PENGAJARAN REMEDIAL INSTRUKSIONAL DAN LA

MAKALAH
PENGAJARAN REMEDIAL
INSTRUKSIONAL DAN LANGKAH-LANGKAH PENGAJARANNYA
DAN
INOVASI DAN TEKNOLOGI PENGAJARANNYA
(Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kurikulum dan Pengajaran Biologi)

OLEH:
Nelma Novita Dadi / 14534023
Selviana Samehe / 14534116

UNIVERSITAS NEGERI MANADO
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
2015

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami bagi Tuhan Yang Maha Esa, karena atas segala berkat, pertolongan
dan kasih karuniaNya makalah yang berjudul “Pengajaran Remedial, Instruksional dan
Langkah-Langkah Pengajarannya serta Inovasi dan Teknologi Pengajarannya” boleh jadi
tepat pada waktunya.

Makalah ini disusun dalam rangka untuk memenuhi tugas dari mata kuliah Kurikulum
dan Pengajaran Biologi. Makalah ini diharapkan mampu menambah wawasan kita mengenai
bagaimana Pengajaran Remedial, Instruksional dan Langkah-Langkah Pengajarannya serta
Inovasi dan Teknologi Pengajarannya itu.
Mohon maaf bila dalam pembuatan makalah ini terdapat kekurangan-kekurangan. Oleh
karena itu, dengan segala kerendahan hati, silahkan memberikan kritik dan saran atas
kekurangan dari pembuatan makalah ini. Untuk itu diucapkan banyak terima kasih dan
semoga karya tulis ilmiah ini bermanfaat bagi para pembaca.

Kelompok 7,
Tondano 28 September 2015

i

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................... i
DAFTAR ISI..........................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................... 1
1. Latar belakang............................................................................................................1
2. Rumusan masalah...................................................................................................... 1

3. Tujuan........................................................................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN....................................................................................................... 2
1. Pengajaran Remedial................................................................................................. 2
A. Tujuan Pengajaran Remedial............................................................................... 2
B. Fungsi Pengajaran Remedial................................................................................3
C. Prinsip Pengajaran Remedial............................................................................... 4
D. Metode Pengajaran Remedia............................................................................... 5
E. Pentingnya Pengajaran Remedial dalam Proses Belajar Mengajar..................... 6
2. Instruksional dan Langkah-Langkah Pengajaran Remedial...................................... 8
3. Inovasi dan Teknologi Pengajaran.............................................................................10
A. Peran ICT dalam Pembelajaran........................................................................... 10
B. Penerapan ICT dalam Pembelajaran.................................................................... 10
C. Dampak Positif dan Negatif Teknologi Terhadap Pendidikan............................ 12
BAB III PENUTUP............................................................................................................... 14
1. Kesimpulan................................................................................................................ 14
Daftar Pustaka

Ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam keseluruhan proses pengajaran pada hakikatnya guru memilki tanggung jawab
maupun peran yang luas sebagai tenaga pengajar, fasilitator, evaluator dan konselor. Lewat
tugas sebagai pengelola kegiatan belajar mengajar, maka guru bertanggung jawab membantu
dan membimbing siswa untuk mancapai tujuan pengajaran dan tingkat perkembangan secara
optimal. Oleh sebab itu guru diharapkan mampu menciptakana situasi kegiatan proses
pengajaran secara efektif, efesien dan relevan. Dengan demikian dapat diharapkan akan
mencapai hasil belajar yang optimal. Untuk mencapai tujuan tersebut maka setiap kesulitan
yang timbul dalam belajar harus segera di dentifikasi dan harus segera dilakukan perbaikan.
Hal ini berarti bahwa setiap guru dituntut kemampuanya untuk memahami dan menguasai
kemampuan dalam melaksanakan pengajaran remedial. Dalam hal ini berkaitan sekali dengan
bagaimana manajemen pembelajaran dijalankan. Manajemen pembelajaran dapat diartikan
sebagai serangkaian aktivitas yang mengatur dan mengelola komponen pembelajaran agar
tujuan pembelajaran dapat tercapai secara efektif dan efesien. Salah satu aktivitas yang
dikelolah dalam konteks ini adalah remedial/kegiatan perbaikan da program pengayaan.
Kedua kegiatan tersebut diharapkan para siswa tidak lagi menemukan kesulitan dalam belajar
dan dapat terus memperkaya ilmunya, dan sangat diharapkan nantinya kegiatan perbaikan
khususnya remedial tidak lagi terjadi karena para siswa dapat mengerti sepenuhnya apa yang
diajarkan.
Dua istilah harus dijelaskan sebelum membicarakan penggunaan teknologi dalam inovasi

pendidikan. Pertama ialah istilah 'teknologi'. Teknologi merupakan proses dan produk yang
digunakan untuk membangun negara atau memperbaiki sesuatu sistem seperti sistem
pendidikan. Proses mencakup pengetahuan saintifik dan teknik untuk menyelesaikan masalah
yaitu produk yang adalah ciptaan daripada proses (teknik) teknologi itu sendiri.
B.Rumusan Masalah.
1. Bagaimana Pengajaran Remedial Itu?
2. Bagaimana Instruksional dan Langkah-Langkah Pengajaran Remedial Itu?
3. Bagaimana Inovasi dan Teknologi dan Pengajaran itu?
C.Tujuan
1. Untuk Mengetahui Apa Itu Pengajaran Remedial
2. Untuk Mengetahui Instruksional dan Langkah-Langkah Pengajaran Remedial
3. Untuk Mengetahui Inovasi dan Teknologi Pengajaran

