MK Sosiologi Umum 14 REVOLUSI HIJAU DAN

MK Sosiologi Umum (KPM130)
10 Desember 2014
Praktikum ke-14
CCR 2.16/Q 09.2

Rabu,
RK

Lini Angraini/F44140050
REVOLUSI HIJAU DAN PERUBAHAN
SOSIAL DI PEDESAAN
Oleh: Sediono M.P. Tjondonegoro
Asisten Praktikum:
1. Dyah Utari (I34110060)
2. Nurul Rizki (H44120099)

ANALISIS:
1.
Perubahan sosial yang teradi di awali dengan adanya
Revolusi Hijau yang di canangkan pemerintah Pusat tahun
1960an. Revolusi Hijau yang mengacu di Indonesia

mengacu pada intensifikasi pertanian, dengan tanaman
utama padi. Intensifikasi mengacu pada peningkatan
kualitas dan hasil produksi pertanian. Di tinjau dari sudut
pandang makro, intensifikasi pertanian telah berhasil
dendan di tandai swasembada beras tahun 1984.
Pemerintah dengan program Pelitanya berhasil mengubah
indonesia dari pengimpor beras terbesar di dunia tahun
1970an menjadi negara ekspor beras.
Revolusi hijau juga mengubah struktur sosial
masyarakat petani, khususnya petani Jawa. Program
intensifikasi pertanian, membuat struktur pelapisan petani
semakin jelas. Petani kaya semakin mudah mengakses
sumber daya dan petani miskin semakin tergantung petani
kaya. Tugas Pamong desa semakin besar akibat
pelimpahan tugas untuk memperlancar intensifikasi
pertanian di daerah pedesaan. Kerena tugasnya yang
semakin banyak, Pamong desa mendapat imbalan bengkok
tanah. Sehingga posisi Pamong desa semakin kuat dan
selalu menjadi perebutan setiap pemilihan Pamong desa.
Pengaruh teknologi dan perubahan lapisan sosial yang

semakin jelas membuat terjadi kerenggangan hubungan di
masyarakat pedesaan. Pekerjaan
buruh tani yang
dahulunya berdasarkan kekeluargaan dan bagi hasil, kini
berubah menjadi upah tunai. Masyarakat pedesaan mulai
condong ke arah kota dengan mengandalkan ekonomiuang dan individualisasi.

2. a. Bentuk-bentuk perubahan dari struktur sosial (Harper,
1989):
Perubahan pada
personel

Perubahan pada ciri
hubungan antara
bagian-bagian
struktur sosial

Perubahan di dalam
fungsi-fungsi dari
struktur sosial


Terjadinya
pertumbuhan
penduduk yang cepat dan akibat
intensifikasi pertanian. Dampak
Revolusi Hijau tampak terlhat
dengan adanya mobilisasi dari
desa ke kota dan sebaliknya.
Bimas yang turun ke desa dan
pedagang-pedagang beras yang
turun ke desa untuk melakukan
pembelian. Atau kecenderungan
petani miskin yang tidak bisa
bercocok tanam sebagai buruh
tani di desanya pindah kekota
untuk mencari pekerjaan sektor
informal sepert jasa dan pedagang
kecil.
Hubungan patron-klien di daerah
pedesaan Jawa mulai memudar

dan sifat hubungan menjad lebih
invidual serta berdasarkan atas
ekonomi uaag. Petani kecil dan
buruh tani semakin terikat dan
harus memberikan lebih banyak
tenaga untuk patronnya, dan ini
sering kali dengan balas budi dan
Bawon
yang
tetap.
Bentuk
ketergantungan ini berpengaruh
besar dalam hal penerimaan dan
pengambilan kredit. Petani kecil
semakin tergantung pada patron,
karena hubungan utang-piutang.
Petani miskin dan buruh tani yag
tidak bisa bercocok tanam lagi,
cenderung pergi ke kota untuk
mencari pekerjaan baru. Mereka

bekerja pada sektor jasa atau
pedagang kecil.
Pamong desa semakin cenderung
lebih
melaksanakan
program
intensifikasi pertanian yang di
limpahkan
kepadanya.
dan
koperasi yang lebih di jalankan
2

