RINGKASAN TULISAN DALAM BUKU PENERAPAN P (20)

RINGKASAN TULISAN DALAM BUKU
PENERAPAN PRINSIP PROPORSIONALITAS TERHADAP PENGGUNAAN
PESAWAT TANPA AWAK DALAM KONFLIK BERSENJATA1
Oleh:
Jamal Din Aulia2
RINGKASAN
Dewasa ini, isu kemananan menjadi hal yang sangat diperhitungkan oleh setiap
negara di dunia saat ini. Hal ini dapat dilihat dari berkembangnya teknologi serta informasi
melalui modernisasi alat – alat perang. Salah satu perkembangannya yakni teknologi pesawat
tanpa awak atau biasa dikenal dengan istilah Unmanned Aircraft Systems. Setidaknya saat ini
perkembangan mengenai pesawat tanpa awak tersebut telah mencapai lebih dari 1.100 model
yang telah diperjualkan maupun yang masih dalam tahap dikembangkan. Walaupun
demikian, hingga saat ini masih terdapat pro dan kontra akan teknologi tersebut dalam
keadaan perang. Di satu sisi, pengunaan peswat tanpa awak dinilai mampu memberikan
perlindungan terhadap bahaya saat perang karena mengurangi keberadaan pasukan perang
saat perang terjadi. Akan tetapi, disisi lain pengunaan pesawat tanpa awak masih
dipertanyakan mengenai kejelasan akurasi yang dihasilkan teknologi tersebut. maka dari itu
sebaiknya poengunaan teknologi tersebut dilarang dalam perang.
Dalam pelaksanaanya, pemutakhiran teknologi perang harus berdasarkan pada asas
kepentingan militer. Makna asas tersebut yakni diperbolehkan dalam pengunaan senjata
dengan mengutamakan tujuan serta kesuksesan perang. Oleh karena itu seiring berjalannya

waktu, beberapa senjata didunia mulai termodernisasi melalui modifikasi. Beberapa
diantaranya masih dikendalikan oleh manusia serta ada pula senjata yang tanpa dikendalikan
oleh manusia. Akan tetapi pengunaan senjata tanpa dikendalikan oleh dinilai tidak sejalan
dengan prinsip hukum humaniter internasional, yang mana lebih cenderung mengendalikan
senjata oleh manusia ketika perang dilakukan.
Sebagian

pengamat

menilai

Pesawat

tanpa

awak

sangat

berguna


dalam

penggunaannya. Hal ini dapat dibuktikan dari berbagai fungsi dan kegunaannya ketika dalam
keadaan perang. Seperti halnya, pesawat tanpa awak ini dapat digunakan untuk menentukan
target secara tepat maupun untuk mengurangi bahkan mencegah korban jiwa khususnya
1 Heriyanto, Dodik S.N., “Penerapan Prinsip Proporsionalitas terhadap Penggunaan Pesawat Tanpa
Awak dalam Konflik Bersenjata”, dalam Denny Ramdhani, et. al, Konteks dan Perspektif Politik Terkait Hukum
Humaniter Internasional Kontemporer, RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2015, hlm.211-224.
2 Penulis adalah Mahasiswa Program Studi Hubungan Internasional Universitas Islam Indonesia
dengan Nomor Induk Mahasiswa: 16323110

penduduk sipil. Tidak hanya itu, pesawat tanpa awak ini dapat mengurangi serangan langsung
terhadap tentara. Pesawat ini juga berguna dalam mencari informasi di lapangan dengan
cepat.
Mengenai legalitas pengunaan pesawat tanpa awak masih perlu dikaji kembali apakah
sesuai dengan prinsip hukum atau pengunaannya malah harus dilarang ketika terjadi perang.
Dalam hal ini pengunaan pesawat tanpa awak harus berlandaskan dalam ketentuan Pasal 36
Protokol Tambahan I Konvensi Jenewa tentang Perlindungan Korban-korban PertikaianPertikaian Bersenjata Internasional Tahun 1977 yang didalamnya mengatur: “Di dalam
penyelidikan, pengembangan menghasilkan atau mendapatkan suatu senjata baru, alat-alat

atau cara peperangan, suatu negara (Peserta Perjanjian) berkewajiban menetapkan apakah di
dalam keadaan tertentu atau segala keadaan penggunannya tidak akan dilarang oleh Protokol
ini atau oleh sesuatu peraturan lain dari hukum internasional yang berlaku terhadap peserta
perjanjian’’
Pesawat tanpa awak seharusnya digunakan sesuai dengan prinsip proposional. Yang
mana pada prinsip tersebut bertujuan untuk mengurangi setidaknya jumlah korban sipil ketika
perang terjadi. Hal ini dikarenakan dalam implementasinya pengunaan pesawat tanpa awak
teresebut sering memakan korban sipil ketika perang terjadi. Faktor yang menyebabkan
terjadinya hal tersebut yakni minimnya aturan mengenai prosedur pembuatan dan pengunaan
teknologi tersebut secara spesifik sehingga menimbulkan uncontrol saat perang terjadi.
Prinsip proposional tersebut setidaknya memberikan gambaran bahwa pada dasarnya dalam
hukum humaniter harus tetap menjaga keseimbang antara prinsip kepentingan militer, prinsip
kemanusiaan serta prinsip kesatriaan dalam perang.

DAFTAR PUSTAKA
Heriyanto, Dodik S.N., “Penerapan Prinsip Proporsionalitas terhadap Penggunaan Pesawat
Tanpa Awak dalam Konflik Bersenjata”, dalam Denny Ramdhani, et. al, Konteks dan
Perspektif Politik Terkait Hukum Humaniter Internasional Kontemporer,
RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2015.