BAB II PEMBAHASAN
1. PENGAJARAN REMEDIAL
Pengertian Pengajaran Remedial
Ditinjau dari arti kata, “remedial” berarti “sesuatu yang berhubungan dengan perbaikan”.
Dengan demikian pengajaran remedial, adalah suatu bentuk pengajaran
yang bersifat penyembuhan atau bersifat perbaikan. Pengajaran remedial merupakan bentuk
kasus pengajaran, yang bermaksud membuat baik atau menyembuhkan. Sebagaimana

pengertian pada umumnya proses pengajaran bertujuan agar murid dapat mencapai hasil
belajar yang optimal, jika ternyata hasil belajar yang dicapai tidak memuaskan berarti murid
masih dianggap belum mencapai hasil belajar yang diharapkan sehingga diperlukan suatu
proses pengajaran yang dapat membantu murid agar tercapai hasil belajar seperti yang
diharapkan. Proses pengajaran remedial ini sifatnya lebih khusus karena disesuaikan dengan
karakteristik kesulitan belajar yang dihadapi murid. Proses bantuan lebih ditekankan pada
usaha perbaikan cara mengajar, menyesuaikan materi pelajaran, arah belajar dan
menyembuhkan hambatan-hambatan yang dihadapi. Jadi dalam pengajaran remedial yang
diperbaiki atau yang disembuhkan adalah keseluruhan proses belajar mengajar yang meliputi
metode mengajar, materi pelajaran, cara belajar, alat belajar dan lingkunagn turut
mempengaruhi proses belajar mengajar. Melalui pengajaran remedial, murid yang mengalami
kesulitan belajar dapat diperbaiki atau disembuhkan sehingga dapat mencapai hasil yang
diharapkan sesuai dengan kemampuan. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa
pengajaran remedial sebagai bentuk khusus pengajaran yang bertujuan untuk memperbaiki
sebagian atau seluruh kesulitan belajar yang dihadapi oleh murid. Perbaikan diarahkan untuk
mencapai hasil belajar yang optimal sesuai dengan kemampuan masing-masing melalui
perbaikan keseluruhan proses belajar mengajar.
A. Tujuan Pengajaran Remedial
Tujuan pengajaran remedial sebenarnya tidak berbeda dengan tujuan pangajaran pada
umumya, yaitu agar murid dapat mencapai prestasi belajar sesuai dengan tujuan yang telah

ditetapkan. Secara khusus pengajaran remedial bertujuan agar murid yang mengalami
kesulitan belajar dapat mencapai prestasi belajar yang diharapkan melalui proses
penyembuhan atau perbaikan, baik segi proses belajar mengajar maupun kepribadian murid.
Tujuan pengajaran remedial secara terinci adalah agar murid dapat:
1. Memahami dirinya, khususnya yang menyangkut prestasi belajar meliputi segi
kekuatan, kelemahan, jenis dan sifatnya.
2. Memperbaiki cara-cara belajar ke arah yang lebih baik sesuai dengan kesulitan yang
dihadapi.
3. Memilih materi dan fasilitas belajar secara tepat untuk mengatasi kesulitan
belajarnya.

4. Mengembangkan sikap-sikap dan kebiasaan baru yang dapat mendorong tercapainya
hasil belajar yang lebih baik.
5. Mengatasi habatan-hambatan belajar yang lebih baik.
6. Melaksanakan tugas-tugas belajar yang diberikan
B. Fungsi Pengajaran Remedial
Pengajaran remedial mempunyai fungsi yang amat penting dalam keseluruhan proses belajar
mengajar. Adapun beberapa fungsi pengajaran remedial tersebut adalah :
1.Fungsi Korektif
Pengejaran remedial mempunyai fungsi korektif, artinya melalui pengajaran remedial dapat

diadakan pembentukan atau perbaikan terhadap sesuatu yang dianggap masih belum
mencapai apa yang diharapkan dalam keseluruhan proses belajar mengajar. Hal-hal yang
diperbaiki atau dibetulkan melalui pengajaran remedial antara lain :






Perumusan tujuan
Penggunaan metode mengajar
Cara-cara belajar
Evaluasi
Segi-segi pribadi murid

Dengan perbaikan terhadap hal-hal tersebut di atas, meka prestasi belajar murid beserta
faktor-faktor mempengaruhi dapat diperbaiki.
2.Fungsi Penyesuaian
Yang dimaksud fungsi penyesuaian adalah agar dapat membantu murid untuk menyesuaian
dirinya terhadap tuntutan kegiatan belajar. Murid dapat belajar sesuai dengan keadaan dan

kemampuan pribadinya sehingga mempunyai peluang besar untuk memperoleh prestasi
belajar yang lebih baik. Tuntutan belajar yang diberikan murid telah disesuaikan dengan sifat
jenis dan latar belakang kesulitannya sehingga murid diharapkan lebih terdorong untuk
belajar.
3.Fungsi Pemahaman
Fungsi pemahaman adalah agar pengajaran remedial memungkinkan guru, murid dan pihakpihak lain dapat memperoleh pemahaman yang lebih baik terhadap pribadi murid. Demikian
pula murid diharapkan dapat lebih memahami dirinya dan segala aspeknya. Begitu pula guru
dan pihak-pihak lainnya dapat lebih memahami akan keadaan pribadi murid.
4.Fungsi Pengayaan
Fungsi pengayaan dimaksud agar pengajaran remedial dapat memperkaya proses belajar
mengajar. Bahan pelajaran yang tidak disampaikan dalam pengajaran reguler, dapat diperoelh
melalui pengajaran remedial. Pengayaaan lain adalah dalam segi metode dan alat yang
dipergunakan adalam pengajaran remedial. Dengan demikian diharapkan hasil yang diperoleh
murid dapat lebih banyak, lebih luas dan lebih dalam sehingga hasil belajarnya lebih kaya.

