ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI (9)

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
KINERJA PERUSAHAAN SERTA DAMPAKNYA
TERHADAP NILAI PERUSAHAAN
Muhammad Rifki Wijaya
Program Studi Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Bakrie
Jl. H.R. Rasuna Said Kav. C-22, Kuningan, Jakarta Selatan 12920

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh capital expenditure, leverage, dan
pertumbuhan ekonomi terhadap kinerja perusahaan, serta dampaknya terhadap nilai
perusahaan. Penelitian ini juga menguji peran kinerja perusahaan dalam memediasi
pengaruh capital expenditure, leverage, dan pertumbuhan ekonomi terhadap nilai
perusahaan. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 65 perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 2009-2012.
Analisis data dilakukan menggunakan analisis jalur. Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa capital expenditure dan leverage memiliki pengaruh signifikan terhadap kinerja
perusahaan. Selain itu, penelitian ini juga menunjukkan bahwa capital expenditure,
leverage, dan kinerja perusahaan berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan.
Pertumbuhan ekonomi tidak berpengaruh terhadap kinerja perusahaan maupun nilai
perusahaan. Kinerja perusahaan terbukti dapat memediasi pengaruh capital

expenditure dan leverage terhadap nilai perusahaan.
Kata Kunci :

Nilai perusahaan, kinerja perusahaan, capital expenditure, leverage,
pertumbuhan ekonomi
Abstract

This study is conducted to examine the effect of capital expenditure, leverage, and
economic growth on firm performance, and also their impact towards firm value. This
study also examines the role of firm performance as an intervening variable. The
sample consists of 65 manufacturing firms listed in Indonesia Stock Exchange during
2009 to 2012. The data are analyzed using path analysis. This study’s result shows
that capital expenditure, leverage, and firm performance have significant effects on
firm performance. The result also shows that capital expenditure, leverage, and firm
performance have significant effects on firm value. Economic growth have no effect on
neither firm performance nor firm value. Finally, this study found that firm
performance could mediate the effect of capital expenditure and leverage on firm
value.
Keyword :


Firm value, firm performance, capital expenditure, leverage,
economic growth

dikategorikan menjadi relatif lebih murah

PENDAHULUAN
Tujuan utama perusahaan adalah

(undervalued),

relatif

lebih

mahal

memaksimalkan kekayaan pemiliknya.

(overvalued), atau sudah mencerminkan


Hal ini dicapai dengan memaksimalkan

harga yang wajar (fair valued). Untuk

nilai

nilai

memperoleh kategori yang tepat, invetor

peningkatan

melakukan valuasi. Menurut Damodaran

kekayaan pemiliknya. Oleh karena itu,

(2012), terdapat tiga jenis pendekatan

kebijakan-kebijakan yang diambil oleh


dalam

pihak

harus

discounted cash flow (DCF) valuation,

nilai

relative valuation, dan contingent claim

perusahaan.

perusahaan

menandakan

manajemen


berorientasi

Peningkatan

perusahaan

memaksimalkan

perusahaan (Brigham dan Houston, 2010).

investor

yaitu

Penelitian ini menggunakan Tobin’s

suatu

Q sebagai proksi dari nilai perusahaan.


perusahaan berdasarkan sepak terjangnya

Rasio ini diformulasikan oleh James

dari tahun ke tahun. Pengukuran nilai

Tobin dalam penelitiannya pada tahun

perusahaan seringkali dikaitkan dengan

1969. Tobin’s Q tergolong ke dalam

harga saham perusahaan di pasar modal.

relative valuation, dengan replacement

Harga saham menunjukkan jumlah yang

cost


dianggap layak oleh investor untuk

Tobin’s

dikeluarkan dalam rangka memperoleh

membandingkan

porsi kepemilikan dalam perusahaan

perusahaan dengan replacement cost aset

(Fidhayatin

tersebut.

dan

terhadap


valuasi,

valuation.

Nilai perusahaan menggambarkan
penilaian

melakukan

Dewi,

2012).

