PENGARUH ORIENTASI BANGUNAN TERHADAP KEN

PENGARUH ORIENTASI BANGUNAN TERHADAP KENYAMANAN TERMAL
PADA PERUMAHAN DI BANDUNG
OBJEK STUDI : RUMAH SUDUT, TIPE CAMRY, BLOK E DAN BLOK D, GRAND SHARON RESIDENCE

Oleh
Kiki Putri Amelia
NPM : 2009420040
Mahasiswi S1 Jurusan Arsitektur Universitas Katolik Parahyangan

Abstract
Housing is a human basic needs. As an architect, it is required a skill to design the building structure in
order to achieve thermal convenience from certain standards. Sun radiation rate is a natural factor that can not be
avoided to enter into a building.
The object of this research is corner houses at Block D and Block E Grand Sharon Residence, located in
East Bandung. The developer, generally, build the house typically similar without noticing the building
orientation. It becomes questionsable to condut the research due to the radiation intensity level that has
differences in orientation and influences from sun movement in a year.
The research is a decriptive evaluative using evaluation method through quantitative and qualitative
approaches. The research was conducted when the house still empty and unhabited. Qualitative approach
includes data collection through observation and measurement by WBGT and Anemometer and was calculated
with CET/ET, Nomogram, then compared with the literature studies. To strengthen the research, a simulation

was done used Ecotech Analysis from Autodesk, to find out sun movement distribution during a year.
Meanwhile, the quantitative approach was done through literature studies from Lencher, Olgyay, Lippsmeier,
etc.
The result of the research shows that the thermal convenience in each analyzed unit isn’t optimal as
well. While the comparison result shows that units where have north-west orientation has the most incovenience
thermal rate in accordance to other units. Months with highest temperature are September and March, where the
sun is located in the middle of equator line.
Keywords : orientation, thermal convenience, sun radiation

Abstrak
Rumah merupakan kebutuhan manusia yang paling dasar. Dan sebagai perancang diperlukan
pengetahuan untuk merancang bangunan untuk mencapai kenyamanan termal dari standar yang ditentukan.
Tingkat intensitas radiasi matahari merupakan faktor alam yang tidak dapat dihindari untuk masuk ke dalam
sebuah bangunan.
Objek penelitian ini adalah rumah sudut, di blok D dan E Grand Sharon Residence, yang terletak
dikawasan Bandung Timur. Pihak developer umumnya merancang sebuah bangunan dengan tipe yang sama
tanpa melihat orientasi bangunan tersebut. Hal ini menarik untuk diteliti, karena tingkat intensitas pancaran
radiasi memiliki perbedaan dari hal orientasi dan juga terdapat pengaruh dari pergerakan matahari dalam
setahun.
BERKALA ILMIAH NARASI ARSITEKTUR


 Volume 1  Nomor 1  Mei 2013

1

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif evaluatif dengan metode evaluasi, melalui pendekatan
kuantitatif dan kualitatif. Penelitian dilakukan pada saat rumah tersebut kosong dan tidak berpenghuni.
Pendekatan kuantitatif mencakup pengumpulan data melalui observasi dan pengukuran lapangan menggunakan
WBGT dan Anemometer, hasil pengukuran kemudian diolah dengan CET/ET Nomogram dan dibandingkan
dengan standar yang didapat dari hasil studi pustaka. Untuk memperkuat hasil penelitian, dilakukan simulasi
dengan penggunaan program Ecotech Analysis dari Autodesk, untuk mengetahui distribusi pergerakan matahari
sepanjang tahun. Sementara pendekatan kualitatif dilakukan melalui studi literatur pada buku Lencher, Olgyay,
Lippsmeier, dan sebagainya.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan diperoleh bahwa kesimpulan bahwa kenyamanan termal,
pada masing-masing unit yang dianalisis masih belum optimal. Dan hasil perbandingan diperoleh bahwa unit
yang memiliki orientasi utara-barat merupakan unit yang tingkat ketidaknyamananya paling tinggi dibandingkan
dengan yang lain. Dan bulan terpanas pada orientasi ini adalah bulan September dan Maret, dimana matahari
terletak di tengah garis khatulistiwa.
Kata-kata kunci : orientasi, kenyamanan termal, rumah tipikal