5.Fungsi Terapuetik
Dengan pengaaran remedial secara langsung atau tidak langsung dapat meyembuhkan atau
memperbaiki kondisi-kondisi kepribadian murid yang diperkirakan menunjukkan adanya
penyimpangan. Penyembuhan kondisi kepribadian dapat menunjang pencapaian prestasi
belajar, demikian pada sebaliknya.

6.Fungsi Akselarasi
Fungsi akselarasi adalah agar pengajaran remedial dapat mempercepat proses belajar baik
dalam arti aktual maupun materi. Misalnya : murid yang tergolong lambat dalam belajar
dapat dibantu lebih cepat proses belajarnya melalui pengajaran remedial.
Kelompok siswa yang masuk dalam pembelajaran remedial, yaitu :
1. Kemampuan mengingat relatif kurang.
2. Perhatian yang sangat kurang dan mudah terganggu dengan sesuatu yang lain
disekitarnya pada saat belajar.
3. Secara relatif lemah kemampuan memahami secara menyeluruh.
4. Kurang dalam hal memotivasi diri dalam belajar.
5. Kurang dalam hal kepercayaan diri dan rendah harapan dirinya.
6. Lemah dalam kemampuan pemecahan masalah
7. Sering gagal dalam menyimak suatu gagasan dari suatu informasi
8. Mengalami kesulitan dalam memahami suatu konsep yang abstrak
9. Gagal menghubungkan suatu konsep lainnya yang relevan
10. Memerlukan waktu relatif lama dari pada yang lainnya untuk menyelesaikan tugastugas (Kunandar, 2008)
C. Prinsip Pembelajaran Remedial
Pembelajaran remedial merupakan pemberian perlakuan khusus terhadap peserta didik
yang mengalami hambatan dalam kegiatan belajarnya. Hambatan yang terjadi dapat berupa
kurangnya pengetahuan atau lambat dalam mecapai kompetensi. Beberapa prinsip yang perlu

diperhatikan dalam pembelajaran remedial antara lain:
1. Adaptif
Setiap peserta didik memiliki keunikan sendiri-sendiri. Oleh karena itu
program pembelajaran remedial hendaknya memungkinkan peserta didik untuk
belajar sesuai dengan kecepatan, kesempatan, dan gaya belajar masing-masing.
Dengan kata lain, pembelajaran remedial harus mengakomodasi perbedaan individual
peserta didik
2. Interaktif Pembelajaran
Remedial hendaknya memungkinkan peserta didik untuk secara intensif
berinteraksi dengan pendidik dan sumber belajar yang tersedia. Hal ini didasarkan
atas pertimbangan bahwa kegiatan belajar peserta didik yang bersifat perbaikan perlu
selalu mendapatkan monitoring dan pengawasan agar diketahui kemajuan belajarnya.
Jika dijumpai adanya peserta didik yang mengalami kesulitan segera diberikan
bantuan.

3. Fleksibilitas dalam Metode Pembelajaran dan Penilaian
Sejalan dengan sifat keunikan dan kesulitan belajar peserta didik yang
berbeda- beda, maka dalam pembelajaran remedial perlu digunakan berbagai metode
mengajar dan metode penilaian yang sesuai dengan karakteristik peserta didik.
4. Pemberian Umpan Balik Sesegera Mungkin

Umpan balik berupa informasi yang diberikan kepada peserta didik mengenai
kemajuan belajarnya perlu diberikan sesegera mungkin. Umpan balik dapat bersifat
korektif maupun konfirmatif. Dengan sesegera mungkin memberikan umpan balik
dapat dihindari kekeliruan belajar yang berlarut-larut yang dialami peserta didik.
5. Kesinambungan dan Ketersediaan dalam Pemberian Pelayanan
Program pembelajaran reguler dengan pembelajaran remedial merupakan satu
kesatuan, dengan demikian program pembelajaran reguler dengan remedial harus
berkesinambungan dan programnya selalu tersedia agar setiap saat peserta didik dapat
mengaksesnya sesuai dengan kesempatan masing-masing.
D. Metode Pengajaran Remedial
Metode pengajaran remedial merupakan metode yang dilaksanakan dalam keseluruhan
kegiatan bimbingan kesulitan belajar mulai dari langkah-langkah identifikasi kasus sampai
dengan langkah tindak lanjut. Beberapa metode yang dapat dilaksanakan dalam pengajaran
remedial yaitu:
1. Metode Pemberian Tugas
Merupakan metode yang dilakukan guru dengan memberikan tugas-tugas
tertentu kepada murid baik secara kelompok maupun secara individual, kemudian
diminta pertanggung jawaban atas tugas-tugas tersebut. Adapun penetapan jenis dan
sifat tugas yang diberikan disesuaikan dengan jenis, sifat dan latar belakang kesulitan
belajar yang dihadapi.
2. Metode Diskusi
Metode diskusi adalah suatu proses pendekatan dari murid dalam
memecahkan berbagai masalah secara analitis ditinjau dari berbagai titik pandangan.
Tujuannya adalah memecahkan masalah, suatu pertemuan pendapat atau suatu
kompromi yang disepakati bersama sebagai gambaran dari gagasan terbaik yang
diperoleh dari pembicaraan bersama. Dalam pengajaran remedial, metode diskusi
dapat digunakan sebagai salah satu metode dengan memanfaatkan interaksi antar
individu dalam jalannya diskusi
3. Metode Tanya Jawab
Metode tanya jawab merupakan bentuk interaksi langsung secara lesan antara
guru dengan murid. Dalam pengajaran remedial metode tanya jawab dapat dilakukan
dalam bentuk dialog antara guru dengan murid yang mengalami kesulitan belajar.
Dalam hubungan ini guru dapat mengetahui murid yang mengalami kesulitan belajar
dan mengenal jenis atau sifat kesulitan belajar yang dihadapi melalui tanya jawab .
4. Metode Kerja Kelompok
Metode kerja kelompok