Meningkatnya harga saham menunjukkan

sebagai
Q

basis


pembandingnya.

merupakan
nilai

rasio

yang

pasar

aset

Secara luas, pembentukan harga

sentimen positif investor terhadap saham

saham

perusahaan. Investor berani membayar


fundamental dan faktor teknikal. Faktor

lebih tinggi atas saham perusahaan jika

fundamental merupakan faktor internal

mereka

perusahaan

dan faktor eksternal yang memengaruhi

memiliki prospek yang menguntungkan

perusahaan. Faktor teknikal merupakan

di masa depan (Sudiyatno, 2010).

performa historis saham perusahaan di


menganggap

dipengaruhi

oleh

faktor

Hal yang kemudian menjadi sorotan

pasar, yang biasanya dilihat dari harga

adalah bagaimana menentukan harga

dan volume perdagangan saham tersebut.

yang tepat bagi saham perusahaan. Secara

Penelitian

umum, harga pasar suatu saham dapat

ini

mengambil

perspektif

fundamental dalam meneliti faktor-faktor

dalam menjelaskan hubungan antara

yang memengaruhi nilai perusahaan.

variabel independen dengan variabel

Penelitian sebelumnya menyebutkan

dependen. Penelitian ini dimotivasi oleh

faktor fundamental internal yang biasa

penelitian

digunakan

nilai

(2010) yang meneliti pengaruh kebijakan

perusahaan adalah kebijakan perusahaan

perusahaan terhadap nilai perusahaan

dan

dengan

untuk

kinerja

menganalisis

perusahaan.

Kebijakan

Sudiyatno

kinerja

dan

Puspitasari

perusahaan

sebagai

perusahaan dapat dibagi lagi ke dalam

variabel intervening, pada perusahaan

kebijakan investasi, kebijakan pendanaan,

manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek

dan kebijakan dividen. Dalam penelitian

Indonesia selama periode 2004 s.d. 2006.

ini faktor internal yang digunakan adalah

Kebijakan

perusahaan

dalam

kebijakan investasi yang diwakili oleh

penelitian

capital

kebijakan

(2010) terdiri dari variabel leverage

pendanaan yang diwakili oleh leverage

keuangan, capital expenditure (capex),

sebagai variabel independen, serta kinerja

dan insentif manajer. Leverage keuangan

perusahaan yang diproksi dengan return

diproksi dengan rasio long-term debt to

on

total

expenditure

assets

(ROA)

dan

Sudiyatno dan Puspitasari

sebagai

variabel

itu,

faktor

perubahan total aset tetap perusahaan

yang

biasa

dalam satu tahun, sedangkan insentif

digunakan adalah faktor makroekonomi

manajer diproksi dengan variabel dummy.

dan

Faktor

ROA dan Tobin’s Q secara berturut-turut

berbagai

menjadi proksi dari kinerja perusahaan

intervening.

Selain

fundamental

eksternal

analisis

makroekonomi

industri.
terdiri

dari

indikator, diantaranya adalah nilai tukar,
pertumbuhan ekonomi, tingkat bunga,
inflasi,

dan

pendapatan

capex

diukur

dengan

dan nilai perusahaan.
Hasil

penelitian

Sudiyatno

dan

kapita.

Puspitasari (2010) menemukan bahwa

Penelitian ini menggunakan indikator

capital expenditure berpengaruh negatif

pertumbuhan ekonomi sebagai variabel

tetapi tidak signifikan terhadap kinerja

independen

perusahaan maupun nilai perusahaan. Di

yang

per

assets,

mewakili

faktor

fundamental eksternal.

sisi lain, leverage keuangan berpengaruh
variabel

negatif dan signifikan terhadap kinerja

dalam penelitian ini adalah pengaruh

perusahaan, namun berpengaruh positif

berjenjang.

perusahaan

dan signifikan terhadap nilai perusahaan.

ditempatkan sebagai variabel intervening

Kinerja perusahaan berpengaruh positif

Konsep

pengaruh

Kinerja

antar

69

dan signifikan terhadap nilai perusahaan.

perekonomian secara luas. Selain itu,

Kinerja perusahaan tidak terbukti sebagai

penelitian

mediator

melihat

periode penelitian menjadi 4 tahun, yaitu

pengaruh capex dan leverage terhadap

dari tahun 2009 s.d. 2012. Berdasarkan

nilai perusahaan.

