PENGARUH MIKROORGANISME LOKAL TEMPE NASI (1)
PENGARUH MIKROORGANISME LOKAL TEMPE, NASI BASI DAN AIR CUCIAN
BERAS TERHADAP PERTUMBUHAN KACANG TANAH (Arachis hypogea )
Laeli Fauziyah1, Nadya Listyanti Hasan2
Jurusan Tadris IPA-Biologi A Semester V Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Syekh Nurjati
Cirebon
ABSTRAK
Tumbuhan merupakan makhluk hidup yang berperan penting bagi keseimbangan bumi. Oleh karena
itu, sangat dibutuhkan sebuah nutrisi yang dapat membuat tumbuhan tersebut dapat tumbuh dengan baik.
Berangkat dari hal ini, tentunya dibutuhkan nutrisi yang mengandung unsur-unsur zat hara atau bahkan
mikroba, baik yang berfungsi dapat menyuburkan tanah sehingga petumbuhan tumbuhan tersebut menjadi
sangat baik. Dalam hal ini, penelitian yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh
pupuk hasil fermentasi tempe dan nasi basi yang dbandingkan dengan pengaruh air cucian beras dan air biasa
terhadap pertumbuhan kacang tanah (Arachis hypogeal). Selain itu, penelitian ini pun dilakukan bertujuan
untuk mengetahui mikroba pada hasil fermentasi tempe dan nasi basi tersebut sehinga meghasilkan
mikroorganisme lokal (MOL) yang baik bagi tanaman. Hasil yang ditunjukan dari ke 4 perbandigan
pemberian MOL tempe, MOL nasi basi, air cucian beras dan air biasa adalah MOL nasi basi yang paling
efektif dalam menumbuhkan kacang tanah (Arachis hypogea ).
Kata Kunci
: Mikroorganisme Lokal (MOL), Saccharomyces cereviciae, E.coli, Lactobacillus sp,
Rhizopus oryzae
PENDAHULUAN
Mikroorgansme Lokal (MOL)
MOL
(mikroorganisme
lokal)
merupakan kumpulan mikroorganisme yang
bisa diternakkan, yang berfungsi sebagai
starter dalam pembuatan bokasi atau kompos.
Menurut Direktorat Pengelolaan Lahan, MOL
adalah larutan yang terbentuk dari campuran
bahan-bahan alami yang disukai tanaman
sebagai media hidup dan berkembangnya
mikroorganisme. MOL bermanfaat untuk
mempercepat proses penghancuran bahanbahan organik (Juanda, 2011).
Perbanyakan
MOL
sangat
memerlukan air dan bahan yang mengandung
glukosa seperti gula pasir, gula merah, air
kelapa atau batang tebu. Selanjutnya
diperlukan
bahan
yang
mengandung
karbohidrat seperti air cucian beras, limbah
nasi, singkong, dan jagung. Bahan lain yang
digunakan adalah bahan yang mengandung
mikroba pengurainya sudah tinggi seperti
buah-buahan busuk, nasi basi, batang pisang
bahkan bahan organik yang belum busuk pun
bisa dimanfaatkan seperti rebung, sabut
kelapa atau bahan organik lainnya (Mulyono,
2014).
Larutan MOL mengandung unsur hara
makro,
mikro,
dan
mengandung
mikroorganisme yang berpotensi sebagai
perombak bahan organik, perangsang
pertumbuhan, dan agen pengendali hama dan
penyakit tanaman sehingga baik digunakan
sebagai dekomposer, pupuk hayati, dan
pestisida organik.
Faktor-faktor
yang
menentukan
kualitas larutan MOL antara lain media
fermentasi, kadar bahan baku atau substrat,
bentuk dan sifat mikroorganisme yang aktif di
dalam proses fermentasi, pH, temperatur,
lama fermentasi, dan rasio C/N larutan MOL
(Mulyono, 2014).
Kacang Tanah (Arachis hypogea)
Kacang tanah (Arachis hypogaea L.)
adalah tanaman polong-polongan atau legum
anggota suku Fabaceae.Tanaman ini tumbuh
secara perdu setinggi 30 hingga 50 cm dengan
daun-daun kecil tersusun majemuk bersirip
genap,teridiri dari empat anakan daun
berbentuk bulat,oval, agak lancip dan berbulu.
Kacang tanah memilki akar tunggang
dengan akar cabang yang tumbuh diakar
tunggang tersebut. Bunganya berbentuk
seperti kupu-kupu, berwarna kekunngan
mempunyai tangkai yang panjang dan tumbuh
dari ketiak daun. Polong kacang tanah
memilki cangkang yang keras dan berwarna
putih
kecoklatan
setiap
polongnya
mempunyai 1-4 biji (Anonim,2015).
TUJUAN PENELITIAN
Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu
untuk mengetahui seberapa besar pengaruh
MOL yang terbuat dari tempe, nasi basi, dan
air cucian beras terhadap pertumbuhan kacang
tanah (Arachis hypogeal), sera untuk
mengtahui mikroorganisme yangterdapat pada
MOL tersebut.