Adalah penyajian dengan cara pemberian tugas-tugas untuk mempelajari sesuatu
kepada kelompok-kelompok belajar yang sudah ditentukan dalam rangka mencapai
tujuan. Dalam kerja kelompok yang terpenting adalah interaksi antar anggota
kelompok dan dari interaksi ini diharapkan akan terjadi perbaikan pada diri murid
yang mengalami kesulitan dalam belajar. 4.
5. Metode Tutor Sebaya
Adalah seorang murid atau beberapa murid yang ditunjuk dan ditugaskan
untuk membantu murid tertentu yang mengalami kesulitan belajar. Murid yang dipilih
sebagai tutor adalah murid yang tergolong dalam prestasi belajarnya baik dan
mempunyai hubungan sosial baik dengan teman-temannya, terutama dengan murid
yang mengalami kesulitan belajar.
6. Metode Pengajaran Individual
Adalah suatu bentuk proses belajar mengajar yang dilakukan secara
individual, artinya dalam bentuk interaksi antara guru dengan seorang murid secara
individual. Dengan pengajaran individual ini guru mempunyai banyak waktu untuk
memonitor kemajuan belajar murid, mendorong murid agar belajar giat dan
membantu secara langsung murid menghadapi kesulitan-kesulitannya. Untuk
melaksanakan pengajaran individual dalam pengajaran remedial, maka guru dituntut
memiliki kemampuan sebagai pembimbing (misal: ulet, sabar, bertanggung jawab,
menerima, memahami, disenangi, dsb), mampu menciptakan suasana sedemikian rupa
sehingga dalam proses pengajaran terjadi interaksi yang bersifat membantu.
E. Pentingnya pengajaran Remedial dalam Proses Belajar Mengajar
Pengajaran remedial mempunyai peranan penting dalam keseluruhan proses
belajar mengajar, khususnya dalam mencapai hasil belajar yang optimal. Pengajaran
remedial merupakan pelengkap dari proses pengajaran secara keseluruhan. Beberapa
alasan pentingnya pengajaran remedial, dapat dilihat dari berbagai segi, yaitu: Warga
belajar, Pendidik dan pengajar (guru), Proses belajar, Pelayanan bimbingan. Segi-segi
tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Warga Belajar
Warga belajar (murid) ternayata masih banyak yang mendapatkan nilai
prestasi belajar kurang. Misalnya: rata-rata yang dicapai masih jauh di bawah
ukuran yang diharapkan. Kenyataan menunjukkan pula bahwa setiap murid
mempunyai perbedaan individual dalam proses belajarnya. Ada yang
berkemampuan tinggi, sedang ada pula yang rendah, sedang-sedang saja, lambat
dan cepat. Di samping itu setiap murid mempunyai pengalaman dan latar belakang
yang berbeda satu dengan yang lainnya. Di dalam proses belajar mengajar pada
umumnya, guru menggunakan pendekatan yang sama, kadang-kadang melupakan
perbedaan individual sehingga keunikan setiap pribadi murid kurang mendapatkan
pelayanan. Hal ini dapat mengakibatkan murid mengalami kesulitan belajar.
Apabila murid dapat kesempatan belajar sesuai dengan pribadinya diharapkan ia
dapat mencapai prestasi belajar yang optimal sesuai dengan kemampuannya. Atas
dasar hal tersebut pengajaran remedial sangat diperlukan untuk membantu setiap

pribadi murid agar mendapat kesempatan memperoleh prestasi belajar yang
memadai sesuai dengan kemampuannya.
b. Pendidik dan Pengajar
Pada dasarnya guru bertanggug jawab atas keseluruhan proses pendidikan di
sekolah. Hal ini berarti bahwa guru harus bertanggung jawab terhadap pencapaian
tujuan pendidikan melalui pencapaian tujuan institusional, tujuan kutikuler dan
tujuan instruksional. Kenyataan menunjukkan bahwa murid sebagai individu
mempunyai perbedaan-perbedaan. Perbedaan itu berakibat pula pada
keberhasilan murid dalam belajar. Terhadap murid yang belum berhasil, seorang
guru bertanggung jawab untuk membantu. Supaya bantuan yang diberikan
kepada murid dapat berhasil guna, maka harus melalui suatu proses diagnosis dan
diakhiri dengan pengajaran remedial. Berhasil tidaknya seorang guru, dapat dilihat
dalam kemampuannya melaksanakan proses belajar mengajar yang sebaikbaiknya, sehingga semua murid dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Dalam melaksanakan tugas, peranan seorang guru bukan hanya sekedar
penyampai pengetahuan kepada murid tetapi juga mempunyai peranan sebagai
pembimbing yang harus dapat membantu murid memahami dirinya dan mampu
mengatasi hambatan-hambatan di dalam dirinya. Dalam kaitan inilah pengajaran
remedial merupakan salah satu upaya yang dapat dilaksanakan oleh seorang guru
dalam memberikan peluang besar bagi setiap murid untuk dapat mencapai
prestasi belajar secara optimal dan maksimal.
c. Proses Belajar
Ditinjau dari segi pengertian proses belajar mengajar, pengajaran remedial
diperlukan dalam melaksanakan proses belajar mengajar yang sebenarnya. Pada
dasarnya belajar yang sesungguhnya dapat diartikan sebagai sesuatu proses
perubahan tingkah laku secara keseluruhan. Adanya gejala kesulitan belajar
merupakan indikasi belum adanya perubahan tingkah laku secara keseluruhan,
oleh karena itu masih diperlukan proses belajar mengajar khusus yang dapat
membantu pencapaian keseluruhan perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar.
Dengan demikian dapat dipahami bahwa pengajaran remedial mempunyai peranan
yang penting terhadap keberhasilan proses belajar mengajar secara keseluruhan.
d. Pelayanan Bimbingan
Pada dasarnya pelaksanaan pelayanan bimbingan dan konseling merupakan
kelengkapan dari keseluruhan proses pendidikan. Melalui pelayanan ini
diharapkan setiap murid dapat memahami dirinya, memahami kelebihan dan
kelemahannya serta harus mampu mengarahkan dirinya untuk mencapai
perkembangan yang optimal. Untuk melaksanakan pelayanan bimbingan dan
konseling yang sebaik-baiknya, pengajaran remedial merupakan salah satu bentuk
pelayanan bimbingan dan konseling melalui interaksi belajar mengajar. Dengan
demikian pengajaran remedial menunjang pelaksanaan bimbingan dan konseling
dan sebaliknya pelaksanaan bimbingan dan konseling dapat menunjang
pelaksanaan pengajaran remedial.