latar belakang tersebut, maka penelitian

yang

tepat

untuk

ini

juga

memperpanjang

yang

ini mengambil judul, “Pengaruh Capital

dikemukakan dalam penelitian Sudiyatno

Expenditure, Leverage, dan Pertumbuhan

dan Puspitasari (2010) ini adalah variabel

Ekonomi Terhadap Kinerja Perusahaan

capex, yang diukur sebagai selisih nilai

Serta

total fixed assets perusahaan dalam satu

Perusahaan

tahun, memiliki standar deviasi yang

Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di

sangat

Bursa Efek Indonesia Tahun 2009-

Salah

satu

besar

permasalahan

mencapai

1023,81%,

dibandingkan dengan nilai mean sebesar

Dampaknya

Terhadap

Nilai

Empiris

pada

(Studi

2012).”

mencoba

Berdasarkan latar belakang masalah

mengakomodasi permasalahan tersebut

tersebut, penelitian ini ingin menganalisis

dengan

pengaruh capital expenditure terhadap

74.96%.

Penelitian

ini

menggunakan

persentase
assets

kinerja perusahaan, pengaruh leverage

perusahaan relatif terhadap nilai total

terhadap kinerja perusahaan, pengaruh

fixed assets perusahaan pada awal tahun.

pertumbuhan ekonomi terhadap kinerja

Dari sisi leverage, penelitian ini mencoba

perusahaan, pengaruh kinerja perusahaan

mengambil sudut pandang lain yaitu

terhadap

dengan menggunakan rasio Debt to Total

capital

Assets (DTA).

perusahaan

perubahan

nilai

total

fixed

Penelitian ini mengeluarkan variabel
insentif

manajer,

dan

menambahkan

nilai

expenditure
melalui

terhadap
mediasi

nilai
kinerja

nilai perusahaan melalui mediasi kinerja
perusahaan,

ekonomi

ekonomi

penggantinya.

pengaruh

perusahaan, pengaruh leverage terhadap

variabel eksternal berupa pertumbuhan
sebagai

perusahaan,

pengaruh

terhadap

pertumbuhan

nilai

perusahaan

Tujuannya adalah agar dapat terlihat

melalui mediasi kinerja perusahaan, dan

faktor-faktor yang memengaruhi nilai

memberikan bukti empiris mengenai

perusahaan, tidak hanya yang bersifat

kinerja

internal

intervening

namun

juga

yang

bersifat

eksternal. Variabel pertumbuhan ekonomi

capital

perusahaan
dalam

expenditure,

sebagai

variabel

hubungan
leverage,

antara
dan

dipilih karena mencerminkan kinerja
70

pertumbuhan

ekonomi

dengan

nilai

menggunakan data historis harga dan
volume

perusahaan

perdagangan

saham.

Dalam

penelitian ini analisis teknikal tidak
TINJAUAN

PUSTAKA

DAN

diambil

karena

mempertimbangkan

HIPOTESIS

krisis-krisis ekonomi global yang terjadi

Nilai Perusahaan

beberapa

tahun

terakhir,

yang

Nilai perusahaan merupakan hasil

menyebabkan perubahan harga saham

penilaian investor terhadap perusahaan.

yang tidak normal. Dengan demikian,

Hal ini mencerminkan jumlah yang

penelitian

dianggap layak oleh investor untuk

analisis fundamental dalam melakukan

dikeluarkan dalam rangka memperoleh

analisis atas nilai saham.

ini

hanya

menggunakan

porsi kepemilikan dalam perusahaan.

Inti dari analisis fundamental adalah

Nilai perusahaan sebagai salah satu tolok

mengukur nilai perusahaan yang tepat

ukur penilaian investor terhadap saham

berdasarkan

perusahaan

seringkali

Analisis fundamental biasanya diawali

dikaitkan

kemudian

faktor-faktor

ekonomi.

dengan

harga

saham

dengan menganalisis laporan keuangan

dan

Dewi,

2012).

perusahaan. Analisis tersebut kemudian

Meningkatnya harga saham menunjukkan

diperkuat dengan menambahkan analisis

sentimen positif investor terhadap saham

atas indikator-indikator ekonomi baik

perusahaan. Investor berani membayar

indikator makroekonomi negara maupun

lebih tinggi atas saham perusahaan

prospek industri (Bodie, Kane, dan

karena investor menganggap perusahaan

Marcus, 2008).

(Fidhayatin

memiliki prospek yang menguntungkan
di masa depan (Sudiyatno, 2010).