METODE PENELITIAN
Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian
dilakukan
di
Desa
Muncangela-Kuningan.
Adapun
waktu
penelitian ialah pada tanggal 10 sampai 19
Desember 2016.
Alat dan Bahan
Bahan
yang digunakan dalam
penelitian ini adalah bibit kacang tanah,
tanah, botol bekas, air, tempe, gula merah,
gula pasir, air cucian beras, nasi basi, dan
metilen blue. Sedangkan alat yang digunakan
diantaranya lidi, sendok, gunting, pisau,
talenan, cover glass, objek glass, pipet tetes,
dan mikroskop.
Prosedur Penelitian
Proses Penanaman Kacang Tanah
Biji kacang tanah yang akan ditanam
sebelumnya telah direndam selama satu
malam. Adapun tempat yang akan
digunakannya berupa botol bekas yang telah
digunting dan bagian bawahnya diberi lubang.
Tanah yang telah disiapkan dimasukkan ke
dalam botol. Tanah tersebut kemudian
ditusuk-tusuk menggunakan lidi, sehingga
membentuk lubang untuk ditempatkannya biji
dalam tanah.
Proses Pembuatan Pupuk dari Tempe
Pupuk ini terbuat dari 50 gram tempe,
100 gram gula merah, dan 1 liter air. Tempe
dan gula merah diiris kecil-kecil kemudian
dimasukkan ke dalam botol yang berisi 1 liter
air. Campuran tersebut di kocok sampai
tercampur seluruhnya. Botol yang berisi
pupuk disimpan di tempat yang teduh dengan
tanpa diberi penutup. Pupuk didiamkan
selama 2 hari atau sampai menghasilkan gas
yang menandakan bakteri dalam campuran
tadi telah aktif.
Proses Pembuatan Pupuk dari Nasi Basi
Proses pembuatan pupuk dari nasi basi
diawali dengan memasukkan nasi basi ke
dalam botol hingga mencapai setengah botol.
Kemudian dimasukkan gula pasir sebanyak 6
sendok makan dan 600 ml air. Botol ditutup
dan dikocok hingga semuanya tercampur.
Campuran didiamkan semalaman hingga
keluar bau asam seperti bau tape.
Proses Pembuatan Pupuk dari Air Cucian
Beras
Pembuatan pupuk dari air cucian beras
menggunakan air cucian beras yang pertama,
kemudian air tersebut dimasukkan ke dalam
botol. Botol yang telah ditutup disimpan di
tempat yang teduh, dan diarkan sampai
menghasilkan uap air dan gas.
Pengamatan Pengaruh Pupuk Organik
Cair Pada Tanaman Kacang Tanah
Bibit kacang tanah yang telah ditanam
diberi pupuk cair organik yang berasal dari
nasi basi, tempe, dan air cucian beras. Sebagai
pembanding digunakan pula air. Pupuk
diberikan sebanyak 1 sendok makan setiap
hari pada jam 16.00 WIB. Kemudian diamati
pertumbuhan dari tanaman kacang tersebut
selama 10 hari.
Pengambilan Sampel MOL
Pengambilan sampel untuk analisis
mikroorganisme dilakukan pada hari ke-3
setelah fermentasi dengan mengaduk larutan
MOL terlebih dahulu. Kemudian, sampel
diteteskan pada objek glass. Sampel di tetesi
metilen blue, berfungsi untuk memperjelas
bentuk bakteri pada sampel. Ditutup dengan
cover glass, kemudian preparat diamati di
bawah mikroskop.
HASIL PENELITIAN
Sampel
pH
Spesies Mikroba/Jamur
Air
7
E.coli
Gambar di bawah Mikroskop
Fermentasi nasi basi
4
Saccharomyces cereviciae
Fermentasi tempe
4
Rhizopus oryzae
bakteri EM4
Air cucian beras
5
Khamir
Lactobacillus sp
Tabel 1. Pengamatan pH dan Mikroskopis Bentuk Bakteri dan Kapang Pada Pupuk Cair Organik
Hari ke-1
Hari ke-2
Hari ke-3
Hari ke-4
Hari ke-5
Hari ke-7
Hari ke-8
Hari ke-9
Hari ke-10
Mol tempe
Hari ke-6
Mol nasi basi
Gambar 1. Proses pengamatan kacang tanah ( Arachis hypogea) selama 10 hari yang diberikan MOL tempe, nasi
basi, air tajin dan air biasa, serta mol yang digunakan.
