MAKALAH ETIKA BISNIS DAN PROFESI WHAT IS

MAKALAH ETIKA BISNIS DAN PROFESI

“WHAT IS EHTIC”
(Di Ajukan Untuk Memenuhi Tugas Etika Bisnis Dan Profesi
yang di bimbing oleh Bapak Dr. Oktavianus Pasoloran, S.E., M.Si., Ak., CA)

Disusun Oleh
Kelompok 2
Nama :
Eric Lauwrentz (1613021)
Sirliandy Putra Pangiawan (1613003)
Deresya Setiawati Tandiare (1613002)
Kelas : Akuntansi A
FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN AKUNTANSI

UNIVERSITAS ATMAJAYA MAKASSAR
OKTOBER , 2017

DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANTAR..................................................................................................2

BAB 1............................................................................................................................3
PENDAHULUAN.........................................................................................................3
1.1 Latar Belakang................................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................3
1.3 Tujuan Penulisan.............................................................................................3
BAB II...........................................................................................................................4
PEMBAHASAN............................................................................................................4
2.1 Skandal Akuntansi Enron Corporation...............................................................4
2.2 Apa Itu Etika?.....................................................................................................6
2.3 Etika: Perusahaan Intelektual.............................................................................6
2.4 Tindakan..............................................................................................................6
2.5 Praktek Sosial, Institusi, dan Sistem..................................................................7
2.6 Kenapa Harus Mempelajari Etika?...................................................................7
2.7 Menjadi Etis: Cara Menentukan Apa yang Harus Dilakukan...........................10
2.8 Menggunakan Alasan........................................................................................11
2.9 Dilema etis........................................................................................................14
2.10 Beberapa Dilema Moral Klasik......................................................................15
PENUTUP...................................................................................................................17
3.1 KESIMPULAN................................................................................................17
3.2 SARAN.............................................................................................................17

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................19

2

KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena berkat
rahmat dan karunia-Nyalah penulis dapat menyelesaikan makalah WHAT IS
ETHICS? dengan baik. Kami menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan
makalah ini berkat bantuan, dorongan dan bimbingan dari berbagai pihak, sehingga
kendala-kendala yang penulis hadapi dapat teratasi. Oleh karena itu penulis
mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. Oktavianus Pasoloran, S.E., M.Si., Ak.,
CA selaku dosen pengasuh mata kuliah Etika Bisnis Dan Profesi yang membantu
penulis dalam menyelesaikan makalah ini.
Penulis juga menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan dan
kelemahan karena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya referensi yang ada
sehingga penulis berharap para pembaca yang budiman dapat memberikan kritik dan
saran yang membangun kepada penulis demi penyempurnaan makalah ini dan
penulisan makalah di kesempatan-kesempatan berikutnya.
Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya dan para pembaca
pada umumnya. Semoga materi yang disampaikan dalam makalah ini dapat menjadi

sumbangan pemikiran dan tambahan pengetahuan bagi kita semua.
Makassar, 22 Oktober 2017
Penulis

3

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sebagai profesi yang mengemban public trust (kepercayaan publik), organisasi
profesi akuntan akhir-akhir ini sering dituding kurang berpihak kepada kepentingan
publik. Hal ini diakibatkan telah terjadi beberapa kasus manipulasi laporan keuangan
yang melibatkan akuntan publik yang seharusnya menjadi pihak independen. Kondisi
ini membuat masyarakat mempertanyakan kredibilitas profesi akuntan publik. Oleh
sebab itu , kepercayaan masyarakat perlu dipulihkan dan hal itu sepenuhnya
tergantung pada praktek profesional dan etika bisnis yang dijalankan para akuntan.
Banyak contoh perusahaan dunia yang akhirnya hancur karena tidak mengindahkan
aspek profesionalisme dan etika dalam bisnis misalnya Enron Corporation dan KAP
Arthur Andersen. Padahal, kedua perusahaan itu memiliki aset ratusan triliun, namun
dalam sekejap ambruk akibat mengesampingkan nilai-nilai dalam berbisnis.

1.2Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan Etika?
2. Apakah pentingnya Etika bagi kita?
3. Apa yang harus dilakukan untuk dapat menjalankan profesi sebagai
akuntan dengan baik?
1.3 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan yang ingin dicapai melalui penulisan makalah ini antara
lain:
1. Mengetahui Apakah yang disebut sengan Etika dalam Akuntansi
2. Menegetahui apa saja tindakan yang dilakukan untuk dapat menjalakan
profesi sebagai akuntan yang baik
3. Mengetahui apa pentingnya mempelajari Etika.