Kinerja Perusahaan
Menurut

Harianto

dan

Sudono

(1998), kinerja perusahaan pada dasarnya

Analisis Fundamental
Analisis terhadap harga saham dapat

merupakan hasil yang dicapai suatu

dilakukan dengan dua metode, yaitu

perusahaan dengan mengelola sumber

analisis

daya

fundamental

teknikal.

Analisis

menggunakan
ekonomi
saham,

faktor

dan

analisis

yang

ada

dalam

perusahaan

fundamental

seefektif dan seefisien mungkin guna

fundamental

mencapai tujuan yang telah ditetapkan

dalam

mengestimasi

sedangkan

analisis

nilai

teknikal

manajemen

(Hernendiastoro,

2005).

Siregar (2010) berpendapat bahwa kinerja
71

perusahaan sebagai emiten di pasar

Capital Expenditure (Capex)
Perusahaan dalam melaksanakan

modal merupakan prestasi yang dicapai
perusahaan yang mencerminkan kondisi

aktivitas

keuangan dan hasil operasi (operating

investasi barang modal berupa aset nyata

result) perusahaan tersebut dan biasanya

seperti pabrik, mesin, peralatan, dan aset

diukur

keuangan.

berwujud lainnya untuk menghasilkan

Nainggolan (2004) menyatakan bahwa

setiap unit penjualan dalam jangka

kinerja keuangan perusahaan merupakan

panjang

salah

barang modal ini biasa disebut capital

dalam

satu

rasio-rasio

aspek

penilaian

yang

operasinya

(Murhadi,

fundamental mengenai kondisi keuangan

investment

perusahaan

(capex).

yang

dapat

dilakukan

atau

mem-butuhkan

2008).

capital

Kebijakan

Investasi

expenditure

investasi

capital

berdasarkan analisis terhadap rasio-rasio

expenditure dilakukan dengan tujuan

keuangan perusahaan (Christiani, 2010).

untuk pengembangan usaha sehingga

Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut,

perusahaan menjadi lebih besar.

dapat

disimpulkan

bahwa

Capex melibatkan komitmen sumber

kinerja

perusahaan merupakan cerminan hasil

daya

operasi

sekaligus

memperoleh keuntungan di masa depan.

menggambarkan prospek dari perusahaan

Perencanaan dan kontrol atas pengeluaran

tersebut.

semacam ini sangatlah penting, karena

perusahaan

yang

Suad (2001) mengatakan bahwa pada

(1)

dalam

jangka

komitmen

panjang

jangka

panjang

dasarnya harga saham di masa yang akan

meningkatkan

datang dipengaruhi oleh profitabilitas

besarnya pengeluaran bersifat substansial

perusahaan dan risiko yang ditanggung

dan dampak negatif dari keputusan yang

investor,

investor

tidak bijak biasanya cukup besar, serta

menanamkan saham pada perusahaan

(3) keputusan terkait hal-hal seperti ini

dengan tujuan untuk memperoleh return.

merupakan struktur yang mendukung

Semakin tinggi kemampuan memperoleh

aktivitas

laba, maka semakin besar return yang

1964). Oleh karena itu, manajemen

diharapkan

perusahaan

sedangkan

investor,

sehingga

risiko

untuk

operasi

harus

matang

finansial,

perusahaan

(2)

(Usry,

mempertimbangkan

menjadikan nilai perusahaan meningkat

secara

dalam

memutuskan

(Pamadanu, 2013).

kebijakan capital expenditure.

72

leverage perlu dipertimbangkan dengan

Leverage
Perusahaan sering kali menggunakan

matang oleh manajemen perusahaan.

utang dalam mendanai investasinya. Hal
ini

dilakukan

agar

perusahaan

mempunyai kesempatan yang lebih luas

Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi merupakan

dalam berinvestasi, sehingga perusahaan

persentase

dapat tumbuh lebih cepat. Selain itu,

Domestik Bruto (PDB) suatu negara dari

penggunaan

menghindarkan

tahun ke tahun. PDB merupakan ukuran

perusahaan dari mencari dana melalui

atas total output barang dan jasa, dan

tambahan

dapat

total income suatu negara. PDB dapat

menurunkan earnings per share yang

dikategorikan ke dalam PDB nominal dan

diperoleh pemilik. Tingkat penggunaan

PDB riil. PDB nominal adalah jumlah

utang dalam pendanaan perusahaan inilah

seluruh barang akhir yang diproduksi

yang disebut sebagai leverage.