2. INSTRUKSIONAL
REMEDIAL

DAN

LANGKAH-LANGKAH

PENGAJARAN

Sasaran akhir pengajaran remedial adalah sama dengan pengajaran pada
umumnya, yaitu membantu murid dalam batas-batas normalitas tertentu agar dapat
mengembangkan diri seoptimal mungkin sehingga dapat mencapai tingkat
penguasaan tertentu, sekurang-kurangnya sesuai dengan batas criteria keberhasilan
yang dapat diterima (minimum acceptable, performance). Mengingat secara empiric
sasaran strategis itu tidak selamanya dapat dicapai dengan pendekatan system
pengajaran konvensional, maka perlu dicari juga pendekatan strategi lainnya.
Sebagaimana pembelajaran pada kelas biasa, maka dalam pembelajaran
remedialpun terdapat beberapa langkah kegiatan yang harus ditempuh oleh guru.
Langkah-langkah yang harus ditempuh adalah sebagai berikut:
1. Analisis hasil diagnosis
Diagnosis kesulitan belajar merupakan proses memeriksa siswa yang mengalami
kesulitan belajar. Kegiatan ini dapat dilakukan dengan cara menganalisis nilai/hasil
evaluasi atau uji kompetensi yang telah dilakukan. Dari hasil analisis ini akan diketahui
siapa diantara siswa yang belum menguasai kompetensi yang telah ditetapkan. Tentu saja
siswa tersebut tidak harus mengalami kesulitan yang sama. masing-masing siswa bisa saja
mengalami kesulitan belajar yang berbeda-beda. Dalam hal ini guru sudah mendapat
gambaran dari masing-masnig siswa dengan kesulian yang dialaminya.
2. Menemukan penyebab kesulitan
Sebelum merancang kegiatan remedial, guru harus telah mengetahui penyebab
kesulitan yang dialami siswa. Perlu diingat bahwa kesulitan sama yang dialami masingmasing siswa bisa disebabkan oleh faktor yang berbeda. Selain faktor yang berasal dari
diri siswa, faktor penyebab kesulitan lain yang sangat mungkin adalah dari guru sendiri.
Dalam hal ini guru perlu melakukan refleksi dan introspeksi diri dalam kaitannya dengan
kegiatan pembelajaran. Dengan mengetahui penyebab kesulitan yang dialami siswa
secara pasti maka guru akan dengan mudah merencanakan kegiatan untuk membantu
siswa yang mengalami kesulitan dalam menguasai pelajaran secara tepat.
3. Menyusun rencana kegiatan remedial
Langkah selanjutnya yang dilakukan guru setelah mengetahui siapa siswa yang
memerlukan bantuan, kompetensi mana yang belum dikuasai siswa, dan penyebab kesulitan
adalah menyusun rencana pembelajaran remedial. Komponennya sama seperti pada rencana
pelaksanaan pembelajaran biasai, yaitu; merumuskan kompetensi/tujuan pembelajaran;
menentukan materi pelajaran sesuai dengan tujuan yang telah dirumuskan; memilih metode
penyampaian sesuai dengan karakteristik siswa; merencanakan waktu yang diperlukan untuk
menyampaikan materi pelajaran; menentukan jenis, prosedur, dan alat penilaian untuk
mengetahui tingkat keberhasilan siswa.
4. Melaksanakan kegiatan remedial

Langkah selanjutnya adalah melaksanakan kegiatan sesuai dengan rencana yang telah
disusun. Kapan dilaksanakan? Biasanya di luar jam belajar biasa dan sedapat mungkin
laksanakanlah kegiatan remedial sesegera mungkin begitu rencana telah selesai disiapkan.
Karena semakin cepat bantuan diberikan kepada siswa maka semakin besar kemungkinan
siswa akan terbantu dan berhasil dalam belajarnya.
5. Menilai kegiatan remedial (evaluasi)
Penilaian dapat dilakukan dengan mengkaji kemajuan siswa. Apabila kemajuan yang
ditunjukkan siswa sesuai dengan yang diharapkan maka kegiatan yang dilaksanakan
sudah cukup efektif. Tetapi apabila siswa tidak mengalami kemajuan atau tidak mencapai
kompetensi yang diharapkan maka kegiatan yang dilaksanakan tidak efektif. Singkatnya,
kegiatan penilaian ini sebenarnya bertujuan untuk mengetahui keefektifan kegiatan yang
telah dilaksanakan. Jika dari hasil evaluasi kegiatan remedial ternyata siswa masih belum
bisa mencapai kompetensi yang diharapkan, maka guru harus mengulang merencanakan
kegiatan remedial kembali. Tujuan paling utama adalah diharapkan 75% taraf pengusaan
(level of mastery). Bila ternyata belum berhasil maka dilakukan diagnosis dan
memperoleh
pengajaran
remedial
kembali.
Pendekatan Pengajaran Remedial yaitu:
1. Pendekatan pencegahan (preventif)
Dari hasil Pre-test sebelum memulai pengajaran, seorang guru sudah dapat
mendeteksi bahwa seorang siswa mungkin akan mengalami hambatan dalam proses
belajarnya. Hal ini dapat dilakukan dengan upaya mengetahui secara tepat perilaku
awal siswa, menggunakan pendekatan multi media dan multi metode dalam proses
belajar mengajar.
2. Pendekatan penyembuhan (curative)
Pendekatan ini diberikan kepada siswa yang sudah nyata mengalami hambatan
dalam mengikuti proses belajar mengajar. Gejala yang terlihat yaitu prestasinya
sangat rendah dibandingkan dengan kriteria tingkat keberhasilan yang ditetapkan.
3. Pendekatan perkembangan (development)
Pendekatan ini menuntut guru untuk memonitor terus-menerus kegiatan siswa
dalam proses belajar mengajar berlangsung. Setiap ada hambatan segera dan secara
terus-menerus. Sehingga dengan demikian guru senantiasa mengikuti perkembangan
pada siswanya secara sistematis.