4

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Skandal Akuntansi Enron Corporation
Pada tanggal 2 Desember 2001, dunia perekonomian dikejutkan
dengan berita yang berasal dari kota minyak Houston di Texas, Amerika. Enron,

perusahaan ke tujuh terbesar di Amerika, perusahaan energi perdagangan terbesar
di dunia menyatakan dirinya bangkrut
Bangkrutnya Enron dianggap bukan lagi semata-mata sebagai sebuah
kegagalan bisnis, melainkan sebuah skandal yang multidimensional, yang
melibatkan politisi dan pemimpin terkemuka di Amerika Serikat. Hal ini bisa
dilihat dari beberapa fakta yang cukup mencengangkan Kebangkrutan bukan
disebabkan oleh perekonomian dunia yang sedang melemah, melainkan
kesalahan fatal dalam sistem akuntan mereka. Selama tujuh tahun terakhir, Enron
melebih-lebihkan laba bersih dan menutup-tutupi utang. Auditor independen,
Arthur Andersen ikut berperan dalam "menyusun" pembukuan kreatif Enron.
Lebih buruk lagi, kantor hukum yang menjadi penasihat Enron, Vinson & Eikins,
juga dituduh ikut ambil bagian dalam korupsi skala dunia ini dengan membantu
membuka partnership-partnership kontroversial yang dianggap sebagai awal dari
kehancuran Enron
Dalam proses pengusutan sebab-sebab kebangkrutan itu Enron
dicurigai telah melakukan praktek window dressing yaitu dengan cara penundaan
pencatatan piutang karena kasnya digunakan untuk kepentingan pribadi.
Manajemen Enron telah menggelembungkan (mark up) pendapatannya US$ 600
juta,


dan

menyembunyikan

utangnya

sejumlah

US$

1,2

miliar.

Menggelembungkan nilai pendapatan dan menyembunyikan utang senilai itu
tentulah tidak bisa dilakukan sembarang orang. Diperlukan keahlian khusus dari
para profesional yang bekerja pada atau disewa oleh Enron untuk menyulap
angka-angka, sehingga selama bertahun-tahun kinerja keuangan perusahaan ini

5


tampak tetap mencorong. Dengan kata lain, telah terjadi sebuah kolusi tingkat
tinggi antara manajemen Enron, analis keuangan, para penasihat hukum, dan
auditornya. Belakangan diketahui bahwa auditor Enron, Arthur Andersen kantor
Hudson, telah ikut membantu proses rekayasa keuangan tingkat tinggi itu.
Karena peristiwa tersebut kepercayaan terhadap akuntan goyah. Maka pada 30
juli 2002 disahkanlah Sarbanes-Oxley Act (SOX), yaitu Undang-undang baru
yang mengatur reformasi tata kelola. Nama Sarbanes-Oxley sendiri diambil dari
dua orang politisi yang menjadi inisitor undang-undang tersebut. SOX telah
menciptakan sebuah kerangka kerja peraturan internasional bagi perusahaan
dalam mencari akses ke pasar modal AS dan auditornya. Demikian juga SOX
menetapkan kerangka kerja baru untuk profesi akuntansi AS yang menggantikan
pengaturan diri oleh profesi dengan Public Company Accounting Oversight
Board (PCAOB).
Adapun Ikthisar Sarbanes Oxley Act 2002 antara lain sebagai berikut:
a. Memberi kejelasan dan kepastian atas dewan pengawas independen yang
bertugas sepenuhnya untuk mengawasi pelaku pasar modal.
b. Menetapkan tanggung jawab baru terhadap komite audit dan pejabat
perusahaan.
c. Menetapkan aturan dan keharusan baru untuk pelaporan perusahaan.

d. Mendefinisikan jasa non Audit yang dapat diberikan oleh KAP kepada Klien
Audit yaitu melarang KAP melakukan 8 jenis jasa audit kepada klien audit:
pembukuan, desain dan sistem informasi keuangan, jasa penilai, jasa aktuaris,
outsorcing jasa internal audit, fungsi manajemen SDM, broker pialang atau
penasehat investasi, jasa hukum dan jasa professional lainnya yang tidak
berhubungan dengan audit.
e. Memperberat hukuman atas kecurangan yang dilakukan perusahaan.
f. Mengharuskan adanya peraturan yang mengatur benturan kepentingan.
g. Meningkatkan secara signifikan tanggung jawab dan anggaran SEC.

