKS berarti setiap minggu harus ada 1000 organisasi setelah mereka lulus,” ujar Nugroho. mpingkan rapat karena alasan kuliah,” terang Cahya.

Ia juga menuturkan, sebenarnya bukan kurikulum yang Menanggapi hal tersebut, Ketua LP2PM Undip Dr Ir lapangan. “Sebenarnya yang mengambil 24 SKS itu juga menjadi pemicu utama permasalahan, melainkan kurang- Mukh Ariin menuturkan, kemampuan berorganisasi telah tidak mendapatkan apa-apa, karena mengerjakan tugas yang nya kemampuan para dosen mengembangkan kemampuan dimasukkan dalam proses pembelajaran. “Yang dipelajari banyak,” ujarnya.

menit kegiatan tatap muka dan 6000 menit kegiatan di

kemampuan berpikir tingkat tinggi (higher order thinking) dalam berorganisasi kan kemampuan bekerja sama dengan

Inilah yang membuat mahasiswa juga tidak mendapat- dalam proses pembelajaran, seperti problem solving. “Ini tim, berkomunikasi, menyesuaikan diri, bermasyarakat, dan kan keterampilan secara optimal, terutama dari organisasi membuat mahasiswa sekarang malas membaca dan cend- lainnya. Nah, selama ini anggapannya itu hanya diperoleh karena waktu yang sulit diluangkan untuk organisasi. Oleh erung menyelesaikan tugas secara copy paste dari internet,” di ekstra. Karena itu sejak 2007 dan 2008 muatan-muatan karena itu, kompetensi yang seharusnya didapat dari organ- tambahnya. itu kami masukkan ke dalam kurikuler,” terangnya.

Untuk mengatasi paradigma di atas, maka aspek-aspek Ariin menguraikan, Kebijakan Akademik di Undip selalu mendapatkan ketrampilan organisasi dari kuliahnya. “Se- pembelajaran yang diperoleh dari organisasi dimasukkan dibahas dalam rapat senat setiap tahun. Kebijakan akademik dangkan proses pematangan bisa didapatkan dari ekstr- dalam kurikulum, sehingga organisasi hanya sebagai me- tersebut diturunkan ke standar akademik. Standar inilah akurikuler,” ujarnya.

isasi dimasukkan ke dalam kurikuler sehingga mahasiswa

dia pematangan saja. Dengan demikian, kualitas lulusan yang kemudian dijabarkan dalam kurikulum.“Sekarang ada

Dia menambahkan, esensi dari semua organisasi adalah juga akan memenuhi target pembelajaran. “Tujuan dari beberapa fokus target pembelajaran, seperti membekali melatih kemampuan berkomunikasi, bekerja sama, dan berani mengikuti organisasi juga terukur jika dimasukkan dalam mahasiswa agar berkemampuan leadership, komunikator, mengembangkan gagasan. Karena itu, ada paradigma yang kurikulum. Kita mempunyai variable untuk mengevaluasi entrepreneur, edukator, dan lainnya. Ini kan terjemahan dari salah bila mengukur tingkat kelulusan hanya dari organisasi. target yang sebenarnya diperoleh mahasiswa dari beror- organisasi,” ungkapnya.

“Ini masih dilakukan beberapa perusahaan. Padahal belum ganisasi,” terangnya. (Huda, Destya) Dengan dimasukkannya berbagai kemampuan organ- tentu yang aktif berorganisasi juga lebih baik daripada yang isasi dalam kurikulum, proses pembelajaran student learning tidak. Bisa jadi mereka malah kurang menguasai kompetensi

Transportasi Publik, Bantu Kurangi Konsumsi BBM

Upaya pemerintah mengambil kebijakan mengatur

Nurul Huda *)

konsumsi BBM per Maret 2011 merupakan kebi- jakan yang bersifat indoktrinal. Mengapa? Karena kebijakan tersebut diambil tanpa melihat potensi kecemburuan sosial dan pelanggaran yang lebih besar. Pemerintah justru seharusnya berusaha memperbaiki kualitas transportasi publik.