1. Pendahuluan
Manusia membutuhkan tempat untuk berteduh dan beristirahat dari kegiatan sehari-hari yang
dilakukan. Manusia membutuhkan ruang privasi dimana hanya dirinya bisa melakukan apa pun
tanpa takut akan merasa tidak nyaman. Ruang privasi tersebut umumnya dilengkapi oleh
kebutuhan-kebutuhan dasar manusia untuk menjalani kehidupannya sehari-hari.
Misalnya dengan pengaruh orientasi pada bangunan terhadap radiasi matahari sehingga
mengakibatkan perbedaan temperatur udara dalam bangunan, yang tentunya akan berpengaruh
terhadap kenyamanan termal.
Matahari bergerak sepanjang tahun. Hal ini berpengaruh terhadap perletakan masa terhadap
elemen bukaan. Sebaiknya pada iklim tropis, masa bangunan dirancang sebaiknya memanjang ke
arah barat dan timur untuk menghindari cahaya matahari langsung. Bukaan dominan terdapat pada
arah utara dan selatan sehingga dapat menghindari intensitas radiasi matahari pada barat dan timur
yang lebih dominan.
Perumahan real estate atau perumahan tipikal adalah perumahan yang memiliki tipe yang
sejenis dalam berupa blok. Rumah-rumah tersebut disusun berderet menyesuaikan dengan
masterplan yang ada dengan penkanan pada jumlah kuantitas unit. Umumnya pengembang tidak
memperhatikan orientasi dari masing-masing unit rumahnya, pada tipe yang sama. Faktor orientasi
yang berpengaruh terhadap kenyamanan termal tidak dijadikan pertimbangan utama dalam
merancang. Sedangkan kenyamanan dalam sebuah rumah penting adanya, mengingat rumah
merupakan wadah bagi manusia untuk tinggal dan yang terpenting merupakan tempat privasi yang

tidak terbatas waktu penggunaannya.
Pengaruh orientasi ini sangat mempengaruhi kualitas kenyamanan termal yang ada pada
masing-masing unit, terutama pada rumah sudut yang memiliki 2 sisi terpapar radiasi matahari
Pengaruh Orientasi Bangunan Terhadap Kenyamanan Termal Pada Perumahan di Bandung
Objek Studi: Rumah Sudut, Tipe Camry, Blok D dan Blok E, Grand Sharon Residence

Kiki Putri Amelia

2

langsung. Penyikapan khusus pada masing-masing unit orientasi yang berbeda akan dapat dicapai
kondisi ruang yang dapat mencapai zona nyaman.
Berdasarkan latar belakang diatas didapat pertanyaan penelitian sebagai berikut:
Orientasi bangunan secara umum, ditujukan untuk menempatkan posisi bagunan sesuai
dengan potensi-potensi dan menghindari sisi negatif yang ada pada kondisi iklim dan lingkungan
tersebut, untuk daerah tropis lembap orientasi bangunan diutamakan untuk mengantisipasi
pengaruh sinar matahari yang berlebihan.
Padahal dengan orientasi yang berbeda tingkat intensitas radiasi matahari yang masuk akan
berbeda-beda, mempengaruhi kenyamanan termal pada ruang masing-masing unit. Selain
intensitas sinar matahari yang masuk, akibat perbedaan orientasi juga


membedakan arah

bangunan yang ideal dan tidak ideal terhadap arah angin.
Dari rumusan permasalah di atas, maka pertanyaan dalam penelitian ini adalah:


Sejauh manakah pengaruh orientasi terhadap kenyamanan termal pada rumah sudut
perumahan tipikal?



Upaya apa yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kenyamanan termal yang ada?

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:


Mengetahui perbedaan kenyamanan termal pada ruang yang 2 sisi luar terpapar radisi
matahari langsung di 4 rumah sudut yang berbeda orientasinya.




Memberikan solusi desain untuk meningkatkan kenyamanan termal pada setiap ruang pada
tiap unit dengan kondisi serupa

Adapun manfaat dari penelitian, diantaranya adalah sebagai berikut :


Menambah wawasan dan pengetahuan sebagai fungsi dalam proses belajar.



Bagi pihak developer untuk mengetahui tindakan atau solusi sesuai untuk mendukung
kenyamanan pada ruang yang memiliki orientasi berbeda, tetapi memiliki tipe yang sama.
Objek Studi yang dipilih adalah rumah sudut yang
merupakan bagian dari perumahan Grand Sharon
Residence, yang terletak pada Blok

D dan E,


objek studi merupakan 4 rumah yang berbeda,
tetapi tipe sama dan memiliki orientasi yang
berbeda satu sama lain. Objek dipilih karena
mewakili permasalahan yang ada, diantaranya:
Figur 1
Letak Objek Penelitian



Secara desain ke 4 rumah ini merupakan
tipe yang sama, tetapi memiliki orientasi

yang berbeda-beda, sehingga menarik untuk diteliti tingkat kenyamanan termal ruang yang
terletak di sudut, memiliki 2 sisi yang terpapar radiasi matahari langsung.
BERKALA ILMIAH NARASI ARSITEKTUR

 Volume 1  Nomor 1  Mei 2013

3


Lingkup batasan studi dari penelitian ini adalah tingkat kenyamanan ruang tidur yang memiliki 2 sisi
yang terpapar radiasi matahari langsung pada rumah sudut, tipe Camry, Blok E dan Blok D Grand
Sharon Residence.

2.

