KONSEP DAN PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDID

KONSEP DAN PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN ANAK
USIA DINI (PAUD)
INAWATI
NIM 17330024
Pendidikan Anak Usia Dini
Program Pascasarjana
Universitas Negeri Padang
ABSTRAK
UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas, pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya
pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang
dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan
perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki
pendidikan lebih lanjut. Kurikulum pendidikan anak usia dini, meliputi standar
kompetensi anak usia dini, pengembangan kurikulum dan penilaian. Kurikulum
merupakan inti bidang pendidikan yang memiliki pengaruh terhadap seluruh kegiatan
pendidikan. Kurikulum, sebagai program pendidikan, berfungsi sebagai pedoman umum
dalam penyelenggaraan sistem pendidikan. Kurikulum memuat garisgaris besar program
kegiatan yang harus dilakukan dalam setiap penyelenggaraan pendidikan, antara lain
tujuan pendidikan sebagai sasaran yang harus diupayakan untuk dicapai atau
direalisasikan, pokok-pokok materi, bentuk kegiatan, dan kegiatan evaluasiMengingat
pentingnya kurikulum dalam pendidikan dan kehidupan manusia, penyusunan kurikulum

tidak dapat dilakukan sembarangan. Penyusunan kurikulum yang tidak didasarkan pada
landasan yang kuat akan berakibat fatal terhadap kegagalan Pendidikan. Tujuan
kurikulum tiap satuan pendidikan harus mengacu ke arah pencapaian tujuan pendidikan
nasional. Landasan pengembangan kurikulum berkaitan dengan tujuan pendiikan adalah
landasan filosofis, landasan psikologis, landasan sosial budaya, landasan perkembangan
ilmu pengetahuan, landasan perkembangan teknologi, landasan empiris, landasan yuridis.
Pembelajaran dilakukan melalui kegiatan bermain dan pembiasaan yang direncanakan
dan persiapkan pendidik meliputi materi dan proses pembelajaran itu sendiri. Materi
pembelajaran bagi anak usia dini dibagi dalam 2 kelompok usia, yaitu materi
pembelajaran, materi pembelajaran untuk anak usia 3-6 tahun, mencakup Penilaian
(Assesmen), dan pengelolaan pembelajaran.

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Terbitnya Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional (Sisdiknas), keberadaan pendidikan usia dini diakui secara sah. Hal itu
terkandung dalam bagian tujuh, pasal 28 ayat 1-6, di mana pendidikan anak usia dini
diarahkan pada pendidikan pra-sekolah yaitu anak usia 0-6 tahun. UU No. 20 Tahun

2003 tentang Sisidiknas menyatakan bahwa yang dimaksud pendidikan usia dini
adalah Suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan
usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk
membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki
kesiapan dalam memasuki pendidikan. (Oemar, 2016:2)
Suryana dkk, (2013:3) anak usia dini harus diadakan semua aspek
pertumbuhan dan perkembangan anak-anak dalam suasana yang menyenangkan dan
dapat menyebabkan anak minat dan bakat. Itu karena anak usia dini adalah masa
keemasan dengan perubahan yang cepat dalam pengembangan fisik, kognitif, sosial
dan emosional. Dalam rangka untuk periode ini dapat ditularkan baik. inilah
diperlukan untuk mencari pendidikan yang tepat untuk anak-anak dari usia dini. Hal
ini merupakan tantangan bagi guru atau pengelola PAUD dalam membinanya, maka
diperlukan kurikulum yang tepat dan baik.
Perkembangan pendidikan usia dini tumbuh dengan pesat apalagi semenjak
undang-undang di terbitkan 2013, baik secara kuantitas maupun kualitas pelayanan
pendidikannya. Pendidikan usia dini tidak hanya terbatas pada Taman Kanak-Kanak
(TK) sebagai pendidikan prasekolah formal, tetapi mencakup kegiatan lainnya, seperi
Kelompok Bermain, Tempat Penitipan Anak, PAUD Sejenis dan lainnya. Kesadaran
masyarakat untuk memberikan pendidikan di usia dini mulai meningkat walaupun
belum mencapai apa yang diharapkan. (Mulyasa, 2014:24)