Perubahan dalam
hubungan di antara
beragam struktur

Berkembangnya
stuktur-struktur baru


oleh elit desa yang pada awalnya
ditujukan untuk para petani.
Koperasi pedesaan yang lebih di
jalankan oleh elit desa yang pada
awalnya ditujukan untuk para
petani baik lapisan bawah sampai
atas. Selanjutnya, setelah program
intensifikasi
berhasil
terjadi
perubahan struktur sosial lagi.
Terjadi perubahan jumlah serta
komposisi lapisan petani yang
menyebabkan adanya perubahan
keanggotaan. Petani lapisan atas
dan bawah memilih tidak menjadi
anggota koperasi. Keanggotaan
koperasi lebih banyak di duduki
oleh lapisan tengah.
Sebelum

revolusi
Hijau,
masyarakat pedesaan Jawa bertani
dengan cara tradisional. Setelah
Revolusi hijau di lakukan, terjadi
modernisasi dan komersialisasi
alat-alat pertanian dan segala hal
yang
mendukung
program
intensifikas
pertaniani.
Salah
satunya
adalah
menurunkan
tenaga ahli untuk mengajakan dan
mengarahkan
petani
pada

teknologi dan cara pertanian yang
lebih modern misalnya Bimas. Hal
ini menandakan adanya struktur
baru dalam masyarakat pedesaan
yaitu golongan tenaga ahli.
Adanya perusahaan atau sektor
industri
yang
memanfaatkan
sumberdaya lahan.

b. Tingkatan dan aspek perubahan dari struktur sosial
Tingkatan struktur
sosial
Grup

Perubahan sosial
Adanya program Bimas, Inmas dan
Insus
yang

berhasil
dilakukan
menyebabkan banyak petani yang
mulai
mengikutinya,
khususnya

3

Organisasi

Institusi/pranata

Masyarakat

Global

petani kaya yang mempunyai modal.
Perubahan
keanggotaan

pada
koperasi pedesaan sesuai dengan
kepentingan
masyarakat
petani.
Umumnya koperasi aktif dilakukan
oleh lapisan menengah setelah
keberhasilan intensifikasi pangan,
yang sebelumnya di duduki oleh
golongan elit seperti lurah dan
pamong desa.
Prinsip massa mengambang yang di
pelihara
pemerintah
untuk
kepentingan
politil,
membuat
masyarakat
desa

takut
berorganisasi. Di desa, kegiatan
LSM untuk kepentingan petani,
kegiatannya menghindari polarisasi
dengan menerapkan pendekatanpendekatan lain daripada birokrasi
formal pedesaan.
Masyarakat semakin berorientasi
pada
masyarakat
kota, seperti
modernisasi
perlengkapan
hidup,komrsialisasi,
individulisme
dan penguatan arus uang ( ekonomiuang).
Indonesia
dapat
melakukan
swasembda beras tahun 1984,
padahal dahulunya Indonesia adalah
negara pengimpor beras terbesar di
dunia.
Pengaruh arus teknologi dan media
massa menyebabkan petani semakin
mementingkan hasil produksi dan
efisiensi
pertanian,
di
tandai
pengurangan tenaga kerja manuasia
di
gantikan
mesin
dan
alat
pertanian.

3. Faktor sumber utama perubahan struktur sosial
Faktor utama sumber perubahan pada bacaan yaitu inovasi dan
difusi karena telah mendorong hampir semua perubahan di
masyarakat pedesaan. Perkembangan Revolusi Hijau berdampak
pada kemajuan teknologi pertanian, ilmu pertanian baru bagi
para petani yang di iringi oleh kemajuan informasi dan

4

transportasi. Dengan berjalannya program Revolusi Hijau di
daerah pedesaan, menyebabkan perubahan lapisan masyarakat
Jawa yang semakin jelas. Perubahan ini menyebabkan
perubahan aspek lain yang pada akhirnya mengubah struktur
sosial masyarakat pedesaan.

5