Studi Literatur
Tiga faktor utama sangat menentukan bagi perletakan bangunan yang tepat (Georg. Lippsmeier,
Bangunan Tropis, 1994), yakni:
1. Radiasi matahari dan tindakan perlindungan
2. Arah dan kekuatan angin
3. Topografi
Orientasi bangunan harus sesuai dengan faktor-faktor lain, agar memperoleh keuntungan yang

sebanyak-banyaknya dari rancangan pemanasan dan penyejukan alami (James C. Synder, Antony J.
Catanese, Introduction to Architecture, alih bahasa Pengantar Arsitektur Ir. Hendro Sangkoyo, 1995).
Dikenal juga arsitektur “Bio Climate”, yang memiliki arti arsitektur yang mempertimbangkan
masalah iklim dengan asitektur. Arsitektur “Bio Climate” merupakan arsitektur yang mengeksplorasi
potensi alam khususnya iklim tropis setempat sesuai dengan karakter bangunan. Pendekatan rancangan
mengacu pada iklim setempat yang melalui pertimbangan-pertimbangan dan tentunya tidak terlepas

dari tujuan akhir.
Menurut Maxwell dan Jane (Fry and Drew,1956), iklim dapat
mempengaruhi manusia dan bangunan. Indonesia yang berada pada
daerah iklim tropis lembap memiliki karakteristik yakni:


Tingginya kelembapan pada tapak



Tanah yang basah dan muka air yang tinggi



Gerakan udara yang lambat dan curah hujan yang tinggi



Resiko korosi yang tinggi pada bahan logam (wilayah
pantai)




Beriklim muson



Kelembapan tinggi

Dapat disimpulkan, bahwa bangunan di daerah tropis lembap
harus tidak menyerap air, tahan terhadap korosi, dan semaksimal
mungkin memanfaakan ventilasi silang untuk menurunkan kadar
kelebapan. Dan penggunaan material khusus yang menunjang iklim
tropis hangat lembap.
Figur 2
Pengaruh Halaman dan Orientasi
Tehadap Pembayangan
(digambar ulang dari Nick

Menurut Lippsmeier,1994 salah satu bangunan yang

memiliki fungsi penting adalah dinding. Dinding bangunan
memiliki fungsi sebagai stabilitas bangunan, perlindungan terhadap

Pengaruh Orientasi Bangunan Terhadap Kenyamanan Termal Pada Perumahan di Bandung
Objek Studi: Rumah Sudut, Tipe Camry, Blok D dan Blok E, Grand Sharon Residence

Kiki Putri Amelia

4

hujan, angin dan debu, perlindungan terhadap dingin, perlindungan terhadap kebisingan, dan juga
perlindungan terhadap gangguan manusia (pencurian) dan hewan.
Heinz Frick berpendapat, “Bentuk dan gaya arsitektur selalu berhubungan erat dengan cara
konstruksi dan bahan bangunan yang laku pada zaman itu”, dapat ditarik kesimpulan bahwa bentuk
bangunan selalu berhubungan erat dengan material yang digunakan, dengan demikian bahan bangunan
juga mempengaruhi kenyamanan termal pada bangunan.
Bentuk bangunan juga dipengaruhi oleh orientasi bangunan terhadap lingkungan sekitar dan
faktor-faktor tertentu. Pengaruh orientasi ini sedikit banyak mempengaruhi tampilan bangunan dan
kemampuan bangunan mengantisipasi masalah termal yang ada. Menurut Menurut Setyo Soetiadji,
1986, orientasi adalah suatu posisi relatif suatu bentuk terhadap dasar, arah mata angin, atau terhadap
pandangan seseorang yang melihatnya..... dengan berorientasi dan kemudian mengantisipasi kondisi
setempat, bangunan kita akan benar-benar menjadi milik lingkungan.......”
Jalan radiasi ditempuh apabila energi kalori (panas) benda berubah menjadi energi sinar (radiasi)
dan menyinari pada benda lain yang dingin. Segera sudah menjadi energi menyentuh benda dingin
tersebut ia berubah kembali menjadi energi panas. Sinar matahari sampai di bumi melalu hampa udara.
Jadi jelas tidak ada konduksi atau konveksi, tetapi dengan radiasi, penyinaran langsung
(Mangunwijaya 1981: 116).
Radiasi matahari adalah

penyebab semua ciri umum iklim dan

radiasi matahari sangat berpengaruh

terhadap kehidupan manusia.

Kekuatan efektifnya ditentukan oleh energi radiasi (insolasi) matahari,
pemantulan pada permukaan bumi, berkurangnya radiasi oleh penguapan,
dan arus radiasi di atmosfer. (Lippsmeier 1997 : 19)
Sudut jatuh radiasi matahari dipengaruhi oleh musim, lama
penyinaran dalam sehari, dan ketinggian dari lokasi bangunan. Meskipun
sudut jatuh radiasi yang berbeda, kebutuhan radiasi sinar matahari juga
sangat berpengaruh dalam kehidupan manusia. Kebutuhan efektifnya
ditentukan oleh:
Figur 3
Pertukaran Panas.
( Lippsmeier 1997:21)

1. Energi radiasi (insolasi) matahari
2. Pantulan oleh permukaan bumi
3. Berkurangnya radiasi karena penguapan

Pengaruh radiasi, ditentukan terutama oleh “durasi, intensitas dan sudut jatuh ” Ketiga faktor tersebut
perlu mendapat perhatian dalam merancang sebuah bangunan.1
Saat energi panas jatuh pada permukaan dinding, partikel-partikel pada lapisan pertama akan
menyerap sejumlah panas yang diteruskan kepada lapisan berikutnya. Ini akan menyebabkan efek
penundaan, sehingga temperatur puncak dari lingkungan baru dirasakan di dalam ruang dalam
1