dikalikan dengan harga sekarang. PDB

utang

ekuitas,

yang

perubahan

nilai

Produk

memberikan

riil adalah jumlah seluruh barang akhir

perusahaan kemampuan investasi yang

yang diproduksi dikalikan dengan harga

lebih besar, sehingga memberikan potensi

konstan (Blanchard dan Johnson, 2012).

keuntungan yang lebih besar pula. Akan

Berdasarkan Berita Resmi Statistik yang

tetapi, penggunaan utang tidak hanya

dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik,

memperbesar

keuntungan,

pertumbuhan ekonomi Indonesia diukur

melainkan juga memperbesar risiko yang

berdasarkan persentase perubahan nilai

ditanggung perusahaan. Jika perusahaan

PDB riil (PDB atas dasar harga konstan

berhasil

yang

tahun 2000) dari tahun ke tahun. PDB

dilakukannya, maka perusahaan akan

Indonesia dari tahun ke tahun terus

mendapatkan keuntungan yang lebih

mengalami

besar. Di sisi lain, jika perusahaan gagal

PDB tersebut menandakan peningkatan

dalam investasi yang dilakukan dan

kinerja

mengalami

besaran

meningkatnya kinerja ekonomi yang

kerugian yang ditanggung menjadi lebih

dicerminkan oleh pertumbuhan PDB,

besar

investor cenderung akan lebih banyak

Penggunaan

utang

potensi

dalam

investasi

kerugian,

bahkan

dapat

maka

menyebabkan

perusahaan mengalami kebangkrutan jika

peningkatan.

ekonomi

Peningkatan

Indonesia.

Dengan

berinvestasi di pasar modal.

tidak sanggup melakukan pembayaran
utang.

Dengan

demikian,

kebijakan
73

Pengaruh Capital expenditure terhadap

pengaruh kreditur terhadap perusahaan,

kinerja perusahaan

sehingga membatasi kemampuan manajer

Capital

Expenditure

merupakan

untuk

mengelola

operasi

perusahaan

pengeluaran perusahaan untuk aktivitas

secara efektif. Hubungan antara leverage

investasi barang modal berupa aset nyata

dan kinerja perusahaan dirumuskan ke

seperti pabrik, mesin, peralatan, dan aset

dalam hipotesis sebagai berikut:

berwujud lainnya untuk menghasilkan

H2:

setiap unit penjualan dalam jangka

leverage

berpengaruh

negatif

terhadap kinerja perusahaan.

panjang (Murhadi, 2008). Kebijakan
capital

expenditure

bertujuan

meningkatkan produktivitas perusahaan.
Meningkatnya produktivitas berpotensi
meningkatkan
yang

penjualan

kemudian

akan

perusahaan,
meningkatkan

Pengaruh

Pertumbuhan

ekonomi

terhadap kinerja perusahaan
Berdasarkan data pola distribusi PDB
menurut penggunaan (harga berlaku),
komponen

Pengeluaran

Konsumsi

keuntungan perusahaan. Berdasarkan hal

Rumah Tangga merupakan penyumbang

tersebut, dapat dikembangkan hipotesis

terbesar

sebagai berikut:

Indonesia, dan nominalnya juga terus

H1: capital

expenditure

berpengaruh

positif terhadap kinerja perusahaan.

dalam

penggunaan

PDB

mengalami peningkatan (Berita Resmi
Statistik,

2010-2013).

Meningkatnya

konsumsi masyarakat akan meningkatkan
Pengaruh Leverage terhadap kinerja

penjualan

perusahaan

penyedia barang dan jasa, yang kemudian

Leverage
penggunaan

menunjukkan
utang

dalam

tingkat
struktur

perusahaan-perusahaan

dapat mendorong peningkatan kinerja
perusahaan-perusahaan

tersebut.

pendanaan perusahaan. Leverage pada

Hubungan antara pertumbuhan ekonomi

penelitian ini diproksi dengan rasio Debt

dan kinerja perusahaan dirumuskan ke

to Total Assets (DTA). Debt to Total

dalam hipotesis sebagai berikut:

Assets (DTA) merupakan rasio yang

H3: pertumbuhan ekonomi berpengaruh

mengukur

proporsi

pendanaan

positif terhadap kinerja perusahaan.

perusahaan yang berasal dari kreditur
(Brigham dan Houston, 2010). Menurut
Sheikh dan Wang (2013), meningkatnya
rasio

