EFEK MEMBANGUN PENDIDIKAN KARAKTER DI LINGKUNGAN PERGURUAN TINGGI: STRATEGI, BUDAYA, DAN KINERJA AHMAD IZZUL ITO'
EFEK MEMBANGUN PENDIDIKAN KARAKTER
DI LINGKUNGAN PERGURUAN TINGGI: STRATEGI, BUDAYA, DAN KINERJA
AHMAD IZZUL ITO'*)
*)
DosenProgram Studi PPKn STKIP PGRI Tulungagung
ABSTRAK
Institusi pendidikan tinggi sebagai salah satu wahana dan media yang dapat
dijadikan sebagai strategi pembangunan dan pengembangan pendidikan karakter
bagi mahasiswa, agar menjadi mahasiswa yang memiliki etika dan moral
akademik dan menjunjung tinggi nilai-nilai luhur pancasila. Upaya yang dapat
dilakukan institusi pendidikan tinggi dengan cara mengintegrasikan pendidikan
karakter ke dalam mata kuliah. Pengintegrasian pendidikan karakter sebagaimana
dimaksud mulai dari penyusunan profil dan capaian pembelajaran, pelaksanaan
pembelajaran dan sampai tahapan evaluasi hasil belajar yang memberikan
kesimbangan pada tiga domain pendidikan yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik.
Selain mengintegrasiakan pendidikan karakter pada mata kuliah, dosen sebagai
pengendali pembelajaran dapat melakukan dengan memberikan keteladan nilai
karakter akademik dalam bentuk sikap dan perilaku disiplin dalam menegakkan
norma, kritis dan kreatif dalam bentindak, rasional dalam berpikir, jujur dalam
tutur kata, bertanggung jawab dalam mengemban kewajiban serta sikap anti
plagiat dalam penyelesaian karya ilmiah. Bagaimana pembentukan karakter
mahasiswa yang beretika dan bermoral akademis. Bagaimana proses integrasi
pendidikan karakter melalui kegiatan ekstra mahasiswa yang dilaksanakan di luar
kelas. Apa tindakan best practice institusi untuk menjalankan program integratif
didalam kampus dengan luar kampus. Penelitian ini menggunakan metode
fenomenologi. Tujuan penelian ini memberikan konsep dan strategi tentang
pengembangan pendidikan karakter pada institusi pendidikan tinggi, dan
diharapkan memberikan manfaat kepada pelaksana akademik dalam mendesain
pendidikan karakter bagi mahasiswa.
Kata Kunci: Pendidikaan Karakter, Pendidikan Tinggi, Strategi, Budaya, Kinerja
menjunjung
A. PENDAHULUAN
Latar
belakang
pentingnya
tinggi
nilai-nilai
luhur
pen-
pancasila akan menjadikan Indonesia
didikan karakter ada tiga dasar yaitu
mempunyai daya saing dalam konteks
dasar secara filosofis, ideologis, normatif,
globlalisasi kehidupan di segala bidang.
historis maupun sosiokultural (Kebijakan
Secara ideologis, pembangunan karakter
Nasional Pembangunan Pendidikan Ka-
merupakan upaya mewujudkan ideologi
rakter: 2010).
atau
Secara
filosofis, pem-
nilai-nilai
Pancasila
dalam
ke-
bangunan karakter bangsa me-rupakan
hidupan berbangsa dan bernegara dalam
sebuah kebutuhan asasi dalam menata
kerangka Negara Kesatuan Republiik
kehidupan berbangsa dan bernegara,
Indonesia
karena hanya bangsa yang memiliki
Pembangunan
karakter dan jati diri yang kuat serta
rupakan
(NKRI).
Secara
karakter
langkah
normatif,
bangsa
kongkrit
me-
mencapai
1
tujuan negara, yaitu menjadi bangsa
manusia saat ini dan kebutuhan masa
yang cerdas, adil dan makmur serta
depan.
mandiri. Secara historis, pembangunan
Pelaksanaan
pendidikan
tinggi
karakter merupakan sebuah dinamika
merupakan salah satu investasi masa
proses kebangsaan yang terjadi tanpa
mendatang yang diharapkan mampu
henti mulai zaman penjajahan sampai
membentuk
dengan
bangsa yang bermartabat dan memiliki
era
sosiokultural,
reformasi.
Secara
Pembangunan
karakter
karakter
fenomena
yang
kehidupan
sesuai
dengan
nilai
bangsa merupakan suatu kebutuhan dan
pancasila dan tata nilai kehidupan yang
keharusan
dianut
dari
multikultural
suatu
agar
bangsa
mampu
yang
menjadi
bangsa yang bersatu dan bermartabat.
karakter
bangsa
Indonesia.
Pembentukan karakter harus bersifat
visioner dan sesuai dengan potensi dan
Pembangunan dan pengembangan
pendidikan
oleh
kondisi
suatu
bangsa.
Pandangan
merupakan
visioner dimaknai sebagai penyelesaian
kebutuhan untuk menjamin masa depan
masalah sekarang untuk mewujudkan
bangsa yang bermartabat dan memiliki
kehidupan bermasyarakat dan berbangsa
jati diri. Masa depan bangsa masih
yang memiliki karakter sesuai dengan
dihantui dengan situasi dan kondisi
ideologi pancasila dan nilai-nilai luhur
ketidakpastiandan
yang
penuh
tantangan,
dianut
bangsa
Indonesia.
namun kondisi masa depan merupakan
Pandangan ini didasari oleh adanya
hasil internalisasi dari masa lalu dan masa
konsep pemikiran, pendidikan adalah
sekarang. Oleh karena itu pendidikan
sebuah
karakter
(Human
harus
rencanakan
dibangun
secara
dan
sistematis
didan
investasi sumberdaya manusia
Invesment)
untuk
masa
mendatang.
berkelanjutan melalui berbagai strategi
Pendidikan adalah usaha sadar dan
dalam rangka mempersiapkan bangsa ini
terencana untuk mewujudkan suasana
menghadapi masa depan yang penuh
belajar dan proses pembelajaran agar
tantangan dari adanya globalisasi. Salah
peserta
satu strategi untuk membangun karakter
ngembangkan
bangsa adalah melalui pendidikan, dan
memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
institusi perguruantinggi sebagai salah
pengendalian
satu institusi pendidikan mempunyai
cerdasan,
peransangat
penting
pe-
terampilan yang diperlukan bagi dirinya,
ngembangan
pendidikan
karakter
masyarakat, bangsa dan negara (UUPT-
melalui
perencanaaan
dalam
sistem
didik
secara
potensi
diri,
akhlak
aktif
me-
dirinya
untuk
kepribadian,
mulia,
serta
keke-
dan
2012). Definisi pendidikan yang tertuang
mekanisme pendidikan yang memiliki
dalam undang-undang pendidikan tinggi
akuntabilitas sesuai dengan peradaban
meliputi
aspek
kognitif,
afektif
dan
psikomotorik. Pencapaian tujuan pen-
2
didikan nasional, tidak cukup hanya pada
dalam pembelajaran di dalam maupun di
rakayasa aspek kognitif, namun harus
luar
ada keseimbangan pada ketiga aspek
penciptaan
tersebut. Keseimbangan tiga aspek dan
kondusif.
domain pendidikan akan menghasilkan
kelas
yang
diimbangi
suasana
dengan
akademik
yang
Rumusan masalah dalam penelitian
sumberdaya manusia yang cerdas dan
ini
berperilaku
niai-nilai
karakter mahasiswa yang beretika dan
pancasila, nilai-nilai agama maupun nilai-
bermoral akademis. Bagaimana proses
nilai sosial dan nilai-nilai luhur bangsa
integrasi pendidikan karakter melalui
Indonesia.
kegiatan ekstra mahasiswa yang di-
sesuai
dengan
adalah
Bagaimana
pembentukan
Pencapaian tiga domain pendidikan
laksanakan di luar kelas. Apa tindakan
di perguruan tinggi, dimulai dengan
best practice institusi untuk menjalankan
perencanaan dan perumusan kurikulum
program
yang
dengan
mengintegrasikan
karakter
melalui
mata
pendidikan
kuliah,
yang
integratif
didalam
kampus
luar
kampus.
Penelitian
ini
menggunakan
metode
fenomenologi.
diimbangi penciptaan suasana akademik
Tujuan penelitian ini memberikan konsep
yang kondusif di dalam kelas maupun di
dan strategi tentang pengembangan
luar. Dalam rangka mewujudkan sarjana
pendidikan
karakter
yang memiliki kompetensi sesuai dengan
pendidikan
tinggi,
bidangnya
karakter
memberikan manfaat kepada pelaksana
akademis, maka ada perencanaan terukur
akademik dalam mendesain pendidikan
dan sesuai dengan kebutuhan peserta
karakter bagi mahasiswa.
didik,
dan
dan
memiliki
harus
dilaksanakan
pada
dan
institusi
diharapkan
dan
dievaluasi dengan menggunakan tolok
ukur yang jelas. Untuk mewujudkan
B.
METODE PENELITIAN
Metode
penelitian,
fenomenologi
pendidikan karakter dalam kehidupan
sering dikenal sebagai metode deskriptif
perguruan tinggi, dibutuhkan komitmen
kualitatif dengan paradigma konstruk-
sivitas akademika (mahasiswa dan dosen)
tivisme (Mix Methodology, 2011: 138).
serta tenaga kependidikan secara aktif
Realitas dipandang sebagai sesuatu yang
produktif,
sifatnya
tersebut
karena
saling
mempengaruhi
dan
ketiga
terkait
dalam
pengembangkan
karakter.
Stratategi
komponen
dan
relatif,
yaitu
sesuai
dengan
saling
konteks spesifik yang dinilai relevan oleh
pembangunan
para actor sosial. Secara epistemologi,
pendidikan
ada interaksi antara peneliti dan subjek
yang
dapat
yang diteliti. Sementara itu dari sisi
tinggi
dalam
aksiologis, peneliti akan memperlakukan
membentuk mahasiswa yang memiliki
nilai, etika, dan pilihan moral sebagai
karakter akdemis melalui pendidikan
bagian integral dari penelitian. Peneliti
yang
merupakan
digunakan
perguruan
mengintegrasikan
pendidikan
fasilitator
yang
men-
3
jembatani
pelaku
keragaman
sosial
subyektivitas
me-
dari mata saya, sehingga rumah itu
Sebagai
tampak terlihat, sehingga ia muncul
metode penelitian, fenomenologi adalah
sebagai fenomena. Secara sederhana,
cara membangun pemahaman tentang
maka terjadi dialektis antara subjek dan
realitas. Pemahaman tersebut dibangun
objek. Tak mungkin ada yang dilihat jika
dari sudut pandang para aktor sosial
tidak ada yang melihat. Lebih lanjut,
yang
setiap fenomena merepresentasikan titik
rekonstruksi
dalam
realitas
mengalami
rangka
akomodasi, konvergensi, dan cerapan
sosial.
peristiwa
dalam
kehidupannya. Pemahaman yang dicapai
permulaan
dalam
investigasi
tataran
konstruksi
personal
personal
merupakan
realitas
atau
konstruksi subyektivitas.
beberapa
konsep
dasar
yang
perlu
pas
bagi
(Moustakas,
suatau
1994:26).
Fenomena menjadi sesuatu yang menjadi
objek
Memahami fenomenologi, terdapat
yang
yang
dikaji
dalam
studi
fenomenologi.