Saputra, Handoko. 2004. Pengaruh Orientasi Bangunan Terhadap Penurunan Panas Pada Rumah Tinggal di
Perumahan Wonorejo Surakarta. Tesis tidak diterbitkan. Semarang:Universitas Diponegoro
BERKALA ILMIAH NARASI ARSITEKTUR

 Volume 1  Nomor 1  Mei 2013

5

beberapa waktu kemudian. Menurut Egan, material bangunan dengan massa yang masif dan berat
mempuyai timelag besar. Sebagai akibat akan tercipta kondisi yang lebih stabil. Berikut ketebalan
material bangunan dan timelag yang dihasilkan:
Tabel 1
Timelag Berbagai Bahan

Bahan
Batu

Beton

Bata

Kayu

Tebal (cm)
20
30
40
60
5
10
15
20
30
40
10
20
30
40
1,25
2,5
5

Time lag (jam)
5,5
8
10,5
15,5
1,1
2,5
3,8
5,1
7,8
10,2
2,3
5,5
8,5
12
0,17
0,45
1,3

Sumber : Olgyay,1962

Radiasi Matahari Langsung dan Tidak Langsung
Terdapat beberapa pembagi radiant heat transfer yang membedakan efek radiasi matahari
terhadap bangunan, diantaranya adalah2:


Direct short-wave radiation from the sun
Radiasi langsung dari matahari terhadap objek tanpa perantara apapun. Radiasi direct akan
menghasilkan gelombang pendek.



Diffuse short-wave radiation from the sky vault
Radiasi yang dihasilkan dari pemantulan yang terjadi di atmosfer. Sehingga menghasilkan
geombang panjang yang meradiasi objek disekitarnya.



Short-wave radiation reflected radiation from the surrounding terrain
Radiasi dari hasil pemantulan material dari permukaan lingkungan sekitar yang menghasilkan
gelombang pendek. Lihat tabel 2.2 Tabel Nilai Penyerapan dan Pemantulan Bahan dalam %
(Frick, Heinz & Setiawan, Pujo L, 2002).



Long-wave radiation from the heated ground and nearby objects
Radiasi dari hasil pemantulan benda di sekitar objek yang menghasilkan gelombang panjang.



2

Outgoing long-wave radiation exchange from building to sky

Olgyay, Victor. (1992). Design With Climate. New York.

Pengaruh Orientasi Bangunan Terhadap Kenyamanan Termal Pada Perumahan di Bandung
Objek Studi: Rumah Sudut, Tipe Camry, Blok D dan Blok E, Grand Sharon Residence

Kiki Putri Amelia

6

Gelombang panjang yang dihasilkan dari pemantulan area permukaan yang kembali menuju
ke langit.

3.

Metodologi Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif-evaluatif, dengan pendekatan kuantitatif dan kualitatif.
Artinya, pada penelitian ini akan dijabarkan mengenai topik yang diangkat beserta landasan teori yang
mendukung dan data-data tentang objek studi terkait. Kemudian hasil pemaparan data tersebut akan
dianalisis dan dievaluasi dengan cara membandingkan hasil studi lapangan dengan studi literatur.
Hasil perbandingan tersebut akan dibahas hingga dapat ditarik kesimpulan yang menjawab pertanyaan
penelitian yang diajukan di awal penelitian
Tahap-tahap yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Mengumpulkan teori mengenai bahasan terkait
Setelah objek dan topik bahasan ditetapkan, sebelum turun ke lapangan sebaiknya
mengetahui teori-teori yang ada mengenai topik bahasan, yaitu radiasi matahari. Sehingga
pada saat kita dilakukan observasi ke lapangan sudah mengetahui apa yang menjadi titik
penekanan pada penelitian ini.
2. Melakukan survei lapangan
Observasi dilakukan dengan datang langsung ke tempat dimana objek berada,
mengumpulkan data penelitian yang dilakukan secara sistematis dalam mengamati,
mengukur, mengambil dokumentasi dan mencatat informasi yang penunjang penelitian.
3. Melakukan pengamatan dan pengambilan foto-foto
Melakukan pengamatan kawasan Grand Sharon Residence, baik blok D dan E
serta blok disekitarnya dan mendokumentasikan bagian-bagian yang dibutuhkan.
4. Mengumpulkan data lapangan
Gambar kerja
Gambar kerja perlukan untuk mengetahui luasan dan tata letak, dimensi masing-masing
unit, sehingga memudahkan dalam tahap analisis.
Data pengukuran


Alat ukur dan tata cara pengukuran
Pengukuran digunakan menggunakan
Wet Bulb Globe Temperature, yaitu alat
untuk

Figur 4
Alat Ukur WBGT-2010SD

mengukur

dry

bulb

temperature

(DBT/TA),

globe

temperature

kelembapan

udara

(RH),

temperature

(WBT),

wet

(TG),

wet

bulb

bulb

globe

Figur 5
Alat Ukur anemometer

BERKALA ILMIAH NARASI ARSITEKTUR

 Volume 1  Nomor 1  Mei 2013

7

temperature (WBGT), kecepatan angin (AV).
Alat ukur menggunakan WBGT-2010SD

3

untuk mengukur suhu udara yang sudah

dipengaruhi radiasi maupun yang tidak terpengaruh, dan mengukur kecepatan pergerakan udara yang
lebih detail, digunakan pula anemometer Airflow LCA 600024.
Kedua alat tersebut digunakan disetiap kegiatan pengukuran sesuai dengan waktu dan tempat
yang ditentukan.