Hari
ke1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Air
Tinggi
(cm)
Jumlah
daun
1
3,5
8,5
11,5
13
15
8
8
12
12
16
Pupuk yang digunakan
Air cucian Beras
Fermentasi Tempe
Tinggi
Jumlah
Tinggi (cm) Jumlah
(cm)
daun
daun
1
5,2
8,9
11,3
12
13,2
4
8
12
12
12
16
1,8
7
9,9
12
12,2
13,2
7
8
8
12
12
12
Fermentasi Nasi Basi
Tinggi (cm) Jumlah
daun
1,3
5.5
10,5
12,5
14
15,5
Tabel 2. Pengamatan pertumbuhan Kacang Tanah ( Arachis hyopogea ) selama 10 hari
PEMBAHASAN
Mikroorganisme Air
Escherichia coli
Kingdom
: Bacteria
Phylum
Order
Family
: Proteobacteria
: Enterobacteriales
: Enterobacteriaceae
8
8
8
12
12
12
Genus
Spesies
: Eschericha
: Escherichia coli
E.coli
berasal
dari
family
Enterobacteriaceae yang berukuran 2,0 – 6,0
μm dan lebar 1,1 – 1,5 μm. Bentuk sel
menyerupai bulat hingga membentuk
sepanjang ukuran filamentous. Adapun E.coli
yang ditemukan berupa coccus yang
diperkirakan jumlahnya banyak. Tidak
ditemukan spora. E. coli merupakan jenis
bakteri Gram negatif. Bersifat aerobik dan
dapat juga aerobik fakultatif. E.coli
merupakan penghuni normal usus, seringkali
menyebabkan infeksi (Anonim, 2011). Selain
itu, E.coli pun dapat ditemukan hidup didalam
air , akan tetapi tidak terdapat pengaruh
apapun pada tanaman, karena sifat air ber-pH
netral yaitu 7.
MOL Nasi Basi
Saccharomyces cereviciae
Kingdom
: Fungi
Phylum
: Ascomycota
Class
: Saccharomycetes
Order
: Saccharomycetales
Family
: Saccharomycetaceae
Genus
: Saccharomyces
Spesies
: Saccharomyces cereviceae
Saccharomyces cereviceae merupakan
fungi mikroskopis bersel tunggal dan tidak
memiliki badan buah, sering disebut sebagai
ragi ataupun khamir. Reproduksinya dengan
membentuk budding atau tunas (Agus, 2011).
Adapun dari hasil yang ditemukan
bahwasannya bentuk dari khamir ialah
beraneka ragam diantaranya basil, coccus dan
tidak beraturan. Khamir Saccharomyces
cereviceae merupakan jenis bakteri Gram
positif yang berfungsi sebagai khamir atau
ragi yang membantu proses pembuatan roti.
Pemakaian ragi dalam adonan sangat berguna
untuk mengembangkan adonan karena terjadi
proses peragian terhadap gula. Selain itu,
Saccharomyces cereviceae ditemukan pada
Nasi basi, yang berfungsi sebagai penghasil
pupuk cair organik atau mikrororganisme
local yang dapat digunakan sebagai nutrisi
untuk tanah dan tanaman (Royaeni, et,all,
2014).
MOL Tempe
Rhizopus oryzae
Kingdom
: Fungi
Divisio
Class
Ordo
Family
Genus
Spesies
: Zygomycota
: Zygomycetes
: Murocales
: Mucoraceae
: Rhizopus
: Rhizopus oryzae
Hasil
pengamatan
menunjukkan
adanya kapang berupa Rhizopus oryzae yang
berbentuk filamen menumpuk. Rhizopus ini
merupakan
mikroba
heterofermentatif.
Adanya Rhizopus menyebabkan timbulnya
bau pada saat proses fermentasi sehingga pHnya menurun menjadi 4. Selain itu, terdapat
bakteri berbentuk monobasil dan diplobasil
yang merupakan bakteri EM4 yang berfungsi
sebagai pembenah tanah maupun sumber
nutrisi bagi tanaman. Bakteri tersebut dapat
menguraikan senyawa dalam tempe menjadi
C-organik, sehingga dapat dimanfaatkan oleh
bakteri asam laktat sebagai sumber energi dan
bila diberikan pada tanah maka akan menjadi
tambahan zat organik tanah yang nantinya
akan dimanfaatkan oleh mikroflora tanah dan
memberi dampak positif bagi pertumbuhan
tanaman tersebut (Adiprakoso, 2012).
MOL Air cucian beras
Lactobacillus sp
Kingdom
: Bacteria
Divisi
: Firmicutes
Class
: Bacilli
Ordo
: Lactobacillales
Family
: Lactobacillaceae
Genus
: Lactobacillus
Spesies
: Lactobacillus sp
Hasil pengamatan pada air cucian beras
yang telah difermentasi menunjukkan adanya
bau asam yang disebabkan oleh khamir pada
proses fermentasinya, sehingga menurunkan
pH hingga 4. Khamir tersebut memiliki
kemampuan untuk membentuk zat-zat anti
bakteri dan bermanfaat bagi pertumbuhan
tanaman yang berasal dari asam-asam amino
dan gula yang dikeluarkan oleh bakteri. Zatzat bioaktif seperti hormon dan enzim yang
dihasilkan oleh khamir meningkatkan jumlah
sel aktif dan perkembangan akar (Anonim,
1996). Selain itu, ditemukan pula adanya
bakteri berbentuk bacil yang membentuk rantai
panjang berwarna ungu. Bakteri tersebut
merupakan Lactobacillus sp.