Menurut Sukaca (2017:25)paya memberikan pemahaman yang tepat kepada
masyarakat tentang komponen-komponen pendidikan anak usia dini perlu dilakukan.
Komponen PAUD antara lain meliputi prinsip-prinsip dasar PAUD, kurikulum,
proses pembelajaran dan evaluasi. Kajian terhadap komponen-komponen PAUD
perlu dilakukan untuk lebih memahami hakekat PAUD itu sendiri, sehingga bagi
pendidik anak usia dini proses pembelajaran yang dilaksanakan sesuai dengan tujuan
dan kaidah-kaidah pendidikan yang telah ditetapkan. Kurikulum merupakan inti
bidang pendidikan yang memiliki pengaruh terhadap seluruh kegiatan pendidikan.
Mengingat pentingnya kurikulum dalam pendidikan dan kehidupan manusia,
penyusunan kurikulum tidak dapat dilakukan sembarangan. Penyusunan kurikulum
yang tidak didasarkan pada landasan yang kuat akan berakibat fatal terhadap
kegagalan pendidikan. Dengan sendirinya akan berakibat pula terhadap kegagalan
proses pengembangan manusia, (Minarti, 2015)
Menurut Suryana (2015:2) pengembangan kurikulum, artinya bukan
kurikulum baru seluruhnya. Khususnya pendekatan saintifik kaitannya dengan
penelitian ini, adalah bukan metode baru dalam proses belajar mengajar, namun
ternyata guru belum memahami secara utuh proses belajar mengajar melalui
pendekatan saintifik, guru belum memahami mengembangkan kemampuan
mengobservasi, mengembangkan kemampuan menanya anak, mengembangakan

kemampuan mengumpulkan informasi, mengembangkan kemampuan menalar, dan
mengembangkan kemampuan mengomunikasikan.

.

B. Batasan Masalah
Batasan

masalah

dalam

penulisan

makalah

ini

yaitu


konsep

dan

pengembangan kurikulum pendidikan anak usia dini.
C. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan dalam makalah ini yaitu mendeskripsikan konsep dan
pengembangan kurikulum pendidikan anak usia dini.

BAB II
KAJIAN TEORITIS
A. Kurukulum Pendidikan Anak Usia Dini
Menurut Anita (2014:3) kurikulum, sebagai program pendidikan, berfungsi
sebagai pedoman umum dalam penyelenggaraan sistem pendidikan. Kurikulum
memuat garisgaris besar program kegiatan yang harus dilakukan dalam setiap
penyelenggaraan pendidikan, antara lain tujuan pendidikan sebagai sasaran yang
harus diupayakan untuk dicapai atau direalisasikan, pokok-pokok materi, bentuk
kegiatan, dan kegiatan evaluasi.
Kurikulum diartikan sebagai “Program Pendidikan”, yakni program belajar
bagai siswa (plan for learning). Kurikulum sebagai program belajar bagi siswa

memuat rencana yang disusun secara logis dan sistematis yang diberikan pihak
sekolah untuk membantu pengembangan pribadi siswa ke arah pencapaian tujuan
pendidikan. Menurut pandangan kurikulum sebagai program, kurikulum adalah suatu
rencana tertulis yang mengatur segala hal terkait dengan kepentingan pendidikan.
Dalam hal ini kurikulum merupakan pedoman umum bagi pelaksanaan Pendidikan.
(Oemar, 2016:3)
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
menyebutkan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan
mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai
pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan
tertentu. Kurikulum sebagai kerangka kerja (framework) yang berisi rencana dan
implementasi sebuah program untuk mengembangkan semua aspek perkembangan
anak dalam menyiapkan anak mencapai keberhasilan di sekolah dan tahap
selanjutnya. Kurikulum memberikan pengalaman belajar yang bermakna, menarik,
dan berkualitas tinggi. (Anita, 2014:4)