4.

Pengaruh Orientasi Terhadap Radiasi Pada Rumahan Tipikal
Ke 4 unit objek penelitian tersebut terletak di Grand Sharon yang masih dalam tahap
pengembangan sehingga iklim mikro cenderung berubah seiring dari pengembanganpengembangan yang dilakukan.
Pada waktu penelitian dilapangan diperoleh foto keadaan lingkungan. Sehingga analisis
dilakukan berdasarkan kondisi eksisting yang ada pada waktu tersebut.

Keterangan
: Blok D
:Blok E
Figur 6
Blockplan Area Terbangun Grand Sharon Blok D-E-B

Pada gambar diatas terdapat 4 blok dari Grand Sharon Residence, yang menunjukan
area terbangun dan area belum terbangun. Terlihat dengan jelas posisi objek penelitian
terhadap kawasan setempat, yang akan sangat berpengaruh terhadap kondisi temperatur pada
masing-masing unit yang memiliki orientasi yang berbeda.
Untuk keadaan lingkungan objek penelitian yang lebih detail, diperjelas dengan foto
berikut dengan fokus terhadap 2 blok yang terdapat unit yang diteliti. Objek penelitian

3

HEAT INDEX WBGT METER. (2013). Dikutip 1 April 2013 dari
http://www.phelectronica.com.ar/imgs/pdf/WBGT-2010SD.pdf
4
AIRFLOW Technical Products Inc. (2013). Dikutip a April 2013, dari
http://www.spectroscopic.com/Airflow/LCA6000va_airflow.pdf
Pengaruh Orientasi Bangunan Terhadap Kenyamanan Termal Pada Perumahan di Bandung
Objek Studi: Rumah Sudut, Tipe Camry, Blok D dan Blok E, Grand Sharon Residence

Kiki Putri Amelia

8

merupakan bagian dari 2 blok yang berbeda, tetapi memiliki pola rancangan yang sama.
Seperti gambar dibawah ini:

Figur 7
Blok D dan Blok E Sebagai Objek Penelitian

Gambar diatas merupakaan simulasi 3 dimensi yang menunjukan kondisi terbangun
kawasan disekitar objek pada saat penelitian dilakukan. Pada simulasi di atas menunjukan
wilayah terbangun dan tidak terbangun pada kawasan Blok D dan Blok E. Dari kawasan yang
tidak terbangun tersebut dibiarkan kosong sehingga tumbuh area hijau. Dari teori yang
diperoleh, pengaruh material pada lingkungan sekitar objek penelitian sangat berpengaruh
terhadap temperatur di dalam ruangnya,
temperatur udara maupun temperatur
yang dipengaruhi radiasi matahari.
Berikut

merupakan

perbandingan

kondisi pada lapangan di masing-masing
objek dan letak masing-masing objek
secara blok. Secara blok di perumahan
Grand Sharon ini, keempat objek terletak
pada 2 blok yang berbeda. Meskipun dari
tampilan foto terlihat perbedaan fisik
masing-masing
Figur 8
Kondisi Lapangan di Masing-Masing objek
BERKALA ILMIAH NARASI ARSITEKTUR

objek,

meskipun

merupakan tipe yang sama tetapi pada

 Volume 1  Nomor 1  Mei 2013

9

unit Selatan Timur, memiliki keunikannya tersendiri. Yaitu letak carport mobil yang terletak berbeda
dengan ketiga unit lainnya. Meskipun demikian keempat unit ini pada saat dilakukan penelitian masih
merupakan unit kosong yang belum berpenghuni, sehingga tidak berpengaruh terhadap metode
pengukuran dan pengambilan data. Data yang diperoleh
sesuai dengan data yang diambil di lapanngan dengan
keadaan yang sebenarnya.
Dalam sebuah rumah terdapat ruang yang
menunjang aktivitas dan privasi dari penghuni rumah,
tingkat intensitas waktu penggunaannya pun berbeda.
Kamar tidur, sebagai ruang untuk beristirahat penghuni
yang dominan dipergunakan pada malam hari, dan ruang
keluarga yang dipergunakan pada siang hari. Meskipun
demikian, penggunaan ruang, tergantung dari pola
aktivitas penghuni, sehingga dalam merancang sebaiknya
ruang-ruang tersebut dalam kondisi nyaman.
Pembahasan pada objek penelitian difokuskan
terhadap ruang pada setiap unit yang lebih dominan
terkena matahari langsung adalah ruangan-ruangan yang