Lactobacillus sp adalah bakteri Grampositif,
anaerobik
fakultatif
atau
mikroaerofilik. Dalam bidang pertanian,
Lactobacillus
sp
berikatan
dengan
Pseudomonas fluorescens yang berperan
dalam pengendalian petogen penyebab
penyakit karat dan memicu pertumbuhan
tanaman. P. fluorescens sangat berperan
dalam pengendalian patogen penyebab
penyakit karat dan pemicu pertumbuhan
tanaman (Anonim, 2011).
Pengaruh masing-masing MOL terhadap
pertumbuhan Kacang Tanah (Arachis
hypogeal)
MOL
(mikroorganisme
lokal)
merupakan kumpulan mikroorganisme yang
bisa
diternakkan.
Perbanyakan
MOL
memerlukan air dan bahan yang mengandung
glukosa seperti gula pasir, gula merah. Dan
tentunya diperlukan bahan yang mengandung
karbohidrat seperti air cucian beras, limbah
nasi, ubi dan bahan yang mengandung
kandungan mikroba pengurainya tinggi
(Mulyono, 2014). Adapun yang digunakan
dalam penelitian ini adalah tempe, nasi basi
dan air cucian beras. Dan terdapat pula air
sebagi pembanding diantara ke-3nya.
Secara lebih lengkap MOL hasil
fermentasi pada dasarnya dapat digunakan
sebagai kebutuhan yang lain, yaitu seperti
pupuk cair, stater dalam pembuatan kompos,
campuran pakan ternak, penghilang bau pada
kotoran ternak, dan zat perangsang tumbuh.
Dalam hal MOL yang digunakan difungsikan
sebagai pupuk cair yang dapat merangsang
percepatan tumbuh dan kembang dari Kacang
Tanah (Arachis hypogeal).
Hasil
yang
diperoleh
selama
pengamatan 10 hari menunjukan bahwasanya
dari ke-4 kacang tanah tersebut , pertumbuhan
pada kacang tanah paling efektif pada Mol
Nasi basi dengan mencapai ketinggian akhir
yaitu 15, 5 cm dan perkembangan kacang
tanah yang paling dominan pada Mol air
cucian beras dengan jumlah daun pada akhir
pengamatan yaitu 16 helai.
SIMPULAN
Mikroorganisme lokal (MOL) yang
digunakan dalam penelitian ini difungsikan
sebagai pupuk cair organik bagi tanaman
kacang tanah. Yang mana MOL yang
digunakan berupa tempe yang dialamnya
terdapat mikroorganisme berupa Rhizopus
oryzae dan bakteri EM4, nasi basi terdapat
Saccharomyces cereviciae, dan air cucian
beras terdapat khamir dan Lactobacillus sp
Hasil dari aplikasi MOL tersebut menunjukan
pertumbuhan dan perkembangan yang efektif
bagi kacang tanah selama 10 hari penelitian.
Referensi
Adiprakoso, David. 2012. Pembuatan Pupuk
Organik Cair Dan Tepung Pakan
Ayam
Dari
Limbah
Tempe
Menggunakan Bioaktivator EM4.
Depok: UI.
Agus,
2011.
Peranan
jamur
ragi
Saccharomyces ceeviciae [Online]
https://aguskrisnoblog.wordpress.com/
2011/12/27/peranan-jamur-ragisaccharomyces-cerevisiae-sebagaifermentasi-roti/ (20 desember 2016).
Juanda, Irfan, dan Nurdiana,2011. “Pengaruh
Metode Dan Lama Fermentasi
Terhadap Mutu Mol (Mikroorganisme
Lokal)”. Jurnal Floratek. 6,140 – 143.
Mulyono. 2014. Membuat Mol dan Kompos
dari Sampah Rumah Tangga-cetakan
1. Jakarta : Agromedia Pustaka.
Royanie, et,all, 2014. Pengaruh Penggunaan
Bioaktivator Mol Nasi dan Mol Tapai
Terhadap Lama Waktu Pengomposan
Sampah Organik pada Tingkat Rumah
Tangga. Issn : 1412-3746 vol.13, No.1
Anonim, 2011. Karakteristik E.coli. [Online]
http://tibylovablue.blogspot.co.id/201
1/04/karakteristik-ecoli-escherichiacoli.html (20 Desember 2016).
Anonim, 2015. Klasifikasi dan Morfologi
kacang tanah.
[Online]
www.
Materipertanian.com/klasifikasi-danciri-ciri-morfologi-kacang-tanah. (20
Desember 2016)
Anonim. 1996. Penggunaan EM Bagi NegaraNegara Asia Pasific Agriculture
Network
(APNAN).
Jakarta:
Departemen
Pertanian
Badan
Pendidikan dan Latihan Pertanian.
