STUDI PENERAPAN E PROCUREMENT PADA PROSE (1)

STUDI PENERAPAN E – PROCUREMENT PADA PROSES PENGADAAN DI
PEMERINTAH KOTA SURABAYA
Wahyu Hary Wijaya1, Retno Indryani2, dan Yusronia Eka Putri3
1

Mahasiswa Pasca Sarjana Manajemen Proyek Konstruksi Institut Teknologi Sepuluh Nopember,
Kampus ITS Sukolilo Surabaya, 081332694251, email: wahyu_harywijaya@yahoo.com
2
Dosen Jurusan Teknik Sipil FTSP, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Kampus ITS Sukolilo
Surabaya, email: retno_i@ce.its.ac.id
3
Dosen Jurusan Teknik Sipil FTSP, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Kampus ITS Sukolilo
Surabaya, email: iput@ce.its.ac.id

ABSTRAK
E-procurement merupakan proses pengadaan barang/jasa yang pelaksanaannya dilakukan
secara elektronik (berbasis web/internet). E-procurement dilatarbelakangi oleh kelemahan-kelemahan
pengadaan dengan sistem konvensional yang dilakukan dengan langsung mempertemukan pihak-pihak
yang terkait pengadaan. E-procurement hadir dalam rangka pemanfaatan perkembangan teknologi
informasi dalam proses pengadaan barang/jasa serta untuk mewujudkan pelaksanaan pengadaan
barang/jasa yang efisien, efektif, adil dan transparan. Pada kenyataannya e-procurement masih memiliki

beberapa hambatan serta permasalahan dalam pelaksanaannya. Hal ini menyebabkan perlunya untuk
mengetahui bagaimana penerapan e-procurement pada tiap tahapannya serta bagaimana pengaruh
penerapan e-procurement terhadap kinerja dan efisiensi pengadaan. Penelitian ini dilakukan pada instansi
Pemerintah Kota Surabaya.
Metode yang akan digunakan pada penelitian ini adalah dengan menggunakan metode survei.
Populasi dan sampel pada penelitian ini yaitu panitia pengadaan atau pihak-pihak yang terlibat dalam
sistem pengadaan, khususnya e-procurement. Data kemudian dianalisa dengan menggunakan Analisis
Regresi Linier Berganda untuk penilaian terhadap pengaruh secara simultan dan parsial serta penjelasan
secara deskriptif.
Hasil penelitian ini adalah penerapan e-procurement pada pengadaan di Pemerintah kota
surabaya dapat dikategorikan sebagai full e-procurement. Variabel-variabel yang berpengaruh terhadap
kinerja pengadaan meliputi Pemusatan manajemen yang lebih baik, Menciptakan proses pengadan yang
yang bersih transparan dan dapat diterima, dan Meningkatkan kepuasan klien (costomer statisfaction)
sedangkan variabel-variabel yang berpengaruh terhadap efisiensi pengadaan meliputi Mengurangi biaya
per tender (Cost per Tender) dan Mengurangi waktu proses pengadaan. Hasil penelitian ini diharapkan
dapat bermanfaat terhadap pengembangan penelitian-penelitian berikutnya tentang e-procurement.
Kata Kunci : e-procurement, sistem pengadaan barang dan jasa.

1.


PENDAHULUAN
E-procurement merupakan suatu proses pengadaan yang mengacu pada
penggunaan internet sebagi sarana informasi dan komunikasi (Croom dan Jones, 2007).
Proses pengadaan barang dan jasa dengan sistem e-procurement memanfaatkan fasilitas
teknologi komunikasi dan informasi yang digunakan untuk mendukung proses
pelelangan umum secara elektronik. Pada tahun tahun 2010, terdapat 48 instansi
pemerintah di Indonesia baik di pusat maupun di daerah yang sudah menerapkan sistem
e-procurement (LKPP, 2009).
Aplikasi e-procurement diharapkan mampu membawa manfaat bagi para
penggunanya seperti adanya standardisasi proses pengadaan, terwujudnya transparansi
dan efisiensi pengadaan yang lebih baik, tersedianya informasi harga satuan khusus di
kalangan internal serta mendukung pertanggung-jawaban proses pengadaan. Selain itu