B ini, seperti kemacetan, polusi udara dan bersubsidi pada masyarakat? Jelas ini jus-

ukan tanpa alasan konsumsi angkutan umum juga akan beralih profesi BBM masyarakat semakin menjadi makelar BBM bersubsidi. meningkat. Dengan berbagai

Pertanyaan lain, apakah kebijakan ini

permasalahan lalu lintas saat efektif meminimalisir penggunaan BBM

pelayanan transportasi publik yang bu- tru menambah masalah lain ke depannya. ruk, masyarakat lebih suka menggunakan Untungnya, DPR memberikan sejumlah kendaraan pribadi daripada transportasi syarat yang menjadi patokan bagi pemer- publik. Apalagi masyarakat yang mampu, intah. Apabila syarat tersebut tidak terwu- tidak masalah jika harus menggunakan jud, kebijakan ini belum dapat direalisasikan. mobil pribadi, karena kenyamananlah Setelah disepakati bersama, pemerintah akh- yang diinginkan.

irnya menunda implementasi kebijakan pen-

Di Jabodetabek saja, volume mobil pribadi gaturan konsumsi BBM. Pengunduran ini salahan konsumsi BBM. pribadi juga mengatasi berbagai permasala- yang menggunakan BBM bersubsidi pada sudah mengindikasikan betapa pemerintah

Dalam upaya mengurangi beban APBN han lalu lintas lainnya, seperti kemacetan. 2010 sebesar 53%, sedangkan motor men- sebenarnya kurang siap. Seharusnya semua serta konsumsi masyarakat terhadap BBM Tentu saja, pemerintah sebagai bapak juga capai 40%. Ini menunjukkan masyarakat aspek sudah dipersiapkan matang sebelum bersubsidi, harusnya pemerintah mengambil memberikan contoh, bersama masyarakat lebih “nyaman” menggunakan kendaraan mengimplementasikan kebijakan.

kebijakan alternatif. Salah satu yang paling menggunakan transportasi publik. pribadi dibanding transportasi publik. Asumsi

tepat adalah peningkatan kualitas pelayanan

Kebijakan melarang mobil pribadi meng-

pemerintah, larangan menggunakan BBM Pendekatan Partisipatoris

transportasi publik. Kebijakan ini justru lebih konsumsi BBM bersubsidi, cukup baik. Na- bersubsidi bagi mobil pribadi akan mengu-

Sherry R Arnstein mengemukan konsep a efektif dan eisien dalam mengatasi persoalan mun, harus dipikirkan lagi berbagai resiko rangi beban APBN 2011 (UU Nomor 10 ladder of citizen’s participation, yang menekankan tersebut.

dan dampaknya ke depan. Oleh karena itu, Tahun 2010).

pendekatan partisipatoris dalam manajemen

apabila pemerintah berusaha memper- pemerintah harus lebih peka pada kondisi

Namun, kebijakan ini justru sangat rentan program dan pembangunan. Poin penting baiki pelayanan transportasi publik yang masyarakat sehingga dalam mengambil ke- terhadap berbagai pelanggaran. Misalnya, dalam konsep tersebut adalah kebijakan diambil baik, nyaman aman dan terjangkau. Ma- bijakan yang tepat dan bijaksana. pengguna mobil pribadi yang membeli BBM dengan melibatkan semua elemen masyarakat syarakat pasti lebih memilih menggunakan bersubsidi di luar SPBU (pengecer) atau sehingga pengambil kebijakan mengetahui as- transportasi publik daripada menggunakan membeli pertamax di SPBU asing yang pirasi dan peka terhadap kondisi masyarakat. kendaraan pribadi. Dengan demikian, selain *) Ilmu Pemerintahan FISIP Undip lebih murah (Rp.7.000). Tidak menutup Konsep inilah yang seharusnya menjadi ref- dapat menggurangi beban APBN 2011 dan kemungkinan pula, para sopir taksi atau erensi pemerintah dalam mengatasi perma- konsumsi BBM bersubsidi pada kendaraan

B yang mampu memberikan perbaikan bagi Dewasa dalam memahami berbagai karakter Pramuka merupakan wadah pembinaan

anyak pihak menilai mahasiswa

Berbagai permasalahan dan tantangan efektif membentuk karakter pemuda yang

adalah agent of change bagi ke- juga muncul ketika berintegrasi dengan peduli dengan masyarakat? hidupan sosial masyarakat. Art- masyarakat. Oleh karena itu, mahasiswa

Semua pertanyaan di atas, jawabannya

inya, mahasiswa adalah sosok harus cermat dan dewasa menghadapinya. ada dalam Praja Muda Karana (Pramuka).

kondisi sosial masyarakat menuju ke arah individu, serta cerdas menjawab berbagai watak dan karakter pemuda Indonesia. sesama dan peduli terhadap lingkungan. yang lebih baik. Oleh karena itu, kon- keluhan masyarakat dengan wawasan kita. Pembinaan Pramuka, seperti ketangkasan

Pribadi yang terbina oleh Pramuka selalu tribusi mahasiswa sangat ditunggu demi Dengan hal tersebut, otomatis mahasiswa dan kepedulian terhadap sesama, dimulai berusaha memecahkan berbagai permasala- meningkatkan kesejahteraan sosial.

han dengan penuh kreativitas, kemandirian, Uraian di atas menggambarkan betapa berbagai pengetahuan.

akan selalu memotivasi diri untuk belajar sejak dini hingga dewasa.