DTA

berarti

meningkat

pula
74

Pengaruh

Kinerja

perusahaan

Selain

itu,

aktivitas

capital

expenditure perusahaan dapat ditangkap

terhadap nilai perusahaan
Kinerja perusahaan yang baik akan

investor sebagai keseriusan perusahaan

memberi sinyal kepada investor bahwa

dalam mengembangkan operasinya. Hal

perusahaan mempunyai prospek yang

ini memberi sinyal yang positif kepada

menjanjikan di masa depan. Semakin

investor mengenai prospek perusahaan di

tinggi kemampuan memperoleh laba,

masa

maka

dilakukan McConnell dan Muscarella

semakin

besar

return

yang

mendatang.

Penelitian

yang

diharapkan investor (Pamadanu, 2013).

(1985)

Kenaikan

apresiasi

expenditure berpengaruh positif terhadap

investor terhadap perusahaan sehingga

harga saham. Berdasarkan penjelasan di

nilai perusahaan pun akan meningkat

atas, dikembangkan hipotesis sebagai

(Murhadi,

berikut:

laba

mendorong

2008).

Berdasarkan

hal

tersebut, dapat dikembangkan hipotesis
sebagai berikut:
H4:

kinerja

menemukan

H5: capital

bahwa

expenditure

capital

berpengaruh

positif terhadap nilai perusahaan.

perusahaan

berpengaruh

positif terhadap nilai perusahaan.

Pengaruh

Leverage

terhadap

nilai

perusahaan
Pengaruh Capital expenditure terhadap

Menurut Sheikh dan Wang (2013),
peningkatan tingkat utang perusahaan

nilai perusahaan
capital

berimbas pada peningkatan kepentingan

untuk

kreditur terhadap perusahaan. Hal ini

meningkatkan produktivitas perusahaan.

membatasi kemampuan manajer dalam

Peningkatan

mengambil kebijakan untuk mengelola

Perusahaan
expenditure

melakukan

dengan

tujuan

produktivitas

dapat

meningkatkan kemampuan perusahaan

operasi

dalam

Keterbatasan

memperoleh

laba.

Menurut

perusahaan
ini

secara

dapat

efektif.

melemahkan

tinggi

kinerja perusahaan, sedangkan kinerja

kemampuan memperoleh laba, maka

perusahaan merupakan salah satu faktor

semakin besar return yang diharapkan

penting

investor dari perusahaan. Harapan ini

perusahaan.

menyebabkan

perusahaan menjadi sinyal negatif bagi

Pamadanu

(2013),

semakin

meningkatnya

perusahaan di mata investor.

nilai

investor,

yang

memengaruhi
Melemahnya

yang

kemudian

nilai
kinerja

dapat

menyebabkan turunnya nilai perusahaan.
75

Selain itu, peningkatan penggunaan utang

METODE PENELITIAN

menurunkan kapasitas utang perusahaan

Populasi dan Sampling
Populasi dalam penelitian ini adalah

dan dapat menimbulkan underinvestment,
nilai

perusahaan manufaktur yang terdaftar di

perusahaan (Cai dan Zhang, 2009).

Bursa Efek Indonesia (BEI) selama

Berdasarkan

periode 2009-2012. Metode pengambilan

yang

juga

dapat

menurunkan

hal

tersebut,

dapat

dikembangkan hipotesis sebagai berikut:

sampel

H6:

sampling, dengan kriteria sebagai berikut.

leverage

berpengaruh

negatif

1.

terhadap nilai perusahaan.

menggunakan

purposive

Terdaftar di BEI selama periode
2009-2012.

Pengaruh

Pertumbuhan

Ekonomi

2.

berakhir pada 31 Desember 2009,

terhadap Nilai Perusahaan
Berdasarkan

data

BPS,

PDB

Indonesia dari tahun ke tahun terus
mengalami

peningkatan.

ekonomi

2010, 2011, dan 2012.
3.

Peningkatan

PDB tersebut menandakan peningkatan
kinerja

Memiliki periode akuntansi yang

Indonesia.

Laporan keuangan disajikan dalam
mata uang Rupiah.

4.

Dengan

Tidak melakukan merger dan akuisisi
ataupun kuasi reorganisasi selama

meningkatnya kinerja ekonomi yang

2009-2012.

dicerminkan oleh pertumbuhan PDB,

5.