Sebagai
metode,
fenomenologi
dipahami, antara lain konsep fenomena,
merupakan
persiapan
epoche, konstitusi,kesadaran, dan reduksi.
penyelidikan
di
Fenomena adalah suatu tampilan objek,
bidang ilmu pengetahuan positif. Satu-
peristiwa, dalam persepsi. Sesuatu yang
satunya alat untuk itu adalah bahasa. Di
tampil dalam kesadaran. Bisa berupa
lain pihak, menurut Brouwer (1984:3),
hasil rekaan atau kenyataan. Menurut
fenomenologi itu merupakan suatu cara
Moustakas (1994:26), fenomena adalah
berpikir khas yang berbeda dengan
apa saja yang muncul dalam kesadaran.
seorang ahli suatu ilmu. Jika ilmuwan
Fenomena, dalam konsepsi Huesserl,
positivis
adalah
menunjukkan bukti, maka fenomenolog
realitas
selubung
yang
atau
tirai
tampak,
antara
tanpa
manusia
bidang
meyakinkan
menunjukkan
bagi
filsafat
orang
orang
setiap
lain
dan
dengan
mengalami
dengan realitas itu. Fenomena adalah
seperti
realitas
dirinya
Atas dasar ini, maka fenomenologi dapat
sendiri kepada manusia. Sementara itu,
dikatakan sebagai lukisan gejala dengan
dalam
itu
menggunakan bahasa. Seorang positivis,
manusia melibatkan kesadarannya, dan
terbiasakan hanya melihat objek-objek
kesadaran selalu berarti kesadaran akan
yang tampak, dapat dilihat, didengar,
sesuatu (realitas) (Bertens, 1981:201).
dibayangkan,
Perlu
fenomena,
seorang fenomenolog harus belajar tidak
menurut Brouwer (1984), bukanlah suatu
lagi melihat benda-benda, melainkan
benda, bukan suatu objek di luar diri kita,
fenomena. Fenomenologi menjelaskan
dan lepas dari kita sendiri. Ia adalah
fenomena dan maknanya bagi individu
suatu aktivitas. Bila saya melihat sebuah
dengan
rumah,
sejumlah individu. Temuan ini kemudian
yang
menampakkan
mengahadapi
dipahami,
maka
fenomena
bahwa
terdapat
aktivitas
fenomenolog
atau
melakukan
mengalaminya.
dipikirkan.
wawancara
Tetapi,
pada
4
dihubungan
dengan
prinsip-prinsip
berhubungan
dengan
kebudayaan.
filosofis fenomenologi. Studi ini diakhiri
Reduksi terakhir, reduksi transendental,
dengan esensi dari makna (Creswell,
adalah bahwa fenomena dilihat dari segi
1998:40).
supra individual sebagai objek untuk
Pendekatan
fenomenologi
suatu subjek umum.
menjelaskan struktur kesadaran dalam
Suatu
pengalaman manusia, serta berupaya
perspektif
membiarkan
mengungkapkan
subjektif, yakni berdasarkan penuturan
dirinya sendiri secara alami. Melalui
para subjek yang mengalami fakta atau
“petanyaan pancingan”, subjek penelitian
fenomena
dibiarkan menceritakan segala macam
Bagaimana
dimensi
subjek yang diteliti atau peneliti itu
realitas
pengalamannya
berkaitan
dengan sebuah fenomena/peristiwa.
Studi
fenomenologi
fakta
yang
diteliti
fenomenologi
yang
dalam
bersifat
bersangkutan.
mengatasi
subjektivitas
sendiri? Objektivitas dalam fenomenologi
berasumsi
berarti membiarkan fakta berbicara untuk
bahwa setiap individu mengalami suatu
dirinya sendiri. Hal ini bisa dilakukan
fenomena
melalui epoche dan eiditik. Epoce adalah
dengan
segenap
ke-
sadarannya. Dengan kata lain, studi
proses
fenomenologi bertujuan untuk menggali
nangguhkan atau menunda penilaian
kesadaran
terhadap
terdalam
para
subjek
di
mana
si
peneliti
fakta/fenomena
yang
medi-
mengenai pengalamannya dalam suatu
amatinya walaupun ia telah memiliki
peristiwa. Dalam memahami fenomena,
prakonsepsi
atau
fenomenologi
sebelumnya
terhadap
langkah.
memiliki
Pertama,
metode
atau
penilian
tertentu
fenomena
itu.
melihat fenomena
Biarkanlah fenomena itu berbicara apa
sebagai esensi, sebagai fenomena murni.
adanya, tanpa intervensi penilaian baik-
Fenomenolog melakukan reduksi. Yakni
buruk,
semacam abstraksi, melihat sesuatu dan
bermoral, dsb. dari si peneliti. Eiditik
menutup mata untuk hal lain. Reduksi
adalah memahami fenomena melalui
yang
menghadap
pemahaman atas ungkapan-ungkapan
sesuatu fenomena sebagai hal yang
atau ekspresi-ekspresi yang digunakan
menampakkan diri dan tidak melihat hal
subjek. Dalam hal ini, peneliti melakukan
itu sebagai hal yang ada. Reduksi yang
empati,
kedua adalah kita melihatnya sebagai
pengalaman pemikiran subjek melalui
sesuatu yang umum. Kita melihat esensi.
proses imajinatif.
Kita
pertama
tidak
mengajar
adalah
melihat
orang
kelas,
misalnya,
di
memandangnya
sebagai
positif-negatif,
mencoba
bermoral-tidak
memasuki
wilayah
sedang
tetapi
dunia
C.
PEMBAHASAN
Pendidikan
karakter
ini
harus
pendidikan. Reduksi ketiga adalah kita
dikembangkan secara terus menerus dan
menutup
berkelanjutan
mata
untuk
hal
yang
mulai
dari
jenjang
5
pendidikan
dasar,
menengah
pendidikan
tinggi,
baik
pendidikan
formal,
non
dan
dari perilaku mahasiswa sebagai seorang
pada
jenis
calon sarjana dan calon penerus tongkat
formal
dan
pendidikan informal. Pendidikan tinggi
merupakan salah satu wahana dan media
pembinaan,
berbangsa
dan
bernegara.
Pengembangan pendidikan karakter
di perguruan tinggi tidak cukup hanya
mampu
melalui slogan dan motto yang di-
mengintegrasikan nilai-nilai karakter baik
keluarkan oleh manajemen perguruan
dan mulia ke dalam proses pembelajaran
tingi dalam bentuk banner, pernyataan-
dan atau kikulum maupun
pernyataan
penciptaan
dituntut
suasana
dan
kehidupan
pe-
ngembangan
pembangunan
estafet
harus
melalui
akademik
yang
kondusif.
membutuhkan
kongkrit
Pembentukan karakter mahasiswa
bernilai
karakter,
action
adanya
pada
namun
konteks
yang
kehidupan
kampus. Perguruan tinggi mempunyai
yang beretika dan bermoral akademis,
peran
sebagai
pen-
generasi bangsa yang menjunjung nilai-
cegahan dan pembangunan kesadaran
nilai yang diterima masyarakat secara
untuk
per-
umum dan tidak bertentangan dengan
kelaihan, tindakan indisiplin, penjiplakan
norma, aturan dan hukum yang berlaku
karya
ilmiah atau tindakan plagiasi,
di Indonesia. Nilai-nilai karakter yang
mengaharap dan bahkan menuntut nilai
mendesak untuk ditumbuh kembangkan
hasil belajar tinggi namun tidak dibarengi
dalam
dengan perilaku rajin belajar masih
percaya diri, daya kreatifitas dan olah
banyak
kehidupan
pikir kritis, tata etika pergaulan yang
mahasiswa di perguruan tingi. Perguruan
menjunjung tinggi etika dan moral serta
tinggi merupakan agen pembelajaran
sikap
yang menghasilkan kader dan penerus
melaksanakan menyelesaikan kewajiban
bangsa, dituntut mampu menumbuhkan
dan tugas rutin sebagai mahasiswa.
dan mengembangkan nilai-nilai yang
Pembudayaan dan pembiasaan nilai-nilai
dianut
karakter
tindakan
mengurangi
ditemui
bangsa
pemahaman,
kekerasan,
dalam
besar
diri
dan
untuk
menghasilkan
mahasiswa
perilaku
adalah
disiplin
sikap
dalam
Indonesia
yang
nilai-nilai
agama,
mampu membentuk jati diri mahasiswa
pancasila serta nilai-nilai sosial yang
yang beretika dan bermoral sesuai nilai-
berlaku dalam kehidupan masyarakat
nilai yang terkandung dalam ideologi
Indonesia.
perkelaihan,
pancasila, norma-norma agama dan tata
budaya plagiasi, perilaku menuntut hak
nilai akademis yang dikembangkan di
mengabaikan kewajiban serta perilaku
dalam kehidupan kampus.
menjunjung
tinggi
Kekerasan,
baik
tersebut
diharapkan
tidak jujur dalam penyelesaian tugas
Proses integrasi pendidikan karakter
adalah merupakan bentuk pelanggaran
melalui kegiatan ekstra mahasiswa yang
tata nilai yang harus segera dilenyapkan
dilaksanakan
di
luar
kelas
dengan
6
menggunakan sistem open mixed antara
Tumbuhnya budaya plagiat, tidak
kuliah dan pendidikan luar kampus,
percaya diri, sikap suka menerabas (tidak
seperti kegiatan posdaya dimasyarakat,
mau repot), serta turunnya daya pikir
unit
me-
kritis dalam pembelajaran di dalam
dan
maupun di luar kelas, merupakan salah
mendatangkan ahli dari luar kampus atau
satu kontribusi dan dampak negatif dari
kuliah
tinggi
perkembangan teknologi internet yang
mempunyai otoritas dalam pelaksanaan
dapat diakses secara bebas tanpa batas.
pendidikan, mulai perencanaan sampai
Manajemen
dengan
pelaksana
kegiatan
ngunjungi
kemahasiswaan
lembaga
tamu.
Pendidikan
evaluasi
akademik
negara
hasil
maupun
pelaksanaan
non-akademik.
perguruan
akademik
tinggi
dan
tidak
bisa
menyalahkan kepada pihak lain, namun
Pendidikan tinggi sebagai salah satu
perguruan
wahana atau media pembangunan dan
mendesain pendidikan akademik dan
pengembangan
pendidikan
karakter,
pendidikan karakter secara terintegrasi,
harus
membentuk
pribadi-
agar mahasiswa yang dijadikan sasaran
mampu
tinggi
harus
mampu
pribadi mahasiswa yang memiliki etika
memiliki
dan bermoral. Fenomena yang sedang
bermoral dan menjunjung tinggi etika.
trend
Pemikiran
berkembang
adalah
budaya
perilaku
ini
akademik
diakui
yang
ataupun
tidak,
penjiplakan atau tiindakan palgiat dalam
bahwa pendidik/dosen maupun sistem
penyelesaian
dan mekanisme pendidikan yang dianut
pembelajaran
tugas-tugas
maupun
dalam
penyelesaian
perguruan
tinggi
karya ilmiah mahasiswa. Budaya yang
terhadap
turunnya
berkembang dan dilakukan secara massif
mahasiswa. Kekurangan, kelemahan dan
ini harus dilenyapkan dari mindset dan
bahkan kegagalan pembentukan karakter
perilaku mahasiswa secara terencana,
mahasiwa yang memiliki etika, moral dan
berkelanjutan dan terukur. Salah satu
jati diri, merupakan hasil internalisasi
strategi untuk menghilangkan budaya
antara
plagiasi dan budaya yang bertentangan
lingkungan belajar dan sumber belajar.
dengan nilai-nilai akademis di perguruan
Pemikiran
tinggi
pendorong
adalah
dengan
cara
meng-
memberikan
pendidik,
nilai
karakter
peserta
tersebut
perguruan
andil
harus
tinngi
didik,
menjadi
untuk
integrasikan pendidikan nilai karakter
membentuk pribadi mahasiswa yang
melalui berbagai mata kuliah yang ada
berkarakter jujur, disiplin, percaya diri,
dalam
meng-
serta memiliki kemampuan berpikir kritis
andalkan pendidikan karakter melalui
melalui perencanaan secara sistematis
mata kuliah agama maupun pendidikan
terukur, mulai dari penyusunan ku-
pancasila dan ke-warganegaraan, karena
rikulum,
ketiga
belajaran semester sampai dengan pada
kurikulum
mata
dan
kuliah
tidak
tersebut
hanya
penyusunan
rencana
pem-
disampaikan selama satu semester.