Mulai dari Siaga (SD) dengan tingka- dan kecerdasan, tanpa mengabaikan kerama- ekspektasi masyarakat terhadap mahasiswa

Bagi mahasiswa yang aktif berorganisasi, tan pembinaan Siaga Mula, Siaga Bantu, han terhadap lingkungan. Ini yang membe- kian tinggi. Dengan kualitasnya, banyak berhubungan dengan orang lain bukan hal dan Siaga Tata. Selanjutnya dibina melalui dakan Pramuka dengan organisasi lainnya. mahasiswa menjadi pilar yang mengubah baru. Memimpin, mengkoordinasi tim dan Penggalang (Ramu, Rakit, dan Terap). Di Dengan jiwa pramuka inilah, mahasiswa kondisi masyarakat. Inilah yang kemudian berkomunikasi tentu biasa. Demikian pula tingkat SMA meningkat menjadi Panegak dapat membantu masyarakat menjadi lebih membentuk berbagai macam karakteristik dalam bermasyarakat. Ketegasan dan keakra- (Bantara dan Laksana). Tidak berhenti di baik. mahasiswa saat ini. Ada yang sangat kuat ban diperlukan untuk mengelola masyarakat situ saja, di dunia kampus pun juga masih

Terakhir, Wakil Presiden RI menyatakan, belajar untuk menghasilkan ide-ide cemer- dengan berbagai karakter agar bergerak sesuai terdapat pembinaan, melalui jenjang Kepan- taruhannya besar jika anak-anak muda dibi- lang. Ada juga yang memilih berteriak dan tujuan bersama. Dengan demikian, maha- degaan. Dalam hal ini, terdapat tiga jenjang arkan. Karena itu, sekarang sudah ada revi- mengepalkan tangan di jalanan.

siswa dapat membantu masyarakat menge- kepandegaan, yakni Pandega Muda, Pandega talisasi gerakan Pramuka untuk merangkul Dari ekspektasi di atas, mahasiswa harus lola kehidupannya menjadi lebih baik.

semua pihak agar ikut berkontribusi mem- berintegrasi dengan kehidupan sosial ma-

Madya dan Pandega Bhakti.

Pembinaan karakteristik yang terprogram bangun Pramuka. Tujuan akhirnya, pembi-

syakarat di daerah. Namun, menghadapi Referensi Pramuka

inilah yang sesungguhnya diperlukan. Den- naan karakter bagi generasi muda, sehingga masyarakat berarti menghadapi berbagai

Lalu, bagaimana mewujudkan kepriba- gan semangat kekeluargaan dan persauda- tumbuh generasi penerus bangsa yang peduli karakter orang. Jangan mengharap pe- dian yang terbuka, santun, ramah, dan ko- raan, pramuka selalu mencetak generasi dengan masyarakat. mikiran mereka sama dengan pemikiran munikatif dengan masyarakat? Apalagi di yang penuh kepedulian terhadap masyara- kita. Ini menuntut mahasiswa agar dapat tengah percaturan era global yang kadang kat. Pramuka yang tidak hanya unggul se- *Ketua Dewan Racana Universitas Dipo- berkomunikasi secara baik dan aktif kepada mengikis mental kepedulian mahasiswa cara teoritis, tetapi juga menghasilkan jiwa negoro 2010 masyarakat.

terhadap masyakat. Apakah ada formulasi yang takwa kepada Tuhan YME, menolong

Tanaman cengkeh (Eugenia aromaticum) merupakan tangkai bunga kering dari ke- luarga pohon Myrtaceae. Aromanya yang wangi membuat tanaman asli Indone- sia ini banyak digunakan sebagai bumbu masakan. Cengkeh juga menjadi bahan utama pembuatan rokok kretek.

D pemanfaatan minyak dan daun cengkeh

i Indonesia, cengkeh menjadi penghasil minyak atsiri yang penting bagi dunia pengo- batan dan kosmetik. Namun,

masih dinilai kurang maksimal. Inilah yang melatarbelakangi empat mahasiswa Undip melakukan penelitian tentang cengkeh.

Mereka adalah Andi, Dhita, Ferdian cengkeh yang memiliki kadar eugenol 70%. gan NaOH (p.a) sehingga terbentuk dua yaitu produk atas berupa uap eugenol dan dan Mangesti yang berhasil memproduksi

“Saat ini minyak cengkeh yang dihasil- produk, yaitu air dan natrium-eugenol at. produk bawah berupa cairan Na 2 SO 4 yang minyak daun cengkeh dengan kadar eu- kan oleh petani cengkeh di daerah hanya Air yang terbentuk dibuang, sedangkan na- tertinggal di tangki suling . Uap hasil distilasi