Figur 9
Analisis Ruang Dalam Bangunan Yang
Teradiasi Matahari Secara Langsung

terletak di tepi bangunan, dalam kasus ini dominan kamar tidur. Terlihat pada gambar disamping, arah
orientasi objek penelitian yang disederhanakan,
sehingga dapat dengan mudah dibandingkan.
Berdasarkan tengat waktu yang diberikan,
untuk mengoptimalkan penelitian diambil sampel unit
kamar tidur yang mendapat cahaya matahari langsung
2 arah, yaitu Utara-Barat, Selatan-Barat, Utara Timur dan Selatan – Timur. Dan mengasumsikan
kondisi terburuk disepanjang tahun, dengan analisa
awal sebelumnya, didapat kondisi paling tidak
nyaman terdapat di bulan September. Pada penelitian
ini difokuskan pada bulan terburuk di unit yang
memiliki ruang kamar tidur yang terletak di sudut
yang menerima 2 arah orientasi yang berbeda.
Figur 10
Lokasi Ruang Pada Tiap Unit Yang Dijadikan
Fokus Penelitian

Sebagai sampel ruang yang dianalisis untuk
mengetahui tingkat kenyamanan termal yang paling
minimal antara orientasi yang berbeda-beda. Salah

satu ruang kamar tidur dalam 1 rumah yang dijadikan observasi awal. Untuk kemudian dianalisis
seluruh ruangan dalam orientasi tersebut.
Pengaruh Orientasi Bangunan Terhadap Kenyamanan Termal Pada Perumahan di Bandung
Objek Studi: Rumah Sudut, Tipe Camry, Blok D dan Blok E, Grand Sharon Residence

Kiki Putri Amelia

10

Dalam pengukuran di lapangan yang dilakukan sebanyak 3kali pada tanggal 3 April, 9 April,
dan 10 April (hasil pengukuran lihat Lampiran 5). Dengan kondisi cuaca yang cenderung stabil cerah
berawan, diperoleh rata-rata sebagai berikut
Tabel 2
Data Hasil Pengukuran Lapangan Pada Bulan April

Figur 11
Analisis CET Nomogram Dari Rata-Rata Data Lapangan Pada Bulan April
BERKALA ILMIAH NARASI ARSITEKTUR

 Volume 1  Nomor 1  Mei 2013

11

Kesimpulan dari hasil perhitungan dan analisis lapangan yang dilakukan adalah unit yang
tingkat kenyamanannya paling rendah adalah unit Utara Barat, tertinggi pada jam 12.00-13.00, 15.0016.00, 17.00-18.00, dan 20.00-21.00. Sehingga untuk analisis selanjutnya simulasi dilakukan untuk
unit yang memiliki orientasi Utara-Barat. Dengan menganalisa tingkat radiasi yang menerpa unit
tersebut di bulan dan tanggal tertentu dimana matahari berada di titik balik utara, dan selatan.
Sehingga dapat mengetahui perbandingan tingkat radiasi pada bulan-bulan tertentu dan mendapatkan
tingkat radiasi yang paling tinggi untuk berikutnya diberikan saran dan solusi.

Kesimpulan hasil pengukuran:
Indonesia merupakan iklim tropis yang terletak tepat di khatulistiwa, sedangkan objek
penelitian ini terletak di bawah garis khatulistiwa. Dalam perbandingan orientasi, selain barat lebih
panas dibandingkan dengan timur, Utara lebih panas dibandingkan dengan wilayah Selatan, untuk
objek penelitian ini.
Dari hasil penelitian ditemukan
pada jam 09.00 unit Selatan-Timur lebih
kurang nyaman dibandingkan dengan unit
Utara-Timur, sedangkan teori yang ada
seharusnya Utara-Timur lebih panas secara
radiasi matahari yang diterima.
Hasil
ditemukan

analisis
perbedaan

lebih

lanjut

kondisi

pada
Figur 12
Posisi Matahari Pada Bulan April

lapangan yang mengakibatkan unit SelatanTimur lebih tinggi temperatur ruangnya,
yaitu;
Perbedaan

material

pada

eksisting

bangunan yang mengkibatkan tingginya
tingkat reflektifitas pada material yang

Selatan-Timur

digunakan. Secara tidak langsung akan
mempengaruhi temperatur dari ruang dalam
titik ukur tersebut. Unit Selatan-Timur
memiliki

layout

ruang

yang

berbeda

dibandingkan ke3 unit lainnya sehingga
berpengaruh terhadap hasil analisis yang

Utara-Timur

dilakukan.