7
tahapan assesment hasil belajar dalam
belajar dan sumber belajar dalam bidang
aspek kognitif, sikap dan perilaku.
ilmu
Penyusunan rencana pembelajaran
semester
(RPS)
setiap
mata
kuliah
tertentu.
pembelajaran
dosen
Sehingga
yang
harus
proses
dibawah
mampu
kendali
pula
me-
merupakan kewajiban dosen pengampu
ngembangan
mata kuliah, maka untuk mempersiapkan
mahasiswa yang beretika dan bermoral
proses pembelajaran yang beretika dan
sesuai dengan nilai-nilai akademis yang
bermoral, dosen harus mendesain secara
memiliki jati diri sebagai calon sarjana.
sistemik dalam penyusunan dan pe-
Pelaksanaan proses pembelajaran di-
rumusan rencana pembelajaran semester
lakukukan pendidik atau dosen melalui
yang
pendekatan
mengintegrasikan
pendidikan
pendidikan
student
karakter
center
learning
karakter. Seorang dosen yang men-
melalui berbagai metode yang sesuai
diskripsikan rencana pembangunan dan
dengan tujuan pembelajaran, materi, dan
pengembangan pendidikan karakter bagi
karakteristik peserta didik. Metode yang
mahasiswa dalam rencana pembelajaran
dapat digunakan oleh pendidik/dosen
semester, merupakan langkah kongkrit
dalam proses pembelajaran antara lain
yang perlu dibudayakan dan di biasakan.
dalam
Pengintegrasian perencanaan pendidikan
metode
karakter melalui penyusunan rencana
metode penugasan serta metode lain
pembelajaan semester adalah sebagai
yang
bentuk komtmen dosen dalam mem-
suasana belajar dalam pengembangan
bangun dan mengembangkan pribadi
pendidikan karakter. Melalui interaksi
mahasiswa yang bermoral dan beretika
pembelajaran,
dosen
akademis yang sesuai dengan norma
ngembangkan
pendidikan
kehidupan masyarakat ilmiah. Dengan
mahasiswa dalam bentuk tutur kata yang
demikian,
menjungjung tinggi harga
pengintegrasian
pendidikan
bentuk
ceramah
pembelajaran
mampu
bervariasi,
kooperatif,
menciptakan
suasana
dapat
me-
karakter
diri bagi
karakter bagi mahasiswa ke dalam mata
dosen dan mahasiswa, keteladanan sikap
kuliah dapat dilakukan secara terencana
dan
dan terukur sesuai dengan tujuan atau
sikap percaya diri, kejujuran serta sikap
capaian pembelajaran mata kuliah.
tanggung
Proses
pembelajaran
pelaksanaan
rencana
dan
atau
pembelajaran
merupakan
implementasi
disiplin,
jawab
menumbuhkan
mahasiswa
dalam
pelaksanaan pembelajaran.
Perilaku jujur dan anti plagiat dalam
rangka
penyelesaian tugas dan karya ilmiah, rasa
untuk memenuhi capaian pembelajaran
malu dalam melakukan penyontekkan,
dan
perilaku
proses
dalam
perilaku
pembelajaran
juga
me-
kritis
dan
inovatif
dalam
rupakan bentuk interaksi dan internalisasi
beragumentasi serta tindakan nyata dari
kognitif,
psikomotorik
dosen dalam bentuk keteladanan harus
mahasiswa dengan pendidik, lingkungan
ditumbuhkan dan dibudayakan dalam
afektif
dan
8
kehidupan akademik dan non akademik
perilaku negatif yang tidak sesuai dengan
untuk menuju perguruan tinggi yang
jadiri diri dan kultur bangsa Indonesia
bermartabat dan bermutu. Bermartabat
khususnya pada perguruan tinngi adalah
mengandung makna menjunjung tinggi
adanya
nilai-nilai
perguruan tinggi yang masih duilakukan
mulia
dan
bermutu
me-
budaya
plagiat
di
kalangan
ngandung makna adanya kemampuan
secara
sivitas
ke-
mungkin dilakukan oleh perguruan tinggi
pendidikan dalam mencapai dan atau
untuk mengendalikan dampak negatif
melampui
globlalisasi
akademika
dan
standar
tenaga
minimal
yang
massif.
adalah
ditentukan oleh manajemen perguruan
pembangunan
tinggi
pendidikan
maupun
pemerintah
melalui
Strategi
paling
melalui
dan
karakter
yang
strategi
pengembangan
yang
terencana
kebijakan dan aturan tentang pendidikan.
secara sistemastis dan terukur mulai dari
Sehingga
keberhasilan
perencanaan sampai dengan dilakukan
perguruan
tinggi
yan
menjadikan
bermutu
dan
evaluasi
terhadap
keberhasilan
pe-
terbentuknya perilaku mahasiswa yang
laksanaan
berkarakter membutuhkan sikap proaktif
laksanaan pendidikan merupakan suatu
dan tindakan nyata dari semua sivitas
langkah
akademika dan tenaga kependidikan.
mengetahui hasil yang dapat dijadikan
Penciptaan atmosfir akademik dalam
sebagai
proses
pendidikan periode berikutnya.
pembelajaran
yang
kondusif
merupakan wahana dan media interaksi
dan
internalisasi
dosen,
mahasiswa,
untuk
Evaluasi
dalam
pendidikan
pendidikan,
pedan
pengembangan
hasil
pendidikan
dan
pembelajaran merupakan tahap akhir
pelaksanaan
tujuan
Evaluasi
mengukur
dasar
lingkungan belajaran dan sumber belajar
mencapai
pendidikan.
pendidikan.
meliputi
Evaluasi
ranah
kognitif,
khususnya dalam mencapai profil lulusan
afektif
pendidikan tinggi yang bermartabat dan
bertujuan mengukur keberhasilan dan
memiliki jati diri yang tangguh dalam
penentuan
mengahadapi tantangan kehidupan yang
pelaksanaan
semakin mengglobal di segala bidang.
pembelajaran pada semester berikutnya.
dan
psikomotorik
rencana
mahasiswa,
pengembangan
pendidikan
dan
atau
Berkembangnya era globlalisasi ilmu
Evaluasi hasil belajar mahasiswa dapat
pengetahuan, teknologi, dan peradapan
dilakukan oleh dosen dengan berbagai
manusia pada akhirnya berdampak pada
metode dan teknik,
kehudupan suatu bangsa, khususnya
pada
mahasiswa
kelompok
dirumuskan. Evaluasi yang baik dan
masyarakat yang berinteraksi dengan
benar adalah evaluasi yang mengukur
perkembangan
internet.
keberhasilan mahasiswa dalam ranah
harus
penguasaan akademik sesuai mata kuliah
dikendalikan adalah dampak budaya dan
yang telah ditempuh, mengukur sikap
Dampak
sebagai
teknologi
globalisasi
yang
capaian
dengan mengacu
pembelajaran
yang
9
mahasiswa
dalam pelaksanaan
pem-
bahan
kajian
oleh
manajemen
belajaran dan nilai-niai karakter mulia
pendidikan tinggi untuk perbaikan dan
serta
pengembangan
mengukur
keberhasilan
ke-
pendidikan
akademik
terampilan berperilaku mahasiswa dalam
yang
mengiplementasikan norma dan tata nilai
karakter
akademik yang telah dirumuskan oleh
Hasil pendidikan dan pembelajaran me-
perguruan tinggi atau program studi.
rupakan wujud kinerja sivitas akademika
Evaluasi yang dilaksanakan oleh dosen
dan
mengacu pada kurikulum yang telah
melaksanakan
dirumuskan dan dapat dilaksanakan oleh
belajar
dosen pada awal, proses dan akhir
mahasiswa
pembelajaran.
akademik dan tata nilai yang sesuai
mahasiswa
Evaluasi
dalam
keberhasilan
pendidikan
mengitegrasikan
untuk
semester
tenaga
pendidikan
berikutnya.
kependidikan
pendidikan,
adalah
hasil
terhadap
dalam
dan
hasil
internalisasi
penguasaan
harus
dengan norma-norma akademik yang
memiliki tolok ukur yang objektif dan
dianut oleh perguruan tinggi. Apapun
mudah
hasil evaluasi pembelajaran, manajemen
dipahami
oleh
mahasiswa
maupun dosen. Tolok ukur keberhasilan
perguruan
adalah
terpenuhinya
belajaran
pada
maupun
rumpun
tinggi
dan
pelaksanana
capaian
pem-
akademik
mata
kuliah
perbaikan atau pengembangan pen-
setiap
mata
kuliah
yang
didikan
harus
secara
mampu
terencana
melakukan
dan
ber-
mengintegrasikan pendidikan karakter.
kelanjutan.
