PERKEMBANGAN EMOSI ANAK USIA DINI 1. Apa

PERKEMBANGAN EMOSI ANAK USIA DINI

1.

Apa itu Emosi ?
Emosi yang berasal dari bahasa latin movere, berarti menggerakkan atau bergerak, dari

asal kata tersebut emosi dapat diartikan sebagai dorongan untuk bertindak. Emosi merujuk pada
suatu perasaan atau pikiran – pikiran khasnya, suatu keadaan biologis dan psikologis serta
serangkaian kecenderungan untuk bertindak. Emosi dapat berupa perasaan amarah, ketakutan,
kebahagiaan, cinta, rasa terkejut, jijik, dan rasa sedih (Goleman, 1995: 16).
Emosi merupakan suatu perasaan atau umpan balik yang dialami setiap individu dari
suatu kejadian atau perilaku – perilaku yang muncul, disalurkan melalui keadaan fisik (jasmani)
yaitu dari bentuk tatapan, ekspresi wajah, maupun tindakan.

Teori sentral, gejala kejasmanian merupakan akibat dari emosi yang dialami oleh
individu; jadi individu mengalami emosi terlebih dahulu baru kemudian mengalami perubahan –
perubahan dalam kejasmaniannya (Walgito, 1997: 17).

Gejala jasmani akibat dari emosi positif atau negatif dapat diamati dari ekspresi wajah,
perilaku dan nada suara. seperti seseorang menangis karena sedih atau seseorang tertawa karena

lucu, emosi yang dialami setiap individu melalui beberapa tahap.
Lima tahap proses terjadinya emosi, yaitu: Elicitors, receptors, state, expression, dan
experience (Lewis dan Rosenbulum, 2004: 17).
Masa anak usia dini memiliki berbagai macam karakter dalam proses pengembangan
kepribadian, merupakan usia yang sulit karena dianggap sebagai usia bermain, usia prasekolah,
usia berkelompok, usia menjelajah, dan usia kreatif.
Berkaitan dengan aspek sosial emosi, Erickson (dalam papalia, Olds, dan Feldman, 2002;
Santrock, 1995; Morrison, 1998: 12) membagi masa anak usia dini dalam 3 periode
perkembangan, yaitu :

Masa bayi (usia 0-18 bulan)
 Masa toddlers (usia 18 bulan – 3 tahun)


Masa awal kanak – kanak(tahun prasekolah; usia 3-6 tahun)

2. Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Emosi pada Anak Usia Dini
Perkembangan emosi anak usia dini sangat dipengaruhi oleh pengalaman dan hubungan
keluarga dalam setiap hari, anak belajar emosi baik penyebab maupun konsekuensinya
(Thompson dan Lagatutta, 2006: 20).

Pengalaman merupakan suatu peristiwa yang pernah dialami. Hubungan keluarga sangat
berkaitan erat dalam proses perkembangan anak, hubungan yang baik antar setiap anggota

keluarga mampu memberikan contoh positif pada anak. Sebaliknya, hubungan yang renggang
antar anggota keluarga dapat membuat anak merasa jauh dari kasih sayang dan perhatian serta
dapat menimbulkan dampak negatif.
Tingkah laku seseorang ditentukan oleh lingkungan, apa yang dialami dan dipelajari
dalam kehidupan sehari – hari lebih menentukan tingkah laku dan pola tanggapan emosi
(Goleman, 1995: 20).
Bukan hanya itu, lingkungan adalah salah satu wadah yang mengatur proses lanjutan
perkembangan anak usia dini, dimana lingkungan berperan aktif dalam memberikan berbagai
informasi terbaru yang mempengaruhi emosi setiap individu.
Adapun menurut Desmita (2005: 116), menjelaskan pola perkembangan emosi anak
dimulai sejak anak berada dalam kandungan (prenatal). Dan setelah lahir pola perkembangan
disertai dengan



Perkembangan temperamen
Perkembangan kedekatan




Perkembangan rasa percaya



Perkembangan otonomi
Variasi emosi pada setiap anak tentunya berbeda – beda, karena dipengaruhi oleh

beberapa hal yaitu:



Keadaan fisik anak, sangat mempengaruhi emosionalnya.
Reaksi social terhadap perilaku emosional, perbedaan reaksi sosial menyebabkan
emosional anak berubah sesuai dengan reaksi yang dia terima.




Kondisi lingkungan, berperan aktif sebagai pengatur.



Jumlah anggota keluarga, potensi emosional ditentukan oleh jumlah anggota keluarga.



Cara mendidik anak, didikan yang baik dan teratur akan memberikan kesan positif
kepada anak.



Status social – ekonomi keluarga, anak dengan status social rendah memiliki rasa takut
yang lebih besar dibandingkan anak dengan status social tinggi.

Dari uraian tentang pola dan variasi perkembangan emosi pada anak dapat disimpulkan
bahwa setiap anak memiliki perkembangan emosi yang berbeda – beda tergantung pada faktor
yang mempengaruhi.


3. Karakteristik Perkembangan Emosi Anak Usia Dini
Karakter emosi pada anak usia dini sangat kuat pada usia 2,5 – 3,5 tahun dan 5,5 – 6,5
tahun (Hurlock, 1993, 40). Beberapa ciri utama :




Reaksi emosi anak sangat kuat, anak akan merespons suatu peristiwa dengan kadar
kondisi yang sama. Semakin bertambah usia anak, anak akan semakin mampu memilih
kadar keterlibatan emosinya.
Reaksi emosi sering kali muncul pada setiap peristiwa dengan cara yang diinginkannya.
Anak dapat bereaksi emosi kapan saja mereka menginginkannya. Kadang tiba – tiba anak
menangis saat bosan atau karena suatu kondisi yang tidak jelas. Semakin bertambah usia
anak, kematangan usia anak semakin bertambah sehingga mereka mampu mengontrol
dan memilih reaksi emosi yang dapat diterima lingkungan.



Reaksi emosi anak mudah berubah dari satu kondisi ke kondisi lain. Bagi seorang anak
sangat mungkin sehabis menangis akan langsung tertawa keras melihat kejadian yang

menurutnya lucu. Reaksi ini menunjukkan spontanitas pada diri anak dan menunjukkan
kondisi asli (genuine) dimana anak sangat terbuka dengan pengalaman – pengalaman
hatinya.



Reaksi emosi bersifat individual, artinya meskipun peristiwa pencetus emosi sama namun
reaksi emosinya dapat berbeda – beda. Hal ini terkait dengan berbagai faktor yang
memengaruhi perkembangan emosi terutama pengalaman – pengalaman dari lingkungan
yang dialami anak.



Keadaaan emosi anak dapat dikenali melalui gejala tingkah laku yang ditampilkan. Anak
– anak sering kali mengalami kesulitan dalam mengungkapkan emosi secara verbal.
Kondisi emosi yang dialami anak lebih mudah dikenali dari tingkah laku yang
ditunjukkan.
Pemahaman ini akan sangat membantu para orang tua atau wali dalam mendidik emosi

anak dengan tepat. Keterlibatan orang tua atau wali sangat membantu anak belajar mengetahui

dan mengendalikan emosi. Tidak mampunya orang tua atau wali menanggapi/merespons emosi
yang diberikan anak dengan tepat, akan memperburuk proses perkembangan anak.

Daftar Pustaka

Mashar, Riana. 2011. Emosi Anak Usia Dini dan Strategi Pengembangannya. Jakarta: Kencana
Prenada Media Group.