Figur 13
Perbedaan Kondisi Lapangan Unit Utara-Timur dan
Selatan-Timur

Pengaruh Orientasi Bangunan Terhadap Kenyamanan Termal Pada Perumahan di Bandung
Objek Studi: Rumah Sudut, Tipe Camry, Blok D dan Blok E, Grand Sharon Residence

Kiki Putri Amelia

12

Berdasarkan analisis CET Nomogram yang dilakukan pada penegukuran lapangan, diperoleh
kesimpulan bahwa unit Utara Barat memiliki tingkat ketidak nyamanan yang tinggi, dan untuk
membuat lebih spesifik, diambil jam terburuk, yaitu pada pk 15.00 Berikut hasil analisis dari simulasi
“Solar Radiation”;

Figur 14
Solar Radiation Bulan Juni

Figur 15
Solar Radiation Bulan September

Pergerakan matahari sepanjang tahunnya
mempengaruhi intensitas radiasi matahari yang
menerpa masing-masing unit. Pada bulan Maret
dan Desember misanya, matahari berada tepat
di tengah khatulistiwa, sehingga intensitas
radiasi cenderung merata. Terlihat pada atap
warna cenderung kuning yang dominan pada ke
2 sisi atap, bagian depan maupun belakang.
Tetapi pada bulan desember, matahari berada di
bagian selatan garis edar, sehingga bagian
belakang atap, mendapatkan intensitas radiasi
yang lebih besar dibandingkan bagian depan,
sebaliknya pada bulan juni. Untuk itu tahapan
selanjutnya mengetahui MRT pada setiap
Figur 16
Solar Radiation Bulan Desember

tanggal tertentu untuk mengetahui bulan
terburuk, untuk memberikan solusi secara
arsitektural yang efektif dan efisien

BERKALA ILMIAH NARASI ARSITEKTUR

 Volume 1  Nomor 1  Mei 2013

13

09.00

15.00
Figur 17
Pergerakan Matahari Selama 1 Tahun yang Memperngaruhi
Tingkat Radiasi Panas Pada Unit Utara-Barat

12.00

18.00

Figur 18
Distribusi Radiasi Matahari Pada Bulan September unit
Utara-Barat

Pada bulan September dengan menggunakan simulasi diperoleh simulasi MRT sebagai
berikut, yang menunjukan bahwa memiliki tingkat radiasi yang tinggi dibandingkan dengan bulan
lainnya, terutama pada bagian bukaan pintu kaca yang menghadap ke barat. Suhu tertinggi pada pk
15.00.
4.

Kesimpulan

Berdasarkan analisis yang dilakukan, kesimpulan secara umum yang dapat diambil dari pengaruh
orientasi bangunan terhadap kenyamanan termal pada perumahan di Bandung, adalah:
1. Unit dengan orientasi Utara-Barat, memiliki tingkat ketidaknyamanan yang paling
tinggi dibandingkan dengan ke 3 unit lainnya.
2. Dalam setahun, kondisi terburuk dari ke 4 objek penelitian ini jatuh pada bulan
September, yang secara tidak langsung juga Bulan Maret.
3. Kondisi eksisting tapak mempengaruhi tingkat radiasi pada masing-masing unit.
4. Kondisi iklim tapak dapat lebih diolah, dengan pengolahan yang berbeda pada
masing-masing unit dengan orientasi yang berebeda dan dimanfaatkan untuk
pembayangan sehingga dapat menurunkan tingkat radiasi pada waktu tertentu.
5. Perbandingan perbedaan radiasi pada unit dan ruang yang telah terhuni tidak bisa
diperbandingkan karena akan dipengaruhi oleh jumlah penghuni, banyak dan jenis
perabot.
6. Perbandingan perbedaan radiasi matahari terhadap unit yang sama tetapi memiliki
orientasi yang berbeda dipengaruhi oleh keberadaan matahari sepanjang tahun.
Pengaruh Orientasi Bangunan Terhadap Kenyamanan Termal Pada Perumahan di Bandung
Objek Studi: Rumah Sudut, Tipe Camry, Blok D dan Blok E, Grand Sharon Residence

Kiki Putri Amelia

14

5.

Penutup

Berdasarkan kajian hasil penelitian serta kesimpulan yang telah dikemukakan, maka diberikan
beberapa saran untuk meningkatkan kenyamanan termal pada unit yang memiliki orientasi berbeda.
1. Berdasarkan dari penelitian yang dilakukan mengenai radiasi yang berpengaruh terhadap
perbedaan temperatur serta mengacu pada kesimpulan yang ditarik, maka diberikan
beberapa rekomendasi untuk mengoptimalisasikan kondisi kenyamanan termal pada tiap
unit yang memiliki orientasi berbeda, khususnya Utara-Barat sebagai berikut:
2. Bagi pihak developer, meskipun dengan arah orientasi yang berbeda pada unit rumah
Camry di Grand Sharon Residence harus diperhatikan pola pembayangannya agar
penurunan temperatur dapat dikendalikan
3. Perbaikan kondisi bukaan yang berbeda pada setiap unit
4. Pengaruh orientasi bangunan terhadap elemen material pada lingkungan sekitar, dapat
dijadikan bahan penelitian selanjutnya.
5. Pengaruh pembayangan oleh elemen lain di sekitar bangunan terhadap penurunan
temperatur, contohnya vegetasi pada tapak, dapat dijadikan bahan penelitian selanjutnya.
6. Pengaruh orientasi bangunan terhadap arah angin pada tapak dapat dijadikan bahan
penelitian selanjutnya.
7. Secara arsitektural, warna cat dinding dan olahan fasad sebaiknya diperhatikan uvaluenya. Untuk mengurangi tingkat peresapan panas yang masuk kedalam ruang.
8. Penggunaan elemen vegetasi pada bangunan
9. Untuk memperoleh data yang lebih valid, dalam pengukuran data objek yang ada. Dengan
konteks membandingkan haruslah di waktu yang bersamaan pada masing-masing titik
ukur oleh karena itu sebaiknya dalam penelitian selanjutnya dipergunakan 4 alat yang
dipergunakan oleh 4 orang yang berbeda pada 4 titik ukur yang sama di unit yang
berbeda. Sehingga perbandingan dapat dikatakan lebih valid dan akurat. Dan tidak dapat
perubahan cuaca pada masing-masing titik pembanding.