Anonym. (2011). Kandungan Air Cucian
Beras
[Online]:
http://www.gagaspertanian.com/2011/
10/ diakses pada tanggal 19 Desember
2016.
BERAS TERHADAP PERTUMBUHAN KACANG TANAH (Arachis hypogea )
Laeli Fauziyah1, Nadya Listyanti Hasan2
Jurusan Tadris IPA-Biologi A Semester V Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Syekh Nurjati
Cirebon
ABSTRAK
Tumbuhan merupakan makhluk hidup yang berperan penting bagi keseimbangan bumi. Oleh karena
itu, sangat dibutuhkan sebuah nutrisi yang dapat membuat tumbuhan tersebut dapat tumbuh dengan baik.
Berangkat dari hal ini, tentunya dibutuhkan nutrisi yang mengandung unsur-unsur zat hara atau bahkan
mikroba, baik yang berfungsi dapat menyuburkan tanah sehingga petumbuhan tumbuhan tersebut menjadi
sangat baik. Dalam hal ini, penelitian yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh
pupuk hasil fermentasi tempe dan nasi basi yang dbandingkan dengan pengaruh air cucian beras dan air biasa
terhadap pertumbuhan kacang tanah (Arachis hypogeal). Selain itu, penelitian ini pun dilakukan bertujuan
untuk mengetahui mikroba pada hasil fermentasi tempe dan nasi basi tersebut sehinga meghasilkan
mikroorganisme lokal (MOL) yang baik bagi tanaman. Hasil yang ditunjukan dari ke 4 perbandigan
pemberian MOL tempe, MOL nasi basi, air cucian beras dan air biasa adalah MOL nasi basi yang paling
efektif dalam menumbuhkan kacang tanah (Arachis hypogea ).
Kata Kunci
: Mikroorganisme Lokal (MOL), Saccharomyces cereviciae, E.coli, Lactobacillus sp,
Rhizopus oryzae
PENDAHULUAN
Mikroorgansme Lokal (MOL)
MOL
(mikroorganisme
lokal)
merupakan kumpulan mikroorganisme yang
bisa diternakkan, yang berfungsi sebagai
starter dalam pembuatan bokasi atau kompos.
Menurut Direktorat Pengelolaan Lahan, MOL
adalah larutan yang terbentuk dari campuran
bahan-bahan alami yang disukai tanaman
sebagai media hidup dan berkembangnya
mikroorganisme. MOL bermanfaat untuk
mempercepat proses penghancuran bahanbahan organik (Juanda, 2011).
Perbanyakan
MOL
sangat
memerlukan air dan bahan yang mengandung
glukosa seperti gula pasir, gula merah, air
kelapa atau batang tebu. Selanjutnya
diperlukan
bahan
yang
mengandung
karbohidrat seperti air cucian beras, limbah
nasi, singkong, dan jagung. Bahan lain yang
digunakan adalah bahan yang mengandung
mikroba pengurainya sudah tinggi seperti
buah-buahan busuk, nasi basi, batang pisang
bahkan bahan organik yang belum busuk pun
bisa dimanfaatkan seperti rebung, sabut
kelapa atau bahan organik lainnya (Mulyono,
2014).
Larutan MOL mengandung unsur hara
makro,
mikro,
dan
mengandung
mikroorganisme yang berpotensi sebagai
perombak bahan organik, perangsang
pertumbuhan, dan agen pengendali hama dan
penyakit tanaman sehingga baik digunakan
sebagai dekomposer, pupuk hayati, dan
pestisida organik.
Faktor-faktor
yang
menentukan
kualitas larutan MOL antara lain media
fermentasi, kadar bahan baku atau substrat,
bentuk dan sifat mikroorganisme yang aktif di
dalam proses fermentasi, pH, temperatur,
lama fermentasi, dan rasio C/N larutan MOL
(Mulyono, 2014).
Kacang Tanah (Arachis hypogea)
Kacang tanah (Arachis hypogaea L.)
adalah tanaman polong-polongan atau legum
anggota suku Fabaceae.Tanaman ini tumbuh
secara perdu setinggi 30 hingga 50 cm dengan
daun-daun kecil tersusun majemuk bersirip
genap,teridiri dari empat anakan daun
berbentuk bulat,oval, agak lancip dan berbulu.
Kacang tanah memilki akar tunggang
dengan akar cabang yang tumbuh diakar
tunggang tersebut. Bunganya berbentuk
seperti kupu-kupu, berwarna kekunngan
mempunyai tangkai yang panjang dan tumbuh
dari ketiak daun. Polong kacang tanah
memilki cangkang yang keras dan berwarna
putih
kecoklatan
setiap
polongnya
mempunyai 1-4 biji (Anonim,2015).
TUJUAN PENELITIAN
Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu
untuk mengetahui seberapa besar pengaruh
MOL yang terbuat dari tempe, nasi basi, dan
air cucian beras terhadap pertumbuhan kacang
tanah (Arachis hypogeal), sera untuk
mengtahui mikroorganisme yangterdapat pada
MOL tersebut.