 

Panayitou et al., (2004) melaporkan bahwa e-procurement juga dapat mengurangi
supply cost (rata-rta 1%), mengurangi cost per tender ( 20 % cost per tender), lead time
savings (4,1 bualan – 6,8 bulan untuk tender terbuka dan 7,7 bulan – 11,8 bulan untuk
tender terbatas). Dalam perkembangannya, sistem e-procurement diharapkan
akan menjadi aplikasi yang mampu mendukung pelaksanaan perwujudan kinerja yang

lebih baik di kalangan internal instansi pemerintah maupun pihak ketiga, serta dapat
membantu menciptakan pemerintahan yang bersih (Good Governance).
Pada kenyataannya e-procurement masih memiliki kelemahan-kelemahan serta
hambatan-hambatan dalam proses pelaksanaannya, seperti kurangnya dukungan
finansial, terdapat beberapa instansi dan penyedia jasa lebih nyaman dengan sistem
sebelumnya (pengadaan konvensonal), kurangnya dukungan dari top manajemen,
kurangnya skill dan pengetahuan tentang e-procurement serta jaminan keamanan sistem
tersebut (Gunasekaran et al., 2009).
Pemerintah Kota Surabaya menjadi instansi pemerintah pertama yang
mengimplementasikan pelelangan dengan sistem e-procurement. Sistem e-procurement
mulai digunakan sejak pelaksanaan APBD (Anggaran Pendapatan Belanja Daerah)
tahun 2004 dimana keterbukaan (transparansi), keadilan, efektifitas dan efisiensi
menjadi unsur utama untuk mewujudkan Good Governance dalam pengadaan
barang/jasa pemerintah. Ide ini mulai dikembangkan dari pelaksanaan lelang serentak
pada tahun 2003 yang memfasilitasi proses pelelangan hanya meliputi proses
prakualifikasi secara elektronik melalui www.lelangserentak.com. Dan terus
berkembang sampai saat ini
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh penerapan eprocurement secra simultan dan barsial terhadap kinerja dan efisiensi pengadaan
Pemerintah Kota Surabaya. Dari penelitian ini diharapkan dapat lebih mengembangkan
penerapan sistem e-procurement dan dapat memberikan kontribusi terhadap

pengembangan penelitian-penelitian berikutnya mengenai e-procurement.

2. E-PROCUREMENT
2.1 Pengadaan
Pengadaan barang/jasa di Indonesia dilaksanakan dengan pedoman Keppres RI
No.80 Tahun 2003 beserta perubahannya. Dalam pelaksanaannya, proses pemilihan
penyedia jasa dilakukan dengan menggunakan beberapa metode pemilihan/seleksi
antara lain : (1) Pelelangan/seleksi umum yaitu suatu metoda pemilihan penyedia
barang/jasa yang dilakukan secara terbuka dengan pengumuman secara luas melalui
media massa, (2) Pelelangan/seleksi terbatas yaitu suatu metode pemilihan penyedia
barang/jasa terbatas dalam hal jumlah penyedia jasa yang mampu melaksanakan di
yakini terbatas, (3) Pelelangan/seleksi langsung adalah metode pemilihan penyedia
barang/jasa dengan membandingkan sekurang-kurangnnya 3 (tiga) penawaran, (4)
Penunjukkan langsung adalah metode pemilihan penyedia jasa untuk pekerjaan yang
memenuhi kriteria keadaan tertentu dan keadaan khusus, dengan cara penunjukkan
langsung terhadap 1 (satu) penyedia jasa.
2.2 Definisi, Tujuan dan Manfaat E-procurement
Beberapa ahli memiliki pemahaman yang hampir sama mengenai eprocurement. Croom dan Jones (2007) menjelaskan bahwa e-procurement merujuk
pada penggunaan penggabungan sistem teknologi informasi untuk fungsi pengadaan,