6

h. Mengijinkan pemberian jasa lainnya dengan persetujuan terlebih dahulu dari
komite audit.
2.2 Apa Itu Etika?
Kata etika dan moral memiliki beberapa arti. Kamus Webster’s Collegiate
memberikan 4 arti dasar dari etika:
1. Disiplin berurusan dengan apa yang baik dan buruk dan dengan tanggung
jawabmoral dan kewajiban
2. Serangkaian prinsip atau nilai-nilai moral

3. Teori atau sistem nilai-nilai moral
4. Prinsip-prinsip perilaku yang mengatur individu atau kelompok
Etika, dalam segala bentuknya, berhubungan dengan benar atau salah, baik
atau buruk. Ini adalah satu set prinsip-prinsip yang dipegang oleh seorang individu
ataukelompok atau disiplin yang mempelajari prinsip-prinsip etika. Tugas disiplin
yangadalah analisis dan evaluasi tindakan dan praktik manusia
2.3 Etika: Perusahaan Intelektual
Setiap keyakinan etis memiliki dua elemen, yaitu subjek dan predikat. Subjek
adalah tentang keyakinan. Contoh dari subjek adalah berbohong, hukuman mati,
perzinahan dan sebagainya. Sebuah predikat adalah apa yang dikatakan tentang
subjek. Salah satu contoh dari predikat adalah “salah”.
2.4 Tindakan
Tindakan manusia adalah subyek utama dari penilaian etis kita. Oleh tindakan
manusia, kita berarti perilaku atau kegiatan yang disengaja - yaitu, tindakan tentang
sesuatu yang sengaja dilakukan oleh seseorang dan bebas memilih untuk
melakukan.Orang yang sengaja tentang suatu tindakan di mana mereka memiliki
kontrol danakibatnya yang bertanggung jawab atas tindakan mereka.

7


2.5 Praktek Sosial, Institusi, dan Sistem
Tindakan manusia bukanlah satu-satunya subjek dari etika. Selain tindakan,
etika memeriksa dan mengevaluasi praktek sosial. Jika tindakan adalah aktivitas
individu,maka praktek sosial adalah tindakan individu. Ketika kita berkata “mencuri
itu salah” kita mengevaluasi praktek sosial dan bukan tindakan yang spesifik. Etika
juga mengevaluasi organisasi, institusi, dan bahkan sosial, politik, dan sistem
ekonomi.Individu yang berkata “kapitalisme adalah sistem korupsi”, mereka
mengevaluasi sistem.
2.6 Kenapa Harus Mempelajari Etika?
Ada beberapa alasan kenapa akuntan harus mempelajari etika:
1. Pertama, beberapa keyakinan moral yang dimiliki individu mungkin tidak
cukup karena mereka hanya memiliki keyakinan sederhana tentang isu-isu
kompleks.Studi tentang etika dapat membantu semacam individu keluar isuisu kompleks dengan melihat apa prinsip-prinsip beroperasi di kasus-kasus
tersebut.
2. Kedua, dalam beberapa situasi, karena prinsip-prinsip etika yang saling
bertentangan, mungkin sulit untuk menentukan apa yang harus dilakukan.
Dalam kasus ini, pertimbangan etis dapat memberikan wawasan ke dalam
bagaimana untuk mengadili antara prinsip-prinsip yang saling bertentangan
dan dapat menunjukkan mengapa program tertentu tindakan yang lebih
diinginkan daripada yang lain. Studi tentang etika dapat membantu

mengembangkan keterampilan penalaran etis.
3. Ketiga, individu mungkin memiliki beberapa keyakinan yang tidak memadai
atau melekat pada hal yang tidak memadai nilai. Menundukkan keyakinan
atau nilai tersebut dengan analisis etis kritis tunjukkan ketidakmampuan
mereka Mari kita lihat beberapa contohnya:
a) Pada suatu waktu, Anda mungkin berpikir beberapa hal salah Anda
sekarang berpikir baik-baik saja, dan Anda pikir hal-hal tertentu baik8