Adanya tolok ukur keberhasilan belajar
ngembangan
mahasiswa,
lakukan melalui penyusunan kurikulum
dosen
membantu pendidik dan
dalam
capaian
hasil
Pemikiran
bahwa
menentukan
ini
belajar
mahasiswa.
mengandung
penyusunan
tingkat
makna,
kurikulum,
pe-
berkala.
evaluasi
yang
pen-
dan menyelaraskan perkembangan ilmu
kebutuhan
kualitas
kurikulum
didikan tinggi bertujuan menyesuaikan
proses
keberhasilan
pe-
pendidikan tinggi di-
Peninjauan
dan
menentukan
dan
yang harus dilakukan peninjauan secara
nyusunan rencana pembelajaran dan
pembelajaran
Perbaikan
teknologi
serta
pemenuhan
pemangku
kepentingan
khsusnya pengguna lulusan.
dilaksanakan oleh dosen atau pelaksana
Tindakan best practice institusi untuk
akademik. Dengan demikian, evaluasi
menjalankan program integratif didalam
hasil pembelajaran mahasiswa mem-
kampus dengan luar kampus adalah
butuhkan perencanaan yang sistematis
dengan
dan
pembangunan
terukur
sesuai dengan
capaian
mewujudkan
dan
komitmen
pengembangan
pembelajaran dan visi misi perguruan
pendidikan karakter tidak hanya melalui
tinggi.
pembelajaran
Evaluasi
keberhasilan
mahasiswa
dalam tiga aspek pendidikan dijadikan
yang
mengacu
pada
kurikulum, namun penciptaan suasana
akademik
yang
berkarakter
melalui
10
kegiatan kemahasiswaan yang bersifat
tanggung jawab melaksanakan tugas dan
non
kewajiban. Nilai-nilai mulia sebagaimana
akademik.
akademik
Penciptaan
yang
suasana
berkarakter
harus
tersebut
secara
eksplisit
dituangkan
dikondisikan di dalam kelas maupun di
dalam mata kuliah pendidikan agama,
luar kelas,
pancasila dan kewarganegaraan. Namun
melalui kegiatan akademik
maupun nonakademik (kegiatan ekstra).
demikian
Pen-ciptaan suasana dan atmosfir harus
mahasiswa
di
dikembangkan
berkarakter, bermoral dan beretika di-
melalui unit kegiatan kemahasiswaan
butuhkan wahana dan media yang ada di
(UKM), karena unit kegitan mahasiswa ini
luar kelas melalui penciptaan atmosfir
merupakan wahana untuk menampung
akademik yang berkarakter dalam semua
dan menyalurkan aspirasi, bakat dan
kegiatan kemahasiswaan.
budayakan
minat
dan
mahasiswa
dalam
kehidupan
untuk
membangun
yang
pribadi
berkepribadian,
Sikap dan perilaku bermoral dan
kampus. Penciptaan suasana akademik
beretika,
bentuk interaksi mahasiswa dan dosen di
rencanakan dan dilakasnakan oleh sivitas
luar
akademika dan tenaga kependidikan
kelas
dilakukan
dalam
bentuk
harus
disosialisasikan
di-
keteladanan dosen dalam memnjunjung
dalam
tinggi tata nilai dan etika dalam bersikap
kampus. Forum ilmiah ilmiah dalam
dan bertutur kata serta maupun bentuk
bentuk
keteladanan
merupakan
wahana
Perilaku mahasiswa yang berkarakter,
digunakan
dosen
beretika
perguruan
karakter
dan
tumbuhkan
mulia
bermoral
dan
lainnya.
perlu
dibudayakan
di-
dalam
karakter
luar
secara
Kegiatan
kepramukaan,
aktifitas
diskusi,
seminar,
tinggi
kehidupan
workshop
yang
dapat
dan
manajemen
untuk
melakukan
sosialisasi, keteladan dan pendidikan
suasana akademik yang dilaksanakan di
kelas.
semua
bagi
proaktif
mahasiswa.
dan
Pelibatan
produktif
dari
kegiatan seni dan budaya dan kegiatan
mahasiswa dalam forum ilmiah dapat
ekstra lainnya merupakan wahana yang
dijadikan sebagai wahana dan media
dapat digunakan untuk menciptakan
menumbuhkan
suasana
pribadi
akademik
yang
berkarakter
dan
mahasiswa
mengembangkan
yang
berkarakter,
sesuai dengan nilai-nilai dan tata etika
khususnya
kehidupan kampus. Kampus merupakan
jujuran, kedisiplinan, sikap kritis dan
kelompok
yang
kreatif serta perilaku anti plagiat. Karena
objektif,
dalam perkembangan terkini dengan
serta
tumbuhnya teknolgi internet berdampak
menjunjung tinggi nilai-nilai akademik
mematikan kreatifitas mahasiswa dan
seperti kejujuran dalam tutur kata, sikap
menumbuhkan tindakan plagiat dalam
percaya diri dalam bertindak, kedisplinan
penyelesaian tugas-tugas yang diberikan
terhadap
oleh dosen dan penyelesaian karya
masyarakat
ditandai
dengan
rasional,
kreatif
aturan
ilmiah
perilaku
dan
dan
kritis
norma,
sikap
menumbuhkan
sikap
ke-
11
ilmiah.
Yang
lagi
kampus dan suasana akademik yang
adalah tindakan plagiasi di kalangan
kondusif menjadi penentu keberhasilan
perguruan
pembangunan
dilakukan
lebih
tinggi
oleh
sarjana,
mengerikan
ini
tidak
hanya
mahasiswa
namun
telah
jenjang
menjangkiti
dan
pengembangan
pendidikan karakter dalam membentuk
mahasiswa
yang
berkepribadian
dan
beberapa mahasiswa program doktor.
memiliki jati diri sesuai dengan bidang
Plagiasi adalah suatu bentuk tindakan
keahliannya. Oleh karena itu prasayarat
tidak bertanggung jawab, pelanggaran
yang
norma akademik,
bentuk kemalasan
pendidikan untuk membentuk maha-
berpikir kreatif dan produktif serta tidak
siswa yang berkarakter akademis adalah
adanya budaya malu dalam kalangan
penyediaan prasarana dan sarana yang
sarjana. Sikap mental dan perilaku ini
memadai, kebijakan dan aturan yang
harus hilangkan secara bertahan dan
sesuai dengan visi dan misi institusi.
berkelanjutan melalui pemebelajaran di
Penegakan dan pelaksanaan aturan dan
dalam
kebijakan secara arif dan bijaksana perlu
kelas
dan
direncanakan
terukur
di
secara
melalui
luar
kelas,
sistematis
dipenuhi
ditumbuhkan
dan
oleh
satuan
dibudayakan,
pe-
Kebijakan
ngabaian aturan dan kebijakan secara
kehidupan
massif oleh sivitas akademika adalah
kampus, aturan akademik merupakan
tindakan yang tidak sesuai dengan ciri
sebagai pengendali pendidikan karakter
dan karakteristik kelompok masyarakat
di dalam kehidupan kampus, sedangkan
ilmiah
keteladan dalam bentindak dan pola pikir
rasionalitas
yang
sebagai
kedisiplinan, serta berpikir kritis dan
dalam
kreatif dalam bertindak dan berperilaku
perguruan
tinggi,
rasional
motivasi
kurikulum.
dan
harus
norma
dari
kepada
dosen
mahasiswa
mebentuk mahasiswa yang berkarakter
dan bermoral.
Kunci
yang
berpikir,
tinggi
kejujuran
dan
akademik.
Beberapa
keterbatasan
kampus
pendidikan
dalam hal ini adalah memberikan fasilitas
karakter adalah pada satuan pendidikan
ruang dosen berdampak pada lemahnya
dalam bentuk keteladanan dari para
kinerja
pendidik
kependidikan
persiapan untuk menyiapkan rencana
Pendidikan
lokakarya biasanya meggunakan fasilitas
(Kebijakan
Karakter:
keberhasilan
menjunjung
dan
tenaga
Pembangunan
2010).
Keteladanan
bukan
secara
maksimal,
seperti
seadanya seperti ruang kelas sebagai
sekedar contoh dalam bertindak dan
alternatif
berperilaku, namun harus dapat dijadikan
tataruang ini kendala utamanya karena
sebagai motivasi dan penguat
bagi
keuangan dan infrastruktur yang lambat.
mahasiswa
dan
Sebagai kampus swasta kemandirian dan
dalam
bentindak
pengganti.
Pengelollan
berperilaku yang berkarakter akademis.
kemampuan
Sehingga keteladanan dalam kehidupan
pertimbangan lebih untuk menjangkau
finansial
menjadi
12
hal-hal yang membutuhkan anggaran
perencanaan, pelaksanaan dan adanya
besar, selain sisi operasional yang besar
evaluasi
sebuah kampus harus didukung oleh
terpadu dalam mata kuliah. Keteladanan
masyarakat
bertindak dan perilaku dosen dalam
luas
dan
otoritas
pemerintahan.
Perilaku
pendidikan
karakter
yang
suasana akademik merupakan motivasi
mahasiswa
pada
era
dan
penguat
mahasiswa
dalam
kekinian bisa dikatakan bukan sebagai
membentuk pribadi yang berkarakter
wujud idealisme masyarakat dalam teori
harus diwujudkan secara terencana dan
pembangunan masyarakat dalam konsep
terukur.
industrial,
sehingga
kendala
sisi
Peran
pendidikan
tinggi
dalam
psikologis, asal usul mahasiwa yang
membangun
heterogen
proses
pendidikan karakter diwujudkan dengan
integratif secara personal maupun sosial.
penyediaan prasarana dan sarana serta
Out-put mahasiswa tidak semuanya yang
peningkatan
menjalankan
manusia yang sesuai dengan visi dan misi
jurusan
berdampak
pada
profesi
yang
sebagaimana
kualitas
sumberdaya
institusi pendidikan. Fasilitasi intitusi,
mengindikasikan bahwa kehidupan sosial
kuantitas dan kualitas sumber daya
dan motivasi hidup saling dipertukarkan
manusia yang ada diharapkan mem-
dalam arena pilihan hidup masa depan
berikan kontribusi keberhasilan dalam
lulusan sebuah perguruan tinggi. Hasil
membentuk pribadi mahasiswa yang
tracer
berkarakter
menunjukan
lulusan
hal
mengembangkan
ini
studi
diambil,
dan
secara
dengan
bercirikan
ter-
sebagian
bentuknya sikap jujur, disiplin, kritis dan
mahasiswa bekerja sebagai wiraswasta
kreatif, percaya diri serta sikap anti
yang
plagiat dalam penyelesaian tugas karya
berarti
bahawa
umum
tidak
semuanya
bisa
ditampung oleh lembaga atau perusahan
tulis ilmiah.
yang membutuhkan.
E.
2014.
D. KESIMPULAN
Satuan pendidikan merupakan salah
satu
strategi
membangun
dan
dan
wahana
untuk
mengembangkan
pendidikan karakter, dilakukan dengan
cara merancang kurikulum mulai dari
perumusan
profil
DAFTAR PUSTAKA
dan
capaian
pembelajaran yang berkarakter. Strategi
yang dilakukan dengan cara mengintregasikan pendidikan karakter pada
kurikulum dan kuliah dilanjutkan dengan
“PENELITIAN KUALITATIF &
DESAIN RISET, Memilih Diantara
Lima Pendekatan” (Edisi Ke-3).
Diterjemahkan dari “Qualitative &
Research Design Choosing Among
Five Approaches, Third Edition”. First
published 2013 by SAGE. Edisi
Indonesia
diterbitkan
Pustaka
Pelajar. Yogyakarta.
Achmad Husen, dkk, 2010. Model
Pendidikan
Karakter
Bangsa.
Universitas Negeri Jakarta.
Badan Penelitian Dan Pengembangan
Pusat Kurikulum Dan Perbukuan,
13
2011.
Panduan
Pelaksanaan
Pendidikan Karakter. Kementerian
Pendidikan
Nasional,
Jakarta:
Kementerian Pendidikan Nasional.
Hasanah, e-jurnal edisi 2 2015.
Implementasi Nilai-nilai karakter
Inti
di
Perguruan
Tinggi.
http://journal.uny.ac.Id/index.php/j
pka/article/view/1439/1227/diundu
h 23 Oktober 2015
Miles M.B and Huberman AM. 1994. “An
expanded sourcebook: qualitative
data analysis”. 2nd edition. London:
Sage Publications;.
Moustakas, C. 1994. “Phenomenological
Research Method”, London: SAGE
Publications.
Pemerintah RI, 2010. Kebijakan Nasional
Pembangunan Karakter Bangsa
Tahun 2010-2015.
Udang-Undang Republik Indonesia No.