METODE PENELITIAN
Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian
dilakukan
di
Desa
Muncangela-Kuningan.
Adapun
waktu
penelitian ialah pada tanggal 10 sampai 19
Desember 2016.
Alat dan Bahan
Bahan
yang digunakan dalam
penelitian ini adalah bibit kacang tanah,
tanah, botol bekas, air, tempe, gula merah,
gula pasir, air cucian beras, nasi basi, dan
metilen blue. Sedangkan alat yang digunakan
diantaranya lidi, sendok, gunting, pisau,
talenan, cover glass, objek glass, pipet tetes,
dan mikroskop.
Prosedur Penelitian
Proses Penanaman Kacang Tanah
Biji kacang tanah yang akan ditanam
sebelumnya telah direndam selama satu
malam. Adapun tempat yang akan
digunakannya berupa botol bekas yang telah
digunting dan bagian bawahnya diberi lubang.
Tanah yang telah disiapkan dimasukkan ke
dalam botol. Tanah tersebut kemudian
ditusuk-tusuk menggunakan lidi, sehingga
membentuk lubang untuk ditempatkannya biji
dalam tanah.
Proses Pembuatan Pupuk dari Tempe
Pupuk ini terbuat dari 50 gram tempe,
100 gram gula merah, dan 1 liter air. Tempe
dan gula merah diiris kecil-kecil kemudian
dimasukkan ke dalam botol yang berisi 1 liter
air. Campuran tersebut di kocok sampai
tercampur seluruhnya. Botol yang berisi
pupuk disimpan di tempat yang teduh dengan
tanpa diberi penutup. Pupuk didiamkan
selama 2 hari atau sampai menghasilkan gas
yang menandakan bakteri dalam campuran
tadi telah aktif.
Proses Pembuatan Pupuk dari Nasi Basi
Proses pembuatan pupuk dari nasi basi
diawali dengan memasukkan nasi basi ke
dalam botol hingga mencapai setengah botol.
Kemudian dimasukkan gula pasir sebanyak 6
sendok makan dan 600 ml air. Botol ditutup
dan dikocok hingga semuanya tercampur.
Campuran didiamkan semalaman hingga
keluar bau asam seperti bau tape.
Proses Pembuatan Pupuk dari Air Cucian
Beras
Pembuatan pupuk dari air cucian beras
menggunakan air cucian beras yang pertama,
kemudian air tersebut dimasukkan ke dalam
botol. Botol yang telah ditutup disimpan di
tempat yang teduh, dan diarkan sampai
menghasilkan uap air dan gas.
Pengamatan Pengaruh Pupuk Organik
Cair Pada Tanaman Kacang Tanah
Bibit kacang tanah yang telah ditanam
diberi pupuk cair organik yang berasal dari
nasi basi, tempe, dan air cucian beras. Sebagai
pembanding digunakan pula air. Pupuk
diberikan sebanyak 1 sendok makan setiap
hari pada jam 16.00 WIB. Kemudian diamati
pertumbuhan dari tanaman kacang tersebut
selama 10 hari.
Pengambilan Sampel MOL
Pengambilan sampel untuk analisis
mikroorganisme dilakukan pada hari ke-3
setelah fermentasi dengan mengaduk larutan
MOL terlebih dahulu. Kemudian, sampel
diteteskan pada objek glass. Sampel di tetesi
metilen blue, berfungsi untuk memperjelas
bentuk bakteri pada sampel. Ditutup dengan
cover glass, kemudian preparat diamati di
bawah mikroskop.
HASIL PENELITIAN
Sampel
pH
Spesies Mikroba/Jamur
Air
7
E.coli
Gambar di bawah Mikroskop
Fermentasi nasi basi
4
Saccharomyces cereviciae
Fermentasi tempe
4
Rhizopus oryzae
bakteri EM4
Air cucian beras
5
Khamir
Lactobacillus sp
Tabel 1. Pengamatan pH dan Mikroskopis Bentuk Bakteri dan Kapang Pada Pupuk Cair Organik
Hari ke-1
Hari ke-2
Hari ke-3
Hari ke-4
Hari ke-5
Hari ke-7
Hari ke-8
Hari ke-9
Hari ke-10
Mol tempe
Hari ke-6
Mol nasi basi
Gambar 1. Proses pengamatan kacang tanah ( Arachis hypogea) selama 10 hari yang diberikan MOL tempe, nasi
basi, air tajin dan air biasa, serta mol yang digunakan.