PAUD

merupakan


pendidikan

yang

paling

fundamental

karena

perkembangan anak di masa selanjutnya sangat ditentukan oleh berbagai stimulasi
bermakna yang diberikan sejak usia dini. Pendidikan anak usia dini harus
dipersiapkan secara terencana dan bersifat holistik-integratif agar di masa emas
perkembangan anak mendapatkan stimulasi yang utuh, untuk mengembangkan
berbagai potensi yang dimilikinya. (George, 2016:3)
Menurut Hasballah (2014:24) upaya yang dapat dilakukan dalam rangka
pengembangan potensi tersebut melalui program pendidikan yang terstruktur.
Komponen untuk pendidikan yang terstruktur adalah kurikulum. Kurikulum
memandu guru untuk memenuhi seluruharea belajar yang digunakan anak dengan
memakai pendekatan pembelajaran yang tepat, strategi penataan lingkungan yang

sesuai untuk mendukung berkembangnya kualitas kemampuan anak sesuai dengan
tahap perkembangannya. Guru harus memiliki visi yang kuat tentang apa yang ingin
dikembangkan pada anak, pengetahuan dan keterampilan yang dapat dipelajari anak,
dan sikap yang akan ditanamkan pada anak.
Suryana (2017:68) kurikulum 2013 mengamanatkan esensi pendekatan ilmiah
dalam pembelajaran. Pendekatan ilmiah diyakini sebagai titian emas perkembangan
dan pengembangan sikap, keterampilan, dan pengetahuan anak didik. Dalam
pendekatan atau proses kerja yang memenuhi kriteria ilmiah, para ilmuwan lebih
mengedepankan pelararan induktif (inductive reasoning) ketimbang penalaran
deduktif (deductive reasoning).
B. Klasifikasi Kurikulum
Ulpah (2016:31)Secara garis besar dari beberapa pengertian kurikulum, dapat
diklasifikasikan ke dalam dua jenis. Pertama, kurikulum sebagai program, rencana
atau harapan, dan kedua, kurikulum sebagai pengalaman belajar, hasil, atau kegiatan
nyata yang dilaksanakan di sekolah. Kurikulum sebagai program disebut dengan
kurikulum tertulis dan bersifat ideal. Kurikulum secara ideal memuat rencana
berbagai hal dalam sistem pendidikan, terutama mengenai tujuan atau kompetensi

yang diharapkan, hasil belajar, batasan isi, kegiatan, sistem penilaian, dan
pengelolaan lingkungan belajar.

Apabila kurikulum dimaknai dari sudut pandang yang luas maka program
pendidikan Taman Kanak-kanak (TK) tidak hanya mengatur dan menentukan tema
atau topik-topik kegiatan belajar, tetapi juga menyajikan bagaimana program
pendidikan TK menyediakan berbagai sarana dan fasilitas untuk memfasilitasi
pertumbuhan dan perkembangan anak secara wajar dan optimal. Kelengkapan
tersebut seperti tersedianya berbagai alat permainan, seperti bak pasir, terowongan,
papan keseimbangan, alat memanjat, jungkitan, dan lain sebagainya.
Herry (2014:18) dengan adanya beberapa pengertian kurikulum, kurikulum
sebagai alat pendidikan dapat dikelompokkan ke dalam beberapa fungsi, yaitu:
kurikulum sebagai pengembangan proses kognitif anak, aktualisasi diri anak,
rekonstruksi sosial, dan akademik.
1. Fungsi Kurikulum sebagai Proses Kognitif
Sebagai

proses

kognitif,

kurikulum


dipandang

sebagai

alat

untuk

mengembangkan kemampuan intelektual anak, yaitu pengembangan kemampuan
berpikir untuk menghadapi dan memecahkan permasalahan yang akan dihadapi.
2. Fungsi Kurikulum sebagai Proses Aktualisasi Diri
Sebagai proses aktualisasi diri anak, kurikulum merupakan alat untuk
memfasilitasi anak agar dapat tumbuh dan berkembang sesuai dengan potensi, minat,
dan bakat yang dimilikinya sehingga setiap anak bisa mengenal terhadap dirinya
sendiri dan tumbuh serta berkembang sebagai dirinya sendiri.
3. Fungsi Kurikulum sebagai Proses Rekonstruksi Sosial
Sebagai proses rekonstruksi sosial, kurikulum dipandang sebagai alat untuk
membekali anak dengan kemampuan agar menjadi anggota masyarakat yang tidak
saja menerima atau menyesuaikan diri dengan “kehidupan” yang sudah ada, tetapi