 

meliputi pencarian sumber daya, negosiasi, pemesanan, dan pembelian. Selain itu
Tatsis et al., (2006) juga mendefinisikan e-procurement sebagai penggabungan
manajemen, otomtisasi, dan optimisasi dari suatu proses pengadaan organisasi dengan
menggunakan sistem elektronik berbasis web. Davila et al., (2003) menambahkan
definisi tentang e-procurement yaitu sebuah teknologi yang dirancang untuk
memfasilitasi pengadaan barang melalui internet.
Secara umum tujuan dari diterapkannya e-procurement yaitu untuk
menciptakan transparansi, efisiensi dan efektifitas serta akuntabilitas dalam pengadaan
barang dan jasa melalui media elektronik antara pengguna jasa dan penyedia jasa.
Demin (2002) menambahkan mengenai tujuan e-procurement yaitu untuk memperbaiki
tingkat layanan kepada para users, dan mengembangkan sebuah pendekatan pengadaan
yang lebih terintegrasi melalui rantai suplai perusahaan tersebut, serta untuk
mengefektifkan penggunaan sumber daya manusia dalam proses pengadaan.
Dari penerapan e-procurement telah diperoleh beberapa manfaat seperti yang
dijelaskan oleh Teo et al., (2009) membagi keuntungan dari e-procurement menjadi 2
yaitu keuntungan langsung (meningkatkan akurasi data, meningkatkan efisiensi dalam
operasi, proses aplikasi yang lebih cepat, mengurangi biaya administrasi dan

mengurangi biaya operasi) dan keuntungan tidak langsung (e-procurement membuat
pengadaan lebih kompetitif, meningkatkan customer services, dan meningkatkan
hubungan dengan mitra kerja). Selain itu Panayitou et al., (2004) juga menambahkan
yaitu e-procurement dapat mengurangi supply cost (rata-rata sebesar 1 %), mengurangi
Cost per tender (rata-rata 20% cost per tender), dapat memberikan lead time savings
(untuk open tender rata-rata 6,8 bulan - 4,1 bulan dan untuk tender terbatas rata-rata
11,8 bualan-7,7 bulan), peningkatan proses (pemesanan yang simpel, mengurangi
pekerjaan kertas, mengurangi pemborosan, mempersingkat birokrasi, standarisasi proses
dan dokumentasi.

3 METODOLOGI
3.1 Model penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian dengan menggunakan metode Survei
dengan kuisioner sebagai alat pengumpul data-data primer. Penelitian ini mengukur
mengenai pengaruh hasil penerapan e-procurement terhadap kinerja dan efisiensi
pengadaan.di PEMKOT Surabaya. penelitian dilakukan dengan melakukan identifikasi
indikator-indikator mengenai hasil penerapan e-procurement. Indikator-indikator yang
diperoleh berasal dari hasil studi pustaka mengenai penerapan sistem e-procurement.
Variabel dalam penelitian ini ada dua yaitu variabel bebas/independen (X) yang berasal
dari hasil-hasil penerapan e-procurement dan variabel terikat/dependen (Y) yaitu

kinerja dan efisiensi pengadaan. Variabel kinerja terdiri dari 3 indikator yang meliputi
manajemen dan kontrol data, kualitas hasil dan produksi, dan hubungan dengan mitra
kerja. Variabel efisiensi dibagi menjadi 2 indikator yang meliputi biaya dan waktu.
Indikator-indikator pada variabel Y tersebut diperoleh dari pengelompokan hasil
penerapan e-procurement berdasarkan hasil diskusi dan expert judgement. Model
hubungan antar variabel dalam penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 3.1.
pengembangan dari model hubungan antar variabel pada Gambar 3.1 juga dapat dilihat
pada Gambar 3.2(a) dan Gambar 3.2(b) dibawah ini.