baik saja yang sekarang tampak salah Singkatnya, Anda berubah
pikiran tentang beberapa orang dari keyakinan etis Anda. Beberapa
waktu lalu, misalnya, banyak manajer percaya bahwa itu dapat
diterima untuk memberi tahu seseorang dengan sedikit atau tanpa
justifikasi - akal sehat Setelah refleksi dan pemeriksaan etis - yang
mendorong kita menjadi lebih berpengetahuan dan teliti dalam
bermoral Masalah - praktik itu sekarang tampak dipertanyakan. Meski
manajer memiliki kewajiban kepada pemegang saham untuk tidak
mempertahankan karyawan yang tidak dibutuhkan, Tidakkah manajer
memiliki kewajiban kepada mereka yang merasa bersalah?
b) Dahulu, prinsip peringatan emptor - "Biarkan pembeli berhati-hatilah"
– begitulah sebuah praktik yang dapat diterima Sekarang, umumnya
diyakini, dalam banyak kasus, pabrikan memiliki kewajiban untuk
menginformasikan pembeli secara potensial cacat berbahaya
c) Bertahun-tahun yang lalu, akuntan menganggapnya tidak dapat
diterima untuk beriklan. Hari ini adalah praktik yang bisa dibenarkan.
Ini juga digunakan untuk menjadi kepercayaan yang diterima bahwa
sebuah akuntansi perusahaan memenuhi surat hukum hanya dengan
mengikuti secara umum prinsip akuntansi yang diterima (GAAP).
Setelah refleksi etis, Namun, apakah perusahaan memiliki kewajiban
etis untuk mendorong lebih banyak lagi gambar keuangan realistis,
bahkan jika itu berarti melampaui GAAP?
4. Alasan keempat dan sangat penting untuk mempelajari etika adalah
memahami apakah dan mengapa pendapat kita patut dipegang. Socrates
berfilsafat itu Kehidupan teruji tidak layak hidup. Sudahkah kamu memeriksa
hidupmu? Sebagai seorang akuntan, apa tujuan dasar Anda? Apakah mereka
kompatibel dengan yang lain nilai yang anda miliki? Jika Anda perlu memilih
antara mempertahankan pekerjaan dan melanggar tanggung jawab profesional
Anda, apa yang akan Anda lakukan? Kapan tanggung jawab Anda terhadap
9

bentrokan keluarga dengan tanggung jawab Anda terhadap pekerjaan Anda,
bagaimana Anda mengatasi conflict?
5. Alasan terakhir untuk mempelajari etika adalah mengidentifikasi prinsipprinsip etika dasar yang bisa diterapkan untuk tindakan. Prinsip-prinsip ini
harus memungkinkan Anda untuk menentukan apa yang harus dilakukan dan
untuk memahami mengapa Saat kamu dihadapkan Dengan keputusan tentang
apa yang harus dilakukan dalam situasi sulit, sangat membantu Mintalah
daftar pertanyaan atau pertimbangan mendasar yang dapat Anda terapkan
untuk membantu tentukan apa hasilnya seharusnya Di bidang teknik, kita
harus belajar prinsip konstruksi sehingga kita bisa menerapkannya pada
kegiatan tertentu. Dalam akuntansi, kita harus mempelajari prinsip-prinsip
akunting sehingga kita bisa menerapkannya pada situasi tertentu. Jadi, dalam
etika juga kita harus belajar prinsip etika, yang mengatur perilaku manusia,
sehingga kita bisa melamar Mereka menghadapi situasi etika yang sulit kita
hadapi. Dengan demikian, kita bisa memastikan itu Kami telah memeriksa
masalah ini secara memadai, dengan menggunakan semua prinsip etika
tersedia.
Studi tentang etika dapat membuat kita menyadari prinsip-prinsip yang akan
digunakan dalam menentukan apa yang harus kita lakukan dalam situasi yang
menyangkut masalah etika. Karena Isu etis tumbuh semakin kompleks di dunia yang
semakin kompleks, sangat penting kita harus memahami struktur dasar penalaran etis
untuk membantu kita menavigasi lautan etis.
Hati-hati dalam urutan saat ini: Sama seperti beberapa orang berprestasi di
golf tanpa Mengetahui prinsip-prinsip ayunan yang baik, beberapa orang dapat
bertindak etis tanpa mengetahui prinsip-prinsip etika, atau tanpa mengetahui mengapa
sebuah tindakan secara etis "benar. "Tapi seperti kebanyakan dari kita bisa
memperbaiki permainan golf kita mempelajari prinsip-prinsip suara ayunan, maka
kita dapat memperbaiki Dimensi pengambilan keputusan etis dari perilaku kita
dengan mempelajari tindakan dan praktik yang sudah benar. Misalnya, orang yang
10