3. INOVASI DAN TEKNOLOGI PENGAJARAN
Pada saat metode pembelajaran sudah ditentukan, ekspektasi terhadap hasil akan
selalu dinantikan oleh seluruh elemen pendukung dalam proses pembelajaran. Bila
dalam perjalanannya ekspektasi tersebut tidak kunjung terjadi bahkan cenderung
terjadi kerancuan maka dibutuhkan suatu inovasi bagi jajaran pengajar. Inovasi
pembelajaran dibutuhkan untuk menemukan cara yang baik atau cara lain untuk
mendapat hasil yang baik dari proses pembelajaran. Dalam inovasi sendiri memiliki
beberapa nilai penting dalam pembelajaran antara lain :
1. Terdapat peningkatan dalam kualitas pembelajaran mulai dari segi
perencanaan,proses dan evaluasi
2. Adanya peningkatan kelulusan siswa.
3. Peningkatan kualitas dalam penyelenggaraan pendidikan
Dalam tiga poin diatas merupakan tujuan untuk dilakukannya inovasi mendapatkan hasil
yang baik. Ada beberapa cara dapat digunakan yaitu ICT (Information Comunication and
Technology) yang dapat digunakan untuk mengelola informasi dengan tujuan agar dapat
dikelola dengan mudah. Metode ini memiliki sifat yang efektif dan efisien karena dalam
pengelolaannya dapat disimpan dalam bentuk suara, tulisan dan gambar yang nanti akan
menjadi suatu ilmu. Dengan menggunakan ICT ini dalam proses pembelajaran akan terlihat
lebih menarik dan tidak terkesan monoton. Karena dalam menggunakan ICT yang telah
terencana dengan baik dan secara sistematis maka proses pembelajaran akan lebih menarik
dan dinamis. ICT juga dapat memberikan efek positif berupa kemampuan berpikir siswa
lebih bagus. Selain itu untuk meningkatkan nilai dari efektivitas, efisien dan seberapa
menarik proses pembelajaran.
A. Peran ICT Dalam Pembelajaran
Selama ini guru diharapkan bisa melaksanakan kegiatan belajar mengajar yang aktif,
partisipatif, dan menyenangkan. Untuk dapat mewujudkan hal tersebut, tentu saja diperlukan
ide-ide yang inovatif dan kreatif guru dalam memilih metode dan merancang strategi
pembelajaran. Pembelajaran yang diperkaya dengan ICT memudahkan siswa dalam inkuiri
dan analisis informasi baru. Siswa tidak sekedar menghafal fakta tetatpi di fasilitasi untuk
mengkonstruksi pengetahuan baru berdasarkan contoh kehidupan sehari-hari, sehingga dapat
menjadi pembelajaran yang aktif dan sangat menarik. Pembelajaran yang didukung ICT
contohnya seperti forum diskusi, chat, e-mail dapat mendorong siswa untuk berinteraksi dan
bekerja sama dengan sesama siswa, guru, maupun ahli dalam bidang relevan dimanapun
mereka berada. Pembelajaran yang berbasis ICT juga memberi fasilitas kepada siswa untuk
memanipulasi situasi yang ada dan mengkreasi produk secara kreatif dan menarik.
B. Penerapan ICT Dalam Pembelajaran
Penerapan ICT dalam pembelajaran dapat dikelompokkan menjadi dua kategori yakni:
1. ICT sebagai Tool
Saat ini banyak perangkat lunak yang tersedia di pasaran atau di internet yang dpat
digunakan sebagai alat yang memungkinkan siswa atau guru untuk menyelesaikan
pekerjaannya secara efisiean. Dalam membuat laporan praktikum, siswa dapat menggunakan