 

Gambar 3.1 Model Hubungan Variabel Bebas (X) dan Variabel Terikat (Y)

Gambar 3.2 (a) Model Hubungan Hasil Penerapan E-procurementt (Variabel X)
terhadap Kinerja (Variabel Y)


 


Gambar 3.2 (b) Model Hubungan Hasil Penerapan E-procurementt (Variabel X)
terhadap Efisiensi (Variabel Y)

3.2 Metode Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini metode pengumpulan data dilakukan dengan cara
penyebaran kuisioner kepada panitia pengadaan pada Unit layanan Pengadaan
Pemerintah Kota Surabaya atau pihak-pihak yang terlibat dalam sistem e-procurement
seperti pada Bagian Surabaya e-procurement System (SePS) Pemerintah Kota Surabaya.
Kuisioner berbentuk
Pemgumpulan data dilakukan dengan cara menyebarkan kuisioner dan
wawancara tak terstruktur yang dilakukan terhadap para responden. Responden
diberikan waktu beberapa hari untuk mengisi kuisioner dan kemudian diserahkan
kembali kepada peneliti, serta melakukan wawancara tak terstruktur terhadap salah satu
atau lebih responden yang dianggap paling berkompeten dan berpengalaman di
bagiannya sebagai narasumber terhadap beberapa hal yang belum dipahami oleh
peneliti.
Dari total 53 kuisioner yang disebar kepda para responden, hanya diperoleh 36
kuisioner yang kembali. Ada beberapa hal yang menyebabkan kuisioner yang disebar
tidak dapat seluruhnya kembali, salah satunya adalah karena kesibukan responden,
sehingga karena terbatasnya waktu, maka tidak diikutkan dalam analisa.

3.3 Pengukuran Variabel
Pada penelitian ini, pengumpulan data akan dilakukan dengan menggunakan
kuesioner yang menggunakan variabel yang bersifat kualitatif namun akan diukur secara
kuantitatif. Pemberian skala ini hanya merupakan pemberian kode (coding) untuk
mengubah persepsi/opini secara kualitatif kedalam suatu urutan kuantitatif. Skala
pengukuran yang digunakan tersebut bertujuan untuk mengukur sikap, pendapat dan
persepsi responden tentang suatu kejadian. Masing-masing indikator akan diukur
dengan menggunakan skala pengukuran yang akan diberi nilai antara 1 sampai 5 yang
menunjukkan tingkatan dari masing-masing indikator. Angka 1 menunjukkan rendah
(low) dan 5 menunjukkan tinggi (high). Skala pengukuran ini digunakan untuk


 

mengukur persepsi atau sikap responden terhadap variabel-variabel yang ditanyakan
dalam kuesioner.
3.2 Metode Analisa Data
Pada penelitian ini analisa data dilakukan dengan menggunakan analisa regresi
berganda. Dimana regresi dilakukan dengan:
 Pengujian Model (Menghitung Koefisien Determinasi Ganda / R2) yang mengukur

keeratan pengaruh secara simultan dari variabel-variabel X terhadap variabel Y
dimana Nilai R2 ( 0 ≤ R2 ≤ 1) , Semakin besar R2 (mendekati satu) semakin baik
hasil regresi dan sebaliknya.
 Uji F(F test) yaitu melihat pengaruh variabel-variabel X secara simultan terhadap
variabel Y dengan cara embandingkan nilai Fhitung dengan Ftabel dimana jika Fhitung >
Ftabel maka variabel X secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel Y dan
sebaliknya.
 Uji t (t test) yaitu untuk melihat pengaruh variabel-variabel X secara parsial terhadap
variabel Y dengan cara membandingkan nilai thitung dengan ttabel, dimana jika thitung >
ttabel maka variabel X ke-i berpengaruh terhadap variabel Y.
3 HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
Dari hasil analisa yang telah dilakukan, dapat dilihat bagaimana pengaruh hasil
penerapan e-procurement terhadap kinerja dan efisiensi pengadaan dengan melihat
pengaruh terhadap masing–masing indikator kinerja dan efisensi.
1. Pengaruh hasil penerapan e-porocurement terhadap kinerja
a. Manajemen kontrol data
 Dengan melakukan uji variabel secara serentak dengan F test, F hitung
menunjukkan nilai sebesar 25,149 (sig F = 0,000) > F tabel = 2,27 atau sig
F ( 0,000 ) < 5 % ( 0,05 ) yang berarti bahwa ke-9 variabel bebas tersebut ada