12 Tahun 2012 tentang Pendidikan
Tinggi.
Udang-Undang Republik Indonesia No.
20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional.
14
DI LINGKUNGAN PERGURUAN TINGGI: STRATEGI, BUDAYA, DAN KINERJA
AHMAD IZZUL ITO'*)
*)
DosenProgram Studi PPKn STKIP PGRI Tulungagung
ABSTRAK
Institusi pendidikan tinggi sebagai salah satu wahana dan media yang dapat
dijadikan sebagai strategi pembangunan dan pengembangan pendidikan karakter
bagi mahasiswa, agar menjadi mahasiswa yang memiliki etika dan moral
akademik dan menjunjung tinggi nilai-nilai luhur pancasila. Upaya yang dapat
dilakukan institusi pendidikan tinggi dengan cara mengintegrasikan pendidikan
karakter ke dalam mata kuliah. Pengintegrasian pendidikan karakter sebagaimana
dimaksud mulai dari penyusunan profil dan capaian pembelajaran, pelaksanaan
pembelajaran dan sampai tahapan evaluasi hasil belajar yang memberikan
kesimbangan pada tiga domain pendidikan yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik.
Selain mengintegrasiakan pendidikan karakter pada mata kuliah, dosen sebagai
pengendali pembelajaran dapat melakukan dengan memberikan keteladan nilai
karakter akademik dalam bentuk sikap dan perilaku disiplin dalam menegakkan
norma, kritis dan kreatif dalam bentindak, rasional dalam berpikir, jujur dalam
tutur kata, bertanggung jawab dalam mengemban kewajiban serta sikap anti
plagiat dalam penyelesaian karya ilmiah. Bagaimana pembentukan karakter
mahasiswa yang beretika dan bermoral akademis. Bagaimana proses integrasi
pendidikan karakter melalui kegiatan ekstra mahasiswa yang dilaksanakan di luar
kelas. Apa tindakan best practice institusi untuk menjalankan program integratif
didalam kampus dengan luar kampus. Penelitian ini menggunakan metode
fenomenologi. Tujuan penelian ini memberikan konsep dan strategi tentang
pengembangan pendidikan karakter pada institusi pendidikan tinggi, dan
diharapkan memberikan manfaat kepada pelaksana akademik dalam mendesain
pendidikan karakter bagi mahasiswa.
Kata Kunci: Pendidikaan Karakter, Pendidikan Tinggi, Strategi, Budaya, Kinerja
menjunjung
A. PENDAHULUAN
Latar
belakang
pentingnya
tinggi
nilai-nilai
luhur
pen-
pancasila akan menjadikan Indonesia
didikan karakter ada tiga dasar yaitu
mempunyai daya saing dalam konteks
dasar secara filosofis, ideologis, normatif,
globlalisasi kehidupan di segala bidang.
historis maupun sosiokultural (Kebijakan
Secara ideologis, pembangunan karakter
Nasional Pembangunan Pendidikan Ka-
merupakan upaya mewujudkan ideologi
rakter: 2010).
atau
Secara
filosofis, pem-
nilai-nilai
Pancasila
dalam
ke-
bangunan karakter bangsa me-rupakan
hidupan berbangsa dan bernegara dalam
sebuah kebutuhan asasi dalam menata
kerangka Negara Kesatuan Republiik
kehidupan berbangsa dan bernegara,
Indonesia
karena hanya bangsa yang memiliki
Pembangunan
karakter dan jati diri yang kuat serta
rupakan
(NKRI).
Secara
karakter
langkah
normatif,
bangsa
kongkrit
me-
mencapai
1
tujuan negara, yaitu menjadi bangsa
manusia saat ini dan kebutuhan masa
yang cerdas, adil dan makmur serta
depan.
mandiri. Secara historis, pembangunan
Pelaksanaan
pendidikan
tinggi
karakter merupakan sebuah dinamika
merupakan salah satu investasi masa
proses kebangsaan yang terjadi tanpa
mendatang yang diharapkan mampu
henti mulai zaman penjajahan sampai
membentuk
dengan
bangsa yang bermartabat dan memiliki
era
sosiokultural,
reformasi.
Secara
Pembangunan
karakter
karakter
fenomena
yang
kehidupan
sesuai
dengan
nilai
bangsa merupakan suatu kebutuhan dan
pancasila dan tata nilai kehidupan yang
keharusan
dianut
dari
multikultural
suatu
agar
bangsa
mampu
yang
menjadi
bangsa yang bersatu dan bermartabat.
karakter
bangsa
Indonesia.
Pembentukan karakter harus bersifat
visioner dan sesuai dengan potensi dan
Pembangunan dan pengembangan
pendidikan
oleh
kondisi
suatu
bangsa.
Pandangan
merupakan
visioner dimaknai sebagai penyelesaian
kebutuhan untuk menjamin masa depan
masalah sekarang untuk mewujudkan
bangsa yang bermartabat dan memiliki
kehidupan bermasyarakat dan berbangsa
jati diri. Masa depan bangsa masih
yang memiliki karakter sesuai dengan
dihantui dengan situasi dan kondisi
ideologi pancasila dan nilai-nilai luhur
ketidakpastiandan
yang
penuh
tantangan,
dianut
bangsa
Indonesia.
namun kondisi masa depan merupakan
Pandangan ini didasari oleh adanya
hasil internalisasi dari masa lalu dan masa
konsep pemikiran, pendidikan adalah
sekarang. Oleh karena itu pendidikan
sebuah
karakter
(Human
harus
rencanakan
dibangun
secara
dan
sistematis
didan
investasi sumberdaya manusia
Invesment)
untuk
masa
mendatang.
berkelanjutan melalui berbagai strategi
Pendidikan adalah usaha sadar dan
dalam rangka mempersiapkan bangsa ini
terencana untuk mewujudkan suasana
menghadapi masa depan yang penuh
belajar dan proses pembelajaran agar
tantangan dari adanya globalisasi. Salah
peserta
satu strategi untuk membangun karakter
ngembangkan
bangsa adalah melalui pendidikan, dan
memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
institusi perguruantinggi sebagai salah
pengendalian
satu institusi pendidikan mempunyai
cerdasan,
peransangat
penting
pe-
terampilan yang diperlukan bagi dirinya,
ngembangan
pendidikan
karakter
masyarakat, bangsa dan negara (UUPT-
melalui
perencanaaan
dalam
sistem
didik
secara
potensi
diri,
akhlak
aktif
me-
dirinya
untuk
kepribadian,
mulia,
serta
keke-
dan
2012). Definisi pendidikan yang tertuang
mekanisme pendidikan yang memiliki
dalam undang-undang pendidikan tinggi
akuntabilitas sesuai dengan peradaban
meliputi
aspek
kognitif,
afektif
dan
psikomotorik. Pencapaian tujuan pen-
2
didikan nasional, tidak cukup hanya pada
dalam pembelajaran di dalam maupun di
rakayasa aspek kognitif, namun harus
luar
ada keseimbangan pada ketiga aspek
penciptaan
tersebut. Keseimbangan tiga aspek dan
kondusif.
domain pendidikan akan menghasilkan
kelas
yang
diimbangi
suasana
dengan
akademik
yang
Rumusan masalah dalam penelitian
sumberdaya manusia yang cerdas dan
ini
berperilaku
niai-nilai
karakter mahasiswa yang beretika dan
pancasila, nilai-nilai agama maupun nilai-
bermoral akademis. Bagaimana proses
nilai sosial dan nilai-nilai luhur bangsa
integrasi pendidikan karakter melalui
Indonesia.
kegiatan ekstra mahasiswa yang di-
sesuai
dengan
adalah
Bagaimana
pembentukan
Pencapaian tiga domain pendidikan
laksanakan di luar kelas. Apa tindakan
di perguruan tinggi, dimulai dengan
best practice institusi untuk menjalankan
perencanaan dan perumusan kurikulum
program
yang
dengan
mengintegrasikan
karakter
melalui
mata
pendidikan
kuliah,
yang
integratif
didalam
kampus
luar
kampus.
Penelitian
ini
menggunakan
metode
fenomenologi.
diimbangi penciptaan suasana akademik
Tujuan penelitian ini memberikan konsep
yang kondusif di dalam kelas maupun di
dan strategi tentang pengembangan
luar. Dalam rangka mewujudkan sarjana
pendidikan
karakter
yang memiliki kompetensi sesuai dengan
pendidikan
tinggi,
bidangnya
karakter
memberikan manfaat kepada pelaksana
akademis, maka ada perencanaan terukur
akademik dalam mendesain pendidikan
dan sesuai dengan kebutuhan peserta
karakter bagi mahasiswa.
didik,
dan
dan
memiliki
harus
dilaksanakan
pada
dan
institusi
diharapkan
dan
dievaluasi dengan menggunakan tolok
ukur yang jelas. Untuk mewujudkan
B.
METODE PENELITIAN
Metode
penelitian,
fenomenologi
pendidikan karakter dalam kehidupan
sering dikenal sebagai metode deskriptif
perguruan tinggi, dibutuhkan komitmen
kualitatif dengan paradigma konstruk-
sivitas akademika (mahasiswa dan dosen)
tivisme (Mix Methodology, 2011: 138).
serta tenaga kependidikan secara aktif
Realitas dipandang sebagai sesuatu yang
produktif,
sifatnya
tersebut
karena
saling
mempengaruhi
dan
ketiga
terkait
dalam
pengembangkan
karakter.
Stratategi
komponen
dan
relatif,
yaitu
sesuai
dengan
saling
konteks spesifik yang dinilai relevan oleh
pembangunan
para actor sosial. Secara epistemologi,
pendidikan
ada interaksi antara peneliti dan subjek
yang
dapat
yang diteliti. Sementara itu dari sisi
tinggi
dalam
aksiologis, peneliti akan memperlakukan
membentuk mahasiswa yang memiliki
nilai, etika, dan pilihan moral sebagai
karakter akdemis melalui pendidikan
bagian integral dari penelitian. Peneliti
yang
merupakan
digunakan
perguruan
mengintegrasikan
pendidikan
fasilitator
yang
men-
3
jembatani
pelaku
keragaman
sosial
subyektivitas
me-
dari mata saya, sehingga rumah itu
Sebagai
tampak terlihat, sehingga ia muncul
metode penelitian, fenomenologi adalah
sebagai fenomena. Secara sederhana,
cara membangun pemahaman tentang
maka terjadi dialektis antara subjek dan
realitas. Pemahaman tersebut dibangun
objek. Tak mungkin ada yang dilihat jika
dari sudut pandang para aktor sosial
tidak ada yang melihat. Lebih lanjut,
yang
setiap fenomena merepresentasikan titik
rekonstruksi
dalam
realitas
mengalami
rangka
akomodasi, konvergensi, dan cerapan
sosial.
peristiwa
dalam
kehidupannya. Pemahaman yang dicapai
permulaan
dalam
investigasi
tataran
konstruksi
personal
personal
merupakan
realitas
atau
konstruksi subyektivitas.
beberapa
konsep
dasar
yang
perlu
pas
bagi
(Moustakas,
suatau
1994:26).
Fenomena menjadi sesuatu yang menjadi
objek
Memahami fenomenologi, terdapat
yang
yang
dikaji
dalam
studi
fenomenologi.