program pengolah kata sehingga diperoleh hasil yang lebih baik dan cepat. Siswa juga dapat
melengkapi laporannya dengan gambar-gambar yang lebih relevan yang dibuat dengan alat
pengolah gambar baik yang sederhanan seperti paintbrush atau yang lanjut seperti photoshop.
Tabel-tabel utnuk menuangkan data praktikum juga dapat dengan mudah dibuat dengan
program pengolah angka sepert microsoft excel. Selanjunya siswa dapat mempresentasikan
hasil percobaannya dengan menggunakan software presentasi microsoft power point. Di sisi
lain guru pun dapat memanfaatkan tool tool tersebut untuk membuat rencana pelaksanaan
pembelajaran, menyusun bahan ajar, serta menyajikan materi dengan efisien.
2. Belajar Melalui ICT
Belajar yang difasilitasi ICT bisa meliputi pemanfaatan:
a. CAL (Computer Assisted Learning)
CAL merupakan aplikasi pembelajaran berbasis komputer dimana siswa ebih muda
dapat berinteraksi dengan komputer untuk mempelajari materi pembelajaran. Materi
pembelajaran yang kompleks dan abstrak dapat dipresentasikan melalui multimedia
seperti animasi, dan simulasi seperti siswa dengan muda dapat mempelajarinya. Penyajian
materi presentasi yang menonjolkan proses atau gerak diimplementasi melalui animasi.
Adapun animasi yang dimungkinkan adanya intervensi siswa melallui interaksi langsung
misalnya dengan mengubah parameter dinamakan simulasi. Peranan multimedia terutama
animasi dan simulasi ini sangat penting dalam pembelajaran khususnya pembelajaran
IPA.
b. CAI (Computer Assisted Inquiry)
CAI merupakan pemanfaatan ICT untuk membantu pengumpulan informasi dan data
dari berbagai sumber untuk mendukung penalaran ilmiah. ICT dimanfaatkan sebagai agen
untuk berinteraksi dengan sumber-sumber informasi seperti internet. Dalam pembelajaran
sains, model dan simulasi berbasis komputer mempunyai peran penting karena bisa
menyederhanakan ide, obyek, kejadian, proses, sistem, atau fenomena sains yang
kompleks maupun abstrak. Disamping itu dengan simulasi yang berupa eksperimen
virtual siswa bisa melakukan aktivitas lab dan memperoleh data percobaan yang beguna
sebagai bahan analisis serta penelitian lebih lanjut.
c. E-learning’
Merupakan cara penyampaian materi pembelajaran melalui internet. Melalui internet
msteri pembelajaran dapat diakses kapan saja dan dari mana saja. Disamping itu karena
materi dapat diperkaya dengan berbagai sumber belajar termasuk multimedia dan denagn
cepat dapat dipengaruhi oleh pengajar, maka pembelajaran biologi dapat juga
memanfaatkan keunggulan e-learning ini. Siswa menjadi sangat fleskibel dalam memilih
waktu dan tepat belajar karena merek atidak harus datang kesuatu tempat pada waktu
tertentu. Dilain pihak guru juga dapat memperbaharui materi pembelajarannya kapanpun
dan dimna saja. Dari segi sisi materi pembelajaranpun dapat dibuat sangat fleksibel mulai
dari bahan ajar yang berbasis teks sampai materi pembelajaran yang sarat dengan
komponen multimedia. Namun dengan demikian kualitas pembelajaran dengan e-learning
pun juga sangat vleksibel atau variatif, yakni bisa lebih jelek atau lebih baik dari sistem
tatap muka (konvensional).

Untuk mendapatkan siste e-learning yang baik diperlukan perancangan yang baik pula,
yakni perlu mempertimbangkan 4 hal yaitu:
1.
2.
3.
4.

Desain instruksional
Media
Perangkat luna
Ekonomi

Perancang e-learning harus dimulai dengan rancangan instruksional yang baik, misalnya
perumusan tujuan, strategi, aktivitas. Pemahaman atas karateristik siswa sangatlah penting ,
yakni antara lain harapan dan tujuan mereka dalam mengikuti e-learning, kecepatan dalam
mengakses internet atau jaringan, keterbatasan bandwidth, biaya untuk akses internet serta
latar belakang pengetahuan, yang menyangkut kesiapan dalam mengikuti pembelajaran.
Pemahaman atas hasil pembelajaran diperlukan untuk menentukan cakupan materi, kerangka
penilaian hasil belajar, serta pengetahuan awal. Selanjutnya pemilihan media yang cocok
untuk materi pemblajaran biologi perlu dipilih, dikelola dan disajikan dengan baik pula. Yang
juga tak kalah penting adalah pemulihan perangkat lunak apa yang cocok untuk e-learning
dan isinya.
C. Dampak Positif dan Negatif Teknologi Terhadap Pendidikan
a. Dampak Positif
Berbicara dalam sudut pandang positif, dampak teknologi terhadap pendidikan telah
menjadi fenomenal. Menggunakan internet dan komputer sebagai media efektif untuk
membangun komunikasi antar sekolah, guru, siswa dan orangtua, lembaga pendidikan telah
mampu mangnangani banyak hal yang sebelumnya tidak ditangani dengan mudah karena
keterbatasan geografis atau kurangnya teknologi yang memadai. Bebarapa keuntungan atau
dampak positif penggunaan ICT dalam pendidikan yakni:
1. Peserta didik akan dapat mengakses informasi-informasi yang dibutuhkan meskipun
itu adalah hasil penelitian orang lain (dengan legalitas copypaste).
2. Peserta didik akan mendapat mengakses sumber pengetahuan lebih mudah dibanding
sebelum penerapan manfaat teknologi, karena pengaksesan informasi telah banyak
dipergunakan dengan media gadget (HP, Ipad, Mobile Tab).
3. Peserta didik dapat mendapatkan Akses yang lebih mudah ke para ahli
4. Materi-materi pelajaran akan lebih tampil secara interaktif dan menarik, serta
penyampaiannya akan lebih konseptual.
5. Materi-materi pendidikan dapat di akses melalui belajar jarak jauh jika terkendali oleh
kendala biaya dan waktu
b. Dampak Negatif
Sebagai guru, akan merasa lebih muda untuk memberikan materi belajar dengan
menggunakan internet sebagai alat komunikasi. Perkembangan teknologi telah
membuat hidup menjadi lebih mudah bagi guru dan siswa. Namun, disisi lain terdapat
pula dampak negatifnya yakni:
1. Malas