juga secara inovatif dan kreatif mengembangkan kehidupan ke arah yang lebih
produktif dan berkualitas.
4. Fungsi Kurikulum sebagai Program Akademik
Sebagai program akademik, kurikulum dipandang sebagai alat dan tempat
belajar, di mana dari kegiatan belajar yang diprogram kurikulum anak dapat
memperoleh pengetahuan yang diharapkan dapat membekali kemampuan untuk bisa
“hidup” dalam zaman yang dilaluinya.
C. Fungsi Pengembangan Kurikulum PAUD
Suryana (2014:1) pendidikan anak usia dini sebagai dasar dari kemajuan
menuju tahap berikutnya. Aspek pengembangan anak usia dini termasuk
pembentukan nilai-nilai agama dan moral, kognitif, bahasa, motor dan sosial fisik
dan emosional kemerdekaan. Pengembangan kurikulum di Indonesia mendorong
perbaikan proses pembelajaran, salah satu proses utama pembelajaran dalam
kurikulum pendidikan anak usia dini 2013 adalah pendekatan ilmiah berbasis
pembelajaran.
Suyatman (2016:16) fungsi kurikulum Paud secara hakiki dan idealnya
sebagai berikut.
a. Mengembangkan sikap dan perilaku yang baik sesuai akidah agama.
Fungsi ini harus diimplementasikan dalam proses pembelajaran sehingga anak
mampu mengembangkan sikap dan perilaku yang sesuai dengan akidah dan norma
agama yang dianutnya, mampu melaksanakan ibadah sesuai dengan agama yang
dianutnya. Dan mempunyai rasa toleransi dan saling hormat menghormati antara
pemeluk agama.
b. Mengembangkan kemampuan sosialisasi dan mengendalikan emosi.
Dalam mengembangkan kurikulum PAUD, maka peserta didik harus
mengembangkan kemampuan sosialisasi dan mengendalikan emosi. Kemampuan
bersosialisasi dan mengendalikan emosi sangat penting dimiliki anak agar mereka
mampu menjalankan kehidupan sosialnya dengan baik dan selaras.

c. Menumbuhkan kemandirian anak.
Kemandirian merupakan perilaku yang harus dimiliki oleh setiap anak dalam
mempersiapkan hidupnya di masa depan. Di dunia yang semakin kompleks dan
penuh tantangan ini, maka kemampuan untuk mandiri merupakan salah satu syarat
agar anak mampu mempertahankan hidupnya dan berhasil mencapai cita-citanya.
Tanpa kemandirian, maka anak hanya akan tergantung kepada orang lain.
d. Mengembangkan kemampuan berbahasa.
Bahasa adalah cermin seseorang. Kemampuan berbahasa merupakan
perwujudan dari sikap, perilaku dan harga diri seseorang. Oleh karena itu, kurikulum
PAUD harus berfungsi mengembangkan kemampuan berbahasa anak, sehingga anak
mempunyai ragam bahasa yang kaya dan baik.
e. Mengembangkan kemampuan kognitif
Kemampuan kognitif atau intelektual merupakan salah satu kemampuan
yang penting dalam kehidupan seseorang, baik sebagai modal bagi pendidikan di
jenjang selanjutnya, maupun dalam memecahkan masalah-masalah kesehariannya.
Pengembangan kemampuan kognitif anak di usia dini merupakan dasar bagi
perkembangan intelektualnya di masa-masa selanjutnya. Oleh karena itu, maka sangat
penting untuk memberikan membimbing perkembangan intelektual di usia dini.
f. Mengembangkan kemampuan fisik/ motorik
Mengembangkan kemampuan fisik/motorik merupakan salah satu fungsi
disusunnya kurikulum PAUD. Fisik dan motorik anak yang sedang berkembang pesat
memerlukan bimbingan agar perkembangannya maksimal dan baik. Dengan
kemampuan fisik dan motorik yang baik, maka anak akan mampu menjalani
kehidupannya dengan baik.
g. Mengembangkan daya cipta dan kreativitas anak
Aspek-aspek kreativitas dan daya cipta anak harus dikembangkan dalam
impelementasi kurikulum PAUD. Anak yang memiliki daya cipta dan kreativitas