Acuan
Boutet, S Terry. (1987). Controlling Air Movement, Mc Graw-Hill Book Company
Egan, M. David. (1975). Concepts in Thermal Comfort. New Jersey: Prentice Hall, Inc.
Evans, Martin. (1980). Housing, Climate, and Comfort. New York: Halsted Press.
Frick, Heinz &Suskiyatno, FX Bambang. (2006). Dasar – Dasar Arsitektur Ekologis. Konsep
Pembangunan Berkelanjutan dan Ramah Lingkungan. Semarang: Kanisius
Hollo, Nick. (1995) Warm House Cool House. Marrickville: Griffin Press.
Koenigsberger, O.H., et al. (1973). Manual of Tropical Housing and Building, Part I: Climatic
Design. Madras: Orient Longman, Ltd.
Lechner, Norbert. (1991). Heating, Cooling, Lighting: Design Methods for Architect. Washington DC:
Braun-Brumfield, Inc
Lippsmeier, Georg. (1980). Tropenbau: Building in the Tropics. Munchen: Callwey.
Mangunwijaya, Y. B..(2000). Pengantar Fisika Bangunan. Jakarta: Djambatan.

BERKALA ILMIAH NARASI ARSITEKTUR

 Volume 1  Nomor 1  Mei 2013

15

Mimie Purnama. (2012). Materi Perkuliahan Arsitektur Tropis. Bandung: Universitas Katolik
Parahyangan
Neufert, Ernest. (1979). Data Arsitek. Jakarta: Erlangga
Olgyay, Victor. (1992). Design With Climate. New York.
Rapoport, Amos. (1996). House Form and Culture. London: Prentice Hall Inc
Sneider, C James, Anthony J Catanese. (1985). Pengantar Arsitektur, Terjemahan Hendro Sangkoyo,
Jakarta: Erlangga.
Sutanto, E. B. H., et al. (2010). Fisika Bangunan. Bandung: Fakultas Teknik Jurusan Arsitektur
Universitas Katolik Parahyangan
Tobing, Rumiati Rosaline. (2008). Tata Bentuk Rumah yang Seimbang dan Harmonis. Malang:
Bayumedia Publishing
Sumber Skripsi:
Ancella Christy. (2012). Pengaruh Pola Pergerakan Udara Terhadap Kenyamanan Termal Gereja
Santo Barnabas, Pondok Cabe. Skripsi tidak diterbitkan. Bandung: Universitas Katolik
Parahyangan.
Dionisius. (2010). Optimalisasi Penghawaan Alami Pada Bangunan Ruko. Objek Studi: Ruko Kota
Baru Parahyangan, Padalarang. Skripsi tidak diterbitkan. Bandung: Universitas Katolik
Parahyangan
Erik Jonatan. (2007). Pengaruh Orientasi Bangunan Pada Penggunaan Sirip Penangkal Siar
Matahari di Bandung. Objek Studi: Gedung 5 Unpar, JL. Cimbuleuit, Bandung. Tani Sugih,
JL. Dr. Djunjunan, Bandung. Gedung Kerta Mukti, Jl. Braga, Bandung. Skripsi tidak
diterbitkan. Bandung: Universitas Katolik Parahyangan.
Ismail Zain. (2002). Penerapan Metode Bioklimatik Pada Perancangan Kampus Fak. Psikologi
Unprok 45 Yogyakarata. Skripsi tidak diterbitkan. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada
Shella Muchtar. (2010). Pengaruh Tatanan Massa dan Desain Selubung Bangunan Terhadap
Kenyamanan Termal di Kompleks Hunian The Edge Superblock. Skripsi tidak diterbitkan.
Bandung: Universitas Katolik Parahyangan
Sumber Tesis:
Handoko Ony Saputra. (2004). Pengaruh Orientasi Bangunan Terhadap Penurunan Panas Pada
Rumah Tinggal di Perumahan Wonorejo Surakarta. Tesis tidak diterbitkan. Semarang:
Universitas Diponegoro
A Bamban Yuuwono. (2007). Pengaruh Orientasi Bangunan Terhadap Kemampuan Menahan Panas
di Perumahan Wonorejo Surakarta. Tesis tidak diterbitkan. Semarang: Universitas
Diponegoro

Pengaruh Orientasi Bangunan Terhadap Kenyamanan Termal Pada Perumahan di Bandung
Objek Studi: Rumah Sudut, Tipe Camry, Blok D dan Blok E, Grand Sharon Residence

Kiki Putri Amelia

16