Teknologi membuat siswa kurang produktif dan malas. Sebuah keyakinan
bahwa mesin pencari selalu ada, tengah membuat siswa tidak sabar. Mereka
hanya melakukan copy paste untuk menyelesaikan tugas dengan cepat.
2. Curang
Perkembangan teknologi seperti kalkulator grafik, jam tangan berteknologi
tinggi, kamera mini, handphone, dan peralatan serupa telah menjadi sumber
untuk berbuat curang dalam ujian. Hal ini lebih muda bagi siswa untuk
menulis rumus dan catatan pada kalkulator grafik.
3. Kurangnya Fokus
SMS atau pesan singkat telah menjadi hobi favorit banyak siswa. Siswa
terlihat bermain dengan ponsel mereka siang dan malam, ketika menyebrang
jalan atau bahkan saat mengemudi dan juga saat berada dalam kelas. Menjadi
selalu terhubung dengan media online telah mengakibatkan kurangnya fokus
dan konsentrasi di bidang akademik, bakhan dalam olahraga dan kegiatan
ekstrakulikuler. Hal ini tentu tidak mungkin untuk membaca atau belajar
pelajaran yang sulit pada saat yang sama, selagi chatting dengan teman, dan
tetap login di facebook. Video game misalnya juga menjadi gangguan terbesar
bagi siswa.
4. Keterampilan Menulis Menurun
Dapat dimengerti bahw dalam era komputer, hampir tidak ada kebutuhan
untuk menulis, dengan menulis membuat kita lebih fokus dan memberikan
kita kesempatan untuk mengekspresikan diri lebih mendalam. Keterampilan
menulis juga menyampaikan aspek yang lebih dalam tentang kepribadian kita
seperti kemampuan organisasi dan kemampuan mengekspresikan ide-ide kita
dengan cara yang halus. Mengetik di keyboard tidak menggangu kreatifitas
dalam menulis. Namun demikian kemampuan menulis dengan tangan tentu
merupakan bagian integral dari pendidikan yang baik.

BAB III PENUTUP
KESIMPULAN
1. Pengajaran Remedial
Ditinjau dari arti kata, “remedial” berarti “sesuatu yang berhubungan dengan
perbaikan”. Dengan demikian pengajaran remedial, adalah suatu bentuk pengajaran
yang bersifat penyembuhan atau bersifat perbaikan. Pengajaran remedial merupakan
bentuk kasus pengajaran, yang bermaksud membuat baik atau menyembuhkan.
Sebagaimana pengertian pada umumnya proses pengajaran bertujuan agar murid
dapat mencapai hasil belajar yang optimal, jika ternyata hasil belajar yang dicapai
tidak memuaskan berarti murid masih dianggap belum mencapai hasil belajar yang
diharapkan sehingga diperlukan suatu proses pengajaran yang dapat membantu murid
agar tercapai hasil belajar seperti yang diharapkan.
2. Instruksional dan Langkah Langkah Pengajaran Remedial
Sebagaimana pembelajaran pada kelas biasa, maka dalam pembelajaran
remedialpun terdapat beberapa langkah kegiatan yang harus ditempuh oleh guru.
Langkah-langkah yang harus ditempuh adalah sebagai berikut:
1. Analisis Hasil diagnosis
2. Menemukan Penyebab Kesulitan
3. Menyusun Rencana Pelaksanaan Remedial
4. Melaksanakan Kegiatan Remedial
5. Menilai Kegiatan Remedial
3. Inovasi dan Teknologi Pengajaran
Inovasi pembelajaran dibutuhkan untuk menemukan cara yang baik atau cara lain
untuk mendapat hasil yang baik dari proses pembelajaran. Dalam inovasi sendiri
memiliki beberapa nilai penting dalam pembelajaran antara lain :
1. Terdapat peningkatan dalam kualitas pembelajaran mulai dari segi
perencanaan,proses dan evaluasi
2. Adanya peningkatan kelulusan siswa.
3. Peningkatan kualitas dalam penyelenggaraan pendidikan
Dalam tiga poin diatas merupakan tujuan untuk dilakukannya inovasi mendapatkan hasil
yang baik. Cara yang dapat digunakan yaitu ICT (Information Comunication and
Technology) yang dapat digunakan untuk mengelola informasi dengan tujuan agar dapat
dikelola dengan mudah. Dengan menggunakan ICT ini dalam proses pembelajaran akan
terlihat lebih menarik dan tidak terkesan monoton. Karena dalam menggunakan ICT yang
telah terencana dengan baik dan secara sistematis maka proses pembelajaran akan lebih
menarik dan dinamis. ICT juga dapat memberikan efek positif berupa kemampuan berpikir
siswa lebih bagus. Selain itu untuk meningkatkan nilai dari efektivitas, efisien dan seberapa
menarik proses pembelajaran.

DAFTAR PUSTAKA
 https://alisadikinwear.wordpress.com/2012/07/22/tujuan-fungsi-danprinsip-pengajaran-remedial/
 https://www.academia.edu/8505351/PENGAJARAN_REMEDIAL
 http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/Agus%20rriyantoi
%20M.Pd./DKB.pdf
 http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PSIKLLLGI_PEND_DAN_BIMBINGAN/
196005011986031-NANDANG_RUSMANA/PENGAJARAN_REMEDIAL_
%5BCompatibility_Mode%5D.pdf
 https://inihisyam.wordpress.com/2015/06/15/konsep-dasar-pengajaranremedial-definisi-prosedur-strategi-dan-teknik-dan-evaluasi-pengajaranremedial/
 http://artikelterkait.com/manfaat-teknologi-dalam-dunia-pendidikan.html
 http://www.informasi-pendidikan.com/2014/01/inovasi-pembelajaran-bagiguru.html
 https://tiiil.wordpress.com/tag/langkah-langkah-remidial/2010
 http://www.gurukelas.com/2012/04/prosedur-kegiatan-pembelajaranremedial.html
 http://www.wedaran.com/6551/dampak-positif-dampak-negatif-teknologipada-pendidikan/