bermaksud baik sering di salahkan oleh intuisi mereka tanpa memahami konsep yang
mengarahkan intuisi itu, atau tanpa memperhatikan kompleksitas situasinya. Jika
Anda merasa satu-satunya tanggung jawab Anda sebagai pebisnis adalah
menghasilkan keuntungan, itu Sederhana, namun tidak memadai, pandangan itu akan
membutakan Anda untuk tanggung jawab tambahan Anda untuk karyawan,
pengusaha, klien, dan lain-lain di komunitas di mana Anda berbisnis. Jika Anda
merasa bertanggung jawab sebagai akuntan manajemen hanya untuk melakukan apa
yang menjadi kepentingan perusahaan, meski memberi Gambaran palsu tentang
urusan keuangannya, Anda mengabaikan tanggung jawab lainnya.
2.7 Menjadi Etis: Cara Menentukan Apa yang Harus Dilakukan
Akuntan memiliki sejumlah tanggung jawab etis untuk diri mereka sendiri,
keluarga mereka, profesi mereka, dan klien dan perusahaan tempat mereka bekerja.
Akuntan secara implisit berjanji untuk melakukan pekerjaan mereka saat mereka
memasuki profesinya, dan janji mereka harus dijaga. Melakukan pekerjaan Anda
mencakup berbagai tanggung jawab khusus.
Tanggung jawab ini dijabarkan dalam deskripsi pekerjaan, buku pegangan
karyawan, buku panduan manajerial, kode etik perusahaan, dan / atau akhirnya, kode
etik profesi atau etika. Jadi, kode etik profesional dan / atau deskripsi pekerjaan yang
menentukan standarnya. Misalnya, kode etik AICPA jelas mengamanatkan beberapa
jenis perilaku dalam tujuh prinsipnya, sebagai berikut:
1. Dalam melaksanakan tanggung jawab mereka sebagai profesional, anggota
harus menerapkan penilaian profesional dan moral yang peka dalam semua
aktivitas mereka.
2. Anggota harus menerima kewajiban untuk bertindak dengan cara yang akan
mementingkan kepentingan umum, menghormati kepercayaan publik, dan
menunjukkan komitmen terhadap profesionalisme.
3. Untuk menjaga dan memperluas kepercayaan publik, anggota harus
melakukan semua tanggung jawab profesional dengan integritas tinggi.
11

4. Seorang anggota harus menjaga objektivitas dan bebas dari konflik
kepentingan dalam melaksanakan tanggung jawab profesional.
5. Anggota dalam praktik publik harus independen dalam hal fakta dan
penampilan saat memberikan layanan pengauditan dan pengesahan lainnya.
6. Seorang anggota harus mematuhi standar teknis dan etika profesi, terus
berusaha meningkatkan kompetensi dan kualitas layanan, dan melaksanakan
tanggung jawab profesional sebaik mungkin kemampuan anggota.
7. Anggota dalam praktik publik harus memperhatikan Prinsip Pedoman
Perilaku Profesional dalam menentukan cakupan dan sifat layanan yang akan
diberikan.
Walaupun kita setuju bahwa orang harus melakukan pekerjaan mereka, ada
kalanya hal itu bermasalah. Ada konflik di dalam pekerjaan; Bisa juga ada konflik
antara pekerjaan, profesi, dan pribadi individu. Maka dari itu, muncullah berbagai
standar yang mengatur hal-hal seperti itu. Etika melibatkan analisis dan evaluasi
terhadap keyakinan moral atau penilaian.
2.8 Menggunakan Alasan
Mari kita lihat bagaimana menggunakan alasan ini untuk membenarkan
sebuah tindakan. Jika saya berencana menghasilkan beberapa komoditas yang
memberi keuntungan bagi perusahaan, mendapatkan komisi untuk saya, memberi
manfaat kepada masyarakat, tidak memperlakukan orang secara tidak adil, atau tidak
melanggar janji atau komitmen, tidak ada alasan bagus untuk melakukannya.
Misalkan, jika saya secara tidak benar menyatakan keuntungan dalam sebuah
laporan keuangan yang dikembangkan untuk merger. Merger tidak menguntungkan
perusahaan saya, para eksekutif, atau masyarakat umum; Tindakan saya menipu dan
karenanya tidak adil, dan ini melanggar hubungan kepercayaan yang dimiliki
perusahaan saya dengan masyarakat. Dalam skenario ini, tidak ada alasan bagus
untuk tidak melakukan aksinya. (Ini mengasumsikan bahwa Anda yakin kecurangan

12

Anda tidak akan terdeteksi dan Anda akan mendapatkan keuntungan darinya. Jika
Anda tahu Anda akan tertangkap, itu masih memberi Anda alasan bagus untuk tidak
melakukannya.)
Jadi, kita punya prosedur pengambilan keputusan. Tanyakan pada diri Anda
pertanyaan tentang moralitas umum. Jika ada alasan bagus untuk melakukan tindakan
- misalnya, ini menguntungkan Anda, ini bermanfaat bagi masyarakat, dan ini
memenuhi

komitmen

-

lakukanlah.