tinggi akan mampu memecahkan berbagai masalah-masalah kehidupan, mampu
menghasilkan

berbagai

Mengembangkan

daya

hal

yang

cipta

dan

positif

dan

kretaivitas

berguna
anak

bagi

dapat

orang

dimulai

lain.

dengan

mengidentifikasi bakat dan minat anak sejak dini, agar dapat dibimbing
perkembangannya.
D. Asas-asas Kurikulum PAUD
Suyatman (2016:21) Asas-asas kurikulum paud adalah sebagai berikut.
1. Asas Filosofis
Dalam

mengembangkan

sebuah

kurikulum

harus

diperhatikan

asas

filosofisnya, yaitu filsafat dan tujuan pendidikan. Asas ini berhubungan dengan
sistem nilai yakni pandangan seseorang atau masyarakat tentang sesuatu yang bernilai
dalam kehidupan orang atau masyarakat tersebut. Misalnya, bangsa Indonesia yang
menganut Pancasila sebagai dasar negara, maka pengembangan kurikulumnya harus
mengacu pada dasar dan pedoman negara tersebut. Hal itulah yang kemudian tertuang
tujuan pendidikan nasional yang tertuang dalam UU No. 20 tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional.
2. Asas Psikologis
Asas psikologis sangat berkaitan dengan berbagai aspek tentang psikologi
anak dan psikologi belajar. Asas ini berkenaan dengan perilaku manusia yang
menjadi landasan dalam mengembangkan sebuah kurikulum. Kajian mengenai
perilaku manusia, baik dalam konteks belajar maupun individu manusianya,
kemudian menjadi teori-teori yang menjadi dasar pengembangan kuriukulum.
Kesimpulannya, melalui berbagai teori mengenai manusia (anak) dan proses belajar,
maka akan disusun arah dan tujuan kurikulum itu sendiri.
3. Asas sosiologis
Pengembangan

kurikulum,

maka

harus

diperhatikan

perkembangan

masyarakat, baik kebutuhan maupun tuntutan-tuntutan kehidupannya. Dengan
memperhatikan asas sosiologis maka proses penyampaian kebudayaan, sosialisasi dan

rekontruksi sosial yang tertuang dalam perangkat kurikulum akan mampu dilakukan,
khususnya oleh lembaga pendidikan.
4. Asas Organisatoris
Asas organisatoris dalam mengembangkan kurikulum berhubungan dengan
bentuk dan organisasasi kurikulum. Asas ini sangat dipengaruhi oleh asas-asas
sebelumnya yang dianut oleh pengembang kurikulum. Contohnya di Indonesia,
bentuk dan organisasi kurikulum telah mengalami perubahan-perubahan, misalnya
perkembangan bentuk kurikulum dalam kurikulum 1974, 1985, 1989, 2000, 2004 dan
2013.
E. Standar Kompetensi Anak usia Dini
Trianto (2014:26) dalam pengembangan aspek-aspek pembelajaran dalam
pendidikan anak usia dini harus mengacu pada standar kompetensi anak usia dini
antara lain sebagai berikut.
a. Moral dan nilai-nilai agama
Nilai-nilai agama dan moral yang diajarkan pada anak usia dini adalah
perilaku positif, kemandirian, disiplin, kejujuran dan perilaku lainnya. Kegiatan
pembiasaan yang berhubungan dengan nilai-nilai agama juga harus diberikan, seperti
penguasaan terhadap do’a-do’a sehari-hari.
b. Fisik/motorik
Dalam hal ini pendidik harus mampu merangsang perkembangan fisik dan
motorik anak sesuai dengan usia perkembangannya. Hal itu dapat dilakukan dengan
berbagai permainan-permainan edukatif.
c. Sosial dan Emosional
Anak dididik untuk dapat mengembangkan kemampuan sosial melalui proses
sosialisasi. Melalui aspek ini anak dibekali dengan kemamuan memecahkan masalahmasalah sosial yang dihadapinya, tentunya melalui proses pembiasaan yang
dilakukan secara terus menerus.
d. Bahasa