Hari
ke1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Air
Tinggi
(cm)
Jumlah
daun
1
3,5
8,5
11,5
13
15
8
8
12
12
16
Pupuk yang digunakan
Air cucian Beras
Fermentasi Tempe
Tinggi
Jumlah
Tinggi (cm) Jumlah
(cm)
daun
daun
1
5,2
8,9
11,3
12
13,2
4
8
12
12
12
16
1,8
7
9,9
12
12,2
13,2
7
8
8
12
12
12
Fermentasi Nasi Basi
Tinggi (cm) Jumlah
daun
1,3
5.5
10,5
12,5
14
15,5
Tabel 2. Pengamatan pertumbuhan Kacang Tanah ( Arachis hyopogea ) selama 10 hari
PEMBAHASAN
Mikroorganisme Air
Escherichia coli
Kingdom
: Bacteria
Phylum
Order
Family
: Proteobacteria
: Enterobacteriales
: Enterobacteriaceae
8
8
8
12
12
12
Genus
Spesies
: Eschericha
: Escherichia coli
E.coli
berasal
dari
family
Enterobacteriaceae yang berukuran 2,0 – 6,0
μm dan lebar 1,1 – 1,5 μm. Bentuk sel
menyerupai bulat hingga membentuk
sepanjang ukuran filamentous. Adapun E.coli
yang ditemukan berupa coccus yang
diperkirakan jumlahnya banyak. Tidak
ditemukan spora. E. coli merupakan jenis
bakteri Gram negatif. Bersifat aerobik dan
dapat juga aerobik fakultatif. E.coli
merupakan penghuni normal usus, seringkali
menyebabkan infeksi (Anonim, 2011). Selain
itu, E.coli pun dapat ditemukan hidup didalam
air , akan tetapi tidak terdapat pengaruh
apapun pada tanaman, karena sifat air ber-pH
netral yaitu 7.
MOL Nasi Basi
Saccharomyces cereviciae
Kingdom
: Fungi
Phylum
: Ascomycota
Class
: Saccharomycetes
Order
: Saccharomycetales
Family
: Saccharomycetaceae
Genus
: Saccharomyces
Spesies
: Saccharomyces cereviceae
Saccharomyces cereviceae merupakan
fungi mikroskopis bersel tunggal dan tidak
memiliki badan buah, sering disebut sebagai
ragi ataupun khamir. Reproduksinya dengan
membentuk budding atau tunas (Agus, 2011).
Adapun dari hasil yang ditemukan
bahwasannya bentuk dari khamir ialah
beraneka ragam diantaranya basil, coccus dan
tidak beraturan. Khamir Saccharomyces
cereviceae merupakan jenis bakteri Gram
positif yang berfungsi sebagai khamir atau
ragi yang membantu proses pembuatan roti.
Pemakaian ragi dalam adonan sangat berguna
untuk mengembangkan adonan karena terjadi
proses peragian terhadap gula. Selain itu,
Saccharomyces cereviceae ditemukan pada
Nasi basi, yang berfungsi sebagai penghasil
pupuk cair organik atau mikrororganisme
local yang dapat digunakan sebagai nutrisi
untuk tanah dan tanaman (Royaeni, et,all,
2014).
MOL Tempe
Rhizopus oryzae
Kingdom
: Fungi
Divisio
Class
Ordo
Family
Genus
Spesies
: Zygomycota
: Zygomycetes
: Murocales
: Mucoraceae
: Rhizopus
: Rhizopus oryzae
Hasil
pengamatan
menunjukkan
adanya kapang berupa Rhizopus oryzae yang
berbentuk filamen menumpuk. Rhizopus ini
merupakan
mikroba
heterofermentatif.
Adanya Rhizopus menyebabkan timbulnya
bau pada saat proses fermentasi sehingga pHnya menurun menjadi 4. Selain itu, terdapat
bakteri berbentuk monobasil dan diplobasil
yang merupakan bakteri EM4 yang berfungsi
sebagai pembenah tanah maupun sumber
nutrisi bagi tanaman. Bakteri tersebut dapat
menguraikan senyawa dalam tempe menjadi
C-organik, sehingga dapat dimanfaatkan oleh
bakteri asam laktat sebagai sumber energi dan
bila diberikan pada tanah maka akan menjadi
tambahan zat organik tanah yang nantinya
akan dimanfaatkan oleh mikroflora tanah dan
memberi dampak positif bagi pertumbuhan
tanaman tersebut (Adiprakoso, 2012).
MOL Air cucian beras
Lactobacillus sp
Kingdom
: Bacteria
Divisi
: Firmicutes
Class
: Bacilli
Ordo
: Lactobacillales
Family
: Lactobacillaceae
Genus
: Lactobacillus
Spesies
: Lactobacillus sp
Hasil pengamatan pada air cucian beras
yang telah difermentasi menunjukkan adanya
bau asam yang disebabkan oleh khamir pada
proses fermentasinya, sehingga menurunkan
pH hingga 4. Khamir tersebut memiliki
kemampuan untuk membentuk zat-zat anti
bakteri dan bermanfaat bagi pertumbuhan
tanaman yang berasal dari asam-asam amino
dan gula yang dikeluarkan oleh bakteri. Zatzat bioaktif seperti hormon dan enzim yang
dihasilkan oleh khamir meningkatkan jumlah
sel aktif dan perkembangan akar (Anonim,
1996). Selain itu, ditemukan pula adanya
bakteri berbentuk bacil yang membentuk rantai
panjang berwarna ungu. Bakteri tersebut
merupakan Lactobacillus sp.