Tidak mengeluarkan saham preferen.

investor cenderung akan lebih banyak

6.

Data dan informasi yang dibutuhkan

berinvestasi di pasar modal. Investor

tersedia secara lengkap dan dapat

berharap dengan adanya pertumbuhan

digunakan dalam penelitian ini.

ekonomi yang positif akan mampu
meningkatkan return yang akan mereka
peroleh (Prasetiono, 2011). Berdasarkan
hal

tersebut,

dapat

dikembangkan

Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah data sekunder yaitu

hipotesis sebagai berikut:

data laporan keuangan perusahaan dan

H7: pertumbuhan ekonomi berpengaruh

data makroekonomi tahun 2009-2012.

positif terhadap nilai perusahaan.

Data laporan keuangan dan informasi
saham perusahaan diperoleh dari situs
Bursa Efek Indonesia (www.idx.co.id),
Indonesian Capital Market Directory
tahun 2010-2013 yang dipublikasikan
76

oleh Institute for Economic and Financial

PS

=

liquidating value dari saham

Research (ECFIN), dan situs perusahaan;

preferen perusahaan

sedangkan data pertumbuhan ekonomi

DEBT=

diperoleh dari situs Badan Pusat Statistik

ditambahkan dengan long-term debt

(www.bps.go.id).

TA

nilai

Operasional

Variabel

expenditure

merupakan

investasi barang berupa aset nyata seperti
pabrik,

Penelitian

liabities

= nilai buku total assets
Capital

Definisi

short-term

mesin,

peralatan,

dan

aset

Variabel dependen dalam penelitian

berwujud lainnya untuk menghasilkan

ini adalah nilai perusahaan yang diukur

setiap unit penjualan dalam jangka

dengan Tobin’s Q versi Chung dan Pruitt

panjang (Murhadi, 2008). Capex dihitung

(1994). Tobin’s Q merupakan metode

sebagai perubahan total fixed asset

penghitungan

yang

selama satu periode akuntansi, yaitu

menggunakan basis replacement cost dari

selisih antara total fixed asset tahun

aset perusahaan. Akan tetapi, karena

tertentu (t) dengan tahun sebelumnya (t-

informasi

1)

nilai

yang

perusahaan

obyektif

mengenai

berdasarkan

penelitian

Pasternack

replacement cost dari aset perusahaan

(2010),

bersifat internal perusahaan dan sulit

(2002), serta Sheikh dan Wang (2013).

diperoleh, Chung dan Pruitt melakukan

Rumus

modifikasi agar nilai Tobin’s Q dapat

penelitian ini dituliskan sebagai berikut:

capital

dan

Sudiyatno
Rosenberg

expenditure

dalam

diperoleh dengan informasi keuangan
yang tersedia secara umum. Berdasarkan
penelitian Chung dan Pruitt (1994)

Leverage pada penelitian ini diproksi

tersebut, diperoleh nilai Q yang disebut

dengan rasio Debt to Total Assets (DTA).

approximate
menghasilkan

Q

yang

dianggap

DTA merupakan rasio yang mengukur

perkiraan

setidaknya

proporsi pendanaan perusahaan yang

96,6% dari formulasi Tobin’s Q yang

berasal

dari

kreditur

umum digunakan. Nilai approximate Q

Houston, 2010). Rasio ini dihitung dengan

ini dihitung dengan rumus:

membagi

jumlah

(Brigham

utang

dan

perusahaan

dengan jumlah aset yang dimilikinya,
yaitu sebagai berikut:
MVE = market value of equity
77

Pertumbuhan

ekonomi

diukur

dengan pertumbuhan Produk Domestik
Bruto (PDB) atas dasar harga konstan

HASIL DAN PEMBAHASAN
Populasi dan Sampling
Perusahaan yang telah memenuhi

(tahun 2000), yang dinyatakan dalam

kriteria

persentase. Nilai pertumbuhan ekonomi

digunakan

didapat dengan menghitung selisih antara

penelitian ini sejumlah 65 perusahaan

nilai

tahun

manufaktur dengan periode penelitian

sebelumnya (t-1) kemudian membagi

tahun 2009-2012. Data penelitian ini

hasilnya dengan nilai PDB tahun (t-1),

berbentuk

seperti berikut:

diperoleh jumlah observasi sebanyak 260

PDB

tahun

t

dengan

yang

observasi.

ditetapkan

sebagai

balanced

Daftar

dan

sampel

panel,

dapat
dalam

sehingga

perusahaan

yang

terpilih untuk dianalisis dapat dilihat pada
Variabel

intervening

dalam

Lampiran

1,

sedangkan

proses

penelitian ini adalah kinerja perusahaan

pengambilan sampel ditunjukkan pada

yang diukur dengan Return On Assets

tabel 1 di bawah ini.