Dalam aspek ini, anak didorong untuk menguasai kemampuan berkomunikasi
sesuai dengan masa perkembangannya. Kemampuan berbahasa dilihat dari usia
perkembangan anak dapat dibagi menjadi 2 periode, yaitu periode prelinguistik (0-1
tahun) dan periode linguistik (1-5 tahun).
e. Kognitif
Perkembangan kognitif anak biasanya mengacu pada pendapat Piaget yang
membagi perkembangan kognitif anak menjadi empat tahapan, yaitu periode
sensorimotorik (usia 0-2 tahun), periode praoperiosaional (2-7 tahun), periode
operasional konkrit (7-11 tahun) dan periode operasional formal (usia 11 sampai
dewasa).
f. Kognitif
Perkembangan kognitif anak biasanya mengacu pada pendapat Piaget yang
membagi perkembangan kognitif anak menjadi empat tahapan, yaitu periode
sensorimotorik (usia 0-2 tahun), periode praoperiosaional (2-7 tahun), periode
operasional konkrit (7-11 tahun) dan periode operasional formal (usia 11 sampai
dewasa).
F. Prinsip-prinsip Dasar Pengembangan Kurikulum PAUD
George (2016:36) dalam hal Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini,
menetapkan beberapa prinsip pengembangan kurikulum PAUD, yang meliputi:
1) bersifat komprehensif, artinya kurikulum harus menyediakan pengalaman belajar
yang meningkatkan perkembangan anak secara menyeluruh dalam berbagai aspek
perkembangan.
2) Didasarkan pada perkembangan secara bertahap, sehingga proses pembelajaran
harus dilakukan secara bertahap sesuai dengan usia anak dan tahapan
perkembangan anak.
3) Melibatkan orang tua sebagai pendidik utama, sehingga peran orang tua dalam
menyusun rancangan kegiatan pembelajaran harus ditingkatkan agar tujuan PAUD
lebih terarah dan tepat sasaran.

4) Melayani kebutuhan anak, yakni mampu mengembangkan kemampuan,
kebutuhan, minat, potensi setiap anak.
5) Merefleksikan kebutuhan dan nilai-nilai yang dalam masyarakat
6) Mengembangkan standar kompetensi anak sebagai upaya menyiapkan lingkungan
belajar anak.
7) Mewadahi layanan anak berkebutuhan khusus, sehingga semboyan pendidikan
untuk semua dapat dilaksanakan.
8) Menjalin kemitraan dengan keluarga dan masyarakat
9) Memperhatikan kesehatan dan keselamatan anak, khususnya di lingkungan
sekolah.
10) Menjabarkan prosedur pengelolaan lembaga yang diungkapkan kepada
masyarakat sebagai bentuk akuntabilitas.
11) Manajemen sumber daya manusia yang terlibat dalam lembaga pendidikan anak
usia dini.
12) Penyediaan sarana dan prasarana yang optimal dan mampu menunjang proses
pembelajaran.
G. Komponen Kurikulum
Susilo (2013:36) Di dalam pengembangan kurikulum, kurikulum mempunyai
beberapa komponen yang harus dan mutlak. Hal itu merupakan sebagai berikut.
1. Anak
Sasaran pendidikan anak usia dini adalah anak yang berada di rentang usia 0-6 tahun.
2. Pendidik
Kompetensi pendidik PAUD adalah sekurang-kurangnya memiliki kualifikasi
akademik Diplomas Empat (D-IV) atau Sarjana (S-1) di bidang pendidikan usia dini,
psikologi atau lainnya; dan memiliki sertifikat profesi guru PAUD. Adapun rasio
guru dengan anak didik dalam PAUD adalah:
1) Usia 0-1 tahun rasio 1 : 3 anak,