Sebagai
metode,
fenomenologi
dipahami, antara lain konsep fenomena,
merupakan
persiapan
epoche, konstitusi,kesadaran, dan reduksi.
penyelidikan
di
Fenomena adalah suatu tampilan objek,
bidang ilmu pengetahuan positif. Satu-
peristiwa, dalam persepsi. Sesuatu yang
satunya alat untuk itu adalah bahasa. Di
tampil dalam kesadaran. Bisa berupa
lain pihak, menurut Brouwer (1984:3),
hasil rekaan atau kenyataan. Menurut
fenomenologi itu merupakan suatu cara
Moustakas (1994:26), fenomena adalah
berpikir khas yang berbeda dengan
apa saja yang muncul dalam kesadaran.
seorang ahli suatu ilmu. Jika ilmuwan
Fenomena, dalam konsepsi Huesserl,
positivis
adalah
menunjukkan bukti, maka fenomenolog
realitas
selubung
yang
atau
tirai
tampak,
antara
tanpa
manusia
bidang
meyakinkan
menunjukkan
bagi
filsafat
orang
orang
setiap
lain
dan
dengan
mengalami
dengan realitas itu. Fenomena adalah
seperti
realitas
dirinya
Atas dasar ini, maka fenomenologi dapat
sendiri kepada manusia. Sementara itu,
dikatakan sebagai lukisan gejala dengan
dalam
itu
menggunakan bahasa. Seorang positivis,
manusia melibatkan kesadarannya, dan
terbiasakan hanya melihat objek-objek
kesadaran selalu berarti kesadaran akan
yang tampak, dapat dilihat, didengar,
sesuatu (realitas) (Bertens, 1981:201).
dibayangkan,
Perlu
fenomena,
seorang fenomenolog harus belajar tidak
menurut Brouwer (1984), bukanlah suatu
lagi melihat benda-benda, melainkan
benda, bukan suatu objek di luar diri kita,
fenomena. Fenomenologi menjelaskan
dan lepas dari kita sendiri. Ia adalah
fenomena dan maknanya bagi individu
suatu aktivitas. Bila saya melihat sebuah
dengan
rumah,
sejumlah individu. Temuan ini kemudian
yang
menampakkan
mengahadapi
dipahami,
maka
fenomena
bahwa
terdapat
aktivitas
fenomenolog
atau
melakukan
mengalaminya.
dipikirkan.
wawancara
Tetapi,
pada
4
dihubungan
dengan
prinsip-prinsip
berhubungan
dengan
kebudayaan.
filosofis fenomenologi. Studi ini diakhiri
Reduksi terakhir, reduksi transendental,
dengan esensi dari makna (Creswell,
adalah bahwa fenomena dilihat dari segi
1998:40).
supra individual sebagai objek untuk
Pendekatan
fenomenologi
suatu subjek umum.
menjelaskan struktur kesadaran dalam
Suatu
pengalaman manusia, serta berupaya
perspektif
membiarkan
mengungkapkan
subjektif, yakni berdasarkan penuturan
dirinya sendiri secara alami. Melalui
para subjek yang mengalami fakta atau
“petanyaan pancingan”, subjek penelitian
fenomena
dibiarkan menceritakan segala macam
Bagaimana
dimensi
subjek yang diteliti atau peneliti itu
realitas
pengalamannya
berkaitan
dengan sebuah fenomena/peristiwa.
Studi
fenomenologi
fakta
yang
diteliti
fenomenologi
yang
dalam
bersifat
bersangkutan.
mengatasi
subjektivitas
sendiri? Objektivitas dalam fenomenologi
berasumsi
berarti membiarkan fakta berbicara untuk
bahwa setiap individu mengalami suatu
dirinya sendiri. Hal ini bisa dilakukan
fenomena
melalui epoche dan eiditik. Epoce adalah
dengan
segenap
ke-
sadarannya. Dengan kata lain, studi
proses
fenomenologi bertujuan untuk menggali
nangguhkan atau menunda penilaian
kesadaran
terhadap
terdalam
para
subjek
di
mana
si
peneliti
fakta/fenomena
yang
medi-
mengenai pengalamannya dalam suatu
amatinya walaupun ia telah memiliki
peristiwa. Dalam memahami fenomena,
prakonsepsi
atau
fenomenologi
sebelumnya
terhadap
langkah.
memiliki
Pertama,
metode
atau
penilian
tertentu
fenomena
itu.
melihat fenomena
Biarkanlah fenomena itu berbicara apa
sebagai esensi, sebagai fenomena murni.
adanya, tanpa intervensi penilaian baik-
Fenomenolog melakukan reduksi. Yakni
buruk,
semacam abstraksi, melihat sesuatu dan
bermoral, dsb. dari si peneliti. Eiditik
menutup mata untuk hal lain. Reduksi
adalah memahami fenomena melalui
yang
menghadap
pemahaman atas ungkapan-ungkapan
sesuatu fenomena sebagai hal yang
atau ekspresi-ekspresi yang digunakan
menampakkan diri dan tidak melihat hal
subjek. Dalam hal ini, peneliti melakukan
itu sebagai hal yang ada. Reduksi yang
empati,
kedua adalah kita melihatnya sebagai
pengalaman pemikiran subjek melalui
sesuatu yang umum. Kita melihat esensi.
proses imajinatif.
Kita
pertama
tidak
mengajar
adalah
melihat
orang
kelas,
misalnya,
di
memandangnya
sebagai
positif-negatif,
mencoba
bermoral-tidak
memasuki
wilayah
sedang
tetapi
dunia
C.
PEMBAHASAN
Pendidikan
karakter
ini
harus
pendidikan. Reduksi ketiga adalah kita
dikembangkan secara terus menerus dan
menutup
berkelanjutan
mata
untuk
hal
yang
mulai
dari
jenjang
5
pendidikan
dasar,
menengah
pendidikan
tinggi,
baik
pendidikan
formal,
non
dan
dari perilaku mahasiswa sebagai seorang
pada
jenis
calon sarjana dan calon penerus tongkat
formal
dan
pendidikan informal. Pendidikan tinggi
merupakan salah satu wahana dan media
pembinaan,
berbangsa
dan
bernegara.
Pengembangan pendidikan karakter
di perguruan tinggi tidak cukup hanya
mampu
melalui slogan dan motto yang di-
mengintegrasikan nilai-nilai karakter baik
keluarkan oleh manajemen perguruan
dan mulia ke dalam proses pembelajaran
tingi dalam bentuk banner, pernyataan-
dan atau kikulum maupun
pernyataan
penciptaan
dituntut
suasana
dan
kehidupan
pe-
ngembangan
pembangunan
estafet
harus
melalui
akademik
yang
kondusif.
membutuhkan
kongkrit
Pembentukan karakter mahasiswa
bernilai
karakter,
action
adanya
pada
namun
konteks
yang
kehidupan
kampus. Perguruan tinggi mempunyai
yang beretika dan bermoral akademis,
peran
sebagai
pen-
generasi bangsa yang menjunjung nilai-
cegahan dan pembangunan kesadaran
nilai yang diterima masyarakat secara
untuk
per-
umum dan tidak bertentangan dengan
kelaihan, tindakan indisiplin, penjiplakan
norma, aturan dan hukum yang berlaku
karya
ilmiah atau tindakan plagiasi,
di Indonesia. Nilai-nilai karakter yang
mengaharap dan bahkan menuntut nilai
mendesak untuk ditumbuh kembangkan
hasil belajar tinggi namun tidak dibarengi
dalam
dengan perilaku rajin belajar masih
percaya diri, daya kreatifitas dan olah
banyak
kehidupan
pikir kritis, tata etika pergaulan yang
mahasiswa di perguruan tingi. Perguruan
menjunjung tinggi etika dan moral serta
tinggi merupakan agen pembelajaran
sikap
yang menghasilkan kader dan penerus
melaksanakan menyelesaikan kewajiban
bangsa, dituntut mampu menumbuhkan
dan tugas rutin sebagai mahasiswa.
dan mengembangkan nilai-nilai yang
Pembudayaan dan pembiasaan nilai-nilai
dianut
karakter
tindakan
mengurangi
ditemui
bangsa
pemahaman,
kekerasan,
dalam
besar
diri
dan
untuk
menghasilkan
mahasiswa
perilaku
adalah
disiplin
sikap
dalam
Indonesia
yang
nilai-nilai
agama,
mampu membentuk jati diri mahasiswa
pancasila serta nilai-nilai sosial yang
yang beretika dan bermoral sesuai nilai-
berlaku dalam kehidupan masyarakat
nilai yang terkandung dalam ideologi
Indonesia.
perkelaihan,
pancasila, norma-norma agama dan tata
budaya plagiasi, perilaku menuntut hak
nilai akademis yang dikembangkan di
mengabaikan kewajiban serta perilaku
dalam kehidupan kampus.
menjunjung
tinggi
Kekerasan,
baik
tersebut
diharapkan
tidak jujur dalam penyelesaian tugas
Proses integrasi pendidikan karakter
adalah merupakan bentuk pelanggaran
melalui kegiatan ekstra mahasiswa yang
tata nilai yang harus segera dilenyapkan
dilaksanakan
di
luar
kelas
dengan
6
menggunakan sistem open mixed antara
Tumbuhnya budaya plagiat, tidak
kuliah dan pendidikan luar kampus,
percaya diri, sikap suka menerabas (tidak
seperti kegiatan posdaya dimasyarakat,
mau repot), serta turunnya daya pikir
unit
me-
kritis dalam pembelajaran di dalam
dan
maupun di luar kelas, merupakan salah
mendatangkan ahli dari luar kampus atau
satu kontribusi dan dampak negatif dari
kuliah
tinggi
perkembangan teknologi internet yang
mempunyai otoritas dalam pelaksanaan
dapat diakses secara bebas tanpa batas.
pendidikan, mulai perencanaan sampai
Manajemen
dengan
pelaksana
kegiatan
ngunjungi
kemahasiswaan
lembaga
tamu.
Pendidikan
evaluasi
akademik
negara
hasil
maupun
pelaksanaan
non-akademik.
perguruan
akademik
tinggi
dan
tidak
bisa
menyalahkan kepada pihak lain, namun
Pendidikan tinggi sebagai salah satu
perguruan
wahana atau media pembangunan dan
mendesain pendidikan akademik dan
pengembangan
pendidikan
karakter,
pendidikan karakter secara terintegrasi,
harus
membentuk
pribadi-
agar mahasiswa yang dijadikan sasaran
mampu
tinggi
harus
mampu
pribadi mahasiswa yang memiliki etika
memiliki
dan bermoral. Fenomena yang sedang
bermoral dan menjunjung tinggi etika.
trend
Pemikiran
berkembang
adalah
budaya
perilaku
ini
akademik
diakui
yang
ataupun
tidak,
penjiplakan atau tiindakan palgiat dalam
bahwa pendidik/dosen maupun sistem
penyelesaian
dan mekanisme pendidikan yang dianut
pembelajaran
tugas-tugas
maupun
dalam
penyelesaian
perguruan
tinggi
karya ilmiah mahasiswa. Budaya yang
terhadap
turunnya
berkembang dan dilakukan secara massif
mahasiswa. Kekurangan, kelemahan dan
ini harus dilenyapkan dari mindset dan
bahkan kegagalan pembentukan karakter
perilaku mahasiswa secara terencana,
mahasiwa yang memiliki etika, moral dan
berkelanjutan dan terukur. Salah satu
jati diri, merupakan hasil internalisasi
strategi untuk menghilangkan budaya
antara
plagiasi dan budaya yang bertentangan
lingkungan belajar dan sumber belajar.
dengan nilai-nilai akademis di perguruan
Pemikiran
tinggi
pendorong
adalah
dengan
cara
meng-
memberikan
pendidik,
nilai
karakter
peserta
tersebut
perguruan
andil
harus
tinngi
didik,
menjadi
untuk
integrasikan pendidikan nilai karakter
membentuk pribadi mahasiswa yang
melalui berbagai mata kuliah yang ada
berkarakter jujur, disiplin, percaya diri,
dalam
meng-
serta memiliki kemampuan berpikir kritis
andalkan pendidikan karakter melalui
melalui perencanaan secara sistematis
mata kuliah agama maupun pendidikan
terukur, mulai dari penyusunan ku-
pancasila dan ke-warganegaraan, karena
rikulum,
ketiga
belajaran semester sampai dengan pada
kurikulum
mata
dan
kuliah
tidak
tersebut
hanya
penyusunan
rencana
pem-
disampaikan selama satu semester.