(ROA).

ROA

menggunakan

dalam
acuan

penelitian
laba

ini

bersih

perusahaan (net income), sesuai dengan
Brigham dan Houston (2010), Jones

(2010) serta Reilly dan Brown (2012),
dan dinyatakan dalam satuan persen.
Laba bersih perusahaan merupakan laba
operasional setelah dikurangi dengan
bunga (interest) dan pajak (tax). ROA
dengan acuan laba bersih digunakan agar
relevan dengan struktur modal (leverage)
perusahaan yang menjadi salah satu
variabel independen dalam penelitian ini.
ROA dapat dihitung dengan rumus
sebagai berikut:

78

Tabel 1. Proses Pengambilan Sampel

No
Kriteria
1 Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI pada 31 Desember
2012

Jumlah
135

2

Tidak terdaftar di BEI secara berturut-turut selama periode
penelitian 2009-2012

(14)

3

Periode akuntansi perusahaan tidak berakhir pada 31 Desember
2009, 2010, 2011, dan 2012

(2)

4

Tidak menyajikan laporan keuangan dalam mata uang Rupiah

(21)

5

Melakukan merger dan akuisisi atau kuasi reorganisasi dalam
periode 2009-2012

(8)

6

Mengeluarkan saham preferen

(1)

7

Tidak memiliki data yang dibutuhkan dalam penelitian ini secara
lengkap

8

Memiliki nilai ekstrem

0
(24)

Jumlah Sampel

65

Berdasarkan hasil analisis deskripsi

rata sampel (mean), nilai maksimum,

statistik yang ditunjukkan pada tabel 2,

nilai minimum, standar deviasi, serta

diperoleh karakteristik data sampel yang

jumlah observasi (N) untuk masing-

digunakan

masing variabel.

dalam

penelitian

ini.

Karakteristik tersebut meliputi nilai rataTabel 2. Hasil Analisis Deskriptif Data

Mean
Median
Maximum
Minimum
Std. Dev.
Skewness
Kurtosis
Sum
Sum Sq. Dev.
Observations

Q
0.160704
0.081672
1.736264
-1.334461
0.514580
0.272222
3.236759
41.78307
68.58120
260

ROA
0.066967
0.061150
0.286400
-0.154600
0.067271
0.047156
3.369495
17.41130
1.172086
260

CAPEX
0.083682
0.043650
0.817200
-0.533500
0.178772
1.158859
5.609847
21.75740
8.277530
260

DTA
0.454542
0.454350
1.033800
0.073900
0.199796
0.321139
2.595770
118.1810
10.33892
260

PEKO
0.058450
0.061700
0.064600
0.045800
0.007425
-1.053979
2.263131
15.19700
0.014280
260

79

diketahui

5%. Nilai JB lebih kecil dari nilai kritis

berdasarkan hasil uji statistik Jarque-Bera

Chi Square (2,9145,991) sementara nilai
80

Series: Standardized Residuals
Sample 2009 2012
Observations 260

70
60

Mean
Median
Maximum
Minimum
Std. Dev.
Skewness
Kurtosis

50
40
30
20

Jarque-Bera
Probability

10
0
-1.5

-1.0

-0.5

0.0

0.5

1.0

1.5

2.0

2.5

3.0

Gambar 2. Hasil Uji Normalitas Persamaan Regre si (3.2)

-9.78e-17
-0.146593
2.780956
-1.278520
0.628276
1.113739
4.918259
93.61491
0.000000

Menurut Gujarati (2004), distribusi
data

yang

tidak

dinormalkan

normal

dengan

data, nilai JB persamaan regresi (3.2)

dapat

beberapa

menjadi

cara

sebesar

3,973

dengan

probabilitas 0,1371. Nilai JB ini lebih

seperti membuang data outlier atau

kecil

mentransformasi ke dalam bentuk natural

(3,973