Jika

sebaliknya-

tindakan

itu

tidak

menguntungkan Anda, ini tidak menguntungkan masyarakat, itu tidak adil, dan ini
melanggar komitmen - maka jangan lakukan itu
Mari kita lihat dua contoh tindakan yang berbeda: pertama, mendapatkan
pendidikan dan kedua penyalahgunaan kokain.
Sepertinya, mendapatkan pendidikan bermanfaat bagi Anda karena ini
membantu anda dalam beberapa syarat. terlebih, semakin banyak masyarakat yang
berpendidikan, semakin baik pula masyarakatnya. Jadi, jika Anda mendapatkan
pendidikan, Anda tidak hanya akan mendapatkan keuntungan, tapi juga masyarakat
akan mendapatkan keuntungan. Jika, dalam mendapatkan pendidikan, Anda tidak
perlu melanggar komitmen dan tidak ada orang yang diperlakukan secara tidak adil
karena pendidikan Anda – yaitu, Anda tidak menggunakan tempat orang lain, atau
Anda tidak kuliah saat saudara laki-laki Anda bekerja untuk membantu membiayai
pendidikan Anda - tindakan tersebut tidak melanggar keadilan dan komitmen. Ini
adalah contoh tindakan prima facie.
Pada bab ini berisi, sebuah tindakan yang dapat digambarkan sebagai
mendapatkan pendidikan. Tanyakan pada diri Anda mengapa Anda melakukannya?.
Kemungkinan besar, Anda akan menjawab bahwa hal itu menguntungkan Anda
dengan memungkinkan Anda belajar, melewati kursus, atau untuk membantu Anda
dengan cara lain. Tindakan mempelajari materi ini juga bisa membuat Anda menjadi
karyawan yang lebih produktif dan idealnya lebih etis; Oleh karena itu, perusahaan,
masyarakat dan keluarga Anda semua akan mendapatkan keuntungan. Anggap Anda
mengambil tindakan ini tanpa biaya apapun - yaitu mempelajari teks ini tidak
13

mengganggu tanggung jawab pribadi Anda dan tidak membuat orang lain merasa
tidak beruntung. Jika semua hal di atas benar, berarti Anda memiliki alasan bagus
untuk melakukan tindakan ini. Mengambil kursus etika ini adalah tindakan yang
dibenarkan.
Misalkan, bagaimanapun, bahwa Anda membenci mengambil kursus ini
meskipun Anda menyadari nilai mendapatkan pendidikan. Dalam kasus ini, Anda
terbelah antara melakukan sesuatu yang tidak Anda sukai yang mungkin baik untuk
Anda, dan menyerah pada kesukaan dan ketidaksukaan Anda, yang mungkin buruk
bagi Anda. Tapi bisa mengakui kesukaan dan ketidaksukaanmu yang baik untukmu?
Seperti yang telah kami tunjukkan sebelumnya, kita seharusnya tidak bingung apa
manfaatnya dengan apa yang kita inginkan, atau sukai.
Meskipun demikian, terkadang mendapatkan apa yang kita inginkan bisa
bermanfaat (pekerjaan dengan gaji lebih tinggi, misalnya) dan melakukan apa yang
kita benci mungkin berbahaya (naik kereta bawah tanah di daerah yang dilanda
kejahatan). Kadang-kadang, kita mungkin juga perlu menunda kesenangan (makan es
krim) agar tidak menderita rasa sakit (terkena flu) untuk beberapa manfaat jangka
panjang. Ada juga saat dimana kita perlu mengejar kesenangan dalam hidup.
Sekarang mari kita pertimbangkan contoh kita yang lain - menyalahgunaan
kokain. Apakah penyalahgunaan kokain itu baik untukmu? Tidak diragukan lagi
‘tidak’. Apakah itu baik untuk masyarakat? Tentunya tidak. Ini menurunkan
produktivitas, meningkatkan biaya pengobatan, meningkatkan tingkat kejahatan, dan
tidak dapat diandalkan. Apakah itu adil? Tentu tidak. Meskipun tindakan mengambil
kokain mungkin tidak melibatkan ketidakadilan,tindakan tersebut dapat menyebabkan
tindakan yang tidak adil , seperti tidak memenuhi komitmen Anda atau mengabaikan
tanggung jawab Anda. Dalam contoh ini, kita memiliki sebuah usulan tindakan yang
tidak memiliki alasan bagus untuk mendukungnya. Ini adalah kasus prima facie dari
sesuatu yang seharusnya tidak kita lakukan.