indikasi secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap variabel
Manajemen dan kontrol kata.
 hasil uji secara parsial (uji t) terhadap masing-masing variabel bebas
dilakukan dengan membandingkan antara t-hitung dan t-tabel dimana t hitung > t- tabel atau dengan melihat nilai signifikansi dimana nilai Sig <
5%(0,05). t- tabel = 2,0315. Dari hasil perbandingan antara t-hitung dengan
t-tabel maka dinyatakan bahwa variable-variabel pada tabel dibawah ini
adalah variabel-variabel yang berpengaruh terhadap manajemen kontrol data
Tabel : Hasil Rekapitulasi Uji t untuk Manajemen dan Kontrol Data
No

Kode
Variabel

1

X1

2

X2

Nilai
t-hitung

Sig

Pemusatan manajemen dan
kontrol yang lebih baik

3,583

0,001

Meningkatkan akurasi data

2,553

0,017

Nama Variabel


 

3

X4

4

X5

5

X6

Standarisasi proses dan dokumen
(Format yang seragam lebih
memudahkan pengerjaan)
Sistim aliran kerja yang lebih efisien
(workflow)
Otonomi yang lebih kepada
departemen (Disentralisasi dari
pengadan)

2,841

0,009

2,742

0,011

2,069

0,011

Sumber: Hasil data olahan, 2011

b. Kualitas hasil dan produksi
 Dengan melakukan uji variabel secara serentak dengan F test, F hitung
menunjukkan nilai sebesar 24,916 (sig F = 0,000) > F tabel = 2,24
atau sig F ( 0,000 ) < 5 % ( 0,05 ) yang berarti bahwa ke-11 variabel
bebas tersebut ada indikasi secara bersama-sama berpengaruh
signifikan terhadap variabel Kualitas hasil dan produksi.
 hasil uji secara parsial (uji t) terhadap masing-masing variabel bebas
dilakukan dengan membandingkan antara t-hitung dan t-tabel dimana t
-hitung > t- tabel atau dengan melihat nilai signifikansi dimana nilai
Sig < 5%(0,05). t- tabel = 2,0315. Dari hasil perbandingan antara thitung dengan t-tabel maka dinyatakan bahwa variable-variabel pada
tabel dibawah ini adalah variabel-variabel yang berpengaruh terhadap
Kualitas hasil dan produksi.
Tabel : Hasil Rekapitulasi Uji t untuk Kualitas hasil dan produksi
No

Kode
Variabel

1

X10

2

X12

3

X13

4

X14

X15

5

Nama Variabel

t-hitung

Sig

3,156

0,004

4,141

0,000

2,397

0,025

Meningkatkan kualitas dan
produktifitas dari sumber daya
(SDM maupun SI)

2,431

0,023

Meningkatkan akurasi anggaran
(deviasi dari pengadaan aktual
pemerintah dibandingkan dengan
anggaran keuangan terkait)

2,244

0,034

Menjadikan proses pengadaan yang
lebih kompetitif
Menciptakan proses pengadaan
yang bersih, transparan dan dapat
diterima
Meningkatkan kualitas dari hasil
pengadaan