2) Usia 1-3 tahun dengan rasio 1 : 6 anak,
3) Usia 3-4 tahun dengan rasio 1 : 8 tahun, dan
4) Usia 4-6 tahun dengan rasio 1 : 10-12 anak.
3. Pembelajaran
Susilo (2013:37) Pembelajaran dilakukan melalui kegiatan bermain dan
pembiasaan yang direncanakan dan persiapkan pendidik meliputi materi dan proses
pembelajaran itu sendiri. Materi pembelajaran bagi anak usia dini dibagi dalam 2
kelompok usia, yaitu:
a. Materi Pembelajaran Untuk Anak usia 0-3 tahun, mencakup:
1) Pengenalan diri sendiri (perkembangan konsep diri)
2) Pengenalan perasaan (perkembangan emosi)
3) Pengenalan tentang orang lain (perkembangan sosial)
4) Pengenalan berbagai gerak (Perkembangan fisik)
5) Mengembangkan komunikasi (perkembangan bahasa)
6) Keterampilan berfikir (perkembangan kognitif)
b. Materi Pembelajaran untuk anak usia 3-6 tahun, mencakup:
1) Keaksaraan, yaitu meliputi pengenalan terhadap kosakata dan bahasa, kesadaran
phonologi, percakapan, memahami buku, dan teks lainnya.
2) Konsep matematika, mencakup pengenalan angka-angka, pola-pola dan hubungan,
geomteri dan konsep matematika lainnya.
3) Pengetahuan alam, yang mencakup pengenalan terhadap objek fisik, kehidupan,
bumi dan lingkungan.
4) Pengetahuan sosial, meliputi kehidupan orang banyak, bekerja, interaksi sosial,
lingkungan rumah dan keluarga, dan lainnya.
5) Seni, mencakup kegiatan menari, menyanyi, bermain peran, bermain musik,
menggambar dan melukis.
6) Teknologi, dengan mengenalkan alat-alat dan penggunaan operasi dasar dan
kesadaran teknologi. Alat-alat yang dikenalkan di mulai dari alat-alat yang ada
rumah, seklah, dan lingkungan tempat anak tinggal.

7) Ketarampilan proses, mencakup pengamatan dan eksplorasi; eksperimen;
pemecahan masalah; koneksi, pengorganisasian, komunikasi dan informasi yang
mewakilinya.
4. Penilaian (Assesmen)
Susilo (2013:38) Assesmen merupakan proses pengumpulan data dan
dokumentasi belajar dan perkembangan anak. Kegiatan ini meliputi observasi,
konferensi dengan guru lain, survey, wawancara dengan orang tua, hasil kerja anak
dan unjuk kerja. Kesemua bentuk penilaian tersebut dapat disusun dalam bentuk
portofolio.
5. Pengelolaan Pembelajaran
Dalam mengelola pembelajaran, PAUD harus memperhatikan aspek-aspek
sebagai berikut:
1) Keterlibatan anak, dalam hal ini prinsip pembelajaran harus berpusat kepada
aktivitas belajar anak.
2) Layanan program, yang disesuaikan dengan satuan pendidikan masing-masing,
yakni:
a) Taman Penitipan Anak, dilaksanakan 3-5 hari dengan layanan minimal 6 jam atau
dalam satu tahun 144-160 hari atau 32-34 minggu.
b) Kelompok Bermain (KB) dilaksanakan setiap hari atau minimal 3 kali seminggu
dengan jumlah jam minimal 3 jam atau dalam satu tahun 144 hari atau 32-34
minggu.
3) Kegiatan insidental/semester/Tahunan
Antara lain meliputi:
a) Kunjungan luar, seperti kunjungan ke museum, mesjid, kantor pos, kantor polisi,
dan lainnya.
b) Pengenalan pekerjaan, yakni mengenalkan profesi dengan mendatangkan atau
mengunjungi narasumber yang relevan, seperti dokter, tukang pos, kepala desa,
dan sebagainya.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kurikulum pendidikan anak usia dini, meliputi standar kompetensi anak usia dini,
pengembangan kurikulum dan penilaian. Kurikulum merupakan inti bidang pendidikan
yang memiliki pengaruh terhadap seluruh kegiatan pendidikan. Mengingat pentingnya
kurikulum dalam pendidikan dan kehidupan manusia, penyusunan kurikulum tidak dapat
dilakukan sembarangan. Sebagaimana tercantum dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang
Sisdiknas, pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan
kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam. Penyusunan kurikulum yang tidak
didasarkan pada landasan yang kuat akan berakibat fatal terhadap kegagalan Pendidikan.
Tujuan kurikulum tiap satuan pendidikan harus mengacu ke arah pencapaian tujuan
pendidikan nasional. Landasan pengembangan kurikulum berkaitan dengan tujuan
pendiikan adalah landasan filosofis, landasan psikologis, landasan sosial budaya,
landasan perkembangan ilmu pengetahuan, landasan perkembangan teknologi, landasan
empiris, landasan yuridis. Pembelajaran dilakukan melalui kegiatan bermain dan
pembiasaan yang direncanakan dan persiapkan pendidik meliputi materi dan proses
pembelajaran itu sendiri. Materi pembelajaran bagi anak usia dini dibagi dalam 2
kelompok usia, yaitu materi pembelajaran, materi pembelajaran untuk anak usia 3-6
tahun, mencakup Penilaian (Assesmen), dan pengelolaan pembelajaran.