14

2.9 Dilema etis
Tanggapan

terhadap

pertanyaan

di

atas

memberikan

alasan

yang

membenarkan atau tidak membenarkan sebuah tindakan. Anda tidak perlu mengikuti
kursus etika untuk mengajukan pertanyaan itu. Jawaban itu memberikan prinsip "teori
etis. "Teori etis terbentuk untuk dasar semua peraturan etis atau penilaian.
Penting untuk dicatat bahwa tidak ada teori etika yang diperlukan jika
tindakan tersebut dilakukan untuk mengambil dalam semua kasus yang jelas. Contoh
di atas menunjukkan bahwa disana ada banyak situasi di mana tindakan yang harus
dilakukan sangat jelas. Misalkan, bagaimanapun tindakannya tidak jelas bisa di
asumsikan bahwa dengan mengikuti kursus etika ini, Anda tidak bisa menyimpan
janji kepada anak-anak Anda untuk pergi berlibur musim semi ini. Di kasus itu,
mengambil kursus mungkin akan menguntungkan Anda tapi tidak adil bagi anak-anak
Anda.
Dengan demikian, keadaan bisa mengubah penilaian suatu tindakan. Dalam
situasi seperti ini, bila ada alasan untuk melakukan sesuatu dan alasan untuk tidak
melakukannya, kita dihadapkan dengan dilema etika. Dilema etis adalah masalah
yang muncul bila alasan untuk bertindak dengan cara tertentu diimbangi oleh alasan
untuk tidak bertindak seperti itu.
Untuk mengatasi dilema ini, ahli etika bergantung pada apa yang mereka
anggap utama prinsip etika yang mendasari tindakan tersebut. Jadi, saat dihadapkan
dengan confct, etis yang mendahulukan hak atau keadilan atas kerugian jatuh ke
dalam satu kubu, dan mereka yang mendahulukan keuntungan atas hak atau keadilan
jatuh ke dalam kamp yang berlawanan Misalnya, pengujian obat bisa mencegah
bahaya - alasan bagus untuk melakukannya - tapi mungkin melanggar hak privasi alasan bagus untuk tidak melakukan saya Meniup peluit pada prosedur akuntansi
palsu perusahaan mungkin mencegah kerugian serta memenuhi tanggung jawab
akuntan kepada jenderal publik, tapi mungkin itu melanggar rasa kesetiaan akuntan
terhadap perusahaan.

15

Bagi mereka yang mendahulukan merugikan pertimbangan, ada alasannya
meniup peluit. Bagi yang mendahulukan pertimbangan hak, disana adalah alasan
untuk tidak melakukannya. Dengan demikian, dilema etis terjadi bila ada confl ict
alasan, dan teori etika muncul untuk menyelesaikan dilema. Setiap teori etis sangat
mempertahankan hal itu bila ada konflik alasan, ada alasan utama yang diperlukan
didahulukan atas semua alasan lain. Alasan itu diartikulasikan dalam prinsipnya yang
mengungkapkan teorinya. Mereka yang mengajukan banding atas keadilan dan hak
atas konsekuensi disebut deontologists. Mereka yang mengajukan banding atas
konsekuensi keadilan dan hak disebut konsekuensialis. Mari kita lihat dilema
klasikuntuk melihat bagaimana teori etika terlibat dalam solusinya.
2.10 Beberapa Dilema Moral Klasik
Kisah Jean Valjean di Victor Hugo Les Miserables adalah moral dilema klasik.
Valjean, seorang mantan tahanan yang hidup dengan nama samaran, telah berada di
pelanggaran pembebasan bersyarat selama bertahun-tahun dan diburu tanpa henti
oleh polisi bernama Javert. Javert, dengan penuh semangat berkomitmen untuk
menegakkan hukum, terobsesi dengan melacak Valjean dan memiliki alasan untuk
mencurigai Monsieur Madeleine - walikota sebuah kota kecil Prancis dan pemiliknya
untuk dipenjara; Juga tidak akan menguntungkan kota yang bergantung pada
kemampuan manajerial dan pemerintahannya. Di sisi lain, tidak adil bahwa seorang
gelandangan yang tidak bersalah harus menderita menggantikan Valjean.
Ini adalah contoh dilema klasik, hal-hal yang membuat drama hebat. Ini
menyajikan situasi di mana tindakan apa pun diambil, ada sesuatu yang salah dan ada
sesuatu yang benar - skenario "terkutuk jika Anda lakukan dan terkutuk jika tidak.
Dalam kasus Valjean, melakukan apa yang menguntungkan masyarakat tidak
adil, dan melakukan apa merugikan masyarakat adalah adil. Contoh lain dari dilema
adalah keputusan Presiden Harry Truman apakah akan menjatuhkan atau tidak
menjatuhkan bom atom di Hiroshima dan Nagasaki. Pembela aksi tersebut percaya
bahwa kehilangan 80.000 nyawa dengan menjatuhkan bom tersebut justified karena