7
tahapan assesment hasil belajar dalam
belajar dan sumber belajar dalam bidang
aspek kognitif, sikap dan perilaku.
ilmu
Penyusunan rencana pembelajaran
semester
(RPS)
setiap
mata
kuliah
tertentu.
pembelajaran
dosen
Sehingga
yang
harus
proses
dibawah
mampu
kendali
pula
me-
merupakan kewajiban dosen pengampu
ngembangan
mata kuliah, maka untuk mempersiapkan
mahasiswa yang beretika dan bermoral
proses pembelajaran yang beretika dan
sesuai dengan nilai-nilai akademis yang
bermoral, dosen harus mendesain secara
memiliki jati diri sebagai calon sarjana.
sistemik dalam penyusunan dan pe-
Pelaksanaan proses pembelajaran di-
rumusan rencana pembelajaran semester
lakukukan pendidik atau dosen melalui
yang
pendekatan
mengintegrasikan
pendidikan
pendidikan
student
karakter
center
learning
karakter. Seorang dosen yang men-
melalui berbagai metode yang sesuai
diskripsikan rencana pembangunan dan
dengan tujuan pembelajaran, materi, dan
pengembangan pendidikan karakter bagi
karakteristik peserta didik. Metode yang
mahasiswa dalam rencana pembelajaran
dapat digunakan oleh pendidik/dosen
semester, merupakan langkah kongkrit
dalam proses pembelajaran antara lain
yang perlu dibudayakan dan di biasakan.
dalam
Pengintegrasian perencanaan pendidikan
metode
karakter melalui penyusunan rencana
metode penugasan serta metode lain
pembelajaan semester adalah sebagai
yang
bentuk komtmen dosen dalam mem-
suasana belajar dalam pengembangan
bangun dan mengembangkan pribadi
pendidikan karakter. Melalui interaksi
mahasiswa yang bermoral dan beretika
pembelajaran,
dosen
akademis yang sesuai dengan norma
ngembangkan
pendidikan
kehidupan masyarakat ilmiah. Dengan
mahasiswa dalam bentuk tutur kata yang
demikian,
menjungjung tinggi harga
pengintegrasian
pendidikan
bentuk
ceramah
pembelajaran
mampu
bervariasi,
kooperatif,
menciptakan
suasana
dapat
me-
karakter
diri bagi
karakter bagi mahasiswa ke dalam mata
dosen dan mahasiswa, keteladanan sikap
kuliah dapat dilakukan secara terencana
dan
dan terukur sesuai dengan tujuan atau
sikap percaya diri, kejujuran serta sikap
capaian pembelajaran mata kuliah.
tanggung
Proses
pembelajaran
pelaksanaan
rencana
dan
atau
pembelajaran
merupakan
implementasi
disiplin,
jawab
menumbuhkan
mahasiswa
dalam
pelaksanaan pembelajaran.
Perilaku jujur dan anti plagiat dalam
rangka
penyelesaian tugas dan karya ilmiah, rasa
untuk memenuhi capaian pembelajaran
malu dalam melakukan penyontekkan,
dan
perilaku
proses
dalam
perilaku
pembelajaran
juga
me-
kritis
dan
inovatif
dalam
rupakan bentuk interaksi dan internalisasi
beragumentasi serta tindakan nyata dari
kognitif,
psikomotorik
dosen dalam bentuk keteladanan harus
mahasiswa dengan pendidik, lingkungan
ditumbuhkan dan dibudayakan dalam
afektif
dan
8
kehidupan akademik dan non akademik
perilaku negatif yang tidak sesuai dengan
untuk menuju perguruan tinggi yang
jadiri diri dan kultur bangsa Indonesia
bermartabat dan bermutu. Bermartabat
khususnya pada perguruan tinngi adalah
mengandung makna menjunjung tinggi
adanya
nilai-nilai
perguruan tinggi yang masih duilakukan
mulia
dan
bermutu
me-
budaya
plagiat
di
kalangan
ngandung makna adanya kemampuan
secara
sivitas
ke-
mungkin dilakukan oleh perguruan tinggi
pendidikan dalam mencapai dan atau
untuk mengendalikan dampak negatif
melampui
globlalisasi
akademika
dan
standar
tenaga
minimal
yang
massif.
adalah
ditentukan oleh manajemen perguruan
pembangunan
tinggi
pendidikan
maupun
pemerintah
melalui
Strategi
paling
melalui
dan
karakter
yang
strategi
pengembangan
yang
terencana
kebijakan dan aturan tentang pendidikan.
secara sistemastis dan terukur mulai dari
Sehingga
keberhasilan
perencanaan sampai dengan dilakukan
perguruan
tinggi
yan
menjadikan
bermutu
dan
evaluasi
terhadap
keberhasilan
pe-
terbentuknya perilaku mahasiswa yang
laksanaan
berkarakter membutuhkan sikap proaktif
laksanaan pendidikan merupakan suatu
dan tindakan nyata dari semua sivitas
langkah
akademika dan tenaga kependidikan.
mengetahui hasil yang dapat dijadikan
Penciptaan atmosfir akademik dalam
sebagai
proses
pendidikan periode berikutnya.
pembelajaran
yang
kondusif
merupakan wahana dan media interaksi
dan
internalisasi
dosen,
mahasiswa,
untuk
Evaluasi
dalam
pendidikan
pendidikan,
pedan
pengembangan
hasil
pendidikan
dan
pembelajaran merupakan tahap akhir
pelaksanaan
tujuan
Evaluasi
mengukur
dasar
lingkungan belajaran dan sumber belajar
mencapai
pendidikan.
pendidikan.
meliputi
Evaluasi
ranah
kognitif,
khususnya dalam mencapai profil lulusan
afektif
pendidikan tinggi yang bermartabat dan
bertujuan mengukur keberhasilan dan
memiliki jati diri yang tangguh dalam
penentuan
mengahadapi tantangan kehidupan yang
pelaksanaan
semakin mengglobal di segala bidang.
pembelajaran pada semester berikutnya.
dan
psikomotorik
rencana
mahasiswa,
pengembangan
pendidikan
dan
atau
Berkembangnya era globlalisasi ilmu
Evaluasi hasil belajar mahasiswa dapat
pengetahuan, teknologi, dan peradapan
dilakukan oleh dosen dengan berbagai
manusia pada akhirnya berdampak pada
metode dan teknik,
kehudupan suatu bangsa, khususnya
pada
mahasiswa
kelompok
dirumuskan. Evaluasi yang baik dan
masyarakat yang berinteraksi dengan
benar adalah evaluasi yang mengukur
perkembangan
internet.
keberhasilan mahasiswa dalam ranah
harus
penguasaan akademik sesuai mata kuliah
dikendalikan adalah dampak budaya dan
yang telah ditempuh, mengukur sikap
Dampak
sebagai
teknologi
globalisasi
yang
capaian
dengan mengacu
pembelajaran
yang
9
mahasiswa
dalam pelaksanaan
pem-
bahan
kajian
oleh
manajemen
belajaran dan nilai-niai karakter mulia
pendidikan tinggi untuk perbaikan dan
serta
pengembangan
mengukur
keberhasilan
ke-
pendidikan
akademik
terampilan berperilaku mahasiswa dalam
yang
mengiplementasikan norma dan tata nilai
karakter
akademik yang telah dirumuskan oleh
Hasil pendidikan dan pembelajaran me-
perguruan tinggi atau program studi.
rupakan wujud kinerja sivitas akademika
Evaluasi yang dilaksanakan oleh dosen
dan
mengacu pada kurikulum yang telah
melaksanakan
dirumuskan dan dapat dilaksanakan oleh
belajar
dosen pada awal, proses dan akhir
mahasiswa
pembelajaran.
akademik dan tata nilai yang sesuai
mahasiswa
Evaluasi
dalam
keberhasilan
pendidikan
mengitegrasikan
untuk
semester
tenaga
pendidikan
berikutnya.
kependidikan
pendidikan,
adalah
hasil
terhadap
dalam
dan
hasil
internalisasi
penguasaan
harus
dengan norma-norma akademik yang
memiliki tolok ukur yang objektif dan
dianut oleh perguruan tinggi. Apapun
mudah
hasil evaluasi pembelajaran, manajemen
dipahami
oleh
mahasiswa
maupun dosen. Tolok ukur keberhasilan
perguruan
adalah
terpenuhinya
belajaran
pada
maupun
rumpun
tinggi
dan
pelaksanana
capaian
pem-
akademik
mata
kuliah
perbaikan atau pengembangan pen-
setiap
mata
kuliah
yang
didikan
harus
secara
mampu
terencana
melakukan
dan
ber-
mengintegrasikan pendidikan karakter.
kelanjutan.