Sumber: Hasil data olahan, 2011


 

c. Hubungan dengan mitra kerja
 Dengan melakukan uji variabel secara serentak dengan F test, F hitung
menunjukkan nilai sebesar 19,99 (sig F = 0,000) > F tabel = 2,43 atau sig
F ( 0,000 ) < 5 % ( 0,05 ) yang berarti bahwa ke-6 variabel bebas tersebut
ada indikasi secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap
variabel Hubungan dengan mitra kerja.
 hasil uji secara parsial (uji t) terhadap masing-masing variabel bebas
dilakukan dengan membandingkan antara t-hitung dan t-tabel dimana t hitung > t- tabel atau dengan melihat nilai signifikansi dimana nilai Sig <
5%(0,05). t- tabel = 2,0315. Dari hasil perbandingan antara t-hitung
dengan t-tabel maka dinyatakan bahwa variable-variabel pada tabel
dibawah ini adalah variabel-variabel yang berpengaruh terhadap
Hubungan dengan mitra kerja
Tabel : Hasil Rekapitulasi Uji t untuk Hubungan dengan mitra kerja
No

Kode
Variabel

1

X21

2
3

Nama Variabel

t-hitung

Sig

Networking dan aliansi setrategi

2,994

0,006

X24

Meningkatkan kepuasan klien
(costomer statisfaction)

4,202

0,000

X26

Akses informasi yang lebih mudah
dan luas

3,696

0,001

Sumber: Hasil data olahan, 2011
2. Pengaruh hasil penerapane-procurement terhadap efisiensi
a. Biaya
 Dengan melakukan uji variabel secara serentak dengan F test, F hitung
menunjukkan nilai sebesar 25,141 (sig F = 0,000) > F tabel = 2,36 atau
sig F ( 0,000 ) < 5 % ( 0,05 ) yang berarti bahwa ke-5 variabel bebas
tersebut ada indikasi secara bersama-sama berpengaruh signifikan
terhadap variabel Biaya.
 hasil uji secara parsial (uji t) terhadap masing-masing variabel bebas
dilakukan dengan membandingkan antara t-hitung dan t-tabel dimana t hitung > t- tabel atau dengan melihat nilai signifikansi dimana nilai Sig <
5%(0,05). t- tabel = 2,0315. Dari hasil perbandingan antara t-hitung
dengan t-tabel maka dinyatakan bahwa variable-variabel pada tabel
dibawah ini adalah variabel-variabel yang berpengaruh terhadap Biaya
Tabel : Hasil Rekapitulasi Uji t untuk Biaya
Kode
Nama Variabel
t-hitung Sig
No
Variabel
1
X27
Mengurangi biaya administrasi
3,332
0,002
2
X28
2,554
0,160
Opportunity cost of capital
Meningkatkan pemasukan
2,249
0,032
3
X30
perusahaaan (revnue)
4
X31
Mengurangi Cost per tender
3,873
0,001
Sumber: Hasil data olahan, 2011


 

b. Waktu
 Dengan melakukan uji variabel secara serentak dengan F test, F hitung
menunjukkan nilai sebesar 27,851 (sig F = 0,000) > F tabel = 2,25
atau sig F ( 0,000 ) < 5 % ( 0,05 ) yang berarti bahwa ke-2 variabel
bebas tersebut ada indikasi secara bersama-sama berpengaruh
signifikan terhadap variabel Waktu.
 hasil uji secara parsial (uji t) terhadap masing-masing variabel bebas
dilakukan dengan membandingkan antara t-hitung dan t-tabel dimana
t -hitung > t- tabel atau dengan melihat nilai signifikansi dimana nilai
Sig < 5%(0,05). t- tabel = 2,0315. Dari hasil perbandingan antara thitung dengan t-tabel maka dinyatakan bahwa variable-variabel pada
tabel dibawah ini adalah variabel-variabel yang berpengaruh terhadap
Waktu
Tabel : Hasil Rekapitulasi Uji t untuk Waktu
No