Lactobacillus sp adalah bakteri Grampositif,
anaerobik
fakultatif
atau
mikroaerofilik. Dalam bidang pertanian,
Lactobacillus
sp
berikatan
dengan
Pseudomonas fluorescens yang berperan
dalam pengendalian petogen penyebab
penyakit karat dan memicu pertumbuhan
tanaman. P. fluorescens sangat berperan
dalam pengendalian patogen penyebab
penyakit karat dan pemicu pertumbuhan
tanaman (Anonim, 2011).
Pengaruh masing-masing MOL terhadap
pertumbuhan Kacang Tanah (Arachis
hypogeal)
MOL
(mikroorganisme
lokal)
merupakan kumpulan mikroorganisme yang
bisa
diternakkan.
Perbanyakan
MOL
memerlukan air dan bahan yang mengandung
glukosa seperti gula pasir, gula merah. Dan
tentunya diperlukan bahan yang mengandung
karbohidrat seperti air cucian beras, limbah
nasi, ubi dan bahan yang mengandung
kandungan mikroba pengurainya tinggi
(Mulyono, 2014). Adapun yang digunakan
dalam penelitian ini adalah tempe, nasi basi
dan air cucian beras. Dan terdapat pula air
sebagi pembanding diantara ke-3nya.
Secara lebih lengkap MOL hasil
fermentasi pada dasarnya dapat digunakan
sebagai kebutuhan yang lain, yaitu seperti
pupuk cair, stater dalam pembuatan kompos,
campuran pakan ternak, penghilang bau pada
kotoran ternak, dan zat perangsang tumbuh.
Dalam hal MOL yang digunakan difungsikan
sebagai pupuk cair yang dapat merangsang
percepatan tumbuh dan kembang dari Kacang
Tanah (Arachis hypogeal).
Hasil
yang
diperoleh
selama
pengamatan 10 hari menunjukan bahwasanya
dari ke-4 kacang tanah tersebut , pertumbuhan
pada kacang tanah paling efektif pada Mol
Nasi basi dengan mencapai ketinggian akhir
yaitu 15, 5 cm dan perkembangan kacang
tanah yang paling dominan pada Mol air
cucian beras dengan jumlah daun pada akhir
pengamatan yaitu 16 helai.
SIMPULAN
Mikroorganisme lokal (MOL) yang
digunakan dalam penelitian ini difungsikan
sebagai pupuk cair organik bagi tanaman
kacang tanah. Yang mana MOL yang
digunakan berupa tempe yang dialamnya
terdapat mikroorganisme berupa Rhizopus
oryzae dan bakteri EM4, nasi basi terdapat
Saccharomyces cereviciae, dan air cucian
beras terdapat khamir dan Lactobacillus sp
Hasil dari aplikasi MOL tersebut menunjukan
pertumbuhan dan perkembangan yang efektif
bagi kacang tanah selama 10 hari penelitian.
Referensi
Adiprakoso, David. 2012. Pembuatan Pupuk
Organik Cair Dan Tepung Pakan
Ayam
Dari
Limbah
Tempe
Menggunakan Bioaktivator EM4.
Depok: UI.
Agus,
2011.
Peranan
jamur
ragi
Saccharomyces ceeviciae [Online]
https://aguskrisnoblog.wordpress.com/
2011/12/27/peranan-jamur-ragisaccharomyces-cerevisiae-sebagaifermentasi-roti/ (20 desember 2016).
Juanda, Irfan, dan Nurdiana,2011. “Pengaruh
Metode Dan Lama Fermentasi
Terhadap Mutu Mol (Mikroorganisme
Lokal)”. Jurnal Floratek. 6,140 – 143.
Mulyono. 2014. Membuat Mol dan Kompos
dari Sampah Rumah Tangga-cetakan
1. Jakarta : Agromedia Pustaka.
Royanie, et,all, 2014. Pengaruh Penggunaan
Bioaktivator Mol Nasi dan Mol Tapai
Terhadap Lama Waktu Pengomposan
Sampah Organik pada Tingkat Rumah
Tangga. Issn : 1412-3746 vol.13, No.1
Anonim, 2011. Karakteristik E.coli. [Online]
http://tibylovablue.blogspot.co.id/201
1/04/karakteristik-ecoli-escherichiacoli.html (20 Desember 2016).
Anonim, 2015. Klasifikasi dan Morfologi
kacang tanah.
[Online]
www.
Materipertanian.com/klasifikasi-danciri-ciri-morfologi-kacang-tanah. (20
Desember 2016)
Anonim. 1996. Penggunaan EM Bagi NegaraNegara Asia Pasific Agriculture
Network
(APNAN).
Jakarta:
Departemen
Pertanian
Badan
Pendidikan dan Latihan Pertanian.
Anonym. (2011). Kandungan Air Cucian
Beras
[Online]:
http://www.gagaspertanian.com/2011/
10/ diakses pada tanggal 19 Desember
2016.