Adanya tolok ukur keberhasilan belajar
ngembangan
mahasiswa,
lakukan melalui penyusunan kurikulum
dosen
membantu pendidik dan
dalam
capaian
hasil
Pemikiran
bahwa
menentukan
ini
belajar
mahasiswa.
mengandung
penyusunan
tingkat
makna,
kurikulum,
pe-
berkala.
evaluasi
yang
pen-
dan menyelaraskan perkembangan ilmu
kebutuhan
kualitas
kurikulum
didikan tinggi bertujuan menyesuaikan
proses
keberhasilan
pe-
pendidikan tinggi di-
Peninjauan
dan
menentukan
dan
yang harus dilakukan peninjauan secara
nyusunan rencana pembelajaran dan
pembelajaran
Perbaikan
teknologi
serta
pemenuhan
pemangku
kepentingan
khsusnya pengguna lulusan.
dilaksanakan oleh dosen atau pelaksana
Tindakan best practice institusi untuk
akademik. Dengan demikian, evaluasi
menjalankan program integratif didalam
hasil pembelajaran mahasiswa mem-
kampus dengan luar kampus adalah
butuhkan perencanaan yang sistematis
dengan
dan
pembangunan
terukur
sesuai dengan
capaian
mewujudkan
dan
komitmen
pengembangan
pembelajaran dan visi misi perguruan
pendidikan karakter tidak hanya melalui
tinggi.
pembelajaran
Evaluasi
keberhasilan
mahasiswa
dalam tiga aspek pendidikan dijadikan
yang
mengacu
pada
kurikulum, namun penciptaan suasana
akademik
yang
berkarakter
melalui
10
kegiatan kemahasiswaan yang bersifat
tanggung jawab melaksanakan tugas dan
non
kewajiban. Nilai-nilai mulia sebagaimana
akademik.
akademik
Penciptaan
yang
suasana
berkarakter
harus
tersebut
secara
eksplisit
dituangkan
dikondisikan di dalam kelas maupun di
dalam mata kuliah pendidikan agama,
luar kelas,
pancasila dan kewarganegaraan. Namun
melalui kegiatan akademik
maupun nonakademik (kegiatan ekstra).
demikian
Pen-ciptaan suasana dan atmosfir harus
mahasiswa
di
dikembangkan
berkarakter, bermoral dan beretika di-
melalui unit kegiatan kemahasiswaan
butuhkan wahana dan media yang ada di
(UKM), karena unit kegitan mahasiswa ini
luar kelas melalui penciptaan atmosfir
merupakan wahana untuk menampung
akademik yang berkarakter dalam semua
dan menyalurkan aspirasi, bakat dan
kegiatan kemahasiswaan.
budayakan
minat
dan
mahasiswa
dalam
kehidupan
untuk
membangun
yang
pribadi
berkepribadian,
Sikap dan perilaku bermoral dan
kampus. Penciptaan suasana akademik
beretika,
bentuk interaksi mahasiswa dan dosen di
rencanakan dan dilakasnakan oleh sivitas
luar
akademika dan tenaga kependidikan
kelas
dilakukan
dalam
bentuk
harus
disosialisasikan
di-
keteladanan dosen dalam memnjunjung
dalam
tinggi tata nilai dan etika dalam bersikap
kampus. Forum ilmiah ilmiah dalam
dan bertutur kata serta maupun bentuk
bentuk
keteladanan
merupakan
wahana
Perilaku mahasiswa yang berkarakter,
digunakan
dosen
beretika
perguruan
karakter
dan
tumbuhkan
mulia
bermoral
dan
lainnya.
perlu
dibudayakan
di-
dalam
karakter
luar
secara
Kegiatan
kepramukaan,
aktifitas
diskusi,
seminar,
tinggi
kehidupan
workshop
yang
dapat
dan
manajemen
untuk
melakukan
sosialisasi, keteladan dan pendidikan
suasana akademik yang dilaksanakan di
kelas.
semua
bagi
proaktif
mahasiswa.
dan
Pelibatan
produktif
dari
kegiatan seni dan budaya dan kegiatan
mahasiswa dalam forum ilmiah dapat
ekstra lainnya merupakan wahana yang
dijadikan sebagai wahana dan media
dapat digunakan untuk menciptakan
menumbuhkan
suasana
pribadi
akademik
yang
berkarakter
dan
mahasiswa
mengembangkan
yang
berkarakter,
sesuai dengan nilai-nilai dan tata etika
khususnya
kehidupan kampus. Kampus merupakan
jujuran, kedisiplinan, sikap kritis dan
kelompok
yang
kreatif serta perilaku anti plagiat. Karena
objektif,
dalam perkembangan terkini dengan
serta
tumbuhnya teknolgi internet berdampak
menjunjung tinggi nilai-nilai akademik
mematikan kreatifitas mahasiswa dan
seperti kejujuran dalam tutur kata, sikap
menumbuhkan tindakan plagiat dalam
percaya diri dalam bertindak, kedisplinan
penyelesaian tugas-tugas yang diberikan
terhadap
oleh dosen dan penyelesaian karya
masyarakat
ditandai
dengan
rasional,
kreatif
aturan
ilmiah
perilaku
dan
dan
kritis
norma,
sikap
menumbuhkan
sikap
ke-
11
ilmiah.
Yang
lagi
kampus dan suasana akademik yang
adalah tindakan plagiasi di kalangan
kondusif menjadi penentu keberhasilan
perguruan
pembangunan
dilakukan
lebih
tinggi
oleh
sarjana,
mengerikan
ini
tidak
hanya
mahasiswa
namun
telah
jenjang
menjangkiti
dan
pengembangan
pendidikan karakter dalam membentuk
mahasiswa
yang
berkepribadian
dan
beberapa mahasiswa program doktor.
memiliki jati diri sesuai dengan bidang
Plagiasi adalah suatu bentuk tindakan
keahliannya. Oleh karena itu prasayarat
tidak bertanggung jawab, pelanggaran
yang
norma akademik,
bentuk kemalasan
pendidikan untuk membentuk maha-
berpikir kreatif dan produktif serta tidak
siswa yang berkarakter akademis adalah
adanya budaya malu dalam kalangan
penyediaan prasarana dan sarana yang
sarjana. Sikap mental dan perilaku ini
memadai, kebijakan dan aturan yang
harus hilangkan secara bertahan dan
sesuai dengan visi dan misi institusi.
berkelanjutan melalui pemebelajaran di
Penegakan dan pelaksanaan aturan dan
dalam
kebijakan secara arif dan bijaksana perlu
kelas
dan
direncanakan
terukur
di
secara
melalui
luar
kelas,
sistematis
dipenuhi
ditumbuhkan
dan
oleh
satuan
dibudayakan,
pe-
Kebijakan
ngabaian aturan dan kebijakan secara
kehidupan
massif oleh sivitas akademika adalah
kampus, aturan akademik merupakan
tindakan yang tidak sesuai dengan ciri
sebagai pengendali pendidikan karakter
dan karakteristik kelompok masyarakat
di dalam kehidupan kampus, sedangkan
ilmiah
keteladan dalam bentindak dan pola pikir
rasionalitas
yang
sebagai
kedisiplinan, serta berpikir kritis dan
dalam
kreatif dalam bertindak dan berperilaku
perguruan
tinggi,
rasional
motivasi
kurikulum.
dan
harus
norma
dari
kepada
dosen
mahasiswa
mebentuk mahasiswa yang berkarakter
dan bermoral.
Kunci
yang
berpikir,
tinggi
kejujuran
dan
akademik.
Beberapa
keterbatasan
kampus
pendidikan
dalam hal ini adalah memberikan fasilitas
karakter adalah pada satuan pendidikan
ruang dosen berdampak pada lemahnya
dalam bentuk keteladanan dari para
kinerja
pendidik
kependidikan
persiapan untuk menyiapkan rencana
Pendidikan
lokakarya biasanya meggunakan fasilitas
(Kebijakan
Karakter:
keberhasilan
menjunjung
dan
tenaga
Pembangunan
2010).
Keteladanan
bukan
secara
maksimal,
seperti
seadanya seperti ruang kelas sebagai
sekedar contoh dalam bertindak dan
alternatif
berperilaku, namun harus dapat dijadikan
tataruang ini kendala utamanya karena
sebagai motivasi dan penguat
bagi
keuangan dan infrastruktur yang lambat.
mahasiswa
dan
Sebagai kampus swasta kemandirian dan
dalam
bentindak
pengganti.
Pengelollan
berperilaku yang berkarakter akademis.
kemampuan
Sehingga keteladanan dalam kehidupan
pertimbangan lebih untuk menjangkau
finansial
menjadi
12
hal-hal yang membutuhkan anggaran
perencanaan, pelaksanaan dan adanya
besar, selain sisi operasional yang besar
evaluasi
sebuah kampus harus didukung oleh
terpadu dalam mata kuliah. Keteladanan
masyarakat
bertindak dan perilaku dosen dalam
luas
dan
otoritas
pemerintahan.
Perilaku
pendidikan
karakter
yang
suasana akademik merupakan motivasi
mahasiswa
pada
era
dan
penguat
mahasiswa
dalam
kekinian bisa dikatakan bukan sebagai
membentuk pribadi yang berkarakter
wujud idealisme masyarakat dalam teori
harus diwujudkan secara terencana dan
pembangunan masyarakat dalam konsep
terukur.
industrial,
sehingga
kendala
sisi
Peran
pendidikan
tinggi
dalam
psikologis, asal usul mahasiwa yang
membangun
heterogen
proses
pendidikan karakter diwujudkan dengan
integratif secara personal maupun sosial.
penyediaan prasarana dan sarana serta
Out-put mahasiswa tidak semuanya yang
peningkatan
menjalankan
manusia yang sesuai dengan visi dan misi
jurusan
berdampak
pada
profesi
yang
sebagaimana
kualitas
sumberdaya
institusi pendidikan. Fasilitasi intitusi,
mengindikasikan bahwa kehidupan sosial
kuantitas dan kualitas sumber daya
dan motivasi hidup saling dipertukarkan
manusia yang ada diharapkan mem-
dalam arena pilihan hidup masa depan
berikan kontribusi keberhasilan dalam
lulusan sebuah perguruan tinggi. Hasil
membentuk pribadi mahasiswa yang
tracer
berkarakter
menunjukan
lulusan
hal
mengembangkan
ini
studi
diambil,
dan
secara
dengan
bercirikan
ter-
sebagian
bentuknya sikap jujur, disiplin, kritis dan
mahasiswa bekerja sebagai wiraswasta
kreatif, percaya diri serta sikap anti
yang
plagiat dalam penyelesaian tugas karya
berarti
bahawa
umum
tidak
semuanya
bisa
ditampung oleh lembaga atau perusahan
tulis ilmiah.
yang membutuhkan.
E.
2014.
D. KESIMPULAN
Satuan pendidikan merupakan salah
satu
strategi
membangun
dan
dan
wahana
untuk
mengembangkan
pendidikan karakter, dilakukan dengan
cara merancang kurikulum mulai dari
perumusan
profil
DAFTAR PUSTAKA
dan
capaian
pembelajaran yang berkarakter. Strategi
yang dilakukan dengan cara mengintregasikan pendidikan karakter pada
kurikulum dan kuliah dilanjutkan dengan
“PENELITIAN KUALITATIF &
DESAIN RISET, Memilih Diantara
Lima Pendekatan” (Edisi Ke-3).
Diterjemahkan dari “Qualitative &
Research Design Choosing Among
Five Approaches, Third Edition”. First
published 2013 by SAGE. Edisi
Indonesia
diterbitkan
Pustaka
Pelajar. Yogyakarta.
Achmad Husen, dkk, 2010. Model
Pendidikan
Karakter
Bangsa.
Universitas Negeri Jakarta.
Badan Penelitian Dan Pengembangan
Pusat Kurikulum Dan Perbukuan,
13
2011.
Panduan
Pelaksanaan
Pendidikan Karakter. Kementerian
Pendidikan
Nasional,
Jakarta:
Kementerian Pendidikan Nasional.
Hasanah, e-jurnal edisi 2 2015.
Implementasi Nilai-nilai karakter
Inti
di
Perguruan
Tinggi.
http://journal.uny.ac.Id/index.php/j
pka/article/view/1439/1227/diundu
h 23 Oktober 2015
Miles M.B and Huberman AM. 1994. “An
expanded sourcebook: qualitative
data analysis”. 2nd edition. London:
Sage Publications;.
Moustakas, C. 1994. “Phenomenological
Research Method”, London: SAGE
Publications.
Pemerintah RI, 2010. Kebijakan Nasional
Pembangunan Karakter Bangsa
Tahun 2010-2015.
Udang-Undang Republik Indonesia No.
12 Tahun 2012 tentang Pendidikan
Tinggi.
Udang-Undang Republik Indonesia No.
20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional.
14