Kode
Variabel

1
2

X34
X35

Nama Variabel
Lead Time savings
Mengurangi waktu proses

t-hitung

Sig

2,37
5,526

0,026
0,000

Sumber: Hasil data olahan, 2011
4 KESIMPULAN
Secara simultan atau bersama-sama, semua variabel Manajemen dan kontrol data,
Kualitas hasil dan produksi, dan Hubungan dengan mitra kerja, Biaya dan Waktu
berpengaruh signifikan terhadap kinerja dan efisiensi pengadaan barang dan jasa di
Pemerintah Kota Surabaya. Namun secara parsial, Pemusatan manajemen dan kontrol
yang lebih baik, Menciptakan proses pengadaan yang bersih, transparan dan dapat
diterima, Networking dan aliansi setrategi merupakan variabel yang paling berpengaruh
terhadap kinerja sedangkan Mengurangi cost per tender  dan Pengurangan waktu proses
pengadan merupakn variabel yang paling berpengaruh terhadp efisiensi pengadaan di
Pemkot Surabaya. artinya adalah bahwa jika ingin meningkatkan kinerja dan efisiensi
pengadaan di pemerintah Kota surabaya, maka ke-5 variabel tersebut adalah yang paling
utama perlu mendapatkan prioritas. 
5

DAFTAR PUSTAKA
1. Croom, S.R., Brandon-Jones, A. (2007),”Impact of E-procurement: experiences
from implementation in the UK public sector”, Journal of Purchasing & Supply
Management, Vol. 13, Hal. 294–303.
2. Davila, A., Gupta, M., Palmer, R. (2003), “Moving procurement systems to the
internet : the adoption and use of e-Procurement technology models “, European
Management Journal, Vol.21, No. 1, Hal 11.
3. Demin, J.E (2002), Insight Matters: Global Network Considerations for E
Procurement and Extranets, Infonet Services Corporation, Vol.1, Singapore.


 

4. Lembaga Kajian Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah (2009), ”Implementasi
E-procurement di Indonesia - LKPP Galakkan Lelang Via Elektronik (eprocurement)”, Lembaga Kajian Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah,
Jakarta.
5. Panayiotou, N.A., Gayaialis, S.P., Tatsiopoulos, I.P. (2004), “An E-procurement system for governmental purchasing”, International Journal of Production
Economics,Vol. 90, Hal. 79–102.
6. Tatsis,V., Mena,C., VanWassenhove,L.N., Whicker,L. (2006), “Procurement in
the Greek Food and Drink Industry”, Journal of Purchasing & Supply
Management, Vol. 12, hal. 63–74.
7. Teo., H, T.S., Hung, K. (2009), “ Usage and Performance Impact of Electronic
Procurement”, Journal of Business Logistics.

10 
 

Dokumen yang terkait

PENGARUH PEMBERIAN SEDUHAN BIJI PEPAYA (Carica Papaya L) TERHADAP PENURUNAN BERAT BADAN PADA TIKUS PUTIH JANTAN (Rattus norvegicus strain wistar) YANG DIBERI DIET TINGGI LEMAK

23 199 21

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

ANALISIS PROSPEKTIF SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA PT MUSTIKA RATU Tbk

273 1263 22

PENERIMAAN ATLET SILAT TENTANG ADEGAN PENCAK SILAT INDONESIA PADA FILM THE RAID REDEMPTION (STUDI RESEPSI PADA IKATAN PENCAK SILAT INDONESIA MALANG)

43 322 21

PROSES KOMUNIKASI INTERPERSONAL DALAM SITUASI PERTEMUAN ANTAR BUDAYA STUDI DI RUANG TUNGGU TERMINAL PENUMPANG KAPAL LAUT PELABUHAN TANJUNG PERAK SURABAYA

97 602 2

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

PEMAKNAAN BERITA PERKEMBANGAN KOMODITI BERJANGKA PADA PROGRAM ACARA KABAR PASAR DI TV ONE (Analisis Resepsi Pada Karyawan PT Victory International Futures Malang)

18 209 45

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25