KEPUSTAKAAN
Dadan Suryana, Elina, Nurevi, dan Ratnawilis. 2015. Model Pembelajaran Berbasis
Pendekatan Sentifik Pada Anak-Anak Kota Padang. Dipa Universitas Negeri
Padang. Jurnal UNP/National.
Dadan Suryana. 2013. Pengetahuan Tentang Strategi Pembelajaran, Sikap, dan
Motivasi Guru. Jurnal National/Universitas Negeri Padang.
Dadan Suryana. 2014. Early Childhood Education Based On Thematic And Sciencitic
Learning. International Jurnal. Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini.
Fakultas Ilmu Pendidikan. Universitas Negeri Padang.
Dadan Suryana. 2017. Pembelajaran Tematik Terpadu Berbasis Pendekatan Saintifik
Di Taman Kanak-Kanak. Jurnal Pendidikan Usia Dini. Volume 11 Edisi 1,
April 2017. Universitas Negeri Padang. DOI:
https://doi.org/10.21009/JPUD.111.05.
Eka Sukaca. 2017. PAUD Melejitkan Potensi Anak dengan Pendidikan Sejak Dini.
Jakarta: Universitas Gunadarma Press.
George. 2016. Dasar- dasar Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Jakarta. PT.
Indek..
Hamalik, Oemar. 2016. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta. Bumi Aksara.
Widystono,
Hasballah. 2014. Pertumbuhan dan perkembangan anak. Yayasan Pena: Banda Aceh.
Herry. 2014. Pengembangan Kurikulum di Era Otonomi Daerah (dari Kurikulum
2004,2006 ke Kurikulum 2013). Jakarta. Bumi Aksara
Maspupah, ulpah. 2016. Manajemen Pengembangan Kurikulum Pendidikan Anak
Usia Dini. Thesis. IAIN Purwokerto.
Minarti, S. 2015. Manajemen Sekolah Mengelola Lembaga Pendidikan secara
Mandiri. Yogyakarta. ARR-Ruzz Media.
Muhammad Joko Susilo. 2013. Kurikulum 2013 Tingkat PAUD. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada.
Mulyasa, E. 2014. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Suyatman. 2016. Pengembangan Kecerdasan Spritial, emosional dan Intelektual,
sebuah makalah. Jakarta: Grafinco.
Trianto. 2014. Struktur dan muatan kurikulum PAUD. PT. Raja Grafindo Persada:
Jakarta
Yus, Anita. 2014. Perkembangan Belajar Anak TK, Jakarta: Kencana.