16

tersimpan sekitar 3 juta nyawa yang seharusnya hilang jika Jepang telah diserbu.
Mereka yang mengutuk aksi tersebut percaya itu apapun konsekuensinya, tindakan itu
tidak bermoral dan tidak adil karena itu melibatkan pengambilan nyawa yang tidak
berdosa.
Ada dilema dalam akuntansi juga, meski tidak dramatis. Seharusnya sebagai
pengendali perusahaan, Anda memerlukan uang tunai besar untuk dikembangkan dan
dipasarkan sebuah produk baru yang akan menjaga perusahaan tetap baik. Anda
mungkin bisa mendapatkan pinjaman bank, tapi tidak jika Anda melaporkan
persediaan saat ini pada masa sekarang - ketinggalan jaman produk dengan nilai
sebenarnya. Jika Anda fudge nomor dan salah menggambarkan kesehatan keuangan
perusahaan, Anda bisa mendapatkan pinjaman dan menjaga perusahaan tetap
berjalan. Di sini, sekali lagi, adalah situasi di mana bersikap jujur dan melestarikan
integritas Anda (tidak fudging angka) melebihi konsekuensi positif dari sejumlah
besar orang (mendapatkan pinjaman bank.

17

BAB III

PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Pada contoh kasus Enron Corporation, auditor telah melanggar kode
etik profesi akuntan publik di mana auditor telah memanipulasi laporan keuangan
sehingga laporan tersebut mencerminkan seolah-olah kinerja perusahaan sangat
baik. Padahal, jika diungkap fakta sebenarnya, perusahaan sebenarnya telah
berada diujung ambang kebangkrutan, di mana hutang perusahaan cukup besar
yang disembunyikan dengan menggunakan entitas bertujuan khusus. Hal ini
terjadi akibat ketidakindependenan auditor dalam pelaksanaan audit atas laporan
keuangan klien karena desakan konflik kepentingan antara pengungkapan yang
objektif dan mempertahankan klien potensial. Hal ini merupakan sebuah
ketidakjujuran dan kebohongan yang disebabkan oleh dilema etika yang dialami
kantor akuntan publik. Auditor juga melanggar kode etik profesionalisme sebagai
akuntan independen dikarenakan memusnahkan dokumen-dokumen penting yang
merupakan bukti audit yang relevan serta menciptakan laporan audit yang
menyesatkan. Perilaku tidak etis ini kemudian akhirnya menghancurkan
perusahaan dan menyisakan kerugian bagi berbagai pihak di samping proses
peradilan dan tuntutan hukum. Hal ini terjadi karena kurangnya penerapan nilai
Etika di dalam menjalakan profesi sebagai akuntan, yang berakibat menurukan
kredibilitas seorang akuntan di mata publik. Oleh sebab itu, nilai-nilai etika perlu
dijunjung tinggi yaitu dengan menetapkan standar-standar dalam pembuatan
laporan keuangan.
3.2 SARAN
Penulis menyarankan kepada perusahaan agar di dalam memilih untuk
menempatkan sumber daya manusia, terutama pihak manajemen yang akan
memegang kendali dalam perusahaan, tidak hanya memperhatikan segi
18

kemampuannya saja, tetapi juga memperhatikan pula kepribadiannya dalam etika
bisnis agar dalam pelaksanaannya dapat berjalan sesuai dengan prinsip etika dan
peraturan yang berlaku.
Beberapa tindakan yang dapat dilakukan agar tidak terjebak dalam
kasus seperti Enron Corporation antara lain sebagai berikut:
a. Menjunjung tinggi nilai-nilai spiritualitas dan etika agar setiap perilaku
senantiasa berpijak untuk kebaikan semua.
b. Jangan melakukan hal yang dapat merugikan orang banyak untuk
memperkaya diri sendiri.
c. Kantor Akuntan Publik (KAP) seharusnya menjunjung tinggi kejujuran dan
profesionalitas, mematuhi kode etik menggunakan prinsip akuntansi berterima
umum, dan menjaga integritas profesi serta tidak merangkap jabatan
sekaligus.

19

DAFTAR PUSTAKA
Ronald F. Duska and Brenda Shay Duska. 2003. Accounting Ethics. Australia:
Blackwell Publishing.
Nur Hidayati Fitriyana. 2015. Makalah Audit Internal Enron Tersedia di
https://www.academia.edu/20007400/MAKALAH_AUDIT_INTERNAL_ENR
ON Diakses pada tanggal 23 Oktober 2017.
Heri Sentosa. 2016. The World Top 10 Bussines Scandal- Enron Corporation
Tersedia
di
https://www.academia.edu/29427132/MAKALAH_KASUS_AUDIT_ENRON_C
ORPORATION

20